Peranan Guru dalam Mengembangkan Kemampuan Nilai Moral Anak di Kelompok B TK Aisyiyah V Palu | Rahmawati | Bungamputi 3299 10245 1 PB

(1)

762

PERANAN GURU DALAM MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN

NILAI MORAL ANAK DI KELOMPOK B TK AISYIYAH V PALU

Rahmawati1

ABSTRAK

Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah ada peranan guru dalam mengembangkan nilai moral anak di kelompok B TK Aisyiyah V Palu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan guru dalam mengembangkan nilai moral anak di kelompok B TK Aisyiyah V Palu, kendala guru dalam mengembangkan kemampuan nilai moral anak, serta peranan guru dalam mengembangkan kemampuan nilai moral anak di kelompok B TK Aisyiyah V Palu. Penelitian dilaksanakan di TK Aisyiyah V Palu, melibatkan 16 anak terdiri atas 9 anak laki-laki dan 7 anak perempuan yang terdaftar pada tahun ajaran 2012/2013. Pada pelaksanaan penelitian ini, peneliti menetapkan dua variabel yakni variabel bebas (X) yaitu peranan guru dan variabel terikat (Y) yaitu nilai moral. Adapun teknik yang digunakan pada pengumpulan data yaitu dokumentasi dan observasi.

Berdasarkan hasil penelitan yang telah dilaksanakan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa guru sangat berperan terhadap perkembangan nilai-nilai moral anak didik di kelompok B TK Aisyiyah Palu. Kesimpulan tersebut terbukti dengan adanya peningkatan moral anak pada hasil pengamatan perkembangan nilai-nilai moral anak yaitu 45,3% yang masuk kategori berkembang sangat baik, 39,1% yang masuk kategori berkembang sesuai harapan, 7,8% yang masuk kategori mulai berkembang dan 7,8% yang masuk kategori belum berkembang dapat disimpulkan bahwa hasil pengamatan pada aspek perkembangan nilai-nilai moral anak yaitu 83,34% dengan kategori berkembang sesuai harapan. Dengan demikian dapat dilihat bahwa peranan guru sangat berpengaruh terhadap perkembangan nilai-nilai moral anak di TK Asyiyah V Palu.

Kata Kunci : Peranan Guru, Moral Anak

PENDAHULUAN

Tujuan Pendidikan Nasional diselenggarakan adalah untuk menyiapkan sumber daya manusia Indonesia yang cerdas, terampil, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Pendidikan moral sangat penting bagi anak-anak, sejak lahir dilingkungan keluarga anak-anak sudah harus diperkenalkan dengan nilai-nilai moral sehingga mereka memiliki pemahaman yang benar tentang keharusan mengamalkan nilai-nilai moral agama dalam kehidupan sehari-hari anak.

1

Mahasiswa Program Studi PG PAUD, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tadulako. No. Stambuk A 411 09 008.


(2)

763

Pengenalan nilai-nilai moral terhadap anak-anak di TK memiliki tujuan agar mereka kelak menjadi pribadi yang beriman kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, menjadi pribadi yang memiliki karakter berahlak mulia, rajin belajar, mandiri dan disiplin, sehingga kelak dimasa depan mereka akan menjadi generasi penerus bangsa yang bermoral, cerdas dan tangguh.

Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang paling mendasar menempati posisi yang sangat strategis dalam pengembangan sumber daya manusia. Mengingat anak usia dini yaitu anak yang berbeda pada rentang usia lahir sampai dengan enam tahun merupakan rentang usia kritis dan sekaligus strategis dalam proses pendidikan yang dapat mempengaruhi proses serta hasil pendidikan pada tahap selanjuntnya. Oleh karena itu, artinya periode ini merupakan periode kondusif untuk menumbuh kembangkan berbagai kemampuan fisiologis, kognitif, bahasa, sosioemosional dan spritual, serta moral anak.

Masa anak usia dini, merupakan periode perkembangan yang tepat untuk mengembangkan dan meningkatkan seluruh kemampuan yang dimiliki anak, bahkan periode ini adalah waktu yang efektif untuk melatih dan membiasakan anak untuk mengembangkan nilai-nilai moral anak. Melalui kegiatan belajar yang ada di TK, anak-anak akan mengikuti kegiatan belajar yang bertujuan membangun sikap dan perilaku anak yang baik. Kegiatan belajar yang dapat meningkatkan pengembangan moral anak, hanya akan dapat berhasil jika dilakukan secara berulang-ulang, sehingga membuat anak akan terbiasa melakukanya. Oleh karenanya sangat membutuhkan peranan guru, di dalam mengasuh, mendidik, melatih, membimbing dan selalu memberikan penguatan serta motivasi, sehingga membuat anak tertarik dan terbiasa melakukannya, dalam arti anak telah dibiasakan memiliki moral, maka selanjutnya hal ini dapat menjadi karakter pembentuk kepribadian anak yang luhur.

