PUSAT PELATIHAN MUSIK MODERN DI SURABAYA.

TUGAS AKHIR
PUSAT PELATIHAN MUSIK MODERN
DI SURABAYA
Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Dalam Memperoleh
Gelar Sarjana Teknik (S-1)

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

Diajukan Oleh :

TRI WAHYU LAKSONO
0651010032

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2011

i

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

TUGAS AKHIR
PUSAT PELATIHAN MUSIK MODERN
DI SURABAYA
Dipersiapkan dan disusun oleh :
TRI WAHYU LAKSONO
0651010032
Telah dipertahankan didepan Tim Penguji
pada tanggal : 1 Juni 2012
Pembimbing Utama

Penguji I

Ir. Muchlisiniyati Safeyah, MT
NPTY. 3 6706 94 0034 1

Dr. Ir. Pancawati Dewi, MT.
NPTY. 3 6705 94 0033 1
Penguji II


Pembimbing Pendamping

Heru Subiyantoro, ST, MT
NPTY. 3 7102 96 0061 1
Penguji III

Mohammad Pranoto. ST, MT
NPTY. 3 7312 06 0215 1

Ir. Eva Elviana, MT
NPTY. 3 6604 94 0032 1
Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan
Untuk memperoleh gelar Sarjana ( S1 )
Tanggal : 1 Juni 2012

Ir. Naniek Ratni JAR. M. Kes.
NIP. 19590729 198603 2 00 1

ii


Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

PUSAT PELATIHAN MUSIK MODERN
DI SURABAYA
Tri Wahyu Laksono
0651010032

ABSTRAKSI
Di Indonesia perkembangan musik sangatlah riskan, masih banyak yang
menganggap musik hanyalah sebagai hobi / keterampilan saja, padahal di
negara - negara lainnya musik dianggap sebagai sesuatu yang vital.
Mengingat untuk perkembangan dunia musik modern di Indonesia belum
ada wadah yang dapat memberi informasi yang akurat tentang segala hal tentang
dunia musik modern di Indonesia. Oleh karena itu diharapkan adanya suatu wadah
yang dapat menampung karya, penghargaan, minat serta aspirasi yang dapat
meningkatkan informasi dan pengetahuan tentang musik modern yang merupakan
salah satu warisan khasanah budaya Indonesia.
Pusat Pelatihan Musik Modern Di Surabaya ini mempunyai arti sebagai

sarana atau tempat yang berhubungan tentang dunia musik yang sesuai dengan
perkembangan jaman atau modern dan mencakup tentang segala perbaikan
pendidikan bermusik, pertunjukan serta pengorganisasian dalam bermusik
yang berada di Surabaya.
Perancangan Pusat Pelatihan Musik Modern Di Surabaya berada di
kawasan Surabaya Selatan tepatnya dijalan Abdul Wahab Siamin, dimana masih
terdapat lahan yang belum dimanfaatkan dengan lokasi yang sangat strategis
berada di dekat jalan utama atau jalan yang strategis sehingga mudah dalam
pencapaiannya.
Tema yang akan dipakai pada Perancangan Pusat Pelatihan Musik
Modern Di Surabaya adalah ”Oktaf”. Dimana oktaf ini mempunyai arti deretan
atau kumpulan 8 tangga nada secara berurutan. Pemilihan tema oktaf ini nantinya
akan diaplikasikan pada rancangan Pusat Pelatihan Musik Modern di Surabaya..
Sedangkan Bentuk bangunan terpacu pada bentuk lahan dan bentuk dari bangunan
sekitarnya seperti bentukan dari bangunan golden city mall yang mengacu pada
kesan modern. Sehingga bentuk dari bangunan ini mengacu pada bentukan
modern karena mengingat dalam bangunan ini mengajarkan tentang musik moden
dan kesan modern ini diterapkan pada bangunan..

Kata Kunci : Pusat Pelatihan Musik Modern, Surabaya Selatan


iii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur atas segala nikmat dan karunia Tuhan Yang Maha
Esa sehingga penyusunan Laporan Tugas Akhir yang berjudul “Pusat Pelatihan
Musik Moder n di Surabaya”

ini dapat terselesaikan dengan baik, guna

memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh Gelar Sarjana Teknik (S-1)
Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran“ Jawa Timur di Surabaya.
Penulis menyadari bahwa penulisan Laporan Tugas Akhir ini juga tidak
terlepas dari bantuan dan bimbingan berbagai pihak. Bersama ini dengan segala
kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada :

.
1. Ibu Ir. Naniek Ratni JAR. M. Kes selaku Dekan Fakultas Teknik Sipil
dan Perencanaan atas kesempatan yang diberikan.
2. Ibu Dr. Ir Pancawati Dewi. MT selaku Ketua Program Studi Arsitektur
atas dukungan dan saran yang diberikan selama proses pembuatan
Laporan mulai dari Metode Penelitian hingga Laporan Tugas Akhir
ini.
3. Kepada Bapak dan Ibu Pengurus BAKESBANG, BAPEKO, Dinas
Cipta Karya dan Dinas Pemetaan yang telah melayani dengan baik
dalam proses pencarian dan peminjaman data yang mendukung proses
penulisan Laporan ini.
4. Pihak-pihak yang membantu penulisan sehingga penyusunan laporan
ini dapat terselesaikan dengan baik yang tidak dapat disebutkan satu
per satu.
Akhirnya dengan selesainya laporan ini saya sebagai penulis sadar bahwa
masih banyak kekurangan ataupun ketidak sempurnaan pada penyusunan laporan
ini, untuk itu saya selalu membuka diri untuk menerima semua kritik dan saran
demi kesempurnaan laporan ini. Dan diharapkan dapat bermanfaat dan membantu
rekan mahasiswa lain, khususnya dalam bidang arsitektur.


iv

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Akhir kata, saya mohon maaf bila masih terdapat berbagai kekurangan
pada laporan ini, dan tidak lupa saya sekali lagi mengucapkan terima kasih pada
semua pihak yang telah membantu dalam menyusun laporan Tugas Akhir ini.

Surabaya, Juni 2012

Penulis

v

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

UCAPAN TERIMA KASIH
Untuk keluargaku yang paling ku sayangi, terutama ibuku yang telah

memberikan banyak dukungan, doa dan materi sehingga semuanya bisa berjalan dengan
lancar Terima kasih atas support kalian sehingga aku tidak putus asa dalam menjalani
proses belajar ini , You’re the best familly in the world.ever!!Thanks for everything.
Mentorku, Ir. Muchlisiniyati Safeyah, MT, terima kasih atas semua bimbingan
dan arahan yang diberikan dan maaf mungkin jika saya banyak salah.Dan juga
Mohammad Pranoto, ST, MT, terima kasih telah banyak membantu saya mengenai
gambar dan juga pembelajarannya tentang sistem akustik yang telah diajarkan kepada
saya.Untuk kedua mentorku sekali lagi saya ucapkan terima kasih sebesar – besarnya..
Untuk Dr. Ir. Pancawati Dewi, MT, Heru Subiyantoro, ST, MT dan Ir. Eva
Elviana, MT terima kasih sebesar-besarnya untuk bimbingannya selama pengerjaan tugas
akhir ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik, Khususnya untuk Bpk Heru
Subiyantoro, ST, MT dan Ibu Ir. Eva Elviana, MT saya sangat berterima kasih telah
diberikan bantuan, Mungkin tanpa bantuan kalian saya tidak akan bisa seperti ini, terima
kasih. Seluruh Dosen dan staff teknik Arsitektur UPN, Untuk alm.Ir Retno , terima kasih
untuk semua pembelajaran yang telah ibu berikan.
Especially thanks for Gembulku Lusy larasati, ST sudah banyak nolong, terima
kasih untuk support yang tiada henti dan juga mau menungguku sampai aku lulus, terima
kasih gembul, dan juga untuk Misbahul anam, ST, terima kasih juga teman untuk semua
bantuannya, mungkin tanpa kalian berdua aku mungkin juga gak bisa lulus tahun ini,
terima kasih untuk kalian berdua.

Untuk teman seperjuanganku di TA Anggri, mas Buyung, Memble, Bayu, terima
kasih sudah nemenin waktu mau sidang lisan, Thanks, untuk Wiwid, Tiar, Adek, Novi,
Dina, Irham, Dwie, Mas Reno, Mas Kuntul dan Aden Alhamdulillah akhirnya kita lulus,
hehehe, senang mengenal kalian.
Untuk keluarga keduaku, 5Hb di Sepanjang, especially, teman-temanku yang luar
biasa, Misbachul Anam, ST, Dheniar Hervan Sakti, ST, Dani Darusman, ST, M.
Ardiansyah,ST , Nalindra Prima, ST dan Dian Prasetyo, ST, Akhirnya aku menyusul
kalian ST, terima kasih untuk semuanya, Aku banyak belajar bersama kalian.

vi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN…………………………………………………....... ii
ABSTRAKSI………..……………………………………………………........... iii
KATA PENGANTAR…………………………………………………................. iv
UCAPAN TERIMA KASIH…………………………………………………..........vi

DAFTAR ISI……………………………………………….. …………..…......... vii
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………......... x
DAFTAR TABEL………………………………………………………….......... xiii
DAFTAR DIAGRAM……..……………………………………………………....xiv
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ………………………………………............................ 1
1.2. Tujuan dan Sasaran Perancangan...…………………...........................

3

1.3. Batasan dan Asumsi………………………………….............................. 3
1. 4.Tahapan Perancangan…………………………………........................... 4
1. 5. Sistematika Laporan………………………………………..….............. 7
BAB II TINJAUAN OBYEK PERANCANGAN
2.1. Tinjauan Umum Perancangan
2.1.1. Pengertian Judul Proyek Tugas Akhir…………………………...... 9
2.1.2. Studi Literatur
2.1.2.1. Pemahaman RT60 .............................................................. 10
2.1.2.2. Desain Akustik Dan Fungsi Ruang ………………….…… 15
2.1.2.3. Tiga Kesalahan Umum Insulasi Suara................................ 17

2.1.2.4. Bentuk - Bentuk Lantai dalam Ruang Auditorium..........

20

2.1.3. Study Kasus
2.1.3.1.Wisma Musik Melodia Surabaya...................................

23

2.1.3.2.Irama Mas Surabaya.......................................................

30

2.1.3.2. Cork School Of music………………………..………….. 35

vii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.Tinjauan Khusus Perancangan
2.2.1. Lingkup Pelayanan....................................……………………........ 41
2.2.2. Aktifitas dan Kebutuhan Ruang...................................................... 41
2.2.3. Perhitungan Luas Ruang........................................................…..... 44
2.2.4. Program Ruang....................................…........................................ 55
BAB III TINJAUAN LOKASI PERANCANGAN
3.1. Latar Belakang Pemilihan Lokasi…………………….............................. 57
3.2. Penetapan Lokasi …..………………………………................................ 58
3.3. Kondisi Fisik Lokasi
3.3.1. Eksisting Site.................…………………………............................ 60
3.3.2. Aksesibilitas....................………………………….......................... 61
3.3.3. Potensi Lingkungan……………………………............................... 62
3.3.4. Infrastruktur Kota……………………………….............................. 63
3.3.5. Peraturan Bangunan Setempat………………….............................. 66
BAB IV ANALISA PERANCANGAN
4. 1 Analisa Site
4.1.1. Analisa Aksesibilitas……………………………............................. 67
4.1.2 .Analisa Iklim......................……………………….............................68
4.1.3. Analisa Lingkungan Sekitar…………………….………………….. 69
4. 2. Analisa Ruang
4.2.1. Organisasi Ruang…………………………………………………….70
4.2.2 . Hubungan Ruang dan Sirkulasi……………..……………………….72
4.2.3. Diagram Abstrak..................……………………........................... 75
4.3. AnalisaBentuk dan Tampilan
4.3.1. Analisa Bentuk....…………………………………......................... 76
4.3.2 . Bentuk Tampilan……………..…………………........................... 77
BAB V KONSEP PERANCANGAN
5. 1. Konsep Ruang Luar.……...…………………........................................ 78
5. 2. Konsep Pola Sirkulasi…………………..................................................... 79

viii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5. 3. Konsep Bangunan
5.3.1. Bentuk……...……………………...................................................... 81
5.3.2. Tampilan Bangunan…………………………………………………. 81
5.3.3. Struktur Bangunan…………………………………………………... 82
5.3.4. Mekanikal Elektrikal Bangunan ……………………………………. 82
BAB VI APLIKASI PERANCANGAN
6. 1. Aplikasi Ruang Luar……………………………………………………... 84
6. 2. Aplikasi Pola Sirkulasi.………………………………………………….. 85
6. 3. Aplikasi Bangunan
6.3.1. Aplikasi Bentuk Bangunan…...…………………………………….. 87
6.3.2. Aplikasi Tampilan Bangunan……...……………………………….. 87
6. 4. Aplikasi Interior...…………………………………..........................

