PENYEDIAAN DAN PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 10 TAHUN 1989
TENTANG
PENYEDIAAN DAN PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa t enaga list rik mempunyai peranan pent ing dalam
pelaksanaan pembangunan unt uk mengupayakan peningkat an
kesej aht eraan dan kemakmuran rakyat sert a kegiat an ekonomi;
b. bahwa unt uk it u perlu menyel enggarakan usaha penyediaan t enaga
list rik dalam j umlah yang cukup, merat a, dan dengan mut u sert a
keandalan yang baik;
c. bahwa sehubungan dengan hal t ersebut pada huruf a dan huruf b
dan dalam rangka pelaksanaan ket ent uan Undang-undang Nomor 15
Tahun 1985 t ent ang Ket enagalist rikan perlu mengat ur penyediaan
dan pemanf aat an t enaga list rik;
Mengingat


: 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945;
2. Undang-undang Nomor 15 Tahun 1985 t ent ang Ket enagalist rikan
(Lembaran Negara Tahun 1985 Nomor 74, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3317);
MEMUTUSKAN

:

Menet apkan : PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENYEDIAAN
DAN PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

2

-


BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam
Perat uran
Pemerint ah
ini
yang
dimaksud
dengan
Ket enagalist rikan, Tenaga List rik, Penyediaan Tenaga List rik,
Pemanf aat an Tenaga List rik, Kuasa Usaha Ket enagalist rikan, Izin
Usaha Ket enagalist rikan, dan Ment eri adalah sebagaimana dimaksud
dalam Undang-undang Nomor 15 Tahun 1985.
Pasal 2
(1)

Penyediaan dan pemanf aat an t enaga list rik dilaksanakan
berdasarkan Rencana Umum Ket enagalist rikan Nasional.


(2)

Presiden menet apkan Rencana Umum Ket enagalist rikan Nasional
sebagai bagian dari Rencana Pembangunan Lima Tahun di bidang
ket enagalist rikan.
BAB II
USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK
Bagian Pert ama
Kuasa Usaha
Pasal 3

(1)

Usaha penyediaan t enaga list rik pada dasarnya dilakukan oleh
Negara.

(2)

Dengan Perat uran Pemerint ah dit et apkan badan usaha milik
negara sebagai Pemegang Kuasa Usaha Ket enagalist rikan unt uk

melaksanakan usaha penyediaan t enaga list rik unt uk kepent ingan

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

3

-

umum, dan apabila dipandang perlu Ment eri dapat memberi
t ugas unt uk melakukan pekerj aan usaha penunj ang t enaga list rik.
Pasal 4
Dalam hal t ert ent u, Ment eri dapat menet apkan usaha dist ribusi t enaga
list rik di suat u daerah usaha Pemegang Kuasa Usaha Ket enagalist rikan
unt uk diusahakan oleh Koperasi sebagai Pemegang Izin Usaha
Ket enagalist rikan.
Bagian Kedua
Rencana Usaha

Pasal 5
(1)

Rencana Usaha Penyediaan t enaga list rik disusun berdasarkan
Rencana Umum Ket enagalist rikan Nasional.

(2)

Rencana Usaha Penyediaan t enaga list rik sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) digunakan sebagai pedoman pelaksanaan
penyediaan t enaga list rik bagi Pemegang Kuasa Usaha
Ket enagalist rikan dan Pemegang Izin Usaha Ket enagalist rikan.

(3)

Pemegang Kuasa Usaha Ket enagalist rikan waj ib membuat
rencana usaha penyediaan t enaga list rik unt uk disahkan oleh
Ment eri.

(4)


Pemegang Izin Usaha Ket enagalist rikan waj ib membuat rencana
penyediaan t enaga list rik unt uk dij adikan bahan pert imbangan
bagi pemberian Izin Usaha Ket enagalist rikan sert a digunakan
sebagai sarana pengawasan berkala at as pelaksanaan kegiat an
Pemegang Izin Usaha Ket enagalist rikan yang bersangkut an.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

4

-

Bagian Ket iga
Izin Usaha
Pasal 6
(1)


Ment eri mengat ur pemberian Izin Usaha Ket enagalist rikan kepada
:
a. Koperasi at au swast a unt uk melakukan usaha penyediaan
t enaga list rik unt uk kepent ingan umum;
b. Koperasi, swast a, dan badan usaha milik negara at au
lembaga negara lainnya unt uk melakukan usaha penyediaan
t enaga list rik unt uk kepent ingan sendiri.

(2)

Izin Usaha Ket enagalist rikan sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) huruf b hanya dapat diberikan di suat u daerah usaha
Pemegang Kuasa Usaha Ket enagalist rikan at au daerah usaha
Pemegang Izin Usaha Ket enagalist rikan Unt uk Kepent ingan
Umum, bila Pemegang Kuasa Usaha Ket enagalist rikan at au
Pemegang Izin Usaha Ket enagalist rikan Unt uk Kepent ingan Umum
t ersebut nyat a-nyat a belum dapat menyediakan t enaga list rik
dengan mut u dan keandalan yang baik, at au belum dapat
menj angkau seluruh daerah usahanya.


