HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DAN KONSEP DIRI DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA PENYANDANG TUNANETRA Hubungan Antara Dukungan Sosial Dan Konsep Diri Dengan Kepercayaan Diri Pada Penyandang Tunanetra.

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DAN KONSEP DIRI DENGAN
KEPERCAYAAN DIRI PADA PENYANDANG TUNANETRA

Naskah Publikasi
Diajukan kepada Fakultas Psikologi
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana ( S-1 ) Psikologi

Diajukan Oleh :
YANIK KORNIAWATI
F 100 090 301

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DAN KONSEP DIRI DENGAN
KEPERCAYAAN DIRI PADAPENYANDANG TUNANETRA

Naskah Publikasi
Diajukan kepada Fakultas Psikologi

Untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana ( S-1 ) Psikologi

Diajukan Oleh :
YANIK KORNIAWATI
F 100 090 301

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA
PENYANDANG TUNANETRA
Yanik Korniawati
Wiwien Dinar Pratisti
Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Korniawati.yanik@yahoo.com
ABSTRAKSI
Kepercayaan diri penyandang masih kurang optimal padahal di dalam diri

penyandang tunanetra memiliki berbagai macam potensi dalam akademik, olehraga,
maupun keterampilan – keterampilan lain. Kepercayaan diri penyandang tunanetra
meningkat apabila lingkungan sekitar terutama keluarga dan teman memberikan
dukungan pada penyandang tunanetra serta penyandang tunanetra memiliki konsep
diri yang positif. Dukungan sosial yang diterima dan kosep diri yang positif pada
penyandang tunanetra menumbuhkan rasa kepercayaan diri penyandang tunanetra
sehingga individu tersebut dapat yakin dalam mengatasi masalah, selalu bereaksi
positif seperti tabah, sabar, dan tegar dalam menghadapi masalah. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial dan konsep diri dengan
kepercayaan diri pada penyandang tunanetra, seberapa besar peranan dukungan sosial
dan konsep diri dengan kepercayaan diri, tingkat dukungan sosial, tingkat konsep diri,
dan tingkat kepercayaan diri. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada
hubungan positif antara dukungan sosial dan konsep diri dengan kepercayaan diri
pada penyandang tunanetra serta ada peranan konsep diri yang lebih besar dibanding
dukungan sosial terhadap kepercayaan diri.
Sampel dalam penelitian ini adalah penyandang tunanetra yang berusia antara
remaja- dewasa awal sebanyak 40 orang. Metode pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah menggunakan skala dukungan sosial, konsep diri, dan
kepercayaan diri. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis
regresi ganda. Berdasarkan hasil anlisis data diperoleh R sebesar 0.599, Fregresi sebesar

10.373 dengan p= 0.000 (p< 0.05). Hipotesis pertama diterima, ada hubungan positif
yang sangat signifikan antara dukungan sosial dan konsep diri dengan kepercayaan
diri. Hasil analisis data menyatakan bahwa konsep diri lebih tinggi dalam
memberikan peranan terhadap kepercayaan diri dibandingkan dukungan sosial berarti
hipotesis kedua diterima peranan konsep diri lebih tinggi terhadap kepercayaan diri
dibanding dukungan sosial. Konsep diri dan dukungan sosial memberikan sumbangan
efektif terhadap kepercayaan diri. Tingkat dukungan sosial terhadap kepercayaan diri
tergolong tinggi, tingkat konsep diri terhadap kepercayaan diri tergolong sedang.
Berdasarkan hasil analisis di atas dapat disimpulkan bahwa ada hubungan positif
yang sangat signifikan antara dukungan sosial dan konsep diri dengan kepercayaan
diri pada penyandang tunanetra.
Kata kunci : dukungan sosial, konsep diri, dan kepercayaan diri.

terkena

PENDAHULUAN
Penyandang tuna netra tidak bisa
dipandang sebelah
tersebut


mata,

memiliki

individu

kemampuan

virus

maupun

racun).

