OBJEKTIVITAS BERITA PADA PASIEN RS KHODIJAH YANG BUTA – TULI SETELAH OPERASI HERNIA DI MEDIA JAWA POS (Analisis Isi Objektivitas Berita Pada Pasien RS Khodijah Yang Buta – Tuli Setelah Operasi Hernia di Media Jawa Pos Edisi 04 Oktober – 12 Oktober 2011).

OBJ EKTIVITAS BERITA PADA PASIEN RS KHODIJ AH YANG
BUTA – TULI SETELAH OPERASI HERNIA DI MEDIA
J AWA POS
(Analisis Isi Objektivitas Ber ita Pada Pasien RS Khodijah Yang Buta – Tuli
Setelah Operasi Hernia di Media J awa Pos Edisi 04 Oktober – 12 Oktober 2011)

SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi per syar atan memper oleh Gelar Sar jana pada
FISIP UPN : “Veteran” Jawa Timur

Oleh :
AZWIN SULTONI
NPM. 0543010285

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL”VETERAN” J AWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
SURABAYA
2011


Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

OBJ EKTIVITAS BERITA PADA PASIEN RS KHODIJ AH YANG
BUTA – TULI SETELAH OPERASI HERNIA DI MEDIA
J AWA POS
(Analisis Isi Objektivitas Ber ita Pada Pasien RS Khodijah Yang Buta – Tuli Setelah
Oper asi Hernia di Media J awa Pos Edisi 04 Oktober – 12 Oktober 2011)
Oleh :
AZWIN SULTONI
NPM. 0543010285
Telah diper tahankan dihadapan dan diter ima oleh tim penguji skripsi
J urusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veter an” J awa Timur
Pada tanggal 20 J anuar i 2012
Menyetujui,
TIM PENGUJ I:

PEMBIMBING
1.


Ir . Didiek Tranggono,M.Si
(NIP/NPT. 195812251990011001)

Dr a.Sumar djijati,M.Si
NIP 196203231993092001

2.
Dr a.Sumar djijati,M.Si
(NIP/NPT.196203231993092001)
3.
Drs. Kusnar to, M.Si
(NIP/NPT 195808011984021001)

Mengetahui,
DEKAN

Dra. Hj. Suparwati, M.Si
NIP. 030 175 349


ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ABSTRAKSI
AZWIN SULTONI, OBJ EKTIVITAS BERITA PADA PASIEN RS KHODIJ AH
YANG BUTA – TULI SETELAH OPERASI HERNIA DI MEDIA J AWA POS
(Analisis isi objektivitas ber ita pada pasien rs khodijah yang buta – tuli setelah
operasi her nia di media jawa pos)
Tujuan dari penelitian ini adalah adalah untuk melihat objektif atau tidak
pemberitaan yang ditulis pada Surat Kabar Jawa Pos tentang pemberitaan Buta – Tuli
setelah operasi hernia di Surabaya dengan periode yang telah ditentukan.
Penelitian ini menaruh perhatian pada fenomena yang terjadi di seputar RS
Khodijah terhadap pasiennya yang bernama Ahmad Fatih Asyifa. Landasan teori
yang dipakai dalam penelitian ini adalah teori obyektivitas berita menurut Rachma
Ida.
Metode penelitian yang digunakan adalah analisis isi pesan berita yang
dimuat, dengan cara sistematik dan obyektive.
Data dianalisis dengan menggunakan tabel frekuensi dari tabel tersebut,
dilakukan analisis dan perhitungan prosentase atas akurasi pemberitaan yaitu meliputi

kesesuaian judul dan isi berita, pencantuman waktu terjadinya suatu peristiwa,
penggunaan data pendukung, faktualitas berita, Fairness yaitu meliputi
ketidakberpihakan dilihat dari sumber berita yang digunakan, ketidakberpihakan
dilihat dari ukuran fisik luas kolom. Validitas yaitu meliputi atribusi sumber berita
dan kompetensi pihak yang dijadikan sumber berita.
Dari data yang di analisis menyimpulkan bahwa media Jawa Pos telah mampu
menyajikan berita secara obyektif berdasarkan akurasi pemberitaan, yaitu telah
seimbang kesesuaian antara judul berita dengan isi berita, terdapat data pendukung
serta tidak adanya pencampuran fakta dan opini dalam jumlah yang dominan. Begitu
juga dengan kategori validitas berita. Namun dalam kategori Fairness Jawa Pos masih
belum tergolong obyektif karena masih banyak pemberitaan yang lebih banyak
memuat pernyataan dari salah satu pihak.
Kata kunci, objektivitas berita, analisis isi, pasien Rs Khodijah, Jawa Pos

xi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR


Puji syukur penulis tujukan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Karena
karuniaNya, penulis bisa melaksanakan dan menyelesaikan penelitian yang berjudul
“Objektivitas Berita Pada Pasien RS Khodijah Yang Buta – Tuli Setelah Operasi
Hernia Di Media Jawa Pos ”. Tujuan penulis meneliti objektivitas pemberitaan ini
adalah untuk mengetahui objektif atau tidak pemberitaan ini.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra.Sumardjijati,M.Si selaku
dosen pembimbing utama yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan
bimbingan, nasehat serta motivasi kepada penulis. Dan penulis juga banyak menerima
bantuan dari berbagai pihak, baik itu berupa moril, spiritual maupun materiil. Untuk
itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Ir. Teguh Sudarto, MP. Rektor UPN “Veteran” Jawa Timur.
2. Dra.Hj.Suparwati,Msi. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak Juwito, S. Sos, MSi. Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi.
4. Bapak Drs. Syaifuddin Zuhri, MSi. Sekretaris Program Studi Ilmu
Komunikasi.
5. Ibu Dra.Sumardjijati,M.Si selaku dosen pembimbing utama yang telah
meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan.
6. Seluruh teman-teman semuanya yang selalu memberikan spirit kepada

penulis.

iv
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7. Dan Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu-satu oleh penulis, yang telah
membantu penyelesaian penelitian ini.

Serta tak lupa penulis memberikan rasa terima kasih secara khusus kepada:
a. Bapak, Ibu dan adik-adikku, yang telah memberikan dorongan, semangat, dan
pengertiannya bagi penulis baik secara moril dan materiil selama kuliah.
b. Sahabat-sahabat terbaik yang selalu ada.
c. Seluruh teman-teman di lingkungan yang selalu memberikan spirit kepada
penulis.

Penulis menyadari bahwa di dalam laporan skripsi ini akan ditemukan banyak
kekurangan. Untuk itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat
diharapkan demi kesempurnaan laporan skripsi ini. Akhirnya, dengan segala
keterbatasan yang penulis miliki semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua

pihak umumnya dan penulis pada khususnya.

