PEMETAAN SALURAN IRIGASI SEKUNDER CIKOTOK DAERAH IRIGASI CIUJUNG (PAMARAYAN TIMUR)KECAMATAN CARENANG KABUPATEN SERANG PROVINSI BANTEN.

(1)

No. DaftarFPIPS : 58 / UN.40.2.4.1 / PL /2013

PEMETAAN SALURAN IRIGASI SEKUNDER CIKOTOK DAERAH

IRIGASI CIUJUNG ( PAMARAYAN TIMUR)

KECAMATAN CARENANG KABUPATEN SERANG

PROVINSI BANTEN

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Diploma III Program Studi Survey Pemetaan Dan Informasi Geografi

DISUSUN OLEH :

SALMAN AL PARISI

1001439

PROGRAM STUDI SURVEY PEMETAAN DAN INFORMASI GEOGRAFI

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG


(2)

Salman Al Parisi, 2013

2013

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

PEMETAANSALURAN IRIGASI SEKUNDER CIKOTOK DAERAH IRIGASI CIUJUNG ( PAMARAYAN TIMUR )

KECAMATAN CARENANG KABUPATEN SERANG PROVINSI BANTEN

CV. WIRANTA BAHANA RAYA

TUGAS AKHIR INDIVIDUAL PROGRAM LATIHAN AKADEMIK SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2012/2013

Menyetujui : DosenPembimbingLuarBiasa PLA

August Faisal Asmika, ST Direktur Perusahaan

DosenPembimbing PLA

Drs. DedeSugandi, M.Si NIP. 19580526 198603 1 001

Ketua Program Studi

Survey PemetaandanInformasiGeografi

Prof. Dr. H. Darsiharjo,MS NIP. 196209211986031005


(3)

HALAMAN PERNYATAAN

PERNYATAAN

DenganinisayamenyatakanbahwaTugasAkhir individual Program LatihanAkademik (PLA) yang berjudul“PEMETAAN SALURAN IRIGASI SEKUDER CIKOTOK DAERAH IRIGASI CIUJUNG ( PAMARAYAN TIMUR ) KECAMATAN CARENANG KABUPATEN SERANG PROVINSI BANTEN” inidanseluruhisinyaadalahbenar – benarkaryasayasendiri, dansayatidakmelakukanpenjiplakanataupengutipandengancara – cara yang tidaksesuaidenganetikailmu yang berlakudalammasyarakatkeilmuan. Ataspernyataantersebut,

sayasiapmenanggungresiko yang

dijatuhkankepadasayaapabiladikemudianhariditemukanadanyapelanggaranterhadapetikakeilmua ndalamkaryaini, atauadaklaimdaripihak lain terhadapkeasliankaryasaya.

Bandung, Juni 2013 Yang membuatpernyataan,

Salman Al Parisi NIM. 1001439


(4)

Salman Al Parisi, 2013

PEMETAAN SALURAN IRIGASI SEKUNDER CIKOTOK DAERAH

IRIGASI CIUJUNG ( PAMARAYAN TIMUR ) KECAMATAN CARENANG

KABUPATEN SERANG PROVINSI BANTEN

Oleh: Salman Al Parisi

1001439

Sebuah tugasakhir yang diajukan untuk memenuhi

sebagiandarisyaratmemperolehgelarAhliMadya Survey PemetaandanInformasiGeografi

© Salman Al Parisi 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tugasakhir ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(5)

KATA PENGANTAR

Assalammu’alaikumWr. Wb.

Pujidansyukurpenulispanjatkankehadirat Allah SWT, karenaberkatrahmatdanhidayah-Nya, sehinggapenulisdapatmenyelesaikanpenyusunantugasakhirmelaluikegiatan Program

LatihanAkademik (PLA).Kegiatan Program

LatihanAkademikinidilakukansebagaisyaratuntukdapatmenyelesaikan program D-3 di Jurusan Survey Pemetaan Dan InformasiGeografi, UniversitasPendidikan Indonesia – Bandung. Adapunpenyusunantugasakhirinimeliputipendahuluan, kajianpustaka, gambaranumum CV. WIRANTA BAHANA RAYA (WBR), hasildanpembahasankerjapraktek, kesimpulandan saran sertalampiran – lampiran.

Tugasakhirinidisusunolehpenulisdarisumber – sumber data yang dipakaisebagaiacuan.Dalampenyusunanlaporankerjapraktekinimengalamibeberapahambatantetap idapatdilampauiolehpenulis.Di dalampenyusunantugasakhirini, banyakpihak yang telahmembantudalammemberikanarahandanmasukan.Untukitupenulismengucapkanterimakasihk epada :

1. Ayahanda dan ibunda penulis beserta adik tercinta dalam membimbing dan memacu penulis menyelesaikan tugas akhir ini.

2. BapakProf. DR. Darsiharjo, MS, selakuKetua Prodi Survey Pemetaan dan Informasi

Geografi, UniversitasPendidikan Indonesia yang

telahmemberikanarahandanbimbingansertadukungannyadalampenyusunantugasakhirini. 3. Bapak August Faisal Asmika, ST selaku Direktur CV. WIRANTA BAHANA RAYA

yang telah memberikan arahan dan bimbingan serta dukungannya dalam penyusunan. 4. Bapak Ir. Uhi Suhirna selaku Manager Teknik CV. WIRANTA BAHANA RAYA. 5. Kepada seluruh staff CV. WIRANTA BAHANA RAYA.

6. Kepada seluruh staffpengajar Survey Pemetaan dan Informasi Geografi – UniversitasPendidikanIndonesia.

7. Bapak Drs. Dede Sugandi, M.Si selaku Dosen Pembimbing Program Latihan Akademik yang telahmemberikanarahandanbimbingansertadukungannyadalampenyusunan.


(6)

Salman Al Parisi, 2013

9. Ibu Nanin Trianawatiyang selalu mendukung dan memotifasi dalam menjalankan pendidikan.

10.Teman - teman seperjuanganSPIG Angkatan 2010yang

tidakdapatpenyusunsebutkansatupersatu yang salingmemberikandukungan dan doanyaselamaini.

11.Rekan – rekan SPIG 2011 dan 2012 serta semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan, yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu.

