MidYear

PT Tifa Finance Tbk
Laporan Keuangan
Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir
30 Juni 2011 (tidak diaudit) dan 30 Juni 2010 (diaudit)

PT TIFA FINANCE Tbk
Neraca
30 Juni 2011 dan 30 Juni 2010

Catatan

Tidak Diaudit
30 Juni 2011
Rp ' 000

Diaudit
30 Juni 2010
Rp ' 000

ASET
2c,2f,2g,4


7,962,947

5,761,776

Surat-surat Berharga

2g,2h,5

12,488,563

2,581,498

Investasi Sewa Neto
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Pihak ketiga
Nilai residu yang dijamin
Penghasilan pembiayaan tangguhan
Simpanan Jaminan
Jumlah Investasi Sewa Neto

Aktiva IMBT - setelah dikurangi
akumulai penyusutan sebesar
Rp 1.922.096 ribu tahun 2011 dan
Rp 0 ribu tahun 2010
Penyisihan piutang ragu-ragu
Jumlah - Bersih

2c,2j,6
2d

Piutang Pembiayaan Konsumen
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Pihak ketiga
Pendapatan pembiayaan konsumen
yang belum diakui
Jumlah
Penyisihan kerugian penurunan nilai
Jumlah - Bersih

2c,2g,2k,7

2d

Tagihan Anjak Piutang
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Pihak ketiga
Jumlah
Retensi
Jumlah - Bersih

2c,2g,2l,8
2d

Piutang Lain-lain
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Pihak ketiga

2d,2g,9

Kas dan Setara Kas


2,949,722
969,786,790
462,849,511
(142,366,043)
(462,849,511)
830,370,469

42,906
653,773,774
312,551,729
(108,110,802)
(312,551,729)
545,705,878

14,512,453
(16,314,904)
828,568,018

(16,598,989)
529,106,889


11,310
43,875,635

33,667
77,323,158

(5,632,847)
38,254,098
(4,817,849)
33,436,249

(12,560,870)
64,795,955
(4,821,511)
59,974,444

1,622,822
1,774,152
3,396,974

(566,162)
2,830,812

5,583,500
3,448,011
9,031,511
(1,505,252)
7,526,259

710,900
710,900

102,364
1,331,608
1,433,972

2u

849,219


774,229

Aset Tetap - setelah dikurangi
akumulai penyusutan sebesar
Rp 2.895.155 ribu tahun 2011 dan
Rp 2.639.207 ribu tahun 2010

2d,2n,2r,10

914,399

1,127,337

Aset untuk Disewakan - setelah dikurangi
akumulai penyusutan sebesar
Rp 3.256.341 ribu tahun 2011 dan
Rp 2.432.843 ribu tahun 2010

2d,2o,2r,11


3,391,038

4,410,939

2c,2d,2g,2m,2p,2q,2r,12

128,024
10,137,984
10,266,008

250,223
4,977,705
5,227,928

901,418,153

617,925,271

Aset Pajak Tangguhan - Bersih


Aset Lain-lain
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Pihak ketiga - bersih
Jumlah - bersih
JUMLAH ASET

Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.

- -

PT TIFA FINANCE Tbk
Neraca
30 Juni 2011 dan 30 Juni 2010

Catatan

Tidak Diaudit
30 Juni 2011
Rp ' 000


Diaudit
30 Juni 2010
Rp ' 000

KEWAJIBAN DAN EKUITAS
KEWAJIBAN
Hutang Pajak
Pinjaman yang Diterima

2u,13
2c,2g,2j,2k,14

5,328,177

1,369,069

707,929,794

448,323,962


Biaya yang Masih Dibayar

2c,2g,15

4,323,503

2,763,551

Uang Muka Pelanggan

2g,3,16

7,602,466

7,074,053

Cadangan Imbalan Pasti
Pasca Kerja

2t,24

3,821,081

3,287,749

Kewajiban Lain-lain

2g,3

929,654

3,443,282

729,934,675

466,261,666

Jumlah Kewajiban
EKUITAS
Modal Saham - nilai nominal Rp 100 per saham
tahun 2011 dan Rp 1.000 per saham tahun 2010
Modal dasar - 1.500.000.000 saham tahun 2011
dan 150.000.000 saham tahun 2010
Modal ditempatkan dan disetor 1.023.900.000 saham tahun 2011 dan
102.390.000 saham tahun 2010

17

102,390,000

102,390,000

Tambahan Modal Disetor

18

4,460,874

4,460,874

Saldo Laba

26

64,632,604

44,812,731

Jumlah Ekuitas

171,483,478

151,663,605

JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS

901,418,153

617,925,271

Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.

- -

PT TIFA FINANCE Tbk
Laporan Laba Rugi
Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir 30 Juni 2011 dan 30 Juni 2010

Tidak Diaudit
30 Juni 2011
Rp '000

Catatan

Diaudit
30 Juni 2010
Rp '000

PENDAPATAN
Sewa pembiayaan
Pembiayaan konsumen
Sewa operasi
Anjak Piutang
Bunga
Lain-lain - Bersih

2d,2j,2s
2d,2k,2s
2d,2j,2o,2s
2d,2l,2s
2s,19
2d,2s,20

62,899,039
5,477,345
1,353,804
447,924
497,421
88,482

39,522,193
6,361,536
1,443,116
684,400
355,395
-

70,764,015

48,366,640

2d,2s,21
2s,22
2d,2n,2o,2s,2t,23
2g
2c

37,822,916
5,718,440
4,401,746
106,590

21,332,083
4,395,000
3,904,202
76,853
53,604

2g
2s

1,899,718
49,949,410

1,241,635
31,003,377

20,814,605

17,363,263

Jumlah Pendapatan

BEBAN
Bunga
Gaji dan tunjangan
Umum dan administrasi
Dampak pendiskontoan instrumen keuangan
Kerugian selisih kurs mata uang asing - bersih
Pembentukan penyisihan kerugian penurunan
nilai - bersih
Lain-lain - Bersih
Jumlah Beban
LABA SEBELUM PAJAK
BEBAN (PENGHASILAN) PAJAK
Kini
Tangguhan

2u,25

5,130,939
5,130,939

LABA BERSIH

2v,27

15,683,666

Harga Nominal per Saham
Laba Bersih per Saham
(dalam Rupiah penuh)

3,346,738
(76,076)
3,270,662
14,092,601

Rp

100.0

Rp

1,000.0

Rp

15.3

Rp

138.0

Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.

