HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN BURNOUT PADA PERAWAT Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Burnout Pada Perawat.

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN BURNOUT PADA
PERAWAT

NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Guna Memperoleh Derajat Sarjana S-1
Psikologi

Diajukan Oleh:
EKA YUNITA SARI ARISTIANI
F 100100012

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN BURNOUT PADA
PERAWAT

NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta

untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Guna Memperoleh Derajat Sarjana S-1
Psikologi

Diajukan Oleh:
EKA YUNITA SARI ARISTIANI
F 100100012

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
ii

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN BURNOUT PADA
PERAWAT
Eka Yunita Sari Aristiani
Achmad Dwityanto S.Psi, M.Si
ekayunita.sa1006@gmail.com
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta

ABSTRAK

Burnout banyak ditemui dalam profesi human service, yaitu orang-orang yang
bekerja pada bidang yang berkaitan langsung dengan banyak orang dan melakukan
pelayanan kepada masyarakat umum salah satunya adalah perawat. Salah satu faktor
untuk menimbulkan munculnya burnout adalah adanya sumber dukungan sosial yang
diperlukan seperti keluarga, rekan kerja, pimpinan atau atasan. Tujuan penelitian ini
antara lain; 1) Mengetahui hubungan antara dukungan sosial dengan burnout pada
perawat. 2) Mengetahui peran dukungan sosial dengan burnout pada perawat. 3)
Mengetahui tingkat dukungan sosial pada perawat. 4) Mengetahui tingkat burnout
pada perawat. Hipotesis yang diajukan adalah ada hubungan negatif antara dukungan
sosial dengan burnout pada perawat.
Subjek dalam penelitian ini adalah perawat yang masih aktif, berusia kurang dari
50 tahun dengan masa kerja lebih dari 6 tahun. Subjek berjumlah 72 orang dan cara
yang digunakan untuk mengambil sampel adalah purposive sampling. Metode
penelitian menggunakan metode kuantitatif. Teknik analisis data yang digunakan
adalah uji korelasi product moment dengan menggunakan program bantu SPSS 17 for
Windows Program.
Berdasarkan analisis product moment diperoleh koefisien korelasi (rxy) sebesar
-0,577 dengan p = 0,000 (p < 0,01) artinya ada hubungan negatif yang sangat
signifikan antara dukungan sosial dengan burnout pada perawat. Sumbangan efektif
dukungan sosial terhadap burnout sebesar 33,3%. Berdasarkan hasil analisis

diketahui variabel burnout mempunyai rerata empirik (RE) sebesar 48,83 dan rerata
hipotetik (RH) sebesar 47,5 yang berarti burnout pada perawat tergolong sedang.
Variabel dukungan sosial diketahui rerata empirik (RE) sebesar 58,60 dan rerata
hipotetik (RH) sebesar 47,5 yang berarti dukungan sosial pada perawat tergolong
tinggi. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah ada hubungan negatif
yang sangat signifikan antara dukungan sosial dengan burnout pada perawat.

Kata kunci : Burnout, dukungan sosial, perawat

v

turut

PENDAHULUAN
Rumah sakit merupakan salah satu
sarana

kesehatan

serta


merawat

dan

menyembuhkan pasien melalui usaha

tempat

rehabilitasi

maupun

pencegahan

menyelenggarakan upaya kesehatan.

penyakit (tindakan prefentif).. Peran

Rumah


berbagai

perawat sangat vital yakni sebagai

kesatuan personel terlatih dan terdidik

tulang punggung dalam membantu

dalam menghadapi dan menangani

tugas-tugas

masalah

pengobatan dalam melayani pasien dan

sakit

memiliki


medik

untuk

pemulihan

maupun pemeliharaan kesehatan yang
baik.

