Penelitian Potensi Bahan Galian Pada Bekas Tambang Di Kabupaten Lingga Provinsi Kepulauan Riau
Buku 2 : Bidang Mineral
PENELITIAN POTENSI BAHAN GALIAN PADA BEKAS TAMBANG
DI KABUPATEN LINGGA PROVINSI KEPULAUAN RIAU
JUJU JAENUDIN, ROHMANA EKO YOAN TORENO
Kelompok Program Penelitian Konservasi, Pusat Sumber Daya Geologi
SARI
Bahan galian merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui, oleh karena itu
pengelolaannya
harus
dilakukan
secara
efisien
dan
bijaksana
sehingga
dapat
memberikanmanfaat yang optimal
Kegiatan penambangan bahan galian dilakukan untuk mendapatkan manfaat yang sebesarbesarnya dari bahan galian tersebut, namun dalam pelaksanaannya kegiatan tersebut dapat
terhenti karena keterbatasan teknologi, politik dan ekonomi sedangkan bahan galian yang ada
kemungkinan masih memiliki potensi untuk dimanfaatkan.
Daerah Kabupaten Lingga merupakan salah satu daerah yang memiliki beragam bahan galian,
antara lain timah, granit, emas dan zirkon yang telah diusahakan oleh beberapa perusahaan
tambang. Pada beberapa tempat terdapat lokasi bekas tambang, yang kemungkinan masih
berpotensi bahan galian tertinggal, bahan galian lain dan mineral ikutannya.
Secara geografis terletak pada 103°30’-105°00’ Bujur Timur dan 0°00’-1°00’ Lintang Selatan.
Secara administratif termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau.
Untuk menuju ke daerah Kabupaten Lingga, bisa menggunakan transportasi kapal laut dari
Tanjung Pinang menuju Pelabuhan Tanjung Uban dan dilanjutkan dengan kendaraan roda
empat menuju Kota Daik yang merupakan Ibukota Kabupaten Lingga.
Pengambilan conto endapan aluvial di daerah kegiatan dimaksudkan untuk mengetahui
kandungan timah dan mineral ikutan lainnya dengan cara memasukkan material perconto ke
dalam ember yang berukuran 5 liter dan selanjutnya didulang.
Analisis contoh dilakukan secara kimia dan fisika. untuk mengetahui jenis-jenis kandungan
mineral berat, bentuk mineral, ikutan dan genesanya. Diharapkan dari kuantitas mineral dalam
konsentrat dulang yang diukur akan dapat ditafsirkan sumber daya pada lokasi kegiatan
Kandungan kasiterit dalam tailing di daerah Pasir Putih rata-rata 31,9499 gram/m3 sumber
daya tereka kasiterit yang masih tersisa di daerah Pasir Putiah 918 Kg
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
161
Buku 2 : Bidang Mineral
Potensi sumber daya tereka kasiterit pada endapan aluvial di daerah Air Mas kandungan
kasiterit jumlah sumber daya tereka kasiterit daerah Air Mas sekitar 116,193385 ton.
Air Hitam, kandungan kasiterit pada endapan aluvial di daerah Air Hitam rata-rata 17,6854
gram/m3, maka jumlah sumber daya tereka kasiterit daerah Bukit Tumang sekitar 1105,34 Kg.
Kabupaten Lingga selain kasiterit juga terdapat bahan galian lain yaitu bauksit Dengan jumlah
rata-rata dari hasil analisis kimia Al2O3 (alumina) conto bauksit di Daerah Resang nilai rata-rata
40,77% maka jumlah sumber daya terkira Al2O3 (alumina) di daerah Resang
berkisar
2.600.242,5 ton.
162
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
Buku 2 : Bidang Mineral
melengkapi database Konservasi Pusat
PENDAHULUAN
Sumber Daya Geologi.
Latar Belakang
Bahan galian merupakan sumber daya
Lokasi
alam yang tidak dapat diperbaharui, oleh
Daerah
karena itu pengelolaannya harus dilakukan
Kabupaten Lingga secara geografis terletak
secara efisien dan bijaksana sehingga
pada 103°30’-105°00’ Bujur Timur dan
dapat memberikan manfaat yang optimal.
0°00’-1°00’
Kegiatan
Lintang
dan
Kesampaian
Selatan.
Secara
administratif termasuk ke dalam wilayah
Kegiatan
penambangan
dilakukan
untuk
bahan
mendapatkan
galian
manfaat
Kabupaten
Untuk
Lingga,
menuju
ke
Provinsi
Kepulauan
daerah
Kabupaten
yang sebesar-besarnya dari bahan galian
Lingga, bisa menggunakan transportasi
tersebut, namun dalam pelaksanaannya
kapal laut dari Tanjung Pinang menuju
kegiatan tersebut dapat terhenti karena
Pelabuhan Tanjung Uban dan dilanjutkan
keterbatasan teknologi, politik dan ekonomi
dengan kendaraan roda empat menuju
sedangkan
Kota
bahan
galian
yang
ada
kemungkinan masih memiliki potensi untuk
Daik
yang
merupakan
Ibukota
Kabupaten Lingga.
dimanfaatkan.
METODOLOGI
Untuk mengetahui potensi sumber daya
dan prospek pemanfaatan bahan galian
Pengumpulan Data Sekunder
tersebut, maka perlu dilakukan kegiatan
Pengumpulan yang berhubungan dengan
penyelidikan konservasi bahan galian di
kegiatan ini antara lain kondisi geografis,
wilayah
daerah
demografi, tata guna lahan, kondisi geologi,
Kepulauan
mineralisasi, potensi bahan galian dan
bekas
Kabupaten
tambang
Lingga,
Provinsi
di
Riau.
sejarah kegiatan pertambangan yang ada
di lokasi kegiatan. Beberapa sumber yang
dapat dijadikan sebagai data sekunder
Maksud dan Tujuan
Maksud
kegiatan
penyelidikan
yaitu
dan
melakukan
pendataan
aspek
adalah hasil-hasil penyelidikan terdahulu
yang bersifat inventarisasi, penelitian dan
konservasi bahan galian pada wilayah
pengawasan,
bekas tambang.
maupun digital yang berasal dari instansi
baik
berupa
hardcopy
pemerintah seperti hasil kegiatan Pusat
Tujuan
kegiatan
penyelidikan
mengetahui
potensi
pemanfaatan
bahan
dan
galian
untuk
peluang
yang
ada
sehingga dapat dijadikan salah satu bahan
Sumber
Daya
Geologi,
Pusat
Survey
Geologi, perusahaan pertambangan dan
dari
berbagai
situs
di
internet
yang
berkaitan dengan materi kegiatan.
acuan kebijakan pengelolaan bahan galian
di daerah Kabupaten Lingga dan untuk
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
163
Buku 2 : Bidang Mineral
Pengumpulan
Data
Primer
dan
Bahan Galian
pengambilan conto
Kegiatan
Pengumpulan data primer dilakukan pada
bahan galian pada wilayah bekas tambang
beberapa lokasi terpilih secara garis besar
dilakukan
metoda yang digunakan pada kegiatan ini
mempunyai potensi bahan galian utama
dapat dibagi dalam tahapan Pengambilan
kasiterit (timah putih) tipe aluvial, daerah
conto
tersebut
konsentrat
konsentrat
endapan
dulang
,
batuan,
aluvial,
Air
dan
penelitian
di
aspek
Kabupaten
merupakan
konservasi
Lingga,
wilayah
yang
bekas
tambang PT. Timah, dan pada saat ini
pengukuran titik koordinat pengambilan
terdapat
conto.