88

Penutup ……………………………………………………………………........... 91
Daftar Pustaka ………………………………..…………………………………… 92
Lampiran

ix

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR GAMBAR



Gambar 2.1. Grafik frekuensi gema sebelum treatment.........................

13



Gambar 2.1. Grafik frekuensi gema setelah treatment...........

14



Gambar 2.3. Denah Lantai Auditorium Dengan Bentuk Persegi................ 21



Gambar 2.4. Denah Lantai Auditorium Dengan Bentuk Kipas...............

21



Gambar 2.5. Denah Lantai Auditorium Dengan Bentuk Tapal Kuda.....

22



Gambar 2.6. Denah Lantai Auditorium Dengan Bentuk Tidak Teratur

22



Gambar 2.7. Tampilan Wisma Musik Melodia.....................................

24



Gambar 2.8. Lokasi Wisma Musik Melodia..........................................

24



Gambar 2.9 Denah Wisma Musik Melodia………………………………..30



Gambar 2.10. Sekolah Musik Irama Mas................................................... 31



Gambar 2.11. Lokasi Sekolah Musik Irama Mas........................................ 32



Gambar 2.12. Cork School Of music………………………………..



Gambar 2.13. Tampilan bangunan Cork School Of music………………. 36



Gambar 2.14. view yang ditampilkan dari dalam Cork School Of music

36



Gambar 2.15. Curtis Auditorium……………………………………

37



Gambar 2.16. Ruang latihan piano………………………………….

37




Gambar 2.17. Ruang latihan pertunjukan.................................................... 38
40
Gambar 2.18. Enterance & Denah Cork School Of music…………….



Gambar 3.1. Peta Penggunaan Lahan Kota Surabaya..................................59



Gambar 3.2. Peta lokasi................................................................................60



Gambar 3.3. Akses jalan menuju lokasi.......................................................61



Gambar 3.4. Analisa Aksesibilitas...............................................................61



Gambar 3.5. Goci Mall………………………………………………… 62



Gambar 3.6. Mc Donald’s............................................................................62




Gambar 3.7. Vila Bukit Mas......................................................................63
Gambar 3.8. Infrastruktur Kota (drainase, jaringan listrik, dan PJU)........ 64



Gambar 3.9. Jaringan Listrik................................................................

x

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

35

64



Gambar 3.10. Saluran Pembangunan Limbah........................................... 65



Gambar 4.1. Sketsa Alur Sirkulasi Menuju Site........................................... 67



Gambar 4.2. Sketsa Analisa Lingkungan Sekitar..........................................69



Gambar 4.3. Sketsa Analisa kebisingan Lingkungan sekitar........................70



Gambar 4.4. Organisasi ruang lantai 1..........................................................70



Gambar 4.5. Organisasi ruang lantai 2..........................................................71



Gambar 4.6. Organisasi ruang lantai 3..........................................................71



Gambar 4.7. Sirkulasi lantai 1.......................................................................74



Gambar 4.8. Sirkulasi lantai 2........................................................................74




Gambar 4.9. Sirkulasi lantai 3.......................................................................75
Gambar 4.10. Analisa bentuk bangunan......................................................76



Gambar 4.11. Tampilan bangunan di sekitar site........................................77



Gambar 5.1. Konsep ruang luar................................................................... 79



Gambar 5.2. Pola sirkulasi ruang luar........................................................ 79



Gambar 5.3. Pola sirkulasi ruang dalam....................................................... 80



Gambar 5.4. Pola sirkulasi ruang dalam....................................................... 80



Gambar 5.5. Sketsa konsep bentuk bangunan............................................ 81



Gambar 6.1. Vegetasi pada Pusat Pelatihan Musik Modern
di Surabaya...............................................................................................

84



Gambar 6.2. Pola sirkulasi ruang luar...........................................................85



Gambar 6.3. Pola sirkulasi ruang dalam (lantai 2)........................................86



Gambar 6.4. Pola sirkulasi ruang dalam (lantai 3).........................................86



Gambar 6.5. Aplikasi bentuk massa bangunan..............................................87



Gambar 6.6. Aplikasi tampilan massa bangunan.......................................... 88



Gambar 6.7. Interior resepsionis................................................................... 89
Gambar 6.8. Interior cafe.............................................................................. 89




Gambar 6.9. Interior studio piano................................................................. 89
Gambar 6.10. Interior studio drum.................................................................89



89
Gambar 6.11. Interior ruang rapat.................................................................



xi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.



Gambar 6.12. Interior studio rekaman.......................................................... 90



Gambar 6.13. Interior auditorium................................................................. 90

xii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR TABEL



Tabel 1.1. Perkembangan Kursus Musik di Surabaya.................................

2



Tabel 2.1 nilai koefisien serap material sebelum treatment.......................

12



Tabel 2.2. nilai koefisien serap material sesudah treatment........................

14



Tabel 2.3 Tingkatan kursus pada Wisma Musik Melodia............................ 26



Tabel 2.4 Perhitugan Rt pada kelas Wisma Musik Melodia.................... 29



Tabel 2.5 Tingkat dengung yang dibutuhkan tiap ruang............................

38



Tabel 2.6. Kegiatan proyek........................................................................

42



Tabel 2.7. Jumlah pegawai.........................................................................

43



Tabel 2.8. Perhitungan Kebutuhan Ruang..................................................

44



Tabel 2.9. Total Luasan Ruang Yang Dibutuhkan.....................................

54



Tabel 2.10. Pengelompokan ruang..............................................................

55



Tabel 4.1. Hubungan Ruang ( Main Hall )..................................................

72



Tabel 4.2. Hubungan Ruang ( Area Pengelola ).....................................