Rumah

sakit

dokter

dan

balai


masyarakat pada umumnya.

merupakan

Peran

tersebut

menjadikan

organisasi sosial yang bertanggung

perawat sering mengalami kondisi

jawab terhadap pelayanan kesehatan

dilematis. Di satu sisi, pihak rumah

bagi masyarakat. Rumah sakit dituntut


sakit cenderung menekan perawat

untuk selalu memberikan pelayanan

untuk menunjukkan kinerja maksimal

yang baik dan memuaskan bagi setiap

tanpa diiringi perbaikan kesejahteraan

pengguna yang memanfaatkannya.

perawat. Di sisi lain, pasien pun sering

Keperawatan

merupakan

salah


menuntut pelayanan maksimal tanpa

satu profesi di rumah sakit yang

memperhatikan kondisi perawat. Hal

berperan

ini dapat berdampak munculnya stres

penting

dalam

penyelenggaraan pelayanan tersebut

pada perawat.

karena selama 24 jam perawat berada


Perawat

yang

tidak

dapat

di sekitar pasien dan bertanggung

menangani stres dengan segera akan

jawab terhadap pelayanan perawatan

mengakibatkan

pasien. Perawat merupakan tenaga

panjang, yang pada akhirnya akan


kesehatan yang memberikan pelayanan

muncul kecenderungan burnout pada

kesehatan kepada masyarakat umum.

perawat (Shinn dalam Andriani, 2004).

Menurut Gunarsa (1995) perawat
merupakan

seseorang

yang

Istilah

burnout

dampak

berjangka

merujuk

pada

telah

fenomena yang berkaitan dengan stres

dipersiapkan melalui pendidikan untuk

kerja dan banyak ditemukan pada
1

orang-orang yang bekerja pada bidang

beban kerja dan kejenuhan kerja pada

pelayanan kemanusiaan dan menuntut

diri perawat akan menurunkan kualitas

keterlibatan emosi yang tinggi.

kerja perawat (Rice, 2002).

Hasil penelitian yang dilakukan

Manusia sebagai makhluk sosial

oleh Maslach dan Jackson (Sarafino,

membutuhkan kehadiran manusia lain

2002) pada pekerja - pekerja yang

untuk berinteraksi. Kehadiran orang

memberikan bantuan kesehatan yang

lain di

dibedakan antara perawat - perawat

seseorang begitu diiperlukan. Hal ini

dan dokter - dokter menunjukkan

terjadi karena seseorang tidak mungkin

bahwa pekerja kesehatan ini beresiko

memenuhi kebutuhan fisik maupun

emotional

mengalami

exhaustion

dalam kehidupan pribadi

psikologisnya

secara

sendirian.

(kelelahan emosi). Rating tertinggi

Individu

dari burnout ditemukan pada perawat-

sosial baik yang berasal dari atasan,

perawat

teman

yang

bekerja

di

dalam

lingkungan kerja yang penuh dengan

intensive

care

sekerja

dukungan

maupun

keluarga

(Ganster, dkk., 1986).

stres, yaitu perawat yang bekerja pada
instansi

membutuhkan

Rosyid (1996) mengatakan bahwa

(ICU),

ketiadaan

dukungan

sosial

atasan

emergency (UGD), atau terminal care

terhadap

(Mallet, Price, Jurs, & Slenker, 1991;

mengakibatkan

Moos & Schaefer dalam Taylor,

pada karyawan. Menurut Ganster, dkk

2000).

(1986)

karyawan

akan
burnout

timbulnya

sumber-sumber

dukungan

Akibat dari kejenuhan kerja itu

sosial dapat berasal dari keluarga,

sendiri dapat muncul dalam bentuk

rekan sekerja, dan atasan. Di rumah

berkurangnya

kepuasan

kerja,

sakit, seorang perawat diharapkan

memburuknya

kinerja,

dan

mendapat dukungan sosial baik dari

produktivitas yang rendah. Apapun

atasan,

penyebabnya, munculnya kejenuhan

keluarga. Bilamana seorang perawat

kerja berakibat kerugian di pihak

mendapat

pekerja maupun organisasi. Adanya

perawat dapat menjalankan tugasnya
2

teman

sekerja,

dukungan

sosial

maupun

maka

dengan

lebih

baik

dan

dengan

METODE PENELITIAN
Populasi

demikian kinerjanya meningkat. Akan

dalam

penelitian

ini

tidak

adalah perawat yang masih aktif di

memperoleh dukungan sosial, maka ia

Rumah Sakit PKU Muhammadiyah

akan mengalami kebingungan, merasa

Surakarta. Jumlah populasi dalam

tidak

untuk

penelitian ini ± 275 orang, sedangkan

permasalahannya.

subjek dalam penelitian ini adalah 72

tetapi,

bilamana

perawat

mempunyai

mengadukan

sandaran

Keadaaan yang demikian tentu akan

orang.

berdampak negatif pada para perawat

Metode pengumpulan data yang

dan akan tercermin pada kinerja yang

digunakan dalam penelitian ini adalah

tidak memuaskan.

dengan menggunakan skala psikologis

Berdasarkan pemaparan di atas,
maka

penulis

tertarik

yang terdiri atas dua skala yaitu skala

untuk

dukungan sosial dan skala burnout.

mengajukan penelitian dengan judul
“Hubungan Antara Dukungan Sosial

HASIL DAN PEMBAHASAN

dengan Burnout pada Perawat”.

