Comparative study of Open Ended- Group Investigation Learning Models and conventional Learning Toward Creative Thinking and Science Process Skills of X Grade Students at SMA Negeri 8 Surakarta | Maridi | Pendidikan Biologi 7362 15472 1 SM

JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI
Volume 7 Nomor 1
Halaman 74-88

Februari 2015

Studi Komparasi Model Pembelajaran Open Ended-Group Investigation
dan Pembelajaran Konvensional terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif
dan Keterampilan Proses Sains (KPS) Biologi
Siswa Kelas X SMA Negeri 8 Surakarta
Comparative study of Open Ended- Group Investigation Learning Models and
conventional Learning Toward Creative Thinking and Science Process Skills
of X Grade Students at SMA Negeri 8 Surakarta
Dyah Hayu Novia Purbasaria, Riezky Maya Probosarib, Maridic

a) Pendidikan Biologi FKIP UNS, Email: 1
b) Pendidikan Biologi FKIP UNS, Email: riezkymp@gmail.com
c) Pendidikan biologi FKIP UNS, Email: Maridi_bio@yahoo.co.id

ABSTRACT– The aim of this research was to ascertain the difference of:
1. Creative thinking between open ended- group investigation learning models and

conventional learning of X Grade students at SMA Negeri 8 Surakarta.
2. Science process skills between open ended- group investigation learning models and
conventional learning of X grade students at SMA Negeri 8 Surakarta.
This research was quasi experiment research which used posttest only nonequivalent
control group design. This research applied open ended- group investigation learning models
in experimental group and conventional (lecture, discussion, experiments) learning models in
control group. The population of this research was all of X grade students at SMA Negeri 8
Surakarta in academic year 2012/2013. Sampling techniques used cluster sampling that
choosed X.9 as experiment group and X.10 as control group. Data was collected using ability
think creatively test, KPS test, observation sheet, and document. The hypotheses analyzed by
t-test.
Results of hypotheses for creative thingking showed that sig.> 0,05 is 0,206 and
tcount< t table is 1,282< 2,007 so that Ho is accepted. The test results that the KPS hypotheses
for sig.< 0,05 is 0,04 and tcount> t table is 3,009< 2,007 so H o is rejected.
Based the result of discussion in this study, the conclusion is: 1. There is no difference
of creative thingking between open ended- group investigation learning models and
conventional learning at SMA Negeri 8 Surakarta. 2. There is a difference of science process
skill between open ended- group investigation learning models and conventional learning at
SMA Negeri 8 Surakarta.
Keywords: open ended-group investigation learning models, creative thinking, science

process skills.

PENDAHULUAN

penting untuk menghasilkan peserta didik

Pembelajaran sains termasuk di

yang berkualitas sebagai salah satu upaya

dalamnya pembelajaran biologi merupakan

untuk meningkatkan kualitas pendidikan di

bagian dari pendidikan yang berperan

Indonesia. Sains memiliki dua unsur utama
74

Jurnal Pendidikan Biologi Vol 7, No1, hal 74-88


yaitu proses dan produk yang saling

yang berorientasi pada hasil dan proses

mengisi dan berintegrasi seiring dengan

yaitu keterampilan proses sains (KPS).
Berpikir kreatif dapat menimbulkan

kemajuan perkembangan sains (Wenno,

terciptanya ide baru, cara baru dan hasil

2008).
Biologi

baru sehingga hal tersebut sangat penting

sebagai salah satu bagian dari pembelajaran


dalam konteks pendidikan. Dalam hakikat

sains tidak dapat terlepas dari kegiatan yang

pembelajaran Biologi

berorientasi pada hands on, minds on dan

salah satu bagian dari pembelajaran sains

hearts on. Selama ini proses pembelajaran

tidak dapat terlepas dari kegiatan yang

biologi yang berlangsung di sekolah-

berorientasi pada hands on, minds on dan

sekolah dalam prakteknya masih banyak


hearts on sehingga dalam kegiatannya

ditemui

diperlukan

Hakikat

pembelajaran

siswa

yang

kurang

mampu

yang merupakan


berpikir

kreatif

untuk

mengaplikasikan teori dan konsep konsep

mewujudkannya.

