Perancangan Sistem Informasi Penampil Iklan Multimedia Secara Digital Berbasis Ip

BAB 2
DASAR TEORI

2.1 Mekanisme Penayangan Iklan Digital
Iklan berasal dari sebuah kata dalam bahasa melayu, yaitu i’lan atau i’lanun
yang memiliki arti informasi. Iklan adalah suatu cara untuk memperkenalkan,
menghimbau, mengajak, atau menawarkan sesuatu, baik itu barang, jasa, undangan,
himbauan pemerintah, dan sebagainya kepada publik melalui suatu media yang
disajikan dalam bentuk gambar, audio, video, atau penggabungannya [1].
Iklan digital adalah promosi yang dilakukan dengan memanfaatkan media
digital seperti Digital Signage. Digital signage adalah sebuah bentuk tampilan
elektronik yang biasanya memanfaatkan tampilan LCD, LED, plasma, atau
proyektor yang menampilkan bermacam-macam petunjuk (signage), misalnya
iklan, informasi, cuaca, dan sebagainya. Digital signage biasanya diletakkan
ditempat-tempat yang ramai dikunjungi orang, misalnya di bandara, pameran
teknologi, pasar, dan sebagainya (Gambar 2. 1). Isi tampilan digital signage ini
dapat disesuaikan dengan kondisi lingkungan tempat pemasangannya, misalnya
pemasangan di bandara maka digital signage akan menampilkan jadwal
keberangkatan dan kedatangan atau juga dapat diisi dengan iklan penerbangan
komersial.


6
Universitas Sumatera Utara

7

(a)

(b)
Gambar 2. 1 Penempatan Layar Digital Signage pada lokasi penjualan (a) dan di
perkantoran (b)[2]

Digital signage berbeda dengan televisi dan radio. Dari sisi sumbernya,
televisi dan radio berasal dari satu sumber informasi analog atau digital, sedangkan
digital signage mendapatkan informasi berasal dari berbagai sumber informasi.
Dari sisi pemancar, televisi dan radio memiliki saluran transmisi dan protokol yang
didesain untuk membawa audio dan video sedangkan pada digital signage,
transmisi menggunakan internet protokol mendukung file dengan berbagai format,
baik itu audio, video, gambar, teks, dan sebagainya [3].

Universitas Sumatera Utara


8

Ada tiga hal dasar yang harus diperhatikan dari digital signage dalam
menentukan penempatan dan pendekatan terhadap sasaran yang dituju (Gambar 2.
2), antara lain:

Gambar 2. 2 Tiga hal dasar yang menentukan pengaplikasian digital signage[2]

1. Point Of Sale (POS) → Digital Signage ditempatkan dan ditujukan untuk
pemasaran produk, biasanya ditempatkan di lokasi berjualan.
2. Point Of Transit (POT) → Digital Signage yang akan ditempatkan di
tempat-tempat yang ramai dilintasi orang.
3. Point Of Wait (POW) → Digital Signage yang ditempatkan di area yang
memiliki tempat menunggu, misalya bandara, rumah sakit, dan sebagainya.

Di dalam teknologi digital signage ini biasanya terdiri dari 2 layer yaitu
Backend dan frontend (Gambar 2. 3). Pada sisi backend biasanya adalah sebuah
aplikasi yang berjalan pada web server, sedangkan pada sisi frontend biasanya yang


Universitas Sumatera Utara

9

sering kita lihat dengan media yang di gunakan biasanya LCD Monitor. Sebagai
administrator kita bisa menata tampilan client dan kapan client menampilkannya
(schedule management) .
Frontend
Display 1

Display 2

Display 3

Backend
Internet/
koneksi
jaringan

Server


Signage
administrator

Gambar 2. 3 Digital signage memiliki layer frontend dan backend

2.2 Jaringan Komputer
Jaringan komputer adalah sekumpulan perangkat (node) yang saling
terhubung, dimana perangkat ini dapat saling bertukar informasi, berkomunikasi
dan berbagi sumber daya. Perangkat dapat berupa komputer, scanner, printer, atau
lainnya yang dapat mengirim atau menerima dari perangkat lain di jaringan
tersebut. Pihak yang meminta untuk dilayani disebut sebagai client, sedang pihak
yang memberikan layanan disebut sebagai server.
Ada dua jenis koneksi jaringan, yaitu koneksi point-to-point dan koneksi
multipoint . Koneksi point-to-point menghubungkan dua buah perangkat (Gambar
2. 4 (a)), misalnya menghubungkan sebuah komputer dengan komputer lainnya
menggunakan kabel. Koneksi multipoint menghubungkan lebih dari dua buah

