Tinjauan Terhadap Pelanggaran Ham Dan Prinsip Kedaulatan Impunity Dilihat Dalam Hukum Internasional Di Negara Ukraina
LAMPIRAN
Pemberontak Pro-Rusia Langgar Gencatan Senjata di Ukraina
Konflik di Ukraina Timur terjadi sejak April ketika pemerintah Kiev meluncurkan
operasi menguasai kembali daerah yang direnggut pemberontak.
Liputan6.com, Kiev - Konflik di Ukraina saat ini tengah dalam proses gencatan
senjata. Namun demikian, ada sejumlah hal yang dilanggar pihak pemberontak
pro-Rusia, yakni melarang akses bagi para pemantau asing yang bertugas untuk
menyelesaikan sengketa.
Juru bicara Anti-Terrosist Operation (ATO) Ukraina Kolonel Andriy Lysenko
menegaskan pelarangan tersebut merupakan pelanggaran terhadap hukum
internasional yang menyatakan bahwa pemantau OSCE wajib diizinkan masuk
dan tak terbatas ke seluruh wilayah yang berada di zona konflik.
"Para pemantau mendapati adanya sekelompok tank tempur sebanyak 15-20 buah
yang turut berpartisipasi dalam latihan perang di wilayah yang dikuasai oleh
(pemberontak) LPR, tepatnya di Oleksandrivsk yang berjarak sekitar 15 km dari
garis kontak. Perlengkapan militer seperti itu harus meninggalkan wilayah ini
menurut perjanjian Minsk," ujar Lysenko dalam keterangan tertulis yang
diterima Liputan6.com di Jakarta, Rabu (25/3/2015).
Dia menjelaskan, intensitas serangan militan di Ukraina timur menurun. Akan
tetapi, ada milisi yang melepaskan tembakan sebanyak tiga kali dari tank dan satu
kali dengan menggunakan senjata artileri pada Selasa 24 Maret kemarin.
"Tentara bayaran Rusia kembali melakukan serangan provokasi bersenjata
sebanyak dua kali setelah tengah malam. Kota-kota yang berlokasi dekat bandara
Donetsk masih menjadi titik utama terjadinya konflik," ujar dia.
Menurut Kolonel Lysenko, lebih dari 50% pelanggaran gencatan bersenjata terjadi
di wilayah ini. Pasukan Ukraina juga mendapati adanya 10 pesawat tanpa awak
milih 'musuh' di wilayah Mariupol, Sartana, dan Krasna Talakivka. Satu orang
pasukan Ukraina terbunuh dalam aksi ini dan 8 lainnya mendapat perawatan
dalam 24 jam terakhir. (Riz)
http://news.liputan6.com/read/2197116/pemberontak-pro-rusiaSumber:
langgar-gencatan-senjata-di-ukraina
PBB: 3.543 TEWAS DALAM KONFLIK DI UKRAINA
Diposting Oleh: Arif Asy'ari September 24, 2014 Di Kategori Eropa
Foto : Anadolu
Jenewa, 29 Dzulqa’dah 1435/24 September 2014 (MINA) – Asisten Sekretaris
Jenderal untuk Hak Asasi Manusia (HAM) PBB, Ivan Simonovic, mengatakan,
korban tewas dalam konflik Ukraina timur mencapai 3.543 jiwa, termasuk 298
korban pada kecelakaan pesawat Malaysia Airlines.
“Selama enam bulan terakhir, kami melihat kasus di Ukraina, korban tewas
sampai 21 September mencapai 3543 orang termasuk 298 korban kecelakaan
pesawat Malaysia,” kata Ivan Simonovic dilaporkan world bulletin dan dikutip
Mi’raj islamic News Agency, Rabu.
Berbicara di Dewan HAM PBB di Jenewa, Simonovic menunjukan sebuah
laporan tentang pelanggaran HAM DI Ukraina periode 21 November 2013 hingga
5 September 2014. Simonovic juga mengatakan, situasi pengungsi di Ukraina
sangat mengkhawatirkan.
“Pada awal Agustus dan awal September, jumlah pengungsi mencapai 275.498,”
tambahnya.
