UPAYA DOSEN PANCASILA MEMBINA PRIBADI MAHASISWA SEBAGAI WARGA NEGARA YANG BERTANGGUNG JAWAB MELALUI KEGIATAN DISKUSI KELAS PENDIDIKAN PANCASILA: Studi Kasus tentang Kemampuan Dosen-Dosen Pancasila pada Beberapa Perguruan Tinggi di Kotamadya Cirebon.
UPAYA DOSEN PANCASILA MEMBINA PRIBADI MAHASISWA:
SEBAGAI WARGA NEGARA YANG BERTANGGUNG JAWAB MELALUI
KEGIATAN DISKUSI KELAS PENDIDIKAN PANCASILA
(Studi Kasus tcntang Kemampuan Dosen-Dosen Pancasila
pada Beberapa Perguruan Tinggi di Kotamadya Cirtbon)
T
E S
I S
Diajukan kepada Panitia Ujian Tesis
Institut Keguruan dan llmu Pendidikan Bandung
untuk memenuhi Syarat Menempuh Ujian Magister
Bidang Studt Pendidikan Umum
Oleh r
SOEPENDRI SURIADINATA
No. Pokok :
8832079
FAKULTAS PASCA SARJANA
INST1TUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BANDUNG
1991
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :
PROF. DR. ROCHMAN NATAWIDJAJA
Pembimbing
DR. NDR8ID SUMAATMADJA
Pembimbing
Mengetahui
KOORDINATOR BIDANG STUDI
DR. H. Ml SOELAEMAN
FAKULTAS PASCA SARJANA
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BAN DUNG
1991
DAFTAR ISI
ha la man
KATA PENGANTAR
ii
UNGKAPAN TERIMA KASIH
iv
DAFTAR ISI
vii
DAFTAR TABEL
DAFTAR
BAB
ix
GAMBAR
I.
II.
X
PENDAHULUAN
1
A. Later Belakang Masalah
1
B. Fokus Masalah dan Pembatasan Studi. ......
*f
C. Analisis Masalah
5
D. Tujuan Penelitian
7
E. Kegunaan Hasil Penelitian
8
PERANAN DOSEN PANCASILA DALAM PROSES BELAJAR
MENGAJAR
A. Pendidikan Pancasila sebagai komponen Mate
Kuliah Dasar Imum
io
B. Pendidikan Pancasila sebagai Pendidikan
Moral
I1*
C. Fungsi Kegiatan Diskusi bagi Pembinaan War
ga negara yang bertanggung jawab
20
D. Peranan Dosen Pancasila dalam Kegiatan Dis
kusi Kelas
III.
25
METODOLOGI PENELITIAN
33
A. Konteks Penelitian.
33
B. Sumber Data Penelitian.
33
C. Tahap-tahap Pelaksanaan Penelitian
3^
D. Instrumen Penelitian
E. Teknik Pengolahan Data
F. Gambaran Lokasi Penelitian
^°
^3
*"
vii
BAB
baleman
IV.
ANALISIS DATA
50
A. Sistem Pel* Kerja Analisis Data
50
B. Pelaksanaan Analisis Data.
52
1. Deskripsi Kemampuan Dosen Merenoanakan
Pembinaan Pribadi Mahasiswa sebagai
Warga Negara Bertanggung jawab
53
2. Deskripsi Kemampuan Membina Pribadi Ma
hasiswa sebagai Warga Negara Bertang -
gung jawab dalam pelaksanaan diskusi..
63
3. Deskripsi Kemampuan Membina Pribadi Ma
hasiswa sebagai Warga Negara Bertang
gung jawab dalam Menilai diskusi......
V.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANNYA
76
89
A. Kesimpulan Hasil Penelitian
89
B. Pembahasan Hasil Penelitian
92
C. Implikasi Hasil Penelitian
103
D. Rekomendasi
106
DAFTAR PUSTAKA
113
LAMPIRAN-LAMPIRAN
A. Instrumen Pembantu Penelitian
116
B. Pedoman Observasi
13**
C. Jadwal Kegiatan Penelitian Lapangan
139
D. Ringkasan Data Hasil Penelitian
1^2
E. Daftar Riwayat Hidup Penulis
19^
F. Izin-izin Penelitian
199
viii
DAFTAR TABEL
Tabel
1
2
3
k
5
Halaman
Keadaan Mahasiswa dan Dosen Perguruan Tinggi Lokasi
Penelitian dalam Tahun Akademik 1990/1991
^6
Latar Belakang Kesarjanaan dan
pada Kasus-kasus Nusa, Bangsa,
Tahun Akademik 1990/1991
^9
Beban Tugas Dosen
dan Bahasa dalam
Deskripsi Kemampuan Dosen Merenoanakan Pembineen
Pribadi sebagai Warga Negara Bertanggung jawab. ...
56
Deskripsi Kemampuan Dosen Membina Pribadi sebagai
Warga negara Bertanggung jawab dalam diskusi
67
Deskripsi Kemampuan Dosen Membina Pribadi sebagai
Warga negara Bertanggung jawab dalam menilai diskusi
ix
80
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
1
Fokus Masalah dan Batas Studi Penelitian
4
2
Planning the learning task
27
3
Ruang lingkup Kawasan Kemampuan Guru.
28
*f
Alur Proses Kegiatan Penelitian
39
5
The Flow of Naturalistic Inquiry
h2
6
Sistem Pola Kerja Analisis Data
51
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam Bab ini disajikan berturut-turut tentang Latar Belakang
Masalah, Fokus Masalah dan Pembatasan Studi, Analisis Masalah,Tujuan Penelitian, dan Kegunaan Hasil Penelitian.
A. Latar Belakang Masalah
Pembangunan Jangka panjang ( 25 tahun ) kedua diarahkan kepa
da peningkatan "kualitas manusia dan masyarakat Indonesia yang maju
dalam suasana
dupan
tenteram
dan sejahtere lahir batin dalam tata kehi-
masyarakat bangsa dan negara
yang
berdasarkan
( GBHN 1988 ). Sedangkan Pancasila telah ditetapkan
Pancasila."
sebagai
dasar
negara dan sekaligus juga menjadi dasar Pendidikan Nasional.
Tujuan Pendidikan Nasional yang berlandaskan Pancasila, yaitu
"untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seu-
tuhnya." ( UUSPN ).
Arah tujuan pendidikan nasional tersebut membe
rikan petunjuk nyata bagi peran pendidikan umum dalam kawasan pendi
dikan nasional kita, karena ** . . . general education ...is that which
prepares the young for the common life
of their
time
and
their
kind ... It is the unifying element of culture. It prepares the stu
dent for all a
full satisfying life as a member, as a worker, as
citizen ..." ( Nelson B.Henry, 1952: h ). Dalam kaitan-ini
a
Pancasi
la telah menjadi citra ideal Bangsa Indonesia, menjadi sumber
bagi
diperolehnya kepuasan hidup, baik sebagai anggota keluarga, sebagai
karyawan, maupun sebagai warga negara.
Kedudukan Pancasila dalam khazanah Pendidikan Nasipnal Indone
sia dapat mempunyai arti luas dan sempit.
Dalam artinya yang luas,
karena sistem pendidikan nasional Indonesia sebenamya adalah
sis
tem Pendidikan Pancasila. Sedangkan Pendidikan Pancasila dalam arti
sempit, yaitu pendidikan Pancasila sebagai suatu bidang studi khu
sus yang diajarkan sejak mulai Pendidikan Dasar sampai dengan Per
guruan Tinggi. Arah sasaran dalam penelitian ini hanya
berkaitan
dengan pengertian Pendidikan Pancasila dalam artinya yang sempit.
Di lingkungan Perguruan Tinggi Negeri maupun Perguruan ^inggi Swasta, pendidikan Pancasila diberikan menjelang semester per-
tama dengan program penataran P-*+ pola pendukung 100 jam.
Suatu
kejanggalan dijumpai pada beberapa Perguruan Tinggi Swasta dan di
IAIN Cirebon, pendidikan Pancasila diberikan pula melalui program
perkuliahan terstruktur pada semester tiga dengan bobet dua sks.
Salah satu argumen yang muncul, karena pendidikan Pancasila menja
di mata ujian negara. Kesenjangan yang timbul keraudian ad8lah bahwa hasil ujian negara Pendidikan Pancasila maupun hasil ujian kemprehensif di IAIN ternyata hasil taraf kelulusannya hanya sekitar
60 % saja pada setiap periode ujian tersebut, padaha1 para maha siswa telah memperoleh tambahan perkuliahan biasa di samping pro
gram penataran P-4.
Hasil studi pendahuluan diperoleh informasi jenis kesenjang
an yang lain sifatnya, yaitu kesenjangan antara
yanff
diharapkan
oleh pendidikan Pancasila dengan kenyatean perileku moral keseharian para mahasiswa di lingkungan.kampus. . Gejala tersebut antara
lain raasih rendahnya taraf kedisiplinan para mahasiswa dalam keha.
diran kuliah yang rata-rata hanya mencapai 80 %daripada frekuensi
yang semestinya. Para mahasiswa yang da tang terlambat pada jam ku
liah pertama setiap hari rata-rata mencapai 2 %. Kegiatan nyontekdalam ujian banyak dijumpai di kelangan para mahasiswa pada bebe
rapa Perguruan Tinggi yang bersangkutan. Gejala demikian itu meru-
pakan indikator masih cenderung rendahnya nilai moral kedisiplin
an dan rendahnya nilai moral kemandirian para mahasiswa tersebut.
Sejala kesenjangan tersebut di atas menjadi perhatian
8wal
sebagai masalah yang perlu memperoleh penelusuran lebih Ianjut da
lam penelitian ini. Dengan tidak mengesampingkan kemungkin8n
ada
faktor-fakter penyebab lainnya, perhatian dalam penelitian ini diarahkan hanya pada sasaran kegiatan proses belajar mengajar Panca
sila, di mana peran dosen Pancasila merupakan salah
satu
faktor
.dominan bagi tercapainya keberhasilan studi dan terwujudnya peri-
la ku keseharian para mahasiswanya. Faktor kemampuan dosen Pancasi
la menjadi titik perhatian penelitian ini.
Dalam penyelenggaraan
pendidikan
Pancasila
di
Perguruan
Tinggi, baik melalui program penataran P-*f maupun dalam perkuliah
an terstruktur, senantiasa dijumpai kegiatan diskusi. Penyelengga
raan pendidikan Panca,sila dalam kenyataannya sekarang ini tak da
pat dipisahkan dengan kegiatan diskusi, bahkan dalam program pena
taran P-4, kegiatan diskusi itu merupakan salah satu metode
yang
wajib diterapkan, di samping metode-metode lainnya.
Kegiatan diskusi dalam proses belajar mengajar merupakan sa
lah satu wahana untuk meningkatkan sikap kemandirian dan kedisip-
linan dalam rangka pembentukan insan Pancasilais
peserta
didik,
karena kegiatan diskusi dilaksanakan sepenuhnya oleh para mahasis
wa di bawah bimbingan dosen.
Akan tetapi seperti disinyalir Sayi-
diman Suryehadiprojo ( 1989: 287 ), " para guru termasuk dosen belum
memenuhi syarat yang diperlukan, baik stander intelektual mau
pun yang berhubungan dengan pembentukan sikap mental."
Sedangkan
menurut Anwar lasin ( 1989: 333 ), "kebanyakan guru kurang
kelebihan penguasaan ilmu pengetahuan yang diajarkannya,
dalam
karena
ilmu pengetahuan gur^-gum sekarang tidak terlelu jauh di atas pe
ngetahuan rata-rata tnuridnye."
B. Fokus Masalah dan Pembatasan Studi
Gambaran
latar belakang
masalah di atas
menunjukken
adanya
kesenjangan dalam penyelenggaraan pendidikan Pancasila pada beberapa
Perguruan Tinggi Swasta dan IAIN di Kotamadya Cirebon, terutama
ke
senjangan mengenai harapan perilaku hasil pendidikan Pancasila deng
an kenyataan perilaku moral para mahasiswa dalam kehidupan keseharian yang cenderung beluro memiliki kedisiplinan. Hal ini berarti
pula
bahwa sikap tanggung jawab edukatif yang semestinya dimiliki mahasis
wa calon guru perlu peningkatan. Salah satu faktornya bermuera
pada
upaya dosen membina pribadi mahasiswa melalui kegiatan diskusi kelas.
BerdasarRan tema judul penelitian sebagai pokok perhatian
dan
latar belakang masalah, maka rumusan masalah penelitian ini difokus-
kan kepada upaya memperoleh deskripsi tentang "Bagaimana Upaya Dosen
Dosen Pancasila Membina Pribadi Mahasiswa sebagai Warga
Negara yang
Bertanggung .jawab Melalui Kegiatan Diskusi Kelas Pendidikan Pancasi
la," pada beberapa Perguruan Tinggi di Kotamadya Cirebon,
Masalah tersebut masih bersifat umum, oleh karena
itu
perlu
diberikan pembatasan studi dengan lebih memfokuskan pada sasaran upa
ya :osen Pancasila membina pribadi para mahasiswa sebagai warga nega
ra yang bertanggung jawab, melalui kegiatan merenoanakan, membimbing
pelaksanaan, dan menilai kegiatan diskusi kelas pendidikan Pancasila.
Pembatasan studi ini terlukiskan pada gambar bagan seperti berikut :
UPAYA DOSEN-DOSEN PANCASILA MEMBINA PRIBADI MAHASISWA
SEBAGAI WARGA NEGARA YANG BERTANGGUNG JAWAB MELALUI
Merenoanakan Ke
giatan Diskusi
^
Menilai Kegiat
Hembimbing Pelaksanaan
Kegiatan Diskusi
. . -- . - - .Tf
an Diskusi
- --
*
Gambar bagan 1 Fokus masalah dan pembatasan studi penelitian
Warga negara yang bertanggung jawab dimaksudkan adalah sebagai
warga negara Indonesia yang memiliki kepribadien sebagai insen Pence
silais.
Penggunaan istilah tanggung jawab mempunyei kaitan erat de
ngan perilaku moral dan oleh sebab itu yang dimaksudkan dengan warga
negara yang bertanggung jawab adalah warga negara
hendak dan kemampuan menghajati dan
yang memiliki ke-
mengamalkan
nilai-nilai .moral
Pancasila seperti terangkum dalam tiga puluh enam butir Pancasila,
C. Analisis Masalah
Mengingat fokus masalah mesih menunjukkan
luas dan kompleks, maka peneliti
karakteristik
nenganggep perlu untuk
yang
memberikan
rincian lebih lanjut dengan cera menganalisis sebagai berikut :
1. Masalah " bagaimana
upaya
dosen-dosen
pribadi para mahasiswa sebagai warga negara yang
Pancasila membina
bertanggung
jawab
dengan memasukken kompenen-kompenen pembineen tersebut ke dalam rencene diskusi kelas pendidikan Pancasila," dirinci
menjadi
beberapa
submasalah, yaitu :
a. Bagaimana
han
upaya
dosen-dosen- Pancasila mempersiapkan bahen-ba-
bagi pembineen pribadi para mahasiswa sebagai
yang bertanggung jawab
yang hendak dimasukkan
warga
ke dalam
negara
rencana
kegiatan diskusi kelas pendidikan Pancasila ?
b. Bagaimana . upaya dosen-dosen
Pancasila menyusun rencana pembi
neen pribadi bagi para mahasiswa sebagai warga negara yang bertang
gung jawab ke dalam rencana kegiatan diskusi kelas pendidikan Pan
easila ?
c. Keraponen-kompenen pembineen pribadi sebegai warga negara yang ber
tanggung jawab ape saja yang tertuangken ke dalam rencana kegiatan
diskusi keles pendidikan Pancasila ?
v '
Rencana kegiatan diskusi kelas pendidikan Pancasila, adalah merupa
kan suatu bentuk rencana yang utuh, di mana di dalamnya meliputi un
sur-unsur teknik penyelenggaraan. Dan eleh sebab itu
dimesukkennye
kompenen-komponen pembineen pribadi sebagai warga negara
yang ber
tanggung jewab ekan senantiasa terintegrasikan dalam rencana kegiet
an diskusi kelas pendidikan Pancasila delem keutuhennye itu.
