kelebihan kekurangan



1.
2.
3.





Kelebihan Top Down
Terdapat standart pengajaran sebagai tolak ukur ketuntasan belajar siswa
Top Down Inovation juga menerapkan sistem yang terstruktural, sehingga
dapat menggunakan waktu seefisien dan seefektif mungkin.
Ujian dilaksanakan serempak. Dengan begitu, akan mengurangi
kecurangan dalam adanya evaluasi hasil belajar atas ketercapaiannya
kurikulum yang telah disusun oleh Pemerintah.
Adanya monitoring dari pemerintah/depdiknas

4.
5.

Kekurangan Top down
1. Kecurangan dalam ujian yang diadakan secara serempak.
2. Ketidaksesuaian antara kebijakan pemerintah dengan kompetensi yang
dimiliki oleh sekolah karena sumber daya alam yang dimiliki masingmasing sekolah berbeda, sesuai dengan lingkungan didirikannya sekolah
tersebut.
3. Keterbatasan fasilitas dan finansial bagi daerah yang terpencil untuk
standart pendidikan yang berlaku menjadi salah satu kekurangan dari Top
Down Inovation.
4. Tujuan utama dari program tersebut yang hendaknya akan dikirimkan
kepada peserta didik tidak terwujud dikarenakan pemerintah pusat tidak
begitu memahami hal-hal yang diperlukan oleh peserta didik secara SDM
dan SDA yang ada disekitar lingkungan peserta didik.

Kelebihan Bottom Up
1. Seorang guru bisa memberikan ide idenya mengenai pendidikan
2. Kebijakan bisa dilakukan oleh rakyat atau masyarakat biasa
3. Guru bisa menentukkan pengajaran terhadap siswanya sesuai dengan
kondisi yang ad a tanpa menunggu kebijakan dari pemerintah.
Kekurangan Bottom Up
1. Semua kebijakan tidak terstruktur dengan baik.

2. Semua gagasan baru tidak bisa tersamapiakan kepada masyarakat luas,
karena tidak ada pemerintah yang memberi wewenang.

Kelebihan dari desentralisasi dan demokratisasi pendidikan
1. 1.
Desentralisasi membawa dampak positif khususnya bila diterapkan
dalam bidang administratif. Karena, penerapan ini dalam sistem
penyelenggaraan pendidikan dapat meningkatkan efesiensi kegiatan
pendidikan.
2. Cenderung mengajak semua warga negara mengenyam pendidikan yang
layak sesuai dengan program dan tujuan pemerintah.


3. Demokrasi pendidikan merupakan proses buat memberikan jaminan dan
kepastian adanya persamaan kesempatan buat mendapatkan pendidikan di
dalam masyarakat tertentu.
4. Demokratisasi mampu menyelesaikan masalah disuatu daerah itu
sendiri.contoh : Pengadaan buku untuk pengembangan perpustakaan,
pengadaan alat-alat peraga pembelajaran.


Kekurangan Desentralisasi dan Demokratisasi Pendidikan
1. Desentralisasi manajemen keuangan tidak transparan. Sehingga dapat
menimbulkan persepsi yang negatif di mata masyarakat
2. Desentralisasi dapat menimbulkan banyaknya tidak korupsi
3. Densentralisasi dapat menimbulkan anggaran yang tidak sesuai dengan
pengeluaran yang terjadi
4. Konsep pemecahan disuatu daerah tidak dapat digunakan didaerah lain.
Karena terbentur aspek-aspek seperti lingkungan budaya dan sosial politik.

Kelebihan Quantum Learning
1. Pembelajaran kuantum membiasakan siswa untuk melatih aktivitas
kreatifnya sehingga siswa dapat menciptakan suatu produk kreatif yang dapat
bermanfaat bagi diri dan lingkungannya. Contonya ketika dikelas guru terbiasa
mengajari siswa untuk selalu berfikir kreatif untuk menemukan hal yang baru.
2. Dalam pembelajaran kuantum, emosi sangat diperlukan untuk
menciptakan motivasi belajar yang tinggi. Motivasi yang tinggi dapat
menambah kepercayaan diri siswa, sehingga siswa tidak ragu dan malu serta
mau mengembangkan potensi-potensi yang ada.
3. Pembelajaran kuantum memusatkan perhatian pada interaksi yang
bermutu dan bermakna, bukan sekedar transaksi makna. Jadi guru bukan hanya

menjelaskan tetapi menanamkan dalam diri siswa.
4. Pembelajaran kuantum sangat menekankan pada pemercepatan
pembelajaran dengan taraf keberhasilan tinggi. Contohnya penggunaan music
klasik akan merangsang percepatan daya tangkap siswa sehingga mudah dalam
memahami materi yang diberikan.

Kekurangan Quantum Learning
1. Membutuhkan pengalaman yang nyata. Karena kuantum learning
menuntut guru untuk kreatif dan menjadikan kegitan belajar mengajar lebih
menyenangkan sehingga diperlukan pengalaman yang matang untuk dapat
menciptakan situasi yang diatas.
2. Waktu yang cukup lama untuk menumbuhkan motivasi dalam belajar.
Karena kuantum learning menggunakan metode pemberian sugesti sehingga
dibutuhkan waktu yang lama untuk menumbuhkan karakter yang diharapkan.
3. Kesulitan mengidentifikasi ketrampilan siswa. Karena setiap siswa
memiliki ketrampilan yang berbeda-beda sehingga untuk mengidentifikasi


ketrampilan setiap siswa memerlukan proses yang tidak mudah yaitu dengan
mengamati perilaku dan minat setiap siswa.

4. Memerlukan dan menuntut keahlian dan ketrampilan guru. Karena
kuantum learning menuntut guru untuk kreatif dan menjadikan kegitan belajar
mengajar lebih menyenangkan sehingga diperlukan keahlian dan ketrampilan
guru untuk dapat menciptakan situasi yang diatas.
Kelebihan Pendekatan Kontekstual / CTL
1. Pembelajaran menjadi lebih bermakna dan riil. Artinya siswa dituntut
untuk dapat menagkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan
kehidupan nyata. Hal ini sangat penting, sebab dengan dapat mengorelasikan
materi yang ditemukan dengan kehidupan nyata, bukan saja bagi siswa materi
itu akan berfungsi secara fungsional, akan tetapi materi yang dipelajarinya
akan tertanam erat dalam memori siswa, sehingga tidak akan mudah dilupakan.
2. Pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan
konsep kepada siswa karena metode pembelajaran CTL menganut aliran
konstruktivisme, dimana seorang siswa dituntun untuk menemukan
pengetahuannya sendiri. Melalui landasan filosofis konstruktivisme siswa
diharapkan belajar melalui mengalami bukan menghafal.
3. Siswa akan lebih percaya diri dalam mengungkapkan apa yang mereka
lihat dan apa yang mereka alami dalam kehidupan nyatanya.
4. Kegiatan pembelajaran akan lebih menyenangkan karena siswa tidak
mengalami belajar diluar kelas ( indoor ) saja tetapi juga pada luar kelas

( outdoor ). Sehingga membuat siswa tidak bosan untuk menerima pelajaran
yang diberikan oleh seorang guru.


Kekurangan Pendekatan Kontekstual
1. Waktu yang digunakan dalam pembelajaran ini kurang efektif. Karena
harus membutuhkan waktu lama untuk mengamati sesuatu yang berhubungan
dengan materi.
2. Pendekatan ini tidak bisa diterapkan secara merata pada anak SD. Hanya
kelas tinggi saja yang bisa diterapkan dalam pembelajaran yang seperti ini. Jika
pembelajaran ini diterapkan dalam anak SD kelas awal sulit untuk
mengaturnya.
3. Tidak semua materi SD bisa menggunakan pendekatan ini, misalnya
materi tentang reproduksi.