Peranan Kegiatan Menggambar dalam Meningkatkan Motorik Halus pada Anak di Kelompok B TK Bungamputi DWP Untad Palu | Anggriyani | Bungamputi 3297 10237 1 PB

(1)

739

PERANAN KEGIATAN MENGGAMBAR DALAM MENINGKATKAN

MOTORIK HALUS PADA ANAK DI KELOMPOK B

TK BUNGAMPUTI DWP UNTAD PALU

Arni Anggriyani1

ABSTRAK

Pengembangan motorik halus adalah kemampuan yang berhubungan dengan keterampilan fisik yang melibatkan otot kecil dan koordinasi mata, serta tangan yang berkaitan dengan kegiatan meletakkan atau memegang suatu objek dengan menggunakan jari-jari tangan. Salah satu kegiatan yang meningkatkan motorik halus pada anak yaitu kegiatan menggambar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengembangan motorik halus pada anak di TK Bungamputi, untuk mengetahui penerapan kegiatan menggambar di TK Bungamputi, dan untuk mengetahui adakah peranan kegiatan menggambar dalam meningkatkan motorik halus anak di kelompok B TK Bungamputi DWP UNTAD Palu. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, data dikumpulkan melalui lembar pengamatan, pemberian tugas, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan ada tiga aspek dalam mengembangkan motorik halus anak yakni kelenturan, gerakan mengoles warna, dan menggambar sesuai bentuk. Dilihat dari hasil pengamatan pada aspek kelenturan terjadi peningkatan yaitu 45,55% anak kategori BSB, 28,89% anak kategori BSH, 13,33% anak kategori MB, dan 12,22% anak yang termasuk kategori BB. Gerakan mengoles warna terjadi peningkatan yaitu terdapat 25,55% anak kategori BSB, 15,55% anak kategori BSH, 42,23% anak kategori MB, dan 16,66% anak yang termasuk kategori BB. Menggambar sesuai bentuk terjadi peningkatan yaitu terdapat 28,88% anak kategori BSB, 28,89% anak kategori BSH, 26,66% anak kategori MB, dan 15,56% anak yang termasuk kategori BB. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dengan kegiatan menggambar dapat meningkatkan motorik halus anak di kelompok B TK Bungamputi DWP UNTAD Palu.

Kata Kunci: Kegiatan Menggambar, Motorik Halus

PENDAHULUAN

Anak memerlukan kegiatan yang menyenangkan dalam proses pembelajaran. Bagi anak, bermain merupakan sarana belajar bagi mereka. Bermain merupakan proses mempersiapkan diri untuk memasuki dunia selanjutnya dan merupakan cara untuk mengembangkan berbagai aspek perkembangan anak seperti aspek kognitif, sosial, emosi,

1Mahasiswa Program Studi PG PAUD, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,


(2)

740

dan fisik. Melalui kegiatan bermain dengan menggunakan alat permainan, anak terstimulasi untuk berkembang dengan baik perkembangannya.

Melalui bermain, gerakan motorik anak akan senantiasa terlatih dengan baik. Peningkatan keterampilan motorik seorang anak akan berdampak positif pada aspek perkembangan yang lain pula. Bagi anak usia prasekolah, gerakan-gerakan fisik tidak sekedar penting untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan fisik, melainkan juga dapat berpengaruh positif terhadap semua kemampuan yang dimiliki oleh anak. Menurut Husen dkk (2002: 10) menyatakan bahwa: Anak usia dini berada pada masa lima tahun pertama yang disebut the golden years, masa ini merupakan masa emas perkembangan

anak”. Anak pada usia tersebut mempunyai potensi demikian besar untuk mengoptimalkan

segala aspek perkembangannya, termasuk perkembangan keterampilan motoriknya. Artinya perkembangan keterampilan motorik sebagai perkembangan unsur kematangan dan pengendalian gerak tubuh. Terdapat hubungan yang paling mempengaruhi antara kebugaran tubuh, keterampilan motorik dan control motorik. Kerampilan motorik anak usia dini tidak akan berkembang tanpa adanya kemantangn control motorik, control motorik tidak akan optimal tanpa kebugaran tubuh, kebugaran tubuh tidak akan tercapai tanpa latihan fisik.

Perlu diketahui bahwa kemampuan motorik halus sangat penting karena berpengaruh pada segi pembelajaran lainnya. Dalam perkembangan anak, biasanya kemampuan motorik kasar lebih dahulu berkembang daripada kemampuan motorik halus. Hal ini terbukti ketika anak sudah dapat berjalan dengan menggunakan otot-otot kakinya, kemudian anak baru mampu dapat mengontrol tangan dan jari-jarinya untuk menggambar atau menggunting. Keterampilan motorik halus pada umumnya memerlukan jangka waktu yang relatif lama untuk penyesuaiannya. Hal ini merupakan suatu proses bagi seorang anak untuk mencapainya. Maka diperlukan intensitas kegiatan yang syarat untuk meningkatkan kemampuan motorik halus. Kemampuan motorik halus yang dimiliki setiap anak berbeda. Ada yang lambat dan ada pula yang sesuai dengan perkembangan tergantung pada kematangan anak. Namun sebaiknya selaku pendidik atau orang tua hendaknya mengetahui permasalahan dan memberikan solusi bagaimana meningkatkan kemampuan motorik halus pada anak.