Guru TK memiliki tugas dan tanggung jawab yang besar dalam mendidik anak-anak agar memiliki pemahaman dan dapat mengamalkan nilai-nilai moral dalam kehidupan sehari-hari. Di TK, tugas dan tanggung jawab guru adalah mendidik, membimbing dan mendampingi anak-anak serta mengajari mereka tentang nilai-nilai moral. Oleh sebab itu, untuk mencapai tujuan pendidikan moral yang mulia ini, guru di TK harus dapat menerapkan berbagai metode dan strategi belajar yang dapat membuat anak-anak tertarik untuk mengenal nilai-nilai moral. Ataupun seorang guru dituntut harus dapat memperkenalkan nilai-nilai moral kepada anak-anak dengan

cara yang lebih mudah mereka pahami dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Anak –anak

di TK wajib memperoleh pendidikan dalam bentuk pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan mereka, artinya anak-anak di TK semestinya dapat memahami dengan mudah nilai-nilai moral.


(3)

764

Guru dituntut untuk cerdas dan kreatif memilih dan menentukan serta menerapkan metode yang tepat untuk memperkenalkan nilai-nilai moral yang mudah difahami dan dilaksanakan oleh anak-anak TK. Karena peran guru sangatlah menentukan untuk mengembangkan nilai-nilai moral anak. Oleh karena itu, berdasarkan hasil observasi awal peneliti pada kelompok B TK Aisyiyah V Palu, anak-anak masih kurang memahami dan menerapkan nilai-nilai moral yang telah diajarkan misalnya apabila masuk kelas harus mengucapkan salam, berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan kegiatan, masih terdapat anak-anak biasanya sering melupakannya. Oleh karena itu, sangat membutuhkan peranan guru dalam meningkatkan pengembangan moral anak. Dari program pengembangan nilai moral ini diharapkan agar anak dapat lebih menerapkan nilai-nilai moral dalam kehidupan sehari-hari dan membina sikap anak dalam rangka meletakkan dasar bagi anak memiliki perilaku yang baik.

Peranan guru dalam pendidikan sangatlah penting dalam mengembangkan kemampuan kognitif anak, sehingga guru di tuntut untuk lebih profesonal dalam menanamkan konsep pengetahuan terhadap anak didik, sehingga bisa membuat suatu perubahan, baik itu perubahan pengetahuan, keterampilan, maupus sikap yang dimiliki oleh seorang anak. WF Connell (1972: 24) membedakan tujuh peran seorang guru yaitu (1)

pendidik (nurturer), (2) model, (3) pengajar dan pembimbing, (4) pelajar (learner), (5)

komunikator terhadap masyarakat setempat, (6) pekerja administrasi, serta (7) kesetiaan terhadap lembaga.

Wina Senjaya (2006: 32) menyebutkan salah satu peran yang dijalankan oleh guru yaitu sebagai pembimbing dan untuk menjadi pembimbing baik guru harus memiliki pemahaman tentang anak yang sedang dibimbingnya. Sementara itu, berkenaan peran guru mata pelajaran dalam bimbingan dan konseling, Sofyan S. Willis (2005) mengemukakan bahwa guru-guru mata pelajaran dalam melakukan pendekatan kepada anak harus manusiawi-religius, bersahabat, ramah, mendorong, konkret, jujur dan asli, memahami dan menghargai tanpa syarat.

Kata moral berasal dari kata Latin mos, yang berarti adat istiadat, kebiasaan, peraturan/ nilai-nilai, atau tata cara kehidupan. Istilah moral dalam tulisan ini diartikan sebagai peraturan, nilai-nilai dan prinsip moral, kesadaran orang untuk menerima dan melakukan peraturan, nilai-nilai, dan prinsip yang telah bakukan dianggap benar. Nilai-nilai moral seperti seruan untuk berbuat baik kepada orang tua, kepada orang lain, memelihara kebersiahan, memlihara hak orang lain, larangan berjudi, mencuri, membunuh, minum-minuman keras. Seseorang dapat dikatakan bermoral, apabila tingkah laku orang tersebut sesuai dengan nilai-nilai moral yang dijunjung tinggi oleh kelompok sosialnya.


(4)

765

Perkembangan moral anak tidak terlepas dari lingkungan di luar rumah. Menurut Goleman (1997) dan Megawangi 2004) dalam Siti Aisyah (2007:8.42), bahwa lingkungan TK berperan dalam pengembangan moral anak usia dini. Pendidikan moral pada lembaga pendidikan formal dimulai ketika anak-anak mengikuti pendidikan pada taman kanak-kanak. Menurut Siti Aisyah (2007:8.42), pengalaman yang diperoleh anak-anak dari taman kanak-kanak memberikan pengaruh positif pada pada perkembangan anak selanjutnya. METODE PENELITIAN

Subyek dalam penelitian ini adalah seluruh anak kelompok B TK Aiyiyah V Palu berjumlah 16 orang anak yang terdiri dari 7 orang anak laki-laki dan perempuan sebanyak 9 orang tahun ajaran 2012/2013.

1. Variabel Penelitian

Variabel penelitian ini terdiri atas dua Variabel: Variabel bebas ( X ) adalah peranan guru Variabel terikat ( Y ) adalah nilai moral anak

2. Rancangan Penelitian

Untuk memudahkan pelaksanaan penelitian ini, penulis menetapkan dua variabel yakni variabel bebas (X) yaitu peranan guru dan variabel terikat (Y) yaitu nilai moral yang dapat digambarkan sebagai berikut Hadi Sutrisno1998.

