TINGKAT PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA DI SURABAYA TENTANG IKLAN PRENAGEN (Studi Deskriptif Tingkat Pengetahuan Ibu Rumah Tangga di Surabaya Tentang Iklan Prenagen di Televisi).

(1)

Surabaya Tentang Iklan Prenagen di Televisi)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan memperoleh

gelar sarjana pada Fisip UPN”Veteran” Jawa Timur

Oleh :

NUR AINI WAHIDAH NPM. 0543010229

YAYASAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK SURABAYA


(2)

Puji syukur penulis tujukan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Karena karuniaNya, penulis bisa menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Tingkat Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Di Surabaya Tentang Iklan Prenagen (Studi Deskriptif Tingkat Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Di Surabaya Tentang Iklan Prenagen di Televisi)

Tak lupa penulis menyampaikan rasa terima kasih pada pihak-pihak yang telah membantu selama menyusun penulisan skripsi ini.

1. Ibu Dra. Ec. Hj. Suparwati, Msi., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur. 2. Bapak Juwito, S.Sos, Msi., selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi

Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur.

3. .Bapak Saifuddin Zuhri. Msi, selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Komunikasi

4. Bapak IR. H. Didiek Tranggono, MSi sebagai Dosen Pembimbing yang telah memberi petunjuk dan pengarahan guna penulisan skripsi ini hingga selesai dengan baik.

5. Segenap dosen Ilmu Komunikasi yang telah banyak memberikan ilmu dan dorongan dalam menyelesaikan skripsi ini.

Serta tak lupa penulis memberikan ucapan rasa terima kasih kepada: 1. Bapak Zaenal dan Ibu Siti Fatimah, the best parents, yang telah memberikan

kasih sayang, perhatian, semangat, dorongan, dan pengertiannya baik secara moril dan materiil.


(3)

iv

Emi, Mbak Fitri, Mas Handri, Soleh Adi, Wika, Tong2.

4. Kel. Besar Pu-Gruk, Mbah Fath, Dedek Ifa, Farid, Mak Sri. Sekalian Tante Ratmi, tante Rin, Mas Jumali.

5. Sahabat-sahabat terbaik yang selalu ada, d”Mbuledz (Afni, Anggres, Budi, Ntan, Defi, Dewi, Lemot, Tebi, Eche, Ria, Nani, Butet dan Rima) yang tak henti memberikan spirit dan masukan untuk kelancaran penyusunan skripsi. 6. Teman seperjuangan Rinarhayu (vita), yang selalu bersedia dimintai tolong

thanks a lot. Mbak Zidni, Indah Marati, Ika dan Rengga.

7. Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah membantu penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangatlah dibutuhkan guna memperbaiki kekurangan yang ada.

Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca, khususnya teman-teman di Program studi Ilmu Komunikasi.

Surabaya, Mei 2010


(4)

Kata Pengantar ... iii

Daftar Isi ... v

Daftar Tabel ... x

Daftar Gambar ... xii

Daftar Lampiran ... xiii

Abstraksi ... xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 9

1.3. Tujuan Penelitian ... 9

1.4. Kegunaan Penelitian ... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 11

2.1. Landasan Teori ... 11

2.1.1. Iklan ... 11

2.1.2. Komunikasi Periklanan ... 13

2.1.3. Periklanan sebagai Komunikasi Persuasif ... 14

2.1.4. Televisi sebagai Media Periklanan ... 16

2.1.4.1. Proses Komunikasi Visual Periklanan ... 20

2.1.4.2. Pesan Visual ... 21


(5)

2.1.5. Komunikasi Efektif ... 27

2.1.6. Tingkat Pengetahuan ... 28

2.1.7. Masyarakat Sebagai Pemirsa Televisi... 32

2.1.8. Definisi Ibu Rumah Tangga... .33

2.1.9. Teori S-O-R ... 34

2.1.10.Iklan Prenagen ... 37

2.2. Kerangka Berpikir ... 38

BAB III METODE PENELITIAN ... 42

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 42

3.1.1. Definisi Operasional ... 42

3.1.2. Pengukuran Variabel ... 45

3.2. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ... 48

3.2.1. Populasi ... 48

3.2.2. Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ... 49

3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 50

3.4. Tekhnik Analisis Data ... 51

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 52


(6)

4.2. Penyajian Analisiss Data ... 56

4.2.1. Identitas Responden ... 56

4.2.2. Media ... 58

4.2.2.1. Frekuensi Menonton Iklan Prenagen di Televisi ... 58

4.2.2.2. Durasi Menonton Iklan Prenagen di Televisi ... 59

4.2.3. Pengetahuan Ibu Rumah Tangga di Surabaya Tentang Iklan Prenagen di Televisi ... 59

4.2.3.1. Pengetahuan Tentang Tentang Kebiasaan-kebiasaan Baik Untuk Merangsang Sel Otak Janin Bisa Dilakukan Sedini mungkin ... 60

4.2.3.2. Pengetahuan Tentang Berapa Kali Dalam Sehari Mengajak Bicara Dan Membacakan Cerita Dapat Merangsang Sel Otak Janin ... 61

4.2.3.3. Pengetahuan Tentang Berapa Kali Dalam Sehari Memperdengarkan Musik Klasik Dapat Merangsang Sel Otak Janin ... 63

4.2.3.4. Pengetahuan Tentang Berapa kali dalam sehari minum nutrisi dapat merangsang sel otak janin ... 64


(7)

4.2.3.6. Pengetahuan Tentang Nutrisi Penting Bagi Janin... 66 4.2.3.7. Pengetahuan Tentang Himbautan Untuk Melakukan

Kebiasaan Baik 2x sehari Agar Bayi Sehat Dan Cerdas... 67 4.2.3.8. Pengetahuan Tentang Gambar para orang tua menstimulus

otak janin di dalam iklan Penagen ... 68 4.2.3.9. Pengetahuan Tentang Efek Suara Yang Digunakan Di

dalam Iklan Prenagen... 70 4.2.3.10.Pengetahuan Tentang Mona Ratuliu dijadikan Model dalam

iklan Prenagen... 71 4.2.3.11.Pengetahuan Tentang Adanya Penggunaan headset sebagai

Alat Peraga Dalam Iklan Prenagen ... 72 4.2.3.12.Pengetahuan Tentang Penggunaan Latar Belakang Taman

Terbuka Dalam Iklan Prenagen ... 73 4.2.3.13.Pengetahuan Tentang Pencahayaan di siang hari yang

ditampilkan dalam iklan Prenagen... 74 4.2.3.14.Pengetahuan Tentang Komposisi Warna Gambar Yang

Ditampilkan Dalam Iklan Prenagen... 75


(8)

Prenagen... 76

4.3. Tingkat Pengetahuan Ibu Rumah Tangga di Surabaya Tentang Iklan Prenagen Di televisi ... 77

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 79

5.2. Saran ... 79

Daftar Pustaka ... 81

Lampiran ... 84


(9)

Tabel 4.2. Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 57 Tabel 4.3. Frekuensi Menonton Iklan Prenagen di Televisi ... 58 Tabel 4.4. Durasi Menonton Iklan Prenagen di Televisi ... 59 Tabel 4.5. Kebiasaan-kebiasaan Baik Untuk Merangsang Sel Otak Janin

Bisa Dilakukan Sedini Mungkin ... 60 Tabel 4.6. Berapa Kali Dalam Sehari Mengajak Bicara Dan Membacakan

Cerita Dapat Merangsang Sel Otak Janin ... 61 Tabel 4.7. Berapa Kali Dalam Sehari Memperdengarkan Musik Klasik

Dapat Merangsang Sel Otak Janin ... 63 Tabel 4.8. Berapa Kali dalam sehari minum nutrisi dapat merangsang sel

otak janin... 64 Tabel 4.9. Kombinasi Kebiasaan Baik Bisa Membantu Merangsang

Pertumbuhan Sel Otak Janin Hingga 100 miliar... 65 Tabel 4.10. Nutrisi Penting Bagi Janin ... 67 Tabel 4.11. Himbauan Untuk Melakukan Kebiasaan Baik 2x sehari Agar

Bayi Sehat Dan Cerdas ... 68 Tabel 4.12. Gambar para orang tua menstimulus otak janin di dalam iklan

Penagen ... 69 Tabel 4.13. Efek Suara Yang Digunakan Didalam Iklan Prenagen... 70 Tabel 4.14. Mona Ratuliu dijadikan Model dalam iklan Prenagen... 71


(10)

Dalam Iklan Prenagen... 72 Tabel 4.16. Penggunaan Latar Belakang Taman Terbuka Dalam Iklan

Prenagen... 73 Tabel 4.17. Penggunaan Pencahayaan di siang hari yang ditampilkan dalam

iklan Prenagen... 74 Tabel 4.18. Komposisi Warna Gambar Yang Ditampilkan Dalam Iklan

Prenagen... 75 Tabel 4.19. Slogan Yang Ada Dalam Iklan Prenagen... 76 Tabel 4.20. Tingkat Pengetahuan Ibu Rumah Tangga di Surabaya Tentang

Iklan Prenagen di Televisi ... 77


(11)

Gambar 2.2. Teori S-O-R ... 36 Gambar 2.3. Bagan Kerangka Pikir ... 40


(12)

xiii

Lampiran 1 Kuesioner ... 84 Lampiran 2 Hasil Rekapitulasi Jawaban Responden ... 87 Lampiran 3 Iklan Prenagen ... 89


(13)

Televisi)

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Tingkat Pengetahuan Ibu rumah tangga di Surabaya Tentang Iklan Prenagen di televisi.

Landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori S-O-R. Karena menurut teori ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan.

Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan tabel frekuensi yang digunakan untuk menggambarkan data yang diperoleh dari penyebaran kuesioner yang diisi oleh responden. Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Purposive Sampling.

Berdasarkan hasil analisis pembahasan sebagaimana dijabarkan pada deskripsi tiap–tiap tabel frekuensi menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan Ibu rumah tangga di Surabaya tentang iklan Prenagen di televisi adalah tinggi, artinya pada dasarnya ibu rumah tangga sudah memiliki pengetahuan yang tinggi mengenai iklan Prenagen di televisi.

Kata kunci : tingkat pengetahuan, iklan prenagen, Ibu Rumah Tangga, Iklan televisi


(14)

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah Media massa menyajikan berbagai realitas kehidupan dalam bentuk

informasi kepada masyarakat. Munculnya kesadaran tentang arti dan nilai dari informasi yang disajikan oleh media massa (Sobur, 2004:162).

Media massa mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan respon dan kepercayaan masyarakat. Dalam penyampaian informasi sebagai tugas pokok media massa membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan respon seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal yang memberikan landasan kognitif baru terbentuknya sikap terhadap hal tersebut.

Kehadiran media massa merupakan gejala awal yang menandai kehidupan masyarakat modern saat ini. Dapat dikatakan bahwa masyarakat diera sekarang ini membutuhkan informasi untuk memenuhi kebutuhan yang semakin beragam. Bagian dari media massa khususnya media elektronik tentunya memiliki khalayak, dimana khalayak media massa datang dari lapisan masyarakat yang beragam dan tersebar. Berdasarkan heterogenitas khalayak itulah media massa elektronik hadir dalam berbagai bentuk yang jenisnya bergantung pada frekuensi tayang, kelas ekonomi, penonton, dan sebagainya. Media massa elektronik yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu televisi.


(15)

Televisi lebih terpilih sebagai media elektronik yang paling efektif dan mempunyai kelebihan-kelebihan yaitu daya jangkau yang sangat luas dan sangat besar dengan sifatnya yang audio visual. Onong U, Effendy, mengatakan : “Televisi mempunyai fungsi mempengaruhi memang bisa diandalkan sebab televisi mempunyai daya tarik yang kuat, karena mereka memiliki unsur kata-kata, musik juga unsur visual yang berupa gambar hidup yang mampu menimbulkan kesan mendalam pada penontonnya” (Effendy, 1989:40).

Iklan adalah proses penyampaian pesan atau informasi kepada sebagian atau seluruh khalayak dengan menggunakan media. Menurut Wibowo (2003: 5) iklan atau periklanan didefinisikan sebagai kegiatan berpromosi atau memberikan informasi melalui media massa.

