PROS Lasminiasih, Rooswhan BU Perancangan Sistem Kredit Mikro fulltext

3rd Economics & Business Research Festival
13 November 2014

Perancangan Sistem Kredit Mikro (Dana Bergulir) Bagi Mahasiswa di
Perguruan Tinggi
Lasminiasih
Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma, Jakarta
lasminiasih@staff.gunadarma.ac.id

Rooswhan Budhi Utomo
Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma, Jakarta
Rooswhan@staff.gunadarma.ac.id

ABSTRACT
Systems design of microcredit is generally conducted by financial institutions of which credit
is mostly provided for private sectors, both large and small medium Enterprises (SMEs). However,
credit for new entrepreneurs, especially for college students, who want to start a business has never
been provided formally due to numerous factors and among others is because of the absence of
collateral. Meanwhile, in order to stimulate the eagerness of running a business, credit is inevitably
essential. Hence, this study is proposing a comprehensive systems design to overcome any potential
problems between new entreprenurs in getting credit from financial intitutions.

This systems design handles a series of processes in granting credit which starts from
screening and selecting business proposals. When the proposals are accepted and the credit is
granted, then they will get processes of mentoring, training, exhibition and finally process of
monitoring through financial reports. Also there will be internet facility of integrated microcredit
information system to ease communication between the new entrepreneurs, mentors and financial
institutions. This systems design can enhance success for the new entrepreneurs and diminish any
potential risks of unable to repay the credit. So when the business starts to grow, they can apply for
bigger credit.
Keywords: micro finance, college students, entreprenurship, credit, SMEs

PENDAHULUAN

Dalam era globalisasi yang terjadi dalam suatu negara kegiatan ekonomi masyarakat dan
perekonomian secara keseluruhan tidak bisa terlepas dari dunia perbankan dan peran usaha kecil
menengah (UKM). Peran perbankkan untuk memajukan perekonomian suatu negara dalam dunia
modern saat ini sangatlah besar seiring dengan berkembangnya usaha kecil menengah yang semakin
meningkat. Usaha Kecil dan Menengah (UKM) mempunyai peran yang sangat penting dalam
meningkatkan perekonomian suatu negara. Menurut Syahroza (2007) peran penting tersebut telah
mendorong banyak negara termasuk Indonesia untuk terus melakukan upaya pengembangan Usaha
Kecil dan Menengah (UKM). Sedangkan menurut Darmaredjo, UKM memiliki peran yang cukup

besar dalam memperluas penyediaan lapangan kerja, memberikan kontribusi yang signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi dan meratakan peningkatan pendapatan. Begitu juga dengan menurut Berry,
dkk (2001) menerangkan bahwa terdapat 3 alasan bagi negara yang berkembang dalam memandang
pentingnya keberadaan UKM yaitu (1) Kinerja UKM cenderung lebih baik dalam menghasilkan
tenaga kerja yang produktif, (2) Sebagai bagian dari dinamikanya UKM sering mencapai peningkatan
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana

189

3rd Economics & Business Research Festival
13 November 2014

produktivitas melalui investasi dan perubahan teknologi. (3) Sering di yakini bahwa UKM memiliki
keunggulan dalam fleksibelitas dari pada usaha besar.
Untuk meningkatkan jiwa entrepreneur perlu dibutuhkan terobosan yang baru untuk
meningkatkan jiwa kewirausahaan sejak dini kepada mahasiswa dalam menjalankan usaha. Jumlah
penduduk indonesia tahun 2025 diperkirakan 273 juta dan tahun 2045 sebanyak 364 juta jiwa dan
penduduk miskin sekitar 10% (Habibe, 2009), maka dibutuhkan pengembangan sistem berbasis
entrepreneur yang dapat mendidik generasi muda terutama mahasiswa di berbagai Perguruan Tinggi

