PUJHAN NILAI FILOSOFIS PENDIDIKAN OLEH DOSEN MKDU SEBAGAI TENAGA EDUKATIF DI PERGURUAN TINGGI : Suatu Studi Terhadap Dosen MKDU IKIP Bandung.

PUJHAN NILAI FILOSOFIS PENDIDIKAN OLEH DOSEN MKDU
SEBAGAI TENAGA EDUKATIF DI PERGURUAN TINGGI

(Suatu Studi Terhadap Dosen MKDU UOP Bandung)

TESIS

Diajukan kepada Panitia Ujian Tesis

Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Bandung
untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat
Program Pascasarjana
Bidang Studi Pendidikaan Umum

Oleh

AMSALAMRI
9132393

PROGRAM PASCASARJANA


INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDD3IKAN
R

A

\r n

tt m

a.

DISETUJUI DAN DISAHKAN UNTUK
UJIAN TAHAP

DR.

H.

M.


I.

II

SOELAEMAN

Pembimbing I

PROF. DR. H. ACHMAD SANUSI, SH,. M.PA
Pembimbing II

Artinya:

Ajaklah kepada jalan Tuhanmu dengan cara yang bijaksana dan
dengan mengajarkan yang baik, dan berdiskusilah dengan mereka
secara lebih baik
(Q.S. An Nahl 125)

ABSTRAK


Judul Penelitian

: PILIHAN NILAI FILOSOFIS
DOSEN

MKDU

PENDIDIKAN

SEBAGAI TENAGA

OLEH

EDUKATIF

DI

PERGURUAN TINGGI

(Studi Terhadap Dosen MKDU IKIP Bandung)


Sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahunan dan teknolo-

gi dalam arus globalisasi dewasa ini, persoalan pendidikan
senantiasa mencuat ke permukaan,
yang ditandai
dengan
munculnyanya

kritikan

dari berbagai

pihak.

Dalam

bentuk

apapun

kritikan
itu pada umumnya dialamatkan pada guru
sebagai pendidik di sekolah, tak terkecuali terhadap dosen
di perguruan tinggi. Kritikan yang muncul berkisar pada
"kualitas lulusan" yang dihasilkan oleh suatu
lembaga
pendidikan, yang dianggap masih jauh dari harapan masyarakat pada umumnya, terutama mengenai pembinaan sikap dan
kepribadian peserta didik, yang mengharuskan dosen memiliki

landasan berfikir berupa nilai filosofis pendidikan

sebagai

landasan dan pedoman pendidikan yang dilakukannya.
Adapun yang menjadi permasalahan adalah nilai filosofis

pendidikan apakah yang dianut dosen MKDU yang dijadikan
sebagai landasan dan pedoman dalam kegiatan pendidikan yang
sesuai dengan tujuan pendidikan nasional?


Bertolak

dari permasalah di atas, studi ini

bertujuan

menyingkap nilai filosofis pendidikan yang dianut dosen yang
dijadikan

landasan

dan pedoman

dalam

tentang
: tujuan pendidikan,
peserta
pendidik (dosen), bahan perkuliahan,


bertindak

edukatif

didik (mahasiswa),
metode pendidikan,

penilaian pendidikan.

Adapun

yang

dijadikan subyek

penelitian

ini

adalah


dosen MKDU yang mengasuh mata kuliah: Pendidikan Pancasila,
Pendidikan Agama, Pendidikan Kewiraan, IBD, ISD, dan IAD.
Untuk

mengumpulkan

data

penelitian ini

cara

yang

utama

digunakan adalah wawancara, karena yang ingin disingkap
adalah apa yang terkandung dalam alam pikiran responden, di
samping itu dilakukan observasi tentang kegiatan perkuliahan

untuk melengkapi data wawancara tersebut. Cara pengolahan
dan analisis data mengikuti prosudur penelitian kualitatif.

Dari hasil singkapan nilai-nilai filosofis pendidikan
yang dianut dosen MKDU melalui penelitian ini, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Untuk menentukan dan mengartikan tujuan pendidikan, dosen
MKDU tampak lebih mengutamakan landasan berpikirnya pada
taqwa dipandang sebagai inti yang paling pokok dalam tujuan
pendidikan

yang sekaligus dijadikan pula

sebagai

landasan

dan pedoman bertindak dalam seluruh kegiatan pendidikan yang
xii


dilakukannya.

Dalam hal

ini pengaruh again a

(Islam)

tampak

sangat dominan dalam diri dosen.

Apabila
ditinjau dari sudut pandangan tentang
hakekat
kemakhlukan (manusia), maka ungkapan di atas tampaknya lebih
dominan diwarnai oleh nilai filsafat yang humanistik, karena
manusia
dipandang
sebagai

totalitas
aspek
kepribadian,
yang
tidak
mementingkan satu aspek saja
dari
kepribadianmanusia,
akan tetapi semuanya dipandang penting
untuk
di
kembangkan
dengan tujuan agar terbinanya manusia
yang
memiliki

kepribadian yang utuh.

2. Untuk
merumuskan dan mengartikan
sifat-hakekat
manusia
(mahasiswa),
pandangan
dosen
MKDU
tampak
lebih
dominan
diwarnai
oleh nilai filsafat yang humanistik,karena
meman
dang
manusia (mahasiswa) sebagai makhluk yang terdiri
dari
totalitas
aspek kepribadian,
yang tidak mengutamakan
satu

aspek

saja,

akan tetapi seluruh aspek

dipandang perlu untuk dikembangkan

kepribadian

manusia

secara utuh.

Selanjutnya pandangan dosen MKDU tampak diwarnai
pula
oleh
nilai filsafat yang eksistensialis, karena
lebih
menekankan
pada
kebebasan individu untuk memilih
dan
bertanggungjawab atas pilihannya itu.
3. Untuk merumuskan dan mengartikan sifat-hakekat
pendidik,
pandangan
dosen
MKDU tampak lebih
dominan
diwarnai
oleh
nilai filsafat yang hunanistik, karena dosen memandang bahwa
dengan
menghargai harkat dan martabat kemanusiaan
peserta
didik
dan
dengan menumbuhkan sikap
saling
percaya,
maka
semua
potensi yang dimiliki peserta didik akan
dapat
berkembang
seoptimal
mungkin. Kemudian pandangan
dosen
MKDU
diwarnai
pula oleh
nilai filsafat yang idealistik,
karena
memandang
pendidik
lebih
mengetahui
dari
pada
peserta
didik,
dan karena ini pula pendidik dijadikan teladan
bagi
peserta didik.

4. Untuk menentukan dan mengartikan bahan perkuliahan,
terrungkap
bahwa
pandangan
dosen MKDU
diwarnai
oleh
nilai
filsafat
yang humanistik, karena secara
keseluruhan
bahan
perkuliahan
yang disajikan mengacu pada
pembinaan
seluruh
aspek kepribadian manusia, yang disajikan secara terintegrasi.

Selanjutnya
pandangan dosen MKDU diwarnai pula
nilai
filsafat
yang
pragmatik,
karena
bahan
perkuliahan
yang
disajikan
diangkat
dari pengalaman nyata yang
aktual
dan
sesuai dengan perkembangan zaman.
5.
Untuk menentukan dan mengartikan
hakekat hubungan
pen
didik
dan
peserta didik (cara atau
metode
pendidikan),
tampak
lebih diwarnai oleh nilai filsafat yang
humanistik,
karena
pendidik lebih menghargai nilai
kemanusiaan,
yaitu
dengan
memberikan
kebebasan
kepada
peserta
didik
untuk
melakukan
berbagai aktivitas dan
kreativitas.
Selanjutnya
diwarnai
pula
oleh nilai filsafat yang
pragmatik,
karena
xiii

kepada

peserta

didik dihadapkan berbagai

problema

aktual

yang menantang yang diangkat dari perkembangan masyarakat.