(3)

Izin Usaha Ket enagalist rikan dari badan-badan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) hanya dapat dialihkan kepada pihak lain
sesudah mendapat perset uj uan t ert ulis dari Ment eri.
Pasal 7

(1)

Usaha penyediaan t enaga list rik unt uk kepent ingan sendiri pada
kegiat an pembangkit an t enaga list rik dapat dilakukan t anpa izin,
bila j umlah kapasit as t enaga list rik yang dibangkit kan t idak

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

5


-

melebihi 200 kVA.
(2)

Bat as kapasit as t enaga list rik sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) dapat dit inj au oleh Ment eri sesuai dengan perkembangan
keadaan dan t ingkat kebut uhan.
Pasal 8

Izin Usaha Ket enagalist rikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat
(1) dapat meliput i j enis usaha :
a. pembangkit an t enaga list rik;
b. t ransmisi t enaga list rik;
c. dist ribusi t enaga list rik.
Pasal 9
Izin Usaha Ket enagalist rikan unt uk melakukan kegiat an penyediaan
t enaga list rik unt uk kepent ingan sendiri diberikan menurut sif at
penggunaannya :

a. penggunaan ut ama;
b. penggunaan cadangan;
c. penggunaan darurat ;
d. penggunaan sement ara.
Pasal 10
Ment eri
menet apkan
daerah
usaha
Pemegang
Izin
Ket enagalist rikan bagi usaha penyediaan t enaga list rik
kepent ingan umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8.

Usaha
unt uk

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA


-

6

-

Pasal 11
Koperasi at au swast a yang memperoleh Izin Usaha Ket enagalist rikan
unt uk melakukan usaha penyediaan t enaga list rik unt uk kepent ingan
umum dapat melakukan kerj asama dengan badan usaha lain set elah
mendapat perset uj uan Ment eri.
Pasal 12
(1)

Swast a yang melakukan usaha penyediaan t enaga list rik unt uk
kepent ingan umum harus berbent uk badan hukum Indonesia.

(2 ) Ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) t idak
diberlakukan bagi usaha penyediaan t enaga list rik yang
diselenggarakan berdasarkan swadaya masyarakat yang berdiam
at au bert empat t inggal di daerah t erpencil.
(3)

Ket ent uan lebih lanj ut mengenai pengecualian sebagaimana
dimaksud dalam ayat (2) diat ur oleh Ment eri.
Pasal 13

Dalam hal koperasi, swast a, dan badan usaha milik negara at au
lembaga negara lainnya selaku Pemegang Izin Usaha Ket enagalist rikan
Unt uk Kepent ingan Sendiri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat
(1) huruf b mempunyai kelebihan t enaga list rik, badan-badan t ersebut
dapat menj ual kelebihan t enaga list riknya hanya kepada Pemegang
Kuasa Usaha Ket enagalist rikan.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

7

-

Bagian Keempat
Syarat -syarat Penyediaan
Pasal 14
Penyediaan t enaga list rik harus dilakukan dengan memperhat ikan :
a. keseimbangan sumber daya alam dan kelest arian lingkungan hidup
sert a pengaruh lingkungan.
b. persyarat an
bagi
pelaksanaannya.

keamanan

inst alasi

dan

kemampuan

Bagian Kelima
Syarat -syarat Pengusahaan
Pasal 15
(1)

Tenaga list rik yang disediakan unt uk kepent ingan umum, waj ib
diberikan dengan st andar mut u dan keandalan yang baik.

(2)

Ket ent uan t ent ang st andar mut u dan keandalan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) dit et apkan oleh Ment eri, berdasarkan
perset uj uan Dewan St andardisasi Nasional.
Pasal 16

(1)

Tenaga list rik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 waj ib
disediakan secara t erus menerus.

(2)

Penyediaan t enaga list rik hanya dapat dihent ikan unt uk
sement ara j ika memenuhi salah sat u at au lebih ket ent uan
dibawah ini :

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

8

-

a. diperlukan
unt uk
melaksanakan
suat u
pekerj aan
pemeliharaan,
perluasan
at au
rehabilit asi
inst alasi
ket enagalist rikan;
b. t erj adi gangguan pada inst alasi ket enagalist rikan;
c. t erj adi keadaan yang dianggap membahayakan keselamat an
umum;
d. at as perint ah yang berwaj ib dan/ at au pengadilan.
(3)

Pelaksanaan ket ent uan ayat (2) huruf a t erlebih dahulu
diberit ahukan kepada masyarakat selambat -lambat nya 24 (dua
puluh empat ) j am sebelum penghent ian penyediaan t enaga
list rik.

(4)

Penghent ian penyediaan t enaga list rik unt uk sement ara
sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) t idak memberikan hak
unt uk penunt ut an gant i rugi.
BAB III
PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
Pasal 17

Tenaga list rik dimanf aat kan unt uk meningkat kan kesej aht eraan dan
kemakmuran rakyat sert a unt uk mendorong peningkat an kegiat an
ekonomi.
Pasal 18
(1)

Ment eri menet apkan priorit as pemanf aat an t enaga list rik.

