AMDAL Analisis Dampak Lingkungan ID

1
LAPORAN LENGKAP PRAKTEK LAPANG
ANALISIS MENENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN (AMDAL)

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Kelulusan Pada Mata Kuliah
Analisis Menengenai Dampak Lingkungan

OLEH :

ARDANA KURNIAJI
I1A210 097

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2013

2
I. PENDAHULUAN


A. Latar Belakang
Pembangunan merupakan serangkaian upaya yang direncanakan dan
dilaksanakan oleh pemerintah, badan-badan atau lembaga-lembaga internasional,
nasional atau lokal yang terwujud dalam bentuk-bentuk kebijaksanaan, program,
atau proyek, yang secara terencana mengubah cara-cara hidup atau kebudayaan
dari sesuatu masyarakat sehingga warga masyarakat tersebut dapat hidup lebih
baik atau lebih sejahtera daripada sebelum adanya pembangunan tersebut. Proses
perubahan yang dilakukan melalui upaya-upaya secara sadar dan terencana.
Sedangkan perkembangan adalah proses perubahan yang terjadi secara alami
sebagai dampak dari adanya pembangunan. Oleh sebab itu, pembangunan yang
dilakukan ditiap daerah sering kali memberikan dampak terhadap berbagai
aspek kemasyarakatan, baik ekonomi, sosial maupun kesehatan.
Kota Kendari merupakan salah satu daerah di Sulawesi Tenggara yang
mengalami pembangunan cukup signifikan. Pembangunan banyak dilakukan
dibeberapa tempat terutama di pusat kota. Hal ini dapat dibuktikan dengan
banyaknya aktifitas pembangunan pasar, ruko, bangunan, masjid dan
infrastruktur lain yang mendorong laju peningkatan kesejahteraan masyarakat
di Kota Kendari. Pembangunan yang terjadi di Kota Kendari pada dasarnya
bukan hanya memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi dan
beberapa aspek lain, tetapi juga memberikan dampak negatif terutama untuk

lingkungan dan kelestraian alam.
Tidak bisa dipungkiri bahwa pembangunan di Kota Kendari telah
mengalami peningkatan, salah satunya ialah pembangunan ruko diberbagai

3
sudut kota. Bertambahnya jumlah ruko di Kota Kendari telah

memberikan

dampak yang baik pada peningkatan siklus perekonomian masyarakat, namun
tidak hanya itu pembangunan ruko diberbagai tempat juga telah menurunkan
kualitas lingkungan dan beberapa merusak kelestarian alam.
Meskipun demikian, rencana pembangunan ruko masih terus dilakukan
dibeberapa tempat, seperti rencana pembangunan ruko di Kecamatan Kambu
Kelurahan Poasia. Pembangunan ini diinisialir akan memberikan dampak
negatif dan dampak positif pada masyarakat di daerah sekitar, oleh sebab itu
untuk mengatahui seberapa jauh dampak yang akan ditimbulkan maka
dilakukanlah analisis dampak lingkungan terhadap rencana pembangunan ruko
di daerah tersebut.
B. Tujuan dan Kegunaan Proyek

Tujuan dari penyusunan laporan ini adalah untuk mengetahui dampak
lingkungan yang terjadi pada pembangunan ruko di Kecamatan Kambu
Kelurahan Poasia. Adapun manfaat yang akan dicapai adalah mahasiswa dapat
mengetahui metode analisis dampak lingkungan untuk memprediksi seberapa
jauh pengaruh pembangunan ruko terhadap dampak yang akan ditimbulkannya.

