Downlaod Contoh Bab III Pembahasan Makalah
BAB III PEMBAHASAN
3.1. Gambaran Umum Kelapa Sawit
Tanaman kelapa sawit berasal dari Nigeria, Afrika Barat. Namun, ada sebagian
pendapat yang justru menyatakan bahwa kelapa sawit berasal dari kawasan Amerika Selatan,
yakni Brasil. Hal ini karena lebih banyak ditemukan spesies kelapa sawit di hutan Brazil
dibandingkan dengan di Afrika. Namun pada kenyataannya, tanaman kelapa sawit hidup
subur di luar daerah asalnya seperti di Indonesia, Malaysia dan Thailand. Bahkan, mampu
memberikan produksi per hektar yang lebih tinggi.
Bagi Indonesia, kelapa sawit memiliki arti penting bagi pembangunan perkebunan
nasional. Selain mampu menciptakan kesempatan kerja yang mengarah pada kesejahteraan
masyarakat, juga sebagai sumber perolehan devisa negara. Hal ini dikarenakan Indonesia
merupakan salah satu produsen utama minyak sawit dunia, dengan luas areal kelapa sawit
terluas di dunia, sebesar 34,18% dari luas areal kelapa sawit dunia. Produksi rata-rata kelapa
sawit Indonesia tahun 2004-2008 tercatat sebesar 75,54 juta ton tandan buah segar (TBS) atau
40,26% dari total produksi kelapa sawit dunia (Yan, dkk. 2014)
3.2. Gambaran Umum Bibit Topaz
Dasar pendirian OPRS Topaz pertama kali dilaksanakan pada tahun 1992 dengan
seleksi dan persilangan antara induk kelapa sawit di Costa Rica. Induk kelapa sawit yang
unggul ini kemudian ditanam di kebun Topaz pada tahun 1996. Sebagai produsen bibit, tujuan
utama dari OPRS Topaz adalah untuk memproduksi bibit dengan kandungan minyak yang
tinggi dan karakteristik bawaan yang diinginkan melalui suatu program perbanyakan yang
sistematis dan berkelanjutan. Program-program perbanyakan ini dilaksanakan dengan
dukungan dari ahli lokal maupun luar yang berpengalaman sebagai “breeders” dan
“researchers” kelapa sawit.
1
Dalam melakukan proses seleksi benih, Menggunakan tetua dura terseleksi sejumlah
228 keturunan inbred lines dura Deli (DxD) yang berasal dari lembaga riset ternama seperti
Mardi Serdang (Malaysia), OPRS Banting (Malaysia), OPRS Dami (Papua New Guinea),
Stasiun Riset Chemara (Malaysia), Socfin Johor Labis (Malaysia), dan San Alejo (Honduras),
serta tetua pisifera terseleksi sejumlah 50 keturunan yang berasal dari AVROS H&C
(Malaysia), AVROS Dami (PNG), Ghana & Nigeria (Kade-Ghana), Ekona, La Me dan
Yangambi (IRHO / CIRAD).
Proses pengumpulan tepung sari dari tetua pisifera dan penyerbukan pada bunga
betina dilakukan dengan ketelitian yang sangat tinggi. Kemudian dilanjutkan dengan menjaga
kemurnian benih yang dihasilkan. Standar seleksi yang tinggi dan kontrol kualitas yang ketat
akan memberikan jaminan bahan tanaman yang dihasilkan berkualitas tinggi .Jaminan
kualitas diwujudkan melalui implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000, selain
itu untuk jaminan ramah lingkungan, Asian Agri Group telah menerapkan Sistem Manajemen
Lingkungan ISO 14001:2004.
Penelitian telah dilakukan oleh OPRS Topaz terhadap sejumlah 440 projeni DxP yang
berasal dari persilangan antara 223 dura Deli dengan 50 pisifera pada 3 lokasi dengan jenis
tanah berbeda yaitu : tanah organik / alluvial, gambut dangkal dan gambut dalam, dengan luas
areal percobaan lebih dari 600 hektar di Sumatera Utara dan Riau dengan total areal seluas 25
% berada di tanah organik/ alluvial dan 75 % pada tanah gambut.