dilakukan oleh rakyat setempat dan bahan
penambangan
timah
yang
galian lain seperti bijih bauksit, bijih besi
GEOLOGI DAN PERTAMBANGAN
dan mineral ikutan lainnya. Dari hasil
penyelidikan yang telah dilakukan di daerah
Geologi Regional
prospek bahan mempunyai potensi bahan
Kabupaten Lingga mempunyai tiga satuan
galian utama kasiterit (timah putih) aluvial
morfologi yaitu satuan morfologi perbukitan
dan mineral ikutanya, serta bahan galian
landai,
lainnya.
satuan
bergelombang,
morfologi
dan
perbukitan
satuan
morfologi
perbukitan kasar.
Hasil Analisa Fisika Dan Kimia Mineral.
Hasil
analisis
konsentrat
dulang
dari
Secara geologi Kabupaten Lingga dibentuk
wilayah bekas tambang, memperlihatkan
oleh batuan malihan dan sedimen berumur
kandungan timah masih cukup tinggi.
Karbon-Kapur dan endapan permukaan (K.
Sutisna, G. Burhan dan B. Hermanto,
Dari
1994), dengan urutan dari tua ke muda
bervariasi
sebagai berikut :
kasiterit terdapat pula mineral lain seperti :
Granit Muncung (Tgm),
berumur Trias,
hasil
analisa
antara
presentase
kasiterit
03%-54,85%.
Selain
ilmenit, zirkon, kuarsa pirit, ampibol dan
terdiri dari granit dan diorit
piroksen
Komplek Malihan Persing (PCmp), berumur
Untuk estimasi sumberdaya bahan galian
Karbon-Perm, terdiri dari perselingan filit,
kasiterit dihitung berdasarkan konsentrasi
batusabak dan sekis grafit dengan urat-urat
rata-rata dalam endapan aluvialdan tailing.
kuarsa.
Dar ihasil analisis mineralogi butir dalam %
berat dikonversikan ke dalam gr/m3,
Formasi Tanjung Datuk (Jts), berumur Jura,
terdiri dari : batupasir malih, batulempung
Pengambilan conto bauksit dilakukan di 2
malih dan batulanau
lokasi yaitu di lokasi Resang dan Pulau
Penuba.Conto
\
dari
daerah
Resang
memperlihatkan kadar Al2O3
tertinggi
54.67% berasal dari conto nomor JRE 09
164
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
Buku 2 : Bidang Mineral
dan kadar terendah dari conto nomor JRE
atau rata-rata 0,75 m. Dengan ketebalan
03 2202%. Dilokasi Pulau Baruk kadar
lapisan pembawa timah rata-rata 0,75 m
yang tinggi Al2O3 diperoleh dari conto
dapat diketahui volume potensi endapan
nomor JRE 16 sebesar 54.05% dan kadar
timah aluvial di daerah Pasir Putih 38.300 x
terendah 17.59%
0,75 = 28.725 M³. Kandungan kasiterit
dalam tailing di daerah Pasir Putih rata-rata
Di Pulau Baruk dilakukan pengambilan
31,9499 gram/m3 , maka dapat diperoleh
conto sebanyak 8 conto terdiri dari 5 conto
sumber daya tereka kasiterit yang masih
bijih
tersisa di daerah Pasir Putih 918 Kg.
besi
dan
3
conto
batuan
termineralisasi. Conto tersebut dinalisis
metode
Luas area wilayah bekas tambang timah di
konvensional basah dan petrografi. Hasil
daerah Air Mas Desa Sungai Buluh,
analisis 5 conto bijih besi mempunyai nilai
Kecamatan Singkep Barat 7,7 ha (77000
Fe total antara 8.25 %,-65.22 %
m2), ketebalan endapan aluvial rata-rata
dengan
menggunakan
2,5 m, volume endapan aluvial sebesar
conto
192500 m3. Dengan kandungan kasiterit di
batuan termineralisasi di Pulau Baruk,
daerah Air Mas rata-rata 603,602 gram/m3,
teridentifikasi mineral logam pirit, kalkopirit,
maka jumlah sumber daya tereka kasiterit
kovelit dan hydrous iron oxides yang
daerah Air Mas sekitar 116,193385 ton.
Analisis
mineragrafi
terhadap
3
merupakan hasil ubahan dari pirit/kalkopirit
dan terdapat mengisi retakan/rongga pada
Di daerah Air Hitam, Desa Kuala Raya, luas
urat kuarsa
sebaran endapan aluvial timah di wilayah
bekas
tambang
2,5
Ha
(25000m²),
Dilokasi Pulau Baruk dan Pulau Singkep
ketebalan sekitar 2,5m. Dengan kandungan
dilakukan pengambilan conto lempung.
kasiterit pada endapan aluvial rata-rata
Hasil analisis, lempung di lokasi Pulau
17,6854 gram/m3, maka jumlah sumber
Baruk mempunyai kadar SiO2, 17.06%-
daya tereka kasiterit daerah Air Hitam,
29.80%; Fe2O3 28.25%-39.56%; dan Al2O3
sekitar 1105,34 Kg.
20.09%-28.98%. dan lempung dari lokasi
Pulau Singkep mempunyai nilai SiO2,
Potensi bahan galian selain kasiterit (timah
57.04%-84.88%; Fe2O3 0.49%-1.33%; dan
putih)
Al2O3 8.79%-29.29%
temukan mineral emas dilokasi Air Mas
pada
endapan
aluvial
juga
di
Desa Sungai Buluh, Kecamatan Singkep
Endapan Timah aluvial
Barat. Luas area wilayah bekas tambang
Potensi endapan timah aluvial pada daerah
timah
Pasir Putih yang telah ditambang ± 38,30
endapan aluvial rata-rata 2,5 m dan volume
Ha dan yang belum ditambang ± 10%.
endapan
Ketebalan tanah penutup pada setiap
Dengan kandungan emas rata-rata 275,2
daerah ini bervariasi antara 2-5 m dan
mg/m3, maka jumlah sumber daya tereka
lapisan pembawa timah antara 0,5 - 1 m
emas daerah Air Mas sekitar 52,98 Kg.
7,7
ha
aluvial
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
(77000
m2),
sebesar
ketebalan
192500
m3.