6. Untuk menentukan dan mengartikan

tentang

penilaian pen

didikan, tampak lebih dominan diwarnai oleh nilai
filsafat
yang humanistik.
Namun dalam mata kuliah tertentu (Pen

didikan Agama dan Pendidikan Pancasila), di samping penilai
an aspek kognitif juga penilaian aspek afektif. Ungkapan ini
diwarnai pula oleh nilai filsafat yang idealistik, karena di
samping penilaian pada aspek kognitif (intelektual) juga
pada aspek afektif (moral).

xiv

DAFTAR

ISI

Halaman

RATA PENGANTAR

iii

UCAPAN TERIMA KASIH
ABSTRAK

xii

DAFTAR ISI

BAB I

xv

PENDAHULUAN

1

A.

Latar Belakang Masalah

1

B.

Fokus Penelitian

7

C.

Ruang Lingkup Penelitian

8

D . Definisi Operasional

BAB II

vi

9

E

Perumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian.

10

F.

Asumsi Penelitian

11

G.

Tujuan Penelitian

12

H.

Pentingnya Penelitian

12

PERLUNYA FILSAFAT PENDIDIKAN BAGI DOSEN DALAM
RANGKA PENDIDIKAN UMUM DI PERGURUAN TINGGI

14

A.

14

Karakteristik Pendidikan Umum

1. Pengertian dan tujuan pendidikan
2.

Mengapa Pendidikan Umum itu dibutuhkan?..

3. MKDU sebagai salah satu sarana program
Pendidikan Umum di perguruan tinggi
4.

24

27

Hubungan dan peranan filsafat dalam
Pendidikan Umum

B.

.14

31

Filsafat Pendidikan Dosen dan Perwujudannya
dalam Pelaksanaan Pendidikan

39

1. Setiap dosen mempunyai filsafat pendidikan

39

2. Filsafat pendidikan do&en berwujud dalam
pelaksanaan pendidikan

42

3.

Karakteristik nilai-nilai filosofis
pen
didikan menurut beberapa pandangan filsafat
yang dominan tentang pendidikan

48

BAB

III

METODE

A.

Subyek Penelitian

54

B.

Instrumen

54

- -C.

BAB

IV

Penelitian

Pengumpuian Data Penelitian

56

D.

Pengolahan Data Penelitian

57

E.

Tahap-tahap Penelitian

60

ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN

66

A.

66

B.

BAB V

PENELITIAN

Analisis

Data

1.

Reduksi

data

67

2.

Display dan pengelompokan data

123

3.

Interpretasi

132

Hasil-hasil Penelitian

PEMBAHASAN,

IMPLIKASI,

DAN REKOMENDASI

144

151

A.

Pembahasan

151

B.

Implikasi

156

C.

Rekomendasi

158

DAFTAR PUSTAKA

161

LAMPIRAN-LAMPIRAN

165

BAB

I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan

merupakan faktor penting

dalam

kehidupan

manusia. Dengan pendidikan kepribadian manusia dapat dibina,

dapat

ditingkatkan harkat, martabat dan

nilai

kemanusian;

dapat

dipelihara dan dikembangkan nilai

kebudayaan;

membawa masyarakat menjadi maju dan hidup sejahtera.

itu

pendidikan tidak dapat ditiadakan dalam

merupakan
manusia,

bagian

dapat
Karena

kehidupan.

la

yang integral terjalin

dengan

kehidupan

kebutuhan hidup yang

pokok,

merupakan

merupakan

suatu kemutlakan bagi kehidupan manusia (Soelaiman, 1979:1).
Semakin

mendapat
tempat

maju peradaban manusia, persoalan

pendidikan

perhatian yang semakin besar dan semakin
yang

penting

dalam

kehidupannya.

Seiring

kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam arus

sasi

dewasa

ini,

pendidikan tidak

luput

dari

perhatian dan pemecahannya secara bijaksana dan
terutama

formal di

dari

dasawarsa

sebagai

globali-

mendapat

bertanggung

pelaksana

pendidikan

sekolah.

Perkembangan

kritikan

guru

dengan

tantangan

dengan berbagai persoalan yang mendasar yang perlu

jawab,

mendapat

dari

pendidikan

berbagai pihak.

yang

salahan-kesalahan

dewasa ini

banyak

mendapat

Kejadian-kejadian

beberapa

akhir-akhir ini menunjukkan bahwa
dalam

cara

menangani

urusan

ada

ke-

manusia.

Manusia telah memperoleh kekuatan yang besar dalam sains dan
teknologi,
kekuatan

tetapi
itu

peroleh

sangat

sering

mempergunakan _ kekuatan-

untuk maksud destruktif.

jangkauan

Manusia

dan kuantitas pengetahuan

telah

tetapi

mem

belum

dapat mendekati terciptanya individu yang ideal dan realisasi

diri

(self-realization).

Manusia telah

menemukan

bagai

cara untuk memperoleh keamanan, dan kenikmatan,

waktu

yang

mereka

sama

dan

mereka tidak yakin

tidak tahu arah mana yang

kehidupan itu (Titus, Smith, Nolan,

Kutipan
landasan

akan

arti

mereka

pada

kehidupan

pilih

dalam

1984:9).

di atas menunjukkan bahwa

betapa

pentingnya

berpikir yang kokoh dan jelas arah tujuannya

kehidupan

ber

manusia terutama dalam dunia

pendidikan,

bagi
karena

landasan berpikir itu akan mewarnai pelaksanaan pendidikan.
Sesunggunya
atas

banyak pendidikan dewasa

pandangan dunia yang mengatakan bahwa

ini

didasarkan

mencari

merupakan kebaikan tertinggi. Menciptakan seorang ahli

nafkah

yang

cakap terlampau sering menjadi tujuan pendidikan yang hendak
kita

capai. Kita mendidik ahli di bidang

menjadikan

diri

bidang-bidang

didik

ahli

(Kattsoff,

kita

lebih

sehat,

kedokteran

demikian

lainnya, tetapi sayang cenderung

yang

dapat

1987:473).

menjadikan

kita

lebih

pula
lalai

untuk

dimen

bijaksana

Salah

satu

problema besar

lainnya

dalam

pendidikan

pada masa sekarang ini adalah kurangnya kesatuan (irvtegrasi)

dalam

pengalaman

pendidikan.

Yang

diterima

oleh

mahasiswa

adalah

bidang

spe-

sialisasi

yang tak ada hubungannya antara satu dengan

yang

lainnya.

serangkaian penyajian dalam

seorang

Penyajian secara sepotong-sepotong ini

menggambar-

kan fragmentasi umum dari pengalaman yang menandai kehidupan
modern (Titus,

Smith,

Kutipan

di

Nolan,

atas

1984:

5-6).

mengisyaratkan

pula

bahwa

merupakan kewajiban bagi seorang pendidik menganut

adalah
landasan

berpikir yang komprehensif dan mendalam terutma bagi
dik Pendidikan Umum,

pendi

karena menyangkut pembinaan kepribadian

peserta didik secara menyeluruh dan terintegrasi.
Meskipun

muncul

di

kritikan-kritikan

yang

dikemukan

Barat dan dalam konteks peradaban

kritikan-kritikan serupa berlaku pula untuk
Kita

khawatir,

humaniora,
merupakan

dibenahi
karena

arah,

Barat,

namun

Indonesia.
pencinta

kelewat asyik mengunggulkan satu dari

lainnya,

dalam

dunia pendidikan kita.

kesibukannya

ilmunya,

mengajar

tidak

atas

maupun

masalah-masalah mendasar yang

ketinggian
konsep

baik pendukung iptek

di

dengan

menutup

berbagai

justru

Dosen

menjadi menjemukan

ada dialog. Tak ada

universitas,

proyek

dialog. Dari

atau

SD

karena

partisipasi

semestinya

karena

hingga

bersifat

yang

PT,
satu

hidup.