Mayoritas pengungsi internal (IDP) yang tidak terdaftar sebenarnya bisa lebih
tinggi. Kebanyakan pengungsi masih menggantungkan diri pada bantuan dari
keluarga dan kerabat terdekat. (T/P003/R11)
Sumber:
http://mirajnews.com/id/internasional/eropa/pbb-3500-tewasdalam-konflik-di-ukraina/
Korban Tewas Capai 6.500, NATO: Pertempuran
Ukraina Bisa Berlanjut
Kepala NATO Jens Stoltenberg (Foto: news.usni.org)
BRUSSEL, SATUHARAPAN.COM – Kepala NATO Jens Stoltenberg pada
Kamis (25/06) memperingatkan masih terdapat risiko meletusnya pertempuran
sengit di Ukraina dan mendesak Rusia untuk menghentikan dukungannya kepada
pemberontak pro-Moskow.
Gencatan senjata pada Februari yang diperantarai di Minsk oleh Prancis dan
Jerman sebagian besar dilaksanakan namun dalam beberapa pekan terakhir terjadi
lonjakan pertempuran, berisiko menggagalkan perjanjian tersebut saat jumlah
korban tewas mencapai 6.500 orang.
“Pelanggaran gencatan senjata terus terjadi. Masih terdapat risiko terjadinya
pertempuran sengit,” ujar Stoltenberg.
“Rusia terus mendukung pemberontak dengan pelatihan, persenjataan dan tentara;
pihaknya menempatkan sejumlah besar pasukannya di wilayah perbatasannya
dengan Ukraina,” tambahnya.
“Peluang terbaik untuk perdamain yakni pelaksanaan penuh perjanjian Minsk.
Saya mendesak semua pihak untuk melakukannya dan Rusia memiliki tanggung
jawab khusus dalam masalah ini.”
Rusia membantah pihaknya terlibat langsung dalam konflik selama 15 bulan di
Ukraina.
Stoltenberg menyampaikan pernyataan tersebut dalam pembukaan Dewan NATOUkraina yang dibentuk aliansi itu untuk mengoordinasikan hubungan dengan
negara nonanggota Kiev pascaberakhirnya Perang Dingin.(AFP/Ant)
Sumber:
http://berita.suaramerdeka.com/menlu-as-desak-pbb-selidikipelanggaran-ham-di-ukraina-timur/
Konflik Ukraina sudah tewaskan 2.593 orang
Jumat, 29 Agustus 2014 19:55 WIB | 4.746 Views
Gerbong kereta berada di jembatan rel yang roboh akibat pertempuran antara
tentara Ukraina dengan separatis pro Rusia, melewati jalan utama menuju kota
Donetsk, Ukraina, dekat desa Novobakhmutivka, wilayah utara Donetsk, Rabu
(27/8). (REUTERS/Gleb Garanich)
Kiev (ANTARA News) - Sejumlah 2.593 orang termasuk warga sipil serta
pasukan Ukraina dan kelompok separatis tewas dalam petempuran di Ukraina
Timur sejak kontak senjata meletus pertengahan April, kata seorang pejabat hak
asasi manusia PBB, Jumat.
"Kecenderungan itu jelas berbahaya. Ada peningkatan penting dalam jumlah
korban tewas di wilayah Ukraina Timur," kata Ivan Simonovic, Asisten Sekjen
PBB untuk Hak Asasi Manusia kepada wartawan.
"Jumlah korban tewas sekarang 2.593 orang, mendekati 3.000 orang jika
digabungkan dengan 298 korban dari pesawat (maskapai penerbangan Malaysia
MH17) yang jatuh di daerah Ukraina Timur," katanya.
Simonovoc, yang menyampaikan laporan misi pemantau PBB, mengatakan
korban di pihak sipil akan terus meningkat "karena masing-masing pihak
meningkatkan kekuatannya, melalui mobilisasi, organisasi yang lebih baik dan
senjata-senjata yang lebih canggih dan dukungan dari luar".
Jumlah korban tewas hampir 400 lebih banyak ketimbang yang disampaikan
dalam dalam laporan itu, yang mencakup periode sampai 17 Agustus.
Simonovic mengatakan partisipasi yang meningkat dari para petempur asing
dalam konflk itu, mengacu pada pasukan Rusia dan para petempur relawan.
Laporan itu menuduh separatis pro-Rusia melakukan pelanggaran hak asasi
manusia yang luas termasuk pembunuhan, penculikan dan penyiksaan, dan
mengatakan mereka menerima satu "pasokan tetap" senjata-senjata canggih dan
amunisi.