Selain mampu beradaptasi dengan baik pada lahan gambut, benih DxP Topaz juga
memiliki potensi hasil minyak yang tinggi, produksi TBS yang tinggi mulai panen pertama
(29 bulan setelah tanam), rendemen minyak yang tinggi, pertumbuhan meninggi yang lambat,
toleran terhadap kekeringan, tahan terhadap penyakit Fusarium Wilt.
Hasil pengujian varietas DxP Topaz di lahan gambut Topaz-Riau menunjukkan bahwa
pada tanaman yang ditanam bulan Mei 2003 pada tahun 2006/2007 telah mampu
menghasilkan rata-rata 27,6 ton TBS/ha/thn (TM-2).
2
Tetua-tetua dura yang terpilih untuk menghasilkan benih adalah dari keturunan dura
Deli yang dikembangkan di lembaga riset Dami, Chemara, Harrisons & Crossfield, sedangkan
tetua tetua pisifera terpilih adalah keturunan Nigeria, Ekona, Ghana, dan Yangambi. Pada
tahun 2004 produksi benih sekitar 2,5 juta kecambah, dan ditingkatkan hingga mencapai 12
juta kecambah pada tahun 2008.
3.3. Strategi Pemasaran Bibit Topaz
Strategi pemasaran adalah strategi yang disatukan, luas, terintegrasi, dan komprehensif
yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan dari perusahaan dapat dicapai melalui
pelaksanaan pemasaran yang tepat oleh organisasi. Strategi pemasaran dapat didekati dengan
konsep bauran pemasaran atau marketing mix (McCarthy dalam Kotler, 2002:18), yang
merupakan kumpulan variabel produk (product), harga (price), saluran distribusi (place), dan
promosi (promotion).
Strategi pemasaran pada dasarnya adalah rencana yang menyeluruh, terpadu dan
menyatu dibidang pemasaran yang memberikan panduan tentang kegiatan yang akan
dijalankan agar tercapainya tujuan pemasaran suatu perusahaan. Strategi pemasaran dapat
juga diartikan sebagai serangkaian tujuan, sasaran, kebijakan, dan aturan yang memberi arah
kepada usaha-usaha pemasaran perusahaan dari waktu ke waktu pada masing-masing
tingkatan dan acuan, serta alokasinya sebagai tanggapan perusahaan dalam menghadapi
lingkungan dan keadaan persaingan yang selalu berubah (Assauri, 2007:168).
3.3.1. Marketing Mix Bibit Topaz
Menurut Kotler (2002;18), bauran pemasaran (marketing mix) adalah seperangkat alat
pemasaran yang digunakan perusahan untuk terus-menerus mencapai tujuan pemasarannya di
pasar sasaran. Alat-alat tersebut dapat digunakan untuk menyusun strategi jangka panjang dan
merancang program taktik jangka pendek. Swastha dan Sukotjo (2002;193) menyatakan
3
bauran pemasaran adalah kombinasi dari empat variabel atau kegiatan yang merupakan inti
dari sistem pemasaran perusahaan, yakni produk, harga, kegiatan promosi, dan sistem
distribusi. Keputusan-keputusan dalam bauran pemasaran dapat dikelompokkan menjadi
empat elemen yang biasa disebut 4P pemasaran : produk (product), harga (price), distribusi
(place), dan promosi (promotion), Gambar 1 menjelaskan mengenai marketing mix.
3.3.1.1. Produk
Produk yang dihasilkan berupa bibit kelapa sawit umur 12 bulan (telah melalui fase
pembibitan pre nursery dan main nursery) dengan beberapa kemasan yang melekat yaitu
polybag dan tanah top-soil sebagai media pertumbuhannya.
Produk bibit kelapa sawit ini dipasarkan dengan memangkas sebagain dahan yang
panjang dan disisakan pada ujung dahan. Hal ini untuk memperkecil biaya transportasi akibat
penambahan berat beban bibit selama diangkut menggunakan truk.
3.3.1.2. Tempat
Tempat produksi bibit kelapa sawit varietas Topaz adalah di lahan seluas 2 hektar
dengan sarana dan prasarana yaitu berupa alat penyiram springkler, pipa distribusi, pipa
utama, sumur sebagai sumber air, bak penampungan air dan pagar pembatas untuk menangani
sejumlah hama pengganggu.