-3-

PT TIFA FINANCE Tbk
Laporan Perubahan Ekuitas
Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir 30 Juni 2011 dan 30 Juni 2010

Laba (rugi) yang
belum direalisasi
atas kenaikan
(penurunan)
nilai wajar
surat berharga
Rp '000

Modal
Ditempatkan
dan Disetor
Penuh
Rp '000

Tambahan
Modal
Disetor
Rp '000

102,390,000

4,460,874

26

-

-

-

2g,5

-

-

25,000

-

25,000

-

-

-

14,092,601

14,092,601

102,390,000

4,460,874

-

44,812,731

151,663,605

Laba Bersih periode berjalan (6 bulan)

-

-

-

14,136,207

14,136,207

Saldo pada tanggal 31 Desember 2010

102,390,000

4,460,874

-

58,948,938

165,799,812

-

-

-

(10,000,000)

(10,000,000)

-

-

-

15,683,666

15,683,666

102,390,000

4,460,874

-

64,632,604

171,483,478

Catatan

Saldo pada tanggal 1 Januari 2010
Dividen Kas
Laba yang belum direalisasi atas kenaikan nilai wajar
surat berharga
Laba Bersih periode berjalan (6 bulan)
Saldo pada tanggal 30 Juni 2010

Dividen Kas

26

Estimasi Laba Bersih periode berjalan (6 bulan)
Saldo pada tanggal 30 Juni 2011

(25,000)

Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.

-4-

Jumlah
Ekuitas
Rp '000

Saldo Laba
Rp '000
37,720,130

144,546,004

(7,000,000)

(7,000,000)

PT TIFA FINANCE Tbk
Laporan Arus Kas
Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir 30 Juni 2011 dan 30 Juni 2010

Tidak Diaudit
30 Juni 2011
Rp '000
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Penerimaan kas dari :
Sewa pembiayaan
Pembiayaan konsumen
Tagihan anjak piutang
Sewa operasi
Premi asuransi
Pendapatan bunga
Penjualan agunan yang diambil alih
Pencairan kas dibank dan deposito berjangka
yang dibatasi pencairannya
Penerimaan lain-lain
Jumlah penerimaan kas
Pengeluran kas untuk/kepada :
Sewa pembiayaan
Pembiayaan konsumen
Tagihan anjak piutang
Premi asuransi
Beban keuangan
Beban usaha
Penempatan kas dibank dan deposito berjangka
yang dibatasi pencairannya
Pengeluaran lain-lain
Jumlah pengeluaran kas
Kas digunakan untuk operasi
Pembayaran pajak penghasilan badan
Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Operasi
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Hasil penjualan aset tetap
Hasil penjualan aset untuk disewakan
Investasi surat-surat berharga - bersih
Perolehan aset tetap
Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Investasi
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
Penerimaan Pinjaman
Pelunasan Pinjaman
Pembayaran dividen kas
Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Pendanaan

Diaudit
30 Juni 2010
Rp '000

281,951,912
24,042,707
4,818,327
1,834,978
5,694,647
43,666
-

171,951,302
26,229,433
1,490,201
1,443,116
3,825,141
138,322
203,000

474,122
10,164,866
329,025,225

8,005,756
10,931,644
224,217,915

(395,346,437)
(1,830,555)
(5,553,321)
(36,799,214)
(9,348,552)

(334,530,686)
(22,819,784)
(3,000,000)
(3,654,197)
(22,896,534)
(13,677,873)

(5,252,713)
(454,130,792)

(8,000,000)
(8,162,398)
(416,741,472)

(125,105,567)
(5,993,133)
(131,098,700)

(192,523,557)
(4,629,610)
(197,153,167)

(9,000,000)
(67,155)
(9,067,155)

66,400
99,090
(3,330,148)
(202,557)
(3,367,215)

344,253,251
(192,505,367)
(9,520,000)
142,227,884

289,351,442
(78,805,421)
(7,000,000)
203,546,021

KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN SETARA KAS

2,062,029

3,025,639

KAS DAN SETARA KAS AWAL PERIODE
Pengaruh perubahan kurs mata uang asing
KAS DAN SETARA KAS AKHIR PERIODE

5,761,776
(236,621)
7,587,184

2,890,476
(154,339)
5,761,776

PENGUNGKAPAN TAMBAHAN
Kas dan setara kas terdiri dari :
Kas
Bank
Jumlah kas dan setara kas

12,000
7,575,184
7,587,184

9,000
5,752,776
5,761,776

Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.

-5-

PT TIFA FINANCE Tbk
Catatan atas Laporan Keuangan
30 Juni 2011 dan 30 Juni 2010 serta untuk
Periode Enam Bulan yang Berakhir 30 Juni 2011 dan 30 Juni 2010

1.

Umum
a. Pendirian dan Informasi Umum
PT Tifa Finance Tbk (“Perusahaan”), didirikan dengan nama PT Tifa Mutual Finance
Corporation berdasarkan Akta No. 42 tanggal 14 Juni 1989 dari Esther Daniar Iskandar,
S.H., notaris di Jakarta. Akta ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik
Indonesia (sekarang Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia) melalui
Surat Keputusan No.C2-6585.HT.01.01-TH.89 tanggal 25 Juli 1989, didaftarkan pada
Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dengan No. 344/Not/1990/PN.JKT.SEL tanggal 17 Mei
1990, dan diumumkan dalam Tambahan No. 2257 pada Berita Negara Republik Indonesia
No. 61 tanggal 30 Juli 1991. Pada tahun 2000, berdasarkan Akta No. 39 tanggal 16 Agustus
2000 dari Adam Kasdarmadji, S.H., notaris di Jakarta, nama Perusahaan berubah dari PT
Tifa Mutual Finance Corporation menjadi PT Tifa Finance dan disahkan oleh Menteri
Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No.C6276.HT.01.04.TH.2001 tanggal 27 April 2001.
Anggaran Dasar Perusahaan telah beberapa kali mengalami perubahan, terakhir
berdasarkan Akta No.1 tanggal 2 Agustus 2010, dari Fathiah Helmi, S.H., notaris di Jakarta,
mengenai :
1. Perubahan seluruh Anggaran Dasar Perusahaan dalam rangka menjadi Perusahaan
Terbuka.
2. Penjualan saham yang ditawarkan kepada masyarakat melalui penawaran umum.
3. Memberikan kuasa kepada Direksi Perusahaan untuk melaksanakan segala tindakan
yang diperlukan sehubungan dengan IPO (Initial Public Offering/ Penawaran Umum)
4. Memberikan kuasa kepada Dewan Komisaris Perusahaan untuk menyatakan dalam
Akta Notaris tersendiri mengenai peningkatan modal ditempatkan dan modal disetor
Perusahaan sebagai realisasi pengeluaran saham yang dikeluarkan dalam Penawaran
Umum.
5. Perubahan susunan Direksi dan Dewan Komisaris Perusahaan.
Perubahaan Anggaran Dasar tersebut telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No.AHU-41304.AH.01.02 Tahun
2010 tanggal 23 Agustus 2010.
Perusahaan memperoleh ijin usaha untuk melakukan usaha dalam bidang kegiatan modal
ventura, pembiayaan konsumen dan anjak piutang dari Menteri Keuangan melalui Surat
Keputusan No. 1085/KMK.013/1989 tanggal 26 September 1989. Perubahan terakhir atas
ijin usaha Perusahaan adalah berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor
KEP-076/KM.6/2003 tanggal 24 Maret 2003 tentang izin untuk melakukan usaha dalam
bidang sewa, anjak piutang dan pembiayaan konsumen.
Pada tanggal 17 Februari 2011, Perusahaan secara resmi mengoperasikan Unit Usaha
Syariah. Perusahaan telah memperoleh rekomendasi dari Dewan Syariah Nasional pada
tanggal 1 Desember 2010 dan melaporkan keberadaan Unit Syariah kepada Departemen
Keuangan pada tanggal 8 Desember 2010.