Laporan itu, yang disiapkan oleh kantor hak-hak asasi manusia PBB di Jenewa
juga mengutip laporan-laporan pelanggara hak asasi manusia oleh pasukan militer
Ukraina dan batalyon-batalyon khusus yang dipimpin Kementerian Dalam Negeri.
"Kelompok-kelompok bersenjata terus melakukan pembunuhan, penculikan,
penyiksaan fisik dan psikologi, perlakuan yang buruk, pengeksekusian dan
pelanggaran serius hak asasi manusia lainnya," kata laporan itu, dan
menambahkan pelanggaran-pelanggaran itu adalah sasaran sipil yang tidak pada
tempatnya.
"Militer Ukraina dilaporkan menembak dari wilayah (Rusia) dan menggunakan
ranjau darat yang ilegal di wilayah Ukraina," kata para pemantau.
Sumber:
http://www.antaranews.com/berita/450961/konflik-ukraina-sudahtewaskan-2593-orang
Jumlah Korban Pertempuran di Ukraina Melonjak
intelijen - Pertempuran sengit di Ukraina timur selama bulan lalu telah
mengakibatkan jumlah korban tewas melonjak, dengan setidaknya 36 orang tewas
setiap hari, menurut laporan hak asasi manusia PBB.
Dalam empat pekan saja, dari pertengahan Juli sampai pertengahan Agustus,
sedikitnya 1.200 orang tewas – lebih dari dua kali lipat jumlah korban dalam
konflik yang dimulai pada April, kata laporan pemantau HAM PBB yang akan
disiarkan Jumat.
Pasukan Ukraina telah selama bulan lalu membuat kemajuan dalam pertempuran
mereka untuk mengusir separatis pro-Moskow, dan merebut kembali kontrol kota
di timur dan pengetatan blokade mereka di sekitar benteng pemberontak.
“Sebagai akibat permusuhan intensif, telah terjadi eskalasi jumlah korban yang
telah lebih dari dua kali lipat sejak laporan terakhir” pada Juli, menurut dokumen
39-halaman yang diperoleh AFP.
Satu bulan korban tewas mencapai 1.200, tidak termasuk 298 kematian akibat
jatuhnya Penerbangan MH17 Malaysia Airlines.
Sejak April, total dari 2.220 orang telah tewas, termasuk 23 anak-anak.
Laporan ini secara implisit menyalahkan separatis atas pembunuhan intensif
tersebut, dan mengatakan mereka kini melakukan serangan di “daerah padat
penduduk, menempatkan penduduk sipil berisiko “.
Tetapi laporan menambahkan bahwa “tanggung jawab untuk setidaknya beberapa
dari yang dihasilkan korban dan kerusakan terletak pada angkatan bersenjata
Ukraina” yang telah melakukan penembakan posisi pemberontak di kota-kota.
Artileri, tank, roket dan rudal telah digunakan dalam putaran terbaru pertempuran,
dengan garis depan bergerak lebih dekat ke pinggiran kota utama Donetsk dan
Lugansk.
Laporan ini tampaknya untuk mengatasi klaim Ukraina bahwa Rusia
mempersenjatai pemberontak.
Kelompok separatis “yang sekarang secara profesional dilengkapi dan muncul
untuk mendapatkan keuntungan dari, pasokan senjata canggih dan amunisi,
memungkinkan mereka untuk menembak jatuh pesawat militer Ukraina seperti
helikopter, tempur jet dan pesawat transportasi. ”
Ukraina menuduh Rusia memberikan persenjataan yang memungkinkan
pemberontak menembak jatuh Penerbangan MH17, namun Moskow membantah
tuduhan itu. Satu penyelidikan yang dipimpin oleh pemerintah Belanda sedang
berlangsung.
Laporan itu juga menuduh pejuang pemberontak melakukan pembunuhan,
penculikan, penyiksaan dan pelanggaran HAM lainnya.
Setidaknya 468 orang tetap di penangkaran, menurut laporan tersebut, kelima
yang dikeluarkan oleh misi pemantau hak asasi manusia PBB.
Asisten Sekretaris Jenderal PBB untuk Hak Asasi Manusia Ivan Simonovic adalah
karena menyajikan laporan saat berkunjung ke Ukraina pada Jumat.
