ANALISIS BEBERAPA VARIABEL YANG BERPENGARUH TERHADAP PENGHIMPUNAN DANA PIHAK KETIGA BANK SYARIAH INDONESIA PERIODE JANUARI 2011 - SEPTEMBER 2012.
ANALISIS BEBERAPA VARIABEL YANG BERPENGARUH TERHADAP
PENGHIMPUNAN DANA PIHAK KETIGA BANK SYARIAH
INDONESIA PERIODE J ANUARI 2011 - SEPTEMBER 2012
SKRIPSI
Diajukan Oleh :
Elok Yitra J ayanti
0911010018/ FE/ IE
Kepada
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2013
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
SKRIPSI
ANALISIS BEBERAPA VARIABEL YANG BERPENGARUH TERHADAP
PENGHIMPUNAN DANA PIHAK KETIGA BANK SYARIAH
INDONESIA PERIODE J ANUARI 2011 - SEPTEMBER 2012
Disusun Oleh :
ELOK YITRA J AYANTI
0911010018 / FE / IE
Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi
J urusan Ekonomi Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur
Pada tanggal : 28 Februari 2013
Pembimbing :
Pembimbing Utama
Tim Penguji :
Ketua
Ir. Hamidah Hendrarini. MSI
Dra.Ec.Niniek Imaningsih,MP
Sekretaris
Ir. Hamidah Hendrarini. MSI
Anggota
Dr s. Ec. Suwarno. ME
Mengetahui ,
Dekan Fakultas Ekonomi
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran”
J awa Timur
Dr. Dhani Ichsanudin Nur, MM
NIP. 030 202 389
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Dengan segala kerendahan hati, penulis memanjatkan puji syukur ke hadirat
Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan mengambil judul:
“ANALISI BEBERAPA VARIABEL YANG BERPENGARUH TERHADAP
PENGHIMPUNAN DANA PIHAK KETIGA BANK SYARIAH INDINESIA
PERIODE J ANUARI 2011 - SEPTEMBER 2012”.
Penyusunan skripsi ini dilakukan dengan maksud untuk melengkapi
persyaratan yang harus dipenuhi untuk mendapatkan gelar sarjana ekonomi pada
jurusan Ekonomi Pembangunan Universitas Pembangunan Nasional “Vetran” jawa
Timur.
Terwujudnya skripsi ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan serta pengarahan
dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis dengan kerendahan hati yang
tulus ikhlas mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada yang terhormat:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur, yang telah memberikan
banyak bantuan berupa sarana fasilitas dan perijinan guna pelaksanaan skripsi
ini.
i
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, SE, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran” Jawa Timur.
3. Ibu Dra. Ec. Niniek Imaningsih,MP, selaku Ketua Program Studi Ekonomi
Pembangunan Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran” Jawa Timur.
4. Bapak Drs. Ec. M. TAUFIQ, MM selaku dosen wali yang mana telah
memberikan ilmu yang bermanfaat kepada penulis.
5. Ibu IR. Hamidah Hendrarini, MSI selaku dosen pembimbing yang mana
ikhlas telah memberikan waktu dan pemikiran selama berlangsungnya masa
bimbingan tugas akhir ini.
6. Bapak-bapak dan ibu-ibu dosen serta staf karyawan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur yang telah dengan
ikhlas memberikan banyak ilmu pengetahuannya selama masa perkuliahan
dan pelayanan akademik bagi peneliti.
7. Terucap khusus hormatku kepada kedua orangtuaku yang senantiasa
memberikan do’a restu dan dorongan baik moril maupun materiil yang tak
terhingga.
8. Terimakasih kepada para teman-teman saya angkatan 2009 khususnya yang
telah memberi suport dan dukungan kepada saya yang telah mengerjakan
skripsi hingga selesai.
ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, namun
demikian skripsi ini diusahakan sesuai dengan kemampuan penulis. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca dan semoga skripsi ini
memberikan manfaat bagi yang membutuhkan serta bagi pembaca untukpenelitian
selanjutnya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Surabaya, Februari 2013
Penulis
iii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ...................................................................................................
i
Daftar Isi ..............................................................................................................
iv
Daftar Gambar ...................................................................................................
ix
Daftar Tabel ........................................................................................................
x
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .....................................................................
1
1.2. Perumusan Masalah..............................................................
3
1.3. Tujuan Penelitian ..................................................................
4
1.4. Manfaat Penelitian ................................................................
5
TINJ AUAN PUSTAKA
2.1. Hasil - Hasil Penelitian terdahulu .......................................
6
2.2. Landasan Teori .....................................................................
9
2.2.1. Pengertian Bank.................................................................
9
2.2.2. Bank Umum Syariah .........................................................
12
iv
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.2.2.1. Definisi dan Landasan Hukum Bank syariah ...............
12
2.2.2.2. Fungsi dan Tujuan Bank Syaria ...................................
14
2.2.2.3. Falsafah Operasional Bank Syariah ..............................
15
2.2.2.4. Sumber Dana Bank Syariah ..........................................
16
2.2.2.5. Produk Bank Syariah .....................................................
16
2.2.3. Riba. ..................................................................................
23
2.2.4.1. Pengertian Riba .............................................................
23
2.2.4.2. Jenis Riba dan Hukumnya ............................................
24
2.2.4.2.1 Riba dari utang piutang ................................................
24
2.2.4.2.2 Riba dari Traksaksi jual beli ........................................
25
2.2.4.3. Larangan Riba dalam Al-Qur'an ...................................
26
2.2.4.4. Larangan Riba dalam Al-Hadist ....................................
29
2.2.5. Jumlah Kantor Bank Syari’ah...........................................
29
2.2.6. Hubungan Jumlah Kantor Bank Syariah dengan
Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Bank Syariah .........
30
2.2.7. Inflasi..................................................................................
31
v
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.2.7.1 Pengertian Inflasi.............................................................
31
2.2.7.2. Pembagian Inflasi ...........................................................
32
2.2.7.3. Penyebab Inflasi ............................................................
34
2.2.7.4 Dampak Inflasi Bagi Perekonomian ..............................
34
2.2.7.5 Hubungan Inflasi dengan Penghimpunangan Dana......
Pihak Ketiga Bank Syariah ............................................
37
2.2.8. Tingkat Bagi Hasil ....................................... ..................
38
2.2.8.1. Pengertian Bagi Hasil ..................................................
38
2.2.8.2. Dasar Hukum Bagi Hasil .................. ...........................
39
2.2.8.3. Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Bagi Hasil ........
40
2.2.8.4. Hubungan Tingkat Bagi Hasil dan Dana Pihak
Ketiga....................... .....................................................
41
2.2.9. Dana Pihak Ketiga ............................................................
41
2.3. Kerangka Pikir ......................................................................
43
2.4. Hipotesis ...............................................................................
46
vi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB III
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Definisi oprasional dan Pengukuran variabel .....................
47
3.2. Teknik Penentuan Sampel................................................. .
50
3.3. Teknik Penentuan Data ........................................................
51
3.3.1. Jenis Data ...........................................................................
51
3.3.2. Sumber Data ......................................................................
51
3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis.......................................
52
3.4.1 Teknik Analisis .................................................................
52
3.4.2. Uji Hipotesis .....................................................................
53
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Diskripsi Hasil Penelitian..................................................
62
4.2 Deskripsi Hasil Penelitian .....................................................
64
4.2.1. Perkembangan Dana Pihak Ketiga ..................................
64
4.2.2 Perkembangan Jumlah Kantor .........................................
66
4.2.3 Perkembangan Tingkat bagi hasil .....................................
67
4.2.5. Perkembangan Tingkat Inflasi ..........................................
68
vii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4.3 Hasil Analisis Asumsi Regresi Klasik (BLUE / Best Linier
BAB V
Unbiased Estimator) ....................................................................
70
4.3.1 Analisis Dan Pengujian Hipotesis.....................................
74
4.3.2 Uji Hipotesis Secara Simultan ..........................................
75
4.3.3. Uji Hipotesis Secara Parsial .............................................
77
4.4. Pembahasan ..........................................................................
81
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan........................................................................
85
5.2. Saran..................................................................................
87
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
ANALISIS BEBERAPA VARIABEL YANG BERPENGARUH TERHADAP
PENGHIMPUNAN DANA PIHAK KETIGA BANK SYARIAH INDONESIA
PERIODE JANUARI 2011 - SEPTEMBER 2012
ABSTRAKSI
Indonesia sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia menjadi
peluang bagi perkembangan perbankan syariah karena umat Islam akan
berhubungan dengan perbankan syariah tanpa kerugian dan didasari oleh motivasi
yang kuat untuk mengolah dana masyarakat sebagai sarana pembiayaan
pembangunan ekonomi seluruh masyarakat Indonesia. Untuk menunjang
pembangunan tersebut maka diperlukan jumlah kantor bank syariah di Indonesia.
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh secara parsial dan simultan
dari jumlah kantor bank syariah, tingkat bagi hasil, tingkat inflasi terhadap
penghimpunan dana pihak ketiga pada Bank Syariah Indonesia Periode januari 2011
- September 2012. Data yang diperoleh dianalisis dengan metode kuantitatif
perhitungan) berdasarkan teori - teori yang ada. Analisis regresi linier berganda
merupakan suatu metode yang digunakan dalam menganalisis hubungan yang
mempunyai pengaruh antara variabel bebas dengan variabel tidak bebas. Analisis
regresi linier berganda ini menggunakan metode OLS (Ordinary Least Square )
dengan bantuan SPSS versi 13.
Dengan melihat hasil perhitungan metode regresi linier berganda peneliti dapat
mengambil kesimpulan bahwa selama hasil pengujian hipotesis menyatakan bahwa
jumlah kantor Bank Syariah (X1), Tingkat Bagi Hasil (X2), dan Inflasi (X3)
mempunyai pengaruh secara simultan dan signifikan positif terhadap pertumbuhan
jumlah dana pihak ketiga Bank Syariah Indonesia (Y) terbukti kebenarannya karena
ketiga variabel independent tersebut mampu menjelaskan perubahan variabel
dependent sehingga model regresi yang digunakan untuk teknik analisis
dalampenelitian ini cocok dengan tingkat signifikan sebenar 5%. Hasil pengujian
hipotesis secara parsial untuk variabel jumlah kantor,tingkat bagi hasil, Inflasi Bank
Syariah Indonesia diperoleh hasil uji t yang menjelaskan bahwa variabel jumlah
kantor Bank Syariah Indonesia secara parsial mempunyai pengaruh positifterhadap
dana pihak ketiga Bank Syariah Indonesia. Hal ini sesuai denganteori yang
menjelaskan konstribusi bagi bank dalam meningkatkan jumlah dana pihak ketiga.
Kata Kunci : Dana Pihak Ketiga Bank Syariah Indonesia periode januari 2011september 2012.
xi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Menurut Muhammad (2002:65), Lembaga keuangan khususnya
sektor perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan yang
melaksanakan tiga fungsi utama yaitu menerima simpanan uang,
meminjamkan uang, dan memberikan jasa pengiriman uang. Kegiatan
tersebut telah di lakuan sejak adanya perekonomian kaum muslimin
dengan proses pembiayaan sesuai syariah yang telah menjadi tradisi umat
islam sejak zaman Rasulullah SAW seperti kegiatan menerima titipan
harta, meminjamkan uang untuk keperluan konsumsi maupun untuk
keperluan bisnis, serta dapat melakukan pengiriman uang. Dengan
demikian, fungsi-fungsi utama kegiatan perbankan konvensional yaitu
menerima deposito, menyalurkan dana, maupun melakukan transfer dana
telah menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sejak
zaman Rasulullah.
Konsep
Islam
dalam
dunia
perbankan
adalah
menjaga
keseimbangan antara sektor rill dengan sektor moneter, sehingga
pertumbuhan pembiayaan tidak akan lepas dari pertumbuhan disektor rill
yang telah dibiayainya. Pada saat perekonomian dunia lesu, maka yield
yang diterima oleh perbankan Islam menurun dan return yang akan
dibagi hasilkan kepada para penabung juga akan turun. Sebaliknya, pada
saat perekonomian suatu negara meningkat, maka return yang dibagi
1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2
hasilkan juga akan meningkat. Dengan kata lain, kinerja perbankan Islam
ditentukan oleh kinerja sektor rill, dan bukan sebaliknya. Dalam
pandangan Islam, uang hanya sebagai alat tukar dan bukan merupakan
barang dan komoditas. Islam tidak mengenal time value of money, tetapi
Islam mengenal economi value of time. Jadi yang berharga menurut
pandangan Islam adalah waktu itu sendiri. (Arifin, 2001:28)
Dalam konsep islam tersebut ada wujud dari sektor ril (barang atau
jasa) yang diperjual belikan. Berbeda dengan bank konvensional yang
hanya menjual belikan kertas berharga dan mata uang hanya untuk tujuan
spekulasi. Tambahan (gain) yang diperoleh dari jual beli itu termasuk
riba . karena gain itu diperoleh bihairi wadhin yakni tanpa ada sektor rill
yang dipertukarkan. Transaksi inilah yang dilarang Al-Qur'an dan hadist
dengan istilah riba dan gharar. Dalam Al Qur’an surat Al Baqarah ayat
275 disebutkan bahwa Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak
dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan
lantaran (tekanan) penyakit gila.
Indonesia sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di
dunia menjadi peluang bagi perkembangan perbankan syariah karena
umat Islam akan berhubungan dengan perbankan syariah tanpa kerugian
dan didasari oleh motivasi yang kuat untuk mengolah dana masyarakat
sebagai sarana pembiayaan pembangunan ekonomi seluruh masyarakat
Indonesia. Untuk menunjang pembangunan tersebut maka diperlukan
jumlah kantor bank syriah di Indonesia.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
3
Peningkatan jumlah kantor bank syariah di Indonesia meningkat
setiap tahunnya, menunjukan adanya persaingan dalam memperoleh
nasabah untuk menabung pada bank syariah juga semakin meningkat,
karena semakin banyak seseorang atau nasabah yang menabung pada
bank syariah akan mempengaruhi jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK). Hal
tersebut menunjukan bahwa adanya keberhasilan bank syariah di
Indonesia , dapat bertahan dan lebih dikenal di masyarakat (Muhammad,
2002:106)
Gambaran perkembangan penghimpunan dana pihak ketiga Bank
Syariah Indonesia dijelaskan dalam Statistik Perbankan Indonesia. Pada
lima bulan terakhir, bulan mei 2012 sebesar Rp. 93,630 juta ,bulan juni
sebesar Rp. 96, 565 juta, bulan juli sebesar 97,779 juta , bulan agustus
sebesar Rp. 99,278 juta, dan september sebesar Rp. 102,951. Berdasarkan
uraian tersebut dapat terlihat bahwa terjadi peningkatan jumlah dana
pihak ketiga (DPK). Hal tersebut sangat diperlukan sehingga tetap
dikenal oleh masyarakat luas. Untuk mendukung tujuan tersebut maka
diperlukan beberapa faktor yang mendukung dalam meningkatkan dana
pihak ketiga (DPK) Bank Syariah Indonesia.
Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu jumlah kantor
Bank Syariah Indonesia,tingkat bagi hasil, dan tingkat pendapatan inflasi.
Maka judul penelitian ini adalah "ANALISIS BEBERAPA VARIABEL
YANG BERPENGARUH TERHADAP PENGHIMPUNAN DANA
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4
PIHAK KETIGA BANK SYARIAH INDONESIA PERIODE JANUARI
2011 - SEPTEMBER 2012 ".
1.2.
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan masalah
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai masalah yang penting , yaitu:
1.
Apakah ada pengaruh secara parsial dari jumlah kantor bank
syariah, tingkat bagi hasil, tingkat inflasi, terhadap penghimpunan
dana pihak ketiga Bank Syariah Indonesia Periode januari 2011September 2012 ?
2.
Apakah ada pengaruh secara simultan dari jumlah kantor bank
syariah, tingkat bagi hasil, tingkat inflasi, terhadap penghimpunan
dana pihak ketiga Bank Syariah Indonesia Periode januari 2011September 2012 ?
1.3.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah di
kemukakan sebelumnya, maka perlu diketahui tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1.
Untuk mengetahui pengaruh secara parsial dari jumlah kantor bank
syariah, tingkat bagi hasil, tingkat inflasi terhadap penghimpunan
dana pihak ketiga pada Bank Syariah Indonesia Periode januari
2011 – September 2012.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
5
2.
Untuk mengetahui pengaruh secara simultan dari jumlah kantor
bank syariah, tingkat bagi hasil, tingkat inflasi, terhadap
penghimpunan dana pihak ketiga pada Bank Syariah Indonesia
Periode januari 2011 – September 2012.
1.4.
Manfaat Penelitian
Melalui penelitian ini, maka hasilnya diharapkan dapat diambil
manfaat sebagai berikut:
1.
Dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan dalam bidang
pekonomi khususnya ilmu ekonomi Islam dalam hal faktor - faktor
yang mempengaruhi penghimpunan dana pihak ketiga.
2.
Menjadikan
perbankan
syariah
sebagai
lembaga
yang
menjembatani masyarakat agar membentuk hubungan erat antara
nasabah dengan bank.
3.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kebijakan baru yang
lebih bermanfaat dan mempuyai dampak positif sehingga bank
syariah tetap bertahan dan lebih dikenal oleh masyarakat luas.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA
2.1.
Hasil - Hasil Penelitian Terdahulu
Beberapa sumber penelitian terdahulu yang pernah dipakai pihak
lain dan sebagai bahan masukan serta bahan pengkajian dalam penelitian
ini antara lain :
1. Lailatul (2008) dalam skripsinya yang berjudul "Analisis beberapa
faktor yang mempengaruhi penghimpunan dana masyarakat pada bank
syariah di Indonesia". Variabel independent dalam penelitian ini adalah
penghimpunan dana bank syariah (Y),Variabel dependentnya yang
digunakan adalah Nisbah Bagi Hasil (X1), jumlah kantor bank(X2),
pendapatan perkapita(X3), dan inflasi (X4). Menyatakan bahwa hasil
analisis penggunaan Uji F menunjukkan secara keseluruhan berpengaruh
nyata terhadap tingkat pendapatan (Y) dengan F hitung (736,254) > F
tabel (5,19). Hasil analisis penggunaan Uji t menunjukkan secara
individu antara variabel nisbah bagi hasil berpengaruh secara positif
terhadap penghimpunan dana pihak ketiga (Y) dengan t hitung (2,909) >
t tabel (2,571). Variabel jumlah kantor bank positif terhadap
penghimpunan dana bank syariah (Y) dengan t hitung (11,593) > t tabel
(2,571). Variabel pendapatan perkapita berpengaruh positif terhadap
penghimpunan dana bank syariah (Y) dengan t hitung (1,748). Variabel
6
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
7
inflasi berpengaruh poitif terhadap penghimpunan dana bank syriah (Y)
dengan t hitung (3,183).
2. Faradilla (2008) dalam skripsinya yang berjudul " Analisis faktor-faktor
yang berpengaruh terhadap penghimpunan tabungan mudharabah pada
bank syariah di Indonesia”. Variabel independent dalam penelitian ini
adalah penghimpunan dana bank syariah (Y),Variabel dependentnya
yang digunakan adalah Nisbah Bagi Hasil (X1), jumlah penduduk (X2),
pendapatan perkapita (X3), dan jumlah kantor bank (X4). Menyatakan
bahwa hasil analisis penggunaan Uji F menunjukkan bahwa secara
simultan Nisbah Bagi Hasil (X1), jumlah penduduk (X2), Tenaga Kerja
secara keseluruhan berpengaruh nyata terhadap penghimpunan dana (Y)
dengan F hitung (116,280) > F tabel (3,48). Hasil analisis penggunaan
Uji t menunjukkan secara individu antara variabel nisbah bagi hasil
berpengaruh secara positif terhadap penghimpunan dana bank syariah(Y)
dengan t hitung (2,944) > t tabel (2,228). Variabel jumlah kantor bank
positif terhadap penghimpunan dana bank syariah (Y) dengan t hitung
(2,682) > t tabel (2,228). Variabel pendapatan perkapita berpengaruh
positif terhadap penghimpunan dana bank syariah (Y) dengan t hitung
(0,0004). Variabel inflasi berpengaruh poitif terhadap (Y) dengan t
hitung (4,425)
3. Kartika (2005) dalam skripsinya yang berjudul "Beberapa faktor yang
mempengaruhi tabungan masyarakat pada bank umum di surabaya".
Variabel independent dalam penelitian ini adalah tabungan masyarakat
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
8
(Y),Variabel dependentnya yang digunakan adalah pendapatan perkapita
(X1), tingkat suku bunga(X2), inflasi (X3), dan jumlah kantor bank (X4).
Menyatakan bahwa hasil analisis penggunaan Uji F menunjukkan bahwa
secara simultan secara keseluruhan berpengaruh nyata terhadap tabungan
masyarakat (Y) dengan F hitung (58,492) > F tabel (3,59). Hasil analisis
penggunaan Uji t menunjukkan secara nyata dan
positif terhadap
tabungan masyarakat (Y) dengan t hitung (7,444) > t tabel (2,201).
Variabel tingkat suku bunga terhadap tabungan masyarakat (Y) dengan t
hitung (-0,433) < t tabel (2,201) menunjukan secara nyata negatif .
Variabel inflasi berpengaruh nyata negatif terhadap tabungan masyarakat
(Y) dengan t hitung (-0,736)
4. Azhary Husni (2009) , dengan Jurnal yang berjudul” Faktor- faktor
Yang Mempengaruhi Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Pada Perbankan
Syariah Indonesia Periode Januari 2006 – Desember 2007“. Dengan
variabel dependent (Y) Dana Pihak ketiga, (X1) Sertifikat Wadiah Bank
Indonesia SWBI,(X2) = Bagi Hasil . Kesimpulan penelitian Sertifikat
Wadiah Bank Indonesia dan Bagi Hasil mempengaruhi Dana Pihak
Ketiga sebesar 28,7% dan sisanya dipengaruhi oleh variabel selain
Sertifikat Wadiah Bank Indonesia dan Bagi Hasil sebesar 71,3% .
5. Yulianti (2004), dengan Jurnal yang berjudul “Faktor-Faktor yang
mempengaruhi Dana Pihak Ketiga Bank Syariah Tahun 2006 – 2008”.
Dengan variabel dependent (Y) Dana Pihak Ketiga, Inflasi (X1), Bagi
hasil (X2), Pendapatan Nasional (X3), ROI (X4). Menyatakan bahwa
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
9
koefisien bagi hasil 0,806 dengan tingkat signifikan 0,000 < 0,05 artinya
bagi hasil berpengaruh positif dn signifikan terhadap DPK Bank Syariah.
Inflasi 0,109 dengan tigkat signifikan 0,540 > 0,05 artinya tidak
berpengarh dan tidak signifikan terhadap DPK. PDB 0,523 dengan
tingkat signifikan 0,663 > 0,05 yang artinya tidak berpengaru terhadap
DPK. ROI sebesar -0,293 dengan tingkat signifikan 0,01< 0,05 artinya
ROI berpengaruh negatif dan signifikan terhadap DPK.
Dalam penelitian ini terdapat persamaan dan perbedaan dengan
penelitian terdahulu. Ada Persamaan yang terdapat pada variabel
independennya (Y) dimana beberapa penelitian terdahulu ada yang
memakai penghimpunan dana Bank Syariah namun didalam penelitian
ini lebih pada Dana Pihak Ketiga Bank Syariah. Dan perbedaanya
terletak pada variabel - variabel yang berpengaruh , waktu pengambilan
penelitian pada tahun 2006 - 2008 dan memakai data tahunan dan ada
yang bulanan ,namun dalam penelitian ini memakai data bulanan , yakni
pada bulan januari 2011 – September 2012.
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Pengertian Bank
Lembaga perbankan merupakan inti dari suatu sistem keuangan
dalam mengatur perekonomian suatu negara. Bank merupakan salah satu
tempat untuk melakukan berbagai transaksi yang berhubungan dengan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
10
keuangan. Beberapa pengertian bank menurut Undang - Undang
Republik Indonesia dan Presiden Republik Indonesia diantaranya :
1.