Surabaya, 17 Oktober 2011

Penulis

v
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN J UDUL ..................................................................................

i

HALAMAN DAN PENGESAHAN UJ IAN SKRIPSI...............................

ii


KATA PENGANTAR ................................................................................

iv

DAFTAR ISI ..............................................................................................

vi

DAFTAR TABEL…………………………………………………………….

ix

DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………… ..

x

ABSTRAKSI…………………………………………………………………

xi


BAB I

BAB II

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah .....................................................

1

1.2. Perumusan Masalah ..........................................................

14

1.3. Tujuan Penelitian ...............................................................

14

1.4. Kegunaan Penelitian ........................................................

14


KAJ IAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
2.1.1. Pengertian Media Massa Dan Komunikasi Massa ....

15

2.1.2. Berita .....................................................................

18

2.1.3. Pers Dalam Kaidah Jurnalistik...................................

28

2.1.4. Pengertian Surat Kabar..............................................

32

2.2. Objektivitas Berita .............................................................


33

2.3. Kerangka Berfikir ...............................................................

37

vi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB III

BAB IV

METODE PENELITIAN
3.1. Definisi Operasional ..........................................................

39

3.1.1.Obyektivitas Berita Pada Pasien RS Khodijah .....................

40

3.2. Kategorisasi Objektivitas Pers ............................................

42

3.2.1. Akurasi Pemberitaan ................................................

42

3.2.2. Fairness dan Ketidakberpihakan Pemberitaan ...........

44

3.2.3. Validitas Keabsahan Pemberitaan .............................

44

3.3. Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel ...............

46

3.3.1. Populasi ................................................................

46

3.3.2. Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ....................

47

3.4. Teknik Pengumpulan Data .................................................

47

3.5. Teknik Analisis Data ..............................................................

48

HASIL DAN PENELITIAN
4.1. Gambaran Umum Perusahaan……………………………….

50

4.1.1. Gambaran Umum Surat Jawa Pos ……………… ...... .

50

4.2. Penyajian Data dan Analisis Data............................................... 53
4.2.1. Obyektivitas Pemberitaan............................................... 54
4.2.1.1. Akurasi Pemberitaan…………………………… 59
4.2.1.2 Fairness atau Ketidakberpihakan……………….. 68
4.2.1.3. Validitas Pemberitaan………………………….. 73

vii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan………………………………………………….

79

5.2. Saran………………………………………………………… 82
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………… 83
LAMPIRAN

vii

viii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah

Dalam masyarakat modern seperti sekarang ini peranan dan pengaruh
informasi dan komunikasi sangat terasa. Tidak ada kegiatan yang dilakukan di dalam
dan oleh masyarakat yang tidak memerlukan informasi. Kenyataan tersebut di atas
tidak dapat dipungkiri kebenarannya. Hanya orang atau bangsa yang mempunyai
banyak informasi yang dapat berkembang dengan pesat. Dalam hal ini negara yang
memiliki kemampuan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
informasi akan lebih memperoleh kesempatan memiliki sistem komunikasi yang
dapat menunjang kepentingan nasionalnya, ideologinya, dan pandangan hidupnya.

Salah satu kebutuhan utama manusia adalah informasi, dalam perkembangan
yang terjadi saat ini semakin banyak individu maupun kelompok yang membutuhkan
informasi. Informasi tidak hanya digunakan sebagai kebutuhan semata, melainkan
juga alat untuk mendapatkan kekuasaan. Penguasaan terhadap media informasi
mampu menjadikan kita sebagai penguasa. Seperti yang ada dalam pandangan umum
bahwa penguasa media informasi merupakan penguasa masa depan. (Romli 1999:26).

1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

Informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat pada umumnya adalah yang dapat
dipercaya, aktual dan bertanggung jawab, sesuai dengan karakteristik berita yang ada.
Pada mulanya jurnalistik hanya mengolah hal-hal yang sifatnya informasi saja,
dengan kata lain jurnalistik adalah suatu berita yang dapat di sebarluaskan pada
masyarakat.

Dalam perkembangan selanjutnya, surat kabar yang bisa mencapai rakyat
secara massal itu dipergunakan untuk melakukan social control, sehingga surat kabar
tidak hanya bersifat informatif tetapi juga persuasive. Bukan hanya sekedar
menyampaikan informasi saja tetapi juga mendidik, menghibur, dan mempengaruhi
khalayak agar khalayak melakukan kegiatan tertentu. (Effendy, 1993; 93)

Masyarakat semakin membutuhkan informasi. Masyarakat mulai bergantung
kepada media massa sebagai penyaji beragam informasi. Pengaruh media massa
semakin besar bagi masyarakat. Oleh sebab itu, media massa pers harus tetap
menjalankan fungsinya sebagai lembaga kemasyarakatan yang tetap mempertahankan
idealisme pers dalam menyiarkan informasi, mendidik, menghibur dan mempengaruhi
khalayak sasarannya.

Kegiatan media massa yang mengikuti perkembangan teknologi komunikasi
salah satunya adalah dengan media cetak, media massa cetak terbagi menjadi berbagai
segi, format broadsheet, yakni media cetak yang berukuran surat kabar umum. Faktor
terbesar yang bisa menunjang penyebaran informasi kepada khalayak adalah dengan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

media massa. Media massa telah menjadi fenomena tersendiri dalam proses
komunikasi, hal ini bisa tergambar dari relita yang ada saat ini banyak koran-koran
baru, stasiun televisi baru, dan berbagai sarana media massa. Masing-masing media
mempunyai kelebihan dan kekurangan tersendiri.

Salah satu kelebihan surat kabar dibanding media lain adalah surat kabar lebih
terdokumen, sehingga bisa “dikonsumsi” kapan dan dimana saja. Berbeda dengan
penyajian informasi pada media televisi, di media televisi kita harus berada di depan
televisi pada jam-jam tertentu. Hal inilah yang membuat surat kabar masih tetap
disukai.

Semakin banyaknya jumlah dan beragamnya jenis surat kabar yang beredar di
masyarakat saat ini dapat memberi dampak maupun pengaruh pada penerbit surat
kabar maupun pembaca. Pengaruh akan banyaknya penerbit adalah konsumen atau
pembaca akan lebih selektif dalam pemilihan surat kabar, sedangkan untuk penerbit
mereka harus selalu berupaya memperbaiki dan meningkatkan penyajian beritaberitanya. Penampilan bentuk surat kabar juga harus lebih menarik agar dapat
mamikat konsumen.

Untuk dapat memberikan informasi kepada masyarakat, media atau pers
dituntut untuk bisa menambah pengetahuan pembacanya dengan menyajikan
informasi yang memiliki kebenaran, kepentingan, dan manfaat. Dengan banyaknya

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

aneka ragam surat kabar pembaca menjadi lebih selektif dalam memilih suat kabar
yang sesuai dengan kebutuhan mereka.