3.3.1.3. Harga
Untuk harga bibit kelapa sawit varietas Topaz terbaru yang memiliki sertifikat resmi
adalah seharga Rp 45.000 per bibit. Harga ini belum termasuk biaya pengiriman melalui
angkutan truk menuju tempat penanaman bibit di kebun.
Harga yang ditawarkan seragam, tanpa adanya perbedaan kualitas pada tiap bibit. Hal
ini bertujuan untuk menjaga brand dan kepercayaan konsumen atas produk bibit kelapa sawit
ini, sehingga akan membentuk persepsi yang baik diantara konsumen.
4
3.3.1.4. Promosi
Promosi yang dilakukan antara lain memperluas jangkauan distribusi melalui media
sosial seperti Facebook, Twitter dan BBM. Selain itu, pemanfaatan website untuk pemasaran
lebih efektif menjangkau kalangan petani di perkotaan. Untuk menjangkau petani pedesaan,
promosi dilakukan melalui siaran radio dan televisi lokal yang mampu diakses oleh mayoritas
petani di pedesaan dengan akses yang terbatas dengan jaringan luar.
3.3.2. Segmentasi, Targetting dan Positioning
Menurut
Rangkuti
(2008:49)
unsur-unsur
pemasaran
dapat diklasifikasikan
menjadi tiga unsur utama, yaitu :
1. Segmentasi pasar : adalah tindakan mengidentifikasi dan membentuk kelompok
pembeli atau konsumen secara terpisah. Masing-masing segmen konsumen ini memiliki
karateristik, kebutuhan produk, dan bauran pemasaran tersendiri.
2. Targetting: adalah suatu tindakan memilih satu atau lebih segmen pasar yang akan
dimasuki.
3. Positioning : adalah penetapan posisi pasar. Tujuan positioning ini adalah untuk
membangun dan mengkomunikasikan keunggulan bersaing produk yang ada di pasar ke
dalam benak konsumen.
Menurut Kartajaya (2003:103), yang dimaksud dengan strategi pemasaran pada
dasarnya adalah STP (Segmentation, Targetting dan Positioning). Segmentasi adalah
membagi pasar menajadi dari yang sifatnya homogen menjadi bersifat heterogen. Ada tiga
cara dalam membagi pasar yaitu berdasarkan demografi
(who
to
buy),
berdasarkan
psikografi (why to buy), dan berdasarkan perilaku (how to buy). Targetting adalah
proses mengevaluasi daya tarik setiap segmen pasar dan memilih satu atau beberapa
segmen pasar untuk dimasuki.
5
Terdapat lima cara dalam menentukan target pasar. Perusahaan dapat menyatakan
bahwa semua orang (everyone) sebagai sasaran pasar, memilih orang yang cocok (suitable
one), memilih orang dalam jumlah banyak (a few good ones) atau melayani pelanggan
sebagai orang penting (someone) bagi perusahaan. Positioning adalah menawarkan produk
yang terdiferensiasi kepada pasar sasaran dengan mengutamakan keunggulan kompetitif yang
dimiliki perusahaan.
3.3.3. Segmentasi Pasar Bibit Topaz
Pasar untuk bibit kelapa sawit dengan varietas Topaz lebih disukai di provinsi Riau,
karena sangat sesuai dengan kondisi tanah gambut milik provinsi Riau. Sebanyak 440 turunan
DXP, yang berasal dari persilangan dari 223 Deli Dura dengan 50 Pisifera, telah diuji di 3
lokasi dan jenis tanah yang berbeda (alluvial, gambut dangkal dan gambut dalam) dengan luas
lebih dari 600 Ha di Riau (25% pada tanah alluvial dan 75% pada tanah gambut).
Segmentasi pasar dilakukan oleh peneliti balai bibit, untuk menyesuaikan bibit kelapa
sawit dengan kondisi iklim dimana bibit akan ditanam. Oleh karena itu, segmentasi pasar
dilakukan berdasarkan hasil penelitian untuk menyesuaikan bibit dengan kondisi iklim lahan
yang menjadi tempat tumbuh bibit.
