HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DAN KONSEP DIRI DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA PENYANDANG TUNANETRA Hubungan Antara Dukungan Sosial Dan Konsep Diri Dengan Kepercayaan Diri Pada Penyandang Tunanetra.
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DAN KONSEP DIRI DENGAN
KEPERCAYAAN DIRI PADA PENYANDANG TUNANETRA
Naskah Publikasi
Diajukan kepada Fakultas Psikologi
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana ( S-1 ) Psikologi
Diajukan Oleh :
YANIK KORNIAWATI
F 100 090 301
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DAN KONSEP DIRI DENGAN
KEPERCAYAAN DIRI PADAPENYANDANG TUNANETRA
Naskah Publikasi
Diajukan kepada Fakultas Psikologi
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana ( S-1 ) Psikologi
Diajukan Oleh :
YANIK KORNIAWATI
F 100 090 301
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA
PENYANDANG TUNANETRA
Yanik Korniawati
Wiwien Dinar Pratisti
Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Korniawati.yanik@yahoo.com
ABSTRAKSI
Kepercayaan diri penyandang masih kurang optimal padahal di dalam diri
penyandang tunanetra memiliki berbagai macam potensi dalam akademik, olehraga,
maupun keterampilan – keterampilan lain. Kepercayaan diri penyandang tunanetra
meningkat apabila lingkungan sekitar terutama keluarga dan teman memberikan
dukungan pada penyandang tunanetra serta penyandang tunanetra memiliki konsep
diri yang positif. Dukungan sosial yang diterima dan kosep diri yang positif pada
penyandang tunanetra menumbuhkan rasa kepercayaan diri penyandang tunanetra
sehingga individu tersebut dapat yakin dalam mengatasi masalah, selalu bereaksi
positif seperti tabah, sabar, dan tegar dalam menghadapi masalah. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial dan konsep diri dengan
kepercayaan diri pada penyandang tunanetra, seberapa besar peranan dukungan sosial
dan konsep diri dengan kepercayaan diri, tingkat dukungan sosial, tingkat konsep diri,
dan tingkat kepercayaan diri. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada
hubungan positif antara dukungan sosial dan konsep diri dengan kepercayaan diri
pada penyandang tunanetra serta ada peranan konsep diri yang lebih besar dibanding
dukungan sosial terhadap kepercayaan diri.
Sampel dalam penelitian ini adalah penyandang tunanetra yang berusia antara
remaja- dewasa awal sebanyak 40 orang. Metode pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah menggunakan skala dukungan sosial, konsep diri, dan
kepercayaan diri. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis
regresi ganda. Berdasarkan hasil anlisis data diperoleh R sebesar 0.599, Fregresi sebesar
10.373 dengan p= 0.000 (p< 0.05). Hipotesis pertama diterima, ada hubungan positif
yang sangat signifikan antara dukungan sosial dan konsep diri dengan kepercayaan
diri. Hasil analisis data menyatakan bahwa konsep diri lebih tinggi dalam
memberikan peranan terhadap kepercayaan diri dibandingkan dukungan sosial berarti
hipotesis kedua diterima peranan konsep diri lebih tinggi terhadap kepercayaan diri
dibanding dukungan sosial. Konsep diri dan dukungan sosial memberikan sumbangan
efektif terhadap kepercayaan diri. Tingkat dukungan sosial terhadap kepercayaan diri
tergolong tinggi, tingkat konsep diri terhadap kepercayaan diri tergolong sedang.
Berdasarkan hasil analisis di atas dapat disimpulkan bahwa ada hubungan positif
yang sangat signifikan antara dukungan sosial dan konsep diri dengan kepercayaan
diri pada penyandang tunanetra.
Kata kunci : dukungan sosial, konsep diri, dan kepercayaan diri.
terkena
PENDAHULUAN
Penyandang tuna netra tidak bisa
dipandang sebelah
tersebut
mata,
memiliki
individu
kemampuan
virus
maupun
racun).