Pengertian Bank menurut Undang -Undang No 14 Tahun 1967
tentang pokok-pokok perbankan, Bank adalah suatu lembaga
keuangan yang usaha pokoknya adalah memberikan kredit dan jasa
dalam lalu lintas pembayaran dan perdaran uang.
2.
Menurut Undang - Undang No. 7 Tahun 1992 pasal 1 butir 1
tentang perbankan, Bank adalah salah satu
badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam rangka meningkatkan
taraf hidup rakyat Indonesia.
3. Menurut Undang - Undang No 10 tahun 1998 pasal 1 butir 2 tetang
perbankan, menjelaskan bahwa bank dalam menjalankan usahanya
menjadi dua golongan yaitu Bank Umum dan Bank Perkreditan
Rakyat untuk mensejahterakan masyarakat.
4. Menurut Undang - Undang No 21 Tahun 2008 pasal 1 butir 2
tentang perbankan syariah bahwa badan usaha yang menghimpun
dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan
dalam bentuk lainya sesuai dengan syariah untuk meningkatkan
taraf hidup masyarakat.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
11
Berikut ini beberapa definisi bank dari beberapa sumber antara lain:
1.
Bank Umum adalah suatu lembaga keuangan yang kegiatan
usahanya untuk memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran atas
dasar prinsip bank secara konvensional atau bank berdasarkan
prinsip syariah. (Kasmir,2002:3)
2.
Bank adalah lembaga keuangan sebagai pelengkap fasilitas yang
menyediaan jasa-jasa bank kepada nasabah, karena semakin
lengkap jasa-jasa bank maka akan semakin baik dalam melayani
para nasabah. Pemberian jasa bank tersebut ditentukan oleh
pemodalan bank serta kesiapan bank dalam menyediakan SDMM
yang handal dan didukung oleh penyediaan teknologi yang lebih
maju. (Chatamarrasjid,2005;81)
Definisi bank yang telah diuraikan diatas memberikan pengertian
bahwa bank dalam melakukan usahanya, terutama menghimpun dana
dalam bentuk simpanan yang merupakan sebagai sumber dana, maka
kegiatan operasionalnya harus benar-benar sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
Bank
tidak
semata-mata
bertujuan
untuk
memperoleh
keuntungan yang sebesar-besarnya melaikan harus diarahkan pada
peningkatan taraf hidup masyarakat sebagai suatu perjanjian setiap bank
dalam menjalankan usahanya di Indonesia.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
12
2.2.2.
Bank Umum Syariah
2.2.2.1. Definisi dan Landasan Hukum Bank Syariah
Bank syariah di Indonesia mendapat pijakan yang kokoh setelah
adanya deregulasi pada sektor perbankan pada tahun 1983 karena sejak
saat itu diberikan keleluasaan penentuan untuk tingkat suku bunga,
termasuk nol persen. Kesempatan tersebut belum dapat dimanfaatkan
karena tidak diperkenankannya melakukan pembukaan kantor-kantor
baru, sampai saat pemerintah mengeluarkan Pakto 1988 yang
diperolehkan membuka bank-bank baru.
Posisi semakin pasti setelah disahkan Undang-Undang Perbankan
No. 7 Tahun 1992 yang kemudian mengalami perubahan atas UndangUndang No.10 Tahun 1998 tentang perbankan pasal 1 butir 3
menetapkan bahwa salah satu bentuk usaha bank adalah menyediakan
pembiayaan dan melakukan kegiatan lain yang berdasarkan sistem bagi
hasil atau prinsip syariah dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh
Bank Indonesia. Bank-Bank konvensional berdampingan dengan bankbank syariah bersama-sama untuk melayani masyarakat.
Pengertian
bank
syariah
menurut
Sudarsono
(2004:27),
menjelaskan bahwa salah satu lembaga keuangan yang usaha pokoknya
untuk memberikan kredit dan jasa-jasa lainya dalam lalu lintas
pembayaran serta peredam uang yang beroperasinya sesuai dengan
prinsip syariah.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
13
Sedangkan menurut Muhammad (2004:13) menjelaskan bahwa
Bank Islam atau Bank Syariah adalah bank yang operasionalnya tidak
mengandalkan pada bunga. Bank Islam atau yang sering disebut bank
tanpa bunga, adalah perbankan yang operasionalnya dan produknya
dikembangkan berdasarkan pada Al-Quran dan Hadist Nabi SAW. Bank
Islam tersebut mempunyai tugas pokok untuk memberikan pembiayaan
dan jasa-jasa lainya dalam lalu lintas pembayaran seta peredaraan uang
yang mengoperasikanya sesuai dengan prinsip syariah islam. Didalam
Undang- Undang No.10 tahun 1998 bank yang melakukan kegiatan
usahanya berdasarkan prinsip syariah di Indonesia dibagi menjadi tiga
jenis bank yaitu Bank Umum Syariah , Bank Perkreditan Rakyat Syariah,
dan Bank Umum dengan kantor cabang khusus syariah.
Dari beberapa definisi yang berbeda tentang bank telah dijelaskan
di atas, maka dapat disimpulkan bahwa bank syariah merupakan lembaga
keuangan yang dikelolah oleh perbankan berdasarkan prinsip, nilai dan
konsep syariah islam yang sangat bebeda dengan prinsip bank
konvensional. Beberapa yang berbeda dalam prinsip bank syariah dan
bank konvensional dalam sistem bunga, sedangkan sistem bagi hasil
dalam menjalankan kegiatan usaha dan mengandalkan pembebasaan dari
unsur riba sehingga tidak bertentangan dengan syariah islam.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
14
2.2.2.2. Fungsi dan Tujuan Bank Syariah
Keberadaan perbankan Islam di tanah air telah mendapat pijakan
kokoh terhadap adaanya Undang-Undang No. 10 Tahun 1998, yang tegas
mengakui keberadaan dan tujuan maupun fungsi dari bank syariah di
Indonesia,
sehingga bank syariah ini akan beroperasi sesuai dengan
sistem bagi hasil. Sistem bagi hasil adalah prinsip muamalah yang
berdasarkan syariah dalam melaksanakan kegiatan usaha suatu bank
syariah.
Fungsi dan peranan bank syariah menurut (lestari, 2006:34) adalah ;
1.
Manajer Investasi, bank syariah dapat mengelola investasi dana
nasabah
2.
Investor bank syariah, bank syariah dapat menginvestasikan dana yang
dimiliki maupun dana nasabah yang dipercayakan kepadanya.
3.
Penyediaan jasa keuangan dan lalu lintas pembayaran, bank syariah
dapat melakukan kegiatan jasa layanan perbankan sebagaimana
lazimnya.
4.
Pelaksanaan kegiatan sosial sebagai ciri yang melekat pada entitas
keuangan syariah , bank islam juga memiliki kewajiban untuk
mengeluarkan dan mengelola (menghimpun, mengadministrasikan
dan mendistribusikan ) zakat serta dana dana lainya.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
15
2.2.2.3. Falsafah Operasional Bank Syariah
Setiap lembaga keuangan Syariah mempunyai falsafah mencari
keridhoan Allah untuk memperoleh kebajikan di dunia dan akhirat. Oleh
karena
itu,
setiap
kegiatan
lembaga
keuangan
dikhawatirkan
menyimpang dari tuntunan agama, harus dihindari:
1.
Menjauhkan diri dari unsur riba, caranya :
a.
Menghindari penggunaan sistem yang menetapkan dimuka secara
pasti keberhasilan suatu usaha (QS.Luqman,ayat : 34)
b.
Menghindari penggunaan sistem prosentasi untuk pembebanan
biaya terhadap hutang atau pemberian imbalan terhadap simpanan
yang mengandung unsur melipat gandakan secara otomatis
hutang/simpanan tersebut hanya karena berjalannya waktu (QS. Ali
Imran,130)
c.
Menghindari penggunaan sistem perdagangan/penyewaan barang
ribawi dengan imbalan barang barang ribawi lainya dengan
memperoleh kelebihan baik kuantitas maupun kualitas
(HR.Muslim Bab Riba No. 1551 s/d 1567)
d.
Menghindari penggunaan sistem yang menetapkan dimuka
tambahan atas hutang yang bukan atas prakara yang mempunyai
hutang secara sukarela ( HR. Muslim, Bab Riba No. 1569 s/d
1572).
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
16
2.
Menerapkan sistem bagi hasil dan perdagangan.
Dengan mengacu pada Al-Qur'an surat Al- Baqarah ayat 275 dan
An-Nisa ayat 29, maka setiap transaksi kelembagaan syari'ah harus
dilandaskan oleh adanya pertukaran mata uang dengan barang. Akibatnya
pada kegiatan muamalah berlaku prinsip ada barang/jasa uang dengan
barang,sehingga
akan mendorong produksi barag/jasa, mendorong
kelancaran arus barang/jasa, apat dihindari adanya penyalahgunaan
kredit,spekulasi, dan inflansi,
2.2.2.4. Produk Bank Syariah
Dalam rangka melayani masyarakat, terutama masyarakat Muslim,
bank syariah menyediakan berbagai macam produk perbankan. ProdukProduk yang ditawarkan sudah tentu sangat islami, termasuk dalam
memberikan pelayanan kepada nasabahnya. Berikut ini jenis-jenis
produk bank syariah yang ditawarkan adalahsebagaiberikut :
1.
Al-Wadi'ah ( Simpanan )
Al- wadi'ah atau dikenal dengan nama titipan atau simpanan.
Prinsip al-wadi'ah merupakan titipan murni dari satu pihak ke pihak lain,
baik perorangan maupun badan hukum yang harus dijaga dan
dikembalikan kapan saja bila si penitip menghendaki. Penerimaan
simpanan disebut yad al-amanah
yang artinya tangan amanah. Si
penyimpan tidak bertanggung jawab atas segala kehilangan dan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
17
kerusakan yang terjadi pada titipan selama hal itu bukan akibat dari
kelalaian atau kecerobohan yang bersangkutan dalam memelihara barang
titipan.
Akan tetapi, dewasa ini agar uang yang dititipan tidak
menganggur begitu saja, oleh si penyimpan uang titipan tersebut ( bank
syariah) digunakan untuk kegiatan perekonomian. Penggunaan uang
titipan harus terlebih dulu memita ijin kepada si pemilik uang dan dengan
catatan si pengguna uang menjamin akan mengembalikan uang tersebut
secara utuh. Dengan demikian prinsip yad al-amanah (tangan amanah)
menjadi yad adh-dhamanah (tangan penanggung) mengacu pada prinsip
yad adh-dhamanah bank sebagai penerima dana dapat memanfaatkan
dana titipan seperti simpanan giro dan tabungan, dan deposito berjangka
untuk dimanfaatkan bagi kepentingan masyarakat dan kepentingan
negara. Yang terpenting dalam hal ini si penyimpan bertanggung jawab
atas segala kehilangan dan kerusakan yang menimpa uang tersebut.
2.
Pembiayaan dengan bagi hasil
Dalam bank konvensional untuk penyaluran dananya kita mengenal
istilah kredit atau pinjaman. Sedangkan dalam bank syariah untuk
penyaluran dananya kita kenal dengan istilah penbiayaan. Jika dalam
bank konvensional keuntungan bank diperoleh dari bunga yang
dibebankan,maka dalam bank syariah tidak ada istilah bunga,akan tetapi
bank syariah menerapkan sistem bagi hasil. Prinsip bagi hasil dalam bank
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
18
syariah yang diterapkan dala pembiayaan dapat dilakukan dalam empat
akad utama, yaitu :
- al-musyarakah
- al-mudharabah
- al-muzara'ah
- al-musaqah
Untuk lebih jelasnya keempat macam prinsip utama bagi hasil
dalam bank syariah diatas akan diuraikan sebagai berikut
a.
Al-Musyarakah
Al-Musyarakah adalah akad kerja sama antara dua pihak atau
lebih untuk melakukan usaha tertentu. Masing-masing pihak memberikan
dana atau amal dengan kesepakatan bahwa keuntungan atau risiko akan
ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.
Al-Musyarakah dalam praktik perbankan diaplikasikan dalam
hal pembiayaan proyek. Dalam hal ini nasabah yang dibiayai dengan
bank sama-sama menyediakan dana untuk melaksanakan proyek tersebut.
