Topik 11 dan 12 Pengelolaan Terpadu SDA dan OTDA 1

Pengelolaan Terpadu SDA
(Integrated Water Resources
Management = IWRM)
 SDA Dalam OTDA


Latar Belakang
 Indonesia adalah negeri kepulauan

dengan potensi air yang luar biasa
 Secara hidrometeorologi, potensi kita
adalah salah satu yang terbaik di Asia
 Agar potensi ini dapat dimanfaatkan
perlu pemahaman dan perencanaan
yang menyeluruh

Pengelolaan Sumberdaya Air
TerpaduLuas Penduduk Potensi Air Potensi Ketersediaan
Benua

Eropa

Amerika Utara
Afrika
Asia
Amerika Selatan
Australia &
Oseania
Dunia
Jawa
Bali, NTT dan NTB
Kalimantan
Sumatera
Sulawesi
Maluku dan Papua
Indonesia

juta km2
10,46
24,25
30,10
43,48

17,86
8,95

juta jiwa
685
448
708
3.403
315
29

km3/tahun
2.900
7.700
4.040
13.508
12.030
2.400

mm/tahun

277
316
134
311
674
268

m3/kapita
4.234
17.188
5.706
3.969
38.190
83.624

135,10
0,13
0,09
0,19
0,47

0,54
0,49
1,91

5.588
123
11
14
41
10
4
203

42.578
187
60
247
738
1.008
981

3.221

315
1.406
698
1.321
1.567
1.884
1.994
1.692

7.620
1.523
5.447
18.026
18.132
97.363
247.821
15.903


 Ketersediaan air permukaan tidak berimbang

Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu
 Pengelolaan sumberdaya air secara terpadu:
 Proses terkoordinasi dalam pengembangan dan

pengelolaan air, tanah dan sumberdaya alam
terkait yang memberi manfaat maksimal bagi
kemaslahatan masyarakat tanpa mengganggu
keberlanjutan ekosistem (Biltonen, 2002)
 Upaya merencanakan, melaksanakan, memantau
dan mengevaluasi penyelenggaraan konservasi
sumberdaya air, pendayagunaan sumberdaya air
dan pengendalian daya rusak sumberdaya air (UU
No. 7 Tahun 2004).






Satu sungai, satu rencana, satu pengelolaan
terpadu
DAS adalah kesatuan terkecil dari pengelolaan
air
Aspek pengelolaan:
› Daerah tangkapan hujan
› Kuantitas
› Kualitas
› Pengendalian banjir
› Lingkungan sungai
› Prasarana pengairan

 Ke b e rla njuta n (Sa ve nije , 1997):

› Te knis
› Fina nsia l
› Ke le mb a g a a n
› So sia l
› Eko no mi
› Ling kung a n


Ada 3 fenomena penting yg perlu
dicermati dlm kaitan dgn pengelolaan
SDA di Indonesia :
1. Permintaan thdp air dr berbagai
sektor kehidupan cenderung
meningkat
2. Penurunan kondisi SDA
3. Krisis pengelolaan

Akibat : perkembangan pemukiman di
kota, industri, pertambangan dan energi
listrik
 Peningkatan permintaan ini telah
menimbulkan kelangkaan sehingga timbul
kompetisi dan konflik dlm pengalokasian
baik di sektor pertanian maupun nonpertanian


Penurunan kondisi SDA

Peningkatan permintaan dan
terjadinya kelangkaan air diikuti
pula oleh penurunan kondisi SDA
dlm bentuk Kerusakan Daerah
Tangkapan dan Pencemaran Air,
sehingga terjadi kekeringan di
musim kemarau dan kebanjiran di
musim hujan

Krisis Pengelolaan
Krisis pengelolaan yg ditandai
oleh ketidak-mampuan
kerangka kebijakan, kerangka
hukum, kerangka kelembagaan
dan kapasitas SDM dalam
menyikapi fenomena pertama
dan kedua diatas






Ketiga fenomena tersebut
mengindikasikan semakin
meningkatnya kompleksitas
pengelolaan SDA shg diperlukan
adanya keterpaduan dalam
pengelolaan dan pembaharuan
kebijakan
Dalam kaitan ini pemerintah RI sdh
melakukan upaya pembaharuan
kebijakan SDA

Pengertian dan Prinsip2
Pengelolaan SDA Terpadu
Pengelolaan SDA secara terpadu
(IWRM) adalah suatu proses yg
mengedepankan pembangunan
pengelolaan sumberdaya terkait
lainnya secara terkoordinasi dlm

rangka memaksimalkan resultan
ekonomi dan kesejahteraan sosial
secara adil tanpa mengorbankan
keberlanjutan ekosistem yang vital

 Prinsip2 pengelolaan air secara terpadu ini
dikembangkan sebagai respon terhadap pola
pengelolaan SDAir yg diterapkan selama ini
yg cenderung terpisah-pisah (fragmented)
 Hal ini telah menimbulkan persoalan seperti
banjir, interusi air laut, pencemaran dsb
 Keterpaduan ini mencakup : Keterpaduan
pada sistem alam (natural system) dan
Keterpaduan pada sistem manusia (human
system)

Keterpaduan pengelolaan pada
sistem alam (natural system)
1. Keterpaduan antara hulu-hilir
2. Keterpaduan kuantitas dan kualitas
3. Keterpaduan air permukaan dan bawah

tanah
4. Keterpaduan penggunaan lahan dan
penggunaan air
5. Keterpaduan green water dan blue water
6. Keterpaduan pengelolaan air tawar dan
daerah pantai