Keterangan:

X : peranan guru Y: nilai moral

: Peranan guru terhadap pengembangan kemampuan nilai moral Dalam penelitian ini akan digunakan teknik yang mendukung tujuan penelitian dengan mempertimbangkan faktor tenaga biaya, dan waktu . adapun teknik yang mendukung adalah sebagai berikut:

1. Dokumentasi

Digunakan untuk mengumpulkan data tentang jumlah anak didik dan kegiatan anak didik di TK serta tingkat pendidikan orang tua anak.

2. Observasi

Pengamatan langsung dalam proses pembelajaran sekitar aktivitas guru dalam kesehariannya, terutama yang berkenaan kepada peranan guru terhadap pengembangan kemampuan nilai moral anak.

Y X


(5)

766

Adapun jenis data yang dikumpulkan pada penelitian ini yaitu data kualitatif yang berupa kualitas atau simbol-simbol yang bersumber dari hasil observasi pada kegiatan pembelajaran pada anak didik. Adapun sumber data pada penelitian ini yaitu data pada hasil observasi, wawancara serta dokumentasi. Sesuai dengan penelitian ini, maka di tetapkan pengolahan data deskritif dengan menggunakan perhitungan persentase (%). Adapun rumus analisa menurut Suharsimi Arikunto (1996: 21), adalah sebagai berikut:

Keterangan: P = persentase F = frekuensi N = jumlah sampel

HASIL PENELITIAN

1. Deskripsi Peranan Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran

Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RKH yang telah dipersiapkan.

a. Kegiatan Awal ± 30 menit

Guru merapikan barisan anak didik, kemudian setelah berbaris selesai guru mengucapkan salam dan mengajak anak untuk berdoa sebelum memulai pembelajaran.

Selanjutnya guru dan anak didik bercakap-cakap tentang nilai-nilai moral anak yang jujur, guru menjelaskan bahwa jika orang ingin disayangi banyak orang, dan juga bahagia di dunia dan diakhirat maka harus membedakan perilaku baik dan buruk. Untuk melatih motorik kasar, guru meminta anak didik praktek langsung menendang bola, tidak lupa guru menyampaikan pesan-pesan moral kepada anak didik tentang pentingnya saling menyayangi teman satu sama lain agar terjalin keakraban baik dilingkungan TK maupun diluar TK.

b. Kegiatan Inti ± 60 menit

Pada kegiatan inti guru memberikan tugas kepada anak didik untuk membuat bentuk rumah, setelah itu praktek langsung berbagi permainan. Pada saat berbagi guru memberikan pesan moral kepada anak didik tentang bagaimana hidup dengan berperilaku mulia dan pentingnya saling berbagi.

Selanjutnya pemberian tugas mengembalikan balok pada tempatnya setelah digunakan, hal ini bertujuan agar anak didik mampu mandiri dan berlaku jujur dalam segal hal, serta bertanggungjawab terhadap tugas yang diberikan kepada mereka.


(6)

767

c. Istirahat ± 30 menit

Pada kegiatan istirahat guru meminta siswa untuk mencuci tangan sebelum makan, selanjutnya mengajak anak didik untuk berdoa sebelum dan sesudah makan dan selanjutnya memberi kebebasan kepada anak didik untuk bermain diluar kelas.

d. Kegiatan akhir ± 30 menit

Pada kegiatan akhir guru melakukan evaluasi terhadap proses pembelajaran yang telah dilaksanakan, kemudian guru memberi pesan-pesan moral kepada anak didik, pesan-pesan yang ditekankan yaitu tentang pentingnya untuk selalu menerapkan perilaku mulia dalam kehidupan sehari-hari bai di rumah maupun dilingkungan Taman Kanak-Kanak, kemudian guru juga berpesan agar anak selalu jujur dalam segal hal karena jujur akan mengantarkan kita pada kebaikan, pesan yang terakhir yaitu agar anak didik selalu menghormati agama orang lain baik dalam keadaan senang maupun dalam keadaan duka.

Setelah pesan-pesan selesai, guru mengajak anak didik untuk berdoa pulang, dan mengingatkan agar segera pulang ke rumah dan tidak singgah-singgah di jalan untuk bermain.

2. Deskripsi Perkembangan Nilai Moral Anak

Untuk mengukur perkembangan nilai-nilai moral anak, peneliti telah menyiapkan lembar observasi terhadap aktivitas siswa yang berkaitan dengan aspek penilain pada pengembangan nilai-nilai moral anak. Adapun hasil pengamatan aktivitas anak pada proses pembelajaran dapat dilihat dari tabel di bawah ini:

Tabel 1 Aspek Menerapkan Perilaku Mulia

No Kategori Frekuensi %

1. Baik 8 50

2. Cukup 4 25

3. Kurang 4 25

Jumlah 16 100

Dari tabel 1 di atas, diketahui dari 16 anak yang menjadi subjek penelitian terdapat 8 anak (50%) yang masuk dalam kategori baik, 4 anak (25%) yang masuk dalam kategori cukup dan 4 anak (25%) yang masuk kategori kurang dalam pengamatan anak yang memahami perilaku mulia.