Berdasarkan

Adapun tujuan dalam penelitin ini

teknik

analisis

hasil

perhitungan
Product

korelasi

yaitu: ; 1) Mengetahui hubungan

Moment

antara dukungan sosial dengan burnout

program SPSS 17 for windows dapat

pada perawat. 2) Mengetahui peran

diketahui nilai korelasi (rxy) sebesar

dukungan sosial dengan burnout pada

-0,577; p = 0,000 (p < 0,01) yang

perawat.

tingkat

artinya ada hubungan negatif yang

dukungan sosial pada perawat. 4)

sangat signifikan antara dukungan

3)

Mengetahui

Mengetahui

tingkat

burnout

pada

dengan

menggunakan

sosial dengan burnout pada perawat.

perawat.

Artinya

Hipotesis dalam penelitian ini

semakin

tinggi

dukungan

sosial maka semakin rendah burnout.

yaitu “Ada hubungan negatif antara

Dan

dukungan sosial dengan burnout pada

dukungan sosial maka semakin tinggi

perawat.”.
3

sebaliknya,

semakin

rendah

burnout. Sehingga hipotesis dalam

Hal

penelitian ini diterima.

yang

sama

pernah

dikemukakan Labib (2013) dalam

Hasil penelitian ini sejalan juga

penelitiannya yang mengatakan bahwa

dengan pendapat Parasuraman, dkk

ada hubungan antara dukungan sosial

(dalam

bahwa

dengan tingkat burnout memiliki sifat

dukungan sosial berhubungan dengan

berlawanan, dilihat dari tanda negatif

burnout.

yang

(-) dalam koefisien korelasi. Dengan

diperoleh dari atasan, teman sekerja,

kata lain semakin tinggi dukungan

dan keluarga mempunyai andil besar

sosial yang diperoleh, maka tingkat

untuk meringankan beban seseorang

burnout semakin rendah. Berhubungan

yang mengalami burnout.

dengan pendapat Halbesleben dan

Andarika,

2004)

Dukungan

sosial

Jonathon (dalam Wulandari, 2013)

Faktor dari luar seperti tingginya
lingkungan

bahwa sumber-sumber yang dapat

sekitar dapat mempengaruhi burnout

mengurangi burnout yaitu adanya

pada

sosial

dukungan sosial. Jadi semakin tinggi

tersebut juga bisa berasal dari sumber

dukungan sosial yang diterima, maka

yang berbeda, seperti orang yang

semakin rendah burnout yang dialami.

dukungan

sosial

perawat.

dari

Dukungan

dicintai, keluarga, teman, rekan kerja

Sumbangan efektif (SE) dukungan

atau organisasi masyarakat. Orang

sosial terhadap burnout pada perawat

yang mendapatkan dukungan sosial ini

sebesar

percaya

koefisies

bahwa

mereka

dicintai,

33,3%

ditunjukkan

determinan

(r²)

oleh
sebesar

dipedulikan, dihormati dan dihargai,

0,333. Hal ini memiliki arti bahwa

merasa menjadi bagian dari jaringan

terdapat ada 69,7% variabel lain yang

sosial, seperti keluarga dan organisasi

mempengaruhi burnout pada perawat

masyarakat, dan mendapatkan bantuan

di luar variabel dukungan sosial seperti

fisik

beban

maupun

jasa,

dan

mampu

kerja,

jenis

kelamin,

tipe

bertahan pada saat yang dibutuhkan

kepribadian dan lain sebagainya. Hasil

atau dalam keadaan bahaya (Sarafino,

penelitian ini menyebutkan bahwa

1998).