Iklan yang ditayangkan di media elektronik khususnya televisi, merupakan suatu bentuk komunikasi informatif dan persuasif yang ditujukan kepada khalayak, namun karena perkembangan iklan produk pesaing, maka iklan yang disampaikan harus mampu memperkuat brand image yang telah ada dimasyarakat.

Selain itu penayangan iklan di televisi lebih memberikan pengaruh kepada masyarakat, karena iklan ditelevisi hingga beberapa kali dalam sehari (pengulangan) sampai dipandang cukup bermanfaat yang memungkinkan sejumlah masyarakat untuk menyaksikannya dan dalam frekuensi yang cukup sehingga pengaruh iklan itu bangkit (Jefkins, 1994 : 110). Kelebihan televisi yang lain sebagai media periklanan adalah jangkauannya yang luas, yaitu dari berbagai lapisan kelompok umur, sosial, gaya hidup, profesi dan lain sebagainya.


(16)

Kualitas manusia sangat ditentukan oleh pertumbuhan dan perkembangannya sejak dini. Pemenuhan gizi yang baik dan benar merupakan modal dasar agar anak dapat mengembangkan potensi genetiknya secara optimal. Zat gizi yang diberikan harus tersedia secara tepat baik kualitas maupun kuantitasnya. Mulai dari protein dengan asam aminonya baik yang esensiel maupun non-esensiel, khususnya dalam kehamilan, karena pada masa itu terjadi pertumbuhan sel-sel baru dengan sangat pesat (http//sehat-ituindah.blogspot.com).

Kehamilan adalah masa di mana seorang wanita membawa embrio atau fetus di dalam tubuhnya. Status nutrisi sebelum kehamilan sama penting dengan selama hamil. Nutrisi ibu selama hamil merupakan hal terpenting pada pertumbuhan dan perkembangan janin. Secara keseluruhan perkembangan pranatal, jenis makanan yang di dapat sebelum lahir berdampak sepanjang hidup terhadap berat badan, tekanan darah dan kesehatan kardiovascular.

Perkembangan janin dan rahim dimulai sejak dalam kandungan, bisa melalui suara, sentuhan dan rasa. Rangsangan pendengaran dalam rahim dapat memicu perkembangan otak, dan gerakan ringan pada dinding rahim merupakan bagian belajar yang penting untuk respon sentuhan. Keuntungan latihan untuk Ibu dan janin: dapat memacu pertumbuhan pembuluh darah baru dan meningkatkan efisiensi metabolisme sel, dan membantu stimulasi untuk memicu perkembangan otak. Tentunya semua Ibu menginginkan putra putrinya tumbuh sehat dan cerdas nantinya, untuk itu sejak dari kandungan sebaiknya memperhatikan asupan nutrisi yang sehat dan seimbang, serta menghindari faktor resiko stress (www.sayyestoasi.com).


(17)

Pemeliharaan gizi anak bukan dimulai setelah bayi lahir, melainkan harus dimulai semenjak bayi masih dalam kandungan . Pemeliharaan gizi ibu semasa hamil bukan saja akan berguna untuk ibu seperti menghindari terjadinya kesulitan semasa hamil dan waktu melahirkan, akan tetapi juga membawa manfaat bagi bayi. Bayi yang lahir dari ibu yang gizinya baik dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, hal ini karena dipengaruhi oleh keadaan gizi ibu semasa hamil (http://stikeskabmalang.wordpress.com).

Menurut WHO, diperkirakan 40% kelahiran bayi di Indonesia masih kekurangan gizi dan nutrisi, sehingga menyebabkan gangguan pada perkembangan otak dan kecerdasan, daya tahan tubuh rendah, anemia bagi ibu hamil, serta meningkatkan risiko kebutaan pada bayi (Sumber : Majalah Farmacia. Agustus, 2008), (http://www.jantunghipertensi.com).

Pentingnya nutrisi yang lengkap dan seimbang sangat dibutuhkan bagi ibu dan janin, hal ini perlu diperhatikan mengingat jumlah kelahiran bayi di Indonesia masih kekurangan gizi dan nutrisi. Selama dalam kandungan janin harus benar – benar mendapatkan asupan gizi yang tepat dan juga menstimulus otak janin agar risiko kelahiran bayi dengan cacat bawaan tidak terjadi. Anggapan bahwa setiap kondisi bayi yang lahir itu tergantung dari kebiasaan sang ibu pada masa kehamilan memang benar. Kurangnya asupan nutrisi ketika hamil dapat menyebabkan bayi lahir dengan kondisi memprihatinkan bahkan sampai bayi harus meregang nyawa. Untuk itu, ibu hamil dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan atau nutrisi yang diperkaya dengan asam Folat. Salah satu jenis makanan yang telah diperkaya dengan asam Folat adalah susu.


(18)

Untuk mencapai sasaran ke konsumen biasanya produsen mengkampanyekan produknya melalui beriklan. Karena iklan dipandang sebagai “senjata” ampuh bagi pengiklan untuk memasarkan produknya. Tujuan periklanan adalah membujuk konsumen untuk melakukan sesuatu, biasanya untuk membeli sebuah produk. Agar periklanan dapat menarik dan berkomunikasi dengan khalayaknya dalam cara tertentu sehingga membuahkan hasil yang diinginkan, pengiklan pertama-tama harus memahami khalayak mereka. Mereka harus mengakrabkan diri dengan cara berfikir para konsumen, dengan faktor-faktor yang memotivasi mereka, serta dengan lingkungan dimana mereka hidup (Lee & Johnson, 2004: 108).

Iklan Prenagen dihadirkan untuk menjawab kebutuhan para ibu rumah tangga yang hamil dan menyusui. Tentunya setiap ibu manapun mengharapkan buah hatinya kelak, lahir sehat dan tumbuh cerdas. Oleh karena itu, seorang ibu perlu memberi rangsangan-rangsangan sejak dalam kandungan untuk menstimulasi perkembangan psikologis dan otak janin agar sel otak bertambah banyak. Karena semakin banyak sel otak dan glia maka makin cerdas pula bayi yang dilahirkan.

Pada penelitian tingkat pengetahuan ibu rumah tangga di Surabaya tentang iklan prenagen ditelevisi ini termasuk iklan komersial sebab dari penayangannya diharapkan dapat memberikan informasi yang bermanfaat sekaligus mempromosikan produk prenagen, susu bernutrisi bagi ibu hamil. Iklan komersial adalah iklan yang bertujuan mendukung kampanye pemasaran suatu produk atau jasa. Iklan komersial dapat disebut pula dengan iklan bisnis, sebagaimana


(19)

namanya, iklan komersial bertujuan mendapatkan keuntungan ekonomi, utamanya peningkatan penjualan (Jefkins, 1997 : 52).

Pengetahuan sendiri merupakan proses didalam menerima stimuli dari lingkungan dan mengubahnya ke dalam kesadaran psikologis sehingga dengan adanya iklan yang ditayangkan di televisi, khalayaknya yang belum mengetahui akan menjadi mengerti, paham, dan jelas mengenai informasi yang disampaikan oleh pengiklan. Pengetahuan disini mengacu pada apakah seseorang cukup mengetahui dan mengerti informasi yang disampaikan, sehingga ia dapat secara jelas mengambil sikap terhadap informasi tersebut (Eriyanto, 1999: 238).

Alasan memilih iklan prenagen ditelevisi sebagai obyek penelitian, karena banyak ibu hamil kurang begitu mengetahui bagaimana merawat kandungannya dan sekaligus menekan angka cacat bawaan pada bayi yang baru lahir. Dengan adanya faktor-faktor permasalahan pada bayi yang mengalami gangguan sejak dini, maka salah satu produk susu bernutrisi ini menghimbau masyarakat melalui iklan prenagen agar masyarakat dapat mengetahui manfaat dari pada melakukan kebiasan baik sejak hamil, dan pentingnya nutrisi yang tepat dan seimbang. Minimnya pengetahuan dan informasi masyarakat tentang melakukan kebiasaan-kebiasaan baik bagi janin, karena sebagian besar kehamilan terjadi tanpa direncanakan. Kebanyakan Pasutri (Pasangan Suami Istri) tidak pernah merencanakan kehamilan, tahu-tahu ibu langsung hamil setelah terlambat datang bulan. Mereka baru datang ke dokter setelah positif hamil beberapa minggu. Karena itu, ibu sering tidak membekali diri dengan gizi yang mencukupi ketika sebelum dan sesudah melahirkan (Sumber: http://bayidananak.com).


(20)

Khalayak yang dimaksud dalam penelitian ini adalah ibu rumah tangga berusia produktif. Wanita Usia Produktif adalah kelompok umur wanita dengan reproduksi sehat, terutama pada usia muda yaitu berusia 20-34 tahun, dimana pada usia tersebut masih aman untuk kehamilan dan persalinan (Mochtar, 2005: 192).

Alasan peneliti menjadikan ibu rumah tangga di Surabaya sebagai obyek penelitian adalah karena ibu rumah tangga dirasa sangat bertanggung jawab terhadap pertumbuhan anak dan ibu juga sangat mengerti apa saja yang penting dan dibutuhkan anak (Jalaluddin, 2001: 23).

Pada iklan prenagen ditelevisi, kemasan penayangan iklannya di buat dengan unsur audio musik klasik untuk memberikan kesan yang tenang saat menstimulasi janin dan talent yang digunakan dalam iklan prenagen adalah mona ratuliu beserta pasangan suami istri (pasutri) dan ibu hamil lainnya yang bersama-sama menstimulus janin. Props yang digunakan adalah buku cerita, headset, segelas susu bernutrisi sedangkan lokasi atau setting yang digunakan dalam iklan ini adalah arena taman terbuka yang hijau dan lapang. Lighting pada iklan yaitu pada siang hari yang mana memanfaatkan penerangan alami dari sinar matahari langsung. Penayangan iklan prenagen disertai dengan cara-cara ibu menstimulus otak janinnya yaitu membacakan cerita, memperdengarkan janin musik klasik dengan cara meletakkan headset pada perut sang ibu dan pemberian nutrisi yaitu susu prenagen dengan ibu hamil lainnya. Grafik dalam iklan prenagen adalah keseluruhan gambar yang sangat bervariatif sehingga masyarakat tidak menjadi bosan ketika melihat iklan ini. Pada part iklan, menghimbau ibu dengan pesan


(21)

yang berbunyi “Ayo ibu Indonesia lakukan kebiasaan baik 2x sehari agar bayi sehat dan cerdas”. Di akhir iklan terdapat slogan yang bertuliskan, Prenagen “The joy of motherhood” serta Kalbe Nutritionals. Dan penayangan iklan Prenagen disiarkan diseluruh stasiun televisi swasta.

Sebuah iklan yang disampaikan tidak akan ada tanpa adanya pesan. Pesan yang disampaikan oleh sebuah iklan dapat berbentuk perpaduan antara pesan verbal dan non verbal. Pesan verbal adalah pesan yang disampaikan baik secara lisan maupun tulisan. Sedangkan pesan non verbal adalah bentuk visual dan warna yang disajikan dalam iklan. Sepanjang bentuk non verbal tersebut mengandung arti, maka ia dapat disebut sebagai sebuah pesan komunikasi (Widyatama, 2005:16).

Untuk menampilkan pesan iklan yang mampu membujuk, mampu membangkitkan dan mempertahankan ingatan konsumen akan produk yang ditawarkan, memerlukan daya tarik bagi audiens. Daya tarik iklan sangat penting karena akan meningkatkan keberhasilan komunikasi dengan audiens (Sutisna, 2003:278). Unsur yang terdapat dari iklan prenagen meliputi video, audio, setting, lighting, grafik, props iklan, pacing dan talent. Untuk memberi kesan yang berbeda bisa ditempuh dengan mempergunakan bahasa atau kata kata sebagai kekuatan medium televisi. Dalam bahasa pesan dapat disalurkan dari komunikator kepada pengiklan.

Pemilihan wilayah Surabaya sebagai obyek penelitian karena di Surabaya belum terbebas dari permasalahan kelahiran dengan balita kekurangan gizi. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Surabaya, pada tahun 2007, 8,80 persen


(22)

Balita mengalami kurang gizi. Tahun 2008, penderita gizi buruk anak mencapai 9.100 lebih anak. Semantara di tahun 2009, 1014 ribu balita yang ada di Surabaya, ternyata hampir 10.000, diantaranya menderita gizi buruk (Sumber : Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Kota Surabaya).

