Comparative study of Open Ended- Group Investigation Learning Models and conventional Learning Toward Creative Thinking and Science Process Skills of X Grade Students at SMA Negeri 8 Surakarta | Maridi | Pendidikan Biologi 7362 15472 1 SM
JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI
Volume 7 Nomor 1
Halaman 74-88
Februari 2015
Studi Komparasi Model Pembelajaran Open Ended-Group Investigation
dan Pembelajaran Konvensional terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif
dan Keterampilan Proses Sains (KPS) Biologi
Siswa Kelas X SMA Negeri 8 Surakarta
Comparative study of Open Ended- Group Investigation Learning Models and
conventional Learning Toward Creative Thinking and Science Process Skills
of X Grade Students at SMA Negeri 8 Surakarta
Dyah Hayu Novia Purbasaria, Riezky Maya Probosarib, Maridic
a) Pendidikan Biologi FKIP UNS, Email: 1
b) Pendidikan Biologi FKIP UNS, Email: riezkymp@gmail.com
c) Pendidikan biologi FKIP UNS, Email: Maridi_bio@yahoo.co.id
ABSTRACT– The aim of this research was to ascertain the difference of:
1. Creative thinking between open ended- group investigation learning models and
conventional learning of X Grade students at SMA Negeri 8 Surakarta.
2. Science process skills between open ended- group investigation learning models and
conventional learning of X grade students at SMA Negeri 8 Surakarta.
This research was quasi experiment research which used posttest only nonequivalent
control group design. This research applied open ended- group investigation learning models
in experimental group and conventional (lecture, discussion, experiments) learning models in
control group. The population of this research was all of X grade students at SMA Negeri 8
Surakarta in academic year 2012/2013. Sampling techniques used cluster sampling that
choosed X.9 as experiment group and X.10 as control group. Data was collected using ability
think creatively test, KPS test, observation sheet, and document. The hypotheses analyzed by
t-test.
Results of hypotheses for creative thingking showed that sig.> 0,05 is 0,206 and
tcount< t table is 1,282< 2,007 so that Ho is accepted. The test results that the KPS hypotheses
for sig.< 0,05 is 0,04 and tcount> t table is 3,009< 2,007 so H o is rejected.
Based the result of discussion in this study, the conclusion is: 1. There is no difference
of creative thingking between open ended- group investigation learning models and
conventional learning at SMA Negeri 8 Surakarta. 2. There is a difference of science process
skill between open ended- group investigation learning models and conventional learning at
SMA Negeri 8 Surakarta.
Keywords: open ended-group investigation learning models, creative thinking, science
process skills.
PENDAHULUAN
penting untuk menghasilkan peserta didik
Pembelajaran sains termasuk di
yang berkualitas sebagai salah satu upaya
dalamnya pembelajaran biologi merupakan
untuk meningkatkan kualitas pendidikan di
bagian dari pendidikan yang berperan
Indonesia. Sains memiliki dua unsur utama
74
Jurnal Pendidikan Biologi Vol 7, No1, hal 74-88
yaitu proses dan produk yang saling
yang berorientasi pada hasil dan proses
mengisi dan berintegrasi seiring dengan
yaitu keterampilan proses sains (KPS).
Berpikir kreatif dapat menimbulkan
kemajuan perkembangan sains (Wenno,
terciptanya ide baru, cara baru dan hasil
2008).
Biologi
baru sehingga hal tersebut sangat penting
sebagai salah satu bagian dari pembelajaran
dalam konteks pendidikan. Dalam hakikat
sains tidak dapat terlepas dari kegiatan yang
pembelajaran Biologi
berorientasi pada hands on, minds on dan
salah satu bagian dari pembelajaran sains
hearts on. Selama ini proses pembelajaran
tidak dapat terlepas dari kegiatan yang
biologi yang berlangsung di sekolah-
berorientasi pada hands on, minds on dan
sekolah dalam prakteknya masih banyak
hearts on sehingga dalam kegiatannya
ditemui
diperlukan
Hakikat
pembelajaran
siswa
yang
kurang
mampu
yang merupakan
berpikir
kreatif
untuk
mengaplikasikan teori dan konsep konsep
mewujudkannya.
yang mereka dapatkan dalam kehidupan
Keterampilan proses sains (KPS) adalah
sehari– hari.
keterampilan
Kurang
bervariasinya
model
dalam
melibatkan
berproses
yang
keterampilan-keterampilan
pembelajaran yang digunakan oleh guru
kognitif atau intelektual, manual dan sosial.
membuat metode ceramah masih selalu
Rustaman (2005) berpendapat bahwa KPS
dilakukan
pembelajaran
dapat memfasilitasi siswa untuk mencapai
sehingga menyebabkan proses penemuan
pembelajaran sains dan mendorong siswa
siswa
untuk
dalam
masih
proses
kurang.
Pembelajaran
menemukan
sendiri
konsep
cenderung masih didominasi oleh guru
pengetahuan,
(teacher centered) sehingga menyebabkan
menumbuhkembangkan sikap dan nilai
siswa hanya bisa membayangkan dan
yang dituntut. Model pembelajaran yang
menerima apa saja yang disampaikan oleh
diharapkan dapat meningkatkan KPS serta
guru tanpa langsung turun ke lapangan.
kemampuan
Siswa hanya diberi produk sains secara
melibatkan
pasif dan tidak berproses sains secara aktif.
mengembangkan
Berkaitan
dengan
berpola pikir bebas sesuai dengan minat dan
berproses
yang
rendahnya
kegiatan
fakta
berfikir
siswa
kegiatan
kemampuannya
adalah
dapat
pembelajaran
Open
mengembangkan kemampuan berpikir yang
Investigation.
menyebabkan
siswa
kurang
mereka miliki dan pembelajaran kurang
sesuai dengan hakikat pembelajaran biologi
kreatif
menjadi
siswa
dilakukan
serta
yang
aktif,
bisa
kreatif
dan
dengan
model
Ended-Group
Pendekatan Open Ended merupakan
pendekatan
yang
menyajikan
suatu
75
Dyah Hayu Novia P. Kemampuan berpikir kreatif dan KPS
permasalahan dengan penyelesaian yang
sains (KPS) Biologi siswa kelas X SMA
benar lebih dari satu (Sudiarta, 2005).
Negeri 8 Surakarta.
Pendekatan ini menuntut keaktifan dan
METODOLOGI PENELITIAN
kreatifitas dalam menjawab permasalahan
Penelitian dilaksanakan di SMA
yang diberikan dan bukan berorientasi pada
Negeri 8 Surakarta pada semester genap
hasil akhir.
tahun pelajaran 2012/ 2013. Penelitian ini
Model
pembelajaran
Group
termasuk quasy experiment dengan desain
yang
penelitian posttest only with nonequivalent
melibatkan siswa sejak perencanaan, baik
group design. Populasi dalam penelitian ini
dalam menentukan topik maupun cara
adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 8
untuk mempelajarinya melalui investigasi
Surakarta tahun pelajaran 2012/ 2013.