165
Buku 2 : Bidang Mineral
Sistem Penambangan
terlepas
Penambangan oleh PT Timah pada masa
konsentrat.
lalu memanfaatkan cebakan timah aluvial
campuran
darat yang mempunyai sumber daya besar
didulang
dan
terkumpul
Konsentrat
mineral
menyjadi
yang
berat
berisi
selanjutnya
atau sebaran relatif luas, sehingga sebaran
bahan galian pada alur-alur yang relatif
Dari hasil pengolahan berupa tailing dari
sempit masih ditinggalkan dalam kondisi
hasil tambang rakyat yang masih aktif,
insitu.
dilakukan pengambilan conto dan dianalisis
dilaboratorium terdapat nilai analisis cukup
Penambangan
yang
oleh
tinggi yaitu kode conto JRE 34 dengan nilai
masyarakat setempat pada saat penelitian
653,812 gr/m3, hal ini menggambarkan
berlangsung
hasil
sistem pengolahan yang dilakukan oleh
eksplorasi yang baik, menyebabkan banyak
penambang setempat tidak optimal yang
lokasi bukaan tambang yang tidak berhasil.
menyebabkan perolehan pengolahan relatif
Penambangan yang tidak sistematis ini
rendah, ini kemungkinan sebagai akibat
menyebabkan banyak sekali potensi bahan
aliran air pada sluice box terlalu deras dan
galian
kemiringan dari sluice box terlalu curam,
tidak
kasiterit
dilakukan
didasarkan
endapan
tertinggal/tidak
aluvial
tertambang,
yang
recovery
sehingga
menyebabkan
banyak
timah
penambangan rendah dan merusak kondisi
(kasiterit) yang lolos tidak tertangkap oleh
lingkungan
sluice box.
yang
ada
karena
pada
umumnya tidak dilakukan reklamasi pada
bekas galian tambang tersebut.
•
Bahan Galian Lain
Bauksit
Sistem Pengolahan
Bahan galian lain selain kasiterit (timah)
Pengolahan timah (kasiterit) alluvial di
adalah bauksit, lokasi sebaran endapannya
daerah
umumnya
di Pulau Penuba luas area 85 Ha dengan
mempergunakan peralatan diantaranya 1
ketebalan 2-4 (rata-rata 3 m), endapan
unit
berukuran
bauksit tersebut sedang di exploitasi oleh
panjang 6-9 m dan lebar 1 m dengan
PT Telaga Bintan Jaya sedangkan di
kemiringan antara 15-20°, berlantai karpet,
daerah Desa Resang, Luas area 87 Ha
1
(870.000 m2) dengan ketebalan 2-4 (rata-
penyelidikan
sluce
buah
box
drum
pada
sederhana
pencuci,
dulang
dan
penyemprot, di dalam slice box Lumpur
hasil
penyedotan
kosentrat
rata 3 m).
yang
mengandung timah yang terdapat dalam
Bijih Besi
aliran
ditangkap
Hasil dari pengamatan lapangan, sifat fisik
(terendapkan karena berat jenisnya tinggi)
endapan bijih besi, merupakan bijih besi
selanjutnya
primer yang terdiri magnetit, hematit dan
Lumpur
dapat
setelah
dilakukan
penyemprotan karpet lantai slice box dicuci
limonit.
dalam tempat tertutup (drum), supaya
butiran timah yang tertangkap dalam karpet
166
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
Buku 2 : Bidang Mineral
Tambang bijih besi terdapat di Pulau Baruk
Pasirkuarsa
Kecamatan Lingga bahan galian tersebut
Terdapatnya pasir kuarsa di daerah Pasir
sedang di exploitasi oleh PT. PASIR DABO
Putih, Air Mas dan Air Hitam Kecamatan
PERMATA
Singkep Barat merupakan endapan tailing
pada wilayah bekas tambang di daerah
Penambangan bijih besi di lokasi kegiatan
Pasir Putih dengan luas areal 77 ha
dilakukan dengan sistem tambang terbuka.
(770000 m2 ) dengan ketebalan endapan
Bijih
selanjutnya
tailing 2,5 m, jumlahnya sekitar 1925.000
dimasukkan ke dalam mesin pemecah
m3, hasil analisis mineralogi butir kuarsa
(crusher) untuk mendapatkan ukuran bijih
rata-rata pada conto tailing 67,92773 di
tertentu dan dikumpulkan di stock pile yang
gr/m3, maka jumlah sumber daya tereka
terdapat di sekitar lokasi penambangan.
pasir kuarsa pada endapan tailing sekitar
hasil
penambangan
13.076.088.025 ton.
Hasil
analisis
kandungan
Fe
bijih
besi
total
menunjukkan
56.65%-65.22
%
Di daerah Air Hitam, Desa Kuala Raya,
Kecamatan Singkep Barat, luas sebaran
dengan kadar sulfur total 0.07%-0.10 %.
endapan tailling di wilayah bekas tambang
25 Ha ( 250.000 m2) dengan tebal endapan
Zirkon
Daerah Pasir Putih luas areal tailing 77 Ha
tailling sekitar 2,5 m, volume endapan
(770000 m ), ketebalan endapan tailing 2,5
tailing sekitar 6.25.000 m3. Hasil analisis
m dan diperoleh volume tailing sekitar
mineralogi butir pasir kuarsa pada endapan
2
1925.000 m . Hasil analisis mineralogi butir
tailling rata-rata 164,0558 gram/m3, maka
diperoleh kekayaan zirkon rata-rata pada
jumlah sumber daya tereka pasir kuarsa di
3
3
conto tailing 666,0627 gr/m , maka jumlah
daerah Air Hitam sekitar 102,534875 ton.
sumber daya tereka zirkon pada endapan
tailing sekitar 1282,1706975 ton.
Di daerah Air Mas , Desa Kuala Raya,
Kecamatan Singkep Barat, luas endapan
Di daerah Air Hitam, Kecamatan Singkep
aluvial di wilayah bekas tambang 77 Ha
Barat luas area wilayah bekas tambang 25
(77000 m3) dengan tebal sekitar 2,5 m,
Ha (25000 m ) dengan tebal tailing sekitar
volume sekitar 1925.000 m3. Hasil analisis
2,5 m, diperoleh volume endapan tailling
mineral butir pasir kuarsa endapan aluvial
2
. Hasil analisis
diperoleh 55,8832 gram/m3, maka jumlah
mineralogi butir kekayaan zirkon pada
sumber daya tereka pasir kuarsa di daerah
daerah ini 62500 m
3
3
endapan aluvial rata-rata 20,7106 gram/m ,
Air Mas 10.757516 ton.
maka jumlah sumber daya tereka zirkon
pada endapan aluvial daerah Air Hitam
Lempung
sekitar 12944,125 ton.
Selain
bahan
galian
utama
(kasiterit)
terdapat juga bahan galian lain yaitu
lempung berdasarkan dari hasil analisis
metoda
metoda
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
XRD
pada
9
conto
167
Buku 2 : Bidang Mineral
lempung mengandung mineral kaolinite,
Industri tabel 4.3. ( Supriatna Suhala dan
gibste hematit, kuarsa dan muskopit
M.
Arifin
)
Bahwa
kaolin
di
daerah
kabupaten Lingga untuk industri kertas
Kaolin
merupakan
masa
batuan
yang
pada umumnya, belum memenuhi syarat
tersusun dari material lempung dengan
untuk
kandungan
pada
pengganggunya cukup tinggi diantaranya
agak
nilai unsur Fe2O3 selain itu persyaratan
keputihan. Kaolin mempunyai komposisi
lainnya seperti SiO2 dan K2O umumnya
hidrous alumunium silika (2H2O Al2O3
rendah
umumnya
besi
yang
berwarna
rendah,
putih
atau
digunakan
karena
unsur
2SiO2) dengan disertai beberapa material
penyerta.
