GEREJA PAROKI KRISTUS RAJA UNGARAN
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
ARSITEKTUR
GEREJA PAROKI KRISTUS RAJA
UNGARAN
Diajukan untuk memenuhi sebagian
persyaratan guna memperoleh gelar
Sarjana Teknik
diajukan oleh :
R BUDI SANTOSA
NIM. L2B 099 257
Periode 76
Juni – September 2004
Kepada
JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2004
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia sebagai negara yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa, menghargai dan
melindungi hak warga negaranya dalam beragama. Hak beragama tersebut dijamin dalam
UUD 1945 Pasal 29 Ayat 2. Pemerintah Indonesia mengakui 5 agama yang berkembang
di Indonesia. Salah satu ajaran agama yang diakui adalah Agama Katholik.
Pusat kehidupan umat Katholik adalah Kristus yang kehadiran-Nya diwujudkan
dalam sakramen. Sakramen merupakan inti kehidupan iman Katolik. Untuk mewujudkan
Gereja sebagai tanda dan sarana persatuan dengan Allah dan sarana persatuan umat
manusia melalui penerimaan sakramen-sakramen maka dibutuhkan tempat ibadah yang
disebut ’gereja’.
Gereja merupakan tempat beribadah bagi umat Katolik yang berfungsi sebagai
wadah kegiatan peribadatan umatnya yang biasa dilakukan pada hari minggu. Selain
untuk mewadahi kegiatan peribadatan, gereja diharapkan dapat menghadirkan suasana
yang mendukung umatnya ketika menjalani ibadah misa. Gereja selain memiliki fungsi
utama sebagai tempat beribadat, gereja juga diharapkan dapat menjadi sarana
mempersatukan umat dalam semangat saling mengasihi dan mengasihi sesama. Karena
itu gereja sebaiknya juga melengkapi dirinya dengan prasarana pendukung kehidupan
rohani umatnya, seperti ruang tempat sekolah minggu, ruang berkumpul kegiatankegiatan kerohanian dan sosial lainnya diluar misa perayaan Ekaristi.
Paroki Kristus Raja Ungaran telah berdiri cukup lama, + 70 tahun, di wilayah kota
Ungaran. Bisa dikatan bahwa paroki ini adalah salah satu paroki perintis yang didirikan
di Kab. Semarang. Pada masa-masa awal berdirinya paroki, umat melakukan kegiatan
peribadatan di tempat-tempat seadanya, rumah umat, pendopo desa, atau ruang-ruang lain
yang memungkinkan. Dengan semakin bertambahnya umat dan kesadaran akan
dibutuhkannya ruang yang layak, umat secara swadaya mendirikan bangunan gereja
untuk mewadahi kegiatan utama mereka.
Sejalan dengan bertambahnya umat dan banyaknya kegiatan lain yang muncul,
gedung gereja mengalami perkembangan. Bnagunan gereja yang semula cukup untuk
menampung sekelompok kecil umat, tidak cukup untuk menampung jumlah umat yang
semakin beratmbah. Akhirnya tanggal 23 Nopember 1933 didirikanlah gereja permanen
yang cukup luas untuk mewadahi kegiatan umat saat itu. Setelah + 70 tahu berdiri,
bangunan gereja inipun tidak lagi cukup untuk menampung kegiatan peribadatan dan
kegiatan pendukungnya, ditambah lagi banyaknya kendaraan yang melintasi jalan raya di
depan gereja yang sekarang menjadi jalan utama Semarang-Solo/Yogyakarta sangat
mengganggu kegiatan peribadatan karena jaraknya yang terlalu dekat.
Seluruh umat paroki Kristus Raja Ungaran sangat mengharapkan adanya gereja
yang baru yang cukup untuk mewadahi kegiatan peribadatan dan kegiatan kerohanian
lainnya, karena bangunan yang sekarang tidak mungkin lagi dipugar ataupun ditambah
luasannya. Selain itu perlu adanya fasilitas lain sebagai tugas Gereja dalam melayani
masyarakat.