yang mereka dapatkan dalam kehidupan

Keterampilan proses sains (KPS) adalah

sehari– hari.

keterampilan

Kurang


bervariasinya

model

dalam

melibatkan

berproses

yang

keterampilan-keterampilan

pembelajaran yang digunakan oleh guru

kognitif atau intelektual, manual dan sosial.

membuat metode ceramah masih selalu


Rustaman (2005) berpendapat bahwa KPS

dilakukan

pembelajaran

dapat memfasilitasi siswa untuk mencapai

sehingga menyebabkan proses penemuan

pembelajaran sains dan mendorong siswa

siswa

untuk

dalam

masih


proses

kurang.

Pembelajaran

menemukan

sendiri

konsep

cenderung masih didominasi oleh guru

pengetahuan,

(teacher centered) sehingga menyebabkan

menumbuhkembangkan sikap dan nilai


siswa hanya bisa membayangkan dan

yang dituntut. Model pembelajaran yang

menerima apa saja yang disampaikan oleh

diharapkan dapat meningkatkan KPS serta

guru tanpa langsung turun ke lapangan.

kemampuan

Siswa hanya diberi produk sains secara

melibatkan

pasif dan tidak berproses sains secara aktif.

mengembangkan


Berkaitan

dengan

berpola pikir bebas sesuai dengan minat dan

berproses

yang

rendahnya

kegiatan

fakta

berfikir
siswa

kegiatan

kemampuannya

adalah

dapat

pembelajaran

Open

mengembangkan kemampuan berpikir yang

Investigation.

menyebabkan

siswa

kurang

mereka miliki dan pembelajaran kurang
sesuai dengan hakikat pembelajaran biologi

kreatif

menjadi

siswa

dilakukan

serta

yang

aktif,

bisa

kreatif

dan

dengan

model

Ended-Group

Pendekatan Open Ended merupakan
pendekatan

yang

menyajikan

suatu
75

Dyah Hayu Novia P. Kemampuan berpikir kreatif dan KPS
permasalahan dengan penyelesaian yang

sains (KPS) Biologi siswa kelas X SMA

benar lebih dari satu (Sudiarta, 2005).

Negeri 8 Surakarta.

Pendekatan ini menuntut keaktifan dan

METODOLOGI PENELITIAN

kreatifitas dalam menjawab permasalahan

Penelitian dilaksanakan di SMA

yang diberikan dan bukan berorientasi pada

Negeri 8 Surakarta pada semester genap

hasil akhir.

tahun pelajaran 2012/ 2013. Penelitian ini

Model

pembelajaran

Group

termasuk quasy experiment dengan desain

yang

penelitian posttest only with nonequivalent

melibatkan siswa sejak perencanaan, baik

group design. Populasi dalam penelitian ini

dalam menentukan topik maupun cara

adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 8

untuk mempelajarinya melalui investigasi

Surakarta tahun pelajaran 2012/ 2013.

(Hamdani, 2011).

belajar dari

Teknik pengambilan sampel dengan cluster

investigasi kelompok ini menyebabkan siwa

sampling. Sampel yang ditetapkan kelas

dapat

X.9 sebagai kelas eksperimen dan X.10

merupakan

Investigation

bekerja

Proses

secara

model

bebas,

memberi

semangat untuk berinisiatif, kreatif, dan
aktif,

rasa

lebih

Variabel bebas dalam penelitian ini

untuk

adalah model pembelajaran Open ended-

memecahkan, menangani suatu masalah.

Group investigation. Variabel terikat dalam

Tahap pembelajaran ini dikembangkan

penelitian ini adalah kemampuan berpikir

melalui

metode ilmiah dengan kegiatan

kreatif dan keterampilan proses sains (KPS)

yang berorientasi pada hands on, minds on

biologi. Teknik pengumpulan data dalam

dan hearts on dan dengan berbagai macam

penelitian adalah teknik tes dengan tes

penyelesaian masalah terbuka sehingga

uraian (essay) dan non tes dengan lembar

berpikir kreatif sangat diperlukan dalam

observasi.

meningkat,

percaya
dapat

diri

dapat

sebagai kelas kontrol.

belajar

pembelajaran biologi untuk meningkatkan
keterampilan proses sains siswa.

