J.D.I.H. - Dewan Perwakilan Rakyat

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 3 TAHUN 1 9 9 2
TENTANG
JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila
dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia Indonesia
seut uhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya,
unt uk mewuj udkan suat u masyarakat yang sej aht era, adil, makmur,
dan merat a baik mat eriil maupun spirit ual;
b. bahwa dengan semakin meningkat nya peranan t enaga kerj a dalam
perkembangan pembangunan nasional di seluruh t anah air dan
semakin meningkat nya penggunaan t eknologi di berbagai sekt or
kegiat an usalia dapat mengakibat kan semakin t inggi risiko yang

mengancam keselamat an, kesehat an dan kesej aht eraan t enaga
kerj a, sehingga perlu upaya peningkat an perlindungan t enaga kerj a;
c. bahwa perlindungan t enaga kerj a yang melakukan pekerj aan baik
dalam hubungan kerj a maupun di luar hubungan kerj a melalui
program j aminan sosial t enaga kerj a, selain memberikan
ket enangan kerj a j uga mempunyai dampak posit if t erhadap
usaha-usaha peningkat an disiplin dan produkt ivit as t enaga kerj a;
d. bahwa Undang-undang Nomor 2 Tahun 1951 t ent ang Pernyat aan
Berlakunya Undang-undang Kecelakaan Tahun 1947 Nomor 33 dari
Republik Indonesia unt uk seluruh Indonesia (Lembaran Negara
Tahun 1951 Nomor 3) dan Perat uran Pemerint ah Nomor 33 Tahun
1977 t ent ang Asuransi Sosial Tenaga Kerj a (Lembaran Negara Tahun

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

2


-

1977 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3112) belum
mengat ur secara lengkap
j aminan sosial t enaga kerj a sert a t idak
sesuai lagi dengan kebut uhan;
e. bahwa unt uk mencapai maksud t ersebut perlu dit et apkan
Undang-undang yang mengat ur penyelenggaraan j aminan sosial
t enaga kerj a;

Mengingat

: 1. Pasal 5 ayat (1), Pasal 20 ayat
Undang-Undang Dasar 1945;

(1) dan Pasal 27 ayat

(2)

2. Undang-undang Nomor 3 Tahun 1951 t ent ang Pernyat aan Berlakunya

Undang-undang Pengawasan Perburuhan Tahun 1948 Nomor 23 dari
Republik Indonesia unt uk scluruh Indonesia (Lembaran Negara
Tahun 1951 Nomor 4);
3. Undang-undang Nomor 14 Tahun 1969 t ent ang Ket ent uan-ket ent uan
Pokok Mengenai Tenaga Kerj a (Lembaran Negara Tahun 1969 Nomor
55, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2912);
4. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 t ent ang Keselamat an Kerj a
(Lembaran Negara Tahun 1970 Nomor 1, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 2918);
5. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1981 t ent ang Waj ib Lapor
Ket enagakerj aan di Perusahaan (Lembaran Negara Tahun 1981
Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3201);
Dengan Perset uj uan
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
MEMUTUSKAN:

Menet apkan : UNDANG-UNDANG TENTANG JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA


-

3

-

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan:
1. Jaminan Sosial Tenaga Kerj a adalah suat u perlindungan bagi t enaga
kerj a dalam bent uk sant unan berupa uang sebagai penggant i
sebagian dari penghasilan yang hilang at au berkurang dan
pelayanan sebagai akibat perist iwa at au keadaan yang dialami oleh
t enaga kerj a berupa kecelakaan
kerj a, sakit , hamil, bersalin,
hari t ua, dan meninggal dunia.
2. Tenaga kerj a adalah set iap orang yang mampu melakukan
pekerj aan baik di dalam maupun di luar hubungan kerj a, guna

menghasilkan j asa at au barang unt uk memenuhi kebut uhan
masyarakat .
3. Pengusaha adalah:
a. orang, persekut uan at au badan hukum yang menj alankan suat u
perusahaan milik sendiri;
b. orang, persekut uan at au badan hukum yang secara berdiri sendiri
menj alankan perusahaan bukan miliknya;
c. orang, persekut uan at au badan hukum yang berada di Indonesia,
mewakili perusahaan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan
huruf b yang berkedudukan di luar wilayah Indonesia.
4. Perusahaan adalah set iap bent uk badan usaha yang mempekerj akan
t enaga kerj a dengan t uj uan mencari unt ung at au t idak, baik milik
swast a maupun milik negara.
5. Upah adalah suat u penerimaan sebagai imbalan dari pengusaha

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-


4

-

kepada t enaga kerj a unt uk sesuat u pekerj aan yang t elah at au akan
dilakukan, dinyat akan at au dinilai dalam bent uk uang dit et apkan
menurut suat u perj anj ian, at au perat uran perundang-undangan dan
dibayarkan at as dasar suat u perj anj ian kerj a ant ara pengusaha
dengan t enaga kerj a, t ermasuk t unj angan, baik unt uk t enaga kerj a
sendiri maupun keluarganya.
6. Kecelakaan kerj a adalah kecelakaan yang t erj adi berhubung dengan
hubungan kerj a, t ermasuk penyakit yang t imbul karena hubungan
kerj a, demikian pula kecelakaan yang t erj adi dalam perj alanan
berangkat dari rumah menuj u t empat kerj a, dan pulang ke rumah
melalui j alan yang biasa at au waj ar dilalui.
7. Cacad adalah keadaan hilang alau berkurangnya f ungsi anggot a
badan yang secara langsung at au t idak langsung mengakibat kan
hilang at au berkurangnya kemampuan unt uk menj alankan
pekerj aan.
8. Sakit adalah set iap gangguan kesehat an yang

pemeriksaan, pengobat an, dan/ at au perawat an.

memerlukan

9. Pemeliharaan kesehat an adalah upaya penanggulangan dan
pencegahan gangguan kesehat an yang memerlukan pemeriksaan,
pengobat an, dan/ at au perawat an t ermasuk kehamilan dan
persalinan.
10. Pegawai pengawas ket enagakerj aan adalah pegawai t eknis
berkeahlian khusus dari Depart emen Tenaga Kerj a yang dit unj uk
oleh Ment eri.
11. Badan penyelenggara adalah badan hukum yang bidang usahanya
menyelenggarakan program j aminan sosial t enaga kerj a. 12.
Ment eri adalah Ment eri yang bert anggung j awab dalam bidang
ket enagakerj aan.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-


5

-

Pasal 2
Usaha sosial dan usaha-usaha lain yang t idak berbent uk perusahaan
diperlakukan sama dengan perusahaan, apabila mempunyai pengurus
dan mempekerj akan orang lain sebagaimana layaknya perusahaan
mempekerj akan t enaga kerj a.
BAB II
PENYELENGGARAAN JAMINAN SOSIAL
TENAGA KERJA
Pasal 3
(1)

Unt uk
memberikan
perlindungan
kepada t enaga kerj a

diselenggarakan program j aminan sosial t enaga kerj a yang
pengelolaannya dapat dilaksanakan dengan mckanisme asuransi.

