Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Aku, Gitar, dan Mereka: resital gitar T1 852010010 BAB II

BAB II
KAJIAN HISTORIS DAN ANALISIS REPERTOAR
Bab ini akan memaparkan karakteristik empat periode musik, yaitu Barok,
Klasik, Romantik, dan Abad ke-20. Masing-masing periode, akan dipaparkan pula
analisis stuktur dan teknik dari komposisi yang disajikan dalam resital gitar
penulis.
A. Periode Barok
1. Sekilas mengenai Periode Barok
Barok merupakan sebuah istilah yang digunakan untuk menunjukkan
sebuah periode atau gaya musik khususnya di Eropa dalam kurun waktu
tertentu, yaitu mulai pada 1600-1750. Barok berasal dari bahasa Portugis
yaitu barroco, yang berarti sebuah mutiara tak beraturan yang bulat.1 Gaya
musik Barok merupakan perkembangan dari periode sebelumnya yakni
Renaisans. Pada gaya musik Barok mulai bermunculan pergerakan harmoni
yang disonan, perubahan tanda kunci dan tempo, terdapat banyak
ornamentasi, serta musik bergerak secara dinamis. Tujuan perkembangan
gaya musik pada periode ini adalah untuk menunjukkan ekspresi yang lebih
dibandingkan dengan periode sebelumnya, sehingga musik tersebut bisa
berdampak dan lebih dapat dinikmati.
Beberapa komponis yang hidup pada periode ini, antara lain: Johann
Sebastian Bach, Giacomo Carissimi, Henry Purcell, Antonio Caldara,

Antonio Vivaldi, George Frideric Handel, dan sebagainya. Pada resital ini,
penulis membawakan satu buah karya periode Barok, yaitu: “Prelude,
Fugue and Allegro BWV 998” karya dari Johann Sebastian Bach.

1

Randel. Don Michael. “Baroque” The Harvard Concise Dictionary of Music and
Musicians, ed. Don Michael Randel, 53. Edisi ke-2. London: Macmillan Publishers Limited

5

2. Biografi Johann Sebastian Bach
Johann Sebastian Bach dilahirkan di kota Eisenach, Jerman, pada
tanggal 21 Maret 1685. Dia memperoleh pendidikan musik dari ayahnya,
Johann Ambrosius, dan kakaknya, Johann Christoph2. Kariernya dimulai
sebagai organis muda pada usia sembilan tahun di Wiemar. Sama sekali
belum dikenal orang, Bach mengalami masa yang sulit ketika ibu
kandungnya meninggal dan selang setahun, di usianya yang kesepuluh,
ayahnya juga meninggal dunia. Sebagai anak yatim-piatu, Bach diberi
beasiswa oleh jemaat katolik untuk belajar di Luneburg. Bach mulai dikenal

bukan karena permainan musiknya tapi karena suaranya bagus. Dari sekolah
itu ia kemudian memperoleh kesempatan untuk belajar dan memainkan
biola dalam sebuah kuartet. Kemampuanya memainkan alat musik orgel saat
itu juga sudah luar biasa.
Bach diangkat menjadi seorang kapellmeister3 pada 1717 oleh
pangeran Leopold. Di masa itu ia mulai tekun mencipta karya-karya
instrumental, termasuk menampilkannya dikonser akbar Brandenburg yang
terkenal. Pada 1723 ia diangkat sebagai direktur musik gereja St.Thomas di
Liepzig. Dalam sejarah hidupnya, Bach tidak dengan mudah melaluinya,
walau ia tidak memiliki peristiwa hidup yang keras seperti Beethoven.
Dalam banyak karyanya ia menunjukan kelembutan yang mendamaikan
hati, gambaran yang menunjukan sifat-sifat kristiani yang murni dan
terbuka. Namun, dalam hidupnya, ia tidak sekedar menerima dan berdiam
saja, tapi ternyata batinnya memberontak. Seharusnya Bach merasa senang
ketika ia telah mendapat pekerjaan sebagai kapellmeister di istana Wiemar.
Bach ingin keluar dari istana, dan menyatakannya kepada pangeran dengan
jujur. Begitu keinginannya disampaikan, khawatirlah sang pangeran. Ia
ditangkap dan dimasukan kedalam penjara. Untung saja sang pangeran iba
dan meloloskannya. Hal yang membuat ia ingin keluar dari istana adalah
2


4.