Tes uji coba penelitian ini dilakukan
untuk mengetahui validasi tes kognitif

Penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan

product

moment

tujuan untuk mengetahui pengaruh model

divalidasi

pembelajaran

mengetahui reliabilitas soal.

Open

Ended-Group

Investigation terhadap kemampuan berfikir

konstruk

Analisis

oleh

data

ahli

dan
untuk

penelitian

kreatif Siswa kelas X SMA Negeri 8

menggunakan uji-t yang sebelumnya diuji

Surakarta. Mengetahui pengaruh model

normalitasnya dengan uji liliefors dan uji

pembelajaran

homogenitas

Open

Ended-

Group

dengan

membandingkan

Investigation terhadap keterampilan proses
76

Jurnal Pendidikan Biologi Vol 7, No1, hal 74-88

antara variansi terbesar dibanding variansi

guru memberikan 6 buah kliping yang

terkecil.

masing masing berisi wacana tentang
pencemaran air, pencemaran tanah dan

PEMBAHASAN

pencemaran

Kemampuan berpikir kreatif

kelompok bebas memilih kliping yang

Hasil
pembelajaran

analisis

Masing-

masing

model

diminati. Setelah semua kelompok memilih,

Ended-Group

pada kelompok 1 dan 5 mendapatkan

pengaruh

Open

udara.

Investigation terhadap kemampuan berpikir

wacana

pencemaran

tanah,

2

dan

4

kreatif disajikan dalam tabel 1 berikut:

mendapatkan wacana pencemaran udara
dan kelompok 3 dan 6 mendapatkan wacana

Tabel 1 Hasil uji pengaruh model
pembelajaran Open EndedGroup Investigation terhadap
kemampuan berpikir kreatif.
Rata- rata
Variansi
N
Dk
T hitung
T tabel
signifikansi
Keputusan Uji

Eksperimen
73,56
104,49
27

Kontrol
69,59
153,71
27

temanya sama. Kegiatan pada

langkah diatas termasuk dalam tahap I
group investigation (menyajikan masalah

seleksi

topik)

dan

open

ended

Dalam hal ini, aspek kemampuan berpikir
kreatif yang diajarkan adalah berpikir luwes

>0,05 yaitu 0,206 sehingga dapat diambil
keputusan bahwa H0 diterima, hal ini
secara

namun

(menggunakan tema yang kontekstual).

thitung< ttabel yaitu 1,282 < 2,007 dan sig.

bahwa

berisi wacana dengan kasus yang berbeda

dan

26
1,282
2,007
0,206
H0 diterima

Tabel 1 menunjukkan bahwa nilai

menunjukkan

pencemaran air. Masing masing kliping

statistik

kemampuan berpikir kreatif antara kelas
kontrol dan kelas eksperimen tidak berbeda
nyata namun rata- rata nilai kemampuan
berpikir kreatif kelompok eksperimen lebih
tinggi daripada kelompok kontrol.
Langkah dari pembelajaran open
ended- group investigation pada pertemuan

pertama diawali dengan pembagian siswa
menjadi 6 kelompok secara acak, kemudian

(flexibility) karena siswa diajak untuk
berlatih melihat permasalahan dari sudut
pandang yang berbeda- beda. Hal ini
diperkuat dengan penelitian yang dilakukan
oleh Purwanto (2008) yang menyatakan
bahwa

keluwesan

adalah

kemampuan

mengubah pendekatan dalam pemecahan
masalah.
Langkah kedua siswa merencanakan
kerjasama
pembelajaran

yang
open

merupakan

sintak

ended-

group

investigation, pada tahap ini siswa dibantu

oleh guru untuk membagi tugas didalam
kelompok. Setiap siswa mendapatkan tugas

77

Dyah Hayu Novia P. Kemampuan berpikir kreatif dan KPS
sendiri-

sendiri

sesuai

dengan

pembagiannya.

untuk menjalin hubungan sesama anggota
kelompok.