Perkembangan kognitif penyandang
tuna netra yaitu tuna netra setelah lahir
ditandai
oleh
pemahaman
ruang
istimewa dibanding individu yang
dianggap sebagai dasar dari ingatan
awas. Penyandang tuna netra lebih
visual. Penyandang tuna netra sejak
memiliki prestasi dalam hal akademik,
lahir yang menggunakan konsep verbal
olah raga, serta keterampilan. Sebagian
sebagai pengganti kesadaran ruang.
masyarakat
negatif
Perkembangan fisik penyandang tuna
netra,
netra yakni tampak kaku, tegang,
penyandang
lamban, disertai was-was dan penuh
tunanetra memiliki rasa minder untuk
kehati - hatian. Perkembangan emosi
berinteraksi dengan orang lain.
penyandang tuna netra memiliki pola
selalu
berfikir
terhadap
penyandang
sehingga
membuat
tuna
Soemantri (2007) mengungkapkan
tuna
netra
merupakan
emosi negatif seperti takut, iri hati,
suatu
cemas, mudah marah. Perkembangan
ketidakberfungsian indera penglihatan.
sosial penyandang tunanetra yakni
Individu memperoleh ketunanetraan
cenderung
sejak lahir disebabkan oleh faktor gen,
menghindari kontak sosial. Penelitian
kondisi
mengenai
psikis
ibu
saat
hamil,
menarik
diri,
ketunanetraan
serta
juga
keracunan obat yang diminum oleh ibu
dilakukan oleh El- Gilany (2002)
saat hamil, ibu hamil kekurangan gizi,
dengan menggunakan sampel 113
serta maltunasi (kekurangan gizi pada
orang dengan penyandang tunanetra
tahap embrional antara 3-8 minggu
disebabkan
usia
katarak
kehamilan)
mendapat
individu
ketunanetraan
juga
oleh
dan
opacitis
glokoma
di
kornea,
Mesir
setelah
menghasilkan 90,3% sampel memiliki
dilahirkan atau bukan sejak lahir
persepsi terhadap masyarakat sebagai
disebabkan kurang vitamin A, terkena
suportif
penyakit mata, pengaruh alat medis
sampel merasa dirinya tidak percaya
saat
pada kemampuan dimiliki, 78,8%
dilahirkan,
kecelakaan,
serta
dan
memuaskan,
71,7%
meragukan kemampuan dalam diri,
pendengaran, perabaan, serta ingatan,
serta 88,5% merasa tidak puas dengan
memiliki
kehidupan yang dijalani.
bermusik serta menunjukkan kepada
keterampilan
dalam
hal
Kepercayaan diri dihasilkan dari
orang lain. Dampak kepercayaan diri
dalam diri individu serta dari luar
negatif penyandang tuna netra ditandai
individu. Internal yang mempengaruhi
dengan perasaan takut, malu, khawatir
kepercayaan diri penyandang tuna
berlebihan, mudah marah, cemas dan
netra yakni konsep diri. Penyandang
iri hati (Soemantri, 2007). Tekanan
tuna netra memiliki konsep diri positif
dari masyarakat menimbulkan faktor
maka terlihat lebih optimis, penuh
psikis penyandang tuna netra. Faktor
percaya diri, serta menghargai kondisi
tersebut membuat penyandang tuna
fisik yang dialami, sedangkan konsep
netra menjadi kurang berproduktif.
diri yang negatif maka cenderung
Psikis
rendah diri pada kondisi fisik yang
mendapat
dialami. Eksternal yang mempengaruhi
dirinya membuat siswa ataupun remaja
kepercayaan diri penyandang tunanetra
tuna netra menjadi mudah putus asa,
adalah lingkungan sosial terutama
mudah menyendiri, mudah curiga,
memberikan
serta mudah tersinggung oleh sikap
dukungan.