Dari penjelasan latar belakang masalah di atas peneliti akan mengangkat fenomena komunikasi terhadap iklan prenagen di televisi. Peneliti bermaksud mengetahui tingkat pengetahuan ibu rumah tangga di Surabaya dan membuktikan pernyataan verbal yang berarti menggunakan kata-kata baik lisan maupun tertulis yang akan di praktekkan oleh ibu—ibu mereka sehinggga dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk menekan angka kelahiran bayi yang masih kekurangan gizi dan nutrisi,. Selanjutnya tingkat pengetahuan ibu rumah tangga akan digolongkan pada kategori tinggi, sedang atau rendah. Maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Tingkat pengetahuan ibu rumah tangga di Surabaya tentang iklan Prenagen ditelevisi.

1. 2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka masalah yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah : Bagaimanakah Tingkat Pengetahuan Ibu Rumah Tangga di Surabaya tentang Iklan Prenagen?

1. 3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu rumah tangga di Surabaya tentang iklan prenagen.


(23)

1. 4. Kegunaan Penelitian

Manfaat yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Secara Teoritis

Hasil penelitian diharapkan bermanfaat untuk memperkaya kajian ilmu komunikasi, khususnya pengaruh media elektronik, dan lebih melengkapi khasanah ilmu pengetahuan.

b. Secara Praktis

Diharapkan penelitian ini para ibu rumah tangga dapat merawat dan memperhatikan kandungannya. Tidak hanya pemberian nutrisi tepat dan seimbang, akan lebih baik ditambah melakukan kebiasan-kebiasan baik semasa hamil seperti, Berbicara dan membacakan cerita dan Memperdengarkan musik klasik, kebiasaan tersebut untuk membantu merangsang pertumbuhan sel otak janin agar bayi lahir sehat dan tumbuh cerdas. Dan mengetahui tingkat pengetahuan ibu rumah tangga tentang iklan prenagen di televisi


(24)

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori 2.1.1. Iklan

Iklan atau advertising dapat didefinisikan sebagai “any paid form of non personal communication about an organization, produk service, or idea by an identified sponsor” (setiap bentuk komunikasi non personal mengenai suatu organisasi, produk,servis atau ide yang dibayar oleh satu sponsor yang diketahui). Iklan juga merupakan salah satu bentuk promosi yang paling dikenal dan paling banyak dibahas orang, hal ini disebabkan karena daya jangkaunya yang luas. Iklan juga menjadi instrument promosi yang sangat penting, khususnya bagi perusahaan yang memproduksi barang atau jasa yang ditujukan kepada masyarakat luas. Iklan dimedia massa dapat digunakan untuk menciptakan citra merek dan daya tarik simbolis bagi suatu perusahaan atu merek. Keuntungan lain dari iklan melalui media massa adalah kemampuannya menarik perhatian konsumen terutama produk yang iklannya popular atau sangat dikenal masyarakat (Morrisan, 2007 : 14-15).

Iklan itu sendiri juga merupakan atau memiliki fungsi sebagai media bagi individu. Sebagaimana dinyatakan oleh McQuail (1994 : 72) tentang fungsi media bagi individu yaitu :

a. Informasi


(25)

Individu memperoleh informasi tentang peristiwa dan kondisi disekitarnya yang berkaitan dengan lingkungan terdekat, masyarakat dan dunia.

b. Indentitas

1. Menemukan penunjang nilai-nilai pribadi 2. Menemukan model-model perilaku

3. Mengindentifikasikan diri dengan nilai-nilai dalam media c. Integrasi dan Interaksi sosial

Mengindentifikasikan diri dengan orang lain d. Hiburan

1. Melepaskan diri dari permasalahan

2. Memperoleh kenikmatan jiwa dan estetika 3. Mengisi waktu

Untuk dapat menarik perhatian, maka iklan haruslah menerapkan prinsip-prinsip VIPS, yang terdiri dari : Visibilitas, artinya mudah dilihat atau mudah memikat atau mempengaruhi perhatian khalayak: indentitas pengiklan dan promise atau janji perusahaan kepada konsumen (Jefkins, 1997 : 15).

Adapun tujuan iklan umumnya mengandung misi komunikasi artinya suatu komunikasi yang harus dibayar untuk menarik kesadaran, menanamkan informasi, mengembangkan sikap, atau mengubah sikap khalayak dan mengharapkan adanya suatu tindakan yang menguntungkan bagi pengiklan (Jefkins, 1997 : 17). Sikap seseorang terhadap suatu obyek tertentu tergantung pada pengetahuan seorang akan memiliki pengaruh terhadap sikap khalayak, apabila terlebih dahulu mempengaruhi kognisi mereka.


(26)

Dari beberapa pendapat tersebut tampak bahwa iklan adalah suatu aktivitas yang dilakukan oleh pengiklan untuk mempengaruhi konsumen guna membeli suatu produk yang diiklankan. Iklan akan berhasil mempengaruhi / membujuk konsumen apabila dikemas dengan sepersuasif mungkin sehingga konsumen bisa mengerti dan memahami isi pesan dari iklan itu sendiri dan pada akhirnya konsumen akan menentukan sikap.

2.1.2. Komunikasi Periklanan

Iklan disampaikan melalui dua saluran media massa yaitu :

1. Media cetak, seperti : surat kabar, majalah, brosur, papan iklan, dan billboard.

2. Media elektronik, seperti : radio, televisi, dan film.

Pengirim pesan adalah penjual produk, sedangkan penerimanya adalah khalayak ramai yang menjadi sasaran. Iklan menggunakan sistem tanda yang terdiri atas lambang, baik yang verbal maupun yang berupa ikon. Iklan juga menggunakan tiruan indeks, terutama dalam iklan radio, televisi, dan film.

Pada dasarnya, lambang yang digunakan dalam iklan terdiri atas dua jenis, yaitu :

1. Lambang verbal, adalah bahasa yang kita kenal

2. Lambang non verbal, adalah bentuk dan warna yang disajikan dalam iklan, yang tidak secara khusus meniru rupa atas bentuk ralitas.

Kajian sistem tanda dalam iklan juga mencakup objek. Objek iklan adalah hal yang diiklankan. Yang penting dalam menelaah iklan adalah penafsiran kelompok sasaran dalam proses interpretan. Jadi, sebuah kata seperti eksekutif


(27)

meskipun dasarnya mengacu pada manajer menengah, tetapi selanjutnya manajer menengah ini ditafsirkan sebagai “suatu tingkat keadaan ekonomi tertentu” yang juga kemudahan dapat ditafsirkan sebagai “gaya hidup tertentu” yang selanjutnya dapat ditafsirkan sebagai “kemewahan” dan seterusnya. Penafsiran yang bertahap-tahap ini merupakan segi penting dalam iklan. Proses seperti itu disebut semiosis (Hoed, 2001 : 97).

2.1.3. Periklanan sebagai Komunikasi Persuasif

Definisi persuasif, yakni penjelasan dengan cara merumuskan suatu pernyataan yang dapat mempengaruhi orang lain. Definisi persuasif pada hakikatnya merupakan alat untuk membujuk atau teknik untuk menganjurkan dilakukannya perbuatan tertentu.

(http://massofa.wordpress.com/2008/01/31/logika-penalaran-dan-analisis-definisi/)

Selanjutnya Edwin P. Bettinghouse dalam Tommy dan Fahrianoor (2004 : 90) memberikan batasan bahwa persuasi adalah “in order to be persuasive in nature, a communication situation must involve a conscious attempt by one individual to be change the behaviour of another behaviour individual or group individuals through the transmission of some message”. Dari definisi Bettinghouse tersebut bahwa suatu situasi komunikasi harus mengandung upaya yang dilakukan dengan sadar untuk mengubah perilaku melalui pesan yang disampaikan.


(28)

1. Situasi upaya mempengaruhi 2. Kognisi seseorang

3. Untuk mengubah sikap khalayak 4. Melalui pesan lisan dan tertulis 5. Dan dilakukan secara sadar

Dengan demikian, maka persuasi merupakan suatu tindakan psikologis yang dilakukan secara sadar melalui media untuk tujuan perubahan sikap. Perubahan sikap menuju perubahan opini, perubahan persepsi, perubahan perasaan dan peruabahan tindakan.

Pada umumnya komunikasi persuasif bertujuan mengubah perilaku, kepercayaan dan sikap seseorang dengan memanfaatkan data dan fakta psikologis maupun sosiologis dari komunikan yang hendak dipengaruhinya, sehingga ia bersedia melakukan kegiatan tertentu sesuai dengan keinginan komunikator. Komunikasi persuasif ini dilakukan dengan secara langsung atau tatap muka, karena komunikator mengharapkan tanggapan / respon khusus dari komunikasi.

Menurut model proses persuasif itu pesan-pesan komunikasi akan efektif dalam persuasi apabila memiliki kemampuan mengubah secara psikologik minat atau perhatian individu dengan cara sedemikian rupa, sehingga individu akan menanggapi pesan-pesan komunikasi sesuai dengan kehendak komunikator.

Dengan perkataan lain kunci keberhasilan persuasi terletak pada kemampuan mengubah struktur psikologi internal individu sehingga hubungan psikomotorik antara proses internal yang lain (motivasi, sikap dan lain-lain) dengan perilaku yang diwujudkan sesuai dengan kehendak komunikator.


(29)

Pesan-pesan persuasif

Alternatif proses psikologis yang

lain

Perubahan yang terjadi dalam wujud

tindakan

Gambar 2.1. Proses Persuasi

Sebagai sebuah proses komunikasi, persuasif merupakan upaya menyampaikan informasi lewat cara tertentu yang membuat orang menghapus gambaran lama dibenaknya dan menggantikan dengan gambaran baru sehingga berubahlah perilakunya, kebanyakan program persuasif bertujuan untuk mengubah atau menetralkan, mengkristalkan opini yang favorable dengan cara mengubah opini itu (Malik dan Iriantara, 1994 : 99).

Periklanan adalah bentuk komunikasi yang dibayar, walaupun membayar tetapi dengan jumlah yang sedikit. Periklanan memiliki maksud untuk menginformasikan, membujuk atau hanya mengingatkan saja. Sementara itu sasaran periklanan yang didasarkan pada tujuan untuk membujuk atau mempengaruhi (persuasif). Periklanan yang bersifat membujuk berperan penting bagi perusahaan dengan tingkat persaingan tinggi (Sutisna, 2003 : 276-277).

2.1.4. Televisi Sebagai Media Periklanan

Televisi merupakan media untuk menyampaikan banyak hal kepada masyarakat mulai dari hal-hal yang bersifat sosial, politik, hiburan, olahraga, beragam berita sampai dengan iklan komersial. Televisi adalah salah satu media iklan yang banyak digunakan oleh para produsen, karena televisi dipandang


(30)

paling efektif untuk menyampaikan pesan-pesan komersialnya (Sumarwan, 2004 : 185).

Pada dasarnya media televisi bersifat transistory atau hanya sekilas dan penyampaian pesannya dibatasi oleh durasi (jam, menit, dan detik). Pesan televisi tidak dapat diulang kecuali bila direkam. Disisi lain, pesan ditelevisi memiliki kelebihan tersendiri karena tidak hanya didengar ettapi juga dapat dilihat dalam gambar yang bergerak (audio visual).

Televisi merupakan media yang paling disukai oleh para pengiklan. Hal tersebut disebabkan keistimewaan televisi yang mempunyai unsure audio visual, sehingga para pengiklan percaya bahwa televisi mampu menambah daya tarik iklan dibanding media lain. Televisi juga diyakini sangat berorientasi mengingatkan khalayak sasaran terhadap pesan yang disampaikan (Kasali, 1992 : 172). Televisi mempunyai daya tarik yang disebabkan adanya unsur kata-kata, musik, sound effect dan memiliki unsur visual berupa gambar (Effendy, 2000 : 177).

Keunggulan-keunggulan yang dimiliki televisi sebagai media iklan antara lain :

1. Efisiensi Biaya

Televisi mampu menjangkau khalayak sasaran yang sangat luas, baik khalayak sasaran yang bisa dijangkau media lain. Jangkauan massal ini menimbulkan efisiensi biaya untuk menjangkau setiap kepala.


(31)

Keunggulan televisi lainnya adalah kemampuannya menimbulkan dampak yang kuat terhadap konsumen, dengan tekanan sekaligus pada dua indera yang penglihatan dan pendengaran.