yang dapat berperan serta dalam mengurangi jumlah kemiskinan dan pengangguran dengan mebuka
lapangan kerja, sehingga selain mengurangi jumlah kemiskinan dan pengangguran juga dapat
berfungsi untuk meningkatkan perekonomian suatu negara.
Tujuan dari penelitian ini adalah merancang sistem pembiayaan mikro (dana bergulir) bagi
mahasiswa di Perguruan Tinggi yang diharapkan mampu meningkatkan jiwa kewirausahaan
mahasiswa dalam menjalankan usaha dengan tujuan untuk menciptakan lapangan pekerjaan dan
mengurangi jumlah penggangguran.
RUMUSAN MASALAH
Sistem pembiayaan kredit mikro terutama dalam permodalan sering digunakan oleh perbankkan untuk
pembiayaan usaha kecil menengah (UKM) yang dijalankan oleh masyarakat. Usaha kecil menengah
mempunyai peran yang sangat penting dalam meningkatkan perekonomian suatu negara, untuk itu
jumlah usaha kecil menengah harus di tingkatkan sehingga perekonomian suatu negara mengalami
peningkatan dan kemajuan. Jika di bandingkan dengan negara lain indonesia masih tertinggal jauh
dengan negara malaysia dan singapura. Untuk meningkatkan jumlah usaha kecil menengah maka
harus dilakukan sebuah terobosan yang sangat besar untuk meningkatkan jumlah entrepreneur . Salah
satu terobosan yang mampu untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan adalah di perguruan tinggi.
Dalam meningkatkan jiwa kewirausahaan di perguruan tinggi maka tidak hanya mengedepankan lebih
ke teoritis jika dibandingkan dengan praktek di lapangan. Untuk menjadi seorang entrepreneur harus
lebih banyak belajar aplikasi dilapangan jika di bandingkan dengan belajar secara teori yaitu dengan
membuat praktek wirausaha di lingkunga kampus. Selain itu karena sistem pembiayaan kredit mikro

di Perguruan Tinggi bagi mahasiswa masih tergolong sedikit, maka peneliti ini akan membuat sistem
pembiayaan kredit mikro (dana bergulir) bagi mahasiswa di Perguruan Tinggi.
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah:

1. Untuk menambah pengetahuan tentang dunia kewirausahaan
2. Untuk mengetahui minat mahasiswa dalam menjalankan suatu usaha untuk menjadi
pengusaha.
3. Dapat di jadikan acuan untuk Perguruan Tinggi dalam mengembangan jiwa
kewirausahaan dari berbagai fakultas.

KAJIAN PUSTAKA
Pengertian Sistem

Sistem adalah suatu tatanan (keterpaduan) yang terdiri atas sejumlah komponen fungsional
(dalam satuan fungsi/tugas khusus) yang saling berhubungan dan bersama-sama bertujuan untuk
memenuhi proses atau pekerjaan tertentu (Fathansyah, 1999). Sistem adalah Sekumpulan hal atau
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana


190

3rd Economics & Business Research Festival
13 November 2014

kegiatan atau elemen atau subsistem yang saling bekerja sama atau yang dihubungkan dengan caracara tertentu sehingga membentuk satu kesatuan untukmelaksanakan suatu fungsi, guna mencapai
suatu tujuan (Sutanta, 2003).
Dari beberapa definisi mengenai sistem diatas maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa
sistem merupakan satukesatuan yang terdiri atas komponen-komponen atau elemen-elemen yang
saling berhubungan erat untuk mencapai tujuan dan sasaran tertentu. Sistem adalah satu kerangka dari
prosedur-prosedur yang saling berhubungan yang disusun sesuai dengan suatu skema yang
menyeluruh, untuk melaksanakan suatu kegiatan atau fungsi utama dari perusahaan. Sedangkan
pengertian prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam
satu departemen atau lebih,yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi
perusahaan yang terjadi berulang-ulang (Mulyadi, 2010:5).
Wirausahawan

Istilah Enterpreneur dilansir pertama kali pada tahun 1755di Perancis oleh Richard Cantillon,
menurutnya seorang enterpreneur sebagai seseorang yang membayar harga tertentu untuk produk
tertentu, untuk kemudian dijualnya dengan harga yang tidak mengaturpermodalan operasinya.