Salah satu yang dapat meningkatkan motorik halus anak, yaitu kegiatan menggambar. Melalui kegiatan menggambar anak mampu mengekspresikan diri dan berkreasi dengan berbagai gagasan, imajinasi, dan menggunakan berbagai media/bahan menjadi suatu karya seni. Kemudian dalam hasil belajar anak, diharapkan agar dapat menggambar sederhana dengan berbagai media seperti arang, kapur, crayon, pensil warna, dan lain-lain. Dengan


(3)

741

media tersebut motorik halus anak dapat ditingkatkan. Menggambar sebagai salah satu bentuk seni yang diberikan pada anak usia dini. Aktivitas menggambar dimaknai untuk membentuk dan mengembangkan kepribadian anak agar kemampuan logika dan emosinya tumbuh berkembang dengan seimbang. Seperti yang diungkapkan oleh Indarti (2005: 4) bahwa dengan menggambar anak bisa mengeluarkan ekpresi dan imajinasinya tanpa batas. Pada proses inilah anak dapat mengembangkan gagasan, menyalurkan emosinya, menumbuhkan minat seni dan kreativitasnya. Kemudian menurut Rohidi (2000: 122) menggambar adalah kegiatan-kegiatan mebentuk imajinasi dengan menggunakan banyak pilihan tehnik dan alat. Bisa pula menggambar mempunyai arti membuat tanda-tanda tertentu diatas permukaan dengan mengolah goresan dari alat gambar. Lebih lanjut menurut Indarti (2005: 67) menggambar dapat merefleksikan kebutuhan jiwa dan fisiknya (gerakan tangan) sehingga begitu banyak manfaat dari menggambar. Secara leluasa anak dapat memilih media yang akan dipakai, sehingga melalui menggambar mereka mempunyai kesepakatan bereksplorasi terhadap media tersebut.

Adapun penelitian yang relevan dalam penelitian ini. Theresia Suwarni (2013). Meningkatkan Keterampilan Motorik Halus Anak Melalui Metode Pemberian Tugas di Kelompok B TK Karuna Dipa. Ririn (2012). Peranan Melipat Kertas Terhadap Motorik Halus Anak di TK Merah Putih Kecamatan Palu Barat. Alur kerangka pemikiran pada penelitian ini dilihat dari hasil pengamatan awal terdapat masalah yaitu motorik halus yang belum berkembang seperti kelenturan,gerakan mengoles warna dan menggambar sesuai bentuk anak-anak belum bisa menggambar gunung, bunga, pohon. Penyebab masalah berupa media atau metode yang digunakan oleh guru kurang tepat dan tidak sesuai untuk meningkatkan motorik halus anak.

Oleh karena itu, peneliti mencoba mencari cara memecahkan masalah tersebut dengan memberi motivasi, dorongan yang dapat memunculkan minat anak terhadap kegiatan tersebut. Anak dilatih memegang pensil dengan metode yang benar ketika membuat suatu gambar, mewarnai atau memulas dengan menggunakan krayon atau kuas, sehingga dapat meningkatkan kelenturan jari jemari anak. Aspek-aspek tolak ukur motorik halus penelitian ini yaitu kelenturan, gerakan mengoles warna, menggambar sesuai bentuk. terdapat kesimpulan bahwa ada peranan kengiatan menggambar dalam meningkatkan motorik halus pada anak dikelompok B2 TK Bungamputi DWP UNTAD Palu, ada beberapa rekomendasi saran : bagi kepala TK, bagi guru, bagi orang tua, dan bagi anak.


(4)

742

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di TK Bungamputi DWP UNTAD Palu, dengan subyek penelitian seluruh anak di kelompok B yang berjumlah 16 anak. Variabel penelitian terdiri dari motorik halus dan kegiatan menggambar. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif kualitatif, data dikumpulkan melalui observasi, pemberian tugas, dan dokumentasi. Data akan diolah dengan menggunakan teknik persentase, hasil olahan tersebut kemudian dianalisis secara deskriptif kualitatif. Rumus yang digunakan dari Anas Sudjiono (1997:40), untuk menganalisis data yang dikumpulkan secara persentase, sebagai berikut:

� = �

N x 100%

Keterangan : P = Persentase

f = Jumlah jawaban dari masing-masing alternatif N = Jumlah responden

HASIL PENELITIAN

A.Hasil Pengamatan Kemampuan Motorik Halus 1. Kelenturan

Tabel 1 Kelenturan

Aspek Yang Diamati

Kategori

Pengamatan Pertemuan ke- Rata-Rata (%)

1 2 3 4 5 6

F % F % F % F % F % F %

Kelenturan

BSB 2 13,33 4 26,67 8 53,33 8 53,33 9 60,00 10 66,67 45,55 BSH 40,00 6 7 46,67 4 26,67 4 26,67 3 20,00 2 13,33 28,89 MB 4 26,66 2 13,33 1 6,67 1 6,67 2 13,33 2 13,33 13,33 BB 3 20,00 2 13,33 2 13,33 2 13,33 1 6,67 1 6,67 12,22

Jumlah 15 100 15 100 15 100 15 100 15 100 15 100 100

Keterangan:

BSB: Berkembang Sangat Baik MB: Mulai Berkembang BSH: Berkembang Sesuai Harapan BB : Belum Berkembang

Sesuai tabel 1, dapat dilihat bahwa dari 15 anak didik yang menjadi subjek penelitian di Kelompok B TK Bungamputi DWP UNTAD Palu. Hasil persentase rata-rata pada aspek kelenturan, terdapat 45,55% dalam kategori Berkembang Sangat Baik (BSB), ada 28,89% dalam kategori Berkembang Sesuai Harapan (BSH), ada 13,33% dalam kategori Mulai Berkembang (MB), dan 12,22% dalam kategori Belum Berkembang (BB).


