DUKUNGAN SUAMI PADA ISTRI DALAM MENJALANI PENGOBATAN PASCA OPERASI KANKER PAYUDARA Dukungan Suami Pada Istri Dalam Menjalani Pengobatan Pasca Operasi Kanker Payudara.

DUKUNGAN SUAMI PADA ISTRI DALAM MENJALANI
PENGOBATAN PASCA OPERASI KANKER PAYUDARA

PUBLIKASI ILMIAH
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada
jurusan Psikologi Fakultas Psikologi

Oleh :
Iknandi Intan Permatasari
F 100 124 004

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016

i

ii

r>'sin


ini s_ii

n nlhliu bJ$i,tik,n m[n1p ]tirri

inj

idrkr. ipr l!^! )ii!

p(rnnr

d,+tr

u"ak

(]u rpinrdg porg.htLnn $n juh rihli brJrpr k,]r r
nm l).tmo
';!!i
p.Ddipl lus lxnih,tirdir nau diturb ]n onns hil tc.uiti!t.!i Enutis diitui Jit.b o lnLr dr dn.L lQ iil@


DemP.oleh s.ln

l6a,irmn

,1F$ili Glih cduki

di

iJi h dikl.iiFn nJu Feqit i si]) & 6. mik rhtr nJi Fnin$u!?ii\rbLr

ffi;et
itoob-

DUKUNGAN SUAMI PADA ISTRI DALAM MENJALANI PENGOBATAN PASCA OPERASI
KANKER PAYUDARA
Iknandi Intan Permatasari
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
intaniknandi@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan dinamika psikologis dukungan suami pada istri yang sedang
menjalani pengobatan pasca operasi kanker payudara. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif,
pengumpulan data menggunakan teknik wawancara semi terstruktur dan observasi dengan metode event
sampling. Informan dalam penelitian ini dipilih secara purposive sampling dengan teknik pengambilan sample secara
snowball, berjumlah 4 orang suami dari penderita kanker payudara yang sedang menjalani pengobatan pasca
operasi. Sementara untuk informan pendukung adalah istri yang menderita kanker payudara dan sedang
menjalani pengobatan pasca operasi. Data dianalisis secara tematik. Hasil penelitian ini menemukan bahwa
terdapat 4 aspek dalam dinamika psikologis dukungan suami pada istri yang sedang menjalani pengobatan pasca
operasi kanker payudara yakni dukungan emosional berupa rasa pengertian, menunjukkan kasih sayang, merasa
dimiliki dan dicintai, membangun keyakinan untuk sembuh, peningkatan komunikasi pasangan, penerimaan
oleh pasangan, sikap empati dan peduli serta kepercayaan pada pasangan. Dukungan penghargaan berupa
pemberian pujian, semangat dan motivasi pada pasangan. Dukungan instrumental berupa pemberian fasilitas
pendukung kesehatan, dana, pendampingan dalam berobat, fleksibilitas peran, waktu, dan sikap selektif dalam
mengatur pola makan. Dukungan informasi berupa pemberian informasi mengenai kanker payudara,
pemberian nasihat pada pasangan, pencegahan terhadap resiko dan pengambilan keutusan untuk menjalani
pengobatan. Temuan lain yang menarik dari penelitian ini adalah terungkapnya aspek religiusitas berupa pasrah
dan sabar. Dimensi religiusitas tersebut menjadi penguat baik bagi suami maupun istri yang sedang menjalani
pengobatan pasca operasi kanker payudara
KATA KUNCI : dinamika psikologis, dukungan suami, istri, sedang menjalani pengobatan, pasca operasi,
kanker payudara.


Abstract
This research heads for describing psychological dynamics of husband's support to his wife who is in the
medicinal treatment period after breast surgery. This research uses fenomenology qualitative approach,
aggregating the datas uses semi-structured interview technique and observation uses event sampling method.
Informants in this research were chosen by purposive sampling with snowball technique, they are 4 husbands
of the breast cancer patients. Somehow as supporting informants are their wifes who are breast cancer patients.
The datas were analyzed by thematic. The result of this research found that there are 4 aspects in psychological
dynamics of husband's support to his wife who is in the medicinal treatment period after breast cancer surgery
are emotional support such as understanding, affection, feeling of belonging and being loved, developing their
recovered conviction, developing couple communication, being accepted by partner, attention and care, and
trusting to the partner. Appreciative support likes giving compliments, spirits and motivations to the partner.
Instrumental support such as healthcare facilities, financial support, accompanying in medical treatment, the
flexibility of roles, time and selectivity of managing the diet. Informative support by giving informations about
breast cancer, giving advices to the partner, anticipating the risks and making decision to do the treatment. The
other interesting thing found in this research is the revealing of religius aspects such as submit and patient. The
religius dimension becomes a strengthener for both husband and the wife who is in the medical treatment after
breast cancer surgery.
KEY WORDS : psychological dynamics, husband's support, wife, in the medical treatment, after surgery,
breast cancer.