(2)

Set iap t enaga kerj a berhak at as j aminan sosial t enaga kerj a.
Pasal 4

(1)

Program j aminan sosial t enaga kerj a sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3 waj ib dilakukan oleh set iap perusahaan bagi
t enaga kerj a yang melakukan pekerj aan di dalam hubungan kerj a
sesuai dengan ket ent uan Undang-undang ini.

(2)

Program j aminan sosial t enaga kerj a bagi t enaga kerj a yang
melakukan pekerj aan di luar hubungan kerj a diat ur lebih lanj ut
dengan Perat uran Pemerint ah.


(3)

Persyarat an dan t at a cara penyelenggaraan program j aminan
sosial t enaga kerj a sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diat ur
lebih lanj ut dengan Perat uran Pemerint ah.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

6

-

Pasal 5
Kebij aksanan dan pengawasan umum program j aminan sosial t enaga
kerj a dit et apkan dengan Perat uran Pemerint ah.
BAB III

PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA
Bagian Pert ama
Ruang Lingkup
Pasal 6
(1)

Ruang lingkup program j aminan sosial t enaga kerj a dalam
Undang-undang ini meliput i:
a. Jaminan Kecelakaan Kerj a;
b. Jaminan Kemat ian;
c. Jaminan Hari Tua;
d. Jaminan Pemeliharaan Kesehat an.

(2)

Pengembangan program j aminan sosial t enaga kerj a sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) diat ur lebih lanj ut dengan Perat uran
Pemerint ah.
Pasal 7

(1)

Jaminan sosial t enaga kerj a sebagiamana dimaksud dalam Pasal 6
diperunt ukkan bagi t enaga kerj a.

(2)

Jaminan sosial t enaga kerj a sebagaimana dimaksud dalam pasal 6
huruf d berlaku pula unt uk keluarga t enaga kerj a.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

7

-

Bagian Kedua
Jaminan Kecelakaan Kerj a
Pasal 8
(1)

Tenaga kerj a yang t ert impa kecelakaan kerj a berhak menerima
Jaminan Kecelakaan Kerj a.

(2)

Termasuk t enaga kerj a dalam Jaminan Kecelakaan Kerj a ialah:
a. magang dan murid yang bekerj a pada perusahaan baik yang
menerima upah maupun t idak;
b. mereka yang memborong pekerj aan
memborong adalah perusahaan;

kecuali

j ika

yang

c. narapidana yang dipekerj akan di perusahaan.
Pasal 9
Jaminan Kecelakaan Kerj a sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat
(1) meliput i:
a. biaya pengangkut an;
b. biaya pemeriksaan, pengobat an, dan/ at au perawat an;
c. biaya rehabilit asi;
d. sant unan berupa uang yang meliput i:
1. sant unan sement ara t idak mampu bekerj a;
2. sant unan cacad sebagian unt uk selama-lamanya;
3. sant unan cacad t ot al unt uk selama-lamanya baik f isik
maupun ment al.
4. sant unan kemat ian.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

8

-

Pasal 10
(1)

Pengusaha waj ib melaporkan kecelakaan kerj a yang menimpa
t enaga kerj a kepada Kant or Depart emen Tenaga Kerj a dan Badan
Penyelenggara dalam wakt u t idak lebih dari 2 kali 24 j am.

(2)

Pengusaha waj ib melaporkan kepada Kant or Depart emen Tenaga
Kerj a dan Badan Penyelenggara dalam wakt u t idak lebih dari 2
kali 24 j am set elah t enaga kerj a yang t ert impa kecelakaan oleh
dokt er yang merawat nya dinyat akan sembuh, cacad at au
meninggal dunia.

(3)

Pengusaha waj ib mengurus hak t enaga kerj a yang t ert impa
kecelakaan kerj a kepada Badan Penyelenggara sampai
memperoleh hak-haknya.

(4)

Tat a cara dan bent uk laporan sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) dan ayat (2) dit et apkan oleh Ment eri.
Pasal 11

Daf t ar j enis penyakit yang t imbul karena hubungan kerj a sert a
perubahannya dit et apkan dengan Keput usan Presiden.
Bagian Ket iga
Jaminan Kemat ian
Pasal 12
(1)

Tenaga kerj a yang meninggal dunia bukan akibat kecelakaan
kerj a, keluarganya berhak at as Jaminan Kemat ian.

(2)

Jaminan Kemat ian
meliput i:
a. biaya pemakaman;

sebagaimana

dimaksud

dalam

ayat

(1)

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

9

-

b. sant unan berupa uang.
Pasal 13
Urut an penerima yang diut amakan dalam pembayaran sant unan
kemat ian dan Jaminan Kemat ian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9
huruf d but ir 4 dan Pasal 12 ialah:
a. j anda at au duda;
b. anak;
c. orang t ua;
d. cucu;
e. kakek at au nenck;
f . saudara kandung;
g. mert ua.
Bagian Keempat
Jaminan Hari Tua
Pasal 14
(1)

Jaminan Hari Tua dibayarkan secara sekaligus, at au berkala, at au
sebagian dan berkala, kepada t enaga kerj a karena:
a. t elah mencapai usia 55 (lima puluh lima) t ahun, at au
b. cacad t ot al t et ap set elah dit et apkan oleh dokt er.

(2)

Dalam hal t enaga kerj a meninggal dunia, Jaminan Hari Tua
dibayarkan kepada j anda at au duda at au anak yat im piat u.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

10

-

Pasal 15
Jaminan Hari Tua sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 dapat
dibayarkan sebelum t enaga kerj a mencapai usia 55 (lima puluh lima)
t ahun, sct elah mcncapai masa kepesert aan t ert ent u, yang diat ur
dengan Perat uran Pemerint ah.
Bagian Kelima
Jaminan Pemeliharaan Kesehat an
Pasal 16
(1)

Tenaga kerj a, suami at au ist eri, dan anak berhak memperoleh
Jaminan Pemeliharaan Kesehat an.