3. Pengaruh yang kuat

Televisi mempunyai kemampuan yang kuat untuk mempengaruhi persepsi khalayak sasaran, karena kebanyakan calon pembeli lebih “percaya” pada perusahaan yang mengiklankan produknya di televisi daripada yang tidak sama sekali (Kasali, 1992 : 122).

Keunggulan televisi yang lainnya juga dikemukakan oleh Jefkins, keunggulan-keunggulan tersebut antara lain :

1. Kesan realistik

Karena sifatnya yang visual dan merupakan kombinasi warna-warna, suara dan gerakan, maka iklan-iklan televisi nampak begitu hidup dan nyata. Dengan kelebihan ini para produsen dapat menunjukkan dan memamerkan kelebihan (keunggulan) produknya secara detail.

2. Masyarakat lebih tanggap

Karena iklan di televisi disiarkan di rumah dalam suasana yang serba santai, maka masyarakat lebih siap untuk memberikan perhatian, sehingga masyarakat menjadi lebih tanggap terhadap produk yang diiklankan. 3. Repetisi / pengulangan

Iklan televisi bisa ditayangkan hingga beberapa kali dalam sehari sampai dipandang cukup bermanfaat yang memungkinkan sejumlah masyarakat


(32)

untuk menyaksikannya, dan dalam frekuensi yang cukup sehingga pengaruh iklan itu bangkit.

4. Ideal bagi para pedagang eceran

Televisi dapat menjangkau kalangan pedagang eceran sebaik ia menjangkau konsumen. Produsen akan sulit menjual atau menitipkan produk-produknya pada pedagang eceran jika produk mereka tidak diiklankan di televisi Karena pedagang eceran tahu jika sesuatu diiklankan di televisi, maka permintaan konsumen atas produk yang telah diiklankan itu akan meningkat sehingga dagangan mereka akan lebih mudah terjual (Jefkins, 1995 : 10).

Sebagai media periklanan, televisi juga memiliki beberapa masalah khusus, diantaranya :

a. Biaya periklanan yang meningkat dengan cepat.

b. Erosi penonton televisi di mana rekaman video, program sindikasi, televisi kabel, internet dan alternatif waktu senggang dan rekreasi lainnya telah mengurangi jumlah orang-orang yang menonton televisi jaringan.

c. Adanya audience fracnalization atau terpecahnya penonton. Para pengiklan tidak dapat mengharap untuk menarik penonton homogen yang luas ketika memasang iklan pada program tertentu karena sekarang tersedia cukup banyak pilihan program bagi penonton televisi.

d. Adanya zapping (peralihan dari satu saluran ke saluran lain) dan zipping

(iklan yang telah direkam dengan VCR ditampilkan dengan cepat ketika


(33)

penonton menyaksikan materi iklan yang pernah ditayangkan sebelumnya).

Ketidakbauran (clutter) yang terjadi karena jaringan meningkatkan atau menambah pengumuman promosi secara gencar dan arena pengiklan meningkatkan iklan-iklan pendeknya (Shimp, 2000 : 535-537).

Berkaitan dengan penelitian ini, iklan di televisi yang akan diteliti adalah iklan komersial “Prenagen” yang ditayangkan melalui media televisi swasta.

2.1.4.1. Proses Komunikasi Visual Periklanan

Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan. Proses komunikasi dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media adalah proses komunikasi secara sekunder (Effendy, 2003 : 37).

Proses komunikasi harus berlangsung secara “berputar”, tidak “melurus”, ini berarti idenya sebagai ekspresi dari panduan dan peristiwa yang kemudian berbentuk pesan, setelah sampai kepada komunikan, harus diusahakan agar efek komunikasinya dalam bentuk tanggapan mengarus menjadi umpan balik. Dengan kata lain komunikator harus tahu efek atau akibat dari komunikasi yang dilancarkannya itu, apakah positif sesuai dengan tujuan, apakah negatif (Effendy, 2003 : 310).


(34)

2.1.4.2. Pesan Visual

Pesan (message) terdiri dari dua aspek, yakni isi atau isi pesan dan lambang untuk mengekspresikannya. Pesan yang disiarkan media massa bersifat umum, karena memang demi kepentingan umum (Effendy, 2003 : 312).

Pesan non verbal visual secara umum terdapat tiga jenis, yaitu berbentuk kinestik, proksemik, dan artifaktual. Pesan non verbal visual kinestik berwujud gerakan-gerakan tubuh atau badan. Ia dapat berupa gerakan dari sebagian atau seluruh tubuh, maupun benda-benda yang digerakkan oleh pelaku komunikasi.

Pesan non verbal visual jenis proksemik berbentuk jarak fisik yang dilakukan antara komunikator dan komunikan. Dalam ilmu psikologi komunikasi, sebenarnya jarak antara komunikator dan komunikan bukan sekedar jarak tanpa maknam melainkan membangun makna tertentu (Widyatama, 2007 : 17).

Kotler (1989 : 247-253) menjelaskan dalam menyusun pesan terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu :

1. Isi pesan : komunikator harus memperhitungkan apa yang harus disampaikan kepada khalayak sasaran supaya mendapat tanggapan yang diinginkan. Hal ini dapat disebut sebagai, himbauan, tema, ide, atau usulan penjualan yang unik. Dalam hal ini terdapat tiga dari pesan yaitu :

- Rasional → Menghimbau kesenangan pribadi dari khalayak dengan menunjukkan bahwa produk tersebut akan menghasilkan manfaat atau keuntungan yang fungsional.

- Emosional → Membangkitkan emosi positif atau negatif yang akan memotivasi khalayak. Emosi positif dapat berupa humor, cinta, dan


(35)

kebahagiaan sedangkan emosi negatif dapat berupa rasa takut, rasa bersalah, dan rasa malu.

- Moral → Ditujukan kepada khalayak untuk memberi tahu mengenai apa yang baik dan benar. Biasanya digunakan untuk mendesak mereka supaya mendukung usaha-usaha sosial.

2. Struktur pesan : Keefektifan suatu pesan tergantung pada struktur dan isinya. Struktur iklan yang baik adalah dapat memberi pernyataan dan membiarkan pembaca dan pemirsa menarik kesimpulan sendiri.

3. Format pesan : Format pesan yang dibuat komunikator harus mencolok. Bila disiarkan di televisi maka semua elemen harus ditambah dengan bahasa tubuh (isyarat non verbal) yang direncanakan.

4. Sumber pesan : Dampak pesan yang dirasakan oleh khalayak juga dipengaruhi oleh penerimaan khalayak terhadap pengirim pesan. Pesan-pesan yang berasal dari sumber terpercaya, lebih persuasif sifatnya. Adapun tiga faktor yang mempengaruhi kredibilitas sumber pesan yaitu : - Keahlian : Merupakan suatu pengetahuan khusus yang nampak dimiliki

oleh komunikator yang mendukung pesan yang disampaikan.

- Sifat terpercaya : Dihubungkan khalayak dengan seberapa objektif dan jujurnya sumber tersebut menurut khalayak.


(36)

2.1.4.3. Terpaan Media (Media Exposure)

Efek dari pesan yang disebarkan oleh komunikator melalui media massa timbul pada komunikasi sebagai sasaran komunikasi. Oleh karena itu efek melekat pada khalayak sebagai akibat dari perubahan psikologis. Salah satu efek dari komunikasi massa yaitu efek konatif. Efek konatif tidak langsung timbul sebagai akibat terpaan media massa, melainkan didahului oleh efek kognitif dan efek afektif (Effendy, 2003 : 319).

Terpaan (exsposure) merupakan dampak media massa yang akan timbul secara kuat dan cepat apabila sebagian besar khalayak memang telah terekspos oleh media massa. Dampak dari media massa, dalam hal ini media cetak dan elektronik diperkuat dengan penelitian tentang efek televisi pada masyarakat desa Sulawesi Utara, bahwa sebelum ada televisi masyarakat tidur malam lebih awal dan bangun pagi sekali untuk bekerja, setelah ada televisi kebiasaan mereka berubah yaitu dengan seringnya masyarakat menonton televisi (efek) hingga larut malam (durasi) sehingga menyebabkan masyarakat menjadi malas (Rakhmat, 2004 : 2004 : 221).

Terpaan media pada penelitian ini adalah seberapa sering (frekuensi) dan berapa lama (durasi) mesyarakat sebagai khalayak dalam penelitian ini melihat iklan Prenagen di televisi.

2.1.4.4. Unsur-unsur Iklan Televisi

Teknik visualisasi adalah salah satu bagian dari unsur iklan, yang merupakan teknik-teknik pekerjaan yang dipadukan sedemikian rupa dengan


(37)

merekayasa gambar atau produk yang ingin ditampilkan secara audio isual menjadi sebuah karya seni yang dapat mempengaruhi khalayak. Sehingga gambar dapat menarik perhatian khalayak atau pemirsa.

Unsur-unsur iklan yang dimaksud adalah bagian-bagian dalam iklan yang ditayangkan di televisi, yang terdiri dari :

1. Video, unsur video segala sesuatu yang ditampilkan di layar yang bisa dilihat pada iklan di televisi merupakan stimulus yang merangsang perhatian khalayak atau dijadikan perhatian karena pada dasarnya manusia secara visual tertarik pada obyek yang bergerak. Dengan kata lain manusia lebih tertarik pada iklan display yang bergerak.

2. Suara (audio), unsur suara atau audio dalam iklan di televisi, pada dasarnya sama dengan di radio, yaitu dengan memanfaatkan musik, lagu-lagu singkat

(jingle), atau suara orang (voice). Misalnya seorang model iklan menyampaikan pesan, lengsung kepada khalayak melalui dialog yang terekam dalam kamera.

3. Model (talent), unsur aktor atau model iklan (talent) juga menjadi unsur penting dalam iklan. Sebagaimana banyak studi yang menunjukkan bahwa keefektifan komunikasi juga ditentukan oleh ciri-ciri komunikator, seperti kredilbilitas dan daya tarik.

4. Peraga (props), adalah peralatan-peralatan lain digunakan untuk mendukung pengiklan sebuah produk. Fungsi utama alat peraga ini harus merefleksikan karakter, kegunaan, dan keuntungan produk, seperti logo, kemasan dan cara penggunaan suatu produk.


(38)

5. Latar (setting), adalah tempat atau lokasi dimana pengambilan gambar

(shooting) ketika adegan tertentu dalam iklan itu berlangsung. Lokasi tersebut dipilih berdasarkan tema iklan.

6. Pencahayaan (lighting), unsur pencahayaan (lighting) sangat penting untuk menarik perhatian khalayak dalam menerima suatu obyek tentang kejelasan gambar.

7. Grafik (graphic), unsur gambar atau tampilan yang bisa dilihat pada iklan televisi merupakan stimulus yang merangsang perhatian khalayak dalam menerima kehadiran sebuah obyek, dan diharapkan khalayak akan lebih mudah menerima dan mempersepsikan makna yang disampaikan. Unsur gambar ini misalnya mengandalkan komposisi warna atau bahasa tubuh

(gesture) dari pameran iklan.

8. Kecepatan (pacing), unsur kecepatan atau pengulangan merupakan unsur yang sering dipakai, yaitu dengan melakukan penggunaan slogan-slogan dan kata-kata. Sebagai contoh misalnya pengulangan nama merek atau keunggulan produk dibandingkan yang lain. Sebagaimana teori dalam gaya bahasa sesuatu hal yang disampaikan berkali-kali bila disertai variasi akan menarik perhatian orang (Wells Burner & Mariarty, 1999 : 391-394).

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa suatu iklan akan berhasil apabila memenuhi unsur-unsur yang menjadi komponen iklan. Unsur-unsur iklan yang dimaksud adalah video, suara, model, peraga, latar, pencahayaan, grafik, dan kecepatan. Semua komponen iklan tersebut harus


(39)

lengkap guna memperoleh hasil yang optimal, karena dengan kurangnya salah satu komponen akan membuat iklan tersebut tidak menarik.