1. PENDAHULUAN
Kanker payudara atau yang lebih disebut dengan Carcinoma Mammae adalah jenis kanker yang umum
diderita oleh wanita, pria dapat mengalaminya namun persentasenya sangat kecil jika dibandingkan
dengan wanita. Gangguan pada payudara tidak hanya sekedar memberikan gangguan kesakitan
sebagaimana kesakitan pada umumnya, tetapi juga mempunyai efek estetika dan psikologis khususnya
pada wanita (Buston, 2007).
1

Tjindarbumi(1994) menyebutkan ada beberapa pengobatan kanker payudara yang penyerapannya
banyak tergantung pada stadium klinik penyakit, antara lain masektomi atau operasi pengangkatan
payudara, radiasi atau proses penyinaran pada daerah yang terkena kanker dengan menggunakan sinar
X dan sinar gamma yang bertujuan untuk membunuh sel kanker yang masih tersisa di payudara pasca
operasi, kemoterapi atau proses pemberian obat-obatan anti kanker melalui infuse, serta lintasan
metabolism. Di dalam menjalani pengobatan, dukungan suami sangat diperlukan untuk membantu
melancarkan pengobatan yang dilakukan oleh penderita kanker payudara.
Dukungan pasangan merupakan salah satu elemen terpenting pada diri individu, karena interaksi
pertama dan paling sering dilakukan individu adalah dengan orang terdekat yaitu pasangannya (Pratita,
2012). Setiap anggota keluarga umumnya berada di bawah pengawasan anggota keluarga lain seperti
pasangan, yang dimana mereka saling menginginkan kebersamaan, saling membutuhkan, saling
melayani, saling memberikan dorongan dan dukungan (Gunarsa, 2000).

Menurut Kuntjoro (2002) bentuk-bentuk dukungan suami yang dapat diberikan pada istri adalah
adanya kedekatan emosional, berbagi perasaan, perhatian, suami menghargai atas kemampuan dan
menerima keadaan istri, suami dapat diandalkan ketika istri membutuhkan bantuan, dan suami
merupakan tempat bergantung untuk menyelesaikan masalah istri. Dengan adanya dukungan suami,
segala sesuatu yang tadinya terasa berat menjadi lebih ringan dan membahagiakan.
Dimensi dukungan keluarga menurut Sarafino (2004), adalah :
a. Dimensi emosional
Bentuk dukungan emosional berupa dukungan simpati dan empati, cinta, kepercayaan dan
penghargaan dimana seseorang yang menghadapi persoalan merasa dirinya tidak menanggung beban
sendiri tetapi masih ada orang lain yang memperhatikan, mau mendengar keluhannya, dan mau
membantu memecahkan masalah yang dihadapi.
b. Dimensi Penghargaan
Dukungan penghargaan merupakan suatu dukungan atau bantuan dari keluarga yang diberikan
keluarga terhadap penderita kanker payudara berupa penghargaan, dapat meningkatkan status
psikososial, semangat dan motivasi sehingga diharapkan dapat membantu penderita kanker payudara.
c. Dimensi Instrumental
Dukungan yang bersifat nyata, dimana dukungan ini berupa bantuan langsung atau bantuan penuh
keluarga dalam bentuk memberikan bantuan tenaga, dana, maupun menyediakan waktu untuk
melayani dan mendengarkan keluarga yang sakit dalam menyampaikan perasaannya.
d. Dimensi Informasi