Perkembangan kognitif penyandang
tuna netra yaitu tuna netra setelah lahir
ditandai

oleh


pemahaman

ruang

istimewa dibanding individu yang

dianggap sebagai dasar dari ingatan

awas. Penyandang tuna netra lebih

visual. Penyandang tuna netra sejak

memiliki prestasi dalam hal akademik,

lahir yang menggunakan konsep verbal

olah raga, serta keterampilan. Sebagian

sebagai pengganti kesadaran ruang.


masyarakat

negatif

Perkembangan fisik penyandang tuna

netra,

netra yakni tampak kaku, tegang,

penyandang

lamban, disertai was-was dan penuh

tunanetra memiliki rasa minder untuk

kehati - hatian. Perkembangan emosi

berinteraksi dengan orang lain.


penyandang tuna netra memiliki pola

selalu

berfikir

terhadap

penyandang

sehingga

membuat

tuna

Soemantri (2007) mengungkapkan
tuna

netra


merupakan

emosi negatif seperti takut, iri hati,

suatu

cemas, mudah marah. Perkembangan

ketidakberfungsian indera penglihatan.

sosial penyandang tunanetra yakni

Individu memperoleh ketunanetraan

cenderung

sejak lahir disebabkan oleh faktor gen,

menghindari kontak sosial. Penelitian


kondisi

mengenai

psikis

ibu

saat

hamil,

menarik

diri,

ketunanetraan

serta


juga

keracunan obat yang diminum oleh ibu

dilakukan oleh El- Gilany (2002)

saat hamil, ibu hamil kekurangan gizi,

dengan menggunakan sampel 113

serta maltunasi (kekurangan gizi pada

orang dengan penyandang tunanetra

tahap embrional antara 3-8 minggu

disebabkan

usia


katarak

kehamilan)

mendapat

individu

ketunanetraan

juga

oleh

dan

opacitis

glokoma

di

kornea,
Mesir

setelah

menghasilkan 90,3% sampel memiliki

dilahirkan atau bukan sejak lahir

persepsi terhadap masyarakat sebagai

disebabkan kurang vitamin A, terkena

suportif

penyakit mata, pengaruh alat medis

sampel merasa dirinya tidak percaya

saat

pada kemampuan dimiliki, 78,8%

dilahirkan,

kecelakaan,

serta

dan

memuaskan,

71,7%

meragukan kemampuan dalam diri,

pendengaran, perabaan, serta ingatan,

serta 88,5% merasa tidak puas dengan

memiliki

kehidupan yang dijalani.

bermusik serta menunjukkan kepada

keterampilan

dalam

hal

Kepercayaan diri dihasilkan dari

orang lain. Dampak kepercayaan diri

dalam diri individu serta dari luar

negatif penyandang tuna netra ditandai

individu. Internal yang mempengaruhi

dengan perasaan takut, malu, khawatir

kepercayaan diri penyandang tuna

berlebihan, mudah marah, cemas dan

netra yakni konsep diri. Penyandang

iri hati (Soemantri, 2007). Tekanan

tuna netra memiliki konsep diri positif

dari masyarakat menimbulkan faktor

maka terlihat lebih optimis, penuh

psikis penyandang tuna netra. Faktor

percaya diri, serta menghargai kondisi

tersebut membuat penyandang tuna

fisik yang dialami, sedangkan konsep

netra menjadi kurang berproduktif.

diri yang negatif maka cenderung

Psikis

rendah diri pada kondisi fisik yang

mendapat

dialami. Eksternal yang mempengaruhi

dirinya membuat siswa ataupun remaja

kepercayaan diri penyandang tunanetra

tuna netra menjadi mudah putus asa,

adalah lingkungan sosial terutama

mudah menyendiri, mudah curiga,

memberikan

serta mudah tersinggung oleh sikap

dukungan.

Dukungan

remaja
suatu

tuna

netra

hambatan

yang
dalam

sosial yang diterima oleh penyandang

maupun

tuna netra membuat individu lebih

membuat siswa penyandang tuna netra

percaya diri. Dukungan sosial negatif

memiliki

diterima

rendah.

penyandang

tuna

netra

perkataan

rasa

orang

percaya

diri

lain,

yang

membuat individu minder dengan

Hakim (2002) kepercayaan diri

kondisi fisik serta ketergantungan

merupakan suatu keyakinan seseorang

dengan lingkungan sosial.

terhadap segala aspek kelebihan yang

Dampak

kepercayaan

diri

dimilikinya dan keyakinan tersebut

penyandang tuna netra yang positif

membuat seseorang merasa mampu

ditandai dengan mau mencoba sesuatu

untuk bisa mencapai berbagai tujuan di

yang baru, memiliki potensi dalam hal

dalam hidupnya.