(5)

743

2. Gerakan Mengoles Warna

Tabel 2 Gerakan Mengoles Warna

Aspek yang Diamati

Kategori

Pengamatan Pertemuan ke- Rata-Rata (%)

1 2 3 4 5 6

F % F % F % F % F % F %

Gerakan Mengoles

Warna

BSB 3 20,00 3 20,00 3 20,00 3 20,00 5 33,33 6 40,00 25,55

BSH 1 6,67 1 6,.66 1 6,66 3 20,00 4 26,67 4 26,67 15,55

MB 7 46,67 7 46,67 9 60,00 7 46,67 4 26,67 4 26,67 42,23

BB 4 26,67 4 26,67 2 13,33 2 13,33 2 13,33 1 6,66 16,66

Jumlah 15 100 15 100 15 100 15 100 15 100 15 100 100

Sesuai tabel 2, dapat dilihat bahwa dari 15 anak didik yang menjadi subjek penelitian di kelompok B TK Bungamputi DWP UNTAD Palu. Hasil persentase rata-rata pada aspek gerakan mengoles warna, terdapat 25,55% dalam kategori Berkembang Sangat Baik (BSB), ada 15,55% dalam kategori Berkembang Sesuai Harapan (BSH), ada 42,23% dalam kategori Mulai Berkembang (MB), dan 16,66% dalam kategori Belum Berkembang (BB).

3. Menggambar Sesuai Bentuk

Tabel 3 Menggambar Sesuai Bentuk

Aspek Yang Diamati

Kategori

Pengamatan Pertemuan ke-

Rata-Rata (%)

1 2 3 4 5 6

F % F % F % F % F % F %

Menggambar Sesuai Bentuk

BSB 1 6,67 3 20,00 5 33,33 5 33,33 6 40,00 6 40,00 28,88

BSH 5 33,33 4 26,67 4 26,67 4 26,67 4 26,67 5 33,33 28,89

MB 6 40,00 5 33,33 4 26,67 4 26,67 3 20,00 2 13,33 26,66

BB 3 20,00 3 20,00 2 13,33 2 13,33 2 13,33 2 13,33 15,56

Jumlah 15 100 15 100 15 100 15 100 15 100 15 100 100

Sesuai table 3, dapat dilihat bahwa dari 15 anak didik yang menjadi subjek penelitian di Kelompok B TK Bungamputi DWP UNTAD Palu. Hasil persentase rata-rata pada aspek menggambar sesuai bentuk, terdapat 28,88% dalam kategori Berkembang Sangat Baik (BSB), ada 28,89% dalam kategori Berkembang Sesuai Harapan (BSH), ada 26,66% dalam kategori Mulai Berkembang (MB), dan ada 15,56% dalam kategori Belum Berkembang (BB).


(6)

744

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada anak di Kelompok B TK Bungamputi DWP UNTAD Palu, berikut ini gambaran dari masing-masing variabel dan aspek-aspek yang diamati.

1. Kegiatan Menggambar

Menggambar sebagai salah satu bentuk seni yang diberikan pada anak usia dini. Aktivitas menggambar dimaknai untuk membentuk dan mengembangkan kepribadian anak agar kemampuan logika dan emosinya tumbuh berkembang dengan seimbang. Sesuai dengan pendapat Rohidi (2000: 120) bahwa dunia seni adalah dunia imajinasi, maka sudah pada tempatnya apabila anak menceritakan imajinasinya itu kedalam bentuk suatu karya seni yaitu dengan menggambar.

2. Motorik Halus

Zulkifli L (1987: 45) keterampilan motorik yaitu segala sesuatu yang ada hubungannya dengan gerakan-gerakan tubuh dalam perkembangan motorik, unsur-unsur ialah otot, saraf. Dan otot ketiga unsure itu melaksanakan masing-masing perannya

secara “interkasi posotif” artinya unsur-unsur yang satu saling berkaitan, saling menunjang, saling melengkapi dengan unsur yang lainnya untuk mencapai kondisi motorik yang lebih sempurna. Menurut Hirmaningsinh (2010:100) Kemampuan motorik halus anak adalah kemampuan seorang anak melakukan kegiatan yang berkaitan dengan pengendalian gerak dan kemampuan memusatkan perhatian. Semakin muda usia anak semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk berkonsentrasi pada kegiatan yang berkaitan dengan kemampuan motorik halus.