Sedangkan kata pasti (an Uncertain Price), sambil membuatkeputusan-keputusan tentang upaya
mencapai dan memanfaatkan sumber-sumber daya, dan menerima resiko berusaha (Winardi, 2003).
Menurut Drucker dalam Khasmir (2006) menyatakan bahwa kewirausahaan merupakan
kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda, dengan kata lain seorang
wirausahawan adalah orang yang mampu menciptakan sesuatu yang baru (kreatif), berbeda dari yang
lain atau mampu menciptakan sesuatu yang berbeda dengan yang sudah ada sebelumnya (inovatif).
Sedangkan menurut penelitian Sulasmi (1989) terhadap 22 orang pengusaha wanita di Bandung juga
menunjukkan bahwa sekitar 55% pengusaha tersebut memiliki keluarga pengusaha (orang tua, suami,
atau saudara pengusaha). Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Mu’minah (2001) atas 8 orang
pengusaha paling sukses di Pangandaran menunjukkan bahwa semua pengusaha tersebut memulai
usahanya karena keterpaksaan.
Kenyataan di lapangan juga seringkali terjadi bahwa factor pendorong seseorang terjun ke
dunia wirausaha karena gabungan dari faktor-faktor di atas. Faktor yang mempengaruhi seseorang
untuk berwirausaha adalah kondisi dimana yang mampu memberikan dorongan tersebut antara lain:
(1). Orang tersebut lahir dan dibesarkan dalam keluarga yang memiliki tradisi yang kuat di bidang
uasah. (2). Orang tersebut berada berada dalam kondisi tertekan, sehingga tidak ada pilihan lain bagi
dirinya selain menjadi wirausaha. (3). seseorang yang memang mempersiapkan diri untuk menjadi
wirausahawan.
Untuk menjadi entrepreneur harus mempunyai cirri-ciri sebagai berikut: (1). Berani
mengambil resiko artinya, berani memulai yang tidak pasti dan penuh dengan resiko. Resiko yang

diperhitungkan dengan cermat. (2) Menyukai tantangan, segala sesuatu dilihat sebagai tantangan
bukan masalah. Perubahan yang yang terus terjadi dan zaman yang serba modern menjadi motivasi
kemajuan. Berani mengambil risiko bukan menciptakan nyali seorang entrepreneur unggulan. Dengan
demikian seorang entrepreneur akan terus memicu dirinyauntuk maju dan mengatasi segala hambatan.
(3). Punya daya tahan tinggi, seorang entrepreneur harus banyak akal dan tidak mudah putus asa. Ia
harus selalu mampu bangkit darikegagalan dan tekun. (4). Punya visi jauh ke depan segala yang
dilakukannya punya tujuan jangka panjang meski dimulai dengan langkah yang amat kecil. Ia punya
target untuk jangka waktu tertentu. Bagaimana tahun berikutnya, 5 tahun lagi, 10 tahun lagi dan
seterusnya. (5). Selalu berusaha memberikan yang terbaik. entrepreneur akan mengerahkan semua
potensi yang dimilikinya untuk mencapai tujuan.
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana

191

3rd Economics & Business Research Festival
13 November 2014

Dengan adanya nilai tersebut maka perekonomian dapat berkembang dengan baik secara
signifikan. Jika kita melihat sampai sekarang ini di Indonesai merupakan negara yang masih sedikit

jumlah wirausaha jika dibandingkan dengan Malaysia, Singapura dan Thailand. Maka untuk
mendorong pertumbuhan entrepreneur di Indonesia diperlukan terobosan-terobosan yang dapat
meningkatkan jiwa kewirausahaan. Dengan demikian salah satu sebagai bentuk terobosan untuk
meningkatkan entrepreneur di Indonesia adalah dengan memberikan pelatihan sejak dini dengan
dibentuknya sistem kredit mikro atau dana bergulir secara berkala bagi mahasiswa untuk menjalankan
atau berlatih berwirausaha yang dimulai dari usaha kecil. Sehingga nantinya diharapkan akan
menjadikan suatu kebiasaan sesorang untuk melakukan berswirausaha.
Kredit mikro