(2)

Jaminan Pemeliharaan Kesehat an meliput i:
a. rawat j alan t ingkat pert ama;
b. rawat j alan t ingkat lanj ut an;
c. rawat inap;
d. pemeriksaan kehamilan dan pert olongan persalinan;
e. penunj ang diagnost ik;
f . pelayanan khusus;
g. pelayanan gawat darurat .

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

11

-

BAB IV
KEPESERTAAN
Pasal 17
Pengusaha dan t enaga kerj a waj ib ikut sert a dalam program j aminan
sosial t enaga kerj a.
Pasal 18
(1)

Pengusaha waj ib memiliki daf t ar t enaga kerj a besert a
keluarganya, daf t ar upah besert a perubahan-perubahan, dan
daf t ar kecelakaan kerj a di perusahaan at au bagian perusahaan
yang berdiri sendiri.

(2)

Selain kewaj iban sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),
pengusaha waj ib menyampaikan dat a ket enagakerj aan dan dat a
perusahaan yang berhubungan dengan penyelenggaraan program
j aminan sosial t enaga kerj a kepada Badan Penyelenggara.

(3)

Apabila pengusaha dalam menyampaikan dat a sebagaimana
dimaksud dalam ayat (2) t erbukt i t idak benar, sehingga
mengakibat kan ada t enaga kerj a yang t idak t erdaf t ar sebagai
pesert a program j aminan sosial t enaga kerj a, maka pengusaha
waj ib memberikan hak-hak t enaga kerj a sesuai dengan ket ent uan
Undang-undang ini.

(4)

Apabila pengusaha dalam menyampaikan dat a sebagaimana
dimaksud dalam ayat (2) t erbukt i t idak benar, sehingga
mengakibat kan kekurangan pembayaran j aminan kepada t enaga
kerj a, maka pengusaha waj ib memenuhi kekurangan j aminan
t ersebut .

(5)

Apabila pengusaha dalam menyampaikan dat a sebagaimana
dimaksud dalam ayat (2) t erbukt i t idak benar, sehingga
mengakibat kan kelebihan pembayaran j aminan, maka pengusaha

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

12

-

waj ib mengembalikan
Penyelenggara.
(6)

kelebihan

t ersebut

kepada

Badan

Bent uk daf t ar t enaga kerj a, daf t ar upah, daf t ar kecelakaan kerj a
yang dimuat dalam buku, dan t at a cara penyampaian dat a
ket enagakerj aan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat
(2) dit et apkan oleh Ment eri.
Pasal 19

(1)

Pent ahapan kepesert aan program j aminan sosial t enaga kerj a
dit et apkan dengan Perat uran Pemerint ah.

(2)

Dalam hal perusahaan belum ikut sert a dalam program j aminan
sosial t enaga kerj a disebabkan adanya pent ahapan kepesert aan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), maka pengusaha waj ib
memberikan Jaminan Kecelakaan Kerj a kepada t enaga kerj anya
sesuai dengan Undang-undang ini.

(3)

Tat a cara pelaksanaan hak t enaga kerj a sebagaimana dimaksud
dalam ayat (2) dit et apkan oleh Ment eri.

BAB V
IURAN, BESARNYA JAMINAN, DAN TATA CARA PEMBAYARAN
Pasal 20
(1)

Iuran Jaminan Kecelakaan Kerj a, luran Jaminan Kemat ian, dan
Iuran Jaminan Pemeliharaan Kesehat an dit anggung oleh
pengusaha.

(2)

Iuran Jaminan Hari Tua dit anggung oleh pengusaha dan t enaga
kerj a.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

13

-

Pasal 21
Besarnya iuran, t at a cara, syarat pembayaran, besarnya denda, dan
bent uk iuran program j aminan sosial t enaga kerj a dit et apkan dengan
Perat uran Pemerint ah.
Pasal 22
(1)

Pengusaha waj ib membayar iuran dan melakukan pemungut an
iuran yang menj adi kewaj iban t enaga kerj a melalui pemot ongan
upah t enaga kerj a sert a membayarkan kepada Badan
Penyelenggara dalam wakt u yang dit et apkan dengan Perat uran
Pemerint ah.

(2)

Dalam hal ket erlambat an pembayaran iuran sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) diat ur dengan Perat uran Pemerint ah.
Pasal 23

Besarnya dan t at a cara pembayaran Jaminan Kecelakaan Kerj a,
Jaminan Kemat ian, Jaminan Hari Tua, dan t at a cara pelayanan
Jaminan Pemeliharaan Kesehat an dit et apkan dengan Perat uran
Pemerint ah.
Pasal 24
(1)

Perhit ungan besarnya Jaminan Kecelakaan Kerj a yang harus
dibayarkan kepada t enaga kerj a dilakukan oleh Badan
Penyelenggara sesuai dengan perat uran perundang-undangan
yang berlaku.

(2)

Dalam hal perhit ungan besarnya Jaminan Kecelakaan Kerj a t idak
sesuai dengan ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),
maka Pegawai Pengawas Ket enagakerj aan menghit ung kembali

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

14

-

dan menet apkan sesuai dengan perat uran perundang-undangan
yang berlaku.
(3)

Ment eri menet apkan kecelakaan kerj a, dan besarnya j aminan
yang
belum
t ercant um
dalam
perat uran
pelaksanaan
Undang-undang ini.

(4)

Perbedaan pendapat dan perhit ungan besarnya j umlah j aminan
Kecelakaan Kerj a sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat
(2) penyelesaiannya dit et apkan oleh Ment eri.
BAB VI
BADAN PENYELENGGGARA
Pasal 25

(1)

Penyelenggaraan program j aminan sosial t enaga kerj a dilakukan
oleh Badan Penyelenggara.

(2)

Badan Penyelenggara sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),
adalah Badan Usaha Milik Negara yang dibent uk dengan
perat uran perundang-undangan yang berlaku.

(3)

Badan Usaha Milik Negara sebagaimana dimaksud dalam ayat (2),
dalam melaksanakan f ungsi dan t ugasnya mengut amakan
pelayanan
kepada
pesert a
dalam
rangka
peningkat an
perlindungan
dan
kesej aht eraan
t enaga
kerj a
besert a
keluarganya.
Pasal 26

Badan Penyelenggara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (2),
waj ib membayar j aminan sosial t enaga kerj a dalam wakt u t idak lebih
dari 1 (sat u) bulan.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

15

-

Pasal 27
Pengendalian t erhadap penyelenggaraan program j aminan sosial
t enaga kerj a oleh Badan Penyelenggara sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 25 dilakukan oleh Pemerint ah, sedangkan dalam pengawasan
mengikut sert akan unsur pengusaha dan unsur t enaga kerj a, dalam
wadah yang menj alankan f ungsi pegawasan sesuai dengan perat uran
perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 28
Penempat an invest asi dan pengelolaan dana program j aminan sosial
t enaga kerj a oleh Badan Penyclenggara diat ur dengan Perat uran
Pemerint ah.
BAB VII
KETENTUAN PIDANA
Pasal 29
(1)

Barang siapa t idak memenuhi kewaj iban sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 ayat (1); Pasal 10 ayat (1), ayat (2), dan ayat (3);
Pasal 18 ayat (1), ayat (2), ayat (3), ayat (4), dan ayat (5); Pasal
19 ayat (2); Pasal 22 ayat (1); dan Pasal 26, diancam dengan
hukuman kurungan selama-lamanya 6 (enam) bulan at au denda
set inggi-t ingginya Rp. 50. 000. 000, -(lima puluh j ut a rupiah).