Dukungan
remaja
suatu
tuna
netra
hambatan
yang
dalam
sosial yang diterima oleh penyandang
maupun
tuna netra membuat individu lebih
membuat siswa penyandang tuna netra
percaya diri. Dukungan sosial negatif
memiliki
diterima
rendah.
penyandang
tuna
netra
perkataan
rasa
orang
percaya
diri
lain,
yang
membuat individu minder dengan
Hakim (2002) kepercayaan diri
kondisi fisik serta ketergantungan
merupakan suatu keyakinan seseorang
dengan lingkungan sosial.
terhadap segala aspek kelebihan yang
Dampak
kepercayaan
diri
dimilikinya dan keyakinan tersebut
penyandang tuna netra yang positif
membuat seseorang merasa mampu
ditandai dengan mau mencoba sesuatu
untuk bisa mencapai berbagai tujuan di
yang baru, memiliki potensi dalam hal
dalam hidupnya.
Kepercayaan
diri
ini
terjadi
melalui proses terbentuknya suatu
kepribadian
yang
baik
tidak sesuai dengan harapan orang
lain.
sehingga
Berdasarkan dari pemaparan di
memunculkan kelebihan yang ada
atas, maka rumusan masalah dalam
dalam
penelitian
dirinya
serta
adanya
adalah
apakah
terdapat
pemahaman yang positif dalam diri
hubungan antara faktor eksternal yakni
mengenai kelemahan yang ada dalam
dukungan sosial dan faktor internal
dirinya. Individu terkadang sulit untuk
yakni konsep diri dengan kepercayaan
menanamkan percaya diri sehingga
diri pada penyandang tuna netra?
individu mengalami hambatan untuk
permasalahan tersebut peneliti tertarik
memperoleh
rasa
diri.
untuk mengkaji secara empiris dengan
Individu
yang
mempunyai
mengadakan penelitian dengan judul
kepercayaan diri rendah merasa tidak
tentang “Hubungan antara Dukungan
aman, tidak bebas, ragu - ragu, dan
Sosial
menyalahkan
Kepercayaan Diri Pada Penyandang
percaya
lingkungan
sebagai
penyebab menghadapi suatu masalah.
dan
Konsep
Diri
dengan
Tunanetra”
Individu yang memiliki kepercayaan
diri tinggi sebenarnya hanya menunjuk
TUJUAN PENELITIAN
pada beberapa aspek dari kehidupan
Tujuan penelitian adalah untuk
individu tersebut, dimana individu
mengetahui
memiliki kemampuan yang dimiliki
dukungan sosial dan konsep diri
dan
dengan
percaya
didukung
bahwa
oleh
hal
tersebut
pengalaman
dan
hubungan
kepercayaan
penyandang
seberapa besar
terhadap
sosial
dirinya
sendiri.
Gunarsa
dan
diri
tunanetra,
prestasi serta harapan yang realistik
antara
mengetahui
peranan
konsep
pada
diri
dukungan
terhadap
(2000) mengemukakan bahwa individu
kepercayaan diri, mengetahui tingkat
cenderung mempunyai rasa malu,
dukungan sosial, konsep diri dan
rendah diri karena perasaan dirinya
kepercayaan diri pada penyandang
tunanetra.
Relasi antara Dukungan Sosial dan
MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi orang tua, penelitian ini
dapat
memberikan
mengenai
informasi
keterkaitan
Konsep Diri Dengan Kepercayaan
Diri
antara
Dodds
(Tarsidi,
2012)
dukungan sosial dan konsep diri
mengungkapkan bahwa ketunanetraan
dengan kepercayaan diri
yang
2. Bagi guru, penelitian ini dapat
memberikan
pengetahuan
sumbangan
sehingga
terjadi
bukan
menimbulkan
psikologis
sejak
banyak
yakni
seperti
lahir
tantangan
depresi,
dapat
persepsi yang tidak tepat, rendahnya
memberikan perlakuan yang tepat
percaya diri dibandingkan dengan
disekolah
ketunanetraan yang terjadi pada sejak
guna
menunjang
kepercayaan diri pada remaja
awal
tunanetra
menyatakan bahwa kepercayaan diri
3. Bagi
penyandang
kelahiran.