(7)

768

Tabel 2 Aspek Membedakan Perilaku Baik dan Buruk

No Kategori Frekuensi %

1. B 6 37,5

2. C 6 37,5

3. K 4 25

Jumlah 16 100

Dari tabel 2 di atas, diketahui dari 16 anak yang menjadi subjek penelitian terdapat 6 anak (37,5%) yang masuk kategori baik, 6 anak (37,5%) yang masuk dalam kategori cukup dan 4 anak (25%) yang masuk kategori kurang dalam pengamatan anak yang dapat membedakan perilaku baik dan buruk.

Tabel 3 Aspek Menghormati Agama Orang Lain

No Kategori Frekuensi %

1. B 4 25

2. C 6 37,5

3. K 6 37,5

Jumlah 16 100

Dari tabel 3 di atas, diketahui dari 16 anak yang menjadi subjek penelitian terdapat 4 anak (25%) yang masuk dalam kategori baik, 6 anak (37,5%) yang masuk dalam kategori cukup dan 6 anak (37,5%) yang masuk kategori kurang dalam pengamatan anak yang menghormati agama orang lain.

PEMBAHASAN

Pembahasan penelitian ini meliputi keseluruhan pelaksanaan pembelajaran pada penelitian dan peneliti bertindak sebagai pengamat yang mengamati peranan guru dalam proses pembelajaran dan perkembangan nilai-nilai moral anak. Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RKH yang telah dipersiapkan. Guru merapikan barisan anak didik di depan kelas, kemudian setelah berbaris selesai guru mengucapkan salam dan mengajak anak untuk berdoa sebelum memulai pembelajaran di dalam kelas.

Selanjutnya guru dan anak didik bercakap-cakap tentang nilai-nilai moral anak yang jujur, guru menjelaskan bahwa jika orang ingin disayangi banyak orang, dan juga bahagia di dunia dan di akhirat maka harus membedakan perilaku baik dan buruk. Pada tahap ini terlihat jelas bagaimana peranan guru dalam mengembangkan nilai-nilai moral anak, guru menyuguhkan pesan-pesan yang memberi motivasi kepada anak didik agar sejak dini mereka terbiasa untuk membedakan perilaku baik dan buruk.


(8)

769

Untuk melatih motorik kasar, guru meminta anak didik praktek langsung menendang bola. Pada saat kegiatan praktek berlangsung, guru menyampaikan pesan-pesan moral kepada anak didik tentang pentingnya saling menyayangi teman satu sama lain agar terjalin keakraban baik dilingkungan TK maupun diluar TK. Walalupun pada kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan motorik kasar, tetapi guru memperlihatkan bagaimana perannya dalam mengembangkan nilai-nilai moral anak yaitu dengan memberikan pesan kepada anak untuk saling menyayangi satu sama lain.

Pada kegiatan inti guru memberikan tugas kepada anak didik untuk membuat bentuk rumah dari permainan balok, setelah itu praktek langsung berbagi permainan balok. Pada saat kegiatan saling berbagi berlangsung, guru memberikan pesan moral kepada anak didik tentang bagaimana hidup dengan berperilaku mulia dan pentingnya saling berbagi. Selanjutnya, pemberian tugas mengembalikan balok pada tempatnya setelah digunakan, hal ini bertujuan agar anak didik mampu mandiri dan berlaku jujur dalam segal hal, serta bertanggungjawab terhadap tugas yang diberikan kepada mereka.

Terlihat jelas guru berperan aktif dalam mengembangkan nilai-nilai moral anak. Guru memberikan tugas dengan maksud anak menjadi mandiri dan bertanggungjawab terhadap tugas yang diberikan kepada mereka. Selain itu pada tahap ini guru menyempatkan untuk memberi pesan kepada anak didik agar tertanam perilaku mulia sejak dini. Pada kegiatan istirahat guru meminta siswa untuk mencuci tangan sebelum makan, selanjutnya mengajak anak didik untuk berdoa sebelum dan sesudah makan dan selanjutnya memberi kebebasan kepada anak didik untuk bermain diluar.

Pada kegiatan akhir guru melakukan evaluasi terhadap proses pembelajaran yang telah dilaksanakan, kemudian guru memberi pesan moral kepada anak didik, pesan-pesan yang ditekankan yaitu tentang pentingnya untuk selalu menerapkan perilaku mulia dalam kehidupan sehari-hari bai di rumah maupun dilingkungan Taman Kanak-Kanak, kemudian guru juga berpesan agar anak selalu jujur dalam segal hal karena jujur akan mengantarkan kita pada kebaikan, pesan yang terakhir yaitu agar anak didik selalu menghormati agama orang lain baik dalam keadaan senang maupun dalam keadaan duka.

Peran aktif guru tidak terlepas dari pesan-pesan yang disampaikan kepada anak didik. Anak didik mulai paham tentang pentingnya menerapkan perilaku mulia, membedakan perilaku baik dan buruk serta menghormati agama orang lain baik dilingkungan Taman Kanak-kanak maupun diluar sekolah. Setelah pesan-pesan selesai, guru mengajak anak didik untuk berdoa pulang, dan mengingatkan agar segera pulang ke rumah dan tidak singgah-singgah di jalan untuk bermain.