Tanah Jarang
Logam tanah jarang (LTJ) merupakan
Kaolin, walaupun keterdapatannya tidak
unsur yang terletak di dalam golongan
terlalu banyak, namun cukup mempunyai
lantanida
prospek untuk digunakan sebagai bahan
tambahan yaitu Yetrium, Thorium dan
baku dalam berbagai industri. Kaolin yang
Scandium. Dalam memperoleh mineral di
di gunakan dalam industri kertas berbungsi
atas, tidak bisa didapatkan dengan mudah.
sebagai bahan pelapis (coater) ataupun
Karena jumlah mineral tersebut sangat
sebagai pengisi (filler).
terbatas terlebih lagi, mineral di atas tidak
dan
termasuk
tiga
unsur
terpisah sendiri, tetapi ia tercampur dengan
Penggunaan kaolin yang utama adalah
mineral lain dan mineral ini merupakan
dalam industri-industri kertas, keramik, cat,
hasil samping dari penambangan timah
sabun,
pestisida.
sehingga untuk memperoleh mineral di
Sedangkan penggunaan lainnya adalah
atas, maka diperlukan proses pemisahan
dalam industri kosmetik, farmasi, fertilizer,
terlebih dahulu.
karet/ban,
dan
pasta gigi, industri logam, industri lainnya,
apabila ingin di kembangkan hasil analisa
Mineral-mineral yang mendominasi dalam
harus
senyawa logam tanah jarang di daerah
memenuhi
spesifikasi
yang
dipersyaratkan.
penyelidikan adalah Yetrium Lanthanum,
Cerium, Neodymium.
Hasil analisis kimia dengan metoda major
element
terhadap
9
conto
lempung
Berdasarkan hasil analisis terhadap 10
dimaksudkan untuk mengetahui kandungan
contoh
unsur Al2O3. bervariasi kisaran antara 8.79
menggunakan metode Inductively Coupled
% - 29.92 %, SiO3 17.06 % - 57.04 %,
Plasma (ICP) dapat diketahui konsentrasi
Fe2O3 0.49 % - 39.56 % CaO 0.03 % -
kandungan unsur Cerium (Ce), Ytrium (Y),
0.21% K2O 0.03 % - 0.86 %.
Lantanium (La) dan Niobium (Nb),
Hasil
kimia
lempung
dulang
dengan
tersebut
Dari hasil analisis mineral jarang yang di
berdasarkan dari Spesifikasi Bahan Galian
dapat dari konsentrat dulang mempunyai
168
analisis
konsentrat
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
Buku 2 : Bidang Mineral
kandungan tertinggi Cerium (Ce) antara
DAFTAR PUSTAKA
179 ppm – 20909 ppm., Ytrium (Y) 249
ppm – 12259 ppm, (La) 191 ppm - 20741
Direktorat Sumberdaya Mineral, 1988, Hasil
ppm
Penyelidikan
dan
Niobium
(Nb)
mempunyai
Pendahuluan
Sumberdaya
kandungan antara 162 ppm - 15573 ppm.
Mineral Golongan C di Kecamatan Kundur,
Dari seluruh contoh yang dianalisis kimia.
Karimun, Singkep dan Lingga, Kabupaten
conto konsentrat dulang pada nomor JRE
Kepulauan Riau, Propnsi Daerah Tingkat I,
32 mempunyai kandungan cukup tinggi.
kerjasama
Cerium (Ce) 20909 ppm., Ytrium (Y) 12259
Tingkat I Riau, Bandung;
BEPPEDA
Propinsi
Daerah
ppm, (La) 20741 ppm dan Niobium (Nb)
15573 ppm
K. Sutisna, G. Burhan, dan B. Hermanto,
1994,
Peta
Geologi
Lembar
Dabo,
Penelitian
Dan
Untuk mengetahui unsur tanah jarang pada
Sumatera,
conto lempung juga dilakukan analisis
Pengembangan Geologi, Bandung;
Pusat
menggunakan metode Inductively Coupled
Plasma
(ICP)
mempunyai
kandungan
Rohmana, dkk, 2006, Inventarisasi Bahan
Cerium (Ce) antara 35 ppm - 94 ppm.
Galian Pada Wilayah Peti Daerah Kampar
Ytrium (Y) 24 ppm – 116 ppm, Lantanium
Provinsi Riau, Laporan Kegiatan DPA 2006,
(La) 26 ppm - 97ppm dan Niobium (Nb) 32
Pusat Sumber Daya Geologi
ppm - 61 ppm.
Sukirno Djaswadi, 1992, Beberapa Aspek
Pada seluruh contoh yang dianalisis kimia.
Batuan Granit Terhadap Mineralisasi Timah
pada
kandungan
Dalam Kaitan Dengan Usaha-usaha Untuk
cukup tinggi pada nomor conto JRE 20
Mendapatkan Endapan Bijih Timah Diluar
Cerium (Ce) 581 ppm, Ytrium (Y) 14184
Daerah
ppm, Lantanium (La) 594 ppm dan Niobium
Publikasi Khusus, No. 45, ISSN 0216-0765,
(Nb) 610.
Direktorat Sumberdaya Mineral.
lempung
mempunyai
Jalur
Belitung-Bangka-Singkep,
Berdasarkan klasifikasi unsur tanah jarang
tabel
4.5
(Geochemistry
in
Mineral
Exploration Arthur W.Rose Herbert E.
Hawkes) maka mineral tanah jarang yang
ada di daerah penyelidikan pada umumnya
mempunyai nilai yang signifikan sehingga
untuk
mengetahui
nilai
tambah
keekonomian potensi bahan galian tersebut
maka perlu dilakukan penyelidikan lebih
lanjut
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
169
Buku 2 : Bidang Mineral
M
Sumber : Digital Elev
vation Model Indonesia, Peta
P
Bakosurrtanal Skala 1:50.000
Gam
mbar 1.1. Petta Lokasi Ke
egiatan Pene
elitian
Sum
mber : P3G (194)
(
Gam
mbar 3.1. Petta Geologi Ka
abupaten Lin
ngga.
170
Prosiding Ha
asil Kegiatan Lap
pangan Pusat Sumber
S
Daya G
Geologi Tahun 2009
Buku 2 : Bidang Mineral
Gambar 3. Peta Pengambilan Conto
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
171
Buku 2 : Bidang Mineral
Foto.1. Singkapan bauksit di Pulau .Penuba Kecamatan Lingga
172
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
Buku 2 : Bidang Mineral
Gambar 3.2. Peta sebaran Timah dan Bauksit di Pulau Singkep Kabupaten Lingga.