4
II. DESKRIPSI KEGIATAN
Bangunan ruko atau rumah toko merupakan bangunan yang dibuat untuk
fungsi perdagangan/jasa pada lantai 1 dengan ketinggian 2 sampe 3 lantai yang
digunakan sebagai rumah hunian. Bangunan ini telah banyak dibangun di semua
tempat di Kota Kendari. Pembangunan ruko yang terus dilakukan ini akan
berpengaruh besar pada Kota Kendari. Dampak yang ditimbulkan dari banyaknya
bangunan ruko ini akan menyentuh pada aspek ekonomi perkotaan dan aspek
keruangan perkotaan meliputi estetika kota maupun guna lahan kota. Ruko ini
juga secara tidak langsung akan menyentuh aspek sosial dari masyarakat Kota
Kendari.
Pembangunan Kawasan Ruko di Kelurahan Anduonohu dilakukan dengan
beberapa tahap yang dimasukan dalam tiga komponen kegiatan yakni pra
kontruksi, kontruksi dan operasional. Pada pra kontruksi komponen kegiatan yang

dilakukan yakni survei awal dan desai kegiatan, perijinan lokasi dan pembebasan
lahan. Sedangkan pada tahapan kontruksi dilakukan mbilisasi tenaga kerja,
mobilisasi alat dan material, pembukaan lahan dan pembangunan sarana dan
prasarana. Terakhir pada tahap operasional dilakukan mobilitas pedagang, dan
pemberian kesempatan kerja untuk jual beli serta pemungutan pajak kepada
pengguna kawasan, berikut ini penjelasan masing-masing tahapan:
A. Pra Kontruksi
Pra Kontruksi adalah suatu persiapan yang dilakukan dalam proses
pembangunan. Pra kontruksi sangat penting dilakukan untuk keberhasilan
pembangunan. Pembangunan akan berjalan lancar jika pra kontruksi dapat
dilakukan dengan baik, tahapan pra kontruksi ini meliputi:

5
1.

Survei Awal dan Desain Bangunan
Survei ini dilakukan untuk menilai suatu kondisi lingkungan. Selain itu

juga untuk memastikan secara komprehensif luasan lokasi pembangunan untuk
memastikan dengan desain kontruksi. Survei menjadi kegiatan awal yang

memulai aktifitas pembangunan, hal ini dikarenakan penilaian akan kondisi lokasi
yang sesuai sangat menentukan model kontruksi dan manfaat pembangunan
nantinya. Survei awal juga bertujuan untuk mencari secara detail informasi
mengenai kepemilikan lahan yang akan dibebaskan dan meninjau seberapa
banyak pihak yang memanfaatkan lahan tersebut sebelumnya. Hasil Penilaian
inilah nantinya yang akan dijadikan sebagai referensi awal dalam memulai
pembangunan dan merancang langkah yang dilakukan untuk meminimalisir
dampak negatif yang ditimbulkan. Apabila terdapat beberapa hal yang
kemungkinan akan menjadi kendala dalam pembangunan, maka dapat secara
langsung dilakukan perumusan solusi untuk mengatasi masalah tersebut.
Tahap selanjutnya adalah proses desain bangunan, letak bangunan, dan
model sarana dan prasarana yang akan dibangun. Desain berfungsi untuk
menampilkan rencana pembangunan yang akan dilakukan. Sekalipun masih dalam
bentuk desain, namun melalui model-model desain yang ada kita dapat
mengarahkan pembangunan sesuai dengan planing kegiatan. Disisi lain desain
dapat bermanfaat kepada seluruh pihak yang memerlukan informasi mengenai
rencana pembangunan yang akan dilakukan, baik masyarakat maupun pemerintah
terkait, sehingga nantinya dalam pelaksanaan kegiatan masyarakat dapat
mendukung pembangunan dengan informasi yang ada dan akan mengontrol
selama kegiatan pembangunan.


6
2.

Perijinan Lokasi
Perijinan penting dilakukan untuk mengambil izin pembangunan kepada

pemerintah terkait. Legalitas suatu usaha dilihat dari sejauh mana kekuatan
hukum yang didasari oleh pemberian izin oleh suatu instansi terkait. Sehingga
dalam menjalankan usaha, tidak akan ditemukan masalah hukum yang
menggagalkan usaha. Perijinan dapat diperoleh di Kantor Pelayanan Perizinan
Terpadu (KPPT). Selain masyarakat, adanya kegiatan perizinan ini pula maka
pemerintah akan mengetahui adanya rencana pembangunan yang akan dilakukan.
Sehingga selama masa pembangunan dan operasional usaha, pemerintah memiliki
otoritas untuk mengontrol dan mengatur jalannya aktifitas usaha. Selain itu juga
perijinan akan digunakan sebagai kekuatan hukum oleh pemrakarsa terkait dalam
melakukan kegiatan pembangunan ruko, agar segala tindakan yang menghalangi
pembangunan dapat dicegah dengan ada izin pembangunan.
Oleh sebab itulah perizinan lokasi perlu dilakukan sebelum tahapan
pembebasan lahan. Hal ini untuk menghindari adanya respon negatif dan

