T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Profil Buruh Perempuan Petik Teh Perkebunan Sirah Kencong Daerah Wlingi – Blitar Tahun 2000 T1 BAB II
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN
A. Kajian Pustaka
a) Sejarah PTPN XII
PT. Perkebunan Nusantara didirikan atas Peraturan Pemerintah Republik
Inodonesia Nomor 17 tahun 1996 tentang peleburan PT.
Perkebunan
Nusantara XXIII (Persero), PT. Perkebunan Nusantara (Persero) XXVI, dan
PT. Perkebunan Nusantara XXIX(Persero). PT. Perkebunan Nusantara XII
atau yang disebut PTPN XII adalah Perseroan Terbatas dengan kepemilikan
sama pemerintah sebesar 10% dan PT. Perkebunan Nusantara III sebesar 90%.
Perkebunan ini mengelola tanaman jenis kopi, coklat dan teh. PT. Perkebunan
Nusantara memiliki visi yaitu "Menjadi Perusahaan Agribisnis yang berdaya saing
tinggi dan mampu tumbuh-kembang berkelanjutan". PT. Perkebunan Nusantara
XII memiliki 33 unit perkebunan yang terbagi kedalam tiga wilayah yaitu
daerah Banyuwangi, Jember dan Malang. Perkebunan Sirah Kencong sendiri
masuk kedalam wilayah tiga yaitu daerah Malang sedangkan letak perkebunan
berada dibawah pengawasan kebun Bantaran. Perkebunan Sirah Kencong
sendiri merupakan salah satu bagian atau afdeling yang dimiliki perkebunan
Bantaran.
PT. Perkebunan Nusantara XII atau yang disebut dengan PTPN juga
merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN). PTPN tidak hanya
bergerak dalam bidang perkebunan namun juga bergerak dalam agrowisata hal
ini dibuktikan dengan beberapa perkebunan yang menjadi unit PTPN XII
mengelola perkebunan mereka sebagai tempat edukasi dan agrowisata. PTPN
juga mendirikan dua rumah sakit yang berada di daerah Jember.
5
b) Pengertian Buruh
Pada masa penjajahan, di Indonesia sudah mengenal kata “buruh”. Pada
masa itu buruh lebih dikenal dengan tenaga kerja murah bahkan ada tenaga
kerja yang tidak mendapatkan upah (pekerja rodi). Mereka dipaksa untuk
menyerahkan sebagian hasil perkebunannya kepada pejabat yang lebih tinggi
kekuasaannya (sistem tanam paksa). Pemerintah pada masa penjajahan juga
memaksa para petani untuk menanam tanaman yang berorientasi pada ekspor.
Sebagai gambaran pada masa penjajahan Belanda para petani diwajibkan
untuk menanam rempah-rempah yang dapat diekspor ke luar negeri dan dapat
dikonsumsi sendiri oleh Belanda. Pengertian buruh sendiri merupakan
seseorang yang menggunakan tenaga dan kemampuannya untuk mendapatkan
balasan berupa gaji ataupun bentuk lainnya dari majikan atau orang yang
memperkerjakannya. Buruh dibedakan atas dua jenis yaitu buruh profesional
dan buruh kasar.
Pada abad ke 20 muncul reformasi buruh yang menjelaskan bahwa setiap
orang dapat mendirikan organisasi buruh atau serikat buruh. Adanya pasar
tenaga kerja merupakan salah satu alternatif bagi para pencari pekerjaan. Di
Indonesia ada lima jenis tenaga kerja yaitu tenaga kerja lepas, tenaga kerja
borongan, pekerja bangunan, buruh dan karyawan pabrik.Perkebunan sendiri
mempekerjakan buruh dan karyawan pabrik untuk memetik daun teh dan
mengolah
daun
teh
menjadi
teh
kemasan
(https://id.wikipedia.org/wiki/Buruhdiakses pada tanggal 9 Agustus 2017
pukul 19.00 WIB).
B. Penelitian Yang Relevan
Berikut ini dikemukakan beberapa penelitian yang relevan dengan
bahasan dalam penelitian ini adalah Skripsi karya Suci Kustari (2009), skripsi
dengan judul Kehidupan Sosial Ekonomi Pekerja Perempuan di Pabrik Obat
Nyamuk Bakar PT. Menara Laut Kota Tegal. Skripsi ini membahas tentang
6
kehidupan para buruh perempuan dimana mereka harus membagi waktu
mereka antara bekerja dan sebagai ibu rumah tangga, perempuan yang menjadi
tumpuan keluarga. Melalui skripsi ini dapat dijadikan sebagai suatu referensi
penulis berkaitan dengan dampak dari perempuan yang bekerja sebagai buruh
pabrik.
Skripsi yang berjudul Peran Ganda Buruh Perkebunan Perempuan
dalam Rumah Tangga karya Kholifahtus Sakdiyah (2013), Skripsi ini
menjelaskan tentang faktor penyebab istri bekerja sebagai buruh perkebunan
juga peran dosmestik dan publik berkaitan dengan buruh perempuan
perkebunan. Perbedaan dengan skripsi yang penulis tulis adalah faktor yang
mendorong menjadi buruh petik di Perkebunan Sirah Kencong.