Kecenderungan lembaga-lembaga pendidikan kita untuk

kan

daya kritis mahasiswa membuat semuanya

lebih

memati-

menjemu-

kan lagi. Mata kuliah humaniora yang penting seperti Kewira-

an

dan

pada

perilaku mahasiswa sehingga harus

absensi
an

Pendidikan Moral Pancasila sulit

karena

mustahil

untuk

hasilnya

diwajibkan

didiskusikan

praktek moral di luar kampus yang

jauh

diamati

melalui

penyeleweng-

seringkali

dari teori yang diajarkan di ruang kuliah.

melenceng

Kepedulian

mahasiswa pada masalah-masalah di sekitarnya tidak dipandang
sebagai cermin dari kepekaan yang manusiawi bagi pendewasaan
politik,

melainkan sebagai aksi politik praktis yang

mesti

dikebiri (REPUBLIKA, 25 April 1993, hal. 3).

Permasalahari

kemukakan

didikan

dan kritikan-kritikan seperti

di atas merupakan bagian dari
terutama

yang

permasalahan

di perguruan tinggi yang

tidak

di-

pen

terlepas

dari peran dan tanggung jawab dosen sebagai tenaga edukatif.

Permasalahan

tersebut menuntut adanya

pemikiran yang

men-

dalam dan upaya-upaya yang lebih bijaksana dari dosen berupa

nilai-nilai filosofis pendidikan yang jelas, benar dan kokoh

serta

konsisten

dengan tujuan

pendidikan

nenjadi pilihan dosen tersebut sebagai

nasional,

yang

landasan dan pedoman

bertindak edukatif dalam pelaksanaan pendidikan.

Dosen

sebagai

tenaga edukatif merupakan

orang

yang

nempunyai peran dan tanggung jawab yang sangat penting

bagi

pelaksanaan pendidikan di perguruan tinggi. Mereka

seharus-

5

dilandasi nilai-nilai filosofis yang jelas dan benar sebagai
landasan dalam pelaksaan tugasnya sehari-hari.

Dalam

hal

ini Fauzy Al-Najjar,

sebagaimana

dikutip

oleh Al-Syaibany (1979:33), mengemukakan bahwa :

Pendidikan

tidak akan tumbuh, berkembang, dan

selaras

dalam bidang kemajuan selagi hal itu tidak bersandar pada
pemikiran

falsafah

yang selalu disertai

pembaruan

dan

daya cipta dalam dunia yang selalu bertarung dengan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Selagi kita masih bertanya:
Mengapa kita mengajar? Bagaimana kita mengajar? Selama
itu pendidikan akan tetap sangat memerlukan falsafah.

Permasalahan di atas menunjukkan bahwa bagi para dosen

di perguruan tinggi yang mempunyai peran dan tanggung
yang

besar

bagi terlaksananya pendidikan,

jawab

sepatutnya

dan

dituntut agar memiliki nilai-nilai filosofis pendidikan yang

jelas dan benar, sebagai landasan bertindak dalam pelaksana
an

pendidikan.

Penggunaan

pemikiran

kefilsafatan

dalam

pelaksanaan pendidikan harus jelas dan kokoh, karena hal ini
merupakan landasan bagi pelaksanaan pendidikan tersebut.

Dalam zaman teknologi sekarang ini, penggunaan pemiki

ran kefilsafatan menjadi kiam penting. Teknik tidak

berjalan

tanpa

teori,

dan bila

mungkin

tentu

mungkin

merupakan

teknik yang buruk. Perenungan kefilsafatan memperkuat

memberikan
disitu.

arah

kepada teknologi. Dan tidak

Perbuatan macam apapun yang tidak

didasarkan

teori yang sehat akan kehilangan arah dan dapat
kan kehancuran (Kattsoff,

1987:474).

hanya

serta

sampai
atas

mengakibat-

Sebagai

seorang

guru

filsafat.

la

pribadi

dan

(dosen)

sewajarnya

tak boleh buta

sebagai

pelaksana

menganut

terhadap

pendidikan,

dan

mendalami

filsafat.

Sebabnya

antara lain karena tujuan-tujuan pendidikan senantiasa lang
sung berhubungan denga tujuan-tujuan kehidupan dari

dan masyarakat yang melaksanakan pendidikan.

individu

Pendidikan

dapat dimengerti sepenuhnya tanpa memahami tujuannya.

tujuan

itulah yang perlu dipahami dalam rangka

tak

Justru

hubungannya

yang sejati dengan kehidupan itu sendiri. Hanya guru (dosen)

yang memiliki filsafat yang memadai sajalah yang berada pada

jalan
son,

kearah suatu filsafat pendidikan yang tepat
1978:8).

Adapun

MKDU

(Hender

ada

yang menjadi permasalahan adalah apakah

menganut nilai-nilai filosofis

dosen

pendidikan

dapat dijadikan sebagai landasan dan pedoman

bagi

yang

pelaksa^

naan Pendidikan Umum di perguruan tinggi?
Untuk

mengetahui

nilai-nilai

filosofis

yang dianut oleh dosen MKDU tersebut tidak cukup

pendidikan
diperoleh

berdasarkan apa yang tercantum dalam kurikulum yang ada

dalam undang-undang pendidikan yang telah ditetapkan

formal,

dasar

tetapi

memerlukan pengkajian yang

inilah peneliti merasa perlu

terutama

mendalam.

mengadakan

dan

secara

Atas

penelitian,

dalam rangka pengembangan program Pendidikan

Umum

di perguruan tinggi dalam menghadapi arus globalisasi dewasa

ini,

kepada para dosen dituntut memiliki

yang

menyeluruh dan mendaiam

wawasan

berpikir

dengan dilandasi oleh

nilai-

nilai filosofis pendidikan yang jelas dan benar dalam

mendidik calon-calon sarjana yang berkualitas sesuai

upaya

dengan

yang dicita-citakan oleh bangsa dan negara.

B.

Fokus Penelitian

Memperhatikan
masalah

uraian penjelasan pada

di atas, maka yang dijadikan fokus

latar

belakang

penelitian

adalah berkenaan dengan: pilihan nilai-nilai filosofis
didikan yang dianut oleh dosen
di Perguruan Tinggi,

ini

pen

MKDU sebagai tenaga edukatif

tentang:

1. Tujuan pendidikan

2. Peserta didik (mahasiswa)
3. Pendidik (diri dosen itu sendiri)
4.

Bahan perkuliahan

5. Hubungan

pendidik

dan peserta didik (cara

atau

metode

pendidikan)
6.

Penilaian Pendidikan

Dengan

ini

fokus permasalahan di atas, berarti

mencoba menyingkap pilihan nilai-nil^.i

penelitian

filosofis

pen

didikan oleh dosen MKDU sebagai tenaga edukatif di perguruan
tinggi,
dalam

yang

dijadikan prinsip,

landasan,

serta

pedoman

kegiatan pendidikan yang dilakukannya sehari-hari

perguruan tinggi,

tentang:

di

tujuan pendidikan, peserta didik

(mahasiswa),

pendidik (dosen), bahan perkuliahan,

hubungan

pendidik dan peserta didik (cara atau metode pendidikan),
dan penilaian pendidikan.

C.

Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian
perguruan

dalam

ini dilakukan di perguruan

tinggi,

tinggi merupakan lembaga pendidikan yang

kerangka sistem pendidikan nasional

yang

memerlukan

kelangsungan

integritas pribadi untuk

pendidikan)

dapat

hidup bangsa dan negara di masa

penting

menyiapkan

calon-calon pemimpin bangsa (terutama di bidang
yang

karena

mengemban

depan

sesuai

dengan tujuan pendidikan yang dicita-citakan.