(Hamdani, 2011).
belajar dari
Teknik pengambilan sampel dengan cluster
investigasi kelompok ini menyebabkan siwa
sampling. Sampel yang ditetapkan kelas
dapat
X.9 sebagai kelas eksperimen dan X.10
merupakan
Investigation
bekerja
Proses
secara
model
bebas,
memberi
semangat untuk berinisiatif, kreatif, dan
aktif,
rasa
lebih
Variabel bebas dalam penelitian ini
untuk
adalah model pembelajaran Open ended-
memecahkan, menangani suatu masalah.
Group investigation. Variabel terikat dalam
Tahap pembelajaran ini dikembangkan
penelitian ini adalah kemampuan berpikir
melalui
metode ilmiah dengan kegiatan
kreatif dan keterampilan proses sains (KPS)
yang berorientasi pada hands on, minds on
biologi. Teknik pengumpulan data dalam
dan hearts on dan dengan berbagai macam
penelitian adalah teknik tes dengan tes
penyelesaian masalah terbuka sehingga
uraian (essay) dan non tes dengan lembar
berpikir kreatif sangat diperlukan dalam
observasi.
meningkat,
percaya
dapat
diri
dapat
sebagai kelas kontrol.
belajar
pembelajaran biologi untuk meningkatkan
keterampilan proses sains siswa.
Tes uji coba penelitian ini dilakukan
untuk mengetahui validasi tes kognitif
Penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan
product
moment
tujuan untuk mengetahui pengaruh model
divalidasi
pembelajaran
mengetahui reliabilitas soal.
Open
Ended-Group
Investigation terhadap kemampuan berfikir
konstruk
Analisis
oleh
data
ahli
dan
untuk
penelitian
kreatif Siswa kelas X SMA Negeri 8
menggunakan uji-t yang sebelumnya diuji
Surakarta. Mengetahui pengaruh model
normalitasnya dengan uji liliefors dan uji
pembelajaran
homogenitas
Open
Ended-
Group
dengan
membandingkan
Investigation terhadap keterampilan proses
76
Jurnal Pendidikan Biologi Vol 7, No1, hal 74-88
antara variansi terbesar dibanding variansi
guru memberikan 6 buah kliping yang
terkecil.
masing masing berisi wacana tentang
pencemaran air, pencemaran tanah dan
PEMBAHASAN
pencemaran
Kemampuan berpikir kreatif
kelompok bebas memilih kliping yang
Hasil
pembelajaran
analisis
Masing-
masing
model
diminati. Setelah semua kelompok memilih,
Ended-Group
pada kelompok 1 dan 5 mendapatkan
pengaruh
Open
udara.
Investigation terhadap kemampuan berpikir
wacana
pencemaran
tanah,
2
dan
4
kreatif disajikan dalam tabel 1 berikut:
mendapatkan wacana pencemaran udara
dan kelompok 3 dan 6 mendapatkan wacana
Tabel 1 Hasil uji pengaruh model
pembelajaran Open EndedGroup Investigation terhadap
kemampuan berpikir kreatif.
Rata- rata
Variansi
N
Dk
T hitung
T tabel
signifikansi
Keputusan Uji
Eksperimen
73,56
104,49
27
Kontrol
69,59
153,71
27
temanya sama. Kegiatan pada
langkah diatas termasuk dalam tahap I
group investigation (menyajikan masalah
seleksi
topik)
dan
open
ended
Dalam hal ini, aspek kemampuan berpikir
kreatif yang diajarkan adalah berpikir luwes
>0,05 yaitu 0,206 sehingga dapat diambil
keputusan bahwa H0 diterima, hal ini
secara
namun
(menggunakan tema yang kontekstual).
thitung< ttabel yaitu 1,282 < 2,007 dan sig.
bahwa
berisi wacana dengan kasus yang berbeda
dan
26
1,282
2,007
0,206
H0 diterima
Tabel 1 menunjukkan bahwa nilai
menunjukkan
pencemaran air. Masing masing kliping
statistik
kemampuan berpikir kreatif antara kelas
kontrol dan kelas eksperimen tidak berbeda
nyata namun rata- rata nilai kemampuan
berpikir kreatif kelompok eksperimen lebih
tinggi daripada kelompok kontrol.
Langkah dari pembelajaran open
ended- group investigation pada pertemuan
pertama diawali dengan pembagian siswa
menjadi 6 kelompok secara acak, kemudian
(flexibility) karena siswa diajak untuk
berlatih melihat permasalahan dari sudut
pandang yang berbeda- beda. Hal ini
diperkuat dengan penelitian yang dilakukan
oleh Purwanto (2008) yang menyatakan
bahwa
keluwesan
adalah
kemampuan
mengubah pendekatan dalam pemecahan
masalah.
Langkah kedua siswa merencanakan
kerjasama
pembelajaran
yang
open
merupakan
sintak
ended-
group
investigation, pada tahap ini siswa dibantu
oleh guru untuk membagi tugas didalam
kelompok. Setiap siswa mendapatkan tugas
77
Dyah Hayu Novia P. Kemampuan berpikir kreatif dan KPS
sendiri-
sendiri
sesuai
dengan
pembagiannya.
untuk menjalin hubungan sesama anggota
kelompok.
Langkah ketiga pembelajaran open
Langkah keempat sintaks
model
adalah
Group Investigation (analisis dan sintesis)
mengimplementasikan perencanaan yang
dan dipadukan dengan pendekatan Open
telah dibuat. Karakteristik Open ended
Ended
yang muncul dalam tahap ini adalah
menyelesaikan masalah dengan berbagai
mengembangkan berpikir divergen. Siswa
cara). Siswa menganalis dan menyintesis
dapat mencetuskan gagasan- gagasan sesuai
berbagai informasi dari tahap implementasi
dengan pemikiran mereka sehingga dapat
kemudian meringkaskan untuk disajikan
memunculkan aspek berpikir kreatif berupa
secara menarik didepan kelas. Tahap ini
berpikir lancar (fluency).
memberikan kesempatan kepada siswa
ended-
group
investigation
Hal ini sesuai
(memiliki
peluang
untuk
dengan pendapat Purwanto (2008), bahwa
untuk
kelancaran
kemampuan
dengan berbagai jawaban atau berbagai cara
menghasilkan banyak gagasan pemecahan
untuk mendapatkan jawaban yang benar,
masalah dalam waktu singkat.
berlatih
adalah
Sintaks ketiga juga dapat membuat
berlatih
dan
keaslian
pendapat
dimana
dengan
menyelesaikan
masalah
masalah
menggunakan strateginya masing- masing
siswa meningkatkan kemampuan berpikir
(originality),
menyelesaikan
berlatih
menghargai
serta
perbedaan
mengemukakan,
menganalisis permasalahan yang ada,serta
mengembangkan dan memperkaya suatu
mencetuskan
pemikiran
gagasan. Kemampuan berpikir kreatif yang
siswa dapat
dilatihkan adalah kemampuan memperinci
ide-
ide
dari
masing- masing membuat
memberikan jawaban yang tidak lazim/
(elaboration).
unik. Diskusi kelompok sangat penting
Langkah kelima dari pembelajaran
dalam proses ini. Setelah semua ide
open ended- group investigation adalah
didapatkan dari masing- masing siswa,
penyajian hasil akhir. Masing- masing
kemudian disatukan dan didiskusikan agar
perwakilan kelompok mempresentasikan
memperoleh
diinginkan
hasil pembelajarannya didepan kelas dan
untuk menjawab permasalahan yang ada.
kelompok lain menanggapi. Tahap ini
Hal ini sesuai dengan pendapat Dalismar
memunculkan
(2013) bahwa semua anggota kelompok
(originality)
berinteraksi
dengan
kelompok mempunyai cara pandang dan
bekerjasama
cara penyampaian yang asli dimiliki oleh
menerapkan
jawaban
saling
yang
berhadapan
keterampilan
kelompok
berpikir
karena
tersebut,
keaslian
masing-masing
terlihat
dari
cara
78
Jurnal Pendidikan Biologi Vol 7, No1, hal 74-88
penyampaian dan gaya bahasa yang khas
5 merancang percobaan mengenai dampak
dan
masing-masing
pencemaran udara terhadap kelangsungan
kelompok. Sebelum penutup dilakukan,
organisme dengan menggunakan hewan uji
siswa diberi tugas untuk membuat produk
jangkrik
akhir berupa ringkasan materi disertai kasus
menggunakan polutan asap obat nyamuk
pencemaran air, tanah dan udara yang
bakar (kelompok 4) dan parfum (kelompok
terbaru.