penuntutan kembali masyarakat terhadap pemrakarsa yang berencana melakukan
kegiatan. Secara langsung, masyarakat dapat memberikan sumbangsi pemikiran
dan sarannya dalam rencana pembangunan, namun tidak dapat menolak
terlaksananya kegiatan kecuali ada hal yang menjadi alasan dibatalkannya
kegiatan pembangunan tersebut.
3.

Pembebasan Lahan
Pembebasan lahan merupakan interaksi langsung yang dilakukan oleh

pihak pemrakarsa terhadap pemilik lahan. Pembebasan lahan ini memiliki dua
tahapan pelaksanaan, yakni perpindahan kepemilikan dimana pemilik lahan

7
sebelumnya memberikan secara legal lahan yang ada kepada pihak pemrakarsa
untuk mengelola lahan sesuai dengan rencana pembangunan. Kedua penertiban
dan pembebasan lahan dimana seluruh pihak yang masih menggunakan lahan
tersebut akan ditertibkan dengan pelarangan penggunaan lahan kembali. Seperti
pedagang kaki lima, kios-kios kecil dan beberapa pihak yang masih
memanfaatkan lahan tersebut sebelumnya. Termasuk areal sekitar lokasi yang

nantinya akan menganggu proses pembangunan terutama untuk askes jalan.
Adanya pembebasan lahan ini tentu akan menimbulkan dua respon dari
masyarakat yakni positif dan negatif. Respon positif masyarakat terutama pemilik
lahan karena mereka akan menetapkan harga yang lebih mahal atau tidak sesuai
dengan harga biasa kepada pihak pemrakarsa yang ingin membeli lahan tersebut.
Sedangkan respon negatif akan lahir dari masyarakat yang merasa dirugikan
dengan adanya pembebasan lahan ini terutama bagi mereka yang sebelumnya
memanfaatkan lahan namun karena adanya pembebasan lahan akhirnya mereka
tidak lagi dapat menggunakan lahan karena adanya pembebasan lahan.
Sedangkan persepsi pada masyarakat lain, pembebasan ini akan membawa
dampak positif bagi perekonomian masyarakat sekitar sekaligus juga dampak
negatif terhadap komponen lingkungan abiotik selama masa pembangunan hingga
selesai. Sementara persepsi pemilik lahan yang serupa dilahan yang berbeda akan
merespon negatif baik dari segi persaingan maupun eksploitasi lahan yang
memberikan keuntungan bagi mereka. Itulah sebabnya dalam pembebasan lahan
ini perlu untuk dilakukan sosilaisasi secara berkala mengenai rencana usaha
disetiap pemukiman warga yang nantinya akan merasakan dampak pembangunan.

8
B. Konstruksi

Konstruksi adalah tahapan yang dilakukan untuk merealisasikan seluruh
deasin kegiatan pembangunan yang telah dibuat sebelumnya. Kegiatan ini pada
dasarnya bertujuan untuk melaksankan master plan yang ada. Kontruksi
merupakan suatu kegiatan membangun sarana maupun prasarana, oleh sebab itu
dibutuhkan manajemen kontruksi yang baik guna terlaksananya pembangunan.
Berikut ini tahapan-tahapan yang dilakukan dalam konstruksi pembangunan ruko:
1. Mobilisasi Tenaga Kerja
Mobilisasi