Langkah ketiga pembelajaran open

Langkah keempat sintaks

model

adalah

Group Investigation (analisis dan sintesis)

mengimplementasikan perencanaan yang

dan dipadukan dengan pendekatan Open

telah dibuat. Karakteristik Open ended

Ended

yang muncul dalam tahap ini adalah

menyelesaikan masalah dengan berbagai

mengembangkan berpikir divergen. Siswa

cara). Siswa menganalis dan menyintesis

dapat mencetuskan gagasan- gagasan sesuai

berbagai informasi dari tahap implementasi

dengan pemikiran mereka sehingga dapat

kemudian meringkaskan untuk disajikan

memunculkan aspek berpikir kreatif berupa

secara menarik didepan kelas. Tahap ini

berpikir lancar (fluency).

memberikan kesempatan kepada siswa

ended-

group

investigation

Hal ini sesuai

(memiliki

peluang

untuk

dengan pendapat Purwanto (2008), bahwa

untuk

kelancaran

kemampuan

dengan berbagai jawaban atau berbagai cara

menghasilkan banyak gagasan pemecahan

untuk mendapatkan jawaban yang benar,

masalah dalam waktu singkat.

berlatih

adalah

Sintaks ketiga juga dapat membuat

berlatih

dan

keaslian

pendapat

dimana

dengan

menyelesaikan

masalah

masalah

menggunakan strateginya masing- masing

siswa meningkatkan kemampuan berpikir
(originality),

menyelesaikan

berlatih

menghargai
serta

perbedaan

mengemukakan,

menganalisis permasalahan yang ada,serta

mengembangkan dan memperkaya suatu

mencetuskan

pemikiran

gagasan. Kemampuan berpikir kreatif yang

siswa dapat

dilatihkan adalah kemampuan memperinci

ide-

ide

dari

masing- masing membuat

memberikan jawaban yang tidak lazim/

(elaboration).

unik. Diskusi kelompok sangat penting

Langkah kelima dari pembelajaran

dalam proses ini. Setelah semua ide

open ended- group investigation adalah

didapatkan dari masing- masing siswa,

penyajian hasil akhir. Masing- masing

kemudian disatukan dan didiskusikan agar

perwakilan kelompok mempresentasikan

memperoleh

diinginkan

hasil pembelajarannya didepan kelas dan

untuk menjawab permasalahan yang ada.

kelompok lain menanggapi. Tahap ini

Hal ini sesuai dengan pendapat Dalismar

memunculkan

(2013) bahwa semua anggota kelompok

(originality)

berinteraksi

dengan

kelompok mempunyai cara pandang dan

bekerjasama

cara penyampaian yang asli dimiliki oleh

menerapkan

jawaban

saling

yang

berhadapan

keterampilan

kelompok

berpikir
karena

tersebut,

keaslian

masing-masing

terlihat

dari

cara
78

Jurnal Pendidikan Biologi Vol 7, No1, hal 74-88

penyampaian dan gaya bahasa yang khas

5 merancang percobaan mengenai dampak

dan

masing-masing

pencemaran udara terhadap kelangsungan

kelompok. Sebelum penutup dilakukan,

organisme dengan menggunakan hewan uji

siswa diberi tugas untuk membuat produk

jangkrik

akhir berupa ringkasan materi disertai kasus

menggunakan polutan asap obat nyamuk

pencemaran air, tanah dan udara yang

bakar (kelompok 4) dan parfum (kelompok

terbaru.