-6-

PT TIFA FINANCE Tbk
Catatan atas Laporan Keuangan
30 Juni 2011 dan 30 Juni 2010 serta untuk
Periode Enam Bulan yang Berakhir 30 Juni 2011 dan 30 Juni 2010

Perusahaan telah memperoleh surat pernyataan efektif dari Badan Pengawas dan
Lembaga Keuangan untuk melakukan penawaran umum perdana saham melalui Surat
Bapepam LK No. S-7296/BL/2011 tanggal 30 Juni 2011.
Perusahaan berdomisili di Gedung Tifa, Jalan Kuningan Barat No. 26, Jakarta.
b. Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan
Berdasarkan Akta No. 35 tanggal 15 April 2011 dari Fathiah Helmi, S.H., notaris di Jakarta,
susunan pengurus Perusahaan adalah sebagai berikut:
Dewan Komisaris:
Presiden Komisaris
Komisaris

: Lisjanto Tjiptobiantoro
: Sng Chiew Huat
Teo Siok Ghee
Janpie Siahaan
: Sutadi Sukarya
Tjipto Surjanto

Komisaris Independen
Direksi
Presiden Direktur
Direktur tidak terafiliasi
Direktur

: Suwinto Johan
: Tjahja Wibisono
: Ester Gunawan

Dewan Pengawas Syariah
Ketua
Anggota

: H. Iggi H. Achsien
: Yulizar Jamaludin Sanrego

Akta perubahan susunan pengurus Perusahaan tersebut telah diterima dan dicatat oleh
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan surat
penerimaan pemberitahuan data perseroan No. AHU-AH.01.10.15192 pada tanggal 20
Mei 2011 yang diterbitkan oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia.
Pada tanggal 30 Juni 2011 susunan pengurus Perusahaan berdasarkan Akta No. 1 tanggal
2 Agustus 2010, dari Fathiah Helmi, S.H., notaris di Jakarta, adalah sebagai berikut:
Presiden Direktur

:

Direktur

:

Direktur

:

Suwinto Johan (membawahi bidang Operasi, Human
Resource, General Affair dan Internal Audit)
Ester Gunawan (membawahi bidang Akuntansi, Keuangan,
Risiko dan TI)
Tjahja Wibisono (membawahi bidang Pemasaran dan
Jaringan)

-7-

PT TIFA FINANCE Tbk
Catatan atas Laporan Keuangan
30 Juni 2011 dan 30 Juni 2010 serta untuk
Periode Enam Bulan yang Berakhir 30 Juni 2011 dan 30 Juni 2010

Pada tanggal 30 Juni 2010, susuanan pengurus Perusahaan berdasarkan Akta No. 22
tanggal 7 Mei 2010 dari Siti Rohmah Caryana, S.H., notaris di Jakarta adalah sebagai
berikut :
Dewan Komisaris
Presiden Komisaris
Komisaris

:
:

Lisjanto Tjiptobiantoro
Sng Chiew Huat
Sutadi Sukarya
Teo Siok Ghee
Meity Tjiptobiantoro
Janpie Siahaan

-8-

PT TIFA FINANCE Tbk
Catatan atas Laporan Keuangan
30 Juni 2011 dan 30 Juni 2010 serta untuk
Periode Enam Bulan yang Berakhir 30 Juni 2011 dan 30 Juni 2010

2.

Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting
a.

Dasar Penyusunan dan Pengukuran Laporan Keuangan
Laporan keuangan disusun dengan menggunakan prinsip dan praktek akuntansi yang
berlaku umum di Indonesia, yakni Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan dan Peraturan
No. VIII.G.7 tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan, yang merupakan Lampiran
Keputusan
Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam dan LK)
No. Kep-06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000.
Dasar pengukuran laporan keuangan ini adalah konsep biaya perolehan (historical cost),
kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana
diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut. Laporan keuangan ini
disusun dengan metode akrual, kecuali laporan arus kas.
Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung
mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

dengan

Mata uang pelaporan yang digunakan untuk penyusunan laporan keuangan adalah mata
uang Rupiah (Rp). Kecuali dinyatakan secara khusus, angka-angka adalah dalam Ribuan
Rupiah.
b.

Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Revisi
Efektif tanggal 1 Januari 2010, Perusahaan menerapkan secara prospektif PSAK revisi
berikut:
1.

PSAK 50 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan”, yang
berisi persyaratan pengungkapan instrumen keuangan dan kriteria informasi yang
harus diungkapkan. Persyaratan pengungkapan diterapkan berdasarkan klasifikasi
instrumen keuangan, dari perspektif penerbit, yakni aset keuangan, kewajiban
keuangan dan instrumen ekuitas; pengklasifikasian bunga, dividen, keuntungan dan
kerugian yang terkait; dan situasi tertentu dimana saling hapus aset dan kewajiban
keuangan diizinkan. PSAK ini juga mewajibkan pengungkapan atas, antara lain,
informasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan kebijakan
akuntansi atas instrumen keuangan.
Standar ini menggantikan PSAK 50 “Akuntansi Investasi Efek Tertentu”.

2.

PSAK 55 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”, yang
menetapkan dasar-dasar pengakuan dan pengukuran aset keuangan, kewajiban
keuangan dan kontrak-kontrak pembelian atau penjualan instrumen non-keuangan.
PSAK ini menjelaskan di antaranya definisi derivatif, kategori instrumen keuangan,
pengakuan dan pengukuran, akuntansi lindung nilai dan penentuan kriteria lindung
nilai. Standar ini menggantikan PSAK 55 (Revisi 1999) “Akuntansi Instrumen Derivatif
dan Lindung Nilai”.

-9-

PT TIFA FINANCE Tbk
Catatan atas Laporan Keuangan
30 Juni 2011 dan 30 Juni 2010 serta untuk
Periode Enam Bulan yang Berakhir 30 Juni 2011 dan 30 Juni 2010

Perusahaan telah menerapkan ketentuan transisi penerapan awal PSAK No. 50 (Revisi
2006) dan PSAK No. 55 (revisi 2006) sebagaimana diatur dalam Buletin Teknis No. 4.
Perusahaan menelaah penurunan nilai instrumen keuangan berdasarkan kondisi pada
saat penerapan ketentuan transisi tersebut. Selisih antara penurunan nilai tersebut
dengan penurunan nilai yang ditentukan berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku
sebelumnya tidak material terhadap laporan keuangan komparatif tahun 2009. Oleh
karena itu, Perusahaan telah menyesuaikan dampak perubahan kebijakan akuntansi
tersebut pada laporan laba rugi tahun 2010.
c.

Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing
Pembukuan Perusahaan diselenggarakan dalam mata uang Rupiah. Transaksi-transaksi
selama tahun berjalan dalam mata uang asing dicatat dengan kurs tengah Bank Indonesia
pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal neraca, aset dan kewajiban moneter dalam
mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs yang berlaku pada tanggal
tersebut. Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan dalam
laporan laba rugi tahun yang bersangkutan.
Keuntungan atau kerugian selisih kurs atas aset dan kewajiban moneter merupakan selisih
antara biaya perolehan diamortisasi dalam Rupiah pada awal tahun yang disesuaikan
dengan bunga efektif dan pembayaran selama tahun berjalan, dengan biaya perolehan
diamortisasi dalam mata uang asing yang dijabarkan kedalam Rupiah menggunakan kurs
tengah Bank Indonesia pada akhir tahun.
Pada tanggal 30 Juni 2011 dan 30 Juni 2010, kurs mata uang asing yang digunakan adalah
sebagai berikut:

1 Dolar Amerika Serikat
d.

30 Juni 2011
Rp

30 Juni 2010
Rp

8,597

9,083

Transaksi Hubungan Istimewa
Pengungkapan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah berdasarkan
Pernyataan Standar Akuntansi keuangan No. 7 tentang ”Pengungkapan Pihak-pihak yang
Mempunyai Hubungan Istimewa, sebagai berikut:
1.

Perusahaan yang melalui satu atau lebih perantara, mengendalikan, atau
dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama, dengan Perusahaan
(termasuk holding companies, subsidiaries, dan fellow subsidiaries);

2.

Perusahaan asosiasi;

3.

Perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu
kepentingan hak suara di Perusahaan pelapor yang berpengaruh secara signifikan,
dan anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut (yang dimaksudkan dengan
keluarga dekat adalah mereka yang diharapkan mempengaruhi atau dipengaruhi
perorangan tersebut dalam transaksinya dengan Perusahaan pelapor);

- 10 -

PT TIFA FINANCE Tbk
Catatan atas Laporan Keuangan
30 Juni 2011 dan 30 Juni 2010 serta untuk
Periode Enam Bulan yang Berakhir 30 Juni 2011 dan 30 Juni 2010

4.

Karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab
untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan kegiatan Perusahaan yang
meliputi anggota dewan komisaris, direksi dan manajer dari Perusahaan serta
anggota keluarga dekat orang-orang tersebut; dan

5.

Perusahaan dimana suatu kepentingan substansial dalam hak suara dimiliki baik
secara langsung maupun tidak langsung oleh setiap orang yang diuraikan dalam butir
(3) atau (4), atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas
perusahaan tersebut. Ini mencakup perusahaan-perusahaan yang dimiliki anggota
dewan komisaris, direksi atau pemegang saham utama dari Perusahaan dan
perusahaan-perusahaan yang mempunyai anggota manajemen kunci yang sama
dengan Perusahaan.

Semua transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik yang dilakukan
dengan atau tidak dengan, persyaratan dan kondisi yang sama dengan pihak ketiga
diungkapkan dalam laporan keuangan.
e.

Penggunaan Estimasi
Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia mengharuskan manajemen membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi
jumlah aset dan kewajiban yang dilaporkan dan pengungkapan aset dan kewajiban
kontinjensi pada tanggal laporan keuangan serta jumlah pendapatan dan beban selama
tahun pelaporan. Realisasi dapat berbeda dengan jumlah yang diestimasi.
Estimasi dan asumsi yang digunakan tersebut ditelaah kembali secara terus-menerus.
Revisi atas estimasi akuntansi diakui dalam periode yang sama pada saat terjadinya revisi
estimasi atau pada periode masa depan yang terkena dampak.
Informasi mengenai ketidakpastian yang melekat pada estimasi dan pertimbangan yang
mendasari dalam penerapan kebijakan akuntansi yang memiliki dampak signifikan
terhadap jumlah-jumlah yang diakui dalam laporan keuangan, dijelaskan pada Catatan 3
atas laporan keuangan.

f.

Kas dan Setara Kas
Kas terdiri dari kas dan bank. Setara kas adalah semua investasi yang bersifat jangka
pendek dan sangat likuid yang dapat segera dikonversikan menjadi kas dengan jatuh
tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal penempatannya dan yang tidak
dijaminkan serta tidak dibatasi pencairannya.

g.

Instrumen Keuangan
Sebagaimana dijelaskan pada Catatan 2b, Perusahaan telah menerapkan kebijakan
akuntansi berikut berdasarkan PSAK 50 (Revisi 2006) dan 55 (Revisi 2006) yang berlaku
efektif 1 Januari 2010:

- 11 -

PT TIFA FINANCE Tbk
Catatan atas Laporan Keuangan
30 Juni 2011 dan 30 Juni 2010 serta untuk
Periode Enam Bulan yang Berakhir 30 Juni 2011 dan 30 Juni 2010

Perusahaan mengakui aset keuangan atau kewajiban keuangan pada neraca, jika dan
hanya jika, Perusahaan menjadi salah satu pihak dalam ketentuan pada kontrak instrumen
tersebut. Pembelian atau penjualan yang lazim atas instrumen keuangan diakui pada
tanggal penyelesaian.
Instrumen keuangan pada pengakuan awal diukur pada nilai wajarnya, yang merupakan
nilai wajar kas yang diserahkan (dalam hal aset keuangan) atau yang diterima (dalam hal
kewajiban keuangan). Nilai wajar kas yang diserahkan atau diterima ditentukan dengan
mengacu pada harga transaksi atau harga pasar yang berlaku. Jika harga pasar tidak
dapat ditentukan dengan andal, maka nilai wajar kas yang diserahkan atau diterima
dihitung berdasarkan estimasi jumlah seluruh pembayaran atau penerimaan kas masa
depan, yang didiskontokan menggunakan suku bunga pasar yang berlaku untuk instrumen
sejenis dengan jatuh tempo yang sama atau hampir sama. Pengukuran awal instrumen
keuangan, kecuali untuk instrumen keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan
laba rugi, termasuk biaya transaksi.
Biaya transaksi adalah biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung pada
perolehan atau penerbitan aset keuangan atau kewajiban keuangan, dimana biaya
tersebut adalah biaya yang tidak akan terjadi apabila entitas tidak memperoleh atau
menerbitkan instrumen keuangan. Biaya transaksi tersebut diamortisasi sepanjang umur
instrumen menggunakan metode suku bunga efektif. Termasuk dalam biaya transaksi
adalah provisi yang dibayarkan pada bank atas fasilitas pinjaman yang diterima dari
bank. Biaya transaksi tidak termasuk biaya administrasi.
Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya
perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau kewajiban keuangan dan metode untuk
mengalokasikan pendapatan bunga atau beban bunga selama periode yang relevan,
menggunakan suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran atau
penerimaan kas di masa depan selama perkiraan umur instrumen keuangan, atau jika
lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih
dari instrumen keuangan. Pada saat menghitung suku bunga efektif, Perusahaan
mengestimasi arus kas dengan mempertimbangkan seluruh persyaratan kontraktual
dalam instrumen keuangan tersebut, tanpa mempertimbangkan kerugian kredit di masa
depan, namun termasuk seluruh komisi dan bentuk lain yang dibayarkan atau diterima,
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari suku bunga efektif.
Biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau kewajiban keuangan adalah jumlah
aset keuangan atau kewajiban keuangan yang diukur pada saat pengakuan awal dikurangi
pembayaran pokok, ditambah atau dikurangi dengan amortisasi kumulatif menggunakan
metode suku bunga efektif yang dihitung dari selisih antara nilai awal dan nilai jatuh
temponya, dan dikurangi penurunan untuk penurunan nilai atau nilai yang tidak dapat
ditagih.
Pengklasifikasian instrumen keuangan dilakukan berdasarkan tujuan perolehan instrumen
tersebut dan mempertimbangkan apakah instrumen tersebut memiliki kuotasi harga di
pasar aktif. Pada saat pengakuan awal, Perusahaan mengklasifikasikan instrumen
keuangan dalam kategori berikut: aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui

- 12 -

PT TIFA FINANCE Tbk
Catatan atas Laporan Keuangan
30 Juni 2011 dan 30 Juni 2010 serta untuk
Periode Enam Bulan yang Berakhir 30 Juni 2011 dan 30 Juni 2010

laporan laba rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi dimiliki hingga jatuh
tempo, aset keuangan tersedia untuk dijual, kewajiban keuangan yang diukur pada nilai
wajar melalui laporan laba rugi dan kewajiban lain-lain; dan melakukan evaluasi kembali
atas kategori-kategori tersebut pada setiap tanggal pelaporan, apabila diperlukan dan
tidak melanggar ketentuan yang disyaratkan.
Penentuan Nilai Wajar
Nilai wajar instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif pada tanggal neraca
adalah berdasarkan kuotasi harga pasar atau harga kuotasi penjual/dealer (bid price untuk
posisi beli dan ask price untuk posisi jual), tanpa memperhitungkan biaya transaksi.
Apabila bid price dan ask price yang terkini tidak tersedia, maka harga transaksi terakhir
yang digunakan untuk mencerminkan bukti nilai wajar terkini, sepanjang tidak terdapat
perubahan signifikan dalam perekonomian sejak terjadinya transaksi. Untuk seluruh
instrumen keuangan yang tidak terdaftar pada suatu pasar aktif, maka nilai wajar
ditentukan menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian meliputi teknik nilai kini (net
present value), perbandingan terhadap instrumen sejenis yang memiliki harga pasar yang
dapat diobservasi, model harga opsi (options pricing models), dan model penilaian
lainnya.
Laba/Rugi Hari ke-1
Apabila harga transaksi dalam suatu pasar yang tidak aktif berbeda dengan nilai wajar
instrumen sejenis pada transaksi pasar terkini yang dapat diobservasi atau berbeda
dengan nilai wajar yang dihitung menggunakan teknik penilaian dimana variabelnya
merupakan data yang diperoleh dari pasar yang dapat diobservasi, maka Perusahaan
mengakui selisih antara harga transaksi dengan nilai wajar tersebut (yakni Laba/Rugi hari
ke-1) dalam laporan laba rugi, kecuali jika selisih tersebut memenuhi kriteria pengakuan
sebagai aset yang lain. Dalam hal tidak terdapat data yang dapat diobservasi, maka selisih
antara harga transaksi dan nilai yang ditentukan berdasarkan teknik penilaian hanya
diakui dalam laporan laba rugi apabila data tersebut menjadi dapat diobservasi atau pada
saat instrumen tersebut dihentikan pengakuannya. Untuk masing-masing transaksi,
Perusahaan menerapkan metode pengakuan Laba/Rugi Hari ke-1 yang sesuai.
Aset Keuangan
1)

Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi meliputi aset
keuangan dalam kelompok diperdagangkan dan aset keuangan yang pada saat
pengakuan awal ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
Aset keuangan diklasifikasikan dalam kelompok dimiliki untuk diperdagangkan
apabila aset keuangan tersebut diperoleh terutama untuk tujuan dijual kembali
dalam waktu dekat.
Aset keuangan diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi pada saat
pengakuan awal jika memenuhi kriteria sebagai berikut:

- 13 -

PT TIFA FINANCE Tbk
Catatan atas Laporan Keuangan
30 Juni 2011 dan 30 Juni 2010 serta untuk
Periode Enam Bulan yang Berakhir 30 Juni 2011 dan 30 Juni 2010

a.

Penetapan tersebut mengeliminasi atau mengurangi secara signifikan
ketidakkonsistenan pengukuran dan pengakuan yang dapat timbul dari
pengukuran aset atau pengakuan keuntungan dan kerugian karena
penggunaan dasar-dasar yang berbeda; atau

b.

Aset tersebut merupakan bagian dari kelompok aset keuangan, kewajiban
keuangan, atau keduanya, yang dikelola dan kinerjanya dievaluasi
berdasarkan nilai wajar, sesuai dengan manajemen risiko atau strategi
investasi yang didokumentasikan; atau

c.

Instrumen keuangan tersebut memiliki derivatif melekat, kecuali jika derivatif
melekat tersebut tidak memodifikasi secara signifikan arus kas, atau terlihat
jelas dengan sedikit atau tanpa analisis, bahwa pemisahan derivatif melekat
tidak dapat dilakukan.

Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dicatat pada
neraca pada nilai wajarnya. Perubahan nilai wajar langsung diakui dalam laporan
laba rugi. Bunga yang diperoleh dicatat sebagai pendapatan bunga, sedangkan
pendapatan dividen dicatat sebagai bagian dari pendapatan lain-lain sesuai dengan
persyaratan dalam kontrak, atau pada saat hak untuk memperoleh pembayaran
atas dividen tersebut telah ditetapkan.
Pada tanggal 30 Juni 2011, kategori ini mencakup surat-surat berharga.
2)

Pinjaman yang diberikan dan piutang
Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan
pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar
aktif. Aset keuangan tersebut tidak dimaksudkan untuk dijual dalam waktu dekat
dan tidak diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar
melalui laporan laba rugi, investasi dimiliki hingga jatuh tempo atau aset tersedia
untuk dijual.
Setelah pengukuran awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diukur pada biaya
perolehan diamortisasi menggunakan metode bunga efektif, dikurangi penyisihan
penurunan nilai. Biaya perolehan diamortisasi tersebut memperhitungkan premi
atau diskonto yang timbul pada saat perolehan serta imbalan dan biaya yang
merupakan bagian integral dari suku bunga efektif. Amortisasi dicatat sebagai
bagian dari pendapatan bunga dalam laporan laba rugi. Kerugian yang timbul akibat
penurunan nilai diakui dalam laporan laba rugi.
Pada tanggal 30 Juni 2011, kategori ini mencakup kas dan setara kas, investasi sewa
neto, piutang pembiayaan konsumen, tagihan anjak piutang, piutang lain-lain dan
aset lain-lain (berupa kas di bank dan deposito berjangka yang dibatasi
pencairannya dan simpanan jaminan).