Demikian Tugas Akhir ini penulis susun, semoga dapat bermanfaat bagi kami, serta bagi para pembaca. Saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan demi penyempurnaan penulisan laporan tugas akhir ini.

Wassalammu’alaikum Wr. Wb

Bandung, 18 Mei 2013 Penyusun


(7)

ABSTRAK

PEMETAAN SALURAN IRIGASI SEKUNDER CIKOTOK DAERAH IRIGASI CIUJUNG ( PAMARAYAN TIMUR )

KECAMATAN CARENANG KABUPATEN SERANG PROVINSI BANTEN

Kegiatan Program Latihan Akademik (PLA) merupakan salah satu mata kuliah dan menjadi salah satu syarat kelulusan mahasiswa Prodi Survey Pemetaan dan Informasi Geografi. Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi penulis, karena dalam kegiatan ini segala kemampuan yang telah kita dapat dalam perkuliahan selama ini akan dilakukan di dunia kerja yang sebenarnya. Oleh karena itu saya berkeinginan untuk lebih mendalami pemahaman saya di dunia pemetaan, khususnya survey langsung ke lapangan.

Penulis melaksanakan kegiatan PLA di CV. Wiranta Bahana Rayayang bergerak dalam bidang jasa konsultasi didirikandengan pandangan bahwa usaha jasa konsultasi teknik masih diperlukan di dalam erapembangunan dewasa ini di wilayah Indonesia.CV. Wiranta Bahana Rayabertempat di Komplek Pratista II Blok F.140, Bandung., perusahaan ini menugaskan penulis untuk melakukan pengukuran topografi Saluran Sekunder Cikotok Daerah Irigasi Ciujung (Pamarayan Timur) dengan menggunakan alat Total Stations (TS) di daerah Pamarayan Timur, Serang – Banten.

Pada proses pengukuran dan pemetaan ini, penulis melakukan tahapan – tahapan kegiatan secara berurut untuk mendapatkan hasil sesuai dengan yang diinginkan. Tahapan – tahapannya antara lain : Persiapan, orientasi lapangan, pemasangan BenchMark, pengukuran kerangka dasar pemetaan ( polygon ), pengukuran detail situasi dan profil memanjang / melintang, pengolahan data ukur, penggambaran, pelaporan.Tujuan akhir dari pengukuran dan pemetaan ini yaitu untuk


(8)

iv

Salman Al Parisi, 2013

mendapatkan gambaran mengenai lokasi pengukuran yang selanjutnya hasilnya untuk keperluan rehabilitasi saluran sekunder tersebut.


(9)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

ABSTRAK ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

DAFTAR PUSTAKA ... x

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 3

1.3. Tujuan ... 4

1.4. Manfaat... 4

II. KAJIANPUSTAKA 2.1. Pemetaan ... 5

2.2 Bench Mark (Titik Tetap)... 6

2.3 Metode Pengukuran Poligon ... 7

2.3.1. Bentuk Poligon ... 9

2.4 Pengukuran Topografi ... 11

2.4.1. Pengukuran Situasi Detail ... 11


(10)

v

Salman Al Parisi, 2013

2.5 Klasifikasi Jaringan Irigasi ... 13

2.5.1. Petak Tersier ... 15

2.5.2. Petak Sekunder ... 15

2.5.3. Petak Primer ... 16

III. PROFIL PERUSAHAAN DAN METODOLOGI PEMETAAN 3.1. Profil Perusahaan ... 17

3.1.1. Gambaran Umum CV. Wiranta Bahana Raya ... 17

3.1.2. Organisasi Perusahaan dan Penanggungjawab ... 18

3.1.3. Sinopsis Perusahaan ... 20

3.1.4. Data Pokok ... 21

3.1.5. Ruang Lingkup Pelayanan ... 22

3.2. Metoda Pengukuran ... 24

3.3. Alat yang digunakan ... 25

3.4. Tata Cara Kerja Pengambilan Data... 26

3.4.1. Centring Alat TS ... 26

3.4.2. Pengukuran Kerangka Dasar Horizontal (KDH) ... 27

3.4.3. Pengukuran Detail dan Profil Memanjang / Melintang .. 28

3.5. Pengolahan Data Total Station ... 30

3.5.1. Pengolahan Data Poligon ... 30

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Lokasi Pengukuran ... 32

4.2. Pemetaan Saluran Irigasi ... 32


(11)

4.3.1. Bench Mark ( Titik Tetap ) ... 35

4.3.2. Hasil Pengukuran Lapangan ... 38

4.3.3. Peta Hasil Pengukuran ... 42

4.4. Permasalahan dan Analisis Penyelesaiannya ... 42

V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 44

5.2. Saran ... 45 LAMPIRAN– LAMPIRAN


(12)

vii

Salman Al Parisi, 2013

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

4.1. Tabel Titik Referensi Pengukuran ... 35 4.2. Tabel Daftar Koordinat dan Elevasi BM/CP ... 37 4.3. Tabel Daftar Koordinat Hasil Pengukuran ... 39


(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1. Gambar Penampang BM dan CP ... 7

2.2. Gambar Bentuk Poligon Tertutup ... 9

2.3. Gambar Bentuk Poligon Terikat ... 10

3.1. Diagram Struktur Organisasi Perusahaan ... 19

3.2. Gambar Diagram Alur Pekerjaan Topograafi ... 24

3.3. Contoh Alat Total Station ... 25

3.4. Poligon Terikat Sempurna ... 27

3.5. Contoh Pengukuran Detail ... 29

4.1. Gambar BM12 Sebagai Titik Referensi Pengukuran ... 36

4.2. Gambar BM004 Sebagai Titik Referensi Pengukuran ... 37


(14)

ix

Salman Al Parisi, 2013

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

- Foto – Foto Kegiatan Lapangan ... Lampiran 1 - Deskripsi BenchMark dan Control Point ... Lampiran 2 - Peta Situasi Saluran Sekunder Cikotok ... Lampiran 3 - Contoh Potongan Memanjang Saluran Sekunder Cikotok ... Lampiran 3 - Contoh Potongan Melintang Saluran Sekunder Cikotok ... Lampiran 3


(15)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang

Air

merupakanfaktorterpentingdalamkehidupanbaikuntukkebutuhanhidupmanusiamaupu nkebutuhanhiduptanaman.Untukmemenuhikebutuhantersebutperluadanyapersediaan air yang memadai, tetapsertatepatpemberiannyapadasaat yang ditentukan.Olehkarenaitu, perludiadakansuatupengaturandanpemanfaatan air yang sebaik-baiknya.