Kepercayaan

diri

ini

terjadi

melalui proses terbentuknya suatu
kepribadian

yang

baik

tidak sesuai dengan harapan orang
lain.

sehingga

Berdasarkan dari pemaparan di

memunculkan kelebihan yang ada

atas, maka rumusan masalah dalam

dalam

penelitian

dirinya

serta

adanya

adalah

apakah

terdapat

pemahaman yang positif dalam diri

hubungan antara faktor eksternal yakni

mengenai kelemahan yang ada dalam

dukungan sosial dan faktor internal

dirinya. Individu terkadang sulit untuk

yakni konsep diri dengan kepercayaan

menanamkan percaya diri sehingga

diri pada penyandang tuna netra?

individu mengalami hambatan untuk

permasalahan tersebut peneliti tertarik

memperoleh

rasa

diri.

untuk mengkaji secara empiris dengan

Individu

yang

mempunyai

mengadakan penelitian dengan judul

kepercayaan diri rendah merasa tidak

tentang “Hubungan antara Dukungan

aman, tidak bebas, ragu - ragu, dan

Sosial

menyalahkan

Kepercayaan Diri Pada Penyandang

percaya

lingkungan

sebagai

penyebab menghadapi suatu masalah.

dan

Konsep

Diri

dengan

Tunanetra”

Individu yang memiliki kepercayaan
diri tinggi sebenarnya hanya menunjuk

TUJUAN PENELITIAN

pada beberapa aspek dari kehidupan

Tujuan penelitian adalah untuk

individu tersebut, dimana individu

mengetahui

memiliki kemampuan yang dimiliki

dukungan sosial dan konsep diri

dan

dengan

percaya

didukung

bahwa

oleh

hal

tersebut

pengalaman

dan

hubungan

kepercayaan

penyandang

seberapa besar

terhadap

sosial

dirinya

sendiri.

Gunarsa

dan

diri

tunanetra,

prestasi serta harapan yang realistik

antara

mengetahui

peranan

konsep

pada

diri

dukungan
terhadap

(2000) mengemukakan bahwa individu

kepercayaan diri, mengetahui tingkat

cenderung mempunyai rasa malu,

dukungan sosial, konsep diri dan

rendah diri karena perasaan dirinya

kepercayaan diri pada penyandang
tunanetra.

Relasi antara Dukungan Sosial dan

MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi orang tua, penelitian ini
dapat

memberikan

mengenai

informasi

keterkaitan

Konsep Diri Dengan Kepercayaan
Diri

antara

Dodds

(Tarsidi,

2012)

dukungan sosial dan konsep diri

mengungkapkan bahwa ketunanetraan

dengan kepercayaan diri

yang

2. Bagi guru, penelitian ini dapat
memberikan
pengetahuan

sumbangan
sehingga

terjadi

bukan

menimbulkan
psikologis

sejak

banyak

yakni

seperti

lahir

tantangan
depresi,

dapat

persepsi yang tidak tepat, rendahnya

memberikan perlakuan yang tepat

percaya diri dibandingkan dengan

disekolah

ketunanetraan yang terjadi pada sejak

guna

menunjang

kepercayaan diri pada remaja

awal

tunanetra

menyatakan bahwa kepercayaan diri

3. Bagi

penyandang

kelahiran.

Hakim

(2002)

tunanetra,

merupakan suatu keyakinan seseorang

penelitian ini dapat memberikan

terhadap segala aspek kelebihan yang

sumbangan

serta

dimilikinya dan keyakinan tersebut

wawasan mengenai keterkaitan

membuat seseorang merasa mampu

antara

untuk dapat mencapai berbagai tujuan

pengetahuan

dukungan

sosial

dan

konsep diri dengan kepercayaan

dalam

diri sehingga dapat membentuk

kepercayaan diri penyandang tunanetra

konsep diri guna meningkatkan

tergantung

kepercayaan diri

sosial dan konsep diri.