Lin Jui Hwa. Seri Tokoh Dunia : Johann Sebastian Bach. (Jakarta: Rajawali Press, 2001),

3

Oscar Thompson. (Ireland: Wise Owl Music, 1985), 920. Kapellmeister adalah seorang
konduktor paduan suara atau konduktor orkestra.

6

kerinduannya untuk mengabdi sepenuhnya kepada Tuhan melalui karyakarya gerejawi ciptaannya.
Karya Johann Sebastian Bach yang dipilih sebagai salah satu repertoar
resital ini adalah Prelude, Fugue and Allegro BWV 998. Karya ini terdapat
dalam kumpulan manuskrip milik Bach dalam Bach Gesellschaft.4
3. Historis dan Analisis Struktural Prelude, Fugue and Allegro BWV 998
Prelude merupakan sebuah repertoar pembuka yang menghantarkan
ke karya selanjutnya, dalam hal ini, adalah Fugue dan ditutup oleh Allegro.
Karya ini berstruktur polifoni tiga suara. Prelude ini diawali oleh tanda

sukat 12/8 yang dimainkan dalam tangga nada D mayor. Birama 1-5
terdapat tema dalam tonalitas D mayor lalu pengulangan pada dominannya
di A mayor pada birama 6 dan pengulangan lagi pada birama 14 tetapi kali
ini di relatif minornya di tonalitas B minor. Adanya perpindahan frase
dalam F# minor pada birama 17-19, E minor pada birama 21 ke A mayor
pada birama 22 dan kembali ke D mayor pada birama 23. Pada ketukan ke 7
di birama 23 tonalitas modulasi ke C mayor dan ke dominannya G mayor
pada birama 25. Pada birama 30 kembali ke tonalitas awal yaitu D mayor
dengan pola ritmik yang sama dengan birama 31-32 dan masuk ke pedal bas
pada birama 33-35. Pada birama 36 dalam D mayor terdapat introduksi
bentuk akor hingga birama 37 dan fermata pada birama 40. Tema melodi
dimainkan kembali pada birama 42-44 dari titik ini melodi mengalir hingga
suspensi akor di D mayor pada birama 48.

4

Graham Wade, 10, The Guitarist’s Guide to Bach, (Ireland: Wise Owl Music, 1985).

7


Gambar 2. 1 Birama 1-3 Tema Prelude
Tabel 2. 1 Analisis struktural Prelude

Birama/
ketukan
Keterangan

Prelude

A
Eksposisi

B
Pengembangan Tema

A’
Rekapitulasi

1-5


6-41

42-48

Tonalitas mulai dalam
dominannya di A
mayor

Tonalitas kembali
ke D mayor
ditutup oleh
suspensi akor

Tonalitas
mulai dalam
D mayor

Fugue ini berstrukstur polifoni tiga suara, bersukat 4/4, subjek
utamanya pada tonalitas D mayor pada birama 1 hingga birama 3 ketukan
pertama dan dijawab pada suara kedua di dominannya di tonalitas A mayor

pada suara tengah di birama ke 3 ketukan kedua sampai birama 5 ketukan
pertama. Suara ketiga muncul pada suara bas di birama 7 ketukan kedua
hingga birama 9 ketukan pertama.