Dukungan ini berupa bantuan informasi yang disediakan agar dapat digunakan oleh seseorang dalam
menanggulangi persoalan-persoalan yang dihadapi, meliputi pemberian nasehat, pengarahan, ide-iede
atau informasi lainnya yang dibutuhkan dan informasi ini dapat disampaikan kepada oranglain yang
mungkin mempunyai persoalan yang sama atau hampir sama.
Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan dinamika psikologis dukungan suami pada
istri dalam menjalani pengobatan pasca operasi kanker payudara
2. METODE
Fokus pada penelitian ini adalah dukungan suami pada istri dalam menjalani pengobatan pasca operasi
kanker payudara. Dukungan suami diartikan sebagai bantuan yang diberikan oleh suai pada istri
sehingga akan memberikan kenyamanan fisik dan psikologis pada orang yang dihadapkan pada situasi
yang berat. Adanya dukungan yang didapat dari pasangan hidup dalam keluarga atau seseorang yang
berarti dapat membantu penderita untuk tetap menjalani pengobatan yang telah ditetapkan. Dukungan
yang diberikan dapat diwujudkan dalam beberapa bentuk antara lain dukungan emosi, dukungan
penghargaan, dukungan instrumental serta dukungan informasi.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif fenomenologi, penentuan informan pada
penelitian ini menggunakan purposive sampling yang dilakukan dengan mengambil orang-orang yang
memiliki ciri-ciri spesifik yang telah ditentukan oleh peneliti. Adapun kriteria informan untuk

2


penelitian ini adalah: suami dari penderita kanker payudara yang sudah operasi dan sedang
menjalankan pengobatan, sedangkan karakteristik informan pendukung adalah : istri yang menderita
kanker payudara dan sedang menjalani pengobatan setelah operasi. Metode pengumpulan data
menggunakan wawancara semi terstruktur dan observasi dengan metode event sampling.
Penelitian ini bersifat kualitatif dan data dianalisis dengan cara tematik, adapun langkahnya adalah : (a)
Organisasi data, (b) Koding, (c) Menentukan tema, (d) Mencari kategori, (e) membuat master pola, (f)
Pembahasan hasil penelitian.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari hasil wawancara serta observasi yang sudah dilakukan, didapatkan hasil dinamika psikologis
dukungan suami pada istri dalam menjalani pengobatan pasca operasi kanker payudara muncul dalam
5 dimensi yaitu (a) dukungan emosional, (b) dukungan penghargaan, (c) dukungan instrumental, (d)
dukungan Informasi, (e) nilai religiusitas.
a. Dukungan emosional
Dari hasil penelitian pada keempat pasangan didapatkan hasil bahwa bentuk-bentuk dari dukungan
emosional yang diberikan suami untuk pasangannya antara lain rasa pengertian, kasih sayang, empati,
peduli, membuat pasangan merasa dimiliki dan dicintai, saling percaya, menerima kondisi pasangan,
membuat pasangan memiliki keyakinan untuk sembuh serta komunikasi yang baik. Dukungan
emosional yang diberikan tersebut diakui oleh pasangannya membuat mereka menjadi memiliki
keyakinan untuk sembuh agar bisa kembali berkumpul dengan keluarga yang mencintai diri mereka.
Hal ini sesuai dengan pendapat Sarafino (2004) yang mengatakan bahwa dukungan emosional

melibatkan ekspresi, rasa empati dan perhatian terhadap seseorang sehingga membuat penderita
kanker payudara merasa lebih baik, memperoleh kembali keyakinannya, merasa dimiliki dan dicintai.
Istri dari keempat informan pada saat dilakukan wawancara juga mengemukakan bahwa dirinya merasa
senang dan bahagia ketika suaminya mengungkapkan rasa sayang dan tidak memiliki niatan untuk
meninggalkan dalam keadaan apapun. Hal ini dikuatkan oleh pendapat Cohen dan Syme (1985)
bahwa dukungan sosial bisa diperoleh dari orang lain yang dapat dipercaya seperti keluarga, pasangan
dan teman dengan cara mengekspresikan rasa kasih dan sayang dan dukungan lain. Adanya dukungan
emosional menyebabkan seseorang menjadi lebih percaya diri menghadapi perubahan yang ada pada
dirinya akibat penyakit yang diderita dan membuat pasangan tahu bahwa ada orang lain yang
memperhatikan, menghargai dan mencintainya meskipun keadaan dirinya sedang sakit.
Hasil wawancara yang dilakukan diketahui bahwa sejak pasangannya menderita kanker payudara, ada
beberapa kebiasaan yang diubah antara lain pola hidup terutama pola makan. Perubahan yang
dilakukan para penderita kanker, ternyata juga dilakukan oleh anggota keluarga yang berada di
sekitarnya. Dengan rasa pengertian yang cukup tinggi antar anggota keluarga terutama pasangan serta
demi kepentingan penyembuhan pasangannya, maka perubahan terkait pola makan menjadi lebih
ringan dilakukan. Sejalan dengan pendapat Liave dan Rosa (2011) yang mengemukakan kanker adalah
penyakit keluarga, dimana setiap orang yang terkena kanker akan berpengaruh juga kepada seluruh
keluarga baik berupa emosional, psikologis, finansial maupun fisik. Untuk itu dibutuhkan rasa
pengertian yang besar pada tiap pasangan. Jadi bisa disimpulkan bahwa rasa pengertian antar anggota
menjadi lebih dibutuhkan agar bisa membantu proses penyembuhan.