tenaga

kerja

adalah

kegiatan

yang

dilakukan


untuk

mengumpulkan tenaga kerja dalam pembangunan. Perekrutan tenaga kerja
sebaiknya dilakukan di sekitar lokasi kegiatan dan tidak mendatangkan tenaga
kerja dari luar kecuali pada pekerjaan yang membutuhkan keahlian khusus dan
tidak ditemukan tenaga kerja disekitar daerah pembangunan. Hal ini selain
bertujuan untuk menghemat biaya tenaga kerja dengan memanfaatkan masyarakat
sekitar juga akan mencegah terjadinya konflik masyarakat yang terkena dampak
negatif dari pembangunan. Oleh sebab itu diperlukan pendekatan sosial-budaya
dalam menganalisis perilaku mobilitas tenaga kerja, melihat kaitannya dengan
setting atau konteks di mana mobilitas tenaga kerja itu terjadi pada kurun waktu
tertentu. maka kekutan-kekuatan tradisional dari aspek-aspek sosial-budaya dilihat
sebagai suatu hal yang dinamis, berubah dan berkembang.
Selain perekrutan, mobilisasi tenaga kerja juga perlu dilakukan dengan
menyediakan basecamp atau tempat tinggal bagi tenaga kerja selama melakukan
kegiatan pembangunan. Selain menjadi tempat hunian dan peristrahatan,
basecamp ini juga dapat digunakan untuk menyimpan peralatan ringan bangunan.

9

Dampak yang dapat ditimbulkan dengan adanya basecamp ini adalah
terganggunya kesehatan masyarakat, seperti diare atau penyakit lain yang bisa
timbul akibat pola hidup yang tidak sehat. Sehingga perlu upaya khusus untuk
menangani hal ini seperti ketersediaan tempat pembuangan yang baik untuk para
tenaga kerja maupun akses akomodasi yang cukup.
2. Mobilisasi Alat dan Material
Mobilisasi alat dan bahan pada dasarnya dilakukan untuk menyediakan alat
dan material atau bahan yang diperlukan dalam pembangunan. Biasanya
dilakukan dengan transportasi khusus dan alat berat yang digunakan untuk
mengangkut bahan tersebut. Mobilisasi alat dan bahan yang dilakukan oleh
pemrakarsa akan meningkatkan berbagai dampak, baik itu dampak negatif
maupun positif.
Dampak negatif yang timbul akibat aksebilitas alat dan material ini adalah
terjadinya kebisingan disekitar lokasi pembangunan. Kebisingan terjadi akibat
akses transportasi pengangkut maupun berbagai alat yang digunakan pada saat
membangun. Hal inilah

yang menganggu aktifitas masyarakat setempat dan

menimbulkan ketidaknyamanan.
3. Pembukaan Lahan
Proses pembukaan lahan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
mempersiapkan lahan yang akan digunakan dalam pembangunan. Kegiatan ini
bertujuan untuk membersihkan lahan dari segala hal yang menganggu
dilakukannya pembangunan. Pembukaan lahan ini pada dasarnya menganggu
habitat organisme yang hidup disekitar lahan, apalagi untuk lokasi rencana
pembangunan kawasan ruko ini memiliki ekosistem mangrove dan aliran sungai

10
yang bersebrangan dengan lokasi, sehingga kegiatan pembukaan lahan secara
langsung akan mengganggu ekosistem tersebut, baik mangrove, organisme lain
yang hidup dan memanfaatkan mangrove maupun nekton dan plankton yang ada
disungai.
4. Pemadatan Tanah
Pemadatan ini bertujuan untuk meningkatkan kerapatan tanah dengan
memperkecil jarak antar partikel sehingga tanah dapat menjadi padat. Sehingga
pemadatan tanah ini sangat penting untuk menghindari kerusakan bangunan
akibat longsor atau retaknya tanah. Hal ini mengingat areal lokasi pembangunan
sebelumnya digenangi oleh air sehingga sebelumnya perlu dilakukan penimbunan
dan setelah itu pemadatan tanah.
Dampak yang timbul dari pemadatan ini adalah hilangsnya ekosistem
organisme yang dulunya hidup disekitar lokasi baik benthos maupun organisme
lain. Namun mengingat pemadatan tanah ini penting terutama untuk
pembangunan ruko yang memerlukan pondasi kuat, maka kegiatan ini perlu untuk
dilakukan.
5. Pembangunan Sarana dan Prasarana
Pembangunan sarana dan prasarana ini berupa pembangunan kawasan ruko
yang nantinya dapat digunakan untuk proses jual beli dan aktifitas ekonomi lain.
Kawasan ruko yang dibangun berorientasi pada aktifitas mobilisasi lokasi dan
akses transportasi masyarakat, sehingga tidak akan menimbulkan dampak negatif
pada akses transportasi.
Sarana yang dibangun tentunya akan membutuhkan waktu yang lama
sesuai dengan periode pembangunan dan akan memberikan dampak lingkungan