3.4. Analisis SWOT Usaha Pembibitan Topaz
3.4.1. Strength (Kekuatan)
Kelebihan dari usaha pembibitan kelapa sawit dengan varietas Topaz adalah :
1. Kandungan minyak yang tinggi
2. Buah lebih cepat matang dan tingkat ekstrasi minyak yang tinggi
3. Perlambatan pertumbuhan tinggi pohon.
4. Tingkat adaptasi yang tinggi pada tanah gambut.
6
3.4.2. Weakness (Kelemahan)
Beberapa kelemahan usaha pembibitan kelapa sawit dengan varietas Topaz :
1. Harga yang tinggi tidak mampu dijangkau oleh petani yang baru memulai usaha.
2. Pembibitan yang terpusat, menyulitkan petani untuk memperoleh bibit secara lebih leluasa.
3. Pembelian hanya melayani dalam skala besar, sehingga petani kecil tidak mampu membeli
dalam jumlah sedikit karena keterbatasan modal.
3.4.3. Opportunity (Peluang)
Peluang dari usaha pembibitan kelapa sawit dengan varietas Topaz adalah semakin
berkembangnya perkebunan kelapa sawit nasional. Jumlah alih fungsi lahan menjadi
perkebunan kelapa sawit sangat tinggi, ditambah semakin melonjaknya harga CPO di pasar
grobal, menjadikan prospek perkebunan kelapa sawit sangat menjanjikan. Hal ini menjadi
peluang besar bagi usaha pembibitan kelapa sawit dengan varietas Topaz.
3.4.4. Threat (Ancaman)
Ancaman yang menjadi faktor penghalang adalah banyaknya persaingan bisnis usaha
usaha pembibitan kelapa sawit dengan varietas Topaz yang serupa dan bahkan menjual
dengan variasi harga yang jauh lebih murah. Hal ini menjadi ancaman yang biasa dihadapi
karena selain jenis pasarnya adalah pasar persaingan sempurna, bisnis usaha pembibitan
kelapa sawit dengan varietas Topaz ini juga mudah ditiru dan relatif tidak memerlukan teknik
atau kemampuan khusus dalam pelaksanaannya.
7
3.1. Gambaran Umum Kelapa Sawit
Tanaman kelapa sawit berasal dari Nigeria, Afrika Barat. Namun, ada sebagian
pendapat yang justru menyatakan bahwa kelapa sawit berasal dari kawasan Amerika Selatan,
yakni Brasil. Hal ini karena lebih banyak ditemukan spesies kelapa sawit di hutan Brazil
dibandingkan dengan di Afrika. Namun pada kenyataannya, tanaman kelapa sawit hidup
subur di luar daerah asalnya seperti di Indonesia, Malaysia dan Thailand. Bahkan, mampu
memberikan produksi per hektar yang lebih tinggi.
Bagi Indonesia, kelapa sawit memiliki arti penting bagi pembangunan perkebunan
nasional. Selain mampu menciptakan kesempatan kerja yang mengarah pada kesejahteraan
masyarakat, juga sebagai sumber perolehan devisa negara. Hal ini dikarenakan Indonesia
merupakan salah satu produsen utama minyak sawit dunia, dengan luas areal kelapa sawit
terluas di dunia, sebesar 34,18% dari luas areal kelapa sawit dunia. Produksi rata-rata kelapa
sawit Indonesia tahun 2004-2008 tercatat sebesar 75,54 juta ton tandan buah segar (TBS) atau
40,26% dari total produksi kelapa sawit dunia (Yan, dkk. 2014)
3.2. Gambaran Umum Bibit Topaz
Dasar pendirian OPRS Topaz pertama kali dilaksanakan pada tahun 1992 dengan
seleksi dan persilangan antara induk kelapa sawit di Costa Rica. Induk kelapa sawit yang
unggul ini kemudian ditanam di kebun Topaz pada tahun 1996. Sebagai produsen bibit, tujuan
utama dari OPRS Topaz adalah untuk memproduksi bibit dengan kandungan minyak yang
tinggi dan karakteristik bawaan yang diinginkan melalui suatu program perbanyakan yang
sistematis dan berkelanjutan. Program-program perbanyakan ini dilaksanakan dengan
dukungan dari ahli lokal maupun luar yang berpengalaman sebagai “breeders” dan
“researchers” kelapa sawit.