Terkait dengan komunikasi antar pasangan, didapatkan hasil bahwa kualitas komunikasi pasca sakit
jauh lebih baik dari sebelumnya karena menurut mereka, seringnya bertemu menyebabkan keduanya
mau tidak mau harus berkomunikasi. Setelah sakit, pasangan mereka mengatakan bahwa suaminya
menjadi lebih perhatian dan sering mengajak mereka untuk bertukar pikiran atau masalah yang sedang
dihadapi agar bisa diselesaikan bersama. Penelitian ini sesuai dengan pendapat Winnubust dalam
Nurmalasari (2007) yang mengatakan bahwa dukungan sosial keluarga (pasangan) tidak terlepas dari
hubungan akrab. Adanya komunikasi yang baik antara keluarga dengan penderita kanker payudara
menjadi penting meskipun dalam keadaan sakit karena dapat membantu penyembuhan penderita.

3

b. Dukungan Penghargaan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk-bentuk dukungan suami berupa pemberian pujian,
motivasi, dan semangat. Adanya dukungan motivasi dan semangat dari pasangan juga berpengaruh
dalam kesembuhan penderita kanker payudara. Keseluruhan informan mengatakan diri mereka
memberikan motivasi dan semangat untuk pasangannya agar tetap kuat menjalani pengobatan.
Dukungan yang diberikan dirasakan pasangannya membuat mereka menjadi lebih bersemangat untuk
melanjutkan pengobatan agar segera sembuh. Sejalan dengan pendapat Friedman (2003), adanya
dukungan penilaian yang diberikan keluarga terhadap penderita kanker payudara berupa penghargaan,
dapat meningkatkan status psikososial, semangat dan motivasi sehingga diharapkan dapat membantu

penderita kanker payudara. Hal tersebut dibuktikan dari respon penderita payudara yang merasa
dirinya lebih bersemangat setelah mendapat dukungan dari suami dan keluarganya.
c. Dukungan instrumental
Dukungan instrumental seperti yang dinyatakan Bomar (2004) merupakan suatu dukungan atau
bantuan penuh keluarga dalam bentuk memberikan bantuan tenaga, dana, maupun menyediakan
waktu untuk melayani dan mendengarkan keluarga yang sakit dalam menyampaikan perasaannya.
Dibuktikan dari bentuk-bentuk dukungan yang masing-masing suami berikan kepada pasangan mereka
seperti dukungan dana, fleksibilitas waktu, menempuh segala macam pengobatan yang memungkinkan
dan yang lainnya. Keempat informan mengatakan diri mereka mampu dan selalu bisa mendampingi
pasangannya ketika diharuskan untuk kontrol maupun pengobatan di rumah sakit karena merasa itu
sudah menjadi tugas mereka.
Suami cenderung memberikan pertolongan pertama saat pasangannya mengalami keluhan atau
kesakitan pada tubuhnya. Seperti yang didapat dari hasil wawancara, ketika informan mendapati
istrinya mengalami keluhan semacam sakit di tubuhnya, tindakan yang dilakukan informan adalah
menanyakan apa keluhan dan memberikan pertolongan pertama seperti memijat maupun kerokan,
apabila keluhan yang dialami semakin menjadi-jadi, maka informan menyarankan untuk dibawa ke
rumah sakit. Hal ini sesuai dengan pendapat Friedman, Browden dan Jones (2010) bahwa salah satu
fungsi keluarga atau peran keluarga khususnya pasangan diantaranya adalah fungsi perawatan dan
kesehatan dan salah satu tugas kesehatan yang harus dilakukan oleh keluarga diantaranya adalah
memberikan perawatan terhadap anggota keluarga, sehingga keluarga yang merupakan orang dekat
(pasangan) dan berinteraksi dengan individu senantiasa berusaha agar individu tersebut yang
merupakan bagian dari keluarga terjaga kesehatannya diantaranya melalui perhatian yang merupakan
wujud dukungan keluarga.
Perubahan peran juga muncul saat sakit. Penderita kanker payudara mengalami penurunan kondisi
pada tubuhnya, salah satunya menjadi lebih mudah capek dan tidak kuat seperti sebelum sakit. Hal itu
membuat dirinya tidak bisa melakukan pekerjaan-pekerjaan rumah tangga seperti biasanya. Maka dari
itu, suami serta anggota keluarga yang lain membantu bahkan menggantikan untuk melakukan
pekerjaan yang ada agar beban istri menjadi lebih ringan. Hal itu sesuai dengan pendapat Potter (2009)
bahwa saat terjadi sakit, orangtua, pasangan dan anak beradaptasi terhadap perubahan akibat seseorang
anggota keluarga sedang sakit. Pembalikkan peran sering ditemui, jika orang tersebut jatuh sakit dan
tidak dapat menjalankan aktivitas hariannya. Maka pada saat itu baik orangtua, pasangan maupun
anak-anaknya akan mengambil alih tanggungjawabnya.
d. Dukungan informasi
Pada aspek dukungan informasi, dukungan yang diberikan berupa mencarikna informasi baik melalui
internet maupun media cetak seperti buku untuk dipelajari penderita kanker, konsultasi dengan dokter
yang ahli di bidangnya dan memberikan kesempatan kepada pasangannya untuk bertemu dengan
sesama penderita kanker dan berbagi pengalaman dengan mereka agar lebih kaya informasi dan
menjadi lebih termotivasi.