73



Tabel 4.3. Hubungan Ruang ( Area Servis )...........................................

73

xiii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR DIAGRAM



diagram 1.1: bagan tahapan perancangan.................................................. 5



Diagram 2.1 : Skema Susunan Organisasi Wisma Musik Melodia............. 25



Diagram 2.2 : Skema Susunan Organisasi Irama Mas................................. 32



Diagram 2.3 : Skema Susunan Organisasi Sekolah Irama Mas................... 33



Diagram 4.1. Diagram abstrak..................................................................... 75

xiv

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Di Indonesia perkembangan musik sangatlah riskan, masih banyak yang
menganggap musik hanyalah sebagai hobi / keterampilan saja, padahal di
negara - negara lainnya musik dianggap sebagai sesuatu yang vital. Dalam
buku World Book Encyclopedia Music (tahun 1998) dikatakan musik adalah
seni tertua dalam perabadan umat, baik itu dalam kehidupan sehari - hari
maupun dalam keagamaan. Musik adalah sebuah karya seni yang berupa bunyi
baik itu dari suara maupun dari benda yang mengeluarkan bunyi secara teratur
dan harmonis.
Kristian Widyastuti dalam opininya yang berjudul impian Surabaya Serta
Musik Nasional (Surabaya Post, 11 November 1990) mengatakan kesenian
musik di tanah air memang berkembang pesat, namun masih terdapat
kekurangan dimana para musisi kurang mendalami segi teori di dalam musik.
Sehingga timbul permasalahan pada mutu suatu seni musik itu sendiri. Karena
tidak mencukupinya tenaga professional yang menangani masalah - masalah
tersebut menyebabkan kesenian Indonesia ikut terhambat. Selain itu sarana /
fasilitas musik yang merupakan bagian vital untuk perkembangan seni musik
di tanah air belum memadai dibandingkan luasnya ruang lingkup yang harus
ditangani.
Kebutuhan akan tenaga professional yang terdidik secara teori dan terlatih
dalam praktek sangatlah dibutuhkan dalam perkembangan musik sehingga
bidang keahlian tersebut dapat dilengkapi untuk mencapai hasil yang maksimal
baik secara pendidikan maupun perkembangan. Karena itu sekarang banyak
orang tua yang melihat fakta bahwa prospek di bidang musik sangatlah cerah.
Sudah banyak orang - orang yang menjadikan musik sabagai profesi, mereka
memanfaatkan keahlian musik mereka sebagai mata pencaharian mereka.
Dengan musik mereka dapat menghidupi diri mereka bahkan lebih dari cukup

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

1

dan melebihi profesi dibidang lain yang notabene dianggap sebagai bidang
yang patut dibanggakan. Sehingga banyak masyarakat pada jaman ini
menjadikan musik sebagai konsumsi sehari-hari, tidak hanya musik – musik dari
dalam negeri melainkan juga musik dari mancanegara.
Mengingat belum adanya wadah untuk perkembangan dunia musik modern di
Indonesia yang dapat memberi informasi akurat mengenai segala hal tentang
dunia musik modern di Indonesia. Oleh karena itu diharapkan adanya suatu wadah
yang mampu menampung karya, penghargaan, minat serta aspirasi yang dapat
meningkatkan informasi dan pengetahuan tentang musik modern yang merupakan
salah satu warisan khasanah budaya Indonesia. Jika fasilitas dan sarana pelatihan
musik ini tersedia, diharapkan nantinya akan mampu melengkapi fasilitas dan
sarana pelatihan yang belum tersedia serta mampu mengembangkan kualitas
bermusik dalam negeri.
Ada banyak sekolah musik yang berada di Surabaya, diantaranya adalah
Mayura dan Melodia. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 1.1 berikut ini.
:
Tabel 1.1. Perkembangan Kursus Musik di Surabaya
Tinjauan

Kapasitas

Tahun

Tahun

Tahun

Tahun

2007

2008

2009

2010

W. M Melodia

400 orang

375 orang

397 orang

428 orang

238 orang

Mayur a. S

350 orang

295 orang

365 orang

418 orang

197 orang

Sumber : Analisa Pribadi, 2010

Dari data tabel 1.1 diatas dapat dilihat bahwa perkembangan musik,
khususnya di Surabaya tiap tahunnya mulai meningkat. Kebanyakan bangunan
untuk tempat pendidikan musik yang ada hanya menggunakan tempat-tempat
seperti ruko sebagai tempat belajar pendidikan musik, dan terkadang pula pada
bagian facade bangunan ruko tersebut hanya menggunakan logo not balok
maupun bentuk-bentuk dari instrumen musik sebagai suatu “icon” bahwa tempat

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

tersebut merupakan tempat sekolah musik. Walaupun begitu hal tersebut bukanlah
hal yang layak menjadi suatu penyelesaian dalam arsitektur. Karena bentukan
tersebut merupakan suatu tempelan dan bukan menunjukan suatu identitas suatu
gedung untuk sekolah musik. Karena hal inilah sekolah musik ini nantinya akan
menghadirkan suatu kesan yang arsitektural dan memberikan identitas pada
sekolah musik.

1.2. Tujuan dan Sa sa ra n Per ancangan
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka tujuan daripada perancangan
proyek ini adalah sebagai berikut :
Membuka

wawasan

dan

meningkatkan

minat

serta

apresiasi

masyarakat akan musik.
Menjaring bakat-bakat muda.
Mengembangkan kualitas bermusik di Indonesia.
Sedangkan sasaran perancangan yang ingin dicapai dari pembangunan ini
adalah sebagai berikut :
Memberikan sarana pelatihan kepada masyarakat terutama pada anak
– anak usia 6 – 12 tahun dan kalangan remaja usia 13 – 18 tahun,
sehingga industri musik di Surabaya dapat cukup berkembang
nantinya.(dasar penetapan umur berdasarkan dari studi lapangan)
Memberikan suatu wadah atau ruang, sehingga masyarakat dapat
menyalurkan kreatifitas mereka dalam bermusik dengan leluasa,
karena nantinya juga akan diberikan suatu tempat pertunjukan yang
ditujukan untuk umum.
Sebagai pusat perdagangan alat-alat musik.