Keterpaduan pengelolaan pada
sistem manusia (human system)

1. Keterpaduan antar sektor dalam
pembuatan kebijakan nasional (crosssectoral integration in national policy
development)
2. Keterpaduan semua stakeholders dlm
perencanaan dan pengambilan keputusan
3. Keterpaduan diantara pengelolaan air
dan air limbah

Dalam mewujudkan IWRM
ada 3 kriteria utama
Efisiensi

ekonomi

Keadilan
Keberlanjutan

Elemen penting dlm kerangka
dan pendekatan IWRM
Lingkungan yg memungkinkan (enabling
environment) dlm bentuk kebijakan
nasional, peraturan/UU, dan informasi
ttg stakeholders pengelolaan SDAir
 Peran kelembagaan (institusional roles)
pemerintah dan stakeholders pd
berbagai tingkatan
 Instrumen2 pengelolaan (management
instrument) utk pengaturan yg efektif


1. Tanggung jawab pengelolaan dan
perlindungan SDA terbagi (fragmented)
diantara berbagai instansi pemerintah :
Kemen Kimpraswil, Pertanian,
Kehutanan, ESDM yg masing-masing
memiliki prioritas dlm pengelolaan SDAir.
Perlu adanya koordinasi yang baik antar
instansi tersebut

2. Sebagian besar air (± 85%) digunakan utk
irigasi dgn efisiensi pengaliran rendah (±
40%). Secara ekonomi nilai air utk
penggunaan ini rendah.
Ketika permintaan dari sektor lain meningkat
(utk minum, industri dsb) maka cenderung
terjadi relokasi air dr kegiatan pertanian ke
non-pertanian.
Timbul isu persoalan jaminan air bagi petani
yg merupakan kelompok yg lemah dlm
masyarakat

3. Pengelolaan SDAir di Indonesia
bias sisi penyediaan (supply) yg
ditandai oleh perlakuan terhadap
air sbg sumberdaya yang
ketersediaannya tdk terbatas,
peran pemerintah dalam hal ini
harus mengutamakan kepentingan
masyarakat

PERLUNYA PERUBAHAN PARADIGMA ,
KEBIJAKAN DAN STRATEGI

Faktor-faktor penyebab diperlukannya perubahan
kebijakan dan strategi :
1. Perubahan lingkungan strategi internal :
reformasi, demokratisasi, otonomi daerah, good
governance dsb...
2. Perubahan lingkungan strategi eksternal
:globalisasi, perdagangan bebas, permasalahan
lingkungan global....
3. Kecenderungan yg nyata dr kenaikan bisnis air
pd level lokal, nasional dan global 
komersialisasi

4. Keterbatasan kemampuan negara dlm
5.

6.
7.
8.

manajemen pengembangan SDA  khususnya
dlm konservasi dan penyediaan air bersih
Berkurangnya ketersediaan air (water supply)
dan meningkatnya kebutuhan air (water
demand)
Kerugian dan kerusakan yg luar biasa akibat
kekeringan dan kebanjiran
Perumusan dan implementasi kebijakan yg
dilakukan pemerintah dalam manajemen SDA
belum optimal
Efisiensi pemakaian air masih sangat rendah

Pe ruba ha n pa ra digm a da la m
pe nge lola a n SDA se pe r t i
t e la h dije la sk a n ya it u :

 Perubahan cara pandang filosofi dr
ekonomi liberal menuju ekonomi
ekologi
 Kepentingan domain sosial ekonomi :
dr kepentingan tunggal mengarah
sinergical

Dari sisi pelaku (stakeholders)
perubahan yg diperlukan :

 Perubahan pola pikir (mind-set changes)
 Perubahan perilaku (behavioral changes)
 Perubahan praktik (practical changes)

Ekosentrisme vs Antroposentrisme

OTONOMI DAERAH
 Otda di Indonesia dimulai tahun 1999
yaitu dengan disyahkannya UU No.22
thn 1999 ttg Pemerintah Daerah yang
kemudian disempurnakan dengan UU
No.32 thn 2004.

 Terjadi proses desentralisasi

Keuntungan (khususnya dlm SDA)
 Mempermudah dan mempercepat

penyelesaian masalah dan
tantangan yg muncul secara lokal
 Mengurangi beban persoalan di
pusat
 Memperluas partisipasi bagi
masyarakat lokal dan daerah

Kerugian (khususnya dlm SDA)
Desentralisasi dpt mendatangkan
kerugian :
1. Mengurangi eksternalitas positif
dan meningkatkan yg negatif
2. Meningkatkan biaya artikulasi
3. Mengurangi keuntungan internal

 Eksternalitas positif dpt berupa

dukungan bagi perkembangan
ekonomi masyarakat, tingkat
kesehatan rata-rata masyarakat dan
kelestarian lingkungan hidup
 Eksternalitas negatif yg timbul akibat

degradasi sumberdaya air menjadi
semakin sulit ditanggulangi

 Artikulasi merupakan proses yg

menghubungkan tindakan unit yang satu
dengan tindakan dari unit-unit lainnya.
Artinya akan lebih banyak waktu, energi serta
biaya yg diperlukan utk mengkoordinasikan
bagian-bagian yg masing-masing memiliki
otonomi.
 Contoh : utk pengamanan catchment area,
penanggulangan erosi, penyusunan rencana
tata pengaturan air antar daerah

 Keuntungan internal misalnya

terpenuhi skala ekonomi utk jaringan
irigasi sehingga tercapai efisiensi.
 Desentralisasi yg mengabaikan hal ini
akan menyebabkan hilangnya
keuntungan internal

TERIMA KASIH