5). Saat kegiatan tersebut siswa bebas
berbeda-beda
Tugas
dari
dikumpulkan
pada
memilih
pertemuan selanjutnya.
Pertemuan
kedua
pembelajaran
open
investigation,
sintaks-
dengan
sintaks
(Gryllus
ended-
yang
digunakan,
kemudian
group
percobaan. Berdasarkan judul percobaan,
sama
siswa merumuskan tujuan percobaan dan
sebelumnya
siswa
akan
serta
dalam
sintaknya
pertemuan
alat
assimilis)
menentukan
judul
merumuskan permasalahan.
tetapi perbedaannya terletak pada kegiatan
Langkah selanjutnya adalah siswa
siswa. Siswa diarahkan untuk merancang
membuat hipotesis berdasarkan rumusan
percobaan dampak pencemaran lingkungan
masalah
terhadap kelangsungan hidup organisme
merangkai cara kerja dengan menggunakan
serta mengetahui jenis pH polutan. Siswa
alat dan bahan yang telah dipilih setelah
dibagi ke dalam 6 kelompok secara acak,
hipotesis
kemudian
merangkai
masing-masing
kelompok
yang
selesai
cara
telah
dibuat.
dibuat.
kerja,
Siswa
Saat
siswa
siswa
diberi
memilih tema rancangan percobaan yang
kebebasan untuk merangkai alat dan bahan
berbeda-beda.
sesuai dengan kreasi mereka.
Kelompok
1
dan
3
merancang percobaan mengenai dampak
tersebut
pencemaran air terhadap kelangsungan
(originality)
organisme dengan menggunakan hewan uji
merancang percobaan yang asli, sesuai
ikan
dengan kreasi mereka. Aspek memperinci
nila
(Tilapia
nilotica )
serta
menunjukkan
Kegiatan
dimana
keaslian
siswa
mampu
menggunakan air detergen (kelompok 1)
(elaboration)
dan
3).
memperkaya dan mengembangkan gagasan
Kelompok 2 dan 6 merancang percobaan
atau produk. Aspek elaboration (merinci)
mengenai
tanah
pada kegiatan tersebut terlihat saat siswa
terhadap kelangsungan organisme dengan
mengembangkan alat dan bahan yang telah
menggunakan hewan uji cacing tanah
dipilih untuk menjadi suatu rangkaian
(Lumbricus terrestris) serta menggunakan
percobaan dampak pencemaran lingkungan
polutan air detergen (kelompok 2) dan
terhadap kelangsungan hidup organisme.
pupuk urea (kelompok 6). Kelompok 4 dan
Selama kegiatan pembelajaran, guru hanya
air
limbah
dampak
tahu
(kelompok
pencemaran
adalah
aspek
kemampuan
79
Dyah Hayu Novia P. Kemampuan berpikir kreatif dan KPS
berperan
sebagai
fasilitator
dan
disampaikan,
masing-masing
kelompok
membimbing jalannya diskusi maupun
mempunyai analisa yang berbeda-beda
dalam proses perencanaan percobaan, serta
tentang data yang dihasilkan.
memberikan konfirmasi yang cukup kepada
tersebut menunjukkan aspek keluwesan
siswa agar tidak terjadi kesalahan konsep.
(flexibility),
Percobaan dampak pencemaran lingkungan
macam-macam penafsiran terhadap data
terhadap kelangsungan hidup organisme
pengamatan yang mereka dapatkan sesuai
langsung dilaksanakan setelah rancangan
dengan tema yang mereka dapatkan. Aspek
percobaan selesai dan dikonfirmasi oleh
keaslian (originality) juga muncul dalam
guru.
kegiatan presentasi tersebut.
yaitu
siswa
Kegiatan
memberikan
Masing-
percobaan
masing kelompok mempunyai cara pandang
dampak pencemaran lingkungan terhadap
dan cara penyampaian yang asli dimiliki
kelangsungan hidup organisme berdasarkan
oleh kelompok tersebut. Hal tersebut sesuai
rancangan percobaan yang mereka susun
dengan pendapat dari Roestiyah (2001)
sebelumnya.
yang
Siswa
melaksanakan
Pengalaman belajar secara
menyatakan
bahwa
kegiatan
langsung yang didapatkan dari melakukan
eksperimen mampu melatih siswa berpikir
percobaan membuat siswa lebih memahami
kreatif dan bertanggung jawab, serta siswa
tentang masalah pencemaran lingkungan
mendapatkan pengalaman, ketrampilan, dan
dan dampaknya bagi kelangsungan hidup
ilmu pengetahuan.
Berdasarkan analisis data diatas,
organisme yang menempatinya. Kegiatan
tersebut
mampu
kemampuan
mengembangkan
diketahui
kreatif
pembelajaran
berpikir
siswa.
bahwa
penerapan
open
model
ended-group
pencemaran
investigation yang diterapkan pada kelas
lingkungan berjalan lancar dan efektif,
eksperimen tidak berbeda nyata dengan
siswa mempraktekkan sendiri percobaaan
kelompok kontrol. Hal ini tidak sesuai
tersebut sesuai dengan hasil rancangan
dengan pendapat dari Sri (2012) yang
mereka.
Setelah melakukan percobaan,
menyatakan bahwa model pembelajaran
siswa menuliskan hasil percobaan pada
group investigation dapat meningkatkan
tabel pengamatan di LKS.
pemahaman
Pelaksanaan
percobaan
Langkah
selanjutnya adalah siswa menganalisis hasil
konsep
dan
kemampuan
berpikir kreatif siswa.
Sebenarnya pembelajaran ini telah
percobaan dan menyimpulkannya.
Langkah terakhir guru meminta
sesuai
dengan
aspek
berpikir
kreatif.
siswa untuk menyampaikan hasil diskusi.
Potensi untuk memunculkan ide- ide kreatif
Berdasarkan
siswa
hasil
diskusi
yang
telah
diusahakan
dengan
80
Jurnal Pendidikan Biologi Vol 7, No1, hal 74-88
memunculkan wacana- wacana pencemaran
yang diajarkan hanya sebatas pada apa yang
lingkungan yang uptodate dan berdasarkan
mereka dapatkan di dalam kelas serta dari
pada kehidupan sehari- hari yang banyak
pengalaman yang pernah mereka alami.