Ada banyak pihak yang mencoba mendefinisikan kredit mikro. Berikut ini beberapa di
antaranya. Grameen Banking (2003) mendefinisikan kredit mikro sebagai pengembangan pinjaman
dalam jumlah kecil kepada pengusaha yang terlalu lemah kualifikasinya untuk dapat mengakses pada
pinjaman dari bank tradisional. Calmeadow (1999) mengartikan kredit mikro sebagai arisan pinjaman
modaluntuk mendukung pengusaha kecil dalam beraktivitas, umumnya dengan alternative jaminan
kolateral dan sistem monitoring pengembalian. Pada kenyataanya kredit mikro telah terbukti secara
efektif dan popular dalamupaya mengatasi kemiskinan (Grameen Banking, 2003). Meskipun pada
awalnya kreditmikro lahir sebagai suatu terobosan bagi penyediaan jasa keuangan kepada
masyarakatberpenghasilan rendah yang tidak memiliki akses ke system keuangan modern.
Dalamperkembangannya, konsep pembiayaan mikro telah meluas tidak sekedar sebagai salahsatu
alternatif sumber pembiayaan usaha kecil, tetapi lebih dari itu, sebagai suatupendekatan dalam

pembangunan ekonomi (Sabirin, 2001).
Selama ini kredit mikro yang disalurkan ke usaha kecil menengah dilakukan oleh pihak bank,
tetapi ada juga kredit yang disalurkan dari pemerintah. Di dalam negeri, model-model kredit mikro
antara lain adalah model yangdikembangkan oleh pemerintah maupun organisasi non pemerintah.
Dari pemerintah, kitamengenal Kredit Usaha Kecil (KUK), Kredit Usaha Keluarga Sejahtera
(KUKESRA),Badan Usaha Unit Desa (BUUD), Badan Kredit Kecamatan (BKK), Kredit Usaha
Tani(KUT), dan Program Jaring Pengaman Sosial Pemberdayaan Daerah dalam MengatasiDampak
Krisis Ekonomi (JPS-PDMDKE). Selain itu ada juga kredit mikro yang non pemerintah yang
berkembang di masyarakat yaitu seperti koperasi simpan pinjam.
Didalam memberikan pinjaman kepada debitur bank harus mempunyai sistem yang baik.
Sistem yang telah dilakukan oleh bank dalam menjalankan kredit mikro yaitu harus mempunyai
unsur, sasaran dan tujuan dari perkreditan. Dengan adanya unsur dan tujuan tersebut diharapkan kredit
mikro benar-benar terealisasi sesuai dengan sasaran dan tujuan kegiatan perkreditan. Sasaran kegiatan
kredit bank adalah: 1) memelihara keamanannya, yaitu bank harus menerima kembali nilai
ekonominya setelah jangka waktu tertentu sesuai dengan perjanjian. 2) penggunaannya terarah, yaitu
kredit tersebut sungguh-sungguh dipakai oleh debitur sesuai perencanaan perusahaan untuk
meningkatkan kinerja kegiatan usaha (perfomance) dan terbukti sampai pada objek kredit. 3)
mendatangkan hasil usaha, yaitu memberikan hasil lebih kepada bank, debitur dan otoritas moneter,
sehingga mampu menimbulkan backward dan foreward linkage kepada masyarakat luas.Dengan
demikian bank juga harus membentuk sistem untuk dapat menyalurkan kreditnya kepada sasaran

sesuai dengan proses yang telah di tentukan.

Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana

192

3rd Economics & Business Research Festival
13 November 2014

Berikut ini adalah sistem atau proses dalam penyaluran kredit mikro oleh bank sebagai
berikut:

Proposal
Kredit

Analisis
Kredit

Dokumentasi


Pencairan
Dana

Pemantauan

Gambar 1. Proses kredit perbankkan

Laporan Keuangan

Dalam menjalankan sebuah usaha, keuangan adalah hal yang sangat penting, karena dengan
adanya manajemen keuangan yang baik maka perusahaan tersebut dapat berjalan dengan lancar dan
lebih terarah. Sebuah usaha atau bisnis membutuhkan perputaran uang (cash flow) yang baik pula
untuk dapat menjalankan bisnisnnya. Laporan keuangan adalah sebuah bentuk laporan pertanggung
jawaban kepada pemilik suatu usaha atau bisnis untuk mengetahui posisi keuangan suatu usaha
apakah mengalami kemajuan dalam bidang keuangan. Laporan keuangan itu sendiri biasanya terdiri
dari arus kas, neraca, laba rugi dan perubahan modal. Dimana dari masing-masing laporan
mempunyai fungsi dan tujuan yang berbeda-beda. Dengan demikian jika laporan tersebut dapat
dilaporkan dengan baik maka semakin kuat pula fundamental suatu bisnis. Berikut ini akan dijelaskan
lebih lanjut tentang laporan keuangan yang sangat penting untuk di pahami bagi mahasiswa.
Untuk menganalisis kinerja kredit mikro bagi mahasiswa harus menggunakan laporan
keuangan dan beberapa rasio keuangan seperti rasio rentabilitas. Rasio ini digunakan untuk
menganalisis kemampuan perusahaan dalam mencetak laba. Berikut ini yang merupakan rasio
rentabilitas antara lain gross profit margin, net profit margin, return on investment (ROI), dan return
on equity (ROE). Analisis rasio ini sering digunakan untuk menilai suatu perusahaan yang baru berdiri
dengan menilai dari segi keuntungan yang dihasilkan.

METODE PENELITIAN
Dalam melakukan penelitian ini digunakan metode deskriptif yaitu dengan mengumpulkan data yang
dibutuhkan dalam system pelaksanaan kredit mikro yang diterapkan di perbankan sebagai acuan
pelaksanaan kredit mikro yang akan di terapkan di perguruan tinggi. Penulis mengadakan penelitian
dengan mengunakan cara sebagai berikut:

1. Observasi dengan pengamatan secara langsung kebutuhan
2. Wawancara dengan mahasiswa yang akan mendapatkan kredit mikro
3. Studi Pustaka dengan mengumpulkan data dari buku, internet, artikel untuk
menunjang perancangan sistem.
Setelah mendapatkan informasi yang dibutuhkan, penelitian dilanjutkan dengan tahapan berikut ini

1. Pada tahap Pertama, yaitu tahap pembentukan sistem dengan memulai membuat
Standar Operational Prosedur (SOP) Sistem Pembiayaan Mikro. Setelah SOP dibuat
kemudian disusun Modul Teknis Bimbingan Pelaksanaan Usaha. Secara pararel juga
dilaksanakan sosialisasi Sistem Pembiayaan Mikro, pembentukan kelompok usaha
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana

193

3rd Economics & Business Research Festival
13 November 2014

(terdiri dari 3-4 mahasiswa), Pelatihan Pembuatan Proposal Usaha, sosialisasi dan
penanda-tanganan kontrak.
2. Pada tahap kedua, yaitu Pelaksanaan dan Pelaporan Usaha, Pendampingan, dan
Pameran Produk Usaha Mahasiswa. Pada tahap kedua ini pula dilakukan Perancangan
dan Implementasi pembuatan Laman (Website) sebagai wadah untuk pembentukan
Sistem Informasi Terpadu. Dengan adanya Laman (Website) tersebut, peneliti dapat
memonitoring kegiatan yang dilakukan oleh Mahasiswa secara On Line untuk
mendapatkan hasil yang maksimal sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
3. Tahap ketiga yaitu Evaluasi dan Diseminasi. Evaluasi dilakukan dengan
menggunakan kuesioner untuk mengetahui hasil Pelaksanaan Sistem Pembiayaan
Kredit Mikro bagi mahasiswa.
Berdasarkan tahapan diatas, maka dibentuk model penelitian untuk Sistem Pembiayaan Kredit
Mikro bagi mahasiswa di Perguruan Tinggi sebagai berikut:
SOP & Modul

Workshop & Seminar
Sistem
Pembiayaan
Mikro

Penyaluran Dana

Bussiness
Performance

Pendampingan &
Monitoring

On Line System

Gambar 2. Model Penelitian Sistem Pembiayaan Mikro di Perguruan Tinggi
PEMBAHASAN
Arsitektur Sistem Kredit Mikro di Perguruan Tinggi