(2)

Dalam hal pengulangan t indak pidana sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) unt uk kedua kalinya at au lebih, set elah put usan
akhir t elah memperoleh kekuat an hukum t et ap, maka
pelanggaran t ersebut dipidana kurungan selama-lamanya 8
(delapan) bulan.

(3)

Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

16

-

pelanggaran.
Pasal 30
Dengan t idak mengurangi ket ent uan pidana sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 29 ayat (1) dan ayat (2) t erhadap pengusaha, t enaga
kerj a, dan Badan Penyelenggara yang t idak memenuhi ket ent uan
Undang-undang ini dan perat uran pelaksanaannya dikenakan sanksi
administ rat if , gant i rugi, at au denda yang akan diat ur lebih lanj ut
dengan Perat uran Pemerint ah.

BAB VIII
PENYIDIKAN
Pasal 31
(1)

Selain penyidik pej abat Polisi Negara Republik Indonesia, j uga
kepada pej abat Pegawai Negeri Sipil t ert ent u di Depart emen
yang t ugas dan t anggung j awabnya meliput i ket enagakerj aan,
diberi wewenang khusus sebagai penyidik sebagaimana dimaksud
dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 t ent ang Hukum Acara
Pidana (Lembaran Negara Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3209) unt uk melakukan penyidikan
t indak pidana sebagaimana diat ur dalam Undang-undang ini.

(2)

Penyidik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), berwenang
a. melakukan penelit ian at as kebenaran laporan at au ket erangan
berkenaan dengan t indak pidana di bidang j aminan sosial
t enaga kerj a;
b. melakukan penelit ian t erhadap orang at au badan yang diduga
melakukan t indak pidana di bidang j aminan sosial t enaga

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

17

-

kerj a;
c. memint a ket erangan dan barang bukt i dari orang at au badan
sehubungan dengan perist iwa t indak pidana di bidang j aminan
sosial t enaga kerj a;
d. melakukan pemeriksaan di t empat t ert ent u yang diduga
t erdapat barang bukt i dan melakukan penyit aan t erhadap
barang yang dapat dij adikan barang bukt i dalam perkara
t indak pidana di bidang j aminan sosial t enaga kerj a;
e. melakukan t indakan pert ama pada saat di t empat kej adian
sehubungan dengan t indak pidana di bidang j aminan sosial
t enaga kerj a.

BAB IX
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 32
Kelebihan pembayaran j aminan yang t elah dit erima oleh yang berhak
t idak dapat dimint a kembali.

BAB X
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 33
(1)

Selama perat uran perundang-undangan sebagai pelaksanaan
Undang-undang ini belum dikeluarkan, maka semua perat uran
perundang-undangan yang mengat ur program asuransi sosial
t enaga kerj a, dan penyclenggaraannya yang ada pada wakt u

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

18

-

Undang-undang ini mulai berlaku, t elah berlaku sepanj ang t idak
bert ent angan dengan Undang-undang ini.
(2)

Selama perat uran perundang-undangan sebagai pelaksanaan
Undang-undang ini belum dikeluarkan, maka perusahaan yang
t elah menyelenggarakan program asuransi sosial t enaga kerj a
dan j aminan sosial t enaga kerj a lainnya t et ap melaksanakannya.

(3)

Tenaga kerj a yang t elah menj adi t ert anggung at au pesert a dalam
program asuransi sosial t enaga kerj a dan j aminan sosial t enaga
kerj a lainnya dengan berlakunya Undang-undang ini t idak boleh
dirugikan.
BAB XI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 34

Pada saat mulai berlakunya Undang-undang ini, maka Undang-undang
Nomor 2 Tahun 1951 t ent ang Pernyat aan Berlakunya Undang-undang
Kecelakaan Tahun 1947 Nomor 33 dari Republik Indonesia unt uk
seluruh Indonesia (Lembaran Negara Tahun 1951 Nomor 3) dinyat akan
t idak berlaku lagi.
Pasal 35
Undang-undang ini mulai berlaku pada t anggal diundangkan.
Agar set iap orang menget ahuinya, memcrint ahkan pengundangan
Undang-undang ini dengan penempat annya dalam Lembaran Negara
Republik Indonesia.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

19

-

Disahkan di Jakart a
pada t anggal 17 Pebruari 1992
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
ttd
SOEHARTO
Diundangkan di Jakart a
pada t anggal 17 Pebruari 1992
MENTERI/ SEKRETARIS NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
ttd
MOERDIONO

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

20

-

PENJELASAN
ATAS
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 3 TAHUN 1992
TENTANG
JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA
UMUM
Pembangunan sekt or ket enagakerj aan sebagai bagian dari upaya
pembangunan sumberdaya manusia merupakan salah sat u bagian yang
t ak t erpisahkan dengan pembangunan nasional sebagai pengamalan
Pancasila, dan pelaksanaan Undang-Undang Dasar 1945, diarahkan
pada peningkat an harkat , mart abat dan kemampuan manusia, sert a
kepercayaan pada diri sendiri dalam rangka mewuj udkan masyarakat
sej aht era, adil, dan makmur baik mat eriil maupun spirit ual.
Peransert a t enaga kerj a dalam pembangunan nasional semakin
meningkat dengan disert ai berbagai t ant angan dan risiko yang
dihadapinya. Oleh karena it u kepada t enaga kerj a perlu diberikan
perlindungan, pemeliharaan dan peningkat an kesej aht eraannya,
sehingga pada gilirannya akan dapat meningkat kan produkt ivit ias
nasional.
Bent uk perlindungan, pemeliharaan, dan peningkat an kesej aht eraan
dimaksud diselenggarakan dalam bent uk program j aminan sosial
t enaga kerj a yang bersif at dasar, dengan berasaskan usaha bersama,
kekeluargaan, dan got ong-royong sebagaimana t erkandung dalam j iwa
dan semangat Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Pada dasarnya program ini menekankan pada perlindungan bagi t enaga
kerj a yang relat if mempunyai kedudukan yang lebih lemah. Oleh
karena it u pengusaha memikul t anggung j awab ut ama, dan secara
moral pengusaha mempunyai kewaj iban unt uk meningkat kan
perlindungan dan kesej aht eraan t enaga kerj a. Di samping it u, sudah

