Pengaruh Nilai Laporan Keuangan Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Bei) Periode 2008-2011 Chapter III V
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan
tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2005).
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif kausal. Menurut
Umar (2003:30), penelitian asosiatif kausal adalah penelitian yang bertujuan
untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau
bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain. Penelitian ini akan
menjelaskan pengaruh antara rasio keuangan dan ukuran perusahaan terhadap
harga saham.
3.2 Jadwal Penelitian
Jadwal penelitian yang direncanakan adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1
Jadwal Penelitian
Tahapan
Penelitian
Nov. 2012
Des. 2012
Jan. 2013
Feb. 2013
Mar. 2013
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Penetapan Judul
Pengumpulan Data
Penyelesaian
Proposal Penelitian
Pengelolaan
dan
Analisis Data
Penyelesaian
Skripsi
30
3.3 Batasan Operasional
Atas pertimbangan minat, keterbatasan tersedianya waktu, pengetahuan
peneliti, dan efisiensi, maka peneliti memberikan batasan konsep terhadap
penelitian yang akan diteliti, yang diantaranya:
1. Penelitian dilakukan terbatas hanya pada perusahaan perbankan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
2. Penelitian dibatasi hanya selama 4 tahun yaitu dari tahun 2008-2011
3.4 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel
3.4.1 Variabel Dependent (Y)
Variabel dependent menurut Sugiyono (2006 : 3) adalah “variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas”. Variabel
dependent dalam penelitian ini adalah harga saham dari setiap perusahaan yang
menjadi sampel.
3.4.2 Variabel Independen (X)
Variabel independent menurut Sugiyono (2006 : 3) adalah “variabel yang
menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependent (variabel terikat)”.
Variabel independent yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio keuangan,
yang terdiri dari net profit margin (NPM), return on asset (ROA), debt to equity
ratio (DER), dan asset turnover (ATO). Setiap variabel dalam penelitian ini
secara operasional dapat didefinisikan seperti tampak pada tabel 3.1 sebagai
berikut:
31
Tabel 3.2
Definisi Operasional dan Ukuran Variabel
Variabel
Definisi
Net profit Margin Rasio yang mengukur laba
bersih
dibandingkan
(NPM)
dengan penjualan, rasio ini
dapat
menggambarkan
bagimana
kinerja
perusahaan
beroperasi
selama tahun tersebut.
Return
On
Assets Rasio ini menggambarkan
kemampuan
perusahaan
(ROA)
untuk
menghasilkan
keuntungan dari setiap aset
yang
digunakan
dan
tingkat
produktifitas
seluruh aset.
Debt to Equity ratio Rasio ini menunjukkan
(DER)
persentase
penyediaan
dana
oleh
pemegang
saham terhadap pemberi
pinjaman.
Asset Turnover (ATO)
Harga saham
Rasio
ini
menilai
perputaran total aktiva
yang dikur dari volume
penjualan sehingga dapat
mengukur seberapa jauh
kemampuan seluruh aktiva
yang
dimiliki
oleh
perusahaan
untuk
menciptakan penjualan.
Merupakan harga saham
perusahaan
perbankan
yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia.
Cara Pengukuran
Laba bersih
Penjualan
Laba bersih
Total aktiva
Total Utang
Total ekuitas pemegang
saham
Total Penjualan
Total Aktiva
Harga saham dari masing
–masing
perusahaan
perbankan yang terdaftar
di BEI
32
3.5 Populasi dan Sampel Penelitian
Menurut Sugiyono (2006 : 55), populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu
yang
ditetapkan
oleh
peneliti
untuk
dipelajari
dan
kemudian
ditarik
kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan barang
konsumsi yang terdaftar (listing) di Bursa Efek Indonesia. Jumlah populasi dalam
penelitian adalah 30 perusahaan.
Menurut Erlina dan Mulyani (2007 : 74), sampel adalah bagian populasi
yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi. Sampel yang
digunakan dalam penelitian ini ditentukan dengan teknik penentuan sampel secara
purposive sampling. Sedangkan menurut Jogiyanto (2004 : 79), pengambilan
sampel bertujuan (purposive sampling) dilakukan dengan mengambil sampel dari
populasi berdasarkan suatu kriteria tertentu.
Adapun kriteria sampel yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun
2008, 2009,2010, dan 2011.
2. Perusahaan yang tidak delisting dari BEI selama periode pengamatan
(tahun 2008-2011).
3. Perusahaan sampel memiliki semua data yang diperlukan secara lengkap
dari variabel yang diteliti.
Berdasarkan kriteria serta pembatasan data (sampel yang digunakan)
tersebut, maka didapat sampel perusahaan berjumlah 21 perusahaan perbankan
33
dengan 4 tahun pengamatan. Proses penyeleksian data untuk dijadikan sampel
yang representatif dapat dilihat dalam tabel 3.2.
Sesuai penarikan sampel yang telah dilakukan terdapat 84 jumlah sampel
data perusahaan (21 x 4 = 84 sampel). Daftar perusahaan yang dijadikan sampel
dapat dilihat dalam tabel berikut :
Tabel 3.3
Daftar Perusahaan Perbankan yang Menjadi Populasi dan Sampel
Kriteria Penentuan
No.
Sampel
Nama Perusahaan
1.
Bank Agroniaga Tbk
2.
Bank Artha Graha Internasional
Tbk
Sampel
1
2
3
Sampel 1
Sampel 2
3.
Bank Bukopin Tbk
4.
Bank Bumi Arta Tbk
X
5.
Bank Bumiputera Indonesia Tbk
X
6.
Bank Capital Indonesia Tbk
Sampel 4
7.
Bank Central Asia Tbk
Sampel 5
8.
Bank Century Tbk
X
9.
Bank CIMB Niaga Tbk
Sampel 6
10.
Bank Danamon Indonesia Tbk
Sampel 7
11.
Bank Ekonomi Raharja Tbk
Sampel 8
12.
Bank
X
Eksekutif
Internasional
Tbk
13.
Bank Himpunan Saudara 1906
Tbk
14.
Bank Int' l Indonesia Tbk
X
15.
Bank Kesawan Tbk
X
Sampel 3
Sampel 9
34
Kriteria Penentuan
No.
Sampel
Nama Perusahaan
Sampel
1
2
3
16.
Bank Mandiri (Persero) Tbk
Sampel 10
17.
Bank Mayapada Internasional Tbk
Sampel 11
18.
Bank MEGA Tbk
Sampel 12
19.
Bank Negara Indonesia Tbk
Sampel 13
20.
Bank OCBC NISP Tbk
Sampel 14
21.
Bank Nusantara Parahyangan Tbk
Sampel 15
22.
Bank Pan Indonesia Tbk
Sampel 16
23.
Bank Permata Tbk
Sampel 17
24.
Bank Rakyat Indonesia (Persero)
Sampel 18
X
Sampel 19
Tbk
25.
Bank Swadesi Tbk
26.
Bank
Tabungan
Pensiunan
Nasional Tbk
27.
Bank Victoria International Tbk
Sampel 20
28.
Bank
Sampel 21
Windu
Kentjana
International Tbk
29.
Bank Mutiara Tbk
X
30.
Bank Tabungan Negara Tbk
X
31.
Bank Pundi Indonesia Tbk
X
32.
Bank Jawa Barat dan Banten Tbk
X
33.
Bank Sinamas Tbk
X
34.
Bank Of India Indonesia
X
3.6 Jenis dan Sumber Data
Data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder. Menurut Umar
(2003:60), data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut,
misalnya dalam bentuk tabel, grafik, diagram, gambar dan sebagainya sehingga
35
lebih informatif jika digunakan oleh pihak lain. Data tersebut diperoleh dari
Indonesian Stock Exchange Fact Book. Data yang diambil adalah data laporan
laba rugi dan neraca perusahaan pada tahun 2008-2011.
Menurut sifatnya, data dalam penelitian ini termasuk dalam data
kuantitatif. Menurut Priyatno (2008:8), “data kuantitatif adalah data yang berupa
angka atau besaran tertentu yang sifatnya pasti.”
3.7 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui dua teknik, yaitu
data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif diambil dari buku, jurnal,
makalah, penelitian terdahulu dan situs internet dengan mengunduh data yang
dibutuhkan melalui website www.idx.co.id. Sementara data kuantitatif yaitu data
yang diukur dalam skala numeric dan merupakan data sekunder.
3.8 Metode Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini
dilakukan dengan metode analisis
statistik dan menggunakan software SPSS 17.0. Model yang digunakan untuk
menguji hipotesis ini adalah model analisis regresi berganda. Analisis regresi
digunakan untuk menguji pengaruh nilai laporan keuangan yang diukur melalui
rasio keuangan terhadap harga saham, kemudian dilakukan uji statistik t dan uji
klasik F untuk mengetahui apakah masing-masing variabel independent
berpengaruh secara parsial maupun secara simultan terhadap variabel dependent.
Analisis penggunaan metode analisis regresi dalam pengujian hipotesis, terlebih
dahulu diuji apakah model tersebut memenuhi asumsi klasik atau tidak. Pengujian
36
asumsi klasik tersebut meliputi : uji normalitas data, uji multikolinearitas, uji
heterokesdasitas, uji autokorelasi.
3.8.1 Pengujian Asumsi Klasik
Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis regresi berganda.
Analisis regresi berganda berguna untuk menguji pengaruh dari variabel
independent terhadap variabel dependent dalam suatu penelitian. Sebelum
melakukan uji hipotesis penelitian ini, terlebih dahulu peneliti akan melakukan uji
asumsi klasik, hal tersebut berguna untuk melihat apakah data telah terdistribusi
dengan normal dengan uji normalitas, dan untuk melihat apakah penelitian
tersebut terjadi multikolinearitas, heterokedastisitas dan autokorelasi atau tidak.
Menurut Ghozali (2005:123) asumsi klasik harus memenuhi:
1. Berdistribusi normal,
2. Non-multikolinearitas, artinya antara variabel independent dalam
model regresi tidak memiliki korelasi atau hubungan secara sempurna
ataupun mendekati sempurna,
3. Non-Autokorelasi, artinya kesalahan pengganggu dalam model regresi
tidak saling korelasi,
4. Homoskedasitas, artinya variance variabel independent dari satu
pengamatan kepengamatan yang lain adalah konstan atau sama.
3.8.1.1 Uji Normalitas Data
Menurut Nugroho (2005:18), uji normalitas bertujuan untuk menguji
apakah variabel independent dan variabel dependent berdistribusi normal. Cara
yang digunakan untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak
37
adalah dengan desain grafik dan uji kolmogorov-smirnov. Pedoman pengambilan
keputusan untuk data-data yang mendekati atau telah terdistribusi secara normal.
1) Apabila nilai signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05, maka distribusi
data normal,
2) Apabila nilai signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05, maka distribusi
data tidak normal.
Jika data menyebar di sekitar garis diagonal atau mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka
model regresi memenuhi asumsi normalitas, demikian sebaliknya.
3.8.1.2 Uji Multikolinearitas
Menurut Nugroho (2005:58), uji ini bertujuan untuk menguji apakah pada
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independent. Pada model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independent.