dukungan sosial disertai aspek di
4

dalamnya memberikan kontribusi bagi

Rerata empirik (RE) pada variabel

burnout pada perawat.
Seseorang

burnout diperoleh 48.83 yang berarti

yang

burnout

mendapatkan

pada

perawat

tergolong

dukungan sosial yang tinggi maka

sedang. Dari hasil kategorisasi skor

tingkat burnoutnya akan rendah. Hal

yang diperoleh subjek pada skala

ini

yang

burnout diketahui 0 orang (0%) atau

dikemukakan Cobb (Sarafino, 1994)

tidak ada yang masuk dalam kategori

yakni

menerima

sangat rendah, 6 orang (8,3%) yang

orang-orang

masuk dalam kategori rendah, 53

terdekatnya, maka individu tersebut

(73,6%) yang masuk dalam kategori

akan merasa dicintai dan diperhatikan,

sedang, 12 orang (16,7%) yang masuk

mulia dan dihargai, dan merupakan

dalam kategori tinggi dan 1 orang

bagian dari jaringan sosial, misalnya

(1,4%) yang masuk dalam kategori

keluarga

sangat

senada

dengan

ketika

dukungan

apa

individu

sosial

dari

atau

kemasyarakatan,

organisasi

Secara

keseluruhan

dapat

dapat disimpulkan bahwa perawat di

memberikan kebaikan, pelayanan, dan

Rumah Sakit PKU Muhammadiyah

saling menjaga ketika berada dalam

Surakarta mempunyai burnout yang

situasi yang penuh tekanan. Sehingga

sedang.

dalam

yang

tinggi.

menghadapi

masalahnya

Hasil analisis variabel dukungan

individu tidak merasa sendiri dan tidak

sosial memiliki rerata empirik (RE)

cepat putus asa karena ada orang-

sebesar 58,60 yang berarti dukungan

orang di sekelilingnya yang membantu

sosial pada perawat tergolong tinggi.

dan memberikan dukungan. Selain itu,

Dari hasil kategorisasi skor yang

dengan adanya dukungan sosial yang

diperoleh subjek pada skala dukungan

tinggi, seseorang akan menjadi lebih

sosial diketahui 0 orang (0%) atau

yakin akan kemampuannya dalam

tidak ada yang masuk dalam kategori

menyelesaikan

sangat rendah, 0 orang (0%) atau tidak

masalah

yang

dihadapinya (Primastuti, 2005).

ada

yang masuk

dalam

kategori

rendah, 7 (9,73%) yang masuk dalam
5

kategori sedang, 51 orang (70,83%)

Dukungan informasi, dukungan

yang masuk dalam kategori tinggi dan

jenis ini meliputi pemberian nasehat,

14 orang (19,44%) yang masuk dalam

saran

kategori

individu.

sangat

tinggi.

Secara

atau

umpan

balik

Dukungan

ini,

kepada
biasanya

keseluruhan dapat disimpulkan bahwa

diperoleh dari sahabat, rekan kerja,

perawat

PKU

atasan atau seorang profesional seperti

Muhammadiyah Surakarta mempunyai

dokter atau psikolog (Sarafino, 2002).

dukungan sosial yang tinggi.

Adanya dukungan informasi, seperti

di

Rumah

Sakit

Dukungan instrumental, dukungan

nasehat atau saran yang diberikan oleh

jenis ini meliputi bantuan secara

orang-orang yang pernah mengalami

langsung. Biasanya dukungan ini,

keadaan yang serupa akan membantu

lebih sering diberikan oleh teman atau

individu

rekan kerja, seperti bantuan untuk

mencari alternatif pemecahan masalah

menyelesaikan tugas yang menumpuk

atau tindakan yang akan diambil.

atau meminjamkan uang atau lain-lain

Adanya saran atau nasehat yang

yang dibutuhkan individu (Sarafino,

diberikan teman dapat mengurangi

2002).

depersonalization

Adanya

dukungan

ini,

memahami

situasi

yang

dan

dialami

menggambarkan tersedianya barang-

individu sehingga dapat menghargai

barang (materi) atau adanya pelayanan

setiap usaha dan pekerjaan yang

dari orang lain yang dapat membantu

dilakukannya.

