Lapas Bebas Suap, Mungkinkah?

Pikiran Rakyat
o Senin
1

.

17

2

3

~

18
Jan

0

Peb


8) Se/asa 0 Rabu 0 Kamis 0 Jumat
4

5
20

0

Mar

6
21

0

Apr

7
22


0

8
23

Me;

0

9

10
24

Jun

11

25


0

Jul

26

0

o Sabtu
12

Ags

0

13
27

OSep


Minggu

14
28

OOkt

15
29
ONov

16
30

31

ODes

Lapas Bebas Suap, Mungkinkah?
pas mencapai 140.739 orang, sementara kapasitas yang tersedia

90.000 orang. Pertumbuhan
UAP dan berbagai mope'mbangunan lapas oleh pemedus pungutan liar (pungrintab yang hanya dua persen
Ii) guna memperoleh faper tabun tidak seimbang desilitas sekelas sel mewah Artalngan pertumbuhan penghuni layta sesungguhnya bulcim1ahbepas yang empat persen per tarita yang terlalu mengejutkan.
hun. Kondisi itu mengakibatkan
Sudahjadi rahasia umum prakkurang optimalnya pelayanan,
tik suap-menyuap guna mendabimbingan, dan pembinaan
patkan fasilitas lebih, lumrah
warga binaan karena terbatasterjadi di lembaga pemasyaranya sarana dan prasarana.
katan Oapas).
Lemahnya pengawasan ikut
Kunjungan keluarga terhadap
. memberi andiI yang besar terhapenghuni lapas misalnya. Modap praktik suap. Pengawasan
dus yang sering diIakukan petudalarn organisasi lapas minimal
gas adalah memungut biaya daada dua, yaitu pengawasan meri para penjenguk atau dari talekat dan pengawasan fungsiohanan. Padahal, pelayanan sepele. Selain selalu melibatkan
nal. Pengawasan melekat yang
perti itu tidak memerlukan biaorang kuat, baik kuat secara po_ dilakukan pejabat internallapas
ya. Tidak adanya aturan masalitik maupun ekonomi, praktik
belum bisa diharapkan mengingat tidak adanya mekanisme
lab kunjungan yang transparan,
demikian secara langsung menjangka waktu kunjungan yang

jatuhkan wibawa hukum di Inkontrol yangjelas, terutama daterbatas, telah memprovokasi
donesia. Rendahnya kesejahteri masyarakat. Terlebih lagi
terjadinya praktik pungli.
raan petugas dan minimnya
pengawasan fungsional yang diModus lainnya, pengurusan
anggaran negara untuk memserahkan kepada Inspektorat
hak remisi, cuti menjelang bebas
biayai kebutuhan primer tahanJendral Kementerian Hukum
bersyarat, dan pelepasan bersyaan mendorong praktik-praktik
dan HAM. Bagaimana mungkin
rat yang sebenarnya hak para tasuap yang dilakukan warga bipengawasan yang dilakukan
hanan. Petugas memanfaatkan
naan berduit. Hal ini diperburuk
"orang dalam" bisa transparan
dan akuntabel? Keberadaan Baketidaktahuan warga binaan
lagi dengan pegawai lapas yang
dan keluarganya tentang proses
tugasnya menjaga keamanan sedan Pertimbangan Pemasyaratersebut. Kalau sudah menjalani
hari-hari hanyalah berpangkat
katan yang mayoritas diisi ma2/3 pidana bisa keluar tetapi

2B atau 3Asyarakat sipil dan akademisi diada persyaratannya. Oleh kareDi samping itu, jumlah penghadapkan pada masalah yang
serupa mengingat badan ini hana tidak tabu, mulailah terjadi
huni lapas yang over capacity
berbagai modus pungli.
menjadi penghalang dalam
nya memberikan berbagai maPersoalan suap yang terjadi
memberantas suap dan pungli
earn masukan dan pertimbangantara warga binaan dan petudi lapas. Diperkirakan, pada
an kepada menteri, dan sepertigas lapas---bukanlah
penghuni
la- - . nya
masyarakat
... ~ persoalan
~ se- =--- akhir 2009
- jumlah
-~~
-.~
~.' ""-P'
.., _ umum tidak


Oleh SUHARIZAL

S

Kliping Humas Unpad 2010

pemah mengetahui kinerja dan
aktivitasnya.
Secara sederhana, pengawasan ekstemal merupakan bentuk
pengawasan yang dilakukan pihak yang memiliki garis koordinasi secara langsung atau tidak
langsung dalam organisasi Kementerian Hokum dan HAM
sebagai induk dari organisasi
pemasyarakatan. Meliliat bentuk dan korisep mekanisme
kontrol dalam sistem hokum
dan politik yang ada, terdapat tiga bentuk pengawasan ekstemal
terhadap kinerja organisasi pemasyarakatan, yakni pengawasan legislatif, pengawasan oleh
masyarakat, dan pengawasan
oleh hakim pengawas serta
pengamat.
Di luar itu, kehadiran Undang-Undang Nomor 12 Tahun

1995 tentang Pemasyarakatan
semakin memperluas fungsi lapas. Pemasyarakatan