3. Peranan Kegiatan Menggambar Dalam Meningkatkan Motorik Halus

Motorik halus anak adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih. Misalnya kemampuan memindahkan benda dari tangan, mencoret-coret, menyusun balok, menggunting, menulis, menggambar, dan sebagainya. Sujiono, dkk (2007: 37) menyatakan bahwa : koordinasi gerak halus antara tangan dan mata dikembangkan melalui permainan seperti membentuk dengan tanah liat plastisin, menggambar, mewarnai dan menggunting. Kemampuan gerak motorik halus akan berpengaruh pada kesiapan memegang pensil secara benar. Kemampuan daya lihat juga


(7)

745

merupakan gerakan halus lain yang dapat melatih kemampuan melihat ke arah kanan dan kiri.

Keadaan ini sesuai dengan penelitian Sumantri (2005: 144) bahwa motorik halus penting karena ini nantinya akan dibutuhkan anak dari segi akademis. Kegiatan akademis tersebut seperti menulis, menggunting, menjiplak, mewarnai, melipat, menarik garis dan menggambar. Hal ini sejalan dengan pendapat Sugiyanto (2006:320) bahwa penguasaan motorik halus penting bagi anak, karena seiring makin banyak keterampilan motorik yang dimiliki semakin baik pula penyesuaian sosial yang dapat dilakukan anak serta semakin baik prestasi di sekolah.Ada tiga aspek yang diamati dalam meningkatkan motorik halus melalui kegiatan menggambar, sebagai berikut:

1. Kelenturan

Menggambar sebagai salah satu cara untuk mengembangkan kemampuan motorik halus anak yang melibatkan otot, syaraf,otak, dan jari jemari tangan. Ketika menggambar, jari jemari tangan anak dilatih kelentuannya sehingga dapat memegang pensil dengan benar. Melihat dari hasil pengamatan pada minggu pertama, pihak guru perlu membimbing anak dengan metode dalam menggambar dan motivasi agar kelenturan tangan mereka saat menggambar lebih berkembang. Setelah dilakukannya pengamatan kembali, pada minggu keenam yang masuk kategori Berkembang Sangat Baik terdapat 10 anak (60,67%), hal ini di dukung karena sebelumnya anak-anak sudah diberikan bimbingan serta latihan untuk kelenturan jari-jari tangan mereka ketika menggambar. Terdapat 2 anak (13,33%) untuk kategori Berkembang Sesuai Harapan, terdapat 2 anak (13,33%) untuk kategori mulai Berkembang, dan hanya terdapat 1 anak (6,67%) pada kategori Belum Berkembang. Hal ini disebabkan karena nak tersebut tidak senang dengan kegiatan menggambar sehingga membuatnya merasa enggan melatih jari tangannya agar lentur.

2. Gerakan mengoles warna

Gambar adalah tergolong jenis karya seni rupa dua dimensi artinya hanya memiliki permukaan yang ditentukan oleh ukuran panjang dan lebar. Oleh karena itu, gambar dapat dituangkan pada bahan-bahan yang berkarakter memiliki permukaan, baik permukaan datar maupun melengkung. Melalui menggambar anak dapat merekfleksikan kebutuhan jiwa dan fisiknya (gerakan tangan) yang dapat dituangkan melalui berbagai media.


(8)

746

Segala sesuatu yang ada hubungan dengan gerakan-gerakan tubuh, dalam hal ini otot, syaraf dan otak merupakan bagian dari motorik. Keterampilan motorik anak merupakan kemampuan seorang anak melakukan kegiatan yang berkaitan dengan pengendalian gerak dan kemampuan memusatkan perhatian, salah satunya melalui gerakan mengoles warna pada gambar. Gerakan ini dapat merangsang jari jemaria anak untuk lebih terampil dan dapat meningkatkan motorik halus anak.

Melihat dari hasil pengamatan pada minggu pertama yang masih kurang baik guru perlu memberikan bimbingan dan latihan yang intensif yang berkaitan dengan pengendalian gerak dan kemampuan memusatkan perhatian. Setelah dilakukan pengamatan kembali pada minggu keenam yang masuk kategori Berkembang Sangat Baik terdapat 6 anak (40,00%), hal ini didukung karena adanya bimbingan dan latihan yang intesif sehingga anak dapat memusatkan perhatiannya ketika mengoles warna sedangkan untuk kategori Berkembang Sesuai Harapan terdapat 4 anak (26,67%), 4 anak (26,67%) yang masuk kategori Mulai Berkembang, nilai tersebut menunjukkan masih adanya anak yang belum fokus ketika menggerakkan tangannya saat mewarnai dan menggambar meskipun hasilnya sudah mulai bagus. Dan terdapat 1 anak (6,67%) pada kategori Belum Berkembang, ini karena anak tersebut tidak dapat memusatkan perhatiannya ketika guru membimbing dan melatih tangan anak tersebut untuk bergerak mengoles warna. Dari hasil tersebut, mengalami peningkatan terhadap motorik halus anak pada kegiatan menggambar. Hal tersebut membuktikan bahwa dengan bimbingan dan latihan gerakan mengoles warna secara intensif dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak.