Setiap surat kabar mempunyai ragam berita, mulai dari bidang ekonomi,
sosial, poltik, budaya, kriminal, sampai pada pemberitaan selebriti. Surat kabar dapat
memberikan porsi yang berbeda terhadap suatu kejadian yang sama. Surat kabar satu
menyajikan sebuah berita sebagai berita utama belum tentu pemberitaan tersebut
menjadi berita utama pula di surat kabar lain, bahkan bisa saja tidak dimuat sama
sekali.

Berita diproduksi dan didistribusikan oleh pers. Pers menyandang peran ganda
yaitu sebagai produsen berita dan saluran dalam sebuah proses komunikasi. Pers
sebagai penghubung antara komunikator dengan komunikan. Kebebasan media
dilindungi oleh undang-undang yang menjamin beropini dan kebebasan memberikan
informasi kepada masyarakat.

Penerbitan pers dengan format koran mempunyai frekuensi penerbitan yang
sangat tinggi, karena waktu penebitannya dilakukan setiap hari. Sehingga informasiinformasi yang yang disampaikan pada khalayak bersifat up to date, dari beberapa
koran terbitan yang ada di Jawa Timur, Jawa Pos merupakan salah satu koran terbesar
yang memiliki pembaca terbanyak di Jawa Timur. Karena berita adalah sesuatu yang
termasa (baru) yang dipilih oleh wartawan untuk dimuat dalam surat kabar atau
majalah. (Djuroto, 2002; 7).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

Setiap berita yang dimunculkan dalam setiap rubrik memiliki kepentingan
penyampaian yang berbeda. Berita yang di munculkan cendrung menjadi bahan
pembicaraan di masyarakat luas mulai dari berita politik, remaja, hingga suatu berita
yang menjadi pro kontra publik. Berita-berita juga harus memliki nilai berita yang
bisa menarik perhatian pembaca. Kriteria umum nilai merupakan acuan yang dapat
digunakan oleh para jurnalis untuk memutuskan fakta yang pantas dijadikan berita
dan memilih mana yang lebih baik (Widodo, 1997; 20). Jika berita itu menarik, maka
akan mengundang selera maupun minat para pembaca yang akhirnya membeli.

Sebuah berita yang dianggap penting dan aktual serta sesuai kebutuhan
informasi khalayak pembacanya akan ditempatkan sebagai berita utama. Berita utama
yang baik akan membuat pembaca tergerak untuk memberikan perhatiannya pada
surat kabar tersebut, mengingat posisinya yang ditempatkan di halaman muka dari
surat kabar.

Berita utama didefinisikan oleh (Junaedhie, 1991; 29) adalah berita yang di
anggap sangat layak di pasang di halaman depan, dengan judul yang merangsang
perhatian menggunakan tipe huruf lebih besar, pendeknya berita istimewa. Berita
utama adalah berita terpenting dari semua berita yang dimuat dalam suatu surat kabar,
maka pemilihan berita utama dilakukan selektif mungkin sesuai dengan kebijaksanaan
redaksionalnya. Biasanya tema berita yang diangkat menjadi berita utama di pilih dan
di sepakati oleh redaksi sebagai tema yang paling pantas untuk diketahui masyarakat
pada saat itu.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

Seperti pemberitaan pada Headline koran Jawa Pos di rubrik metropolis Buta
– Tuli Setelah Operasi Hernia pada tanggal (4/10). Di RS. Khodijah, Sepanjang
Sidoarjo

lah yang membuat Ahmad Fatih Asyifa

kini mengalami gangguan

pendengaran dan penglihatan. Kejadian tersebut memunculkan dugaan terjadinya
malpraktik di RS tersebut. Pada tanggal (3/10) Syifa panggilan akrabnya beserta
orang tuanya, Nur Solihah dan Rumikan berobat ke Instalasi Rawat Darurat RSUD dr
Soetomo. Berharap sembuh malah mengalami komplikasi, dia tidak bisa melihat dan
badannya pun sering kejang-kejang.

Operasi Hernia berlangsung pada 5 Juli pukul 09.00 wib di RS Khodijah.
Operasi berlangsung kurang lebih satu jam kemudian Syifa menunjukkan tanda-tanda
kekhawatiran yaitu suhu badan yang berangsur naik dan tubuh mulai kejang-kejang.
Saat Rumikan menanyakan ke dokter apa yang dialami oleh anaknya Syifa namun
mereka tidak menjelaskan apapun. Keesokan harinya Syifa dirujuk ke RSUD dr
Soetomo selama 1,5 bulan. Rumikan bertanya-tanya apa yang sudah dialami buah
hatinya tersebut, apa karena komplikasi operasi hernia. Padahal dia sudah
menghabiskan banyak uang untuk pengobatan buah hatinya tersebut. Selama di rawat
di RS Khodijah Rumikan sudah menghabiskan dana Rp 6.5 juta dan dua hari di IRD
habis Rp 7 juta.

Kepala IRD RSUD Dr. Soetomo dr Urip Murtedjo mengatakan, pasien yang
bernama Ahmad Fatih Asyifa ini masih berada dalam observasi tim dokter. Kemudian
ditanya mengenai dugaan malpraktik dr Urip tidak mau berkomentar karena masih

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

belum mengetahui kondisi riilnya dan juga tak mau menjawab mengenai
kemungkinan Syifa mengalami infeksi setelah menjalani operasi. Kemudian, Kepala
Bagian Pelayanan Medis RS Khodijah Sepanjang, Sidoarjo dr Rusdi Arief
mengatakan, kejadian yang dialami Syifa bukanlah malpraktik tapi itu merupakan
reaksi pasien terhadap obat anestesi yang disebut hipertermia maligmant. Panasnya
obat anestis ini mungkin membuat tidak kuat tapi ini merupakan sebuah tindakan
medis. Satu jam setelah operasi berjalan tubuhnya Syifa langsung mengalami kejang
tapi diperkirakan karena panas yang hebat hingga mencapai 40 derajat celcius serta
kejang-kejang itu. Ada kerusakan dijaringan otak pasien sehingga mengakibatkan
gangguan penglihatan, pendengaran dan fungsi motoriknya. Ditanya apakah Syifa
bisa kembali seperti semula, Rusdi tidak bisa memastikan karena penyembuhannya
memerlukan proses yang cukup lama.