Adapun Perguruan Tinggi yang dimaksud dalam penelitian

ini

adalah

IKIP Bandung. Dijadikan

IKIP

Bandung

lokasi penilitian ini, dilandasi oleh beberapa
antara

1. IKIP
yang

lain

sebagai

pertimbangan

:

Bandung

merupakan satu-satunya

perguruan

tinggi

menyelenggarakan Program Pascasarjana Bidang

Studi

Pendidikan Umum (PU)

2. IKIP Bandung merupakan salah satu perguruan tinggi tertua

di Indonesia yang menyiapkan tenaga edukatif dalam rangka
mengupayakan
terintergasi

manusia

yang

mempunyai

yaitu manusia seutuhnya.

pribadi

Hal ini dapat

jadikan contoh bagi perguruan tinggi lain terutama

yang
di
dalam

menyiapkan

calon-calon tenaga edukatif yang

sesuai dengan

3.

Nilai-nilai

tuntutan zaman.

_

_ _

filosofis pendidikan yang dimaksudkan

penelitian

ini,

bukan

pendidikan

yang

berasal

pendidikan

menurut

secara

berkualitas

formal,

sekedar

nilai-nilai

dari

filosofis

aliran-aliran

para ahli filsafat

tetapi nilai-nilai

dalam

filsafat

yang

telah

filosofis

ada

pendidikan

yang disingkap dari pandangan atau yang dianut oleh dosen

MKDU sebagai tenaga edukatif,
peserta

didik (mahasiswa),

kuliahan,
D.

metode,

tentang:

tujuan pendidikan,

pendidik (dosen),

bahan

per

dan penilaian pendidikan.

Definisi Operasional
Untuk menghindari kerancuan dalam penelitian

istilah-istilah

yang

digunakan didefinisikan

ini,

maka

sebagai

be-

benar

dan

rikut:

1.

Pilihan,
bermakna

yaitu

apa yang dianggap

bagi kehidupan manusia,

terbaik,

sehingga

hal

tersebut

dimiliki sebagai pilihannya.

2.

Nilai-nilai

filosofis

prinsip

kebenaran

diyakini

dan

pemikiran

yang

atau

pendidikan,
nilai-nilai

berharga bagi

mendalam

yaitu

dan

manusia

matang,

seperangkat

kebenaran

yang

berdasarkan

hasil

yang

dijadikan

landasan atau dasar pertimbangan dalam bertindak edukatif

dan

dapat

didikan .

mewarnai tindakannya dalam

pelaksanaan

pen

10

3. Dosen

MKDU,

dalam

ialah tenaga pengajar di

Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU),

perguruan
yaitu:

Agama,

Pendidikan Pancasila, Pendidikan

Budaya

Dasar

tinggi

Pendidikan

Kewiraan,

(IBD), Ilmu Sosial Dasar (ISD),

Ilmu

dan

Ilmu

Alamiah Dasar (IAD).

E. Perunusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian

Masalah

ini

utama yang ingin dijawab

melalui

penelitian

adalah berkenaan dengan apakah dosen MKDU ada

menganut

nilai-nilai filosofis pendidikan yang dapat dijadikan

seba

gai landasan dan pedoman bagi pelaksanaan Pendidikan Umum di

perguruan tinggi. Masalah utama tersebut dirumuskan

berikut

: nilai-nilai filosofis

pendidikan

sebagai

apakah

yang

dianut sebagai pilihan dosen MKDU di perguruan tinggi?

Sesuai dengan ruang lingkup penelitian ini, maka
masalahan penelitian ini dapat dijabarkan ke dalam

per

sejumlah

pertanyaan penelitian, yaitu :

1. Nilai-nilai

filosofis

oleh dosen MKDU

pendidikan

apakah

yang

dianut

untuk menentukan dan mengartikan

tujuan

pendidikan?

2. Nilai-nilai

cleh

dosen

filosofis

pendidikan

MKDU untuk merumuskan

apakah

yang

dianut

pandangannya

tentang

hakekat manusia (mahasiswa) sebagai peserta didik?

3. Nilai-nilai filosofis pendidikan apakah yang dianut

dosen

MKDU

untuk merumuskan pandangannya

didik (dosen)?

tentang

oleh

pen

11

4. Nilai-nilai

dosen

filosofis

pendidikan

apakah

MKDU untuk menentukan dan mengartikan

dianut

oleh

bahan

per

kuliahan?

5. Nilai-nilai filosofis pendidikan apakah dianut oleh dosen

MKDU

untuk menetukan dan mengartikan

hubungan

pendidik

dan peserta didik (cara atau metode pendidikan)?
6. Nilai-nilai

filosofis

pendidikan

apakah

dianut

oleh

dosen MKDU untuk menentukan penilaian pendidikan?
F.

Asunsi Penelitian

1. Setiap orang memiliki filsafat walaupun ia mungkin

selalu menyadari akan hal tersebut (Titus, Smith,
orang mempunyai

filsafat

tidak

Nolan,

1984:10).

Setiap

dalam

pandangan

hidup. Berkenaan dengan pendidikan orang

arti

mem

punyai pandangan terhadapnya. Minimal apa itu pendidikan,
apa

tujuan pendidikan, dan bagaimana

cara

mencapainya.

Hal

ini mengandung makna bahwa filsafat merupakan

dasar

untuk memandang dan melandasi sesuatu perbuatan (Wiryokusumo dan Mulyadi,

2. Dalam

1988:26).

filsafat yang dianut pendidik terkandung

tentang

bagaimana

masyarakat

yang

gambaran

dicita-citakan

dan

bagaimana individu yang harus dibentuknya. Tujuan, corak,
metode,

filsafat
1982:30).

dan alat-alat pendidikan banyak ditentukan

yang

dianut

oleh

si

pendidik

oleh

(Nasution,

12

3. Bagi

dosen-dosen

MKDU sebagai tenaga edukatif

di

per-

- guruan tinggi wajib menganut nilai-nilai filosofis
jelas,

kokoh yang merupakan

melaksanakan
tif.

landasan dan

pedoman

tugasnya sehari-hari sebagai tenaga

Nilai-nilai filosofis yang dianutnya

yang

itu

dalam

eduka
mewarnai

tindakannya dalam pelaksanaan pendidikan.
G.

Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk
gambaran

tentang

nilai-nilai

filosofis

pendidikan

dianut oleh dosen MKDU sebagai tenaga edukatif di
tinggi.

memperoleh
yang

perguruan

Secara khusus penelitian bertujuan untuk:

Memperoleh

informasi tentang nilai-nilai

filosofis

pendidikan yang dianut oleh dosen MKDU untuk:

1. Menentukan dan mengartikan tujuan pendidikan
2. Merumuskan pandangannya tentang hakekat manusia (maha
siswa) sebagai peserta didik
3.

Merumuskan

pandangannya

tentang

hakekat

pendidik

(dosen)

4. Menentukan dan mengartikan bahan perkuliahan
5. Menentukan

dan

mengartikan

hubungan

pendirik

dsn

peserta didik (cara atau metode pendidikan)
6. Menentukan penilaian pendidikan
H.

Pentingnya Penelitian

Dari

segi

teoritis,

hasil penelitian

ini

merupakan

pentingnya dosen memiliki atau menganut nilai-nilai
fis

pendidikan

yang

jelas dan. kokoh

dalam

filoso

melaksanakan

tugasnya sebagai tenaga edukatif di perguruan tinggi.

Dari segi praktis,

hasil penelitian ini dapat

menjadi

masukan/umpan balik bagi para dosen MKDU di perguruan tinggi

yang
dalam

bersangkutan

dan juga bagi perguruan

penyelenggaraan MKDU sebagai salah

didikan Umum di perguruan tinggi.

tinggi

lainnya

satu sarana

Pen

BAB

III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

adalah

dan

metode deskriptif, yaitu metode

yang

ini

menggambarkan

memecahkan masalah-masalah aktual yang sedang

berlang-

sung. Metode deskriptif tidak terbatas hanya sampai pada pedata, tetapi meliputi analisis

ngumpulan

data.

dan

interpretasi

Sedangkan langkah kerja yang digunakan dalam

tian

ini

sebagian besar adalah

langkah

kerja

peneli

penelitian

kualitatif.

