MANAJEMEN PROGRAM PENDIDIKAN SISTIM GANDA ( PSG ) PADA SATUAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH DI BANDUNG : Studi kasus terhadap Manajemen Pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda pada Kursus Jurusan Perhotelan di Lembaga Pendidikan Terapan Indonesia /LPTI Bandung.

MANAJEMEN

PROGRAM PENDIDIKAN SISTIM GANDA ( PSG )
PADA SATUAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
DI BANDUNG
( Studi kasus terhadap Manajemen Pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda pada Kursus

Jurusan Perhotelan di Lembaga Pendidikan Terapan Indonesia /LPTI Bandung )

Tesis
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat untuk Memperoleh Geiar Magister Pendidikan
Program Studi Administrasi Pendidikan.

Oleh:

RIANA KUSUMAWATI
009584

PROGRAM ADMINISTRASI PENDIDIKAN


PROGRAM PASCA SARJANA (S2 )
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2003

LEMBAR PENGESAHAN

Disetujui dan Disyahkan

Renjibimbing I,
/

Prof. Dr. H. ib. Abin Svamsudin Makmun. MA.
130188292

Pembimbing H,

L

Dr. Masriam Bukit MP.d

NIP.130320683

DISETUJUI OLEH

KETUA PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN
PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS PEND/D KAN INDONESIA

J

Prof. Dr. H. Tb. Abih Svarnsudin MakrrumT MA
NIP.H30T88292

ABSTRACT

Management of Dual System On The Unit Non Formal Education
in Bandung.
by : Riana Kusumawati


The Effort to increase Quality and relevance of The Non Formal

Education such as courses have been done such as facilities development

curriculum development as well as training the instructors . However it is

noticed that, management course's institute include on implementation dual

system educational has not been put as a priority that is why the quality of the
output has not reached the optimal standard. This problem has got the impact'
to quality of graduates infocing labour market which is more competitive
Base on above background, the problem of research comprise on that
questions; (1) How the dual system education on LPTI Bandung to be plan ?

(2) How the dual system education on LPTI Bandung be implementation ?'
and (3) How the dual system education on LPTI Bandung be evaluation
realization ?

Non Formal Education need to develop internal contruction's triad their


institution by means of research management, and production. The develop

management direction to formed total quality management as quality control
staff performance, educational transformation and other aspect on each non'

formal education program on nature community needs. ( Djudju Sudjana,
This research use descriptive analytic method with qualitative approach

and the case study. The technical used to data collect as interview
observation, and documentation studies. The subject of research are course

institution organizer, management, and instruction, of LPTI and Panghegar
Ltd, staff who are qualified as managers. The data analized doing by

reduction, display and formulating conclusion and verification of data.

The result data analyze conclude the management of dual system

education on LPTI Bandung effective enough to support the achievement of


link and match program on LPTI Bandung by mean relation with planning

implementation, or evaluation.

Base on conclusion, be able to recommend LPTI Bandung as a course
of institution must be increase the performance to collaboration by the

institution's partner, particularly in using potential's corporates, business or

enterpnse are able to increase their participation actively more on contributing
the training course institution, by mean facilities, manpowers as professional
instructor, or placement's employee ; develop communication nearly by

publication internal's bulletin, with the resulth that can be achieve the
comprehension is importance of mutual partnership are study.

ABSTRAK

Manajemen Program Pendidikan Sistem Ganda


Pada Satuan Pendidikan Luar Sekolah di Bandung
Oleh : Riana Kusumawati

Upaya untuk meningkatkan mutu dan relevansi pendidikan luar
sekolah seperti kursus-kursus telah banyak dilakukan, antara lain melalui

pengembangan fasilitas, pengembangan kurikulum maupun pelatihan

para instruktur. Namun demikian, perhatian terhadap manajemen lembaga
kursus termasuk daiam penyelenggaraan pendidikan sistem ganda belum
menjadi prioritas, sehingga hasil yang diperoleh belum optimal. Masalah

ini memberi dampak terhadap mutu lulusan daiam menghadapi pasar
kerja yang makin kompetitif.

Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan penelitian ini
meliputi pertanyaan-pertanyaan berikut: 1) Bagaimana perencanaan
pendidikan sistem ganda pada LPTI Bandung?, 2) Bagaimana

pelaksanaan pendidikan sistem ganda pada LPTI Bandung?, 3)

Bagaimana evaluasi pelaksanaan pendidikan sistem ganda pada LPTI
Bandung?

Pendidikan luar sekolah perlu mengembangkan triad pembinaan
internal kelembagaannya dengan upaya penelitian, manajemen, dan
produksi. Pengembangan manajemen diarahkan untuk terwujudnya total
quality management seperti quality control, penampilan staf, transformasi
pendidikan dan aspek lainnya daiam setiap program pendidikan luar

sekolah berdasarkan kebutuhan masyarakat (Djudju Sudjana, 2000:430).
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan

pendekatan kualitatif dan jenis penelitian yang digunakan adalah studi
kasus. Teknik pengumpulan data adalah wawancara, observasi, dan

penelaahan dokumentasi. Subjek penelitiannya adalah Penyelenggara,
pimpinan, dan staf pengajar LPTI serta staf PT Panghegar yang
berkualifikasi sebagai manajer. Analisis data dilakukan melalui kegiatan
reduksi, display, dan mengambil kesimpulan serta verifikasi data.


Berdasarkan analisis data diperoleh gambaran bahwa manajemen
pendidikan sistem ganda pada LPTI Bandung cukup efektif daiam

mendukung keberhasilan pendidikan sistem ganda di LPTI Bandung baik
berkenaan dengan perencanaan, pelaksanaan maupun evaluasi.
Berdasarkan kesimpulan tersebut, dapat direkomendasikan bahwa

LPTI sebagai lembaga kursus hams meningkatkan kinerjanya daiam
berkolaborasi dengan fnstitusi pasangannya khususnya yang berkenaan
dengan pemanfaatan perusahaan potensial, fasilitas luar, dan

profesionalisasi staf pengajar. Sementara itu

pihak

perusahaan

diharapkan dapat meningkatkan partisipasinya secara lebih aktif daiam

memberikan sumbangan kepada lembaga kursus baik sarana, tenaga

maupun penyaluran tenaga kerja, mengembangkan komunikasi secara
lebih erat melalui penerbitan buletin intern, sehingga pemahaman akan

pentingnya kerja sama kelembagaan yang saling menguntungkan menjadi
lebih kuat.

DAFTAR ISI

PERNYATAAN

ABSTRAK

KATA PENGANTAR
UCAPAN PENGHARGAAN DAN TERIMA KASIH

v

DAFTAR ISI

jx


DAFTAR TABEL

xii

DAFTAR GAMBAR

xii

DAFTAR LAMPIRAN

xiv

BAB. I PENDAHULUAN

1

A. Latar Belakang Masalah

1


B. Rumusan Masalah

9

C. Tujuan Penelitian

10

D. Manfaat Penelitian

n

E. Asumsi

11

F.

Definisi Operasional

12

G. Pola Pikir Penelitian

14

H. Metode Penelitian

16

I.

17

Lokasi dan Partisipan Penelitian

BAB. II KAJIAN TEORITIS

18

A. Konsep Pendidikan Luar Sekolah

18

1.
2.
3.
4.
5.

Pengertian Pendidikan Luar Sekolah
Tujuan Pendidikan Sekolah
Peran Pendidikan Luar Sekolah
Bentuk Satuan Pendidikan Luar Sekolah
Arah Pengembangan Pendidikan Luar Sekolah

B. Konsep Manajemen Pendidikan

18
20
20
21
22

26

1. Pendidikan Sebagai Proses Pengembangan Sumber Daya
Manusia

26

Vlll

2. Pengertian Manajemen Pendidikan

28

a.
b.

Perencanaan
Pelaksanaan

30
32

c.

Pengawasan

32

C. Konsep Link and Match
1.
2.
3.
4.

33

Pengertian Link and Match
Pentingnya Link and Match
Tujuan Link and Match
Strategi Operasionalisasi Link and Match

•:..

D. Konsep Pendidikan Sistm Ganda

38

1.

Pengertian Pendidikan Sistim Ganda

38

2.

Landasan Hukum

39

3.

Bentuk-bentuk Belajar Pendidikan Sistim Ganda

42

4.

Sistim Penilaian dan Sertifikasi

43

5.

Peran Pihak-pihak Terkait Daiam Pelaksanaan
Pendidikan Sistim Ganda

E.

33
35
36
37

46

Manajemen Pendidikan Sistim Ganda Pada Satuan Pendidikan
Luar Sekolah

48

1.
2.
3.

Tahap Perencanaan
Tahap Pelaksanaan
Tahap Evaluasi

49
53
54

F. Hasil Studi Yang Relevan

64

BAB. Ill METODE PENELITIAN

69

A.

69

Prosedur Penelitian

B. Teknik Pengumpulan Data
1.
2.
3.

C.

70

Wawancara
Observasi
Studi Dokumentasi

71
72
73

Lokasi dan Responden Penelitian

74

1.
2.

Lokasi Penelitian
Responden Penelitian

74
74

D. Strategi Pengumpulan Data

75

E. Tingkat Keabsahan dan Analisis Data

77

1.

Tingkat Keabsahan

77

2.

Analisa Data

78

IX

BAB. IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

80

A.

80

Hasil Penelitian

1.

Perencanaan Pendidikan Sistim Ganda ( PSG ) Pada LPTI
Bandung

2.

Pelaksanaan Pendidikan Sistim Ganda ( PSG ) Pada LPTI
Bandung

3.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

93
94

Pelaksanaan Pendidikan Sistim Ganda ( PSG ) Pada LPTI
Bandung

3.

92

Perencanaan Pendidikan Sistim Ganda ( PSG ) Pada LPTI
Bandung

2.

88

Evaluasi Pelaksanaan Pendidikan Sistim Ganda ( PSG )
Pada LPTI Bandung

1.

80

98

Evaluasi Pelaksanaan Pendidikan Sistim Ganda ( PSG )
Pada LPTI Bandung

101

BAB. V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

101

A.

Kesimpulan

103

B.

Implikasi

105

C. Rekomendasi

106

DAFTAR PUSTAKA

110

LAMPIRAN - LAMPIRAN

113

DAFTAR TABEL

Nomor

1.1

Hal

Data Lembaga Pendidikan Ketrampilan Lembaga
Pendidikan Jenis Perhotelan

4.1

Perkembangan jumlah peserta dididik LPTI

XI

7

83

DAFTAR GAMBAR

Nomor

Ha,

1.1

Pola Pikir Peneliti

14

2.1

Proses Pendidikan Daiam Kaitannya Dengan SDM Dan
Sumber Daya Lainnya

2.2

2.3

27

Fungsi-Fungsi Manajemen Daiam Konteks Proses

Pendidikan

33

Prioritas Link and Match Pada Pemenuhan Dunia Kerja

35

XII

DAFTAR LAMPIRAN
Nomor

1.

Format Lembar Reduksi Data

2.

Kisi-kisi

3.

Panduan Pengumpulan Data

4. SK Pengangkatan Pembimbing
5.

Surat Pengantar Izin Penelitian

6.

Susunan Organisasi LPTI

7. Akad Kerja sama LPTI dengan Mitra
8.

Daftar Riwayat Hidup

XIII

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Daiam menghadapi era AFTA (Free Trade Area) yaitu ekonomi

pasar bebas, investasi bebas, dan AFLA (Free Labour Area) untuk
kawasan ASEAN yang dicanangkan pada tahun 2003, berarti sejak saat
itu secara internasional persaingan tenaga kerja akan semakin terbuka.
Konsekuensinya, tenaga kerja kita hams mampu bersaing dengan tenaga

kerja asing dari berbagai negara, dan secara langsung akan memberi
pengaruh terhadap semakin pentingnya kualitas Sumber Daya Manusia
(SDM) Indonesia. Daiam suasana maraknya dan ketatnya persaingan di
bidang

industri,

perdagangan,

kegiatan

ekonomi

produktif,

dan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), sumber daya
manusia

mempunyai

peran

yang

banyak

menentukan

untuk

memenangkan persaingan di bidang-bidang tersebut. Oleh karena itu,
betapa penting dan strategisnya SDM yang berkualitas itu.
Untuk menghadapi tantangan di atas, pemerintah Indonesia hams

bemsaha mewujudkan kesiapan dan kesempatan seluruh warganya untuk

memasuki era ekonomi pasar bebas daiam tatanan kehidupan global.

Soeharto saat menjadi Presiden Rl daiam amanatnya pada pembukaan

Penataran P4 Tingkat Manggala di Istana Bogor, tanggal 8 Januari 1995
mengatakan:

"Mau tidak mau, suka tidak suka, siap tidak siap, kita telah masuk
daiam sistem perdagangan bebas. Seluruh kebijaksanaan dan

strategi bam jelas hams kita terjemahkan

ke

dalam sistem

Administrasi Negara dan rangkaian Peraturan Perundang-undangan
yang mendukung sistem itu".

Pandangan itu mengingatkan kita untuk menyikapi dinamika
kehidupan ekonomi global secara arif. Dalam kerangka ini, kita

memerlukan SDM dengan kualitas yang memadai untuk mendukungnya.

Peningkatan tersebut sangat terkait erat dengan orientasi pembangunan
yang digariskan dalam Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) 1993
sebagai berikut:

"Pertumbuhan ekonomi hams didukung oleh peningkatan
produktifitas dan efisiensi serta sumber daya manusia yang
berkualitas. Pembangunan industri dan pertanian serta sektor
produktifitas lainnya ditingkatkan dan diarahkan untuk menghasilkan
pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi. Pembangunan industri

terus ditingkatkan dan diarahkan agar sektor industri makin menjadi
penggerak utama ekonomi yang efisien, berdaya saing tinggi
mempunyai struktur yang makin kokoh dengan pola produksi yang
berkembang dari barang-barang yang mengandalkan kepada tenaga
kerja yang produktif dan sumber daya alam yang melimpah menjadi
barang yang makin bermutu, bemilai tambah yang tinggi, dan padat
keterampilan".

Pernyataan GBHN tersebut, mengisyaratkan tentang pentingnya
peranan sumber daya manusia yang berkualitas untuk mendukung
kedudukan Indonesia dalam era ekonomi pasar bebas yang akan kita
masuki. Upaya peningkatan kualitas SDM yang mampu meningkatkan
produktivitas nasional perlu disiapkan melalui strategi perencanaan dan
program pendidikan yang lebih kompetitif, karena pengalaman masa lalu

yang mengandalkan keunggulan komparatif melalui upah tenaga kerja

dan kekayaan sumber daya alam, ternyata tidak mampu memberikan
jaminan kesejahteraan jangka panjang bagi rakyat Indonesia.
Sejalan dengan pemikiran di atas, Departemen Pendidikan Nasional

mempunyai tugas dan fungsi dalam pengembangan sumber daya
manusia melalui kebijakan dan program-progran pendidikan pada

berbagai satuan pendidikan baik pada jalur pendidikan sekolah maupun
jalur pendidikan luar sekolah. Untuk melaksanakan tugas dan fungsi itu,
pemerintah telah menetapkan empat tema pokok kebijakan pendidikan
nasional,

yaitu

pemerataan

kesempatan,

peningkatan

relevansi,

peningkatan mutu, dan efisiensi penyelenggaraan pendidikan.