Sumber :
melonjak/
http://www.intelijen.co.id/jumlah-korban-pertempuran-di-ukraina-
Pemberontak Pro-Rusia Langgar Gencatan Senjata di Ukraina
Konflik di Ukraina Timur terjadi sejak April ketika pemerintah Kiev meluncurkan
operasi menguasai kembali daerah yang direnggut pemberontak.
Liputan6.com, Kiev - Konflik di Ukraina saat ini tengah dalam proses gencatan
senjata. Namun demikian, ada sejumlah hal yang dilanggar pihak pemberontak
pro-Rusia, yakni melarang akses bagi para pemantau asing yang bertugas untuk
menyelesaikan sengketa.
Juru bicara Anti-Terrosist Operation (ATO) Ukraina Kolonel Andriy Lysenko
menegaskan pelarangan tersebut merupakan pelanggaran terhadap hukum
internasional yang menyatakan bahwa pemantau OSCE wajib diizinkan masuk
dan tak terbatas ke seluruh wilayah yang berada di zona konflik.
"Para pemantau mendapati adanya sekelompok tank tempur sebanyak 15-20 buah
yang turut berpartisipasi dalam latihan perang di wilayah yang dikuasai oleh
(pemberontak) LPR, tepatnya di Oleksandrivsk yang berjarak sekitar 15 km dari
garis kontak. Perlengkapan militer seperti itu harus meninggalkan wilayah ini
menurut perjanjian Minsk," ujar Lysenko dalam keterangan tertulis yang
diterima Liputan6.com di Jakarta, Rabu (25/3/2015).
Dia menjelaskan, intensitas serangan militan di Ukraina timur menurun. Akan
tetapi, ada milisi yang melepaskan tembakan sebanyak tiga kali dari tank dan satu
kali dengan menggunakan senjata artileri pada Selasa 24 Maret kemarin.
"Tentara bayaran Rusia kembali melakukan serangan provokasi bersenjata
sebanyak dua kali setelah tengah malam. Kota-kota yang berlokasi dekat bandara
Donetsk masih menjadi titik utama terjadinya konflik," ujar dia.
Menurut Kolonel Lysenko, lebih dari 50% pelanggaran gencatan bersenjata terjadi
di wilayah ini. Pasukan Ukraina juga mendapati adanya 10 pesawat tanpa awak
milih 'musuh' di wilayah Mariupol, Sartana, dan Krasna Talakivka. Satu orang
pasukan Ukraina terbunuh dalam aksi ini dan 8 lainnya mendapat perawatan
dalam 24 jam terakhir. (Riz)
http://news.liputan6.com/read/2197116/pemberontak-pro-rusiaSumber:
langgar-gencatan-senjata-di-ukraina
PBB: 3.543 TEWAS DALAM KONFLIK DI UKRAINA
Diposting Oleh: Arif Asy'ari September 24, 2014 Di Kategori Eropa
Foto : Anadolu
Jenewa, 29 Dzulqa’dah 1435/24 September 2014 (MINA) – Asisten Sekretaris
Jenderal untuk Hak Asasi Manusia (HAM) PBB, Ivan Simonovic, mengatakan,
korban tewas dalam konflik Ukraina timur mencapai 3.543 jiwa, termasuk 298
korban pada kecelakaan pesawat Malaysia Airlines.
“Selama enam bulan terakhir, kami melihat kasus di Ukraina, korban tewas
sampai 21 September mencapai 3543 orang termasuk 298 korban kecelakaan
pesawat Malaysia,” kata Ivan Simonovic dilaporkan world bulletin dan dikutip
Mi’raj islamic News Agency, Rabu.
Berbicara di Dewan HAM PBB di Jenewa, Simonovic menunjukan sebuah
laporan tentang pelanggaran HAM DI Ukraina periode 21 November 2013 hingga
5 September 2014. Simonovic juga mengatakan, situasi pengungsi di Ukraina
sangat mengkhawatirkan.
“Pada awal Agustus dan awal September, jumlah pengungsi mencapai 275.498,”
tambahnya.