Menurut Ghozali ( 2005:91), pengujian multikolinearitas dilakukan dengan
melihat VIF antar variabel independent dan nilai tolerance. Deteksi dilakukan
dengan melihat nilai VIF (Variable Inflation Factors) dan nilai tolerance.
Multikolinearitas tidak terjadi jika VIF < 10 dan nilai tolerance > 0,10.
3.8.1.3 Uji Heterokedastisitas
Menurut Nugroho (2005:62), uji ini bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi terjadi ketidaksamaan (varians) antar satu pengamatan ke
pengamatan lainnya. Model regresi yang baik adalah terjadi homokedatisitas.
Deteksi ada tidaknya gejala heterokedastisitas adalah dengan melihat ada tidaknya
38
pola tertentu pada gambar scatterplot. Jika membentuk pola tertentu maka telah
terjadi gejala heterokedastisitas
3.8.1.4 Uji Autokorelasi
Uji autokeralasi bertujuan untuk menganalisis apakah dalam model regresi
terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada perode t dengan kesalahan t1
atau sebelumnya (Erlina dan Mulyani, 2007). Model regresi yang baik adalah
yang bebas dari autokorelasi. Untuk mendeteksi masalah autokorelasi dapat
dilakukan menggunakan uji Durbion Watson (DW). Menurut Sugiyono (2007)
mengemukakan bahwa terjadinya Autokorelasi jika nilai Durbin-Watson (DW)
memiliki nilai lebih dari 5, atau Durbin-Watson (DW) > 5. Selain itu, panduan
untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut:
1) Nilai Durbin-Watson terletak antara batas atas dan Upper Bound dan 4DU, maka koefisien autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak ada
autokorelasi.
2) Bila nilai DW lebih rendah daripada batas bawah atau Lower Bound (DL),
maka koefisien autokorelasi lebih besar daripada nol, berarti ada
autokorelasi positif.
3) Bila nilai DW lebih besar daripada (4-DL), maka koefisien autokorelasi
lebih kecil dari nol, berarti ada autokorelasi negatif.
4) Bila nilai DW terletak diantara batas atas (DW) dan batas bawah (DL) atau
DW terletak antara (4-DU) dan (4-DL), maka hasilnya tidak dapat
disimpulkan (Ghozali, 2005).
39
3.8.2 Pengujian Hipotesis
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini diuji dengan regresi
berganda. Model dalam penelitian ini adalah:
y = ∝ +�� �� + �� �� + �� �� + �� �� + e
Keterangan :
Y = Harga saham
α = konstanta
e = error
� = koefisien regresi
�1 = Net Profit Margin (NPM)
�2 = Return on Assets (ROA)
�3 = Debt to Equity Ratio (DER)
�4 = Asset Turnover Ratio (ATO)
3.8.2.1 Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam
menerangkan variasi variabel dependent. Besarnya koefisien determinasi ini
adalah 0 sampai dengan 1. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabelvariabel independent dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat
terbatas. Nilai yang mendekati 1 berarti variabel-variabel independent
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi
variabel dependent (Ghozali, 2005: 169).
40
3.8.2.2 Uji Signifikan Simultan (F)
Secara simultan, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji F. Uji statistik F
pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang
dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap
variabel dependen/terikat (Ghozali, 2005 : 84). Kriteria pengambilan keputusan
adalah:
1)
Jika Fhitung < Ftabel, Ho diterima Ha ditolak, untuk α = 5%
2)
Jika Fhitung > Ftabel, Ha diterima Ho ditolak, untuk α = 5%
3.8.2.3 Uji Signifikan Parsial (t)
Secara parsial, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji t, uji statistik t
pada
dasarnya
menunjukkan
seberapa
jauh
pengaruh
satu
variabel
penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen
(Ghozali, 2005 :84). Kriteria pengambilan keputusan adalah:
1)
Jika thitung < ttabel, Ho diterima Ha ditolak, untuk α = 5%
2)
Jika thitung > ttabel, Ha diterima Ho ditolak, untuk α = 5%
41
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Penelitian
Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2011. Populasi dalam
penelitian ini berjumlah 34 perusahaan dan dari 34 perusahaan tersebut terpilih
21 perusahaan sebagai sampel dalam penelitian ini. Sampel dalam penelitian ini
dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling.
Berikut ini merupakan deskripsi data statistik dari seluruh data yang
digunakan secara umum dalam penelitian ini:
Tabel 4.1
Deskriptif Statistik
Descriptive Statistics
N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
NPM
84
,00
,34
,1278
,06800
ROA
84
,00
,03
,0136
,00743
DER
84
4,49
15,62
9,2198
2,38918
ATO
84
,01
,19
,1070
,02863
HARGA SAHAM
84
50,00
13200,00
2100,9762
2537,06795
Valid N (listwise)
84
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari Tabel 4.1 maka dapat dijelaskan
bahwa:
1) Variabel Net Profit Margin (NPM) memiliki jumlah sampel sebanyak 84,
nilai minimum 0,00, nilai maksimum 0,34, mean (nilai rata-rata) sebesar
0,1278, dan Standart Deviation atau Simpangan baku sebesar 0,06800.
42
2) Variabel Return On Assets (ROA) memiliki jumlah sampel sebanyak 84 ,
nilai minimum 0,00, nilai maksimum 0,03, mean (nilai rata-rata) sebesar
0,0136, dan Standart Deviation atau Simpangan baku sebesar 0,00743.
3) Variabel Debt to Equity Ratio (DER) memiliki jumlah sampel sebanyak
84, nilai minimum 4,49, nilai maksimum 15,62, mean (nilai rata-rata)
sebesar 9,2198, dan Standart Deviation atau Simpangan baku sebesar
2,38910.
4) Variabel Asset Turnover (ATO) memiliki jumlah sampel sebanyak 84,
nilai minimum 0,01, nilai maksimum 0,19, mean (nilai rata-rata) sebesar
0,1070, dan Standart Deviation atau Simpangan baku sebesar 0,02863.
5) Variabel Harga Saham memiliki jumlah sampel sebanyak 84, nilai
minimum 50,00, nilai maksimum 13.200,0 mean (nilai rata-rata) sebesar
2.100,9762, dan Standart Deviation atau Simpangan baku sebesar
2537,06795.
6) Jumlah sampel yang digunakan adalah sebanyak 84 sampel.
4.2 Hasil Analisis
4.2.1 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan hal untuk melihat apakah data telah
terdistribusi dengan normal dengan uji normalitas, dan untuk melihat apakah
penelitian tersebut terjadi multikolinearitas, heterokedastisitas dan autokorelasi
atau tidak.
43
4.2.1.1 Uji Normalitas
Menurut Nugroho (2005:18), uji normalitas bertujuan untuk
menguji apakah variabel independent dan variabel dependent berdistribusi
normal. Cara yang digunakan untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi
normal atau tidak adalah dengan desain grafik dan uji kolmogorov-smirnov.
Jika data menyebar di sekitar garis diagonal atau mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka
model regresi memenuhi asumsi normalitas, demikian juga sebaliknya.
Oleh karena itu, untuk menampilkan visual dari uji normalitas ini, maka
dilakukan uji grafik histogram dan normal P-P plot terlebih dahulu. Berikut ini
kedua grafik tersebut.
Gambar 4.1
Grafik Histogram (Sebelum Eliminasi)
44
Gambar 4.2
Grafik Normal P-P plot (Sebelum Eliminasi)
Berdasarkan gambar 4.1 di atas, grafik histogram memberikan kurva yang
hampir sempurna dengan kemiringan yang cenderung imbang baik dari sisi kiri
maupun dari sisi kanan. Hal ini menunjukkan bahwa data telah terdistribusi secara
normal. Demikian juga halnya dengan gambar 4.2 yang menggambarkan grafik
normal P-P plot. Gambar tersebut menunjukkan penyebaran titik-titik berada di
sekitar garis diagonal. Hal ini menunjukkan bahwa kedua grafik layak digunakan
karena memenuhi uji normalitas data.
Akan tetapi, jika hanya dengan melihat grafik histogram dan normal P-P
plot, normal atau tidaknya distribusi data tidak dapat diketahui dengan jelas
karena kedua uji grafik tersebut hanya terlihat secara visual. Oleh karena itu,
diperlukan uji statistik untuk menunjukkan data normal atau tidak. Uji statistik
45
yang digunakan untuk mendekati normalitas data dalam penelitian ini adalah Uji
Kolmogorov-Smirnov (K-S).
Tabel 4.2
Uji Kolmogorov-Smirnov (Sebelum Eliminasi)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N
Normal Parameters
84
a,b
Most Extreme Differences
Mean
Std. Deviation
0E-7
1753.62419143
Absolute
.132
Positive
.132
Negative
-.109
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
1.213
.105
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Pada uji Kolmogorov-Smirnov ,bila nilai signifikan < 0.05 berarti
distribusi data tidak normal. Sebaliknya bila nilai signifikan > 0.05 berarti
distribusi data normal. Berdasarkan hasil uji statistik dengan model KolmogorovSmirnov seperti yang terdapat dalam tabel 4.2 diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa data terdistribusi normal. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji yang
mengeluarkan nilai Asymp. Sig. (2 tailed) Kolmogorov-Smirnov sebesar 0.105,
dimana 0,105 > 0,05.
4.2.1.2 Uji Multikolinearitas
Uji multikolineraitas dilakukan untuk melihat apakah antara variabelvariabel independent terdapat multikolinearitas atau tidak dengan berdasar pada
nilai tolerance dan VIF. Pengujian multikolinearitas yang ditampilkan pada tabel
4.3 berikut ini.
46
Tabel 4.3
Uji Multikolinearitas (Sebelum Eliminasi)
Coefficients
a
Correlations
Model
1
Zero-order
Partial
Collinearity Statistics
Part
Tolerance
VIF
(Constant)
NPM
,644
,093
,065
,053
18,949
ROA
,720
,144
,101
,052
19,342
DER
-,189
-,004
-,003
,914
1,094
ATO
,180
,082
,057
,208
4,813
Nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi (karena
VIF = 1/tolerence). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya
mutikolinearitas adalah nilai tolerence < 0,10 atau sama dengan VIF > 10.
Berdasarkan data pengolahan SPSS yang ditampilkan pada tabel 4.3
diatas, terindikasi bahwa terjadi multikolinearitas antara variabel NPM dan
variabel ROA. Hal tersebut terlihat dari besaran nilai tolerance untuk NPM adalah
0,52 dimana 0,52 < 0,1 dan dengan nilai besaran VIF sebesar 18,949 dimana
18,949 > 10. Sama halnya dengan ROA, terlihat dari besaran nilai tolerance untuk
ROA adalah 0,053 dimana 0,053 < 0,1 dan dengan besaran nilai VIF sebesar
18,949 dimana 18,949 > 10.
Karena terindikasi adanya korelasi antar variabel independent, yaitu pada
NPM dan ROA, maka perlu adanya treatment atau perbaikan pada data guna
memenuhi uji multikolinearitas.
Menurut Ghozali (2009), ada beberapa cara atau teknik yang dapat
dilakukan apabila terjadi multikolinearitas pada pengujian multikolinearitas.