Gambar 2. 2 Birama 1-3 Subjek di suara atas (suara 1)

8

Gambar 2. 3 Birama 3-5 Subjek di suara tengah (suara 2)

Gambar 2. 4 Birama 7-9 Subjek di suara bawah (suara 3)
Tabel 2. 2 Analisis struktural Fugue
Fugue
A
Eksposisi

B
Pengembangan

A

Pengulangan

Birama /
ketukan

1-17/1

17/2-29/1

29/2-77/2

77/3-103

Keterangan

Pada birama
1-9 terdapat
polifoni
tema tiga
suara

Tonalitas
mulai dalam
D mayor

Muncul motif
ritme baru.
Interaksi tiap
suara menjadi
semakin
intens dalam
tonalitas D
mayor

Bagian tanpa
permunculan
tema.
Menggunakan
kontrapung not
seperenambelas.
Tonalitas mulai

dalam D mayor

Tema utama
muncul
kembali

Allegro menggunakan sukat 3/8, tonalitas mulai dalam D mayor dan
dimainkan arpeggio dalam not seperenambelasan dengan tempo allegro.
Dalam Allegro ini terdapat dua bagian dan tiap bagiannya diulang dua kali.
Bagian pertama dari birama 1-32, pada birama 1-18 dimulai dari suara
atas dalam tonalitas D mayor dan modulasi ke A mayor pada birama 199

23. Pada birama 24-26 kembali ke D mayor, ke A mayor lagi di birama 27,
dan sampai pada kadens sempurna di birama 31-32 dalam tonalitas A
mayor.
Bagian kedua dari birama 33-96 di mulai di dominannya yaitu A
mayor dan kembali ke tonika D mayor pada birama 36, pada ketukan ketiga
di birama 37 di modulasi ke subdominant nya di G mayor. Terjadi modulasi
ke relatif minornya ke E minor di birama 41-56 dan E minor ini di modulasi
ke paralel mayornya di E mayor di birama 57 dan kembali ke dominan dari

D mayor yaitu A mayor di birama 60 agar dapat kembali ke tonika D mayor
pada birama 64 ditutup oleh kadens sempurna dari akor V- I pada birama
95-96.

Gambar 2. 5 Bentuk arpeggio seperenambelasan
Tabel 2. 3 Analisis struktural Allegro
Allegro
Birama / ketukan

1-32

33-96

Keterangan

Dimulai dari
tonalitas D mayor
dan modulasi dan
ditutup kadens di A
mayor

Dimulai dari
dominan A mayor
dan ditutup kadens
sempurna di D
mayor

4. Analisis Teknik Prelude, Fugue and Allegro BWV 998
Komposisi ini memiliki gaya barok yang berati dimainkan ringan,
dengan ornamentasi khas tanpa rubato dan vibrato yang berlebihan. Pada
bagian Fugue memiliki tingkat kesulitan yang berbeda dibandingkan dengan

10

Prelude dan Allegro. Kesulitannya ialah memilah melodi utama yaitu subjek
yang harus terdengar kontras dibandingkan kounter-subjeknya, dengan
begitu kerja jari-jari tangan kanan perlu kerja ekstra untuk memilahnya.
Sementara pada Allegro selain tempo yang cepat yang menjadi perhatian
ialah posisi jari tangan kiri yang membutuhkan perenggangan ekstra untuk
mencapai nada-nada dengan posisi yang susah. Penalaan senar keenam
untuk karya ini, dari E diturunkan ke D.
B. Periode Klasik
1. Sekilas mengenai Periode Klasik
Periode Klasik berlangsung antara 1720-1800, dalam jeda waktu 70
tahun dalam periode ini membuat banyak perubahan besar dalam musik,
seperti ekspresi melodi dan warna instrumental.5 Karakter utama yang
menjadi ciri khas periode klasik adalah: kesederhanaan, bentuk yang
simetris, musik yang anggun, ornamentasi teratur, dan kejernihan suara
yang tinggi. Musik pada periode ini lebih bersifat universal. Pada periode
Klasik ini praktik moral dianggap lebih penting dibandingkan dengan halhal yang bersifat ketuhannan, sikap natural dalam perilaku sosial lebih
dihargai daripada kemewahan atau perilaku formal yang megah. Musik pada
periode klasik tidak dibatasi oleh ras atau kenegaraan. Pada periode ini
orang-orang lebih menyukai musik alamiah, ekspresif dan sifatnya
menghibur.
2. Biografi Mauro Giuliani
Mauro

Giuliani

merupakan

seorang

komposer

dan

gitaris

berkebangsaan Italia yang lahir pada 1781. Mauro Giuliani merupakan salah
seorang tokoh legendaris

yang memiliki kontribusi penting bagi

perkembangan gitar klasik. Pada 1806, Giuliani beserta keluarganya pindah
ke Wienna, disana ia bertemu dengan komponis-komponis besar dunia.
5

Joseph Kerman, Gary Tomlison, dan Vivian Kerman, Listen: Brief Fourth Edition
(Boston: Bedford/St.Martins 2000), hlm 224 – 225.