Sektorpertanianmerupakanpengguna air terbesardiantarasektor-sektorlainnya.Lebihdari 80% pemanfataan air di Indonesia digunakanuntukmendukungbudidayausahatani. Olehkarenaitu, irigasisebagaisalahsatukomponenpendukungkeberhasilanpembangunanpertanianmem

punyaiperan yang

sangatpentingsehinggadapatdikatakanbahwaperansektorpertaniansangatstrategisdala mperekonomiannasionalsehinggakegiatanpertaniantidakdapatterlepasdari air.

Pembangunan subsektoririgasiperludilakukankarenauntukmenunjang program peningkatanproduksipertaniandengantujuanutamaswasembadaberas.Selainitu,

peningkatanproduksipertanianjugabertujuanuntukmelestarikanketahananpangan, meningkatkanpendapatanpetani, meningkatkankesempatankerja di pedesaandanperbaikangizikeluarga, sertasejalandengansemangatdemokrasi, desentralisasi, danketerbukaandalamtatanankehidupanbermasyarakat, perludilakukanpenyesuaiankebijakanpengelolaanirigasiuntukmeningkatkanpenyeleng garaansistemirigasisecaraefisiendanefektif.

Irigasitidakterlepasdarijaringanirigasi, jaringanirigasimerupakanprasarana

yang berperanpentingdalammengalirkan


(16)

2 Salman Al Parisi, 2013

mengakibatkanpengaliran air untukdaerah yang teralirinyamenjadikurang optimal

dandapatberakibatkekuranganpasokan air

irigasi.Padadasarnyakurangoptimalnyakinerjajaringanirigasimerupakanadanya factor darikinerjamanajemenoperasidanpemeliharaanirigasisertakondisifisikjaringanirigasi. Kinerja (operasidanpemeliharaan) jaringanirigasi yang burukmengakibatkanluas areal sawah yang irigasinyabaikberkurang.Secaraumum, kinerjajaringanirigasi yang burukdapatmengakibatkantanamankekuranganataupunkelebihan air, sehingga vegetative dan generative tanamantidak optimal.

Daerah IrigasiCiujungmerupakandaerahirigasipotensial yang dimilikiProvinsiBantenkhususnyaKabupatenSerang.Kebutuhan air irigasisebagaisumber air utamapertanian di KabupatenSerangsemakinberkurang, kendalanyaakibatkerusakanjaringanirigasi, penurunankualitas Daerah Pengaliran Sungai (DPS) danpeningkatankebutuhan air non irigasi (industri, pemukiman, air

bakudan lain-lain). Lahanirigasiterutama di

ProvinsiBantendariwaktukewaktucenderungberkurangakibatdikonversikanataupengal ihfungsian.Apabilakecenderunganinitidaksegeradiambillangkahantisipasi,

makakelangsungan program pembangunankeirigasiandapatterganggu.

Hal tersebuttidaksesuaidengan PP Nomor 20/2006 tentangirigasi, dimanairigasidiselenggarakanuntukmewujudkankemanfaatan air yang menyeluruh, terpadudanberwawasanlingkunganuntukmewujudkankesejahteraanmasyarakatpetani.I rigasidilaksanakandenganprinsipsatusistemirigasisatukesatuanpengelolaan.Sebagaiup ayauntukmengatasimasalahtersebutdiatas, sehinggaperluadanya monitoring danmereviewataudiadakannyarehabilitasipadabangunanjaringansaluranirigasitersebut. Pemeliharaanterhadapbangunandansalurantersebutjugaperludipertimbangkan agar tidakmengalamikerusakan, apalagisampaiterjadikerusakan yang berat.Apabilasemakinbaiknya system jaringanirigasi, makaakansemakinbaik pula dampak yang positif yang akandirasakanmasyarakat. Perlunyapenelitianiniadalah agar bisamengevaluasikeberadaanjaringanirigasi yang ada,


(17)

sehinggaakanbisadiketahuihal – hal yang perludibenahidarisaluransekunderPamarayanTimurKab. Serangdanhal – haltersebutbisamenjadibahanpertimbanganpembuatan system jaringanirigasilainnya di masa yang akandatang. Pentingnyapenelitianiniadalah agar masyarakatbisamerasakandampakpositifdarikeberadaanjaringanirigasidalamjangkawa

ktu yang panjang.Denganpermasalahantersebut,

makapenyusuntertarikuntukmengambiljudul

“PemetaanSaluranIrigasiSekunderCikotokDaerah IrigasiCiujung( PamarayanTimur ) KecamatanCarenangKabupatenSerang, ProvinsiBanten”.

1.2 RumusanMasalah

Padadasarnyakinerjajaringanirigasimerupakanresultantedarikinerjamanajemen operasidanpemeliharaanirigasidankondisifisikjaringanirigasisecarasimultan.Antarked uanyaterdapathubungantimbalbalikkondisifisikjaringanirigasi yang rusakmengakibatkanpengoperasiannyatidak optimal, disisi lain jikaoperasidanpemeliharaannyatidakmemenuhiketentuanteknis yang dipersyaratkanmakakondisifisikjaringanirigasijugatidakakanberfungsi optimal.

Kerusakandanpenurunankinerjadarijaringanirigasi

(khususnyasaluranirigasisekunderCikotok) disebabkanolehbeberapa factor, antaralain :

 DimanakeberadaaninfrastruktursaluranirigasisekunderCikotok yang mengalamikinerjanyakurangoptimal ?

 DimanakeberadaansaluranirigasisekunderCikotok yang mengalamipengendapansedimentasi ?

Kondisidemikiansangatmengharapkanperhatiandaripemerintah, antara lain perluadanyapembangunanbarudanrehabilitasijaringanirigasi di berbagaitempatgunamemenuhikebutuhanpetaniakan air dan demi kelancaranpendistribusian air irigasi di suatuwilayahpekerjaan.


