Pencak Silat dalam Tari Wireng di Surakarta | Supriyanto | Humaniora 994 1831 2 PB

No.2 Juni 2010

VOLUME 22

Halaman 176182

PENCAK SlLAT DALAM TAR1 WIRENG
Dl SURAKARTA
Mathias Supriyanto*

ABSTRACT
Royal traditional arts are generally influenced by the power of the king. An example is Bedhaya
Anglirmendhung. This royal traditional dance has a heroic theme. It depicts the fight of Raden Mas
Said (Mangkunegara I) against Pangeran Mangkubumi I. In addion to this dance, them are many
others which have heroic themes such as Wireng dance. In this type of dance, some of the dance
compositions include two types of 'pencak silat' movements: stylized movements and pure movements as found in Bogis dance.

Key Words: Wireng, heroic, pencak silot

Kehidupan seni tradisi yang berada di lingkungan kraton pada umumnya dipengaruhi deh
kekuasaan raja. Oleh sebab itu, hasil karyasenitradisi banyakdiresapideh situasi raja pada zamannya.

Salah satu contoh adalah karya tari Bedhaya Anglirmendhung, tari ini bertema keprajuritan. Bedhap
Anglirmendhung merupakan penggambaran situasi dari perjuangan Raden Mas Said yang bergelatMangkunegara Idalam peperanganmelawan Pdngeran Mangkubumi. Selain BedhayaAnglirmendhung,
kiranya masih banyak karya tari di Mangkunegaran bertema keprajuritanatau kepahlilwanan. Untuk
jenis tari %g,
beberapa komposisi tarinya menggunakan gerak pencak silat. Dalam tari Wireng,
tampak ada dua bentuk gerak pencak silat, yaitu gerak pencak silat yang sudah mengalami stilisasi dan
gerak pencak silat yang masih murni (wadag), seperti tari Bogis.
Kata Kunci: Wireng, heroik, pencak silat

PENGANTAR

Surakarta merupakan salah satu pusat
kebudayaan Jawa yang banyak memiliki jenis
seni tradisional, seperti karawitan, tari, pedalangan, seni rupa, kesusasteraan, batik, dan
pencak silat. Salah satu jenis seni tradisional di
Surakarta,yaitu pencaksilat, terrnasuk seni tradisi
yang telah lama berkembang di Indonesia dan

bahkan menjadi salah satu bentuk seni bela diri
di Nusantara. Pencak silat kaya akan nilai-nilai

kehidupanyang terkait dengan pembinaanjiwa
dan raga. Pada dasamya p e a k silat memiliki
dua peran yang saling erat bemubungan, yaitu
sebagai salah satu jenis seni dan cabang
olahraga.

-

SW PengajarJumsanTari lnstitut Seni Indonesia (ISI) Surakarta

A

W?lW&re, W. 22, No. 2 JunJ2010: 176-182

bnyak dipengaruhi oleh situasi penguasa pada
Eamannya.
Ragampencak silat dalam tari tradisi dapat
dibagi dalam 2 (dua) kategori, yaitu gerak
pencak silat yang dalam penggunaannya sudah
distilisasi dan gerak pencak silat yang dalam

penggunaannya tidak mengalami stilisasi,
dengan kata lain gerak pencak silat digunakan
secara murni (wadag).

nggarakanupacaratradisidi lingkungm kraton,
seorang raja selalu dikawal oleh prajurit
pengawal raja yang disebut Penyutr~~.
Selain
itu, pada saat-saat hari raya orang Belanda,
biasanya raja akan bertamu kepada residen.
Dalam kesempatanini, raja diiringi oleh prajurit
panyutra bersenjatakan panah d.an busur yang
berjalan seraya menari-nari(Clara, 1991:31).
lhwal prajurit pengawal raja ini disinggung
pula dalam beberapa tulisan, di antaranya
dalam penelitian Nanuk Rahayu (1993) yang
berjudul"Tan Tradisi Keraton Surakarta" Dalam
karya ini disebutkan,

LKTAR BELAKANG TIMBULNYA PENCAK

SILAT DALAM TAR1 WlRENG
Tidak jelas, sejak kapan pencak silat
*Semulaistilahwireng digumtkan untuk menyedigunakan sebagai salah satu sumber perbutkan prajurit pengawal raja pada saat sinebendaharaan gerakan dalam tari tradisional,
waka - prajurit tersebut senantiasa mengadaterutama dalam tari Wireng. Tidak terdapat
kan demonstrasi berolah senjata perang di
catatan tertulis maupun sumber yang memhadapan rajanya. Dalam BabadIan Mek8rfng
beritakan mengenai ha1 ini. Namun, dapat
Djoget Djawiditerangkan, wireng atau beksern
merupakan tarian yang bertema perang, herdiduga keberadaan ragam gerak pencak silat
fungsi sebagai pengawal raja, sudah ada sejak
dalam tari Wireng telah mengalami perkemzaman Pajang dan Mataram (Rahayu, 1993:
bangan yang cukup lama. Ada beberapa
78)."
petunjuk yang dapat memberikan gambaran
Tulisan lain yang menyinggung tan' kepramunculnya gerakan pencaksilat dalam tarian.
juritan
juga diperoleh oleh Clara dengan
Penelusuranyang dilakukan oleh Clara (1991:
54) menunjukkan keterkaitan seni beladiri merujuk tulisan karya Pigeaud (1938). Clara
dengan tari keprajuritan sudah ada sejak menjelaskan bahwa:

"Menurut tradisi Yogyakarta, semua tari perang
Jaman Jawa Kuna. Mengutip karya N.J. Krom
laki-laki mendapat sebutan beksan. Sedang
(1926 : 352-353, dalam Clara, 1991:54),
menurut tradisi Surakarta, diadakan pempeneliti tari Jawa itu menyatakan :
bedaan antara wireng, yaitu tarian perang
"Bahwasanya seni bela diri dan tari keprajuritan
ini disebut-sebut di dalam banyak karya sastra
Jawa Kuno dan JawaTengahan (misalnyadalam
Pararaton dan Kidung Sunda), merupakan
petunjuk bahwa keduaduanya pastilah sudah
sangat lama dikenal di Jawa, baik di desa-desa
maupundi keraton. Dalam uraian Kromtentang
salah satu bagian Pararaton bisa kita peroleh
petunjuk, bahwa bentuk-bentuk kesenianseperti
itu dipergelarkan tidak hanya sebagai hiburan
semata-mata, tetapi juga berperan sebagai
petunjuk tentang kekuatan raja. Persis seperti
dalam ha1tari-tarian keprajuritan, penceritaan
tentang peperangan antara dua pasukan di

dalam bagian ini 'diperkecil menjadi perang
tanding antara dua panglimaw

Perkembangan tari keprajuritan menjadi
bbih dipahami dari catatan yang dibuat semasa
Jaman Kolonial. Disebutkan, ketika disele-

keprajuritan, dan pethilan, ........ Kata Wireng
barangkali berasal dari kata prawira "jantanm/
prawira", sepasukan prajurit hamba raja, yang
khusus dilatih di dalam kiat peperangan dan
tari perang." (Pigeaud 1938:300, dalam Clara,
199132)

Uraian di atas menunjukanbahwa wimng
atau beksan merupakanbrian yang diilhami dari
adanya prajurit pengawal raja pada saat
mengadakan demonstrasi &ah ssnjata pemng
di hadapanraja. Setanjubya, diungkapkanbdwa
pada saat Kangjeng Sunan Paku Buwana X

kembali dari Sitihinggit menuju keraton selalu
dikawal deh hberapa pr%&rit bersenjata. Para
prajurit tersebut berbiwb brjajar di sebslah kin'
dan kanan raja dengan menari. Dari pen'sthrvsl
semacam ini, kiranya bhirlah yang dinamakan
tan keprajuritan.

Maridi. Kedw W id mnggunakn
tameng, pedang dm wabng. Wain &
uritan, muncul berbagai komposisi tari terwujud dalam bri Prwirag
uritan di kedua kraton Surakarta, yaiki diwun deh S. N@mn. Tad
nanan d m Mangkunegaran. Di antara tari kan prajurit yang seBang bertatih permg,
uritan yang terkenal di 1stMangku- dengan menggunakan senjata tamer@dm
n yaitu tari Bandayuda. Tad ini ditarikan pedang. Bentuk tari tunggal yaslg bin
ua atau empat penari hki-laki dengan gaya yang tebih halus adalah k r i Pamu
ta tameng (perisai)dm tongkat pendek. Manggdodibyo, karya S. Mgalhan yang db
bangan tan keprajuritan hi oleh Clara susun s e k htahun 1971.Tarian ininen~~igwna-.
kan senjtata kwis dan &adhap. Kaya bri
, 199157) dikatakan bahwa:
"Popularitas tari-tarian keprajurltan meng- Pamungk Manggobdibyuini@ a m dil&rekibatkan lahimyaberbagaimaicapn koreoguafi, belakangi dari karp&aqa yang terdaRulu,

wringkali digubah atas pcwintah raja ateu sep@i yang dibdtakan dalam -rat S a h bangsawan, diantaranya misalnya: beksan miruda yang berbunyi sehgai berikut :
Berawal dari gerakan prajurit pengawal

,

,yang kemudianberkembangmenjaditari

,

,. Bandabaya, Bandayuda, Bandawala, dan

Bandawasa, yang digubah dalam abad
kesembilan belas di keraton Paku Alaman
Ybgyakarta (Mardjb, 1976). Palingtidak *ah
' dl antara beksantersebut ditatas, yaitu beksan
. Bandayuda, juga dipergelarkan di keraton
Mmgkunegarandi SurakaM.

"tng aahadeging Kataton lng Jenggalo, Prabu


I'

anamakake mnjata, kapmtraa pasma rakk
pambeksane"(Kamajaya, 1981:In).
'Pada masa Kraton & m o , Pmbu lfwrrbu
Amiluhur berkenan menciptakan tetri untuk
putra-putranya, beiupak&mpUari mermbtiwva
keris dan dhadhap, mta brupa IcetrmpHren
berperang menggunakan senjata, ymg
diserasikandengan pola lantai tari~ya.'

brmasuk paling terkmal ialah tgri Wireng
.Tan Lawung diSumbrbMridaridua
yaitu b k n Wireng Lawung Ageng,
tarikan oleh empat orang laki-taki bern besar- dengan gaya yang gagah dan
Beberapa tulisan yang teiah dipparkan di
mngat; dan beksan Wireng LawungAlit,
kan deh empat bran$" lakiiaki yang atas menunjukanadanyd keteikah antaratari
kan lebih ramping, dengan gayayang perang atau tad keprajuritan dengan adanya
ILIS.

Tan Lawungini ditatikandengan ber- unsur-unsur gerak pencak silat dalam tari
tombak (Clara, 1991:55). Sebagairnana tradisional di Sumkarh.
Pencak silat pada intinya merupakan
isebut di atas, jumlah penad yang relatif
benluk
bela din'. Artinya, pecak s'W adakh
sebenarnya
uk memperbhankan diri terhadap
ngumngan. Stmula
Dalamtad tradis'mal, sikap ini biasaakan penggamba
kan dakm w k a n yang 9c~1rhgbii
dua regu pasuketn,
k lagi sea* visual. Urrsur gemkan
hanya menampilkan
psncak
dlat
yang m n r p upaya
~ pertahanyang menjadi represe
rn &tau mrangan sucM mengalami pmms
n. Contoh proses raduksi ini

& i i &u di-gayawk$nWmgga tern
oleh tan Handago &q& dern
an yang ktsih temW darn Wkat
Wa!a s e p d m
i
-karya tari baru yang me
perbar dari tradbianal
an dari tari keprajuritan, betakarigan
dirnmbeberpfpg
menjadi tan tunggai, antara laintari Eka
dan PrawiraWatang yang digubaholeh tradiianal Surakarta. Sebagian Btmar M

ien
ib-4

.UIC
Ian

l i k ~ n aicti
l

Kesamaandalam unswsfmktur kompcsbi
m c a k silat dan tari d a ~ adilihat
t
dari Perk b i n y a terdiri atas urutan: a) d a m pemt pada tari w i m g yang tmbnnya : a)
beksan, b) beksan, dan c)mundw beksan.
@ samping itu, benhlk sajian kaduanya juga
masangan, dan bentuk a i a n kebmpok, di
@darntari W h n g juga terdapat tad tunggal
ggkan d e h satu orang), tari hrpasangkt,den tari kelompok.
$, Ada perbedaanantara pencak skit dan tsti

rujukanbri,pet& d
man atp2u komograff3r pm&i W a j a v p e ~
sitat dm alirzln pencak 8itatDya. P e ~ ~ h m

silat untuk me*gerak pencak silat untuk

dalam m

dari beberaps gerak psRc#kgilat d&i h m a i
kmmtmWm
bn,
alin,
k silat mnaaunakan
dan keharrnonisangemk dan irama.

ti, gerakan serangan dan menghindar
lakan yang komposisinya sudah diatur
ai dengan koreografi tari (Sedyawati,

sedangkan ddam

Sejumlah karya tari tradisional yang
didptakandi dalam lingkungantmbdr kratun,
dalam ha1inl &ton KasunananSurakiErta dan
ssctikitb9nwdm
81 Ilngkun6~mp.Di
ternbut addah jmis

mmawnum
rkya b e r t pemg
~
am kejmijutitanI HJ inl
terilh~tWSdari peperkemhnwn j d s tari
Mfang. Vari ini barasai dart gemkan wm
pengd
npampsaj
tradisional kraton itu lalu betkemberngmcanjsdi
yerang, mengalak, dan mngintai, tari yang berrsifatkeprajuritan. Sersunggwhrtya,
erakan tersebut telah melalui seorang penari kraton pada dasarnya jugp