individu

dalam

menyelesaikan

Berdasarkan uraian diatas dapat

masalahnya. Selanjutnya hal tersebut

diambil kesimpulan ada hubungan

akan memudahkan individu untuk

negatif

dapat

dukungan sosial dengan burnout.tinggi

memenuhi

tanggung

jawab

yang

signifikan

antara

dalam menjalankan perannya sehari-

rendahnya

dukungan

sosial

hari. Dengan adanya rekan kerja yang

memberikan

pengaruh

terhadap

membantu menyelesaikan tugas, hal

burnout pada perawat.

tersebut dapat mengurangi burnout

Adanya

yang dialami individu.

keterbatasan

yang

dimiliki oleh peneliti menyebabkan
6

1. Ada hubungan negatif yang sangat

penelitian ini mempunyai beberapa
kelemahan, antara lain:

signifikan antara dukungan sosial

1. Pada saat penyebaran skala, skala

dengan burnout pada perawat.
2. Sumbangan

ditinggal. Hal ini menyebabkan

efektif

terhadap

dukungan

burnout

peneliti tidak dapat mengontrol

sosial

apakah skala tersebut diisi oleh

perawat sebesar 33,3%.

pada

subjek sndiri atau diisi oleh orang

3. Tingkat dukungan sosial pada

lain sehingga dapat emmpengaruhi

perawat tergolong tinggi dengan

jawaban yang diberikan.

rerata empirik (RE) sebesar 58,60.

2. Subjek penelitian menolak ataupun

4. Tingkat burnout pada perawat

mengulur-ulur waktu untuk mengisi

tergolong sedang dengan rerata

skala dihadapan peneliti, hal ini

empirik (RE) sebesar 48,83.

dikarenakan kesibukan dari subjek
yang sedang menangani pasien.
3. Pemberian

nama

pada

SARAN

skala

1. Bagi subjek penelitian

penelitian. Jadi ada kemungkinan
dalam

mengisi

skala,

Berdasarkan hasil penelitian

subjek

yang menemukan bahwa dukungan

dipengaruhi oleh sosial desirability

sosial

yaitu

subjek

tinggi dan terbukti dari penelitian

memberikan

ini bahwa dukungan sosial dapat

jawaban yang sesuai dengan norma-

mengurangi resiko burnout pada

norma lingkungan yang ada.

perawat. Merujuk pada beberapa

adanya

penelitian

keinginan

untuk

pada

aspek-aspek

perawat

tergolong

dukungan

sosial

bahwa seseorang membutuhkan

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan

dukungan berupa dukungan emosi,

pembahasan yang telah diuraikan pada

dukungan penghargaan, dukungan

bab

instrumental

sebelumnya,

maka

dapat

disimpulkan bahwa :

informasional.

dan

dukungan
Dukungan-

dukungan tersebut didapat tidak
7

dengan

cara

spontanitas,

pertolongan

ketika

perawat

melainkan dari pihak subjek juga

mendapatkan permasalahan yang

harus terbuka terhadap lingkungan

terkait

dan tidak sungkan untuk meminta

instrumental, memberikan solusi

bantuan serta menjalin hubungan

atau

yang baik dengan sekitarnya. Hasil

membutuhkan

penelitian

bisa

kinerjanya yang berkaitan dengan

bisa

dukungan

dapat

Dukungan

ini

hendaknya

membantu

subjek

memotivasi

diri

berhubungan
keluarga,

untuk
agar

baik

rekan

kerja

dengan

nasehat

ketika

perawat

masukan

akan

informasional.
sosial

yang

dengan

terbukti

dapat

maupun

burnout.

Pimpinan

pimpinan.

dukungan

tinggi

meminimalisir
juga

lebih

memperhatikan faktor-faktor yang
dapat menimbulkan burnout antara
lain : beban kerja yang berlebihan,

2. Bagi pimpinan Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Surakarta
Diharapkan

dapat

terus

meliputi

jam

individu

yang

kerja

,

harus

jumlah
dilayani

memberikan dukungan untuk para

setidaknya sesuai dengan tenaga

perawat bahkan seluruh karyawan

kerja, tanggung jawab yang dipikul

di

oleh para perawat.

rumah

sakit

agar

dapat

meminimalisir burnout, cara yang
dapat dilakukan misalnya dengan

3. Bagi peneliti selanjutnya

memberikan acara atau kegiatan-

Bagi peneliti selanjutnya yang

kegiatan yang bisa membangkitkan

tertarik

untuk

semangat

penelitian

dengan

dan

berkaitan

motivasi

dengan

yang

dukungan

sejenis

atau

emosional, memberikan reward

burnout

atas prestasi yang diraih yang

mengungkap

terkait

mengenai

dengan

penghargaan,

dukungan
memberikan

penulis
8

melakukan
tema

berkaitan

diharapkan

dengan
dapat

lebih
burnout.