Pendidikan Luar Sekolah (PLS) sebagai bagian dari sistem

pendidikan nasional mempakan pendidikan yang diselenggarakan di luar

sistem persekolahan melalui kegiatan belajar-mengajar yang tidak harus
berjenjang dan berkesinambungan. Program pendidikan luar sekolah

diarahkan pada pemberian pengetahuan dasar dan keterampilan
berusaha secara profesional sehingga warga belajar mampu mewujudkan
lapangan kerja bagi dirinya dan anggota keluarganya (Propenas Tahun
2000-2004 Bab Pembangunan Pendidikan). Satuan pendidikan luar
sekolah meliputi keluarga, kelompok belajar, kursus, dan satuan
pendidikan yang sejenis. Kursus mempakan salah satu bentuk satuan

pendidikan luar sekolah yang bertujuan untuk membina warga belajar
agar memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap mental yang
diperlukan untuk mengembangkan diri, bekerja mencari nafkah atau

melanjutkan ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Jenis keterampilan
yang saat ini dikembangkan dalam satuan pendidikan kursus antara lain

meliputi: bahasa, komputer, sekretaris, elektronika, mekanik otomotif, tour
and travel, akupuntur, perbankan, tata boga, tata busana, tata kecantikan,
akutansi, perhotelan (Depdikbud, 1994: 45).

Salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan relevansi

pendidikan luar sekolah (termasuk kursus) adalah dengan menerapkan

pendidikan sistem ganda {dual system). Konsep yang diadopsi dari
Jerman ini mempakan upaya pemerintah dalam menyelenggarakan

pendidikan luar sekolah (kursus) yang tidak terpisah dari dunia nyata
melalui pengikutsertaan tanggung jawab industri dan dunia usaha
(Depdikbud, 1993). Program ini didasari atas asumsi bahwa badan-badan

usaha/industri dianggap paling mengetahui akan kebutuhan tenaga kerja
baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Dengan demikian kerjasama
yang mantap antara kursus-kursus dan dunia usaha/industri melalui

penyelenggaraan

pendidikan

sistem

ganda

diharapkan

dapat

menghasilkan lulusan yang memiliki keunggulan untuk memasuki pasar
kerja yang semakin kompetitif.

Program Pendidikan Sistem Ganda (PSG) sebagai operasionalisasi

kebijakan link and match (keterkaitan dan kesepadanan) menandai telah
terjadinya reformasi pendidikan, khususnya dalam pendidikan luar

sekolah. Konsep ini bermakna luas bagi perkembangan pendidikan yang
berkenaan dengan program kegiatan belajar, tuntutan kualitas hiaup,

tuntutan lapangan kerja, tuntutan dunia usaha dan industri. Dalam konteks

empat tema pokok kebijakan pendidikan nasional, link and match pada
lembaga kursus berkenaan dengan relevansi. Jadi "esensi relevansi

adalah

upaya menciptakan keterkaitan dan

kesepadanan

antara

pendidikan dan pembangunan" (Depdikbud, 1993: 1).

Dalam rangka meningkatkan satuan pendidikan luar sekolah (kursus)
merealisasikan kebijakan PSG tersebut Direktorat Jenderal PLS, Pemuda

dan Olah Raga Depdiknas bersama-sama dengan para pimpinan lembaga
kursus serta kalangan organisasi lainnya mulai tahun I995/I996 telah

berhasil menyusun program standarisasi kursus pendidikan luar sekolah
yang diselenggarakan masyarakat (Soedijarto, 1994:9).
Implikasi program standarisasi adalah

lembaga kursus semakin

dituntut untuk senantiasa meningkatkan kinerjanya antara lain melalui

para instruktur/fasilitator dalam melaksanakan proses belajar mengajar
untuk

bersama-sama

melaksanakan

tanggung

jawabnya

menghasilkan lulusan yang bermutu. Untuk mewujudkan harapan

agar
ini

beberapa misi yang harus dilaksanakan adalah : Pertama, lembaga
kursus perlu melakukan dialog dan menjalin kerja sama integratif dengan
dunia usaha/industri secara berkesinambungan. Kedua, mewujudkan

kesamaan arah dan pandangan dalam menyediakan tenaga terampil
antara dunia usaha/kerja dan lembaga kursus

Ketiga, memberikan

informasi kepada dunia usaha/kerja mengenai program kursus yang
diberikan kepada warga belajar. Ketiga misi tersebut diharapkan dapat

meningkatkan kemampuan lulusan yang bermutu agar mampu bersaing
di dunia kerja.

Pandangan di atas

mengisyaratkan bahwa penyelenggaraan

program PSG menuntut peranan manajemen yang semakin tinggi.
Kompleksitas penyelenggaraan pendidikan sistem

ganda memerlukan

perencanaan yang sistematis, koordinasi dan kerjasama yang mantap

serta pengendalian yang terpadu. Dalam hubungan ini, Mohammad Fakry
Gaffar (1992) menyatakan:

Manajemen pelatihan atau pengelolaan pelatihan adalah suatu
proses sistematik keseluruhan kegiatan pelatihan yang diarahkan
untuk mencapai tujuan pelatihan yaitu pengembangan mutu sumber
daya manusia. Fungsi manajemen dalam pelatihan ini adalah
menghimpun upaya dan sumber daya yang diperlukan untuk

mewujudkan terbentuknya sumber daya manusia yang berkualitas
untuk memenuhi kebutuhan yang berkembang.

Pandangan di atas menunjukkan bahwa manajemen mempunyai

fungsi untuk mengatur, menggali, dan mendayagunakan segala upaya
dan segala sumber daya {resources) yang mungkin dapat diadakan untuk
mewujudkan terbentuknya sumber daya manusia yang bermutu melalui

pelaksanaan program PSG pada lembaga pendidikan kursus khususnya
jenis perhotelan.

Lembaga Pendidikan Terapan Indonesia (LPTI) sebagai salah satu

lembaga pendidikan kursus di Kota Bandung dinilai memiliki potensi yang
cukup besar dalam mengantisipasi dan beradaptasi terhadap tuntutantuntutan baru dalam perkembangan dunia pekerjaan khususnya jenis

keterampilan perhotelan. Satuan pendidikan luar sekolah ini terus

berupaya untuk mengembangkan diri dalam peningkatan mutu lulusan
yang siap menghadapi pasar kerja yang makin kompetitif. Dilihat dari

pemetaan lembaga kursus jenis perhotelan yang ada di Kota Bandung

LPTI termasuk salah satu lembaga yang menyelenggarakan pendidikan
sistem ganda dengan kualifikasi A. Gambaran data Lembaga Pendidikan
Keterampilan tersebut tampak pada tabel berikut.
TabeM.1.
JENIS
N

NAMA LEMBAGA

RUMPUN

PENDIDIKAN

TAHAP

0

1

LPTI

Jasa

Perhotelan

A

2

LPP ROSDA

Jasa

Pariwisata

B

3

AKMB

Jasa

Perhotelan

A

4

LP 3 I

Jasa

Perhotelan

C

5

LPP ARIYANTI

Jasa

Perhotelan

A

6

LPIP

Jasa

Pariwisata

A

7

PUSHKOM

Jasa

Perhotelan

C

8

HRTC

Jasa

Perhotelan

B

Sumber data : Sub. Dinas PLS Dinas Pendidikan Prop. Jabar Tahun
2002

Berdasarkan tabel di atas, secara umum LPTI telah menunjukkan
prestasi yang baik. Bahkan visinya ingin menjadi lembaga kursus ugo

internationar. Namun demikian, untuk mewujudkan harapan
peranan dan fungsi manajemen Pendidikan Sistem Ganda masih

diupayakan secara optimal, sehingga memerlukan pemikiran-pemikiran

inovatif yang fisibel.