4. Bagi

ilmuwan

psikologi,

hidup.

pada

Penyandang

Besar

faktor

kecilnya

dukungan

tunanetra

yang

penelitian ini dapat membangun

mendapat dukungan dari lingkungan

dan mengembangkan khasanah

sekitar yang positif mempengaruhi

keilmuwan

konsep diri yang positif sehingga

psikologi

psikologi pendidikan

dan

berdampak

pada

kepercayaan

diri

Sebaliknya

besarnya
yang

penyandang

rasa

muncul.
tunanetra

tidak

memperoleh

dukungan

dari

lingkungan sosial maka berpengaruh

bertanggung

jawab,

rasional

dan

realitas.

konsep diri yang negarif sehingga

Dukungan

sosial

adalah

penyandang tunanetra merasa minder,

pemberian bantuan dan dukungan dari

ketakutan yang berlebihan, rasa iri hati

interaksi

dalam diri. Dukungan dari teman

penghargaan,

terdekat

ikut

menimbulkan perasaan positif dalam

kepribadian

diri. Aspek dukungan sosial yang dalam

melalui konsep diri, apabila konsep

penelitian ini adalah aspek emosional,

diri

mendapat

aspek informatif, aspek instrumental,

dukungan dari lingkungan terdekat

dan aspek penilaian yang di dapat dari

individu maka menumbuhkan rasa

keluarga dan teman.

maupun

mempengaruhi

yang

keluarga

pola

positif

kepercayaan

serta

dalam

berupa

perhatian

empati,
sehingga

sehingga

Konsep diri adalah evaluasi

individu dapat bertanggung jawab

persepsi diri mengenai nilai – nilai yang

terhadap

telah

dijunjung, pengetahuan, serta makna

diperbuat, berani mencoba hal baru,

yang diyakini dalam diri. Aspek konsep

selalu

dalam

diri yang diungkap adalah kondisi yang

menghadapi kesulitan (Hurlock, 2012).

disadari, aku sosial atau aku menurut

tindakan

bersikap

diri

sosial

yang

optimis

orang lain, dan aku ideal
METODE PENELITIAN
Variabel dalam penelitian ini
kepercayaan

suatu

Subjek dalam penelitian ini

mengenai

dilakukan disekolah luar biasa (SLB)

kelebihan, kelemahan, serta menerima

A YKAB Surakarta dan Yayasan

kenyataan

Kesejahteraan

keyakinan

diri
dalam

untuk

adalah

SUBJEK PENELITIAN

diri

mencapai

tujuan

Tunanetra

Surakarta

menggunakan

subjek

hidup. Aspek yang diungkap dalam

dengan

kepercayaan diri adalah keyakinan dan

penelitian adalah pada penyandang

kemampuan diri, optimis, objektif,

tunanetra remaja - dewasa awal, serta
individu yang mendapat ketunanetraan

bukan dari sejak lahir. Penentuan

sosial

dan

konsep

informan penelitian dilakukan dengan

kepercayaan diri.
Hasil

menggunakan metode studi populasi

diri

dengan

analisis

data

dikarenakan subjek penelitian terbatas

menunjukkan ada hubungan positif

dan masih dalam jangkauan sumber

yang

daya peneliti (Azwar, 2010).

dukungan sosial dengan kepercayaan

sangat

siginifikan

antara

diri yang ditunjukkan oleh nilai r x1y
0.529 dengan p sebesar 0.000 (p

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA SMA INKLUSI Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kepercayaan Diri Pada Siswa SMA Inklusi.

0 3 18

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA SMA INKLUSI Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kepercayaan Diri Pada Siswa SMA Inklusi.

0 7 17

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL ORANG TUA DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA REMAJA AWAL Hubungan Antara Dukungan Sosial Orang Tua Dengan Kepercayaan Diri Pada Remaja Awal.

0 3 15

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL ORANG TUA DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA REMAJA AWAL Hubungan Antara Dukungan Sosial Orang Tua Dengan Kepercayaan Diri Pada Remaja Awal.

0 2 16

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR Naskah Publikasi Hubungan Antara Dukungan Sosial Keluarga Dan Kepercayaan Diri Dengan Kemandirian Belajar.

0 1 19

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR Naskah Publikasi Hubungan Antara Dukungan Sosial Keluarga Dan Kepercayaan Diri Dengan Kemandirian Belajar.

0 3 17

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DAN KONSEP DIRI DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA Hubungan Antara Dukungan Sosial Dan Konsep Diri Dengan Kepercayaan Diri Pada Penyandang Tunanetra.

0 1 15

PENDAHULUAN Hubungan Antara Dukungan Sosial Dan Konsep Diri Dengan Kepercayaan Diri Pada Penyandang Tunanetra.

0 3 12

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KETERBUKAAN DIRI PADA PEREMPUAN KORBAN Hubungan Antara Dukungan Sosial dan Kepercayaan Diri dengan Keterbukaan pada Perempuan Korban Kekerasan dalam Rumah Tangga.

0 2 15

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA

0 1 16