Disebut kualitatif karena sifat data yang
yang

bercorak

menggunakan

kualitatif

kualitif, bukan

kuantitatif,

dikumpulkan

karena

alat-alat pengukur (Nasution, 1988:18).

ini

digunakan

karena

beberapa

Metode

pertimbangan.

Pertama, menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah
berhadapan

dengan

kenyataan

ganda;

kedua,

apabila

metode

menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara
dan

menyesuaikan

diri dengan banyak

penajaman

ini

peneliti

responden; dan ketiga, metode ini lebih peka dan

dapat

tidak

lebih

pengaruh

bersama dan terhadap pola-pola nilai yang dihadapi (Moleong,
1991:5).

Sesuai dengan sifatnya, maka

sistematika

metodo-

logis penelitian ini disusun sebagai berikut.
A.

Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah
Dijadikan

dosen MKDU IKIP Bandung.

dosen MKDU sebagai subyek penelitian

ini

karena

55

MKDU

merupakan

salah satu sarana bagi

Umum di perguruan

Untuk

dahulu

program

tinggi.

menentukan

subjek

penelitian

ini,

peneliti berkonsultasi dengan Ketua

Jurusan

MKDU

IKIP Bandung,

karena

penelitian

memiliki

terlebih

dan

mereka

Sekretaris

lebih

secara dekat tentang keadaan subjek penelitian

Adapun

Pendidikan

yang dijadikan kriteria sebagai

mengenai

ini.

subyek

dalam

ini adalah dosen senior, yaitu dosen yang

telah

kualifikasi

pangkatan Gol.

antara

lain minimal

dari

segi

IV dan/atau dosen yang telah menempuh jenjang

pendidikan Program Pascasarjana,. dengan asumsi bahwa
telah

ke-

memiliki

banyak pengalaman dengan

wawasan

yang luas dan mendasar (filosofis) mengenai

mereka
berpikir

problem-problem

pendidikan terutama di perguruan tinggi.
MKDU yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah MKDU

yang

berdasarkan

Kep/1983,

yaitu:

Pendidikan
Dasar (ISD),

MKDU

bagi

semua

keterangan

SK

Dirjen

Dikti

Pendidikan Agama,

Kewiraan,

Depdikbud

No.

Pendidikan

Ilmu Budaya Dasar (IBD),

32/DJ/

Pancasila,
Ilmu

Sosial

dan Ilmu Alamiah Dasar (ISD).

feperti tersebut di atas masih berlaku

perguruan tinggi di
dari

Ketua

Indonesia

dan Sekretaris

sekarang

(didukung

Jurusan

MKDU

Bandung berdasarkan hasil konsultasi dengan peneliti,
gal

11 Oktober 1993). Dengan demikian maka dosen MKDU

oleh
IKIP

tangyang

56

lijadikan

sebagai subyek penelitian ini adalah enam

orang,

jesuai dengan mata kuliah yang disebutkan di atas.

J.

Instrumen Penelitian

Instrumen

utama dalam penelitian ini adalah

sendiri. Dalam hal ini,

ialam

penelitian

itamanya.

peranan

peneliti

Faisal (1990:45) mengemukakan bahwa

kualitatif peneliti

Selaku instrumen penelitian,

merupakan

instrumen

peneliti

memainkan

sebagai instrumen kreatif. Selanjutnya

ia

melacak

Pakta/informasi deskriptif, juga sekaligus melakukan reflek-

si

dan

dan secara simultan pula menggunakan berpikir

divergen

dalam "merakit" sejumlah

konvergen

fakta/informasi

ke

tingkat konsep, hipotesis, atau teori.

Menurut

Moleong (1991:121), kedudukan

penelitian

kualitatif cukup rumit. Ia

perencana,

pelaksana pengumpulan data,

peneliti

sekaligus

dalam

merupakan

analisis,

penafsir

data, dan pada akhirnya ia menjadi pelapor hasil penelitiannya. Pengertian instrumen atau alat penelitian di sini tepat
karena ia menjadi segalanya dari keseluruhan proses

tian. Namun, instrumen penelitian di sini dimaksudkan

peneli

seba

gai alat pengumpulan data.

Cara yang diambil yaitu data lapangan

diberi kode, kemudian dilakukan unitisasi dan

diinterpretasi,

kategorisasi,

sehingga mudah dalam mengklasifikasi data tersebut.

C.

Pengumpulan Data Penelitian
Dalam

dilakukan

pelaksanaan
oleh

peneliti

sebagai berikut

pengumpulan data
sendiri

penelitian

dengan

ini,

langkah-langkah

:

1. Tahap Persiapan.

a.

Setelah

disain penelitian disetujui oleh

selanjutnya

diajukan permohonan

izin

pembimbing,

penelitian

me

lalui Direktur Program Pascasarjana IKIP Bandung untuk

diteruskan

kepada Rektor IKIP Bandung dan

kepada

Ketua Jurusan MKDU IKIP Bandung,

paikan

kepada

responden.

sebagaimana

seterusnya

untuk

disam-

kriteria

yang

telah ditentukan.

b. Menyusun pedoman wawancara agar

pertanyaan-pertanyaan

yang diajukan terarah sesuai dengan tujuan

penelitian

yang telah ditetapkan.

2. Tahap Pengumpulan Data
Pelaksanaan pengupulan data dilakukan dengan cara-cara
sebagai berikut

:

a. Melakukan

wawancara dengan responden

untuk

menggali

dan menyingkap pilihan nilai-nilai filosofis pendidik

an yang dianut oleh dosen MKDU sebagai tenaga edukatif
di perguruan tinggi,

dengan menggunakan tape recorder.

Penggunaan

wawancara

sebagai

pengumpulan

data penelitian

teknik

utama

dalam

ini adalah karena

teknik

58

wawancara

cara sesuai dengan karakteristik data

ingin dikumpulkan, yakni nilai-nilai filofis
kan

pendidi

yang dianut, yang terkandung dalam dalam

responden.

Hal

ini sesuai dengan

tujuan

yang

pikiran

dilakukan

wawacanra, sebagaimana dikemukakan Nasution (1988:73),

yaitu

yang

tujuan

wawancara adalah untuk

terkandung

mengetahui

dalam pikiran dan hati

orang

bagaimana pandangannya tentang dunia, yaitu

yang

tidak

dapat

kita

ketahui

melalui

apa

lain,

hal - hal

observasi.

Sekaitan dengan hal ini, Faisal (1990:61) mengemukakan
bahwa

:

Dalam penelitian kualitatif biasanya teknik wa
wancara sebagai cara
utama untuk mengumpulkan
data/informasi. Ini bisa dimengerti, setidak-tidaknya dua alasan. Pertama, dengan wawancara peneliti
dapat menggali tidak saja apa yang diketahui dan
dialami seseorang/subyek yang diteliti, tetapi juga

apa yang tersembunyi jauh di dalam diri subyek
penelitian (explicit knowledge maupun tacit know
ledge). Kedua, apa yang ditanyakan kepada informan
bisa mencakup hal-hal yang bersifat lintas-waktu
yang berkaitan dengan masa lampau, masa sekarang,
dan juga masa mendatang.