Kurangnya kemampuan dalam

manajemen

Pendidikan Sistem Ganda sebenarnya mempakan fenomena umum yang
dihadapi oleh lembaga-lembaga pendidikan kursus di Indonesia termasuk
LPTI.

Sehubungan dengan kenyataan di atas, dalam UU No. 25 tahun

2000 tentang Program Pembangunan Nasional (PROPENAS) Tahun
2000-2004 Bab VII, dinyatakan:

Pada saat ini pendidikan nasional juga masih dihadapkan pada
beberapa permasalahan yang menonjol yaitu: (1) masih rendahnya
pemerataan memperoleh pendidikan, (2) masih rendahnya kualitas

dan relevansi pendidikan, dan (3) masih rendahnya manajemen
pendidikan, di samping belum terwujudnya kemandirian dan

keunggulan ilmu pengetahuan dan teknologi di kalangan akademisi.
Manajemen lembaga kursus sebagai salah satu bentuk satuan

pendidikan luar sekolah tidak dapat dipandang mudah, seperti halnya
pada jalur persekolahan. Kursus, dalam hal ini LPTI sebagai salah satu

jenis pendidikan luar sekolah bidang perhotelan mempunyai karakteristik
tersendiri, karena itu di dalam menerapkan sistem manajemen Pendidikan

Sistem Ganda perlu disesuaikan dengan keadaan lembaga itu sendiri dan
mitra kerjanya.

Berdasarkan pemikiran-pemikiran di atas

penelitian tentang

manajemen program pendidikan sistem ganda pada satuan pendidikan

luar sekolah dengan studi kasus pada Lembaga Pendidikan Terapan
Indonesia yang memfokuskan pada jenis pendidikan perhotelan di Kota

Bandung layak dilakukan.
B. Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang yang dipaparkan di atas menunjukkan

bahwa peningkatan upaya peningkatan mutu pendidikan pada lembaga

kursus mempakan kebijakan yang lahir berdasarkan kondisi objektif yang
harus diimplementasikan secara terencana, terorganisir dan terkendali.

Kondisi objektif lembaga-lembaga pendidikan pada jalur pendidikan

luar sekolah turut menjadi pertimbangan dalam menentukan programprogram yang lebih relevan. Upaya peningkatan satuan pendidikan kursus

diantaranya meliputi pengembangan fasilitas, pengembangan kurikulum

dan pelatihan para instruktur. Namun demikian perhatian terhadap
manajemen baik itu dilihat dari segi perencanaan, pelaksanaan, dan

evaluasi kurang menjadi prioritas dalam pengembangan kursus sekalipun
aspek manajemen ini memberikan dampak yang tidak sedikit bila
terabaikan. Maka masalah pokok penelitian ini dirumuskan dalam
pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimana perencanaan pendidikan sistem ganda pada LPTI
Bandung ?

2. Bagaimana pelaksanaan pendidikan sistem ganda pada LPTI
Bandung ?

3. Bagaimana evaluasi pelaksanaan pendidikan sistem ganda pada LPTI
Bandung ?

if
C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian mempakan pegangan atau pedoman bagi

dalam melaksanakan penelitiannya. Sehubungan dengan hal ini
Suharsimi Arikunto menyatakan bahwa: "Tujuan penelitian yaitu rumusan
kalimat yang menunjukan adanya suatu hal yang diperoleh setelah
penelitian yang dilakukan selesai." (1989:41)

Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:

1. Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran aktual
mengenai manajemen penyelenggaraan program pendidikan sistem
ganda (PSG) pada kursus LPTI Bandung.
2. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus penelitian ini lebih memfokuskan kepada proses
manajemen pendidikan sistem ganda di LPTI antara lain :

a. Mendeskripsikan dan menganalisis upaya-upaya yang dilakukan

dalam menyusun perencanaan pendidikan sistem ganda pada LPTI
Bandung.

b. Mendeskripsikan dan menganalisis pelaksanaan pendidikan sistem
ganda pada LPTI Bandung.

c. Mendeskripsikan dan menganalisis proses evaluasi pelaksanaan
pendidikan sistem ganda pada LPTI Bandung.

11

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap
pengembangan

keilmuan

di

bidang

Administrasi

Pendidikan

khususnya dalam studi Kebijakan dan Manajemen Satuan Pendidikan.

2. Memberikan informasi faktual kepada pihak penyelenggara satuan
pendidikan luar sekolah khususnya LPTI (jenis perhotelan) tentang
manajemen pendidikan sistem ganda, sehingga dapat menjadi umpan
balik bagi upaya perbaikan atau peningkatan kinerja manajemen
penyelenggaraan pendidikan sistem ganda yang pada gilirannya
dapat meningkatkan mutu lulusan lembaga kursus tersebut.

3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi
pihak-pihak yang berkepentingan khususnya dunia usaha/industri dan

pengambil

kebijakan

dalam

memfasilitasi

program-program

peningkatan manajemen penyelenggaraan pendidikan sistem ganda.
E. Asumsi

Adapun yang menjadi asumsi dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:

1. Salah satu faktor yang banyak menentukan keberhasilan manajemen
suatu lembaga adalah perencanaan. Perencanaan dilakukan guna
mengarahkan proses kegiatan kepada' tujuan organisasi yang hendak
dicapai (Yuyun S.Suriasumantri, 1978: 8).

12

2. Pencapaian keberhasilan perencanaan dalam organisasi sangat
ditentukan oleh pelaksanaan dari rencana tersebut. Indikator penting
dari suksesnya suatu rencana adalah membuat yang tadinya abstrak
menjadi lebih nyata dan aktual. Karena itu yang menjadi tolok ukur

keberhasilan rencana pendidikan ada pada implementasinya (Z.A.
Achmadi, 1995: 4).

3. Penilaian merupakan unsur yang sangat penting dari keseluruhan

proses manajemen. Penilaian adalah proses yang menentukan upaya

peningkatan efektivitas organisasi dalam konteks manajemen (Oteng
Sutisna, 1993: 250).

F. Definisi Operasional

Penelusuran empirik terhadap manajemen pendidikan sistem

ganda (PSG) pada kursus LPTI Bandung merupakan salah satu upaya
penelitian yang ditujukan untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi
dalam penyelenggaraan pendidikan sistem ganda pada suatu lembaga
kursus yang diselenggarakan masyarakat. Oleh sebab itu, perlu adanya
penjelasan operasional setiap istilah (variabel) yang terkait dengan
tema penelitian tersebut.