Universitas Sumatera Utara


10

perangkat (Gambar 2. 4 (b)), misalnya menghubungkan sebuah printer ke beberapa
komputer.
Terminal

Terminal

Link

(a)
Terminal

Terminal

Mainframe

Terminal

(b)

Gambar 2. 4 Koneksi point-to-point (a) dan multipoint (b)

2.2.1 Model Jaringan Transmision Control Protocol / Internet Protocol (TCP/IP)
Model jaringan TCP/IP merupakan pengembangan dari ARPANET yang
dikembangkan oleh DARPA. ARPANET merupakan jaringan yang terbentuk
dengan menghubungkan beberapa komputer dengan menggunakan network control
protocol (NCP), awalnya diaplikasikan dengan menghubungkan komputer dari
empat perguruan tinggi yang berbeda. Ketika jaringan satelit dan radio
berkembang, timbul keinginan untuk menghubungkan jaringan ARPANET dengan
jaringan satelit dan radio, namun protokol yang ada memiliki masalah dalam
menghubungkannya. Sehingga dibentuk arsitektur jaringan baru yang mampu

Universitas Sumatera Utara

11

menghubungkan beberapa jaringan, arsitektur inilah yang kemudian dikenal
sebagai model jaringan TCP/IP.
TCP/IP adalah protokol-protokol yang mengatur agar komunikasi dapat
terjadi antar perangkat melalui jaringan internet. TCP/IP mengatur semua proses

yang harus dilakukan agar perangkat-perangkat yang terhubung ke internet dapat
berkomunikasi. Arsitektur dari TCP/IP protokol dikembangkan sebelum arsitektur
Open Systems Interconnection (OSI) yang merupakan standar ISO dikembangkan.
Sehingga ada perbedaan layer pada kedua model arsitektur ini, terlihat seperti pada
Gambar 2. 5 [4].
Application
Presentation

Application

Session
Transport

Transport

Network

Network

Data link


Data link

Physical

Physical

Model OSI

TCP/IP Protocol Suite

Gambar 2. 5 Arsitektur TCP/IP dan OSI

Physical layer adalah hardware yang digunakan dalam jaringan, pada lapisan
ini sinyal elektrik bergerak. Lapisan ini mengubah data kedalam bit yang bergerak
di media jaringan, serta memastikan jika bit yang dikirim oleh sumber 1 maka yang
diterima pada sisi penerima juga 1. Data link layer berfungsi mengatur bit menjadi
frame dan menyediakan pengiriman node to node. Frame adalah paket yang
merangkum data yang diterima dari network layer dengan diberi tambahan header.


Universitas Sumatera Utara

12

Header berisi asal dan tujuan frame, hal ini dibutuhkan karena ada lebih dari satu
node yang terhubung ke tautan.
Network layer menerima paket dari data link layer dan mengirimkannya ke
jaringan yang tepat serta mencarikan rute terbaik. Transport layer berfungsi untuk
memastikan data sampai pada tujuan dan tidak mengalami error. Application layer
berfungsi memberikan akses ke sumber jaringan, menterjemahkan, mengenkripsi,
dan mengkompres data, serta memulai, mengelolah dan mengakhiri sesi
komunikasi.

2.2.1.1 Internet Protocol (IP)
Internet protocol (IP) adalah protokol pada lapisan network yang berfungsi
untuk menyediakan jalur untuk pengiriman data. IP hanya bertugas menjadi kurir
dari TCP dan mencari jalur yang terbaik dalam penyampaian datagram. IP tidak
bertanggung jawab jika data tersebut mengalami kerusakan selama pengiriman,
namun IP akan mengirimkan pesan kesalahan melalui ICMP (Internet Control
Message Protokol). IP bersifat unreliable, connectionless, dan datagram delivery

service.
Unreliable menunjukkan IP tidak menjamin bahwa data yang dikirim akan
sampai ketujuan atau mengalami kerusakan. Connectionless menunjukkan
pengiriman paket dari tempat asal ketempat tujuan tanpa perjanjian (handshake)
terlebih dahulu. Datagram delivery service berarti bahwa setiap paket yang dikirim
berdiri sendiri dan tidak bergantung pada paket lainnya. Terdapat dua jenis IP, yaitu
IPv4 dan IPv6, IP yang masih umum digunakan dan akan dibahas dalam tugas akhir
ini adalah IPv4.

Universitas Sumatera Utara

13

IPv4 mengirimkan paket dalam bentuk datagram yang tersusun dari header
dan payload. Berikut dalam Gambar 2. 6 di bawah ini adalah format header dari
IPv4.