2. Masalah
" bagaimana .upaya
pribadi para mahasiswa sebegai
dosen-dosen Pancasila membina
warga negara yang bertanggung jawab
dalam pelakdanaan kegiatan diskusi keles pendidikan Pancasila," dirinci menjadi beberepa submasalah sebegai berikut :
a. Bagaimana
mahasiswa
upaya
dosen-dosen
Pancasila membina
pribadi
para
sebagai warga negara yang bertanggung jawab dalam mem
beriken bimbingan bagi mempersiepkan melaksanaken kegiatan disku
si kelas pendidikan Pancasila ?
b. Bagaimana
upaya
mahasiswa sebegai
dosen-dosen
Pancasila
membina pribedi
para,
warga negara yang bertanggung jawab dalam mem
bimbing pelaksanaan kegiatan diskusi kelas pendidikan Pancasila?
c. Bagaimana komponen-komponen pembinaan pribadi sebagai warga , ne
gara yang bertanggung jawab tersebut dikembangkan dalam pelaksa
naan kegiatan diskusi kelas pendidikan Pancasila ?
Pelaksanaan kegiatan diskusi kelas pendidikan Pancasila dilaksanakan
eleh para mahasiswa, eleh sebab itu
norma-norma
mereka perlu dibekali
mengenai
yang di dalamnya berisikan nilai-nilai moral Pancasila
bagi pembentukan perilakunya dalam berdiskusi. Materi pembinaan pri
badi ini diberikan pada tahap bimbingan bagi persiapan kegiatan dis
kusi. Sedangkan dalam pelaksanaan kegiatan diskusi arah pembinaan
pribadi sebagai warga negara yang bertanggung jawab ini terlukiskan
dalam sikap dan perilaku pare peserte diskusi tersebut dan mengenai
sampai sejauh mana para peserta diskusi mampu mengembangkannya.
3. Masalah "i bagaimana
upaya dosen-dosen.' Pancasila membina-
pribadi para mahasiswa sebegai warga negara yang bertanggung
jawab
dalam memberikan penilaien terhadap kegiatan diskusi kelas pendidik
an Pancasila," dirinci menjadi beberapa aubmeseleh sebagai berikut:
a. Bagaimana .upaya
dosen-dosen
Pancasila membina
pribadi
para
mahasiswa sebagai warga negara yang bertanggung jawab dalam mempersiepken kriteria dan sasaran..penilaien kegiatan diskusi kelas
pendidikan Pancasila ?
b. Bagaimana . upaya
dosen-dosen
Pancasila membina
pribadi
mahasiswa sebagai warga negara yang bertanggung jawab
para
dalam pe-
laksenaen penilaien kegiatan diskusi kelas pendidikan Pancasila?
c. Kempenen-kbmponen pembineen pribadi sebagai
bertanggung jawab apa seja yang dikembangkan
warga
negara
4alam
yang
memberikan
penilaian terhadap kegiatan diskusi kelas pendidikan Pancasila?
Dalam memberikan penilaian memerlukan suatu persiapan yang cermat
dan mantap agar penilaian tersebut
relevan
dengan
hendak dicapainya terutema berkaitan dengan sampei
sasaran
di maha
yang
upaya
pembinaan pribadi para mahasiswa sebagai warga negara yang bertang
gung jawab itu telah dicapai.
Baik dalam mempersiapkan penilaian
maupun dalam pelaksanaan penilaian tersebut memerlukan suatu kemam
puan dan kepekaan dosen yang yabg bersangkutan, mengingat yang men
jadi sasaran obyek penilaiannya edalah hasil pembinaan pribadi yang
tercermin dalam perilaku kegiatan para mahasiswa dalam melaksanakan
kegiatan diskusi tersebut.
E. Tu.iuen Penelitien
Tujuan yang hendak dicapai melaluui penelitian ini, soeere
umum ingin memperoleh data tentang deskripsi upaya • dosen-do
sen Pancasila dalam membina pribadi para mahasiswa sebagai warga
8
negara yang bertanggung jawab.
Upeye
dosen demikien itu akan ter^.
cerminkan pada adegan alamiah kegiatan dosen Pancasila dalam merenoa
nakan, membimbing pelaksanaan, dan menilai kegiatan.diskusi Pancasi
la.
Lebih Ianjut
data
kegiatan
adegan alamiah yang menggember-
kan performansi dan kompetensi dosen Pencesile di etas dapat dijadikan dasar untuk :
1. menentukan idiographieally interpreted, yeitu gegasan hasil penefsiren mengenai penerapan pendekatan moral Pencesile dalam kegieten diskusi.
2. menetapkan bagi tentative epplied, yaitu menggunakan delam pelak
sanaan kegiatan diskusi berikutnye.
Lebih lanjut berdeserkan deskripsi hasil penelitien den hesil
studi kepustakaan dapat pula disajikan rekomendesi begi aemperkaya
konsap dasar pBrididikan Pancasila sebagai Pendidikan Umum,
khusus
nya pendidikan Pancasila sebagai pendidikan bagi pembentukan priba
di manusia Indonesia seutuhnya
berdeserken Pancasila.
E. Kegunaan Hasil Penelitian
Deskripsi taraf
upaya
dosen-dosen
Pencesile membina pri
badi mahasiswa sebagai warga negara yang bertanggung jawab melalui'
kegiatan diskusi kelas
Pancasila
akan merupekan salah oatu acuen
pokok bagi perwujudan perilaku moral Pancasila para mahasiswa mele-
lui kegiatan diskusi. Hal ini berarti bahwa penggunaan metode disku
si dipandang sebagai proses pendidikan pribadi yang bersifat "anti
dogmatis" bagi terwujudnya perilaku moral para peserta^didik dalam
kehidupannya sehari-hari.
Apabila tujuan-tujuan di atas dapat dicapai, maka hasil pene
litian ini diharapkan dapat memberi
masukan bagi desen-dosen
Pancasila dalam membina kegiatan belajar mengajar Pancasila yang;
lebih efektif, efisien dan produktif, dapat memenuhi tuntutan tu
juan institusional lembaga pendidikan yang
bersangkutan, serta
tuntutan tujuan pendidikan nasional bagi tercapainya pribadi peserta didik seutuhnya. Secara rinci hasil penelitian ini diharap
kan memberikan faedah terhadap hal-hal sebagai berikut :
1. Melalui temuan penelitian lapangan yang dilengkapi dengan ha
sil studi kepustakaan dapat dijadikan sebagai bahan tentative
applied mengenai upaya menerapkan nilai-nilai moral Pancasila
dalam proses belajar mengajar Pancasila melalui kegiatan dis
kusi, khususnya di lingkungan Perguruan Tinggi yang dijadikan
kasus penelitian ini.
Dan diharapkan hasilnya dapat memberi
kan nilai tambah dalam upaya meningkatkan pendidikan
pribadi
para peserta didik bagi tercapainya pribadi manusia seutuhnya
berdasarkan Pancasila.
2. Gambaran keberadaan adegan alamiah yang sebenarnya
daripada
kegiatan diskusi pendidikan Pancasila sebagai proses pendidik
an pribadi ini dapat digunakan sebagai bahan masukan pula bagi
para penanggungjawab penyelenggara pendidikan Pancasila, yakni
BP-7, Bsgien Pengembangan Pendidikan Penceails pada
Perguruan
Tinggi, dan MGBS ( Majelis Guru Bidang Studi ) Pencesile
pede
tingket Pendidikan Menengah. Deskripsi ini dapat digunakan un
tuk upaya pengembangan dan pembinaan selanjutnya.
3. Lebih lanjut hasil temuan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi
upaya meningkatkan dan inovasi proses belajar mengajar MKDU la
innya , terutama pendidikan agama, pendidikan
kewarganegsreen
dan pendidikan kewiraan yang mengacu lebih besar kecenderungen
nya kepada upaya pembentukan pribadi dan kepribadian bangsa.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Konteks Penelitian
Penelitian ini mengikuti jalan pikiran penelitian naturalistik
walaupun tidak sepenuhnya, karena dari empat belas
karakteristiknya
seperti diungkapkan Guba, hanya sepuluh buah saja yang dapat diikuti
dalam penelitian ini. Sepuluh karakteristik dimaksud, terdiri atas :
"natural setting, human instrument, utilization of tacit
knowledge,
qualitative methods, purposive sampling, inductive
analysis ,
data
emergent design, negotiated outcomes, case study reporting fflode,idi-
ographic interpretation." ( Egon G.Guba, 1984: 39-42 ).
Berlandaskan pada konteks model penelitian di atas, maka meto
de yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode alamiah
tatif, menggunakan pandangan menurut pendirian
dalam perspektif "emic."
kuali-
masing-masing
orang
Dengan demikian maka data yang dikumpulkan
bersifat kualitatif yang diperoleh dari adegan situasi wajar (natur
al) subjek yang diteliti.
B. Sumber Data Penelitian
Sunber data utama dalam penelitian kualitatif,
adalah " kata
kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan." ( L.J. Moleong,
1989:122). Dengan demikian
sumber
informasi
penelitian ini sesuai
dengan sasaran fokus awal, adalah mengenai apa yang diungkapkan
sen-dosen Pancasila pada
rebon.
Sampelnya
do
beberapa Perguruan Tinggi di Kotamadya Ci
merupakan sampel kecil dan purposif berkenaan de
ngan sasaran fokus penelitian,
yakni
lima
orang
dosen Pancasila
yang bertugas di Universitas Swadaya Gunung Djati, IAIN Sunan Gunung
Djati dan Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Cirebon.
33
34
Lime dosen Pencesile tersebut dijadikan sebagai
primer, mengutamakan data langsung (first hand).
sumber
data
Untuk memperoleh
gambaran tentang later belakang pendidikan, pengalaman mengajar,dan
pengalaman lainnya seperti karya tulis, turut serta
dalam
seminar
dan lain-lain,dilakukan triangulasi berupa ddkumentesi administrasi
data kepegawaian dalam memverifikasi informasi yang diperoleh
dari
tangan pertama.
Penentuan sumber data lain dilakukan atas penunjukkan respon-
den, yaitu para asisten dosen, forum kegiatan diskusi bagi pelaksa
naan observasi kegiatan yang melibatkan para peserta diskusi.
dengan demikian, sumber informasinya berkembang menjadi
Dan
" snowball
sampling," sampai pada akhirnya mencapai taraf "redundancy,"
yang
merupakan gejala ketuntasan data, karena sudah tidak ada lagi untuk
memperoleh tambahan informasi baru.
Penetapan
sampel
kecil
yang
berasal dari beberapa Perguruan Tinggi ini telah memperkuat keyakin
an "peneliti bagi tercapainya taraf "confirmability" dan "dependabi
lity" hasil pengumpulen dete penelitian ini.
C. Tahap-tahap Pelaksanaan Penelitian
Ta^ap-tahap pelaksanaan penelitian secara gar s besar terdiri
atas tiga tahapan, yaitu tahap orientasi, tahap eksplorasi
dan ta-
hep member check.(S.Nasution,1988:33-34). Menurut Yvonna S. Lincoln
dan Egon G.Guba (1985:235-236), bahwa "the orientation and overview
phase, the phase of focused exploration, and the member check." Ada
pun rincian daripada ketiga tahapan tersebut adalah sebagai
yang
tersajikan berikut ini.
1. Tahap Orientasi
Pada tahap orientasi ini berupaya memperoleh persiapfn bagi
diperolehnya informasi pendahuluan yang akan dikembangkan kemudian.
35
Egon Guba (1985:235) menyatakan " to obtain sufficient information
to get some handle on what is important enough to follow up in de
tail." Beberapa kegiatan yang telah peneliti lakukan
antara
lain
meliputi hal-hal sebagai berikut :
a. Peneliti telah melakukan studi kepustakaan,
termasuk
"klipping" surat kabar untuk mengkajji berbagai
berkenaan dengan permasalahan terkait
dengan
menyusun
informasi
teme
dan
yang
fokus
awal penelitian.
b. Melakukan pra-survey ke lokasi penelitian, y§itu terhadap
tiga
Lembaga Pendidikan Tinggi di Kotamadya Cirebon, yakni Universitas Swadaya Gunung Djati, IAIN Sunan Gunung Djati, dan
Sekoleh
Tinggi Ilmu Tarbiyah.
c. Peneliti mengadakan perkenalan dengan membawa surat
litian dari IKIP Bandung dan dari Ditjen Sospol
izin pene
Propinsi
Jawa
Barat. Wawancara pendahuluan dilakukan dengan Dekan, para . Pambantu Dekan, Ketua-Ketua Jurusan dan para calon responden.
Berdasarkan hasil orientasi ini terjumpai beberapa hal
yang
menarik dan menonjol,terutama berkenaan dengan kondisi dan situasi
Lembaga Perguruan Tinggi tersebut. Selain daripada
pule informasi yang berkaitan
denggn
itu
penyelenggaraan
diperoleh
pendidikan
Pancasila, yakni melalui kegiatan pentaran P-4 pola pendukung
100
jam, dan kemudian diberikan pula dalam perkuliahan terstruktur pa
da semester tiga dengan bobot dua sks. Informasi lain
menunjukkan
bahwa hasil ujian negara pendidikan Pancasila pada beberapa Pergu
ruan Tinggi Swasta, maupun hasil ujian komprehensif pada IAIN
nunjukkan hasil yang kurang memuaskan.
me
Basil orientasi ini diper
oleh informasi bahwa pada umumnya taraf kehadiran
para
mahasiswa
masih belum memuaskan. Gambaran umum yang demikian itu telah
mem
berikan keyakinan peneliti untuk menguatkan fokus awal penelitian.