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

21

-

sewaj arnya apabila t enaga kerj a j uga berperan akt if dan ikut
bert anggung j awab at as pelaksanaan program j aminan sosial t enaga
kerj a demi t erwuj udnya perlindungan t enaga kerj a dan keluarganya
dengan baik.
Sudah menj adi kodrat , bahwa manusia it u berkeluarga dan
berkewaj iban menanggung kebut uhan keluarganya. Oleh karenanya,
kesej aht eraan yang perlu dikembangkan bukan hanya bagi t enaga
kerj a sendiri, t et api j uga bagi keluarganya dalam rangka
meningkat kan kesej aht eraan masyarakat dalam art i luas, yang harus
t et ap t erpelihara t ermasuk pada saat t enaga kerj a kehilangan
sebagian at au seluruh penghasilannya sebagai akibat t erj adinya
risiko-risiko sosial ant ara lain kecelakaan kerj a, sakit , meninggal
dunia, dan hari t ua.
Dalam
rangka
mencipt akan
landasan
unt uk
meningkat kan
kesej aht eraan dan perlindungan t enaga kerj a, Undang-undang ini
mengat ur penyelenggaraan j aminan sosial t enaga kerj a sebagai
perwuj udan pert anggungan sosial sebagaimana dimaksud dalam
Undang-undang Nomor 14 Tahun 1969 t ent ang Ket ent uan-ket ent uan
Pokok Mengenai Tenaga Kerj a.
Pada hakekat nya program j aminan sosial t enaga kerj a ini memberikan
kepast ian berlangsungnya arus penerimaan penghasilan keluarga
sebagai penggant i sebagian at au seluruh penghasilan yang hilang.
Jaminan sosial t enaga kerj a mempunyai beberapa aspek, ant ara lain:
a. memberikan perlindungan dasar unt uk memenuhi kebut uhan hidup
minimal bagi t enaga kerj a besert a keluarganya;
b. merupakan penghargaan kepada t enaga kerj a yang t elah
menyumbangkan t enaga (dan pikirannya kepada perusahaan t empat
mereka bekerj a.
Penyelenggaraan j aminan sosial t enaga kerj a dimaksudkan dalam

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

22

-

Undang-undang ini sebagai pelaksanaan Pasal 10 dan Pasal 15
Undang-undang Nomor 14 Tahun 1969 t ent ang Ket ent uan-ket ent uan
Pokok Mengenai Tenaga Kerj a yang meliput i Jaminan Kecelakaan
Kerj a, Jaminan Kemat ian, Jaminan Hari Tua, dan Jaminan
Pemeliharaan Kesehat an. Akan t et api mengingat obj ek yang mendapat
j aminan sosial t enaga kerj a yang diat ur dalam Undang-undang ini
dipriorit askan bagi t enaga kerj a yang bekerj a pada perusahaan,
perorangan dengan menerima upah, maka kepada t enaga kerj a di luar
hubungan kerj a at au dengan kat a lain t idak bekerj a pada perusahaan,
pengat uran t ent ang j aminan sosial t enaga kerj anya akan diat ur
t ersendiri dengan Perat uran Pemerint ah.
Adapun ruang lingkup yang diat ur di dalam Undang-undang ini
meliput i:
1. Jaminan Kecelakaan Kerj a.
Kecelakaan kerj a maupun penyakit akibat kerj a merupakan risiko
yang dihadapi oleh t enaga kerj a yang melakukan pekerj aan. Unt uk
menanggulangi hilangnya sebagian at au seluruh penghasilannya
yang diakibat kan oleh kemat ian at au cacad karena kecelakaan kerj a
baik f isik maupun ment al, maka perlu adanya j aminan Kecelakaan
Kerj a.
Mengingat gangguan ment al akibat kecelakaan kerj a sif at nya sangat
relat if sehingga sulit dit et apkan deraj at cacadnya, maka j aminan
at au sant unan hanya diberikan dalam hal t erj adinya cacad ment al
t et ap yang mengakibat kan t enaga kerj a yang bersangkut an t idak
bisa bekerj a lagi.
2. Jaminan Kemat ian.
Tenaga Kerj a yang meninggal dunia bukan akibat kecelakaan kerj a
akan mengakibat kan t erput usnya penghasilan, dan sangat

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

23

-

berpengaruh pada kehidupan sosial ekonomi bagi keluarga yang
dit inggalkan. Oleh karena it u, diperlukan Jaminan Kemat ian dalam
upaya meringankan beban keluarga baik dalam bent uk biaya
pemakaman maupun sant unan berupa uang.
3. Jaminan Hari Tua.
Hari t ua dapat mengakibat kan t erput usnya upah karena t idak lagi
mampu bekerj a. Akibat t erput usnya upah t ersebut dapat
menimbulkan kerisauan bagi t enaga kerj a dan mempengaruhi
ket enangan kerj a sewakt u mereka masih bekerj a, t erut ama bagi
mereka yang penghasilannya rendah. Jaminan Hari Tua memberikan
kepast ian penerimaan penghasilan yang dibayarkan sekaligus dan
at au berkala pada saat t enaga kerj a mencapai usia 55 (lima puluh
lima) t ahun at au memenuhi persyarat an t ert ent u.
4. Jaminan Pemeliharaan Kesehat an.
Pemeliharaan
kesehat an
dimaksudkan
unt uk
meningkat kan
produkt ivit as t enaga kerj a sehingga dapat melaksanakan t ugas
sebaik-baiknya dan merupakan upaya kesehat an di bidang
penyembuhan (kurat if ). Oleh karena, upaya penyembuhan
memerlukan dana yang t idak sedikit dan memberat kan j ika
dibebankan kepada perorangan, maka sudah selayaknya
diupayakan penanggulangan kemampuan masyarakat melalui
program j aminan sosial t enaga kerj a. Di samping it u pengusaha
t et ap berkewaj iban mengadakan pemeliharaan kesehat an t enaga
kerj a yang meliput i upaya peningkat an (promot if ), pencegahan
(prevent if ), penyembuhan (kurat if ), dan pemulihan (rehabilit at if ).
Dengan demikian diharapkan t ercapainya deraj at kesehat an t enaga
kerj a yang opt imal sebagai pot ensi yang produkt if bagi
pembangunan. Jaminan Pemeliharaan Kesehat an selain unt uk
t enaga kerj a yang bersangkut an j uga unt uk keluarganya.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