(18)

4 Salman Al Parisi, 2013

Rehabilitasijaringanirigasiinibukanhanyasemata-matatugasdantanggungjawabpemerintah, berdasarkanUndang-undang No. 11 Tahun 1974

dijelaskanbahwapembangunanjaringanirigasiperlumelibatkanpartisipasimasyarakatpet anidalammemilikidanmerawatkonstuksisalurandanbangunanirigasisehinggaakanmenu mbuhkan rasa memilikidantanggungjawabterhadapjaringanirigasi yang ada.

1.3 Tujuan

Dimanatujuandaripenelitianiniadalahuntukmengetahuikondisi system jaringanirigasi yang ada, apakahjaringanirigasi yang adaberfungsidengna optimal sebagaimanamestinya, denganmeliputi :

 Mengidentifikasidanmemperolehgambarantentangkeberadaaninfrastruktursalu ranirigasisekunderCikotok yang mengalamikinerjanyakurang optimal.

 Mengidentifikasidanmemperolehgambarantentangkeberadaansaluranirigasisek underCikotok yang mengalamipengendapansedimentasi.

1.4 Manfaat

Manfaat yang dapatdiperolehdarikegiatanpenelitianiniadalahsebagaiberikut :  Mengoptimalkankembalikinerjajaringanirigasisekundertersebutdandaerah

yang dilaluiirigasitersebutakanmerasakanmanfaatnyasecara optimal kembali, sepertiuntukmasyarakat, sector pertanian, industry, dan lain –lain.

 Hasilpenelitianinidiharapkandapatdigunakansebagaibahanpertimbanganuntuk menganalisisdanmerehabilitasisaluranirigasisekunder yang ada.

 SebagaistudiuntukpenelitiantentangPemetaanSaluranIrigasiSekunderCikotok

Daerah IrigasiCiujung( PamarayanTimur )


(19)

 Untukmenambahwawasanpenyusundalammenerapkandanmempraktikanilmu yang telahdiperolehdiperkuliahanuntukdipraktikandilapangan.


(20)

17

Salman Al Parisi, 2013

BAB III

PROFIL PERUSAHAAN DAN METODOLOGI PEMETAAN 3.1 Profil Perusahaan

3.1.1 Gambaran Umum CV. Wiranta Bahana Raya

Gagasan pendirian CV. WIRANTA BAHANA RAYA yang bergerak dalam bidang jasa konsultasi didirikan dengan pandangan bahwa usaha jasa konsultasi teknik masih diperlukan di dalam era pembangunan dewasa ini di wilayah Indonesia. Untuk mewujudkan gagasan tersebut, maka didirikan suatu badan usaha permanen yang berbentuk Commanditaire Vennootschap / Persekutuan Komanditer dengan nama CV. WIRANTA BAHANA RAYA pada tanggal 23 Januari 2008 berdasarkan Akte Pendirian No. 45 dihadapan Notaris Leontine Anggasurya, SH dan Akte Perubahan Terakhir pada tanggal 27 Juli 2010 Nomor 28 dihadapan Notaris Harry Susanto, SH, Jalan Pratista Timur 1 No. A.11 Antapani Bandung

Nama Perusahaan : CV. WIRANTA BAHANA RAYA Kualifikasi : K (Kecil)

Alamat Kantor : Komplek Bougenville Blok E-7, Bandung Alamat Studio : Komplek Pratista II Blok F. 140, Bandung Telepon Kantor : (022) 7204490

Telepon Studio : (022) 7216556

B a n k : BJB Suci KCP Cicadas Nomor Rekening : 000 8 111 731 001

Dengan meningkatnya kepercayaan yang diberikan dan tumbuhnya partisipasi rekan-rekan dari berbagai disiplin ilmu serta cetusan rekan-rekan seprofesi yang menghimbau untuk berjalan seiring, telah menumbuhkan semangat kami untuk terus mengembangkan ruang lingkup pelayanan jasa konsultasi CV. WIRANTA BAHANA RAYA. Kami menyadari sepenuhnya akan kemampuan yang ada, dan untuk menuju kepada kesempurnaan kami tak henti-hentinya


(21)

berbenah diri dalam skala prioritas dan skala kuantitas demi terwujudnya cita-cita bersama.

3.1.2 Organisasi Perusahaan dan Penanggungjawab

Untuk mendapatkan hasil kerja yang efektif dan efisien didalam melaksanakan pekerjaan, maka telah dibentuk susunan organisasi perusahaan yang disesuaikan dengan kualifikasi dan kemampuan dari personil yang diangkat oleh Direktur Perusahaan yang mencerminkan tata hubungan kerja antar bagian. Setiap kepala bagian dibawahnya mempunyai deskripsi pekerjaan tersendiri sesuai dengan lingkup tugasnya masing-masing, sehingga setiap personil diharapkan dapat mengetahui dan mengerti akan tugas dan kewajibannya serta mampu melaksanakan tugasnya dengan penuh rasa tanggung jawab.

Struktur Organisasi Perusahaan dibuat untuk menerapkan koordinasi / manajemen sehingga tercipta suatu tatanan kerja yang jelas yang menggambarkan tata hubungan kerja antara direktur, Kepala Bagian dan semua staffnya.

Susunan Kepengurusan CV. WIRANTA BAHANA RAYA :

Direktur : Ir.Mohamad Sigit Triambudi

Wakil Direktur : - August Faisal Asmika, ST

: - Tigor Berlin Saelan Manager Administrasi dan Keuangan : Yulianti Ramadhiani, SP

Manager Teknik : Ir. Uhi Suhirna

Manager Umum : Kemalawati G.M

Struktur Organisasi Perusahaan CV. WIRANTA BAHANA RAYA dapat dilihat pada gambar berikut ini :


(22)

19

Salman Al Parisi, 2013

Gambar 3.1 Diagram Struktur Organisasi Perusahaan

Dalam hal berkaitan pelelangan Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan Tambatan Perahu Kecamatan Tempilang, Ir. Mohammad Sigit Triambudi selaku Direktur melimpahkan kekuasaannya untuk mengelola kepada Wakil Direktur atas nama August Faisal Asmika, ST sesuai dengan Surat Kuasa

Ir. Moh. Sigit Triambudi D i r e k t u r

Yulianti Ramadhiani, SP Mng. Administrasi &

Keuangan

Ir. Uhi Suhirna Manager Teknik

Kemalawati G.M Manager Umum

STAFF TEKNIK

S U B S T A F F

STAFF TEKNIK STAFF TEKNIK STAFF TEKNIK

August Faisal Asmika, ST Wakil Direktur

Tigor Berlin S Wakil Direktur


(23)

Nomor : 056/WBA.SK/II/2013 tanggal 07 Januari 2013, yang selanjutnya bertanggungjawab terhadap pelaksanaan pelelangan dan pelaksanaan pekerjaan tersebut.