Kredit mikro atau dana bergulir masih banyak dilakukan bagi usaha kecil menengah dan
koperasi. Pada kenyataanya kredit mikro telah terbukti secara efektif dan popular dalamupaya
mengatasi kemiskinan (Grameen Banking, 2003). Dan banyak dilakukan penelitian terhadap
profitability ratio yang menganalisis tentang kinerja keuangan kredit mikro terhadap usaha kecil
menengah merupakan hasil akhir dari sejumlah kebijakan yang dilakukan oleh perusahaan yang juga
menunjukkan gabungan efek-efek dari likuiditas, manajemen aktiva, dan utang pada hasil-hasil
operasi (Brigham & Houston, 2008). Pada penelitian ini akan dilakukan program pemberian kredit
mikro atau dana bergulir bagi mahasiswa perguruan tinggi yaitu untuk mahasiswa untuk menjalankan
usaha baik yang sudah berjalan atau baru berjalan.
Berikut ini adalah rancangan arsitektur sistem kredit mikro yang dapat diterapkan di
Perguruan Tinggi.
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana

194

3rd Economics & Business Research Festival
13 November 2014

Perguruan Tinggi

Pemerintah

Pakar

UKM

Lembaga Pusat Bisnis dan
Kewirausahaan

Sistem Pembiayaan Mikro

Modul
Kewirausahaan

Laboratorium
Kewirausahaan

Kurikulum
Kewirausahaan

Wirausaha Mahasiswa

Gambar 3.Arsitektur Sistem Pembiayaan Mikro di Perguruan Tinggi

Perancangan arsitektur system kredit mikro di perguruan tinggi dilaksanakan oleh sebuah
Lembaga bernama Pusat Bisnis dan Kewirausahaan yang bertugas untuk mengurus berbagai
kepentingan mengenai kewirausahaan dilingkungan kampus. Lembaga ini langsung berada dibawah
Rektor Universitas karena harus bertugas menaungi seluruh fakultas dan jurusan yang ada dalam
sebuah universitas.
Didalam Lembaga ini juga bernaung para pakar yang nantinya akan membantu para
wirausaha mahasiswa. Yang dimaksud pakar disini adalah seseorang yang memiliki ilmu dan
kemampuan dalam mengelola sebuah usaha. Pakar ini terdiri dari dua kategori yaitu Pakar Primer dan
Pakar Sekunder. Pakar Primer berasal dari sumber internal sedangkan Pakar Sekunder berasal dari
sumber Eksternal.
Pakar Primer yang berasal dari internal diambil dari para dosen yang juga sukses dalam
mengelola usaha. Hal tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan bahwa seorang dosen tentunya
sudah mempunyai banyak ilmu teori mengenai membangun bisnis ataupun mengenai kewirausahaan
ditambah dengan pengalaman mereka dalam mempraktekkan ilmunya tersebut dalam membangun
usaha mereka sendiri. Selain itu juga mempertimbangkan factor kemudahan untuk menemui, sehingga
mahasiswa dapat lebih intens untuk berkonsultasi
Pakar Sekunder berasal dari luar Universitas, diambil dari UKM yang berada disekitar
Universitas dan juga menjadi supplier atau rekanan di Lembaga Pusat Bisnis dan Kewirausahaan
sehingga dapat terjalin sinergi yang lebih kuat lagi. Selain itu Pakar Sekunder juga dapat diambil dari
Organisasi maupun Komunitas yang bergerak dibidang kewirausahaan seperti misalnya TDA (Tangan
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana

195

3rd Economics & Business Research Festival
13 November 2014

Di Atas), KPMI (Komunitas Pengusaha Muslim Indonesia), HIPMI (Himpunan Pengusaha Muda
Indonesia), UKM Centre binaan pemerintah dan lain sebagainya yang bekerja sama dengan pihak
Universitas. Dengan adanya Pakar Sekunder diharapkan mampu menjadi penyeimbang antara teori
dan praktek.
Lembaga Pusat Bisnis dan Kewirausahaan juga bekerja sama dengan Pemerintah agar dapat
memiliki akses untuk mengikuti berbagai kegiatan yang diadakan oleh pemerintah dalam hal ini
adalah pemerintah daerah. Adapun kegiatan-kegiatan yang biasanya diadakan pemerintah adalah
kegiatan pelatihan export import, pelatihan mengenai akses sumber bahan baku, pelatihan mengenai
kegiatan produksi yang legal, dan juga kegiatan pameran-pameran.
Setelah bekerja sama dengan 4 entitas tersebut barulah Lembaga Pusat Bisnis dan Kewirausahaan
dapat melaksanakan kegiatan penyaluran kredit mikro kepada mahasiswa.
Melalui kegiatan penyaluran kredit mikro ini akan dihasilkan modul-modul praktis mengenai
bagaimana menjalankan usaha yang dapat dipakai secara berkelanjutan. Dengan menggunakan
modul-modul yang dihasilkan, laboratorium wirausaha diharapkan mampu untuk mendesain pelatihan
yang dibutuhkan oleh mahasiswa wirausaha untuk menjalankan usaha. Dan terakhir, dari kegiatan
penyaluran kredit mikro ini, diharapkan dapat untuk memperkaya materi kurikulum mata kuliah
wirausaha agar lebih aplikatif untuk mahasiswa.
Sebagai hasil akhir dari perpaduan Modul, Pelatihan dan Kurikulum Matakuliah akan dapat
membentuk Wirausaha Mahasiswa yang jauh lebih cepat untuk berkembang dan berhasil.

Alur (Flow Chart) Pemberian Pembiayaan Mikro di Perguruan Tinggi

Program ini mengharuskan mahasiswa untuk membentuk kelompok, dimana tujuan
pembentukan kelompok ini adalah untuk memaksimalkan kinerja mereka dan juga sekaligus untuk
melatih mereka bekerja secara team.
Setelah dibentuk kelompok, mereka kemudian membuat proposal, adapun jenis proposal yang
dapat mereka ajukan adalah proposal bisnis baru dan proposal penambahan modal untuk bisnis yang
sudah berjalan. Agar dapat membuat proposal bisnis yang baik, mereka diberikan pelatihan
pembuatan proposal, sekaligus juga diajarkan bagaimana membuat file presentasi bisnis yang
menarik.
Tahap selanjutnya adalah seleksi proposal yang masuk. Proposal diseleksi berdasarkan
originalitas ide, kelayakan (feasibility), segmentasi pasar serta dari segi proyeksi keuangan. Bila
mahasiswa lulus seleksi maka langkah berikutnya adalah pemberian dana pembiayaan. Dana
pembiayaan diberikan dalam dua tahap untuk merangsang mahasiswa agar serius menjalankan usaha
nya. Tahap pertama diberikan dana pembiayaan sebesar 60%, sisanya diberikan pada tahap
berikutnya. Tahap kedua diberikan 4 bulan setelah tahap pertama cair. Selain itu dana tahap kedua
dapat dicairkan bila prestasi mahasiswa dalam menjalankan usaha dinilai cukup baik oleh Pakar /
Pendamping
Jika dana tahap pertama sudah cair, langkah berikutnya adalah proses pendampingan oleh
Pakar yang ditunjuk. Agar proses pendampingan efektif mahasiswa harus melakukan konsultasi
minimal 2 kali dalam satu bulan. Hal tersebut dilakukan agar jika terjadi kesalahan dalam
menjalankan usaha dapat lebih awal teridentifikasi.
Selama proses pendampingan berjalan, setiap satu bulan sekali mahasiswa wajib melaporkan
kemajuan usaha pada Lembaga Pusat Bisnis dan Kewirausahaan. Hal yang menjadi focus utama
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana

196

3rd Economics & Business Research Festival
13 November 2014

dalam pelaporan kepada Lembaga Pusat Bisnis dan Kewirausahaan selaku pelaksana pemberian kredit
mikro adalah mengenai Laporan Keuangan. Setiap kelompok wajib membuat laporan keuangan sesuai
dengan standar yang sudah ditetapkan dalam Modul. Standar tersebut dibuat sesuai dengan standar
laporan keuangan yang biasa diminta oleh perbankan. Sehingga diharapkan kedepannya setelah
proses pembiayaan mikro selesai, mahasiswa tersebut mampu untuk mendapatkan dana pembiayaan
yang lebih besar dari pihak perbankan.
Setelah proses pelaporan, dilaksanakan proses pengembalian dana. Dana yang dikembalikan
dicicil selama setahun tanpa memakai system bunga.
System yang dipakai adalah bagi hasil, sehingga tidak memberatkan bagi mahasiswa wirausaha