4

Sejalan dengan pendapat dari House (1994) yang mengatakan bantuan informasi yang disediakan
penting agar dapat digunakan oleh seseorang dalam menanggulangi persoalan-persoalan yang dihadapi,
meliputi pemberian nasehat, pengarahan, ide-ide atau informasi lainnya yang dibutuhkan dan informasi
ini dapat disampaikan kepada oranglain yang mungkin mempunyai persoalan yang sama atau hampir
sama.
e. Religiusitas
Perubahan religius yang dialami pasangannya juga dirasakan oleh seluruh informan. Mereka menyadari
bahwa pasca sakit, tingkat religiusitas pasangannya menjadi lebih baik dari sebelumnya. Lebih
mendekatkan diri kepada Tuhan dan lebih memasrahkan kesembuhannya pada Tuhan.
Nilai-nilai religiusitas yang muncul yaitu pasrah dan sabar. Para suami setelah melakukan usaha mereka
sebagai bentuk tanggungjawab dengan memberikan pengobatan yang layak bagi istri mereka akan
meminta istrinya untuk memasrahkan hasil kepada Allah SWT . Memasrahkan kehendak kepada tuhan
berarti manusia sekedar berusaha, Tuhanlah yang menentukan, sekuat apapun manusia memberontak
ia akan berhadapan dengan kekuasaan tertinggi di dunia yakni Tuhan yang Maha Kuasa. (Hariwijaya,
2004).
Bentuk dukungan yang diberikan oleh suami kepada istrinya secara llebih jelas dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 1.1 Bentuk Dukungan Suami pada Istri dalam Menjalani Pengobatan Pasca Operasi Kanker
Payudara
NO DIMENSI DUKUNGAN
INDIKATOR PERILAKU
1
Dukungan Emosional
Merasa dimiliki dan dicintai, membangun keyakinan untuk
sembuh, peningkatan komunikasi pasangan, penerimaan oleh
pasangan, sikap empati dan peduli, kepercayaan pada pasangan,
rasa pengertian pada pasangan, menunjukkan kasih sayang.
2
Dukungan Penghargaan
Pemberian pujian, motivasi dan semangat pada pasangan.
3
Dukungan Instrumental
Pemberian fasilitas pendukung kesehatan, bantuan dana,
pendampingan dalam berobat, fleksibilitas peran, sikap selektif
dalam mengatur pola makan, fleksibilitas waktu.
4
Dukungan Informasi
Pemberian informasi tentang kanker payudara, pemberian saran
dan nasihat pada pasangan, pencegahan terhadap resiko,
pengambilan keputusan untuk menjalani pengobatan
5
Nilai Religiusitas
Pasrah dan sabar
Religiusitas menjadi penguat diantara keempat dukungan yang lainnya. Keempat informan beserta
pasangannya memasrahkan apapun cobaan yang diberikan Allah SWT kepada mereka dan tetap
bersabar serta melakukan ikhtiar semaksimal mungkin.
4. PENUTUP
Terdapat berbagai macam bentuk dukungan yang diberikan suami kepada pasangannya yang sedang
menjalani pengobatan pasca operasi kanker payudara, pertama dukungan emosional meliputi rasa
pengertian, menunjukkan kasih sayang, merasa dimiliki dan dicintai, membangun keyakinan untuk
sembuh, peningkatan komunikasi pasangan, penerimaan oleh pasangan, sikap empati dan peduli, dan
kepercayaan pada pasangan. Kedua, dukungan penghargaan berupa pemberian pujian, motivasi dan
semangat pada pasangan. Ketiga, dukungan instrumental meliputi pemberian fasilitas pendukung
kesehatan, bantuan dana, pendampingan dalam berobat, fleksibilitas peran, fleksibilitas waktu dan
sikap selektif dalam mengatur pola makan. Keempat, dukungan informasi yang berupa pemberian
informasi tentang kanker payudara, pemberian nasihat/solusi pada pasangan, pencegahan terhadap
resiko serta pengambilan keputusan untuk menjalani pengobatan. Yang terakhir, terdapat nilai-nilai
religius yang muncul yakni pasrah dan sabar.