2.1.4.5. Jenis-jenis Iklan

Secara teoritik umumnya iklan terdiri atas dua jenis, yaitu : 1. Iklan komersial (Standart)

Merupakan iklan yang bertujuan mendukung kampanye pemasaran suatu produk atau jasa (Majadikara, 2004 : 17), sedangkan menurut Bittner dalam Alo Liliweri, iklan standart didefinisikan sebagai iklan yang ditata secara khusus untuk keperluan memperkenalkan barang, jasa, pelayanan untuk konsumen melalui sebuah media dengan tujuan untuk merangsang motif dan minat para pembeli atau para pemakai (Bittner dan Liliweri, 1992 : 31). Tujuan iklan standart adalah merangsang motif dan minat para pembeli atau pemakai.

2. Iklan non komersial (iklan layanan masyarakat)

Iklan ini bersifat non profit. Jadi, iklan ini tidak mencari keuntungan akibat pemasangannya kepada khalayak. Iklan ini merupakan bagian dari kampanye

social marketing yang bertujuan “Menjual” gagasan atau ide untuk kepentingan atau pelayanan masyarakat (public service). Oleh karena itu iklan non komersial ini biasanya disebut iklan pelayanan masyarakat. Umumnya iklan layanan masyarakat bertujuan memberikan informasi dan penerangan kepada masyarakat dalam rangka pelayanan dengan mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dan bersikap positif terhadap pesan yang disampaikan.


(40)

3. Iklan Corporate

Iklan Corporate adalah iklan yang bertujuan membangun citra (image) suatu perusahaan yang pada akhirnya tertentu diharapkan juga membangun citra positif produk-produk atau jasa yang diproduksi oleh perusahaan tersebut (Majadikara, 2004 : 17).

2.1.5. Komunikasi Efektif

Penggunaan psikologi komunikasi ditujukan untuk tercapainya komunikasi yang efektif. Komunikasi adalah kegiatan untuk mencapai kebersamaan makna, sementara manusia yang melakukan komunikasi terdiri dari banyak latar belakang field experience yang berbeda termasuk latar belakang kejiwaannya. Oleh karena itu mengapa psikologi komunikasi menjadi penting untuk diterapkan dalam berkomunikasi. Yang dimaksudkan dengan Komunikasi efektifmenurut Steward L Tubbs dan Sylvia Mossmeliputi :

a. Pengertian : adalah penerimaan yang cermat dari isi stimuli seperti yang dimaksudkan oleh komunikator.

b. Kesenangan pada dasarnya komunikasi bukan sekedar penyampaian informasi saja dan membentuk adanya saling pengertian, namun komunikasi juga ditujukan untuk mendapatkan kehangatan dalam interaksi dengan informasi atau pesan yang menyenangkan orang lain. c. Mempengaruhi sikap : domain utama proses komunikasi sesungguhnya

adalah mempengarhi sikap orang lain, untuk dapat mempengaruhi orang lain maka diperlukan suatu pendekatan psikologis berupa emotional


(41)

appeals, ini bisa dilakukan apabila dalam komunikasi melakukan pendekatan psikologis.

d. Hubungan sosial yg baik : komunikasi ditujukan untuk mencipatakan hubungan sosial yang terbina dengan baik. Pada konteks berserikat dan berasosiasi (inclusion) maka diperlukan komunikasi untuk bisa meneguhkan hubungan antar anggota kelompok. Pada konteks ingin menguasai dan dikuasai (control) maka dinbutuhkan pula komunikasi anak ingin dikontrol dan dikendalikan oleh orang tuannya dan orang tua ingin mengenadlikan ankanya ini bida terwujud melalui komunikasi. Sementara itu pada konteks affection yaitu ingin dicintai dan mencintai perlu mutlak komunikasi agar kebutuhan tersebut dapat terungkapkan. e. Tindakan : mempengaruhi orang lain dapat berhasil apabila orang

tersebut melakukan tindakan nyata seperti apa yang di inginkan dan ini merupakan indikator terkahir selain empat item terurai di atas. Tindakan merupakan akumulasi dari rsoses komunikasi dan ini memerlukan pengetahuan mekanisme faktor-faktor psikologi yang mempengaruhi tindakan seseorang. (www.edwias.com)

2.1.6. Tingkat Pengetahuan

Tingkat pengetahuan merupakan suatu proses menerima informasi atau stimulasi dari lingkungan dan mengubah ke dalam kesadaran psikologis, pengetahuan yang dimaksud adalah pengetahuan tentang obyek, peristiwa atau


(42)

hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan, yakni memberikan makna pada stimuli indrawi.

Definisi pengetahuan tidaklah sama dengan kepintaran, menurut Eriyanto tingkat pengetahuan lebih mengacu kepada apakah seseorang cukup intens mengetahui informasi dari suatu isu tertentu, sehingga ia dapat secara jelas mengambil sikap terhadap isu tersebut (Eriyanto, 1999 : 238). Pengetahuan yang dimaksud disini adalah pengetahuan faktual yang menuntut seseorang untuk mengetahui isu-isu yang aktual atau yang penting. Sikap atau pendapat seseorang terhadap suatu isu atau masalah tergantung kepada pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang mengenai isu tersebut (Eriyanto, 1999 : 339).

Efek pengetahuan (efek kognitif) terjadi bila ada perubahan yang diketahui, dipahami atau dipersepsi khalayak. Efek ini berkaitan dengan transmisi pengetahuan, ketrampilan, kepercayaan atau informasi (Rakhmat, 2000 : 29).

Tingkat pengetahuan seseorang terhadap obyek tidak muncul begitu saja, akan tetapi di dahului dengan adanya beberapa proses (Rakhmat, 1999 : 49). Proses-proses tersebut adalah :

1. Sensasi

Tahap paling awal dalam penerimaan informasi adalah sensasi. Sensasi disini diartikan sebagai proses menangkap stimuli. Proses sensasi terjadi apabila alat-alat indera mengubah informasi menjadi impuls-impuls sarat, dengan bahasa yang dipahami oleh otak (Coon, 1997 : 79).

Dari definisi tersebut maka dapat dikatakan bahwa pengetahuan seseorang bergantung bagaimana kepekaan panca indera individu dalam menerima


(43)

stimuli. Proses sensasi ini tidaklah lepas dari faktor perhatian seseorang terhadap stimuli. Perhatian disini diartikan sebagai proses mental ketika stimuli lainnya melemah (Leprancois, 1974 : 39).

Stimuli diperhatikan karena mempunyai sifat-sifat menonjol, seperti : a. Gerakan

Manusia secara visual terarik pada obyek-obyek yang bergerak, seperti : huruf-huruf display yang bergerak, gerakan model iklan dan lain sebagainya.

b. Intensitas Stimuli

Individu akan memperhatikan stimuli yang lebih menonjol dari stimuli lain, missal : tubuh jangkung tengah-tengah orang pendek. c. Kebaruan (novelty)

Beberapa eksperimen membuktikan bahwa stimuli yang luar biasa. Dan kebaruan lebih mudah untuk diingat

d. Perulangan

Hal-hal yang disajikan berkali-kali, bila disertai dengan sedikit variasi akan dapat menarik perhatian. Contoh : Pemasang iklan yang mengulang-ulang dialog model iklan.

2. Memori

Merupakan system yang sangat berstruktur, yang dapat menyebabkan organisme sanggup merekan fakta (Schlessinger dan Groves, 1976 : 352). Memori sendiri melewati tiga proses, yaitu : perekaman, penyimpanan, dan pemanggilan.


(44)

Perekaman pencatatan informasi melalui reseptor indera dan sirkuit saraf internal. Penyimpanan merupakan proses yang menentukan berapa lama informasi itu berada dalam ingatan dan pemanggilan merupakan proses mengingat kembali informasi yang telah disimpan (Mussen dan Rosenzweig, 1973 : 499).

Dari definisi diatas, maka tingkat pengetahuan merupakan hasil individu dalam menerima stimuli dari lingkungan dan mengubahnya kedalam kesadaran psikologis. Tingkat pengetahuan tersebut adalah pengungkapan pengetahuan pemirsa tentang iklan di televisi tentang informasi yang mengarah pada informasi yang mereka inginkan (Heckam, 1992 : 42). Iklan yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah iklan Prenagen di televisi.

Pada penelitian ini melihat sejauh mana keunikan mereka menerima dan mengingat unsur-unsur tentang iklan Prenagen dimedia televivsi yang ditangkap oleh panca indera. Indikator untuk tingkat pengetahuan adalah melalui kualitas jawaban dari pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner dimana nantinya jawaban responden diberikan skor sehingga dapat diketahui tinggi, sedang dan rendahnya tingkat pengetahuan (Eriyanto, 1999 : 239).

Jadi yang dimaksud dalam tingkat pengetahuan dalam penelitian ini adalah sejauh mana ibu rumah tangga di Surabaya dalam menerima atau mengingat unsur-unsur iklan Prenagen ditelevisi, yang diukur melalui skor jawaban yang diberikan ibu rumah tangga di Surabaya.


(45)

2.1.7. Masyarakat sebagai pemirsa televisi

Pemirsa yaitu masyarakat sebagai obyek acara televisi memang terkadang aktif dalam artian selalu memberikan reaksikan tayangan acara televisi jelas menentukanseberapa jauh media televisi itu mempunyai dampak yang menyentuh aspek kepribadian secara emosional, intelektual maupun sosial. Setiap proses komunikasi selalu ditunjukkan kepada pihak tertentu sebagai penerima pesan yang disampaikan oleh komunikator.

Istilah khalayak media berlaku universal dan secara sederhana dapat diartikan sebagai sekumpulan orang yang menjadi pembaca, pendengar, pemirsa berbagai media tahu komponen isinya. Mereka adalah sasaran komunikasi massa melalui media siaran televisi. Komunikasi dapat dikatakan efektif, jika pemirsa terpikat perhatiannya, tertarik terus minatnya, mengerti, bergerak hatinya dan melakukan aktivitas apa yang diinginkan pembicara (Effendy, 2000 : 84).

Penerima adalah mereka yang menjadi pemirsa dari media massa yang bersangkutan dimana pemirsa televisi tersebut bersifat luas, heterogen, dan anonym (Nasution, 1993 : 20) dalam sosiologi komunikasi massa.

Sifat khalayak yang demikian menyulitkan pihak komunikator dalam menyebarkan pesannya dalam media massa sebab setiap individu dari khalayak ialah dengan mengelompokkan mereka menurut jenis kelamin, usia, pekerjaan, agama, pendidikan (Effendy, 2000 : 20).

Terlebih selama menyaksikan media televisi jarang dapat melakukan berbagai kegiatan sambil tetap menonton televisi. Selain itu juga yang paling


(46)

penting adalah pemirsa akan mendapatkan pengetahuan yang luas terhadap sesuatu yang disajikan oleh televisi.

Riset terhadap khalayak merupakan hal yang sangat perlu dilakukan. Tujuannya agar pesan yang disampaikan dapat mengena pada sasaran target sasaran yang kita tuju. Karena itu, riset-riset tentang khalayak ini bukan hanya dilakukan oleh praktisi public relation saja, tetapi oleh praktisi lain seperti jurnalistik, broadcasting, pemasar, dan sebagainya.

Dalam bidang pemasaran misalnya, studi tentang khalayak ini salah satunya bertujuan untuk mengetahui perilaku konsumen guna menentukan segmentasi pasar (market segmentation) (Kriyantono, 2006 : 330-331).

2.1.8. Definisi Ibu Rumah Tangga

Pengertian ibu rumah tangga dalam kamus Besar Bahasa Indonesia 2002 adalah, wanita yang mengatur penyelenggaraan berbagai macam pekerjaan rumah tangga, istri atau ibu yang hanya mengurusi berbagai pekerjaan di rumah tangga (tidak bekerja di kantor). Pengertian lain ibu rumah tangga yaitu wanita yang telah menikah dan mengatur penyelenggaraan berbagai pekerjaan rumah tangganya sehingga lebih banyak menghabiskan waktunya didalam rumah atau yang disebut ibu rumah tangga domestik.

Untuk menyesuaikan dengan penelitian ini, peneliti menggabungkan pengertian untuk mendapatkan satu pengertian tentang ibu rumah tangga yaitu, wanita yang telah menikah serta mengatur penyelenggaraan pekerjaan rumah tangganya yang disebut ibu rumah tangga domestic dan wanita yang memiliki


(47)

pekerjaan diluar rumah (bekerja dikantor). Pada ibu rumah tangga sebagai responden memiliki karakteristik yaitu :

1. Usia, usia responden pada saat dilakukan.

2. Pendidikan terakhir, yaitu pendidikan terakhir yang pernah diterima oleh responden.

3. Pekerjaan, yaitu pekerjaan yang dimiliki oleh responden.

Dalam penelitian ini ibu rumah tangga yang dimaksud adalah Wanita Usia Produktif, kelompok umur wanita dengan reproduksi sehat, terutama pada usia muda yaitu berusia 20-34 tahun, dimana pada usia tersebut masih aman untuk kehamilan dan persalinan (Mochtar, 2005: 192).