START

Pembentukan
Kelompok

Sosialisasi
Pembuatan
Proposal Usaha

Pengajuan
Proposal Usaha

Pendampingan
Usaha

Menjalankan
Kegiatan Usaha

Penyerahan
Dana Usaha

Seleksi Proposal
Usaha

FINISH

Gambar 4.Alur
Pemberian Pembiayaan
Mikro di Perguruan
Tinggi

Pelaporan dan
Evaluasi

Pengembalian
Dana Usaha

SIMPULAN KETERBATASAN DAN IMPLEMENTASI
Simpulan
Melalui arsitektur system perencanaan pembiayaan mikro yang terintegrasi, akan tercipta
sebuah program pembinaan wirausaha yang mendidik mahasiswa agar dapat terjun langsung ke dunia
wirausaha dengan berbekal pengetahuan dan pengalaman yang cukup. Selain itu juga dapat membuat
mereka dengan mudah mendapatkan support dana yang bersumber dari lembaga keuangan perbankan
untuk dapat dipergunakan bagi pengembangan usaha sehingga pada akhirnya nanti mereka dapat
dengan mudah meraih kesuksesan.
Keterbatasan dan Saran
Dalam penelitian ini masih terdapat keterbatasan yaitu jumlah mahasiswa yang sedikit dalam
mendaftarkan diri untuk menjalankan usaha dengan mengumpulakan proposal usaha, sehingga
kegiatan ini hanya terdiri dari tiga kelompok usaha mahasiswa yang lolos dalam pembiayaan kredit
mikro, dan kegiatan ini banyak diikuti oleh dari jurusan ekonomi. Untuk itu maka agar penelitian
selanjutnya menghasilkan analisis yang baik maka Perguruan Tinggi tidak membatasi mahasiswa dari
segi jurusan atau fakultasnya untuk memberikan pembiayaan usaha. Sehingga dapat menciptakan
wirausaha yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana

197

3rd Economics & Business Research Festival
13 November 2014

Anonim, 2005. Rencana Tindak Jangka Menengah (RTJM) Pemberdayaan Koperasidan Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah Tahun 2005-2009.
Bappeda. 2011. Penduduk Miskin dan Alokasi Dana Program Pengentasan Kemiskinan . Retrieved 28
Agustus 2011 2011, from http://www.padang.go.id/v2/content/view/3599/180/
Burhanuddin, R. 2006. Evaluasi Program Bantuan dan Bergulir melalui KSP/USP Koperasi (Pola
PKPS-BBM, Agribisnis dan Syariah). JurnalPengkajian Koperasidan UKM, 1.
Brigham, E. F., & Houston, J. F. 2008. Fundamentals of financial management: South-Western Pub
Jususf, jopie. 2010. Analisis kredit untuk account officer . Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
Muhandri, T. (2002). Strategi Penciptaan Wirausaha (Pengusaha) Kecil Menengah Yang Tangguh.
Bogor : Falsafah Sain IPB
Panggabean, R. 2005. Efektivitas Program Dana Bergulir bagi koperasi dan UKM. Infokop, 26
Sulasmi. (1989). ”Karakteristik 22 Pengusaha Wanita di Bandung”. Tesis. Magister Program Studi
Teknik dan Manajemen Industri. Institut Teknologi Bandung
Susiana. 2010. Efektivitas Program Bantuan Dana Bergulir Pada Kelompok Swadaya Masyarakat Di
Kota Depok (Studi Kasus BKM Bina Budi Mulya di Kelurahan Pancoran Mas, Kecamatan
Pancoran Mas, Kota Depok). GunadarmaUniversity, Depok.
Tjoekam, H. Moh. 1999. Perkreditan Bisnis Bank Komersial. Penenerbit PT. Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta
Wardoyo & Prabowo, H. 2001. Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Kredit-mikro
ModelKesuma. Lokakarya Inovasi dalam Manajemen Kemandirian Daerah Era Otonomi.
Kerjasama Depdagri Otda dengan Bank Dunia. Sanur, Bali, Juni, 2001.

Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana

198