(2)

Priorit as sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dit inj au secara
berkala sesuai dengan kebut uhan.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

9

-

Pasal 19
Pemanf aat an t enaga list rik yang menyimpang dari priorit as
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 harus mendapat perset uj uan
Ment eri.
Pasal 20
(1)

Pemanf aat an t enaga list rik hanya dilakukan sesuai
perunt ukannya.

dengan

(2)

Pemanf aat an t enaga list rik yang t idak sesuai dengan
perunt ukannya dan t ernyat a menimbulkan kerugian pada pihak
lain sepenuhnya menj adi t anggung j awab pihak yang
menimbulkan kerugian it u.

BAB IV
INSTALASI DAN STANDARDISASI KETENAGALISTRIKAN
Bagian Pert ama
Inst alasi Ket enagalist rikan
Pasal 21
(1)

Pekerj aan inst alasi ket enagalist rikan unt uk penyediaan dan
pemanf aat an t enaga list rik harus dikerj akan oleh badan usaha
penunj ang t enaga list rik.

(2)

Pengecualian t erhadap ket ent uan ayat (1) dapat diberikan dalam
hal di suat u daerah belum t erdapat badan usaha penunj ang
t enaga list rik.

(3)

Pelaksanaan lebih lanj ut at as ket ent uan ayat (2) diat ur oleh
Ment eri.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

10

-

Pasal 22
Inst alasi ket enagalist rikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat
(1) harus sesuai dengan St andar Ket enagalist rikan Indonesia.
Pasal 23
Perencanaan, pemasangan, pengamanan, pemeriksaan, dan penguj ian
inst alasi ket enagalist rikan diat ur lebih lanj ut oleh Ment eri.
Bagian Kedua
St andardisasi Ket enagalist rikan
Pasal 24
(1)

Ment eri menet apkan St andar Ket enagalist rikan Indonesia
berdasarkan perset uj uan Dewan St andardisasi Nasional.

(2)

St andar Ket enagalist rikan Indonesia sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) berlaku secara nasional dan dapat diberlakukan
sebagai st andar waj ib.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

11

-

BAB V
HUBUNGAN PEMEGANG KUASA USAHA
KETENAGALISTRIKAN
DAN PEMEGANG IZIN USAHA KETENAGALISTRIKAN
UNTUK
KEPENTINGAN UMUM DENGAN MASYARAKAT
Bagian Pert ama
Hak dan Kewaj iban Pemegang Kuasa Usaha
Ket enagalist rikan
dan Pemegang Izin Usaha Ket enagalist rikan Unt uk
Kepent ingan Umum
Dalam Penyediaan Tenaga List rik
Pasal 25
(1)

Pemegang Kuasa Usaha Ket enagalist rikan dan Pemegang Izin
Usaha Ket enagalist rikan Unt uk Kepent ingan Umum dalam
menyediakan t enaga list rik diberi hak unt uk :
a. memeriksa inst alasi ket enagalist rikan yang diperlukan oleh
masyarakat , baik sebelum maupun sesudah mendapat
sambungan t enaga list rik;
b. mengambil
t indakan
at as
pelanggaran
penyambungan list rik oleh pemakai;

perj anj ian

c. mengambil t indakan penert iban at as pemakaian t enaga list rik
secara t idak sah.
(2)

Pemegang Kuasa Usaha Ket enagalist rikan dan Pemegang Izin
Usaha Ket enagalist rikan Unt uk Kepent ingan Umum t idak
bert anggung j awab at as bahaya t erhadap kesehat an, nyawa, dan
barang yang t imbul karena penggunaan t enaga list rik yang t idak
sesuai dengan perunt ukannya at au salah dalam pemanf aat annya.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

(3)

12

-

Pemegang Kuasa Usaha Ket enagalist rikan dan Pemegang Izin
Usaha Ket enagalist rikan Unt uk Kepent ingan Umum dalam
menyediakan t enaga list rik waj ib :
a. memberikan pelayanan yang baik;
b. menyediakan t enaga list rik secara t erus menerus dengan mut u
dan keandalan yang baik;
c. memberikan perbaikan, apabila ada gangguan t enaga list rik;
d. bert anggung j awab at as segala kerugian at au bahaya t erhadap
nyawa, kesehat an, dan barang yang t imbul karena
kelalaiannya.
Bagian Kedua
Hak dan Kewaj iban Masyarakat
Dalam Pemanf aat an Tenaga List rik
Pasal 26

(1)

Masyarakat
di
daerah
usaha Pemegang Kuasa Usaha
Ket enagalist rikan at au Pemegang Izin Usaha Ket enagalist rikan
Unt uk Kepent ingan Umum berhak mendapat t enaga list rik yang
disediakan oleh Pemegang Kuasa Usaha Ket enagalist rikan at au
Pemegang Izin Usaha Ket enagalist rikan Unt uk Kepent ingan Umum
yang bersangkut an.

(2)

Masyarakat yang t elah mendapat t enaga list rik mempunyai hak
unt uk :
a. mendapat pelayanan yang baik;
b. mendapat t enaga list rik secara t erus menerus dengan mut u
dan keandalan yang baik;

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

13

-

c. mendapat pelayanan unt uk perbaikan apabila ada gangguan
t enaga list rik.