2.1.9. Teori S-O-R

Teori S-O-R sebagai singkatan dari Stimulus-Organism-Response ini semula berasal dari psikologi objek material radio psikolog dan ilmu komunikasi yang sama, yaitu manusia yang jiwanya, meliputi komponen-komponen sikap, opini, perilaku, kognisi, efeksi dan saksi. Menurut stimulus respon ini efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulan khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian pesan dan reaksi komunikan. Jadi unsur-unsur dalam model ini adalah :

a. Pesan (stimulus, S), merupakan pesan yang disampaikan komunikator kepada komunikan. Pesan yang disampaikan tersebut dapat berupa lambing atau tanda.


(48)

b. Komunikan (Organism, O), merupakan keadaan komunikan disaat menerima pesan. Pesan yang disampaikan komunikator diterima sebagai informasi dan komunikan akan memperhatikan informasi yang disampaikan komunikator. Perhatian disini diartikan bahwa komunikan akan memperhatikan setiap pesan yang disampaikan melalui lambang dan tanda tersebut. Selanjutnya komunikan mencoba untuk mengartikan dan memahami setiap pesan yang disampaikan komunikator.

c. Efek (Response, R), merupakan dampak daripada komunikasi. Efek dari komunikasi adalah perubahan sikap, yaitu : sikap afektif, kognitif dan konatif. Efek kognitif merupakan efek yang ditimbulkan setelah adanya komunikasi. Efek kognitif berarti bahwa setiap informasi menjadi bahan pengetahuan bagi komunikan (Effendy, 1993 : 254).

Suatu stimulus dalam situasi tertentu dapat berupa objek dalam lingkungan, suatu pola penginderaan atau pengalaman atau kombinasi dari ketiganya. Sifat khas stimulus adalah konsep komplek, yang berbeda dari situasi yang lain dan akan mempengaruhi pemahaman kita tentang fenomena yang dijelaskan.

Sedangkan organism yang menjadi perantara stimulus dan respon merupakan kotak hitam yang hanya diamati dalam artian perilaku yang dihasilkan. Karena itu kita hanya mengamati perilaku ekternal dan menganggapnya sebagai manifestasi dari keadaan internal organism tersebut. Sedangkan R merupakan respon tertentu terhadap peristiwa / stimulus (Fisher, 1986 : 195).


(49)

Menurut Stimulus – Organism – Response ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan.

Teori S-O-R dapat digambarkan sebagai berikut :

Organisme :

- Perhatian - Pengertian - Penerimaan

Response

(Penambahan Pengetahuan)

Stimulus

Gambar 2.2. Teori S-O-R (Effendy, 2003 : 255)

Gambar tersebut menunjukkan hubungan teori S-O-R dengan penelitian ini adalah stimulus berupa iklan Prenagen di televisi yang mungkin dapat diterima atau ditolak. Apabila diterima, maka akan berhubungan dengan respon yaitu terjadi penambahan pengetahuan.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan muncul dari adanya proses berfikir dan pemahaman individu terhadap obyek, adanya proses tersebut maka menimbulkan kesadaran individu terhadap obyek (Gilmer, 1970 : 328). Contohnya : Ketika individu melihat menara tinggi, ia berfikir dan mencoba memberi makna. Proses berfikir tersebut menunjukkan kegiatan yang melibatkan penggunaan konsep dan lambang, sebagai pengganti obyek dan peristiwa (Rakhmat, 1996 : 68). Pada tahap ini individu akan membuka memorinya sesuai dengan pengalamannya terhadap obyek, lalu ia memberi makna pada menara tersebut dengan nama Eiffel Tower. Pada tahap ini, ia sadar terhadap obyek yang


(50)

dihadapinya tersebut. Pada tahap terakhir, ia menyimpan kedalam ingatannya dan dijadikan pengetahuan (Gilmer, 1970 : 331).

2.1.10. Iklan Prenagen

Kalbe Nutritionals sebuah perusahaan farmasi yang bergerak di bidang bisnis makanan kesehatan, mengiklankan sebuah produk susu Prenagen sebagai nutrisi ibu hamil dan menyusui. Iklan Prenagen yang ditayangkan di televisi adalah suatu bentuk komunikasi yang informatif dan persuasif yang ditujukan kepada khalayak. Mengingat iklan Prenagen adalah iklan komersil, yang selain mempromosikan produk juga memberikan informasi yang penting bagi ibu untuk janinnya di masa-masa penting dengan melakukan kebiasan-kebiasaan baik untuk buah hati, agar lahir sehat dan cerdas.

Iklan Prenagen menampilkan beberapa orang tua yang menstimulus otak janin agar terlahir sehat dan cerdas. Sedini mungkin memberikan rangsangan-rangsangan dilakukan, dengan begitu dapat membantu pertumbuhan sel otak janin hingga 100 miliar. Kebiasaan baik dilakukan secara rutin dua kali sehari, yaitu mengajak janin bicara dan membacakannya cerita, memperdengarkan janin musik klasik, dan minum nutrisi tepat dan seimbang. Nutrisi seimbang dimasa-masa penting sangat membantu pertumbuhan sel otak janin, diantaranya DHA, asam folat dan kolin, ketiga nutrisi tersebut diberikan sejak dini agar bayi terlahir sehat dan cerdas. Di akhir iklan menyerukan himbauan kepada ibu di Indonesia untuk melakukan kebiasaan baik 2x sehari agar bayi sehat dan cerdas.


(51)

Terdapatnya Iklan Prenagen yang ditujukan untuk pemirsa televisi khususnya ibu rumah tangga di Surabaya, maka peneliti bermaksud mengetahui tingkat pengetahuan ibu rumah tangga di Surabaya. Tingkat pengetahuan ibu rumah tangga di Surabaya tentang iklan tersebut di atas adalah pernyataan verbal tentang sebuah iklan, dimana verbal berarti “melalui penggunaan kata-kata” baik tertulis maupun lisan (Moekijat, 2003 : 137). Maka yang dimaksudkan adalah, pengungkapan pengetahuan tentang sebuah iklan Prenagen melalui bentuk pesan yang menggunakan kata-kata, baik itu secara tertulis maupun lisan.

2.2. Kerangka Berpikir

Banyak kalangan praktisi periklanan sendiri berusaha menciptakan iklan yang menarik serta efektif. Menurut Shimp (2003 : 416) iklan yang efektif biasanya kreatif yakni bisa membedakan dirinya dengan iklan-iklan yang sedang-sedang saja atau iklan yang tidak biasa dan berbeda. Iklan yang sama dengan sebagian besar iklan lainnya tidak akan mampu menembus kerumunan iklan kompetitif dan tidak akan dapat menarik perhatian konsumen.

Pemasangan iklan di televisi ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan khalayak akan isi pesan iklan yang ditayangkan. Salah satu faktor utama yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah faktor psikologis, faktor yang disebabkan oleh psikologi antara lain disebabkan oleh khalayak. Sehingga untuk mengukur keberhasilan iklan bergantung pada sikap khalayak terhadap pesan yang diberikannya (Umar, 1999 : 279).


(52)

Iklan Prenagen adalah iklan yang bersifat profit guna mencari keuntungan akibat dari pemasangannya. Terpaan iklan Prenagen ditelevisi yang secara terus menerus akan membawa akibat tersendiri bagi tingkat pengetahuan ibu rumah tangga Surabaya. Efek kognitif yang muncul dari penyebaran informasi melalui media massa ada bila terdapat perubahan pada apa yang diketahui, dipahami, dan dipersepsi ibu rumah tangga di Surabaya.

Banyak ibu hamil kurang begitu mengetahui bagaimana menjaga dan merawat kandungannya. Pentingnya nutrisi yang lengkap dan seimbang sangat dibutuhkan bagi ibu dan janin, hal ini perlu diperhatikan mengingat jumlah kelahiran bayi di Indonesia masih kekurangan gizi dan nutrisi sehingga menyebabkan gangguan pada perkembangan otak dan kecerdasan. Selama dalam kandungan janin harus benar – benar mendapatkan asupan gizi yang tepat dan juga menstimulus otak janin agar sel otak bertambah dan menjadi cerdas. Anggapan bahwa setiap kondisi bayi yang lahir itu tergantung dari kebiasaan sang ibu pada masa kehamilan memang benar. Kurangnya asupan nutrisi ketika hamil dapat menyebabkan bayi lahir dengan kondisi memprihatinkan. Untuk itu, ibu hamil dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan atau nutrisi yang diperkaya dengan asam Folat. Salah satu jenis makanan yang telah diperkaya dengan asam Folat adalah susu. Kebiasaan-kebiasaan baik dua kali sehari membacakan cerita, memperdengarkan janin musik klasik dan asupan nutrisi pada masa-masa penting kehamilan menjadi prioritas untuk diperhatikan agar bayi lahir sehat dan cerdas.

Dalam hal ini, peneliti berusaha melihat tingkat pengetahuan pada ibu rumah tangga di Surabaya terhadap iklan Prenagen ditelevisi. Tingkat


(53)

pengetahuan yang ingin dilihat peneliti adalah mengacu kepada apakah seseorang cukup intens mengetahui informasi dari suatu masalah tertentu, sehingga ia dapat secara jelas mengambil sikap terhadap masalah tersebut (Eriyanto, 1990 : 239).

Oleh karena itu dalam penelitian tingkat pengetahuan ini menggunakan teori S-O-R. Dimana stimulus adalah iklan Prenagen kepada Masyarakat

(Organism). Apabila iklan itu dimengerti, maka selanjutnya iklan itu akan diterima. Kemudian timbullah respons atau efek dari stimulus itu antara lain adalah kognitif, afektif, dan konatif. Tetapi dalam penelitian ini hanya melihat efek kognitifnya saja. Hal ini didasarkan karena media massa lebih besar dan dirasa dapat lebih memberikan pengaruh pada kognisi atau pengetahuan khalayak (Mc.Quail, 1999 : 81).

Maka dapat ditarik suatu indikator penelitian dalam tingkat pengetahuan ibu rumah tangga di Surabaya tentang iklan Prenagen di televisi yaitu keseluruhan dari iklan itu sendiri mencakup unsur-unsur iklan yang ada di dalamnya. Untuk lebih jelasnya dapat diterangkan melalui bagan dibawah ini :

Stimulus :

Iklan Prenagen ditelevisi

Respons :

Tingkat pengetahuan ibu rumah tangga di Surabaya tentang iklan Prenagen di televisi :

Organisme :

Ibu rumah tangga di Surabaya : - Perhatian - Pengertian - Penerimaan

a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

Gambar 2.3. Bagan Kerangka Berfikir Tingkat Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Di Surabaya Tentang Iklan Prenagen di Televisi.


(54)

Gambar dan bagan kerangka diatas memberikan penjelasan Iklan Prenagen ditelevisi, kemudian komunikan (Ibu rumah tangga) menonton iklan tersebut melalui proses perhatian, pengertian, dan penerimaan, yang selanjutnya menimbulkan efek kognitif (tingkat pengetahuan) menjadi tahu iklan Prenagen di televisi.


(55)

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Dalam penelitian tingkat pengetahuan ibu rumah tangga di Surabaya tentang iklan Prenagen ditelevisi ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif, dimana dalam pendekatan deskriptif kuantitatif akan dapat menginterpretasikan secara rinci tingkat pengetahuan ibu rumah tangga di Surabaya tentang iklan Prenagen di televisi.

Penelitian ini hanya mengoperasikan satu variabel saja yaitu tingkat pengetahuan ibu rumah tangga di Surabaya tentang iklan Prenagen di televisi. Selanjutnya untuk mempermudah pengukuran variabel maka akan ditampilkan definisi operasional dari variabel tingkat pengetahuan tersebut.

3.1.1. Definisi Operasional

Tingkat pengetahuan adalah suatu konsep yang merupakan salah satu akibat dari perubahan yang terjadi, yang diklasifikasikan ke dalam efek kognitif. Dari efek kognitif itulah terjadi bila ada perubahan pada apa yang ia ketahui, dipahami atau dipersepsi oleh khalayak serta juga terkait dengan pentrasmisian pengetahuan (Rakhmat, 2001 : 67).