1.3. Batasan da n Asumsi
Dalam pembuatan Pusat Pelatihan Musik Modern Di Surabaya ini diberikan
batasan dan asumsi sebagai arahan untuk pembangunan proyek tersebut.
Proyek pusat pelatihan musik di Surabaya ini dibuat untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat akan ketersediaan sarana dan prasarana pelatihan musik,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

sehingga diharapkan proyek ini mampu menampung aktifitas-aktifitas yang
menyangkut pelatihan musik beserta kegiatan penunjangnya dan diharapkan
dengan adanya pusat pelatihan musik di Surabaya ini dapat membuat Surabaya
dapat menciptakan banyak musisi yang profesional.

Adapun batasan obyek rancangan adalah sebagai berikut:
Gedung pusat pelatihan musik ini dilengkapi sarana fasilitas penunjang
seperti gedung konser yang disesuaikan dengan fungsi dan tujuan
perencanaan.
Musik yang ada pada ”Pusat Pelatihan Musik di Surabaya” yaitu hanya
sebatas musik yang beraliran modern seperti musik pop.
Pengguna bangunan ini mayoritas adalah anak-anak dan remaja.
Untuk mengetahui seberapa besaran pembahasan untuk kedepannya pada
proyek ”Pusat Pelatihan Musik Modern di Surabaya” ini maka diberikan
asumsi sebagai berikut:
Pada buku RDTRK tahun 2000-2014 lahan yang akan diperuntukan
sebagai Pusat Pelatihan Musik Modern di Surabaya ini adalah lahan yang
nantinya digunakan sebagai fasilitas umum.
Proyek ini pusat pendidikan ini merupakan milik swasta. Sehingga dana
untuk pembagunan dapat lebih mudah untuk dipenuhi.
Akan tersedia sarana yang dapat menampung suatu pertunjukan musik
dengan sangat memadai, baik dari segi kapasitas penonton maupun dari
akustika ruangan.

1.4. Tahapan Perancangan
Tahapan perancangan Pusat Pelatihan Musik di Surabaya ini mencoba
mengadakan pendekatan – pendekatan materi yang kemudian dikaji serta
dianalisis, yang kemudian dikembangkan untuk memperoleh suatu metode analisa
dan sintesa hingga memperoleh suatu konsep yang kualitatif dan dapat
dipertanggung jawabkan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

Sehingga dalam merumuskan suatu metode perancangan harus dimulai
dengan terlebih dahulu menginterprestasi judul yang kemudian melakukan
perumusan masalah yang menjadi tolak ukur latar belakang, lalu mengadakan
pengumpulan data yang seterusnya dianalisa. Serta melakukan pendekatan konsep
pada gagasan pra desain yang akan dirancang. Yang telah dirumuskan pada
diagram metode perancangan berikut.

Interpretasi judul Pusat Pelatihan Musik di Surabaya

Studi
Literatur

Studi
Kasus

Studi
Lapangan

Pengumpulan Data
Lokasi
Analisa

Analisa
Sirkulasi

Analisa
Tema

Analisa
Site

Analisa
Iklim

Analisa
Akustik

Rumusan Konsep
Rancangan
Hasil Rancangan
diagram 1.1: bagan tahapan perancangan
Sumber : Analisa pribadi,2010

Dalam perencanaan dan perancangan proyek Pusat Pelatihan Musik
Modern di Surabaya ini menggunakan tahapan/metode perancangan konsep,
dengan tahapan sebagai berikut :
1. Interprestasi Judul.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

Mempresentasikan sebuah judul secara subyektifitas. Yaitu pengertian
judul, latar belakang, tujuan manfaat, fungsi, sasaran dan lain-lain.
2. Metode Pengumpulan Data.
Pengumpulan data dilakukan melalui proses pengumpulan studi
literatur, studi komparatif, dan studi wawancara.
• Studi literatur yaitu:
Suatu metode untuk memperoleh informasi dari hasil penelusuran
literatur yang merupakan kajian/penelitian yang pernah dilakukan
sebelumnya,

berkaitan

dengan

perancangan

yang

sedang

direncanakan baik berupa buku, majalah, maupun artikel.
• Studi Komparatif yaitu:
Suatu

metode

analisa

karakteristik

bangunan

sejenis

untuk

memperoleh gambaran obyektif mengenai arah perancangan yang
berhubungan dengan proyek. Baik melalui literatur, penelusuran dari
internet, kunjungan dan survey pada proyek sejenis yang telah
terealisasikan sehingga diperoleh data-data yang mendukung.
• Studi wawancara dilakukan ke beberapa tempat sebagai berikut:
-

Beberapa fasilitas pendidikan musik, auditorium, penjualan alat-

alat musik dan kaset, CD, LD untuk studi tentang kebutuhan,
mengambil dokumentasi, pengamatan, wawancara, dan besaran ruang
serta peralatan yang diperlukan.
-

Mengenal lokasi untuk melihat keadaan fisik dan potensi lokasi,

serta lingkungan sekitarnya.
3. Kompilasi Data.
Menyusun data-data yang sudah dianalisa, kemudian dirumuskan
masalahnya dari umum ke khusus.
4. Konsep Rancangan.
Proses penerapan teori, azas, prinsip dan teknik setelah dilakukan
penelahan masalah yang ada. Konsep rancangan ini nantinya
berpengaruh pada gagasan awal dan pengembangan rancangan pada
hasil akhirnya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

5. Gagasan Pra Design.
Merupakan gagasan awal yang ada pada konsep sebelum menuju pada
pengembangan rancangan.
6. Pengembangan Rancangan.
Merupakan keluaran dari gagasan awal yang disetujui dan layak untuk
diaplikasikan.

