DUGAAN GRATIFIKASI TOYOTA HARRIER TERHADAP ANAS URBANINGRUM DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 20 TAHUN 2001 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 1999 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK P.
DUGAAN GRATIFIKASI TOYOTA HARRIER TERHADAP ANAS
URBANINGRUM DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG
NOMOR 20 TAHUN 2001 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANGUNDANG NOMOR 31 TAHUN 1999 TENTANG PEMBERANTASAN
TINDAK PIDANA KORUPSI
ABSTRAK
Anas Urbaningrum diduga menerima gratifikasi satu unit mobil Toyota
Harrier, Anas Urbaningrum dalam hal ini melakukan tindakan berupa
menyicil sebuah mobil Toyota Harrier kepada Muhammad Nazaruddin,
yang mana cicilan tersebut dibayarkan dalam beberapa kali kepada
Muhammad Nazaruddin. Penulisan Legal Memorandum ini bertujuan
untuk mengetahui apakah perbuatan Anas Urbaningrum yang menyicil
sebuah Mobil Toyota Harrier merupakan tindak pidana gratifikasi dan
untuk mengetahui apakah tindakan hukum yang dapat dilakukan oleh
Anas Urbaningrum yang telah dijadikan tersangka karena diduga
menerima gratifikasi Mobil Toyota Harrier.
Penulisan Legal Memorandum ini dilakukan dengan menggunakan
metode deskriptif analitis berupa peneleaahan dan penganalisaan
ketentuan-ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Metode ini
bertujuan untuk memberikan gambaran yang sistematis dan faktual
berdasarkan hukum positif mengenai tindak pidana gratifikasi. Penulis
menggunakan pendekatan yuridis normatif dalam penulisan Legal
Memorandum ini, yaitu penelitian didasarkan pada studi kepustakaan atau
data sekunder.
Hasil penelitian yang diperoleh dalam penulisan Legal Memorandum ini
adalah menunjukkan bahwa, perbuatan tersangka Anas Urbaningrum
tidak memenuhi unsur melawan hukum dalam dugaan gratifikasi Toyota
Harrier yang disangkakan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
terhadapnya, karena menyicil adalah suatu tindakan jual beli biasa, dan
bukan merupakan suatu gratifikasi, selain itu dalam hal ini Anas
Urbaningrum tidak melakukan unsur melawan hukum yang disangkakan
sebab beliau tidak ada melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu
terkait kewenangan jabatannya. Dalam hal ini tindakan hukum yang dapat
dilakukan oleh Anas Urbaningrum adalah melakukan tindakan berupa
upaya hukum praperadilan dikarenakan salah satu bukti yang disangkan
KPK terhadapnya tidak memenuhi unsur melakukan tindak pidana
gratifikasi.
v
URBANINGRUM DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG
NOMOR 20 TAHUN 2001 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANGUNDANG NOMOR 31 TAHUN 1999 TENTANG PEMBERANTASAN
TINDAK PIDANA KORUPSI
ABSTRAK
Anas Urbaningrum diduga menerima gratifikasi satu unit mobil Toyota
Harrier, Anas Urbaningrum dalam hal ini melakukan tindakan berupa
menyicil sebuah mobil Toyota Harrier kepada Muhammad Nazaruddin,
yang mana cicilan tersebut dibayarkan dalam beberapa kali kepada
Muhammad Nazaruddin. Penulisan Legal Memorandum ini bertujuan
untuk mengetahui apakah perbuatan Anas Urbaningrum yang menyicil
sebuah Mobil Toyota Harrier merupakan tindak pidana gratifikasi dan
untuk mengetahui apakah tindakan hukum yang dapat dilakukan oleh
Anas Urbaningrum yang telah dijadikan tersangka karena diduga
menerima gratifikasi Mobil Toyota Harrier.
Penulisan Legal Memorandum ini dilakukan dengan menggunakan
metode deskriptif analitis berupa peneleaahan dan penganalisaan
ketentuan-ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Metode ini
bertujuan untuk memberikan gambaran yang sistematis dan faktual
berdasarkan hukum positif mengenai tindak pidana gratifikasi. Penulis
menggunakan pendekatan yuridis normatif dalam penulisan Legal
Memorandum ini, yaitu penelitian didasarkan pada studi kepustakaan atau
data sekunder.
Hasil penelitian yang diperoleh dalam penulisan Legal Memorandum ini
adalah menunjukkan bahwa, perbuatan tersangka Anas Urbaningrum
tidak memenuhi unsur melawan hukum dalam dugaan gratifikasi Toyota
Harrier yang disangkakan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
terhadapnya, karena menyicil adalah suatu tindakan jual beli biasa, dan
bukan merupakan suatu gratifikasi, selain itu dalam hal ini Anas
Urbaningrum tidak melakukan unsur melawan hukum yang disangkakan
sebab beliau tidak ada melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu
terkait kewenangan jabatannya. Dalam hal ini tindakan hukum yang dapat
dilakukan oleh Anas Urbaningrum adalah melakukan tindakan berupa
upaya hukum praperadilan dikarenakan salah satu bukti yang disangkan
KPK terhadapnya tidak memenuhi unsur melakukan tindak pidana
gratifikasi.
v