Keuntungan dari proyek dibagi sesuai dengan kesepakatan untuk bank
setelah terlebih dulu mengembalikan dana yang dipakai nasabah. AlMusyarakah dapat pula dilakuan untuk kegiatan investasi seperti pada
lembaga keuangan modal ventura.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
19
b.
Al-Mudharabah
Pengertian Al-Mudharabah adalah akad kerja sama antara dua
pihak, di mana pihak pertama menyediakan seluruh modal dan pihak lain
menjadi pengelola.Keuntungan
dibagi
menurut
kesepakatan
yang
dituangkan dalam kontrak.Apabila rugi, maka akan ditanggung pemilik
modal selama kerugian itu bukan akibat dari kelalaian si pengelola.
Dalam pratiknya mudharabah terbagi dalam dua jenis,
mudharabah muthlaqah dan mudharabah
yaitu
muqayyadah.Pengertian
mudharabah muthlaqah merupakan kerja sama antara pihak pertama dan
pihak lain yang cakupannya lebih luas.Maksudnya tidak dibatasi oleh
waktu, spesifikasi usaha dan daerah bisnis. Sedangkan mudharabah
muqayyadah merupakan kebalikan dari mudharabah muthlaqah di mana
pihak lain dibatasi oleh waktu spesifikasi usaha dan pemilik daerah
bisnis.
c.
Al-Muzara'ah
Pengertian al-muzara'ah adalah kerja sama pengelolahan pertanian
antara pemilik lahan dengan penggarap.Pemilik lahan menyediakan lahan
kepada pengarap untuk ditanami produk pertanian dengan imbalan
bagian tertentu dari hasil panen.Dalam dunia perbankan kasus ini
diaplikasikan untuk pembiayaan bidang plantation atas dasar bagi hasil
panen.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
20
Dapat
menyediakan
disimpulkan
bahwa
pemilik
lahan
dalam
hal
ini
lahan, benih, dan pupuk. Sedangkan penggarap
menyediakan keahlian, tenaga dan waktu. Keuntungan diperoleh dari
hasil panen dengan imbalan yang telah disepakati.
d.
Al-Musaqah
Pengertian al-musaqah merupakan bagian dari al-muza'arah yaitu
penggarap hanya bertanggung jawab atas penyiraman dan pemeliharaan
dengan menggunakan dana dan peralatan mereka sendiri. Imbalan tetap
diperoleh dari persentase hasil panen pertanian. Jadi tetap dalam konteks
adalah kerja sama pengelolahan pertanian antara pemilik lahan dengan
penggarap.
3.
Bai'al-Murabahah
Pengertian bai'al-murabah merupakan kegiatan jual beli pada
harga pokok dengan tambahan keuntungan yang disepakati. Dalam hal
ini penjual harus terlebih dulu memberitahukan harga pokok yang ia beli
ditambah keuntungan yang diinginkannya. Dalam dunia perbankan
kegiatan bai'al murabah pada pembiayaan produk barang-barang
investasi baik dalam negeri maupun luar negeri seperti letter of credit
atau lebih dikenal dengan nama L/C.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
21
4.
Bai'as-Salam
Bai'as-salam
artinya
pebelian
barang
yang
diserahkan
dikemudian hari, sedangkan pembayaran dilakukan di muka. Prinsip
yang harus dianut adalah harus diketahui terlebih dahulu jenis,kualitas,
dan jumlah barang dan hukum awal pembayaran harus dalam bentuk
uang
5.
Bai'Al-Istishna'
Bai'Al-Istishna'
merupakan
bentuk
khusus
dari
akad
bai'assalam, oleh karena itu ketentuan dalam bai' al-istisha' mengikuti
ketentuan dan aturan bai' as-salam. Pengertian bai'al-istisha adalah
kontrak penjualan antara pembeli dengan produsen (pembuat barang).
Kedua belah pihak harus s aling menyetujui atau sepakat lebih dahulu
tentang harga dan sistem pembayaran. Kesempatan harga dapat
dilakukan dengan tawar-menawar
dan sistem pembayaran dapat
dilakukan dimuka atau secara angsuran per bulan atau di belakang.
6.
Al-Ijarah (Leasing)
Pengertian al-ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas
barang dan jasa, melalui pembayaran upaya sewa, tanpa diikuti dengan
pemindahan kepemilikan atas barang itu sendiri. Dalam praktiknya
kegiatan ini dilakukan oleh perusahaan leasing, baik untuk kegiatan
operating lease maupun financial lease
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
22
7.
Al- Wakalah (Amanat)
Wakalah atau wakilah artinya menyerahkan atau pendelegasian
atau pemberian mandat dari satu pihak kepada pihak lain. Mandat ini
harus dilakukan sesuai dengan yang telah disepakati oleh si pemberi
mandat.
8.
Al- Kalafah (Garansi)
Al-kalafah merupakan jaminan yang diberikan penanggung kepada
pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang
ditanggung. Dapat pula diartikan sebagai pengalihan tanggung jawab dari
satu pihak ke pihak yang lai. Dalam dunia perbankan dapat dilakukan
dalam hal pembayaran dengan jaminan seseorang.
9.
Al-Hawalah
Al-hawalah merupakan pengalihan utang dari orang yang
berutang kepada orang lain yang wajib menanggungnya. Atau dengan
kata lain pemindahan beban hutang dari satu pihak kepihak yang lain.
Dalam dunia keuangan atau perbankan dikenal dengan kegiatan anjak
piutang atau factory.
10.
Ar-Rahn
Ar-rahn merupakan kegiatan menahan salah satu harta milik si
peminjam sebagai jembatan atas pinjaman yang diterimanya. Kegiatan
sepeti ini dilakukan seperti jaminan utang atau gadai.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
23
2.2.3. Riba
Bila ditinjau dari segi figh, menurut Qardhawi (2001) bunga bank
sama dengan riba yang hukumnya jelas-jelas haram. Suatu sistem
ekonomi Islam harus bebas dari bunga (riba). Hanya sistem ekonomi
Islam kapitalis dijumpai bahwa bermanfaat keuntungan teknik yang
dicapai oleh ilmu pengetahuan hanya bisa dinikmati oleh segelintir orang
saja.
Diantara semua ajaran Islam yang terpenting adalah untuk
mewujudkan keadilan dan meniadakan pemanfatan ataupun eksploitasi
dalam transaksi bisnis yang diperbolehkan atas sumber daya yang ada
yang digunakan untuk melakukan perbaikan secara tidak adil.
2.2.3.1. Pengertian Riba
Riba merupakan tambahan yang diambil atas adanya suatu utang
piutang antara dua pihak atau lebih yang telah diperjanjikan sejak awal
dimulainya perjanjian. Menurut bahasa, riba adalah ziyadah, yaitu
tambahan yang diminta atas uang pokok. Setiap tambahan yang diambil
dari transaksi utang piutang bertentangan dengan prinsip Islam.
Menurut Ibnu Hajar Askalani , riba adalah kelebihan baik itu
berupa kelebihan dalam bentuk barang maupun uang, seperti dua rupiah
sebagai penukar dengan satu rupiah.Unsur riba terdapat dalam utang
yang diberikan dengan perjanjian bahwa akan membayar utangnya
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
24
ditambah dengan jumlah tertentu. Pihak pemberi pinjman dan peminjam
telah mensyaratkan adanya tambahan yang harus dibayar oleh
peminjam.(Ismail,2011;11)
Riba adalah kelebihan pembayaran yang dibebankan terhadap
pinjaman pokok sebagai imbalan terkait jangka waktu pengembalian atas
pinjaman itu. Peminjam akan membayar sejumlah lebih tinggi dari
pinjaman yang telah diterima, karena adanya perbedaan waktu pada saat
pinjaman yang diberikan dan waktu pada saat pinjaman dibayar.
Perbedaan waktu akan berbeda dengan perbedaan jumlah yang
dikembalikan.
2.2.3.2. J enis Riba dan Hukumnya
Riba dilihat dari asal transaksinya dapat dikelompokan menjadi dua
jenis yait riba yang berasal dari utang piutang dan jual beli.
2.2.3.2.1 Riba dari Utang Piutang
Riba ini terjadi disebabkan adanya traksaksi utang piutang antara
dua pihak. Riba berasal utang piutng dibagi menjadi dua yaitu riba qardh
dan riba jahiliyah.
1. Riba Qardh
Adalah suatu tambahan atau kelebihan yang telah diisyaratkan dalam
perjanjian pihak pemberi pinjaman dan peminjam. Dalam perjanjian
disebutkan bahwa pihak pemberi pinjaman adanya tambahan sejumlah
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
25
tertentu kepada pihak peminjam pada saat peminjam menggembalikan
pinjaman.
2. Riba Jahiliyah
Riba jahiliyah merupakan riba yang timbul karena adanya keterlambatan
pembayaran dari si peminjam sesui dengan waktu pengembalian yang
telah diperjanjikan. Peminjm akan membayar dengan jumlah tertentu
yang jumlahnya melebihi jumlah uang yang telah dipinjamnya apabila
peminjam tidak mampu membayar pinjamannya sesuai dengan jangka
waktu yang telah diperjanjikan. Kelebihan atas pokok pinjaman ini
ditulis dalam perjanjian , sehingga mengikat pad pihak pinjaman.
2.2.3.2.2. Riba dari Transaksi J ual Beli
Riba, bisa juga disebabkan dari transaksi pertukaran barang atau
jual beli. Riba berasal dari transaksi jual beli dibagi menjadi dua jenis
yaitu riba fadhl dan nasiah.
1. Riba fadhl
Adalah tambahan yang diberikan atas pertukaran barang yang sejenis
dengan kadar atau takaran yang berbeda. Barang yang menjadi objek
pertukaran ialah termasuk dalam jenis ribawi. Dua pihak melakukan
transaksi pertukaran barang yang sejenis, namun satu pihak akan
memberikan barang ini dengan jumlah, kadar, atau takaran yang lebih
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
26
tinggi. Maka, kelebihan atas kadar atau takaran barang ribawi yang
dipertukarkan merupakan riba.
2. Riba Nasiah
Merupakan pertukaran antara jenis barang ribawi yang satu dengan yang
lainnya. Pihak satu akan mendapatkan barang yang jumlahnya lebih
besar disebabkan adanya perbedaan waktu dalam penyerahan brang
tersebut. Penerimaan barang akan mengembalikan dengan kuantitas yang
lebih tinggi karena penerima barang akan mengembalikan barang
tersebut dalam waktu yang akan datang.
2.2.3.3. Larangan Riba dalam Al-Qur'an
Dalam al-Qur'an, perintah dan turunnya wahyun tentang riba,terdiri
dari beberapa kali. Pertama penekananya pada kenyataan bahwa bunga
tidak dapat meningkatkan kesejahteraan baik kesejahteraan terhadap
individu maupun ksejahteraan secara nasional. Akan tetapi bunga akan
menurunkan kesejahtearaan ekonomi masyarakat.
Surat ar-Ruum ayat 39, artinya :
Dan sesuatu Riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia
bertambah pada harta manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi
Allah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan
untuk
mencapai keridhaan Allah maka (yang berbuat demikian) itulah
orang - orang yang melipat gandakan (pahalanya) .
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
27
Kedua, wahyu Allah SWT dalam al-Qur'an surat Ali Imran ayat
130, memberikan peringatan agar orang islam tidak memungut riba, jika
mereka benar-benar ingin berhasil dalam hidupnya . Perintah kepada
orang yang beriman agar tidak memakan riba dan supaya bertakwa
kepada Allah SWT.
Surat Ali Imran 130, artinya :
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba
dengan berlipat ganda, dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya
kamu mendapatkan keburuntungan.