1.5. Sistematika Lapor an
Untuk mendapatkan pengertian dan pemahaman yang sama tentang Pusat
Pelatihan Musik Modern di Surabaya, maka penyajian laporan ini menggunakan
sistematika sebagai berikut :
BAB I Pendahuluan
Berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan perancangan,
sasaran perancangan, manfaat proyek/perancangan lingkup perencanaan, metode
perancangan dan sistematika pembahasan dari proyek tugas akhir yang akan
dibuat.
BAB II Tinjauan obyek rancangan
Menjelaskan tentang batasan rancangan, batasan dan asumsi, aktifitas dan fasilitas
yang akan ditampung dalam proyek nantinya, persyaratan teknis (standarisasi)
proyek, serta studi kasus obyek.
BAB III Tinjauan Lokasi
Membahas serta `menguraikan tentang persyaratan pemilihan lokasi, lokasi
site/fisik site, aksesibilitas, potensi bangunan sekitar dan infrastruktur kota.
BAB IV Analisa Perancangan
Merumuskan pendekatan perancangan dengan menggunakan teori-teori dalam
pustaka arsitektural, penekanan penyelesaian, serta pendekatan penyelesaian.
BAB V Konsep Perancangan
Menguraikan tentang analisa dan konsep rancangan yang diinginkan pada
penyelesaian proyek tugas akhir untuk diaplikasikan pada rancangan tersebut.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

BAB VI Aplikasi Rancangan
Membahas tentang penerapan konsep-konsep perancangan pada penyelesaian
gambar rancangan tugas akhir sehingga dapat diperoleh hasil desain rancangan
yang optimal.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

BAB II
TINJ AUAN OBYEK RANCANGAN
2.1.

Tinjauan Umum Per ancangan

2.1.1

Penger tian J udul
Pusat Pelatihan Musik di Surabaya mengandung beberapa pengertian,

untuk lebih mempermudah dalam pemahaman judul maka akan dijabarkan pada
pengertian – pengertian sebagai berikut :
Pusat


Titik yang ditengah / inti / pokok pangkal yang menjadi tumpuan
(Poerwadarminta, 1982)

Pelatihan


Menurut Armstrong (1991) “ Training is A planned process to
modify attitude, knowledge or skill behavior through learning
experience to achieve effective peformance in an activity or of
activities (Pelatihan adalah suatu proses perencanaan merubah
perilaku, pengetahuan atau kemampuan melalui belajar dari
pengalaman untuk lebih mengefektifkan performa dalam aktifitasaktifitasnya)

Musik


Musik modern adalah musik yang menggunakan 7 buah nada
dalam musiknya dan adanya sentuhan teknologi yang dianggap
lebih beradab dan lebih maju. (Poerwadarminta, 1982).

Di


Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia susunan W.J.S
Poerwadarminta: Kata perangkai yang menyatakan ada pada
suatu tempat (W.J.S Poerwadarminta, 1982).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

Surabaya


Menurut Pemerintah Daerah Surabaya:
Merupakan suatu kotamadya, ibukota propinsi Jawa Timur yang
terletak di bagian timur laut Jawa Timur. Luas : 2900,443 km2.
Dikenal sebagai Kota Pahlawan. Terletak pada 112,12-7,2
Lintang Selatan.



Menurut Ichtiar Baru Van Hoeve Ensiklopedi Indonesia :
Kotamadya, Ibukota Propinsi Jawa Timur, terletak di bagian
Timur laut, Jawa Timur terkenal dengan sebutan Kota Pahlawan.

Jadi Pusat Pelatihan Musik Modern Di Surabaya mempunyai arti sebagai
sarana atau tempat yang berhubungan tentang dunia musik yang sesuai dengan
perkembangan jaman atau modern dan mencakup tentang segala perbaikan
pendidikan bermusik, pertunjukan serta pengorganisasian dalam bermusik
yang berada di Surabaya.

2.1.2. Studi liter a tur
Dalam perancangan pusat pelatihan musik ini lebih menekankan tentang
sistem akustika bangunan karena pada pusat pelatihan musik ini harus memenuhi
syarat-syarat dalam mereduksi suara. Berikut ini adalah beberapa literatur yang
dapat digunakan sebagai pedoman perancangan :
2.1.2.1 Pemahaman RT60 ( www.vokuz.com)
Setiap ruangan memiliki gema dengan karakteristik gema yang berbeda
satu dengan yang lain. Karakter gema di ruangan ditentukan atas tiga parameter
yaitu: level gema, waktu gema dan frekuensi gema.
Untuk membuat ruang dengar dengan akustik yang baik adalah kita harus
mampu menerapkan komposisi akustik treatment yang tepat. Sehingga kita
mendapatkan ruangan dengan level gema, waktu gema dan frekuensi gema yang
flat pada tiap tingkatan frekuensi. Ruangan dengan tingkat gema yang pas akan
memberikan nuansa ruang live musik yang baik apabila kita membangun ruang
untuk musik, atau dialog yang jelas terdengar pada beragam lokasi di ruang
tersebut apabila tujuan kita membangun ruang tersebut untuk keperluan seminar.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10



Pemahaman RT60 (Reverberation Time)
Ada beragam metode pengukuran waktu gema tetapi yang paling sering di

gunakan adalah Reverberation Time 60dB yang lebih dikenal dengan istilah RT
60. Definisi RT60 adalah waktu (detik) yang dibutuhkan untuk suara melemah
sebanyak 60dB.
Untuk membuat ruangan dengan hasil akustik yang baik kita perlu menghitung:
(1) Besaran gema (RT60) rata – rata pada ruangan (detik)
(2) Besaran gema (RT60) pada frekuensi tertentu (detik)
Waktu gema yang ideal (RT60) untuk ruang dengar dengan volume 10
meter kubik adalah 0.9 detik dan 500 meter kubik adalah 1.4 detik. Jika angka
(RT60) ruang jauh lebih kecil dari angka patokan di atas kita akan merasakan
ruangan yang cenderung mati (dead room) atau jika angka (RT60) ruang jauh di
atas angka patokan di atas kita akan merasakan ruang yang terlalu bergema.
Misalnya ruangan yang dimiliki mempunyai ukuran 29 meter kubik maka
ideal nya waktu gemanya (RT60) adalah 1,15 detik. Tetapi jika ruangan tersebut
memiliki waktu gema (RT60) sebesar 1.7 detik maka ruangan tersebut
membutuhkan material serap suara. Atau sebaliknya jika pada ruangan tersebut
memiliki waktu gema (RT60) sebesar 0,7 detik maka ruangan tersebut dapat kita
sebut sebagai dead room dimana pada ruang tersebut banyak terdapat material
serap suara.