7
KAJIAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN
A. Kajian Pustaka
a) Sejarah PTPN XII
PT. Perkebunan Nusantara didirikan atas Peraturan Pemerintah Republik
Inodonesia Nomor 17 tahun 1996 tentang peleburan PT.
Perkebunan
Nusantara XXIII (Persero), PT. Perkebunan Nusantara (Persero) XXVI, dan
PT. Perkebunan Nusantara XXIX(Persero). PT. Perkebunan Nusantara XII
atau yang disebut PTPN XII adalah Perseroan Terbatas dengan kepemilikan
sama pemerintah sebesar 10% dan PT. Perkebunan Nusantara III sebesar 90%.
Perkebunan ini mengelola tanaman jenis kopi, coklat dan teh. PT. Perkebunan
Nusantara memiliki visi yaitu "Menjadi Perusahaan Agribisnis yang berdaya saing
tinggi dan mampu tumbuh-kembang berkelanjutan". PT. Perkebunan Nusantara
XII memiliki 33 unit perkebunan yang terbagi kedalam tiga wilayah yaitu
daerah Banyuwangi, Jember dan Malang. Perkebunan Sirah Kencong sendiri
masuk kedalam wilayah tiga yaitu daerah Malang sedangkan letak perkebunan
berada dibawah pengawasan kebun Bantaran. Perkebunan Sirah Kencong
sendiri merupakan salah satu bagian atau afdeling yang dimiliki perkebunan
Bantaran.
PT. Perkebunan Nusantara XII atau yang disebut dengan PTPN juga
merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN). PTPN tidak hanya
bergerak dalam bidang perkebunan namun juga bergerak dalam agrowisata hal
ini dibuktikan dengan beberapa perkebunan yang menjadi unit PTPN XII
mengelola perkebunan mereka sebagai tempat edukasi dan agrowisata. PTPN
juga mendirikan dua rumah sakit yang berada di daerah Jember.
5
b) Pengertian Buruh
Pada masa penjajahan, di Indonesia sudah mengenal kata “buruh”. Pada
masa itu buruh lebih dikenal dengan tenaga kerja murah bahkan ada tenaga
kerja yang tidak mendapatkan upah (pekerja rodi). Mereka dipaksa untuk
menyerahkan sebagian hasil perkebunannya kepada pejabat yang lebih tinggi
kekuasaannya (sistem tanam paksa). Pemerintah pada masa penjajahan juga
memaksa para petani untuk menanam tanaman yang berorientasi pada ekspor.
Sebagai gambaran pada masa penjajahan Belanda para petani diwajibkan
untuk menanam rempah-rempah yang dapat diekspor ke luar negeri dan dapat
dikonsumsi sendiri oleh Belanda. Pengertian buruh sendiri merupakan
seseorang yang menggunakan tenaga dan kemampuannya untuk mendapatkan
balasan berupa gaji ataupun bentuk lainnya dari majikan atau orang yang
memperkerjakannya. Buruh dibedakan atas dua jenis yaitu buruh profesional
dan buruh kasar.
Pada abad ke 20 muncul reformasi buruh yang menjelaskan bahwa setiap
orang dapat mendirikan organisasi buruh atau serikat buruh. Adanya pasar
tenaga kerja merupakan salah satu alternatif bagi para pencari pekerjaan. Di
Indonesia ada lima jenis tenaga kerja yaitu tenaga kerja lepas, tenaga kerja
borongan, pekerja bangunan, buruh dan karyawan pabrik.Perkebunan sendiri
mempekerjakan buruh dan karyawan pabrik untuk memetik daun teh dan
mengolah
daun
teh
menjadi
teh
kemasan
(https://id.wikipedia.org/wiki/Buruhdiakses pada tanggal 9 Agustus 2017
pukul 19.00 WIB).
B. Penelitian Yang Relevan
Berikut ini dikemukakan beberapa penelitian yang relevan dengan
bahasan dalam penelitian ini adalah Skripsi karya Suci Kustari (2009), skripsi
dengan judul Kehidupan Sosial Ekonomi Pekerja Perempuan di Pabrik Obat
Nyamuk Bakar PT. Menara Laut Kota Tegal. Skripsi ini membahas tentang
6
kehidupan para buruh perempuan dimana mereka harus membagi waktu
mereka antara bekerja dan sebagai ibu rumah tangga, perempuan yang menjadi
tumpuan keluarga. Melalui skripsi ini dapat dijadikan sebagai suatu referensi
penulis berkaitan dengan dampak dari perempuan yang bekerja sebagai buruh
pabrik.
Skripsi yang berjudul Peran Ganda Buruh Perkebunan Perempuan
dalam Rumah Tangga karya Kholifahtus Sakdiyah (2013), Skripsi ini
menjelaskan tentang faktor penyebab istri bekerja sebagai buruh perkebunan
juga peran dosmestik dan publik berkaitan dengan buruh perempuan
perkebunan. Perbedaan dengan skripsi yang penulis tulis adalah faktor yang
mendorong menjadi buruh petik di Perkebunan Sirah Kencong.
7