Penelitian ini dipusatkan untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu rumah tangga terhadap unsur iklan dan isi pesan iklan Prenagen. Adapun unsur-unsur dari iklan Prenagen yaitu :


(56)

a. Video

Adalah segala sesuatu yang ditampilkan di layar yang bisa dilihat pada iklan prenagen di televisi dan merupakan stimulus yang merangsang perhatian khalayak atau dijadikan perhatian

b. Audio

Adalah dengan memanfaatkan musik, lagu-lagu singkat, atau suara orang dari belakang layar yang mengisi suara pada iklan prenagen. Di awal iklan suara yang mengisi adalah talent Seperti : “Taukah ibu kebiasaan baik untuk merangsang sel otak janin bisa dilakukan sedini mungkin. 2x sehari mengajaknya bicara dan membacakannya cerita, juga memperdengarkannya musik klasik, kebiasaan baik belum lengkap tanpa nutrisi 2x sehari karena kombinasinya bisa membantu merangsang pertumbuhan sel otak janin hingga 100 miliar”. Di pertengahan iklan suara orang dari belakang layar yang mengisi suara, seperti : “Selain DHA dan Asam folat, kolin penting untuk membantu pertumbuhan sel otak janin. Prenagen mengandung 27 nutrisi penting untuk masa yang penting”. Ayo ibu Indonesia lakukan kebiasaan baik 2x sehari agar bayi sehat dan cerdas. c. Talent

Adalah model atau orang dari iklan Prenagen yaitu aktris Mona ratuliu dan Indra brasco (suami), para pasangan suami istri dan puluhan ibu hamil. d. Props


(57)

dalam memperjelas pesan atau informasi yang disampaikan iklan Prenagen, seperti buku cerita, headset dan segelas susu bernutrisi.

e. Setting

Adalah tempat atau lokasi dimana pengambilan gambar (shooting) ketika adegan dalam iklan Prenagen itu berlangsung atau diproduksi. Seperti area taman terbuka yang hijau dan lapang.

f. Lighting

Adalah unsur pencahayaan untuk menarik perhatian khalayak. Dan dalam iklan Prenagen yaitu pada siang hari.

g. Graphic

Merupakan keseluruhan gambar atau tampilan yang bisa dilihat pada iklan Prenagen yaitu komposisi warna gambar, diharapkan khalayak akan lebih mudah menerima dan mempersepsikan makna yang disampaikan.

h. Pacing

Adalah unsur kecepatan atau pengulangan yang sering dipakai, yaitu penggunaan slogan-slogan dan kata-kata, seperti slogan Prenagen “The joy of motherhood” dan himbauan “Ayo ibu Indonesia lakukan kebiasaan baik 2x sehari agar bayi sehat dan cerdas”.

Sedangkan isi pesan iklan Prenagen di televisi :

a. Kebiasaan baik untuk merangsang sel otak janin dapat dilakukan sedini mungkin

b. Dengan berbicara dan membacakan janin cerita 2x sehari c. Memperdengarkan janin musik klasik 2x sehari


(58)

d. Minum susu bernutrisi 2x sehari

e. Kombinasi tiga kebiasaan baik 2x sehari bisa membantu merangsang pertumbuhan sel otak janin hingga 100 miliar.

f. Nutrisi penting bagi janin dengan banyak mengandung asam folat, DHA dan Kolin.

Tingkat pengetahuan ibu rumah tangga di Surabaya tentang iklan Prenagen adalah respon yang diberikan oleh masyarakat setelah melihat dan memperhatikan berbagai informasi dalam iklan Prenagen, sebagai wujud untuk mengetahui bagaimana merawat kandungannya dengan memperhatikan asupan nutrisi tepat bagi buah hati dan sebagai cara untuk mengoptimalkan otak janin.

3.1.2. Pengukuran Variabel

Adapun indikator atau dimensi tingkat pengetahuan ibu rumah tanggga tentang iklan Prenagen di televisi di ukur dari :

1. Iklan prenagen memberikan informasi tentang kebiasaan-kebiasaan baik untuk merangsang sel otak janin dan bisa dilakukan sedini mungkin

a. 2x sehari mengajak bicara dan membacakan cerita. b. 2x sehari memperdengarkan janin musik klasik. c. 2x sehari minum nutrisi.

2. Iklan prenagen memberikan informasi tentang kombinasi kebiasaan baik bisa membantu merangsang pertumbuhan sel otak janin hingga 100 miliar.


(59)

3. Iklan prenagen memberikan informasi tentang nutrisi penting bagi janin, yaitu selain DHA dan Asam Folat, Kolin penting untuk membantu pertumbuhan sel otak janin.

4. Iklan prenagen memberikan himbauan kepada Ibu Indonesia, untuk melakukan kebiasaan baik 2x sehari agar bayi sehat dan cerdas.

5. Video adalah segala sesuatu yang ditampilkan pada iklan prenagen. 6. Suara (audio) adalah unsur suara dalam iklan prenagen.

7. Model (talent) adalah seorang model dari iklan Prenagen.

8. Peraga (props), alat peraga yang dipergunakan sebagai pendukung iklan. 9. Latar (setting) adalah lokasi tempat pengambilan gambar iklan.

10.Pencahayaan (lighting) adalah unsur pencahayaan dalam iklan.

11.Grafik (graphic) adalah keseluruhan gambar yang ditampilkan dalam iklan 12.Kecepatan (pacing) adalah penggunaan slogan-slogan dan kata-kata.

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu rumah tangga di Surabaya tentang iklan Prenagen di televisi diukur dengan alternatif pilihan yang dinyatakan dalam jumlah skor atas pertanyaan atau kuesioner yaitu :

1. Apabila responden memberikan jawaban “Tahu” maka akan diberikan skor 2. 2. Apabila responden memberikan jawaban “Tidak Tahu” maka akan diberikan

skor 1.

Variabel tingkat pengetahuan ibu rumah tangga dalam penelitian ini akan digolongkan menjadi tiga yaitu tinggi, sedang, rendah yang ditentukan berdasarkan jumlah skor jawaban masing-masing responden. Jumlah skor yang


(60)

menjadi batasan skor untuk lebar interval tingkat rendah, sedang, dan tinggi menggunakan rumus :

Range (R) : Skor tertinggi – Skor terendah Jenjang yang diinginkan Keterangan :

Range (R) : Batasan dari setiap tingkatan

Skor tertinggi : Perkalian antara nilai tertinggi dengan jumlah item pertanyaan.

Skor terendah : Perkalian antara nilai terendah dengan jumlah item. Tingkat pengetahuan ibu rumah tangga di Surabaya tentang iklan Prenagen di televisi terdiri dari 15 pertanyaan. Untuk mengetahui pengkategorian responden tiap jawaban dilakukan penghitungan sebagai berikut :

Skor tertinggi : 15 x 2 = 30 Skor terendah : 15 x 1 = 15

30 – 15 15 Interval = = = 5

3 3

Jadi batasan skor dalam lebar interval tingkat pengetahuan adalah rendah, sedang, dan tinggi yaitu :

Kategori penilaian rendah = 15 – 20 Kategori penilaian sedang = 21 – 25 Kategori penilaian tinggi = 26 – 30

Maka dari perhitungan lebar interval tersebut dapat diklasifikasikan sebagai berikut :


(61)

1. Apabila perhitungan skor jawaban masuk dalam kategori antara 15 – 20 maka tingkat pengetahuan rendah, artinya responden kurang mengetahui isi pesan yang disampaikan iklan prenagen.

2. Apabila perhitungan skor jawaban masuk dalam kategori antara 21 – 25 maka tingkat pengetahuan sedang, artinya responden hanya mengetahui sebagian isi pesan dari iklan prenagen

3. Apabila perhitungan skor jawaban masuk dalam kategori antara 26 – 30 maka tingkat pengetahuan tinggi, artinya responden benar-benar mengetahui keseluruhan iklan prenagen.

3.2. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel 3.2.1. Populasi

Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisis yang ciri-cirinya akan diduga. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu-ibu rumah tangga di Surabaya yang melihat iklan Prenagen di televisi. Adapun ibu rumah tangga yang menjadi target penelitian disini adalah ibu rumah tangga berusia produktif, pernah melihat tayangan iklan Prenagen dan frekuensi menonton iklan lebih dari 3 kali. Dipilihnya ibu rumah tangga berusia produktif yaitu 20-34 tahun, karena pada usia tersebut merupakan masa subur untuk ibu mengalami kehamilan. Ibu-ibu rumah tangga tersebut berjumlah 382.880 orang (Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil 2009), (http://www.surabaya.go.id/dispendukcapil/).


(62)

3.2.2. Sampel dan Teknik Penarikan Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah Non Propobability Sampling dengan menggunakan metode Purposive Sampling. Dimana non propobability sampling yaitu teknik yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sample, sedangkan Sampling Purposive yaitu teknik penentuan sample dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2003 : 61). Adapun kriteria atau karakteristik tertentu yang digunakan peneliti untuk menyaring sampel penelitian, antara lain :

1. Wanita usia Produktif

2. Pernah menonton iklan Prenagen di televisi

3. Frekuensi menonton iklan Prenagen lebih dari 3 kali.

Untuk menentukan jumlah sampel akan ditentukan dengan menggunakan rumus Yamane sebagai berikut :

N n = N(d)2 + 1

Keterangan : N = Ukuran Populasi n = Ukuran Sampel


(63)

382.880 n =

382.880 (0,1)2 + 1

382.880 n =

3829.8

n = 99,97 = 100 responden

Dari hasil perhitungan dengan menggunakan rumus Yamane diatas, maka jumlah penelitian ini adalah 100 orang responden.

3.3. Teknik Pengumpulan Data

Data yang diambil adalah data primer dan data sekunder.

a. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari responden. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari daftar pertanyaan (kuisioner) yaitu proses pengambilan data melalui bentuk daftar pertanyaan secara tertulis oleh para responden dan hasil kuisioner ini adalah data yang diolah.

b. Data sekunder adalah data yang tidak dapat langsung diperoleh dari lapangan. Data sekunder dikumpulkan melalui sumber-sumber informasi kedua, seperti perpustakaan, pusat pengolahan data, internet, literature, pusat penelitian dan lain sebagainya. Data sekunder ini akan digunakan sebagai data penunjang untuk melakukan analisis.


(64)

Jenis kuisioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner tertutup dan terbuka yang berupa angket. Yang dimaksud kuisioner tertutup adalah kemungkinan jawaban sudah ditentukan terlebih dahulu dan responden tidak diberi kesempatan memberikan jawaban lain. Dan kuisioner terbuka adalah jawaban yang menjelaskan kuisioner tertutup (Singarimbun, 1989 : 45).

3.4. Teknik Analisis Data

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu rumah tangga tentang iklan Prenagen, metode analisis data menggunakan tabel frekuensi yang digunakan untuk menggambarkan data yang diperoleh dari hasil wawancara berdasarkan penyebaran kuisioner yang diisi oleh responden.

Data yang diperoleh dari hasil kuisioner selanjutnya akan diolah untuk mendeskripsikan. Pengolahan data yang diperoleh dari hasil kuisioner terdiri dari : mengedit, mengkode, dan memasukkan data tersebut ke dalam tabulasi data untuk selanjutnya dianalisis secara deskriptif setiap pertanyaan yang diajukan.

Untuk menghitung persentase dari masing-masing tabel, maka digunakan rumus :

P = F x 100% N

Dimana : P = Persentase F = Frekuensi N = Jumlah sample


(65)

4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian 4.1.1. Gambaran Umum Kalbe Nutritionals

Kalbe Nutritionals sudah dirintis sejak 1982 dengan nama PT. Sanghiang Perkasa, yang lebih dikenal sebagai Health Foods Division dari PT. Kalbe Farma Tbk., sebuah perusahaan farmasi terkemuka di Indonesia. Kalbe Nutritionals dibangun atas dasar rasa kepedulian, tanggung jawab keilmuan dan antusiasme dalam bidang farmasi dan nutrisi yang terjalin menjadi sebuah komitmen. Dengan latar belakang keahlian dan reputasi tinggi di bidang farmasi, yang menjunjung tinggi kaidah-kaidah keilmuan, Kalbe Nutritionals mengembangkan produk-produk makanan kesehatan berkualitas utama untuk memenuhi kebutuhan konsumen.