3. Menggambar sesuai bentuk

Kata menggambar atau kegiatan menggambar dapat diartikan sebagai memindahkan satu atau beberapa objek ke atas bidang gambar tanpa melibatkan emosi, perasaan dan karakter penggambarnya. Pemindahan ini dalam pengertian pemindahan bentuk atau rupa dengan memperkecil atau memperbesar ukuran keseluruhan yang untuk kepentingan tertentu dapat juga mempergunakan skala perbandingan (perbandingan ukuran) secara akurat. Hasil gambarnya menunjukkan kreativitas maupun keterampilan penggambar dalam menampilkan ketepatan bentuk maupun jenis benda yang digambar. Di Taman Kanak-kanak ini menggambar sesuai bentuk tidaklah seperti penggambar dewasa, tetapi anak hanya dituntuk untuk dapat


(9)

747

menggambar sesuai pola yang telah diajarkan oleh guru tanpa dilihat dari ukuran maupun hasil gambarnya yang tepat seperti keadaan benda yang sebenarnya.

Melihat dari hasil pengamatan pada minggu pertama yang masih kurang maksimal. Maka guru perlu memaksimalkan motivasi, bimbingan dan latihan yang dapat memunculkan minat anak. Guru juga perlu menguasai teknik menggambar sesuai bentuk yang menyenangkan sehingga membuat anak lebih tertarik lagi belajar menggambar dan menghasilkan karya yang terbaik. Adapun hasil yang diperoleh setelah dilakukannya pengamatan kembali pada minggu keenam yang masuk kategori Berkembang Sangat Baik terdapat 6 anak (40,00%), ini karena beberapa anak tertarik menghasilkan gambar yang indah dengan menggambar sesuai bentuk yang diajarkan oleh guru, dan sering melakukan latihan-latihan menggambar demi mengasah kemampuan mereka.

Sedangkan, untuk kategori Berkembang Sesuai Harapan terdapat 5 anak (33,33%), ini karena guru selalu membimbing anak-anak tersebut, yang memiliki kemauan untuk belajar menggambar sesuai bentuk agar tetap semangat. Terdapat 2 anak (13,33%) yang masuk kategori Mulai Berkembang, dan terdapat 2 anak (13,33%) pada kategori Belum Berkembang. Dengan demikian, jelaslah bahwa kegiatan menggambar dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak di Kelompok B TK Bungamputi DWP UNTAD Palu.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang peranan kegiatan menggambar dalam meningkatkan motorik halus anak di kelompok B TK Bungamputi DWP UNTAD Palu, maka dapat disimpulkan bahwa:

1) Kemampuan motorik halus anak di kelompok B TK Bungamputi DWP UNTAD Palu dengan kegiatan menggambar yang menerapkan aspek kelenturan yaitu yang masuk kategori BSB terdapat 10 anak (60,67%), terdapat 2 anak (13,33%) untuk kategori BSH, terdapat 2 anak (13,33%) untuk kategori MB, dan terdapat 1 anak (6,67%) pada kategori BB. Aspek gerakan mengoles warna yang masuk kategori BSB terdapat 6 anak (40,00%), sedangkan untuk kategori BSH terdapat 5 anak (33,33%), 2 anak (13,33%) yang masuk kategori MB, dan terdapat 2 anak (13,33%) pada kategori BB. Aspek menggambar sesuai bentuk yang masuk kategori BSB terdapat 6 anak (40,00%), sedangkan untuk kategori BSH terdapat 4 anak (26,67%), 4 anak (26,67%) yang masuk kategori MB, dan terdapat 1 anak (6,66%) pada kategori BB.


(10)

748

2) Kegiatan menggambar di kelompok B TK Bungamputi DWP UNTAD Palu menerapkan aspek kelenturan 66,67%, aspek gerakan mengoles warna 40%, dan aspek menggambar sesuai bentuk 40%.

3) Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa ada peranan kegiatan menggambar dalam meningkatkan kemampuan motorik halus anak. Hal ini dapat dilihat setelah anak melakukan beberapa latihan, terjadi peningkatan kemampuan motorik halus anak pada setiap kategori berkembang sangat baik untuk masing-masing aspek yang diamati.

Dari hasil penelitian dan analisis data serta kesimpulan, maka peneliti menyarankan sebagai berikut:

1) Bagi Guru, khususnya di Kelompok B TK Bungamputi DWP UNTAD Palu disarankan agar berupaya semaksimal mungkin untuk dapat memberikan bimbingan serta motivasi pada anak agar mampu mengekspresikan diri dan berkreasi dengan berbagai gagasan, imajinasi, dan menggunakan berbagai media/bahan menjadi suatu karya seni, khususnya pada kegiatan menggambar.

2) Bagi peniliti lain, dapat dijadikan acuan sebagai referensi untuk melakukan penelitian lebih lanjut dan dapat mengembangkan motorik halus anak melalui metode dan media yang lain.

3) Bagi Anak, mendorong anak untuk lebih mengasah bakat atau keterampilan motorik halusnya ketika menggambar.

4) Bagi Kepala Taman Kanak-kanak, hendaknya mampu menyediakan alat peraga yang mampu menunjang perkembangan anak, dalam pembelajaran guru harus mampu menciptakan srategi pembelajaran agar anak tidak bosan dalam proses pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran tercapai dan dapat dijadikan bahan referensi bagi sekolah dalam rangka mengefektifkan pembinaan.

DAFTAR PUSTAKA

Husen, ali dkk. (2002). Model Pengembangan Motorik Halus Anak Usia Dini. Jakata: Direktorat olah raga masyarakat.

Hirmaningsih .(2010). Pengembangan Keterampilan Motorik Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas.

Indarti. (2005). Dinamika dalam Psikologi Anak, jilid I. Jakarta: Erlangga.

Ririn. (2012). Peranan Melipat Kertas Terhadap Motorik Halus Anak di TK Merah Putih


(11)

749

Rohidi. (2009). Seni Dan Kreativitas Manusia Tiada Batas. Jakarta: Dua Press. Sugiyanto. (2006). Perkembangan Fisik Motorik. Jakarta: Rajawali Pers.

Sumantri. (2005). Model Pengembangan Keterampilan Motorik Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas.


(1)

744 PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada anak di Kelompok B TK Bungamputi DWP UNTAD Palu, berikut ini gambaran dari masing-masing variabel dan aspek-aspek yang diamati.

1. Kegiatan Menggambar

Menggambar sebagai salah satu bentuk seni yang diberikan pada anak usia dini. Aktivitas menggambar dimaknai untuk membentuk dan mengembangkan kepribadian anak agar kemampuan logika dan emosinya tumbuh berkembang dengan seimbang. Sesuai dengan pendapat Rohidi (2000: 120) bahwa dunia seni adalah dunia imajinasi, maka sudah pada tempatnya apabila anak menceritakan imajinasinya itu kedalam bentuk suatu karya seni yaitu dengan menggambar.

2. Motorik Halus

Zulkifli L (1987: 45) keterampilan motorik yaitu segala sesuatu yang ada hubungannya dengan gerakan-gerakan tubuh dalam perkembangan motorik, unsur-unsur ialah otot, saraf. Dan otot ketiga unsure itu melaksanakan masing-masing perannya

secara “interkasi posotif” artinya unsur-unsur yang satu saling berkaitan, saling

menunjang, saling melengkapi dengan unsur yang lainnya untuk mencapai kondisi motorik yang lebih sempurna. Menurut Hirmaningsinh (2010:100) Kemampuan motorik halus anak adalah kemampuan seorang anak melakukan kegiatan yang berkaitan dengan pengendalian gerak dan kemampuan memusatkan perhatian. Semakin muda usia anak semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk berkonsentrasi pada kegiatan yang berkaitan dengan kemampuan motorik halus.

3. Peranan Kegiatan Menggambar Dalam Meningkatkan Motorik Halus

Motorik halus anak adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih. Misalnya kemampuan memindahkan benda dari tangan, mencoret-coret, menyusun balok, menggunting, menulis, menggambar, dan sebagainya. Sujiono, dkk (2007: 37) menyatakan bahwa : koordinasi gerak halus antara tangan dan mata dikembangkan melalui permainan seperti membentuk dengan tanah liat plastisin, menggambar, mewarnai dan menggunting. Kemampuan gerak motorik halus akan berpengaruh pada kesiapan memegang pensil secara benar. Kemampuan daya lihat juga


(2)

745

merupakan gerakan halus lain yang dapat melatih kemampuan melihat ke arah kanan dan kiri.

Keadaan ini sesuai dengan penelitian Sumantri (2005: 144) bahwa motorik halus penting karena ini nantinya akan dibutuhkan anak dari segi akademis. Kegiatan akademis tersebut seperti menulis, menggunting, menjiplak, mewarnai, melipat, menarik garis dan menggambar. Hal ini sejalan dengan pendapat Sugiyanto (2006:320) bahwa penguasaan motorik halus penting bagi anak, karena seiring makin banyak keterampilan motorik yang dimiliki semakin baik pula penyesuaian sosial yang dapat dilakukan anak serta semakin baik prestasi di sekolah.Ada tiga aspek yang diamati dalam meningkatkan motorik halus melalui kegiatan menggambar, sebagai berikut:

1. Kelenturan

Menggambar sebagai salah satu cara untuk mengembangkan kemampuan motorik halus anak yang melibatkan otot, syaraf,otak, dan jari jemari tangan. Ketika menggambar, jari jemari tangan anak dilatih kelentuannya sehingga dapat memegang pensil dengan benar. Melihat dari hasil pengamatan pada minggu pertama, pihak guru perlu membimbing anak dengan metode dalam menggambar dan motivasi agar kelenturan tangan mereka saat menggambar lebih berkembang. Setelah dilakukannya pengamatan kembali, pada minggu keenam yang masuk kategori Berkembang Sangat Baik terdapat 10 anak (60,67%), hal ini di dukung karena sebelumnya anak-anak sudah diberikan bimbingan serta latihan untuk kelenturan jari-jari tangan mereka ketika menggambar. Terdapat 2 anak (13,33%) untuk kategori Berkembang Sesuai Harapan, terdapat 2 anak (13,33%) untuk kategori mulai Berkembang, dan hanya terdapat 1 anak (6,67%) pada kategori Belum Berkembang. Hal ini disebabkan karena nak tersebut tidak senang dengan kegiatan menggambar sehingga membuatnya merasa enggan melatih jari tangannya agar lentur.

2. Gerakan mengoles warna

Gambar adalah tergolong jenis karya seni rupa dua dimensi artinya hanya memiliki permukaan yang ditentukan oleh ukuran panjang dan lebar. Oleh karena itu, gambar dapat dituangkan pada bahan-bahan yang berkarakter memiliki permukaan, baik permukaan datar maupun melengkung. Melalui menggambar anak dapat merekfleksikan kebutuhan jiwa dan fisiknya (gerakan tangan) yang dapat dituangkan melalui berbagai media.


(3)

746

Segala sesuatu yang ada hubungan dengan gerakan-gerakan tubuh, dalam hal ini otot, syaraf dan otak merupakan bagian dari motorik. Keterampilan motorik anak merupakan kemampuan seorang anak melakukan kegiatan yang berkaitan dengan pengendalian gerak dan kemampuan memusatkan perhatian, salah satunya melalui gerakan mengoles warna pada gambar. Gerakan ini dapat merangsang jari jemaria anak untuk lebih terampil dan dapat meningkatkan motorik halus anak.

Melihat dari hasil pengamatan pada minggu pertama yang masih kurang baik guru perlu memberikan bimbingan dan latihan yang intensif yang berkaitan dengan pengendalian gerak dan kemampuan memusatkan perhatian. Setelah dilakukan pengamatan kembali pada minggu keenam yang masuk kategori Berkembang Sangat Baik terdapat 6 anak (40,00%), hal ini didukung karena adanya bimbingan dan latihan yang intesif sehingga anak dapat memusatkan perhatiannya ketika mengoles warna sedangkan untuk kategori Berkembang Sesuai Harapan terdapat 4 anak (26,67%), 4 anak (26,67%) yang masuk kategori Mulai Berkembang, nilai tersebut menunjukkan masih adanya anak yang belum fokus ketika menggerakkan tangannya saat mewarnai dan menggambar meskipun hasilnya sudah mulai bagus. Dan terdapat 1 anak (6,67%) pada kategori Belum Berkembang, ini karena anak tersebut tidak dapat memusatkan perhatiannya ketika guru membimbing dan melatih tangan anak tersebut untuk bergerak mengoles warna. Dari hasil tersebut, mengalami peningkatan terhadap motorik halus anak pada kegiatan menggambar. Hal tersebut membuktikan bahwa dengan bimbingan dan latihan gerakan mengoles warna secara intensif dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak.

3. Menggambar sesuai bentuk

Kata menggambar atau kegiatan menggambar dapat diartikan sebagai memindahkan satu atau beberapa objek ke atas bidang gambar tanpa melibatkan emosi, perasaan dan karakter penggambarnya. Pemindahan ini dalam pengertian pemindahan bentuk atau rupa dengan memperkecil atau memperbesar ukuran keseluruhan yang untuk kepentingan tertentu dapat juga mempergunakan skala perbandingan (perbandingan ukuran) secara akurat. Hasil gambarnya menunjukkan kreativitas maupun keterampilan penggambar dalam menampilkan ketepatan bentuk maupun jenis benda yang digambar. Di Taman Kanak-kanak ini menggambar sesuai bentuk tidaklah seperti penggambar dewasa, tetapi anak hanya dituntuk untuk dapat


(4)

747

menggambar sesuai pola yang telah diajarkan oleh guru tanpa dilihat dari ukuran maupun hasil gambarnya yang tepat seperti keadaan benda yang sebenarnya.

Melihat dari hasil pengamatan pada minggu pertama yang masih kurang maksimal. Maka guru perlu memaksimalkan motivasi, bimbingan dan latihan yang dapat memunculkan minat anak. Guru juga perlu menguasai teknik menggambar sesuai bentuk yang menyenangkan sehingga membuat anak lebih tertarik lagi belajar menggambar dan menghasilkan karya yang terbaik. Adapun hasil yang diperoleh setelah dilakukannya pengamatan kembali pada minggu keenam yang masuk kategori Berkembang Sangat Baik terdapat 6 anak (40,00%), ini karena beberapa anak tertarik menghasilkan gambar yang indah dengan menggambar sesuai bentuk yang diajarkan oleh guru, dan sering melakukan latihan-latihan menggambar demi mengasah kemampuan mereka.

Sedangkan, untuk kategori Berkembang Sesuai Harapan terdapat 5 anak (33,33%), ini karena guru selalu membimbing anak-anak tersebut, yang memiliki kemauan untuk belajar menggambar sesuai bentuk agar tetap semangat. Terdapat 2 anak (13,33%) yang masuk kategori Mulai Berkembang, dan terdapat 2 anak (13,33%) pada kategori Belum Berkembang. Dengan demikian, jelaslah bahwa kegiatan menggambar dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak di Kelompok B TK Bungamputi DWP UNTAD Palu.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang peranan kegiatan menggambar dalam meningkatkan motorik halus anak di kelompok B TK Bungamputi DWP UNTAD Palu, maka dapat disimpulkan bahwa:

1) Kemampuan motorik halus anak di kelompok B TK Bungamputi DWP UNTAD Palu dengan kegiatan menggambar yang menerapkan aspek kelenturan yaitu yang masuk kategori BSB terdapat 10 anak (60,67%), terdapat 2 anak (13,33%) untuk kategori BSH, terdapat 2 anak (13,33%) untuk kategori MB, dan terdapat 1 anak (6,67%) pada kategori BB. Aspek gerakan mengoles warna yang masuk kategori BSB terdapat 6 anak (40,00%), sedangkan untuk kategori BSH terdapat 5 anak (33,33%), 2 anak (13,33%) yang masuk kategori MB, dan terdapat 2 anak (13,33%) pada kategori BB. Aspek menggambar sesuai bentuk yang masuk kategori BSB terdapat 6 anak (40,00%), sedangkan untuk kategori BSH terdapat 4 anak (26,67%), 4 anak (26,67%) yang masuk kategori MB, dan terdapat 1 anak (6,66%) pada kategori BB.


(5)

748

2) Kegiatan menggambar di kelompok B TK Bungamputi DWP UNTAD Palu menerapkan aspek kelenturan 66,67%, aspek gerakan mengoles warna 40%, dan aspek menggambar sesuai bentuk 40%.

3) Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa ada peranan kegiatan menggambar dalam meningkatkan kemampuan motorik halus anak. Hal ini dapat dilihat setelah anak melakukan beberapa latihan, terjadi peningkatan kemampuan motorik halus anak pada setiap kategori berkembang sangat baik untuk masing-masing aspek yang diamati.

Dari hasil penelitian dan analisis data serta kesimpulan, maka peneliti menyarankan sebagai berikut:

1) Bagi Guru, khususnya di Kelompok B TK Bungamputi DWP UNTAD Palu disarankan agar berupaya semaksimal mungkin untuk dapat memberikan bimbingan serta motivasi pada anak agar mampu mengekspresikan diri dan berkreasi dengan berbagai gagasan, imajinasi, dan menggunakan berbagai media/bahan menjadi suatu karya seni, khususnya pada kegiatan menggambar.

2) Bagi peniliti lain, dapat dijadikan acuan sebagai referensi untuk melakukan penelitian lebih lanjut dan dapat mengembangkan motorik halus anak melalui metode dan media yang lain.

3) Bagi Anak, mendorong anak untuk lebih mengasah bakat atau keterampilan motorik halusnya ketika menggambar.

4) Bagi Kepala Taman Kanak-kanak, hendaknya mampu menyediakan alat peraga yang mampu menunjang perkembangan anak, dalam pembelajaran guru harus mampu menciptakan srategi pembelajaran agar anak tidak bosan dalam proses pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran tercapai dan dapat dijadikan bahan referensi bagi sekolah dalam rangka mengefektifkan pembinaan.

DAFTAR PUSTAKA

Husen, ali dkk. (2002). Model Pengembangan Motorik Halus Anak Usia Dini. Jakata: Direktorat olah raga masyarakat.

Hirmaningsih .(2010). Pengembangan Keterampilan Motorik Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas.

Indarti. (2005). Dinamika dalam Psikologi Anak, jilid I. Jakarta: Erlangga.

Ririn. (2012). Peranan Melipat Kertas Terhadap Motorik Halus Anak di TK Merah Putih Kecamatan Palu Barat. Skripsi (tidak diterbitkan). Palu: FKIP Universitas Tadulako.


(6)

749

Rohidi. (2009). Seni Dan Kreativitas Manusia Tiada Batas. Jakarta: Dua Press. Sugiyanto. (2006). Perkembangan Fisik Motorik. Jakarta: Rajawali Pers.

Sumantri. (2005). Model Pengembangan Keterampilan Motorik Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Metode Demonstrasi Terhadap Perkembangan Motorik Halus Anak Di Kelompok B TK Pembina Palu | H. Lolo | Bungamputi 2362 7065 1 PB

0 0 10

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Penggunaan Alat Permainan Edukatif Pada Kelompok B Tk Alhidayah Talise Palu Utara | Handayani | Bungamputi 2227 6611 1 PB

0 0 15

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Pendekatan Paikem Pada Kelompok B Di TK Ummahat DDI | Ening | Bungamputi 2220 6585 1 PB

0 0 13

Meningkatkan Kreativitas Anak Melalui Kegiatan Menggambar Di Kelompok B TK PGRI Taripa | Herawati | Bungamputi 2726 8234 1 PB

0 0 13

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Metode Pemberian Tugas Di Kelompok B TK Aisyiyah Parigi | Ulfa | Bungamputi 2779 8413 1 PB

0 1 12

Meningkatkan Kedisiplinan Anak Melalui Metode Pemberian Tugas Pada Kelompok B Di TK Bungamputi | Tum | Bungamputi 2778 8409 1 PB

0 0 12

Meningkatkan Fisik Motorik Kasar Anak Melalui Metode Pemberian Tugas di Kelompok B TK Pembina Palu | Amrin | Bungamputi 2991 9163 1 PB

0 0 14

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Menganyam di Kelompok B TK Aba II Pantoloan | Ningrum | Bungamputi 7237 24095 1 PB

0 0 13

Hubungan Kegiatan Montase dengan Kemampuan Motorik Halus Anak di Kelompok B1 TK Alkhairaat Tondo palu | Munawara | Bungamputi 7268 24216 1 PB

0 2 13

Pengaruh Kegiatan Mewarnai Gambar Terhadap Kemampuan Motorik Halus Anak Di Kelompok B2 Tk Bustanul Athfal Aisyiyah III Palu | Haryati | Bungamputi 8835 29029 1 PB

0 1 14