-36
2. Tahap Eksplorasi
Tahap eksplorasi merupakan upaya " to obtain information
in
depth ebout those elements determined to be solient."(Egon G.Guba,
1985:235),
Kegiatan yang peneliti lakukan pada .tahap
eksplorasi
ini adalah sebagai berikut :
a. Melakukan penyusunan instrumen pembantu penelitian dan
pedoman
observasi yang dikembangkan terus-menerus sesuai dengan kondisi
yang dijumpai di lapangan. Menurut S.Nasution (1988:72),
bahwa
"Informasi emic yang diterimanya dijadikan bahan untuk merumus-
kan sejumlah pertanyaan yang lebih berstruktur, walaupun infor
masi yang diharapkan tetap bersifat emic."
b. Peneliti melakukan kegiatan wawancara .'dengan
para
responden
yang dalam hal ini dosen-dosen Pancasila pada beberapa Fakultas
secara bergantian sesuai dengan persetujuan
wektu
yang
telah
ditetapkan bersama. Dosen-dosen dimaksud, yaitu dua orang dosen
Pancasila pada FKIP Unswagati yang membina perkuliahan Pancasi
la enam kelas pada semester tiga dari lima jurusan yang ada,dua
dosen Pancasila pada IAIN yang membina lima kelas semester tiga
dengan tiga jurusan, dan seorang dosen Pancasila pada STIT
Ci
rebon yang membina perkuliahan satu kelas pada semester tiga.
c. Peneliti melakukan observasi terhadap pelaksanaan kegiatan bel
ajar mengajar Pancasila yang menggunakan metode
diskusi
pada
kelas-kelas tertentu . Kegiatan observasi ini dilaksanakan atas
tunjukan dan ketentuan waktu diskusi dari responden,
dalam hal ini dosen Pancasiladari masing-masing
dan
yang
fakultas
yang
bers8ngkutan. Kegiatan wawancara dan observasi ini pun berlang
sung terus-menerus mengikuti pola kerja disain "sirkuler." sam
pai skhirnya menunjukkan pada kecenderungan gejala ketuntasan.
37
Menurut S.Nesution (1988:27) yaitu bahwa "disein sirkuler meng
ikuti jelan lingkaran tanpa putus-putusnya.
Namun pada
suatu
saat harus dihentikan,misalnya bila hasilnya telah dianggap memadai, atau bila penelitian telah sampai pada taraf ketuntasan."
d. Peneliti melakukan kegiatan penyusunan hasil laporan yang meli
puti mendeskripsi, menganalisis, dan menafsirkan data informasi
hasil penelitian. Kegiatan ini pun
terus-menerus dan bukan
pada
dasarnya
hanya merupakan suatu
akhir yang tanpa pengulangan,
melainkan
berlangsung
titik
senantiasa
kegiatan
beruleng
sampai dirasakan cukup mencapai ketuntasan dalam eksplorasi ini
3. Tahap Member Check
Member Check ( Egon G.Gube, 1985 : 236 ) merupakan
kegieten
penelitian yang berupaya " to obtain confirmation that the
has
report
captured the data as construct by the informants, or correct,
amend, or extend it, that is, to establish the credibility of
case."
Pada tahap member check ini kegiatan yang dilakukan
the
dalam
penelitian ini antara lain sebagai berikut.
a. Mengadakan laporan hasil penelitian yang diperoleh
pad8
tahap
eksplorasi sesuai dengan jumlah responden yang terdiri atas li
ma dosen
ancasila dari tiga Perguruan Tinggi
di Kotamadya Ci
rebon. Penyusunan laporan ini mencakup sasaran kesimpulan pers
pektif yang bersifat "etic,"
an
dan yang didasarkan atas penafsir-
dan analisis peneliti yang diperoleh berdasarkan data hasil
wawancara, observasi, serta informasi lain yang mendukungnya.
b. Menyampaikan masing-masing laporan tersebut kepede pere respon
den untuk di-cek kesesuaiannya mengenai tafsiran dan kesimpulan
38
dari informasi date adegan alamiah lepangan penelitian. Penyampaian laporan
kepada
para
responden
ini
dilakukan
dengan
pertemuan khusus, melalui suatu forum diskusi berdialog antara
peneliti dengan masing-masing responden.
Cara
ini ditempuh
dengan maksud agar efektivitas dan efisiensi waktu bisa dicapai.
Di samping
itu untuk menjaga kesalahan tafsir sehingga apabila
ada sesuatu kekurangf sesuaian
dengan kenyataan yang sebenarnya
dapat diperbaiki dan disempurnakan secara langsung.
c. Para responden setelah menelaah dan mempelajari bersama peneli
ti dari laporan yang diterimanya itu, kemudian memberikan paraf
persetujuannya.
Dalam kenyetaannya,laporan yang telah. diterima
para responden itu tidek benyek mendapat perbaiken dan penyempurnaan. Beberepa kekeliruan dalam susunan kalimet den semantik
kebahasaan, tetap dibiarkan, karena para
responden menyatakan
tidak berkompeten untuk memperbaikinya.
Ketiga langkah penelitian tersebut di atas
dalam rangka ke-
satuan proses penelitian, adalah merupakan langkeh-langkah utama
dalam penelitian ini.
Walaupun sebenarnya dalam penulisan
tesis,
masih ada kegiaten-kegiatan lainnya yeng belum dimesukken kepada
tiga langkah di atas.
Kegiatan dimaksud, adalah
kegiatan pendahuluan, seperti halnya
fokus awal dan topik penelitian.
pertame berupa
pemikiran untuk menetapkan
Dan kedua,
yaitu kegiatan penu
lisan laporan ini dalam bentuk tesis.
Secara keseluruhan kegiatan dalam rangka
proses
penelitian
ini, berikut disajikan suatu gambar bagan alur proses kegiatan
pelaksanaan penelitian, sejak proses pemikiran menetapkan hubungan
fokus masalah dengan topik sampai kepada disajikannya rekomendasi
hasil penelitian, seperti tercantumkan pada gambar 4.
39
TOPIK
T
PENELITI sebagai
PENELITI sebagai
PEMIKIRAN
~ INSTRUMEN
INSTRUMEN
FOKUS
MASALAH
1L
ORIENTASI
•>
LAPANGAN
RUMUSAN MASALAH DAN
ANALISIS
MASALAH
4&—---
ORIENTASI KAJIAN
TEORETIK
PELAKSANAAN KEGIATAN PENELITIAN
EKSPLORASI ADEGAN
ADEGAN
PENYUSUNAN LAPORAN
3
Wawancara
KAJIAN TEORETIK
PENDIDIKAN
PANCASILA
Observasi
Studi Dokumen
T
c
3 dst.
«r
LAPORAN PENELITIAN
±
KESESUAIAN KONSEP-
TUALISASI bagi Ke
giatan Diskusi .
MEMBER CHECK
3 dst.
J.
"KESIMPULAN TEMUAN DAN IMPLIKASI HASIL PENELITIAN
tentang t Kemampuan Dosen Menerepkan Pendekatan
Moral Pancasila dalam Kegiatan Diskusi Kelas
Pendidikan Pancasila
J£REKOMENDASI HASIL PENELITIAN
= hubungan pengaruh langsung
Keterangan
->
= hubungan pengaruh tidak langsung
= hubungan dalam proses pemikiran
Gambar bagan 4
Alur Proses Kegiatan Penelitian
40
D. Instrumen Penelitian
Dalam melaksanakan kegiatan penelitian untuk diperolehnya data
tentang " Bagaimana taraf kemampuan dosen-dosen Pancasila menerapkan
pendekatan moral Pancasila dalam kegiatan diskusi
kelas
pendidikan
Pancasile pada beberapa Perguruan Tinggi di Kotamadya Cirebon,"
de
ngan metode penelitian naturalistik kualitatif ini, peneliti sendiri
berperan menjadi instrumen penelitian.
(1989:129) menyarankan
Dalam kaitan ini L.J.Moleong
agar peneliti mempersiapkan
untuk
mengenai
dirinya sendiri, karena " Mengenai diri sendiri pada dasarnya
pakan bagian penting dari persiapan peneliti agar
meru
benar-benar
siap
di lapangan, terutema karena akan bertindak sebagai instrumen."
Me
nurut Egon G.Guba ( 1985:39 ), " that ell instruments, interect
with
respondents and objects but that only the human instrument is capab
le of grasping
teraction."
and evaluating the meaning of that differential
Instrumen pembantu
digunakan bagi persiapan
in
wawancara
dan pedoman observasi kegiatan diskusi kelas, dan dengan berkembang'-
nya dan munculnya fokus-fokus baru, maka instrumen bantu ini
selalu
dilakukan penghalusan setiap saat.
Beberapa upaya yang telah peneliti lakukan
bagi diperolehnya
kredibilitas hasil penelitian, mencakup beberapa kegiatan yaitu :
1. Peneliti telah menggunakan waktu yang cukup bagi penelitian
ini,
yaitu selama lima bulan sejak bulan Agustus sampai dengan Desember 1990. Oleh sebab itu hasil penelitiannya menunjukkan " thick
description," dalam bentuk laporan yang banyak dan cukup tebal.
2. Peneliti
telah melakukan wawancara dan observasi yang mendetailr
termasuk sasaran aspek non verbal, seperti halnya pengamatan mi-
mik, pantomimik, kondisi responden dan kondisi lingkungan khusus
daripada responden dalam suasana kegiatan diskuisi kelas tersebut.
41
3. Peneliti telah melakukan "triengulasi" untuk mencek kebenarannya
melalui perbandingan dengan informasi lain, seperti halnya
data
yang diperoleh dari hasil wawancara dicek deng8n informasi
pada
kegiatan observasi pelaksanaan diskusi keles.
Dengan 'demikian
menurut keyakinan peneliti dat8 yang diperoleh terjamin kredibilitasnya •
4. Peneliti telah melakukan "peer debriefing" terutama
dengan cars
membandingkan data hasil penelitian dari beberapa Perguruen Ting
gi yang berlainan. Selain daripada jugs peneliti telah melakukan
diskusi dengan teman-teman sejawat siswa FPS, dan hasilnya digu
nakan untuk mengadakan perubahan, perbaiken, dan memperhalus ke
giatan penelitian yahg dilaksanakan.
5. Peneliti telah melakukan analisis dari semua kasus yang dijumpai
termasuk "kasus negatif"
yang muncul sebagai temuan baru,karena
belum terangkum dalam hipotesis peneliti sebelumnye.
Dan dengen
teranalisisnya kasus-kasus negatif yang muncul itu,telah memberi
keyakinan peneliti bahwa seluruh k8sus yang terkait telah tuntas
teranslisis.
6. Peneliti teleh melakukan "member check." terhadap responden
un
tuk menilai kembali kebenaran data, tafsiran dan kesimpulan yang
telah dibuat. Beberapa hal yang kurang sesuai dan yang dianggap
nmngganggu teleh didiskusiken dengan para responden, sesuai de
ngan yang disaranksn Egon G.Guba (1985:189), yaitu "culminating
in e final critical review by a panel of local respondents."
Deskripsi peran dan kegiatan peneliti sebagai instrumen pene
litian ini, menunjukkan betapa pentingnya kedudukan dan fungsi dari
pada human instrument tersebut,seperti dilukisksn Egon Guba (1985 :
188) dalam bentuk " flow of naturalistic inquiry " berikut ini.
42
\
y
Carried out with-
ing problem,evaluahd,or policy
bptior
option deter-
All tested for :
/
NATURAL SETTING
/
\
^
Demehds
mined bound-
aries,
v** Confirmability
-J—
'• &/
HUMAN
Credibility
/vv Transferability
NJ^j^ Dependability
\
\
INSTRUMENT
/
/
/
y
Building on
—*
Using
-4:
\
^>
QUALITATIVE METHODS
TACIT KNOWLEDGE
Engaging
in
4PURPOSIVE
SAMPLING
EMERGENT
DESIGN
Iterated
4-
-
until
—
Redundancy
INDUCTIVE
DATA ANALYSIS
GROUNDED
THEORY
Involving
_i
NEGOTIATED OUTCOMES
1
Leading
to
_J
CASE REPORT
Which is both
L
IDIOGRAPHICALLY INTERPRETED
TENTATIVE APPLIED
L
Gambar bagan 5
The Flow of Neturalistic Inquiry ( Guba,1985:188)
k3
E. Teknik Pengolahan Data
Teknik pengolahan informasi penelitian dilakukan dengan bebe
rapa langkah, akan tetapi langkah-langkah ini pun sebenarnya
sekedar menunjukkan suatu gambaran untuk menjeleskan
hanya
semate- sate,
sebab pada dasarnya pengolahan datanya pun menganut pola kerje
di-
sain sirkuler. Adapun langkah-langkah dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Informasi yang diperoleh dari adegan 8lamiah,
baik
data
wawancara, observasi, maupun hasil studi dokumentasi
hubungannya
satu dengan yang lain.
hasil
dicarikan
Hal ini dengan maksud
agar
data menteh perspektif "emic" difokuskan kepeda sasaran yang ber
sifat "etic" dan ditemukan
tema" nya melalui reduksi
sebut. Data hasil reduksi memberikan gambaran yang
data ter
lebih
tajam
dan mempermudah mencari kembali bila sewaktu-waktu diperlukan.
2. Pembuatan "display data" dilakukan dengan cara menyusun berbagai
jenis matriks. Menurut R.C.Bogdan (1982:154) bahwa "This process
helps you think more deeply about various aspects of
your sett
ing and how it compares with other settings."
3. Pemberian "kode data," yaitu dengan cara memberikan label dengan
huruf atau pun lambang pada matriks, network tersebut. Pengkodean ini telah memberikan kemudahan dalam penyelesaian selanjutnya
mengingat
ba hwa kode-kode tersebut dapat diamati secara
cepat
sebagai ciri penggolongan data dimaksud.
4. Penyusunan "draft dalam garis besar," yakni melakukan penyusunan
topik, subtopik, sampai kepada sub-sub topik.
Dalam penyusunan
draft secara garis besar ini juga memperhatikan aspek-aspek yang
berkenaan dengan display maupun susunan kode data tersebut.
44
F. Gambaran lokasi penelitian
Penelitian ini didahului dengan penentuan lokasi peneli
tian, sesuai dengan fokus masalah, yaitu " Kemampuan Dosen meaargpkan pendekatan moral Pancasila dalam kegiatan diskusi pe.
da^beberapa Perguruan Tinggi di Kotamadya Cirebon."
-Dengan
izin penelitian dari Direktorat Sosial Politik Propinsi Daerah
Tingkat I Jawa Barat tanggal.31 Juli 1990 Nomor 070.1/3232 dan
dari Rektor IKIP Bandung tanggal.27 Juli 1990 No.4421/PT25.Hl/
N/1990, peneliti menghubungi tiga Perguruan Tinggi yang terda
pat di Kotamadya Cirebon.
Tiga Perguruan Tinggi dimaksud,yaitu Fakultas
dan Ilmu Pendidikan ( FKIP ) Universitas
Keguruan
Swadaya Gunung.Djati
Cirebon, Fakultas Tarbiyah IAIN "Sunan Gunung Djati," dan Seko
lah Tinggi Ilmu Tarbiyah Cirebon. Dua fakultas dan sebuah Seko
lah Tinggi ini menjadi pilihan sebagai lokasi bagi penelitian
ini, karena lembaga-lembaga pendidikan tersebut terdapat keae-
suaian ,yakni menyelenggarakan program pendidikan eajaais ,
jenis profesi keguruan. Berikut ini disajikan gambaran tentang
keberadaan Perguruan Tinggi lokasi penelitian, dan tugas pokok
dosen-dosen Pancasila.
1. Keberadaan Perguruan Tinggi lokasi penelitian.
Berdgsarkan studi pendahuluan pada tiga Perguruan Tinggi
yang ada di Kotamadya Cirebon diperoleh informasi mengenai sta
tus, data jumlah mahasiswa maupun jumlah para pengajar, serta
termasuk di dalamnya dosen-dosen Pancasila.
FKIP Universitas
Swadaya Gunung Djati, adalah Perguruan Tinggi Swasta
berste-
tus Terdaf^ar, dengan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebuda-
yaen tgl. 29-1-1980 No.032/0/1980, terhitung 1 Jannari I9S0.