3)

Investasi dimiliki hingga jatuh tempo
Investasi dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non-derivatif dengan
pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan, dan

- 14 -

PT TIFA FINANCE Tbk
Catatan atas Laporan Keuangan
30 Juni 2011 dan 30 Juni 2010 serta untuk
Periode Enam Bulan yang Berakhir 30 Juni 2011 dan 30 Juni 2010

manajemen Perusahaan memiliki intensi positif dan kemampuan untuk memiliki
aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo. Apabila Perusahaan menjual atau
mereklasifikasi investasi dimiliki hingga jatuh tempo dalam jumlah yang lebih dari
jumlah yang tidak signifikan sebelum jatuh tempo, maka seluruh aset keuangan
dalam kategori tersebut terkena aturan pembatasan (tainting rule) dan harus
direklasifikasi ke kelompok tersedia untuk dijual.
Setelah pengukuran awal, investasi ini diukur pada biaya perolehan diamortisasi
menggunakan metode bunga efektif, setelah dikurangi penurunan nilai. Biaya
perolehan diamortisasi tersebut memperhitungkan premi atau diskonto yang
timbul pada saat perolehan serta imbalan dan biaya yang merupakan bagian
integral dari suku bunga efektif. Amortisasi dicatat sebagai bagian dari pendapatan
bunga dalam laporan laba rugi. Keuntungan dan kerugian yang timbul diakui dalam
laporan laba rugi pada saat penghentian pengakuan dan penurunan nilai dan
melalui proses amortisasi menggunakan metode bunga efektif.
Pada tanggal 30 Juni 2011, Perusahaan tidak memiliki aset keuangan dalam
kategori investasi dimiliki hingga jatuh tempo.
4)

Aset keuangan tersedia untuk dijual
Aset keuangan tersedia untuk dijual merupakan aset yang ditetapkan sebagai
tersedia untuk dijual atau tidak diklasifikasikan dalam kategori instrumen keuangan
yang lain. Aset keuangan ini diperoleh dan dimiliki untuk jangka waktu yang tidak
ditentukan dan dapat dijual sewaktu-waktu untuk memenuhi kebutuhan likuiditas
atau karena perubahan kondisi ekonomi.
Setelah pengukuran awal, aset keuangan tersedia untuk dijual diukur pada nilai
wajar. Komponen hasil (yield) efektif dari surat berharga hutang tersedia untuk
dijual serta dampak penjabaran mata uang asing (untuk surat berharga hutang
dalam mata uang asing) diakui dalam laporan laba rugi. Laba atau rugi yang belum
direalisasi yang timbul dari penilaian pada nilai wajar atas aset keuangan tersedia
untuk dijual tidak diakui dalam laporan laba rugi, melainkan dilaporkan sebagai laba
atau rugi bersih yang belum direalisasi pada bagian ekuitas dalam neraca dan
laporan perubahan ekuitas.
Apabila aset keuangan dilepaskan, atau dihentikan pengakuannya, maka laba atau
rugi kumulatif yang sebelumnya diakui dalam laporan laba rugi langsung diakui
dalam laporan laba rugi. Jika Perusahaan memiliki lebih dari satu jenis surat
berharga yang sama, maka diterapkan dasar masuk pertama keluar pertama (firstin, first out basis). Bunga yang diperoleh dari aset keuangan tersedia untuk dijual
diakui sebagai pendapatan bunga yang dihitung berdasarkan suku bunga efektif.
Kerugian yang timbul akibat penurunan nilai aset keuangan juga diakui dalam
laporan laba rugi.
Pada tanggal 30 Juni 2011, Perusahaan tidak memiliki aset keuangan dalam
kategori tersedia untuk dijual.

- 15 -

PT TIFA FINANCE Tbk
Catatan atas Laporan Keuangan
30 Juni 2011 dan 30 Juni 2010 serta untuk
Periode Enam Bulan yang Berakhir 30 Juni 2011 dan 30 Juni 2010

Kewajiban Keuangan
1)

Kewajiban Keuangan yang Diukur Pada Nilai Wajar Melalui Laporan Laba Rugi
Kewajiban keuangan diklasifikasikan dalam kategori ini apabila kewajiban tersebut
merupakan hasil dari aktivitas perdagangan atau transaksi derivatif yang tidak
dimaksudkan sebagai lindung nilai, atau jika Perusahaan memilih untuk
menetapkan kewajiban keuangan tersebut dalam kategori ini.
Perubahan dalam nilai wajar langsung diakui dalam laporan laba rugi.
Pada tanggal 30 Juni 2011, Perusahaan tidak memiliki kewajiban keuangan yang
ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.

2)

Kewajiban Keuangan yang Diukur Pada Biaya Perolehan Diamortisasi
Kategori ini merupakan kewajiban keuangan yang tidak dimiliki untuk
diperdagangkan atau pada saat pengakuan awal tidak ditetapkan untuk diukur
pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
Instrumen keuangan yang diterbitkan atau komponen dari instrumen keuangan
tersebut, yang tidak diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan yang diukur pada
nilai wajar melalui laporan laba rugi, diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan
lain-lain, jika subtansi perjanjian kontraktual mengharuskan Perusahaan untuk
menyerahkan kas atau aset keuangan lain kepada pemegang instrumen keuangan,
atau jika kewajiban tersebut diselesaikan tidak melalui penukaran kas atau aset
keuangan lain atau saham sendiri yang jumlahnya tetap atau telah ditetapkan.
Kewajiban keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi pada
pengakuan awal diukur pada nilai wajar dan sesudah pengakuan awal diukur pada
biaya perolehan diamortisasi, dengan memperhitungkan dampak amortisasi (atau
akresi) berdasarkan suku bunga efektif atas premi, diskonto dan biaya transaksi
yang dapat diatribusikan secara langsung.
Pada tanggal 30 Juni 2011, kategori ini mencakup pinjaman yang diterima, biaya
yang masih harus dibayar, uang muka pelanggan dan kewajiban lain-lain.

Saling Hapus Instrumen Keuangan
Aset keuangan dan kewajiban keuangan saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam
neraca jika, dan hanya jika, Perusahaan saat ini memiliki hak yang berkekuatan hukum
untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut; dan berniat untuk
menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan
kewajibannya secara simultan.

- 16 -

PT TIFA FINANCE Tbk
Catatan atas Laporan Keuangan
30 Juni 2011 dan 30 Juni 2010 serta untuk
Periode Enam Bulan yang Berakhir 30 Juni 2011 dan 30 Juni 2010

Penurunan Nilai Aset Keuangan
Pada setiap tanggal neraca, manajemen Perusahaan menelaah apakah suatu aset
keuangan atau kelompok aset keuangan telah mengalami penurunan nilai.
1)

Aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi
Manajemen pertama-tama menentukan apakah terdapat bukti obyektif mengenai
penurunan aset keuangan secara individual. Jika manajemen menentukan tidak
terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai
secara individual, maka aset tersebut dimasukkan ke dalam kelompok aset
keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai
penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya
dinilai secara individual, dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap
diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif.
Jika terdapat bukti obyektif bahwa penurunan nilai telah terjadi atas aset dalam
kategori pinjaman yang diberikan dan piutang atau investasi dimiliki hingga jatuh
tempo, maka jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat
aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa depan (tidak termasuk kerugian kredit
di masa depan yang belum terjadi) yang didiskonto menggunakan suku bunga
efektif awal dari aset tersebut (yang merupakan suku bunga efektif yang dihitung
pada saat pengakuan awal). Nilai tercatat aset tersebut langsung dikurangi dengan
penurunan nilai yang terjadi atau menggunakan akun penyisihan dan jumlah
kerugian yang terjadi diakui di laporan laba rugi.
Bukti obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami
penurunan nilai meliputi data yang dapat diobservasi mengenai peristiwa-peristiwa
yang merugikan berikut ini:
Kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit atau pihak peminjam;
Pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan
pembayaran pokok dan bunga;
Jika, pada tahun berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai bertambah atau
berkurang karena suatu peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut
diakui, maka dilakukan penyesuaian atas penyisihan kerugian penurunan nilai yang
sebelumnya diakui. Pemulihan penurunan nilai selanjutnya diakui dalam laporan
laba rugi, dengan ketentuan nilai tercatat aset setelah pemulihan penurunan nilai
tidak melampaui biaya perolehan diamortisasi pada tanggal pemulihan tersebut.