5). Saat kegiatan tersebut siswa bebas

berbeda-beda

Tugas

dari

dikumpulkan

pada

memilih

pertemuan selanjutnya.
Pertemuan

kedua

pembelajaran

open

investigation,

sintaks-

dengan

sintaks

(Gryllus

ended-

yang

digunakan,

kemudian

group

percobaan. Berdasarkan judul percobaan,

sama

siswa merumuskan tujuan percobaan dan

sebelumnya

siswa

akan

serta

dalam

sintaknya

pertemuan

alat

assimilis)

menentukan

judul

merumuskan permasalahan.

tetapi perbedaannya terletak pada kegiatan

Langkah selanjutnya adalah siswa

siswa. Siswa diarahkan untuk merancang

membuat hipotesis berdasarkan rumusan

percobaan dampak pencemaran lingkungan

masalah

terhadap kelangsungan hidup organisme

merangkai cara kerja dengan menggunakan

serta mengetahui jenis pH polutan. Siswa

alat dan bahan yang telah dipilih setelah

dibagi ke dalam 6 kelompok secara acak,

hipotesis

kemudian

merangkai

masing-masing

kelompok

yang

selesai
cara

telah

dibuat.

dibuat.
kerja,

Siswa

Saat

siswa

siswa

diberi

memilih tema rancangan percobaan yang

kebebasan untuk merangkai alat dan bahan

berbeda-beda.

sesuai dengan kreasi mereka.

Kelompok

1

dan

3

merancang percobaan mengenai dampak

tersebut

pencemaran air terhadap kelangsungan

(originality)

organisme dengan menggunakan hewan uji

merancang percobaan yang asli, sesuai

ikan

dengan kreasi mereka. Aspek memperinci

nila

(Tilapia

nilotica )

serta

menunjukkan

Kegiatan

dimana

keaslian

siswa

mampu

menggunakan air detergen (kelompok 1)

(elaboration)

dan

3).

memperkaya dan mengembangkan gagasan

Kelompok 2 dan 6 merancang percobaan

atau produk. Aspek elaboration (merinci)

mengenai

tanah

pada kegiatan tersebut terlihat saat siswa

terhadap kelangsungan organisme dengan

mengembangkan alat dan bahan yang telah

menggunakan hewan uji cacing tanah

dipilih untuk menjadi suatu rangkaian

(Lumbricus terrestris) serta menggunakan

percobaan dampak pencemaran lingkungan

polutan air detergen (kelompok 2) dan

terhadap kelangsungan hidup organisme.

pupuk urea (kelompok 6). Kelompok 4 dan

Selama kegiatan pembelajaran, guru hanya

air

limbah

dampak

tahu

(kelompok

pencemaran

adalah

aspek

kemampuan

79

Dyah Hayu Novia P. Kemampuan berpikir kreatif dan KPS
berperan

sebagai

fasilitator

dan

disampaikan,

masing-masing

kelompok

membimbing jalannya diskusi maupun

mempunyai analisa yang berbeda-beda

dalam proses perencanaan percobaan, serta

tentang data yang dihasilkan.

memberikan konfirmasi yang cukup kepada

tersebut menunjukkan aspek keluwesan

siswa agar tidak terjadi kesalahan konsep.

(flexibility),

Percobaan dampak pencemaran lingkungan

macam-macam penafsiran terhadap data

terhadap kelangsungan hidup organisme

pengamatan yang mereka dapatkan sesuai

langsung dilaksanakan setelah rancangan

dengan tema yang mereka dapatkan. Aspek

percobaan selesai dan dikonfirmasi oleh

keaslian (originality) juga muncul dalam

guru.

kegiatan presentasi tersebut.

yaitu

siswa

Kegiatan

memberikan

Masing-

percobaan

masing kelompok mempunyai cara pandang

dampak pencemaran lingkungan terhadap

dan cara penyampaian yang asli dimiliki

kelangsungan hidup organisme berdasarkan

oleh kelompok tersebut. Hal tersebut sesuai

rancangan percobaan yang mereka susun

dengan pendapat dari Roestiyah (2001)

sebelumnya.

