STRATEGI GURU FIKIH DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DI MTs AL-HUDA BANDUNG TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2016 2017 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

BAB V
PEMBAHASAN

Berdasarkan paparan data yang diperoleh dari lapangan peneliti
menemukan dan membandingkan data tersebut dengan teori yang ada di bab II
sebagai berikut:
A. Gambaran Umum Strategi yang Digunakan Guru Fiqh dalam
Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa di MTs Al-Huda Bandung
Strategi dalam proses pembelajaran merupakan suatu hal yang penting
untuk menunjang keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Strategi secara
umum yang dilakukan olehh guru Fiqh di MTs Al-Huda Bandung yaitu
dengan memahami jenis materi pelajaran terlebih dahulu kemudian ditambah
dengan menggunakan sebuah metode yaitu metode diskusi.
Hal tersebut didukung oleh Hamzah B.Uno dalam bukunya “Belajar
Dengan Pendekatan PAILKEM: Pembelajaran Aktif, Kreatif, Inovatif,
Lingkungan, Kreatif, Efektif, Menarik”. Menurut beliau dalam menentukan
strategi pembelajaran, guru harus terlebih dahulu memahami jenis materi
yang akan disampaikan agar diperoleh strategi pembelajaran yang sesuai. 1
Menurut

Mulyono


dalam

bukunya

yang

berjudul

“Strategi

Pembelajaran”, yaitu sebagai berikut:
Prinsip penggunaan strategi pembelajaran salah satunya adalah memilih
dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik belajar mengajar yang
dianggap paling tepat dan efektif. Metode atau teknik penyajian untuk
1

Hamzah B Uno, Belajar Dengan Pendekatan PAILKEM: Pembelajaran Aktif, Inovatif,
Lingkungan, Kreatif, Efektif, Menarik, (Jakarta: Bumi Akasara, 2012), hal.5


117

118

memotivasi peserta didik agar mampu menerapkan pengetahuan dan
pengalamannya untuk memecahkan masalah.2
Dari penjelasan diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwasannya
strategi pembelajaran merupakan suatu cara yang dilakukan guru untuk
membantu proses belajar mengajar agar berjalan dengan efektif. Hal itu juga
dilakukan oleh guru fiqh di MTs Al-Huda Bandung, dalam pembelajarannya
strategi secara umum yang digunakan ialah pertama melihat jenis materi yang
akan disampaikan sehingga nantinya akan mudah untuk menentukan strategi.
Yang kedua yaitu dengan menerapkan sebuah metode yaitu metode diskusi.
Metode diskusi dianggap cukup untuk memotivasi siswa dalam belajar karena
di dalam diskusi itu jika ada anak yang kurang berani mengemukakan
pendapat, maka di dalam diskusi itu dapat membantu siswa yang kurang
berani sehingga siswa itu tidak pasif, mereka akan aktif untuk mengikuti
pembelajaran.
B. Strategi CTL (Contextual Teaching and Learning) yang Digunakan Guru
Fiqh dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Intrinsik dan Ekstrinsik

Siswa di Mts Al-Huda Bandung
Strategi CTL merupakan sebuah strategi yang menekankan pada
keterkaitan materi dengan konteks kehidupan sehari-hari. Guru fiqh yang ada
di MTs Al-Huda Bandung menggunakan strategi ini untuk meningkatkan
motivasi belajar intrinsik maupun ekstrinsik siswa. Cara yang dilakukan yaitu
guru menjelaskan materi secara umum setelah itu anak-anak diminta untuk
berpikir kritis dengan cara mereka bertanya jika memang ada materi yang
2

Mulyono, Strategi Pembelajaran, (Malang: UIN Maliki Press, 2012), Hal.31

119

belum ia kuasai. Setelah itu guru menghadirkan model sebagai contoh
pembelajaran. Model ini untuk menunjang pengetahuan siswa agar lebih
paham terhadap materi. Kemudian guru bersama dengan murid melakukan
refleksi untuk membuat kesimpulan materi pada hari itu juga.
Hal tersebut didukung oleh Mulyono dalam bukunya yang berjudul
“Strategi Pembelajaran”. Menurut beliau langkah-langkah dalam CTL itu ada
tujuh langkah yang pertama mengembangkan pemikiran bahwa anak akan

belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, dan mengkonstruksi
sendiri pengetahuan dan ketrampilan barunya. Kedua, melaksanakan sejauh
mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik. Ketiga, mengembangkan sifat
ingin tahu peserta didik dengan bertanya. Keempat, menciptakan masyarakat
belajar. Kelima, menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran. Keenam,
melakukan refleksi di akhir pertemuan. Ketujuh, melakukan penilaian yang
sebenarnya dengan berbagai cara.3
Dengan guru menggunakan strategi CTL (Contextual Teaching and
Learning) siswa menjadi semangat belajar baik secara intrinsik maupun
ekstrinsik. Motivasi intrinsik dari penggunaan strategi CTL ini ialah murid
diminta untuk selalu melakukan introspeksi diri. Sedangkan motivasi
ekstrinsik dari penggunaan strategi CTL ialah diberi tugas tambahan untuk
siswa yang kurang dalam memahami materi yang disampikan guru.
Hal tersebut didukung oleh Sardiman dalam bukunya yang berjudul
“Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar”. Menurut beliau motivasi intrinsik