(9)

770

Berdasarkan hasil pengamatan perkembangan nilai-nilai moral anak, setelah dirata-ratakan ketiga aspek yang diamati diketahui dari 16 anak yang menjadi subjek penelitian terdapat 37,5% yang masuk kategori baik, 33,3% yang masuk kategori cukup dan 29,2% yang masuk kategori kurang. Dengan melihat persentase yang diperoleh dari hasil pengamatan tindakan siklus II, jelas terlihat bahwa persentase yang diperoleh dari tiga aspek pengamatan peningkatan moral anak yaitu memahami perilaku mulia, dapat membedakan perilaku baik dan buruk, menghormati agama orang lain sudah berkembang sesuai harapan. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa guru sangat berperan terhadap perkembangan nilai-nilai moral anak didik.

Perkembangan nilai-nilai moral tersebut tidak lepas dari peran guru untuk menyempatkan memberi pesan-pesan yang bertujuan mengembangkan nilai-nilai moral anak didik pada setiap kesempatan selama proses pembelajaran dilaksanakan. Guru tidak henti-hentinya memberikan pesan-pesan moral kepada anak didik, karena guru berkeyakinan bahwa anak didik harus diberikan informasi yang berulang-ulang sehingga tertanam dibenak mereka apa yang disampaikan. Terlihar jelas bahwa guru juga berperan sebagai:

a) Fasilitator perkembangan anak

Kemampuan dan potensi yang dimiliki anak tidak mungkin dapat berkembang dengan baik apabila tidak mendapat rangsangan dari lingkungannya. Dalam suasana sekolah, guru diharapkan dengan siswa secara individual telah mempunyai kemampuan dan potensi itu. Dengan kata lain mempunyai peranan sebagai fasilitator dalam mengantarkan siswa ke arah hasil pendidikan yang tinggi mutunya.

b) Agen pembaharuan

Kehidupan manusia merupakan serangkaian perubahan-perubahan yang nyata. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada era globalisasi ini mengalami kepesatan yang melangit. Dalam hal ini, guru dituntut untuk tanggap terhadap perubahan dan dituntut untuk bertugas sebagai agen pembaharuan dan mampu menularkan kreatifitas dan kesiapan mental anak.

c) Pengelola kegiatan proses belajar mengajar

Guru dalam hal ini bertugas mengarahkan kegiatan belajar anak untuk mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karena itu dalam menyajikan materi pelajarannya. Guru berperan dan bertugas sebagai pengelola proses belajar mengajar.


(10)

771

d) Pengganti orang tua di sekolah

Guru dalam hal ini harus dapat menggantikan orang tua siswa apabila siswa sedang berada di sekolah. Dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengganti orang tua, guru-guru harus mampu menghayati hubungan kasih sayang seorang bapak atau seorang ibu terhadap anaknya. Oleh karena itu, guru mampu mengenal suasana anak di rumah atau dalam keluarganya.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitan yang telah dilaksanakan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa guru sangat berperan terhadap perkembangan nilai-nilai moral anak didik di kelompok B TK Aisyiyah Palu. Kesimpulan tersebut terbukti dengan adanya peningkatan moral anak pada hasil pengamatan perkembangan nilai-nilai moral anak yaitu 37,5% yang masuk kategori baik, 33,3% yang masuk kategori cukup, 29,2% yang masuk kategori kurang.

Berdasarkan kesimpulan tersebut dapat di kemukakan beberapa saran sebagai berikut:

1. Guru harus lebih memperhatikan perannya dan sekiranya mampu menggunakan strategi

pembelajaran yang tepat.

2. Kiranya pimpinan Taman Kanak-kanak agar memberi motivasi kepada tenaga pengajar

agar bersungguh-sungguh dalam mengajar serta memperhatikan perannya sebagi seorang guru.

3. Bagi peneliti lain agar meneliti kembali tentang sejauh mana peranan guru pada

perkembangan nilai-nilai moral dengan memilih aspek yang lain.

4. Kiranya para orang tua untuk terlibat aktif dalam mengembangkan nilai-nilai moral anak

di rumah karena orang tua merupakan guru utama anak didik. DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, Siti. (2007). Belajar dan PembelajaranEdisi ke V. Jakarta : Erlangga.

Conneel, W. F. (1972). Peningkatan Hasil Belajar dalam Pembelajaran. Jakarta: Bumi

Aksara.

Hurlock. (1968). Suatu pendekatan Sepanjang Rentang HidupEdisi ke V. Jakarta: Erlangga.

Muhtar. (1992). Pedoman Bimbingan Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta:

PGK& PTK Depdikbud.


(1)

766

Adapun jenis data yang dikumpulkan pada penelitian ini yaitu data kualitatif yang berupa kualitas atau simbol-simbol yang bersumber dari hasil observasi pada kegiatan pembelajaran pada anak didik. Adapun sumber data pada penelitian ini yaitu data pada hasil observasi, wawancara serta dokumentasi. Sesuai dengan penelitian ini, maka di tetapkan pengolahan data deskritif dengan menggunakan perhitungan persentase (%). Adapun rumus analisa menurut Suharsimi Arikunto (1996: 21), adalah sebagai berikut:

Keterangan: P = persentase F = frekuensi N = jumlah sampel

HASIL PENELITIAN

1. Deskripsi Peranan Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran

Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RKH yang telah dipersiapkan. a. Kegiatan Awal ± 30 menit

Guru merapikan barisan anak didik, kemudian setelah berbaris selesai guru mengucapkan salam dan mengajak anak untuk berdoa sebelum memulai pembelajaran.