1. Pendidikan Sistem Ganda pada kursus (satuan pendidikan luar

sekolah yang diselenggarakan oleh masyarakat atau Diklusemas)
adalah suatu bentuk prosedur belajar mengajar yang memadukan
secara sistematis dan terintegrasi antara program pendidikan di

13

kursus Diklusemas dalam bentuk pengajaran teori dan penguasaan

keahlian yang diperoleh melalui praktek kerja atau magang langsung
di dunia usaha/industri dalam rangka menghasilkan lulusan kursus

yang memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap, dan etos kerja yang
sesuai dengan kebutuhan dunia usaha/industri (Depdikbud, 1995: 4).
2. Manajemen merupakan kegiatan yang dilakukan bersama dan

melalui orang-orang serta kelompok dengan maksud untuk mencapai

tujuan-tujuan organisasi (Hersey dan Blanchard dalam Djudju
Sudjana, 2000:17). Dalam konteks penelitian ini yang dimaksud
dengan manajemen program pendidikan sistem ganda adalah
serangkaian kegiatan dalam mengatur dan mendayagunakan

berbagai sumber daya secara efektif dan efisien untuk mencapai
tujuan penyelenggaraan pendidikan sistem ganda pada LPTI
Bandung.

Rangkaian

kegiatan

itu

mencakup

perencanaan,

pelaksanaan, dan evaluasi pendidikan sistem ganda.

3. Perencanaan pendidikan sistem ganda (PSG) adalah rangkaian
tindakan atau kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai
tujuan PSG di masa yang akan datang (diadaptasi dari Djudju
Sudjana, 2000: 62).

4. Pelaksanaan pendidikan sistem ganda (PSG) adalah perwujudan
rencana pendidikan sistem ganda yang telah disusun dalam

kegiatan-kegiatan nyata di lapangan. Aspek-aspek yang tercakup
daiam pelaksanaan pendidikan sistem ganda di LPTI Bandung

berkenaan dengan pemberian bimbingan dan pengarahan, motivasi,

memelihara komitmen, meningkatkan koordinasi,

menciptakan

komunikasi atau iklim kerja sama yang kondusif.

5. Evaluasi pelaksanaan pendidikan sistem ganda (PSG) adalah suatu
proses untuk mengetahui sejauhmana efektivitas pelaksanaan

pendidikan sistem ganda dan sejauhmana peserta didik mampu
menyerap

keterampilan

kerja

yang

diberikan.

Keterangan-

keterangan atau informasi ini akan dijadikan dasar menilai program,
hasil, prosedur, dan manfaat berbagai pendekatan yang digunakan
dalam mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan (Made Wena,
1996:201).

6. Pendidikan luar sekolah adalah pendidikan yang diselenggarakan di

luar sistem persekolahan melalui kegiatan belajar-mengajar yang
tidak harus berjenjang dan berkesinambungan (1994: 45). Bentuk-

bentuk satuan pendidikan luar sekolah meliputi keluarga, kelompok
belajar, kursus, dan satuan pendidikan yang sejenis.

G. Pola Pikir Penelitian

Pendidikan Luar Sekolah (PLS) merupakan sistem pendidikan yang

diselenggarakan di luar sistem persekolahan melalui kegiatan belajar
mengajar yang tidak harus berjenjang dan berkesinambungan. Disamping
itu PLS memiliki visi dan misi pendidikan. Seperti yang dikemukakan oleh
Sudjana S (2000:426) bahwa :

15

Visi PLS adalah mencakup sudut pandang filosofis bahwa peserta
didik memiliki sikap dan perilaku yang dapat diubah kearah sikap dan
perilaku yang positif dan konstruktif, serta memiliki potensi untuk
belajar dan dibelajarkan. Misi PLS adalah untuk mewujudkan
masyarakat yang cerdas, beriman, bertaqwa, bermoral, terampil, dan
mandiri serta menjadi warga yang berperan aktif konstruktif dalam
masyarakat madani.

Berdasarkan visi dan misi diatas, diharapkan lulusan PLS dapat
menjadi lulusan-lulusan yang berhasil dan profesional di bidangnya.
Lembaga Pendidikan Terapan Indonesia (LPTI) sebagai salah satu

lembaga pendidikan luar sekolah yang mempunyai visi jauh ke depan
merupakan program kursus yang diprakarsai dan dibiayai sendiri oleh
masyarakat, pemerintah hanya melaksanakan fungsi pembinaan dalam
bentuk perizinan ujian nasional,

pengembangan

model

peningkatan mutu kursus, dan

melalui standarisasi

dan akreditasi

yang

diselenggarakan dengan pendekatan sistem ganda. Artinya setelah

belajar teori dan praktek di lembaga kursus selanjutnya warga belajar atau
peserta kursus diwajibkan mengikuti praktek kerja lapangan di

pemsahaan/industri. Dalam penyelenggaraan program, telah terjalin
kemitraan dengan Kamar Dagang dan Industri ( KADIN ), organisasi
profesi dan perusahaan terkait sehingga setelah warga belajar selesai

mengikuti pendidikan maka ia telah memiliki kompetensi sesuai yang
disyaratkan oleh dunia usaha/industri.

Agar penyelenggaraan Pendidikan Sistem Ganda (PSG) di LPTI

Kota Bandung dapat tercapai sesuai dengan tujuan yang diharapkan,
maka memerlukan peranan dan fungsi manajemen yang baik. Perwujudan

16

fungsi-fungsi manajemen yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan

evaluasi yang dilaksanakan dengan baik diharapkan penyelenggaraan

pendidikan sistem ganda pada LPTI di Kota Bandung dapat berlangsung
secara efektif, dan pada gilirannya diharapkan dapat meningkatkan mutu

lulusan yang siap menghadapi pasar kerja yang semakin kompetitif.

Secara skematik pemikiran-pemikiran tersebut tertuang pada gambar
berikut:

Gambar 1.1
Pola Pikir Penelitian
MANAJEMEN

DATA

MANAJEMEN PSG

PSG JENIS
PERHOTELAN

LAPANGAN

YG DIHARAPKAN

PENYELENGGARA
-PENGAJAR

MANAJEMEN :
-PERENCANAAN
-PELAKSANAAN
-PENILAIAN

-MITRA

<

DAPAT

¥

MUTU
LULUSAN

BEKERJA

SESUAI
TUNTUTAN
DUNIA

KERJA

1
TEMUAN PENELITIAN

H. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan studi kasus
sebagai teknik penelitiannya. Penetapan metode ini didasarkan atas

pertimbangan bahwa pelaksanaan manajemen pendidikan sistem ganda
pada LPTI merupakan kondisi objektif yang bersifat alamiah dan realitas

sosial yang bersifat kontekstual.

Dengan demikian temuan-temuan

17

penelitiannya tidak ditujukan untuk digeneralisasikan kepada populasi
umum, tetapi penelitian ini mengutamakan pengungkapan kasus-kasus

tipikal secara mendalam yang disesuaikan dengan masalah penelitian.

Teknik pengumpulan data dilakukan secara "bergulir" (snow-ball) dari
informan satu ke informan lain yang lebih kompeten untuk memperoleh
informasi yang lebih mendalam dengan menggunakan teknik wawancara,
studi dokumentasi, dan observasi.

Data yang dihasilkan dari penelitian ini bersifat deskriptif dan
dianalisis secara induktif. Karena itu metode kualitatif tidak didasarkan
atas pertimbangan statistik, melainkan berdasarkan ketuntasan informasi
yang diperlukan.