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
173
Buku 2 : Bidang Mineral
Gambar 3.3. Peta Sebaran Bauksit dan Bijih besi di Pulau Baruk dan Pulau Penuba
Kabupaten Lingga
174
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
Buku 2 : Bidang Mineral
Foto. 2. Singkapan Biji besi di Pulau Baruk Kec.Lingga
Foto. 3 .Singkapan endapan aluvial tua di Desa Air Mas Kec. Singkep
Barat Kabupaten Lingga
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
175
PENELITIAN POTENSI BAHAN GALIAN PADA BEKAS TAMBANG
DI KABUPATEN LINGGA PROVINSI KEPULAUAN RIAU
JUJU JAENUDIN, ROHMANA EKO YOAN TORENO
Kelompok Program Penelitian Konservasi, Pusat Sumber Daya Geologi
SARI
Bahan galian merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui, oleh karena itu
pengelolaannya
harus
dilakukan
secara
efisien
dan
bijaksana
sehingga
dapat
memberikanmanfaat yang optimal
Kegiatan penambangan bahan galian dilakukan untuk mendapatkan manfaat yang sebesarbesarnya dari bahan galian tersebut, namun dalam pelaksanaannya kegiatan tersebut dapat
terhenti karena keterbatasan teknologi, politik dan ekonomi sedangkan bahan galian yang ada
kemungkinan masih memiliki potensi untuk dimanfaatkan.
Daerah Kabupaten Lingga merupakan salah satu daerah yang memiliki beragam bahan galian,
antara lain timah, granit, emas dan zirkon yang telah diusahakan oleh beberapa perusahaan
tambang. Pada beberapa tempat terdapat lokasi bekas tambang, yang kemungkinan masih
berpotensi bahan galian tertinggal, bahan galian lain dan mineral ikutannya.
Secara geografis terletak pada 103°30’-105°00’ Bujur Timur dan 0°00’-1°00’ Lintang Selatan.
Secara administratif termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau.
Untuk menuju ke daerah Kabupaten Lingga, bisa menggunakan transportasi kapal laut dari
Tanjung Pinang menuju Pelabuhan Tanjung Uban dan dilanjutkan dengan kendaraan roda
empat menuju Kota Daik yang merupakan Ibukota Kabupaten Lingga.
Pengambilan conto endapan aluvial di daerah kegiatan dimaksudkan untuk mengetahui
kandungan timah dan mineral ikutan lainnya dengan cara memasukkan material perconto ke
dalam ember yang berukuran 5 liter dan selanjutnya didulang.
Analisis contoh dilakukan secara kimia dan fisika. untuk mengetahui jenis-jenis kandungan
mineral berat, bentuk mineral, ikutan dan genesanya. Diharapkan dari kuantitas mineral dalam
konsentrat dulang yang diukur akan dapat ditafsirkan sumber daya pada lokasi kegiatan
Kandungan kasiterit dalam tailing di daerah Pasir Putih rata-rata 31,9499 gram/m3 sumber
daya tereka kasiterit yang masih tersisa di daerah Pasir Putiah 918 Kg
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
161
Buku 2 : Bidang Mineral
Potensi sumber daya tereka kasiterit pada endapan aluvial di daerah Air Mas kandungan
kasiterit jumlah sumber daya tereka kasiterit daerah Air Mas sekitar 116,193385 ton.
Air Hitam, kandungan kasiterit pada endapan aluvial di daerah Air Hitam rata-rata 17,6854
gram/m3, maka jumlah sumber daya tereka kasiterit daerah Bukit Tumang sekitar 1105,34 Kg.
Kabupaten Lingga selain kasiterit juga terdapat bahan galian lain yaitu bauksit Dengan jumlah
rata-rata dari hasil analisis kimia Al2O3 (alumina) conto bauksit di Daerah Resang nilai rata-rata
40,77% maka jumlah sumber daya terkira Al2O3 (alumina) di daerah Resang
berkisar
2.600.242,5 ton.
162
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
Buku 2 : Bidang Mineral
melengkapi database Konservasi Pusat
PENDAHULUAN
Sumber Daya Geologi.
Latar Belakang
Bahan galian merupakan sumber daya
Lokasi
alam yang tidak dapat diperbaharui, oleh
Daerah
karena itu pengelolaannya harus dilakukan
Kabupaten Lingga secara geografis terletak
secara efisien dan bijaksana sehingga
pada 103°30’-105°00’ Bujur Timur dan
dapat memberikan manfaat yang optimal.
0°00’-1°00’
Kegiatan
Lintang
dan
Kesampaian
Selatan.
Secara
administratif termasuk ke dalam wilayah
Kegiatan
penambangan
dilakukan
untuk
bahan
mendapatkan
galian
manfaat
Kabupaten
Untuk
Lingga,
menuju
ke
Provinsi
Kepulauan
daerah
Kabupaten
yang sebesar-besarnya dari bahan galian
Lingga, bisa menggunakan transportasi
tersebut, namun dalam pelaksanaannya
kapal laut dari Tanjung Pinang menuju
kegiatan tersebut dapat terhenti karena
Pelabuhan Tanjung Uban dan dilanjutkan
keterbatasan teknologi, politik dan ekonomi
dengan kendaraan roda empat menuju
sedangkan
Kota
bahan
galian
yang
ada
kemungkinan masih memiliki potensi untuk
Daik
yang
merupakan
Ibukota
Kabupaten Lingga.
dimanfaatkan.
METODOLOGI
Untuk mengetahui potensi sumber daya
dan prospek pemanfaatan bahan galian
Pengumpulan Data Sekunder
tersebut, maka perlu dilakukan kegiatan
Pengumpulan yang berhubungan dengan
penyelidikan konservasi bahan galian di
kegiatan ini antara lain kondisi geografis,
wilayah
daerah
demografi, tata guna lahan, kondisi geologi,
Kepulauan
mineralisasi, potensi bahan galian dan
bekas
Kabupaten
tambang
Lingga,
Provinsi
di
Riau.
sejarah kegiatan pertambangan yang ada
di lokasi kegiatan. Beberapa sumber yang
dapat dijadikan sebagai data sekunder
Maksud dan Tujuan
Maksud
kegiatan
penyelidikan
yaitu
dan
melakukan
pendataan
aspek
adalah hasil-hasil penyelidikan terdahulu
yang bersifat inventarisasi, penelitian dan
konservasi bahan galian pada wilayah
pengawasan,
bekas tambang.
maupun digital yang berasal dari instansi
baik
berupa
hardcopy
pemerintah seperti hasil kegiatan Pusat
Tujuan
kegiatan
penyelidikan
mengetahui
potensi
pemanfaatan
bahan
dan
galian
untuk
peluang
yang
ada
sehingga dapat dijadikan salah satu bahan
Sumber
Daya
Geologi,
Pusat
Survey
Geologi, perusahaan pertambangan dan
dari
berbagai
situs
di
internet
yang
berkaitan dengan materi kegiatan.
acuan kebijakan pengelolaan bahan galian
di daerah Kabupaten Lingga dan untuk
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
163
Buku 2 : Bidang Mineral
Pengumpulan
Data
Primer
dan
Bahan Galian
pengambilan conto
Kegiatan
Pengumpulan data primer dilakukan pada
bahan galian pada wilayah bekas tambang
beberapa lokasi terpilih secara garis besar
dilakukan
metoda yang digunakan pada kegiatan ini
mempunyai potensi bahan galian utama
dapat dibagi dalam tahapan Pengambilan
kasiterit (timah putih) tipe aluvial, daerah
conto
tersebut
konsentrat
konsentrat
endapan
dulang
,
batuan,
aluvial,
Air
dan
penelitian
di
aspek
Kabupaten
merupakan
konservasi
Lingga,
wilayah
yang
bekas
tambang PT. Timah, dan pada saat ini
pengukuran titik koordinat pengambilan
terdapat
conto.
dilakukan oleh rakyat setempat dan bahan
penambangan
timah
yang
galian lain seperti bijih bauksit, bijih besi
GEOLOGI DAN PERTAMBANGAN
dan mineral ikutan lainnya. Dari hasil
penyelidikan yang telah dilakukan di daerah
Geologi Regional
prospek bahan mempunyai potensi bahan
Kabupaten Lingga mempunyai tiga satuan
galian utama kasiterit (timah putih) aluvial
morfologi yaitu satuan morfologi perbukitan
dan mineral ikutanya, serta bahan galian
landai,
lainnya.
satuan
bergelombang,
morfologi
dan
perbukitan
satuan
morfologi
perbukitan kasar.