Sementara itu, pada rubrik metropolis (5/10) Keluarga tuntut Asyifa
disembukan total. Nur Solihah yang didampingi pengacaranya M. Soleh ditemui
Kepala Bagian RS Khodijah dr Rusdy yang membahas agar pihak rumah sakit
bertanggung jawab dengan memberikan pengobatan hingga sembuh total. Pihaknya
akan melaporkan ke IDI (Ikatan Dokter Indonesia), saya bukan dokter tapi indikasi
malpraktik kan nyata ada. Sebelum operasi kondisi Asyifa baik-baik saja tetapi
setelah operasi kejang-kejang, ujarnya. Ketua Persi (Perhimpunan Rumah Sakit
Indonesia) dr Dodo Anando juga berpendapat bahwa pihaknya akan menunggu hasil
kerja tim medis RSUD dr Soetomo dan akan diklarifikasi dengan keterangan dari RS

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

Siti Khodijah. Pengkajian kasus Syifa di RSUD dr Soetomo melibatkan banyak ahli.
Selain dokter anak, ada anestesi, bedah, medikolegal, dan komite medik RSUD dr
Soetomo.

Asyifa Tunggu Realisasi Janji Gubernur, judul itulah yang ditulis Headline
rubric Metroplis harian jawa pos metropolis pada tanggal (6/10). Itu adalah janji
Gubernur Jawa Timur Soekarwo untuk menggratiskan seluruh biaya pengobatan Syifa
dan hal itu disampaikan saat gubernur menghadiri acara bakti sosial di Surabaya
Barat. Rukiman bersyukur atas penetapan penggratisan biaya pengobatan Syifa dan
pengobatan gratis itu juga merupakan bentuk rasa simpati dan empati dari Pemrov
Jatim. Bukan hanya Pemprov Jatim yang siap menjamin biaya pengobatan Syifa. RS
Siti Khodijah juga siap memberikan perawatan untuk memulihkan kondisi Syifa
secara cuma-cuma. Sementara itu kuasa hukum RS Siti Khodijah Masbuhin juga
mengatakan, Komitmen RS Siti Khodijah untuk memberikan perawatan gratis kepada
Syifa itu tidak berarti bahwa mereka mengaku melakukan malapraktik saat
mengoperasi hernia Syifa Juli lalu. "Ada mekanisme tersendiri untuk membuktikan
ada malapraktik atau tidak. Apa yang kami lakukan semata-mata untuk membantu
Syifa. Di tempat terpisah, Sholeh kembali menemukan indikasi adanya malapraktik
oleh RS Siti Khodijah. Dua orang yang mengaku pernah dirawat di RS Siti Khodijah
kemarin memberikan testimoni. Mereka adalah Budi Santoso dan Yahya Umar, yang
mengaku kondisi kesehatannya malah memburuk setelah dirawat di sana. Masbuhin
mengakui bahwa Yahya adalah salah seorang pasien RS Siti Khodijah. Namun, Budi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

maupun Yahya setelah berobat tidak pernah kembali dan melaporkan lagi keluhan
mereka. Jadi, pihak RS tidak tahu apa yang terjadi dengan mereka. Sebab, mereka
tidak kembali ke RS. "Apa yang terjadi dengan Yahya tidak bisa kami ungkap.
Berita di atas merupakan kutipan dari koran Jawa Pos, dalam lima edisi koran
Jawa Pos yaitu edisi tanggal 4 - 12 Oktober 2011. Dalam penulisan berita tersebut
judul berita dituliskan dengan ukuran besar. Menurut Junaedhi (1991 : 29) berita yang
ditulis dengan huruf ukuran besar pada judulnya merupakan berita utama atau
istimewa. Berita utama dilakukan selektif mungkin sesuai dengan kebijaksanaan
redaksionalnya, dan sesuatu yang dianggap paling pantas diketahui oleh masyarakat
pada saat itu.
Definisi tentang objektivitas berita sangat beragam, namun secara sederhana
dapat dijelaskan bahwa berita yang obyektif adalah berita yang menyajikan fakta,
tidak berpihak dan tidak melibatkan opini dari wartawan. Objektivitas menurut
mcQuail (1994 : 130) lebih merupakan cita-cita yang diterapkan seutuhnya. Dalam
sistem media massa yang memiliki keanekaragaman eksternal, terbuka kesempatan
untuk penyajian informasi yang memihak, meski sumber tersebut harus bersaing
dengan sumber informasi lainnya yang menyatakan dirinya obyektif. Meskipun
demikian tidak sedikit media yang mendapatkan tuduhan “media itu tidak obyektif”.
Objektivitas berita merupakan suatu keadaan berita yang disajikan secara utuh
dan tidak bersifat memihak salah satu sumber berita, yang bertujuan untuk memberi
informasi dan pengetahuan kepada konsumen. (flournoy, 1986 : 48). Setiap berita

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

yang disajikan dalam suatu surat kabar atau majalah harus memenuhi unsur
obyektivitas. Obyektivitas berita merupakan hal yang sangat penting dalam penyajian
sebuah berita. Penyajian berita yang tidak obyektif dapat menimbulkan banyak
ketidakseimbangan, artinya bahwa berita hanya disajikan berdasarkan informasi pada
sumber berita yang kurang lengkap dan cenderung sepihak.
Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah analisis isi sehingga
diperoleh pemahaman yang akurat dan penting. Analisisnya adalah berita di surat
kabar yang analisis ini digunakan untuk mengkaji pesan-pesan di media (flournoy,
1986 : 12). Pemanfaatan ilmu komunikasi media massa dapat diperoleh secara tepat
implementasi di lapangan atas obyektivitas pers dari surat kabar yang menjadi subyek
penelitian (McQuail, 1994 : 179).
Untuk dapat memahami ketimpangan arus informasi peneliti sengaja memilih
media Jawa pos, media koran harian Jawa Pos dipilih sebagai obyek penelitian
karena Jawa pos merupakan salah

satu media yang berada dan berkantor pusat di

Surabaya dimana dilihat dari sisi news value dari berita yang diangkat oleh penulis
kejadian perkara juga berada di Surabaya. Alasan kedua penulis memilih media koran
Jawa Pos karena pemberitaan Satu Sekolah Nyontek Masal menjadi sebuah berita
yang istimewa, dan menjadi headline dalam rubric Metropolis, berita ini
menggunakan font dengan size besar pada judulnya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah analisis isi sehingga
diperoleh pemahaman yang akurat dan penting. Analisisnya adalah berita di surat
kabar yang analisis ini digunakan untuk mengkaji pesan-pesan di media (flournoy,
1986 : 12). Pemanfaatan ilmu komunikasi media massa dapat diperoleh secara tepat
implementasi di lapangan atas obyektivitas pemberitaan dari surat kabar yang menjadi
subyek penelitian (McQuail, 1994 : 179

Definisi tentang objektivitas berita sangat beragam, namun secara sederhana
dapat dijelaskan bahwa berita yang obyektif adalah berita yang menyajikan fakta,
tidak berpihak dan tidak melibatkan opini dari wartawan. Objektivitas menurut
(McQuail, 1994; 130) lebih merupakan cita-cita yang diterapkan seutuhnya. Dalam
sistem media massa yang memiliki keanekaragaman eksternal, terbuka kesempatan
untuk penyajian informasi yang memihak, meski sumber tersebut harus bersaing
dengan sumber informasi lainnya yang menyatakan dirinya obyektif. Meskipun
demikian tidak sedikit media yang mendapatkan tuduhan “media itu tidak obyektif”.