Ketiga, penekanannya pada perbedaan antara transaksi jual beli dan
riba. Dalam tahapan ini, ditunjukan bahwa rib akan menghancurkan
kesejahteraan suatu bangsa. Dalam firman Allah SWT jelas yang isinya
memerintahkan agar umat islam yang beriman menjauhkan diri dari
praktik riba atau yang
sejenisnya, karena praktik riba dapat
mengakibatkan kesengsaraan baik didunia maupun diakhirat. Dalam
surat Al-Baqarah ayat 275 dan 276 larangan riba sangat jelas :
Surat al-Baqarah 275 dan 276 , artinya :
Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri
melainkan sepertinya berdirinya orang yang kemasukan setan lantaran
tertekan (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu
adalah disebabkan mereka berkata (berpendapatan),sesungguhnya jual
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
28
beli sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba. Orang-orang yng telah sampai kepadanya larangan
dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya
apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum d
PENGHIMPUNAN DANA PIHAK KETIGA BANK SYARIAH
INDONESIA PERIODE J ANUARI 2011 - SEPTEMBER 2012
SKRIPSI
Diajukan Oleh :
Elok Yitra J ayanti
0911010018/ FE/ IE
Kepada
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2013
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
SKRIPSI
ANALISIS BEBERAPA VARIABEL YANG BERPENGARUH TERHADAP
PENGHIMPUNAN DANA PIHAK KETIGA BANK SYARIAH
INDONESIA PERIODE J ANUARI 2011 - SEPTEMBER 2012
Disusun Oleh :
ELOK YITRA J AYANTI
0911010018 / FE / IE
Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi
J urusan Ekonomi Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur
Pada tanggal : 28 Februari 2013
Pembimbing :
Pembimbing Utama
Tim Penguji :
Ketua
Ir. Hamidah Hendrarini. MSI
Dra.Ec.Niniek Imaningsih,MP
Sekretaris
Ir. Hamidah Hendrarini. MSI
Anggota
Dr s. Ec. Suwarno. ME
Mengetahui ,
Dekan Fakultas Ekonomi
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran”
J awa Timur
Dr. Dhani Ichsanudin Nur, MM
NIP. 030 202 389
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Dengan segala kerendahan hati, penulis memanjatkan puji syukur ke hadirat
Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan mengambil judul:
“ANALISI BEBERAPA VARIABEL YANG BERPENGARUH TERHADAP
PENGHIMPUNAN DANA PIHAK KETIGA BANK SYARIAH INDINESIA
PERIODE J ANUARI 2011 - SEPTEMBER 2012”.
Penyusunan skripsi ini dilakukan dengan maksud untuk melengkapi
persyaratan yang harus dipenuhi untuk mendapatkan gelar sarjana ekonomi pada
jurusan Ekonomi Pembangunan Universitas Pembangunan Nasional “Vetran” jawa
Timur.
Terwujudnya skripsi ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan serta pengarahan
dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis dengan kerendahan hati yang
tulus ikhlas mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada yang terhormat:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur, yang telah memberikan
banyak bantuan berupa sarana fasilitas dan perijinan guna pelaksanaan skripsi
ini.
i
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, SE, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran” Jawa Timur.
3. Ibu Dra. Ec. Niniek Imaningsih,MP, selaku Ketua Program Studi Ekonomi
Pembangunan Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran” Jawa Timur.
4. Bapak Drs. Ec. M. TAUFIQ, MM selaku dosen wali yang mana telah
memberikan ilmu yang bermanfaat kepada penulis.
5. Ibu IR. Hamidah Hendrarini, MSI selaku dosen pembimbing yang mana
ikhlas telah memberikan waktu dan pemikiran selama berlangsungnya masa
bimbingan tugas akhir ini.
6. Bapak-bapak dan ibu-ibu dosen serta staf karyawan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur yang telah dengan
ikhlas memberikan banyak ilmu pengetahuannya selama masa perkuliahan
dan pelayanan akademik bagi peneliti.
7. Terucap khusus hormatku kepada kedua orangtuaku yang senantiasa
memberikan do’a restu dan dorongan baik moril maupun materiil yang tak
terhingga.
8. Terimakasih kepada para teman-teman saya angkatan 2009 khususnya yang
telah memberi suport dan dukungan kepada saya yang telah mengerjakan
skripsi hingga selesai.
ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, namun
demikian skripsi ini diusahakan sesuai dengan kemampuan penulis. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca dan semoga skripsi ini
memberikan manfaat bagi yang membutuhkan serta bagi pembaca untukpenelitian
selanjutnya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Surabaya, Februari 2013
Penulis
iii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ...................................................................................................
i
Daftar Isi ..............................................................................................................
iv
Daftar Gambar ...................................................................................................
ix
Daftar Tabel ........................................................................................................
x
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .....................................................................
1
1.2. Perumusan Masalah..............................................................
3
1.3. Tujuan Penelitian ..................................................................
4
1.4. Manfaat Penelitian ................................................................
5
TINJ AUAN PUSTAKA
2.1. Hasil - Hasil Penelitian terdahulu .......................................
6
2.2. Landasan Teori .....................................................................
9
2.2.1. Pengertian Bank.................................................................
9
2.2.2. Bank Umum Syariah .........................................................
12
iv
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.2.2.1. Definisi dan Landasan Hukum Bank syariah ...............
12
2.2.2.2. Fungsi dan Tujuan Bank Syaria ...................................
14
2.2.2.3. Falsafah Operasional Bank Syariah ..............................
15
2.2.2.4. Sumber Dana Bank Syariah ..........................................
16
2.2.2.5. Produk Bank Syariah .....................................................
16
2.2.3. Riba. ..................................................................................
23
2.2.4.1. Pengertian Riba .............................................................
23
2.2.4.2. Jenis Riba dan Hukumnya ............................................
24
2.2.4.2.1 Riba dari utang piutang ................................................
24
2.2.4.2.2 Riba dari Traksaksi jual beli ........................................
25
2.2.4.3. Larangan Riba dalam Al-Qur'an ...................................
26
2.2.4.4. Larangan Riba dalam Al-Hadist ....................................
29
2.2.5. Jumlah Kantor Bank Syari’ah...........................................
29
2.2.6. Hubungan Jumlah Kantor Bank Syariah dengan
Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Bank Syariah .........
30
2.2.7. Inflasi..................................................................................
31
v
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.2.7.1 Pengertian Inflasi.............................................................
31
2.2.7.2. Pembagian Inflasi ...........................................................
32
2.2.7.3. Penyebab Inflasi ............................................................
34
2.2.7.4 Dampak Inflasi Bagi Perekonomian ..............................
34
2.2.7.5 Hubungan Inflasi dengan Penghimpunangan Dana......
Pihak Ketiga Bank Syariah ............................................
37
2.2.8. Tingkat Bagi Hasil ....................................... ..................
38
2.2.8.1. Pengertian Bagi Hasil ..................................................
38
2.2.8.2. Dasar Hukum Bagi Hasil .................. ...........................
39
2.2.8.3. Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Bagi Hasil ........
40
2.2.8.4. Hubungan Tingkat Bagi Hasil dan Dana Pihak
Ketiga....................... .....................................................
41
2.2.9. Dana Pihak Ketiga ............................................................
41
2.3. Kerangka Pikir ......................................................................
43
2.4. Hipotesis ...............................................................................
46
vi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB III
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Definisi oprasional dan Pengukuran variabel .....................
47
3.2. Teknik Penentuan Sampel................................................. .
50
3.3. Teknik Penentuan Data ........................................................
51
3.3.1. Jenis Data ...........................................................................
51
3.3.2. Sumber Data ......................................................................
51
3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis.......................................
52
3.4.1 Teknik Analisis .................................................................
52
3.4.2. Uji Hipotesis .....................................................................
53
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Diskripsi Hasil Penelitian..................................................
62
4.2 Deskripsi Hasil Penelitian .....................................................
64
4.2.1. Perkembangan Dana Pihak Ketiga ..................................
64
4.2.2 Perkembangan Jumlah Kantor .........................................
66
4.2.3 Perkembangan Tingkat bagi hasil .....................................
67
4.2.5. Perkembangan Tingkat Inflasi ..........................................
68
vii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4.3 Hasil Analisis Asumsi Regresi Klasik (BLUE / Best Linier
BAB V
Unbiased Estimator) ....................................................................
70
4.3.1 Analisis Dan Pengujian Hipotesis.....................................
74
4.3.2 Uji Hipotesis Secara Simultan ..........................................
75
4.3.3. Uji Hipotesis Secara Parsial .............................................
77
4.4. Pembahasan ..........................................................................
81
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan........................................................................
85
5.2. Saran..................................................................................
87
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
ANALISIS BEBERAPA VARIABEL YANG BERPENGARUH TERHADAP
PENGHIMPUNAN DANA PIHAK KETIGA BANK SYARIAH INDONESIA
PERIODE JANUARI 2011 - SEPTEMBER 2012
ABSTRAKSI
Indonesia sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia menjadi
peluang bagi perkembangan perbankan syariah karena umat Islam akan
berhubungan dengan perbankan syariah tanpa kerugian dan didasari oleh motivasi
yang kuat untuk mengolah dana masyarakat sebagai sarana pembiayaan
pembangunan ekonomi seluruh masyarakat Indonesia. Untuk menunjang
pembangunan tersebut maka diperlukan jumlah kantor bank syariah di Indonesia.
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh secara parsial dan simultan
dari jumlah kantor bank syariah, tingkat bagi hasil, tingkat inflasi terhadap
penghimpunan dana pihak ketiga pada Bank Syariah Indonesia Periode januari 2011
- September 2012. Data yang diperoleh dianalisis dengan metode kuantitatif
perhitungan) berdasarkan teori - teori yang ada. Analisis regresi linier berganda
merupakan suatu metode yang digunakan dalam menganalisis hubungan yang
mempunyai pengaruh antara variabel bebas dengan variabel tidak bebas. Analisis
regresi linier berganda ini menggunakan metode OLS (Ordinary Least Square )
dengan bantuan SPSS versi 13.
Dengan melihat hasil perhitungan metode regresi linier berganda peneliti dapat
mengambil kesimpulan bahwa selama hasil pengujian hipotesis menyatakan bahwa
jumlah kantor Bank Syariah (X1), Tingkat Bagi Hasil (X2), dan Inflasi (X3)
mempunyai pengaruh secara simultan dan signifikan positif terhadap pertumbuhan
jumlah dana pihak ketiga Bank Syariah Indonesia (Y) terbukti kebenarannya karena
ketiga variabel independent tersebut mampu menjelaskan perubahan variabel
dependent sehingga model regresi yang digunakan untuk teknik analisis
dalampenelitian ini cocok dengan tingkat signifikan sebenar 5%. Hasil pengujian
hipotesis secara parsial untuk variabel jumlah kantor,tingkat bagi hasil, Inflasi Bank
Syariah Indonesia diperoleh hasil uji t yang menjelaskan bahwa variabel jumlah
kantor Bank Syariah Indonesia secara parsial mempunyai pengaruh positifterhadap
dana pihak ketiga Bank Syariah Indonesia. Hal ini sesuai denganteori yang
menjelaskan konstribusi bagi bank dalam meningkatkan jumlah dana pihak ketiga.
Kata Kunci : Dana Pihak Ketiga Bank Syariah Indonesia periode januari 2011september 2012.
xi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Menurut Muhammad (2002:65), Lembaga keuangan khususnya
sektor perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan yang
melaksanakan tiga fungsi utama yaitu menerima simpanan uang,
meminjamkan uang, dan memberikan jasa pengiriman uang. Kegiatan
tersebut telah di lakuan sejak adanya perekonomian kaum muslimin
dengan proses pembiayaan sesuai syariah yang telah menjadi tradisi umat
islam sejak zaman Rasulullah SAW seperti kegiatan menerima titipan
harta, meminjamkan uang untuk keperluan konsumsi maupun untuk
keperluan bisnis, serta dapat melakukan pengiriman uang. Dengan
demikian, fungsi-fungsi utama kegiatan perbankan konvensional yaitu
menerima deposito, menyalurkan dana, maupun melakukan transfer dana
telah menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sejak
zaman Rasulullah.