Rumus Perhitungan RT60
Setiap material memiliki karakter serap dan pantul yang berbeda untuk

frekuensi yang berbeda. Misalnya material semen cenderung untuk memantulkan
nada tinggi dan untuk nada rendah di teruskan. Sedangkan karpet cenderung untuk
menyerap nada tinggi dan meneruskan nada rendah. banyak ruang studio atau
ruang audio yang telah dibuat sering memasang karpet di lantai dan dinding.
Ruang seperti ini cenderung untuk memberikan efek suara yang “boomy”
(dengung) dengan detail suara yang tidak baik.
Rumus perhitungan RT60 adalah sebagai berikut:

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

RT60 = (0,161 x V) / (A x S)
V = volume ruangan (m3)
A = luas permukan material (m2)
S = koefisien serap material (m/detik)


Contoh Perhitungan Rt60
Berikut contoh soal perhitungan frekuensi gema ruang dengar. Jika kita

mempunyai ruang dengar dengan dimensi:
Panjang 6.6 m; Lebar 4.8 m; Tinggi 2.4 m
Permukaan lantai: Beton
Permukaan dinding: Semen
Permukaan Plafon: Semen
Dengan data diatas pertama – tama kita perlu menghitung volume ruangan
tersebut. Untuk menghitung volume ruangan rumus nya adalah: panjang x lebar x
tinggi.
Maka kita dapat perhitungan volume ruang = 6.6m x 4.8m x 2.4m = 76.032 m3
Langkah kedua adalah menghitung luas masing – masing permukaan tiap bahan
yang ada dalam ruangan. Pada contoh soal ini kita perlu menghitung luas total
permukaan beton dan luas total permukaan semen.
Luas total permukaan beton = (6.6 x 4.8) = 31.68 m2
Luas total permukaan semen = luas total dinding + luas plafon = 2(6.6 x 2.4) +
2(4.8 x 2.4) + (6.6 x 4.8) = 86.40 m2
A. Perhitungan RT60 r uang sebelum treatment akustik

Tabel 2.1 nilai koefisien serap material sebelum treatment
Sumber : www.vokuz.com

Dari data di atas kita dapat membuat tabel perhitungan sbb:
(Nilai – nilai dari seluruh koefisien dapat dilihat pada lampiran)
Keterangan perhitungan:

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

1. S125, S250, S500, S1000, S2000, S4000 adalah koefisien serap material
(semen/beton) pada frekuensi 125Hz, 250Hz, 500Hz dan selanjutnya.
2. S125 x A adalah koefisien serap 125 Hz dikali dengan luas bidang serap. Dari
tabel diatas S125 x A untuk bahan beton = 0,317
3. RT 60 untuk frekuensi tertentu di ruangan didapat dari angka 0.161 x volume
ruang di bagi dengan total S x A. Dari tabel di atas kita dapatkan RT 60 untuk
frekuensi 125 Hz adalah 0,482 detik.
4. Apabila seluruh angka sudah di hitung dengan baik maka kita dapat membuat
tanggapan frekuensi ruangan tersebut menjadi seperti contoh dibawah ini.

Gambar 2.1. Grafik frekuensi gema sebelum treatment
Sumber : www.vokuz.com

Gambar 2.1. memberikan gambaran:
1. Pada frekuensi 1000 Hz gema (RT60) berlangsung selama 2.993 detik dan
gema pada frekuensi 125 Hz selama 0.482 detik. Hal ini menyebabkan selisih fase
dan selisih waktu untuk suara pada frekuensi 125Hz dan pada frekuensi 1000Hz.
Faktor negatif untuk hal diatas adalah rusaknya stereo imaging suara serta
kenyaman orang dalam menyimak dialog ataupun musik menjadi berkurang.
2. RT 60 rata – rata sebesar 1,776 detik. Dimana angka tersebut di atas dari angka
RT60 yang ideal yang di anjurkan untuk ruang tersebut.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

B. Langkah treatment akustik
Untuk mendapatkan RT60 yang ideal kita perlu melakukan:
1. Mengurangi RT60 sampai dengan angka yang ideal untuk ruangan dengan
volume di atas.
2. Mengurangi RT60 pada frekuensi 1000 Hz dengan kombinasi material akustik
yang tepat.
C. Hasil tr eatment akustik yang ideal
Setelah dianalisa dan dihitung dengan cermat maka dipilihlah material
akustik dengan komposisi:
1. Lantai Karpet dengan luas permukaan bidang 31,68 m2
2. Dinding dan plafon MDF dengan luas permukaan bidang 76,40 m2
3. Panel Acourete Fiber dengan luas permukaan bidang 10 m2.
Mari kita lihat perbedaan nya dengan membuat tabel perhitungan dan grafik
seperti dibawah ini.

Tabel 2.2. nilai koefisien serap material sesudah treatment
Sumber : www.vokuz.com

Gambar 2.2: Grafik frekuensi gema setelah treatment
Sumber : www.vokuz.com

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

Gambar 2.2 garis warna merah jambu menggambarkan waktu gema (RT60)
ruangan sebelum treatment pada tingkatan frekuensi yang berbeda. Garis biru tua
menggambarkan waktu gema (RT60) ruangan yang telah ditreatment.
Dari grafik di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa:
1. RT 60 rata – rata ruang telah berkurang dari 1,776 menjadi 0,426
2. Grafik RT 60 untuk tiap tingkatan frekuensi menjadi lebih landai berkisar
antara 0,3 – 0,6 detik di banding grafik sebelumnya antara 0,4 – 2,5 detik.