2)

Aset keuangan tersedia untuk dijual
Dalam hal instrumen ekuitas dalam kelompok tersedia untuk dijual, penelaahan
penurunan nilai ditandai dengan penurunan nilai wajar dibawah biaya
perolehannya yang signifikan dan berkelanjutan. Jika terdapat bukti obyektif
penurunan nilai, maka kerugian penurunan nilai kumulatif yang dihitung dari selisih

- 17 -

PT TIFA FINANCE Tbk
Catatan atas Laporan Keuangan
30 Juni 2011 dan 30 Juni 2010 serta untuk
Periode Enam Bulan yang Berakhir 30 Juni 2011 dan 30 Juni 2010

antara biaya perolehan dengan nilai wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai
yang sebelumnya telah diakui dalam laporan laba rugi, dikeluarkan dari ekuitas dan
diakui dalam laporan laba rugi. Kerugian penurunan nilai yang diakui pada laporan
laba rugi tidak boleh dipulihkan melalui laporan laba rugi (harus diakui melalui
ekuitas). Kenaikan nilai wajar setelah terjadinya penurunan nilai diakui di ekuitas.
Dalam hal instrumen hutang dalam kelompok tersedia untuk dijual, penurunan nilai
ditelaah berdasarkan kriteria yang sama dengan aset keuangan yang dicatat pada
biaya perolehan diamortisasi. Bunga tetap diakru berdasarkan suku bunga efektif
asal yang diterapkan pada nilai tercatat aset yang telah diturunkan nilainya, dan
dicatat sebagai bagian dari pendapatan bunga dalam laporan laba rugi. Jika, pada
tahun berikutnya, nilai wajar instrumen hutang meningkat dan peningkatan nilai
wajar tersebut karena suatu peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut
diakui, maka penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan melalui
laporan laba rugi.
Penghentian Pengakuan Aset dan Kewajiban Keuangan
1.

Aset keuangan (atau bagian dari kelompok aset keuangan serupa) dihentikan
pengakuannya jika:
a)

Hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut
berakhir;

b)

Perusahaan tetap memiliki hak untuk menerima arus kas dari aset keuangan
tersebut, namun juga menanggung kewajiban kontraktual untuk membayar
kepada pihak ketiga atas arus kas yang diterima tersebut secara penuh tanpa
adanya penundaan yang signifikan berdasarkan suatu kesepakatan; atau

c)

Perusahaan telah mentransfer haknya untuk menerima arus kas dari aset
keuangan dan (i) telah mentransfer secara substansial seluruh risiko dan
manfaat atas aset keuangan, atau (ii) secara substansial tidak mentransfer atau
tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat atas aset keuangan, namun telah
mentransfer pengendalian atas aset keuangan tersebut.

Ketika Perusahaan telah mentransfer hak untuk menerima arus kas dari suatu aset
keuangan atau telah menjadi pihak dalam suatu kesepakatan, dan secara
substansial tidak mentransfer dan tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat atas
aset keuangan dan masih memiliki pengendalian atas aset tersebut, maka aset
keuangan diakui sebesar keterlibatan berkelanjutan dengan aset keuangan tersebut.
Keterlibatan berkelanjutan dalam bentuk pemberian jaminan atas aset yang
ditransfer diukur berdasarkan jumlah terendah antara nilai aset yang ditransfer
dengan nilai maksimal dari pembayaran yang diterima yang mungkin harus dibayar
kembali oleh Perusahaan.

- 18 -

PT TIFA FINANCE Tbk
Catatan atas Laporan Keuangan
30 Juni 2011 dan 30 Juni 2010 serta untuk
Periode Enam Bulan yang Berakhir 30 Juni 2011 dan 30 Juni 2010

2.

Penghentian Pengakuan Kewajiban keuangan
Kewajiban keuangan dihentikan pengakuannya jika kewajiban keuangan tersebut
berakhir, dibatalkan atau telah kadaluarsa. Jika kewajiban keuangan tertentu
digantikan dengan kewajiban keuangan lain dari pemberi pinjaman yang sama
namun dengan persyaratan yang berbeda secara substansial, atau terdapat
modifikasi secara substansial atas ketentuan kewajiban keuangan yang ada saat ini,
maka pertukaran atau modifikasi tersebut dianggap sebagai penghentian
pengakuan kewajiban keuangan awal. Pengakuan timbulnya kewajiban keuangan
baru serta selisih antara nilai tercatat kewajiban keuangan awal dengan yang baru
diakui dalam laporan laba rugi.

h.

Surat-surat Berharga
Efektif tanggal 1 Januari 2010, surat-surat berharga pada pengakuan awal diukur pada
nilai wajarnya dikurangi biaya transaksi, kecuali surat berharga yang diukur pada nilai
wajar melalui laporan laba rugi, dan pengukuran selanjutnya ditetapkan oleh manajemen
berdasarkan kategori yang diungkapkan pada Catatan 2.g.
Sebelum 1 Januari 2010, surat-surat berharga digolongkan dalam tiga kelompok berikut:
Diperdagangkan (trading)
Termasuk dalam kelompok ini adalah efek yang dibeli dan dimiliki untuk dijual
kembali dalam waktu dekat, yang biasanya ditunjukkan dengan frekuensi pembelian
dan penjualan yang sering. Efek ini dimiliki dengan tujuan untuk menghasilkan laba
dari perbedaan harga jangka pendek. Investasi dalam efek yang termasuk dalam
kelompok ini diukur sebesar nilai wajarnya. Laba/rugi yang timbul dari kenaikan atau
penurunan tersebut diakui pada laba rugi tahun yang bersangkutan.
Dimiliki hingga jatuh tempo (held-to-maturity)
Investasi dalam efek hutang yang dimaksudkan untuk dimiliki hingga jatuh tempo
diukur sebesar biaya perolehan yang disesuaikan dengan amortisasi premi atau
diskonto yang belum diamortisasi.
Tersedia untuk dijual (available-for-sale)
Investasi dalam efek yang tidak memenuhi kriteria kelompok “diperdagangkan” dan
yang “dimiliki hingga jatuh tempo” diukur sebesar nilai wajarnya. Laba atau rugi yang
belum direalisasi dari kenaikan atau penurunan nilai wajar atas kepemilikan efek ini
disajikan sebagai komponen ekuitas, dan tidak diakui sebagai keuntungan atau
kerugian sampai direalisasi.
Bila terjadi penurunan nilai yang bersifat permanen, maka biaya perolehan efek
individual harus diturunkan hingga sebesar nilai wajarnya, dan jumlah penurunan nilai
tersebut harus diakui dalam laporan laba rugi tahun berjalan.