Konsep
Islam
dalam
dunia
perbankan
adalah
menjaga
keseimbangan antara sektor rill dengan sektor moneter, sehingga
pertumbuhan pembiayaan tidak akan lepas dari pertumbuhan disektor rill
yang telah dibiayainya. Pada saat perekonomian dunia lesu, maka yield
yang diterima oleh perbankan Islam menurun dan return yang akan
dibagi hasilkan kepada para penabung juga akan turun. Sebaliknya, pada
saat perekonomian suatu negara meningkat, maka return yang dibagi
1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2
hasilkan juga akan meningkat. Dengan kata lain, kinerja perbankan Islam
ditentukan oleh kinerja sektor rill, dan bukan sebaliknya. Dalam
pandangan Islam, uang hanya sebagai alat tukar dan bukan merupakan
barang dan komoditas. Islam tidak mengenal time value of money, tetapi
Islam mengenal economi value of time. Jadi yang berharga menurut
pandangan Islam adalah waktu itu sendiri. (Arifin, 2001:28)
Dalam konsep islam tersebut ada wujud dari sektor ril (barang atau
jasa) yang diperjual belikan. Berbeda dengan bank konvensional yang
hanya menjual belikan kertas berharga dan mata uang hanya untuk tujuan
spekulasi. Tambahan (gain) yang diperoleh dari jual beli itu termasuk
riba . karena gain itu diperoleh bihairi wadhin yakni tanpa ada sektor rill
yang dipertukarkan. Transaksi inilah yang dilarang Al-Qur'an dan hadist
dengan istilah riba dan gharar. Dalam Al Qur’an surat Al Baqarah ayat
275 disebutkan bahwa Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak
dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan
lantaran (tekanan) penyakit gila.
Indonesia sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di
dunia menjadi peluang bagi perkembangan perbankan syariah karena
umat Islam akan berhubungan dengan perbankan syariah tanpa kerugian
dan didasari oleh motivasi yang kuat untuk mengolah dana masyarakat
sebagai sarana pembiayaan pembangunan ekonomi seluruh masyarakat
Indonesia. Untuk menunjang pembangunan tersebut maka diperlukan
jumlah kantor bank syriah di Indonesia.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
3
Peningkatan jumlah kantor bank syariah di Indonesia meningkat
setiap tahunnya, menunjukan adanya persaingan dalam memperoleh
nasabah untuk menabung pada bank syariah juga semakin meningkat,
karena semakin banyak seseorang atau nasabah yang menabung pada
bank syariah akan mempengaruhi jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK). Hal
tersebut menunjukan bahwa adanya keberhasilan bank syariah di
Indonesia , dapat bertahan dan lebih dikenal di masyarakat (Muhammad,
2002:106)
Gambaran perkembangan penghimpunan dana pihak ketiga Bank
Syariah Indonesia dijelaskan dalam Statistik Perbankan Indonesia. Pada
lima bulan terakhir, bulan mei 2012 sebesar Rp. 93,630 juta ,bulan juni
sebesar Rp. 96, 565 juta, bulan juli sebesar 97,779 juta , bulan agustus
sebesar Rp. 99,278 juta, dan september sebesar Rp. 102,951. Berdasarkan
uraian tersebut dapat terlihat bahwa terjadi peningkatan jumlah dana
pihak ketiga (DPK). Hal tersebut sangat diperlukan sehingga tetap
dikenal oleh masyarakat luas. Untuk mendukung tujuan tersebut maka
diperlukan beberapa faktor yang mendukung dalam meningkatkan dana
pihak ketiga (DPK) Bank Syariah Indonesia.
Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu jumlah kantor
Bank Syariah Indonesia,tingkat bagi hasil, dan tingkat pendapatan inflasi.
Maka judul penelitian ini adalah "ANALISIS BEBERAPA VARIABEL
YANG BERPENGARUH TERHADAP PENGHIMPUNAN DANA
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4
PIHAK KETIGA BANK SYARIAH INDONESIA PERIODE JANUARI
2011 - SEPTEMBER 2012 ".
1.2.
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan masalah
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai masalah yang penting , yaitu:
1.
Apakah ada pengaruh secara parsial dari jumlah kantor bank
syariah, tingkat bagi hasil, tingkat inflasi, terhadap penghimpunan
dana pihak ketiga Bank Syariah Indonesia Periode januari 2011September 2012 ?
2.
Apakah ada pengaruh secara simultan dari jumlah kantor bank
syariah, tingkat bagi hasil, tingkat inflasi, terhadap penghimpunan
dana pihak ketiga Bank Syariah Indonesia Periode januari 2011September 2012 ?
1.3.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah di
kemukakan sebelumnya, maka perlu diketahui tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1.
Untuk mengetahui pengaruh secara parsial dari jumlah kantor bank
syariah, tingkat bagi hasil, tingkat inflasi terhadap penghimpunan
dana pihak ketiga pada Bank Syariah Indonesia Periode januari
2011 – September 2012.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
5
2.
Untuk mengetahui pengaruh secara simultan dari jumlah kantor
bank syariah, tingkat bagi hasil, tingkat inflasi, terhadap
penghimpunan dana pihak ketiga pada Bank Syariah Indonesia
Periode januari 2011 – September 2012.
1.4.
Manfaat Penelitian
Melalui penelitian ini, maka hasilnya diharapkan dapat diambil
manfaat sebagai berikut:
1.
Dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan dalam bidang
pekonomi khususnya ilmu ekonomi Islam dalam hal faktor - faktor
yang mempengaruhi penghimpunan dana pihak ketiga.
2.
Menjadikan
perbankan
syariah
sebagai
lembaga
yang
menjembatani masyarakat agar membentuk hubungan erat antara
nasabah dengan bank.
3.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kebijakan baru yang
lebih bermanfaat dan mempuyai dampak positif sehingga bank
syariah tetap bertahan dan lebih dikenal oleh masyarakat luas.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA
2.1.
Hasil - Hasil Penelitian Terdahulu
Beberapa sumber penelitian terdahulu yang pernah dipakai pihak
lain dan sebagai bahan masukan serta bahan pengkajian dalam penelitian
ini antara lain :
1. Lailatul (2008) dalam skripsinya yang berjudul "Analisis beberapa
faktor yang mempengaruhi penghimpunan dana masyarakat pada bank
syariah di Indonesia". Variabel independent dalam penelitian ini adalah
penghimpunan dana bank syariah (Y),Variabel dependentnya yang
digunakan adalah Nisbah Bagi Hasil (X1), jumlah kantor bank(X2),
pendapatan perkapita(X3), dan inflasi (X4). Menyatakan bahwa hasil
analisis penggunaan Uji F menunjukkan secara keseluruhan berpengaruh
nyata terhadap tingkat pendapatan (Y) dengan F hitung (736,254) > F
tabel (5,19). Hasil analisis penggunaan Uji t menunjukkan secara
individu antara variabel nisbah bagi hasil berpengaruh secara positif
terhadap penghimpunan dana pihak ketiga (Y) dengan t hitung (2,909) >
t tabel (2,571). Variabel jumlah kantor bank positif terhadap
penghimpunan dana bank syariah (Y) dengan t hitung (11,593) > t tabel
(2,571). Variabel pendapatan perkapita berpengaruh positif terhadap
penghimpunan dana bank syariah (Y) dengan t hitung (1,748). Variabel
6
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
7
inflasi berpengaruh poitif terhadap penghimpunan dana bank syriah (Y)
dengan t hitung (3,183).
2. Faradilla (2008) dalam skripsinya yang berjudul " Analisis faktor-faktor
yang berpengaruh terhadap penghimpunan tabungan mudharabah pada
bank syariah di Indonesia”. Variabel independent dalam penelitian ini
adalah penghimpunan dana bank syariah (Y),Variabel dependentnya
yang digunakan adalah Nisbah Bagi Hasil (X1), jumlah penduduk (X2),
pendapatan perkapita (X3), dan jumlah kantor bank (X4). Menyatakan
bahwa hasil analisis penggunaan Uji F menunjukkan bahwa secara
simultan Nisbah Bagi Hasil (X1), jumlah penduduk (X2), Tenaga Kerja
secara keseluruhan berpengaruh nyata terhadap penghimpunan dana (Y)
dengan F hitung (116,280) > F tabel (3,48). Hasil analisis penggunaan
Uji t menunjukkan secara individu antara variabel nisbah bagi hasil
berpengaruh secara positif terhadap penghimpunan dana bank syariah(Y)
dengan t hitung (2,944) > t tabel (2,228). Variabel jumlah kantor bank
positif terhadap penghimpunan dana bank syariah (Y) dengan t hitung
(2,682) > t tabel (2,228). Variabel pendapatan perkapita berpengaruh
positif terhadap penghimpunan dana bank syariah (Y) dengan t hitung
(0,0004). Variabel inflasi berpengaruh poitif terhadap (Y) dengan t
hitung (4,425)
3. Kartika (2005) dalam skripsinya yang berjudul "Beberapa faktor yang
mempengaruhi tabungan masyarakat pada bank umum di surabaya".
Variabel independent dalam penelitian ini adalah tabungan masyarakat
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
8
(Y),Variabel dependentnya yang digunakan adalah pendapatan perkapita
(X1), tingkat suku bunga(X2), inflasi (X3), dan jumlah kantor bank (X4).
Menyatakan bahwa hasil analisis penggunaan Uji F menunjukkan bahwa
secara simultan secara keseluruhan berpengaruh nyata terhadap tabungan
masyarakat (Y) dengan F hitung (58,492) > F tabel (3,59). Hasil analisis
penggunaan Uji t menunjukkan secara nyata dan
positif terhadap
tabungan masyarakat (Y) dengan t hitung (7,444) > t tabel (2,201).
Variabel tingkat suku bunga terhadap tabungan masyarakat (Y) dengan t
hitung (-0,433) < t tabel (2,201) menunjukan secara nyata negatif .
Variabel inflasi berpengaruh nyata negatif terhadap tabungan masyarakat
(Y) dengan t hitung (-0,736)
4. Azhary Husni (2009) , dengan Jurnal yang berjudul” Faktor- faktor
Yang Mempengaruhi Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Pada Perbankan
Syariah Indonesia Periode Januari 2006 – Desember 2007“. Dengan
variabel dependent (Y) Dana Pihak ketiga, (X1) Sertifikat Wadiah Bank
Indonesia SWBI,(X2) = Bagi Hasil . Kesimpulan penelitian Sertifikat
Wadiah Bank Indonesia dan Bagi Hasil mempengaruhi Dana Pihak
Ketiga sebesar 28,7% dan sisanya dipengaruhi oleh variabel selain
Sertifikat Wadiah Bank Indonesia dan Bagi Hasil sebesar 71,3% .
5. Yulianti (2004), dengan Jurnal yang berjudul “Faktor-Faktor yang
mempengaruhi Dana Pihak Ketiga Bank Syariah Tahun 2006 – 2008”.
Dengan variabel dependent (Y) Dana Pihak Ketiga, Inflasi (X1), Bagi
hasil (X2), Pendapatan Nasional (X3), ROI (X4). Menyatakan bahwa
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
9
koefisien bagi hasil 0,806 dengan tingkat signifikan 0,000 < 0,05 artinya
bagi hasil berpengaruh positif dn signifikan terhadap DPK Bank Syariah.
Inflasi 0,109 dengan tigkat signifikan 0,540 > 0,05 artinya tidak
berpengarh dan tidak signifikan terhadap DPK. PDB 0,523 dengan
tingkat signifikan 0,663 > 0,05 yang artinya tidak berpengaru terhadap
DPK. ROI sebesar -0,293 dengan tingkat signifikan 0,01< 0,05 artinya
ROI berpengaruh negatif dan signifikan terhadap DPK.
Dalam penelitian ini terdapat persamaan dan perbedaan dengan
penelitian terdahulu. Ada Persamaan yang terdapat pada variabel
independennya (Y) dimana beberapa penelitian terdahulu ada yang
memakai penghimpunan dana Bank Syariah namun didalam penelitian
ini lebih pada Dana Pihak Ketiga Bank Syariah. Dan perbedaanya
terletak pada variabel - variabel yang berpengaruh , waktu pengambilan
penelitian pada tahun 2006 - 2008 dan memakai data tahunan dan ada
yang bulanan ,namun dalam penelitian ini memakai data bulanan , yakni
pada bulan januari 2011 – September 2012.
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Pengertian Bank
Lembaga perbankan merupakan inti dari suatu sistem keuangan
dalam mengatur perekonomian suatu negara. Bank merupakan salah satu
tempat untuk melakukan berbagai transaksi yang berhubungan dengan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
10
keuangan. Beberapa pengertian bank menurut Undang - Undang
Republik Indonesia dan Presiden Republik Indonesia diantaranya :
1.
Pengertian Bank menurut Undang -Undang No 14 Tahun 1967
tentang pokok-pokok perbankan, Bank adalah suatu lembaga
keuangan yang usaha pokoknya adalah memberikan kredit dan jasa
dalam lalu lintas pembayaran dan perdaran uang.
2.