2.1.2.2 Desain Akustik Dan Fungsi Ruang (www.vokuz.com)
Seringkali kita mendengar orang mengeluh tentang akustik sebuah ruang.
Keluhan seperti tidak jelasnya dialog yang diucapkan oleh panelis dalam sebuah
konferensi, musik yang terdengar hingar bingar pada sebuah konser musik rock,
tidak dapat berbicara dengan tenang pada meja makan di sebuah rumah makan
karena noise level yang tinggi, pengumuman jadwal penerbangan yang tidak
terdengar jelas di sebuah airport.
Hal tersebut diatas terjadi karena perencanaan ruang tersebut tidak
melibatkan konsultan akustik dalam tahap awal perencanaan ruang, yang
mengakibatkan ruangan yang telah di desain secara indah menjadi hambar akibat
kegagalan akustik.
Salah satu hal penting yang perlu di perhitungkan pada saat perencanaan
ruang yang melibatkan audiens adalah nilai RT60 yang sesuai dengan peruntukan
ruang.
Disini kita dapat memberikan beberapa contoh soal perencanaan desain
akustik yang benar – yang memberikan kepuasan pada audiens – serta pemilik
ruangan tersebut.
Contohnya pertama adalah saat merancang sebuah ruangan konferensi –
dengan audiens maksimal 800 orang – dimana 80% aktifitas utama audiens dalam
ruangan tersebut adalah mendengarkan dialog. Maka diperlukan perencanaan nilai
RT60 yang cocok sehingga audiens dapat mendengarkan kejernihan dan kejelasan
dialog tanpa adanya gangguan berupa perkataan yang bertumpuk akibat pantulan
suara yang terjadi di ruangan tersebut.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

Ruang Konferensi yang baik memerlukan desain akustik yang benar. RT 60
adalah salah satu aspek terpenting dalam perencanaan akustik ruang pada sebuah
ruang konferensi.
Hal sebaliknya adalah merancang ruangan concert hall – dengan audiens
sekitar 2000 orang – yang mana di dalam ruangan tersebut 90% aktifitas utama
audiens adalah mendengarkan pagelaran musik akustik. Pagelaran sebuah musik
orkestra umumnya jarang menggunakan mikrofon dan pengeras suara. Sumber
suara berupa suara musik dari seksi alat musik gesek, soprano, tenor dan
sebagainya dapat terdengar dengan baik oleh 1000 audiens berkat bantuan
pantulan dan difusi suara yang telah di rancang dengan baik oleh desainer akustik
ruang tersebut.
Sydney opera house dengan kapasitas 2800 orang, salah satu ruang konser
orkestra dan theater dengan desain akustik terbaik di dunia, memiliki RT dan EDT
2.1 detik.
Dari dua contoh diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan utama audiens
dalam ruangan dan sumber suara adalah dasar untuk menentukan rancangan
akustik.
Berikut adalah suara yang didengar oleh audiens dalam sebuah ruang:
1. Dialog
2. Musik
3. Campuran antara musik dan dialog
4. Campuran antara Musik, dialog dan noise
Berdasarkan list suara yang di dengar oleh audiens diatas arsitek dan akustisi
membagi fungsi ruang sebagai berikut:
1. Ruang konferensi: dialog
2. Cinema: dialog, noise dan musik
3. Theater: dialog dan musik
4. Ruang konser musik pop/rock/jazz: musik dengan pengeras suara
5. Ruang konser orkestra: musik akustik tanpa pengeras suara
6. Ruang ibadah: dialog dan musik
7. Rumah makan: dialog dan background musik

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

8. Night Club: musik dengan SPL yang relatif tinggi
Dan berdasarkan list ruangan tersebut diatas, para akustisi dunia sepakat
untuk membuat RT minimum dan maksimal untuk masing – masing ruangan yang
disebutkan diatas sebagai berikut:
1. Ruang konferensi: 0.6 – 1.3 (detik)
2. Cinema: 0.6 – 1.2 (detik)
3. Theater: 1 – 1,8 (detik)
4. Ruang konser musik pop: 1.4 – 2 (detik)
5. Ruang konser orkestra: 1.6 – 3 (detik)
6. Ruang ibadah: 1.8 – 3.2 (detik)
7. Rumah makan: maksimal 1.8 (detik)
8. Night Club: 0.6 – 1.6 (detik)
Dengan mengikuti list RT60 untuk masing – masing fungsi ruang dan di
kombinasikan dengan perencanaan panel akustik yang benar serta desain interior
yang baik maka pemilik ruangan dapat memaksimalkan pengalaman audiens
dalam ruangan tersebut.

2.1.2.3 Tiga Kesalahan Umum Insulasi Suara (www.vokuz.com)
1. Kesalahan Analisa
Kesalahan yang paling mendasar pada saat memulai pekerjaan insulasi suara
adalah tidak melakukan analisa terlebih dahulu atau melakukan analisa yang
salah. Faktor – faktor yang perlu di analisa sebelum melakukan tindakan insulasi
suara adalah sebagai berikut:
• Menganalisa sumber bunyi yang menganggu darimana asalnya. Bisa
ditentukan dari yang paling umum adalah indra pendengaraan, hingga
mengunakan alat bantu.
• Mengukur kekuatan suara yang akan di insulasi dengan memakai alat ukur
yang telah terlebih dahulu di kalibrasi agar nilai hasil pengukuran dapat
dipertanggung jawabkan. Pengukuran tidak direkomendasikan hanya
berdasarkan intuisi / feeling seseorang.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

• Tahapan selanjutnya adalah menganalisa bagaimana suara tersebut
merambat dari sumber bunyi ke tempat yang terganggu. Apakah suara
merambat melalui media udara: dalam ruang, udara bebas, dan lain – lain
atau merambat melalui struktir benda padat seperti tanah, konstruksi
bangunan dan lain – lain.
Apabila kita tidak melakukan hal tersebut diatas dan langsung melakukan
tindakan pemasangan insulasi suara maka insulasi suara yang di
pasangkan tidak akan berfungsi dengan baik atau tambah memperparah
masalah yang ada.
2. Kesalahan Pemakaian Bahan
Kesalahan kedua yang umumnya di temukan di lapangan adalah penggunaan
bahan yang secara ”mitos” mampu menginsulasi suara yang sangat populer di
sebut – sebut oleh masyarakat umum. Berikut adalah beberapa contoh kesalahan
dalam penggunaan bahan insulasi suara:
• Penggunaan gipsum dan mineral wool untuk meredam suara drum pada
ruang studio musik
• Penggunaan rockwool dan karpet pada dinding studio musik
• Kaca film untuk menginsulasi suara
• Busa telor untuk menginsulasi suara
• Lembaran karet untuk menginsulasi suara
• Gabus (steroform) untuk menginsulasi suara
• Busa untuk menginsulasi suara
Bahan yang di sebutkan diatas tidak efektif untuk menginsulasi suara karena
bahan tersebut tidak memiliki massa yang besar. Bahan yang efektik untuk
menginsulasi suara adalah bahan dengan massa yang besar sehingga memiliki
sound transmission loss yang cukup tinggi dan mampu mengurangi rambatan
getaran.