yang

dalam
Kemudian

menyarankan

untuk

meneliti dengan membandingkan
tingkat
burnout

dukungan
antara

sosial

perawat

Gibson, J. L. Ivancevich, J. H.
Donnely, J. H. 1990. Organisasi
: Perilaku Struktur Proses. Alih
Bahasa: Djakarsih. Jakarta:
Erlangga.

dan
yang

berjenis kelamin wanita dengan
perawat yang berjenis kelamin

______, J.L., Ivancevich, J.M., and
Donnely,
J.H.
Jr.
1996.
Manajemen
Organisasi:
Perilaku-Struktur-Proses. Alih
Bahasa: Agus. Jakarta: Erlangga.

laki-laki. Selain itu, peneliti juga
menyarankan

untuk

mencari

variabel lain yang diduga turut
berperan

dan

mempengaruhi
Gunarsa, Singgih D. 1995. Psikologi
Perawatan. Jakarta: PT BPK
Gunung Mulia.

burnout seperti; beban kerja, jenis
kelamin, tipe kepribadian.

Labib, A. 2013. Analisis Hubungan
Dukungan Sosial dari Rekan
Kerja dan Atasan dengan
Tingkat Burnout pada Perawat
Rumah Sakit Jiwa. Journal
Kesehatan Masyarakat. 2. (1).
Fakultas Kesehatan Universitas
Diponegoro.

DAFTAR PUSTAKA
Andarika, Rita. 2004. Burnout Pada
Perawat Puteri RS St. Elizabeth
Semarang
Ditinjau
dari
Dukungan Sosial. PSYCHE.
Palembang: Fakultas Psikologi
Universitas
Bina
Darma
Palembang.

Maslach, C., & Jackson, E., Susan.
(1981). The Measurement of
Experienced Burnout. Journal of
Occupational Behaviour.

Davis, K dan Newstrorm. J. W. 1993.
Perilaku dalam Organisasi, Jilid
II : Edisi ke-7. Alih Bahasa :
Agus Dharma. Jakarta : Erlangga

Primastuti, E. 2005. Hubungan Antara
Dukungan Suami dan Dukungan
Guru Dengan Problem-Focused
Coping Ibu dari Anak Berbakat
Intelektual.
Tesis
(Tidak
Diterbitkan).
Yogyakarta
:
Fakultas Psikologi UGM.

Farber, Hanberger. 1993. Stres dan
Manejemen.
Terjemahan.
Alfriani. Jakarta: Gramedia.
Ganster, D.C., Fusilier, M.R., and
Meyes, B.T. 1986. Role of Social
Social
Support
in
The
Experience of Stress at Work.
Journal of Applied Psycholog,
71: 102-110.

Rahman, Marlita A. 2010. Hubungan
Antara Dukungan Sosial dengan
Penyesuaian Diri Masa Pensiun
pada Purnawirawan TNI AD di
9

Paguyuban
Purnawirawan
Tabanan. Skripsi. Surabaya:
Fakultas Psikologi Universitas
Airlangga.
Rice.

2002. Kualitas Dan Mutu
Pelayanan Organisasi. Jakarta:
ECG.

Rosyid,
H.F.
1996.
Burnout:
Penghambat Produktivitas yang
Perlu
Dicermati.
Buletin
Psikologi, IV (1): 19-24.
Sarafino, Edward P. 1994. Health
psychology:
Biopsychosocial
nd
Interactions (2 ). Trenton State
College. PT. Cakra Indah
Pustaka.
_______, Edward P. 2002. Health
psychology:
Biopsychosocial
Interactions. (4th ed). New
York: John Wiley & Sons, Inc.
Taylor, Shelley. E. 1999. Health
psychology. (4th ed). United
States
of
America:
The
McGraw-Hill Companies, Inc.
Wulandari, Sandi Ayu. 2013. Persepsi
Dukungan Sosial Rekan Kerja
dengan Burnout pada Teller
BANK. Jurnal Online Psikologi
Vol. 01 No. 02.

10