PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TENTANG PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK PADA Perbedaan Tingkat Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang Pemberantasan Sarang Nyamuk Pada Daerah Endemis Dan Non Endemis DBD Di Kecamatan Karanganyar.

PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA
TENTANG PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK PADA
DAERAH ENDEMIS DAN NON ENDEMIS DBD
DI KECAMATAN KARANGANYAR

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Oleh :
DEVY PUSPO WARDOYO
J500120109

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016

i

HALAMAN PERSETUJUAN

PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA
TENTANG PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK PADA

DAERAH ENDEMIS DAN NON ENDEMIS DBD
DI KECAMATAN KARANGANYAR

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh:
DEVY PUSPO WARDOYO
J500120109

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh
Dosen Pembimbing

dr. Iskandar, M.Kes
NIK. 197506252005011008

ii

iii

TAAN

PERNYAT

Dengan inni saya mennyatakan baahwa dalam
m skripsi ini tidak terddapat karya yang
pernah diaajukan untuuk memperooleh gelar kesarjanaan
k
di suatu Peerguruan Tiinggi,
sepanjangg pengetahuuan saya tiidak terdap
pat karya atau
a
pendappat yang pernah
ditulis ataau diterbitkaan oleh oranng lain, keccuali dalam
m naskah inii dan disebu
utkan
dalam pusstaka.

S
Surakarta,
228 Januari 2016


Devy Pusspo Wardoy
yo

iv

ABSTRAK
Perbedaan Tingkat Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang
Pemberantasan Sarang Nyamuk Pada Daerah Endemis Dan
Non Endemis DBD Di Kecamatan Karanganyar
Devy Puspo Wardoyo, Iskandar, Anika Candrasari.
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta
Latar Belakang: Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit
infeksi yang disebabkan karena virus dengue yang ditularkan melalui gigitan
nyamuk Aedes aegypti. Masalah demam berdarah tidak hanya berdampak pada
masalah klinis individu yang terkena, namun juga berdampak pada kondisi sosial
dan ekonomi masyarakat. Hal ini salah satunya disebabkan kurangnya
pengetahuan dan sosialisasi pemerintah tentang cara yang tepat melakukan upayaupaya tersebut.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis apakah ada perbedaan
tingkat pengetahuan ibu rumah tangga tentang pemberantasan sarang nyamuk
pada daerah endemis dan non endemis DBD di Kecamatan Karanganyar.

Metode: Rancangan yang digunakan adalah Desain Observasional Analitik
dengan pendekatan Cross Sectional. Subjek untuk penelitian adalah 100
responden pada daerah endemis dan non endemis di Kecamatan Karanganyar
yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
Hasil Penelitian: Berdasarkan hasil uji T ini menunjukkan p value sebesar 0,03
yang berarti terdapat tingkat pengetahuan IRT tentang pemberantasan sarang
nyamuk lebih baik di daerah endemis.
Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian dapat diperoleh bahwa tingkat
pengetahuan ibu rumah tangga mengenai pemberantasan sarang nyamuk yang
tinggal di wilayah endemis lebih tinggi dibandingkan dengan ibu yang tinggal di
wilayah non endemis.

___________________________________________________________
Kata Kunci: Tingkat pengetahuan ibu rumah tangga, pemberantasan sarang
nyamuk, Endemis, DBD.

v

ABSTRACT
The Difference In The Level Of Housewives’ Knowledge On The Eradication

Of Mosquito Nests In The Endemic Dengue Area And Non Endemic
Dengue Area In Karanganyar Sub-District
Devy Puspo Wardoyo, Iskandar, Anika Candrasari
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta
Background: Dengue is an infectious disease caused by the dengue virus infected
through the bite of Aedes aegypti mosquito. The problem of dengue does not only
have impacts on the clinical problem of the infected individual, but also have
impacts on the people’s social and economical conditions. One of the causes is
insufficiency in knowledge and government’s socialization about the right ways to
do the efforts.
Objectives: This research aimed at analyzing whether there is difference in the
level of housewives’ knowledge on the eradication of mosquito nests in the
endemic dengue area and non endemic dengue area in Karanganyar sub-district.
Methods: The research design is the analytic observational design with cross
sectional analytic approaches. subjects were 100 people in the endemic dengue
area and non endemic dengue area in Karanganyar sub-district who already
fullfill the inclusion and exclusion criteria.
Results: Based on T test it shows the p value is 0,03. The results showed that the
housewives’ knowledge level on the eradication of mosquito nests was better in
the endemic area.

Conclusion: Based on the results of the research, it could be obtained that the
housewives’ knowledge level on the eradication of mosquito nests in the endemic
area was higher than the housewives’ knowledge level in the non endemic area.
__________________________________________________________________
Keywords: Housewives’ knowledge level, eradication of mosquito nests,
Endemicity, DHF.

vi

Data Depkes RI Tahun 2013, sampai

PENDAHULUAN
Infeksi virus dengue adalah masalah

pertengahan tahun ini, kasus demam berdarah

kesehatan global. Peningkatan angka kejadian

sebesar 48.905 orang terjadi di 31 propinsi


terjadi pada tiga dekade terakhir penyakit

dan 376 diantaranya meninggal dunia. Pada

tersebut di berbagai negara yang dapat

tahun 2012, Kemenkes mencatat sebesar

menimbulkan kematian sekitar kurang dari

90.245 penderita. Pada tahun 2010 angka

1%. Penyakit Dengue terdapat di daerah

kematian mencapai 0,87 %, pada tahun 2011

tropis dan sub tropis sekitar 2,5 milyar

terjadi peningkatan sebesar 0,91 % dan


penduduk yang mempunyai risiko dan hampir

sempat menurun pada tahun 2012 menjadi

terjangkit penyakit ini. Diperkirakan setiap

0,90 % dengan total kasus pada tahun 2012

tahun sekitar 50 juta manusia terinfeksi virus

sebesar 90.245 penderita dan jumlah kenaikan

dengue

diantaranya

mencapai 816 penderita. Tahun 2013 selama

memerlukan rawat inap, dan hampir 90% dari


Januari sampai Juni DBD dilaporkan terjadi

pasien

di 31 propinsi dengan jumlah kasus sebanyak

yang

rawat

500.000

inap

adalah

anak-anak

(Hadinegoro, 2014).


48.905 penderita dan 376 orang diantaranya

Di berbagai negara tropis, virus

meninggal dunia. Propinsi yang dilaporkan

dengue sangat endemik. Di Asia, penyakit ini

KLB DBD tahun 2013 yaitu Lampung,

sering menyerang di India dan semua negara

Sulsel, Kalteng dan Papua.

di Asia Tenggara. Epidemi dengue pada tahun

Pada

periode


Januari

sampai

1779 pertama kali terjadi di Asia, pada tahun

November 2013 jumlah penderita DBD di

1784 di Eropa, pada tahun 1835 di Amerika

Jawa Tengah mencapai 16.401 orang. Dari

Selatan, dan pada tahun 1922 di Inggris

jumlah

(Widoyono, 2011).

meninggal dunia dan terdapat angka kesakitan

tersebut

279

orang

diantaranya

Penyakit Demam Berdarah Dengue

sebesar 4,95 per 10.000 penduduk, lebih

merupakan penyakit infeksi yang disebabkan

tinggi bila dibandingkan pada tahun 2006

karena virus dengue melalui gigitan nyamuk

yang hanya sebesar 3,37 per 10.000 penduduk

Aedes aegypti. Penyakit DBD merupakan

(Huda, 2013). Berdasarkan data dari Dinas

salah satu penyakit yang menjadi masalah

Kesehatan Kecamatan Karanganyar, angka

kesehatan masyarakat dan endemis di seluruh

kejadian kasus DBD Kecamatan Karanganyar

Indonesia

sebanyak 461 kasus Tahun 2012, dan

serta

penyebarannya

semakin

meluas di wilayah Indonesia (Depkes, 2011).

meningkat menjadi 485 kasus pada tahun

1

2013 dengan satu kejadian pasien DBD yang

juga berdampak pada kondisi sosial dan

dinyatakan

ekonomi

meninggal

dunia.

Kecamatan

masyarakat,

sehingga

Karanganyar mempunyai 12 kelurahan, yang

penanganannya tidak hanya bertumpu pada

4

daerah

dinas kesehatan sehingga diperlukan peran

endemis penyakit Demam Berdarah Dengue

aktif semua anggota masyarakat. Sampai saat

(DBD), 4 kelurahan dari 12 kelurahan yang

ini

endemis DBD yaitu kelurahan Gedong,

menunjukkan adanya penurunan kasus yang

kelurahan Lalung, kelurahan Karanganyar dan

signifikan, bahkan kadang-kadang terjadi

kelurahan Jantiharjo. Sedangkan 8 kelurahan

peningkatan. Hal ini salah satunya disebabkan

dari

yaitu

kurangnya

Bolong,

pemerintah

kelurahan Popongan, kelurahan Tegalgede,

melakukan

upaya-upaya

kelurahan Cangakan, kelurahan Delingan,

Pengetahuan

adalah

kelurahan

mempengaruhi perilaku seseorang terhadap

kelurahan

dinyatakan

daerah

kelurahan

non

sebagai

endemis

Bejen,

DBD

kelurahan

Gayamdompo

dan

kelurahan

Jungke.

suatu

Angka Bebas Jentik (ABJ) di beberapa
wilayah

masalah

Karanganyar

berdarah

pengetahuan
tentang

objek,

dan

cara

sehingga

belum

sosialisasi
yang

tepat

tersebut.

faktor

dalam

yang

konteks

kemampuan pengendalian demam berdarah

belum

tidak bisa lepas dari proses terbentuknya

memenuhi ABJ normal. Salah satu faktor

perilaku. Mengingat penyebaran nyamuk

yang diduga menjadi penyebab meningkatnya

demam berdarah telah tersebar luas di seluruh

angka kesakitan dan kematian akibat penyakit

tanah air, maka upaya pengendalian demam

DBD di Kecamatan Karanganyar adalah

berdarah tidak hanya oleh tenaga kesehatan

perilaku masyarakat dalam melaksanakan

saja tetapi harus didukung peran serta semua

Pemberantasan

anggota

Sarang

masih

demam

Nyamuk

(PSN).

masyarakat secara aktif termasuk

peran ibu rumah tangga (Tairus et al., 2015).

Indikator keberhasilan Pemberantasan Sarang

Penelitian

Nyamuk (PSN) yaitu Angka Bebas Jentik

yang

dilakukan

Atmodjo

menyebutkan

Karanganya, tetapi masih ada beberapa

perbedaan

pengetahuan

kelurahan yang belum mencapai ABJ sebesar

antara wilayah endemis dan non endemis. Hal

95 % (Dinkes Karanganyar, 2015).

ini

(ABJ)

sebesar

95%

di

Kecamatan

disebabkan

karena

bahwa

Purwo

mengenai

semua

terdapat
DBD

anggota

Masalah demam berdarah tidak hanya

masyarakat yang berada di wilayah endemis

berdampak pada individu yang terkena, tetapi

lebih tahu dan lebih mudah mendapat

2

informasi,
karena

dan

mempunyai

keluarga

maupun

DBD

(Kemenkes

menderita

pengalaman

Karanganyar dan Kelurahan Jungke yang

tetangganya

berada di Kecamatan Karanganyar.

2010).

Sedangkan populasi aktual sebagian

menyebutkan

ibu rumah tangga yang ada di Kelurahan

bahwa tidak ada perbedaan pengetahuan

Karanganyar dan Kelurahan Jungke yang

mengenai DBD dan perilaku PSN antara

berada di Kecamatan Karanganyar. Jumlah

wilayah endemis dan non endemis (Sukma,

sampel yang digunakan dalam penelitian ini

2009). Berdasarkan uraian di atas, maka

adalah sebesar 100 responden dengan cara

peneliti ingin melakukan penelitian tentang

Probability Sample, dengan teknik Cluster

perbedaan tingkat pengetahuan ibu rumah

Random Sampling. Kriteria inklusi dalam

tangga tentang pemberantasan sarang nyamuk

penelitian ini adalah ibu rumah tangga yang

pada daerah endemis dan non endemis DBD

berada

di Kecamatan Karanganyar.

Kelurahan Jungke dan ibu rumah tangga yang

Namun,

penelitian

lainnya

RI,

di

Kelurahan

Karanganyar

dan

Tujuan: untuk menganalisis apakah

tercatat sebagai penduduk tetap di Kelurahan

ada perbedaan tingkat pengetahuan ibu rumah

Karanganyar dan Kelurahan Jungke yang

tangga tentang pemberantasan sarang nyamuk

berada di Kecamatan Karanganyar. Kriteria

pada daerah endemis dan non endemis DBD

eksklusi adalah subjek tidak bersedia dalam

di Kecamatan Karanganyar.

penelitian dan subjek sedang sakit.
Variabel independen dalam penelitian
ini daerah endemis dan non Endemis DBD

METODE PENELITIAN

sedangkan

Jenis penelitian ini merupakan jenis

variabel

dependen

tingkat

yang

pengetahuan ibu rumah tangga. Tingkat

menggunakan rancangan pendekatan Cross

pengetahuan ibu rumah tangga mengenai

Sectional. Penelitian ini dilakukan di wilayah

DBD adalah segala sesuatu yang diketahui

Kelurahan

penelitian

Observasional

Analitik

dan

Kelurahan

ibu rumah tangga mengenai penyakit DBD.

di

kecamatan

Meliputi gejala, penyebab, vektor penyakit,

Karanganyar pada bulan November sampai

cara pemberantasan dan pencegahan DBD.

dengan bulan Desember 2015. Populasi target

Di ukur dengan skoring jawaban pertanyaan-

pada penelitian ini adalah

pertanyaan

Jungke

Karanganyar
yang

berada

semua

ibu

seputar

pengetahuan

yang

dirangkum dalam kuisioner. Alat ukur : Tes

rumah tangga yang terdapat di Kelurahan

dengan

3

pertanyaan

pilihan

ganda

yang

berjumlah 20 item pertanyaan, dengan skor

Kelurahan Jungke. Distribusi karakteristik

nilai: Tinggi : Benar 15-20, Sedang : Benar 7-

responden penelitian di tampilkan pada tabel

14, Rendah : Benar 1-6.

berikut:

Daerah endemis DBD adalah daerah

1. Analisis Univariat

dimana penyakit DBD menetap yang berada

a. Diskripsi Data

dalam masyarakat pada suatu tempat /

1) Tingkat usia responden

populasi tertentu. Data didapat dari Dinas

Tabel

Kesehatan Karanganyar. Daerah non endemis

4.1

Distribusi

sampel

berdasarkan tingkat usia
Tingkat
Usia
< 30 Tahun
31 – 40 Tahun
41 – 50 Tahun
51 – 60 Tahun
> 60 Tahun
Jumlah

DBD adalah daerah dimana penyakit DBD
tidak menetap yang berada dalam masyarakat
pada suatu tempat / populasi tertentu. Data
didapat dari Dinas Kesehatan Karanganyar.
Instrumen penelitian yang digunakan pada

Non Endemis
Jumlah Persen
11
22
21
42
13
26
4
8
1
2
50
100

Endemis
Jumlah Persen
17
34
19
38
11
22
2
4
1
2
50
100

(Sumber : Data primer, 2015)

penelitian ini adalah dengan menggunakan

2) Tingkat pendidikan responden

kuisioner.

Tabel

4.2

Distribusi

sampel

berdasarkan tingkat pendidikan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tingkat
Pendidikan
SD
SMP
SMA
D3
S1
Jumlah

Penelitian yang telah dilakukan dari
bulan Desember 2015 sampai Januari 2016, di
peroleh 100 responden yang di kategorikan
menjadi daerah endemis DBD dan daerah non
endemis DBD. Responden yang berada di

Non Endemis
Jumlah
Persen
16
32
5
10
26
52
1
2
2
4
50
100

Endemis
Jumlah Persen
12
24
7
14
28
56
1
2
2
4
50
100

(Sumber : Data primer, 2015)

wilayah endemis DBD berjumlah 50 orang
yaitu

di

Lalung,

Kelurahan
Kelurahan

Gedong,

3) Tabel Tingkat Pengetahuan

Kelurahan

Karanganyar

Tabel

dan

Tingkat
Pengetahuan
Tinggi
Sedang
Rendah
Jumlah

di wilayah non endemis DBD berjumlah 50
orang yaitu di Kelurahan Bejen, Kelurahan
Bolong, Kelurahan Popongan, Kelurahan
Tegalgede, Kelurahan Cangakan, Kelurahan
Kelurahan

Gayamdompo

Distribusi

sampel

berdasarkan tingkat pengetahuan

Kelurahan Jantiharjo sedangkan yang berada

Delingan,

4.3

Non Endemis
Jumlah Persen
13
26
23
46
14
28
50
100

(Sumber: Data primer, 2015)

dan

4

Endemis
Jumlah Persen
20
40
22
44
8
16
50
100

pada daerah endemis dan non endemis di

2. Analisis Prasyarat Penelitian

Kecamatan Karanganyar.

a. Uji Normalitas Data
Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Data
Tingkat
Pengetahuan IRT
Endemis
Non – Endemis

Statistics

p-value

Kesimpulan

0,113
0,101

0,130
0,200

Normal
Normal

Berdasarkan karakteristik responden
diperoleh
berdasarkan

(Sumber: Data primer, 2015)

frekuensi

responden

masing-masing

variabel

memperlihatkan

bahwa

sebagian

besar

responden baik di daerah endemis dan non

b. Uji Homogenitas Data

endemis sebagian besar berusia antara 31-40

Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Data
Variabel
Tingkat
Pengetahuan IRT

distribusi

Statistics

p-value

Kesimpulan

0,000

1,000

Homogen

tahun.Distribusi
berdasarkan

frekuensi
masing-masing

memperlihatkan

(Sumber : Data primer, 2015)

responden

bahwa

variabel

sebagian

besar

responden baik di daerah endemis dan non
endemis sebagian besar memiliki tingkat

3. Analisis Bivariat

pendidikan SMA.

Tabel 4.6 Hasil Analisis Bivariat
Tingkat
Pengetahuan IRT

Std.
Mean Deviation thitung

Endemis

12,16

5,040

Non Endemis

10,04

5,059

2,099

Hasil

distribusi

data

menunjukkan

p-value

Std.
Confidence
Interval

terdapat

0,038

0,116-4,124

tentang pemberantasan sarang nyamuk di

26%

tingkat

pengetahuan

IRT

daerah non endemis termasuk kategori tinggi,

(Sumber : Data primer, 2015)
Berdasarkan uji Independent Sample

sedangkan tingkat pengetahuan IRT tentang

T-Test di atas diketahui rata-rata tingkat

pemberantasan sarang nyamuk di daerah

pengetahuan IRT tentang pemberantasan

endemis juga diperoleh kategori tinggi yaitu

sarang nyamuk pada daerah endemis

sebesar 40%, hasil ini menunjukkan tingkat

sebesar

pengetahuan IRT tentang pemberantasan

12,16

sedangkan

tingkat

sarang nyamuk lebih baik di daerah endemis.

pengetahuan IRT tentang pemberantasan
sarang nyamuk pada daerah non endemis

Dalam penelitian ini hasil yang yang

sebesar 10,04, dan diperoleh nilai p =

telah didapat diolah dengan menggunkan

0,038

dapat

SPSS versi 19. Hasil yang diperoleh sesuai

perbedaan

yang

dengan dasar teori dan hipotesis, yaitu ada

pengetahuan

IRT

perbedaan tingkat pengetahuan ibu rumah

tentang pemberantasan sarang nyamuk

tangga tentang pemberantasan sarang nyamuk

(p

Dokumen yang terkait

Hubungan Tempat Perindukan Nyamuk dan Perilaku Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan Keberadaan Jentik Aedes aegypti di Kelurahan Benda Baru Kota Tangerang Selatan Tahun 2015

3 26 120

PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TENTANG PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK PADA Perbedaan Tingkat Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang Pemberantasan Sarang Nyamuk Pada Daerah Endemis Dan Non Endemis DBD Di Kecamatan Karanganyar.

0 3 12

PENDAHULUAN Perbedaan Tingkat Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang Pemberantasan Sarang Nyamuk Pada Daerah Endemis Dan Non Endemis DBD Di Kecamatan Karanganyar.

0 3 4

DAFTAR PUSTAKA Perbedaan Tingkat Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang Pemberantasan Sarang Nyamuk Pada Daerah Endemis Dan Non Endemis DBD Di Kecamatan Karanganyar.

0 2 4

TINGKAT PENGETAHUAN IBU-IBU RUMAH TANGGA DI SURABAYA TENTANG SOSIALISASI POSYANDU LANSIA.

0 0 8

TINGKAT PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA DI SURABAYA TENTANG IKLAN PRENAGEN (Studi Deskriptif Tingkat Pengetahuan Ibu Rumah Tangga di Surabaya Tentang Iklan Prenagen di Televisi).

0 0 96

Hubungan antara Pengetahuan dan Praktik Ibu PKK tentang Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan Keberadaan Jentik Nyamuk Aedes aegypti pada Tandon Air.

0 0 2

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU MAHASISWA TENTANG PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK (PSN) DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) TERHADAP KEBERADAAN JENTIK AEDES AEGYPTI

0 0 5

KEPERCAYAAN IBU RUMAH TANGGA TENTANG NYAMUK AEDES DAN PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI KELURAHAN ENDEMIS

0 0 8

PERBEDAAN PERILAKU MASYARAKAT TENTANG PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK AEDES AEGYPTI DAN KEBERADAAN JENTIK PADA KELURAHAN ENDEMIS DAN NON ENDEMIS DBD :Studi observasi di Kelurahan Balongsari dan Kelurahan Karangpoh Kecamatan Tandes Kota Surabaya Repository - U

0 0 85