- k5
Fakult8s Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unswagati bila ditinjau dari
segi kuantitas jurusan/program studi dan mahasiswanya menempati ke
dudukan sebagai fakultas terbesar di lingkungan Universitas terse
but. Terdapat lima jurusan/program studi, yakni Administrasi Pendi
dikan, Bahasa dan Sastra Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, dan
Pendidikan Dunia Usaha. Sedangkan lokasi Perguruan Tinggi tersebut
berada di Jalan Dr.Cipto Mangunkusumo No.l Kotamadya Cirebon.
Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Gunung Djati Cirebon,8dalah Per
guruan Tinggi Negeri di lingkungan Departemen Agama, berlokasi
di
Jalan Perjuangan Kotamadya Cirebon. Fakultas tersebut didirikan pa
da tanggal. 1 April 1965. Pads saat berdirinya menjadi cabang dari
IAIN "Syarif Hidayatullah " Jakarta. Akan tetapi dengan didirikan-
nya IAIN Sunan Gunung Djati di Bandung dengan ' Keputusan
Agama Nomor 57 Tahun 1968 tanggal. 8 April 1968, maka
Menteri
dimasukkan
menjadi cabang dari IAIN Sunan Gunung Djati Bandung yang berkeduduk
an di Cirebon.
Fakultas ini terdiri atas tiga jurusan, yakni jurus
an Ilmu Pendidikan Agama, Bahasa Arab, dan Tadris.
Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah, adalah Perguruan Tinggi
Agama
Swasta berstatus "Terdaftar," dengan Keputusan Menteri Agama Nomor
113 Tahun 1988 tanggal 27-5-1988. Perguruan Tinggi tersebut semula
bernama Perguruan Tinggi Islam didirikan pada tahun akademik 1984/
1985, akan tetapi kemudian berdasarkan UU Nomor 33 Tahun 1985 dise
suaikan namanya menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah. Sekolah Ting
gi ini mempunyai dua jurusan, yakni jurusan Ilmu Pendidikan Agama
dan Jurusan Bahasa Arab serta berlokasi di Jalan Tuparev Kotamadya
Cirebon.
Hasil studi pendahuluan menjelang penelitian diperoleh
data
tentang jumlah dosen dan mahasiswa dari ketiga Perguruan Tinggi ini
46
seperti yang disajikan pada tabel berikut ini.
Tabel. 1
KEADAAN MAHASISWA,DAN DOSEN PERGURUAN JTINGGI LOKASI
^PENELITIAN DALAM TAHUN AKADEMIK 1990/1991
_,
No.
Nama Perguruan Tinggi
Mahasiswa.
Dosen
r.
Dosen
Pancasila
1.
FKIP UNSWAGATI
1.050
33
2
2.
FAK.TARBIYAH IAIN
1.880
72
2
3.
ST IT
460
17
1
3.390
122
5
Jumlah
Kelima dosen Pancasila di etas dijadikan informan dalam pene
litian ini, dua dosen FKIP UNSWAGATI berinisial AF dan MS, dua do
sen IAIN berinisial #B dan RA, serta seorang dosen STIT berinisial
ES.
Sedangkan sebutan nama Lembaga Perguruan Tinggi pada peneliti
ah ini menggunakan istilah "Nusa," untuk FKIP UNSWAGATI,
istilah
"Bangsa," untuk IAIN, dan istilah "Bahasa," untuk STIT.
2. Tugas pokok dosen-dosen Pancasila
Tugas pokok dosen-dosen Pancasila didasarkan atas SK.
MENPAN
Nomor 59/MENPAN/1987 ( Dep.Dikbud ) dan SK.MENPAN Nomor 19/MENPAN/
1989 ( Dep.Agama ), sesuai dengan tugas-tugas tenaga pengajar Per
guruan Tinggi lainnya. Secara garis besar tugas pokok para dosen
tersebut terbagi atas empat kategori, yakni Pendidikan dan Penga
jaran, penelitian, pengabdian pada masyarakat, dan penunjang Tridharma Perguruan Tinggi. Rincian tugas ppkok dosen-dosen tersebut
mencakup sasaran-sasaran kegiatan sebagai berikut ini.
k7
a. Tugas pokok Bidang Pendidikan dan pengajaran, meliputi kegiatan
1) Memperoleh ijazah Perguruan Tinggi sampai dengan
setratum
tertinggi
2) Memberi kuliah/tutorial dan menguji.
3) Menyelenggarakan kegiatan pendidikan di laboratorium, praktek keguruan dan praktek lapangan.
4) Membimbing seminar mahasiswa.
5) Membimbing Kuliah Kerja Nyata.
6) Membimbing pembuatan Skripsi dan laporan.
7) Bertugas sebagai panitia ujian akhir.
8) Membina kegiatan kemahasiswaan.
9) Membuat/menulis diktat, modul, naskah tutorial. .
b. Tugas pokok Bidang penelitian, antara lain meliputi kegiatan:
1) Menulis karya tulis ilmiah atau membuat/menciptakan karya
seni/disain.
2) Menyajikan karya tulis dalam pertemuan ilmiah atau karya
seni/desain dalam pentas seni/pameran.
3) Menghasilkan penelitian/karya ilmiah yang
bermut.
yang
tidak dipublikasikan
c. Tugas pokok Pengabdian pada masyarakat, meliputi kegiatan :
1) Memberi latihan/penyuluhan/pentaran pada masyarakat.
2) Memberi pelayanan pada masyarakat atau kegiatan lain yang
menunjang tugas umum pemerintahan dan pembangunan.
3) Membuat/menulis karya pengabdian pada masyarakat,termasuk
menulis buku pelajaran SLTA ke bawah.
d. Tugas pokok Penunjang Tridharma Perguruan Tinggi,
meliputi
antara lain kegiatan :
1) Menjadi anggota dalam suatu panitia/badan Perguruan Tinggi.
48
2) Menjadi anggota organisasi profesi.
3) Mewakili Perguruan Tinggi duduk dalam Panitia antarlembaga •
4) Menjadi anggota delegasi nasional pertemuan
internasional.
5) Berperan serta aktif dalam pertemuan ilmiah.
6) Memperoleh tambahan gelar skademik/keahlian yang setingkat.
7) Mengikuti suatu penataran/latihan ketrampilan.
8) Melaksanakan kegiatan detasering dan
^pencangkokan
tenaga
pengajar.
9) Mendapat tanda jasa/penghargaan.
10) Menjadi 8nggota tim penilai jabatan tenaga pengajar.
Beban tugas para pengajar tetap di
beberapa
Perguruan Tinggi
pada kasus-kasus Nusa, Bangsa, dan Bahasa dinyatakan
tfckuivalensi Waktu Mengajar Penuh) setara 38 jam
dengan
kerja
EWMP
perminggu,
yaitu sebanyak 12 sks dengan ketentuan bahwa satu sks setara dengan
tiga jam kerja.perminggu selama satu semester.
EWMP
tersebut
disebar ke dalam tugas-tugas institusional sebagai berikut :
a. Kegiatan pendidikan dan pengajaran antara
_ : 2.- 8
sks.
b. Kegiatan penelitian dan pengembangan ilmu, antara : 2 - 6
sks.
c. Kegiatan pengabdian pada masyarakat, antara
: 1 - 6
sks.
d. Kegiatan pembinaan civitas akademika, antara
: 1.-4
sks.
e. Kegiatan administrasi manajemen, antara
: 0 - 3
:sks.
Setiap bidang tugas pokok ini dijabarkan lagi ke dalam aspek-aspek
tugas yang lebih rinci, sesuai dengan sasaran empat
bidang pokok
tersebut di atas.
Hasil studi pendahuluan menunjukkan bahwa tugas pokok dosen-do
sen Pancasila pada Kasus-kasus Nusa,Bangsa, dan Bahasa dalam
tahun
kuliah 1990/1991 melaksanakan tugas melebihi ketentuan EWMP di atas
mereka tidak hanya memberikan kuliah Pancasila. saja, melainkan juga
*9
mengajar pada mata-mata kuliah lainnya di luar Pancasila. . Sedangkan
latar belakang pendidikan kesarjanaan dosen-dosen Pancasila bervari-
asi meliputi IKIP, IAIN, dan Hukum. Gambaran pada
tabel; 2 berikut
menunjukkan latar belakang pendidikan, beban tugas
para
pengajar
pendidikan Pancasila pads tiga kasus penelitian ini.
Tabel. 2
LATAR BELAKANG KESARJANAAN DAN BEBAN TUGAS DOSEN PANCASILA PADA
KASUS-KASUS NUSA,BANGSA, DAN BAHASA DALAM TAHUN X 1990/1991
Besarnya sks yang menjadi beban tugas
Pendidikan
Ke
sar
No.
Do
sen
.J*
na
an
Ta
hmn
. Ke
,lu
lus
Memberi
Peng
Peng
Pembi
Kegi
kuliah:
emba
abdi
naan
atan
ngan
an
civi
Admi
Jum
il
mas
nis
lah
mu
ara
tas
akade
kat
mika
si
Pan-
Non
casi
la
Pan
an
1.
AF
S.l
easi
tra
la
1983
8
6
2
4
4
2
26
1984
8
6
2
4
4
2
26
IKIP
2.
MS
S.l
IKIP
ZB
S.l
IAIN
1983
8
6
1
6
4
3
28
3.
4.
RA
S.l
1984
8
6
1
6
6
3
28
1982
6
6
2
6
5
3
28
IAIN
5.
ES
S.l
Hukum
Dengan melihat tahun kelulusan sarjana para dosen Pancasila, ma
ka menunjukkan relatif belum pengalaman dalam mengajar,Sedangkan beban
tugas yang mereka laksanakan bila dikaitkan dengan EWMP nya relatif be-
sar, yaitu -ff- x 38 jam kerja = 82 jam kerja dalam seminggu atau sebesar 2,16 kali daripada EWMP yang telah ditentukan.
BAB
V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANNYA
Pada Bab V ini tersejikan mengenai hasil penelitian dam pembehesennya yang bahannye diembil dari hasil analisis date dela Bab
IV, khususnya mengenai hasil penefsiren data penelitian. Keseluruh
an laporan
penelitian dan pembahasannya ini terdiri
atas
bagian
bagian sebagai berikut :
1. Kesimpulan hasil penelitian
2. Pembahasan hasil penelitian
3. Implikasi hasil penelitian
4. Rekomendasi.
A. Kesimpulan hasil penelitian
Berdasarkan tafsiran yang menunjukkan
kesimpulan-kesimpulan
sementara yang tersajikan pada Bab IV, pada bagian ini diketengahkan beberapa butir kesimpulan yang pada dasarnya merupakan jewaban
atas pertanyaan penelitian yang dirumuskan dalam analisis
masalah
yakni di Bab I. Dan kesimpulan-kesimpulan tersebut adalah
sebagai
berikut ini.
1. Deskripsi mengenai
upeye
dosen-dosen Pancasila pada ka
sus penelitian Nusa, Bangsa, dan Bahasa dalam membina pribadi para
mahasiswa sebagai warga negara yang bertanggung jawab dalam mempro-
gramkannya ke dalam rencana kegiatan diskusi kelas pendidikan Pan
casila terlukiskan pada tiga unsur proses kegiatan,yakni ke
dalam
kegiatan mempersiapkan bahan-bahan bagi penyusunan rencana diskusi
pada proses penysusunan rencana
dan
penuangan
komponen-komponen
pembinaan pribadi sebagai warga negara yang bertanggung jawab pada
rencana kegiatan diskusi kelas pendidikan Pancasila tersebut.
Kegiatan yang dilaksanakan dosen Pancasila dalam merenoanakan
pembinaan pribadi mahasiswa sebagei warga negare yang
«9
bertanggung
90
jawab meliputi (1) menelaah secara mendalam tiga puluh enam butir
nilai Pancasila,(2) menelaah konsep-konsep pendidikan nilai,
(3)
mengkaji teknik-teknik untuk musyawarah mufakat bagi diskusi, (4)
mengkaji teknik-teknik penyusunan makalah diskusi,(5) menjabarkan
butir-butir nilai Pancesile yang berkaitan dengen pembinaan priba
di sebagei werga negara yang bertanggung jawab, (6) menyusun
mo
del teknik pembinaan pribadi para mahasiswa, (7) menyusun pedoman
penyelenggaraan kegiatan diskusi kelas Pancesile,(8) mengelompok-
ken peserte menjedi penyeji makalah,penanggap, den pengamat,
(9)
menyusun teme-teme pokok diskusi, den (10) menyusun jadwal kegietdiskusi.
Adepun komponen-komponen pembineen pribadi
mahasiswa
gai warga negara yang bertanggung jaweb yang dituengken ke
seba
dalam
rencana kegiatan diskusi kelas pendidikan Pencesile, yeitu (1) pe
rileku
manusia berakhleq,(2) sikap tenggang rasa, (3) sikep kese-
tiekewanen, (4) sikap kepedulian, (5) sikep disiplin, (6) kemampu
an berfikir kritis,(7) kebebasen berbicara yang bertanggung jawab
(8) sikap musyawarah mufakat,(9) sikap memilih,menghargai,dan fcer-
buat yang bertanggung jawab,(10) sikap mandiri,
(11)
menghargai
hasil karya orang lain, dan (12) sikap kemauan untuk bekerja
ke
ras.
2. Deskripsi
mengenai
upaya
dosen-dosen Pancasila
pada
kasus Nusa,Bangsa, dan Bahasa dalam membina pribadi para mahasis
wa sebagai warga negara yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan
kegiatan diskusi kelas pendidikan Pancasila tergambar dalam kegi
atan membimbing bagi persiapan pelaksanaan diskusi,membimbing pe-
laksnaan, dan dalam mengembangkannya pada kegiatan diskusi kelas
pendidikan Pancasila tersebut.
91
Delem membimbing persiepan bagi pelaksanaan kegiatan diskusi
kelas pendidikan Pancasila, kegiatan yang dilakukan dosen yaitu (1)
memberikan bimbingan pengarahan bagi ketertiban, kedisiplinan,kerja
sama,kerja keras,dan kebebasan berbicara yang bertanggung jawab,(2)
memberikan petunjuk tentang teknik menganalisia
sila yang berkembang di masyarakat,(3) memberi
nilai-nilai Panca
aimbingan
motivasi
agar berpartisipasi aktif dalam berdiskusi,dan (4) membimbing pare
calon moderator dan notulis diskusi.
Dalam membimbing pelaksanaan kegiatan
diskusi
kegiatan yang
dilaksanakan dosen-dosen Pancasila, yaitu (1) mengobaeryasi penata-
an ketertiban dan ruang penyelenggaraan diskusi,(2) mengingatkan pe
serte melalui moderator terhadap pembicaraan yang menyinggung pera-
saan pribadi peserte lein,dan yang melampaui batas waktu yang dikonsensuskan,serta (3) mengingatken pembicara melalui moderator
agar
para pembicare dapat menggunekan argumentasi yang logis den faktuel
serta mengereh kepada model debet.