3

Ibid., hal.42


120

adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu
dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan
untuk melakukan sesuatu.4 Hal ini sesuai dengan apa yang dilakukan guru
fiqh di MTs Al-Huda Bandung dengan menggunakan sebuah strategi
pembelajaran yang sesuai siswa menjadi termotivasi untuk belajar lebih giat
lagi yaitu dengan selalu introspeksi diri. Dengan introspeksi diri mereka akan
mengetahui seberapa pentingkah pelajaran fiqh itu untuk kehidupannya.
Menurut Oemar Hamalik dalam bukunya yang berjudul “Proses Belajar
Mengajar”, yaitu sebagai berikut:
Motivasi intrinsik adalah motivasi yang tercakup dalam situasi belajar
dan memenuhi kebutuhan dan tujuan-tujuan murid. Motivasi intrinsik
tumbuh dari dalam diri siswa itu sendiri.5
Sedangkan untuk motivasi ekstrinsiknya menurut Oemar Hamalik
dalam bukunya yang berjudul “Proses Belajar Mengajar” ialah motivasi yang
disebabkan oleh faktor-faktor dari luar situasi belajar. Motivasi ini
berbanding terbalik dengan motivasi intrinsik yang timbul dari diri seorang
sendiri. 6
Berdasarkan temuan penelitian motivasi ekstrinsik yang dihasilkan dari

penggunaan strategi CTL (Contextual Teaching and Learning) ialah siswa
diberi tugas tambahan yang berkaitan dengan materi kemudian mereka
mencari contoh sesuai dengan kehidupan sehari-hari. Selain itu di awal
pelajaran anak-anak disuruh untuk membaca surat-surat pendek dan bacaan-

4

Sardiman, Interkasi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2004),

5

Oemar hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta; Bumi Aksara, 2004), hal.162
Ibid., hal.162

hal.89
6

121

bacaan sholat. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan Ngalim Purwanto dalam

bukunya yang berjudul “Psikologi Pendidikan”. Menurut beliau ialah tujuan
motivasi adalah untuk menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul
keinginan dan kemauannya untuk melakukan sesuatu sehingga dapat
memperoleh hasil atau mencapai tujuan tertentu.7
Menurut Sardiman dalam bukunya yang berjudul “Interaksi dan
Motivasi Belajar Mengajar” yaitu sebagai berikut:
Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya
karena adanya perangsang dari luar. Motivasi ekstrinsik dapat juga
dikatakan sebagai bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar
dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak
secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar.8
Dari penjelasan diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa cara-cara
yang dilakukan guru Fiqh dalam strategi CTL (Contextual Teaching and
Learning) ialah sangat membantu siswa dalam meningkatkan semangat
belajarnya baik itu intrinsik maupun ekstrinsik. Motivasi intrinsik merupakan
motivasi yang ada dalam diri siswa itu sendiri yaitu siswa selalu introspeksi
diri. Dengan introspeksi diri mereka betul-betul ingin mendapat pengetahuan
yang lebih. Untuk motivasi ekstrinsik ialah dorongan yang berasal dari luar.
Ini seperti yang dilakukan guru Fiqh yaitu memberikan tugas tambahan
kepada siswa. Dengan tugas tambahan itu siswa akan giat lagi dalam

belajarnya.

7

Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013),

hal.73
8

hal.91

Sardiman, Interkasi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2004),

122

C. Strategi Ekspositori yang Digunakan Guru Fiqh dalam Meningkatkan
Motivasi Belajar Intrinsik dan Ekstrinsik Siswa di MTs Al-Huda
Bandung
Strategi ekspositori merupakan strategi yang dilakukan oleh guru
dengan cara menyampaikan materi secara verbal kepada peserta didik.

Strategi ekspositori ini digunakan oleh guru fiqh yang ada di MTs Al-Huda
Bandung. Dengan menggunakan strategi ini motivasi belajar siswa meningkat
baik secara intrinsik maupun ekstrinsik. Cara yang dilakukan guru untuk
meningkatkan motivasi baik intrinsik maupun ekstrinsik ialah yang pertama
guru membangkitkan semangat siswa sebelum memulai pelajaran. Kedua
menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa dalam menyampaikan
materi. Ketiga, menyimpulkan materi yang telah dibahas pada hari itu dan
kemudian siswa diberi tugas atau tes untuk menguji kemampuan siswa dalam
memahami materi.
Hal itu sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Mulyono dalam bukunya
yang berjudul “ Strategi Pembelajaran”. Beliau mengatakan bahwa dalam
strategi ekspositori ini guru menyampaikan materi pembelajaran secara
terstruktur dengan harapan materi pelajaran yang disampaikan itu dapat
dikuasai peserta didik dengan baik.9
Menurut Hamzah B. Uno dalam bukunya yang berjudul “Belajar
Dengan Pendekatan PAILKEM: Pembelajaran Aktif, Kreatif, Inovatif,
Lingkungan, Kreatif, Efektif, Menarik” ialah sebagai berikut:
9