Menurut Undang - Undang No. 7 Tahun 1992 pasal 1 butir 1
tentang perbankan, Bank adalah salah satu
badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam rangka meningkatkan
taraf hidup rakyat Indonesia.
3. Menurut Undang - Undang No 10 tahun 1998 pasal 1 butir 2 tetang
perbankan, menjelaskan bahwa bank dalam menjalankan usahanya
menjadi dua golongan yaitu Bank Umum dan Bank Perkreditan
Rakyat untuk mensejahterakan masyarakat.
4. Menurut Undang - Undang No 21 Tahun 2008 pasal 1 butir 2
tentang perbankan syariah bahwa badan usaha yang menghimpun
dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan
dalam bentuk lainya sesuai dengan syariah untuk meningkatkan
taraf hidup masyarakat.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
11
Berikut ini beberapa definisi bank dari beberapa sumber antara lain:
1.
Bank Umum adalah suatu lembaga keuangan yang kegiatan
usahanya untuk memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran atas
dasar prinsip bank secara konvensional atau bank berdasarkan
prinsip syariah. (Kasmir,2002:3)
2.
Bank adalah lembaga keuangan sebagai pelengkap fasilitas yang
menyediaan jasa-jasa bank kepada nasabah, karena semakin
lengkap jasa-jasa bank maka akan semakin baik dalam melayani
para nasabah. Pemberian jasa bank tersebut ditentukan oleh
pemodalan bank serta kesiapan bank dalam menyediakan SDMM
yang handal dan didukung oleh penyediaan teknologi yang lebih
maju. (Chatamarrasjid,2005;81)
Definisi bank yang telah diuraikan diatas memberikan pengertian
bahwa bank dalam melakukan usahanya, terutama menghimpun dana
dalam bentuk simpanan yang merupakan sebagai sumber dana, maka
kegiatan operasionalnya harus benar-benar sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
Bank
tidak
semata-mata
bertujuan
untuk
memperoleh
keuntungan yang sebesar-besarnya melaikan harus diarahkan pada
peningkatan taraf hidup masyarakat sebagai suatu perjanjian setiap bank
dalam menjalankan usahanya di Indonesia.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
12
2.2.2.
Bank Umum Syariah
2.2.2.1. Definisi dan Landasan Hukum Bank Syariah
Bank syariah di Indonesia mendapat pijakan yang kokoh setelah
adanya deregulasi pada sektor perbankan pada tahun 1983 karena sejak
saat itu diberikan keleluasaan penentuan untuk tingkat suku bunga,
termasuk nol persen. Kesempatan tersebut belum dapat dimanfaatkan
karena tidak diperkenankannya melakukan pembukaan kantor-kantor
baru, sampai saat pemerintah mengeluarkan Pakto 1988 yang
diperolehkan membuka bank-bank baru.
Posisi semakin pasti setelah disahkan Undang-Undang Perbankan
No. 7 Tahun 1992 yang kemudian mengalami perubahan atas UndangUndang No.10 Tahun 1998 tentang perbankan pasal 1 butir 3
menetapkan bahwa salah satu bentuk usaha bank adalah menyediakan
pembiayaan dan melakukan kegiatan lain yang berdasarkan sistem bagi
hasil atau prinsip syariah dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh
Bank Indonesia. Bank-Bank konvensional berdampingan dengan bankbank syariah bersama-sama untuk melayani masyarakat.
Pengertian
bank
syariah
menurut
Sudarsono
(2004:27),
menjelaskan bahwa salah satu lembaga keuangan yang usaha pokoknya
untuk memberikan kredit dan jasa-jasa lainya dalam lalu lintas
pembayaran serta peredam uang yang beroperasinya sesuai dengan
prinsip syariah.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
13
Sedangkan menurut Muhammad (2004:13) menjelaskan bahwa
Bank Islam atau Bank Syariah adalah bank yang operasionalnya tidak
mengandalkan pada bunga. Bank Islam atau yang sering disebut bank
tanpa bunga, adalah perbankan yang operasionalnya dan produknya
dikembangkan berdasarkan pada Al-Quran dan Hadist Nabi SAW. Bank
Islam tersebut mempunyai tugas pokok untuk memberikan pembiayaan
dan jasa-jasa lainya dalam lalu lintas pembayaran seta peredaraan uang
yang mengoperasikanya sesuai dengan prinsip syariah islam. Didalam
Undang- Undang No.10 tahun 1998 bank yang melakukan kegiatan
usahanya berdasarkan prinsip syariah di Indonesia dibagi menjadi tiga
jenis bank yaitu Bank Umum Syariah , Bank Perkreditan Rakyat Syariah,
dan Bank Umum dengan kantor cabang khusus syariah.
Dari beberapa definisi yang berbeda tentang bank telah dijelaskan
di atas, maka dapat disimpulkan bahwa bank syariah merupakan lembaga
keuangan yang dikelolah oleh perbankan berdasarkan prinsip, nilai dan
konsep syariah islam yang sangat bebeda dengan prinsip bank
konvensional. Beberapa yang berbeda dalam prinsip bank syariah dan
bank konvensional dalam sistem bunga, sedangkan sistem bagi hasil
dalam menjalankan kegiatan usaha dan mengandalkan pembebasaan dari
unsur riba sehingga tidak bertentangan dengan syariah islam.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
14
2.2.2.2. Fungsi dan Tujuan Bank Syariah
Keberadaan perbankan Islam di tanah air telah mendapat pijakan
kokoh terhadap adaanya Undang-Undang No. 10 Tahun 1998, yang tegas
mengakui keberadaan dan tujuan maupun fungsi dari bank syariah di
Indonesia,
sehingga bank syariah ini akan beroperasi sesuai dengan
sistem bagi hasil. Sistem bagi hasil adalah prinsip muamalah yang
berdasarkan syariah dalam melaksanakan kegiatan usaha suatu bank
syariah.
Fungsi dan peranan bank syariah menurut (lestari, 2006:34) adalah ;
1.
Manajer Investasi, bank syariah dapat mengelola investasi dana
nasabah
2.
Investor bank syariah, bank syariah dapat menginvestasikan dana yang
dimiliki maupun dana nasabah yang dipercayakan kepadanya.
3.
Penyediaan jasa keuangan dan lalu lintas pembayaran, bank syariah
dapat melakukan kegiatan jasa layanan perbankan sebagaimana
lazimnya.
4.
Pelaksanaan kegiatan sosial sebagai ciri yang melekat pada entitas
keuangan syariah , bank islam juga memiliki kewajiban untuk
mengeluarkan dan mengelola (menghimpun, mengadministrasikan
dan mendistribusikan ) zakat serta dana dana lainya.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
15
2.2.2.3. Falsafah Operasional Bank Syariah
Setiap lembaga keuangan Syariah mempunyai falsafah mencari
keridhoan Allah untuk memperoleh kebajikan di dunia dan akhirat. Oleh
karena
itu,
setiap
kegiatan
lembaga
keuangan
dikhawatirkan
menyimpang dari tuntunan agama, harus dihindari:
1.
Menjauhkan diri dari unsur riba, caranya :
a.
Menghindari penggunaan sistem yang menetapkan dimuka secara
pasti keberhasilan suatu usaha (QS.Luqman,ayat : 34)
b.
Menghindari penggunaan sistem prosentasi untuk pembebanan
biaya terhadap hutang atau pemberian imbalan terhadap simpanan
yang mengandung unsur melipat gandakan secara otomatis
hutang/simpanan tersebut hanya karena berjalannya waktu (QS. Ali
Imran,130)
c.
Menghindari penggunaan sistem perdagangan/penyewaan barang
ribawi dengan imbalan barang barang ribawi lainya dengan
memperoleh kelebihan baik kuantitas maupun kualitas
(HR.Muslim Bab Riba No. 1551 s/d 1567)
d.
Menghindari penggunaan sistem yang menetapkan dimuka
tambahan atas hutang yang bukan atas prakara yang mempunyai
hutang secara sukarela ( HR. Muslim, Bab Riba No. 1569 s/d
1572).
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
16
2.
Menerapkan sistem bagi hasil dan perdagangan.
Dengan mengacu pada Al-Qur'an surat Al- Baqarah ayat 275 dan
An-Nisa ayat 29, maka setiap transaksi kelembagaan syari'ah harus
dilandaskan oleh adanya pertukaran mata uang dengan barang. Akibatnya
pada kegiatan muamalah berlaku prinsip ada barang/jasa uang dengan
barang,sehingga
akan mendorong produksi barag/jasa, mendorong
kelancaran arus barang/jasa, apat dihindari adanya penyalahgunaan
kredit,spekulasi, dan inflansi,
2.2.2.4. Produk Bank Syariah
Dalam rangka melayani masyarakat, terutama masyarakat Muslim,
bank syariah menyediakan berbagai macam produk perbankan. ProdukProduk yang ditawarkan sudah tentu sangat islami, termasuk dalam
memberikan pelayanan kepada nasabahnya. Berikut ini jenis-jenis
produk bank syariah yang ditawarkan adalahsebagaiberikut :
1.
Al-Wadi'ah ( Simpanan )
Al- wadi'ah atau dikenal dengan nama titipan atau simpanan.
Prinsip al-wadi'ah merupakan titipan murni dari satu pihak ke pihak lain,
baik perorangan maupun badan hukum yang harus dijaga dan
dikembalikan kapan saja bila si penitip menghendaki. Penerimaan
simpanan disebut yad al-amanah
yang artinya tangan amanah. Si
penyimpan tidak bertanggung jawab atas segala kehilangan dan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
17
kerusakan yang terjadi pada titipan selama hal itu bukan akibat dari
kelalaian atau kecerobohan yang bersangkutan dalam memelihara barang
titipan.
Akan tetapi, dewasa ini agar uang yang dititipan tidak
menganggur begitu saja, oleh si penyimpan uang titipan tersebut ( bank
syariah) digunakan untuk kegiatan perekonomian. Penggunaan uang
titipan harus terlebih dulu memita ijin kepada si pemilik uang dan dengan
catatan si pengguna uang menjamin akan mengembalikan uang tersebut
secara utuh. Dengan demikian prinsip yad al-amanah (tangan amanah)
menjadi yad adh-dhamanah (tangan penanggung) mengacu pada prinsip
yad adh-dhamanah bank sebagai penerima dana dapat memanfaatkan
dana titipan seperti simpanan giro dan tabungan, dan deposito berjangka
untuk dimanfaatkan bagi kepentingan masyarakat dan kepentingan
negara. Yang terpenting dalam hal ini si penyimpan bertanggung jawab
atas segala kehilangan dan kerusakan yang menimpa uang tersebut.
2.
Pembiayaan dengan bagi hasil
Dalam bank konvensional untuk penyaluran dananya kita mengenal
istilah kredit atau pinjaman. Sedangkan dalam bank syariah untuk
penyaluran dananya kita kenal dengan istilah penbiayaan. Jika dalam
bank konvensional keuntungan bank diperoleh dari bunga yang
dibebankan,maka dalam bank syariah tidak ada istilah bunga,akan tetapi
bank syariah menerapkan sistem bagi hasil. Prinsip bagi hasil dalam bank
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
18
syariah yang diterapkan dala pembiayaan dapat dilakukan dalam empat
akad utama, yaitu :
- al-musyarakah
- al-mudharabah
- al-muzara'ah
- al-musaqah
Untuk lebih jelasnya keempat macam prinsip utama bagi hasil
dalam bank syariah diatas akan diuraikan sebagai berikut
a.
Al-Musyarakah
Al-Musyarakah adalah akad kerja sama antara dua pihak atau
lebih untuk melakukan usaha tertentu. Masing-masing pihak memberikan
dana atau amal dengan kesepakatan bahwa keuntungan atau risiko akan
ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.
Al-Musyarakah dalam praktik perbankan diaplikasikan dalam
hal pembiayaan proyek. Dalam hal ini nasabah yang dibiayai dengan
bank sama-sama menyediakan dana untuk melaksanakan proyek tersebut.
Keuntungan dari proyek dibagi sesuai dengan kesepakatan untuk bank
setelah terlebih dulu mengembalikan dana yang dipakai nasabah. AlMusyarakah dapat pula dilakuan untuk kegiatan investasi seperti pada
lembaga keuangan modal ventura.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
19
b.
