Bulletin Warta NTT 24

24

TRIWULAN II/TAHUN 2014

VISI DAN MISI PEMBANGUNAN NTT
SELARAS DENGAN RENCANA TATA RUANG

FOTO?

P

rovinsi Nusa Tenggara
Timur (NTT) sebagai
provinsi kepulauan
dan maritim, sangat
membutuhkan konsep
pembangunan berbasis rencana
Tata Ruang yang mampu
mengembangkan sumberdaya
lokal secara berkelanjutan.
Pemerintah Provinsi (pemprov)

NTT telah menetapkan rencana
Tata Ruang dan Wilayah
dengan dikeluarkannya
Peraturan Daerah (Perda)
Nomor 11 Tahun 2007 untuk
diselaraskan dengan Rencana
Pembangunan Jangka Menegah
Daerah (RPJMD) provinsi NTT.
Demikian hal ini dikatakan
Gubernur NTT, Drs. Frans Lebu
Raya, ketika bertindak sebagai
narasumber pada acara Coffee
Morning bersama Tim Planologi
Institut Teknik Nasional (ITN)
Malang serta Pimpinan SKPD
terkait lingkup pemprov NTT,
di Rumah Jabatan Gubernur
NTT, Kamis (19/6). Melalui
Cooffee Morning tersebut,
digelar dialog interaktif TVRI

dan RRI Kupang, bertemakan
“Pembangunan Berkelanjutan
Berbasis Tata Ruang” bersama

narasumber lainnya, yaitu Dr.Ir
Ibnu Sasongko,MT (Planologi
ITN Malang) dan Frits
Fanggidae,SE,M.Si (Pengamat
Ekonomi).
Dijelaskan Gubernur, visi dan
misi pembangunan NTT telah
disesuaikan dengan konsep
rencana Tata Ruang untuk
mewujudkan masyarakat NTT
yang berkualitas dan sejahtera
dalam bingkai Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI).
Pemprov NTT telah menetapkan
rencana Tata Ruang Wilayah
bersama kabupaten dan kota se

NTT yang disesuaikan dengan
karakter daerah sebagaimana
NTT sebagai provinsi kepulauan
dan maritim.
Jadi konsep tata ruang
yang diharapkan adalah
berkaitan dengan kawasan
rawan bencana maupun
kawasan pesisir dan hal ini
harus terus disosialisasikan
kepada masyarakat. Mengingat
provinsi NTT memiliki 200.000
kilometer persegi lusa laut,
lebih besar dari darat yang

luasnya hanya 47.000 kilometer
persegi. Permasalahannya
sekarang bagaimana tingkat
kepatuhan masyarakat terhadap
implementasi tata ruang dan hal

ini perlu didorong terus agar
masyarakat dapat memahami
seluruh regulasi berkaitan
dengan tata ruang,” tambah
Gubernur Frans Lebu Raya.
Ibnu Sasongko (Planologi ITN
Malang), mengatakan dimensi
pembangunan harus berbasis
pada tata ruang, mengingat
dalam pelaksanaannya belum
diatur secara baik sesuai
konsep tata ruang sehingga
ada kawasan lindung, kawasan
budidaya dan sentra –
sentra pariwisata yang harus
dikembangkan dalam konteks
pembangunan berkelanjutan.
Frits Fanggidae, menjelaskan
terkait dengan ekonomi kreatif
yang berpeluang memberikan

kontribusi bagi pertumbuhan
ekonomi NTT. Kaitan itu perlu
dilakukan penataan tata ruang
wilayah selaras dengan potensi
daerah dan dapat menciptakan
kesejahteraan bagi masyarakat.
Dalam bidang pariwisata, kata
Frits, diperlukan juga penataan
secara teratur kawasan wisata
sebagai aset yang memberikan
nilai tambah bagi pertumbuhan
ekonomi.