3.1.3 Sinopsis Perusahaan

Sejak awal, pembangunan di Nusantara ini tidak pernah berhenti, dari generasi ke generasi, saling mengisi dan melengkapi. Sehingga nantinya muncul era pasca pembangunan, yakni : masa pengembangan dan penemuan. Semua hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan kemakmuran dan keadilan sosial bagi bangsa, khususnya bagi rakyat Indonesia.

Bertolak dari kesamaan idealisme dan rasa kebersamaan idealisme dan rasa kebersamaan dari beberapa tenaga ahli dari berbagai disiplin ilmu, yang masing-masing sangat berpengalaman di bidangnya dan dengan maksud dan tujuan untuk memberikan jasa Konsultansi Teknik kepada masyarakat dan Pemerintah Republik Indonesia, maka dibentuklah suatu wadah kerjasama yang diberi nama C

CVV.. WWIIRRAANNTTAA BBAAHHAANNAA RRAAYYAA. C

CVV.. WWIIRRAANNTTAA BBAAHHAANNAA RRAAYYAA, selaku salah satu perusahaan nasional yang berdiri dan berkembang di Bandung, Jawa Barat, di dalam melaksanakan tugasnya selalu dilakukan secara profesional. Hal ini berkat dukungan dari tenaga-tenaga ahli yang berdedikasi tinggi di bidangnya masing-masing.

Dalam melaksanakan pembangunan, masyarakat atau Pemerintah memerlukan mitra kerja yang dapat dipercaya, handal dan sanggup melaksanakan tugas-tugas pembangunan yang telah dijadwalkan, agar selesai tepat waktu dengan mutu pekerjaan yang dapat dipertanggungjawabkan.

Dalam kaitannya dengan hal tersebut diatas, CVCV.. WWIIRRAANNTTAA BBAAHHAANNAA R

RAAYYAA ikut berperan dalam perancangan, perencanaan, dan pengawasan terhadap proyek-proyek yang telah dan akan diprogramkan. CVCV.. WWIIRRAANNTTAA BABAHHAANNAA R

RAAYYAA, telah berpengalaman melaksanakan pekerjaan-pekerjaan dibawah naungan Departemen Pekerjaan Umum dan telah berulang kali membina hubungan kerja sama dengan Konsultan-Konsultan Nasional lainnya.


(24)

21

Salman Al Parisi, 2013

3.1.4 Data Pokok B

Beennttuukk ddaann NNaammaa PPeerruussaahhaaaann C

CVV.. WWIIRRAANNTTAA BBAAHHAANNAA RRAAYYAA D

Doommiissiillii PPeerruussaahhaaaann K

Koommpp.. BBoouuggeennvviillllee EE77 AAnnttaappaannii,, BBaanndduunngg 4400229911 T

Teellpp && FFaaxx.. ((002222)) 772200 00881166

A

Akkttee PPeennddiirriiaann PPeerruussaahhaaaann N

Noottaarriiss :: LLeeoonnttiinnee AAnnggggaassuurryyaa,, SS..HH N

Noommoorr :: 4455 T

Taannggggaall :: 2233 JJaannuuaarrii 22000088

A

Akkttee PPeerruubbaahhaann PPeerruussaahhaaaann N

Noottaarriiss :: LLeeoonnttiinnee AAnnggggaassuurryyaa,, SS..HH N

Noommoorr :: 1188 T

Taannggggaall :: 55 SSeepptteemmbbeerr 22000088 N

Noommoorr PPookkook k WWaajjiibb PPaajjaakk 0

022..778899..669911..99--442299..000000 I

Izziinn UUssaahhaa JJaassaa KKoonnssttrruukkssii N

Noommoorr :: 11--33227733--009933776622--11--000000228888 T

Taannggggaall :: 22 JJuullii 22000099 O

Orrggaanniissaassii // AAssoossiiaassii A


(25)

N

Noommoorr AAnnggggoottaa AASSKKOONNIINNDDOO :: 0011..1100..33227733..22000099..00000022 S

Seerrttiiffiikkaassii S

Seerrttiiffiikkaatt BBaaddaann UUssaahhaa JJaassaa KKoonnssuullttaann KKoonnssttrruukkssii N

Noommoorr SSBBUU :: 22993355//LLPPJJKK//1100//0055//0099 T

Taannddaa DDaaffttaarr PPeerruussaahhaaaann N

Noommoorr:: 110011113355221177000099 S

Suurraatt KKeetteerraannggaann DDoommiissiillii PPeerruussaahhaaaann N

Noommoorr:: 004422//DDPP//AANN--KKIIDD//IIXX//22000088 S

Suurraatt IIzziinn UUssaahhaa PPeerrddaaggaannggaann

N

Noommoorr:: 551100//11--00669999--BBPPMMPPPPTT I

Izziinn GGaanngggguuaann// SSuurraatt IIzziinn TTeemmppaatt UUssaahhaa

N

Noommoorr:: 550033//IIGG--55220099//BBPPMMPPPPTT H

Hoott LLiinnee

e

e--mmaaiill:: wwiirraannttaabbaahhaannaa@@yyaahhoooo..ccoomm 3.1.5 Ruang Lingkup Pelayanan

Adapun ruang lingkup pelayanan CV.WIRANTA BAHANA RAYA antara lain :

 Jasa Konsultan Perencana  Jasa Konsultan Pengawas  Jasa Konsultan Manajemen


(26)

23

Salman Al Parisi, 2013

 Jasa Konsultan Study Survey  Jasa Konsultan Non Kontruksi

CV.WIRANTA BAHANA RAYA saat ini telah dan sedang mengerjakan berbagai bidang konsultansi Teknik dengan spesifikasi sebagai berikut :

 Survey / Studi yang meliputi pengukuran/pemetaan topografi, geologi teknik dan mekanika tanah, pertanian dan kehutanan, hydrologi dan pemboran air tanah hydrografi dan perikanan, sungai dan rawa.