Keterbatasan
ditemui oleh siswa, seperti polusi udara
merupakan
asap hasil industri, polusi tanah akibat
mempengaruhi dalam pembelajaran ini.
sampah
Delismar (2013) berpendapat bahwa model
menumpuk,
penggunaan
satu
faktor
juga
akibat asap kendaraan, kebakaran hutan,
yang
salah
waktu
merupakan
yang
model
pupuk kimia yang berlebihan dan polusi air
group
akibat limbah pabrik industri, limbah rumah
pembelajaran
tangga.
kompleks dan sulit diterapkan. Diperlukan
Proses
pembelajaran
ini
waktu
investigation
kooperatif
yang
lama
yang
dalam
paling
proses
dan
pembelajarannya. Model pembelajaran ini,
menginvestigasi sendiri masalah yang telah
keterampilan berkomunikasi dan proses
ditemukan sehingga membuat siswa cukup
kelompok perlu diajarkan. Mengajar siswa
antusias dalam pembelajaran ini. Namun,
untuk
dalam pembelajaran ini banyak faktor yang
berkomunikasi dan menciptakan proses
mempengaruhi
terjadi
kelompok yang baik tentulah tidak mudah
perbedaan yang signifikan. Faktor- faktor
dan diperlukan waktu yang lama. Adanya
tersebut diantaranya keterbatasan sarana
keterbatasan waktu, guru kurang leluasa
dan
yang
untuk mendorong motivasi intrinsik yang
pembelajaran.
dapat mengembangkan berpikir kreatif
menggunakan
eksperimen
sehingga
prasarana
tidak
pembelajaran
mendukung
proses
Pembelajaran
open
ended-
group
siswa,
mempunyai
padahal
keterampilan
Munandar
(2012)
yang
menyatakan bahwa cara yang paling baik
berasal tidak cukup hanya dari dalam kelas
bagi guru untuk mengembangkan berpikir
tapi juga dari luar kelas. Namun dalam
kreatif siswa adalah dengan mendorong
pembelajaran ini proses menginvestigasi
motivasi intrinsik, namun sedikit sekali
masalah hanya dilakukan didalam kelas
anak yang dapat mempertahankan motivasi
dalam proses eksperimen dan dengan
intrinsik disekolah dengan sistem yang
sarana
hanya
diterapkan. Selain itu keterbatasan waktu
melakukan pengamatan pada percobaan
juga berpengaruh pada sedikitnya materi
dampak pencemaran lingkungan terhadap
yang dapat tersampaikan.
investigation
yang
kelangsungan
memerlukan
terbatas
hidup
sarana
seperti
organisme
Pengalaman
tanpa
melakukan investigasi ke luar ruangan,
selanjutnya
sehingga pengetahuan siswa tentang materi
dalam
yang
merupakan
dapat
pembelajaran
ini.
faktor
mempengaruhi
Bagi
kelas
81
Dyah Hayu Novia P. Kemampuan berpikir kreatif dan KPS
eksperimen
penerapan
pembelajaran
model
open
dengan
ended-group
merupakan
investigation
pembelajaran
yang
bentuk
baru
diterapkan.
rata aspek kemampuan berpikir kreatif pada
kelompok
eksperimen
tertinggi
adalah
aspek berpikir fluency (3,15). Terlihat
kelompok
eksperimen
lebih
rendah
Pembelajaran biologi pada pembelajaran
dibandingkan kelompok kontrol karena
sebelumnya merupakan bentuk pengalaman
kemampuan berpikir kreatif lancar (fluency)
yang tidak serta merta dapat ditiadakan
pada kelompok eksperimen ini terlihat pada
pengaruhnya terhadap pembelajaran dengan
proses saat siswa melakukan diskusi setelah
model open ended- group investigation
membaca wacana yang bersifat kontekstual
yang diterapkan saat penelitian. Hasil
dan terbuka. Siswa dalam proses ini mampu
interaksi diantara siswa, guru dan materi
mencetuskan
yang diajarkan menciptakan pengalaman
memberi
bagi siswa namun setiap siswa akan
masalah dari pertanyaan yang muncul dari
beradaptasi
wacana
dan
merespon
pengalaman
dengan cara yang berbeda- beda.
banyak
jawaban
dan
pengamatan
gagasan
dan
pada
praktikum.
untuk
penyelesaian
saat
melakukan
Gagasan
yang
diungkapkan seringkali tidak sesuai dengan
Tabel 2 Nilai Rata-Rata Tiap Aspek
Kemampuan berpikir kreatif
pada Kelompok Kontrol Dan
Eksperimen
Aspek
Kemampuan
berpikir Kreatif
fluency
flexibility
originality
elaboration
Kelas
Kontrol
Kelas
Eksperimen
3,26
2,85
2,44
2,56
yang sedang di diskusikan karena siswa
mencetuskan
gagasan
sesuai
dengan
imajinasi mereka sendiri- sendiri sehingga
perintah dari guru kurang diperhatikan.
Aspek kemampuan berpikir kreatif
3,15
2,95
2,63
2,89
yang memiliki nilai rata-rata terendah pada
kelompok kontrol adalah aspek originality
(2,44)
karena
pada
saat
kegiatan
Tabel 2 menyatakan bahwa nilai
pembelajaran siswa hanya mendengarkan
aspek kemampuan berpikir kreatif yang
apa yang dikatakan oleh guru tanpa
tertinggi pada kelompok kontrol adalah
berusaha memikirkan cara- cara yang baru.
aspek
saat
Semua informasi yang didapatkan hanya
pembelajaran, kelompok kontrol sangat
berasal dari guru. Hal ini terbukti pada saat
aktif dan memperhatikan penjelasan guru.
siswa
Pada proses praktikum, langkah kerja dari
berpikir kreatif tentang originality yaitu
kelompok
dengan
disuruh menyebutkan penemuan- penemuan
menggunakan modul praktikum. Nilai rata-
baru yang relatif berbeda dengan penemuan
fluency
(3,26).
kontrol
Pada
dituntun
diberikan
soal
tes
kemampuan
yang sudah ada, siswa tidak mampu
82
Jurnal Pendidikan Biologi Vol 7, No1, hal 74-88
menjawab. Aspek kemampuan berpikir
kreatif
yang
memiliki
nilai
rata-rata
terendah pada kelompok eksperimen adalah
originality (2,63).
karena
Hal ini dimungkinkan
keterbatasan
siswa
Tabel 3 Hasil uji pengaruh model
pembelajaran Open EndedGroup Investigation terhadap
keterampilan proses sains
(KPS) Biologi.
dalam
menyebutkan tentang informasi hal- hal
baru dari penemuan- penemuan ilmiah yang
telah ada dengan benar sehingga nilai ratarata aspek originality menjadi rendah.
Model pembelajaran Open Ended-group
Eksperimen
69,00
125,92
27
Rata- rata
Variansi
N
Dk
T hitung
T tabel
signifikansi
Keputusan Uji
Kontrol
57,66
257,23
27
26
3,009
2,007
0,004
H0 ditolak
investigation pada kelompok eksperimen
dapat melatih kemampuan berpikir kreatif
siswa. Model pembelajaran Open Endedgroup
terbukti
investigation
dapat
Tabel 3 menunjukkan bahwa nilai t
hitung>
t
yaitu 3,009 > 2,007 dan
tabel
sig.