(3)

Masyarakat yang t elah mendapat
kewaj iban :

t enaga list rik mempunyai

a. melaksanakan pengamanan t erhadap bahaya yang mungkin
t imbul akibat pemanf aat an t enaga list rik;
b. menj aga
dan
ket enagalist rikan;

memelihara

keamanan

inst alasi

c. menggunakan t enaga list rik sesuai dengan perunt ukannya.
(4)

Masyarakat yang t elah mendapat t enaga list rik bert anggungj awab
karena kesalahannya mengakibat kan kerugian bagi Pemegang
Kuasa Usaha Ket enagalist rikan at au Pemegang Izin Usaha
Ket enagalist rikan Unt uk Kepent ingan Umum.
Pasal 27

Pelaksanaan ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 dan
Pasal 26 diat ur lebih lanj ut oleh Ment eri dan digunakan sebagai
pedoman unt uk membuat perj anj ian t ert ulis ant ara masyarakat
dengan Pemegang Kuasa Usaha Ket enagalist rikan at au Pemegang Izin
Usaha Ket enagalist rikan Unt uk Kepent ingan Umum.
Pasal 28
Masyarakat yang memanf aat kan t enaga list rik waj ib ment aat i
persyarat an t eknis di bidang ket enagalist rikan yang dit et apkan oleh
Ment eri.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

14

-

Bagian Ket iga
Persyarat an Penyambungan Tenaga List rik
Pasal 29
(1)

Pemegang Kuasa Usaha Ket enagalist rikan at au
Usaha Ket enagalist rikan Unt uk Kepent ingan
memberikan sambungan t enaga list rik kepada
daerah usahanya set elah dipenuhinya persyarat an
t enaga list rik.

Pemegang Izin
Umum waj ib
masyarakat di
penyambungan

(2)

Persyarat an penyambungan t enaga list rik sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) diat ur lebih lanj ut oleh Ment eri dengan
memperhat ikan ket ent uan mengenai inst alasi ket enagalist rikan.
Pasal 30

(1)

Biaya penyambungan t enaga list rik sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 29 ayat (1) dibebankan kepada masyarakat yang
memerlukan t enaga list rik.

(2)

Ket ent uan mengenai biaya penyambungan t enaga list rik
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dit et apkan oleh Ment eri.
Pasal 31

Pemepng Kuasa Usaha Ket enagalist rikan at au Pemegang Izin Usaha
Ket enagalist rikan Unt uk Kepent ingan Umum diberi hak mengambil
t indakan t ermasuk memut uskan sambungan t enaga list rik t anpa gant i
rugi :
a. dalam hal t erj adi bencana alam at au keadaan t ert ent u lainnya,
sehingga pemanf aat an t enaga list rik akan membahayakan
keselamat an umum;

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

15

-

b. apabila inst alasi t idak aman dan dapat menimbulkan bahaya
dan/ at au mengganggu pemanf aat an t enaga list rik.
BAB VI
HARGA JUAL TENAGA LISTRIK
Pasal 32
(1)

Harga j ual t enaga list rik dit et apkan oleh Presiden berdasarkan
usul Ment eri.

(2)

Dalam mengusulkan harga j ual t enaga list rik sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1), Ment eri memperhat ikan hal-hal sebagai
berikut :
a. kepent ingan rakyat dan kemampuan dari masyarakat ;
b. kaidah-kaidah indust ri dan niaga yang sehat ;
c. biaya produksi;
d. ef isiensi pengusahaan;
e. kelangkaan sumber energi primer yang digunakan;
f . skala pengusahaan dan int erkoneksi sist em yang dipakai;
g. t ersedianya sumber dana unt uk invest asi.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

16

-

BAB VII
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Bagian Pert ama
Pembinaan
Pasal 33
Ment eri melakukan pembinaan t erhadap usaha penyediaan t enaga
list rik.
Pasal 34
(1)

Dalam melakukan pembinaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
33, Ment eri menet apkan :
a. pedoman pelaksanaan yang meliput i keselamat an kerj a dan
keselamat an umum;
b. pedoman pelaksanaan yang berkait an dengan penyediaan,
pelayanan, dan pengembangan usaha.

(2)

Penet apan pedoman pelaksanaan yang meliput i keselamat an
kerj a dilakukan dengan memperhat ikan pert imbangan Ment eri
yang bert anggung j awab di bidang ket enagakerj aan.
Bagian Kedua
Pengawasan
Pasal 35

Ment eri melakukan pengawasan umum t erhadap usaha penyediaan dan
pemanf aat an t enaga list rik.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

17

-

Pasal 36
(1)

Dalam melakukan pengawasan umum, Ment eri melakukan
pemeriksaan at as dipenuhinya syarat -syarat keselamat an kerj a
dan keselamat an umum baik oleh Pemegang Kuasa Usaha
Ket enagalist rikan dan Pemegang Izin Usaha Ket enagalist rikan
maupun pemanf aat t enaga list rik.