 Perencanaan untuk bangunan – bangunan bendungan dan jaringan irigasi, sungai dan rawa, jembatan dan jalan raya, gedung dan pertamanan, lahan pertanian dan tanaman, lahan transmigrasi dan kependudukan, jaringan instalasi listrik, jaringan dan instalasi telekomunikasi, jaringan dan instalasi air minum.

 Supervisi dan pengawasan pelaksanaan fisik untuk bendungan dan jaringan irigasi, sungai dan rawa, jembatan dan jalan raya, gedung dan pertamanan, lahan pertanian dan tanaman, lahan transmigrasi dan kependudukan, jaringan instalasi listrik, jaringan dan instalasi telekomunikasi, jaringan dan instalasi air.


(27)

3.2 Metoda Pengukuran

MULAI

Persiapan :  Personil Pelaksana  Peralatan Survey

Orientasi Lapangan dan Penetapan Titik referensi

Pemasangan Bench Mark, Control Point dan Patok Ukur

Pengukuran Kerangka

Horizontal

Kerangka Vertikal Pengukuran Profil Memanjang /

Melintang dan Detail

Pengolahan Hasil Data Ukur

Penggambaran :  Gambar Situasi Detail

 Profil Memanjang dan Melintang


(28)

25

Salman Al Parisi, 2013

Gambar 3.2 Diagram Alur Pekerjaan Topografi 3.3 Alat yang digunakan

Alat yang digunakan dalam melakukan pengukuran ini adalah Total Station. Total Station adalah peralatan Theodolit yang dilengkai dengan EDM (electronic Distance Measurement) dan aplikasi aplikasi yang terintegrasi menjadi satu kesatuan dalam alat Total Station. Selain dalam alat Ukur TS ini, maka alat ini dilengkapi juga dengan target berupa tongkat yang dilengkapi dengan prisma-prisma yang berfungsi sebagi reflector. Jumlah reflektor dapat terdiri dari 1 (satu), 3 (tiga) atau lebih tergantung dari jauhnya target titik yang akan diukur jarak dan posisinya. Berikut ini merupakan contoh alat total station yang akan digunakan (Gambar 3.3).

Gambar 3.3 Contoh Alat Total Station

Tata Cara Kerja Alat Ukur TS tergantung dari pabrik pembuatnya sedangkan ketelitiannya tergantung dari tipe serta kelasnya masing - masing. Tetapi secara umum cara kerja dari Alat Ukur Total Station adalah sebagai berikut :


(29)

 Total Station (TS)

Total Station (TS) merupakan alat pengukur jarak dan sudut (sudut horisontal dan sudut vertikal) secara otomatis. TS dilengkapi dengan chip memori, sehingga data pengukuran sudut dan jarak dapat disimpan untuk kemudian di download dan diolah secara computerize. Tujuan penggunaan TS, antara lain :

 Upaya mengurangi kesalahan (dari manusia) Contohnya adalah kesalahan pembacaan dan kesalahan pencatatan data.

 Aksesibilitas ke sistem berbasis computer.  Mempercepat proses.

 Memberikan kemudahan (ringkas).

Adapun kendala atau kekurangannya antara lain :  Adanya ketergantungan terhadap sumber tegangan.

 Ketergantungan akan kemampuan sumber daya manusia yang ada.  Biayanya lebih mahal daripada alat konvensional biasa.

3.4 Tata Cara Kerja Pengambilan Data 3.4.1 Centring Alat TS

 Dirikan statif di atas titik, ketinggian disesuaikan dengan pembidik atau pengukur.

 Pasang TS di atas statif kemudian putar sekrup pengunci pada statif.

 Angkat dan gerakkan 2 kaki statif sambil melihat titik patok melalui centering optik sampai benang centering mendekati titik patok.

 Apabila benang centering sudah mendekati titik patok, tancapkan kembali 2 kaki statif yang diangkat tadi.

 Atur nivo tabung dengan cara menaik-turunkan kaki statif.

 Setelah nivo tabung tepat ditengah, atur nivo kotak dengan memutar 3 sekrup A,B,C secara secara searah dan bersamaan sampai gelembung udara nivo kotak tepat di tengah lingkaran.

 Kemudian, cek kembali apakah benang centering optik masih tepat berada di atas titik patok. Apabila tidak tepat lagi, longgarkan sekrup pengunci


(30)

27

Salman Al Parisi, 2013

theodolit dan gerakkan theodolit secara perlahan sambil melihat pada centering optik sampai benang centering optik benar-benar tepat berada di atas titik patok. Bila sudah tepat kencangkan kembali sekrup pengunci theodolite.

 Membuat Job baru pada TS untuk memulai pekerjaan baru

3.4.2 Pengukuran Kerangka Dasar Horizontal (KDH)

Alat yang digunakan adalah satu buah TS dan dua buah reflektor. Pembidikan harus tepat menempatkan perpotongan benang yang terlihat pada lensa ke ujung segitiga prisma yang lancip yang terletak pada reflektor. Untuk memulai pengukuran pertama-tama salah satu reflektor ditempatkan di titik ikat, TS pada titik kerangka dasar disebelahnya dan reflektor yang satunya lagi pada titik kerangka dasar di sebelah TS. Untuk selanjutnya reflektor yang dipasang pada titik ikat dinamakan reflektor belakang dan reflektor yang ditempatkan pada titik kerangka dasar dinamakan reflektor muka. Ilustrasinya pada Gambar 3.4 Poligon Terikat Sempurna.