Nurturing Life Through Science (Memelihara Kehidupan Melalui Ilmu Pengetahuan) adalah pernyataan tegas semangat perusahaan untuk tiada henti mendayagunakan kemajuan ilmu pengetahuan demi lebih baiknya kehidupan manusia. Semangat itu akan menjadi sumber motivasi dan inspirasi untuk mengembangkan brand-brand yang terpercaya, pengembangan produk yang intensif dan layanan pelanggan yang unggul.

Kalbe Nutritionals meluncurkan produk-produk makanan kesehatan di setiap titik kritis tahap pertumbuhan dan perkembangan manusia. Mulai sejak dalam kandungan, masa pertumbuhan dan perkembangan, masa puncak karir,


(66)

sampai pada tahap usia emas mereka saat kinerja tubuh mulai berkurang. Kami ingin memastikan bahwa di sepanjang titik kritis kehidupan manusia itu, produk Kalbe Nutritionals dapat hadir menemani konsumen agar bisa menikmati hidup sebagai perjalanan yang penuh berkat, Live the Best of Your Life.

Pangsa pasar makanan kesehatan di Indonesia terus bertumbuh dan menunjukkan potensi pertumbuhan yang positif. Meskipun pertumbuhan ekonomi Indonesia belum memuaskan, standar kehidupan semakin meningkat, yang tentu saja diiringi dengan peningkatan harapan akan gaya hidup yang lebih sehat. Pada gilirannya peningkatan ini akan menciptakan kebutuhan baru akan produk-produk berkualitas dan brand-brand yang bisa diandalkan demi tercapainya tingkat kesehatan dan kehidupan yang lebih baik.

Rangkaian brand-brand yang terpercaya dan sudah dikenal luas seperti Prenagen, Morinaga Platinum Series, Milna, Entrasol Gold, Diabetasol, Nutrive, Entrasol diet, Nulife, Zee dan brand klinis lainnya menjadi bukti akan dedikasi Kalbe Nutritionals dalam market khusus sekaligus bukti terus meningkatnya kinerja perusahaan.

Kesadaran bahwa brand adalah aset perusahaan yang sangat penting, menuntut pengelolaan brand (brand management) yang lebih seksama. Usaha keras dan loyalitas pelanggan berhasil menobatkan beberapa brand dalam peringkat kinerja brand yang menggembirakan. Secara berturut-turut pada tahun 2005 dan 2006, Milna dan Prenagen mendapatkan penghargaan sebagai Indonesian Best Brand.


(1)

78

otak janin. Dalam iklan Prenagen proses penyampaian materi iklan tersebut juga sudah sepenuhnya dipahami oleh ibu rumah tangga di Surabaya, hal ini dikarenakan pengetahuan yang dimiliki oleh responden sudah cukup banyak sehingga responden sudah bisa mengerti makna dari iklan Prenagen di televisi. Ditambah lagi latar belakang pendidikan terakhir mereka yang sudah cukup baik untuk menelaah sebuah informasi dan yang membuat mereka lebih mendapat pengetahuan dari interaksinya.

Kemudian pada kategori sedang yakni sebanyak 24 orang atau sebesar 24%, hal ini menunjukkan bahwa pada dasrnya tingkat pengetahuan atau pemahaman responden mengenai iklan Prenagen di televisi ini cukup untuk dimengerti mengenai kebiasaan-kebiasaan baik yang dilakukan 2x sehari agar janin terlahir sehat dan cerdas, dan setelah mendapatkan informasi dari iklan prenagen pengetahuan yang dimiliki menjadi bertambah mulai kebutuhan nutrisi terpenting seperti apa yang dibutuhkan ibu semasa hamil, dan kebiasaan menstimulasi sel otak janin agar bertambah.

Sedangkan sisanya sebanyak 4 orang atau sebesar 4% berada pada kategori rendah, hal ini dikarenakan responden tidak sepenuhnya memperhatikan secara detail tayangan iklan hingga selesai dan disamping itu terdapat faktor yang memungkinkan responden melihat tayangan iklan prenagen hanya sekedar tahu dan tidak ada keinginan untuk mengingat informasi-informasi yang telah


(2)

5.1. Kesimpulan

Setelah dilakukan pembahasan pada Bab IV maka dapat disimpulkan tingkat pengetahuan ibu rumah tangga di Surabaya tentang iklan Prenagen di televisi adalah sebagian besar responden tergolong dalam kategori tingkat pengetahuan tinggi, yang artinya pengetahuan dan pendidikan dari responden tinggi sehingga mampu menganalisa berbagai informasi yang diberikan iklan Prenagen di televisi, selain itu para responden tersebut sudah memiliki pengetahuaan yang baik tentang pentingnya status nutrisi semasa hamil serta melakukan kebiasaan baik 2 kali sehari seperti berbicara dan membacakan cerita, memperdengarkan musik klasik dan minum nutrisi agar bayi lahir sehat dan cerdas. Dengan ditampilkannya informasi dalam iklan Prenagen di televisi selama 46 detik, proses penyampaian materi iklannya juga sudah sepenuhnya dipahami oleh ibu rumah tangga di Surabaya.

5.2. Saran

Munculnya berbagai iklan di media televisi khususnya mengenai masalah nutrisi kesehatan masa kehamilan sangat bervariatif dan menarik minat khalayak untuk melirik. Tetapi tidak semua iklan nutrisi kesehatan kehamilan bersifat benar-benar informative. Ada beberapa iklan yang memang dibuat khusus untuk penjualan produknya dengan tampilan yang hanya menonjolkan keunggulan


(3)

80

produknya, untuk itu pada masa sekarang ini diharapakan akan ada banyak produksi iklan-ikaln yang informatif sehingga tingkat pengetahuan pemirsa tenytang berbagai hal akan dapat meningkat.

Disarankan untuk ibu membekali dirinya memenuhi nutrisi terbaik dan seimbang semasa hamil sehingga kebutuhan janin didalam kandungan mendapat gizi yang baik, karena bayi yang terlahir sehat barangkat dari status nutrisi ibu yang baik pula, serta dibantu dengan melakukan kebiasaan merangsang sel otak janin hingga 100 miliar agar bayi sehat dan cerdas.


(4)

Effendy, Onong, Uchyana, 1989, Dinamika Komunikasi. Penerbit Remaja Rosdakarya, Bandung.

_______________________, 1993, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung.

_______________________, 2000, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung.

_______________________, 2003. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Eriyanto, 1999, Metodologi Polling : Memperdayakan Suara Rakyat, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Jefkins, Frank, 1995, Periklanan, Erlangga, Jakarta. ___________, 1997, Periklanan, Erlangga, Jakarta.

Kasali, Rhenald, 1992, Manajemen Periklanan Konsep dan Aplikasinya di Indonesia. Pustaka Utama Grafiti, Jakarta.

Kotler, Philip, 1987, Manajemen Pemasaran : Analisis, Perencanaan, dan Pengendalian. Jilid 2. Erlangga, Jakarta.

Lee, Monle, Johnson, Carla, 2004, Prinsip-prinsip Pokok Periklanan Dalam Perspektif Global, Jakarta, Prenage Media.

Leprancois, 1974. Introductory Psychology. By Kongor, Belmont, Calif : Brook Cole Publishing Company.

Madjadikara, Agus S, 2004, Bagaimana Biro Iklan Memproduksi Iklan : Bimbingan Praktis Penulisan naskah iklan (copywriting). Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Malik, Jamaluddin dan Iriantara Yosal, 1994, Komunikasi Persuasi. PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Mc. Quail, Dennis, 1994, Teori Komunikasi Massa, Suatu Pengantar, Edisi Kedua. Erlangga, Jakarta.


(5)

82

Mochtar, Rustam, 2005, Sinopsis Obstetri, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Morrisan, 2004, Periklanan Komunikasi Pemasaran Terpadu, Cetakan Pertama, Penerbit Ramdina Prakarsa, Jakarta.

Mulyana, Deddy, M.A, Ph. D, 2003, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Mussen and Rosenzweig, 1973, Psychology : An Introduction. DC. Health, Boston.

Nasution, Zulkarnaen, 1993, MateriPokok Sosiologi Komunikasi Massa, Penerbit Universitas Terbuka, Jakarta.

Rakhmat, Jalaluddin, 2001, Metode Penelitian Komunikasi. PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.

_________________, 2004, Psikologi Komunikasi. PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Schlessinger and Groves P.M, 1976, Psychology : A Dynamic Science. Lowa WM C. Brown Company.

Shimp, Terence A, 2003, Periklanan Promosi dan Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu. Erlangga, Jakarta.

Singarimbun, Masri dan Sofian Effendy, 1989. Metode Penelitian Survei. LP3ES, Yogyakarta.

Sobur, Alex, 2004, Analisis Teks Media, Bandung : Remaja Rosdakarya.

Sumarwan, Ujang, 2004. Perilaku Konsumen Teori dan Penerapannya Dalam Pemasaran. Ghalia Indonesia, Bogor.

Sutisna, 2003. Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran. PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Umar, Nasaruddin, 1999. Argumen Kesetaraan Jender Perspektif Al-Quran. Paramadina, Jakarta.

Wellls, William, Burnet, John, & Moriarty, Sandra, 2006. Advertising : Principles


(6)

Wibowo, Wahyu, 2003, Komunikasi Periklanan, Bandung, PT. Citra Aditya Bakti.

Non Buku :

Badan Pusat Statistik (BPS) 2008 http://massofa.wordpress.com http://www.edwias.com http://bayidananak.com www.sayyestoasi.com

http://www.jantunghipertensi.com http://sehat-ituindah.blogspot.com http://stikeskabmalang.wordpress.com http://www.kalbenutritional.com


Dokumen yang terkait

TINGKAT PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA DI SURABAYA TENTANG IKLAN LAYANAN MASYARAKAT “JAMPERSAL” DI TELEVISI (Studi Deskriptif Tingkat Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Di Keluruhan Sawahan Surabaya Tentang Iklan Layanan Masyarakat “Jampersal” Di Televisi).

0 1 80

TINGKAT PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA DI SURABAYA TENTANG IKLAN LAYANAN MASYARAKAT “JAMPERSAL”DI TELEVISI (Studi Deskriptif Tingkat Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Di Keluruhan Sawahan Surabaya Tentang Iklan Layanan Masyarakat “Jampersal” Di Televisi).

0 0 80

TINGKAT PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA DI SURABAYA TENTANG ISI PESAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT “KADAR GULA PADA ANAK” DI TELEVISI.

0 1 74

TINGKAT PENGETAHUAN IBU-IBU RUMAH TANGGA DI SURABAYA TENTANG SOSIALISASI POSYANDU LANSIA.

0 0 8

TINGKAT PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TENTANG ISI PESAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT PAUD DI TELEVISI (Studi Deskriptif Tentang Tingkat Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Di Surabaya Tentang Isi Pesan Iklan Layanan Masyarakat PAUD).

0 1 76

TINGKAT PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TENTANG ISI PESAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT PAUD DI TELEVISI (Studi Deskriptif Tentang Tingkat Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Di Surabaya Tentang Isi Pesan Iklan Layanan Masyarakat PAUD)

0 0 19

TINGKAT PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA DI SURABAYA TENTANG IKLAN PRENAGEN (Studi Deskriptif Tingkat Pengetahuan Ibu Rumah Tangga di Surabaya Tentang Iklan Prenagen di Televisi)

0 0 23

TINGKAT PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA DI SURABAYA TENTANG IKLAN LAYANAN MASYARAKAT “JAMPERSAL”DI TELEVISI (Studi Deskriptif Tingkat Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Di Keluruhan Sawahan Surabaya Tentang Iklan Layanan Masyarakat “Jampersal” Di Televisi)

0 0 20

TINGKAT PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA DI SURABAYA TENTANG IKLAN LAYANAN MASYARAKAT “JAMPERSAL” DI TELEVISI (Studi Deskriptif Tingkat Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Di Keluruhan Sawahan Surabaya Tentang Iklan Layanan Masyarakat “Jampersal” Di Televisi)

0 1 20

TINGKAT PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA DI SURABAYA MENGENAI IKLAN TELEVISI LIFEBUOY ACTIVSILVER FORMULA SKRIPSI

0 0 21