Hakim
(2002)
tunanetra,
merupakan suatu keyakinan seseorang
penelitian ini dapat memberikan
terhadap segala aspek kelebihan yang
sumbangan
serta
dimilikinya dan keyakinan tersebut
wawasan mengenai keterkaitan
membuat seseorang merasa mampu
antara
untuk dapat mencapai berbagai tujuan
pengetahuan
dukungan
sosial
dan
konsep diri dengan kepercayaan
dalam
diri sehingga dapat membentuk
kepercayaan diri penyandang tunanetra
konsep diri guna meningkatkan
tergantung
kepercayaan diri
sosial dan konsep diri.
4. Bagi
ilmuwan
psikologi,
hidup.
pada
Penyandang
Besar
faktor
kecilnya
dukungan
tunanetra
yang
penelitian ini dapat membangun
mendapat dukungan dari lingkungan
dan mengembangkan khasanah
sekitar yang positif mempengaruhi
keilmuwan
konsep diri yang positif sehingga
psikologi
psikologi pendidikan
dan
berdampak
pada
kepercayaan
diri
Sebaliknya
besarnya
yang
penyandang
rasa
muncul.
tunanetra
tidak
memperoleh
dukungan
dari
lingkungan sosial maka berpengaruh
bertanggung
jawab,
rasional
dan
realitas.
konsep diri yang negarif sehingga
Dukungan
sosial
adalah
penyandang tunanetra merasa minder,
pemberian bantuan dan dukungan dari
ketakutan yang berlebihan, rasa iri hati
interaksi
dalam diri. Dukungan dari teman
penghargaan,
terdekat
ikut
menimbulkan perasaan positif dalam
kepribadian
diri. Aspek dukungan sosial yang dalam
melalui konsep diri, apabila konsep
penelitian ini adalah aspek emosional,
diri
mendapat
aspek informatif, aspek instrumental,
dukungan dari lingkungan terdekat
dan aspek penilaian yang di dapat dari
individu maka menumbuhkan rasa
keluarga dan teman.
maupun
mempengaruhi
yang
keluarga
pola
positif
kepercayaan
serta
dalam
berupa
perhatian
empati,
sehingga
sehingga
Konsep diri adalah evaluasi
individu dapat bertanggung jawab
persepsi diri mengenai nilai – nilai yang
terhadap
telah
dijunjung, pengetahuan, serta makna
diperbuat, berani mencoba hal baru,
yang diyakini dalam diri. Aspek konsep
selalu
dalam
diri yang diungkap adalah kondisi yang
menghadapi kesulitan (Hurlock, 2012).
disadari, aku sosial atau aku menurut
tindakan
bersikap
diri
sosial
yang
optimis
orang lain, dan aku ideal
METODE PENELITIAN
Variabel dalam penelitian ini
kepercayaan
suatu
Subjek dalam penelitian ini
mengenai
dilakukan disekolah luar biasa (SLB)
kelebihan, kelemahan, serta menerima
A YKAB Surakarta dan Yayasan
kenyataan
Kesejahteraan
keyakinan
diri
dalam
untuk
adalah
SUBJEK PENELITIAN
diri
mencapai
tujuan
Tunanetra
Surakarta
menggunakan
subjek
hidup. Aspek yang diungkap dalam
dengan
kepercayaan diri adalah keyakinan dan
penelitian adalah pada penyandang
kemampuan diri, optimis, objektif,
tunanetra remaja - dewasa awal, serta
individu yang mendapat ketunanetraan
bukan dari sejak lahir. Penentuan
sosial
dan
konsep
informan penelitian dilakukan dengan
kepercayaan diri.