1
Dalam melakukan proses seleksi benih, Menggunakan tetua dura terseleksi sejumlah
228 keturunan inbred lines dura Deli (DxD) yang berasal dari lembaga riset ternama seperti
Mardi Serdang (Malaysia), OPRS Banting (Malaysia), OPRS Dami (Papua New Guinea),
Stasiun Riset Chemara (Malaysia), Socfin Johor Labis (Malaysia), dan San Alejo (Honduras),
serta tetua pisifera terseleksi sejumlah 50 keturunan yang berasal dari AVROS H&C
(Malaysia), AVROS Dami (PNG), Ghana & Nigeria (Kade-Ghana), Ekona, La Me dan
Yangambi (IRHO / CIRAD).
Proses pengumpulan tepung sari dari tetua pisifera dan penyerbukan pada bunga
betina dilakukan dengan ketelitian yang sangat tinggi. Kemudian dilanjutkan dengan menjaga
kemurnian benih yang dihasilkan. Standar seleksi yang tinggi dan kontrol kualitas yang ketat
akan memberikan jaminan bahan tanaman yang dihasilkan berkualitas tinggi .Jaminan
kualitas diwujudkan melalui implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000, selain
itu untuk jaminan ramah lingkungan, Asian Agri Group telah menerapkan Sistem Manajemen
Lingkungan ISO 14001:2004.
Penelitian telah dilakukan oleh OPRS Topaz terhadap sejumlah 440 projeni DxP yang
berasal dari persilangan antara 223 dura Deli dengan 50 pisifera pada 3 lokasi dengan jenis
tanah berbeda yaitu : tanah organik / alluvial, gambut dangkal dan gambut dalam, dengan luas
areal percobaan lebih dari 600 hektar di Sumatera Utara dan Riau dengan total areal seluas 25
% berada di tanah organik/ alluvial dan 75 % pada tanah gambut.
Selain mampu beradaptasi dengan baik pada lahan gambut, benih DxP Topaz juga
memiliki potensi hasil minyak yang tinggi, produksi TBS yang tinggi mulai panen pertama
(29 bulan setelah tanam), rendemen minyak yang tinggi, pertumbuhan meninggi yang lambat,
toleran terhadap kekeringan, tahan terhadap penyakit Fusarium Wilt.
Hasil pengujian varietas DxP Topaz di lahan gambut Topaz-Riau menunjukkan bahwa
pada tanaman yang ditanam bulan Mei 2003 pada tahun 2006/2007 telah mampu
menghasilkan rata-rata 27,6 ton TBS/ha/thn (TM-2).
2
Tetua-tetua dura yang terpilih untuk menghasilkan benih adalah dari keturunan dura
Deli yang dikembangkan di lembaga riset Dami, Chemara, Harrisons & Crossfield, sedangkan
tetua tetua pisifera terpilih adalah keturunan Nigeria, Ekona, Ghana, dan Yangambi. Pada
tahun 2004 produksi benih sekitar 2,5 juta kecambah, dan ditingkatkan hingga mencapai 12
juta kecambah pada tahun 2008.
3.3. Strategi Pemasaran Bibit Topaz
Strategi pemasaran adalah strategi yang disatukan, luas, terintegrasi, dan komprehensif
yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan dari perusahaan dapat dicapai melalui
pelaksanaan pemasaran yang tepat oleh organisasi. Strategi pemasaran dapat didekati dengan
konsep bauran pemasaran atau marketing mix (McCarthy dalam Kotler, 2002:18), yang
merupakan kumpulan variabel produk (product), harga (price), saluran distribusi (place), dan
promosi (promotion).
Strategi pemasaran pada dasarnya adalah rencana yang menyeluruh, terpadu dan
menyatu dibidang pemasaran yang memberikan panduan tentang kegiatan yang akan
dijalankan agar tercapainya tujuan pemasaran suatu perusahaan. Strategi pemasaran dapat
juga diartikan sebagai serangkaian tujuan, sasaran, kebijakan, dan aturan yang memberi arah
kepada usaha-usaha pemasaran perusahaan dari waktu ke waktu pada masing-masing
tingkatan dan acuan, serta alokasinya sebagai tanggapan perusahaan dalam menghadapi
lingkungan dan keadaan persaingan yang selalu berubah (Assauri, 2007:168).