24

-

Mengingat Jaminan sosial t enaga kerj a merupakan program lint as
sekt oral yang saling mempengaruhi dengan usaha peningkat an
kesej aht eraan sosial lainnya, maka program j aminan sosial t enaga
kerj a dilaksanakan secara bert ahap dan saling menunj ang dengan
usaha-usaha pelayanan masyarakat dalam bidang kesehat an,
kesempat an kerj a, keselamat an dan kesehat an kerj a.
Pengawasan t erhadap
Undang-undang ini,
dan perat uran
pelaksanaannya dilakukan oleh Pegawai Pengawas Ket enagakerj aan
sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 3 Tahun 1951
t ent ang Pernyat aan Berlakunya Undang-undang Pengawasan
Perburuhan Tahun 1948 Nomor 23 dan Undang-undang Nomor 1
Tahun 1970 t ent ang Keselamat an Kerj a.
PASAL DEMI PASAL
Pasal 1
Angka 1 sampai dengan Angka 12
Cukup j elas
Pasal 2
Yang dimaksud dengan usaha sosial dan usaha-usaha lain yang
diperlakukan
sama
dengan
perusahaan
adalah
yayasan,
badan-badan, lembaga-lembaga ilmiah sert a badan usaha lainnya
dengan
nama
apapun
yang
mempunyai
pengurus
dan
mempekerj akan t enaga kerj a.

Pasal 3
Ayat (1)

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

25

-

Dalam penyelenggaraan program j aminan sosial t enaga kerj a ini
dapat digunakan mekanisme asuransi unt uk menj amin solvabilit as
dan kecukupan dana guna memenuhi hak-hak pesert a dan
kewaj iban lain dari Badan Penyelenggara dengan t idak
meninggalkan wat ak sosialnya.
Ayat (2)
Cukup j elas
Pasal 4
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan t enaga kerj a yang melakukan pekerj aan di
dalam hubungan kerj a adalah orang yang bekerj a pada set iap
bent uk usaha (perusahaan ) at au perorangan dengan menerima
upah t ermasuk t enaga harian lepas, borongan, dan kont rak.
Mengingat j aminan sosial t enaga kerj a merupakan hak dari
t enaga kerj a, maka ket ent uan ini menegaskan bahwa set iap
perusahaan at au perorangan waj ib menyelenggarakannya.
Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3)
Cukup j elas
Pasal 5
Cukup j elas
Pasal 6
Ayat (1)

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

26

-

Lihat Penj elasan Umum
Ayat (2)
Ket ent uan ini dimaksudkan unt uk mengat ur j aminan sosial t enaga
kerj a lainnya yang dapat diberikan kepada t enaga kerj a dalam
rangka meningkat kan perlindungan dan kesej aht eraan t enaga
kerj a it u sendiri, besert a keluarganya ant ara lain program
j aminan pesangon sebagai akibat pemut usan hubungan kerj a.
Pasal 7
Ayat (1)
Tenaga kerj a yang melakukan pekerj aan, set iap saat menghadapi
risiko sosial berupa perist iwa yang dapat mengakibat kan
berkurangnya at au hilangnya penghasilan. Oleh karena it u, perlu
adanya peningkat an perlindungan t enaga kerj a dalam program
j aminan sosial t enaga kerj a yang bert uj uan unt uk memberikan
ket enangan bekerj a dan menj amin kesej aht eraan t enaga kerj a
bersert a keluarganya.
Ayat (2)
Cukup j elas
Pasal 8
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Huruf a

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

27

-

Magang merupakan t enaga kerj a yang secara nyat a belum
penuh menj adi t enaga kerj a at au karyawan suat u perusahaan,
t et api t elah melakukan pekerj aan di perusahaan.
Demikian pula murid at au siswa yang melakukan pekerj aan
dalam rangka kerj a prakt ek, berhak at as Jaminan Kecelakaan
Kerj a apabila t ert impa kecelakaan kerj a.
Huruf b
Pemborong yang bukan pengusaha dianggap bekerj a pada
pengusaha yang memborongkan pekerj aan.
Huruf c
Narapidana yang dipekerj akan pada perusahaan perlu diberi
perlindungan berupa j aminan Kecelakaan Kerj a, j ika t ert impa
kecelakaan kerj a.
Pasal 9
Huruf a
Cukup j elas
Huruf b
Cukup j elas
Huruf c
Cukup j elas
Huruf d
Sant unan berupa uang diberikan kepada t enaga kerj a at au
keluarganya. Pembayaran sant unan ini pada prinsipnya diberikan

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

28

-

secara berkala dengan maksud agar t enaga kerj a at au
keluarganya dapat memenuhi sebagian kebut uhan hidupnya
secara t erus menerus.
Selain pembayaran sant unan secara berkala dapat j uga diberikan
sekaligus. Hal ini dimaksudkan unt uk mendorong ke arah kegiat an
yang
bersif at
produkt if
dalam
upaya
meningkat kan
kesej aht eraannya.
Pasal 10
Ayat (1)
Di samping pengusaha waj ib melaporkan kej adian kecelakaan,
maka keluarga, Serikat Pekerj a, kawan-kawan sekerj a sert a
masyarakat dibenarkan memberit ahukan kej adian kecelakaan
t ersebut kepada Kant or Depart emen Tenaga Kerj a dan Badan
Penyelenggara.
Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3)
Cukup j elas
Ayat (4)
Cukup j elas

Pasal 11
Cukup j elas
Pasal 12

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

29

-

Ayat (1)
Yang dimaksud dengan keluarga yang dit inggalkan adalah ist eri
at au suami, ket urunan sedarah dari t enaga kerj a menurut garis
lurus ke bawah, dan garis lurus ke at as, dihit ung sampai deraj at
kedua t ermasuk anak yang disahkan. Apabila garis lurus ke at as
dan ke bawah t idak ada, diambil garis ke samping dan mert ua.
Bagi t enaga kerj a yang t idak mempunyai keluarga, hak at as
Jaminan Kemat ian dibayarkan kepada pihak yang mendapat surat
wasiat dari t enaga kerj a yang bersangkut an at au perusahaan
unt uk pengurusan pemakaman.
Dalam hal magang at au murid, mereka yang memborong
pekerj aan, dan narapidana meninggal dunia bukan karena akibat
kecelakaan kerj a, maka keluarga yang dit inggalkan t idak berhak
at as Jaminan Kemat ian.
Ayat (2)
Huruf a
Yang dimaksud dengan biaya pemakaman ant ara lain
pembelian t anah, pet i mayat , kain kaf an , t ransport asi, dan
lain-lain yang bersangkut an dengan t at a cara pemakaman
sesuai dengan adat -ist iadat , agama dan kepercayaan kepada
Tuhan Yang Maha Esa, sert a kondisi daerah masing-masing
t enaga kerj a yang bersangkut an.
Huruf b
Cukup j elas
Pasal 13
Cukup j elas