• Wawancara

dilakukan

dalam

bentuk

terbuka,

artinya

responden mendapat kebebasan dan kesempatan untuk mengeluar-

kan

ketat

buah pikiran, pandangan, dan perasaannya
oleh peneliti. Kemudian

tanpa

setelah peneliti

diatur

memperoleh

sejumlah keterangan, peneliti melakukan wawancara yang lebih

terstruktur

yang disusun berdasarkan apa yang telah

paikan responden.

disam-

5y

b. Melakukan

observasi

kuliahan.
hasil

Hal

ini dilakukan

wawancara.

fokuskan

pada

komunikasi

berkenaan dengan
untuk

kegiatan
melengkapi

Observasi ~dalam penelitian

kegiatan

per

perkuliahan,

ini

yaitu

edukatif antara dosen dan

data
di-

tentang

mahasiswa

yang

tercermin dalam metode perkuliahan yang digunakan oleh
dosen yang bersangkutan.

D.

Pengolahan dan Analisis Data Penelitian

Data dapat dianalisis dengan beberapa pola (cara) yang

melibatkan

cara

pengujian

berpikir

sistematis

tertentu,

yang

tentang sesuatu hal

mengacu
guna

kepada

menentukan

bagian-bagiannya, hubungan antar bagian, dan hubungan dengan
keseluruhan. Semuanya itu dilakukan guna memperoleh

"makna-

nya"

Mengenai pola analisis data dalam penelitian edukatif,
Nasution

(1988:126) mengemukakan bahwa tidak ada cara

tentu yang dapat diikuti untuk mengadakan analisis
tiap

peneliti harus mencari sendiri metode

ter

sehingga

yang

dirasanya

cocok dengan sifat penelitinya.

Berdasarkan

pola

analisis

sendiri.
ini,

pendapat di atas, maka

data yang cocok menurut

peneliti

pandangan

Dalam hal ini, untuk menganalisis data

peneliti mengikuti cara yang dianjurkan oleh

(1988:129),

dengan

langkah-langkah

sebagai

mencari

peneliti
penelitian
Nasution

berikut:

60

(1) reduksi data, (2) diplay data, (3) mengambil kesimpulan/
verifikasi.

Analisis data itu dilakukan dalam suatu proses. Proses

berarti

pulan

pelaksanaannya sudah mulai dilakukan sejak

data

dan dikerjakan secara intensif,

pengum

yaitu

sesudah

meninggalkan lapangan (Moleong, 1991:104).
Untuk lebih jelas mengenai pola pengolahan dan analisis

data

penelitian

berikut

ini,

maka

langkah - langkahnya

sebagai

:

1. Selama data dikumpulkan

Selama

pengumpulan data, maka kegiatan-kegiatan

dilakukan oleh peneliti, yaitu
a.

Pembuatan cacatan

Pembuatan

neliti

yang

:

lapangan.

cacatan

lapangan dilakukan pada

melakukan wawancara dan obsevasi

saat

dilapangan.

pe

Hasil

cacatan lapangan direvisi, kemudian disusun kedalam rangkum-

an

cacatan lapangan (lampiran). Hasil wawancara yang

disusun

kedalam

perlihatkan

rangkuman cacatan lapangan,

kemudian

kepada responden untuk dipeiiksa

telah
di-

kebenarannya,

apakah telah sesuai dengan apa yang dimaksud oleh responden
bersangkutan.
informasi

yang

Apabila

terdapat kekeliruan

diberikan

itu, maka

mengenai

responden

sangkutan dapat memperbaikinya secara langsung.

yang

data/
ber

bl

Perlu

ditegaskan

bahwa dalam
yaitu

untuk

penelitian

dilakukan

triangulasi

informasi

yang diberikan responden, sebab

ini

membuktikan

tidak

kebenaran

responden

dalam

penelitian ini mempunyai kebebasan sepenuhnya untuk memiliki
pendapatnya secara pribadi.
b. Pemberian kode

Setelah responden mencek laporan berupa rangkuman hasil

wawancara,

maka segera diberi kode awal yang

secara

spesifik dan terpola, sesuai dengan permasalahan

lebih

penelitian

yang dijabarkan melalui sejumlah pertanyaan penelitian.
c. Penggunaan matriks

Dalam

meliputi

menggunakan

matriks,

maka

kegiatan

peneliti

: (a) mebentuk matriks berdasarkan sub-pokok

per-

masalahan/klasifikasi data/kode, (b) memasukkan data lapang

an
dan

(sudah dirangkum) ke dalam matriks sesuai
kode

mambaca

data, dan (c) menganalisis

data

dengan
matriks

lebih teliti, melakukan interpretasi,

dan

kolom
dengan

menarik

kesimpulan sementara.

2. Setelah data terkumpul

Kegiatan

yang dilakukan setelah data

liputi hal-hal sebagai berikut :

terkumpul,

me

a.

Membuat reduksi data

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini

adalah

mem

buat rangkuman data menurut tema-tema pokok. Dengan demikian
akan diperoleh sejumlah inti permasalahan berdasarkan penda
pat/ informasi para responden.
b.

Membuat display data

Kegiatan

mendisplay (menyajikan) data penelitian

ini,

dilakukan dengan cara menyusun data tau mengelompokkan

data

pokok-pokok pendapat responden ke dalam maktris yang

dibuat

sedemikian rupa.

c.

Interpretasi dan kesimpulan
Setelah

giatan

dilakukan reduksi dan display data,

selanjutnya yang dilakukan dalam

maka

memberikan

ke

inter

pretasi terhadap data tersebut dan akhirnya diperoleh

suatu

kesimpulan dari data tersebut.

E. Tahap-tahap pelaksanaan penelitian

Secara garis besar,

atas

pelaksanaan penelitian ini

tiga tahap, yaitu : tahap orientasi, tahap

terdiri

eksplorasi

dan tahap member-chek.

Kegiatan
sebut meliputi

yang dilakukan pada masing-masing tahap
:

ter

63

1.

Tahap orientasi

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah

*an

mendapatkan

selanjutnya

informasi

dalam

pendahuluan

penelitian ini.

yang

diusaha-

dikembangkan

Kegiatan-kegiatan

yang

dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut:

a. Melakukan

studi

informasi

kepustakaan

untuk

menelaah

berbagai

yang berkenaan dengan permasalahan

yang

ber

kaitan dengan fokus awal penelitian.

b. Bertukar pikiran dengan beberapa dosen MKDU IKIP
(diantaranya

Sekretaris

Jurusan MKDU)

dan

Bandung

teman-teman

sejawat untuk memperoleh berbagai informasi lebih

lanjut

yang berkaitan dengan fokus penelitian.

c. Mengadakan konsultasi dengan pembimbing untuk
kejelasan

tentang

permasalahan

yang

memperoleh

berkaitan

dengan

fokus penelitian ini.

Berdasarkan

ditemukan

setiap

yang

beberapa

dosen

jelas

tenaga

hasil

kegiatan orientasi

tersebut,

hal yang menarik terutama

perlu sekali menganut

adalah

nilai-nilai

dan kokoh dalam melaksanakan

bagi

filosofis

tugasnya

edukatif di perguruan tinggi. Hal ini

maka

sebagai

perlu

karena

dalam filsafat yang dianut dosen sebagai pendidik terkandung

gambaran
dan

tentang bagaimana masyarakat

bagaiman

pendidikan

pendidik,

individu yang

harus

yang

dibentuknya.

yang menyangkut tentang tujuan,

bahan,

metode, dan

dicita-citakan

evaluasi

Aktivitas

peserta

didik,

pendidikan

banyak

64

ditentukan oleh filsafat (nilai-nilai filosofis) yang dianut
oleh

dosen sebagai pendidsik, karena nilai-nilai

yang

dianutnya itu merupakan landasan bagi

didikan

yang

dilaksanakannya

filosofis

aktivitas

sehari-hari.

Gambaran

diperoleh tersebut, memberi keyakinan kepada peneliti

pen

yang
untuk

menetapkan fokus penelitian ini.

2.