yang

Siswa

melaksanakan

Pengalaman belajar secara

menyatakan

bahwa

kegiatan

langsung yang didapatkan dari melakukan

eksperimen mampu melatih siswa berpikir

percobaan membuat siswa lebih memahami

kreatif dan bertanggung jawab, serta siswa

tentang masalah pencemaran lingkungan

mendapatkan pengalaman, ketrampilan, dan

dan dampaknya bagi kelangsungan hidup

ilmu pengetahuan.
Berdasarkan analisis data diatas,

organisme yang menempatinya. Kegiatan
tersebut

mampu

kemampuan

mengembangkan

diketahui

kreatif

pembelajaran

berpikir

siswa.

bahwa

penerapan
open

model

ended-group

pencemaran

investigation yang diterapkan pada kelas

lingkungan berjalan lancar dan efektif,

eksperimen tidak berbeda nyata dengan

siswa mempraktekkan sendiri percobaaan

kelompok kontrol. Hal ini tidak sesuai

tersebut sesuai dengan hasil rancangan

dengan pendapat dari Sri (2012) yang

mereka.

Setelah melakukan percobaan,

menyatakan bahwa model pembelajaran

siswa menuliskan hasil percobaan pada

group investigation dapat meningkatkan

tabel pengamatan di LKS.

pemahaman

Pelaksanaan

percobaan

Langkah

selanjutnya adalah siswa menganalisis hasil

konsep

dan

kemampuan

berpikir kreatif siswa.
Sebenarnya pembelajaran ini telah

percobaan dan menyimpulkannya.
Langkah terakhir guru meminta

sesuai

dengan

aspek

berpikir

kreatif.

siswa untuk menyampaikan hasil diskusi.

Potensi untuk memunculkan ide- ide kreatif

Berdasarkan

siswa

hasil

diskusi

yang

telah

diusahakan

dengan
80

Jurnal Pendidikan Biologi Vol 7, No1, hal 74-88

memunculkan wacana- wacana pencemaran

yang diajarkan hanya sebatas pada apa yang

lingkungan yang uptodate dan berdasarkan

mereka dapatkan di dalam kelas serta dari

pada kehidupan sehari- hari yang banyak

pengalaman yang pernah mereka alami.
Keterbatasan

ditemui oleh siswa, seperti polusi udara

merupakan

asap hasil industri, polusi tanah akibat

mempengaruhi dalam pembelajaran ini.

sampah

Delismar (2013) berpendapat bahwa model

menumpuk,

penggunaan

satu

faktor

juga

akibat asap kendaraan, kebakaran hutan,

yang

salah

waktu

merupakan

yang

model

pupuk kimia yang berlebihan dan polusi air

group

akibat limbah pabrik industri, limbah rumah

pembelajaran

tangga.

kompleks dan sulit diterapkan. Diperlukan
Proses

pembelajaran

ini

waktu

investigation

kooperatif

yang

lama

yang

dalam

paling

proses

dan

pembelajarannya. Model pembelajaran ini,

menginvestigasi sendiri masalah yang telah

keterampilan berkomunikasi dan proses

ditemukan sehingga membuat siswa cukup

kelompok perlu diajarkan. Mengajar siswa

antusias dalam pembelajaran ini. Namun,

untuk

dalam pembelajaran ini banyak faktor yang

berkomunikasi dan menciptakan proses

mempengaruhi

terjadi

kelompok yang baik tentulah tidak mudah

perbedaan yang signifikan. Faktor- faktor

dan diperlukan waktu yang lama. Adanya

tersebut diantaranya keterbatasan sarana

keterbatasan waktu, guru kurang leluasa

dan

yang

untuk mendorong motivasi intrinsik yang

pembelajaran.

dapat mengembangkan berpikir kreatif

menggunakan

eksperimen

sehingga

prasarana

tidak

pembelajaran

mendukung

proses

Pembelajaran

open

ended-

group

siswa,

mempunyai

padahal

keterampilan

Munandar

(2012)

yang

menyatakan bahwa cara yang paling baik

berasal tidak cukup hanya dari dalam kelas

bagi guru untuk mengembangkan berpikir

tapi juga dari luar kelas. Namun dalam

kreatif siswa adalah dengan mendorong

pembelajaran ini proses menginvestigasi

motivasi intrinsik, namun sedikit sekali

masalah hanya dilakukan didalam kelas

anak yang dapat mempertahankan motivasi

dalam proses eksperimen dan dengan

intrinsik disekolah dengan sistem yang

sarana

hanya

diterapkan. Selain itu keterbatasan waktu

melakukan pengamatan pada percobaan

juga berpengaruh pada sedikitnya materi

dampak pencemaran lingkungan terhadap

yang dapat tersampaikan.