I. Lokasi dan Partisipan Penelitian

Lokasi yang dijadikan objek penelitian adalah Lembaga Pendidikan

Terapan Indonesia (LPTI) yang terletak di Jl. Lembong No. 34 Bandung.
Pemilihan lembaga

ini didasarkan atas pertimbangan bahwa LPTI

merupakan satuan pendidikan luar sekolah yang telah m engadakan kerja

sama dengan dunia usaha/industri dari negara lain (Singapura), yaitu
dengan perusahaan Star Cruises yang bergerak di bidang perhotelan

dengan kekhususan kapal pesiar. Sedangkan partisipan penelitiannya

adalah pengelola satuan kursus, instmktur, dan mitra kerja LPTI Bandung
serta pihak lain yang dapat memberikan kontribusi terhadap kelengkapan

data yang berkaitan dengan pelaksanaan pendidikan sistem ganda pada
lembaga tersebut.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Prosedur Penelitian

Langkah-langkah yang digunakan dalam penelitian ini , antara lain

mengumpulkan, menyusun, menganalisis serta menginterpretasikan data
yang dikumpulkan menjadi suatu kesimpulan.

Penelitian ini menggunakan metode studi kasus dengan
pendekatan naturalistik-kualitatif yang digunakan untuk meneliti kondisi

yang dialami subjek penelitian di mana peneliti bertindak sebagai
instrumen kunci. Data yang dihasilkan bersifat deskriptif dan analisis data

dilakukan secara induktif (Sugiyono, 2000: 3). Arif Furchan (1992:22) yang
mengutip Bogdan dan Taylor mendeskripsikan metode kualitatif sebagai
"proses penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata

tertulis atau lisan dan perilaku yang diamati dari orang-orang (subjek itu
sendiri)". Pendekatan ini diarahkan pada latar belakang individu tersebut

secara holistik. Pendapat senada dikemukakan oleh Subino (1988:2)

bahwa "data yang dikumpulkan melalui penelitian kualitatif lebih berupa
kata-kata daripada angka-angka". Metode penelitian kualitatif tidak
didasarkan atas pertimbangan statistik melainkan berdasarkan ketuntasan

informasi yang diperlukan. Jadi laporan kualitatif kaya dengan deskripsi
dan penjelasan tentang aspek-aspek masalah yang menjadi fokus
penelitian. Namun demikian bukan berarti bahwa dalam penelitian
kualitatif bebas dari laporan yang berbentuk angka-angka.
69

70

Metode penelitian kualitatif memiliki karakteristik sebagaimana

diungkapkan Nasution (1992:11) dan Moleong (1988:4) sebagai berikut:
1. Sumber data adalah situasi yang wajar atau "natural setting"
2. Peneliti sebagai instmmen penelitian
3. Laporannya sangat deskriptif
4. Lebih mementingkan proses daripada hasil
5.

Analisis data secara induktif

6. Mengutamakan data langsung atau first hand
7. Mementingkan makna
8. Adanya kriteria khusus untuk keabsahan data

9. Desain bersifat sementara, emergent, envolving, developing
10. Mengadakan analisis sejak awal penelitian
11. Hasil penelitian dirundingkan dan disepakati bersama.
B. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan salah satu bagian penelitian
yang sangat penting. Keberhasilan suatu penelitian naturalistik sangat

bergantung kepada kelengkapan catatan lapangan (field notes) yang
disusun peneliti. Teknik pengumpulan data dilakukan secara "snow balf,
yaitu mengumpulkan data yang dilakukan secara "bergulir" dari informan

yang satu ke informan lain yaitu ( pengelola, pengajar dan mitra ) yang
lebih kompeten untuk memperoleh informasi yang lebih mendalam
dengan menggunakan teknik wawancara, penelaahan dokumentasi dan

observasi. Ketiga teknik pengumpulan data tersebut digunakan untuk

memperoleh data yang saling menunjang, sehingga diperoieh data yang
lengkapdan akurat.

71

1.

Wawancara

Wawancara mempakan proses komunikasi antara peneliti dengan
sumber data dalam rangka menggali data yang bersifat worldview untuk

mengungkap makna yang terkandung dalam masalah-masalah yang

diteliti. Pertimbangan wawancara diterapkan sebagai teknik pengumpulan
data, yakni pertama, orang mempersepsi objek, peristiwa, tindakan-

tindakan dan menangkap maknanya dari pandangannya. Kedua, sumber

data (orang) yang representatif dapat menangkap gambaran peristiwa,
tindakan atau objek yang telah lama dikenalinya. Karena itu wawancara

terhadap orang yang representatif tentang suatu persoalan adalah penting
untuk mengungkapkan dimensi-dimensi masalah yang diteliti.

Wawancara menurut Suharsimi Arikunto (1996:126) adalah "sebuah

dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh
informasi dari terwawancara (interviewee)". Sedangkan Nasution
(1992:72) mengemukakan "dua macam wawancara yaitu wawancara

berstruktur dan tak berstruktur". Pada tahap permulaan dipergunakan
wawancara tak berstruktur. Tujuannya untuk memperoleh keterangan
yang rinci dan mendalam mengenai pandangan subjek tanpa diatur oleh

peneliti. Setelah mendapatkan beberapa keterangan, maka peneliti
mengadakan wawancara yang lebih berstruktur yang disusun berdasarkan
apa yang telah disampaikan responden.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua macam wawancara

seperti yang disebutkan di atas dengan tujuan untuk mengumpulkan data

72

atau informasi yang lengkap dan relevan berkenaan dengan masalah

penelitian. Wawancara dilakukan sesuai dengan perjanjian baik dengan
pihak staf pengajar dan pengelola LPTI maupun dengan pihak PT
Panghegar. Sesuai dengan perkembangan yang terjadi materi wawancara

tidak selalu bersifat sekuensial sebagaimana urutan permasalahan

penelitian, tetapi lebih bersifat kondisional. Tidak jarang peneliti
menelusuri materi permasalahan secara berulang-ulang.
2. Observasi

Dalam penelitian kualitatif, teknik ini memberikan manfaat besar

karena dapat menangkap dan memahami realitas konkrit yang
sebenamya. Observasi merupakan aktivitas pengamatan yang sistematik

terhadap gejala-gejala baik yang bersifat fisikal maupun mental. Dengan
observasi peneliti dapat memperoleh data berupa deskripsi yang formal,
cepat dan terinci mengenai keadaan lapangan, kegiatan, manusia dan

situasi sosial serta konteks dimana kegiatan itu terjadi. Adapun hal-hal
yang perlu diamati menurut Nasution (1992:63) antara lain:

a.
b.
c.
d.

Ruang (tempat) dalam aspek fisiknya
Pelaku yaitu semua orang yang terlibat dalam sekolah

Kegiatan, yaitu apa yang dilakukan orang dalam situasi itu
Objek yaitu benda-benda yang terdapat ditempat itu

e. Perbuatan, tindakan-tindakan tertentu

f. Kejadian atau peristiwa, yaitu rangkaian kegiatan
g. Tujuan, apa yang ingin dicapai organisasi
h. Waktu urutan kegiatan
i. Perasaan, emosi yang dinyatakan dan dirasakan

73

Ditinjau dari intensitas partisipasi peneliti, maka observasi dapat
dikategorikan dalam tiga tingkatan, yaitu "partisipasi nihil, partisipasi
sedang, dan partisipasi penuh" (Nasution, 1992: 61).

Dalam penelitian ini teknik observasi yang dilakukan adalah yang
berhubungan dengan proses pengumpulan data tentang pelaksanaan
manajemen pendidikan sistem ganda pada LPTI Bandung, antara lain

proses pembinaan staf pengajar, uji kompetensi, dan pembimbingan
praktek kerja industri.

3.

Studi Dokumentasi

Dalam

penelitian

kualitatif,

walaupun

data

yang diperoleh

kebanyakan dari sumber manusia melalui observasi dan wawancara tetapi
ada pula sumber bukan manusia di antaranya yaitu dokumentasi.