Hasil Analisa Fisika Dan Kimia Mineral.
Hasil
analisis
konsentrat
dulang
dari
Secara geologi Kabupaten Lingga dibentuk
wilayah bekas tambang, memperlihatkan
oleh batuan malihan dan sedimen berumur
kandungan timah masih cukup tinggi.
Karbon-Kapur dan endapan permukaan (K.
Sutisna, G. Burhan dan B. Hermanto,
Dari
1994), dengan urutan dari tua ke muda
bervariasi
sebagai berikut :
kasiterit terdapat pula mineral lain seperti :
Granit Muncung (Tgm),
berumur Trias,
hasil
analisa
antara
presentase
kasiterit
03%-54,85%.
Selain
ilmenit, zirkon, kuarsa pirit, ampibol dan
terdiri dari granit dan diorit
piroksen
Komplek Malihan Persing (PCmp), berumur
Untuk estimasi sumberdaya bahan galian
Karbon-Perm, terdiri dari perselingan filit,
kasiterit dihitung berdasarkan konsentrasi
batusabak dan sekis grafit dengan urat-urat
rata-rata dalam endapan aluvialdan tailing.
kuarsa.
Dar ihasil analisis mineralogi butir dalam %
berat dikonversikan ke dalam gr/m3,
Formasi Tanjung Datuk (Jts), berumur Jura,
terdiri dari : batupasir malih, batulempung
Pengambilan conto bauksit dilakukan di 2
malih dan batulanau
lokasi yaitu di lokasi Resang dan Pulau
Penuba.Conto
\
dari
daerah
Resang
memperlihatkan kadar Al2O3
tertinggi
54.67% berasal dari conto nomor JRE 09
164
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
Buku 2 : Bidang Mineral
dan kadar terendah dari conto nomor JRE
atau rata-rata 0,75 m. Dengan ketebalan
03 2202%. Dilokasi Pulau Baruk kadar
lapisan pembawa timah rata-rata 0,75 m
yang tinggi Al2O3 diperoleh dari conto
dapat diketahui volume potensi endapan
nomor JRE 16 sebesar 54.05% dan kadar
timah aluvial di daerah Pasir Putih 38.300 x
terendah 17.59%
0,75 = 28.725 M³. Kandungan kasiterit
dalam tailing di daerah Pasir Putih rata-rata
Di Pulau Baruk dilakukan pengambilan
31,9499 gram/m3 , maka dapat diperoleh
conto sebanyak 8 conto terdiri dari 5 conto
sumber daya tereka kasiterit yang masih
bijih
tersisa di daerah Pasir Putih 918 Kg.
besi
dan
3
conto
batuan
termineralisasi. Conto tersebut dinalisis
metode
Luas area wilayah bekas tambang timah di
konvensional basah dan petrografi. Hasil
daerah Air Mas Desa Sungai Buluh,
analisis 5 conto bijih besi mempunyai nilai
Kecamatan Singkep Barat 7,7 ha (77000
Fe total antara 8.25 %,-65.22 %
m2), ketebalan endapan aluvial rata-rata
dengan
menggunakan
2,5 m, volume endapan aluvial sebesar
conto
192500 m3. Dengan kandungan kasiterit di
batuan termineralisasi di Pulau Baruk,
daerah Air Mas rata-rata 603,602 gram/m3,
teridentifikasi mineral logam pirit, kalkopirit,
maka jumlah sumber daya tereka kasiterit
kovelit dan hydrous iron oxides yang
daerah Air Mas sekitar 116,193385 ton.
Analisis
mineragrafi
terhadap
3
merupakan hasil ubahan dari pirit/kalkopirit
dan terdapat mengisi retakan/rongga pada
Di daerah Air Hitam, Desa Kuala Raya, luas
urat kuarsa
sebaran endapan aluvial timah di wilayah
bekas
tambang
2,5
Ha
(25000m²),
Dilokasi Pulau Baruk dan Pulau Singkep
ketebalan sekitar 2,5m. Dengan kandungan
dilakukan pengambilan conto lempung.
kasiterit pada endapan aluvial rata-rata
Hasil analisis, lempung di lokasi Pulau
17,6854 gram/m3, maka jumlah sumber
Baruk mempunyai kadar SiO2, 17.06%-
daya tereka kasiterit daerah Air Hitam,
29.80%; Fe2O3 28.25%-39.56%; dan Al2O3
sekitar 1105,34 Kg.
20.09%-28.98%. dan lempung dari lokasi
Pulau Singkep mempunyai nilai SiO2,
Potensi bahan galian selain kasiterit (timah
57.04%-84.88%; Fe2O3 0.49%-1.33%; dan
putih)
Al2O3 8.79%-29.29%
temukan mineral emas dilokasi Air Mas
pada
endapan
aluvial
juga
di
Desa Sungai Buluh, Kecamatan Singkep
Endapan Timah aluvial
Barat. Luas area wilayah bekas tambang
Potensi endapan timah aluvial pada daerah
timah
Pasir Putih yang telah ditambang ± 38,30
endapan aluvial rata-rata 2,5 m dan volume
Ha dan yang belum ditambang ± 10%.
endapan
Ketebalan tanah penutup pada setiap
Dengan kandungan emas rata-rata 275,2
daerah ini bervariasi antara 2-5 m dan
mg/m3, maka jumlah sumber daya tereka
lapisan pembawa timah antara 0,5 - 1 m
emas daerah Air Mas sekitar 52,98 Kg.
7,7
ha
aluvial
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
(77000
m2),
sebesar
ketebalan
192500
m3.