Selanjutnya guru dan anak didik bercakap-cakap tentang nilai-nilai moral anak yang jujur, guru menjelaskan bahwa jika orang ingin disayangi banyak orang, dan juga bahagia di dunia dan diakhirat maka harus membedakan perilaku baik dan buruk. Untuk melatih motorik kasar, guru meminta anak didik praktek langsung menendang bola, tidak lupa guru menyampaikan pesan-pesan moral kepada anak didik tentang pentingnya saling menyayangi teman satu sama lain agar terjalin keakraban baik dilingkungan TK maupun diluar TK.

b. Kegiatan Inti ± 60 menit

Pada kegiatan inti guru memberikan tugas kepada anak didik untuk membuat bentuk rumah, setelah itu praktek langsung berbagi permainan. Pada saat berbagi guru memberikan pesan moral kepada anak didik tentang bagaimana hidup dengan berperilaku mulia dan pentingnya saling berbagi.

Selanjutnya pemberian tugas mengembalikan balok pada tempatnya setelah digunakan, hal ini bertujuan agar anak didik mampu mandiri dan berlaku jujur dalam segal hal, serta bertanggungjawab terhadap tugas yang diberikan kepada mereka.


(2)

767 c. Istirahat ± 30 menit

Pada kegiatan istirahat guru meminta siswa untuk mencuci tangan sebelum makan, selanjutnya mengajak anak didik untuk berdoa sebelum dan sesudah makan dan selanjutnya memberi kebebasan kepada anak didik untuk bermain diluar kelas. d. Kegiatan akhir ± 30 menit

Pada kegiatan akhir guru melakukan evaluasi terhadap proses pembelajaran yang telah dilaksanakan, kemudian guru memberi pesan-pesan moral kepada anak didik, pesan-pesan yang ditekankan yaitu tentang pentingnya untuk selalu menerapkan perilaku mulia dalam kehidupan sehari-hari bai di rumah maupun dilingkungan Taman Kanak-Kanak, kemudian guru juga berpesan agar anak selalu jujur dalam segal hal karena jujur akan mengantarkan kita pada kebaikan, pesan yang terakhir yaitu agar anak didik selalu menghormati agama orang lain baik dalam keadaan senang maupun dalam keadaan duka.

Setelah pesan-pesan selesai, guru mengajak anak didik untuk berdoa pulang, dan mengingatkan agar segera pulang ke rumah dan tidak singgah-singgah di jalan untuk bermain.

2. Deskripsi Perkembangan Nilai Moral Anak

Untuk mengukur perkembangan nilai-nilai moral anak, peneliti telah menyiapkan lembar observasi terhadap aktivitas siswa yang berkaitan dengan aspek penilain pada pengembangan nilai-nilai moral anak. Adapun hasil pengamatan aktivitas anak pada proses pembelajaran dapat dilihat dari tabel di bawah ini:

Tabel 1 Aspek Menerapkan Perilaku Mulia

No Kategori Frekuensi %

1. Baik 8 50

2. Cukup 4 25

3. Kurang 4 25

Jumlah 16 100

Dari tabel 1 di atas, diketahui dari 16 anak yang menjadi subjek penelitian terdapat 8 anak (50%) yang masuk dalam kategori baik, 4 anak (25%) yang masuk dalam kategori cukup dan 4 anak (25%) yang masuk kategori kurang dalam pengamatan anak yang memahami perilaku mulia.


(3)

768

Tabel 2 Aspek Membedakan Perilaku Baik dan Buruk

No Kategori Frekuensi %

1. B 6 37,5

2. C 6 37,5

3. K 4 25

Jumlah 16 100

Dari tabel 2 di atas, diketahui dari 16 anak yang menjadi subjek penelitian terdapat 6 anak (37,5%) yang masuk kategori baik, 6 anak (37,5%) yang masuk dalam kategori cukup dan 4 anak (25%) yang masuk kategori kurang dalam pengamatan anak yang dapat membedakan perilaku baik dan buruk.

Tabel 3 Aspek Menghormati Agama Orang Lain

No Kategori Frekuensi %

1. B 4 25

2. C 6 37,5

3. K 6 37,5

Jumlah 16 100

Dari tabel 3 di atas, diketahui dari 16 anak yang menjadi subjek penelitian terdapat 4 anak (25%) yang masuk dalam kategori baik, 6 anak (37,5%) yang masuk dalam kategori cukup dan 6 anak (37,5%) yang masuk kategori kurang dalam pengamatan anak yang menghormati agama orang lain.

PEMBAHASAN

Pembahasan penelitian ini meliputi keseluruhan pelaksanaan pembelajaran pada penelitian dan peneliti bertindak sebagai pengamat yang mengamati peranan guru dalam proses pembelajaran dan perkembangan nilai-nilai moral anak. Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RKH yang telah dipersiapkan. Guru merapikan barisan anak didik di depan kelas, kemudian setelah berbaris selesai guru mengucapkan salam dan mengajak anak untuk berdoa sebelum memulai pembelajaran di dalam kelas.