investigation

yang

kelangsungan

memerlukan

terbatas

hidup

sarana

seperti

organisme

Pengalaman

tanpa

melakukan investigasi ke luar ruangan,

selanjutnya

sehingga pengetahuan siswa tentang materi

dalam

yang

merupakan
dapat

pembelajaran

ini.

faktor

mempengaruhi
Bagi

kelas
81

Dyah Hayu Novia P. Kemampuan berpikir kreatif dan KPS
eksperimen
penerapan

pembelajaran
model

open

dengan
ended-group

merupakan

investigation

pembelajaran

yang

bentuk

baru

diterapkan.

rata aspek kemampuan berpikir kreatif pada
kelompok

eksperimen

tertinggi

adalah

aspek berpikir fluency (3,15). Terlihat
kelompok

eksperimen

lebih

rendah

Pembelajaran biologi pada pembelajaran

dibandingkan kelompok kontrol karena

sebelumnya merupakan bentuk pengalaman

kemampuan berpikir kreatif lancar (fluency)

yang tidak serta merta dapat ditiadakan

pada kelompok eksperimen ini terlihat pada

pengaruhnya terhadap pembelajaran dengan

proses saat siswa melakukan diskusi setelah

model open ended- group investigation

membaca wacana yang bersifat kontekstual

yang diterapkan saat penelitian. Hasil

dan terbuka. Siswa dalam proses ini mampu

interaksi diantara siswa, guru dan materi

mencetuskan

yang diajarkan menciptakan pengalaman

memberi

bagi siswa namun setiap siswa akan

masalah dari pertanyaan yang muncul dari

beradaptasi

wacana

dan

merespon

pengalaman

dengan cara yang berbeda- beda.

banyak

jawaban

dan

pengamatan

gagasan
dan

pada
praktikum.

untuk

penyelesaian

saat

melakukan

Gagasan

yang

diungkapkan seringkali tidak sesuai dengan
Tabel 2 Nilai Rata-Rata Tiap Aspek
Kemampuan berpikir kreatif
pada Kelompok Kontrol Dan
Eksperimen
Aspek
Kemampuan
berpikir Kreatif
fluency
flexibility
originality
elaboration

Kelas
Kontrol

Kelas
Eksperimen

3,26
2,85
2,44
2,56

yang sedang di diskusikan karena siswa
mencetuskan

gagasan

sesuai

dengan

imajinasi mereka sendiri- sendiri sehingga
perintah dari guru kurang diperhatikan.
Aspek kemampuan berpikir kreatif

3,15
2,95
2,63
2,89

yang memiliki nilai rata-rata terendah pada
kelompok kontrol adalah aspek originality
(2,44)

karena

pada

saat

kegiatan

Tabel 2 menyatakan bahwa nilai

pembelajaran siswa hanya mendengarkan

aspek kemampuan berpikir kreatif yang

apa yang dikatakan oleh guru tanpa

tertinggi pada kelompok kontrol adalah

berusaha memikirkan cara- cara yang baru.

aspek

saat

Semua informasi yang didapatkan hanya

pembelajaran, kelompok kontrol sangat

berasal dari guru. Hal ini terbukti pada saat

aktif dan memperhatikan penjelasan guru.

siswa

Pada proses praktikum, langkah kerja dari

berpikir kreatif tentang originality yaitu

kelompok

dengan

disuruh menyebutkan penemuan- penemuan

menggunakan modul praktikum. Nilai rata-

baru yang relatif berbeda dengan penemuan

fluency

(3,26).