Studi dokumentasi sangat membantu dalam melengkapi data. Selain
itu membantu juga dalam pengecekan kebenaran informasi atau data
yang diperoleh peneliti melalui wawancara dan observasi. Dokumentasi

merupakan sumber data yang sudah tersedia yang dapat dijadikan bahan

untuk menunjang data-data yang diperoleh melalui wawancara dan dapat
memperkuat dalam mengambil kesimpulan atau memecahkan masalah

yang diteliti. Studi dokumentasi merupakan kajian terhadap peristiwa,
objek dan tindakan yang tertuang dalam bentuk tulisan, slide, dan media

lainnya sehingga dapat mengungkapkan dan menambah pemahaman
terhadap gejala-gejala persoalan yang diteliti.

74

Studi dokumentasi dalam penelitian ini adalah untuk menelaah data-

data yang berkaitan dengan pelaksanaan manajemen pendidikan sistem
ganda di LPTI Bandung seperti program kurikulum, piagam kerja sama,
hasil uji kompetensi, data tentang daya serap lulusan, keputusankeputusan atau peraturan-peraturan atau dokumen lain yang berkaitan
dengan masalah penelitian.

C. Lokasi Dan Responden Penelitian
1. Lokasi Penelitian

Penelitian
Indonesia

ini dilakukan

(LPTI)

sebagai

pada

satuan

Lembaga
pendidikan

Pendidikan
luar

Terapan

sekolah

yang

mengkhususkan pada jenis pendidikan perhotelan yang beralamat di
Jalan Lembong No.34 Bandung.

Alasan penulis memilih Lembaga Pendidikan Terapan Indonesia
(LPTI) sebagai lokasi penelitian karena LPTI merupakan salah satu

lembaga pendidikan kursus di Kota Bandung yang dinilai memiliki potensi
yang cukup besar dalam mengantisipasi dan beradaptasi terhadap
tuntutan-tuntutan baru dalam perkembangan dunia pekerjaan khususnya
jenis keterampilan perhotelan.

2. Responden Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, Moleong (1988) menyatakan bahwa
"sumber

data

atau

responden

penelitian

tidak

dapat

ditentukan

jumlahnya". Besarnya responden atau sampel tergantung informasi yang

75

diberikan. Dengan demikian yang termasuk responden dalam penelitian

ini adalah pengelola satuan pendidikan (kursus), instruktur, mitra kerja
(dunia usaha/industri) Bandung.
Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah peristiwa, subjek,

dan

atau

tindakan-tindakan

yang

berkaitan

dengan

pelaksanaan

manajemen pendidikan sistem ganda pada LPTI Bandung.

Untuk

memotret peristiwa, subjek dan atau tindakan-tindakan tersebut maka

diperlukan

key

person

yang

secara

representatif

dapat

mengungkapkannya.

Penentuan sumber data dilakukan dengan menggunakan teknik

purposive sample (sampel bertujuan).Adapun yang menjadi sample dari
pihak pengelola diwakili oleh Direktur Operasional,. Kabid Umum dan

Sekretaris) dari pengajar dan mitra dengan teknik penentuan sumber data
yang

bersifat

purposif

ditetapkan

berdasarkan

akuntabilitas

dan

kelayakannya dalam memberikan pemahaman makna terhadap masalah
yang diteliti.

D. Strategi Pengumpulan Data

Pelaksanaan pengumpulan data dilakukan dari bulan Juni sampai

dengan September 2002. Pengumpulan data dilakukan setelah peneliti
menyelesaikan perijinan yang harus dipenuhi, yaitu dari Rektor UPI (

Pasca Sarjana ), Pemda Propinsi, dan Kantor Dinas Pendidikan Propinsi
Jawa Barat.

76

Strategi pengumpulan data dilakukan melalui beberapa tahapan

sebagaimana yang dikemukakan Nasution (1992: 33-34, telah diolah)
yaitu tahap orientasi, eksplorasi dan "member check". Secara rinci
diuraikan pada bagian berikut.

1. Orientasi, yakni tahap mengenali persoalan baik secara empirik
maupun konseptual yang berkaitan dengan masalah penelitian. Hal ini

dilakukan dengan mengkaji konsep-konsep yang relevan dengan
penelitian

dan

mengadakan

pertemuan-pertemuan

pendahuluan

dengan pihak lapangan (LPTI dan PT Panghegar) baik secara informal
maupun secara formal.

2. Eksplorasi, yakni menggali data secara empirik dengan cara yang lebih
mendalam dan meluas sesuai dengan fokus penelitian. Data dan
informasi yang diperoleh dari subjek penelitian (pihak LPTI dan PT

Panghegar) baik yang dicatat melalui rekaman (tape recorder) maupun
alat tulis (catatan-catatan pada agenda), kemudian diklasifikasikan

berdasarkan aspek-aspek pokok permasalahan yang menjadi fokus
penelitian.

3. "Member check", yakni mengadakan pemeriksaan ulang terhadap data
yang

terkumpul

untuk

mengetahui

konsistensinya,

maksudnya

mengecek kebenaran dari informasi yang dikumpulkan agar hasil
penelitian dapat lebih dipercaya. Sebagaimana yang dikemukakan

terdahulu bahwa pengulangan materi yang sama dalam kegiatan
wawancara baik dengan pihak LPTI maupun PT Panghegar merupakan

tindak lanjut hasil member check manakala ada informasi yang

lengkap atau kurang konsisten. Tahap ini dilakukan untuk memperi
keabsahan temuan-temuan penelitian dengan cara meningkatkan
kredibilitas, transferabilitas, dan konfirmabilitas dengan mengecek dan
mengkonfirmasikan

atau

memverifikasikan

kebenaran

melalui

triangulasi, seperti mengkonfirmasikan kepada staf pengajar LPTI

bahkan bertanya kepada sejumlah peserta didik baik pada saat praktek
maupun dalam kegiatan pembelajaran di LPTI. Berdasarkan hasil

konfirmasi ditemukan sejumlah pandangan atau pernyataan yang
bervariasi baik pandangan yang saling melengkapi maupun pernyataan
yang kurang konsisten.

E. Tingkat Keabsahan dan Analisis Data
1.

Tingkat Keabsahan

Untuk memperoleh tingkat kepercayaan hasil penelitian kualitatif
digunakan cara sebagai berikut:
a. Kredibilitas (validitas internal)

Kredibillitas adalah tolok ukur kebenaran data yang diperoleh melalui
instrumen. Nasution (1992 : 114, telah diolah) mengemukakan cara untuk

mengusahakan agar kebenaran hasil penelitian dapat dipercaya yaitu: (1)
memperpanjang masa observasi, (2) pengamatan yang terus menerus, (3)
triangulasi, (4) membicarakan dengan orang lain, (5) menganalisis kasus
negatif, (6) menggunakan bahan referensi, dan (7) mengadakan member
check.

78

b. Transferabilitas (validitas eksternal)

Transferabilitas

merupakan

keabsahan

hasil

penelitian . yang

berhubungan dengan sejauh mana hasil penelitian dapat dipgblikasikan
dalam situasi-situasi tertentu.

c. Dependabilitas (reliabilitas)

Dependabilitas atau reliabilitas berkenaan dengan pertanyaan
apakah penelitian dapat direplikasi dan mendapat hasil yang sama bila

diteliti oleh peneliti lain. Selanjutnya Nasution (1992: 110) mengemukakan
usaha yang dapat dilakukan untuk mencapai reliabilitas antara lain :

1) memberikan uraian deskriptif yang konkrit,
2) mempekerjakan peneliti lebih dari seorang,
3) menggunakan partisipasi lokal sebagai asisten peneliti,

4) meminta pendapat, penilaian, dan kritik dari temuan peneliti lainnya,
dan

5) pencatatan informasi dengan alat mekanis seperti rekaman.
d.