Selanjutnya guru dan anak didik bercakap-cakap tentang nilai-nilai moral anak yang jujur, guru menjelaskan bahwa jika orang ingin disayangi banyak orang, dan juga bahagia di dunia dan di akhirat maka harus membedakan perilaku baik dan buruk. Pada tahap ini terlihat jelas bagaimana peranan guru dalam mengembangkan nilai-nilai moral anak, guru menyuguhkan pesan-pesan yang memberi motivasi kepada anak didik agar sejak dini mereka terbiasa untuk membedakan perilaku baik dan buruk.


(4)

769

Untuk melatih motorik kasar, guru meminta anak didik praktek langsung menendang bola. Pada saat kegiatan praktek berlangsung, guru menyampaikan pesan-pesan moral kepada anak didik tentang pentingnya saling menyayangi teman satu sama lain agar terjalin keakraban baik dilingkungan TK maupun diluar TK. Walalupun pada kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan motorik kasar, tetapi guru memperlihatkan bagaimana perannya dalam mengembangkan nilai-nilai moral anak yaitu dengan memberikan pesan kepada anak untuk saling menyayangi satu sama lain.

Pada kegiatan inti guru memberikan tugas kepada anak didik untuk membuat bentuk rumah dari permainan balok, setelah itu praktek langsung berbagi permainan balok. Pada saat kegiatan saling berbagi berlangsung, guru memberikan pesan moral kepada anak didik tentang bagaimana hidup dengan berperilaku mulia dan pentingnya saling berbagi. Selanjutnya, pemberian tugas mengembalikan balok pada tempatnya setelah digunakan, hal ini bertujuan agar anak didik mampu mandiri dan berlaku jujur dalam segal hal, serta bertanggungjawab terhadap tugas yang diberikan kepada mereka.

Terlihat jelas guru berperan aktif dalam mengembangkan nilai-nilai moral anak. Guru memberikan tugas dengan maksud anak menjadi mandiri dan bertanggungjawab terhadap tugas yang diberikan kepada mereka. Selain itu pada tahap ini guru menyempatkan untuk memberi pesan kepada anak didik agar tertanam perilaku mulia sejak dini. Pada kegiatan istirahat guru meminta siswa untuk mencuci tangan sebelum makan, selanjutnya mengajak anak didik untuk berdoa sebelum dan sesudah makan dan selanjutnya memberi kebebasan kepada anak didik untuk bermain diluar.

Pada kegiatan akhir guru melakukan evaluasi terhadap proses pembelajaran yang telah dilaksanakan, kemudian guru memberi pesan moral kepada anak didik, pesan-pesan yang ditekankan yaitu tentang pentingnya untuk selalu menerapkan perilaku mulia dalam kehidupan sehari-hari bai di rumah maupun dilingkungan Taman Kanak-Kanak, kemudian guru juga berpesan agar anak selalu jujur dalam segal hal karena jujur akan mengantarkan kita pada kebaikan, pesan yang terakhir yaitu agar anak didik selalu menghormati agama orang lain baik dalam keadaan senang maupun dalam keadaan duka.

Peran aktif guru tidak terlepas dari pesan-pesan yang disampaikan kepada anak didik. Anak didik mulai paham tentang pentingnya menerapkan perilaku mulia, membedakan perilaku baik dan buruk serta menghormati agama orang lain baik dilingkungan Taman Kanak-kanak maupun diluar sekolah. Setelah pesan-pesan selesai, guru mengajak anak didik untuk berdoa pulang, dan mengingatkan agar segera pulang ke rumah dan tidak singgah-singgah di jalan untuk bermain.


(5)

770

Berdasarkan hasil pengamatan perkembangan nilai-nilai moral anak, setelah dirata-ratakan ketiga aspek yang diamati diketahui dari 16 anak yang menjadi subjek penelitian terdapat 37,5% yang masuk kategori baik, 33,3% yang masuk kategori cukup dan 29,2% yang masuk kategori kurang. Dengan melihat persentase yang diperoleh dari hasil pengamatan tindakan siklus II, jelas terlihat bahwa persentase yang diperoleh dari tiga aspek pengamatan peningkatan moral anak yaitu memahami perilaku mulia, dapat membedakan perilaku baik dan buruk, menghormati agama orang lain sudah berkembang sesuai harapan. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa guru sangat berperan terhadap perkembangan nilai-nilai moral anak didik.

Perkembangan nilai-nilai moral tersebut tidak lepas dari peran guru untuk menyempatkan memberi pesan-pesan yang bertujuan mengembangkan nilai-nilai moral anak didik pada setiap kesempatan selama proses pembelajaran dilaksanakan. Guru tidak henti-hentinya memberikan pesan-pesan moral kepada anak didik, karena guru berkeyakinan bahwa anak didik harus diberikan informasi yang berulang-ulang sehingga tertanam dibenak mereka apa yang disampaikan. Terlihar jelas bahwa guru juga berperan sebagai:

a) Fasilitator perkembangan anak

Kemampuan dan potensi yang dimiliki anak tidak mungkin dapat berkembang dengan baik apabila tidak mendapat rangsangan dari lingkungannya. Dalam suasana sekolah, guru diharapkan dengan siswa secara individual telah mempunyai kemampuan dan potensi itu. Dengan kata lain mempunyai peranan sebagai fasilitator dalam mengantarkan siswa ke arah hasil pendidikan yang tinggi mutunya.

b) Agen pembaharuan

Kehidupan manusia merupakan serangkaian perubahan-perubahan yang nyata. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada era globalisasi ini mengalami kepesatan yang melangit. Dalam hal ini, guru dituntut untuk tanggap terhadap perubahan dan dituntut untuk bertugas sebagai agen pembaharuan dan mampu menularkan kreatifitas dan kesiapan mental anak.

c) Pengelola kegiatan proses belajar mengajar

Guru dalam hal ini bertugas mengarahkan kegiatan belajar anak untuk mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karena itu dalam menyajikan materi pelajarannya. Guru berperan dan bertugas sebagai pengelola proses belajar mengajar.