Hasil
menggunakan metode studi populasi
diri
dengan
analisis
data
dikarenakan subjek penelitian terbatas
menunjukkan ada hubungan positif
dan masih dalam jangkauan sumber
yang
daya peneliti (Azwar, 2010).
dukungan sosial dengan kepercayaan
sangat
siginifikan
antara
diri yang ditunjukkan oleh nilai r x1y
0.529 dengan p sebesar 0.000 (p
KEPERCAYAAN DIRI PADA PENYANDANG TUNANETRA
Naskah Publikasi
Diajukan kepada Fakultas Psikologi
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana ( S-1 ) Psikologi
Diajukan Oleh :
YANIK KORNIAWATI
F 100 090 301
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DAN KONSEP DIRI DENGAN
KEPERCAYAAN DIRI PADAPENYANDANG TUNANETRA
Naskah Publikasi
Diajukan kepada Fakultas Psikologi
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana ( S-1 ) Psikologi
Diajukan Oleh :
YANIK KORNIAWATI
F 100 090 301
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA
PENYANDANG TUNANETRA
Yanik Korniawati
Wiwien Dinar Pratisti
Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Korniawati.yanik@yahoo.com
ABSTRAKSI
Kepercayaan diri penyandang masih kurang optimal padahal di dalam diri
penyandang tunanetra memiliki berbagai macam potensi dalam akademik, olehraga,
maupun keterampilan – keterampilan lain. Kepercayaan diri penyandang tunanetra
meningkat apabila lingkungan sekitar terutama keluarga dan teman memberikan
dukungan pada penyandang tunanetra serta penyandang tunanetra memiliki konsep
diri yang positif. Dukungan sosial yang diterima dan kosep diri yang positif pada
penyandang tunanetra menumbuhkan rasa kepercayaan diri penyandang tunanetra
sehingga individu tersebut dapat yakin dalam mengatasi masalah, selalu bereaksi
positif seperti tabah, sabar, dan tegar dalam menghadapi masalah. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial dan konsep diri dengan
kepercayaan diri pada penyandang tunanetra, seberapa besar peranan dukungan sosial
dan konsep diri dengan kepercayaan diri, tingkat dukungan sosial, tingkat konsep diri,
dan tingkat kepercayaan diri. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada
hubungan positif antara dukungan sosial dan konsep diri dengan kepercayaan diri
pada penyandang tunanetra serta ada peranan konsep diri yang lebih besar dibanding
dukungan sosial terhadap kepercayaan diri.
Sampel dalam penelitian ini adalah penyandang tunanetra yang berusia antara
remaja- dewasa awal sebanyak 40 orang. Metode pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah menggunakan skala dukungan sosial, konsep diri, dan
kepercayaan diri. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis
regresi ganda. Berdasarkan hasil anlisis data diperoleh R sebesar 0.599, Fregresi sebesar
10.373 dengan p= 0.000 (p< 0.05). Hipotesis pertama diterima, ada hubungan positif
yang sangat signifikan antara dukungan sosial dan konsep diri dengan kepercayaan
diri. Hasil analisis data menyatakan bahwa konsep diri lebih tinggi dalam
memberikan peranan terhadap kepercayaan diri dibandingkan dukungan sosial berarti
hipotesis kedua diterima peranan konsep diri lebih tinggi terhadap kepercayaan diri
dibanding dukungan sosial. Konsep diri dan dukungan sosial memberikan sumbangan
efektif terhadap kepercayaan diri. Tingkat dukungan sosial terhadap kepercayaan diri
tergolong tinggi, tingkat konsep diri terhadap kepercayaan diri tergolong sedang.
Berdasarkan hasil analisis di atas dapat disimpulkan bahwa ada hubungan positif
yang sangat signifikan antara dukungan sosial dan konsep diri dengan kepercayaan
diri pada penyandang tunanetra.
Kata kunci : dukungan sosial, konsep diri, dan kepercayaan diri.
terkena
PENDAHULUAN
Penyandang tuna netra tidak bisa
dipandang sebelah
tersebut
mata,
memiliki
individu
kemampuan
virus
maupun
racun).