Teknik-teknik tersebut antara lain :
47
1) Transformasi data (misalnya dengan logaritma natural),
2) Mengeluarkan atau mengeliminasi variabel yang berkorelasi dalam model,
3) Mencari data tambahan.
Penelitian ini mengambil teknik yang kedua, yaitu laukan eliminasi pada
vaeiabel yang berkorelasi. Oleh karena terjadinya korelasi antara variabel NPM
dan ROA, maka salah satu dari variabel tersebut harus dieliminasi dari pengujian
dalam penelitian ini. Setelah salah satu dari kedua variabel dieliminasi, maka
seluruh variabel yang tersisa akan diuji ulang.
Setelah melakukan beberapa pertimbangan, penelitian ini memutuskan
untuk mengeliminasi variabel NPM dari penelitian. Sehingga menyisakan variabel
ROA sebagai (X1), DER sebagai (X2), ATO sebagai (X3) dan Harga Saham
sebagai (Y).
Pengujian kembali dilakukan dari uji normalitas untuk memastikan bahwa
variabel yang tersisa tetap layak uji. Berikut ini hasil pengujian normalitas setelah
dilakukannya eliminasi.
Tabel 4.4
Uji Kolmogorov-Smirnov (Setelah Elimiasi)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N
Normal Parameters
84
a,b
Mean
Std. Deviation
Most Extreme Differences
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
.0000000
1.76125056E3
Absolute
.126
Positive
.126
Negative
-.099
1.151
.142
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
48
Gambar 4.3
Grafik Histogram (Setelah Eliminasi)
Gambar 4.4
Grafik Normal P-P plot (Setelah Eliminasi)
49
Dari tabel 4.4 diatas, nilai Asymp. Sig. (2 tailed) Kolmogorov-Smirnov
didapat sebesar 0,142 dimana 0,142 > 0,05. Pada gambar 4.3, grafik histogram
kembali menggambarkan kurva yang sempurna dan mendekati garis normal
demikian pula pada grafik normal P-P plot pada gambar 4.4 diatas, seluruh titiktitik tersebar di sekitar garis normal. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa
data terdistribusi secara normal.
Setelah uji normalitas dilakukan, maka data kembali diuji pada uji
multikolinearitas. Berikut hasil pengujian setelah dilakukan eliminasi.
Tabel 4.5
Uji Multikolinearitas
Coefficients
Model
Correlations
Zero-order
1
a
Partial
Collinearity Statistics
Part
Tolerance
VIF
ROA
.720
.699
.679
.895
1.118
DER
-.189
-.010
-.007
.918
1.089
ATO
.180
.000
.000
.920
1.087
a. Dependent Variable: Harga Saham
Berdasarkan hasil pengujian diatas, dapat diketahui bahwa data penelitian
tidak terjadi multikolinearitas antar variabel independent setelah dilakukannya
eliminasi. Hal tersebut dapat diketahui bahwa tidak ada satupun variabel
independent yang memiliki VIF di atas 10 ataupun tolerance dibawah 0,1. Dari
hasil uji multikolinearitas ini di dapatkan bahwa nilai tolerance untuk ROA
adalah 0,890 > 0,10 dengan nilai VIF sebesar 1,118 < 10. Nilai tolerance untuk
untuk DER adalah 0,918 > 0,10 dengan nilai VIF sebesar 1,089 < 10. Nilai
tolerance untuk ATO adalah 0,920 > 0,10 dengan nilai VIF sebesar 1,087 < 10.
Kesimpulan dari uji multikolinearitas ini adalah bahwa semua variabel
independent telah lolos dari uji multikolinearitas.
50
4.2.1.3 Uji Heterokedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Berikut ini dinampilkan grafik scatterplot untuk melihat
hasil uji heterokedastisitas dalam penelitian ini pada gambar 4.3.
Gambar 4.5
Grafik Scatterplot
Pada gambar 4.3 pada grafik Scatterplot diatas dapat terlihat bahwa titik
(data) menyebar secara acak dan tidak terlihat suatu pola tertentu, dan pada grafik
scatterplot diatas juga dapat terlihat bahwa titik tersebar diatas maupun dibawah
sumbu y dan angka 0. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
heterokedastisitas di dalam penelitian ini, dan model regresi ini layak dipakai
dalam penelitian.
51
4.2.1.4 Uji Autokorelasi
Untuk mengetahui terjadi atau tidak terjadinya suatu autokorelasi dapat
diketahui dengan melihat nilai Durbin-Watson (DW). Uji Autokrelasi
mengemukakan bahwa terjadinya Autokorelasi jika nilai Durbin-Watson (DW)
memiliki nilai lebih dari 5, atau Durbin-Watson (DW) > 5. Berikut ini ditampilkan
hasil Uji Autokorelasi pada Tabel 4.5 :
Tabel 4.6
Uji Autokorelasi
b
Model Summary
Model
R
1
.720
R Square
a
.518
Adjusted R
Std. Error of
Durbin-
Square
the Estimate
Watson
.500
1793.970
1.909
a. Predictors: (Constant), ATO, DER, ROA
b. Dependent Variable: Harga Saham
Berdasarkan Tabel 4.5 tentang Uji Autokorelasi memperlihatkan bahwa
nilai Durbin-Watson (DW) adalah 1,909 < 5. Oleh karena itu, dapat dikemukakan
bahwa tidak terjadi Autokorelasi dalam penelitian ini.
4.2.2 Analisis Regresi
Berdasarkan hasil uji asumsi klasik yang telah dilakukan di atas, dapat
disimpulkan bahwa model regersi yang dipakai dalam penelitian ini telah
memenuhi model estimasi yang Best Linear Unbiased Estimator (BLUE) dan
layak untuk dilakukan analisis statistik selanjutnya, yaitu melakukan pengujian
hipotesis.
Adapun hasil pengolahan data dengan analisis regresi ditampilkan pada
tabel 4.6 berikut ini :
52
Tabel 4.7
Hasil Analisis Regresi
Coefficients
Model
Standardized
Unstandardized Coefficients
B
1
a
(Constant)
Std. Error
-1146.132
1255.772
ROA
245069.856
28009.605
DER
-7.851
ATO
-16.735
Coefficients
Beta
t
Sig.
-.913
.364
.718
8.749
.000
86.020
-.007
-.091
.928
7172.632
.000
-.002
.998
a. Dependent Variable: Harga Saham
Berdasarkan data di atas, dapat dirumuskan suatu persamaan regresi untuk
harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2008-2011 adalah sebagai berikut:
y = -1.146,1 +���. ���, ��� + (−�, �)�� + (-��, �)�� + e
Keterangan :
Y = Harga saham
α = konstanta
e = error
� = koefisien regresi
�1 = Return on Assets (ROA)
�2 = Debt to Equity Ratio (DER)
�3 = Asset Turnover Ratio (ATO)
Koefisien-koefisien dalam persamaan regresi linier berganda memiliki arti
sebagai berikut :
53
1. Konstanta (a) sebesar -1.146,1 mempunyai arti apabila variabel
independent (ROA, DER, ATO) sama dengan nol maka harga saham
perusahaan perbankan bernilai negatif sebesar -1.146,1.
2. Koefisien regresi ROA sebesar 245.069,8 mempunyai arti setiap
kenaikan rasio ROA sebesar 1 satuan akan berpengaruh positif
terhadap harga saham perusahaan perbankan sebesar 245.069,8 satuan.
3. Koefisien regresi DER sebesar -7,8 mempunyai arti setiap kenaikan
rasio DER sebesar 1 satuan akan berpengaruh positif terhadap harga
saham perusahaan perbankan sebesar -7,8 satuan.
4. Koefisien regresi ATO sebesar -16,7 mempunyai arti setiap kenaikan
rasio ATO sebesar 1 satuan akan berpengaruh positif terhadap harga
saham perusahaan perbankan sebesar -16,7 satuan.
4.2.3 Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah variabel
independent dalam model regresi berpengaruh terhadap variabel dependent.
Tabel 4.8
Pemasukan dan Pengeluaran Variabel
Variables Entered/Removed
Model
Variables
Variables Entered
Removed
a
1
b
ATO, DER, ROA
Method
.
Enter
Berdasarkan tabel 4.8 diatas, maka dapat dijelaskan bahwa:
1) Variabel
yang
dimasukkan
kedalam
persamaan
adalah
variabel
independent yaitu ROA, DER, dan ATO.
2) Variabel independent tidak lagi ada yang dikeluarkan.
54
4.2.3.1 Uji Koefisien Determinasi
Uji koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar
variabel-variabel independent menjelaskan variabel dependent. Berikut ini peneliti
menampilkan hasil uji koefisien determinasi pada tabel 4.9 di bawah ini:
Tabel 4.9
Adjusted R2
b
Model Summary
Model
R
1
R Square
.720
a
.518
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.500
1793.970
a. Predictors: (Constant), ATO, DER, ROA
b. Dependent Variable: Harga Saham
Hasil uji koefisien determinasi diatas menunjukkan besarnya Adjusted R2
adalah 0,500. Dengan demikian besarnya pengaruh Return On Assets (ROA),
Debt to Equity ratio (DER), dan Asset Turnover (ATO) terhadap harga saham
pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 20082011 adalah sebesar 50%. Sedangkan sebesar 50 % lainnya dipengaruhi oleh
faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
4.2.3.2 Uji Signifikan Simultan (F)
Secara simultan, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji F. Uji statistik F
pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independent atau bebas yang
dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap
variabel dependent/terikat. Uji F ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel
Return On Assets, Debt to Equity Ratio, dan Asset Turnover berpengaruh secara
simultan atau bersama-sama terhadap harga saham. Untuk menguji apakah
hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak digunakan statistk F (uji F). Kriteria
pengambilan keputusan adalah:
55
1) Jika F hitung < F tabel, Ho diterima Ha ditolak, untuk α = 5%
2) Jika F hitung > F tabel, Ha diterima Ho ditolak, untuk α = 5%
Berikut ini peneliti menampilkan hasil Uji Signifikan Simultan (F) pada
Tabel 4.10:
Tabel 4.10
Uji Signifikan Simultan (F)
b
ANOVA
Model
1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
2.768E8
3
9.226E7
Residual
2.575E8
80
3218328.666
Total
5.342E8
83
F
Sig.
28.667
.000
a
a. Predictors: (Constant), ATO, DER, ROA
b. Dependent Variable: Harga Saham
Dari hasil Uji Signifikan Simultan (F) pada tabel 4.10 diatas, maka didapat
nilai F hitung 28,667 dan tingkat signifikansi 0,000. Sedangkan F tabel pada
tingkat kepercayaan 95% (α=0.05) didapat sebesar 2,48. Oleh karena itu, nilai F
hitung > F tabel atau 28,667 > 2,48 pada tingkat signifikansinya 0,000 yang juga
lebih kecil dari 0.05 atau 0,000 < 0,05. Hal tersebut menunjukan bahwa ROA,
DER, dan ATO secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
4.2.3.3 Uji Signifikan Parsial (t)
Secara parsial, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji t, uji statistik t
pada
dasarnya
menunjukkan
seberapa
jauh
pengaruh
satu
variabel
penjelas/independent secara individual dalam menerangkan variabel dependent.