(6)

771 d) Pengganti orang tua di sekolah

Guru dalam hal ini harus dapat menggantikan orang tua siswa apabila siswa sedang berada di sekolah. Dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengganti orang tua, guru-guru harus mampu menghayati hubungan kasih sayang seorang bapak atau seorang ibu terhadap anaknya. Oleh karena itu, guru mampu mengenal suasana anak di rumah atau dalam keluarganya.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitan yang telah dilaksanakan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa guru sangat berperan terhadap perkembangan nilai-nilai moral anak didik di kelompok B TK Aisyiyah Palu. Kesimpulan tersebut terbukti dengan adanya peningkatan moral anak pada hasil pengamatan perkembangan nilai-nilai moral anak yaitu 37,5% yang masuk kategori baik, 33,3% yang masuk kategori cukup, 29,2% yang masuk kategori kurang.

Berdasarkan kesimpulan tersebut dapat di kemukakan beberapa saran sebagai berikut: 1. Guru harus lebih memperhatikan perannya dan sekiranya mampu menggunakan strategi

pembelajaran yang tepat.

2. Kiranya pimpinan Taman Kanak-kanak agar memberi motivasi kepada tenaga pengajar agar bersungguh-sungguh dalam mengajar serta memperhatikan perannya sebagi seorang guru.

3. Bagi peneliti lain agar meneliti kembali tentang sejauh mana peranan guru pada perkembangan nilai-nilai moral dengan memilih aspek yang lain.

4. Kiranya para orang tua untuk terlibat aktif dalam mengembangkan nilai-nilai moral anak di rumah karena orang tua merupakan guru utama anak didik.

DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, Siti. (2007). Belajar dan Pembelajaran Edisi ke V. Jakarta : Erlangga.

Conneel, W. F. (1972). Peningkatan Hasil Belajar dalam Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Hurlock. (1968). Suatu pendekatan Sepanjang Rentang Hidup Edisi ke V. Jakarta: Erlangga. Muhtar. (1992). Pedoman Bimbingan Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta:

PGK& PTK Depdikbud.


Dokumen yang terkait

MENGEMBANGKAN NILAI AGAMA MORAL ANAK MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL CONGKLAK PADA ANAK KELOMPOK Mengembangkan nilai agama moral anak melalui permainan tradisional congklak pada anak kelompok B di tk aisyiyah 16 ngringo jaten karanganyar Tahun ajaran 2013/

0 2 16

MENGEMBANGKAN NILAI AGAMA MORAL ANAK MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL CONGKLAK PADA ANAK KELOMPOK Mengembangkan nilai agama moral anak melalui permainan tradisional congklak pada anak kelompok B di tk aisyiyah 16 ngringo jaten karanganyar Tahun ajaran 2013/

0 1 11

Meningkatkan Pengembangan Moral Anak Melalui Metode Bercerita Pada Kelompok B TK GPID 2 Palu Selatan | Jacoba | Bungamputi 2224 6599 1 PB

0 0 13

Peranan Metode Bercerita Dalam Mengembangkan Nilai-Nilai Moral Pada Anak Di Kelompok B2 TK Pertiwi Palu | Yulianti | Bungamputi 2046 5993 1 PB

0 0 12

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Metode Pemberian Tugas Di Kelompok B TK Aisyiyah Parigi | Ulfa | Bungamputi 2779 8413 1 PB

0 1 12

Peranan Alat Permainan Edukatif dalam Pengembangan Kemampuan Kognitif Anak di Kelompok B TK PGRI Baiya | Munawara | Bungamputi 2990 9159 1 PB

0 0 9

Peranan Kegiatan Menggambar dalam Meningkatkan Motorik Halus pada Anak di Kelompok B TK Bungamputi DWP Untad Palu | Anggriyani | Bungamputi 3297 10237 1 PB

0 0 11

Peningkatan Kemampuan Anak Mengucapkan Sajak Melalui Metode Demonstrasi Pada Anak Kelompok B TK Aisyiyah Bambalemo | Hassana | Bungamputi 3293 10224 1 PB

0 0 10

Pengaruh Percobaan Sains Sederhana terhadap Kreativitas Anak di Kelompok B TK Aisyiyah Bustanul Athfal I Palu | Hidayana | Bungamputi 7270 24224 1 PB

0 0 13

Pengaruh Metode Demonstrasi Terhadap Perkembangan Moral Anak di Kelompok B TK Aisyiyah Bustanul Athfal IV Palu | H Muda | Bungamputi 8845 29069 1 PB

0 0 10