Mulyono, Strategi Pembelajaran, (Malang: UIN Maliki Press, 2012), Hal.76


123

Pelaksanaan tes biasanya dilakukan di akhir kegiatan pembelajaran
setelah peserta didik melalui berbagai proses pembelajaran,
penyampaian informasi berupa materi pelajaran. Pelaksanaan tes juga
dilakukan setelah peserta didik melakukan latihan atau praktik.10
Dengan guru menggunakan strategi ekspositori ini, motivasi belajar
siswa menjadi meningkat baik itu intrinsik maupun ekstrinsik. Dalam hal
motivasi intrinsik, guru Fiqh mengatakan bahwa motivasi intrinsik dari
penggunaan strategi ini ialah siswa melakukan introspeksi diri dalam
pembelajarannya. Kemudian ditambah dengan bantuan media gambar yang
diberikan guru. Dengan adanya bantuan media gambar itu siswa menjadi
termotivasi untuk belajar lebih giat lagi. Sedangkan untuk motivasi ekstrinsik
dari penggunaan strategi ini ialah siswa diberi hukuman, pujian, maupun
bimbingan belajar sebelum mereka melakukan ulangan.
Hal itu didukung oleh Purwa Atmaja Prawira dalam bukunya yang
berjudul “Psikologi Pendidikan”. Beliau mengatakan motivasi yang berasal
atau timbul dari dalam diri seseorang dapat disebabkan seseorang mempunyai
keinginan untuk dapat menggapai sesuatu (cita-cita) dan lain sebagainya.

Menurut Sardiman dalam bukunya yang berjudul “ Interaksi dan
Motivasi Belajar Mengajar” ialah sebagai berikut:
Hasil belajar akan optimal kalau ada motivasi yang tepat. Bergayut
dengan ini maka kegagalan belajar siswa jangan begitu saja
mempersalahkan pihak siswa, sebab mungkin saja guru tidak berhasil
dalam memberi motivasi yang mampu membangkitkan semangat dan
kegiatan siswa untuk berbuat/belajar. Jadi tugas guru bagaimana
mendorong para siswa agar pada dirinya tumbuh motivasi.11

10

Hamzah B Uno, Belajar Dengan Pendekatan PAILKEM: Pembelajaran Aktif, Inovatif,
Lingkungan, Kreatif, Efektif, Menarik, (Jakarta: Bumi Akasara, 2012), hal.7
11
Sardiman, Interkasi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo,
2004), hal.75

124

Dengan demikian untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa guru
melakukan beberapa cara yaitu dengan diberi pujian, hukuman, maupun
bimbingan belajar yang dilakukan oleh guru sebelum siswa melakukan
ulangan.
Dari penjelasan diatas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa strategi
ekspositori yang dilakukan guru Fiqh dapat meningkatkan motivasi siswa
baik secara intrinsik maupun ekstrinsik. Motivasi intrinsik yang dihasilkan
yaitu hampir sama dengan penggunaan strategi CTL (Contextual Teaching
and Learning) siswa melakukan introspeksi diri. Dengan siswa melakukan
introspeksi diri, mereka akan memahami dan berfikir untuk belajar lebih giat
lagi, karena Fiqh itu sangat penting untuk kehidupan mereka. Untuk motivasi
ekstrinsiknya guru memberikan pujian, hukuman, maupun bimbingan belajar
sebelum siswa itu melakukan ulangan. Dengan cara itu akan memupuk
semangat siswa dalam hal belajar dan memacu siswa untuk menambah
pengetahuan yang lebih lagi.

Dokumen yang terkait

STRATEGI GURU FIKIH DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DI MTs AL-HUDA BANDUNG TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2016 2017 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 6

STRATEGI GURU FIKIH DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DI MTs AL-HUDA BANDUNG TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2016 2017 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 6

STRATEGI GURU FIKIH DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DI MTs AL-HUDA BANDUNG TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2016 2017 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 4

STRATEGI GURU FIKIH DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DI MTs AL-HUDA BANDUNG TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2016 2017 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 14

STRATEGI GURU FIKIH DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DI MTs AL-HUDA BANDUNG TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2016 2017 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 54

STRATEGI GURU FIKIH DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DI MTs AL-HUDA BANDUNG TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2016 2017 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 1 16

STRATEGI GURU FIKIH DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DI MTs AL-HUDA BANDUNG TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2016 2017 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 28

STRATEGI GURU FIKIH DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DI MTs AL-HUDA BANDUNG TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2016 2017 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 4

STRATEGI GURU FIKIH DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DI MTs AL-HUDA BANDUNG TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2016 2017 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 3

KREATIVITAS GURU AL-QUR’AN HADITS DALAM MENINGKATKAN PEMBELAJARAN DI MTs AL-HUDA BANDUNG TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 16