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

30

-

Pasal 14
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Dalam hal t enaga kerj a meninggal dunia, maka hak at as Jaminan
Hari Tua yang dibayarkan secara berkala, diberikan kepada j anda
at au duda, at au anak yat im piat u. Apabila t enaga kerj a
meninggal dunia sebelum hak Jaminan Hari Tua t imbul, maka. hak
at as Jaminan Hari Tua t ersebut diberikan kepada j anda at au
duda, at au anak yat im piat u secara sekaligus at au berkala.
Yang dimaksud dengan yat im piat u adalah anak yat im at au anak
piat u, yang ada pada saat j anda at au duda meninggal dunia
masih menj adi t anggungan j anda at au duda t ersebut .
Pasal 15
Yang dimaksud dengan masa kepesert aan t ert ent u adalah j angka
wakt u
t enaga kerj a t elah
mencapai
masa kepesert aan
sekurang-kurangnya 5 (lima) t ahun. Pembayaran Jaminan Hari Tua
berdasarkan masa kepesert aan t ert ent u dapat diberikan kepada
t enaga kerj a yang mengalami pemut usan hubungan kerj a.
Pasal 16
Ayat (1)
Upaya pemeliharaan kesehat an meliput i aspek-aspek promot if ,
prevent if , kurat if , dan rehabilit at if secara t idak t erpisah-pisah.
Namun demikian khusus unt uk Jaminan Pemeliharaan Kesehat an
bagi t enaga kerj a lebih dit ekankan pada aspek kurat if dan

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

31

-

rehabilit at if t anpa mengabaikan dua aspek lain.
Ayat (2)
Huruf a
Yang dimaksud dengan rawat j alan t ingkat pert ama adalah
semua j enis pemeliharaan kesehat an perorangan yang
dilakukan di Pelaksana Pelayanan kesehat an t ingkat pert ama.
Huruf b
Yang dimaksud dengan rawat j alan t ingkat lanj ut an adalah
semua j enis pemeliharaan kesehat an perorangan yang
merupakan ruj ukan (lanj ut an) dari Pelaksana Pelayanan
Kesehat an rawat j alan t ingkat pert ama.
Huruf c
Yang dimaksud dengan rawat inap adalah pemeliharaan
kesehat an rumah sakit dimana penderit a t inggal/ mondok
sedikit nya sat u hari berdasarkan ruj ukan dari Pelaksana
Pelayanan Kesehat an at au rumah sakit Pelaksana Pelayanan
Kesehat an lain.
Pelaksana Pelayanan Kesehat an rawat inap:
1. rumah sakit pemerint ah pusat dan daerah;
2. rumah sakit swast a yang dit unj uk.
Huruf d
Yang dimaksud
dengan
pemeriksaan
kehamilan
dan
pert olongan persalinan adalah pert olongan persalinan normal,

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

32

-

t idak normal dan/ at au gugur kandungan.
Huruf e
Yang dimaksud dengan penunj ang diagnost ic adalah semua
pemeriksaan dalam rangka menegakkan diagnosa yang
dipandang perlu oleh pelaksana pengobat an lanj ut an dan
dilaksanakan di bagian diagnost ic, rumah sakit at au di f asilit as
khusus unt uk it u, meliput i:
1. pemeriksaan laborat orium;
2. pemeriksaan radiologi;
3. pemeriksaan penunj ang diagnosa lain.
Huruf f
Yang dimaksud dengan pelayanan t ermasuk perawat an khusus
adalah pemeliharaan kesehat an yang memerlukan perawat an
khusus bagi penyakit t ert ent u sert a pemberian alat -alat organ
t ubuh agar dapat berf ungsi sepert i semula, yang meliput i:
1. kaca mat a;
2. prot hese gigi;
3. alat bant u dengar;
4. prot hese anggot a gerak;
5. prot hese mat a.
Huruf g
Yang dimaksud dengan keadaan gawat darurat adalah suat u
keadaan yang memerlukan pemeriksaan medis segera, yang
apabila t idak dilakukan akan menyebabkan hal yang f at al bagi

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

33

-

penderit a.
Pasal 17
Cukup j elas
Pasal 18
Ayat (1)
Daf t ar keluarga merupakan ket erangan pent ing sebagai bahan
unt uk menet apkan siapa yang berhak at as j aminan at au
sant unan. Hal ini unt uk mencegah agar hak t ersebut t idak j at uh
kepada orang lain yang bukan keluarganya.
Daf t ar upah diperlukan unt uk menent ukan besarnya iuran dan
j aminan at au sant unan yang menj adi hak t enaga kerj a. Daf t ar
kecelakaan kerj a diperlukan unt uk menget ahui t ingkat keparahan
dan f rekuensi kecelakaan kerj a di perusahaan yang gunanya
unt uk t indakan prevent if dan pelaksanaan pembayaran j aminan
at au sant unan.
Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3)
Cukup j elas
Ayat (4)
Cukup j elas
Ayat (5)
Cukup j elas
Ayat (6)

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

34

-

Cukup j elas
Pasal 19
Ayat (1)
Sesuai dengan t ahap perkembangan pembangunan nasional yang
berpengaruh t erhadap kemampuan masyarakat pada umumnya
dan perusahaan pada khususnya dalam membiayai program
j aminan sosial t enaga kerj a maupun kemampuan administ rasi,
dipandang perlu diadakan pent ahapan kepesert aan.
Ayat (2)
Pada prinsipnya semua t enaga kerj a berhak mendapat kan
perlindungan j aminan sosial t enaga kerj a.
Dengan
adanya
pent ahapan
kepesert aan
dan
t idak
diberlakukannya lagi Undang-undang Nomor 2 Tahun 1951
t ent ang Pernyat aan Berlakunya Undang-undang Kecelakaan
Tahun 1947 Nomor 33 dari Republik Indonesia unt uk seluruh
Indonesia, maka t erdapat t enaga kerj a yang t idak mendapat kan
perlindungan t erhadap risiko kecelakaan kerj a.
Sesuai dengan prinsip risiko pekerj aan (risque prof esionnel)
dimana risiko dit impa kecelakaan dalam menj alankan pekerj aan
merupakan t anggung j awab pengusaha, maka pengusaha yang
belum ikut sert a dalam program j aminan sosial t enaga kerj a
t et ap bert anggung j awab at as Jaminan Kecelakaan Kerj a bagi
t enaga kerj anya.
Ayat (3)
Cukup j elas
Pasal 20
Ayat (1)