Berdasarkan deskripsi tersebut maka perlu suatu perencanaan dan perancangan
komplek Gereja Paroki Kristus Raja Ungaran yang representative dimana dalam
kompleks tersebut direncanakan akan dilengkapi dengan ruang-ruang penunjang seperti :
rumah pastor, ruang pengurus, dan seksi-seksi dan ruang-ruang pelengkap (balai
kesehatan, ruang pelatihan, rumah pelengkap, dll). Dengan demikian diharapkan
pembangunan komplek gereja ini akan menampung segala kegiatan sesuai dengan
kebijakan, strategi, misi, dan visi dari gereja tersebut.
B. Tujuan dan Sasaran
Tujuan yang ingin dicapai adalah merencanakan Gereja Paroki Kristus Raja
Ungaran sebagai wadah yang ideal bagi umat Paroki Kristus Raja Ungaran untuk
melaksanakan ibadat dan juga sebagai sarana persatuan dan saling melayani diantara
umat serta sarana pelayanan sosial umat kepada masyarakat sekitar.
Sasaran yang ingin dicapai adalah mendapatkan dasar-dasar perencanaan dan
perancangan Gereja Paroki Kristus Raja Ungaran sebagai sarana peribadatan dan
aktivitas sosial.
C. Lingkup Pembahasan
Lingkup pembahasan substansial dalam LP3A ini adalah ilmu arsitektur, terutama
bangunan massa banyak yang berkaitan dengan perencanaan Gereja Paroki Kristus Raja
Ungaran. Hal-hal diluar ilmu arsitektur akan dibahas seperlunya sejauh masih berkaitan
dan mendukung permasalahan utama.
D. Metode Pembahasan
Metode pembahasan yang digunakan adalah metode deskriptif-analitis, yaitu
dengan menggali dan mengkaji data-data yang ada, baik data primer yang diperoleh
melalui survei lapangan dan wawancara maupun data sekunder yang diperoleh melalui
studi literatur, kemudian data yang ada dianalisa untuk mendapatkan suatu program
sebagai landasan perencanaan dan perancangan.
Data primer diperoleh melalui survei lapangan ke Gereja Paroki Kristus Raja
Ungaran, wilayah Kota Ungaran, ke obyek studi banding serta ke pihak yang terkait.
Selain itu juga melakukan wawancara dengan Pengurus Paroki Kristus Raja Ungaran,
pengurus Keuskupan Agung Semarang, dan pengurus obyek studi banding.
Data sekunder diperoleh melalui studi literatur, yaitu yang berkaitan dengan
tinjauan umum Agama dan Gereja Katolik Paroki, penekanan desain, tinjauan lokasi, dan
standar besaran ruang.
E. Sistematika Pembahasan
Sistematika yang digunakan dalam Landasan Program Perencanaan dan
Perancangan Arsitektur ini adalah :
BAB I
PENDAHULUAN
Berisi Latar Belakang, tujuan dan sasaran, lingkup pembahasan, metode dan
sistematik pembahasan
BAB II
TINJAUAN UMUM GEREJA PAROKI
Berisi pengertian, falsafah dan perkembangan Agama dan Gereja Katolik di
dunia dan di Indonesia. Juga berisi sifat dan ciri gereja, hierarki struktural,
kegiatanliturgi, perkembangan bentuk gereja, tinjauan umum gereja Katolik
Paroki beserta fungsi, struktur organisasi, aktivitas dan fasilitas gereja
Paroki dan studi banding Gereja St. Paulus Sendangguwo dan Gereja St.
Athanasius Agung.
BAB III
TINJAUAN KHUSUS GEREJA PAROKI KRISTUS RAJA UNGARAN
Berisi Tinjauan Umum Kabupaten Semarang, Kota Ungaran dan Gereja
Paroki Kristus Raja Ungaran beserta fasilitas yang ada
BAB IV
BATASAN DAN ANGGAPAN
Berisi batasan dan anggapan yang akan digunakan dalam perencanaan dan
perancangan Gereja Paroki Kristus Raja Ungaran
BAB
V
PENDEKATAN
PROGRAM
DASAR
PERENCANAAN
DAN
PERANCANGAN
Berisi tentang pendekatan perencanaan dan perancangan Geraja Paroki
Kristus Raja Ungaran yang mencakup pendekatan aktivitas, pendekatan
pelaku, standar besaran ruang serta struktur dan utilitas
BAB VI
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
ARSITEKTUR
Berisi tentang tinjauan konsep dasar perancangan dan faktor-faktor penentu
perancangan
ARSITEKTUR
GEREJA PAROKI KRISTUS RAJA
UNGARAN
Diajukan untuk memenuhi sebagian
persyaratan guna memperoleh gelar
Sarjana Teknik
diajukan oleh :
R BUDI SANTOSA
NIM. L2B 099 257
Periode 76
Juni – September 2004
Kepada
JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2004
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia sebagai negara yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa, menghargai dan
melindungi hak warga negaranya dalam beragama. Hak beragama tersebut dijamin dalam
UUD 1945 Pasal 29 Ayat 2. Pemerintah Indonesia mengakui 5 agama yang berkembang
di Indonesia. Salah satu ajaran agama yang diakui adalah Agama Katholik.
Pusat kehidupan umat Katholik adalah Kristus yang kehadiran-Nya diwujudkan
dalam sakramen. Sakramen merupakan inti kehidupan iman Katolik. Untuk mewujudkan
Gereja sebagai tanda dan sarana persatuan dengan Allah dan sarana persatuan umat
manusia melalui penerimaan sakramen-sakramen maka dibutuhkan tempat ibadah yang
disebut ’gereja’.
Gereja merupakan tempat beribadah bagi umat Katolik yang berfungsi sebagai
wadah kegiatan peribadatan umatnya yang biasa dilakukan pada hari minggu. Selain
untuk mewadahi kegiatan peribadatan, gereja diharapkan dapat menghadirkan suasana
yang mendukung umatnya ketika menjalani ibadah misa. Gereja selain memiliki fungsi
utama sebagai tempat beribadat, gereja juga diharapkan dapat menjadi sarana
mempersatukan umat dalam semangat saling mengasihi dan mengasihi sesama. Karena
itu gereja sebaiknya juga melengkapi dirinya dengan prasarana pendukung kehidupan
rohani umatnya, seperti ruang tempat sekolah minggu, ruang berkumpul kegiatankegiatan kerohanian dan sosial lainnya diluar misa perayaan Ekaristi.
Paroki Kristus Raja Ungaran telah berdiri cukup lama, + 70 tahun, di wilayah kota
Ungaran. Bisa dikatan bahwa paroki ini adalah salah satu paroki perintis yang didirikan
di Kab. Semarang. Pada masa-masa awal berdirinya paroki, umat melakukan kegiatan
peribadatan di tempat-tempat seadanya, rumah umat, pendopo desa, atau ruang-ruang lain
yang memungkinkan. Dengan semakin bertambahnya umat dan kesadaran akan
dibutuhkannya ruang yang layak, umat secara swadaya mendirikan bangunan gereja
untuk mewadahi kegiatan utama mereka.
Sejalan dengan bertambahnya umat dan banyaknya kegiatan lain yang muncul,
gedung gereja mengalami perkembangan. Bnagunan gereja yang semula cukup untuk
menampung sekelompok kecil umat, tidak cukup untuk menampung jumlah umat yang
semakin beratmbah. Akhirnya tanggal 23 Nopember 1933 didirikanlah gereja permanen
yang cukup luas untuk mewadahi kegiatan umat saat itu. Setelah + 70 tahu berdiri,
bangunan gereja inipun tidak lagi cukup untuk menampung kegiatan peribadatan dan
kegiatan pendukungnya, ditambah lagi banyaknya kendaraan yang melintasi jalan raya di
depan gereja yang sekarang menjadi jalan utama Semarang-Solo/Yogyakarta sangat
mengganggu kegiatan peribadatan karena jaraknya yang terlalu dekat.
Seluruh umat paroki Kristus Raja Ungaran sangat mengharapkan adanya gereja
yang baru yang cukup untuk mewadahi kegiatan peribadatan dan kegiatan kerohanian
lainnya, karena bangunan yang sekarang tidak mungkin lagi dipugar ataupun ditambah
luasannya. Selain itu perlu adanya fasilitas lain sebagai tugas Gereja dalam melayani
masyarakat.
Berdasarkan deskripsi tersebut maka perlu suatu perencanaan dan perancangan
komplek Gereja Paroki Kristus Raja Ungaran yang representative dimana dalam
kompleks tersebut direncanakan akan dilengkapi dengan ruang-ruang penunjang seperti :
rumah pastor, ruang pengurus, dan seksi-seksi dan ruang-ruang pelengkap (balai
kesehatan, ruang pelatihan, rumah pelengkap, dll). Dengan demikian diharapkan
pembangunan komplek gereja ini akan menampung segala kegiatan sesuai dengan
kebijakan, strategi, misi, dan visi dari gereja tersebut.
B. Tujuan dan Sasaran
Tujuan yang ingin dicapai adalah merencanakan Gereja Paroki Kristus Raja
Ungaran sebagai wadah yang ideal bagi umat Paroki Kristus Raja Ungaran untuk
melaksanakan ibadat dan juga sebagai sarana persatuan dan saling melayani diantara
umat serta sarana pelayanan sosial umat kepada masyarakat sekitar.
Sasaran yang ingin dicapai adalah mendapatkan dasar-dasar perencanaan dan
perancangan Gereja Paroki Kristus Raja Ungaran sebagai sarana peribadatan dan
aktivitas sosial.
C. Lingkup Pembahasan
Lingkup pembahasan substansial dalam LP3A ini adalah ilmu arsitektur, terutama
bangunan massa banyak yang berkaitan dengan perencanaan Gereja Paroki Kristus Raja
Ungaran. Hal-hal diluar ilmu arsitektur akan dibahas seperlunya sejauh masih berkaitan
dan mendukung permasalahan utama.
D. Metode Pembahasan
Metode pembahasan yang digunakan adalah metode deskriptif-analitis, yaitu
dengan menggali dan mengkaji data-data yang ada, baik data primer yang diperoleh
melalui survei lapangan dan wawancara maupun data sekunder yang diperoleh melalui
studi literatur, kemudian data yang ada dianalisa untuk mendapatkan suatu program
sebagai landasan perencanaan dan perancangan.
Data primer diperoleh melalui survei lapangan ke Gereja Paroki Kristus Raja
Ungaran, wilayah Kota Ungaran, ke obyek studi banding serta ke pihak yang terkait.
Selain itu juga melakukan wawancara dengan Pengurus Paroki Kristus Raja Ungaran,
pengurus Keuskupan Agung Semarang, dan pengurus obyek studi banding.
Data sekunder diperoleh melalui studi literatur, yaitu yang berkaitan dengan
tinjauan umum Agama dan Gereja Katolik Paroki, penekanan desain, tinjauan lokasi, dan
standar besaran ruang.
E. Sistematika Pembahasan
Sistematika yang digunakan dalam Landasan Program Perencanaan dan
Perancangan Arsitektur ini adalah :
BAB I
PENDAHULUAN
Berisi Latar Belakang, tujuan dan sasaran, lingkup pembahasan, metode dan
sistematik pembahasan
BAB II
TINJAUAN UMUM GEREJA PAROKI
Berisi pengertian, falsafah dan perkembangan Agama dan Gereja Katolik di
dunia dan di Indonesia. Juga berisi sifat dan ciri gereja, hierarki struktural,
kegiatanliturgi, perkembangan bentuk gereja, tinjauan umum gereja Katolik
Paroki beserta fungsi, struktur organisasi, aktivitas dan fasilitas gereja
Paroki dan studi banding Gereja St. Paulus Sendangguwo dan Gereja St.
Athanasius Agung.
BAB III
TINJAUAN KHUSUS GEREJA PAROKI KRISTUS RAJA UNGARAN
Berisi Tinjauan Umum Kabupaten Semarang, Kota Ungaran dan Gereja
Paroki Kristus Raja Ungaran beserta fasilitas yang ada
BAB IV
BATASAN DAN ANGGAPAN
Berisi batasan dan anggapan yang akan digunakan dalam perencanaan dan
perancangan Gereja Paroki Kristus Raja Ungaran
BAB
V
PENDEKATAN
PROGRAM
DASAR
PERENCANAAN
DAN
PERANCANGAN
Berisi tentang pendekatan perencanaan dan perancangan Geraja Paroki
Kristus Raja Ungaran yang mencakup pendekatan aktivitas, pendekatan
pelaku, standar besaran ruang serta struktur dan utilitas
BAB VI
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
ARSITEKTUR
Berisi tentang tinjauan konsep dasar perancangan dan faktor-faktor penentu
perancangan