11
berupa kebisingan dan perubahan estetika lingkungan. Selain itu dampak lain
berupa terganggunya kualitas air dan terjadinya sedimentasi di dekat sungai akan
mengganggu keseimbangan ekologi lingkungan dan ekosistem organisme. Oleh
sebab itu, perlu upaya penerapan solusi yang praktis untuk mereduksi dampak
negatif lingkungan.
C. Operasional
Operasional merupakan komponen kegiatan terakhir yang dipusatkan untuk
menggunakan seluruh kawasan ruko yang telah dibangun untuk kepentingan
umum. Pengoprasian kawasan ruko ini selain meningkatkan pendapatan
masyarakat juga akan meningkatkan perputaran siklus ekonomi kota, berikut ini
tahapan yang dilakukan dalam kegiatan operasional:
1. Mobilitas Pedangang
Moblititas pedagang adalah perekrutan para pedagang yang akan membuka
usahanya dikawasan ruko dengan memanfaatkan sarana dan parasarana yang ada.
Penyediaan kawasan ruko untuk para pedagang akan meningkatkan taraf ekonomi
masyarakat setempat dikarenakan pemanfaatan sarana dan prasarana yang ada.
Mobilitas pedagang akan meningkatkan kesempatan kerja pada masyrakat yang
ingin membuka usaha.
2. Kegiatan Jual Beli
Kegiatan jual beli dilakukan setelah perekrutan pedangang, jual beli ini
merupakan interaksi yang terjadi dikawasan ruko baik bagi pembeli maupun
penjual/pedagang. Oleh sebab itu, kegiatan ini membutuhkan peningkatan faktor
perdagangan berupa akses pasar dan modalitas yang tersedia bagi para pedagang.

12
Jual beli akan berlangsung secara kontinyu dan otomatis jika seluruh masyarakat
telah mengetahui keberadaan kawasan ruko.
3. Pemungutan Pajak
Pemungutan pajak dilakukan bagi para pedagang yang memanfaatkan
sarana prasarana kawasan ruko. Pemungutan pajak ini dapat dilakukan sesuai
dengan kesepakatan awal, sehingga period pemungutan dapat berlangsung secara
reguler dan tidak merugikan satu sama lain.

13
III. PERKIRAAN DAMPAK YANG AKAN TERJADI

A. Matriks Identifikasi
Matriks Identifikasi komponen lingkungan dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Matriks Identifikasi Dampak Pembangunan Kawasan Ruko Kendari
Komponen Kegiatan
Pra
No.
Komponen Lingkungan
Konstruksi
Operasional
Konstruksi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
A.

FISIKA KIMIA (ABIOTIK)
1 Kualitas Tanah
2 Kualitas Udara
3 Kebisingan
4 Kualitas air Sungai dan Laut
5 Sedimentasi dan Erosi
B. BIOLOGI (BIOTIK)
1 Biota Perairan
 Plankton
 Benthos
 Nekton
C. SOSEKBUDKESMAS
Kesempatan kerja dan Peluang
1
berusaha
2 Perekonomian local (PAD)
+
3 Persepsi Masyarakat
+ +
4 Kesehatan Masyarakat
5 Estetika Lingkungan
6 Pendapatan Masyarakat
Keterangan:
1. Survei awal dan desain
2. Perijinan lokasi
3. Pembebasan lahan
4. Mobilitas tenaga kerja
5. Mobilitas alat dan material
6. Pembukaan lahan
7. Penimbunan dan Pemadatan Tanah
8. Pembangunan sarana dan prasarana
9. Mobilitas pedagang
10. Kegiatan Jual Beli
11. Pemungutan Pajak