Gambar 2. 6 Header IPv4
Keterangan [5] :
o Version, menunjukkan versi IP yang digunakan, panjang 4 bit

o IHL, menunjukkan ukuran header IP, panjang 4 bit
o Type of services, digunakan untuk menentukan jenis pengiriman paket oleh
IP, panjang 8 bit
o Total lenght, panjang total datagram IP, panjang 16 bit
o Identification, digunakan untuk mengenali fragmen-fragmen sebuah
datagram IP, panjang 16 bit
o Flag, menunjukkan apakah sebuah datagram IP mengalami fragmentasi atau
tidak, panjang 3 bit
o Fragment offset, menunjukkan offset dimana fragmentasi dimulai, panjang
13 bit
o Time to live, memberikan batasan waktu datagram untuk mencapai tujuan,
panjang 8 bit

Universitas Sumatera Utara

14

o Protocol, menunjukkan jenis protokol lapisan atas yang menggunakan isi
dari paket IP, panjang 8 bit
o Header checksum, melakukan pengecekkan terhadap header IP, jika ada
kesalahan maka data akan diabaikan, panjang 16 bit
o Source address, alamat IP pengirim
o Destination address, alamat IP penerima
o Option, mengkodekan pilihan-pilihan yang diminta oleh pengirim

Untuk

lebih

mempermudah

berkomunikasi,

maka

masing-masing

perangkat/node diberikan IP address yang unik. IP address digunakan sebagai
identitas dari node, dimana dalam pengiriman data akan ada IP address pengirim
dan IP address penerima.
IP address tersusun dari 32 bit, 4 byte, nilai maksimal adalah 255 dan
biasanya dinyatakan dalam desimal agar lebih mudah dibaca (Gambar 2. 7). Alamat
yang tersedia untuk IP address adalah sebanyak 232 yaitu 4.294.967.296.
IP dalam Biner
10000000

00001011

128

.

11

00000011

.

3

.

00011111

31

IP dalam Desimal

Gambar 2. 7 Notasi IP Address dalam desimal dipisahkan dalam titik

IP address dibagi kedalam beberapa kelas, yaitu kelas A, kelas B, kelas C,
kelas D, dan kelas E. Tiap kelas menduduki beberapa bagian dari keseluruhan
alamat yang tersedia (Gambar 2. 8) [4].

Universitas Sumatera Utara

15

Class A : 231 = 2.147.483.648 addresses, 50%
Class A

Class B : 230 = 1.073.741.824 addresses, 25%

Class C : 229 = 536.870.912 addresses, 12,5%

Class E

Class B

Class D : 228 = 268.435.456 addresses, 6,25%
Class E : 228 = 268.435.456 addresses, 6,25%

Gambar 2. 8 Pembagian kelas pada IP address

IP address terbagi atas dua blok yaitu netid dan hostid. Netid menyatakan
network tempat node yang dituju terhubung sedangkan hostid menyatakan node
yang dituju dalam jaringan. Masing-masing kelas berbeda panjang netid dan
hostidnya, hal inilah yang membedakan kelas A, B, dan C. Kelas D digunakan
untuk kebutuhan khusus yaitu alamat multicast. Kelas E juga digunakan untuk
kebutuhan khusus yaitu digunakan untuk penggunaan masa depan atau
pengembangan. Hal ini ditunjukkan pada Gambar 2. 9 berikut :

Gambar 2. 9 Blok pada masing-masing kelas IP

Universitas Sumatera Utara

16

2.2.1.2 Protokol HTTP
Hypertext transfer protocol (HTTP) adalah protokol komunikasi antara
server dan client yang memanfaatkan TCP dan biasanya digunakan untuk
mengakses data pada World Wide Web. Gambar 2. 10 menunjukkan komunikasi
yang dilakukan oleh protokol HTTP. Client memulai komunikasi dengan
mengirimkan request message, kemudian server akan menjawab dengan
memberikan response message.

Client

Server
Request Message

Response Message

Gambar 2. 10 Komunikasi antara client dan server menggunakan protokol HTTP

Request message yang dikirimkan client mengikuti format HTTP message
sesuai standar, begitu juga dengan response message yang dikirimkan oleh server.
Request message berisi informasi yang hendak diberikan client kepada server, atau
informasi dan sumber daya yang dibutuhkan oleh client dari server. Server akan
membaca dan menterjemahkan request message yang datang, kemudian server
akan bekerja sesuai dengan isi pesan. Kemudian server akan mengirimkan
response message yang berisi hasil kerja sesuai dari isi request message ataupun
sumber daya yang dibutuhkan client.