Adepun komponen-komponen pembineen pribedi mahasiswa sebagai
werge negere yeng bertenggung jawab dan yeng dikembengken delam pem
binaan pelaksenaan kegiaten diskusi keles Pancasila tersebut, meli
puti (1) pemereteen kesempatan untuk berbicara,(2) mencariken titik
temu deripade perbedaan pendapat,(3) tidak menyinggung perasaan pri
badi peserte lain,(4) memberiken kritik dengen elasen logis dan fek-
tuel,(5) kepedulien, (6) tanggapen den pertenyyen yeng konstruktif,
(7) kedisiplinen memanfeetken waktu diskusi sesuai dengan konsensus,
den (8) senentiese berupaya untuk meningkatken hasil
diskusi seba
gei pengalemen berharga begi
SEBAGAI WARGA NEGARA YANG BERTANGGUNG JAWAB MELALUI
KEGIATAN DISKUSI KELAS PENDIDIKAN PANCASILA
(Studi Kasus tcntang Kemampuan Dosen-Dosen Pancasila
pada Beberapa Perguruan Tinggi di Kotamadya Cirtbon)
T
E S
I S
Diajukan kepada Panitia Ujian Tesis
Institut Keguruan dan llmu Pendidikan Bandung
untuk memenuhi Syarat Menempuh Ujian Magister
Bidang Studt Pendidikan Umum
Oleh r
SOEPENDRI SURIADINATA
No. Pokok :
8832079
FAKULTAS PASCA SARJANA
INST1TUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BANDUNG
1991
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :
PROF. DR. ROCHMAN NATAWIDJAJA
Pembimbing
DR. NDR8ID SUMAATMADJA
Pembimbing
Mengetahui
KOORDINATOR BIDANG STUDI
DR. H. Ml SOELAEMAN
FAKULTAS PASCA SARJANA
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BAN DUNG
1991
DAFTAR ISI
ha la man
KATA PENGANTAR
ii
UNGKAPAN TERIMA KASIH
iv
DAFTAR ISI
vii
DAFTAR TABEL
DAFTAR
BAB
ix
GAMBAR
I.
II.
X
PENDAHULUAN
1
A. Later Belakang Masalah
1
B. Fokus Masalah dan Pembatasan Studi. ......
*f
C. Analisis Masalah
5
D. Tujuan Penelitian
7
E. Kegunaan Hasil Penelitian
8
PERANAN DOSEN PANCASILA DALAM PROSES BELAJAR
MENGAJAR
A. Pendidikan Pancasila sebagai komponen Mate
Kuliah Dasar Imum
io
B. Pendidikan Pancasila sebagai Pendidikan
Moral
I1*
C. Fungsi Kegiatan Diskusi bagi Pembinaan War
ga negara yang bertanggung jawab
20
D. Peranan Dosen Pancasila dalam Kegiatan Dis
kusi Kelas
III.
25
METODOLOGI PENELITIAN
33
A. Konteks Penelitian.
33
B. Sumber Data Penelitian.
33
C. Tahap-tahap Pelaksanaan Penelitian
3^
D. Instrumen Penelitian
E. Teknik Pengolahan Data
F. Gambaran Lokasi Penelitian
^°
^3
*"
vii
BAB
baleman
IV.
ANALISIS DATA
50
A. Sistem Pel* Kerja Analisis Data
50
B. Pelaksanaan Analisis Data.
52
1. Deskripsi Kemampuan Dosen Merenoanakan
Pembinaan Pribadi Mahasiswa sebagai
Warga Negara Bertanggung jawab
53
2. Deskripsi Kemampuan Membina Pribadi Ma
hasiswa sebagai Warga Negara Bertang -
gung jawab dalam pelaksanaan diskusi..
63
3. Deskripsi Kemampuan Membina Pribadi Ma
hasiswa sebagai Warga Negara Bertang
gung jawab dalam Menilai diskusi......
V.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANNYA
76
89
A. Kesimpulan Hasil Penelitian
89
B. Pembahasan Hasil Penelitian
92
C. Implikasi Hasil Penelitian
103
D. Rekomendasi
106
DAFTAR PUSTAKA
113
LAMPIRAN-LAMPIRAN
A. Instrumen Pembantu Penelitian
116
B. Pedoman Observasi
13**
C. Jadwal Kegiatan Penelitian Lapangan
139
D. Ringkasan Data Hasil Penelitian
1^2
E. Daftar Riwayat Hidup Penulis
19^
F. Izin-izin Penelitian
199
viii
DAFTAR TABEL
Tabel
1
2
3
k
5
Halaman
Keadaan Mahasiswa dan Dosen Perguruan Tinggi Lokasi
Penelitian dalam Tahun Akademik 1990/1991
^6
Latar Belakang Kesarjanaan dan
pada Kasus-kasus Nusa, Bangsa,
Tahun Akademik 1990/1991
^9
Beban Tugas Dosen
dan Bahasa dalam
Deskripsi Kemampuan Dosen Merenoanakan Pembineen
Pribadi sebagai Warga Negara Bertanggung jawab. ...
56
Deskripsi Kemampuan Dosen Membina Pribadi sebagai
Warga negara Bertanggung jawab dalam diskusi
67
Deskripsi Kemampuan Dosen Membina Pribadi sebagai
Warga negara Bertanggung jawab dalam menilai diskusi
ix
80
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
1
Fokus Masalah dan Batas Studi Penelitian
4
2
Planning the learning task
27
3
Ruang lingkup Kawasan Kemampuan Guru.
28
*f
Alur Proses Kegiatan Penelitian
39
5
The Flow of Naturalistic Inquiry
h2
6
Sistem Pola Kerja Analisis Data
51
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam Bab ini disajikan berturut-turut tentang Latar Belakang
Masalah, Fokus Masalah dan Pembatasan Studi, Analisis Masalah,Tujuan Penelitian, dan Kegunaan Hasil Penelitian.
A. Latar Belakang Masalah
Pembangunan Jangka panjang ( 25 tahun ) kedua diarahkan kepa
da peningkatan "kualitas manusia dan masyarakat Indonesia yang maju
dalam suasana
dupan
tenteram
dan sejahtere lahir batin dalam tata kehi-
masyarakat bangsa dan negara
yang
berdasarkan
( GBHN 1988 ). Sedangkan Pancasila telah ditetapkan
Pancasila."
sebagai
dasar
negara dan sekaligus juga menjadi dasar Pendidikan Nasional.
Tujuan Pendidikan Nasional yang berlandaskan Pancasila, yaitu
"untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seu-
tuhnya." ( UUSPN ).
Arah tujuan pendidikan nasional tersebut membe
rikan petunjuk nyata bagi peran pendidikan umum dalam kawasan pendi
dikan nasional kita, karena ** . . . general education ...is that which
prepares the young for the common life
of their
time
and
their
kind ... It is the unifying element of culture. It prepares the stu
dent for all a
full satisfying life as a member, as a worker, as
citizen ..." ( Nelson B.Henry, 1952: h ). Dalam kaitan-ini
a
Pancasi
la telah menjadi citra ideal Bangsa Indonesia, menjadi sumber
bagi
diperolehnya kepuasan hidup, baik sebagai anggota keluarga, sebagai
karyawan, maupun sebagai warga negara.
Kedudukan Pancasila dalam khazanah Pendidikan Nasipnal Indone
sia dapat mempunyai arti luas dan sempit.
Dalam artinya yang luas,
karena sistem pendidikan nasional Indonesia sebenamya adalah
sis
tem Pendidikan Pancasila. Sedangkan Pendidikan Pancasila dalam arti
sempit, yaitu pendidikan Pancasila sebagai suatu bidang studi khu
sus yang diajarkan sejak mulai Pendidikan Dasar sampai dengan Per
guruan Tinggi. Arah sasaran dalam penelitian ini hanya
berkaitan
dengan pengertian Pendidikan Pancasila dalam artinya yang sempit.
Di lingkungan Perguruan Tinggi Negeri maupun Perguruan ^inggi Swasta, pendidikan Pancasila diberikan menjelang semester per-
tama dengan program penataran P-*+ pola pendukung 100 jam.
Suatu
kejanggalan dijumpai pada beberapa Perguruan Tinggi Swasta dan di
IAIN Cirebon, pendidikan Pancasila diberikan pula melalui program
perkuliahan terstruktur pada semester tiga dengan bobet dua sks.
Salah satu argumen yang muncul, karena pendidikan Pancasila menja
di mata ujian negara. Kesenjangan yang timbul keraudian ad8lah bahwa hasil ujian negara Pendidikan Pancasila maupun hasil ujian kemprehensif di IAIN ternyata hasil taraf kelulusannya hanya sekitar
60 % saja pada setiap periode ujian tersebut, padaha1 para maha siswa telah memperoleh tambahan perkuliahan biasa di samping pro
gram penataran P-4.
Hasil studi pendahuluan diperoleh informasi jenis kesenjang
an yang lain sifatnya, yaitu kesenjangan antara
yanff
diharapkan
oleh pendidikan Pancasila dengan kenyatean perileku moral keseharian para mahasiswa di lingkungan.kampus. . Gejala tersebut antara
lain raasih rendahnya taraf kedisiplinan para mahasiswa dalam keha.
diran kuliah yang rata-rata hanya mencapai 80 %daripada frekuensi
yang semestinya. Para mahasiswa yang da tang terlambat pada jam ku
liah pertama setiap hari rata-rata mencapai 2 %. Kegiatan nyontekdalam ujian banyak dijumpai di kelangan para mahasiswa pada bebe
rapa Perguruan Tinggi yang bersangkutan. Gejala demikian itu meru-
pakan indikator masih cenderung rendahnya nilai moral kedisiplin
an dan rendahnya nilai moral kemandirian para mahasiswa tersebut.
Sejala kesenjangan tersebut di atas menjadi perhatian
8wal
sebagai masalah yang perlu memperoleh penelusuran lebih Ianjut da
lam penelitian ini. Dengan tidak mengesampingkan kemungkin8n
ada
faktor-fakter penyebab lainnya, perhatian dalam penelitian ini diarahkan hanya pada sasaran kegiatan proses belajar mengajar Panca
sila, di mana peran dosen Pancasila merupakan salah
satu
faktor
.dominan bagi tercapainya keberhasilan studi dan terwujudnya peri-
la ku keseharian para mahasiswanya. Faktor kemampuan dosen Pancasi
la menjadi titik perhatian penelitian ini.
Dalam penyelenggaraan
pendidikan
Pancasila
di
Perguruan
Tinggi, baik melalui program penataran P-*f maupun dalam perkuliah
an terstruktur, senantiasa dijumpai kegiatan diskusi. Penyelengga
raan pendidikan Panca,sila dalam kenyataannya sekarang ini tak da
pat dipisahkan dengan kegiatan diskusi, bahkan dalam program pena
taran P-4, kegiatan diskusi itu merupakan salah satu metode
yang
wajib diterapkan, di samping metode-metode lainnya.
Kegiatan diskusi dalam proses belajar mengajar merupakan sa
lah satu wahana untuk meningkatkan sikap kemandirian dan kedisip-
linan dalam rangka pembentukan insan Pancasilais
peserta
didik,
karena kegiatan diskusi dilaksanakan sepenuhnya oleh para mahasis
wa di bawah bimbingan dosen.
Akan tetapi seperti disinyalir Sayi-
diman Suryehadiprojo ( 1989: 287 ), " para guru termasuk dosen belum
memenuhi syarat yang diperlukan, baik stander intelektual mau
pun yang berhubungan dengan pembentukan sikap mental."
Sedangkan
menurut Anwar lasin ( 1989: 333 ), "kebanyakan guru kurang
kelebihan penguasaan ilmu pengetahuan yang diajarkannya,
dalam
karena
ilmu pengetahuan gur^-gum sekarang tidak terlelu jauh di atas pe
ngetahuan rata-rata tnuridnye."
B. Fokus Masalah dan Pembatasan Studi
Gambaran
latar belakang
masalah di atas
menunjukken
adanya
kesenjangan dalam penyelenggaraan pendidikan Pancasila pada beberapa
Perguruan Tinggi Swasta dan IAIN di Kotamadya Cirebon, terutama
ke
senjangan mengenai harapan perilaku hasil pendidikan Pancasila deng
an kenyataan perilaku moral para mahasiswa dalam kehidupan keseharian yang cenderung beluro memiliki kedisiplinan. Hal ini berarti
pula
bahwa sikap tanggung jawab edukatif yang semestinya dimiliki mahasis
wa calon guru perlu peningkatan. Salah satu faktornya bermuera
pada
upaya dosen membina pribadi mahasiswa melalui kegiatan diskusi kelas.
BerdasarRan tema judul penelitian sebagai pokok perhatian
dan
latar belakang masalah, maka rumusan masalah penelitian ini difokus-
kan kepada upaya memperoleh deskripsi tentang "Bagaimana Upaya Dosen
Dosen Pancasila Membina Pribadi Mahasiswa sebagai Warga
Negara yang
Bertanggung .jawab Melalui Kegiatan Diskusi Kelas Pendidikan Pancasi
la," pada beberapa Perguruan Tinggi di Kotamadya Cirebon,
Masalah tersebut masih bersifat umum, oleh karena
itu
perlu
diberikan pembatasan studi dengan lebih memfokuskan pada sasaran upa
ya :osen Pancasila membina pribadi para mahasiswa sebagai warga nega
ra yang bertanggung jawab, melalui kegiatan merenoanakan, membimbing
pelaksanaan, dan menilai kegiatan diskusi kelas pendidikan Pancasila.
Pembatasan studi ini terlukiskan pada gambar bagan seperti berikut :
UPAYA DOSEN-DOSEN PANCASILA MEMBINA PRIBADI MAHASISWA
SEBAGAI WARGA NEGARA YANG BERTANGGUNG JAWAB MELALUI
Merenoanakan Ke
giatan Diskusi
^
Menilai Kegiat
Hembimbing Pelaksanaan
Kegiatan Diskusi
. . -- . - - .Tf
an Diskusi
- --
*
Gambar bagan 1 Fokus masalah dan pembatasan studi penelitian
Warga negara yang bertanggung jawab dimaksudkan adalah sebagai
warga negara Indonesia yang memiliki kepribadien sebagai insen Pence
silais.
Penggunaan istilah tanggung jawab mempunyei kaitan erat de
ngan perilaku moral dan oleh sebab itu yang dimaksudkan dengan warga
negara yang bertanggung jawab adalah warga negara
hendak dan kemampuan menghajati dan
yang memiliki ke-
mengamalkan
nilai-nilai .moral
Pancasila seperti terangkum dalam tiga puluh enam butir Pancasila,
C. Analisis Masalah
Mengingat fokus masalah mesih menunjukkan
luas dan kompleks, maka peneliti
karakteristik
nenganggep perlu untuk
yang
memberikan
rincian lebih lanjut dengan cera menganalisis sebagai berikut :
1. Masalah " bagaimana
upaya
dosen-dosen
pribadi para mahasiswa sebagai warga negara yang
Pancasila membina
bertanggung
jawab
dengan memasukken kompenen-kompenen pembineen tersebut ke dalam rencene diskusi kelas pendidikan Pancasila," dirinci
menjadi
beberapa
submasalah, yaitu :
a. Bagaimana
han
upaya
dosen-dosen- Pancasila mempersiapkan bahen-ba-
bagi pembineen pribadi para mahasiswa sebagai
yang bertanggung jawab
yang hendak dimasukkan
warga
ke dalam
negara
rencana
kegiatan diskusi kelas pendidikan Pancasila ?
b. Bagaimana . upaya dosen-dosen
Pancasila menyusun rencana pembi
neen pribadi bagi para mahasiswa sebagai warga negara yang bertang
gung jawab ke dalam rencana kegiatan diskusi kelas pendidikan Pan
easila ?
c. Keraponen-kompenen pembineen pribadi sebegai warga negara yang ber
tanggung jawab ape saja yang tertuangken ke dalam rencana kegiatan
diskusi keles pendidikan Pancasila ?
v '
Rencana kegiatan diskusi kelas pendidikan Pancasila, adalah merupa
kan suatu bentuk rencana yang utuh, di mana di dalamnya meliputi un
sur-unsur teknik penyelenggaraan. Dan eleh sebab itu
dimesukkennye
kompenen-komponen pembineen pribadi sebagai warga negara
yang ber
tanggung jewab ekan senantiasa terintegrasikan dalam rencana kegiet
an diskusi kelas pendidikan Pancasila delem keutuhennye itu.