Volume 7 Nomor 1
Halaman 74-88
Februari 2015
Studi Komparasi Model Pembelajaran Open Ended-Group Investigation
dan Pembelajaran Konvensional terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif
dan Keterampilan Proses Sains (KPS) Biologi
Siswa Kelas X SMA Negeri 8 Surakarta
Comparative study of Open Ended- Group Investigation Learning Models and
conventional Learning Toward Creative Thinking and Science Process Skills
of X Grade Students at SMA Negeri 8 Surakarta
Dyah Hayu Novia Purbasaria, Riezky Maya Probosarib, Maridic
a) Pendidikan Biologi FKIP UNS, Email: 1
b) Pendidikan Biologi FKIP UNS, Email: riezkymp@gmail.com
c) Pendidikan biologi FKIP UNS, Email: Maridi_bio@yahoo.co.id
ABSTRACT– The aim of this research was to ascertain the difference of:
1. Creative thinking between open ended- group investigation learning models and
conventional learning of X Grade students at SMA Negeri 8 Surakarta.
2. Science process skills between open ended- group investigation learning models and
conventional learning of X grade students at SMA Negeri 8 Surakarta.
This research was quasi experiment research which used posttest only nonequivalent
control group design. This research applied open ended- group investigation learning models
in experimental group and conventional (lecture, discussion, experiments) learning models in
control group. The population of this research was all of X grade students at SMA Negeri 8
Surakarta in academic year 2012/2013. Sampling techniques used cluster sampling that
choosed X.9 as experiment group and X.10 as control group. Data was collected using ability
think creatively test, KPS test, observation sheet, and document. The hypotheses analyzed by
t-test.
Results of hypotheses for creative thingking showed that sig.> 0,05 is 0,206 and
tcount< t table is 1,282< 2,007 so that Ho is accepted. The test results that the KPS hypotheses
for sig.< 0,05 is 0,04 and tcount> t table is 3,009< 2,007 so H o is rejected.
Based the result of discussion in this study, the conclusion is: 1. There is no difference
of creative thingking between open ended- group investigation learning models and
conventional learning at SMA Negeri 8 Surakarta. 2. There is a difference of science process
skill between open ended- group investigation learning models and conventional learning at
SMA Negeri 8 Surakarta.
Keywords: open ended-group investigation learning models, creative thinking, science
process skills.
PENDAHULUAN
penting untuk menghasilkan peserta didik
Pembelajaran sains termasuk di
yang berkualitas sebagai salah satu upaya
dalamnya pembelajaran biologi merupakan
untuk meningkatkan kualitas pendidikan di
bagian dari pendidikan yang berperan
Indonesia. Sains memiliki dua unsur utama
74
Jurnal Pendidikan Biologi Vol 7, No1, hal 74-88
yaitu proses dan produk yang saling
yang berorientasi pada hasil dan proses
mengisi dan berintegrasi seiring dengan
yaitu keterampilan proses sains (KPS).
Berpikir kreatif dapat menimbulkan
kemajuan perkembangan sains (Wenno,
terciptanya ide baru, cara baru dan hasil
2008).
Biologi
baru sehingga hal tersebut sangat penting
sebagai salah satu bagian dari pembelajaran
dalam konteks pendidikan. Dalam hakikat
sains tidak dapat terlepas dari kegiatan yang
pembelajaran Biologi
berorientasi pada hands on, minds on dan
salah satu bagian dari pembelajaran sains
hearts on. Selama ini proses pembelajaran
tidak dapat terlepas dari kegiatan yang
biologi yang berlangsung di sekolah-
berorientasi pada hands on, minds on dan
sekolah dalam prakteknya masih banyak
hearts on sehingga dalam kegiatannya
ditemui
diperlukan
Hakikat
pembelajaran
siswa
yang
kurang
mampu
yang merupakan
berpikir
kreatif
untuk
mengaplikasikan teori dan konsep konsep
mewujudkannya.
yang mereka dapatkan dalam kehidupan
Keterampilan proses sains (KPS) adalah
sehari– hari.
keterampilan
Kurang
bervariasinya
model
dalam
melibatkan
berproses
yang
keterampilan-keterampilan
pembelajaran yang digunakan oleh guru
kognitif atau intelektual, manual dan sosial.
membuat metode ceramah masih selalu
Rustaman (2005) berpendapat bahwa KPS
dilakukan
pembelajaran
dapat memfasilitasi siswa untuk mencapai
sehingga menyebabkan proses penemuan
pembelajaran sains dan mendorong siswa
siswa
untuk
dalam
masih
proses
kurang.
Pembelajaran
menemukan
sendiri
konsep
cenderung masih didominasi oleh guru
pengetahuan,
(teacher centered) sehingga menyebabkan
menumbuhkembangkan sikap dan nilai
siswa hanya bisa membayangkan dan
yang dituntut. Model pembelajaran yang
menerima apa saja yang disampaikan oleh
diharapkan dapat meningkatkan KPS serta
guru tanpa langsung turun ke lapangan.
kemampuan
Siswa hanya diberi produk sains secara
melibatkan
pasif dan tidak berproses sains secara aktif.
mengembangkan
Berkaitan
dengan
berpola pikir bebas sesuai dengan minat dan
berproses
yang
rendahnya
kegiatan
fakta
berfikir
siswa
kegiatan
kemampuannya
adalah
dapat
pembelajaran
Open
mengembangkan kemampuan berpikir yang
Investigation.
menyebabkan
siswa
kurang
mereka miliki dan pembelajaran kurang
sesuai dengan hakikat pembelajaran biologi
kreatif
menjadi
siswa
dilakukan
serta
yang
aktif,
bisa
kreatif
dan
dengan
model
Ended-Group
Pendekatan Open Ended merupakan
pendekatan
yang
menyajikan
suatu
75
Dyah Hayu Novia P. Kemampuan berpikir kreatif dan KPS
permasalahan dengan penyelesaian yang
sains (KPS) Biologi siswa kelas X SMA
benar lebih dari satu (Sudiarta, 2005).
Negeri 8 Surakarta.
Pendekatan ini menuntut keaktifan dan
METODOLOGI PENELITIAN
kreatifitas dalam menjawab permasalahan
Penelitian dilaksanakan di SMA
yang diberikan dan bukan berorientasi pada
Negeri 8 Surakarta pada semester genap
hasil akhir.
tahun pelajaran 2012/ 2013. Penelitian ini
Model
pembelajaran
Group
termasuk quasy experiment dengan desain
yang
penelitian posttest only with nonequivalent
melibatkan siswa sejak perencanaan, baik
group design. Populasi dalam penelitian ini
dalam menentukan topik maupun cara
adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 8
untuk mempelajarinya melalui investigasi
Surakarta tahun pelajaran 2012/ 2013.
(Hamdani, 2011).
belajar dari
Teknik pengambilan sampel dengan cluster
investigasi kelompok ini menyebabkan siwa
sampling. Sampel yang ditetapkan kelas
dapat
X.9 sebagai kelas eksperimen dan X.10
merupakan
Investigation
bekerja
Proses
secara
model
bebas,
memberi
semangat untuk berinisiatif, kreatif, dan
aktif,
rasa
lebih
Variabel bebas dalam penelitian ini
untuk
adalah model pembelajaran Open ended-
memecahkan, menangani suatu masalah.
Group investigation. Variabel terikat dalam
Tahap pembelajaran ini dikembangkan
penelitian ini adalah kemampuan berpikir
melalui
metode ilmiah dengan kegiatan
kreatif dan keterampilan proses sains (KPS)
yang berorientasi pada hands on, minds on
biologi. Teknik pengumpulan data dalam
dan hearts on dan dengan berbagai macam
penelitian adalah teknik tes dengan tes
penyelesaian masalah terbuka sehingga
uraian (essay) dan non tes dengan lembar
berpikir kreatif sangat diperlukan dalam
observasi.
meningkat,
percaya
dapat
diri
dapat
sebagai kelas kontrol.
belajar
pembelajaran biologi untuk meningkatkan
keterampilan proses sains siswa.
Tes uji coba penelitian ini dilakukan
untuk mengetahui validasi tes kognitif
Penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan
product
moment
tujuan untuk mengetahui pengaruh model
divalidasi
pembelajaran
mengetahui reliabilitas soal.
Open
Ended-Group
Investigation terhadap kemampuan berfikir
konstruk
Analisis
oleh
data
ahli
dan
untuk
penelitian
kreatif Siswa kelas X SMA Negeri 8
menggunakan uji-t yang sebelumnya diuji
Surakarta. Mengetahui pengaruh model
normalitasnya dengan uji liliefors dan uji
pembelajaran
homogenitas
Open
Ended-
Group
dengan
membandingkan
Investigation terhadap keterampilan proses
76
Jurnal Pendidikan Biologi Vol 7, No1, hal 74-88
antara variansi terbesar dibanding variansi
guru memberikan 6 buah kliping yang
terkecil.
masing masing berisi wacana tentang
pencemaran air, pencemaran tanah dan
PEMBAHASAN
pencemaran
Kemampuan berpikir kreatif
kelompok bebas memilih kliping yang
Hasil
pembelajaran
analisis
Masing-
masing
model
diminati. Setelah semua kelompok memilih,
Ended-Group
pada kelompok 1 dan 5 mendapatkan
pengaruh
Open
udara.
Investigation terhadap kemampuan berpikir
wacana
pencemaran
tanah,
2
dan
4
kreatif disajikan dalam tabel 1 berikut:
mendapatkan wacana pencemaran udara
dan kelompok 3 dan 6 mendapatkan wacana
Tabel 1 Hasil uji pengaruh model
pembelajaran Open EndedGroup Investigation terhadap
kemampuan berpikir kreatif.
Rata- rata
Variansi
N
Dk
T hitung
T tabel
signifikansi
Keputusan Uji
Eksperimen
73,56
104,49
27
Kontrol
69,59
153,71
27
temanya sama. Kegiatan pada
langkah diatas termasuk dalam tahap I
group investigation (menyajikan masalah
seleksi
topik)
dan
open
ended
Dalam hal ini, aspek kemampuan berpikir
kreatif yang diajarkan adalah berpikir luwes
>0,05 yaitu 0,206 sehingga dapat diambil
keputusan bahwa H0 diterima, hal ini
secara
namun
(menggunakan tema yang kontekstual).
thitung< ttabel yaitu 1,282 < 2,007 dan sig.
bahwa
berisi wacana dengan kasus yang berbeda
dan
26
1,282
2,007
0,206
H0 diterima
Tabel 1 menunjukkan bahwa nilai
menunjukkan
pencemaran air. Masing masing kliping
statistik
kemampuan berpikir kreatif antara kelas
kontrol dan kelas eksperimen tidak berbeda
nyata namun rata- rata nilai kemampuan
berpikir kreatif kelompok eksperimen lebih
tinggi daripada kelompok kontrol.
Langkah dari pembelajaran open
ended- group investigation pada pertemuan
pertama diawali dengan pembagian siswa
menjadi 6 kelompok secara acak, kemudian
(flexibility) karena siswa diajak untuk
berlatih melihat permasalahan dari sudut
pandang yang berbeda- beda. Hal ini
diperkuat dengan penelitian yang dilakukan
oleh Purwanto (2008) yang menyatakan
bahwa
keluwesan
adalah
kemampuan
mengubah pendekatan dalam pemecahan
masalah.
Langkah kedua siswa merencanakan
kerjasama
pembelajaran
yang
open
merupakan
sintak
ended-
group
investigation, pada tahap ini siswa dibantu
oleh guru untuk membagi tugas didalam
kelompok. Setiap siswa mendapatkan tugas
77
Dyah Hayu Novia P. Kemampuan berpikir kreatif dan KPS
sendiri-
sendiri
sesuai
dengan
pembagiannya.
untuk menjalin hubungan sesama anggota
kelompok.
Langkah ketiga pembelajaran open
Langkah keempat sintaks
model
adalah
Group Investigation (analisis dan sintesis)
mengimplementasikan perencanaan yang
dan dipadukan dengan pendekatan Open
telah dibuat. Karakteristik Open ended
Ended
yang muncul dalam tahap ini adalah
menyelesaikan masalah dengan berbagai
mengembangkan berpikir divergen. Siswa
cara). Siswa menganalis dan menyintesis
dapat mencetuskan gagasan- gagasan sesuai
berbagai informasi dari tahap implementasi
dengan pemikiran mereka sehingga dapat
kemudian meringkaskan untuk disajikan
memunculkan aspek berpikir kreatif berupa
secara menarik didepan kelas. Tahap ini
berpikir lancar (fluency).
memberikan kesempatan kepada siswa
ended-
group
investigation
Hal ini sesuai
(memiliki
peluang
untuk
dengan pendapat Purwanto (2008), bahwa
untuk
kelancaran
kemampuan
dengan berbagai jawaban atau berbagai cara
menghasilkan banyak gagasan pemecahan
untuk mendapatkan jawaban yang benar,
masalah dalam waktu singkat.
berlatih
adalah
Sintaks ketiga juga dapat membuat
berlatih
dan
keaslian
pendapat
dimana
dengan
menyelesaikan
masalah
masalah
menggunakan strateginya masing- masing
siswa meningkatkan kemampuan berpikir
(originality),
menyelesaikan
berlatih
menghargai
serta
perbedaan
mengemukakan,
menganalisis permasalahan yang ada,serta
mengembangkan dan memperkaya suatu
mencetuskan
pemikiran
gagasan. Kemampuan berpikir kreatif yang
siswa dapat
dilatihkan adalah kemampuan memperinci
ide-
ide
dari
masing- masing membuat
memberikan jawaban yang tidak lazim/
(elaboration).
unik. Diskusi kelompok sangat penting
Langkah kelima dari pembelajaran
dalam proses ini. Setelah semua ide
open ended- group investigation adalah
didapatkan dari masing- masing siswa,
penyajian hasil akhir. Masing- masing
kemudian disatukan dan didiskusikan agar
perwakilan kelompok mempresentasikan
memperoleh
diinginkan
hasil pembelajarannya didepan kelas dan
untuk menjawab permasalahan yang ada.
kelompok lain menanggapi. Tahap ini
Hal ini sesuai dengan pendapat Dalismar
memunculkan
(2013) bahwa semua anggota kelompok
(originality)
berinteraksi
dengan
kelompok mempunyai cara pandang dan
bekerjasama
cara penyampaian yang asli dimiliki oleh
menerapkan
jawaban
saling
yang
berhadapan
keterampilan
kelompok
berpikir
karena
tersebut,
keaslian
masing-masing
terlihat
dari
cara
78
Jurnal Pendidikan Biologi Vol 7, No1, hal 74-88
penyampaian dan gaya bahasa yang khas
5 merancang percobaan mengenai dampak
dan
masing-masing
pencemaran udara terhadap kelangsungan
kelompok. Sebelum penutup dilakukan,
organisme dengan menggunakan hewan uji
siswa diberi tugas untuk membuat produk
jangkrik
akhir berupa ringkasan materi disertai kasus
menggunakan polutan asap obat nyamuk
pencemaran air, tanah dan udara yang
bakar (kelompok 4) dan parfum (kelompok
terbaru.