Kriteria pengambilan keputusan adalah:
1) Jika t hitung < t tabel, Ho diterima Ha ditolak, untuk α = 5%
2) Jika t hitung > t tabel, Ha diterima Ho ditolak, untuk α = 5%
56
berikut ini peneliti menampilkan hasil Uji Signifikan Parsial (t) pada tabel 4.11
dibawah ini:
Tabel 4.11
Uji Signifikan Parsial (t)
Coefficients
Model
1
(Constant)
Unstandardized Coefficients
B
Std. Error
-1146.132
1255.772
ROA
245069.856
DER
-7.851
ATO
-16.735
a. Dependent Variable: Harga Saham
28009.605
86.020
7172.632
a
Standardized
Coefficients
Beta
.718
-.007
.000
t
-.913
Sig.
.364
8.749
-.091
-.002
.000
.928
.998
T tabel dalam penelitian ini adalah sebesar 1,988. Dari hasil Uji Signifikan
Parsial (t) diatas dapat dijelaskan pengaruh variabel independent secara satu
persatu (parsial), yaitu :
1. Pengaruh ROA terhadap harga saham memperlihatkan hasil analisis uji t
untuk variabel ROA menunjukkan nilai t sebesar 8,749 dengan
signifikansi sebesar 0,000. Oleh karena itu, t hitung > dari t tabel atau
8,749 > 1,988 dan signifikansi t lebih kecil dari 0.05 (0,000 < 0.05). Hal
ini berarti bahwa ROA secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2008-2011 pada tingkat kepercayaan 95%.
2. Pengaruh DER terhadap harga saham memperlihatkan hasil analisis uji t
untuk variabel DER menunjukkan nilai t sebesar -0,091 dengan
signifikansi sebesar 0,928. Oleh karena itu, t hitung < t tabel atau -0,091 <
1,988 dan signifikansi t lebih besar dari 0.05 atau 0,928 > 0.05. Hal ini
berarti bahwa DER secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap
57
harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2008-2011 pada tingkat kepercayaan 95%. Sehingga
dapat ditarik kesimpulan bahwa hipotesis untuk pengaruh DER terhadap
harga saham ditolak.
3. Pengaruh ATO terhadap harga saham memperlihatkan hasil analisis uji t
untuk variabel ATO menunjukkan nilai t sebesar -0,002 dengan
signifikansi sebesar 0,998. Oleh karena itu t hitung < t tabel atau -0,002 <
1,988 dan signifikansi t lebih besar dari 0.05 atau 0,998 > 0.05. Hal ini
berarti bahwa ATO secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap
harga saham pada perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2008-2011 pada tingkat kepercayaan 95%. Sehingga dapat ditarik
kesimpulan bahwa hipotesis untuk pengaruh ATO terhadap harga saham
ditolak.
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah nilai laporan
keuangan mempengaruhi pergerakan harga saham pada perusahaan perbankan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Indonesia. Nilai laporan keuangan dalam
peneilitan ini diukur oleh variabel independent yang terdiri atas Net Profit Margin
(NPM), Return on Assets (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), dan Asset Turnover
(ATO) dengan menggunakan variabel dependent yaitu harga saham. Populasi dan
sampel di dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan perbankan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2008 sampai dengan 2011. Teknik
pengambilan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini adalah purposive
58
sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dengan menetapkan kriteria-kriteria
tertentu, dimana dari 34 populasi perusahaan terdapat 21 data perusahaan yang
memenuhi kriteria dan diamati dalam periode 4 tahun sehingga jumlah amatan
menjadi 84 sampel (21 x 4). Dalam penelitian ini, metode analisis yang dilakukan
adalah uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji
heterokedastisitas dan uji autokorelasi, serta melakukan pengujian hipotesis yang
meliputi uji koefisien determinasi, uji signifikan simultan dan uji signifikan
parsial dengan menggunakan SPSS 17.0.
Setelah dilakukan beberapa uji yang disebutkan diatas, salah satu variabel
independent dalam penelitian ini harus dieliminasi. Variabel yang dieliminasi
tersebut adalah NPM dikarenakan berdasarkan uji yang telah dilakukan, variabel
NPM berkorelasi dengan variabel ROA. Sehingga menyisakan tiga variabel
independent yaitu ROA, DER, dan ATO untuk kemdian diproses lebih lanjut
untuk diteliti pengaruhnya terhadap harga saham.
Bedasarkan hasil pengujian dalam diketahui bahwa adjusted R2 adalah
0,500 atau 50,0%. Hal ini berarti bahwa secara keseluruhan variabel independent
menjelaskan perubahan variabel dependent sebesar 50 % sedangkan variabel lainlain yang tidak dimasukkan dalam model mampu menjelaskan sebesar 50 %. Oleh
karena itu, dengan nilai sebesar 50 % dapat diketahui bahwa model yang
digunakan dalam penelitian ini adalah model yang meyakinkan.
4.3.1 Pengaruh ROA terhadap Harga Saham
Berdasarkan hasil uji analisis data, ROA berpengaruh positif dan
signifikan terhadap harga saham baik secara simultan maupun secara parsial. Nilai
59
ROA menunjukkan efektivitas manajemen perusahaan dalam mengelola aktiva
yang dimilikinya. Dengan pengelolaan yang optimal, aktiva akan memberikan
kontribusi laba kepada perusahaan. Laba merupakan aspek yang paling penting
bagi investor karena laba akan memberikan kontribusi deviden kepada mereka.
Hasil penelitian pengaruh ROA terhadap harga saham ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Kusumawardani (2009) yang menyatakan bahwa
ROA berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap harga saham. Namun hasil
penelitian ini bertolak belakang dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Novita (2011) yang menyatakan bahwa ROA secara pasial tidak berpengaruh
terhadap harga saham.
4.3.2 Pengaruh DER terhadap Harga Saham
Berdasarkan hasil uji analisis data, DER berpengaruh signifikan terhadap
harga saham secara simultan, namun bernilai negatif atau tidak berpengaruh
signifikan terhadap harga saham secara parsial. Hal ini disebabkan karena DER
kurang memberi kontribusi secara
langsung kepada investor karena pada
umumnya DER member gambaran kemampuan internal perusahaan. Perusahaan
melakukan pinjaman (debt) ataupun utang untuk kemudian dikelola agar pinjaman
tersebut dapat memberikan kontribusi yang berarti bagi perusahaan sehingga
menghasilkan laba. Dengan demikian DER menunjukkan kontribusi langsung
terhadap pihak internal perusahaan untuk menunjang laju kembangnya kondisi
dan kinerja perusahaan sehingga mampu bekerja optimal. Hasil penelitian
pengaruh DER terhadap harga saham dalam penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Simatupang (2010) yang menyatakan bahwa DER
60
secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham namun
berpengaruh signifikan secara simultan terhadap harga saham.
4.3.3 Pengaruh ATO terhadap Harga Saham
Berdasarkan hasil uji analisis data, ATO berpengaruh positif terhadap
harga saham secara bersama-sama, namun bernilai negatif atau tidak berpengaruh
signifikan terhadap harga saham. ATO mengukur kinerja dan efektivitas
manajemen perusahaan dalam mengefisiensikan seluruh aktiva yang dimiliki
untuk mampu menciptakan penjualan. Dengan menilai ATO, maka calon investor
akan mengetahui kemampuan perusahaan dalam mengelola aktiva dan
menstrategikan manajemennya secara optimal. Kemampuan perusahaan tersebut
merupakan bagian dari pengendalian internal suatu perusaahaan sehingga
dianggap kurang begitu berpengaruh secara langsung terhadap harga saham. Hasil
penelitian pengaruh ATO terhadap harga saham pada penelitian ini bertolak
belakang dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Faridha (2009) yang
menyatakan bahwa ATO berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Akan
tetapi sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Alam (2008) yang mana
hasil penelitiannya mengatakan bahwa ATO tidak berpengaruh signifikan
terhadap harga saham secara parsial namun berpengaruh secara simultan terhadap
harga saham.
61
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dalam penelitian ini, peneliti menguji apakah nilai laporan keuangan yang
diukur dengan Net Profit Margin (NPM), Return On Assets (ROA), Debt to
Equity Ratio (DER), dan Asset Turnover (ATO) memiliki pengaruh terhadap
harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
pada periode 2008-2011. Penelitian ini menggunakan 21 sampel perusahaan yang
listing selama periode tersebut. Teknik pengambilan sampel yang digunakan
adalah teknik purposive sampling.
Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis yang telah
diuraikan pada bab sebelumnya, beberapa kesimpulan yang diperoleh dari
penelitian ini antara lain:
1.
Nilai laporan keuangan yang tadinya diukur dengan Net Profit Margin
(NPM), Return On Assets (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), dan Asset
Turnover (ATO) setelah dilakukan uji pada bab empat, terjadi korelasi
antar variabel sehingga variabel NPM terpaksa dieliminasi dari penelitian.
Oleh karena itu nilai laporan keuangan menjadi diukur dari variabel Return
On Assets (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), dan Asset Turnover
(ATO).
2.
Secara simultan atau bersama-sama, ketiga variabel yang tersisa yaitu
Return On Assets (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), dan Asset Turnover
62
(ATO) berpengaruh terhadap harga saham perusahaan perbankan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2008-2011.
3.
Secara parsial, dari variabel Return On Assets (ROA), Debt to Equity Ratio
(DER), dan Asset Turnover (ATO), hanya variabel Return on Assets
(ROA) yang berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan
perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 20082011.
5.2 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, keterbatasan tersebut antara
lain:
1. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini hanya menganalisis
perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bidang perbankan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan jumlah sampel yang memenuhi
kriteria sebanyak 21 perusahaan.
2. Peneliti hanya menggunakan variabel Return On Assets (ROA), Debt to
Equity Ratio (DER), dan Asset Turnoner (ATO) dalam mengukur
pengaruh nilai laporan keuangan terhadap harga saham sementara masih
banyak faktor-faktor dan rasio keuangan lain yang dapat dipakai untuk
mengetahui pengaruh variabel tersebut terhadap harga saham.
3. Periode pengamatan di dalam penelitian ini selama empat tahun (20082011) menyebabkan sampel yang digunakan dalam penelitian ini terbatas.
63
5.3 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan keterbatasan diatas, beberapa saran yang
dapat diberikan antara lain:
1) Bagi Investor
Penelitian ini terbatas dengan variabel-variabel independent yang diteliti,
dan tidak semua rasio keuangan dapat menjadi parameter yang baik dalam
menentukan harga saham. Oleh karena itu, disarankan agar tetap melihat kondisi
perekonomian domestik dalam membuat keputusan untuk menginvestasikan
sejumlah dana pada suatu perusahaan.
2) Bagi Peneliti Berikutnya
Penelitian ini dapat menjadi referensi untuk penelitian-penelitian
berikutnya yang meneliti bidang kajian yang sama. Peneliti-peneliti selanjutnya
diharapkan dapat menambah variabel baik independent maupun dependent di
dalam penelitian mereka selanjutnya, menambah periode pengamatan pada
penelitian berikutnya, dan dapat membandingkan dengan meneliti jenis
perusahaan yang terdaftar dalam pasar modal.
64
METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan
tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2005).
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif kausal. Menurut
Umar (2003:30), penelitian asosiatif kausal adalah penelitian yang bertujuan
untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau
bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain. Penelitian ini akan
menjelaskan pengaruh antara rasio keuangan dan ukuran perusahaan terhadap
harga saham.
3.2 Jadwal Penelitian
Jadwal penelitian yang direncanakan adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1
Jadwal Penelitian
Tahapan
Penelitian
Nov. 2012
Des. 2012
Jan. 2013
Feb. 2013
Mar. 2013
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Penetapan Judul
Pengumpulan Data
Penyelesaian
Proposal Penelitian
Pengelolaan
dan
Analisis Data
Penyelesaian
Skripsi
30
3.3 Batasan Operasional
Atas pertimbangan minat, keterbatasan tersedianya waktu, pengetahuan
peneliti, dan efisiensi, maka peneliti memberikan batasan konsep terhadap
penelitian yang akan diteliti, yang diantaranya:
1. Penelitian dilakukan terbatas hanya pada perusahaan perbankan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
2. Penelitian dibatasi hanya selama 4 tahun yaitu dari tahun 2008-2011
3.4 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel
3.4.1 Variabel Dependent (Y)
Variabel dependent menurut Sugiyono (2006 : 3) adalah “variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas”. Variabel
dependent dalam penelitian ini adalah harga saham dari setiap perusahaan yang
menjadi sampel.
3.4.2 Variabel Independen (X)
Variabel independent menurut Sugiyono (2006 : 3) adalah “variabel yang
menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependent (variabel terikat)”.
Variabel independent yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio keuangan,
yang terdiri dari net profit margin (NPM), return on asset (ROA), debt to equity
ratio (DER), dan asset turnover (ATO). Setiap variabel dalam penelitian ini
secara operasional dapat didefinisikan seperti tampak pada tabel 3.1 sebagai
berikut:
31
Tabel 3.2
Definisi Operasional dan Ukuran Variabel
Variabel
Definisi
Net profit Margin Rasio yang mengukur laba
bersih
dibandingkan
(NPM)
dengan penjualan, rasio ini
dapat
menggambarkan
bagimana
kinerja
perusahaan
beroperasi
selama tahun tersebut.
Return
On
Assets Rasio ini menggambarkan
kemampuan
perusahaan
(ROA)
untuk
menghasilkan
keuntungan dari setiap aset
yang
digunakan
dan
tingkat
produktifitas
seluruh aset.
Debt to Equity ratio Rasio ini menunjukkan
(DER)
persentase
penyediaan
dana
oleh
pemegang
saham terhadap pemberi
pinjaman.
Asset Turnover (ATO)
Harga saham
Rasio
ini
menilai
perputaran total aktiva
yang dikur dari volume
penjualan sehingga dapat
mengukur seberapa jauh
kemampuan seluruh aktiva
yang
dimiliki
oleh
perusahaan
untuk
menciptakan penjualan.
Merupakan harga saham
perusahaan
perbankan
yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia.
Cara Pengukuran
Laba bersih
Penjualan
Laba bersih
Total aktiva
Total Utang
Total ekuitas pemegang
saham
Total Penjualan
Total Aktiva
Harga saham dari masing
–masing
perusahaan
perbankan yang terdaftar
di BEI
32
3.5 Populasi dan Sampel Penelitian
Menurut Sugiyono (2006 : 55), populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu
yang
ditetapkan
oleh
peneliti
untuk
dipelajari
dan
kemudian
ditarik
kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan barang
konsumsi yang terdaftar (listing) di Bursa Efek Indonesia. Jumlah populasi dalam
penelitian adalah 30 perusahaan.
Menurut Erlina dan Mulyani (2007 : 74), sampel adalah bagian populasi
yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi. Sampel yang
digunakan dalam penelitian ini ditentukan dengan teknik penentuan sampel secara
purposive sampling. Sedangkan menurut Jogiyanto (2004 : 79), pengambilan
sampel bertujuan (purposive sampling) dilakukan dengan mengambil sampel dari
populasi berdasarkan suatu kriteria tertentu.
Adapun kriteria sampel yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun
2008, 2009,2010, dan 2011.
2. Perusahaan yang tidak delisting dari BEI selama periode pengamatan
(tahun 2008-2011).
3. Perusahaan sampel memiliki semua data yang diperlukan secara lengkap
dari variabel yang diteliti.
Berdasarkan kriteria serta pembatasan data (sampel yang digunakan)
tersebut, maka didapat sampel perusahaan berjumlah 21 perusahaan perbankan
33
dengan 4 tahun pengamatan. Proses penyeleksian data untuk dijadikan sampel
yang representatif dapat dilihat dalam tabel 3.2.
Sesuai penarikan sampel yang telah dilakukan terdapat 84 jumlah sampel
data perusahaan (21 x 4 = 84 sampel). Daftar perusahaan yang dijadikan sampel
dapat dilihat dalam tabel berikut :
Tabel 3.3
Daftar Perusahaan Perbankan yang Menjadi Populasi dan Sampel
Kriteria Penentuan
No.
Sampel
Nama Perusahaan
1.
Bank Agroniaga Tbk
2.
Bank Artha Graha Internasional
Tbk
Sampel
1
2
3
Sampel 1
Sampel 2
3.
Bank Bukopin Tbk
4.
Bank Bumi Arta Tbk
X
5.
Bank Bumiputera Indonesia Tbk
X
6.
Bank Capital Indonesia Tbk
Sampel 4
7.
Bank Central Asia Tbk
Sampel 5
8.
Bank Century Tbk
X
9.
Bank CIMB Niaga Tbk
Sampel 6
10.
Bank Danamon Indonesia Tbk
Sampel 7
11.
Bank Ekonomi Raharja Tbk
Sampel 8
12.
Bank
X
Eksekutif
Internasional
Tbk
13.
Bank Himpunan Saudara 1906
Tbk
14.
Bank Int' l Indonesia Tbk
X
15.
Bank Kesawan Tbk
X
Sampel 3
Sampel 9
34
Kriteria Penentuan
No.
Sampel
Nama Perusahaan
Sampel
1
2
3
16.
Bank Mandiri (Persero) Tbk
Sampel 10
17.
Bank Mayapada Internasional Tbk
Sampel 11
18.
Bank MEGA Tbk
Sampel 12
19.
Bank Negara Indonesia Tbk
Sampel 13
20.
Bank OCBC NISP Tbk
Sampel 14
21.
Bank Nusantara Parahyangan Tbk
Sampel 15
22.
Bank Pan Indonesia Tbk
Sampel 16
23.
Bank Permata Tbk
Sampel 17
24.
Bank Rakyat Indonesia (Persero)
Sampel 18
X
Sampel 19
Tbk
25.
Bank Swadesi Tbk
26.
Bank
Tabungan
Pensiunan
Nasional Tbk
27.
Bank Victoria International Tbk
Sampel 20
28.
Bank
Sampel 21
Windu
Kentjana
International Tbk
29.
Bank Mutiara Tbk
X
30.
Bank Tabungan Negara Tbk
X
31.
Bank Pundi Indonesia Tbk
X
32.
Bank Jawa Barat dan Banten Tbk
X
33.
Bank Sinamas Tbk
X
34.
Bank Of India Indonesia
X
3.6 Jenis dan Sumber Data
Data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder. Menurut Umar
(2003:60), data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut,
misalnya dalam bentuk tabel, grafik, diagram, gambar dan sebagainya sehingga
35
lebih informatif jika digunakan oleh pihak lain. Data tersebut diperoleh dari
Indonesian Stock Exchange Fact Book. Data yang diambil adalah data laporan
laba rugi dan neraca perusahaan pada tahun 2008-2011.
Menurut sifatnya, data dalam penelitian ini termasuk dalam data
kuantitatif. Menurut Priyatno (2008:8), “data kuantitatif adalah data yang berupa
angka atau besaran tertentu yang sifatnya pasti.”
3.7 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui dua teknik, yaitu
data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif diambil dari buku, jurnal,
makalah, penelitian terdahulu dan situs internet dengan mengunduh data yang
dibutuhkan melalui website www.idx.co.id. Sementara data kuantitatif yaitu data
yang diukur dalam skala numeric dan merupakan data sekunder.
3.8 Metode Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini
dilakukan dengan metode analisis
statistik dan menggunakan software SPSS 17.0. Model yang digunakan untuk
menguji hipotesis ini adalah model analisis regresi berganda. Analisis regresi
digunakan untuk menguji pengaruh nilai laporan keuangan yang diukur melalui
rasio keuangan terhadap harga saham, kemudian dilakukan uji statistik t dan uji
klasik F untuk mengetahui apakah masing-masing variabel independent
berpengaruh secara parsial maupun secara simultan terhadap variabel dependent.
Analisis penggunaan metode analisis regresi dalam pengujian hipotesis, terlebih
dahulu diuji apakah model tersebut memenuhi asumsi klasik atau tidak. Pengujian
36
asumsi klasik tersebut meliputi : uji normalitas data, uji multikolinearitas, uji
heterokesdasitas, uji autokorelasi.
3.8.1 Pengujian Asumsi Klasik
Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis regresi berganda.
Analisis regresi berganda berguna untuk menguji pengaruh dari variabel
independent terhadap variabel dependent dalam suatu penelitian. Sebelum
melakukan uji hipotesis penelitian ini, terlebih dahulu peneliti akan melakukan uji
asumsi klasik, hal tersebut berguna untuk melihat apakah data telah terdistribusi
dengan normal dengan uji normalitas, dan untuk melihat apakah penelitian
tersebut terjadi multikolinearitas, heterokedastisitas dan autokorelasi atau tidak.
Menurut Ghozali (2005:123) asumsi klasik harus memenuhi:
1. Berdistribusi normal,
2. Non-multikolinearitas, artinya antara variabel independent dalam
model regresi tidak memiliki korelasi atau hubungan secara sempurna
ataupun mendekati sempurna,
3. Non-Autokorelasi, artinya kesalahan pengganggu dalam model regresi
tidak saling korelasi,
4. Homoskedasitas, artinya variance variabel independent dari satu
pengamatan kepengamatan yang lain adalah konstan atau sama.
3.8.1.1 Uji Normalitas Data
Menurut Nugroho (2005:18), uji normalitas bertujuan untuk menguji
apakah variabel independent dan variabel dependent berdistribusi normal. Cara
yang digunakan untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak
37
adalah dengan desain grafik dan uji kolmogorov-smirnov. Pedoman pengambilan
keputusan untuk data-data yang mendekati atau telah terdistribusi secara normal.
1) Apabila nilai signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05, maka distribusi
data normal,
2) Apabila nilai signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05, maka distribusi
data tidak normal.
Jika data menyebar di sekitar garis diagonal atau mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka
model regresi memenuhi asumsi normalitas, demikian sebaliknya.
3.8.1.2 Uji Multikolinearitas
Menurut Nugroho (2005:58), uji ini bertujuan untuk menguji apakah pada
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independent. Pada model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independent.
Menurut Ghozali ( 2005:91), pengujian multikolinearitas dilakukan dengan
melihat VIF antar variabel independent dan nilai tolerance. Deteksi dilakukan
dengan melihat nilai VIF (Variable Inflation Factors) dan nilai tolerance.
Multikolinearitas tidak terjadi jika VIF < 10 dan nilai tolerance > 0,10.
3.8.1.3 Uji Heterokedastisitas
Menurut Nugroho (2005:62), uji ini bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi terjadi ketidaksamaan (varians) antar satu pengamatan ke
pengamatan lainnya. Model regresi yang baik adalah terjadi homokedatisitas.
Deteksi ada tidaknya gejala heterokedastisitas adalah dengan melihat ada tidaknya
38
pola tertentu pada gambar scatterplot. Jika membentuk pola tertentu maka telah
terjadi gejala heterokedastisitas
3.8.1.4 Uji Autokorelasi
Uji autokeralasi bertujuan untuk menganalisis apakah dalam model regresi
terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada perode t dengan kesalahan t1
atau sebelumnya (Erlina dan Mulyani, 2007). Model regresi yang baik adalah
yang bebas dari autokorelasi. Untuk mendeteksi masalah autokorelasi dapat
dilakukan menggunakan uji Durbion Watson (DW). Menurut Sugiyono (2007)
mengemukakan bahwa terjadinya Autokorelasi jika nilai Durbin-Watson (DW)
memiliki nilai lebih dari 5, atau Durbin-Watson (DW) > 5. Selain itu, panduan
untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut:
1) Nilai Durbin-Watson terletak antara batas atas dan Upper Bound dan 4DU, maka koefisien autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak ada
autokorelasi.
2) Bila nilai DW lebih rendah daripada batas bawah atau Lower Bound (DL),
maka koefisien autokorelasi lebih besar daripada nol, berarti ada
autokorelasi positif.
3) Bila nilai DW lebih besar daripada (4-DL), maka koefisien autokorelasi
lebih kecil dari nol, berarti ada autokorelasi negatif.
4) Bila nilai DW terletak diantara batas atas (DW) dan batas bawah (DL) atau
DW terletak antara (4-DU) dan (4-DL), maka hasilnya tidak dapat
disimpulkan (Ghozali, 2005).
39
3.8.2 Pengujian Hipotesis
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini diuji dengan regresi
berganda. Model dalam penelitian ini adalah:
y = ∝ +�� �� + �� �� + �� �� + �� �� + e
Keterangan :
Y = Harga saham
α = konstanta
e = error
� = koefisien regresi
�1 = Net Profit Margin (NPM)
�2 = Return on Assets (ROA)
�3 = Debt to Equity Ratio (DER)
�4 = Asset Turnover Ratio (ATO)
3.8.2.1 Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam
menerangkan variasi variabel dependent. Besarnya koefisien determinasi ini
adalah 0 sampai dengan 1. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabelvariabel independent dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat
terbatas. Nilai yang mendekati 1 berarti variabel-variabel independent
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi
variabel dependent (Ghozali, 2005: 169).
40
3.8.2.2 Uji Signifikan Simultan (F)
Secara simultan, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji F. Uji statistik F
pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang
dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap
variabel dependen/terikat (Ghozali, 2005 : 84). Kriteria pengambilan keputusan
adalah:
1)
Jika Fhitung < Ftabel, Ho diterima Ha ditolak, untuk α = 5%
2)
Jika Fhitung > Ftabel, Ha diterima Ho ditolak, untuk α = 5%
3.8.2.3 Uji Signifikan Parsial (t)
Secara parsial, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji t, uji statistik t
pada
dasarnya
menunjukkan
seberapa
jauh
pengaruh
satu
variabel
penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen
(Ghozali, 2005 :84). Kriteria pengambilan keputusan adalah:
1)
Jika thitung < ttabel, Ho diterima Ha ditolak, untuk α = 5%
2)
Jika thitung > ttabel, Ha diterima Ho ditolak, untuk α = 5%
41
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Penelitian
Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2011. Populasi dalam
penelitian ini berjumlah 34 perusahaan dan dari 34 perusahaan tersebut terpilih
21 perusahaan sebagai sampel dalam penelitian ini. Sampel dalam penelitian ini
dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling.
Berikut ini merupakan deskripsi data statistik dari seluruh data yang
digunakan secara umum dalam penelitian ini:
Tabel 4.1
Deskriptif Statistik
Descriptive Statistics
N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
NPM
84
,00
,34
,1278
,06800
ROA
84
,00
,03
,0136
,00743
DER
84
4,49
15,62
9,2198
2,38918
ATO
84
,01
,19
,1070
,02863
HARGA SAHAM
84
50,00
13200,00
2100,9762
2537,06795
Valid N (listwise)
84
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari Tabel 4.1 maka dapat dijelaskan
bahwa:
1) Variabel Net Profit Margin (NPM) memiliki jumlah sampel sebanyak 84,
nilai minimum 0,00, nilai maksimum 0,34, mean (nilai rata-rata) sebesar
0,1278, dan Standart Deviation atau Simpangan baku sebesar 0,06800.
42
2) Variabel Return On Assets (ROA) memiliki jumlah sampel sebanyak 84 ,
nilai minimum 0,00, nilai maksimum 0,03, mean (nilai rata-rata) sebesar
0,0136, dan Standart Deviation atau Simpangan baku sebesar 0,00743.
3) Variabel Debt to Equity Ratio (DER) memiliki jumlah sampel sebanyak
84, nilai minimum 4,49, nilai maksimum 15,62, mean (nilai rata-rata)
sebesar 9,2198, dan Standart Deviation atau Simpangan baku sebesar
2,38910.
4) Variabel Asset Turnover (ATO) memiliki jumlah sampel sebanyak 84,
nilai minimum 0,01, nilai maksimum 0,19, mean (nilai rata-rata) sebesar
0,1070, dan Standart Deviation atau Simpangan baku sebesar 0,02863.
5) Variabel Harga Saham memiliki jumlah sampel sebanyak 84, nilai
minimum 50,00, nilai maksimum 13.200,0 mean (nilai rata-rata) sebesar
2.100,9762, dan Standart Deviation atau Simpangan baku sebesar
2537,06795.
6) Jumlah sampel yang digunakan adalah sebanyak 84 sampel.
4.2 Hasil Analisis
4.2.1 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan hal untuk melihat apakah data telah
terdistribusi dengan normal dengan uji normalitas, dan untuk melihat apakah
penelitian tersebut terjadi multikolinearitas, heterokedastisitas dan autokorelasi
atau tidak.
43
4.2.1.1 Uji Normalitas
Menurut Nugroho (2005:18), uji normalitas bertujuan untuk
menguji apakah variabel independent dan variabel dependent berdistribusi
normal. Cara yang digunakan untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi
normal atau tidak adalah dengan desain grafik dan uji kolmogorov-smirnov.
Jika data menyebar di sekitar garis diagonal atau mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka
model regresi memenuhi asumsi normalitas, demikian juga sebaliknya.
Oleh karena itu, untuk menampilkan visual dari uji normalitas ini, maka
dilakukan uji grafik histogram dan normal P-P plot terlebih dahulu. Berikut ini
kedua grafik tersebut.
Gambar 4.1
Grafik Histogram (Sebelum Eliminasi)
44
Gambar 4.2
Grafik Normal P-P plot (Sebelum Eliminasi)
Berdasarkan gambar 4.1 di atas, grafik histogram memberikan kurva yang
hampir sempurna dengan kemiringan yang cenderung imbang baik dari sisi kiri
maupun dari sisi kanan. Hal ini menunjukkan bahwa data telah terdistribusi secara
normal. Demikian juga halnya dengan gambar 4.2 yang menggambarkan grafik
normal P-P plot. Gambar tersebut menunjukkan penyebaran titik-titik berada di
sekitar garis diagonal. Hal ini menunjukkan bahwa kedua grafik layak digunakan
karena memenuhi uji normalitas data.
Akan tetapi, jika hanya dengan melihat grafik histogram dan normal P-P
plot, normal atau tidaknya distribusi data tidak dapat diketahui dengan jelas
karena kedua uji grafik tersebut hanya terlihat secara visual. Oleh karena itu,
diperlukan uji statistik untuk menunjukkan data normal atau tidak. Uji statistik
45
yang digunakan untuk mendekati normalitas data dalam penelitian ini adalah Uji
Kolmogorov-Smirnov (K-S).
Tabel 4.2
Uji Kolmogorov-Smirnov (Sebelum Eliminasi)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N
Normal Parameters
84
a,b
Most Extreme Differences
Mean
Std. Deviation
0E-7
1753.62419143
Absolute
.132
Positive
.132
Negative
-.109
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
1.213
.105
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Pada uji Kolmogorov-Smirnov ,bila nilai signifikan < 0.05 berarti
distribusi data tidak normal. Sebaliknya bila nilai signifikan > 0.05 berarti
distribusi data normal. Berdasarkan hasil uji statistik dengan model KolmogorovSmirnov seperti yang terdapat dalam tabel 4.2 diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa data terdistribusi normal. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji yang
mengeluarkan nilai Asymp. Sig. (2 tailed) Kolmogorov-Smirnov sebesar 0.105,
dimana 0,105 > 0,05.
4.2.1.2 Uji Multikolinearitas
Uji multikolineraitas dilakukan untuk melihat apakah antara variabelvariabel independent terdapat multikolinearitas atau tidak dengan berdasar pada
nilai tolerance dan VIF. Pengujian multikolinearitas yang ditampilkan pada tabel
4.3 berikut ini.
46
Tabel 4.3
Uji Multikolinearitas (Sebelum Eliminasi)
Coefficients
a
Correlations
Model
1
Zero-order
Partial
Collinearity Statistics
Part
Tolerance
VIF
(Constant)
NPM
,644
,093
,065
,053
18,949
ROA
,720
,144
,101
,052
19,342
DER
-,189
-,004
-,003
,914
1,094
ATO
,180
,082
,057
,208
4,813
Nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi (karena
VIF = 1/tolerence). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya
mutikolinearitas adalah nilai tolerence < 0,10 atau sama dengan VIF > 10.
Berdasarkan data pengolahan SPSS yang ditampilkan pada tabel 4.3
diatas, terindikasi bahwa terjadi multikolinearitas antara variabel NPM dan
variabel ROA. Hal tersebut terlihat dari besaran nilai tolerance untuk NPM adalah
0,52 dimana 0,52 < 0,1 dan dengan nilai besaran VIF sebesar 18,949 dimana
18,949 > 10. Sama halnya dengan ROA, terlihat dari besaran nilai tolerance untuk
ROA adalah 0,053 dimana 0,053 < 0,1 dan dengan besaran nilai VIF sebesar
18,949 dimana 18,949 > 10.
Karena terindikasi adanya korelasi antar variabel independent, yaitu pada
NPM dan ROA, maka perlu adanya treatment atau perbaikan pada data guna
memenuhi uji multikolinearitas.
Menurut Ghozali (2009), ada beberapa cara atau teknik yang dapat
dilakukan apabila terjadi multikolinearitas pada pengujian multikolinearitas.
Teknik-teknik tersebut antara lain :
47
1) Transformasi data (misalnya dengan logaritma natural),
2) Mengeluarkan atau mengeliminasi variabel yang berkorelasi dalam model,
3) Mencari data tambahan.
Penelitian ini mengambil teknik yang kedua, yaitu laukan eliminasi pada
vaeiabel yang berkorelasi. Oleh karena terjadinya korelasi antara variabel NPM
dan ROA, maka salah satu dari variabel tersebut harus dieliminasi dari pengujian
dalam penelitian ini. Setelah salah satu dari kedua variabel dieliminasi, maka
seluruh variabel yang tersisa akan diuji ulang.
Setelah melakukan beberapa pertimbangan, penelitian ini memutuskan
untuk mengeliminasi variabel NPM dari penelitian. Sehingga menyisakan variabel
ROA sebagai (X1), DER sebagai (X2), ATO sebagai (X3) dan Harga Saham
sebagai (Y).
Pengujian kembali dilakukan dari uji normalitas untuk memastikan bahwa
variabel yang tersisa tetap layak uji. Berikut ini hasil pengujian normalitas setelah
dilakukannya eliminasi.
Tabel 4.4
Uji Kolmogorov-Smirnov (Setelah Elimiasi)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N
Normal Parameters
84
a,b
Mean
Std. Deviation
Most Extreme Differences
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
.0000000
1.76125056E3
Absolute
.126
Positive
.126
Negative
-.099
1.151
.142
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
48
Gambar 4.3
Grafik Histogram (Setelah Eliminasi)
Gambar 4.4
Grafik Normal P-P plot (Setelah Eliminasi)
49
Dari tabel 4.4 diatas, nilai Asymp. Sig. (2 tailed) Kolmogorov-Smirnov
didapat sebesar 0,142 dimana 0,142 > 0,05. Pada gambar 4.3, grafik histogram
kembali menggambarkan kurva yang sempurna dan mendekati garis normal
demikian pula pada grafik normal P-P plot pada gambar 4.4 diatas, seluruh titiktitik tersebar di sekitar garis normal. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa
data terdistribusi secara normal.
Setelah uji normalitas dilakukan, maka data kembali diuji pada uji
multikolinearitas. Berikut hasil pengujian setelah dilakukan eliminasi.
Tabel 4.5
Uji Multikolinearitas
Coefficients
Model
Correlations
Zero-order
1
a
Partial
Collinearity Statistics
Part
Tolerance
VIF
ROA
.720
.699
.679
.895
1.118
DER
-.189
-.010
-.007
.918
1.089
ATO
.180
.000
.000
.920
1.087
a. Dependent Variable: Harga Saham
Berdasarkan hasil pengujian diatas, dapat diketahui bahwa data penelitian
tidak terjadi multikolinearitas antar variabel independent setelah dilakukannya
eliminasi. Hal tersebut dapat diketahui bahwa tidak ada satupun variabel
independent yang memiliki VIF di atas 10 ataupun tolerance dibawah 0,1. Dari
hasil uji multikolinearitas ini di dapatkan bahwa nilai tolerance untuk ROA
adalah 0,890 > 0,10 dengan nilai VIF sebesar 1,118 < 10. Nilai tolerance untuk
untuk DER adalah 0,918 > 0,10 dengan nilai VIF sebesar 1,089 < 10. Nilai
tolerance untuk ATO adalah 0,920 > 0,10 dengan nilai VIF sebesar 1,087 < 10.
Kesimpulan dari uji multikolinearitas ini adalah bahwa semua variabel
independent telah lolos dari uji multikolinearitas.
50
4.2.1.3 Uji Heterokedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Berikut ini dinampilkan grafik scatterplot untuk melihat
hasil uji heterokedastisitas dalam penelitian ini pada gambar 4.3.
Gambar 4.5
Grafik Scatterplot
Pada gambar 4.3 pada grafik Scatterplot diatas dapat terlihat bahwa titik
(data) menyebar secara acak dan tidak terlihat suatu pola tertentu, dan pada grafik
scatterplot diatas juga dapat terlihat bahwa titik tersebar diatas maupun dibawah
sumbu y dan angka 0. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
heterokedastisitas di dalam penelitian ini, dan model regresi ini layak dipakai
dalam penelitian.
51
4.2.1.4 Uji Autokorelasi
Untuk mengetahui terjadi atau tidak terjadinya suatu autokorelasi dapat
diketahui dengan melihat nilai Durbin-Watson (DW). Uji Autokrelasi
mengemukakan bahwa terjadinya Autokorelasi jika nilai Durbin-Watson (DW)
memiliki nilai lebih dari 5, atau Durbin-Watson (DW) > 5. Berikut ini ditampilkan
hasil Uji Autokorelasi pada Tabel 4.5 :
Tabel 4.6
Uji Autokorelasi
b
Model Summary
Model
R
1
.720
R Square
a
.518
Adjusted R
Std. Error of
Durbin-
Square
the Estimate
Watson
.500
1793.970
1.909
a. Predictors: (Constant), ATO, DER, ROA
b. Dependent Variable: Harga Saham
Berdasarkan Tabel 4.5 tentang Uji Autokorelasi memperlihatkan bahwa
nilai Durbin-Watson (DW) adalah 1,909 < 5. Oleh karena itu, dapat dikemukakan
bahwa tidak terjadi Autokorelasi dalam penelitian ini.
4.2.2 Analisis Regresi
Berdasarkan hasil uji asumsi klasik yang telah dilakukan di atas, dapat
disimpulkan bahwa model regersi yang dipakai dalam penelitian ini telah
memenuhi model estimasi yang Best Linear Unbiased Estimator (BLUE) dan
layak untuk dilakukan analisis statistik selanjutnya, yaitu melakukan pengujian
hipotesis.
Adapun hasil pengolahan data dengan analisis regresi ditampilkan pada
tabel 4.6 berikut ini :
52
Tabel 4.7
Hasil Analisis Regresi
Coefficients
Model
Standardized
Unstandardized Coefficients
B
1
a
(Constant)
Std. Error
-1146.132
1255.772
ROA
245069.856
28009.605
DER
-7.851
ATO
-16.735
Coefficients
Beta
t
Sig.
-.913
.364
.718
8.749
.000
86.020
-.007
-.091
.928
7172.632
.000
-.002
.998
a. Dependent Variable: Harga Saham
Berdasarkan data di atas, dapat dirumuskan suatu persamaan regresi untuk
harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2008-2011 adalah sebagai berikut:
y = -1.146,1 +���. ���, ��� + (−�, �)�� + (-��, �)�� + e
Keterangan :
Y = Harga saham
α = konstanta
e = error
� = koefisien regresi
�1 = Return on Assets (ROA)
�2 = Debt to Equity Ratio (DER)
�3 = Asset Turnover Ratio (ATO)
Koefisien-koefisien dalam persamaan regresi linier berganda memiliki arti
sebagai berikut :
53
1. Konstanta (a) sebesar -1.146,1 mempunyai arti apabila variabel
independent (ROA, DER, ATO) sama dengan nol maka harga saham
perusahaan perbankan bernilai negatif sebesar -1.146,1.
2. Koefisien regresi ROA sebesar 245.069,8 mempunyai arti setiap
kenaikan rasio ROA sebesar 1 satuan akan berpengaruh positif
terhadap harga saham perusahaan perbankan sebesar 245.069,8 satuan.
3. Koefisien regresi DER sebesar -7,8 mempunyai arti setiap kenaikan
rasio DER sebesar 1 satuan akan berpengaruh positif terhadap harga
saham perusahaan perbankan sebesar -7,8 satuan.
4. Koefisien regresi ATO sebesar -16,7 mempunyai arti setiap kenaikan
rasio ATO sebesar 1 satuan akan berpengaruh positif terhadap harga
saham perusahaan perbankan sebesar -16,7 satuan.
4.2.3 Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah variabel
independent dalam model regresi berpengaruh terhadap variabel dependent.
Tabel 4.8
Pemasukan dan Pengeluaran Variabel
Variables Entered/Removed
Model
Variables
Variables Entered
Removed
a
1
b
ATO, DER, ROA
Method
.
Enter
Berdasarkan tabel 4.8 diatas, maka dapat dijelaskan bahwa:
1) Variabel
yang
dimasukkan
kedalam
persamaan
adalah
variabel
independent yaitu ROA, DER, dan ATO.
2) Variabel independent tidak lagi ada yang dikeluarkan.
54
4.2.3.1 Uji Koefisien Determinasi
Uji koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar
variabel-variabel independent menjelaskan variabel dependent. Berikut ini peneliti
menampilkan hasil uji koefisien determinasi pada tabel 4.9 di bawah ini:
Tabel 4.9
Adjusted R2
b
Model Summary
Model
R
1
R Square
.720
a
.518
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.500
1793.970
a. Predictors: (Constant), ATO, DER, ROA
b. Dependent Variable: Harga Saham
Hasil uji koefisien determinasi diatas menunjukkan besarnya Adjusted R2
adalah 0,500. Dengan demikian besarnya pengaruh Return On Assets (ROA),
Debt to Equity ratio (DER), dan Asset Turnover (ATO) terhadap harga saham
pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 20082011 adalah sebesar 50%. Sedangkan sebesar 50 % lainnya dipengaruhi oleh
faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
4.2.3.2 Uji Signifikan Simultan (F)
Secara simultan, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji F. Uji statistik F
pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independent atau bebas yang
dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap
variabel dependent/terikat. Uji F ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel
Return On Assets, Debt to Equity Ratio, dan Asset Turnover berpengaruh secara
simultan atau bersama-sama terhadap harga saham. Untuk menguji apakah
hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak digunakan statistk F (uji F). Kriteria
pengambilan keputusan adalah:
55
1) Jika F hitung < F tabel, Ho diterima Ha ditolak, untuk α = 5%
2) Jika F hitung > F tabel, Ha diterima Ho ditolak, untuk α = 5%
Berikut ini peneliti menampilkan hasil Uji Signifikan Simultan (F) pada
Tabel 4.10:
Tabel 4.10
Uji Signifikan Simultan (F)
b
ANOVA
Model
1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
2.768E8
3
9.226E7
Residual
2.575E8
80
3218328.666
Total
5.342E8
83
F
Sig.
28.667
.000
a
a. Predictors: (Constant), ATO, DER, ROA
b. Dependent Variable: Harga Saham
Dari hasil Uji Signifikan Simultan (F) pada tabel 4.10 diatas, maka didapat
nilai F hitung 28,667 dan tingkat signifikansi 0,000. Sedangkan F tabel pada
tingkat kepercayaan 95% (α=0.05) didapat sebesar 2,48. Oleh karena itu, nilai F
hitung > F tabel atau 28,667 > 2,48 pada tingkat signifikansinya 0,000 yang juga
lebih kecil dari 0.05 atau 0,000 < 0,05. Hal tersebut menunjukan bahwa ROA,
DER, dan ATO secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
4.2.3.3 Uji Signifikan Parsial (t)
Secara parsial, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji t, uji statistik t
pada
dasarnya
menunjukkan
seberapa
jauh
pengaruh
satu
variabel
penjelas/independent secara individual dalam menerangkan variabel dependent.