5

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilaksanakan, maka peneliti memberi saran pertama bagi
masyarakat umum, dukungan keluarga terutama pasangan sangat penting untuk membantu proses
penyembuhan penderita yang sedang sakit, disarankan untuk selalu memberikan dukungan tersebut di
dalam kondisi dan situasi apapun agar mengoptimalkan proses penyembuhan yang dilakukan. Yang
kedua bagi suami yang istrinya sakit, setelah mengetahui apa saja bentuk dukungan yang diberikan
pada pasangan yang sedang menempuh pengobatan, disarankan untuk memberikan dukungan yang
serupa apabila dibutuhkan, Bagi para istri yang sedang menjalani pengobatan, diharapkan agar bisa
lebih terbuka kepada pasangan mengenai penyakit yang dialami agar suami dapat memberikan
dukungan untuk meningkatkan semangat dan menjadi sarana untuk semakin mendekatkan diri kepada
Allah SWT, dan terakhir untuk peneliti selanjutnya, semoga hasil ini bisa digunakan sebagai referensi
dalam melakukan penelitian serupa dan diharapkan bisa memperluas area penelitian agar informan
yang didapatkan tidak terbatas dan melakukan penelitian dalam jangka waktu yang lebih lama agar data
yang dihasilkan semakin banyak.
DAFTAR PUSTAKA
Bomar, P.J. (2004). Promoting Health in Families: Applying Family Research and Theeory to Nursing Practice.
Philadelphia: W.B. Sounders Company.
Buston, M.N. (2007). Epidemologi Penyakit Menular. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Friedman, M.M. (2003). Keperawatan Keluarga Teori dan Praktik. Edisi 3. Jakarta: EGC.
Gunarsa. (2000). Psikologi Praktis: Anak Remaja dan Keluarga. Jakarta: Gunung Mulia.
Jones, E.G. (2010). Buku Ajar Keperawatan Keluarga: Riset, Teori dan Praktik, alih bahasa, Akhir Yani S.
Hamid dkk; Ed 5. Jakarta: EGC.
Kuntjoro, (2002) . Hubungan Dukungan Sosial dengan Tingkat Sosial pada Lansia. Skripsi tidak
dipublikasikan. Fakultas Ilmu kesehatan Universitas Muhamadiyah, Surakarta, Indonesia
Nurmalasari, Y. (2007). Hubungan antara Dukungan Sosial dengan Harga Diri pada Penderita Penyakit Lupus.
Skripsi tidak dipublikasikan. Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma.
Potter, A. (2009). Buku ajar fundamental keperawatan: Konsep, proses, dan praktik). Edisi 4. Volume 1.
Jakarta: EGC.
Sarafino, E.P. (2004). Health Psychology: Biopsychosocial Interactions. United State of America: John Wiley &
Sons, Inc.

6