5). Saat kegiatan tersebut siswa bebas
berbeda-beda
Tugas
dari
dikumpulkan
pada
memilih
pertemuan selanjutnya.
Pertemuan
kedua
pembelajaran
open
investigation,
sintaks-
dengan
sintaks
(Gryllus
ended-
yang
digunakan,
kemudian
group
percobaan. Berdasarkan judul percobaan,
sama
siswa merumuskan tujuan percobaan dan
sebelumnya
siswa
akan
serta
dalam
sintaknya
pertemuan
alat
assimilis)
menentukan
judul
merumuskan permasalahan.
tetapi perbedaannya terletak pada kegiatan
Langkah selanjutnya adalah siswa
siswa. Siswa diarahkan untuk merancang
membuat hipotesis berdasarkan rumusan
percobaan dampak pencemaran lingkungan
masalah
terhadap kelangsungan hidup organisme
merangkai cara kerja dengan menggunakan
serta mengetahui jenis pH polutan. Siswa
alat dan bahan yang telah dipilih setelah
dibagi ke dalam 6 kelompok secara acak,
hipotesis
kemudian
merangkai
masing-masing
kelompok
yang
selesai
cara
telah
dibuat.
dibuat.
kerja,
Siswa
Saat
siswa
siswa
diberi
memilih tema rancangan percobaan yang
kebebasan untuk merangkai alat dan bahan
berbeda-beda.
sesuai dengan kreasi mereka.
Kelompok
1
dan
3
merancang percobaan mengenai dampak
tersebut
pencemaran air terhadap kelangsungan
(originality)
organisme dengan menggunakan hewan uji
merancang percobaan yang asli, sesuai
ikan
dengan kreasi mereka. Aspek memperinci
nila
(Tilapia
nilotica )
serta
menunjukkan
Kegiatan
dimana
keaslian
siswa
mampu
menggunakan air detergen (kelompok 1)
(elaboration)
dan
3).
memperkaya dan mengembangkan gagasan
Kelompok 2 dan 6 merancang percobaan
atau produk. Aspek elaboration (merinci)
mengenai
tanah
pada kegiatan tersebut terlihat saat siswa
terhadap kelangsungan organisme dengan
mengembangkan alat dan bahan yang telah
menggunakan hewan uji cacing tanah
dipilih untuk menjadi suatu rangkaian
(Lumbricus terrestris) serta menggunakan
percobaan dampak pencemaran lingkungan
polutan air detergen (kelompok 2) dan
terhadap kelangsungan hidup organisme.
pupuk urea (kelompok 6). Kelompok 4 dan
Selama kegiatan pembelajaran, guru hanya
air
limbah
dampak
tahu
(kelompok
pencemaran
adalah
aspek
kemampuan
79
Dyah Hayu Novia P. Kemampuan berpikir kreatif dan KPS
berperan
sebagai
fasilitator
dan
disampaikan,
masing-masing
kelompok
membimbing jalannya diskusi maupun
mempunyai analisa yang berbeda-beda
dalam proses perencanaan percobaan, serta
tentang data yang dihasilkan.
memberikan konfirmasi yang cukup kepada
tersebut menunjukkan aspek keluwesan
siswa agar tidak terjadi kesalahan konsep.
(flexibility),
Percobaan dampak pencemaran lingkungan
macam-macam penafsiran terhadap data
terhadap kelangsungan hidup organisme
pengamatan yang mereka dapatkan sesuai
langsung dilaksanakan setelah rancangan
dengan tema yang mereka dapatkan. Aspek
percobaan selesai dan dikonfirmasi oleh
keaslian (originality) juga muncul dalam
guru.
kegiatan presentasi tersebut.
yaitu
siswa
Kegiatan
memberikan
Masing-
percobaan
masing kelompok mempunyai cara pandang
dampak pencemaran lingkungan terhadap
dan cara penyampaian yang asli dimiliki
kelangsungan hidup organisme berdasarkan
oleh kelompok tersebut. Hal tersebut sesuai
rancangan percobaan yang mereka susun
dengan pendapat dari Roestiyah (2001)
sebelumnya.
yang
Siswa
melaksanakan
Pengalaman belajar secara
menyatakan
bahwa
kegiatan
langsung yang didapatkan dari melakukan
eksperimen mampu melatih siswa berpikir
percobaan membuat siswa lebih memahami
kreatif dan bertanggung jawab, serta siswa
tentang masalah pencemaran lingkungan
mendapatkan pengalaman, ketrampilan, dan
dan dampaknya bagi kelangsungan hidup
ilmu pengetahuan.
Berdasarkan analisis data diatas,
organisme yang menempatinya. Kegiatan
tersebut
mampu
kemampuan
mengembangkan
diketahui
kreatif
pembelajaran
berpikir
siswa.
bahwa
penerapan
open
model
ended-group
pencemaran
investigation yang diterapkan pada kelas
lingkungan berjalan lancar dan efektif,
eksperimen tidak berbeda nyata dengan
siswa mempraktekkan sendiri percobaaan
kelompok kontrol. Hal ini tidak sesuai
tersebut sesuai dengan hasil rancangan
dengan pendapat dari Sri (2012) yang
mereka.
Setelah melakukan percobaan,
menyatakan bahwa model pembelajaran
siswa menuliskan hasil percobaan pada
group investigation dapat meningkatkan
tabel pengamatan di LKS.
pemahaman
Pelaksanaan
percobaan
Langkah
selanjutnya adalah siswa menganalisis hasil
konsep
dan
kemampuan
berpikir kreatif siswa.
Sebenarnya pembelajaran ini telah
percobaan dan menyimpulkannya.
Langkah terakhir guru meminta
sesuai
dengan
aspek
berpikir
kreatif.
siswa untuk menyampaikan hasil diskusi.
Potensi untuk memunculkan ide- ide kreatif
Berdasarkan
siswa
hasil
diskusi
yang
telah
diusahakan
dengan
80
Jurnal Pendidikan Biologi Vol 7, No1, hal 74-88
memunculkan wacana- wacana pencemaran
yang diajarkan hanya sebatas pada apa yang
lingkungan yang uptodate dan berdasarkan
mereka dapatkan di dalam kelas serta dari
pada kehidupan sehari- hari yang banyak
pengalaman yang pernah mereka alami.