3.3.1. Marketing Mix Bibit Topaz
Menurut Kotler (2002;18), bauran pemasaran (marketing mix) adalah seperangkat alat
pemasaran yang digunakan perusahan untuk terus-menerus mencapai tujuan pemasarannya di
pasar sasaran. Alat-alat tersebut dapat digunakan untuk menyusun strategi jangka panjang dan
merancang program taktik jangka pendek. Swastha dan Sukotjo (2002;193) menyatakan
3
bauran pemasaran adalah kombinasi dari empat variabel atau kegiatan yang merupakan inti
dari sistem pemasaran perusahaan, yakni produk, harga, kegiatan promosi, dan sistem
distribusi. Keputusan-keputusan dalam bauran pemasaran dapat dikelompokkan menjadi
empat elemen yang biasa disebut 4P pemasaran : produk (product), harga (price), distribusi
(place), dan promosi (promotion), Gambar 1 menjelaskan mengenai marketing mix.
3.3.1.1. Produk
Produk yang dihasilkan berupa bibit kelapa sawit umur 12 bulan (telah melalui fase
pembibitan pre nursery dan main nursery) dengan beberapa kemasan yang melekat yaitu
polybag dan tanah top-soil sebagai media pertumbuhannya.
Produk bibit kelapa sawit ini dipasarkan dengan memangkas sebagain dahan yang
panjang dan disisakan pada ujung dahan. Hal ini untuk memperkecil biaya transportasi akibat
penambahan berat beban bibit selama diangkut menggunakan truk.
3.3.1.2. Tempat
Tempat produksi bibit kelapa sawit varietas Topaz adalah di lahan seluas 2 hektar
dengan sarana dan prasarana yaitu berupa alat penyiram springkler, pipa distribusi, pipa
utama, sumur sebagai sumber air, bak penampungan air dan pagar pembatas untuk menangani
sejumlah hama pengganggu.
3.3.1.3. Harga
Untuk harga bibit kelapa sawit varietas Topaz terbaru yang memiliki sertifikat resmi
adalah seharga Rp 45.000 per bibit. Harga ini belum termasuk biaya pengiriman melalui
angkutan truk menuju tempat penanaman bibit di kebun.
Harga yang ditawarkan seragam, tanpa adanya perbedaan kualitas pada tiap bibit. Hal
ini bertujuan untuk menjaga brand dan kepercayaan konsumen atas produk bibit kelapa sawit
ini, sehingga akan membentuk persepsi yang baik diantara konsumen.
4
3.3.1.4. Promosi
Promosi yang dilakukan antara lain memperluas jangkauan distribusi melalui media
sosial seperti Facebook, Twitter dan BBM. Selain itu, pemanfaatan website untuk pemasaran
lebih efektif menjangkau kalangan petani di perkotaan. Untuk menjangkau petani pedesaan,
promosi dilakukan melalui siaran radio dan televisi lokal yang mampu diakses oleh mayoritas
petani di pedesaan dengan akses yang terbatas dengan jaringan luar.
3.3.2. Segmentasi, Targetting dan Positioning
Menurut
Rangkuti
(2008:49)
unsur-unsur
pemasaran
dapat diklasifikasikan
menjadi tiga unsur utama, yaitu :
1. Segmentasi pasar : adalah tindakan mengidentifikasi dan membentuk kelompok
pembeli atau konsumen secara terpisah. Masing-masing segmen konsumen ini memiliki
karateristik, kebutuhan produk, dan bauran pemasaran tersendiri.
2. Targetting: adalah suatu tindakan memilih satu atau lebih segmen pasar yang akan
dimasuki.
3. Positioning : adalah penetapan posisi pasar. Tujuan positioning ini adalah untuk
membangun dan mengkomunikasikan keunggulan bersaing produk yang ada di pasar ke
dalam benak konsumen.