- 19 -

PT TIFA FINANCE Tbk
Catatan atas Laporan Keuangan
30 Juni 2011 dan 30 Juni 2010 serta untuk
Periode Enam Bulan yang Berakhir 30 Juni 2011 dan 30 Juni 2010

Untuk menghitung laba atau rugi yang direalisasi, biaya perolehan efek ditentukan
berdasarkan metode rata-rata tertimbang, sedangkan biaya perolehan efek yang dimiliki
hingga jatuh tempo ditentukan berdasarkan metode identifikasi khusus.
i.

Efek yang Dibeli dengan Janji Jual Kembali
Efek yang dibeli dengan janji jual kembali (reverse repo) diakui sebesar tagihan repo
sebesar harga jual kembali efek yang bersangkutan dikurangi pendapatan bunga yang
belum diamortisasi dan penyisihan piutang ragu-ragu. Selisih antara harga beli dan harga
jual diperlakukan sebagai pendapatan bunga diterima dimuka dan diakui sebagai
pendapatan sesuai dengan jangka waktu sejak efek dibeli hingga dijual kembali.
Sejak 1 Januari 2010, efek yang dibeli dengan janji untuk dijual kembali diklasifikasikan
sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang dan dinyatakan pada biaya perolehan
diamortisasi, setelah dikurangi dengan penyisihan piutang ragu-ragu (lihat Catatan 2.g).
Pendapatan bunga diterima dimuka diamortisasi sesuai dengan jangka waktu efek dibeli
menggunakan metode suku bunga efektif.
Sebelum 1 Januari 2010, pendapatan bunga diterima dimuka diamortisasi sesuai dengan
jangka waktu efek dibeli menggunakan metode garis lurus.
Pada tanggal 30 Juni 2011, Perusahaan tidak memiliki efek yang dibeli dengan janji dijual
kembali.

j.

Akuntansi Sewa
Akuntansi sewa yang diterapkan oleh Perusahaan adalah berdasarkan PSAK 30 (Revisi
2007), ”Sewa”.
Penentuan apakah suatu kontrak merupakan, atau mengandung unsur sewa adalah
berdasarkan substansi kontrak pada tanggal awal sewa, yakni apakah pemenuhan syarat
kontrak tergantung pada penggunaan aset tertentu dan kontrak tersebut berisi hak untuk
menggunakan aset tersebut.
Evaluasi ulang atas perjanjian sewa dilakukan setelah tanggal awal sewa hanya jika salah
satu kondisi berikut terpenuhi:
Terdapat perubahan dalam persyaratan perjanjian kontraktual, kecuali jika
perubahan tersebut hanya memperbarui atau memperpanjang perjanjian yang ada;
b.

Opsi pembaruan dilakukan atau perpanjangan disetujui oleh pihak-pihak yang terkait
dalam perjanjian, kecuali ketentuan pembaruan atau perpanjangan pada awalnya
telah termasuk dalam masa sewa;

c.

Terdapat perubahan dalam penentuan apakah pemenuhan perjanjian tergantung
pada suatu aset tertentu; atau

- 20 -

PT TIFA FINANCE Tbk
Catatan atas Laporan Keuangan
30 Juni 2011 dan 30 Juni 2010 serta untuk
Periode Enam Bulan yang Berakhir 30 Juni 2011 dan 30 Juni 2010

d.

Terdapat perubahan subtansial atas aset yang disewa.

Apabila evaluasi ulang telah dilakukan, maka akuntansi sewa harus diterapkan atau
dihentikan penerapannya pada tanggal dimana terjadi perubahan kondisi pada skenario a,
c atau d dan pada tanggal pembaharuan atau perpanjangan sewa pada skenario b.
(1) Perlakuan Akuntansi sebagai Lessee
Pembayaran sewa dalam sewa operasi diakui sebagai beban dengan dasar garis lurus
(straight-line basis) selama masa sewa.
Dalam sewa pembiayaan, pada awal masa sewa lessee mengakui sewa pembiayaan
sebagai aset dan kewajiban dalam neraca sebesar nilai wajar aset sewaan atau
sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari
nilai wajar. Penilaian ditentukan pada awal kontrak. Tingkat diskonto yang digunakan
dalam perhitungan nilai kini dari pembayaran sewa minimum adalah suku bunga
implisit dalam sewa, jika dapat ditentukan secara praktis; jika tidak, digunakan suku
bunga pinjaman inkremental lessee. Biaya langsung awal yang dikeluarkan lessee
ditambahkan ke dalam jumlah yang diakui sebagai aset.
Pembayaran sewa minimum harus dipisahkan antara bagian yang merupakan beban
keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan kewajiban. Beban keuangan
dialokasikan ke setiap periode selama masa sewa sedemikian rupa sehingga
menghasilkan suku bunga periodik yang konstan atas saldo kewajiban. Aset sewa
pembiayaan disusutkan dengan kebijakan akuntansi untuk aset tetap yang sejenis
(Catatan 2n).
(2) Perlakuan Akuntansi sebagai Lessor
Sewa dimana Perusahaan tetap mempertahankan secara substansial seluruh risiko
dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan suatu aset diklasifikasikan sebagai
sewa operasi. Biaya langsung awal yang dapat diatribusikan secara langsung dengan
negosiasi dan pengaturan sewa operasi ditambahkan ke nilai tercatat aset sewaan
dan diakui ke laba rugi tahun berjalan selama masa sewa sesuai dengan dasar
pengakuan pendapatan sewa, yakni dengan metode garis lurus.
Dalam sewa pembiayaan, pada pengakuan awal lessor mengakui aset berupa piutang
sewa pembiayaan di neraca sebesar jumlah yang sama dengan investasi sewa neto.
Investasi sewa neto disajikan bersih setelah dikurangi nilai residu yang dijamin,
penghasilan pembiayaan tangguhan dan simpanan jaminan, serta penyisihan
kerugian penurunan nilai.
Pengakuan penghasilan pembiayaan didasarkan pada suatu pola yang mencerminkan
suatu tingkat pengembalian periodik yang konstan atas investasi bersih lessor dalam
sewa pembiayaan.
Pada saat perjanjian sewa pembiayaan ditandatangani, lessee diwajibkan
memberikan uang jaminan yang umumnya sebesar harga opsi pembelian pada akhir

- 21 -

PT TIFA FINANCE Tbk
Catatan atas Laporan Keuangan
30 Juni 2011 dan 30 Juni 2010 serta untuk
Periode Enam Bulan yang Berakhir 30 Juni 2011 dan 30 Juni 2010

masa sewa. U