2. Masalah
" bagaimana .upaya
pribadi para mahasiswa sebegai
dosen-dosen Pancasila membina
warga negara yang bertanggung jawab
dalam pelakdanaan kegiatan diskusi keles pendidikan Pancasila," dirinci menjadi beberepa submasalah sebegai berikut :
a. Bagaimana
mahasiswa
upaya
dosen-dosen
Pancasila membina
pribadi
para
sebagai warga negara yang bertanggung jawab dalam mem
beriken bimbingan bagi mempersiepkan melaksanaken kegiatan disku
si kelas pendidikan Pancasila ?
b. Bagaimana
upaya
mahasiswa sebegai
dosen-dosen
Pancasila
membina pribedi
para,
warga negara yang bertanggung jawab dalam mem
bimbing pelaksanaan kegiatan diskusi kelas pendidikan Pancasila?
c. Bagaimana komponen-komponen pembinaan pribadi sebagai warga , ne
gara yang bertanggung jawab tersebut dikembangkan dalam pelaksa
naan kegiatan diskusi kelas pendidikan Pancasila ?
Pelaksanaan kegiatan diskusi kelas pendidikan Pancasila dilaksanakan
eleh para mahasiswa, eleh sebab itu
norma-norma
mereka perlu dibekali
mengenai
yang di dalamnya berisikan nilai-nilai moral Pancasila
bagi pembentukan perilakunya dalam berdiskusi. Materi pembinaan pri
badi ini diberikan pada tahap bimbingan bagi persiapan kegiatan dis
kusi. Sedangkan dalam pelaksanaan kegiatan diskusi arah pembinaan
pribadi sebagai warga negara yang bertanggung jawab ini terlukiskan
dalam sikap dan perilaku pare peserte diskusi tersebut dan mengenai
sampai sejauh mana para peserta diskusi mampu mengembangkannya.
3. Masalah "i bagaimana
upaya dosen-dosen.' Pancasila membina-
pribadi para mahasiswa sebegai warga negara yang bertanggung
jawab
dalam memberikan penilaien terhadap kegiatan diskusi kelas pendidik
an Pancasila," dirinci menjadi beberapa aubmeseleh sebagai berikut:
a. Bagaimana .upaya
dosen-dosen
Pancasila membina
pribadi
para
mahasiswa sebagai warga negara yang bertanggung jawab dalam mempersiepken kriteria dan sasaran..penilaien kegiatan diskusi kelas
pendidikan Pancasila ?
b. Bagaimana . upaya
dosen-dosen
Pancasila membina
pribadi
mahasiswa sebagai warga negara yang bertanggung jawab
para
dalam pe-
laksenaen penilaien kegiatan diskusi kelas pendidikan Pancasila?
c. Kempenen-kbmponen pembineen pribadi sebagai
bertanggung jawab apa seja yang dikembangkan
warga
negara
4alam
yang
memberikan
penilaian terhadap kegiatan diskusi kelas pendidikan Pancasila?
Dalam memberikan penilaian memerlukan suatu persiapan yang cermat
dan mantap agar penilaian tersebut
relevan
dengan
hendak dicapainya terutema berkaitan dengan sampei
sasaran
di maha
yang
upaya
pembinaan pribadi para mahasiswa sebagai warga negara yang bertang
gung jawab itu telah dicapai.
Baik dalam mempersiapkan penilaian
maupun dalam pelaksanaan penilaian tersebut memerlukan suatu kemam
puan dan kepekaan dosen yang yabg bersangkutan, mengingat yang men
jadi sasaran obyek penilaiannya edalah hasil pembinaan pribadi yang
tercermin dalam perilaku kegiatan para mahasiswa dalam melaksanakan
kegiatan diskusi tersebut.
E. Tu.iuen Penelitien
Tujuan yang hendak dicapai melaluui penelitian ini, soeere
umum ingin memperoleh data tentang deskripsi upaya • dosen-do
sen Pancasila dalam membina pribadi para mahasiswa sebagai warga
8
negara yang bertanggung jawab.
Upeye
dosen demikien itu akan ter^.
cerminkan pada adegan alamiah kegiatan dosen Pancasila dalam merenoa
nakan, membimbing pelaksanaan, dan menilai kegiatan.diskusi Pancasi
la.
Lebih Ianjut
data
kegiatan
adegan alamiah yang menggember-
kan performansi dan kompetensi dosen Pencesile di etas dapat dijadikan dasar untuk :
1. menentukan idiographieally interpreted, yeitu gegasan hasil penefsiren mengenai penerapan pendekatan moral Pencesile dalam kegieten diskusi.
2. menetapkan bagi tentative epplied, yaitu menggunakan delam pelak
sanaan kegiatan diskusi berikutnye.
Lebih lanjut berdeserkan deskripsi hasil penelitien den hesil
studi kepustakaan dapat pula disajikan rekomendesi begi aemperkaya
konsap dasar pBrididikan Pancasila sebagai Pendidikan Umum,
khusus
nya pendidikan Pancasila sebagai pendidikan bagi pembentukan priba
di manusia Indonesia seutuhnya
berdeserken Pancasila.
E. Kegunaan Hasil Penelitian
Deskripsi taraf
upaya
dosen-dosen
Pencesile membina pri
badi mahasiswa sebagai warga negara yang bertanggung jawab melalui'
kegiatan diskusi kelas
Pancasila
akan merupekan salah oatu acuen
pokok bagi perwujudan perilaku moral Pancasila para mahasiswa mele-
lui kegiatan diskusi. Hal ini berarti bahwa penggunaan metode disku
si dipandang sebagai proses pendidikan pribadi yang bersifat "anti
dogmatis" bagi terwujudnya perilaku moral para peserta^didik dalam
kehidupannya sehari-hari.
Apabila tujuan-tujuan di atas dapat dicapai, maka hasil pene
litian ini diharapkan dapat memberi
masukan bagi desen-dosen
Pancasila dalam membina kegiatan belajar mengajar Pancasila yang;
lebih efektif, efisien dan produktif, dapat memenuhi tuntutan tu
juan institusional lembaga pendidikan yang
bersangkutan, serta
tuntutan tujuan pendidikan nasional bagi tercapainya pribadi peserta didik seutuhnya. Secara rinci hasil penelitian ini diharap
kan memberikan faedah terhadap hal-hal sebagai berikut :
1. Melalui temuan penelitian lapangan yang dilengkapi dengan ha
sil studi kepustakaan dapat dijadikan sebagai bahan tentative
applied mengenai upaya menerapkan nilai-nilai moral Pancasila
dalam proses belajar mengajar Pancasila melalui kegiatan dis
kusi, khususnya di lingkungan Perguruan Tinggi yang dijadikan
kasus penelitian ini.
Dan diharapkan hasilnya dapat memberi
kan nilai tambah dalam upaya meningkatkan pendidikan
pribadi
para peserta didik bagi tercapainya pribadi manusia seutuhnya
berdasarkan Pancasila.
2. Gambaran keberadaan adegan alamiah yang sebenarnya
daripada
kegiatan diskusi pendidikan Pancasila sebagai proses pendidik
an pribadi ini dapat digunakan sebagai bahan masukan pula bagi
para penanggungjawab penyelenggara pendidikan Pancasila, yakni
BP-7, Bsgien Pengembangan Pendidikan Penceails pada
Perguruan
Tinggi, dan MGBS ( Majelis Guru Bidang Studi ) Pencesile
pede
tingket Pendidikan Menengah. Deskripsi ini dapat digunakan un
tuk upaya pengembangan dan pembinaan selanjutnya.
3. Lebih lanjut hasil temuan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi
upaya meningkatkan dan inovasi proses belajar mengajar MKDU la
innya , terutama pendidikan agama, pendidikan
kewarganegsreen
dan pendidikan kewiraan yang mengacu lebih besar kecenderungen
nya kepada upaya pembentukan pribadi dan kepribadian bangsa.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Konteks Penelitian
Penelitian ini mengikuti jalan pikiran penelitian naturalistik
walaupun tidak sepenuhnya, karena dari empat belas
karakteristiknya
seperti diungkapkan Guba, hanya sepuluh buah saja yang dapat diikuti
dalam penelitian ini. Sepuluh karakteristik dimaksud, terdiri atas :
"natural setting, human instrument, utilization of tacit
knowledge,
qualitative methods, purposive sampling, inductive
analysis ,
data
emergent design, negotiated outcomes, case study reporting fflode,idi-
ographic interpretation." ( Egon G.Guba, 1984: 39-42 ).
Berlandaskan pada konteks model penelitian di atas, maka meto
de yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode alamiah
tatif, menggunakan pandangan menurut pendirian
dalam perspektif "emic."
kuali-
masing-masing
orang
Dengan demikian maka data yang dikumpulkan
bersifat kualitatif yang diperoleh dari adegan situasi wajar (natur
al) subjek yang diteliti.
B. Sumber Data Penelitian
Sunber data utama dalam penelitian kualitatif,
adalah " kata
kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan." ( L.J. Moleong,
1989:122). Dengan demikian
sumber
informasi
penelitian ini sesuai
dengan sasaran fokus awal, adalah mengenai apa yang diungkapkan
sen-dosen Pancasila pada
rebon.
Sampelnya
do
beberapa Perguruan Tinggi di Kotamadya Ci
merupakan sampel kecil dan purposif berkenaan de
ngan sasaran fokus penelitian,
yakni
lima
orang
dosen Pancasila
yang bertugas di Universitas Swadaya Gunung Djati, IAIN Sunan Gunung
Djati dan Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Cirebon.
33
34
Lime dosen Pencesile tersebut dijadikan sebagai
primer, mengutamakan data langsung (first hand).
sumber
data
Untuk memperoleh
gambaran tentang later belakang pendidikan, pengalaman mengajar,dan
pengalaman lainnya seperti karya tulis, turut serta
dalam
seminar
dan lain-lain,dilakukan triangulasi berupa ddkumentesi administrasi
data kepegawaian dalam memverifikasi informasi yang diperoleh
dari
tangan pertama.
Penentuan sumber data lain dilakukan atas penunjukkan respon-
den, yaitu para asisten dosen, forum kegiatan diskusi bagi pelaksa
naan observasi kegiatan yang melibatkan para peserta diskusi.
dengan demikian, sumber informasinya berkembang menjadi
Dan
" snowball
sampling," sampai pada akhirnya mencapai taraf "redundancy,"
yang
merupakan gejala ketuntasan data, karena sudah tidak ada lagi untuk
memperoleh tambahan informasi baru.
Penetapan
sampel
kecil
yang
berasal dari beberapa Perguruan Tinggi ini telah memperkuat keyakin
an "peneliti bagi tercapainya taraf "confirmability" dan "dependabi
lity" hasil pengumpulen dete penelitian ini.
C. Tahap-tahap Pelaksanaan Penelitian
Ta^ap-tahap pelaksanaan penelitian secara gar s besar terdiri
atas tiga tahapan, yaitu tahap orientasi, tahap eksplorasi
dan ta-
hep member check.(S.Nasution,1988:33-34). Menurut Yvonna S. Lincoln
dan Egon G.Guba (1985:235-236), bahwa "the orientation and overview
phase, the phase of focused exploration, and the member check." Ada
pun rincian daripada ketiga tahapan tersebut adalah sebagai
yang
tersajikan berikut ini.
1. Tahap Orientasi
Pada tahap orientasi ini berupaya memperoleh persiapfn bagi
diperolehnya informasi pendahuluan yang akan dikembangkan kemudian.
35
Egon Guba (1985:235) menyatakan " to obtain sufficient information
to get some handle on what is important enough to follow up in de
tail." Beberapa kegiatan yang telah peneliti lakukan
antara
lain
meliputi hal-hal sebagai berikut :
a. Peneliti telah melakukan studi kepustakaan,
termasuk
"klipping" surat kabar untuk mengkajji berbagai
berkenaan dengan permasalahan terkait
dengan
menyusun
informasi
teme
dan
yang
fokus
awal penelitian.
b. Melakukan pra-survey ke lokasi penelitian, y§itu terhadap
tiga
Lembaga Pendidikan Tinggi di Kotamadya Cirebon, yakni Universitas Swadaya Gunung Djati, IAIN Sunan Gunung Djati, dan
Sekoleh
Tinggi Ilmu Tarbiyah.
c. Peneliti mengadakan perkenalan dengan membawa surat
litian dari IKIP Bandung dan dari Ditjen Sospol
izin pene
Propinsi
Jawa
Barat. Wawancara pendahuluan dilakukan dengan Dekan, para . Pambantu Dekan, Ketua-Ketua Jurusan dan para calon responden.
Berdasarkan hasil orientasi ini terjumpai beberapa hal
yang
menarik dan menonjol,terutama berkenaan dengan kondisi dan situasi
Lembaga Perguruan Tinggi tersebut. Selain daripada
pule informasi yang berkaitan
denggn
itu
penyelenggaraan
diperoleh
pendidikan
Pancasila, yakni melalui kegiatan pentaran P-4 pola pendukung
100
jam, dan kemudian diberikan pula dalam perkuliahan terstruktur pa
da semester tiga dengan bobot dua sks. Informasi lain
menunjukkan
bahwa hasil ujian negara pendidikan Pancasila pada beberapa Pergu
ruan Tinggi Swasta, maupun hasil ujian komprehensif pada IAIN
nunjukkan hasil yang kurang memuaskan.
me
Basil orientasi ini diper
oleh informasi bahwa pada umumnya taraf kehadiran
para
mahasiswa
masih belum memuaskan. Gambaran umum yang demikian itu telah
mem
berikan keyakinan peneliti untuk menguatkan fokus awal penelitian.
-36
2. Tahap Eksplorasi
Tahap eksplorasi merupakan upaya " to obtain information
in
depth ebout those elements determined to be solient."(Egon G.Guba,
1985:235),
Kegiatan yang peneliti lakukan pada .tahap
eksplorasi
ini adalah sebagai berikut :
a. Melakukan penyusunan instrumen pembantu penelitian dan
pedoman
observasi yang dikembangkan terus-menerus sesuai dengan kondisi
yang dijumpai di lapangan. Menurut S.Nasution (1988:72),
bahwa
"Informasi emic yang diterimanya dijadikan bahan untuk merumus-
kan sejumlah pertanyaan yang lebih berstruktur, walaupun infor
masi yang diharapkan tetap bersifat emic."
b. Peneliti melakukan kegiatan wawancara .'dengan
para
responden
yang dalam hal ini dosen-dosen Pancasila pada beberapa Fakultas
secara bergantian sesuai dengan persetujuan
wektu
yang
telah
ditetapkan bersama. Dosen-dosen dimaksud, yaitu dua orang dosen
Pancasila pada FKIP Unswagati yang membina perkuliahan Pancasi
la enam kelas pada semester tiga dari lima jurusan yang ada,dua
dosen Pancasila pada IAIN yang membina lima kelas semester tiga
dengan tiga jurusan, dan seorang dosen Pancasila pada STIT
Ci
rebon yang membina perkuliahan satu kelas pada semester tiga.
c. Peneliti melakukan observasi terhadap pelaksanaan kegiatan bel
ajar mengajar Pancasila yang menggunakan metode
diskusi
pada
kelas-kelas tertentu . Kegiatan observasi ini dilaksanakan atas
tunjukan dan ketentuan waktu diskusi dari responden,
dalam hal ini dosen Pancasiladari masing-masing
dan
yang
fakultas
yang
bers8ngkutan. Kegiatan wawancara dan observasi ini pun berlang
sung terus-menerus mengikuti pola kerja disain "sirkuler." sam
pai skhirnya menunjukkan pada kecenderungan gejala ketuntasan.