Konfirmabilitas (objektivitas)
Dalam upaya konfirmabilitas peneliti melakukan "member check"

sebagai upaya untuk mengontrol, mengevaluasi dan mengkonfirmasi
kepastian isi penelitian baik kepada responden maupun subjek lain yang
terkait.

2. Analisis Data

Tujuan penelitian ini adalah mengungkapkan tindakan, peristiwa atau

objek tentang pelaksanaan manajemen pendidikan sistem ganda pada
LPTI Bandung secara kontekstual, karena jenis data yang terkumpul
bersifat deskriptif, menyeluruh dan multi dimensional.

79

Analisis

data

merupakan

pekerjaan

mendeskripsikan

dan

mengorganisasi data ke dalam suatu pola, kategori atau unit tertentu
sehingga ditemukan makna dari hasil penelitian tersebut. Analisis data

tidak hanya dilakukan setelah selesainya proses pengumpulan data, tetapi
telah dimulai saat proses pengumpulan data. Analisis data kualitatif pada
dasarnya adalah proses sistematika penyusunan,

interpretasi dan

pemahaman makna data. Teknik analisis data yang dilakukan sejalan

dengan anjuran Nasution (1992: 129) yaitu "reduksi, display, mengambil
kesimpulan dan verifikasi data".

Proses reduksi data dilakukan segera setelah data diperoleh.

Hasil wawancara dan observasi segera disusun dalam bentuk yang
terpola dan dikelompokkan sesuai dengan pertanyaan penelitian secara

sistematik dan terfokus. Selanjutnya display data menyajikan catatan

lengkap sebagai hasil deskripsi data atau temuan penelitian berupa
rangkaian

mengenai

pokok-pokok

penelitian.

Hasil

display

data

selanjutnya dibahas dengan bertolak pada teori, data, informasi dan hasil

analisis dokumentasi. Dari hasil pembahasan ini ditarik kesimpulan dan

verifikasi tentang hasil penelitian.( Hasil reduksi data ada dalam lampiran )

BABV

KESIMPULAN, IMPLIKASI, dan REKOMENDASI

Kecenderungan umum dalam dunia pendidikan menunjukkan adanya
perubahan cara berpikir yang memandang bahwa pendidikan semestinya

menyiapkan peserta didik secara utuh yang fungsional bagi kehidupannya
sebagai pribadi, warga negara, dan warga masyarakat, serta usahanya
mencari nafkah.

Dengan demikian

kecenderungan yang memandang

pendidikan dari segi tujuan perkembangan kepribadian saja kurang lagi
relevan dengan perubahan dalam lingkungan strategis, tempat pendidikan
berada. Oleh karena itu, perspektif pendidikan sistem ganda (PSG) sebagai
wahana untuk menunjang pembangunan dalam berbagai sektor dan sub-

sektornya merupakan usaha untuk memenuhi harapan tersebut. Penerapan

konsep PSG dalam pendidikan luar sekolah (kursus) memerlukan upaya
manajemen yang efektif.

Kajian empirik tentang manajemen pendidikan sistem ganda pada
Lembaga Pendidikan Terapan Indonesia (LPTI) Bandung merupakan salah
satu telaahan untuk mengetahui gambaran faktual tentang perencanaan,

pelaksanaan, dan evaluasi penyelenggaraan PSG pada lembaga tersebut.

Secara garis besar hasil kajian tersebut dituangkan dalam

bagian

kesimpulan, dan berdasarkan kesimpulan ini dikemukakan beberapa saran

102

103

sebagai bahan pemikiran bagi sejumlah pihak yang berkepentingan. Uraian
kedua bagian ini dipaparkan sebagai berikut.
A. Kesimpulan

1. Perencanaan pendidikan sistem ganda pada Lembaga Pendidikan
Terapan Indonesia (LPTI) Bandung disusun secara kolaboratif bersama-

sama institusi pasangan, dalam hal ini adalah PT Panghegar Bandung
sebagai "mitra kerja"nya. Prinsip perencanaan yang dianut oleh kedua

lembaga adalah keterbukaan, fleksibilitas, dan komprehensif. Aspekaspek yang direncanakan berkenaan dengan jumlah dan kualifikasi

lulusan, program pendidikan (kurikulum), penyediaan tenaga pengajar
dan sarana serta penempatan atau penyaluran lulusan. Kondisi tersebut

menunjukkan adanya kerja sama yang bersifat timbal balik dan saling
menguntungkan

dalam

penyusunan

Bandung, sehingga dapat menjadi

perencanaan

PSG

di

LPTI

modal awal untuk mencapai

keberhasilan dalam melaksanakan program pendidikan sistem ganda.

2. Indikator penting dari suksesnya suatu perencanaan adalah membuat

yang tadinya abstrak menjadi lebih nyata atau aktual. Karena itu, yang
menjadi tolok ukur keberhasilan perencanaan PSG pada LPTI Bandung
ada pada pelaksanaannya. Tumbuhnya perhatian terhadap persoalan
pelaksanaan PSG pada LPTI Bandung sebenarnya karena ia tidak
hanya sekedar persoalan penjabaran perencanaan ke dalam prosedur

104

rutin, melainkan menyangkut juga masalah konflik, keputusan, serta
s

Dokumen yang terkait

DAMPAK PROGRAM BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH ( BOS ) DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DASAR DI KABUPATEN JEMBER

1 9 17

IMPLEMENTASI PROGRAM LIFE SKILL DI LEMBAGA PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN ANNIBROS (Studi Deskriptif pada Lembaga Pendidikan Pondok Pesantren Annibros Kelurahan Bintoro Kecamatan Patrang)

5 19 139

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENDANAAN PENDIDIKAN DALAM UPAYA PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KOTA BANDUNG (Studi kasus terhadap Dinas Pendidikan Kota Bandung dan Dewan Pendidikan Kota Bandung)

0 9 1

KOMUNIKASI ANTARPERSONAL DALAM MENDUKUNG EFEKTIVITAS KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI SEKOLAH PENDIDIKAN LUAR BIASA TUNARUNGU (SPLB-B) CICENDO BANDUNG

0 13 1

PENGARUH PENGENDALIAN MANAJEMEN PADA PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN (Studi kasus Pada Tumble Tots Lampung) Rosmiaty Tarmizi Yoenny Oktavia Tangidy Haninun Abstrak - Pengaruh Pengendalian Manajemen pada Penyelenggaraan Pendidikan Studi kasus Pada Tumble Tots L

0 0 14

PENDEKATAN INTEGRALISTIK PENDIDIKAN AGAMA PADA SEKOLAH (Reformulasi Filsafat Pendidikan Islam) Oleh: Rima Umaimah Abstrak - PENDEKATAN INTEGRALISTIK PENDIDIKAN AGAMA PADA SEKOLAH (Reformulasi Filsafat Pendidikan Islam)

0 0 13

Manajemen Perkuliahan Jurusan Pendidikan Ekonomi

0 0 7

IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH PADA SATUAN PENDIDIKAN TINGKAT SLTP DI ENTIKONG.

0 0 16

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA DALAM KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI SEKOLAH

0 0 24

PENDIDIKAN MULTIKULTURAL (Telaah Terhadap Sistem Pendidikan Nasional Asmuri Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Indonesia Abstract - PENDIDIKAN MULTIKULTURAL (Telaah Terhadap Sistem Pendidikan Nasional dan Pendidikan Agama Islam)

0 0 20