(2)

Sej auh mengenai pemeriksaan at as dipenuhinya syarat -syarat
keselamat an kerj a, Ment eri memperhat ikan pert imbangan
Ment eri yang bert anggung j awab di bidang ket enagakerj aan.
Pasal 37

Dalam melaksanakan pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
35 Ment eri mengadakan koordinasi dengan Ment eri lain yang bidang
t ugasnya berkait an dengan usaha penyediaan t enaga list rik.
BAB VIII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 38
Dengan berlakunya Perat uran Pemerint ah ini, perat uran pelaksanaan
dibidang ket enagalist rikan yang t elah dikeluarkan berdasarkan
Perat uran Pemerint ah Nomor 36 Tahun 1979 t ent ang Pengusahaan
Kelist rikan, t et ap berlaku sepanj ang t idak bert ent angan dengan
Perat uran Pemerint ah ini at au belum digant i at au diubah berdasarkan
Perat uran Pemerint ah ini.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

18

-

BAB IX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 39
Pada saat mulai berlakunya Perat uran Pemerint ah ini, Perat uran
Pemerint ah Nomor 36 Tahun 1979 t ent ang Pengusahaan Kelist rikan
dinyat akan t idak berlaku.
Pasal 40
Perat uran Pemerint ah ini mulai berlaku pada t anggal diundangkan.
Agar set iap orang menget ahuinya, memerint ahkan pengundangan
Perat uran Pemerint ah ini dengan penempat annya dalam Lembaran
Negara Republik Indonesia.
Dit et apkan di Jakart a
pada t anggal 25 Juli 1989
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
ttd
SOEHARTO
Diundangkan di Jakart a
pada t anggal 25 Juli 1989
MENTERI/ SEKRETARIS NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
ttd
MOERDIONO

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

19

-

PENJELASAN
ATAS
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 10 TAHUN 1989
TENTANG
PENYEDIAAN DAN PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK

UMUM
Penyediaan dan pemanf aat an energi unt uk t enaga list rik dimuat dalam
Kebij aksanaan Energi Nasional sebagaimana t ercant um dalam
Garis-garis Besar Haluan Negara.
Penyediaan dan pemanf aat an t enaga list rik dilaksanakan berdasarkan
Rencana Umum Ket enagalist rikan Nasional, yang merupakan bagian
dari Rencana Pembangunan Lima Tahun di bidang ket enagalist rikan.
Rencana Umum Ket enagalist rikan Nasional merupakan dasar unt uk
penyusunan rencana usaha penyediaan t enaga list rik yang waj ib dibuat
oleh Pemegang Kuasa Usaha Ket enagalist rikan dan Pemegang Izin
Usaha Ket enagalist rikan Unt uk Kepent ingan Umum yang disahkan oleh
Ment eri dan digunakan sebagai pedoman pelaksanaan penyediaan
t enaga list rik. Usaha penyediaan t enaga list rik pada dasarnya
dilakukan oleh Negara yang penyelenggaraannya dilakukan oleh badan
usaha milik negara sebagai Pemegang Kuasa Usaha Ket enagalist rikan
yang dit ugasi unt uk melaksanakan usaha penyediaan t enaga list rik
unt uk kepent ingan umum dan melaksanakan pekerj aan usaha
penunj ang t enaga list rik. Namun, dalam upaya memenuhi kebut uhan
t enaga list rik secara lebih merat a dan unt uk lebih meningkat kan
kemampuan negara dalam hal penyediaan t enaga list rik sert a dalam
rangka
keikut sert aan
masyarakat
dalam
pembangunan
ket enagalist rikan, kepada koperasi at au swast a diberi kesempat an
unt uk melakukan usaha penyediaan t enaga list rik unt uk kepent ingan
umum sebagai Pemegang Izin Usaha Ket enagalist rikan Unt uk

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

20

-

Kepent ingan Umum.
Tenaga list rik yang disediakan baik oleh Pemegang Kuasa Usaha
Ket enagalist rikan maupun oleh Pemegang Izin Usaha Ket enagalist rikan
Unt uk Kepent ingan Umum harus cukup, merat a, aman, dan dengan
mut u sert a keandalan yang baik dalam rangka memberikan
perlindungan dan pelayanan yang baik kepada masyarakat t erut ama
pelanggan. Sehubungan dengan hal t ersebut di at as maka masyarakat
harus memanf aat kan sesuai dengan perunt ukannya. Izin Usaha
Ket enagalist rikan unt uk melakukan penyediaan t enaga list rik unt uk
kepent ingan sendiri diberikan berdasarkan sif at penggunaannya, yait u
penggunaan ut ama, penggunaan cadangan, penggunaan darurat , at au
penggunaan sement ara. Set iap perubahan sif at penggunaan misalnya
dari penggunaan ut ama berubah menj adi penggunaan cadangan at au
penggunaan darurat berubah menj adi penggunaan sement ara demikian
sebaliknya harus dilaporkan kepada Ment eri. Pelaporan t ersebut
diperlukan dalam rangka peningkat an ef isiensi penyediaan t enaga
list rik.
Dalam rangka penyediaan dan pemanf aat an t enaga list rik diat ur :
a. hak dan kewaj iban Pemegang Kuasa Usaha Ket enagalist rikan dan
Pemegang Izin Usaha Ket enagalist rikan Unt uk Kepent ingan Umum
dalam penyediaan t enaga list rik.
b. hak dan kewaj iban masyarakat dalam pemanf aat an t enaga list rik.
c. syarat -syarat penyambungan t enaga list rik.
Tenaga list rik yang disediakan unt uk kepent ingan umum, baik oleh
Pemegang Kuasa Usaha Ket enagalist rikan maupun oleh Pemegang
Izin Usaha Ket enagalist rikan Unt uk Kepent ingan Umum harus
diberikan dengan st andar mut u dan keandalan yang baik, yang
dit et apkan oleh Ment eri Pert ambangan dan Energi berdasarkan
perset uj uan Dewan St andardisasi Nasional.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

21

-

Di samping it u dalam rangka memberi perlindungan kepada pelanggan,
maka inst alasi ket enagalist rikan harus sesuai dengan St andar
Ket enagalist rikan Indonesia, karena t enaga list rik mempunyai resiko
bahaya yang cukup t inggi.
Unt uk dapat t erselenggaranya penyediaan dan pemanf aat an t enaga
list rik secara ef ekt if dan ef isien, Ment eri melakukan pembinaan dan
pengawasan yang meliput i ant ara lain pelaksanaan keselamat an kerj a
dan keselamat an umum, pemeriksaan at as perencanaan kerj a,
inst alasi ket enagalist rikan, dan pengusahaannya.
Dengan berlakunya Perat uran Pemerint ah ini, Perat uran Pemerint ah
Nomor 36 Tahun 1979 t ent ang Pengusahaan Kelist rikan dinyat akan
t idak berlaku karena t idak sesuai dengan Undang-undang Nomor 15
Tahun 1985 t ent ang Ket enagalist rikan.
Namun demikian, ket ent uan perat uran pelaksanaan di bidang
ket enagalist rikan yang dikeluarkan berdasarkan Perat uran Pemerint ah
Nomor 36 Tahun 1979 t et ap berlaku, sepanj ang t idak bert ent angan
at au belum diubah at au digant i dengan ket ent uan perat uran
pelaksanaan yang baru berdasarkan Perat uran Pemerint ah ini.
PASAL DEMI PASAL

Pasal 1
Cukup j elas
Pasal 2
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

22

-

Pasal 3
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Badan usaha milik negara dalam ket ent uan ini adalah
sebagaimana yang diat ur dalam Undang-undang Nomor 9 Tahun
1969 t ent ang Penet apan Perat uran Pemerint ah Penggant i
Undang-undang Nomor 1 Tahun 1969 (Lembaran Negara Tahun
1969 Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2890)
t ent ang Bent uk-bent uk Usaha Negara menj adi Undang-undang
(Lembaran Negara Tahun 1969 Nomor 40, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 2904) yang t at a cara pembinaan dan
pengawasannya diat ur dalam Perat uran Pemerint ah Nomor 3
Tahun 1983 sebagaimana t elah diubah dengan Perat uran
Pemerint ah Nomor 28 Tahun 1983. Usaha penunj ang t enaga
list rik dalam ket ent uan ini adalah sebagaimana diat ur dalam
Pasal 6 Undang-undang Nomor 15 Tahun 1985 t ent ang
Ket enagalist rikan.
Pasal 4
Penet apan usaha dist ribusi oleh Ment eri t ersebut dalam rangka
meningkat kan peran sert a koperasi di bidang ket enagalist rikan
khususnya dist ribusi t enaga list rik.
Pasal 5
Ayat (1)
Rencana Usaha Penyediaan t enaga list rik memuat rencana,
kerj a perusahaan.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan Izin Usaha Ket enagalist rikan di dalam
ayat ini adalah Izin Usaha unt uk penyediaan t enaga list rik.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

23

-

Ayat (3)
Cukup j elas
Ayat (4)
Bagi Pemegang Izin Usaha Ket enagalist rikan, rencana usaha
penyediaan t enaga list rik t ersebut selain berf ungsi sebagai
bahan penilaian dan pert imbangan unt uk memberikan izin
usaha ket enagalist rikan, j uga digunakan sebagai bahan dalam
rangka penyelenggaraan pengawasan berkala at as kegiat an
Pemegang Izin Usaha Ket enagalist rikan yang bersangkut an.
Pemberian Izin Usaha Ket enagalist rikan dengan begit u sekaligus
merupakan pengesahan at as rencana penyediaan t enaga list rik
dari Pemegang Izin Usaha Ket enagalist rikan yang bersangkut an.
Bagi Pemegang Izin Usaha Ket enagalist rikan, perubahan rencana
penyediaan t enaga list rik set elah pemberian Izin Usaha
Ket enagalist rikan waj ib mendapat kan perset uj uan kembali oleh
Ment eri.
Pasal 6
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Yang dimaksud belum dapat menj angkau daerah usahanya
adalah :
a.

belum mempunyai/ memiliki kapasit as t enaga list rik yang
dibut uhkan di daerah usahanya;

b. belum t ersedianya sarana penyediaan t enaga list rik.
Ayat (3)
Cukup j elas
Pasal 7

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

24

-

Ayat (1)
Jumlah t enaga list rik yang dibangkit kan sampai dengan 200 KVA
t idak memerlukan izin dan usaha penyediaan t enaga list rik
t ersebut hanya t erbat as pada kegiat an pembangkit an.
Ayat (2)
Kewenangan Ment eri meliput i peninj auan ulang at as bat as
kapasit as 200 KVA. Bat as t ersebut dapat dinaikkan at au
dit urunkan dengan memperhat ikan perkembangan keadaan
daerah yang bersangkut an at aupun t ingkat kebut uhan pemakai
yang bersangkut an.
Pasal 8
Izin Usaha Ket enagalist rikan sebagaimana dimaksud dalam pasal
ini dapat diberikan unt uk salah sat u at au gabungan dari
pembangkit an, t ransmisi, dan/ at au dist ribusi.
Pasal 9
Meskipun sif at penggunaannya lebih dari sat u j enis, t et api izin
yang diberikan hanya sat u, yait u Izin Usaha Ket enagalist rikan
unt uk melakukan penyediaan t enaga list rik unt uk kepent ingan
sendiri.
Pasal 10
Daerah Usaha sebagaimana dimaksud dalam ket ent uan ini
dit et apkan sesuai dengan wilayah administ rasi yang diat ur
dalam Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 t ent ang
Pokok-pokok Pemerint ahan di Daerah. Pasal 11 Kerj asama
sebagaimana dimaksud dalam pasal ini dapat meliput i ant ara
lain usaha bersama di bidang t eknik at au permodalan.
Pasal 12
Ayat (1)
Cukup j elas

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

25

-

Ayat (2)
Pengecualian ini diberikan unt uk mengurangi kesulit an bagi
swadaya masyarakat unt uk menyelenggarakan dan memenuhi
kebut uhan t enaga list rik bagi mereka sendiri. Yang dimaksud
dengan daerah t erpencil adalah daerah yang belum dapat
dij angkau
oleh
pelayanan
Pemegang
Kuasa
Usaha
Ket enagalist rikan, dan let aknya belum banyak dihubungkan oleh
sarana t ransport asi umum. Hal ini perlu karena prosedur
pembuat an akt a pendirian badan hukum lazimnya harus
dilakukan di hadapan pej abat yang berwenang.
Ayat (3)
Ket ent uan ini dimaksudkan unt uk memberi kelonggaran bagi
Ment eri dalam menet apkan ket ent uan dan syarat -syarat yang
dapat selalu disesuaikan dengan perkembangan keadaan daerah
yang bersangkut an.
Pasal 13
Yang dimaksud dengan hanya kepada Pemegang Kuasa Usaha
Ket enagalist rikan dalam ket ent uan ini adalah sepanj ang daerah
t ersebut sudah dij angkau oleh Pemegang Kuasa Usaha
Ket enagalist rikan dan bilamana belum dij angkau, Pemegang
Izin Usaha Ket enagalist rikan Unt uk Kepent ingan Sendiri t ersebut
dapat menj ual kelebihan t enaga list riknya kepada Pemegang
Izin Usaha Ket enagalist rikan Unt uk Kepent ingan Umum at au
masyarakat set elah mendapat Izin Usaha Ket enagalist rikan
Unt uk Kepent ingan Umum.

Pasal 14
Cukup j elas
Pasal 15
Ayat (1)

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

26

-

Yang dimaksud dengan st andar mut u dan keandalan yang baik,
pada dasarnya adalah dilihat baik dari j umlah dan besarnya
perubahan naik t urunnya (variasi) f rekuensi sist em, at au j umlah
besarnya perubahan naik t urunnya (variasi) t egangan pada t it ik
pemakaian, at aupun j umlah
dan lama t erhent inya
penyediaan t enaga list rik (gangguan).
Ayat (2)
Cukup j elas
Pasal 16
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan secara t erus menerus dalam ket ent uan
ini adalah t enaga list rik harus selalu disediakan sesuai dengan
wakt u yang diperj anj ikan dengan pelanggannya.
Ayat (2)
Membahayakan keselamat an umum misalnya ada kebakaran
at au banj ir.
At as perint ah yang berwaj ib yait u pihak yang berwenang dalam
keadaan darurat at au kegent ingan yang memaksa misalnya
ant ara lain adanya bahaya serangan udara sewakt u ada perang.
At as perint ah pengadilan misalnya dalam rangka eksekusi
put usan Pengadilan.
Ayat (3)
Cukup j elas
Ayat (4)
Cukup j elas
Pasal 17
Cukup j elas
Pasal 18

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

27

-

Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Pasal 19
Penyimpangan
t erhadap
priorit as
t ersebut
misalnya
pemanf aat an t enaga list rik unt uk kepent ingan pemukiman di
suat u t empat yang sebenarnya priorit as t elah diberikan unt uk
kepent ingan umum.
Pasar 20
Ayat (1)
Yang dimaksud dalam ket ent uan ini misalnya t enaga list rik
unt uk rumah t angga t idak boleh dimanf aat kan unt uk keperluan
usaha.
Ayat (2)
Ket ent uan ini dimaksudkan selain unt uk melindungi kepent ingan
sebagai Pemegang Kuasa Usaha Ket enagalist rikan dan Pemegang
Izin Usaha Ket enagalist rikan Unt uk Kepent ingan Umum j uga
melindungi keamanan pemakai (pelanggan), misalnya dalam hal
t erj adi kebakaran sebagai akibat pemanf aat an t enaga list rik
yang t idak sesuai dengan perunt ukannya maka yang harus
bert anggung j awab adalah yang mengakibat kan kerugian
(kebakaran) it u.
Pasal 21
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan badan usaha penunj ang adalah badan
usaha yang diberi izin unt uk melakukan pekerj aan
inst alasi ket enagalist rikan. Pekerj aan inst alasi ini ant ara lain
penyambungan kabel dan pemasangan peralat an list rik lainnya