165
Buku 2 : Bidang Mineral
Sistem Penambangan
terlepas
Penambangan oleh PT Timah pada masa
konsentrat.
lalu memanfaatkan cebakan timah aluvial
campuran
darat yang mempunyai sumber daya besar
didulang
dan
terkumpul
Konsentrat
mineral
menyjadi
yang
berat
berisi
selanjutnya
atau sebaran relatif luas, sehingga sebaran
bahan galian pada alur-alur yang relatif
Dari hasil pengolahan berupa tailing dari
sempit masih ditinggalkan dalam kondisi
hasil tambang rakyat yang masih aktif,
insitu.
dilakukan pengambilan conto dan dianalisis
dilaboratorium terdapat nilai analisis cukup
Penambangan
yang
oleh
tinggi yaitu kode conto JRE 34 dengan nilai
masyarakat setempat pada saat penelitian
653,812 gr/m3, hal ini menggambarkan
berlangsung
hasil
sistem pengolahan yang dilakukan oleh
eksplorasi yang baik, menyebabkan banyak
penambang setempat tidak optimal yang
lokasi bukaan tambang yang tidak berhasil.
menyebabkan perolehan pengolahan relatif
Penambangan yang tidak sistematis ini
rendah, ini kemungkinan sebagai akibat
menyebabkan banyak sekali potensi bahan
aliran air pada sluice box terlalu deras dan
galian
kemiringan dari sluice box terlalu curam,
tidak
kasiterit
dilakukan
didasarkan
endapan
tertinggal/tidak
aluvial
tertambang,
yang
recovery
sehingga
menyebabkan
banyak
timah
penambangan rendah dan merusak kondisi
(kasiterit) yang lolos tidak tertangkap oleh
lingkungan
sluice box.
yang
ada
karena
pada
umumnya tidak dilakukan reklamasi pada
bekas galian tambang tersebut.
•
Bahan Galian Lain
Bauksit
Sistem Pengolahan
Bahan galian lain selain kasiterit (timah)
Pengolahan timah (kasiterit) alluvial di
adalah bauksit, lokasi sebaran endapannya
daerah
umumnya
di Pulau Penuba luas area 85 Ha dengan
mempergunakan peralatan diantaranya 1
ketebalan 2-4 (rata-rata 3 m), endapan
unit
berukuran
bauksit tersebut sedang di exploitasi oleh
panjang 6-9 m dan lebar 1 m dengan
PT Telaga Bintan Jaya sedangkan di
kemiringan antara 15-20°, berlantai karpet,
daerah Desa Resang, Luas area 87 Ha
1
(870.000 m2) dengan ketebalan 2-4 (rata-
penyelidikan
sluce
buah
box
drum
pada
sederhana
pencuci,
dulang
dan
penyemprot, di dalam slice box Lumpur
hasil
penyedotan
kosentrat
rata 3 m).
yang
mengandung timah yang terdapat dalam
Bijih Besi
aliran
ditangkap
Hasil dari pengamatan lapangan, sifat fisik
(terendapkan karena berat jenisnya tinggi)
endapan bijih besi, merupakan bijih besi
selanjutnya
primer yang terdiri magnetit, hematit dan
Lumpur
dapat
setelah
dilakukan
penyemprotan karpet lantai slice box dicuci
limonit.
dalam tempat tertutup (drum), supaya
butiran timah yang tertangkap dalam karpet
166
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
Buku 2 : Bidang Mineral
Tambang bijih besi terdapat di Pulau Baruk
Pasirkuarsa
Kecamatan Lingga bahan galian tersebut
Terdapatnya pasir kuarsa di daerah Pasir
sedang di exploitasi oleh PT. PASIR DABO
Putih, Air Mas dan Air Hitam Kecamatan
PERMATA
Singkep Barat merupakan endapan tailing
pada wilayah bekas tambang di daerah
Penambangan bijih besi di lokasi kegiatan
Pasir Putih dengan luas areal 77 ha
dilakukan dengan sistem tambang terbuka.
(770000 m2 ) dengan ketebalan endapan
Bijih
selanjutnya
tailing 2,5 m, jumlahnya sekitar 1925.000
dimasukkan ke dalam mesin pemecah
m3, hasil analisis mineralogi butir kuarsa
(crusher) untuk mendapatkan ukuran bijih
rata-rata pada conto tailing 67,92773 di
tertentu dan dikumpulkan di stock pile yang
gr/m3, maka jumlah sumber daya tereka
terdapat di sekitar lokasi penambangan.
pasir kuarsa pada endapan tailing sekitar
hasil
penambangan
13.076.088.025 ton.
Hasil
analisis
kandungan
Fe
bijih
besi
total
menunjukkan
56.65%-65.22
%
Di daerah Air Hitam, Desa Kuala Raya,
Kecamatan Singkep Barat, luas sebaran
dengan kadar sulfur total 0.07%-0.10 %.
endapan tailling di wilayah bekas tambang
25 Ha ( 250.000 m2) dengan tebal endapan
Zirkon
Daerah Pasir Putih luas areal tailing 77 Ha
tailling sekitar 2,5 m, volume endapan
(770000 m ), ketebalan endapan tailing 2,5
tailing sekitar 6.25.000 m3. Hasil analisis
m dan diperoleh volume tailing sekitar
mineralogi butir pasir kuarsa pada endapan
2
1925.000 m . Hasil analisis mineralogi butir
tailling rata-rata 164,0558 gram/m3, maka
diperoleh kekayaan zirkon rata-rata pada
jumlah sumber daya tereka pasir kuarsa di
3
3
conto tailing 666,0627 gr/m , maka jumlah
daerah Air Hitam sekitar 102,534875 ton.
sumber daya tereka zirkon pada endapan
tailing sekitar 1282,1706975 ton.
Di daerah Air Mas , Desa Kuala Raya,
Kecamatan Singkep Barat, luas endapan
Di daerah Air Hitam, Kecamatan Singkep
aluvial di wilayah bekas tambang 77 Ha
Barat luas area wilayah bekas tambang 25
(77000 m3) dengan tebal sekitar 2,5 m,
Ha (25000 m ) dengan tebal tailing sekitar
volume sekitar 1925.000 m3. Hasil analisis
2,5 m, diperoleh volume endapan tailling
mineral butir pasir kuarsa endapan aluvial
2
. Hasil analisis
diperoleh 55,8832 gram/m3, maka jumlah
mineralogi butir kekayaan zirkon pada
sumber daya tereka pasir kuarsa di daerah
daerah ini 62500 m
3
3
endapan aluvial rata-rata 20,7106 gram/m ,
Air Mas 10.757516 ton.
maka jumlah sumber daya tereka zirkon
pada endapan aluvial daerah Air Hitam
Lempung
sekitar 12944,125 ton.
Selain
bahan
galian
utama
(kasiterit)
terdapat juga bahan galian lain yaitu
lempung berdasarkan dari hasil analisis
metoda
metoda
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
XRD
pada
9
conto
167
Buku 2 : Bidang Mineral
lempung mengandung mineral kaolinite,
Industri tabel 4.3. ( Supriatna Suhala dan
gibste hematit, kuarsa dan muskopit
M.
Arifin
)
Bahwa
kaolin
di
daerah
kabupaten Lingga untuk industri kertas
Kaolin
merupakan
masa
batuan
yang
pada umumnya, belum memenuhi syarat
tersusun dari material lempung dengan
untuk
kandungan
pada
pengganggunya cukup tinggi diantaranya
agak
nilai unsur Fe2O3 selain itu persyaratan
keputihan. Kaolin mempunyai komposisi
lainnya seperti SiO2 dan K2O umumnya
hidrous alumunium silika (2H2O Al2O3
rendah
umumnya
besi
yang
berwarna
rendah,
putih
atau
digunakan
karena
unsur
2SiO2) dengan disertai beberapa material
penyerta.