Menurut Kartajaya (2003:103), yang dimaksud dengan strategi pemasaran pada
dasarnya adalah STP (Segmentation, Targetting dan Positioning). Segmentasi adalah
membagi pasar menajadi dari yang sifatnya homogen menjadi bersifat heterogen. Ada tiga
cara dalam membagi pasar yaitu berdasarkan demografi
(who
to
buy),
berdasarkan
psikografi (why to buy), dan berdasarkan perilaku (how to buy). Targetting adalah
proses mengevaluasi daya tarik setiap segmen pasar dan memilih satu atau beberapa
segmen pasar untuk dimasuki.
5
Terdapat lima cara dalam menentukan target pasar. Perusahaan dapat menyatakan
bahwa semua orang (everyone) sebagai sasaran pasar, memilih orang yang cocok (suitable
one), memilih orang dalam jumlah banyak (a few good ones) atau melayani pelanggan
sebagai orang penting (someone) bagi perusahaan. Positioning adalah menawarkan produk
yang terdiferensiasi kepada pasar sasaran dengan mengutamakan keunggulan kompetitif yang
dimiliki perusahaan.
3.3.3. Segmentasi Pasar Bibit Topaz
Pasar untuk bibit kelapa sawit dengan varietas Topaz lebih disukai di provinsi Riau,
karena sangat sesuai dengan kondisi tanah gambut milik provinsi Riau. Sebanyak 440 turunan
DXP, yang berasal dari persilangan dari 223 Deli Dura dengan 50 Pisifera, telah diuji di 3
lokasi dan jenis tanah yang berbeda (alluvial, gambut dangkal dan gambut dalam) dengan luas
lebih dari 600 Ha di Riau (25% pada tanah alluvial dan 75% pada tanah gambut).
Segmentasi pasar dilakukan oleh peneliti balai bibit, untuk menyesuaikan bibit kelapa
sawit dengan kondisi iklim dimana bibit akan ditanam. Oleh karena itu, segmentasi pasar
dilakukan berdasarkan hasil penelitian untuk menyesuaikan bibit dengan kondisi iklim lahan
yang menjadi tempat tumbuh bibit.
3.4. Analisis SWOT Usaha Pembibitan Topaz
3.4.1. Strength (Kekuatan)
Kelebihan dari usaha pembibitan kelapa sawit dengan varietas Topaz adalah :
1. Kandungan minyak yang tinggi
2. Buah lebih cepat matang dan tingkat ekstrasi minyak yang tinggi
3. Perlambatan pertumbuhan tinggi pohon.
4. Tingkat adaptasi yang tinggi pada tanah gambut.
6
3.4.2. Weakness (Kelemahan)
Beberapa kelemahan usaha pembibitan kelapa sawit dengan varietas Topaz :
1. Harga yang tinggi tidak mampu dijangkau oleh petani yang baru memulai usaha.
2. Pembibitan yang terpusat, menyulitkan petani untuk memperoleh bibit secara lebih leluasa.
3. Pembelian hanya melayani dalam skala besar, sehingga petani kecil tidak mampu membeli
dalam jumlah sedikit karena keterbatasan modal.
3.4.3. Opportunity (Peluang)
Peluang dari usaha pembibitan kelapa sawit dengan varietas Topaz adalah semakin
berkembangnya perkebunan kelapa sawit nasional. Jumlah alih fungsi lahan menjadi
perkebunan kelapa sawit sangat tinggi, ditambah semakin melonjaknya harga CPO di pasar
grobal, menjadikan prospek perkebunan kelapa sawit sangat menjanjikan. Hal ini menjadi
peluang besar bagi usaha pembibitan kelapa sawit dengan varietas Topaz.
3.4.4. Threat (Ancaman)
Ancaman yang menjadi faktor penghalang adalah banyaknya persaingan bisnis usaha
usaha pembibitan kelapa sawit dengan varietas Topaz yang serupa dan bahkan menjual
dengan variasi harga yang jauh lebih murah. Hal ini menjadi ancaman yang biasa dihadapi
karena selain jenis pasarnya adalah pasar persaingan sempurna, bisnis usaha pembibitan
kelapa sawit dengan varietas Topaz ini juga mudah ditiru dan relatif tidak memerlukan teknik
atau kemampuan khusus dalam pelaksanaannya.
7