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

35

-

Kecelakaan kerj a pada dasarnya merupakan suat u risiko yang
seharusnya menj adi t anggung j awab pengusaha. Oleh karena it u,
pembiayaan-program ini sepenuhnya dit anggung oleh pengusaha,
sedangkan j aminan sosial t enaga kerj a lebih menekankan kepada
aspek kemanusiaan, dimana pengusaha perlu memperhat ikan
nasib t enaga kerj a sert a keluarganya. Oleh karena it u, beban
Jaminan Pemeliharaan Kesehat an dan Jaminan Kemat ian
(dit anggung oleh pengusaha.
Ayat (2)
Cukup j elas
Pasal 21
Cukup j elas
Pasal 22
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Dalam hal pengusaha yang t elah mempunyai it ikad baik unt uk
membayar iuran dan mengumpulkan iuran t enaga kerj anya,
t et api t ernyat a t erlambat
membayarkan kepada Badan
Penyelenggara dari wakt u yang dit ent ukan, dapat
diwaj ibkan
membayar
t ambahan
present ase
pembayaran
yang
diperhit ungkan dengan ket erlambat annya.
Pasal 23
Cukup j elas

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

36

-

Pasal 24
Ayat (1)
Dalam rangka memberikan pelayanan, acara cepat kepada
t enaga kerj a yang t ert impa kecelakaan, maka Badan
Penyelenggara perlu segera mengadakan perhit ungan, dan
secepat nya membayarkan j aminan dimaksud kepada yang
berhak.
Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3)
Dalam hal ket et apan Ment eri belum ada, maka unt uk
mempercepat dan memperlancar pemberian Jaminan Kecelakaan
Kerj a kepada t enaga kerj a,
maka Pegawai Pengawas
Ket enagakerj aan menet apkan sement ara kecelakaan kerj a, dan
besarnya j aminan set elah memperoleh pert imbangan dokt er
penasihat , sedangkan penet apan akhir oleh Ment eri.
Yang dimaksud dengan dokt er penasihat adalah dokt er yang
dit unj uk oleh Ment eri Kesehat an at as usul dan diangkat oleh
Ment eri unt uk keperluan pelaksanaan Undang-undang ini.
Ayat (4)
Cukup j elas
Pasal 25
Ayat (1)
Cukup j elas

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

37

-

Ayat (2)
Bent uk Badan Usaha Milik Negara sebagaimana dimaksud adalah
Perusahaan Perseroan (PERSERO).
Mengingat luasnya program dan besarnya j umlah kepesert aan
maka program j aminan sosial t enaga kerj a bila dipandang perlu
dapat diselenggarakan oleh lebih dari sat u Badan Usaha Milik
Negara.
Ayat (3)
Mengingat Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Tenaga Kerj a
melaksanakan
program
peningkat an
perlindungan
dan
kesej aht eraan t enaga kerj a yang dananya berasal dari iuran
pengusaha dan t enaga kerj a, maka Badan Usaha Milik Negara
yang diserahi t ugas menyelenggarakan program j aminan sosial
t enaga kerj a, sudah sewaj arnya mengut amakan pelayanan
kepada pesert a di samping melaksanakan prinsip solvabilit as,
likuidit as, dan rent abilit as.
Dengan demikian Badan Penyelenggara dapat melaksanakan
kewaj ibannya dengan baik dan dapat membiayai kebut uhannya
sendiri sebagai perusahaan, sehingga t idak akan membebani
anggaran belanj a Negara.
Pasal 26
Yang dimaksud dengan t idak lebih dari 1 (sat u) bulan adalah set elah
dipenuhinya syarat -syarat t eknis dan administ rat if oleh
pengusaha dan at au t enaga kerj a.
Pasal 27
Pemberian peranan kepada unsur t enaga kerj a, unsur pengusaha
bersama-sama dengan unsur pemerint ah dalam penyelenggaraan

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

38

-

program j aminan sosial t enaga kerj a akan meningkat kan rasa ikut
memiliki, dan rasa ikut bert anggung j awab dalam rangka upaya
menyukseskan penyelenggaraan program j aminan sosial t enaga
kerj a, mengingat sebagian besar dari kekayaan yang dimiliki oleh
Badan Penyelenggara berasal dari iuran pengusaha dan t enaga
kerj a.
Pasal 28
Upaya pengamanan kekayaan/ asset Badan Penyelenggara dan
invest asinya harus memenuhi syarat aman, memberikan hasil,
memenuhi kewaj iban (likuid), dan diversif ikasi dalam bent uk yang
mengunt ungkan sert a mencegah risiko yang t idak diinginkan.
Mengingat program j aminan sosial t enaga kerj a menyangkut
kepent ingan t enaga kerj a yang sebagian besar mereka yang
berpenghasilan rendah, maka upaya pengamanan kekayaan baik
invest asi, pengelolaan maupun penyimpanan uang harus t erj amin.
Pasal 29
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3)
Cukup j elas
Pasal 30
Cukup j elas
Pasal 31

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

39

-

Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Pasal 32
Kelebihan pembayaran j aminan disengaj a at aupun t idak kepada
yang berhak akibat kekeliruan penet apan perhit ungan, oleh Badan
Penyelenggara at au Pegawai Pengawas Ket enagakerj aan t idak dapat
dimint a kembali mengingat keadaan sosial ekonomi t enaga kerj a
at au keluarganya.
Pasal 33
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan perat uran perundang-undangan yang
mengat ur program asuransi sosial t enaga kerj a adalah semua
perat uran
perundang-undangan
yang
mengat ur
Asuransi
Kecelakaan Kerj a, Tabungan Hari Tua yang dikait kan dengan
Asuransi Kemat ian dan j aminan sosial t enaga kerj a lainnya yang
selama ini t elah dilaksanakan.
Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3)
Dengan berlakunya Undang-undang ini perusahaan yang t elah
mempert anggungkan t enaga kerj anya pada program j aminan
sosial t enaga kerj a yang lebih baik at au lebih t inggi, maka t enaga

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

40

-

kerj anya t idak boleh dirugikan.
Pasal 34
Cukup j elas
Pasal 35
Cukup j elas