Tanah Jarang
Logam tanah jarang (LTJ) merupakan
Kaolin, walaupun keterdapatannya tidak
unsur yang terletak di dalam golongan
terlalu banyak, namun cukup mempunyai
lantanida
prospek untuk digunakan sebagai bahan
tambahan yaitu Yetrium, Thorium dan
baku dalam berbagai industri. Kaolin yang
Scandium. Dalam memperoleh mineral di
di gunakan dalam industri kertas berbungsi
atas, tidak bisa didapatkan dengan mudah.
sebagai bahan pelapis (coater) ataupun
Karena jumlah mineral tersebut sangat
sebagai pengisi (filler).
terbatas terlebih lagi, mineral di atas tidak
dan
termasuk
tiga
unsur
terpisah sendiri, tetapi ia tercampur dengan
Penggunaan kaolin yang utama adalah
mineral lain dan mineral ini merupakan
dalam industri-industri kertas, keramik, cat,
hasil samping dari penambangan timah
sabun,
pestisida.
sehingga untuk memperoleh mineral di
Sedangkan penggunaan lainnya adalah
atas, maka diperlukan proses pemisahan
dalam industri kosmetik, farmasi, fertilizer,
terlebih dahulu.
karet/ban,
dan
pasta gigi, industri logam, industri lainnya,
apabila ingin di kembangkan hasil analisa
Mineral-mineral yang mendominasi dalam
harus
senyawa logam tanah jarang di daerah
memenuhi
spesifikasi
yang
dipersyaratkan.
penyelidikan adalah Yetrium Lanthanum,
Cerium, Neodymium.
Hasil analisis kimia dengan metoda major
element
terhadap
9
conto
lempung
Berdasarkan hasil analisis terhadap 10
dimaksudkan untuk mengetahui kandungan
contoh
unsur Al2O3. bervariasi kisaran antara 8.79
menggunakan metode Inductively Coupled
% - 29.92 %, SiO3 17.06 % - 57.04 %,
Plasma (ICP) dapat diketahui konsentrasi
Fe2O3 0.49 % - 39.56 % CaO 0.03 % -
kandungan unsur Cerium (Ce), Ytrium (Y),
0.21% K2O 0.03 % - 0.86 %.
Lantanium (La) dan Niobium (Nb),
Hasil
kimia
lempung
dulang
dengan
tersebut
Dari hasil analisis mineral jarang yang di
berdasarkan dari Spesifikasi Bahan Galian
dapat dari konsentrat dulang mempunyai
168
analisis
konsentrat
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
Buku 2 : Bidang Mineral
kandungan tertinggi Cerium (Ce) antara
DAFTAR PUSTAKA
179 ppm – 20909 ppm., Ytrium (Y) 249
ppm – 12259 ppm, (La) 191 ppm - 20741
Direktorat Sumberdaya Mineral, 1988, Hasil
ppm
Penyelidikan
dan
Niobium
(Nb)
mempunyai
Pendahuluan
Sumberdaya
kandungan antara 162 ppm - 15573 ppm.
Mineral Golongan C di Kecamatan Kundur,
Dari seluruh contoh yang dianalisis kimia.
Karimun, Singkep dan Lingga, Kabupaten
conto konsentrat dulang pada nomor JRE
Kepulauan Riau, Propnsi Daerah Tingkat I,
32 mempunyai kandungan cukup tinggi.
kerjasama
Cerium (Ce) 20909 ppm., Ytrium (Y) 12259
Tingkat I Riau, Bandung;
BEPPEDA
Propinsi
Daerah
ppm, (La) 20741 ppm dan Niobium (Nb)
15573 ppm
K. Sutisna, G. Burhan, dan B. Hermanto,
1994,
Peta
Geologi
Lembar
Dabo,
Penelitian
Dan
Untuk mengetahui unsur tanah jarang pada
Sumatera,
conto lempung juga dilakukan analisis
Pengembangan Geologi, Bandung;
Pusat
menggunakan metode Inductively Coupled
Plasma
(ICP)
mempunyai
kandungan
Rohmana, dkk, 2006, Inventarisasi Bahan
Cerium (Ce) antara 35 ppm - 94 ppm.
Galian Pada Wilayah Peti Daerah Kampar
Ytrium (Y) 24 ppm – 116 ppm, Lantanium
Provinsi Riau, Laporan Kegiatan DPA 2006,
(La) 26 ppm - 97ppm dan Niobium (Nb) 32
Pusat Sumber Daya Geologi
ppm - 61 ppm.
Sukirno Djaswadi, 1992, Beberapa Aspek
Pada seluruh contoh yang dianalisis kimia.
Batuan Granit Terhadap Mineralisasi Timah
pada
kandungan
Dalam Kaitan Dengan Usaha-usaha Untuk
cukup tinggi pada nomor conto JRE 20
Mendapatkan Endapan Bijih Timah Diluar
Cerium (Ce) 581 ppm, Ytrium (Y) 14184
Daerah
ppm, Lantanium (La) 594 ppm dan Niobium
Publikasi Khusus, No. 45, ISSN 0216-0765,
(Nb) 610.
Direktorat Sumberdaya Mineral.
lempung
mempunyai
Jalur
Belitung-Bangka-Singkep,
Berdasarkan klasifikasi unsur tanah jarang
tabel
4.5
(Geochemistry
in
Mineral
Exploration Arthur W.Rose Herbert E.
Hawkes) maka mineral tanah jarang yang
ada di daerah penyelidikan pada umumnya
mempunyai nilai yang signifikan sehingga
untuk
mengetahui
nilai
tambah
keekonomian potensi bahan galian tersebut
maka perlu dilakukan penyelidikan lebih
lanjut
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
169
Buku 2 : Bidang Mineral
M
Sumber : Digital Elev
vation Model Indonesia, Peta
P
Bakosurrtanal Skala 1:50.000
Gam
mbar 1.1. Petta Lokasi Ke
egiatan Pene
elitian
Sum
mber : P3G (194)
(
Gam
mbar 3.1. Petta Geologi Ka
abupaten Lin
ngga.
170
Prosiding Ha
asil Kegiatan Lap
pangan Pusat Sumber
S
Daya G
Geologi Tahun 2009
Buku 2 : Bidang Mineral
Gambar 3. Peta Pengambilan Conto
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
171
Buku 2 : Bidang Mineral
Foto.1. Singkapan bauksit di Pulau .Penuba Kecamatan Lingga
172
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
Buku 2 : Bidang Mineral
Gambar 3.2. Peta sebaran Timah dan Bauksit di Pulau Singkep Kabupaten Lingga.
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
173
Buku 2 : Bidang Mineral
Gambar 3.3. Peta Sebaran Bauksit dan Bijih besi di Pulau Baruk dan Pulau Penuba
Kabupaten Lingga
174
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
Buku 2 : Bidang Mineral
Foto. 2. Singkapan Biji besi di Pulau Baruk Kec.Lingga
Foto. 3 .Singkapan endapan aluvial tua di Desa Air Mas Kec. Singkep
Barat Kabupaten Lingga
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
175