Keterbatasan
ditemui oleh siswa, seperti polusi udara
merupakan
asap hasil industri, polusi tanah akibat
mempengaruhi dalam pembelajaran ini.
sampah
Delismar (2013) berpendapat bahwa model
menumpuk,
penggunaan
satu
faktor
juga
akibat asap kendaraan, kebakaran hutan,
yang
salah
waktu
merupakan
yang
model
pupuk kimia yang berlebihan dan polusi air
group
akibat limbah pabrik industri, limbah rumah
pembelajaran
tangga.
kompleks dan sulit diterapkan. Diperlukan
Proses
pembelajaran
ini
waktu
investigation
kooperatif
yang
lama
yang
dalam
paling
proses
dan
pembelajarannya. Model pembelajaran ini,
menginvestigasi sendiri masalah yang telah
keterampilan berkomunikasi dan proses
ditemukan sehingga membuat siswa cukup
kelompok perlu diajarkan. Mengajar siswa
antusias dalam pembelajaran ini. Namun,
untuk
dalam pembelajaran ini banyak faktor yang
berkomunikasi dan menciptakan proses
mempengaruhi
terjadi
kelompok yang baik tentulah tidak mudah
perbedaan yang signifikan. Faktor- faktor
dan diperlukan waktu yang lama. Adanya
tersebut diantaranya keterbatasan sarana
keterbatasan waktu, guru kurang leluasa
dan
yang
untuk mendorong motivasi intrinsik yang
pembelajaran.
dapat mengembangkan berpikir kreatif
menggunakan
eksperimen
sehingga
prasarana
tidak
pembelajaran
mendukung
proses
Pembelajaran
open
ended-
group
siswa,
mempunyai
padahal
keterampilan
Munandar
(2012)
yang
menyatakan bahwa cara yang paling baik
berasal tidak cukup hanya dari dalam kelas
bagi guru untuk mengembangkan berpikir
tapi juga dari luar kelas. Namun dalam
kreatif siswa adalah dengan mendorong
pembelajaran ini proses menginvestigasi
motivasi intrinsik, namun sedikit sekali
masalah hanya dilakukan didalam kelas
anak yang dapat mempertahankan motivasi
dalam proses eksperimen dan dengan
intrinsik disekolah dengan sistem yang
sarana
hanya
diterapkan. Selain itu keterbatasan waktu
melakukan pengamatan pada percobaan
juga berpengaruh pada sedikitnya materi
dampak pencemaran lingkungan terhadap
yang dapat tersampaikan.
investigation
yang
kelangsungan
memerlukan
terbatas
hidup
sarana
seperti
organisme
Pengalaman
tanpa
melakukan investigasi ke luar ruangan,
selanjutnya
sehingga pengetahuan siswa tentang materi
dalam
yang
merupakan
dapat
pembelajaran
ini.
faktor
mempengaruhi
Bagi
kelas
81
Dyah Hayu Novia P. Kemampuan berpikir kreatif dan KPS
eksperimen
penerapan
pembelajaran
model
open
dengan
ended-group
merupakan
investigation
pembelajaran
yang
bentuk
baru
diterapkan.
rata aspek kemampuan berpikir kreatif pada
kelompok
eksperimen
tertinggi
adalah
aspek berpikir fluency (3,15). Terlihat
kelompok
eksperimen
lebih
rendah
Pembelajaran biologi pada pembelajaran
dibandingkan kelompok kontrol karena
sebelumnya merupakan bentuk pengalaman
kemampuan berpikir kreatif lancar (fluency)
yang tidak serta merta dapat ditiadakan
pada kelompok eksperimen ini terlihat pada
pengaruhnya terhadap pembelajaran dengan
proses saat siswa melakukan diskusi setelah
model open ended- group investigation
membaca wacana yang bersifat kontekstual
yang diterapkan saat penelitian. Hasil
dan terbuka. Siswa dalam proses ini mampu
interaksi diantara siswa, guru dan materi
mencetuskan
yang diajarkan menciptakan pengalaman
memberi
bagi siswa namun setiap siswa akan
masalah dari pertanyaan yang muncul dari
beradaptasi
wacana
dan
merespon
pengalaman
dengan cara yang berbeda- beda.
banyak
jawaban
dan
pengamatan
gagasan
dan
pada
praktikum.
untuk
penyelesaian
saat
melakukan
Gagasan
yang
diungkapkan seringkali tidak sesuai dengan
Tabel 2 Nilai Rata-Rata Tiap Aspek
Kemampuan berpikir kreatif
pada Kelompok Kontrol Dan
Eksperimen
Aspek
Kemampuan
berpikir Kreatif
fluency
flexibility
originality
elaboration
Kelas
Kontrol
Kelas
Eksperimen
3,26
2,85
2,44
2,56
yang sedang di diskusikan karena siswa
mencetuskan
gagasan
sesuai
dengan
imajinasi mereka sendiri- sendiri sehingga
perintah dari guru kurang diperhatikan.
Aspek kemampuan berpikir kreatif
3,15
2,95
2,63
2,89
yang memiliki nilai rata-rata terendah pada
kelompok kontrol adalah aspek originality
(2,44)
karena
pada
saat
kegiatan
Tabel 2 menyatakan bahwa nilai
pembelajaran siswa hanya mendengarkan
aspek kemampuan berpikir kreatif yang
apa yang dikatakan oleh guru tanpa
tertinggi pada kelompok kontrol adalah
berusaha memikirkan cara- cara yang baru.
aspek
saat
Semua informasi yang didapatkan hanya
pembelajaran, kelompok kontrol sangat
berasal dari guru. Hal ini terbukti pada saat
aktif dan memperhatikan penjelasan guru.
siswa
Pada proses praktikum, langkah kerja dari
berpikir kreatif tentang originality yaitu
kelompok
dengan
disuruh menyebutkan penemuan- penemuan
menggunakan modul praktikum. Nilai rata-
baru yang relatif berbeda dengan penemuan
fluency
(3,26).
kontrol
Pada
dituntun
diberikan
soal
tes
kemampuan
yang sudah ada, siswa tidak mampu
82
Jurnal Pendidikan Biologi Vol 7, No1, hal 74-88
menjawab. Aspek kemampuan berpikir
kreatif
yang
memiliki
nilai
rata-rata
terendah pada kelompok eksperimen adalah
originality (2,63).
karena
Hal ini dimungkinkan
keterbatasan
siswa
Tabel 3 Hasil uji pengaruh model
pembelajaran Open EndedGroup Investigation terhadap
keterampilan proses sains
(KPS) Biologi.
dalam
menyebutkan tentang informasi hal- hal
baru dari penemuan- penemuan ilmiah yang
telah ada dengan benar sehingga nilai ratarata aspek originality menjadi rendah.
Model pembelajaran Open Ended-group
Eksperimen
69,00
125,92
27
Rata- rata
Variansi
N
Dk
T hitung
T tabel
signifikansi
Keputusan Uji
Kontrol
57,66
257,23
27
26
3,009
2,007
0,004
H0 ditolak
investigation pada kelompok eksperimen
dapat melatih kemampuan berpikir kreatif
siswa. Model pembelajaran Open Endedgroup
terbukti
investigation
dapat
Tabel 3 menunjukkan bahwa nilai t
hitung>
t
yaitu 3,009 > 2,007 dan
tabel
sig.