Tahap Eksplorasi

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah penggali-

an

informasi/data

secara

lebih

dilakukan adalah sebagai berikut

mendalam.

Kegiatan

yang

:

a. Menyusun pedoman wawancara ag'ar pertanyaan-pertayaan yang
diajukan

terarah

sesuai dengan tujuan

penelitian

yang

telah ditetapkan.

b. Mengadakan wawancara dengan para responden sesuai
kesepakatan

mengenai waktu dan tempat

antaar

dengan

responden

dengan peneliti

c. Kegiatan penyusunan hasil laporan yang meliputi
mendeskripsikan,

penelitian,

menganalisis,

secara

terus

menafsirkan

menerus

hingga

kegiatan

data

hasil

diperkirakan

mencapai gejala ketuntasan.

3.

Tahap memberchek

Kegiatan

yang

adalah sebagai berikut

a. Menyusun

dilakukan pada

tahap

memberchek

ini

:

laporan penelitian yang diperoleh

pada

tahap

65

b. Hengajukan
responden

laporan tersebut kepada masing-masing
untuk

dicek

kesesuaiannya

dengan

kepada
pendapat

responden yang bersangkutan.

c. Setelah

menelaah laporan tersebut, para

responden

perbaiki hal-hal yang belum sesuai dengan maksud
den yang bersangkutan.

mem-

respon

BAB V

PEMBAHASAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

Berdasarkan

uraikan

pada

hasil

bab

penelitian sebagaimana

terdahulu, maka pada

bab

telah

di-

terakhir

ini

dikemukakan pula pembahasan, implikasi dan rekomendasi.
A.

Penbahasan

Secara

umum

dapat ditegaskan

meskipun

proposisi

tertentu

filsafat

dan pandangan filsafat yang lain tentang

yang

satu

namun

terdapat pula kesamaannya. Oleh

pandangan

tidak

dalam

pandangan
hal-hal

dalam

hal-hal

karenanya

filsafat dan pandangan filsafat

antara

yang

dapat dipisahkan secara tegas. Untuk menentukan

dangan
MKDU

antara

menjadi sorotan penelitian ini,

tertentu

satu

ada perbedaan

bahwa

filsafat

yang dominan mewarnai pola berpikir

tentang pendidikan berupa nilai filosofis

pan

dosen

pendidikan,

disingkap dengan merujuk pada karakteristik nilai
pendidikan

lain

filosofis

menurut beberapa pandangan filsafat (lihat

hal.

48-53).

1. Tentang tujuan pendidikan.

Untuk

dosen

menentukan dan mengartikan

MKDU tampak lebih mengutamakan

tujuan

pendidikan,

landasan

berpikirnya

pada nilai-nilai agama, yaitu inan dan taqwa. Iman dan taqwa
dipandang
didikan

sebagai inti yang paling pokok dalam tujuan
yang

sekaligus

dijadikan

pula

sebagai

pen

landasan

dilakukannya.

Dalam hal ini pengaruh agama

(Islam)

tampak

sangat dominan dalam diri dosen.

Dosen

mengharapkan

terbinanya
Manusia

manusia

aktualisasi

yang memiliki

utuh dipandang

diri

mahasiswa

kepribadian

bukan hanya yang

yang

cerdas

agar

utuh.

(memiliki

ilmu pengetahuan yang banyak), akan tetapi juga memiliki mo

ral yang baik, yang tercermin pada perilakunya
dan

memiliki

integrasi

keahlian serta keterampinan, semua

pada

Apabila

sehari-hari,

diri

peserta

didik

itu

ter

(mahasiswa).

ditinjau dari sudut pandangan tentang

hakekat

kemakhlukan (manusia), maka ungkapan di atas tampaknya lebih
dominan diwarnai oleh nilai filsafat yang hunanistik, karena

manusia

yang

dipandang

tidak

manusia,

sebagai

totalitas

aspek

mementingkan satu aspek saja

kepribadian,

dari

kepribadian

akan tetapi semuanya dipandang penting

kembangkan

dengan

tujuan

agar

terbinanya

untuk

manusia

di
yang

memiliki kepribadian yang utuh.

2. Tentang peserta didik (mahasiswa)

Untuk

merumuskan dan mengartikan sifat-hakekat

maha

siswa, dosen MKDU memandang mahasiswa sebagni manusia adalah
makhluk

yang memiliki potensi untuk berkembang secara

(intelektual,

perasaan, kemauan, keterampilan dan

nya).

Ungkapan ini tampaknya

lebih dominan

nilai

filsafat yang hunanistik,karena

sebagai

diwarnai

memandang

utuh

oleh

mahasiswa

sebagai makhluk yang terdiri dari totalitas aspek kepribadi-

153

tetapi

seluruh

aspek kepribadian manusia

dipandang

perlu

untuk dikembangkan secara utuh.

Selanjutnya

yang

manusia juga dipandang

sebagai

memiliki kebebasan, yakni kebebasan yang

jawab,

makhluk

bertanggung

dalam batas-batas aturan norma yang berlaku.

kebebasan yang dimilikinya, mahasiswa akan dapat

Dengan

berkembang

dalam melakukan berbagai aktivitas dan kreativitas.

dipandang

sebagai

subyek, bukan sebagai obyek

Manusia

yang

daps.t

diperlakukan

menurut kemauan pendidik. Dalam ungkapan

tampak

dominan

lebih

eksistensialis,

karena

diwarnai oleh
lebih

individu untuk memilih dan

nilai

menekankan

filsafat
pada

ini
yang

kebebasan

bertanggungjawab atas pilihannya

itu.

3. Tentang pendidik (dosen)

Untuk

merumuskan

didik, dosen

MKDU

dan mengartikan

sifat-hakekat

memandang pendidik sebagai orang

pen

dewasa

dalam arti pisik dan mental yang berperan sebagai pendorong,

pembimbing, dan sebagai fasilitator bagi peserta didik,
'pendidik
saling

dipandang

sebagai orang

yang

menumbuhkan

percaya. Ungkapan ini tampak lebih dominan

oleh nilai filsafat yang hunanistik, karena dosen

bahwa

dengan

peserta
maka

menghargai harkat dan

martabat

berkembang

seoptimal mungkin.

sikap

diwarnai
memandang

kemanusiaan

didik dan dengan menumbuhkan sikap saling

semua potensi yang dimiliki peserta didik

dan

percaya,

akan

dapat

Kemudian diakui pula

bahwa

didiknya,
moral.

dengan

Ungkapan

menekankan
ini

pada

tampak lebih

aspek

intelektual

dominan

nilai

filsafat yang idealistik, karena

lebih

mengetahui

diwarnai

memandang

dari pada peserta didik, dan

dan
oleh

pendidik

karena

ini

pula pendidik dijadikan teladan bagi peserta didik.
4.

Tentang bahan perkuliahan

Untuk

terungkap

menentukan dan mengartikan

bahwa

bahan

bahan perkuliahan disajikan

perkuliahan,

dosen

kepada

peserta didik terintegrasi dan saling melengkapi antara satu
disiplin

kepada

ilmu dengan disiplin ilmu yang lain, yang

pembinaan seluruh aspek kepribadian

Ungkapan
karena

peserta

ini diwarnai oleh nilai filsafat yang

pada pembinaan seluruh aspek

didik.

hunanistik,

secara keseluruhan bahan perkuliahan yang

mengacu

mengacu

disajikan

kepribadian

manusia,

yang disajikan secara terintegrasi.