Mayoritas pengungsi internal (IDP) yang tidak terdaftar sebenarnya bisa lebih
tinggi. Kebanyakan pengungsi masih menggantungkan diri pada bantuan dari
keluarga dan kerabat terdekat. (T/P003/R11)
Sumber:
http://mirajnews.com/id/internasional/eropa/pbb-3500-tewasdalam-konflik-di-ukraina/
Korban Tewas Capai 6.500, NATO: Pertempuran
Ukraina Bisa Berlanjut
Kepala NATO Jens Stoltenberg (Foto: news.usni.org)
BRUSSEL, SATUHARAPAN.COM – Kepala NATO Jens Stoltenberg pada
Kamis (25/06) memperingatkan masih terdapat risiko meletusnya pertempuran
sengit di Ukraina dan mendesak Rusia untuk menghentikan dukungannya kepada
pemberontak pro-Moskow.
Gencatan senjata pada Februari yang diperantarai di Minsk oleh Prancis dan
Jerman sebagian besar dilaksanakan namun dalam beberapa pekan terakhir terjadi
lonjakan pertempuran, berisiko menggagalkan perjanjian tersebut saat jumlah
korban tewas mencapai 6.500 orang.
“Pelanggaran gencatan senjata terus terjadi. Masih terdapat risiko terjadinya
pertempuran sengit,” ujar Stoltenberg.
“Rusia terus mendukung pemberontak dengan pelatihan, persenjataan dan tentara;
pihaknya menempatkan sejumlah besar pasukannya di wilayah perbatasannya
dengan Ukraina,” tambahnya.
“Peluang terbaik untuk perdamain yakni pelaksanaan penuh perjanjian Minsk.
Saya mendesak semua pihak untuk melakukannya dan Rusia memiliki tanggung
jawab khusus dalam masalah ini.”
Rusia membantah pihaknya terlibat langsung dalam konflik selama 15 bulan di
Ukraina.
Stoltenberg menyampaikan pernyataan tersebut dalam pembukaan Dewan NATOUkraina yang dibentuk aliansi itu untuk mengoordinasikan hubungan dengan
negara nonanggota Kiev pascaberakhirnya Perang Dingin.(AFP/Ant)
Sumber:
http://berita.suaramerdeka.com/menlu-as-desak-pbb-selidikipelanggaran-ham-di-ukraina-timur/
Konflik Ukraina sudah tewaskan 2.593 orang
Jumat, 29 Agustus 2014 19:55 WIB | 4.746 Views
Gerbong kereta berada di jembatan rel yang roboh akibat pertempuran antara
tentara Ukraina dengan separatis pro Rusia, melewati jalan utama menuju kota
Donetsk, Ukraina, dekat desa Novobakhmutivka, wilayah utara Donetsk, Rabu
(27/8). (REUTERS/Gleb Garanich)
Kiev (ANTARA News) - Sejumlah 2.593 orang termasuk warga sipil serta
pasukan Ukraina dan kelompok separatis tewas dalam petempuran di Ukraina
Timur sejak kontak senjata meletus pertengahan April, kata seorang pejabat hak
asasi manusia PBB, Jumat.
"Kecenderungan itu jelas berbahaya. Ada peningkatan penting dalam jumlah
korban tewas di wilayah Ukraina Timur," kata Ivan Simonovic, Asisten Sekjen
PBB untuk Hak Asasi Manusia kepada wartawan.
"Jumlah korban tewas sekarang 2.593 orang, mendekati 3.000 orang jika
digabungkan dengan 298 korban dari pesawat (maskapai penerbangan Malaysia
MH17) yang jatuh di daerah Ukraina Timur," katanya.
Simonovoc, yang menyampaikan laporan misi pemantau PBB, mengatakan
korban di pihak sipil akan terus meningkat "karena masing-masing pihak
meningkatkan kekuatannya, melalui mobilisasi, organisasi yang lebih baik dan
senjata-senjata yang lebih canggih dan dukungan dari luar".
Jumlah korban tewas hampir 400 lebih banyak ketimbang yang disampaikan
dalam dalam laporan itu, yang mencakup periode sampai 17 Agustus.
Simonovic mengatakan partisipasi yang meningkat dari para petempur asing
dalam konflk itu, mengacu pada pasukan Rusia dan para petempur relawan.
Laporan itu menuduh separatis pro-Rusia melakukan pelanggaran hak asasi
manusia yang luas termasuk pembunuhan, penculikan dan penyiksaan, dan
mengatakan mereka menerima satu "pasokan tetap" senjata-senjata canggih dan
amunisi.