Objektivitas berita merupakan suatu keadaan berita yang disajikan secara utuh
dan tidak bersifat memihak salah satu sumber berita, yang bertujuan untuk memberi
informasi dan pengetahuan kepada konsumen. (Flournoy, 1986; 48). Setiap berita
yang disajikan dalam suatu surat kabar atau majalah harus memenuhi unsur
obyektivitas. Obyektivitas berita merupakan hal yang sangat penting dalam penyajian
sebuah berita. Penyajian berita yang tidak obyektif dapat menimbulkan banyak

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

ketidakseimbangan, artinya bahwa berita hanya disajikan berdasarkan informasi pada
sumber berita yang kurang lengkap dan cenderung sepihak.

Sebuah berita bisa dikatakan obyetif bila memenuhi beberapa unsur,
diantaranya adalah tidak memihak, transparan, sumber berita yang jelas, tidak ada
tujuan atau misi tertentu. Dilihat dari beberapa unsur di atas banyak sekali berita yang
disajikan belum memenuhi unsur-unsur obyektivitas atau bisa dikatakan bahwa berita
tersebut tidak obyektif. Suatu berita yang disajikan tidak obyektif hanya akan
menguntungkan salah satu pihak dan akan merugikan pihak lain.

Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah analisis isi sehingga
diperoleh pemahaman yang akurat dan penting. Analisisnya adalah berita di surat
kabar yang analisis ini digunakan untuk mengkaji pesan-pesan di media (flournoy,
1986; 12). Pemanfaatan ilmu komunikasi media massa dapat di peroleh secara tepat
implementasi di lapangan atas obyektivitas pemberitaan dari surat kabar yang menjadi
subyek penelitian (McQuail, 1994; 179).

Untuk dapat memahami ketimpangan arus informasi peneliti sengaja memilih
media Jawa pos, media koran harian Jawa Pos dipilih sebagai obyek penelitian karena
Jawa pos merupakan surat kabar terbesar di Jawa Timur khususnya di Surabaya atau
terbesar kedua setelah kompas (Sein dan Han, 1999 : 120) hingga kini Jawa Pos
memiliki tiras tidak kurang dari 352.000 eksemplar dengan peredaran yang berpusat
di Jawa Timur sebesar 77,29% dan 32,71% sisanya beredar di hampir seluruh kota-

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

kota besar Indonesia. Dengan pertimbangan tiras sebesar itu, menunjukan
bahwasanya Jawa Pos memiliki jumlah pembaca yang besar, meluas di masyarakat
khususnya Jawa Timur dan mampu memunculkan opini publik yang cukup signifikan
dan Jawa Pos merupakan koran yang menyatakan ideologi pasar, oplah (Suwardi
dalam Arini, 2007 : 11) pasar dalam hal ini pembaca yang berasal dari latar belakang
yang berbeda-beda pluralitas itulah yang agaknya coba ditujukan Jawa Pos

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

1.2.

Per umusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas yang melandasi penelitian

ini, maka penelitian dirumuskan sebagai berikut : “Bagaimanakah Objektivitas Berita
Pasien RS Khodijah Setelah Operasi Hernia?.”
1.3.

Tujuan penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah

untuk mengetahui Objektivitas Berita Pasien RS Khodijah Setelah Operasi Hernia di
Koran Jawa Pos.
1.4.

Kegunaan penelitian

1. Kegunaan

Teoritis : Menambah kajian ilmu komunikasi yang berkaitan dengan

penelitian obyektivitas berita, sehingga hasil penelitin ini diharapkan bisa menjadi
landasan pemikiran untuk penelitian-penelitian selanjutnya.
2. Kegunaan

Praktis : penelitian ini diharapkan sebagai bahan pertimbangan bagi

Redaksi Jawa Pos didalam memberitakan berita Pasien RS Khodijah tanpa harus
memihak pada pihak manapun, transparan, dan sumber berita yang jelas.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA

2.1.

Landasan Teori

2.1.1. Penger tian Media Massa dan Komunikasi Massa
Media massa yang dikemukakan oleh Althusser dan Gramsci dalam Sobur
(2004:30) merupakan alat yang di gunakan untuk menyampaikan pendapat atau
aspirasi baik itu dari pihak masyarakat maupun dari pihak pemerintah atau negara.
Media massa tersebut sebagai wasah untuk menyalurkan informasi yang merupakan
perwujudan dari hak asasi manusia dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara,
dalam diri media massa juga terselubung kepentingan-kepentingan yang lain,
misalnya kepentingan kapitalisme modal dan kepentingan keberlangsungan lapangan
pekerjaan bagi karyawan dan sebagainya.
Komunikasi masa menurut Bittner (Rakhmat, 2001). “mass Communication is
message communication through a mass medium to large number of people”
(Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada
sejumlah besar orang). Sedangkan menurut Devito yang dikutip dari (Effendy, 2001)
mendefinisikan

komunikassi

massa

sebagai

“First

mass

Comunication

is

communication addressed to the masses to an extremely large audience. This does not
mean that the audience include all people or everyone who reads or everyone who
whatches television, rather it means am audience that is large an generally rather

15
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

people defined. Second, mass communication isperhap most easilu logically defined
by its forms : television, radio, newspaper, magazine, film, books, and tapes.”
(pertama komunikasi massa adalah komunikasi yang ditunjukan kepada massa kepada
khalayak yang luar biasa banyaknya, ini tidak berarti bahwa khalayak meliputi
seluruh penduduk atau semua orang yang menonton televisi, agaknya ini berarti
bahwa khalayak itu besar dan pula umumnya agak sukar untuk di defenisikan. Kedua,
komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar yang
audio dan visual. Komunikasi massa barangkali akan lebih mudah dan lebih logis bila
didefinikasikan menurut bentuknya : televisi, radio, surat kabar, tabloid, film, buku
dan pita).
Lebih lanjut Efendy (2001) menegaskan tentang pengertian komunikasi massa
yaitu :
“Mass communication is process by which a message is transmitted through
one more of the mass media (Newspaper, Radio, television, movies, magazine, and
books) to an audience that is relatively large an animous.”
Jadi komunikasi massa adalah proses menyebarkan pesan melalui salah satu
media massa (Tabloid, radio, televisi, bioskop, dan buku-buku) kepada khalayak luas
yang tidak dikenal.
McQuail (2001) dalam bukunya Teori komunikasi Massa. Suatu pengantar,
menjabarkan tentang ciri-ciri komunikasi massa yaitu “ sumber komunikasi massa
bukanlah satu orang tetapi organisasi formal, “sang pengirim”nya seringkali
merupakan komunikator professional. Komunikan (penerima) adalah bagian dari