Al-Mudharabah
Pengertian Al-Mudharabah adalah akad kerja sama antara dua
pihak, di mana pihak pertama menyediakan seluruh modal dan pihak lain
menjadi pengelola.Keuntungan
dibagi
menurut
kesepakatan
yang
dituangkan dalam kontrak.Apabila rugi, maka akan ditanggung pemilik
modal selama kerugian itu bukan akibat dari kelalaian si pengelola.
Dalam pratiknya mudharabah terbagi dalam dua jenis,
mudharabah muthlaqah dan mudharabah
yaitu
muqayyadah.Pengertian
mudharabah muthlaqah merupakan kerja sama antara pihak pertama dan
pihak lain yang cakupannya lebih luas.Maksudnya tidak dibatasi oleh
waktu, spesifikasi usaha dan daerah bisnis. Sedangkan mudharabah
muqayyadah merupakan kebalikan dari mudharabah muthlaqah di mana
pihak lain dibatasi oleh waktu spesifikasi usaha dan pemilik daerah
bisnis.
c.
Al-Muzara'ah
Pengertian al-muzara'ah adalah kerja sama pengelolahan pertanian
antara pemilik lahan dengan penggarap.Pemilik lahan menyediakan lahan
kepada pengarap untuk ditanami produk pertanian dengan imbalan
bagian tertentu dari hasil panen.Dalam dunia perbankan kasus ini
diaplikasikan untuk pembiayaan bidang plantation atas dasar bagi hasil
panen.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
20
Dapat
menyediakan
disimpulkan
bahwa
pemilik
lahan
dalam
hal
ini
lahan, benih, dan pupuk. Sedangkan penggarap
menyediakan keahlian, tenaga dan waktu. Keuntungan diperoleh dari
hasil panen dengan imbalan yang telah disepakati.
d.
Al-Musaqah
Pengertian al-musaqah merupakan bagian dari al-muza'arah yaitu
penggarap hanya bertanggung jawab atas penyiraman dan pemeliharaan
dengan menggunakan dana dan peralatan mereka sendiri. Imbalan tetap
diperoleh dari persentase hasil panen pertanian. Jadi tetap dalam konteks
adalah kerja sama pengelolahan pertanian antara pemilik lahan dengan
penggarap.
3.
Bai'al-Murabahah
Pengertian bai'al-murabah merupakan kegiatan jual beli pada
harga pokok dengan tambahan keuntungan yang disepakati. Dalam hal
ini penjual harus terlebih dulu memberitahukan harga pokok yang ia beli
ditambah keuntungan yang diinginkannya. Dalam dunia perbankan
kegiatan bai'al murabah pada pembiayaan produk barang-barang
investasi baik dalam negeri maupun luar negeri seperti letter of credit
atau lebih dikenal dengan nama L/C.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
21
4.
Bai'as-Salam
Bai'as-salam
artinya
pebelian
barang
yang
diserahkan
dikemudian hari, sedangkan pembayaran dilakukan di muka. Prinsip
yang harus dianut adalah harus diketahui terlebih dahulu jenis,kualitas,
dan jumlah barang dan hukum awal pembayaran harus dalam bentuk
uang
5.
Bai'Al-Istishna'
Bai'Al-Istishna'
merupakan
bentuk
khusus
dari
akad
bai'assalam, oleh karena itu ketentuan dalam bai' al-istisha' mengikuti
ketentuan dan aturan bai' as-salam. Pengertian bai'al-istisha adalah
kontrak penjualan antara pembeli dengan produsen (pembuat barang).
Kedua belah pihak harus s aling menyetujui atau sepakat lebih dahulu
tentang harga dan sistem pembayaran. Kesempatan harga dapat
dilakukan dengan tawar-menawar
dan sistem pembayaran dapat
dilakukan dimuka atau secara angsuran per bulan atau di belakang.
6.
Al-Ijarah (Leasing)
Pengertian al-ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas
barang dan jasa, melalui pembayaran upaya sewa, tanpa diikuti dengan
pemindahan kepemilikan atas barang itu sendiri. Dalam praktiknya
kegiatan ini dilakukan oleh perusahaan leasing, baik untuk kegiatan
operating lease maupun financial lease
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
22
7.
Al- Wakalah (Amanat)
Wakalah atau wakilah artinya menyerahkan atau pendelegasian
atau pemberian mandat dari satu pihak kepada pihak lain. Mandat ini
harus dilakukan sesuai dengan yang telah disepakati oleh si pemberi
mandat.
8.
Al- Kalafah (Garansi)
Al-kalafah merupakan jaminan yang diberikan penanggung kepada
pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang
ditanggung. Dapat pula diartikan sebagai pengalihan tanggung jawab dari
satu pihak ke pihak yang lai. Dalam dunia perbankan dapat dilakukan
dalam hal pembayaran dengan jaminan seseorang.
9.
Al-Hawalah
Al-hawalah merupakan pengalihan utang dari orang yang
berutang kepada orang lain yang wajib menanggungnya. Atau dengan
kata lain pemindahan beban hutang dari satu pihak kepihak yang lain.
Dalam dunia keuangan atau perbankan dikenal dengan kegiatan anjak
piutang atau factory.
10.
Ar-Rahn
Ar-rahn merupakan kegiatan menahan salah satu harta milik si
peminjam sebagai jembatan atas pinjaman yang diterimanya. Kegiatan
sepeti ini dilakukan seperti jaminan utang atau gadai.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
23
2.2.3. Riba
Bila ditinjau dari segi figh, menurut Qardhawi (2001) bunga bank
sama dengan riba yang hukumnya jelas-jelas haram. Suatu sistem
ekonomi Islam harus bebas dari bunga (riba). Hanya sistem ekonomi
Islam kapitalis dijumpai bahwa bermanfaat keuntungan teknik yang
dicapai oleh ilmu pengetahuan hanya bisa dinikmati oleh segelintir orang
saja.
Diantara semua ajaran Islam yang terpenting adalah untuk
mewujudkan keadilan dan meniadakan pemanfatan ataupun eksploitasi
dalam transaksi bisnis yang diperbolehkan atas sumber daya yang ada
yang digunakan untuk melakukan perbaikan secara tidak adil.
2.2.3.1. Pengertian Riba
Riba merupakan tambahan yang diambil atas adanya suatu utang
piutang antara dua pihak atau lebih yang telah diperjanjikan sejak awal
dimulainya perjanjian. Menurut bahasa, riba adalah ziyadah, yaitu
tambahan yang diminta atas uang pokok. Setiap tambahan yang diambil
dari transaksi utang piutang bertentangan dengan prinsip Islam.
Menurut Ibnu Hajar Askalani , riba adalah kelebihan baik itu
berupa kelebihan dalam bentuk barang maupun uang, seperti dua rupiah
sebagai penukar dengan satu rupiah.Unsur riba terdapat dalam utang
yang diberikan dengan perjanjian bahwa akan membayar utangnya
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
24
ditambah dengan jumlah tertentu. Pihak pemberi pinjman dan peminjam
telah mensyaratkan adanya tambahan yang harus dibayar oleh
peminjam.(Ismail,2011;11)
Riba adalah kelebihan pembayaran yang dibebankan terhadap
pinjaman pokok sebagai imbalan terkait jangka waktu pengembalian atas
pinjaman itu. Peminjam akan membayar sejumlah lebih tinggi dari
pinjaman yang telah diterima, karena adanya perbedaan waktu pada saat
pinjaman yang diberikan dan waktu pada saat pinjaman dibayar.
Perbedaan waktu akan berbeda dengan perbedaan jumlah yang
dikembalikan.
2.2.3.2. J enis Riba dan Hukumnya
Riba dilihat dari asal transaksinya dapat dikelompokan menjadi dua
jenis yait riba yang berasal dari utang piutang dan jual beli.
2.2.3.2.1 Riba dari Utang Piutang
Riba ini terjadi disebabkan adanya traksaksi utang piutang antara
dua pihak. Riba berasal utang piutng dibagi menjadi dua yaitu riba qardh
dan riba jahiliyah.
1. Riba Qardh
Adalah suatu tambahan atau kelebihan yang telah diisyaratkan dalam
perjanjian pihak pemberi pinjaman dan peminjam. Dalam perjanjian
disebutkan bahwa pihak pemberi pinjaman adanya tambahan sejumlah
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
25
tertentu kepada pihak peminjam pada saat peminjam menggembalikan
pinjaman.
2. Riba Jahiliyah
Riba jahiliyah merupakan riba yang timbul karena adanya keterlambatan
pembayaran dari si peminjam sesui dengan waktu pengembalian yang
telah diperjanjikan. Peminjm akan membayar dengan jumlah tertentu
yang jumlahnya melebihi jumlah uang yang telah dipinjamnya apabila
peminjam tidak mampu membayar pinjamannya sesuai dengan jangka
waktu yang telah diperjanjikan. Kelebihan atas pokok pinjaman ini
ditulis dalam perjanjian , sehingga mengikat pad pihak pinjaman.
2.2.3.2.2. Riba dari Transaksi J ual Beli
Riba, bisa juga disebabkan dari transaksi pertukaran barang atau
jual beli. Riba berasal dari transaksi jual beli dibagi menjadi dua jenis
yaitu riba fadhl dan nasiah.
1. Riba fadhl
Adalah tambahan yang diberikan atas pertukaran barang yang sejenis
dengan kadar atau takaran yang berbeda. Barang yang menjadi objek
pertukaran ialah termasuk dalam jenis ribawi. Dua pihak melakukan
transaksi pertukaran barang yang sejenis, namun satu pihak akan
memberikan barang ini dengan jumlah, kadar, atau takaran yang lebih
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
26
tinggi. Maka, kelebihan atas kadar atau takaran barang ribawi yang
dipertukarkan merupakan riba.
2. Riba Nasiah
Merupakan pertukaran antara jenis barang ribawi yang satu dengan yang
lainnya. Pihak satu akan mendapatkan barang yang jumlahnya lebih
besar disebabkan adanya perbedaan waktu dalam penyerahan brang
tersebut. Penerimaan barang akan mengembalikan dengan kuantitas yang
lebih tinggi karena penerima barang akan mengembalikan barang
tersebut dalam waktu yang akan datang.
2.2.3.3. Larangan Riba dalam Al-Qur'an
Dalam al-Qur'an, perintah dan turunnya wahyun tentang riba,terdiri
dari beberapa kali. Pertama penekananya pada kenyataan bahwa bunga
tidak dapat meningkatkan kesejahteraan baik kesejahteraan terhadap
individu maupun ksejahteraan secara nasional. Akan tetapi bunga akan
menurunkan kesejahtearaan ekonomi masyarakat.
Surat ar-Ruum ayat 39, artinya :
Dan sesuatu Riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia
bertambah pada harta manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi
Allah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan
untuk
mencapai keridhaan Allah maka (yang berbuat demikian) itulah
orang - orang yang melipat gandakan (pahalanya) .
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
27
Kedua, wahyu Allah SWT dalam al-Qur'an surat Ali Imran ayat
130, memberikan peringatan agar orang islam tidak memungut riba, jika
mereka benar-benar ingin berhasil dalam hidupnya . Perintah kepada
orang yang beriman agar tidak memakan riba dan supaya bertakwa
kepada Allah SWT.
Surat Ali Imran 130, artinya :
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba
dengan berlipat ganda, dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya
kamu mendapatkan keburuntungan.
Ketiga, penekanannya pada perbedaan antara transaksi jual beli dan
riba. Dalam tahapan ini, ditunjukan bahwa rib akan menghancurkan
kesejahteraan suatu bangsa. Dalam firman Allah SWT jelas yang isinya
memerintahkan agar umat islam yang beriman menjauhkan diri dari
praktik riba atau yang
sejenisnya, karena praktik riba dapat
mengakibatkan kesengsaraan baik didunia maupun diakhirat. Dalam
surat Al-Baqarah ayat 275 dan 276 larangan riba sangat jelas :
Surat al-Baqarah 275 dan 276 , artinya :
Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri
melainkan sepertinya berdirinya orang yang kemasukan setan lantaran
tertekan (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu
adalah disebabkan mereka berkata (berpendapatan),sesungguhnya jual
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
28
beli sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba. Orang-orang yng telah sampai kepadanya larangan
dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya
apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum d