S PPB 0900852 Chapter5

74

BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil temuan penelitian kecenderungan Pluralisme Agama
peserta didik, dapat ditarik kesimpulan kecenderungan Pluralisme Agama peserta
didik kelas X SMA Laboratorium Percontohan UPI Tahun Ajaran 2014/2015
berada pada kategori tinggi. Sebagian besar peserta didik memiliki tingkat
ketercapaian yang rendah dalam aspek Akidah Ketuhanan, Akidah Keterpilihan,
dan Akidah Pembebasan dan Keselamatan. Sedangkan dari kecenderungan
Pluralisme Agama peserta didik kelas X MA Persis 31 Banjaran Tahun Ajaran
2014/2015 terlihat lebih dari setengah sampel berada pada kategori sedang. Masih
terdapat keragu-raguan peserta didik dalam mengenali hal-hal yang terkait
Pluralisme Agama atau bukan. Namun, pada umumnya peserta didik memiliki
ketercapaian yang tinggi dalam aspek Akidah Ketuhanan, Akidah Keterpilihan,
dan Akidah Pembebasan dan Keselamatan. Sehingga dapat dinyatakan, terdapat
perbedaan yang signifikan antara kecenderungan Pluralisme Agama peserta didik
kelas X SMA Laboratorium Percontohan UPI Tahun Ajaran 2014/2015 dengan
kecenderungan Pluralisme Agama peserta didik kelas X MA Persis 31 Banjaran

Tahun Ajaran 2014/2015.

B. Rekomendasi
Pendidikan adalah bidang yang sangat strategis untuk turut berperan dalam
mencegah dan menanggulangi tumbuh kembang Pluralisme Agama. Berikut ini
rekomendasi yang diharapkan membawa manfaat:
1. Bagi Departemen Psikologi Pendidikan dan Bimbingan
a. Calon guru bimbingan dan konseling perlu memperoleh fasilitas untuk
meningkatkan kualitas pemahaman yang komprehensif tentang masalah
akidah dan keberagamaan, baik melalui kurikulum perkuliahan maupun
kegiatan ekstra kampus.
b. Departemen Psikologi Pendidikan dan Bimbingan perlu meningkatkan
kualitas peran pembimbing akademik agar mahasiswa/calon guru bimbingan
Hakim Herlambang Afghandi, 2016
KECENDERUNGAN PLURALISME AGAMA PESERTA DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

75

dan konseling dapat optimal dalam mencapai Tugas Perkembangan

Landasan Hidup Religius.

2. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling
a. Guru bimbingan dan konseling di jenjang sekolah lanjutan tingkat atas
(SLTA) perlu mengidentifikasi tingkat PA peserta didik agar dapat
memberikan layanan bimbingan dan konseling yang tepat.
b. Guru bimbingan dan konseling secara aktif dan intensif melakukan
koordinasi dengan guru pendidikan agama dan unsur-unsur terkait dalam
upaya mencegah dan menanggulangi keberadaan Pluralisme Agama di
kalangan peserta didik.
c. Mendorong pengaktifan peran ekstrakurikuler remaja masjid sebagai sarana
pengembangan peer counselling dalam upaya menanggulangi Pluralisme
Agama di kalangan peserta didik.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya
a. Mengidentifikasi variabel lain yang relevan terkait studi Pluralisme Agama
dalam setting penelitian bimbingan dan konseling.
b. Mengidentifikasi keberadaan Pluralisme Agama peserta didik pada jenjang
lainnya, semisal Sekolah Menengah Pertama atau Madrasah Tsanawiah.
c. Program layanan bimbingan dan konseling yang telah dirancang dan

dikembangkan dalam penelitian perlu diuji secara empirik agar terlihat
dampak dan keefektifannya secara nyata.
d. Meneliti teknik atau kolaborasi penanganan yang tepat dan terukur dalam
mencegah dan menanggulangi Pluralisme Agama.

Hakim Herlambang Afghandi, 2016
KECENDERUNGAN PLURALISME AGAMA PESERTA DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu