Pengaruh Nilai Laporan Keuangan Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Bei) Periode 2008-2011

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1 Saham
2.1.1.1 Pengertian Saham
Saham merupakan salah satu instrumen yang diperdagangkan di pasar
modal. Darmadji dan Fakhruddin (2006:6) mengutarakan bahwasannya saham
(stock atau share) adalah tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan
hukum dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan membeli saham
berarti seseorang memiliki hak didalam suatu perusahaan sesuai dengan saham
yang dia miliki, dan pemilik saham juga berhak mendapatkan deviden dari
perusahaan atas keuntungan yang didapatkan oleh perusahaan tersebut.
Menurut Kieso et al (2008:303) jika tidak ada ketentuan, maka setiap
pemilik saham memiliki hak-hak berikut:
1. Membagi laba rugi secara proposional.
2. Ikut serta dalam manajemen (hak untuk memilih direktur) secara
proporsional.
3. Membagi aktiva perusahaan bila terjadi likuidasi secara proporsional.
4. Ikut serta secara proporsional dalam setiap penerbitan saham baru dari tiga
kelompok yang sama – disebut hak istimewa.


2.1.1.2 Jenis-Jenis Saham
Dalam prakteknya, Darmadji dan Fakhruddin (2001:6) menjelaskan jenisjenis saham, antara lain :

8

1. Ditinjau dari cara peralihannya saham dibedakan menjadi saham atas unjuk
dan saham atas nama.
1) Saham atas unjuk (bearer stock). Diatas sertifikat saham atas unjuk tidak
dituliskan nama pemiliknya. Dengan pemilikan saham ini, seorang pemilik
sangat mudah untuk mengalihkan atau memindahkannya kepada orang
lain karena sifatnya mirip dengan uang.
2) Saham atas nama (registered stock). Diatas sertifikat saham ini ditulis
nama pemiliknya. Cara pemindahannya harus memenuhi prosedur tertentu
yaitu dengan dokumen peralihan, kemudian nama pemiliknya dicatat
dalam buku perusahaan yang khusus memuat daftar nama pemegang
saham.
2. Ditinjau dari segi manfaatnya, saham dapat digolongkan menjadi saham biasa
dan saham preferen.
1) Saham biasa (common stock). Saham biasa selalu muncul dalam setiap
struktur modal saham perseroan terbatas. Besar kecilnya deviden yang

diterima tidak tetap, tergantung pada keputusan RUPS.
2) Saham preferen (preferred stock). Saham preferen merupakan gabungan
pendanaan antara hutang/obligasi dan saham biasa. Dalam praktek
terdapat beraneka ragam jenis saham preferen diantaranya adalah:
1. Cumulative Preferred Stock. Saham preferen jenis ini memberikan hak
pada pemiliknya atas pembagian deviden yang sifatnya kumulatif

9

dalam suatu persentase atau jumlah tertentu dalam arti bahwa jika pada
tahun tertentu deviden yang dibayarkan tidak mencukupi atau tidak
dibayar sama sekali, maka akan diperhitungkan pada tahun-tahun
berikutnya.
2. Non Cumulative Preferred Stock. Pemegang saham jenis ini mendapat
prioritas dalam pembagian deviden sampai pada suatu persentase atau
jumlah tertentu, tapi tidak bersifat kumulatif. Dengan demikian apabila
pada suatu tahun tertentu deviden yang dibayarkan lebih kecil dari
yang ditentukan atau tidak dibayar sama sekali, maka hal ini tidak
dapat diperhitungkan pada tahun berikutnya.
3. Participating Preferred Stock. Pemilik saham jenis ini disamping

memperoleh deviden tetap seperti yang telah ditentukan, juga
memperoleh ekstra deviden apabila perusahaan dapat mencapai
sasaran yang ditetapkan.
4. Convertible Preferred Stock (saham istimewa). Pemegang saham
istimewa mempunyai hak lebih tinggi dibanding pemegang saham
lainnya. Hak lebih itu terutama dalam penunjukkan direksi perusahaan.
3. Ditinjau berdasarkan kinerja saham, saham dapat digolongkan menjadi :
1) Blue Chip Stock, yaitu saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki
reputasi tinggi sebagai leader di industri sejenis, memiliki pendapatan
yang stabil dan konsisten dalam membayar deviden.

10

2) Income Stock, merupakan saham dari suatu emiten yang memiliki
kemampuan membayar deviden lebih tinggi dari rata-rata deviden yang
dibayarkan pada tahun sebelumnya.
3) Growth Stock, saham ini merupakan saham-saham dari emiten yang
memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi, sebagai leader di industri
sejenis yang mempunyai reputasi tinggi.
4) Speculative Stock, adalah saham suatu perusahaan yang tidak bisa secara

konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun, akan tetapi
mempunyai kemungkinan penghasilan yang tinggi di masa mendatang
meskipun belum pasti.
5) Counter Cyclical Stock, saham ini merupakan saham yang tidak
terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara
umum.
2.1.1.3 Harga Saham
Menurut Widoatmojo (1996:43), nilai saham dapat didefinisikan sebagai
nilai penyertaan atau kepemilikan seseorang dalam suatu perusahaan. Sedangkan
harga saham adalah harga jual dari investor yang satu dengan investor yang lain.
Harga saham yang cukup tinggi akan memberikan keuntungan berupa capital gain
dan citra yang lebih baik bagi perusahaan sehingga memudahkan manajemen
untuk mendapatkan dana dari luar perusahaan. Harga saham di bursa ditentukan
oleh kekuatan pasar, dalam arti tergantung kekuatan permintaan dan penawaran
saham itu sendiri.

11

Menurut Ang (1997 : 6), nilai suatu saham berdasarkan fungsinya dapat
dibagi menjadi tiga, yaitu :

1. Par Value (Nilai Nominal)
Par value atau disebut juga stated value atau face value atau dalam bahasa
Indonesia disebut sebagai nilai nominal. Nilai nominal suatu saham adalah nilai
yang tercantum pada saham yang bersangkutan. Nilai ini tidak digunakan untuk
mengukur sesuatu.
2. Base Price (Harga Dasar)
Harga dasar suatu saham sangat erat kaitannya dengan harga pasar suatu saham
yang dipergunakan didalam perhitungan indeks harga saham. Harga dasar suatu
saham baru merupakan harga perdananya. Harga dasar ini dapat berubah sesuai
tindakan yang dilakukan emiten.
3. Market Price (Harga Pasar)
Harga pasar merupakan harga yang paling mudah ditentukan karena harga pasar
merupakan harga suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung. Apabila pasar
bursa efek sudah tutup, maka harga pasar adalah harga penutupannya (closing
price). Jadi harga pasar inilah yang menyatakan naik turunnya suatu saham.
2.1.1.4 Analisis Saham
Analisis saham dilakukan untuk mengetahui apakah harga saham yang
disajikan oleh suatu perusahaan telah sesuai dengan kondisi perusahaan, dan
apakah harga saham tersebut juga selaras dengan kinerja perusahaan tersebut.


12

Tujuan dilakukannya analisis terhadap saham-saham adalah untuk
mendapatkan gambaran yang lebih jelas terhadap kemampuan perusahaan yang
bersangkutan untuk tumbuh dan berkembang di masa mendatang.
Investor harus

benar-benar menyadari

bahwa di

samping akan

memperoleh keuntungan tidak menutup kemungkinan mereka akan mengalami
kerugian. Keuntungan atau kerugian tersebut sangat dipengaruhi oleh kemampuan
investor menganalisis keadaan harga saham. Analisis tersebut dapat dilakukan
dengan dua pendekatan yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal.
1. Analisis Fundamental
Menurut Anoraga dan Pakarti (2001:108) , analisis fundamental
merupakan analisis yang berhubungan dengan kondisi keuangan perusahaan.

Dengan analisis fundamental diharapkan calon investor akan mengetahui
bagaimana operasional dari perusahaan yang nantinya akan menjadi milik
investor apakah sehat atau tidak ataukah menguntungkan atau tidak dan
sebagainya.
2. Analisis Teknikal
Menurut Ang (1997:20), analisis teknikal merupakan suatu studi yang
dilakukan untuk mempelajari berbagai kekuatan yang berpengaruh di pasar modal
dan dampak yang ditimbulkan harga saham. Analisis Teknikal juga didasarkan
pada anggapan bahwa harga saham ditentukan oleh permintaan (demand) dan
penawaran (supply). Pendekatan ini menekankan pentingnya perilaku investor
dimasa yang akan datang dan berdasarkan masa lalu, sehingga para analis teknikal
mempelajari perubahan harga saham dengan menggunakan data historis

13

perdagangan, salah satu cara yang paling sering digunakan oleh para analis
teknikal adalah charting (gambar atau grafik). Dari chart dapat diketahui
bagaimana kecenderungan pasar, sekuritas, atau future komoditas yang akan
dipilih dalam investasi. Teknik ini mengabaikan hal-hal yang berkaitan dengan
posisi keuangan perusahaan.

2.1.2 Laporan Keuangan
2.1.2.1 Arti Laporan Keuangan
Menurut Tunggal (2000:7), pihak yang berkepentingan atas perkembangan
suatu perusahaan sangat perlu untuk mengetahui kondisi keuangan suatu
perusahaan tersebut. Kondisi keuangan dapat diketahui dari laporan keuangan,
yang terdiri dari neraca, laporan perhitungan rugi laba serta laporan-laporan
keuangan lainnya. Dengan mengadakan analisis terhadap pos-pos neraca akan
dapat diketahui atau akan diperoleh gambaran tentang posisi keuangannya,
sedangkan analisis terhadap laporan rugi-labanya akan memberikan gambaran
tentang hasil atau perkembangan usaha perusahaan yang bersangkutan.
Menurut Tunggal (2000:7), pihak-pihak yang berkepentingan terhadap
posisi keuangan maupun perkembangan suatu perusahaan antara lain:
1) Pemilik
Pemilik perusahaan sangat berkepentingan atas laporan keuangan
perusahaannya terutama untuk perusahaan yang pimpinannya diserahkan kepada
orang lain seperti perseroan, karena dalam laporan tersebut pemilik perusahaan
akan dapat menilai sukses tidaknya manajemen dalam memimpin perusahaannya.
Karena hasil-hasil, stabilitas, serta kontinuitas atau kelangsungan perusahaannya

14


tergantung dari cara kerja atau efisiensi manajemen, maka jika hasil-hasil yang
dicapai oleh manajemennya tidak memuaskan, maka para pemilik perusahaan
dalam hal ini pemegang saham, mungkin akan mengganti manajemennya atau
bahkan menjual saham-sahamnya yang dimiliki atau menjual saham-sahamnya
akan tergantung dari hasil analisis mereka terhadap laporan keuangan perusahaan
tersebut.
2) Manajer atau Pimpinan Perusahaan
Manajer atau pimpinan perusahaan, memerlukan informasi mengenai
posisi keuangan perusahaannya periode yang lalu. Informasi ini diperlukan untuk
menyusun rencana memperbaiki sistem pengendaliannya dan menentukan
kebijakan yang lebih tepat untuk periode yang akan datang. Bagi manajer yang
penting adalah laba yang akan dicapai cukup tinggi, cara kerja yang efisien, aktiva
aman dan terjaga baik, strukutur permodalan sehat yaitu perusahaan mempunyai
rencana yang baik mengenai hari depan, baik di bidang keuangan maupun operasi.
Tetapi yang terpenting bagi manajemen adalah laporan keuangan tersebut
merupakan alat untuk mempertanggung jawabkan kepada para pemilik
perusahaan atas kepercayaan yang telah diberikan kepadanya. Di samping itu
laporan keuangan akan dapat digunakan oleh manajemen untuk:
1. Mengukur tingkat biaya dari berbagai kegiatan perusahaan,

2. Untuk menentukan/mengukur efisiensi tiap-tiap bagian proses atau
produksi serta untuk menentukan derajat keuntungan yang dapat
dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan,

15

3. Untuk menilai dan mengukur hasil kerja tiap-tiap individu yang
telah diserahi wewenang dan tanggung jawab,
4. Untuk menentukan perlu tidaknya digunakan kebijakan atau
prosedur yang baru untuk mencari hasil yang lebih baik.
3) Para investor, Bankir, serta Kreditor Lain
Para investor, bankir, maupun para kreditor lainnya sangat berkepentingan
atas laporan keuangan perusahaan, karena mereka ini menanamkan modalnya
dalam perusahaan. Mereka ini berkepentingan terhadap prospek keuntungan pada
masa mendatang dan perkembangan perusahaan selanjutnya, untuk mengetahui
jaminan investasinya dan untuk mengetahui kondisi kerja atau kondisi keuangan
jangka pendek perusahaan tersebut. Dari hasil analisis laporan tersebut para
investor, bankir dan para kreditor akan menentukan langkah-langkah yang harus
ditempuhnya.
Jadi melalui laporan keuangan akan dapat menilai kemampuan perusahaan

untuk memenuhi kewajiban jangka pendek, struktur modal perusahaan, distribusi
dari aktiva, keefektifan penggunaan aktiva, hasil usaha/pendapatan yang telah
dicapai, beban tetap yang harus dibayar, serta nilai buku tiap lembar saham
perusahaan yang bersangkutan.
Produk akhir suatu proses sistem akuntansi ialah terciptanya suatu laporan
keuangan. Suatu laporan keuangan harus disusun sesuai dengan prinsip-prinsip
akuntansi.

16

Suatu laporan keuangan pada umumnya terdiri dari :
1. Neraca (balance sheet),
2. Perhitungan rugi laba ( income statements),
3. Laporan perubahan ekuitas (statement of changes in equity),
4. Laporan aliran kas (statement of cash flows),
5. Penjelasan tambahan (supplementary information).

2.1.2.2 Tujuan Laporan Keuangan
Menurut IAI (2007:4), laporan keuangan bertujuan untuk :
1. Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta
perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah
besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi,
2. Laporan keuangan menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan
pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum
menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian dimasa lalu, dan tidak
diwajibkan untuk menyediakan informasi non keuangan,
3. Laporan keuangan menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen
(stewardship), atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang
dipercayakan kepadanya.
2.1.2.3 Keterbatasan Laporan Keuangan
Empat keterbatasan laporan keuangan menurut Djarwanto (2004 : 12)
adalah sebagai berikut:

17

1. Laporan keuangan pada dasarnya merupakan laporan antara (interim report),
bukan merupakan laporan final, karena laba-rugi riil (laba-rugi final) hanya
dapat ditentukan bila perusahaan dijual atau dilikuidir.
2. Laporan keuangan ditunjukkan dalam jumlah rupiah yang nampaknya pasti.
Sebenarnya nilai rupiah ini dapat saja berbeda bila dipergunakan standar lain.
Apalagi bila dibandingkan dengan laporan keuangan seandainya perusahaan
itu dilikuidir, jumlah rupiahnya dapat sangat berbeda.
3. Neraca dan laporan laba-rugi mencerminkan transaksi-transaksi keuangan dari
waktu ke waktu. Selama itu mungkin nilai rupiah sudah menurun (daya beli
rupiah menurun karena kenaikan tingkat harga-harga).
4. Laporan keuangan tidak memberikan gambaran yang lengkap mengenai
keadaan perusahaan. Laporan keuangan tidak mencerminkan semua faktor
yang mempengaruhi kondisi keuangan dan hasil usaha karena tidak semua
faktor dapat diukur dalam satuan uang.
2.1.2.4 Analisis Laporan keuangan
Menurut Wild, Subramanyam, dan Halsey (2008:3) analisis laporan
keuangan (financial statement analysis) adalah aplikasi dari alat dan teknik
analitis untuk laporan keuangan bertujuan umum dan data-data yang berkaitan
untuk menghasilkan estimasi dan kesimpulan yang bermanfaat dalam analisis
bisnis.
Menurut Wild, Subramanyam, dan Halsey (2008:30) ada lima alat penting
untuk analisis keuangan:

18

1. Analisis Laporan Keuangan Komparatif
Analisis laporan keuangan komparatif (comparative financial analysis)
dilakukan dengan cara menelaah neraca, laporan laba-rugi, atau laporan arus kas
yang berurutan dari satu periode ke periode yang berikutnya. Analisis ini meliputi
penelaahan perubahan saldo tiap-tiap akun dari tahun ke tahun atau selama
beberapa tahun. Informasi terpenting dari analisis laporan keuangan komparatif
adalah kecenderungan atau tren (trend).
2. Analisis Laporan Keuangan Common-Size
Pengetahuan atas proporsi kelompok atau subkelompok suatu pos tertentu
bermanfaat bagi analis laporan keuangan. Secara khusus, dalam analisis neraca,
total aktiva (atau kewajiban ditambah ekuitas) biasa dinyatakan sebagai 100
persen. Kemudian, pos-pos laporan laba rugi, penjualan sering dinyatakan sebagai
persentase terhadap penjualan. Karena total pos-pos dalam kelompok adalah 100
persen, analisis ini disebut menghasilkan laporan keuangan berukuran sama
(common-size financial statement).
3. Analisis Rasio
Analisis rasio (ratio analysis) merupakan salah satu alat analisis keuangan
yang paling popular dan banyak digunakan. Namun peranannya sering disalah
pahami dan sebagai konsekuensinya, kepentingan sering dilebih-lebihkan. Sebuah
rasio menyatakan hubungan matematis antara dua kuantitas. Rasio 200 terhadap
100 dinyatakan sebagai 2:1, atau cukup 2. Meskipun perhitungan rasio merupakan
operasi aritmetika sederhana, interpretasinya lebih kompleks. Agar bermakna,
sebagai contoh, terdapat hubungan langsung dan penting antara harga jual dan

19

biaya suatu produk. Dengan demikian, rasio harga pokok penjualan terhadap
penjualan adalah penting.
4. Analisis Arus Kas
Analisis arus kas (cash flow analysis) terutama digunakan sebagai alat
untuk mengevaluasi sumber dan penggunaan dana. Analisis arus kas menyediakan
pandangan tentang bagaimana perusahaan memperoleh pendanaannya dan
menggunakan sumber dayanya. Analisis ini juga digunakan dalam peramalan arus
kas dan bagian dari analisis likuiditas.
5. Penilaian
Penilaian merupakan hasil penting dari banyak jenis analisis bisnis dan
laporan keuangan. Penilaian (valuation) biasanya mengacu pada estimasi nilai
intrinsik sebuah perusahaan atau sahamnya. Dasar penilaian adalah teori sekarang
(present theory). Teori ini menyatakan bahwa nilai utang atau efek ekuitas sama
dengan jumlah seluruh hasil yang diharapkan dari efek di masa depan, yang
didiskontokan ke saat ini dengan menggunkan tingkat diskonto yang tepat, teori
nilai sekarang menggunakan konsep nilai waktu dari uang (time value of money)
yang secara sederhana menyatakan bahwa sebuah entitas lebih menyukai
komsumsi saat ini daripada konsumsi di masa depan.
2.1.3 Rasio Keuangan
2.1.3.1 Pengertian Rasio keuangan
Menurut Djarwanto (2004:143), rasio keuangan adalah suatu angka yang
menunjukkan hubungan antara suatu unsur dengan unsur lainnya dalam laporan
keuangan. Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan perusahaan untuk

20

menilai kinerja suatu perusahaan berdasarkan perbandingan data keuangan yang
terdapat pada pos laporan keuangan (neraca, laporan laba rugi, laporan aliran kas).
2.1.3.2 Jenis-Jenis Rasio Keuangan
Ang (1997:pp. 18.23) mengklasifikasikan rasio keuangan menjadi 5 jenis
berdasarkan ruang lingkupnya, yaitu:
1) Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas merupakan rasio yang digunakan untuk menunjukkan
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban finansialnya sesegera
mungkin pada saat ditagih dan dalam membiayai operasinya. Apabila perusahaan
mampu memenuhi kewajibannya tepat waktu maka perusahaan tersebut dalam
keadaan likuid sedangkan bila tidak mampu memenuhinya, berarti dalam keadaan
ilikuid. Rasio likuiditas terdiri dari: Current Ratio, Quick Ratio, dan Net Working
Capital.
2) Rasio Solvabilitas
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban jangka panjangnya. Rasio ini juga disebut leverage ratios, karena
merupakan rasio pengungkit yaitu menggunakan uang pinjaman (debt) untuk
memperoleh keuntungan. Rasio solvabilitas terdiri dari: Debt Ratio, Debt to
Equity Ratio, Long-term Debt to Equity Ratio, Long –term Debt to Capitalization
Ratio, Times Interest Earned, Cash Flow Interest Coverage, Cash Flow to Net
Income, dan Cash Return On Sales.

21

3) Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas adalah rasio yang digunakan untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam melaksanakan kegiatan rutin operasinya baik dalam penjualan,
penagihan piutang, serta pemanfaatan aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Rasio
Aktivitas terdiri dari: Total Asset Turnover, Fixed Asset Turnover, Account
Receivable Turnover, Inventory Turnover, Average Collection Period, dan Day’s
Sales in Inventory.
4) Rasio Rentabilitas
Rasio rentabilitas adalah rasio yang digunakan untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu. Rentabilitas suatu
perusahaan dapat diukur dengan kesuksesannya dalam menggunakan aktiva
secara produktif, maka rentabilitas dapat diketahui dengan membandingkan antara
laba dengan modal perusahaan tersebut. Rasio rentabilitas terdiri dari: Gross
Profit Margin, Net Profit Margin, Return on Assets, Return on Equity, dan
Operating Ratio.
5) Rasio Pasar
Rasio ini menunjukkan informasi penting perusahaan dan diungkapkan
dalam basis per saham. Rasio pasar terdiri dari: Dividend Yield, Dividend Per
Share, Dividend Payout Ratio, Price Earning Ratio, Earning Per Share, Book
Value Per Share, dan Price to Book Value.
2.1.3.3 Rasio yang Mempengaruhi Harga Saham
Rasio-rasio keuangan yang akan digunakan dalam penelitian ini sebagai
ukuran dari nilai laporan keuangan dalam hubungannya dengan harga saham

22

adalah Net Profit Margin (NPM) dan Return on Asset (ROA) yang berasal dari
rasio profitabilitas, Debt to Equity Ratio (DER) yang berasal dari rasio
solvabilitas, dan Asset Turnover (ATO) yang berasal dari rasio aktivitas.

1. Net Profit Margin (NPM)
Menurut fraser dan Ormiston (2008 : 237) margin laba bersih atau Net
Profit Margin mengukur profitabilitas setelah mempertimbangkan semua
pendapatan dan beban, termasuk pos bunga, pajak dan non operasi. Net Profit
Margin (NPM) juga dapat dikatakan jumlah persentase laba bersih dari total
penjualan, oleh karena itu semakin tinggi angka net profit margin (NPM)
suatu perusahaan, maka semakin bagus kinerja keuangan perusahaan tersebut,
atau semakin mencerminkan baiknya kondisi perusahaan tersebut.
Rumus untuk menghitung NPM adalah sebagai berikut :
��� ������ ������ =

���� ������
� ���%
���������

2. Return On Assets (ROA)
Menurut Darsono dan Ashari (2005:57), ROA adalah rasio yang
menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan
dari setiap satu rupiah aset yang digunakan. Dengan mengetahui rasio ini, kita
bisa menilai apakah perusahaan ini efisien dalam memanfaatkan aktivanya
dalam kegiatan operasional perusahaan. Rasio ini juga memberikan ukuran
yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan karena menunjukkan efektivitas

23

manajemen dalam menggunakan aktiva untuk memperoleh pendapatan.
Rumus untuk menghitung ROA adalah sebagai berikut :
������ �� ������ =

���� ������
� ���%
����� ����

3. Debt to Equity Ratio (DER)
Menurut Tunggal (2000:159) rasio ini adalah perbandingan yang terdapat
antara kekayaan bersih dan jumlah seluruh utang perusahaan. Rasio ini
diperoleh dengan membagi kekayaan bersih terhadap seluruh utang baik yang
sedang berjalan maupun utang jangka panjang. Horne (2005:235) menyatakan
bahwa rasio ini menunjukkan sejauh mana pendanaan dari utang digunakan
jika dibandingkan dengan pendanaan ekuitas.
Rumus untuk menghitung DER adalah sebagai berikut:
���� �� ������ ����� =

����� ��������
� ���%
����� �������

4. Asset Turnover (ATO)
ATO adalah rasio perbandingan antara total penjualan dengan total asset
dimiliki. Menurut Harahap (2010: 308), rasio ini menunjukkan perputaran
total aktiva yang diukur dari volume penjualan sehingga dapat mengukur
seberapa jauh kemampuan seluruh aktiva yang dimiliki oleh perusahaan untuk
menciptakan penjualan. Semakin tinggi rasio ini maka semakin baik karena
perusahaan dianggap mampu memanfaatkan aktiva yang dimilikinya secara
efisien.

24

Rumus untuk menhitung ATO adalah sebagai berikut:
����� �������� =

���������
� � ����
����� ����

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai rasio-rasio keuangan yang merupakan nilai dari
laporan keuangan serta kaitannya dengan harga saham pada perusahaan telah
banyak dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya. Di antaranya penelitian
yang dilakukan oleh Simatupang (2010). Hasil penelitian menunjukkan adanya
hubungan secara paesial antara ROA dan Current Ratio (CR) yang mempengaruhi
harga saham. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan Novita (2011) yang
menunjukkan bahwa tidak adanya hubungan antara ROA, ROE, NPM, dan inflasi
secara parsial terhadap harga saham. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Alam
(2008) menunjukkan bahwa antara CR, Debt to Total Assets (DTA), ATO,
Inventory Turnover (IT), NPM, dan Return on Equity (ROE) hanya CR, NPM,
dan ROE yang secara parsial berpengaruh terhadap harga saham . Sedangkan pada
penelitian yang dilakukan Faridha (2009) menunjukkan bahwa ATO berpengaruh
terhadap

harga

saham.

Selanjutnya

penelitian

yang

dilakukan

oleh

Kusumawardani (2009) yang meneliti Earning per Share (EPS), Price Earning
Ratio (PER), ROE, Financial Lavarage (FL), CR, dan ROA terhadap harga
saham menunjukkan bahwa hanya EPS, PER, DER, ROE, dan ROA yang
berpengaruh terhadap harga saham.
Penelitian-penelitian terdahulu diatas yang mendukung penelitian tentang
pengaruh nilai laporan keuangan terhadap harga saham pada perusahaan

25

perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia terangkum dalam tabel 2.1
berikut.
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu

No.
1.

Nama
Peneliti dan
Tahun
Penelitian
Stevanie
Theodora
Simatupang
(2010)

Judul Penelitian
Pengaruh
rasio
keuangan
dan
ukuran
perusahaan
terhadap
harga
saham
industri
barang konsumen
yang terdaftar di
Bursa
Efek
Indonesia

Variabel
Penelitian
Variabel
Independen:
Current Ratio (CR),
Earning Per Share
(EPS), Return On
Asset (ROA), Debt
to Equity Ratio
(DER),
Ukuran
Perusahaan (SIZE)

Hasil Penelitian
CR, EPS, ROA,
DER,
Ukuran
Perusahaan (SIZE)
secara
bersamasama berpengaruh
terhadap
harga
saham, sedangkan
ROA dan CR
secara
parsial
mempengaruhi
harga saham

Variabel
Dependen:

2.

Angrawit
Kusumawar
dani (2008)

Harga saham
Analisis Pengaruh Variabel
EPS, PER, ROE, Independen:
FL, DER, CR,
ROA pada Harga EPS, PER, ROE,
Saham
dan FL, DER, CR, dan
Dampaknya
ROA
terhadap Kinerja
Perusahaan LQ Variabel
45 yang Terdaftar Dependen:
di BEI periode
2005-2009.
Harga saham dan
kinerja perusahaan

Secara
simultan
seluruh
variabel
independen
berpengaruh
terhadap
harga
saham dan kinerja
perusahaan ,namun
hanya EPS, PER,
ROE, DER, dan
ROA yang secara
parsial
berpengaruh
terhadap
harga
saham dan kinerja
perusahaan.

26

No.
3.

Nama
Peneliti dan
Judul Penelitian
Tahun
Penelitian
Dipo Satria Pengaruh Rasio
Alam
Keuangan
(2008)
Likuiditas,
Solvabilitas,
Aktivitas,
Profitabilitas, dan
Pasar Terhadap
Harga
Saham
Industri
Manufaktur
Di
Bursa
Efek
Jakarta

Variabel
Penelitian
Variabel
Independen:
Current Ratio
(CR), Total Debt to
Total Asset Ratio
(DTA), Total Asset
Turnover,
Inventory
Turnover, Net
Profit Margin
(NPM), Return On
Equity (ROE),
Price Earning
Ratio (PER)

Variabel
Dependen:
Harga saham
Pengaruh Kinerja Variabel
Independen:
Keuangan
Terhadap Harga
DAR, ATO,
Saham
Industri
dan ROI
Makanan
dan
Minuman (Food Variabel
and
Beverage Deependen:
Industries)
di
Bursa
Efek Harga saham
Indonesia

4.

Yuniati
Faridha
(2009)

5.

Dian Novita Analisis Pengaruh
(2011)
ROA,
ROE,
NPM, dan Inflasi
terhadap Harga
Saham
pada
Perusahaan
Makanan
dan
Minuman
yang
Terdaftar di BEI
tahun 2005-2009

Hasil Penelitian
CR, DTA, TATO,
ITO, NPM, ROE,
PER,
secara
bersama-sama
mempengaruhi
harga
saham.
Rasio CR, NPM,
dan ROE yang
signifikan
berpengaruh harga
saham

Hanya ATO secara
parsial
berpengaruh
QR signifikan terhadap
harga
saham.
Sedangkan secara
simultan ATO,
DAR dan ROI
berpengaruh
signifikan terhadap
harga saham.

ROA, ROE, NPM,
Inflasi
secara
parsial
tidak
ROA, Return on berpengaruh
harga
Equity
(ROE), terhadap
saham,
secara
NPM, Inflasi
simultan
berpengaruh
Variabel
terhadap
harga
Dependen:
saham.
Harga saham
Variabel
Independen:

27

2.3

Kerangka Konseptual
Variabel bebas (variable independent) pada penelitian ini adalah Net

Profit Margin (NPM), Return on Assets (ROA), Debt to Equity Ratio (DER),
Asset Turover (ATO). Variabel terikat (variable dependent) dalam penelitian ini
adalah harga saham. Kerangka konseptual yang dirancang dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut

Net Profit Margin (X1)

H1
H2

Return on Assets (X2)

Harga Saham
H3

Debt to Equity Ratio (X3)

H3

(Y)

H4

H4

Asset Turnover (X4)

H4

H4

H5
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual penelitian dipaparkan pada gambar 2.2 di atas.
Penelitian ini terdiri dari 4 jenis variabel independent yaitu NPM, ROA, DER, dan
ATO. Keempat variabel tersebut merupakan asosiasi dari rasio profitabilitas, rasio
leverage, dan rasio aktifitas. Dengan meneliti rasio-rasio tersebut, maka dapat
dirangkum suatu penialaian atas laporan keuangan atas perusahaan-perusahaan
perbankan sehingga dapat menggambarkan perkembangan kondisi dan kinerja
perusahaan yang bersangkutan. Informasi yang disajikan akan mempengaruhi

28

permintaan dan penawaran saham perusahaan yang terjadi di pasar modal
dikarenakan pihak-pihak yang berkepentingan termasuk calon investor akan
menggunakan informasi tersebut sebagai media untuk menganalisis dan
memprediksi keuntungan maupaun kerugian yang akan diperolehnya. Dengan
demikian untuk mempertahankan fluktuasi sahamnya tetap stabil dan cenderung
meningkat, perusahaan perlu menunjukkan rasio-rasio keuangan yang baik pula.
2.4 Hipotesis Penelitian
Bedasarkan kerangka konseptual diatas dapat dirumuskan

hipotesis

sebagai berikut:
H1 : Net Profit Margin (NPM) berpengaruh terhadap harga saham
H2 : Return On Assets (ROA) berpengaruh terhadap harga saham
H3 : Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh terhadap harga saham
H4 : Asset Turnover (ATO) berpengaruh terhadap harga saham
H5 : Net Profit Margin, Return On assets, Debt to equity Ratio,Asset Turover
bersama-sama mempengaruhi harga saham.

29

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh The Fed Rate, Indeks Dow Jones Dan Nikkei 225 Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2013

9 83 85

Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Bei)

4 53 72

“ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI Th 2010 – 2012).

0 2 16

“ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI Th 2010 – 2012).

0 1 13

Pengaruh Nilai Laporan Keuangan Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Bei) Periode 2008-2011

0 0 11

Pengaruh Nilai Laporan Keuangan Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Bei) Periode 2008-2011

0 0 2

Pengaruh Nilai Laporan Keuangan Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Bei) Periode 2008-2011

0 0 7

Pengaruh Nilai Laporan Keuangan Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Bei) Periode 2008-2011 Chapter III V

0 0 35

Pengaruh Nilai Laporan Keuangan Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Bei) Periode 2008-2011

0 0 3

Pengaruh Nilai Laporan Keuangan Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Bei) Periode 2008-2011

0 0 11