11

Karya-karya Mauro Giuliani sangat dipengaruhi oleh para seniman besar
pada saat itu, seperti Ludwig Van Beethoven dan Gioachino Rossini. Hal
inilah yang membuat karyanya memiliki karakter melodi yang sangat
ekspresif dan kreatif, namun tetap mempertahankan karakter instrumen gitar
yang kuat.
3. Historis dan analisis Struktural Grande Ouverture Op.61
Di Italia, bentuk struktur seperti ini disebut "Ouverture" muncul pada
1680-an, dan menjadi pembuka utama untuk opera dari Alessandro Scarlatti,
hingga menyebar ke seluruh Eropa dan pada pertengahan abad ke-18
Ouverture ini menjadi standar untuk pembukaan sebuah opera. Komposisi
ini mengunakan sukat 4/4 diawali introduksi.
Tabel 2. 4 Analisis struktural Grande Ouverture Op.61
Grande Ouverture Op.61
Introduksi Bagian 1
Bagian 2 Bagian 3
1-15
16-39
40-60
61-86

Birama /
ketukan
Keterangan Introduksi
dimulai
dalam
tonalitas
A minor.
Dengan
tempo
Andante
sostenuto

Tonalitas
mulai
dalam A
mayor
Dengan
tempo
Allegro
maestoso

Tonalitas
mulai
dalam C
mayor

Bagian 4
87-122

Adanya ritme
baru dalam
triul not
seperenambelasan
Tonalitas
mulai dalam
E mayor

Tonalitas
mulai
dalam C
mayor

Tabel 2. 5 Analisis struktural Grande Ouverture Op.61

Birama /
ketukan
Keterangan

Grande Ouverture Op.61
Pengulangan
Bagian 1
123/4-139
Tonalitas mulai dalam A
mayor
12

Bagian 5
139-217

Tonalitas mulai dalam F
mayor

4. Analisis Teknik Grande Ouverture Op.61
Komposisi ini merupakan komposisi gitar yang cukup panjang dan
menguras tenaga. Diluar karya yang panjang, kesulitan dalam memainkan
karya ini adalah menghafalkan pola-pola dan dinamika yang berbeda dari
setiap bagiannya. Pada komposisi ini introduksinya dimainkan dalam tempo
yang sedang dan sustenuto, masuk ke bagian ouverturenya tempo menjadi
cepat dan megah diikuti dengan perubahan dinamika yang cukup kompleks
seperti sforzando ke piano.

Gambar 2. 6 Dinamika dari sforzando ke piano.

5. Historis dan analisis Variations on a Theme by Handel Op.107
Tema utama komposisi ini dibuat oleh seorang komposer ternama
periode Barok bernama George Frederic Handel. Karya ini merupakan Suite
in E major yang diberi judul “The Harmonious Blacksmith”, berawal dari
kisah dimana Handel mengunjungi kota benama Cannons, dimana saat itu
hujan deras dan ia berteduh di tempat penempaan besi bernama The Jovial
blacksmith and churchwarden Powell, dimana seseorang menggumamkan
sebuah melodi sembari bekerja dan menempa palu diatas tempat besi
penempa. Suara tempaan palu tersebut memberikan ide untuk membuat
komposisi ini.6 Handel membuat karya ini dalam bentuk suite aria7 dan
Giuliani mengkomposisi sebuah karya tema dan variasi dari tema karya
tersebut. Karya tema dan variasi ini menggunakan tanda sukat 2/4.