Gambar 3.4 Poligon Terikat Sempurna


(31)

 Reflektor belakang ditempatkan pada GD 01, TS pada GD 02, dan reflector muka pada KD 1-01;

 Dalam keadaan biasa (face right) TS dibidikkan pada reflektor belakang, didapat bacaan sudut dan jarak. Pembidikkan diulangi sampai didapatkan dua lagi bacaan sudut;

 Dalam keadaan biasa TS dibidikkan ke reflektor muka, didapat bacaan sudut dan jarak. Pembidikkan diulangi agar didapat tiga bacaan sudut;

 TS diputar sehingga posisinya berada dalam keadaan luar biasa (face left). TS dibidikkan ke reflektor muka sampai didapat tiga bacaan sudut;

 Dalam keadaan luar biasa TS dibidikkan ke reflektor belakang sampai didapatkan tiga bacaan sudut;

 Dilakukan pengecekan. Sesuai spesifikasi teknis selisih antara rata-rata bacaan biasa muka, dengan rata-rata bacaan luar biasa belakang-muka, tidak boleh lebih dari lima detik. Jika ya, maka pengukuran harus diulang;

 Pada saat yang bersamaan juga dilakukan pengukuran jarak mendatar menggunakan TS tersebut sebanyak 2 kali. Hal tersebut memungkinkan Karena Pada TS sudah terdapat unit pengukur jarak elektronik (EDM);

 Bila memenuhi toleransi maka pengukuran KDH dilanjutkan ke titik selanjutnya. Pertama-tama TS dipasang di KD 1-01, reflektor belakang pada GD 02 dan reflektor muka pada KD 1-02. Caranya adalah reflektor yang sebelumnya berada di GD 01 dipindahkan bersama statifnya ke KD 1-02, TS yang sebelumnya berada di GD 02 dicopot dari statifnya, demikian pula reflektor yang berada di KD 1-01 dicopot dari statifnya. Kemudian TS dipasang pada statif yang berada di KD 1-01, dan reflektor dipasang pada statif yang ada di GD 02;

 Selanjutnya pengukuran dilakukan dengan cara seperti sebelumnya.


(32)

29

Salman Al Parisi, 2013

Metode yang digunakan untuk pengukuran detil situasi adalah metode tachimetry. Metode tachimetry banyak digunakan untuk memetakan daerah yang luas dan detil-detil yang bentuknya tidak beraturan yang diikatkan pada titik kontrol yang telah diketahui koordinatnya lewat pengukuran titik-titik kerangka. Berikut ini merupakan contoh pengukuran detail (Gambar 3.5)

Gambar 3.5 Contoh Pengukuran Detail

Proses kerjanya adalah sebagai berikut :

 Letakkan TS pada titik kerangka yang telah diukur sebelumnya (titik GD01, GD02, KD1-01, KD1-02, GD05, dan GD06). Sebagai contoh letakkan TS pada titik KD1-01 untuk mengukur titik batas persil, jembatan, atau alur sungai;

 Posisikan jalon yang telah terpasang prisma pada titik – titik detil situasi yang akan dipetakan tersebut;

 Bidik prisma tersebut melalui TS untuk mendapatkan bacaan sudut mendatar dan sudut zenitnya, usahakan dibaca sebanyak 2 kali. Contohnya membidik ujung jalan (A), kemudian membidik ujung jembatan (B), dan membidik batas patok persil (C) dari titik KD1-01. Usahakan membidik setiap detil objek yang diinginkan dari 1 titik semaksimal mungkin;


(33)

 Kemudian tentukan juga jarak mendatar antara TS dengan titik detil situasi tersebut menggunakan TS di tiap titik yang diukur (A,B,C,D,E,…), diusahakan pembacaan jaraknya dilakukan 2 kali;

 Record (rekam) titik-titik detil siuasi yang telah dibidik, dan tentukan id untuk tiap titik detil situasi tersebut. Pengkodean id titik yang diukur secara umum dapat dibedakan menurut unsur titik, garis, dan luasan. Contohnya untuk data titik kerangka menggunakan id dengan unsur titik. Untuk id jalan menggunakan unsur garis, dan untuk id persil menggunakan unsur bidang atau luasan;

 Lakukan langkah – langkah diatas untuk titik – titik detil situasi yang lain;

3.5 Pengolahan Data Total Station

Metoda yang akan digunakan untuk pengolahan data poligon yaitu dengan menggunakan metoda Bowditch, dimana kesalahan penutup sudut akan dibagi secara merata kesetiap titik yang diukur, sedangkan kesalahan penutup jarak akan dikoreksikan ke setiap absis dan ordinat. Tahapan pengolahan data poligon adalah sebagai berikut :

3.5.1 Pengolahan Data Poligon

Adapun teknis dasar pengolahan data polygon adalah sebagai berikut :  Koreksi sudut (k), pada :

 Poligon Tertutup

Dimana :

k = koreksi sudut

∑β = jumlah sudut ukuran sudut dalam n-2 = jumlah titik polygon

 Poligon Tertutup


(34)

31

Salman Al Parisi, 2013

αawal = sudut jurusan awal αawal = sudut jurusan akhir ∑β = jumlah sudut ukuran n = jumlah titik polygon

 Hitungan absis (DX) dan ordinat (DY)

 Hitungan kesalahan absis (kx) dan ordinat (ky)  Poligon Tertutup

 Poligon Terikat

 Salah Penutup Linier

 Hitungan Koreksi Absis (dxi) dan Ordinat (dyi)

Dimana :

d1 = jarak datar

Σd = jumlah jarak datar

ΣD sin α = jumlah absis

ΣD cos α = jumlah ordinat


(35)

(36)

x

Salman Al Parisi, 2013

DAFTAR PUSTAKA

Muda, I. (2008). TeknikSurveidanPemetaanJilid 1, Jakarta, DirektoratPembinaanSekolahMenengahKejuruan,

DirektoratJenderalManajemenPendidikanDasardanMenengah, DepartemenPendidikanNasional.

Sosrodarsono, S. dan Takasaki, M. (1997). PengukuranTopografidanTeknikPemetaan, Cetakanke- 4, Jakarta, PT PradnyaParamita.

Sumaryanto, et al. (2006). “EvaluasiKinerjaOperasi Dan PemeliharaanJaringanIrigasi Dan UpayaPerbaikannya”. Makalahpada Seminar HasilPenelitian T.A 2006, Jakarta. Suroso, (2008).MateriKuliah Irigasi-1 BAB-2 [Online].Tersedia

:http://surososipil.files.wordpress.com/2008/09/irigasi1-bab-2-jaringan-irigasi.pdf [14 Mei 2013]


(1)

 Reflektor belakang ditempatkan pada GD 01, TS pada GD 02, dan reflector muka pada KD 1-01;

 Dalam keadaan biasa (face right) TS dibidikkan pada reflektor belakang, didapat bacaan sudut dan jarak. Pembidikkan diulangi sampai didapatkan dua lagi bacaan sudut;

 Dalam keadaan biasa TS dibidikkan ke reflektor muka, didapat bacaan sudut dan jarak. Pembidikkan diulangi agar didapat tiga bacaan sudut;

 TS diputar sehingga posisinya berada dalam keadaan luar biasa (face left). TS dibidikkan ke reflektor muka sampai didapat tiga bacaan sudut;

 Dalam keadaan luar biasa TS dibidikkan ke reflektor belakang sampai didapatkan tiga bacaan sudut;

 Dilakukan pengecekan. Sesuai spesifikasi teknis selisih antara rata-rata bacaan biasa muka, dengan rata-rata bacaan luar biasa belakang-muka, tidak boleh lebih dari lima detik. Jika ya, maka pengukuran harus diulang;

 Pada saat yang bersamaan juga dilakukan pengukuran jarak mendatar menggunakan TS tersebut sebanyak 2 kali. Hal tersebut memungkinkan Karena Pada TS sudah terdapat unit pengukur jarak elektronik (EDM);

 Bila memenuhi toleransi maka pengukuran KDH dilanjutkan ke titik selanjutnya. Pertama-tama TS dipasang di KD 1-01, reflektor belakang pada GD 02 dan reflektor muka pada KD 1-02. Caranya adalah reflektor yang sebelumnya berada di GD 01 dipindahkan bersama statifnya ke KD 1-02, TS yang sebelumnya berada di GD 02 dicopot dari statifnya, demikian pula reflektor yang berada di KD 1-01 dicopot dari statifnya. Kemudian TS dipasang pada statif yang berada di KD 1-01, dan reflektor dipasang pada statif yang ada di GD 02;

 Selanjutnya pengukuran dilakukan dengan cara seperti sebelumnya.


(2)

Metode yang digunakan untuk pengukuran detil situasi adalah metode tachimetry. Metode tachimetry banyak digunakan untuk memetakan daerah yang luas dan detil-detil yang bentuknya tidak beraturan yang diikatkan pada titik kontrol yang telah diketahui koordinatnya lewat pengukuran titik-titik kerangka. Berikut ini merupakan contoh pengukuran detail (Gambar 3.5)

Gambar 3.5 Contoh Pengukuran Detail

Proses kerjanya adalah sebagai berikut :

 Letakkan TS pada titik kerangka yang telah diukur sebelumnya (titik GD01, GD02, KD1-01, KD1-02, GD05, dan GD06). Sebagai contoh letakkan TS pada titik KD1-01 untuk mengukur titik batas persil, jembatan, atau alur sungai;

 Posisikan jalon yang telah terpasang prisma pada titik – titik detil situasi yang akan dipetakan tersebut;

 Bidik prisma tersebut melalui TS untuk mendapatkan bacaan sudut mendatar dan sudut zenitnya, usahakan dibaca sebanyak 2 kali. Contohnya membidik ujung jalan (A), kemudian membidik ujung jembatan (B), dan membidik batas patok persil (C) dari titik KD1-01. Usahakan membidik setiap detil objek yang diinginkan dari 1 titik semaksimal mungkin;


(3)

 Kemudian tentukan juga jarak mendatar antara TS dengan titik detil situasi

tersebut menggunakan TS di tiap titik yang diukur (A,B,C,D,E,…),

diusahakan pembacaan jaraknya dilakukan 2 kali;

 Record (rekam) titik-titik detil siuasi yang telah dibidik, dan tentukan id untuk tiap titik detil situasi tersebut. Pengkodean id titik yang diukur secara umum dapat dibedakan menurut unsur titik, garis, dan luasan. Contohnya untuk data titik kerangka menggunakan id dengan unsur titik. Untuk id jalan menggunakan unsur garis, dan untuk id persil menggunakan unsur bidang atau luasan;

 Lakukan langkah – langkah diatas untuk titik – titik detil situasi yang lain;

3.5 Pengolahan Data Total Station

Metoda yang akan digunakan untuk pengolahan data poligon yaitu dengan menggunakan metoda Bowditch, dimana kesalahan penutup sudut akan dibagi secara merata kesetiap titik yang diukur, sedangkan kesalahan penutup jarak akan dikoreksikan ke setiap absis dan ordinat. Tahapan pengolahan data poligon adalah sebagai berikut :

3.5.1 Pengolahan Data Poligon

Adapun teknis dasar pengolahan data polygon adalah sebagai berikut :  Koreksi sudut (k), pada :

 Poligon Tertutup

Dimana :

k = koreksi sudut

∑β = jumlah sudut ukuran sudut dalam n-2 = jumlah titik polygon

 Poligon Tertutup


(4)

αawal = sudut jurusan awal

αawal = sudut jurusan akhir

∑β = jumlah sudut ukuran n = jumlah titik polygon

 Hitungan absis (DX) dan ordinat (DY)

 Hitungan kesalahan absis (kx) dan ordinat (ky)

 Poligon Tertutup

 Poligon Terikat

 Salah Penutup Linier

 Hitungan Koreksi Absis (dxi) dan Ordinat (dyi)

Dimana :

d1 = jarak datar

Σd = jumlah jarak datar

ΣD sin α = jumlah absis

ΣD cos α = jumlah ordinat


(5)

(6)

DAFTAR PUSTAKA

Muda, I. (2008). TeknikSurveidanPemetaanJilid 1, Jakarta, DirektoratPembinaanSekolahMenengahKejuruan,

DirektoratJenderalManajemenPendidikanDasardanMenengah, DepartemenPendidikanNasional.

Sosrodarsono, S. dan Takasaki, M. (1997). PengukuranTopografidanTeknikPemetaan, Cetakanke- 4, Jakarta, PT PradnyaParamita.

Sumaryanto, et al. (2006). “EvaluasiKinerjaOperasi Dan PemeliharaanJaringanIrigasi Dan UpayaPerbaikannya”. Makalahpada Seminar HasilPenelitian T.A 2006, Jakarta. Suroso, (2008).MateriKuliah Irigasi-1 BAB-2 [Online].Tersedia

:http://surososipil.files.wordpress.com/2008/09/irigasi1-bab-2-jaringan-irigasi.pdf [14 Mei 2013]