Perkembangan kognitif penyandang
tuna netra yaitu tuna netra setelah lahir
ditandai
oleh
pemahaman
ruang
istimewa dibanding individu yang
dianggap sebagai dasar dari ingatan
awas. Penyandang tuna netra lebih
visual. Penyandang tuna netra sejak
memiliki prestasi dalam hal akademik,
lahir yang menggunakan konsep verbal
olah raga, serta keterampilan. Sebagian
sebagai pengganti kesadaran ruang.
masyarakat
negatif
Perkembangan fisik penyandang tuna
netra,
netra yakni tampak kaku, tegang,
penyandang
lamban, disertai was-was dan penuh
tunanetra memiliki rasa minder untuk
kehati - hatian. Perkembangan emosi
berinteraksi dengan orang lain.
penyandang tuna netra memiliki pola
selalu
berfikir
terhadap
penyandang
sehingga
membuat
tuna
Soemantri (2007) mengungkapkan
tuna
netra
merupakan
emosi negatif seperti takut, iri hati,
suatu
cemas, mudah marah. Perkembangan
ketidakberfungsian indera penglihatan.
sosial penyandang tunanetra yakni
Individu memperoleh ketunanetraan
cenderung
sejak lahir disebabkan oleh faktor gen,
menghindari kontak sosial. Penelitian
kondisi
mengenai
psikis
ibu
saat
hamil,
menarik
diri,
ketunanetraan
serta
juga
keracunan obat yang diminum oleh ibu
dilakukan oleh El- Gilany (2002)
saat hamil, ibu hamil kekurangan gizi,
dengan menggunakan sampel 113
serta maltunasi (kekurangan gizi pada
orang dengan penyandang tunanetra
tahap embrional antara 3-8 minggu
disebabkan
usia
katarak
kehamilan)
mendapat
individu
ketunanetraan
juga
oleh
dan
opacitis
glokoma
di
kornea,
Mesir
setelah
menghasilkan 90,3% sampel memiliki
dilahirkan atau bukan sejak lahir
persepsi terhadap masyarakat sebagai
disebabkan kurang vitamin A, terkena
suportif
penyakit mata, pengaruh alat medis
sampel merasa dirinya tidak percaya
saat
pada kemampuan dimiliki, 78,8%
dilahirkan,
kecelakaan,
serta
dan
memuaskan,
71,7%
meragukan kemampuan dalam diri,
pendengaran, perabaan, serta ingatan,
serta 88,5% merasa tidak puas dengan
memiliki
kehidupan yang dijalani.
bermusik serta menunjukkan kepada
keterampilan
dalam
hal
Kepercayaan diri dihasilkan dari
orang lain. Dampak kepercayaan diri
dalam diri individu serta dari luar
negatif penyandang tuna netra ditandai
individu. Internal yang mempengaruhi
dengan perasaan takut, malu, khawatir
kepercayaan diri penyandang tuna
berlebihan, mudah marah, cemas dan
netra yakni konsep diri. Penyandang
iri hati (Soemantri, 2007). Tekanan
tuna netra memiliki konsep diri positif
dari masyarakat menimbulkan faktor
maka terlihat lebih optimis, penuh
psikis penyandang tuna netra. Faktor
percaya diri, serta menghargai kondisi
tersebut membuat penyandang tuna
fisik yang dialami, sedangkan konsep
netra menjadi kurang berproduktif.
diri yang negatif maka cenderung
Psikis
rendah diri pada kondisi fisik yang
mendapat
dialami. Eksternal yang mempengaruhi
dirinya membuat siswa ataupun remaja
kepercayaan diri penyandang tunanetra
tuna netra menjadi mudah putus asa,
adalah lingkungan sosial terutama
mudah menyendiri, mudah curiga,
memberikan
serta mudah tersinggung oleh sikap
dukungan.