Laporan itu, yang disiapkan oleh kantor hak-hak asasi manusia PBB di Jenewa
juga mengutip laporan-laporan pelanggara hak asasi manusia oleh pasukan militer
Ukraina dan batalyon-batalyon khusus yang dipimpin Kementerian Dalam Negeri.
"Kelompok-kelompok bersenjata terus melakukan pembunuhan, penculikan,
penyiksaan fisik dan psikologi, perlakuan yang buruk, pengeksekusian dan
pelanggaran serius hak asasi manusia lainnya," kata laporan itu, dan
menambahkan pelanggaran-pelanggaran itu adalah sasaran sipil yang tidak pada
tempatnya.
"Militer Ukraina dilaporkan menembak dari wilayah (Rusia) dan menggunakan
ranjau darat yang ilegal di wilayah Ukraina," kata para pemantau.
Sumber:
http://www.antaranews.com/berita/450961/konflik-ukraina-sudahtewaskan-2593-orang
Jumlah Korban Pertempuran di Ukraina Melonjak
intelijen - Pertempuran sengit di Ukraina timur selama bulan lalu telah
mengakibatkan jumlah korban tewas melonjak, dengan setidaknya 36 orang tewas
setiap hari, menurut laporan hak asasi manusia PBB.
Dalam empat pekan saja, dari pertengahan Juli sampai pertengahan Agustus,
sedikitnya 1.200 orang tewas – lebih dari dua kali lipat jumlah korban dalam
konflik yang dimulai pada April, kata laporan pemantau HAM PBB yang akan
disiarkan Jumat.
Pasukan Ukraina telah selama bulan lalu membuat kemajuan dalam pertempuran
mereka untuk mengusir separatis pro-Moskow, dan merebut kembali kontrol kota
di timur dan pengetatan blokade mereka di sekitar benteng pemberontak.
“Sebagai akibat permusuhan intensif, telah terjadi eskalasi jumlah korban yang
telah lebih dari dua kali lipat sejak laporan terakhir” pada Juli, menurut dokumen
39-halaman yang diperoleh AFP.
Satu bulan korban tewas mencapai 1.200, tidak termasuk 298 kematian akibat
jatuhnya Penerbangan MH17 Malaysia Airlines.
Sejak April, total dari 2.220 orang telah tewas, termasuk 23 anak-anak.
Laporan ini secara implisit menyalahkan separatis atas pembunuhan intensif
tersebut, dan mengatakan mereka kini melakukan serangan di “daerah padat
penduduk, menempatkan penduduk sipil berisiko “.
Tetapi laporan menambahkan bahwa “tanggung jawab untuk setidaknya beberapa
dari yang dihasilkan korban dan kerusakan terletak pada angkatan bersenjata
Ukraina” yang telah melakukan penembakan posisi pemberontak di kota-kota.
Artileri, tank, roket dan rudal telah digunakan dalam putaran terbaru pertempuran,
dengan garis depan bergerak lebih dekat ke pinggiran kota utama Donetsk dan
Lugansk.
Laporan ini tampaknya untuk mengatasi klaim Ukraina bahwa Rusia
mempersenjatai pemberontak.
Kelompok separatis “yang sekarang secara profesional dilengkapi dan muncul
untuk mendapatkan keuntungan dari, pasokan senjata canggih dan amunisi,
memungkinkan mereka untuk menembak jatuh pesawat militer Ukraina seperti
helikopter, tempur jet dan pesawat transportasi. ”
Ukraina menuduh Rusia memberikan persenjataan yang memungkinkan
pemberontak menembak jatuh Penerbangan MH17, namun Moskow membantah
tuduhan itu. Satu penyelidikan yang dipimpin oleh pemerintah Belanda sedang
berlangsung.
Laporan itu juga menuduh pejuang pemberontak melakukan pembunuhan,
penculikan, penyiksaan dan pelanggaran HAM lainnya.
Setidaknya 468 orang tetap di penangkaran, menurut laporan tersebut, kelima
yang dikeluarkan oleh misi pemantau hak asasi manusia PBB.
Asisten Sekretaris Jenderal PBB untuk Hak Asasi Manusia Ivan Simonovic adalah
karena menyajikan laporan saat berkunjung ke Ukraina pada Jumat.
Sumber :
melonjak/
http://www.intelijen.co.id/jumlah-korban-pertempuran-di-ukraina-