KLASIFIKASI NEGARA DEMOKRASI MODERN
KLASIFIKASI NEGARA
DEMOKRASI MODERN
DUA DIMENSI
• KETATANEGARAAN (Supra Struktur
Politik)
– Federal – Unitary Dimension
(Pengaturan Kekuasaan vertikal dan
horisontal)
• POLITIK (Infra Struktur Politik)
– Executive – Parties Dimension (Sistem
Politik dan Pemerintahan)
Federal – Unitary Dimension
• Kesatuan dan pemerintahan yang tersentralisasi VERSUS federal
dan pemerintahan yang terdesentralisasi.
• Konsentrasi kekuasaan legislatif dalam satu badan legislatif
unikameral VERSUS pembagian kekuasaan legislatif kepada dua
badan berbeda yang sama kuatnya.
• Konstitusi yang fleksibel yang dapat diubah dengan mayoritas
sederhana VERSUS konstitusi rigid yang hanya dapat diubah
dengan mayoritas luar biasa.
• Sistem di mana badan legislatif memiliki kekuasaan final dalam
menilai konstitusionalitas legislasinya VERSUS sistem yang
menempatkan hukum dapat diuji konstitusionalitasnya melalui
judicial review oleh Mahkamah Agung atau Mahkamah Konstitusi.
• Bank sentral yang tergantung pada eksekutif VERSUS bank
sentral yang independen.
Concensus Model – Majoritarian
Model
Consensus/Proportion
al Model
Desentralization
Bikameral
Konstitusi Rigid
Supremasi Konstitusi(Judicial
Review)
Bank Sentral Independent
Westminster/
Majoritarian Model
Centralization
Unikameral
Konstitusi Fleksibel
Supremasi Parlemen
Bank
Sentral
Di
Pemerintah
Bawah
Executives-Parties
Dimension
• Konsentrasi kekuasaan eksekutif pada kabinet
mayoritas satu partai VERSUS pembagian (sharing)
kekuasaan eksekutif pada koalisi multipartai yang luas.
• Hubungan eksekutif-legislatif yang didominasi eksekutif
VERSUS keseimbangan kekuasaan dalam hubungan
eksekutif.
• Sistem dua partai VERSUS sistem multi partai.
• Sistem pemilihan mayoritas dan tidak proporsional
VERSUS perwakilan proporsional.
• Sistem kelompok kepentingan yang berkompetisi
secara bebas VERSUS sistem kelompok kepentingan
yang terkoordinasi dan “korporatis” dengan tujuan
kompromi dan kebersamaan.
Concensus Model – Majoritarian Model
Consensus/Proportion
al Model
Presidential
Proportional election
Multi-party
Coalition
Corporatist
Westminster/
Majoritarian Model
Parliamentary
Single member and
disproportional
2 Parties
Single Party Majority
Pluralism
DEMOKRASI MODERN
DUA DIMENSI
• KETATANEGARAAN (Supra Struktur
Politik)
– Federal – Unitary Dimension
(Pengaturan Kekuasaan vertikal dan
horisontal)
• POLITIK (Infra Struktur Politik)
– Executive – Parties Dimension (Sistem
Politik dan Pemerintahan)
Federal – Unitary Dimension
• Kesatuan dan pemerintahan yang tersentralisasi VERSUS federal
dan pemerintahan yang terdesentralisasi.
• Konsentrasi kekuasaan legislatif dalam satu badan legislatif
unikameral VERSUS pembagian kekuasaan legislatif kepada dua
badan berbeda yang sama kuatnya.
• Konstitusi yang fleksibel yang dapat diubah dengan mayoritas
sederhana VERSUS konstitusi rigid yang hanya dapat diubah
dengan mayoritas luar biasa.
• Sistem di mana badan legislatif memiliki kekuasaan final dalam
menilai konstitusionalitas legislasinya VERSUS sistem yang
menempatkan hukum dapat diuji konstitusionalitasnya melalui
judicial review oleh Mahkamah Agung atau Mahkamah Konstitusi.
• Bank sentral yang tergantung pada eksekutif VERSUS bank
sentral yang independen.
Concensus Model – Majoritarian
Model
Consensus/Proportion
al Model
Desentralization
Bikameral
Konstitusi Rigid
Supremasi Konstitusi(Judicial
Review)
Bank Sentral Independent
Westminster/
Majoritarian Model
Centralization
Unikameral
Konstitusi Fleksibel
Supremasi Parlemen
Bank
Sentral
Di
Pemerintah
Bawah
Executives-Parties
Dimension
• Konsentrasi kekuasaan eksekutif pada kabinet
mayoritas satu partai VERSUS pembagian (sharing)
kekuasaan eksekutif pada koalisi multipartai yang luas.
• Hubungan eksekutif-legislatif yang didominasi eksekutif
VERSUS keseimbangan kekuasaan dalam hubungan
eksekutif.
• Sistem dua partai VERSUS sistem multi partai.
• Sistem pemilihan mayoritas dan tidak proporsional
VERSUS perwakilan proporsional.
• Sistem kelompok kepentingan yang berkompetisi
secara bebas VERSUS sistem kelompok kepentingan
yang terkoordinasi dan “korporatis” dengan tujuan
kompromi dan kebersamaan.
Concensus Model – Majoritarian Model
Consensus/Proportion
al Model
Presidential
Proportional election
Multi-party
Coalition
Corporatist
Westminster/
Majoritarian Model
Parliamentary
Single member and
disproportional
2 Parties
Single Party Majority
Pluralism