6

Karl Scheit, Musik Fur Gitarre (Wien: Universal Edition, 1985).
Don Michael Randel. (The Harvard Concise Dictionary of Music and Musicians, ed. Don
Michael Randel, Edisi ke-2. London: Macmillan Publishers Limited), 258. Suite adalah sebuah
komposisi besar yang terdiri dari beberapa lagu dengan irama irama tertentu, lagu –lagu yang
dipakai adalah lagu-lagu dansa yang mempunyai asal dari negara-negara yang berbeda-beda.
7

13

Gambar 2. 7 Tema utama dari Variations on a Theme by Handel Op.107
Tabel 2. 6 Variations on a Theme by Handel Op.107
Variations on a Theme by Handel Op.107
Tema

Variasi 1

Variasi 2

Variasi 3

Birama/
ketukan

1-24

25-48

49-74

75-100

Keterangan

Tonalitas
mulai dalam
A mayor
Dengan
tempo
Andantino

Tonalitas mulai
dalam A mayor
Dengan tempo
Allegretto

Ritme baru
dalam triul not
seperedelapanan
Tonalitas mulai
dalam A mayor
Dengan tempo
Moderato

Tonalitas
mulai dalam
A mayor
Dengan
tempo
Allegretto
cantabile

Tabel 2. 7 Variations on a Theme by Handel Op.107
Variations on a Theme by Handel Op.107
Birama/
ketukan
Keterangan

Variasi 4

Variasi 5

Variasi 6

Finale

101-126

127-159

160-184

185-195

Tonalitas
mulai dalam A
mayor
Dengan tempo
Presto

Tonalitas
mulai dalam A
minor
Dengan tempo
Minore
sustenuto

14

Tonalitas
Tonalitas
mulai dalam A mulai dalam A
mayor
mayor
Dengan tempo Dengan tempo
Allegro
Allegro

6. Analisis Teknik Variations on a Theme by Handel Op.107
Karya ini memiliki enam buah variasi. Tiap variasi memiliki karakter
yang berbeda seperti suasana dan tempo yang mengharuskan penyaji
memberi interpretasi yang kuat. Perubahan suasana, pengulangan, tempo
yang berbeda, dan perubahan dinamika yang cukup sering membuat karya
ini membutuhkan keterampilan dan teknik bermain yang cukup.
C. Periode Romantik
1. Sekilas mengenai Periode Romantik
Awal mula munculnya periode Romantik berkisar 1800-1900. Prinsip
utama musik instrumental pada jaman romantik adalah: musik dapat
menyampaikan emosi yang jelas tanpa menggunakan kata-kata. Musik pada
periode romantik, lebih berkesan ekspresif dan personal. Struktural, bentuk
dan tonalitas yang dulunya dianggap masuk akal dan baku, di periode ini
batasan-batasannya menjadi tidak jelas dan meluas. Contoh nyata
perkembangan musik pada

periode Romantik ini adalah harmoni yang

semakin kaya, perkembangan alat musik yang semakin beragam, banyaknya
karya-karya solo untuk instrumen, dan banyaknya karya orkestra dengan
komposisi instrumen yang lebih luas dan variatif dibandingkan dengan
periode sebelumnya.
Komponis periode Romantik yang karyanya dipilih penulis untuk
dibawakan dalam resital ini, yaitu: Enrique Granados dengan karyanya
“Spanish Dance no.5” dan Isaac Albeniz dengan karyanya “Sevilla
(Sevillanas) no.3 aus Suite Espanola”.
2. Biografi Enrique Granados
Enrique Granados adalah seorang komposer, pianis dan guru besar
kelahiran Spanyol. Enrique Granados lahir pada 27 Juli 1867 dan wafat
pada 24 Maret 1916. Dalam perjalanan hidupnya Granados sering
berpindah-pindah tempat untuk berbagai alasan dari tugas wajib militer pada
masa itu, belajar musik di Barcelona dengan Joan Baptista Pujol hingga ke
15

Paris karena beasiswa belajar menjadi komposer di Paris Conservatory. Dia
membuat banyak karya-karya untuk piano dengan gaya musik Spanyol yang
menuntut kepiawaian bermain yang tinggi, seperti Escenas romanticas,
Allegro de concierto, Maria del Carmen,dan 12 danzas espanolas.
Komposisi pianonya banyak ditranskrip orang untuk instrumen gitar dan
yang terkenal adalah 12 danzas espanolas miliknya.8
3.

Historis dan analisis Struktural Spanish Dance no.5
Karya ini merupakan kumpulan dari 12 danzas espanolas yang
berisikan: Galante, Oriental, Fandango, Villanesca, Andaluza, Rondalla
Aragonesa, Valenciana, Asturiana, Romantica, Melancolica, Arabesca, dan
Bolero. 12 karya tersebut, penulis akan membawakan karya nomor lima,
Andaluza. Andaluza adalah karya yang menjadi favorit di kalangan pianis
dan gitaris klasik. Sebuah daerah yang terkenal di selatan Spanyol dikenal
sebagai Andalucia yang menghabitasi dua kultur yang berwarna yaitu, The
Moors9 dan The Gypsies.10 Karya Granados ini memberikan kesan dalam
tiap improvisasinya.
Birama 1-3 dan 5-6 terdapat gaya bermain Gypsy cante flamenco.11

8

2009).

Olga Llano, 3, Granados 12 Spanish Dance for solo piano, (England: Alfred Masterwork,

9

Claude v. Palisca. The New Grove Dictionary of Music and Musicians, ed. Stanley Sadie,
Edisi ke-2. Jilid 1. (London: Macmillan Publishers Limited), 851. Moors adalah sebutan untuk
penduduk muslim abad pertengahan.
10
Claude v. Palisca. The New Grove Dictionary of Music and Musicians, ed. Stanley Sadie,
Edisi ke-2. Jilid 1. (London: Macmillan Publishers Limited), 626. Gypsies adalah sebutan untuk
orang komunal yang tersebar di seluruh dunia.
11
Claude v. Palisca. The New Grove Dictionary of Music and Musicians, ed. Stanley Sadie,
Edisi ke-2. Jilid 1. (London: Macmillan Publishers Limited), 424. Cante flamenco merupakan gaya
lagu dikembangkan dari awal abad ke-19 dengan pengaruh Timur Tengah.

16

Gambar 2. 8 Birama 1-3 gaya Gypsy cante flamenco

Gambar 2. 9 Birama 5-6 gaya Gypsy cante flamenco
Karya ini bersukat 6/8, pada birama 14 menjadi 3/8 pada birama 15
kembali ke 6/8 hingga ke birama 26 menjadi 3/8 dan kembali menjadi 6/8
pada birama 27-31. Pada bagian B sukatnya berubah ke 3/4 pada birama 3268.

17

Tabel 2. 8 Spanish Dance no.5
A
Birama/
ketukan
Keterangan

Spanish Dance no.5
B

1-31

32-64

Tonalitas mulai
dalam E minor
Dengan tempo
Andante quasi
Allegretto

Tonalitas mulai
dalam E mayor
Dengan tempo
Andante

C
Coda
65-68
Coda
Tonalitas mulai
dalam E mayor

4. Analisis Teknik Spanish Dance no.5
Komposisi ini memiliki gaya musik Spanyol seperti melodinya yang
bernyanyi (legato) dan sedikit di rubato. Bagian A tempo dan dinamikanya
bergerak dari dimainkan dalam tempo sedang, dinamika mezzo-forte hingga
tempo cepat dengan dinamika forte. Bagian B dimainkan agak sedikit
lambat, dinamika piano dan legato. Dalam bagian B ada penggunaan teknik
harmonic yaitu setengah menekan senar pada fret 5, 7 dan 12 yang
berfungsi untuk mendapatkan suara melodi oktafnya.