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

28

-

dalam rangka penyaluran t enaga list rik kepada pemakai.
Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3)
Cukup j elas
Pasal 22
Cukup j elas
Pasal 23
Cukup j elas
Pasal 24
Ayat (1)
St andar Ket enagalist rikan Indonesia diusulkan oleh Ment eri
unt uk dibahas t erlebih dahulu di dalam Dewan St andardisasi
Nasional sebelum dit et apkan menj adi St andar Ket enagalist rikan
Indonesia yang berlaku secara nasional.
St andar Ket enagalist rikan Indonesia adalah suat u dokumen yang
memuat persyarat an t eknis ket enagalist rikan dan dipakai secara
baku unt uk j enis kegiat an dan bahan-bahan yang digunakan di
bidang ket enagalist rikan.
Ayat (2)
Cukup j elas
Pasal 25
Ayat (1)
Huruf a
Cukup j elas
Huruf b

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

29

-

Yang dimaksud dengan t indakan dalam ket ent uan ini adalah
ant ara lain pemut usan sement ara aliran t enaga list rik dengan
t agihan susulan.
Huruf c
Tindakan penert iban yang dimaksud misalnya pencabut an
kabel-kabel yang dipasang unt uk mendapat kan t enaga list rik
secara t idak sah,
t erut ama oleh bukan pelanggan
(pencant olan). Terhadap pemakaian yang t idak sah it u sendiri
pada dasarnya dapat dilaporkan kepada pihak yang berwaj ib
sebagai pencurian.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan bahaya t erhadap kesehat an at au
t erhadap nyawa dalam ket ent uan ini adalah karena akibat
sengat an, t erbakar, t erluka lainnya oleh t enaga list rik
Ayat (3)
Huruf a
Cukup j elas
Huruf b
Cukup j elas
Huruf c
Cukup j elas
Huruf d
Kelalaian ini dapat t erj adi baik dalam art i sewakt u
pelaksanaan pekerj aan at au t idak segera dilakukan t indakan
pengamanan perbaikan, sement ara laporan at au inf ormasi
mengenai hal t ersebut t elah diberikan, at aupun karena
t indakan-t indakan lain yang dapat menimbulkan kerugian
selama pemberian pelayanan t enaga list rik.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

30

-

Pasal 26
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3)
Cukup j elas
Ayat (4)
Cukup j elas
Pasal 27
Cukup j elas
Pasal 28
Cukup j elas
Pasal 29
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Pasal 30
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan biaya penyambungan t enaga list rik ialah
biaya yang dibebankan unt uk penyambungan t enaga list rik dari
t it ik akhir penyediaan hingga t it ik awal pemanf aat an.
Ayat (2)
Cukup j elas

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

31

-

Pasal 31
Cukup j elas
Pasal 32
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan harga j ual adalah harga yang dibayar
pelanggan at as penggunaan t enaga list rik yang t erdiri dari biaya
beban (Rp/ KVA) dan/ at au biaya pemakaian (Rp/ kwh), at au
dibayar berdasarkan harga langganan (Rp/ bulan) sesuai dengan
bat asan daya yang dipakai.
Harga j ual t ersebut berlaku pula dalam penj ualan t enaga list rik
ant ara :
a.

Pemegang Izin Usaha Ket enagalist rikan Unt uk Kepent ingan
Sendiri dan Pemegang Kuasa Usaha Ket enagalist rikan;

b. Pemegang Kuasa Usaha Ket enagalist rikan dan Pemegang Izin
Usaha Ket enagalist rikan Unt uk Kepent ingan Umum;
c.

Pemegang Izin Usaha Ket enagalist rikan Unt uk Kepent ingan
Sendiri dan Pemegang Izin Usaha Ket enagalist rikan Unt uk
Kepent ingan Umum;

d. Pemegang Izin Usaha Ket enagalist rikan Unt uk Kepent ingan
Umum dan Pemegang Izin Usaha Ket enagalist rikan Unt uk
Kepent ingan Umum.
Ayat (2)
Cukup j elas
Pasal 33
Cukup j elas
Pasal 34
Ayat (1)
Pedoman dalam ket ent uan ini meliput i syarat -syarat t eknik

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

32

-

ket enagalist rikan yang mencakup perencanaan inst alasi
ket enagalist rikan dan pengusahaannya yang harus dipenuhi oleh
Pemegang Kuasa Usaha Ket enagalist rikan dan Pemegang Izin
Usaha Ket enagalist rikan dalam usaha penyediaan t enaga list rik.
Sedangkan yang menyangkut keselamat an para t enaga kerj a
yang
dipekerj akan
oleh
Pemegang
Kuasa
Usaha
Ket enagalist rikan dan Pemegang Izin Usaha Ket enagalist rikan
menj adi kewenangan dan t anggung j awab Ment eri yang
bert anggung j awab di bidang ket enagakerj aan. Pedoman it u
berisi ant ara lain st andar penyediaan, pelayanan, dan
pengembangan usaha.
Ayat (2)
Cukup j elas
Pasal 35
Cukup j elas
Pasal 36
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Pasal 37
Cukup j elas
Pasal 38
Cukup j elas
Pasal 39
Cukup j elas
Pasal 40

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

Cukup j elas

33

-