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

khalayak luas. Peasanya tidak unik beraneka ragam dapat diperkirakan. Seringkali
diprosses, distadarisasikan dan selalu diperbanyak.
Pesan itu juga merupakan suatu produk dan komodisi yang mempunyai nilai
tukar, serta acuan simbolik yang mengandung nilai “kegunaan”. Hubungan antara
pengirim dan penerima bersifat satu arah dan jarang sekali bersifat interaktif.
Komunikasi massa sering sekali mencakup kontak secara serentak antara satu
pengiriman dengan banyak penerimaan, menciptakan pengaruh luas dalam waktu
singkat, dan menimbulkan respon seketika dari banyak orang serentak.
Senada dengan (Mc Quail, Effendy, 2001) memberikan ciri-ciri tentang
komunikasi massa, yaitu: Komunikator pada komunikasi massa, Media massa sebagai
saluran komunikasi massa merupakan lembaga yaitu suatu institusi atau organisasi,
maka komunikatornya melembaga (Institusionalized Communication / Organaized
Communicator). Komunikator pada komunikasi massa misalnya wartawan tabloid,
karena media yang digunakan adalah suatu lembaga. Dalam menyebarluaskan pesan
komunikasinya bertindak atas nama lembaga, sejalan dengan kebijakan (policy)
tabloid yang diwakilinya. Ia tidak mempunyai kebebasan individual, jadi kebebasan
mengemukakan pendapat (Freedom of Expression atau Feredom of Opinion)
merupakan kebebasan terbatas (Restricted Freedom).
Media massa mempunyai kekuatan yang sangat signifikan dalam usaha
mempengaruhi khalayaknya. Keberadaan media massa mempunyai peranan penting
dalam usaha memberikan informasi penting bagi masyarakat, pengetahuan yang dapat
memperluas wawasan, sarana hiburan sebagai pelepas ketegangan, dan yang tidak

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

kalah pentingnya adalah peranan media sebagai kontrol sosial untuk memberikan
kritik maupun mendukung kebijakan pemerintah agar memotivasi masyarakat.
Media massa merupakan institusi baru yang berkaitan dengan produksi dan
distribusi pengetahuan dalam arti luas. Media massa mempunyai sejumlah ciri-ciri
yang menonjol, diantaranya adalah penggunaan teknologi yang relatif maju untuk
produksi (massal) dan penyebaran pesan, mempunyai organisasi yang sistematis dan
aturan-aturan sosial serta sasaran pesan yang mengarah pada audiens dalam jumlah
besar yang tidak bisa ditentukan apakah mereka menerima pesan yang disampaikan,
atau malah menolaknya. Institusi media massa pada dasarnya terbuka, beroprasi
dalam dimensi publik untuk memberikan saluran komunikasi reguler dari berbagai
pesan yang mendapat persetujuan sosial dan dikehendaki oleh banyak individu.
Dalam komunikasi massa menurut Winarni dapat dipusatkan pada komponenkomponen komunikasi massa, yaitu variabel yang dikandung dalam setiap tindak
komunikasi dan bagaimana variabel ini bekerja pada media massa. Kelima komponen
tersebut adalah:
1.

Sumber. Komunikasi massa adalah suatu organisasi kompleks yang
mengeluarkan biaya besar untuk menyusun dan mengirimkan pesan.

2.

Khalayak. Komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada
massa. Yaitu khalayak yang jumlahnya besar yang bersifat heterogen dan
anonim.

3.

Pesan dalam komunikasi massa bersifat umum, maksudnya adalah setiap
orang bisa mengetahui pesan-pesan komunikasi dari media massa.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

4.

Proses. Ada dua proses dalam komunikasi massa yaitu:
a)

Komunikasi massa merupakan proses satu arah. Komuniksi ini berjalan
dari sumber ke penerima dan secara tidak langsung dikembalikan kecuali
dalam bentuk umpan balik tertunda.

b)

Komunikasi massa merupakan proses dua arah (proses seleksi). Baik
media maupun khalayak melakukan seleksi. Media menyeleksi khalayak
sasaran atau penerima menyeleksi dari semua media yang ada, pesan
manakah yang mereka ikuti.

5.

Konteks komunikasi massa berlangsung dalam suatu konteks sosial. Media
mempengaruhi konteks sosial masyarakat mempengaruhi media massa.
(Winarni 2003:4-5).

Dalam komunikasi massa, umpan balik relatif tidak ada atau bersifat tunda,
komunikator cenderung sulit untuk mengetahui umpan balik komunikan secara
segera. Untuk mengetahuinya, maka biasanya harus diadakan seminar terbuka yang
menghubungkan antara komunikator dan komunikan secara langsung, diadakan
survey atau penelitian. (Vardiansyah 2004:33).

2.1.2. Berita
Berita adalah laporan tercepat mengenai fakta atau ide terbaru yang benar,
menarik, dan atau penting bagi sebagian besar khalayak, melalui media berkala
seperti surat kabar, radio, televisi, atau media on line internet. Berita berasal dari

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

bahasa sansekerta, yaitu urit yang dalam bahasa Inggris disebut write, yang berarti
sebenarnya adalah ada atau terjadi. Sebagian ada yang menyebut dengan Writta,
artinya kejadian atau yang telah terjadi. Dalam kamus besar bahasa Indonesia karya
Poerwadarminto, berita di perjelas menjadi laporan mengenai kejadian atau peristiwa
yang hangat.
Sedangkan menurut (McQuail, 1989 : 189) berita merupakan sesuatu yang
bersifat metafistik dan sukar dijawab kembali dalam kaitannya dengan institusi dan
kata putus mereka yang bersifat rasa dan sulit diraba karena kehalusannya. Berita
bukanlah cermin kondisi sosial, tetapi laporan tentang salah satu aspek yang telah
menonjolkannya sendiri.
Suatu fakta dapat dikatakan berita, apabila memenuhi syarat antara lain telah
dipublikasikan oleh seseorang atau institusi yang jelas identitasnya, alamat, dan
penanggungjawabnya, fakta tersebut ditemukan oleh jurnalis dengan cara yang sesuai
dengan standar operasional dan prosedur dalam profesi jurnalistik (Panuju, 2005 : 52).
Dari beberapa definisi tersebut dapat dirangkum bahwa berita adalah laporan
dari kejadian yang penting atau peristiwa hangat, dapat menarik minat atau perhatian
para pembaca. Berita merupakan gudang informasi, dan berita merupakan bagian
terpenting dari tabloid atau surat kabar.
Menurut (Djuroto, 2002 : 48) untuk membuat berita paling tidak harus
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1.

Menjaga obyektivitas dalam pemberitaan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

2.

Faktanya tidak boleh diputar sedemikian rupa hingga tinggal sebagian
saja.

3.

Berita itu harus menceritakan segala aspek secara lengkap.

Sedangkan menurut (Kusumaningrat, 2006 : 47) unsur-unsur yang membuat
suatu berita layak untuk dimuat ada tujuh yaitu ; Akurat, Lengkap, Adil, Berimbang,
Objektif, Ringkas, Jelas, dan Hangat. Dan dalam mengangkat sebuah berita, wartawan
menyerahkan laporan berita yang mereka liput kepada editor; editor adalah orang
yang mengedit naskah tulisan atau karangan yang akan diterbitkan oleh majalah, surat
kabar.
Selain unsur-unsur berita wartawan juga harus memikirkan nilai berita, dalam
cerita atau berita itu tersirat pesan yang ingin disampaikan wartawan kepada
pembacanya. Ada tema yang diangkat dari suatu peristiwa. Nilai berita ini menjadi
menentukan berita layak berita. Menurut (Ishwara 2005 : 53) peristiwa-peristiwa yang
memiliki nilai berita ini misalnya yang mengandung konflik, bencana dan kemajuan,
dampak, kemasyhuran, segar dan kedekatan, keganjilan, human interest, seks, dan
aneka nilai lainnya.
Sedangkan menurut (Effendy, 2010 : l67)
1. Aktualitas, berita tak ubahnya seperti es krim yang gampang meleleh,
bersamaan dengan berlalunya waktu nilainya semakin berkurang. Bagi
surat kabar, semakin aktual berita-beritanya, artinya semakin baru
peristiwa itu terjadi, maka semakin tinggi nilai beritanya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

2. Kedekatan, peristiwa yang mengandung unsur kedekatan dengan pembaca
akan menarik perhatian. Kedekatan yang dimaksud tidak hanya kedekatan
secara geografis tapi juga kedekatan emosional.
3. Keterkenalan, kejadian yang menyangkut tokoh terkenal (prominent
names) memang akan banyak menarik pembaca. Hal ini tidak hanya
sebatas nama orang saja, demikian pula dengan tempat-tempat terkenal,
4. Dampak, Berita memiliki banyak jenis, Menurut (Sumadiaria, 2005 : 6971 ) dalam dunia jurnalistik berita berdasarkan jenisnya dapat dibagi dalam
tiga kelompok :
1.

Elementary yaitu :
a. Straight News report adalah laporan langsung mengenai suatu
peristiwa. Biasanya berita jenis ini ditulis dengan unsur-unsur yang
dimulai dari what, when, why, where, who, dan how (5W+1H).
b. Depth News Report merupakan laporan yang sedikit berbeda dengan
Straight News report. Reporter (wartawan) menghimpun informasi
dengan fakta-fakta mengenai peristiwa itu sendiri sebagai informasi
tambahan untuk peristiwa itu sendiri.
c. Comprehensive News merupakan laporan tentang fakta yang bersifat
menyeluruh ditinjau dari berbagai aspek. Berita menyeluruh, mencoba
menggabungkan berbagai serpihan fakta itu dalam satu bangunan
cerita peristiwa sehingga benang merahnya terlihat dengan jelas.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

2.

Intermediate yaitu :
a. Interpretative Report lebih dari sekedar Straight News report dan
depth news. Berita interpretative biasanya memfokuskan pada sebuah
isu, masalah, atau peristiwa-peristiwa kontroversial. Dalam jenis
laporan ini reporter menganalisis dan menjelaskan.
b. Feature Story berbeda dengan jenis berita-berita di atas yang
menyajikan informasi-informasi penting, di feature story penulis
mencari fakta untuk menarik perhatian pembaca. Penulisan feature
lebih bergantung pada gaya penulisan dan humor daripada pentingnya
informasi yang disajikan.

3.

Advance yaitu :
a. Depth Reporting adalah pelaporan jurnalistik yang bersifat mendalam,
tajam, lengkap, dan utuh tentang suatu peristiwa fenomenal atau aktual
dengan membaca karya pelaporan mendalam, orang akan mengetahui
dan memahami dengan baik duduk perkara suatu persoalan dilihat dari
berbagai perspektif atau sudut pandang.
b. Investigative Reporting berisikan hal-hal yang tidak jauh berbeda
dengan laporan interpretatif. Berita jenis ini biasanya memusatkan
pada sejumlah masalah dan kontroversi. Dalam laporan investigatif

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

waratawan melakukan penyelidikan untuk memeperoleh fakta yang
tersembunyi demi tujuan. Pelaksanaannya sering ilegal atau tidak etis
c. Editoral Writing adalah pikiran sebuah institusi yang diuji di depan
sidang pendapat umum. Editorial adalah penyajian fakta dan opini
yang menafsirkan berita-berita yang penting dan mempengaruhi
pendapat umum
Yang dapat membedakan antara berita dengan bukan berita salah satunya
adalah pada ada tidaknya opini. Hal ini didasari bahwa sebuah berita berasal dari
suatu fakta sedangkan opini berangkat dari suatu pemikiran. Berita mempresentasikan
fakta sedangkan opini mempresentasikan gagasan atau ide. Dalam kacamata
jurnalistik, tidak semua fakta adalah berita.
Suatu fakta dapat dikatakan berita, apabila memenuhi syarat antara lain telah
dipublikasikan oleh seseorang atau institusi yang jelas identitasnya, fakta tersebut
dihimpun oleh jurnalis dengan cara yang sesuai dengan standart operasional dan
prosedur dalam profesi jurnalistik (jurnal mata kuliah dasar-dasar jurnalistik).
Untuk membuat berita paling tidak, harus dipenuhi syarat-syarat sebagai
berikut :
1. Menjaga objektifitas dalam pemberitaan.
2.

Fakta tidak boleh diputar balikkan sedemikian rupa hingga tinggal
sebagian saja.

3.

Berita itu harus menceritakan segala aspek secara lengkap.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

25

Berdasarkan pasal dari kode etik jurnalistik milik AJI (pasal 3/14 Maret 2006)
dijabarkan melalui sebagai berikut :
a.

Menguji informasi berarti melakukan cek dan re-cek tentang kebenaran
informasi.

b.

Berimbang dengan memberikan ruang pemberitaan kepada masingmasing pihak secara proporsional.

c. Opini yang menghakimi adalah pendapat pribadi wartawan.
d. Azas praduga tak bersalah adalah prinsip dengan tidak menghakimi
seseorang.
Setiap berita yang disuguhkan harus dapat dipercaya namun juga dapat
menarik perhatian khalayak sehingga lewat menyajikan hal-hal yang faktual dari apa
adanya, kebenaran isi cerita yang disampaikan tidak menimbulkan tanda tanya dan
ada kesesuaian dari judul dengan isi berita.
Unsur yang penting dalam menyajikan berita adalah kesesuaian antara judul
berita dengan isinya, terlebih lagi bagi media massa cetak dengan pembaca yang
memiliki karakteristik pembaca sekilas. Judul berita harus mempresentasikan seluruh
isi berita, hal ini dimaksudkan untuk menghindari salah persepsi saat berita dibaca
hanya menarik saat dibaca sekilas oleh khalayak melalui judul yang bombastis namun
tidak sesuai dengan isi.
Kesesuaian judul dengan isi berita juga merupakan salah satu bentuk kejujuran
jurnalis. Bila ingin berita laku keras, maka haruslah para jurnalis mencuri berita yang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

26

memiliki nilai penting dimata khalayak, bukannya melalui mengarang judul berita
yang se-bombastis mungkin sedangkan tidak tercermin pada isi beritanya.
Pada jurnal mata kuliah jurnalistik, dikatakan fungsi judul berita adalah :
1. Memberikan identitas pada berita
2. Mempermudah pembaca untuk memilih berita
3. Menarik perhatian pembaca
Mutu surat kabar dalam penyajiannya sangat sering juga menyertakan gambar,
foto, ilustrasi kartun maupun bagan ataupun table yang berguna untuk memperjelas isi
pemberitaan. Penempatan adanya data pendukung berita ini sangat penting atas
pertimbangan berikut :
1. Foto, gambar, tabel, dan ilustrasi merupakan unsur berita yang pertama
kali menangkap mata serta perhatian pembaca. Woodburn (yang dikutip
dari jurnal jurnalistik media cetak) menjelaskan bahwa data pendukung
berita di atas, memiliki kekuatan stopping power serta menjelaskan bagian
dari unsur berita yang disajikan.
2. Foto dalam surat kabar, dapat digunakan dalam komunikasi dengan
pembaca yang memiliki latar belakang beranekaragam karena foto mampu
menyajikan berita melalui bahasa foto lebih universal.
Konsep penyajian berita salah satunya kembali pada konsep aktualitas yang
menurut Denis McQuail merupakan ciri utama berita melalui menyajikan suatu
peristiwa terbaru, karena itu, sangat penting adanya pemberian identitas waktu dalam
sebuah penyajian berita.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

27

Dalam sebuah berita yang idealnya mengambil bentuk piramida terbalik yang
diurutkan dengan menjelaskan mulai dari bagian berita yang terpenting sampai pada
yang kurang penting, letak tanggal terjadinya peristiwa umumnya terletak pada bagian
teras berita. Bentuk penulisan Piramida Terbalik (Inverted Pyramid), seperti pada
gambar berikut :
Gambar 2.1
Piramida Ter balik 5W+ 1H

J UDUL
LEAD (5W + 1H)

Sangat

TUBUH
Rincian lead, latar belakang
dan informasi lanjutan

Kurang

Pada Piramida terbalik ini, penulisan berita dimulai dengan membuat lead atau
teras berita sebagai paragraf pertama. Dalam penulisan lead ini mencakup rumus
dasar dalam menulis berita berupa 5W + 1H yaitu :
a. What :

Peristiwa atau hal apa yang terjadi

b. Where :

Dimana peristiwa itu terjadi

c. When :

Kapan peristiwa itu terjadi

d. Why : Mengapa peristiwa tersebut terjadi

Hak Cipta © milik UPN "Veter

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGGUNAAN SINGKATAN PADA JUDUL BERITA DI HARIAN JAWA POS EDISI OKTOBER-NOVEMBER 2013 Analisis Penggunaan Singkatan Pada Judul Berita Di Harian Jawa Pos Edisi Oktober-November 2013.

0 2 14

PENDAHULUAN Analisis Penggunaan Singkatan Pada Judul Berita Di Harian Jawa Pos Edisi Oktober-November 2013.

0 1 5

ANALISIS PENGGUNAAN SINGKATAN PADA JUDUL BERITA DI HARIAN JAWA POS EDISI OKTOBER – NOVEMBER 2013 Analisis Penggunaan Singkatan Pada Judul Berita Di Harian Jawa Pos Edisi Oktober-November 2013.

0 2 17

OBJEKTIVITAS BERITA TENTANG LEGALITAS PERSEBAYA 1927 DI MEDIA JAWA POS (Studi Deskriptif Kuantitatif Analisis Isi Objektivitas Berita Tentang Persebaya 1927 Yang Dicoret Dari Unifikasi League Bentukan PSSI Di Media Jawa Pos Edisi 1 Oktober – 23 November 2

1 1 129

OBJEKTIFITAS JAWA POS DALAM PEMBERITAAN BONEK (Analisis isi tentang objektivitas berita bonek di harian jawa pos edisi 24 januari sampai 30 januari 2010).

0 1 82

OBJEKTIVITAS BERITA KEBAKARAN DISKOTEK redboXX di SURABAYA (Analisis Isi Objektivitas Berita Kebakaran Diskotek RedboXX di Surabaya Pada Koran Harian Jawa Pos Edisi 26 Juni-1 Juli 2010).

0 2 132

OBJEKTIVITAS BERITA KEBAKARAN DISKOTEK redboXX di SURABAYA (Analisis Isi Objektivitas Berita Kebakaran Diskotek RedboXX di Surabaya Pada Koran Harian Jawa Pos Edisi 26 Juni-1 Juli 2010)

0 0 20

OBJEKTIFITAS JAWA POS DALAM PEMBERITAAN BONEK (Analisis isi tentang objektivitas berita bonek di harian jawa pos edisi 24 januari sampai 30 januari 2010)

1 5 19

OBJEKTIVITAS BERITA PADA PASIEN RS KHODIJAH YANG BUTA – TULI SETELAH OPERASI HERNIA DI MEDIA JAWA POS (Analisis Isi Objektivitas Berita Pada Pasien RS Khodijah Yang Buta – Tuli Setelah Operasi Hernia di Media Jawa Pos Edisi 04 Oktober – 12 Oktober 2011)

0 0 22

OBJEKTIVITAS BERITA TENTANG LEGALITAS PERSEBAYA 1927 DI MEDIA JAWA POS (Studi Deskriptif Kuantitatif Analisis Isi Objektivitas Berita Tentang Persebaya 1927 Yang Dicoret Dari Unifikasi League Bentukan PSSI Di Media Jawa Pos Edisi 1 Oktober – 23 November 2

0 0 26