Gambar 2. 10 teknik harmonic

18

5. Biografi Isaac Albeniz
Isaac Albeniz lahir di Barcelona pada 1860 dan wafat 1909. Albeniz
adalah anak yang jenius dimana saat usianya yang keempat, ia sudah
bermain dalam konser piano pertamanya yang membuat para penontonnya
takjub. Talenta berharga Albeniz ini membawa perjalanan hidupnya untuk
belajar di Madrid Conservatory.12 Keinginannya yang mendalam untuk
bermain dalam konser musik membuatnya meninggalkan rumah dan
melakukan perjalanan konser ke Argentina, Uruguay, Brasil, Kuba, Puerto
Rico, Amerika Serikat, Inggris, Wiemar, Paraguay, Vienna, Budapest dan
Brussels.
Sekitar 1890 Albeniz mundur dari konser dan fokus dalam
mengkomposisi karya. Ia belajar di Paris dan bertemu teman-temannya
Dukas d’indy, Faure dan Debussy.
Ketika kematian ibu kandungnya pada 1900, Albeniz kembali ke
Barcelona dan membuat opera Merlin disana. Pada akhir masa hidupnya, ia
mengerjakan karya pianonya seperti Suite Iberia, Zarzuelas dan karya
lainya. Sungguh ironis bahwa pada masa itu transkripsi karya gitarnya
kurang terkenal dibandingkan dengan karya pianonya, dimungkinkan karena
karya gitarnya tidak dimainkan didepan umum pada semasa hidupnya.13
6. Historis dan analisis Struktural Sevilla (Sevillanas) no.3 aus Suite
Espanola
Disepanjang masa hidupnya sebagai komponis, Albeniz memulai
komposisinya dengan ide-ide musik Spanyol yang luas, memiliki budaya
dan musik yang kuat. Teknik bermain pianonnya yang luar biasa
memungkinkan dia untuk menciptakan efek-efek suara yang meniru
permainan gitar atau kastanyet.

12

Elias Barreiro, Sevilla arranged for four guitars (United States of America: Mel Bay
Publications, 1999), 4.
13
Claude v. Palisca.1995.The New Grove Dictionary of Music and Musicians, ed. Stanley
Sadie, Edisi ke-2. Jilid 1. (London: Macmillan Publishers Limited), 751.

19

Di Sevilla ini dapat terdengar ritmik dansa asal kota Andalucia,
sebuah provinsi yang dikenal dari agrikulturnya, pertarungan banteng, iklim
yang hangat dan kultural yang beragam. Karya ini memiliki gambaran
suasana kota Seville, Ibu kota Andalucia yang kontras, tertulis dalam bentuk
ABA yang merupakan tipikal dari gaya nasionalistik Spanyol milik Albeniz.
Perlu digaris bawahi yaitu ritme pada bagian A yang riang dan pada bagian
B yang melankolis, karya ini bersukat 3/4.

Gambar 2. 11 Tema bagian A

Tabel 2. 9 Sevilla (Sevillanas) no.3 aus Suite Espanola

Birama/
ketukan
Keterangan

Sevilla (Sevillanas) no.3 aus Suite Espanola
A
B

A

1-52

53-92

2-23, 93-95

Tonalitas mulai
dalam G mayor
Dengan tempo
Vivo Energico

Tonalitas mulai
dalam C minor

Pengulangan
bagian A hingga
coda

7. Analisis Teknik Sevilla (Sevillanas) no.3 aus Suite Espanola
Komposisi ini memiliki gaya bermain Flamenco dengan teknik tangan
kanan bermain rasguado, menghindari penggunaan rubato yang berlebihan
(khususnya pada bagian A). Bagian A dimainkan dalam tempo cepat dan