Dukungan
remaja
suatu
tuna
netra
hambatan
yang
dalam
sosial yang diterima oleh penyandang
maupun
tuna netra membuat individu lebih
membuat siswa penyandang tuna netra
percaya diri. Dukungan sosial negatif
memiliki
diterima
rendah.
penyandang
tuna
netra
perkataan
rasa
orang
percaya
diri
lain,
yang
membuat individu minder dengan
Hakim (2002) kepercayaan diri
kondisi fisik serta ketergantungan
merupakan suatu keyakinan seseorang
dengan lingkungan sosial.
terhadap segala aspek kelebihan yang
Dampak
kepercayaan
diri
dimilikinya dan keyakinan tersebut
penyandang tuna netra yang positif
membuat seseorang merasa mampu
ditandai dengan mau mencoba sesuatu
untuk bisa mencapai berbagai tujuan di
yang baru, memiliki potensi dalam hal
dalam hidupnya.
Kepercayaan
diri
ini
terjadi
melalui proses terbentuknya suatu
kepribadian
yang
baik
tidak sesuai dengan harapan orang
lain.
sehingga
Berdasarkan dari pemaparan di
memunculkan kelebihan yang ada
atas, maka rumusan masalah dalam
dalam
penelitian
dirinya
serta
adanya
adalah
apakah
terdapat
pemahaman yang positif dalam diri
hubungan antara faktor eksternal yakni
mengenai kelemahan yang ada dalam
dukungan sosial dan faktor internal
dirinya. Individu terkadang sulit untuk
yakni konsep diri dengan kepercayaan
menanamkan percaya diri sehingga
diri pada penyandang tuna netra?
individu mengalami hambatan untuk
permasalahan tersebut peneliti tertarik
memperoleh
rasa
diri.
untuk mengkaji secara empiris dengan
Individu
yang
mempunyai
mengadakan penelitian dengan judul
kepercayaan diri rendah merasa tidak
tentang “Hubungan antara Dukungan
aman, tidak bebas, ragu - ragu, dan
Sosial
menyalahkan
Kepercayaan Diri Pada Penyandang
percaya
lingkungan
sebagai
penyebab menghadapi suatu masalah.
dan
Konsep
Diri
dengan
Tunanetra”
Individu yang memiliki kepercayaan
diri tinggi sebenarnya hanya menunjuk
TUJUAN PENELITIAN
pada beberapa aspek dari kehidupan
Tujuan penelitian adalah untuk
individu tersebut, dimana individu
mengetahui
memiliki kemampuan yang dimiliki
dukungan sosial dan konsep diri
dan
dengan
percaya
didukung
bahwa
oleh
hal
tersebut
pengalaman
dan
hubungan
kepercayaan
penyandang
seberapa besar
terhadap
sosial
dirinya
sendiri.
Gunarsa
dan
diri
tunanetra,
prestasi serta harapan yang realistik
antara
mengetahui
peranan
konsep
pada
diri
dukungan
terhadap
(2000) mengemukakan bahwa individu
kepercayaan diri, mengetahui tingkat
cenderung mempunyai rasa malu,
dukungan sosial, konsep diri dan
rendah diri karena perasaan dirinya
kepercayaan diri pada penyandang
tunanetra.
Relasi antara Dukungan Sosial dan
MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi orang tua, penelitian ini
dapat
memberikan
mengenai
informasi
keterkaitan
Konsep Diri Dengan Kepercayaan
Diri
antara
Dodds
(Tarsidi,
2012)
dukungan sosial dan konsep diri
mengungkapkan bahwa ketunanetraan
dengan kepercayaan diri
yang
2. Bagi guru, penelitian ini dapat
memberikan
pengetahuan
sumbangan
sehingga
terjadi
bukan
menimbulkan
psikologis
sejak
banyak
yakni
seperti
lahir
tantangan
depresi,
dapat
persepsi yang tidak tepat, rendahnya
memberikan perlakuan yang tepat
percaya diri dibandingkan dengan
disekolah
ketunanetraan yang terjadi pada sejak
guna
menunjang
kepercayaan diri pada remaja
awal
tunanetra
menyatakan bahwa kepercayaan diri
3. Bagi
penyandang
kelahiran.