37
Menurut S.Nesution (1988:27) yaitu bahwa "disein sirkuler meng
ikuti jelan lingkaran tanpa putus-putusnya.
Namun pada
suatu
saat harus dihentikan,misalnya bila hasilnya telah dianggap memadai, atau bila penelitian telah sampai pada taraf ketuntasan."
d. Peneliti melakukan kegiatan penyusunan hasil laporan yang meli
puti mendeskripsi, menganalisis, dan menafsirkan data informasi
hasil penelitian. Kegiatan ini pun
terus-menerus dan bukan
pada
dasarnya
hanya merupakan suatu
akhir yang tanpa pengulangan,
melainkan
berlangsung
titik
senantiasa
kegiatan
beruleng
sampai dirasakan cukup mencapai ketuntasan dalam eksplorasi ini
3. Tahap Member Check
Member Check ( Egon G.Gube, 1985 : 236 ) merupakan
kegieten
penelitian yang berupaya " to obtain confirmation that the
has
report
captured the data as construct by the informants, or correct,
amend, or extend it, that is, to establish the credibility of
case."
Pada tahap member check ini kegiatan yang dilakukan
the
dalam
penelitian ini antara lain sebagai berikut.
a. Mengadakan laporan hasil penelitian yang diperoleh
pad8
tahap
eksplorasi sesuai dengan jumlah responden yang terdiri atas li
ma dosen
ancasila dari tiga Perguruan Tinggi
di Kotamadya Ci
rebon. Penyusunan laporan ini mencakup sasaran kesimpulan pers
pektif yang bersifat "etic,"
an
dan yang didasarkan atas penafsir-
dan analisis peneliti yang diperoleh berdasarkan data hasil
wawancara, observasi, serta informasi lain yang mendukungnya.
b. Menyampaikan masing-masing laporan tersebut kepede pere respon
den untuk di-cek kesesuaiannya mengenai tafsiran dan kesimpulan
38
dari informasi date adegan alamiah lepangan penelitian. Penyampaian laporan
kepada
para
responden
ini
dilakukan
dengan
pertemuan khusus, melalui suatu forum diskusi berdialog antara
peneliti dengan masing-masing responden.
Cara
ini ditempuh
dengan maksud agar efektivitas dan efisiensi waktu bisa dicapai.
Di samping
itu untuk menjaga kesalahan tafsir sehingga apabila
ada sesuatu kekurangf sesuaian
dengan kenyataan yang sebenarnya
dapat diperbaiki dan disempurnakan secara langsung.
c. Para responden setelah menelaah dan mempelajari bersama peneli
ti dari laporan yang diterimanya itu, kemudian memberikan paraf
persetujuannya.
Dalam kenyetaannya,laporan yang telah. diterima
para responden itu tidek benyek mendapat perbaiken dan penyempurnaan. Beberepa kekeliruan dalam susunan kalimet den semantik
kebahasaan, tetap dibiarkan, karena para
responden menyatakan
tidak berkompeten untuk memperbaikinya.
Ketiga langkah penelitian tersebut di atas
dalam rangka ke-
satuan proses penelitian, adalah merupakan langkeh-langkah utama
dalam penelitian ini.
Walaupun sebenarnya dalam penulisan
tesis,
masih ada kegiaten-kegiatan lainnya yeng belum dimesukken kepada
tiga langkah di atas.
Kegiatan dimaksud, adalah
kegiatan pendahuluan, seperti halnya
fokus awal dan topik penelitian.
pertame berupa
pemikiran untuk menetapkan
Dan kedua,
yaitu kegiatan penu
lisan laporan ini dalam bentuk tesis.
Secara keseluruhan kegiatan dalam rangka
proses
penelitian
ini, berikut disajikan suatu gambar bagan alur proses kegiatan
pelaksanaan penelitian, sejak proses pemikiran menetapkan hubungan
fokus masalah dengan topik sampai kepada disajikannya rekomendasi
hasil penelitian, seperti tercantumkan pada gambar 4.
39
TOPIK
T
PENELITI sebagai
PENELITI sebagai
PEMIKIRAN
~ INSTRUMEN
INSTRUMEN
FOKUS
MASALAH
1L
ORIENTASI
•>
LAPANGAN
RUMUSAN MASALAH DAN
ANALISIS
MASALAH
4&—---
ORIENTASI KAJIAN
TEORETIK
PELAKSANAAN KEGIATAN PENELITIAN
EKSPLORASI ADEGAN
ADEGAN
PENYUSUNAN LAPORAN
3
Wawancara
KAJIAN TEORETIK
PENDIDIKAN
PANCASILA
Observasi
Studi Dokumen
T
c
3 dst.
«r
LAPORAN PENELITIAN
±
KESESUAIAN KONSEP-
TUALISASI bagi Ke
giatan Diskusi .
MEMBER CHECK
3 dst.
J.
"KESIMPULAN TEMUAN DAN IMPLIKASI HASIL PENELITIAN
tentang t Kemampuan Dosen Menerepkan Pendekatan
Moral Pancasila dalam Kegiatan Diskusi Kelas
Pendidikan Pancasila
J£REKOMENDASI HASIL PENELITIAN
= hubungan pengaruh langsung
Keterangan
->
= hubungan pengaruh tidak langsung
= hubungan dalam proses pemikiran
Gambar bagan 4
Alur Proses Kegiatan Penelitian
40
D. Instrumen Penelitian
Dalam melaksanakan kegiatan penelitian untuk diperolehnya data
tentang " Bagaimana taraf kemampuan dosen-dosen Pancasila menerapkan
pendekatan moral Pancasila dalam kegiatan diskusi
kelas
pendidikan
Pancasile pada beberapa Perguruan Tinggi di Kotamadya Cirebon,"
de
ngan metode penelitian naturalistik kualitatif ini, peneliti sendiri
berperan menjadi instrumen penelitian.
(1989:129) menyarankan
Dalam kaitan ini L.J.Moleong
agar peneliti mempersiapkan
untuk
mengenai
dirinya sendiri, karena " Mengenai diri sendiri pada dasarnya
pakan bagian penting dari persiapan peneliti agar
meru
benar-benar
siap
di lapangan, terutema karena akan bertindak sebagai instrumen."
Me
nurut Egon G.Guba ( 1985:39 ), " that ell instruments, interect
with
respondents and objects but that only the human instrument is capab
le of grasping
teraction."
and evaluating the meaning of that differential
Instrumen pembantu
digunakan bagi persiapan
in
wawancara
dan pedoman observasi kegiatan diskusi kelas, dan dengan berkembang'-
nya dan munculnya fokus-fokus baru, maka instrumen bantu ini
selalu
dilakukan penghalusan setiap saat.
Beberapa upaya yang telah peneliti lakukan
bagi diperolehnya
kredibilitas hasil penelitian, mencakup beberapa kegiatan yaitu :
1. Peneliti telah menggunakan waktu yang cukup bagi penelitian
ini,
yaitu selama lima bulan sejak bulan Agustus sampai dengan Desember 1990. Oleh sebab itu hasil penelitiannya menunjukkan " thick
description," dalam bentuk laporan yang banyak dan cukup tebal.
2. Peneliti
telah melakukan wawancara dan observasi yang mendetailr
termasuk sasaran aspek non verbal, seperti halnya pengamatan mi-
mik, pantomimik, kondisi responden dan kondisi lingkungan khusus
daripada responden dalam suasana kegiatan diskuisi kelas tersebut.
41
3. Peneliti telah melakukan "triengulasi" untuk mencek kebenarannya
melalui perbandingan dengan informasi lain, seperti halnya
data
yang diperoleh dari hasil wawancara dicek deng8n informasi
pada
kegiatan observasi pelaksanaan diskusi keles.
Dengan 'demikian
menurut keyakinan peneliti dat8 yang diperoleh terjamin kredibilitasnya •
4. Peneliti telah melakukan "peer debriefing" terutama
dengan cars
membandingkan data hasil penelitian dari beberapa Perguruen Ting
gi yang berlainan. Selain daripada jugs peneliti telah melakukan
diskusi dengan teman-teman sejawat siswa FPS, dan hasilnya digu
nakan untuk mengadakan perubahan, perbaiken, dan memperhalus ke
giatan penelitian yahg dilaksanakan.
5. Peneliti telah melakukan analisis dari semua kasus yang dijumpai
termasuk "kasus negatif"
yang muncul sebagai temuan baru,karena
belum terangkum dalam hipotesis peneliti sebelumnye.
Dan dengen
teranalisisnya kasus-kasus negatif yang muncul itu,telah memberi
keyakinan peneliti bahwa seluruh k8sus yang terkait telah tuntas
teranslisis.
6. Peneliti teleh melakukan "member check." terhadap responden
un
tuk menilai kembali kebenaran data, tafsiran dan kesimpulan yang
telah dibuat. Beberapa hal yang kurang sesuai dan yang dianggap
nmngganggu teleh didiskusiken dengan para responden, sesuai de
ngan yang disaranksn Egon G.Guba (1985:189), yaitu "culminating
in e final critical review by a panel of local respondents."
Deskripsi peran dan kegiatan peneliti sebagai instrumen pene
litian ini, menunjukkan betapa pentingnya kedudukan dan fungsi dari
pada human instrument tersebut,seperti dilukisksn Egon Guba (1985 :
188) dalam bentuk " flow of naturalistic inquiry " berikut ini.
42
\
y
Carried out with-
ing problem,evaluahd,or policy
bptior
option deter-
All tested for :
/
NATURAL SETTING
/
\
^
Demehds
mined bound-
aries,
v** Confirmability
-J—
'• &/
HUMAN
Credibility
/vv Transferability
NJ^j^ Dependability
\
\
INSTRUMENT
/
/
/
y
Building on
—*
Using
-4:
\
^>
QUALITATIVE METHODS
TACIT KNOWLEDGE
Engaging
in
4PURPOSIVE
SAMPLING
EMERGENT
DESIGN
Iterated
4-
-
until
—
Redundancy
INDUCTIVE
DATA ANALYSIS
GROUNDED
THEORY
Involving
_i
NEGOTIATED OUTCOMES
1
Leading
to
_J
CASE REPORT
Which is both
L
IDIOGRAPHICALLY INTERPRETED
TENTATIVE APPLIED
L
Gambar bagan 5
The Flow of Neturalistic Inquiry ( Guba,1985:188)
k3
E. Teknik Pengolahan Data
Teknik pengolahan informasi penelitian dilakukan dengan bebe
rapa langkah, akan tetapi langkah-langkah ini pun sebenarnya
sekedar menunjukkan suatu gambaran untuk menjeleskan
hanya
semate- sate,
sebab pada dasarnya pengolahan datanya pun menganut pola kerje
di-
sain sirkuler. Adapun langkah-langkah dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Informasi yang diperoleh dari adegan 8lamiah,
baik
data
wawancara, observasi, maupun hasil studi dokumentasi
hubungannya
satu dengan yang lain.
hasil
dicarikan
Hal ini dengan maksud
agar
data menteh perspektif "emic" difokuskan kepeda sasaran yang ber
sifat "etic" dan ditemukan
tema" nya melalui reduksi
sebut. Data hasil reduksi memberikan gambaran yang
data ter
lebih
tajam
dan mempermudah mencari kembali bila sewaktu-waktu diperlukan.
2. Pembuatan "display data" dilakukan dengan cara menyusun berbagai
jenis matriks. Menurut R.C.Bogdan (1982:154) bahwa "This process
helps you think more deeply about various aspects of
your sett
ing and how it compares with other settings."
3. Pemberian "kode data," yaitu dengan cara memberikan label dengan
huruf atau pun lambang pada matriks, network tersebut. Pengkodean ini telah memberikan kemudahan dalam penyelesaian selanjutnya
mengingat
ba hwa kode-kode tersebut dapat diamati secara
cepat
sebagai ciri penggolongan data dimaksud.
4. Penyusunan "draft dalam garis besar," yakni melakukan penyusunan
topik, subtopik, sampai kepada sub-sub topik.
Dalam penyusunan
draft secara garis besar ini juga memperhatikan aspek-aspek yang
berkenaan dengan display maupun susunan kode data tersebut.
44
F. Gambaran lokasi penelitian
Penelitian ini didahului dengan penentuan lokasi peneli
tian, sesuai dengan fokus masalah, yaitu " Kemampuan Dosen meaargpkan pendekatan moral Pancasila dalam kegiatan diskusi pe.
da^beberapa Perguruan Tinggi di Kotamadya Cirebon."
-Dengan
izin penelitian dari Direktorat Sosial Politik Propinsi Daerah
Tingkat I Jawa Barat tanggal.31 Juli 1990 Nomor 070.1/3232 dan
dari Rektor IKIP Bandung tanggal.27 Juli 1990 No.4421/PT25.Hl/
N/1990, peneliti menghubungi tiga Perguruan Tinggi yang terda
pat di Kotamadya Cirebon.
Tiga Perguruan Tinggi dimaksud,yaitu Fakultas
dan Ilmu Pendidikan ( FKIP ) Universitas
Keguruan
Swadaya Gunung.Djati
Cirebon, Fakultas Tarbiyah IAIN "Sunan Gunung Djati," dan Seko
lah Tinggi Ilmu Tarbiyah Cirebon. Dua fakultas dan sebuah Seko
lah Tinggi ini menjadi pilihan sebagai lokasi bagi penelitian
ini, karena lembaga-lembaga pendidikan tersebut terdapat keae-
suaian ,yakni menyelenggarakan program pendidikan eajaais ,
jenis profesi keguruan. Berikut ini disajikan gambaran tentang
keberadaan Perguruan Tinggi lokasi penelitian, dan tugas pokok
dosen-dosen Pancasila.
1. Keberadaan Perguruan Tinggi lokasi penelitian.
Berdgsarkan studi pendahuluan pada tiga Perguruan Tinggi
yang ada di Kotamadya Cirebon diperoleh informasi mengenai sta
tus, data jumlah mahasiswa maupun jumlah para pengajar, serta
termasuk di dalamnya dosen-dosen Pancasila.
FKIP Universitas
Swadaya Gunung Djati, adalah Perguruan Tinggi Swasta
berste-
tus Terdaf^ar, dengan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebuda-
yaen tgl. 29-1-1980 No.032/0/1980, terhitung 1 Jannari I9S0.
- k5
Fakult8s Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unswagati bila ditinjau dari
segi kuantitas jurusan/program studi dan mahasiswanya menempati ke
dudukan sebagai fakultas terbesar di lingkungan Universitas terse
but. Terdapat lima jurusan/program studi, yakni Administrasi Pendi
dikan, Bahasa dan Sastra Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, dan
Pendidikan Dunia Usaha. Sedangkan lokasi Perguruan Tinggi tersebut
berada di Jalan Dr.Cipto Mangunkusumo No.l Kotamadya Cirebon.
Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Gunung Djati Cirebon,8dalah Per
guruan Tinggi Negeri di lingkungan Departemen Agama, berlokasi
di
Jalan Perjuangan Kotamadya Cirebon. Fakultas tersebut didirikan pa
da tanggal. 1 April 1965. Pads saat berdirinya menjadi cabang dari
IAIN "Syarif Hidayatullah " Jakarta. Akan tetapi dengan didirikan-
nya IAIN Sunan Gunung Djati di Bandung dengan ' Keputusan
Agama Nomor 57 Tahun 1968 tanggal. 8 April 1968, maka
Menteri
dimasukkan
menjadi cabang dari IAIN Sunan Gunung Djati Bandung yang berkeduduk
an di Cirebon.
Fakultas ini terdiri atas tiga jurusan, yakni jurus
an Ilmu Pendidikan Agama, Bahasa Arab, dan Tadris.
Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah, adalah Perguruan Tinggi
Agama
Swasta berstatus "Terdaftar," dengan Keputusan Menteri Agama Nomor
113 Tahun 1988 tanggal 27-5-1988. Perguruan Tinggi tersebut semula
bernama Perguruan Tinggi Islam didirikan pada tahun akademik 1984/
1985, akan tetapi kemudian berdasarkan UU Nomor 33 Tahun 1985 dise
suaikan namanya menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah. Sekolah Ting
gi ini mempunyai dua jurusan, yakni jurusan Ilmu Pendidikan Agama
dan Jurusan Bahasa Arab serta berlokasi di Jalan Tuparev Kotamadya
Cirebon.
Hasil studi pendahuluan menjelang penelitian diperoleh
data
tentang jumlah dosen dan mahasiswa dari ketiga Perguruan Tinggi ini
46
seperti yang disajikan pada tabel berikut ini.
Tabel. 1
KEADAAN MAHASISWA,DAN DOSEN PERGURUAN JTINGGI LOKASI
^PENELITIAN DALAM TAHUN AKADEMIK 1990/1991
_,
No.
Nama Perguruan Tinggi
Mahasiswa.
Dosen
r.
Dosen
Pancasila
1.
FKIP UNSWAGATI
1.050
33
2
2.
FAK.TARBIYAH IAIN
1.880
72
2
3.
ST IT
460
17
1
3.390
122
5
Jumlah
Kelima dosen Pancasila di etas dijadikan informan dalam pene
litian ini, dua dosen FKIP UNSWAGATI berinisial AF dan MS, dua do
sen IAIN berinisial #B dan RA, serta seorang dosen STIT berinisial
ES.
Sedangkan sebutan nama Lembaga Perguruan Tinggi pada peneliti
ah ini menggunakan istilah "Nusa," untuk FKIP UNSWAGATI,
istilah
"Bangsa," untuk IAIN, dan istilah "Bahasa," untuk STIT.
2. Tugas pokok dosen-dosen Pancasila
Tugas pokok dosen-dosen Pancasila didasarkan atas SK.
MENPAN
Nomor 59/MENPAN/1987 ( Dep.Dikbud ) dan SK.MENPAN Nomor 19/MENPAN/
1989 ( Dep.Agama ), sesuai dengan tugas-tugas tenaga pengajar Per
guruan Tinggi lainnya. Secara garis besar tugas pokok para dosen
tersebut terbagi atas empat kategori, yakni Pendidikan dan Penga
jaran, penelitian, pengabdian pada masyarakat, dan penunjang Tridharma Perguruan Tinggi. Rincian tugas ppkok dosen-dosen tersebut
mencakup sasaran-sasaran kegiatan sebagai berikut ini.
k7
a. Tugas pokok Bidang Pendidikan dan pengajaran, meliputi kegiatan
1) Memperoleh ijazah Perguruan Tinggi sampai dengan
setratum
tertinggi
2) Memberi kuliah/tutorial dan menguji.
3) Menyelenggarakan kegiatan pendidikan di laboratorium, praktek keguruan dan praktek lapangan.
4) Membimbing seminar mahasiswa.
5) Membimbing Kuliah Kerja Nyata.
6) Membimbing pembuatan Skripsi dan laporan.
7) Bertugas sebagai panitia ujian akhir.
8) Membina kegiatan kemahasiswaan.
9) Membuat/menulis diktat, modul, naskah tutorial. .
b. Tugas pokok Bidang penelitian, antara lain meliputi kegiatan:
1) Menulis karya tulis ilmiah atau membuat/menciptakan karya
seni/disain.
2) Menyajikan karya tulis dalam pertemuan ilmiah atau karya
seni/desain dalam pentas seni/pameran.
3) Menghasilkan penelitian/karya ilmiah yang
bermut.
yang
tidak dipublikasikan
c. Tugas pokok Pengabdian pada masyarakat, meliputi kegiatan :
1) Memberi latihan/penyuluhan/pentaran pada masyarakat.
2) Memberi pelayanan pada masyarakat atau kegiatan lain yang
menunjang tugas umum pemerintahan dan pembangunan.
3) Membuat/menulis karya pengabdian pada masyarakat,termasuk
menulis buku pelajaran SLTA ke bawah.
d. Tugas pokok Penunjang Tridharma Perguruan Tinggi,
meliputi
antara lain kegiatan :
1) Menjadi anggota dalam suatu panitia/badan Perguruan Tinggi.
48
2) Menjadi anggota organisasi profesi.
3) Mewakili Perguruan Tinggi duduk dalam Panitia antarlembaga •
4) Menjadi anggota delegasi nasional pertemuan
internasional.
5) Berperan serta aktif dalam pertemuan ilmiah.
6) Memperoleh tambahan gelar skademik/keahlian yang setingkat.
7) Mengikuti suatu penataran/latihan ketrampilan.
8) Melaksanakan kegiatan detasering dan
^pencangkokan
tenaga
pengajar.
9) Mendapat tanda jasa/penghargaan.
10) Menjadi 8nggota tim penilai jabatan tenaga pengajar.
Beban tugas para pengajar tetap di
beberapa
Perguruan Tinggi
pada kasus-kasus Nusa, Bangsa, dan Bahasa dinyatakan
tfckuivalensi Waktu Mengajar Penuh) setara 38 jam
dengan
kerja
EWMP
perminggu,
yaitu sebanyak 12 sks dengan ketentuan bahwa satu sks setara dengan
tiga jam kerja.perminggu selama satu semester.
EWMP
tersebut
disebar ke dalam tugas-tugas institusional sebagai berikut :
a. Kegiatan pendidikan dan pengajaran antara
_ : 2.- 8
sks.
b. Kegiatan penelitian dan pengembangan ilmu, antara : 2 - 6
sks.
c. Kegiatan pengabdian pada masyarakat, antara
: 1 - 6
sks.
d. Kegiatan pembinaan civitas akademika, antara
: 1.-4
sks.
e. Kegiatan administrasi manajemen, antara
: 0 - 3
:sks.
Setiap bidang tugas pokok ini dijabarkan lagi ke dalam aspek-aspek
tugas yang lebih rinci, sesuai dengan sasaran empat
bidang pokok
tersebut di atas.
Hasil studi pendahuluan menunjukkan bahwa tugas pokok dosen-do
sen Pancasila pada Kasus-kasus Nusa,Bangsa, dan Bahasa dalam
tahun
kuliah 1990/1991 melaksanakan tugas melebihi ketentuan EWMP di atas
mereka tidak hanya memberikan kuliah Pancasila. saja, melainkan juga
*9
mengajar pada mata-mata kuliah lainnya di luar Pancasila. . Sedangkan
latar belakang pendidikan kesarjanaan dosen-dosen Pancasila bervari-
asi meliputi IKIP, IAIN, dan Hukum. Gambaran pada
tabel; 2 berikut
menunjukkan latar belakang pendidikan, beban tugas
para
pengajar
pendidikan Pancasila pads tiga kasus penelitian ini.
Tabel. 2
LATAR BELAKANG KESARJANAAN DAN BEBAN TUGAS DOSEN PANCASILA PADA
KASUS-KASUS NUSA,BANGSA, DAN BAHASA DALAM TAHUN X 1990/1991
Besarnya sks yang menjadi beban tugas
Pendidikan
Ke
sar
No.
Do
sen
.J*
na
an
Ta
hmn
. Ke
,lu
lus
Memberi
Peng
Peng
Pembi
Kegi
kuliah:
emba
abdi
naan
atan
ngan
an
civi
Admi
Jum
il
mas
nis
lah
mu
ara
tas
akade
kat
mika
si
Pan-
Non
casi
la
Pan
an
1.
AF
S.l
easi
tra
la
1983
8
6
2
4
4
2
26
1984
8
6
2
4
4
2
26
IKIP
2.
MS
S.l
IKIP
ZB
S.l
IAIN
1983
8
6
1
6
4
3
28
3.
4.
RA
S.l
1984
8
6
1
6
6
3
28
1982
6
6
2
6
5
3
28
IAIN
5.
ES
S.l
Hukum
Dengan melihat tahun kelulusan sarjana para dosen Pancasila, ma
ka menunjukkan relatif belum pengalaman dalam mengajar,Sedangkan beban
tugas yang mereka laksanakan bila dikaitkan dengan EWMP nya relatif be-
sar, yaitu -ff- x 38 jam kerja = 82 jam kerja dalam seminggu atau sebesar 2,16 kali daripada EWMP yang telah ditentukan.
BAB
V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANNYA
Pada Bab V ini tersejikan mengenai hasil penelitian dam pembehesennya yang bahannye diembil dari hasil analisis date dela Bab
IV, khususnya mengenai hasil penefsiren data penelitian. Keseluruh
an laporan
penelitian dan pembahasannya ini terdiri
atas
bagian
bagian sebagai berikut :
1. Kesimpulan hasil penelitian
2. Pembahasan hasil penelitian
3. Implikasi hasil penelitian
4. Rekomendasi.
A. Kesimpulan hasil penelitian
Berdasarkan tafsiran yang menunjukkan
kesimpulan-kesimpulan
sementara yang tersajikan pada Bab IV, pada bagian ini diketengahkan beberapa butir kesimpulan yang pada dasarnya merupakan jewaban
atas pertanyaan penelitian yang dirumuskan dalam analisis
masalah
yakni di Bab I. Dan kesimpulan-kesimpulan tersebut adalah
sebagai
berikut ini.
1. Deskripsi mengenai
upeye
dosen-dosen Pancasila pada ka
sus penelitian Nusa, Bangsa, dan Bahasa dalam membina pribadi para
mahasiswa sebagai warga negara yang bertanggung jawab dalam mempro-
gramkannya ke dalam rencana kegiatan diskusi kelas pendidikan Pan
casila terlukiskan pada tiga unsur proses kegiatan,yakni ke
dalam
kegiatan mempersiapkan bahan-bahan bagi penyusunan rencana diskusi
pada proses penysusunan rencana
dan
penuangan
komponen-komponen
pembinaan pribadi sebagai warga negara yang bertanggung jawab pada
rencana kegiatan diskusi kelas pendidikan Pancasila tersebut.
Kegiatan yang dilaksanakan dosen Pancasila dalam merenoanakan
pembinaan pribadi mahasiswa sebagei warga negare yang
«9
bertanggung
90
jawab meliputi (1) menelaah secara mendalam tiga puluh enam butir
nilai Pancasila,(2) menelaah konsep-konsep pendidikan nilai,
(3)
mengkaji teknik-teknik untuk musyawarah mufakat bagi diskusi, (4)
mengkaji teknik-teknik penyusunan makalah diskusi,(5) menjabarkan
butir-butir nilai Pancesile yang berkaitan dengen pembinaan priba
di sebagei werga negara yang bertanggung jawab, (6) menyusun
mo
del teknik pembinaan pribadi para mahasiswa, (7) menyusun pedoman
penyelenggaraan kegiatan diskusi kelas Pancesile,(8) mengelompok-
ken peserte menjedi penyeji makalah,penanggap, den pengamat,
(9)
menyusun teme-teme pokok diskusi, den (10) menyusun jadwal kegietdiskusi.
Adepun komponen-komponen pembineen pribadi
mahasiswa
gai warga negara yang bertanggung jaweb yang dituengken ke
seba
dalam
rencana kegiatan diskusi kelas pendidikan Pencesile, yeitu (1) pe
rileku
manusia berakhleq,(2) sikap tenggang rasa, (3) sikep kese-
tiekewanen, (4) sikap kepedulian, (5) sikep disiplin, (6) kemampu
an berfikir kritis,(7) kebebasen berbicara yang bertanggung jawab
(8) sikap musyawarah mufakat,(9) sikap memilih,menghargai,dan fcer-
buat yang bertanggung jawab,(10) sikap mandiri,
(11)
menghargai
hasil karya orang lain, dan (12) sikap kemauan untuk bekerja
ke
ras.
2. Deskripsi
mengenai
upaya
dosen-dosen Pancasila
pada
kasus Nusa,Bangsa, dan Bahasa dalam membina pribadi para mahasis
wa sebagai warga negara yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan
kegiatan diskusi kelas pendidikan Pancasila tergambar dalam kegi
atan membimbing bagi persiapan pelaksanaan diskusi,membimbing pe-
laksnaan, dan dalam mengembangkannya pada kegiatan diskusi kelas
pendidikan Pancasila tersebut.
91
Delem membimbing persiepan bagi pelaksanaan kegiatan diskusi
kelas pendidikan Pancasila, kegiatan yang dilakukan dosen yaitu (1)
memberikan bimbingan pengarahan bagi ketertiban, kedisiplinan,kerja
sama,kerja keras,dan kebebasan berbicara yang bertanggung jawab,(2)
memberikan petunjuk tentang teknik menganalisia
sila yang berkembang di masyarakat,(3) memberi
nilai-nilai Panca
aimbingan
motivasi
agar berpartisipasi aktif dalam berdiskusi,dan (4) membimbing pare
calon moderator dan notulis diskusi.
Dalam membimbing pelaksanaan kegiatan
diskusi
kegiatan yang
dilaksanakan dosen-dosen Pancasila, yaitu (1) mengobaeryasi penata-
an ketertiban dan ruang penyelenggaraan diskusi,(2) mengingatkan pe
serte melalui moderator terhadap pembicaraan yang menyinggung pera-
saan pribadi peserte lein,dan yang melampaui batas waktu yang dikonsensuskan,serta (3) mengingatken pembicara melalui moderator
agar
para pembicare dapat menggunekan argumentasi yang logis den faktuel
serta mengereh kepada model debet.
Adepun komponen-komponen pembineen pribedi mahasiswa sebagai
werge negere yeng bertenggung jawab dan yeng dikembengken delam pem
binaan pelaksenaan kegiaten diskusi keles Pancasila tersebut, meli
puti (1) pemereteen kesempatan untuk berbicara,(2) mencariken titik
temu deripade perbedaan pendapat,(3) tidak menyinggung perasaan pri
badi peserte lain,(4) memberiken kritik dengen elasen logis dan fek-
tuel,(5) kepedulien, (6) tanggapen den pertenyyen yeng konstruktif,
(7) kedisiplinen memanfeetken waktu diskusi sesuai dengan konsensus,
den (8) senentiese berupaya untuk meningkatken hasil
diskusi seba
gei pengalemen berharga begi