20

dinamikanya forte. Bagian B dimainkan agak sedikit lambat, dinamika
piano dan legato. Penalaan senar kelima dari A diturunkan ke G dan senar
keenam dari E diturunkan ke D.
D. Periode Abad XX
1. Sekilas mengenai Periode Abad XX
Pada periode musik abad XX para seniman atau komponis-komponis
mengembangkan dan menerapkan berbagai macam idiomatika baru dalam
karya-karya mereka. Karya komponis di periode ini sudah tidak terikat lagi
dengan pemahaman dan struktur bentuk seni yang baku. Dalam bidang
musik para komponis abad XX awal mengembangkan pemahaman yang
berbeda-beda tentang hubungan antara nada ke nada satunya yang pada
periode-periode sebelumnya komponis dituntut untuk memenuhi apa yang
ingin didengar para pendengarnya, maka pada abad XX awal justru
sebaliknya14.
2. Biografi Heitor Villa-Lobos
Heitor Villa-Lobos lahir pada 5 Maret 1887 dan wafat pada 17
November 1959 di Rio de Janeiro, Brasil. Villa-Lobos ialah seorang
komponis asal Brasil yang digambarkan sebagai sosok yang kreatif dan
paling menonjol pada Abad ke-20 dalam perkembangan musik Brasil. Ia
juga seorang komponis yang sangat produktif, banyak karyanya untuk
orkestra, musik kamar, instrumental dan vokal, hingga lebih dari 2000 karya
sebelum tutup usia. Musiknya dipengaruhi oleh musik rakyat Brasil dan
gaya musik Eropa lama. Seperti Bachianas Brasileiras dan Preludepreludenya untuk perbendaharaan karya untuk instrumen gitar.
Pada masa tumbuh kembang Villa-Lobos, Brasil sedang menjalani
masa revolusi sosial dan moderenisasi, penghapusan perbudakan, dan
turunnya kekaisaran pada tahun 1889. Masa perkembangan Brasil terlihat
14

Andik Sutanto. Musik Abad Modern dalam Majalah Praise, 12 Desember 2015. http://
www.majalahpraise.com/musik-abad-modern-%281900-2000%29-517.html.

21

jelas dalam kehidupan musik dan karya-karyanya. Ia sempat mengikuti
kursus pelajaran musik tradisional dan harmoni di Conservatorio de Musica.
Villa-lobos menguasai instrumen cello, gitar dan klarinet.
Masa mudanya berubah ketika ayah kandungnya meninggal dunia
pada 1899 dan ia menjadi tulang punggung keluarganya dengan menjadi
pemain musik di teater orkestra di Rio, selain itu ia juga bergabung dengan
musik jalanan lokal di Brasil. Tanpa disadari dari sanalah ia mulai
memutuskan untuk serius mengkomposisi karya-karyanya.
3. Historis dan analisis Struktural Prelude no.1
The Cinq Preludes merupakan nama kumpulan dari lima buah Prelude
karya Heitor Villa-Lobos. Karya ini dibuat selama musim panas tahun 1940
yang merupakan akhir dari karya musiknya untuk solo gitar.
Awal mula karya ini dibuat karena adanya pertemuan dirinya dengan
seorang gitaris ternama Andres Segovia pada akhir tahun 1930an di
Montevideo. Andres Segovia tertarik pada karya-karya gitar milik VillaLobos yang sebelumnya sehingga pertemuan ini membuahkan hasil yaitu
lima buah Prelude ini yang akan dimainkan oleh Andres Segovia di
Montevideo.
Karya ini bersukat 3/4 berubah menjadi 2/4 pada birama 52 dan
kembali ke 3/4 pada birama 57. Sukatnya berubah menjadi 3/8 pada birama
67-77 dan kembali ke 3/4. Karya ini berbentuk ABA.
Tabel 2. 10 Prelude no.1
A

Prelude no.1

Birama/ ketukan

1-51

Keterangan

Tonalitas mulai
dalam E minor
Dengan tempo
Andantino
expresivo

22

B

A

52-77

78-132

Coda;
Pengulangan
Tonalitas pada E
bagian A dan di
mayor
tutup pada birama
130 di E mayor

4. Analisis Teknik Prelude no.1
Komposisi ini memiliki gaya musik Spanyol, penggunaan akor yang
tegas dengan dimainkan secara staccato terlihat jelas pada bagian A.
Kesulitan dari karya ini adalah bentuk akor yang terus bergerak dengan
melodi yang banyak menggunakan glissando juga perubahan tempo yang
kontras. Perubahan tempo seperti allargo dan ritardando membutuhkan
interpretasi penyaji yang baik.

Gambar 2. 12 Contoh akor yang tegas

Gambar 2. 13 Melodi yang di glissando

23