kontrol

Pada

dituntun

diberikan

soal

tes

kemampuan

yang sudah ada, siswa tidak mampu
82

Jurnal Pendidikan Biologi Vol 7, No1, hal 74-88

menjawab. Aspek kemampuan berpikir
kreatif

yang

memiliki

nilai

rata-rata

terendah pada kelompok eksperimen adalah
originality (2,63).

karena

Hal ini dimungkinkan

keterbatasan

siswa

Tabel 3 Hasil uji pengaruh model
pembelajaran Open EndedGroup Investigation terhadap
keterampilan proses sains
(KPS) Biologi.

dalam

menyebutkan tentang informasi hal- hal
baru dari penemuan- penemuan ilmiah yang
telah ada dengan benar sehingga nilai ratarata aspek originality menjadi rendah.
Model pembelajaran Open Ended-group

Eksperimen
69,00
125,92
27

Rata- rata
Variansi
N
Dk
T hitung
T tabel
signifikansi
Keputusan Uji

Kontrol
57,66
257,23
27

26
3,009
2,007
0,004
H0 ditolak

investigation pada kelompok eksperimen

dapat melatih kemampuan berpikir kreatif
siswa. Model pembelajaran Open Endedgroup

terbukti

investigation

dapat

Tabel 3 menunjukkan bahwa nilai t
hitung>

t

yaitu 3,009 > 2,007 dan

tabel

sig.

Dokumen yang terkait

Peningkatan Motivasi Belajar Peserta Didik Melalui Metode Group Investigation DI MTS NegeriI 1 Kota Tangerang Selatan

0 3 6

THE EFFECTS OF PROJECT BASED & GROUP INVESTIGATION LEARNING MODELS AND STUDENTS’ COGNITIVE STYLES TOWARD STUDENTS’ SCIENCE PROCESS SKILLS AND SELF DIRECTED LEARNING OF ECOSYSTEM TOPIC FOR GRADE 7TH SMP NEGERI 1 LABUHANDELI ACADEMIC YEAR 2014/2015.

0 2 33

IMPACT OF DISCOVERY LEARNING TOWARDS STUDENTS’ CREATIVE THINKING SKILLS IN LEARNING INTEGRATED SCIENCE.

0 3 43

THE EFFECT OF DISCOVERY LEARNING ON STUDENTS’ LOGICAL THINKING SKILLS OF GRADE X MIA SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA ACADEMIC YEAR 2013/2014 | Maridi | Pendidikan Biologi 7365 15478 1 SM

0 1 7

THE INFLUENCE OF GUIDED DISCOVERY LEARNING MODEL TOWARD CRITICAL THINKING SKILLS OF X GRADE STUDENTS AT SMA NEGERI KARANGPANDAN IN ACADEMIC YEAR 2013/2014. | - | Pendidikan Biologi 7377 15502 1 SM

0 1 9

APPLICATION OF PROJECT BASED LEARNING MODEL TO IMPROVE SCIENCE PROCESS SKILLS AND UNDERSTANDING CONCEPT OF FLUID STUDENTS GRADE X MIPA 2 SMA NEGERI 1 KALASAN.

0 0 2

The Differences of Physics Laboratory Work-Based Learning and Conventional-Based Learning to Improve the Science Process Skills and the Critical Thinking Skills at Grade X Students of SMAN 1 Seyegan.

0 1 2

The Comparison Of Science Process Skills Between Problem Based Learning Application Combined With Informal Debate And Conventional Learning At X Grade Students At SMA Muhammadiyah 1 Karanganyar In Academic Year 2013 2014 | Suciati | Pendidikan Biologi 736

0 0 11

EFFECTS OF SCIENTIFIC INQUIRY LEARNING MODEL AND LOGICAL THINKING ABILITY OF HIGH SCHOOL STUDENTS SCIENCE PROCESS SKILLS

0 0 11

PROBLEM-BASED LEARNING: CREATIVE THINKING SKILLS, PROBLEM- SOLVING SKILLS, AND LEARNING OUTCOME OF SEVENTH GRADE STUDENTS Anna Jarrotul Khoiriyah1 and Husamah

0 0 10