Kriteria pengambilan keputusan adalah:
1) Jika t hitung < t tabel, Ho diterima Ha ditolak, untuk α = 5%
2) Jika t hitung > t tabel, Ha diterima Ho ditolak, untuk α = 5%
56
berikut ini peneliti menampilkan hasil Uji Signifikan Parsial (t) pada tabel 4.11
dibawah ini:
Tabel 4.11
Uji Signifikan Parsial (t)
Coefficients
Model
1
(Constant)
Unstandardized Coefficients
B
Std. Error
-1146.132
1255.772
ROA
245069.856
DER
-7.851
ATO
-16.735
a. Dependent Variable: Harga Saham
28009.605
86.020
7172.632
a
Standardized
Coefficients
Beta
.718
-.007
.000
t
-.913
Sig.
.364
8.749
-.091
-.002
.000
.928
.998
T tabel dalam penelitian ini adalah sebesar 1,988. Dari hasil Uji Signifikan
Parsial (t) diatas dapat dijelaskan pengaruh variabel independent secara satu
persatu (parsial), yaitu :
1. Pengaruh ROA terhadap harga saham memperlihatkan hasil analisis uji t
untuk variabel ROA menunjukkan nilai t sebesar 8,749 dengan
signifikansi sebesar 0,000. Oleh karena itu, t hitung > dari t tabel atau
8,749 > 1,988 dan signifikansi t lebih kecil dari 0.05 (0,000 < 0.05). Hal
ini berarti bahwa ROA secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2008-2011 pada tingkat kepercayaan 95%.
2. Pengaruh DER terhadap harga saham memperlihatkan hasil analisis uji t
untuk variabel DER menunjukkan nilai t sebesar -0,091 dengan
signifikansi sebesar 0,928. Oleh karena itu, t hitung < t tabel atau -0,091 <
1,988 dan signifikansi t lebih besar dari 0.05 atau 0,928 > 0.05. Hal ini
berarti bahwa DER secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap
57
harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2008-2011 pada tingkat kepercayaan 95%. Sehingga
dapat ditarik kesimpulan bahwa hipotesis untuk pengaruh DER terhadap
harga saham ditolak.
3. Pengaruh ATO terhadap harga saham memperlihatkan hasil analisis uji t
untuk variabel ATO menunjukkan nilai t sebesar -0,002 dengan
signifikansi sebesar 0,998. Oleh karena itu t hitung < t tabel atau -0,002 <
1,988 dan signifikansi t lebih besar dari 0.05 atau 0,998 > 0.05. Hal ini
berarti bahwa ATO secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap
harga saham pada perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2008-2011 pada tingkat kepercayaan 95%. Sehingga dapat ditarik
kesimpulan bahwa hipotesis untuk pengaruh ATO terhadap harga saham
ditolak.
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah nilai laporan
keuangan mempengaruhi pergerakan harga saham pada perusahaan perbankan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Indonesia. Nilai laporan keuangan dalam
peneilitan ini diukur oleh variabel independent yang terdiri atas Net Profit Margin
(NPM), Return on Assets (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), dan Asset Turnover
(ATO) dengan menggunakan variabel dependent yaitu harga saham. Populasi dan
sampel di dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan perbankan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2008 sampai dengan 2011. Teknik
pengambilan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini adalah purposive
58
sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dengan menetapkan kriteria-kriteria
tertentu, dimana dari 34 populasi perusahaan terdapat 21 data perusahaan yang
memenuhi kriteria dan diamati dalam periode 4 tahun sehingga jumlah amatan
menjadi 84 sampel (21 x 4). Dalam penelitian ini, metode analisis yang dilakukan
adalah uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji
heterokedastisitas dan uji autokorelasi, serta melakukan pengujian hipotesis yang
meliputi uji koefisien determinasi, uji signifikan simultan dan uji signifikan
parsial dengan menggunakan SPSS 17.0.
Setelah dilakukan beberapa uji yang disebutkan diatas, salah satu variabel
independent dalam penelitian ini harus dieliminasi. Variabel yang dieliminasi
tersebut adalah NPM dikarenakan berdasarkan uji yang telah dilakukan, variabel
NPM berkorelasi dengan variabel ROA. Sehingga menyisakan tiga variabel
independent yaitu ROA, DER, dan ATO untuk kemdian diproses lebih lanjut
untuk diteliti pengaruhnya terhadap harga saham.
Bedasarkan hasil pengujian dalam diketahui bahwa adjusted R2 adalah
0,500 atau 50,0%. Hal ini berarti bahwa secara keseluruhan variabel independent
menjelaskan perubahan variabel dependent sebesar 50 % sedangkan variabel lainlain yang tidak dimasukkan dalam model mampu menjelaskan sebesar 50 %. Oleh
karena itu, dengan nilai sebesar 50 % dapat diketahui bahwa model yang
digunakan dalam penelitian ini adalah model yang meyakinkan.
4.3.1 Pengaruh ROA terhadap Harga Saham
Berdasarkan hasil uji analisis data, ROA berpengaruh positif dan
signifikan terhadap harga saham baik secara simultan maupun secara parsial. Nilai
59
ROA menunjukkan efektivitas manajemen perusahaan dalam mengelola aktiva
yang dimilikinya. Dengan pengelolaan yang optimal, aktiva akan memberikan
kontribusi laba kepada perusahaan. Laba merupakan aspek yang paling penting
bagi investor karena laba akan memberikan kontribusi deviden kepada mereka.
Hasil penelitian pengaruh ROA terhadap harga saham ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Kusumawardani (2009) yang menyatakan bahwa
ROA berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap harga saham. Namun hasil
penelitian ini bertolak belakang dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Novita (2011) yang menyatakan bahwa ROA secara pasial tidak berpengaruh
terhadap harga saham.
4.3.2 Pengaruh DER terhadap Harga Saham
Berdasarkan hasil uji analisis data, DER berpengaruh signifikan terhadap
harga saham secara simultan, namun bernilai negatif atau tidak berpengaruh
signifikan terhadap harga saham secara parsial. Hal ini disebabkan karena DER
kurang memberi kontribusi secara
langsung kepada investor karena pada
umumnya DER member gambaran kemampuan internal perusahaan. Perusahaan
melakukan pinjaman (debt) ataupun utang untuk kemudian dikelola agar pinjaman
tersebut dapat memberikan kontribusi yang berarti bagi perusahaan sehingga
menghasilkan laba. Dengan demikian DER menunjukkan kontribusi langsung
terhadap pihak internal perusahaan untuk menunjang laju kembangnya kondisi
dan kinerja perusahaan sehingga mampu bekerja optimal. Hasil penelitian
pengaruh DER terhadap harga saham dalam penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Simatupang (2010) yang menyatakan bahwa DER
60
secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham namun
berpengaruh signifikan secara simultan terhadap harga saham.
4.3.3 Pengaruh ATO terhadap Harga Saham
Berdasarkan hasil uji analisis data, ATO berpengaruh positif terhadap
harga saham secara bersama-sama, namun bernilai negatif atau tidak berpengaruh
signifikan terhadap harga saham. ATO mengukur kinerja dan efektivitas
manajemen perusahaan dalam mengefisiensikan seluruh aktiva yang dimiliki
untuk mampu menciptakan penjualan. Dengan menilai ATO, maka calon investor
akan mengetahui kemampuan perusahaan dalam mengelola aktiva dan
menstrategikan manajemennya secara optimal. Kemampuan perusahaan tersebut
merupakan bagian dari pengendalian internal suatu perusaahaan sehingga
dianggap kurang begitu berpengaruh secara langsung terhadap harga saham. Hasil
penelitian pengaruh ATO terhadap harga saham pada penelitian ini bertolak
belakang dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Faridha (2009) yang
menyatakan bahwa ATO berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Akan
tetapi sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Alam (2008) yang mana
hasil penelitiannya mengatakan bahwa ATO tidak berpengaruh signifikan
terhadap harga saham secara parsial namun berpengaruh secara simultan terhadap
harga saham.
61
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dalam penelitian ini, peneliti menguji apakah nilai laporan keuangan yang
diukur dengan Net Profit Margin (NPM), Return On Assets (ROA), Debt to
Equity Ratio (DER), dan Asset Turnover (ATO) memiliki pengaruh terhadap
harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
pada periode 2008-2011. Penelitian ini menggunakan 21 sampel perusahaan yang
listing selama periode tersebut. Teknik pengambilan sampel yang digunakan
adalah teknik purposive sampling.
Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis yang telah
diuraikan pada bab sebelumnya, beberapa kesimpulan yang diperoleh dari
penelitian ini antara lain:
1.
Nilai laporan keuangan yang tadinya diukur dengan Net Profit Margin
(NPM), Return On Assets (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), dan Asset
Turnover (ATO) setelah dilakukan uji pada bab empat, terjadi korelasi
antar variabel sehingga variabel NPM terpaksa dieliminasi dari penelitian.
Oleh karena itu nilai laporan keuangan menjadi diukur dari variabel Return
On Assets (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), dan Asset Turnover
(ATO).
2.
Secara simultan atau bersama-sama, ketiga variabel yang tersisa yaitu
Return On Assets (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), dan Asset Turnover
62
(ATO) berpengaruh terhadap harga saham perusahaan perbankan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2008-2011.
3.
Secara parsial, dari variabel Return On Assets (ROA), Debt to Equity Ratio
(DER), dan Asset Turnover (ATO), hanya variabel Return on Assets
(ROA) yang berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan
perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 20082011.
5.2 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, keterbatasan tersebut antara
lain:
1. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini hanya menganalisis
perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bidang perbankan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan jumlah sampel yang memenuhi
kriteria sebanyak 21 perusahaan.
2. Peneliti hanya menggunakan variabel Return On Assets (ROA), Debt to
Equity Ratio (DER), dan Asset Turnoner (ATO) dalam mengukur
pengaruh nilai laporan keuangan terhadap harga saham sementara masih
banyak faktor-faktor dan rasio keuangan lain yang dapat dipakai untuk
mengetahui pengaruh variabel tersebut terhadap harga saham.
3. Periode pengamatan di dalam penelitian ini selama empat tahun (20082011) menyebabkan sampel yang digunakan dalam penelitian ini terbatas.
63
5.3 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan keterbatasan diatas, beberapa saran yang
dapat diberikan antara lain:
1) Bagi Investor
Penelitian ini terbatas dengan variabel-variabel independent yang diteliti,
dan tidak semua rasio keuangan dapat menjadi parameter yang baik dalam
menentukan harga saham. Oleh karena itu, disarankan agar tetap melihat kondisi
perekonomian domestik dalam membuat keputusan untuk menginvestasikan
sejumlah dana pada suatu perusahaan.
2) Bagi Peneliti Berikutnya
Penelitian ini dapat menjadi referensi untuk penelitian-penelitian
berikutnya yang meneliti bidang kajian yang sama. Peneliti-peneliti selanjutnya
diharapkan dapat menambah variabel baik independent maupun dependent di
dalam penelitian mereka selanjutnya, menambah periode pengamatan pada
penelitian berikutnya, dan dapat membandingkan dengan meneliti jenis
perusahaan yang terdaftar dalam pasar modal.
64