Hakim
(2002)
tunanetra,
merupakan suatu keyakinan seseorang
penelitian ini dapat memberikan
terhadap segala aspek kelebihan yang
sumbangan
serta
dimilikinya dan keyakinan tersebut
wawasan mengenai keterkaitan
membuat seseorang merasa mampu
antara
untuk dapat mencapai berbagai tujuan
pengetahuan
dukungan
sosial
dan
konsep diri dengan kepercayaan
dalam
diri sehingga dapat membentuk
kepercayaan diri penyandang tunanetra
konsep diri guna meningkatkan
tergantung
kepercayaan diri
sosial dan konsep diri.
4. Bagi
ilmuwan
psikologi,
hidup.
pada
Penyandang
Besar
faktor
kecilnya
dukungan
tunanetra
yang
penelitian ini dapat membangun
mendapat dukungan dari lingkungan
dan mengembangkan khasanah
sekitar yang positif mempengaruhi
keilmuwan
konsep diri yang positif sehingga
psikologi
psikologi pendidikan
dan
berdampak
pada
kepercayaan
diri
Sebaliknya
besarnya
yang
penyandang
rasa
muncul.
tunanetra
tidak
memperoleh
dukungan
dari
lingkungan sosial maka berpengaruh
bertanggung
jawab,
rasional
dan
realitas.
konsep diri yang negarif sehingga
Dukungan
sosial
adalah
penyandang tunanetra merasa minder,
pemberian bantuan dan dukungan dari
ketakutan yang berlebihan, rasa iri hati
interaksi
dalam diri. Dukungan dari teman
penghargaan,
terdekat
ikut
menimbulkan perasaan positif dalam
kepribadian
diri. Aspek dukungan sosial yang dalam
melalui konsep diri, apabila konsep
penelitian ini adalah aspek emosional,
diri
mendapat
aspek informatif, aspek instrumental,
dukungan dari lingkungan terdekat
dan aspek penilaian yang di dapat dari
individu maka menumbuhkan rasa
keluarga dan teman.
maupun
mempengaruhi
yang
keluarga
pola
positif
kepercayaan
serta
dalam
berupa
perhatian
empati,
sehingga
sehingga
Konsep diri adalah evaluasi
individu dapat bertanggung jawab
persepsi diri mengenai nilai – nilai yang
terhadap
telah
dijunjung, pengetahuan, serta makna
diperbuat, berani mencoba hal baru,
yang diyakini dalam diri. Aspek konsep
selalu
dalam
diri yang diungkap adalah kondisi yang
menghadapi kesulitan (Hurlock, 2012).
disadari, aku sosial atau aku menurut
tindakan
bersikap
diri
sosial
yang
optimis
orang lain, dan aku ideal
METODE PENELITIAN
Variabel dalam penelitian ini
kepercayaan
suatu
Subjek dalam penelitian ini
mengenai
dilakukan disekolah luar biasa (SLB)
kelebihan, kelemahan, serta menerima
A YKAB Surakarta dan Yayasan
kenyataan
Kesejahteraan
keyakinan
diri
dalam
untuk
adalah
SUBJEK PENELITIAN
diri
mencapai
tujuan
Tunanetra
Surakarta
menggunakan
subjek
hidup. Aspek yang diungkap dalam
dengan
kepercayaan diri adalah keyakinan dan
penelitian adalah pada penyandang
kemampuan diri, optimis, objektif,
tunanetra remaja - dewasa awal, serta
individu yang mendapat ketunanetraan
bukan dari sejak lahir. Penentuan
sosial
dan
konsep
informan penelitian dilakukan dengan
kepercayaan diri.
Hasil
menggunakan metode studi populasi
diri
dengan
analisis
data
dikarenakan subjek penelitian terbatas
menunjukkan ada hubungan positif
dan masih dalam jangkauan sumber
yang
daya peneliti (Azwar, 2010).
dukungan sosial dengan kepercayaan
sangat
siginifikan
antara
diri yang ditunjukkan oleh nilai r x1y
0.529 dengan p sebesar 0.000 (p