Universitas Sumatera Utara

17

2.2.1.3 Protokol RTP
Realtime transport protocol (RTP) adalah protokol yang dirancang khusus
untuk menangani lalu lintas komunikasi real time pada jaringan internet, baik
secara unicast maupun multicast. RTP digunakan secara luas dalam sistem
komunikasi dan hiburan yang terdiri dari streaming media, seperti telephone,
telekonferensi, dan layanan televisi. Kontribusi utama dari RTP adalah
timestamping, sequencing, dan mixing facilities. Timestamp mengindikasikan
hubungan waktu antar paket yang dikirim. Sequence digunakan oleh penerima
untuk mendeteksi paket yang hilang atau paket yang sudah tidak lagi dibutuhkan.

2.2.2 Unicast dan Multicast
Dalam komunikasi unicast, komunikasi terjadi antara satu perangkat dengan
satu perangkat lainnya. Artinya, dalam unicast terdapat satu sumber dan satu tujuan.
Sekalipun banyak perangkat yang terhubung dalam jaringan, datagram hanya akan
diteruskan oleh router ke satu perangkat yang dituju. Pada Gambar 2. 11
ditunjukkan komunikasi unicast, router hanya meneruskan datagram dari sumber
yaitu COM 1, menuju ke tujuan, yaitu COM 2.

Universitas Sumatera Utara

18

COM 1
Sumber

Tujuan
COM 2

COM 3

COM 4

Gambar 2. 11 Pengiriman data secara unicast
Pada kondisi tertentu, pengirim hendak mengirimkan data ke beberapa
perangkat yang terhubung dengan server. Pengiriman dapat dilakukan dengan
beberapa cara, yaitu dengan multiple unicast, broadcast, dan multicast. Pada
multiple unicast, data akan dikirimkan satu per satu ke tujuan secara unicast.
Sedangkan pada broadcast, data akan dikirimkan secara bersamaan ke seluruh
perangkat yang terhubung ke router walaupun perangkat tersebut bukan tujuan dari
data. Pada Gambar 2. 12 tampak bahwa router mengirimkan data ke perangkat L1,
L2, COM2, dan COM3 sekalipun yang dituju sebenarnya hanya L2 dan COM1.
Cara komunikasi secara broadcast sangat jarang digunakan di jaringan internet,
karena banyaknya perangkat yang terhubung ke jaringan internet sehingga akan
mengakibatkan penggunaan rentang frekuensi yang besar.

Universitas Sumatera Utara

19

COM 1
Sumber

R1

R2

L1

R3

L2

COM 2

COM 3

Tujuan

Gambar 2. 12 Pengiriman data secara broadcast

Multicast adalah sistem pengiriman paket data dari satu sumber ke banyak
tujuan secara bersamaan. Biasanya perangkat tujuan dari pengiriman dikelompokan
ke dalam grup tertentu, sehingga pengiriman ditujukan ke alamat grup. Paket data
yang akan dikirim sumber hanya satu, sekalipun ada banyak perangkat yang dituju
[4]. Pada Gambar 2. 13 tampak bahwa data dikirim secara bersamaan ke tujuan,
yaitu L1 dan L2.
COM 1
Sumber

R1

R2

L1

R3

L2

COM 2

COM 3

Tujuan

Gambar 2. 13 Pengiriman data secara multicast

Universitas Sumatera Utara

20

Pada pembagian kelas pengalamatan IP telah ditentukan bahwa kelas D
digunakan

untuk

keperluan

multicast.

Mulai

dari

224.0.0.0

sampai

239.255.255.255 ada sebanyak 228 = 268.435.456 alamat yang tersedia untuk
multicast. Dalam komunikasi multicast, paket data dikirimkan ke beberapa tujuan
yang merupakan anggota dari sebuah grup, oleh karena itu diperlukan informasi
mengenai grup dan anggota-anggota yang terhubung dalam komunikasi ini. Proses
pengumpulan informasi melalui dua proses, yaitu pengumpulan secara lokal dan
secara global. Proses pengumpulan informasi lokal dilakukan oleh IGMP
mengumpulkan informasi menggunakan router multicast yang terhubung ke
jaringan, informasi yang terkumpul akan disebar secara global ke router multicast
lainnya oleh protokol routing.
Internet group management protocol (IGMP) merupakan salah satu protokol
yang bekerja pada network layer, bertanggung jawab mengoreksi dan
menerjemahkan informasi tentang anggota sebuah grup dalam jaringan. Dalam
berbagai jaringan, terdapat satu atau lebih router multicast yang mengirimkan paket
multicast ke host atau router lainnya. IGMP memberikan informasi kepada router
multicast mengenai status keanggotaan sebuah host dalam jaringan.

Universitas Sumatera Utara