Selanjutnya

bahan

perkuliahan yang

disajikan

tidak

terbatas pada kurikulum yang telah ditentukan secara formal,
akan

tetapi bahan perkuliahan

blema

aktual yang berkembang di masyarakat, dan

bersama
warnai

diangkat dari berbagai

dalam perkuliahan. Ungkapan ini lebih
oleh

perkuliahan

nilai filsafat yang

pragnatik,

yang disajikan diangkat dari

pro-

dipecahkan
dominan

di

kerena

bahan

pengalaman

nyata

yang aktual dan sesuai dengan perkembangan zaman.
5. Tentang

hubungan pendidik dan peserta didik

(cara

atau

metode pendidikan)

Untuk

menentukan

dan mengartikan

hakekat

hubungan

155

terungkap bahwa hubungan pendidik dan peserta didik bersifat
dialogis

yang

menghargai

berbagai

metode

yang

nilai

kemanusiaan.

relevan,

lebih

Menggunakan

banyak

memberikan

kebebasan kepada peserta didik, dan pendidik sebagai fasilitator. Ungkapan ini diwarnai oleh nilai filsafat yang

nistik, karena pendidik lebih menghargai nilai

huma

kemanusiaan,

yaitu dengan memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk
melakukan

berbagai aktivitas dan

kreativitas.

Selanjutnya

untuk menumbuhkan sikap kritis pada peserta didik, kepadanya
dihadapkan berbagai persoalan yang menantang dan aktual yang
diangkat dari berbagai probleraa

kat.

Ungkapan

yang berkembang di masyara

ini tampaknya lebih dominan

diwarnai

oleh

nilai filsafat yang pragnatik.

6. Tentang penilaian pendidikan

Untuk menentukan dan mengartikan

tentang

penilaian

pendidikan, dosen MKDU memandang bahwa penilaian
mecakup

seluruh

terintegrasi,

dan

aspek

pada

kepribadian

peserta

aktualisasi

didik

secara

peserta

didik.

Adapun

yang

adalah

terbinanya aspek-aspek kepribadian mahasiswa

keseluruhan

dijadikan tolok ukur

diri

pendidikan

dan

keberhasilan

terintegrasi. Ungkapan lebih

pendidikan
secara

dominan

di

warnai oleh nilai filsafat yang hunanistik. Namun dalam mata

kuliah tertentu (Pendidikan Agama dan Pendidikan Pancasila),

di

samping

penilaian aspek kognitif juga

penilaian

aspek

afektif. Ungkapan ini diwarnai pula oleh nilai filsafat yang

156

B.

Implikasi

Dengan menelaah hasil-hasil pene-litian'dan

sebagaimana telah disarikan pada bagian

pembahasan

kesimpulan,

maka

dari studi ini ada beberapa implikasi yang dapat ditarik.
Sebagai pendidik, seorang dosen dalam mengemban tugas

nya tidak hampa nilai. Artinya setiap dosen sebagai pendi
dik, dalam kegiatan pendidikan yang dilakukannya, sadar atau
tidak,

ada menyiratkan nilai filosofis pendidikan

tertentu

yang berakar pada pandangan (aliran) filsafat tertentu dalam
tindakan

pendidikan yang dilakukannya.

Nilai

filosofis

pendidikan tersebut menjadi landasan berpikir dan mewarnai
pula tindakannya dalam mendidik.

Nilai

filosofis pendidikan yang dianut

oleh

seorang

pendidik mengandung kebenaran yang dijunjung tinggi yang
senantiasa diupayakannya untuk mewujudkannya dalam

kegiatan

mendidik

mendidik

sehari

dipandang
kegiatan

sebagai

hari.

Itu

sebabnya pekerjaan

kegiatan yang bersifat

normatif,

penanaman dan pembinaan nilai dan norma

yaitu

kehidupan

yang sesuai dengan dan bersumber pada dasar-dasar

filsafat

hidup dosen yang berupa nilai-nilai filosofis pendidikannya.

Bagi seorang dosen yang bergelut dengan pendidikan

perguruan
haruskan

tinggi,

dengan tugas yang diembannya

ia menganut

dasar berpikir

itu

yang kokoh dan

arah dan tujuannya yang melahirkan pula nilai-nilai
_1 1

J

Z. l._.

c^k^k

boLroHm-nn

rian

tidak

di

meng
jelas
filoso-

konsistennya

157

negara dan

nilai-nilai agama, maka akan berakibat fatal

bagi upaya pendidikan yang dilakukannya. Itu sebabnya,
kejelasan, kebenaran dan konsistennya nilai filosofis pen
didikan yang dianut dosen dengan tujuan pendidikan berdasar

kan pada falsafah negara merupakan satu keharusan. Hal ini
akan berpengaruh fositif bagi upaya-upaya pendidikan yang
dilakukannya.

Apa yang telah terungkap melalui penelitian ini me

nunjukkan bahwa nilai-nilai filosofis pendidikan yang dianut
dosen adalah bervariasi dalam proposisinya. Namun perlu
dicatat bahwa bervariasinya nilai filosofis pendidikan yang
dianut dosen,

tidak berarti menghambat dan merusak upaya

pendidikan yang dilakukannya. Sebab, secara keseluruhan
nilai-nilai filosofis pendidikan yang dianut dosen tersebut
selaras dengan tujuan pendidikan nasional yang bertumpu pada
nilai-nilai agama (Islam)

yakni iman dan taqwa.

Menyatunya nilai-nilai filosofis pendidikan dengan
falsafah hidup bangsa dan nilai-nilai agama secara harmonis

pada diri dosen sebagai pendidik, maka akan berimplikasi
dalam
rumusan

merumuskan dan mengartikan tujuan pendidikan,
sifat-hakekat

manusia (peserta didik),

pe

perumusan

sifat-hakekat pendidik, penentuan bahan, penentuan metode,
serta penentuan penilaian pendidikan. Semua itu bertumpu

pada iman dan taqwa. Ini berarti setiap kegiatan pendidikan
yang dilakukan oleh dosen akan bernuansa Islami, meskipun

158

Dalam

mengacu

menentukan dan mengartikan

pada

secara

pembinaan seluruh aspek

utuh dan terintegrasi. Hal ini

"Pendidikan Umum" yang mengandung

upaya

tujuan

kepribadian

manusia

mencerminkan

tujuan

konsekuensi

Pendidikan Pmum di perguruan tingggi,
perkuliahan (MKDU),

pendidikan,

hubungan

bagi

upaya-

mencakup

pe

pendidik

dan

nentuan

bahan

peserta

didik (cara atau metode pendidikan), dan

penentuan

penilaian pendidikan.
C.

Rftknnendasi

Permasalahan

yang

diangkat

melalui

merupakan

permasalahan yang tidak dapat

kehidupan

dosen dan

nyangkut

tugas

dan

penelitian

dipisahkan

dengan

tidak bisa pula diabaikan, karena

tanggung jawab

dosen

ini

sebagai

me

tenaga

edukatif di perguruan tinggi. Tugas dan tanggung jawab dosen

di

perguruan

tinggi bukan hanya sebatas

juga

mendidik. Sebagai pendidik, dosen

yang

mantap

mahasiswa,

dan terintregasi yang
karena

yang

dibina

mengajar,

memerlukan

patut

melalui

tetapi

pribadi

diteladani
upaya

adalah sikap mental dan seluruh aspek kepribadian

oleh

pendidikan
mahasiswa

secara menyeluruh dan utuh.

Bertolak

dari uraian di atas, maka ada

beberapa

hal

yang patut dipertimbangkan dari penelitian ini, yaitu:
1. Apabila seorang dosen mendapat kepercayaan dan kehormatan

mengajar,

kepadanya

juga dipercayakan

mengambil

keputusan yang bersifat

kemampuan

normatif.

untuk

Keputusan-

J.DV

hidup dosen. Setiap tindakan dosen harus dapat dikembalikan pada dasar pemikiran yang melandasinya berupa
fat pendidikannya. Oleh karena

itu diperlukan

falsa-

pandangan

filosifis dosen yang konsisten dengan tujuan hidupnya dan
tujuan hidup bangsanya.

2. Upaya

pembinaan

pekerjaan

kepribadian manusia