+
+

+
+
±
-

-

-

+
-

-

-

-

-

-

+ + +
+
+
- - - - - - + + +

+ + +
+ + +
+ + +
+
+ + +

+

14
B. Fisika Kimia (Abiotik)
Fisika dan kimia adalah hal penting yang perlu diperhatikan dalam
kegiatan pembangunan, terutama untuk fisika dan kimia lingkungan. Hal ini tentu
dikarenakan pembangunan akan memberikan dampak negatif pada faktor kimia
dan fisika lingkungan. Dalam pembangunan kawasan ruko di Kecamatan Kambu
Kelurahan Poasia terkendalam dalam tahapan pembukaan lahan dan pengerasan
tanah. Pada lokasi ditemukan kawasan mangrove dan aliran sungai ditepi lokasi,
sehingga dengan begitu pembangunan ini akan memberikan dampak fisika dan
kimia pada lingkungan sekitar lokasi. Misalnya pada tahapan konstuksi, dimana
pembersihan lahan dan pemadatan tanah akan mempengaruhi kualitas tanah
menjadi baik jikalau penimbunan menggunakan tanah yang berkualitas dan padat
sehingga dapat digunakan dalam proses pembangunan.
Sementara itu untuk kegiatan mobilisasi alat dan bahan akan memberikan
dampak yang buruk bagi kualitas udara. Dimana polusi udara akan terjadi dengan
akses dan mobilitas alat serta material seperti tanah, pasir, batu dan berbagi
material lain. sehingga hal ini tentu akan berdampak negatif pada lingkungan
sekitar lokasi pembangunan. Selain mempengaruhi kualitas udara karena
tingginya akses pengangkutan material bangunan, juga akan menimbulkan
kebisingan dikarenkan aktifitas alat berat yang digunakan. Oleh kerena itu, hali
akan menganggu kenyamanan masyrakat sekitar lokasi pembangunan.
Selain itu pada pembangunan sarana dan prasarana kawasan ruko akan
tetap menimbulkan kebisingan serta menganggu kualitas air sungai dan
menimbulkan polusi udara. Terganggunya kualitas udara dalam jangka waktu
yang lama nantinya akan memberikan dampak negatif pada kesehatan masyrakat

15
sekitar lokasi pembangunan. Dampak ini tidak hanya dirasakan oleh masyarakat
yang bermukim diareal tersebut, tetapi juga akan dirasakan oleh pengguna jalan
raya yang melintasi sekitar areal pembangunan.
Kualitas air yang memburuk dikarenakan pembuangan limbah hasil
pembangunan dan sisa bahan material yang tidak digunakan akan menurunkan
populasi nekton dan beberapa organisme lain diperairan. Jika kegiatan
pembangunan terus dilakukan dalam periode tertentu, maka dampak lain yang
akan timbul adalah peningkatan sedimentasi pada sungai sekitar lokasi dan
sedimentasi ini akan terbawa ke hilir bagian laut yang letaknya dekat dengan
lokasi pembangunan. Jika sedimentasi semakin meningkat, maka kelangsungan
hidup organisme sekitar akan terganggu.
C. Biologi (Biotik)
Faktor Biologi merupakan indikator yang baik digunakan dalam menilai
kondisi lingkungan. Kegiatan pembangunan kawasan ruko secara langsung
maupun tidak akan memberikan dampak terhadap kondisi biotik tersebut.
disekitar kawasan rencana pembangunan ruko terdapat aliran sungai yang
bermuara dekat dengan lokasi. Sehingga areal estuari tersebut sering
dimanfaatkan oleh warga sekitar untuk pemancingan. Adanya pembangunan ini
tentu akan mempengaruhi keberadaan organisme-organisme tersebut.
Misalnya saja pada mobilisasi alat dan material bangunan yang secara
terus menerus dilakukan akan menimbulkan polusi udara diatmosfir, sehingga
difusi oksigen kedalam air berkurang bahkan akan menimbulkan peningkatan
kekeruhan perairan. Tingginya kekeruhan perairan atau Total Dispended
Substance akan manutup lapisan permukaan perairan sehingga intensits cahaya

16
tidak dapat masuk secara normal di perairan. Akibatnya fotosintesis oleh
fitoplankton dan tumbuhan air lain akan terganggu dan berujung pada
terganggunya keseimbangan siklus rantai makanan.
Tidak hanya itu, pembukaan lahan yang menghilangkan beberapa pohon
mangorve ini jelas telah merusak ekosistem mangrove dan menganggu siklus
rantai makanan. Penimbunan dan pemadatan tanah ini akan berdampak pada
peningkatan sedimentasi di dasar perairan, sehingga organisme benthos yang
hidup di dasar perairan akan terganggu atau bahkan mati. Sama halnya dengan
dampak pembangunan sarana dan prasarana yang menggunakan bahan material,
sisa maupun hasil penggunaan bahan yang tidak digunakan dibuang disekitar
sungai, sehingga populasi nekton akan berkurang.
Terganggunya siklus rantai makanan dan berkurangnya populasi nekton
akan memberikan dampak negatif terhadap masyarakat terutama bagi mereka
yang memanfaatkan sungai sebagai sumber mata pencaharian dan sumber air
untuk mengaliri usaha tambak yang terdapat disekitar kawasan pembangunan
ruko. Usaha tambak yang banyak memanfaatkan aliran sungai ini tentu akan
mengalami kerugian dan harus menyediakan alternatif sumber air lain yang jelas
akan membutuhkan biaya pembuatannya. Disamping itu pula, kegiatan
pemancingan tidak lagi ada karena berkurangnya populasi nekton dan keruhnya
air disekitar seungai. Maka secara tidak langsung, penurunan kualitas air dan
berkurangnya organisme di sekitar sungai dan estuari berdampak pada aktifitas
masyarakat yang bermukin disekitar kawasan pembanguan ruko.

17
D. Sosekbudkesmas
Ditinjau dari aspek sosial, pembangunan ruko pada komponen kegiatan
prakontruksi tahapan survei awal dan desain telah memberikan pengaruh utamnya
pada persepsi masyrakat. Adanya kegiatan survei atau peninjauan lokasi akan
membuat masyarakat ingin tahu dengan rencana pembangunan. Secara umum
pembangunan ini akan berdampak baik pada ekonomi masyarakat melalui
sosialisasi maka persepsi masyarakat akan positif dan menyambut baik rencana
pembangunan.
Persepsi masyarakat yang positif juga timbul dengan adanya perekrutan
tenaga kerja yang berasal dari warga setempat, sehingga pihak pemrakarsa dan
masyarakat sekitar akan bekerjasama dalam membangunan kawasan ruko sesuai
dengan master plan. Sebaliknya, persepsi masyrakat akan manjadi negatif saat
komponen kegiatan masuk pada tahapan konstruksi, dimana polusi udara dan
berbagai dampak negatif lain timbul dari aktifitas pemabangunan. Oleh sebab itu,
dibutuhkan solusi pengelolaan limbah dan polusi yang ditimbulkan oleh aktifitas
pembangunan.
Masyarakat

secara

tidak

langsung

akan

berpengaruh

dengan

perkembangan ruko yang begitu pesat dengan jejeran ruko sepanjang jalan.
Banyaknya ruko yang berfungsi sebagai fungsi perdagangan akan memicu sifat
konsumtif dari masyarakat. Keberadaan ruko yang menyediakan berbagai macam
variasi dagangan memang merupakan suatu hal yang positif, namun sisi
negatifnya masyarakat akan menjadi sangat konsumtif karena dengan mudah
mendaptkan barang yang diinginkan. Jaminan aksesibilitas mudah untuk
menjangkau suatu ruko menjadi penambah hasrat masyarakat dalam memiliki

18
barang yang disediakan pada ruko yang fungsi perdagangan. Masyarakat yang
konsumtif tidak baik dalam kehidupan perkotaan karena akan menimbulkan
banyak dampak negatif kehidupan sosial masyarakat.
Dari aspek ekonomi, pembangunan ruko dimaksudkan untuk fungsi
perdagangan dan jasa. Ruko yang rencana dibangun dipinggir jalan ini akan
digunakan untuk fungsi perdagangan dan jasa, seperti rumah makan, mini market,
kantor jasa kredit, dialer kendaraan, dan sebagainya. Ini merupakan keuntungann
tersediri bagi Kota Kendari dalam hal ekonomi. Pajak yang ditarik dari aktifitas
ini akan sangat besar dan sangat menguntungkan bagi perekonomian kota.
Penggunaan ruko sebagai fungsi perdagangan/jasa pasti akan sepakat
dengan signage dari fungsi ruko tersebut. Ini juga membawa keuntungan bagi
pemerintah kota. Yang terakhir, dengan banyaknya ruko yang telah difungsikan
akan membuka lapangan pekerjaan bagi warga kota Kendari. Meskipun dalam hal
lapangan pekerjaan yang disediakan tidak terlalu banyak mengingat besaran ruko
yang terbatas tidak mungkin menampung banyak pekerja. Pada aspek keruangan
perkotaan dalam hal estetika kota. Ruko yang berjejer sepanjang jalan tidak baik
dalam hal estetika kota. Bentuk bangunan ruko persegi panjang dan sangat sedikit
variasi arsitektur yang dimasukan dalam bentuk ruko. Jejeran ruko yang
terbangun terlihat begitu monoton hiasan kiri kanan jalan. Ruko yang banyak juga
ini memperlihatkan ketidak aturan tata ruang perkotaan.
Selain itu pula adanya aktifitas pembangunan ini juga membawa dampak
pada kesehatan masyarakat. Penurunan kualitas udara menjadi hal utama yang
dapat menjadi sumber penyakit pada masyarakat sekitar terutama bagi pengidap
asma dan penyakit pernafasan lain. Sementara penggunaan bahan-bahan material

19
yang tidak terkontrol diserta dengan bahan kimia jelas akan berpengaruh bagi
masyarakat sekitar, baik tidak langsung seperti melalui perantara ikan yang
mengkonsumsi bahan kimia juga secara langsung melalui sistem pernafasan. Oleh
sebab itulah, pembangunan kawasan ruko ini sekiranya pelu pengawasan dan
pengontrolan baik itu dari segi administrasi maupun kontuksi pembangunannya
hingga pada tahapan operasional nanti.

20
IV. PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil dan pembahasan di atas adalah
sebagai berikut:
1. Pembangunan kawasan ruko membawa dampak negatif pada komponen
lingkungan yakni penurunan kualitas tanah, udara, terjadinya kebisingan
dan sedimentasi di dasar sungai serta berdampak buruk bagi populasi
nekton di sungai yang digunakan sebagai lokasi pemancingan. Hal inilah
yang nantinya akan menganggu kesehatan masyarakat sekitar.
2. Pembangunan kawasan ruko ini pula juga membawa dampak positif pada
ekonomi

masyarakat

yakni

membuka

lapangan

kerja,

peningkatan

pendapatan dan perekonomian lokasl daerah (PAD).

B. Saran
Saran yang dapat diajukan pada pelaksanaan praktikum ini sebaiknya
dilakukan wawancara dengan pemrakarsa terkait untuk mendapat
informasi yang lebih banyak dan dalam pengukuran faktor fisika, kimia
dan biologi sebaiknya menggunakan alat pengukuran.

21

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis Komposisi Struktur Modal Pada PT Bank Syariah Mandiri (The Analysis of Capital Structure Composition at PT Bank Syariah Mandiri)

23 288 6

Analisis Konsep Peningkatan Standar Mutu Technovation Terhadap Kemampuan Bersaing UD. Kayfa Interior Funiture Jember.

2 215 9

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63