Pengauditan internal pada penyaluran kredit studi kasus di Koperasi Simpan Pinjam Artha Nugraha

(1)

PENGAUDITAN INTERNAL PADA PENYALURAN KREDIT (Studi Kasus di Koperasi Simpan Pinjam Artha Nugraha)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh:

Florentina Aurelia Wulandari 132114116

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2017


(2)

i

PENGAUDITAN INTERNAL PADA PENYALURAN KREDIT (Studi Kasus di Koperasi Simpan Pinjam Artha Nugraha)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh:

Florentina Aurelia Wulandari 132114116

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2017


(3)

(4)

iii


(5)

iv

Threfore I tell you, whatever you ask for in prayer, believe that your

hope

received it, and it will be yours”

(Mark 11:24)

“All your dreams can come true, if we have the courage the

puruse them. If you can dream it, you can do it!”

(Walt Disney)

Kupersembahkan untuk:

Tuhan Yesus dan Bunda Maria

Kedua orang tuaku Herman Yoseph Harjono dan Fransiska Xaveria Suparmi

Adikku Stephanus Brian Kurniawan

Teman-teman BEMFE 2015/2016

Teman-teman Akuntansi FE USD Angkatan 2013


(6)

v

UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI AKUNTANSI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul: PENGAUDITAN INTERNAL PADA PENYALURAN KREDIT

Studi Kasus pada Koperasi Simpan Pinjam Artha Nugraha dan diajukan untuk diuji pada tanggal 10 Mei 2017 adalah hasil karya saya.

Dengan ini saya mengatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.

Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.

Yogyakarta, 01 Mei 2017 Yang membuat pernyataan,


(7)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAN UNTUK KEPENTINGAN AKADEMISI

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswi Universitas Sanata Dharma: Nama : Florentina Aurelia Wulandari

NIM : 132114116

Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan karya ilmiah saya yang berjudul:

PENGAUDITAN INTERNAL PADA PENYALURAN KREDIT Studi Kasus pada Koperasi Simpan Pinjam Artha Nugraha

Beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 11 Mei 2017 Yang menyatakan


(8)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma.

Dalam menyusun skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu penuls mengucapkan terima kasih kepada:

1. A. Yudi Yuniarto, S.E., MBA., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk mengikuti dan terlibat dalam segala kegiatan Fakultas baik secara akademik dan non akademik.

2. Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Akt., QIA., CA., selaku Ketua Program Studi Akuntansi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk mengikuti dan terlibat dalam segala kegiatan Prodi baik secara akademik dan non akademik

3. Dr. FA. Joko Siswanto, MM., Akt., QIA., selaku Dosen Pembimbing yang telah membantu dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 4. Bapak Muryantoro, S.Pd., selaku ketua Koperasi Simpan Pinjam Artha


(9)

viii

5. Karyawan Koperasi Simpan Pinjam Artha Nugraha yang telah banyak membantu selama proses penelitian.

6. Kedua orang Herman Yoseph Harjono dan Fransiska Xaveria Suparmi selalu membantu dan banyak mendorong serta mendoakan mulai dari awal semester hingga penulisan skripsi ini selesai.

7. My best roommate Gabriel Ayu Pertiwi yang selalu mau mendengarkan

keluh kesahku setiap saat, setiap waktu dan memberikan semangat selama proses menyelesaikan studi.

8. My best squad Muhammad Fathur Rohim, Muhammad Rizky Fauzan,

Catharina Desti, dan Diah Puspita yang setia dalam suka dan duka.

9. Inggil Deprina, Agata Nadhea, Destiana Restu, dan Catharina Astia Putranti yang telah berdinamika mulai dari awal semester dan memberi semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

10.Mr. G yang selalu memberikan semangat mulai dari awal mengerjakan sampai skripsi ini selesai.

11.Semua pihak yang telah mendukung yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu.

Yogyakarta, 30 Mei 2017


(10)

ix DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v

HALAMAN LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii

HALAMAN DAFTAR ISI ... ix

HALAMAN DAFTAR TABEL ... xii

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xiii

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

ABSTRAK ... xv

ABSTRACT ... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Sistematika Penulisan ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengauditan ... 8


(11)

x

C. Piutang ... 16

D. Kredit ... 18

E. Koperasi ... 24

F. Koperasi Simpan Pinjam ... 29

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 33

B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 33

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 33

D. Teknik Pengumpulan Data ... 34

E. Teknik Analisis Data ... 34

BAB IV GAMBARAN UMUM ORGANISASI A. Sejarah dan Gambaran Umum Koperasi ... 39

B. Lokasi ... 42

C. Visi dan Misi ... 42

D. Struktur Organisasi ... 43

E. Kegiatan Operasional ... 46

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Menentukan Resiko ... 50

B. Meksanakan Survei Pendahuluan ... 51

C. Program Audit ... 58

D. Melaksanakan Pekerjaan Lapangan ... 59

E. Analisis Hasil Audit ... 69

F. Laporan Audit ... 74

BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan ... 82


(12)

xi

C. Saran ... 84 DAFTAR PUSTAKA ... 86 LAMPIRAN ... 88


(13)

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Contoh tabel check list... 36

Tabel 2 Tingkat Resiko Koperasi ... 50

Tabel 3 Hasil Check List Pengendalian Internal ... 59


(14)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar I Proses Pemberian Pinjaman ... 52

Gambar II Aplikasi Pinjaman ... 53

Gambar III Proses Pinjaman Ditolak ... 54


(15)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kartu Piutang Bulanan dan Mingguan ... 89

Lampiran 2 Form Hasil Kunjungan Anggota ... 90

Lampiran 3 Form Penilaian Agunan ... 91

Lampiran 4 Nota Analisa Pinjaman ... 92

Lampiran 5 Form Aplikasi Pinjaman ... 93

Lampiran 6 Surat Pemberitahuan Jatuh Tempo ... 94

Lampiran 7 Daftar Pertanyaan Wawancara ... 95

Lampiran 8 Check List Pengendalian Manajemen ... 96


(16)

xv ABSTRAK

PENGAUDITAN INTERNAL PADA PENYALURAN KREDIT (Studi Kasus di Koperasi Simpan Pinjam Artha Nugraha)

Florentina Aurelia Wulandari NIM : 132114116 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2017

Tujuan penelitian ini untuk melakukan evaluasi, melakukan analisis temuan-temuan dan memberikan rekomendasi atas hasil pengauditan internal pada proses penyaluran kredit. Masalah yang timbul bisa menghambat aktivitas penyaluran kredit apabila tidak segera dilakukan perbaikan. Pencegahan masalah pada proses penyaluran kredit dapat dilakukan apabila penyebab masalah telah ditemukan.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode studi kasus. Data diperoleh dengan melakukan observasi, wawancara, dokumentasi. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif melalui tahapan proses pelaksanaan audit internal pada bagian penyaluran kredit.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa koperasi telah melakukan kegiatan penyaluran kredit dengan ekonomis, efektif, efisien dan memiliki pengendalian manajemen dalam melakukan penyaluran kredit yang sangat baik dengan hasil

index check list sebesar 87,5%. Hasil temuan dan rekomendasi yang diberikan

kepada pihak perusahaan dilaporkan dalam bentuk laporan audit.

Kata Kunci: Pengauditan Internal, Penyaluran Kredit, Ekonomis, Efektif, Efisisen, Pengendalian Manajemen


(17)

xvi ABSTRACT

INTERNAL AUDIT FOR LENDING PROCESS (A Case Study at Koperasi Simpan Pinjam Artha Nugraha)

Florentina Aurelia Wulandari NIM : 132114116 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2017

The aim of the study is to evaluate, to analyze the findings and to suggest recommendations on results of internal audit on the process of lending. Existing problems can hamper the lending process if there is no immediate improvement. Prevention of problems in the lending process can be done if the causes of the problem have been found.

The type of this research was qualitative with a case study method. The data were obtained by observation, interview, documentation. The analysis used in the study was descriptive through the process of the internal audit implementation in the division of lending process.

The result showed that the cooperative has conducted its operation with economical, effective, efficient and has implemented management control of lending process with very good as suggested by the compliance index up to 87,5%. The findings and recommendations was suggested to the company are reported in the audit report.

Keywords: Internal Audit, Lending Process, Economical, Efficiency, Effectiveness, Management Control


(18)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Lembaga keuangan sebagai wadah bagi masyarakat dalam perannya di bidang ekonomi pada sekarang ini memiliki peran yang sangat penting. Kompetisi lembaga keuangan pada jaman sekarang ini semakin ketat. Lembaga keuangan yang berperan dalam perekonomian rakyat mulai berkembang pesat pada saat ini dan tidak terbatas pada lembaga keuangan resmi dalam bentuk perbankan, tetapi mulai berkembang pada lembaga keuangan swasta, seperti lembaga koperasi. Pada praktiknya sekarang ini banyak macam koperasi yang muncul dan salah satu koperasi yang sering kita temui adalah koperasi simpan pinjam.

Sebagai lembaga keuangan swasta yang turut berperan dalam kegiatan perkonomian masyarakat, koperasi simpan pinjam memiliki tujuan untuk mensejahterakan anggotanya, serta ikut dalam membangun perekonomian nasional dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Adapun prinsip yang ada dalam koperasi simpan pinjam berdasarkan UU Koperasi adalah memiliki sifat terbuka dan sukarela, dikelola secara mandiri dengan cara yang demokratis. Koperasi simpan pinjam yang pada jaman sekarang ini harus berani bersaing dengan lembaga keuangan resmi yang notabene sudah memiliki kepercayaan dari masyarakat.


(19)

2

Koperasi simpan pinjam harus pandai dalam melakukan promosi untuk mengambil hati masyarakat. Selain promosi yang harus bisa meyakinkan masyarakat ada beberapa tantangan yang dihadapi oleh koperasi, salah satunya adalah koperasi harus memiliki strategi untuk mengambil hati atau minat masyarakat. Terdapat beberapa keuntungan yang bisa didapatkan dalam koperasi simpan pinjam, yaitu suku bunga yang ditawarkan relative rendah, kemudahan kredit yang diberikan oleh koperasi, dan macam produk yang menarik bagi masyarakat. Koperasi yang sudah memiliki jaminan pemerintah (hukum) akan memiliki nilai tersendiri dalam masyarakat untuk menaruh kepercayaan pada koperasi simpan pinjam.

Kegiatan koperasi simpan pinjam adalah melakukan simpanan dan pinjaman kepada anggotanya. Pinjaman yang dilakukan oleh koperasi menjadi piutang bagi koperasi simpan pinjam. Piutang usaha dalam koperasi menjadi salah satu hal penting, karena salah satu indikasi bahwa suatu koperasi simpan pinjam merupakan lembaga keuangan yang kuat adalah adanya jumlah piutang yang besar selain dilihat dari asset yang dimiliki koperasi simpan pinjam. Semakin besar piutang yang dimiliki oleh suatu koperasi maka bisa dikatakan bahwa koperasi tersebut memiliki sebuah keuangan yang kuat dan koperasi telah memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi yang diberikan masyarakat terhadap koperasi simpan pinjam tersebut.

Penyaluran dana yang terkumpul kepada anggota yang dimasa datang akan diterima kembali secara bertahap. Kegiatan tersebut harus bisa


(20)

dikelola sedemikian rupa sehingga penghimpunan dan penyaluran yang dilakukan oleh koperasi simpan pinjam dapat berjalan dengan seimbang. Koperasi simpan pinjam saat ini harus bisa menunjukkan kemampuan pengelolaan keuangan secara baik dan professional. Dengan pengelolaan yang professional, maka kepercayaan masyarakat dalam menggunakan jasa koperasi simpan pinjam tersebut akan meningkat. Koperasi simpan pinjam dituntut untuk bisa melayani penyimpanan dan juga penarikan dana oleh anggota sesuai dengan ketentuan serta kesepakatan yang telah disepakati. Ada banyak cara untuk mengetahui apakah dalam melakukan penyaluran kredit yang dilakukan oleh sebuah koperasi sudah baik atau belum. Salah satu cara untuk mengetahui apakah pengelolaan yang dilakukan sudah baik dan dilakukan secara professional dalam melakukan penyaluran kredit dalam bentuk pinjaman di koperasi simpan pinjam dengan melakukan audit secara internal khusunya pada bagian operasional.

Sebagai lembaga keuangan swasta yang mulai beroperasi tahun 2004 Koperasi Simpan Pinjam Artha Nugraha sudah mulai beroperasi. Konsumen pengguna jasa Koperasi Simpan Pinjam Artha Nugraha juga sudah menunjukkan jumlah yang cukup signifikan. Tetapi sebagai lembaga keuangan yang sudah mendapat kepercayaan masyarakat, sampai saat ini Koperasi Simpan Pinjam Artha Nugraha belum pernah dilaksanakan audit internal, sehingga kondisi penyaluran kredit yang terjadi dalam koperasi simpan pinjam tersebut belum dapat diketahui dengan baik.


(21)

4

Melalui audit internal diharapkan dapat diperoleh data tentang kelancaran dalam proses penyaluran kredit dalam koperasi, adakah kendala dalam pengelolaan keuangan terutama bagian penyaluran kredit yang akan manjadi piutang bagi koperasi, piutang yang ada dalam koperasi menjadi salah satu kas yang dimiliki oleh koperasi. Maka dari itu penulis berharap penelitian ini dalam melakukan audit tentang penyaluran kredit Koperasi Simpan Pinjam Artha Nugraha. Pengauditan yang dilakukan meliputi kegiatan untuk menilai data adakah piutang-piutang yang tidak tertagih, atau masalah yang timbul dalam setiap transaksi dalam koperasi simpan pinjam tersebut seperti kesulitan dalam melakukan penagihan atas piutang yang terjadi.

Apabila ditemukan kendala atau masalah dalam melakukan penyaluran kredit koperasi simpan pinjam khususnya dalam piutang melalui audit internal, maka dapat dengan segera dilakukan pembenahan internal, sehingga Koperasi Simpan Pinjam Artha Nugraha dapat berjalan dengan baik, meningkatkan kualitasnya, dan pada akhirnya kepercayaan masyarakat terhadap koperasi simpan pinjam akan meningkat pula.

Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan tersebut maka penulis mengambil judul tentang “Pengauditan Internal pada Penyaluran Kredit di Koperasi Simpan Pinjam Artha Nugraha”


(22)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan sebelumnya, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana hasil audit internal pada penyaluran kredit di Koperasi Simpan Pinjam Artha Nugraha?

C. Tujuan Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk melakukan evaluasi, melakukan identifikasi resiko dan analisis temuan-temuan pada proses penyaluran kredit di Koperasi Simpan Pinjam Artha Nugraha.

D. Manfaat Penelitian

Adapun beberapa manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini, bagi:

1. Koperasi Artha Nugraha

Bagi Koperasi Simpan Pinjam Artha Nugraha diharapkan penelitian ini dapat menjadi acuan atau evaluasi dalam kinerja koperasi dimasa yang akan datang agar Koperasi Simpan Pinjam Artha Nugraha dapat menjadi koperasi yang berkembang dan semakin baik.

2. Universitas Sanata Dharma

Penelitian ini diharapkan dapat menambahkan referensi kepustakaan yang ada di perpustakan Universitas Sanata Dharma untuk penelitian lebih lanjut bagi pihak-pihak yang membutuhkan.


(23)

6

3. Pembaca

Penelitian ini diharapkan dapat manambah wawasan bagi pembaca yang berkaitan dengan audit internal pada bagian penyaluran kredit 4. Penulis

Penelitian ini diharapkan penulis dapat menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama masa perkuliahan mengenai audit internal dan menambah wawasan tentang praktik audit internal pada bagian penyaluran kredit secara langsung.

E. Sistematika Penulisan

Penelitian ini menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut: Bab I Pendahuluan

Pada bagian pendahuluan ini akan menjelaskan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah dari penelitian, tujuan penelitian, manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian, dan sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian ini.

Bab II Landasan Teori

Pada bab ini menjelaskan tentang teori-teori yang berkaitan dan yang mendukung dengan lingkup permasalahan yang ada dalam penelitian ini.


(24)

Bab III Metode Penelitian

Bab ini merupakan metode penelitian akan menjelaskan tentang jenis penelitian, waktu dan tempat penelitian, subjek dan objek penelitian yang akan digunakan, teknik pengumpulan data yang digunakan dan teknik analisis data yang akan digunakan.

Bab IV Gambaran Umum Objek Perusahaan

Bab ini menjelaskan tentang garis besar objek perusahaan yang diteliti, seperti sejarah perusahaan, visi dan misi, struktur organisasi yang ada dalam perusahaan dan juga kegiatan yang ada dalam perusahaan.

Bab V Analisis Data dan Pembahasan

Bab ini menjelaskan tentang data penelitian, analisis data dan hasil penelitian yang telah didapat.

Bab VI Penutup

Bab ini akan menjelaskan tentang kesimpulan penelitian, keterbatasan yang ditemukan selama penelitian dan saran atas penelitian yang telah dilakukan.


(25)

8 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengauditan

1. Pengertian Pengauditan

Pengauditan merupakan proses sistematis untuk mendapatkan dan mengevaluasi bukti yang berhubungan dengan asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi secara objektif untuk menentukan tingkat kesesuaian yang ada dan melaporkan hasilnya kepada pihak-pihak yang berwenang (Jusup, 2010: 11).

2. Jenis-Jenis Audit

Audit memiliki banyak jenis yang dikelompokkan menjadi tiga jenis golongan. Ketiga jenis golongan audit tersebut adalah audit laporan keuangan, audit kesesuaian, audit operasional (Jusup, 2010: 15-17). Pengertian dari ketiga jenis audit tersebut akan dijelaskan lebih lanjut sebagai berikut:

a. Audit Laporan Keuangan

Audit ini dilakukan untuk menentukan apakah suatu laporan keuangan sebagai keseluruhan yaitu informasi kuantitatif yang akan diperiksa dan dinyatakan sesuai dengan kriteria tertentu yang telah ditetapkan. Tujuan audit ini adalah laporan-laporan tersebut akan digunakan oleh berbagai pihak untuk berbagai tujuan.


(26)

b. Audit Kesesuaian

Audit kesesuain dilakukan untuk menentukan apakah pihak yang diaudit telah mengikuti prosedur atau aturan tertentu yang telah ditetapkan oleh pihak yang berwenang. Sebagian besar pekerjaan audit semacam ini biasanya dapat dilakukan oleh auditor yang bekerja pada unit organisasi yang bersangkutan, namun audit kesesuain dapat juga dilakukan oleh auditor yang ditunjuk dari luar organisasi yang diaudit.

c. Audit Operasional

Audit Operasional merupakan pengkajian (review) atas setiap bagian dari prosedur dan metode yang diterapkan suatu organisasi dengan tujuan untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas. Hasil akhir dari suatu audit ini biasanya berupa rekomendasi kepada manajemen untuk perbaikan operasional.

B. Audit Internal

1. Pengertian Audit Internal

American Accounting Association dalam buku Sawyer, Mortimer,

James (2003: 8)mendefinisikan bahwa audit internal merupakan proses yang sistematis secara obyektif untuk memperoleh dan mengevaluasi asersi tindakan dan kejadian-kejadian ekonomis, Sawyer juga mengungkapkan bahwa penilaian yang dilakukan tersebut untuk


(27)

10

meyakinkan derajat kesesuaian antara asersi dengan kriteria yang ditetapkan dan mengkomunikasikannya ke pihak yang berkepentingan. Audit internal membantu suatu organisasi dalam mencapai tujuannya melalui suatu pendekatan yang sistematis dan teratur untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas pengelolaan resiko, pengendalian dan proses governance.

2. Tujuan Audit Internal

Audit internal memiliki tujuan untuk melakukan suatu penilaian apakah manajemen atau pegawai suatu entitas telah melaksanakan atau belum melaksanakan suatu hukum, peraturan, kebijakan, prosedur atau standar dalam menggunakan sumber daya yang ada secara ekonomis, efisien, dan efektif. Penilaian yang dilakukan dengan cara menganalisis, konsultasi, menilai anggota-anggota organisasi atas efektifitas dalam melaksanakan tanggung jawab mereka, menginformasikan tindakan-tindakan yang telah di review dan memberikan rekomendasi kepada pihak organisasi atau entitas (Andayani: 2008).

Menurut Andayani (2008: 103) dalam melakukan audit internal yang dimaksud dengan ekonomis merupakan penghematan atau penggunaan sumber daya untuk mendapatkan keuntungan terbaik tanpa ada sisa. Efisiensi adalah meminimalkan kerugian atau penghamburan tenaga ketika memberikan dampak, menghasilkan atau memfungsikan. Efektifitas adalah menekankan hasil actual dari dampak atau kekuatan untuk menghasilkan dampak tertentu.


(28)

3. Ruang Lingkup Audit Internal

Ruang lingkup audit internal menurut Tugiman (2006) adalah penilaian efektivitas sistem pengendalian internal dan evaluasi terhadap kelengkapan dan keefektivan sistem pengendalian internal yang dimiliki oleh suatu organisasi, serta kualitas pelaksanaan tanggung jawab kegiatan yang diberikan. Sedangkan COSO berpendapat bahwa ruang lingkup audit internal adalah efektivutas dan efisiensi operasional, keandalan pelaporan keuangan, serta kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku. Tujuan dalam melakukan pengamanan harta termasuk dalam tujuanefektivitas dan efisiensi operasi.

Tugiman menyebutkan bahwa seorang pemeriksa internal harus memiliki kemampuan sebagai berikut:

a. Mereview (reliabilitas dan integritas) informasi finansial dan

operasional serta cara yang digunakan untuk indentifikasi, mengukur, mengklasifikasi, dan melaporkan informasi finansial dan operasional yang telah didapatkan.

b. Mereview berbagai sistem yang telah ditetapkan untuk memastikan

keseuaian dengan berbagai kebijaksanaan, prosedur, hukum, dan peraturan yang berakibat penting terhadap kegiatan organisasi.

c. Mereview berbagai cara yang digunakan dengan tujuan untuk

melindungi harta dan melakukan verifikasi keberadaan harta-harta yang dimiliki.


(29)

12

d. Menilai tingkat ekonomis dan efisien penggunaan sumber daya oleh organisasi.

e. Mereview berbagai operasi atau program untuk menilai hasil yang

didapatkan, apakah konsisten dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dan apakah kegiatan atau program dilaksanakan sesuai dengan rencana organisasi.

4. Teknik-Teknik Audit Internal

Untuk melakukan seberapakah kesesuaian pelaksanaan kegiatan penyaluran kredit simpan pinjam yang ada dalam Koperasi Artha Nugraha dengan standard dan prosedur yang sudah ditetapkan maka akan dilakukan dengan melakukan tahapan audit. Berikut beberapa teknik audit yang dapat digunakan untuk melakukan audit internal menurut Sawyer, Mortimer, James, (2003) dan Kumaat (2011: 52): a. Penentuan Resiko

Tujuan dari penentuan resiko ini adalah untuk membuat karyawan sadar akan beragam resiko yang ada serta prioritas, dan keterbatasan dari daftar resiko tersebut.

b. Survei Pendahuluan

Survei pendahuluan dapat menjadi senjata terbaik bagi auditor untuk memperoleh pemahaman informasi dan perspektif yang dibutuhkan untuk mendukung kesuksesan suatu audit seperti sejarah, struktur organisasi maupun latar belakang serta informasi-informasi umum terhadap objek yang diaudit. Survei pendahuluan


(30)

yang baik akan menghasilkan program audit yang tepat, dan program audit yang tepat akan menunjang keberhasilan audit. Jadi, keberhasilan atau kegagalan audit bisa jadi sangat tergantung pada survei. Jika survei pendahuluan direncanakan dan dilaksanakan dengan baik, maka survei tersebut akan menjadi lebih dari sekedar cara untuk mendapatkan pemahaman yang efektif melainkan juga menjadi penentu keberhasilan audit.

Suvei pendahuluan merupakan sarana penting untuk membuat auditor lebih memahami tujuan, proses, resiko, dan kontrol yang terkait dengan audit. Dalam survei pendahuluan dilakukan adanya pendokumentasian yang memiliki beberapa langkah yang akan mengarah pada pertemuan awal antara auditor dengan manajer klien dengan membuat kuisioner yang akan digunakan dalam wawancara dan diskusi dengan manajer klien dan yang lainnya

c. Program Audit

Program Audit internal merupakan pedoman bagi seorang auditor dan merupakan suatu kesatuan dengan supervise audit dalam pengambilan langkah-langkah audit tertentu. Program audit ini dirancang untuk menjadi pedoman bagi auditor mengenai apa yang akan dilakukan, kapan akan dilakukan, bagaimana melakukannya, siapa yang akan melakukannya dan berapa lama waktu yang dibutuhkan.


(31)

14

Program audit memiliki beberapa manfaat apabila disusun dengan baik. Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari program audit tersebut adalah sebagai berikut:

1) Memberikan rencana sistematis untuk setiap tahap pekerjaan audit.

2) Menjadi dasar penugasan auditor.

3) Menjadi sarana pengawasan dan evaluasi kemajuan pekerjaan audit.

4) Memungkinkan supervisor audit dan manajer membandingkan apa yang dikerjakan dengan apa yang direncanakan.

5) Membantu melatih staf-staf yang belum berpengalaman dalam tahap-tahap pelaksanaan audit.

6) Memberi ringkasan catatan pekerjaan yang dilakukan. 7) Membantu auditor pada audit selanjutnya.

8) Mengurangi waktu supervise langsung yang dibutuhkan. 9) Menjadi titik awal bagi penilai fungsi audit inernal. d. Pekerjaan Lapangan

Pekerjaan lapangan merupakan proses yang sistematis dan merupakan persyaratan professional. Auditor internal melakukan skeptisme yang sehat. Tujuan dari pekerjaan lapangan adalah untuk membantu pemberian keyakinan dengan melaksanakan prosedur-prosedur audit yang ada di program audit, sesuai tujuan audit yang ingin dicapai.


(32)

Dalam melakukan pekerjaan lapangan, seorang auditor internal akan menerapkan teknik-teknit audit. Teknik-teknik audit yang akan diterapkan adalah melakukan pengamatan, mengajukan pertanyaan, menganalisis, memverifikasi, menginvestigasi dan melakukan evaluasi yang diterapkan pada beragam kondisi. Teknik-teknik tersebut digunakan dengan cara sendiri maupun secara gabungan, kapan pun sesuai dengan waktu auditor melakukan pemeriksaan. e. Temuan Audit

Temuan audit merupakan suatu penyimpangan-penyimpangan dari norma-norma atau kriteria yang dapat diterima. Beberapa temuan yang memiliki kelemahan kecil dan tidak membutuhkan perhatian manajemen tidak perlu dilaporkan oleh seorang auditor. Berikut merupakan syarat temuan yang bisa dilaporkan oleh auditor: 1) Cukup signifikan agar layak dilaporkan ke manajemen.

2) Didokumentasikan dengan fakta, bukan opini, dan dengan bukti yang memadai, kompeten dan relevan.

3) Secara objektif dibuat tanpa bias atau prasangka. 4) Relevan dengan masalah-masalah yang ada.

5) Cukup meyakinkan untuk memaksa dilakukannya tindakan untuk memperbaiki kondisi-kondisi yang mengandung kelemahan.

Tidak ada temuan yang benar-benar sama. Setiap temuan mencerminkan tingkat kerugian atas resiko aktual atau potensialnya


(33)

16

masing-masing. Temuan audit bisa diklasifikasikan menjadi tidak signifikan, kecil, atau besar. Temuan tidak signifikan merupakan temuan semacam kesalahan klerikal yang dialami semua organisasi dan tidak memerlukan tindakan formal. Temuan-temuan kecil

(minor findings) perlu dilaporkan karena kesalahan manusiawi yang

bersifat acak, jika tidak diperbaiki maka akan berlanjut sehingga merugikan; dan walaupun tidak mengganggu tujuan operasi organisasi namun cukup signifikan untuk diperhatikan oleh manajemen. Sedangkan untuk temuan-temuan besar (major

findings) merupakan temuan yang akan menghalangi pencapaian

tujuan uatama suatu organisasi atau suatu unit dalam organisasi. f. Penyajian hasil audit (Audit “Deliverable”)

Tahap ini merupakan tahap penyampaian konfirmasi temuan

(finding confirmation) kepada pihak perusahaan sampai pada

penyajian Laporan Hasil Audit (audit report) kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

C. Piutang

1. Pengertian Piutang

Menurut Kieso, Weygandt dan Warfield (2001: 386) mendefinisikan piutang sebagai klaim uang, barang, atau jasa kepada pelanggan atau pihak-pihak lainnya. Adanya piutang timbul apabila suatu perusahaan melakukan penjualan barang atau adanya jasa yang


(34)

diberikan secara kredit kepada pihak lain. Menurut Jusup (2011: 71) piutang merupakan hak untuk menerima sejumlah uang di waktu yang akan datang yang timbul dari transaksi pada saat ini, piutang menjadi milik perusahaan dan menjadi asset perusahaan.

Giri (2012: 129) mengungkapkan bahwa piutang merupakan tuntutan kepada pelanggan dan pihak lain untuk memperoleh uang, barang, dan jasa (asset) tertentu pada masa yang akan datang, sebagai akibat penyerahan barang atau jasa yang dilakukan saat ini dan akan menimbulkan aliran kas masuk di masa yang akan datang.

Berdasarkan pengertian tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa piutang merupakan suatu klaim atau tuntutan baik dalam bentuk uang atau barang terhadap pihak lain dalam periode tertentu.

2. Jenis-jenis Piutang

Menurut Kieso, Weygandt dan Warfield (2001: 386) mengungkapkan bahwa untuk kepentingan pelaporan keuangan, perusahaan diklasifikasikan menjadi piutang lancar (current receivable) dan piutang tidak lancar (noncurrent receivable). Piutang lancar atau piutang jangka pendek ini diharapkan dapat tertagih dalam satu tahun atau selama satu siklus operasi berjalan. Piutang tidak lancar atau piutang jangka panjang merupakan semua piutang diluar piutang lancar. Sedangkan untuk kepentingan neraca Kieso mengklasifikasikan adanya piutang dagang dan piutang nondagang. Berikut merupakan


(35)

18

penjelasan lebih lanjut mengenai piutang dagang dan piutang nondagang:

a. Piutang dagang (trade receivable)

Merupakan jumlah yang terhutang oleh pelanggan untuk barang dan jasa yang telah diberikan sebagai bagian dari operasi bisnis normal. Piutang dagang sendiri dapat dibedakan menjadi piutang usaha (accounts receivable) dan wesel tagih (notes

receivable). Piutang usaha merupakan janji lisan dari pembeli untuk

membayar barang atau jasa yang dijual yang biasanya ditagih dalam waktu 30 sampai 60 hari. Wesel tagih merupakan janji tertulis untuk membayar sejumlah uang tertentu pada tanggal tertentu di masa depan. Wesel tagi ini dapat berasal dari penjualan, pembiayaan, atau transaksi lainnya dan bisa bersifat jangka pendek maupun jangka panjang.

b. Piutang nondagang (nontrade receivable)

Piutang yang berasal dari berbagai transaksi dan dapat berupa janji tertulis untuk membayar atau mengirimkan sesuatu

D. KREDIT 1. Pengertian

Menurut Astiko (1996: 5) kredit merupakan kemampuan dalam melakukan suatu pembelian atau pinjaman dengan sebuah perjanjian


(36)

dengan pembayaran akan dilakukan pada jangka waktu yang telah disepakati.

Dalam kehidupan sehari-sehari sebuah pinjaman kredit akan dilakukan dengan adanya perjanjian tertulis disertai jaminan pinjaman yang akan diserahkan baik berupa benda maupun bukan benda.

2. Jenis-Jenis Kredit

Beberapa pengelompokan kredit menurut Kasmir (2003: 99-102), adalah sebagai berikut

a. Jenis Kredit Berdasarkan Jangka Waktu Kredit, yaitu

1) Short Term Credit, dengan jangka waktu maksimum 1 tahun.

2) Intermediate Credit, dengan jangka waktu sampai 3 tahun.

3) Long Term Credit, dengan jangka waktu lebih dari 3 tahun.

b. Jenis Kredit Berdasarkan Lembaga yang Menerima Kredit, yaitu: 1) Kredit untuk badan usaha pemerintah/daerah adalah kredit yang

diberikan kepada perusahaan/badan usaha yang dimiliki pemerintah.

2) Kredit untuk badan usaha swasta adalah kredit yang diberikan kepada perusahaan/badan usaha miliki swasta.

3) Kredit perorangan, diberikan kepada perorangan.

4) Kredit untuk bank Koresponden, lembaga pembiayaan dan perusahaan asuransi.


(37)

20

c. Jenis Kredit Berdasarkan Tujuan Penggunaannya, yaitu:

1) Kredit Modal Kerja (KMK) adalah kredit untuk modal kerja perusahaan dalam rangka pembiayaan aktiva lancar perusahaan. 2) Kredit Investasi adalah kredit (berjangka menengah atau panjang) yang diberikan kepada usaha-usaha guna perbaikan, perluasan atau pendirian proyek baru.

3) Kredit Konsumtif adalah kredit yang digunakan untuk keperluan konsumsi yang diberikan bank kepada pihak ketiga/perorangan. d. Jenis Kredit Berdasarkan Sektor Ekonomi, yaitu:

Didasari atas kebutuhan untuk menentukan kebijakan pengarahan kredit bank secara kualitatif yang dititikberatkan pada sektor ekonomi yang diutamakan dalam pembiayaan dengan bank tersebut. Sektor ekonomi yang dimaksud adalah sektor pertanian, pertambangan, perindustrian, konstruksi, jasa social, jasa dunia usaha, dan lain-lain.

e. Jenis Kredit Berdasarkan Sifat, yaitu:

1) Kredit atas dasar satu kali (eenmalig) adalah kredit jangka pendek untuk pembiayaan transaksi tertentu

2) Kredit atas dasar transaksi berulang (revolving) adalah kredit jangka pendek yang diberikan kepada nasabah untuk usaha yang merupakan satu seri transaksi

3) Kredit atas dasar plafon terkait adalah kredit yang diberikan dengan jumlah dan jangka waktu tertentu dengan tujuan untuk


(38)

dipergunakan sebagai tambahan modal kerja bagi suatu unit produksi atas dasar penilaian kapasitas produksi/kebutuhan modal kerja dimana maksimum kredit yang diberikan tidak terikat pada kapasitas produksi normal atau realisasi

4) Kredit atas dasar plafon terbuka adalah kredit untuk kebutuhan modal kerja dimana maksimum kredit yang diberika tidak terikat pada kapasitas produksi normal atau realisasi penjualan

5) Kredit atas dasar penurunan plafon secara berangsur adalah kredit yang diberikan kepada nasabah yang pelunasannya harus dilaksanakan secara berangsur sesuai dengan jadwal pelunasan yang telah disetujui oleh bank

f. Jenis Kredit Berdasarkan Sumber Dana, yaitu 1) Kredit dengan dana bank sendiri

2) Kedit dengan dana bersama-sama dengan bank lain 3) Kredit dengan dana dari luar negeri.

3. Prinsip Pemberian Kredit

Pemberian Kredit yang dilakukan oleh koperasi simpan pinjam kepada seseorang harus memenuhi persyaratan yang dikenal dengan prinsip 5C dan 7P. Prinsip 5C ini dapat digunakan untuk meminimalisir resiko pemberian kredit.


(39)

22

Menurut Kasmir (2012:95) kelima pinsip tersebut adalah sebagai berikut:

a. Character

Prinsip ini berkaitan dengan watak calon debitur untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya, seperti memegang teguh janji dan bersedia melunasi utangnya tepat waktu. Berisi data tentang kepribadian calon pelanggannya seperti sifat-sifat, kebiasasn, cara hidup, keadaan dan latar belakang keluarga maupun hobi. Kegunaan dari penilaian tersebut untuk mengetahui sampai sejauh mana kemauan calon pelanggan untuk memenuhi kewajibannya.

b. Capacity

Merupakan suatu penilaian kepada calon debitur mengenai kemampuan melunasi kewajiban-kewajiban dari kegiatan usaha yang dilakukannya yang akan dibiayai dengan kredit yang diberikan. Pengukuran capacity dapat dilakukan melalui berbagai pendekatan antara lain pengalaman mengelola usahanya, sejarah perusahaan yang sedang atau telah dikelola (pernah mengalami masa sulit atau tidak, bagaimana cara mengatasi kesulitan). Capacity sendiri merupakan kemampuan calon debitur dalam membayar.

c. Capital

Merupakan kondisi yang dimiliki oleh perusahaan yang dikelola oleh calon debitur. Kondisi ini dapat dilihat melalui neraca, laporan


(40)

laba rugi, truktur permodalan, ratio-ratio keuntungan yang diperoleh.

d. Condition of economy

Perlunya pertimbangan kondisi ekonomi yang dialami oleh calon debitur.

e. Collateral

Collateral diperhitungkan paling akhir apabila masih terdapat

kesangsian atau keraguan dalam pertimbangan-pertimbangan yang lain, maka bisa menilai harta yang mungkin bisa dijadikan jaminan.

Kemudian penilaian kredit dengan metode analisis 7P adalah sebagai berikut:

a. Personality

Menilai nasabah dari segi kepribadian aau tingkah lakunya sehari-hari maupun masa lalunya. Selain itu juga mencakup sikap, emosi, tingkah laku dan tindakan nasabah dalam menghadapi masalah.

b. Party

Mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi atau golongan-golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas, serta karakternya, sehingga nasabah akan mendapat fasilitas yang berbeda pula.

c. Perpose

Merupakan analisis dengan mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit, termasuk jenis kredit yang diinkan nasabah.


(41)

24

d. Prospect

Analisis yang dilakukan dengan menilai usaha nasabah di masa yang akan datang, apakah menguntungkn atau tidak.

e. Payment

Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah akan mengembalikan kredit yang diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian kredit.

f. Profotability

Menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba.

Profitability diukur dari periode apakah akan tetap sama atau akan

semakin meningkat, apalagi dengan tambahan kredit yang diperolehnya.

g. Protection

Tujuan dari tahap ini adalah bagaimana menjaga agar usaha dan jaminan mendapatkan perlindungan. Perlindungan dapat berupa jaminan barang atau orang atau jaminan asuransi.

E. Koperasi

1. Pengertian Koperasi

Koperasi merupakan salah satu lembaga keuangan yang turut berpartisipasi dalam bidang keuangan di Indonesia. Untung menyampaikan dalam bukunya tentang Hukum Koperasi dan Peran Notaris Indonesia koperasi berasal dari kata Cooperation atau


(42)

Cooperative yang memiliki arti bekerjasama (2005: 1). Menurut Muljono (2012: 1), koperasi merupakan badan usaha yang beranggotakan seorang atau badan hukum yang berlandaskan pada prinsip koperasi sekaligus merupakan gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan.

Sedangkan menurut UU Nomor 25 Tahun 1992 pasal 1 koperasi merupakan suatu badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum yang berlandaskan berdasarkan prinsip Koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan.

Dapat disimpulkan bahwa koperasi merupakan badan usaha yang terdiri dari seorang atau lebih yang berlandaskan kekeluargaan.

2. Prinsip Koperasi

Koperasi memiliki prinsip yang mengatur hubungan antara koperasi dengan para anggotanya dan hubungan antara sesama anggota koperasi agar tujuan yang telah di buat dapat tercapai. Undang-undang Nomor 25 Tahum 1992 pasal 5 menyebutkan prinsip koperasi adalah sebagai berikut:

a. Keanggotaan koperasi bersifat sukarela dan terbuka

Tidak ada paksaan dalam menjadi anggota koperasi dan siapa saja boleh menjadi anggota koperasi dengan memenuhi syarat dan patuh pada aturan koperasi. Prinsip ini menegaskan bahwa pengelolaan dilakukan atas kehendak dan keputusan para anggota yang ada


(43)

26

dalam koperasi. Anggota memegang dan melaksanakan kekuasaan tertinggi dalam koperasi.

b. Pengelolaan dilaksanakan secara demokratis

Pengelolaan dilakukan secara demokratis, artinya tidak ada wewenang mutlak untuk mengatur koperasi.

c. Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota

Pembagian laba dalam suatu koperasi lebih dikenal dengan Sisa Hasil Usaha (SHU), yang dibagi berdasarkan kontribusi jasa usaha anggota terhadap koperasi.

d. Pemberian balas jasa terbatas terhadap modal

Setiap anggota koperasi dapat menempatkan modal mereka pada koperasi, yang oleh koperasi modal yang telah diberikan diakui sebagai Modal Penyertaan.

e. Kemandirian

Koperasi merupakan badan hukum yang mandiri, dimana pemerintah tidak perlu ikut serta dalam menentukan Anggaran Dasar Koperasi. Pendanaan dalam koperasi di usahakan berasal dari anggotanya, sehingga bisa berdiri sendiri dan tidak tergantung pada pihak luar koperasi.


(44)

f. Pendidikan perkoperasian

Tujuannya agar pengetahuan dan kesadaran dari tiap anggota tentang kesamaan tujuan tetap terjaga, apabila kesamaan terjaga maka kelangsungan hidup koperasi terjaga pula.

g. Kerjasama antar koperasi

Koperasi bisa saling melakukan kerjasama dengan tujuan agar dapat menghadapi persaingan yang sangat berat dari para pelaku ekonomi lain yang memiliki basis rakyat pula. Kerja sama yang terjadi antar koperasi ini tidak membuat tujuan dari setiap koperasi berubah, melainkan akan memperkokoh kesamaan tujuan anggota dalam membentuk koperasi.

3. Tujuan dan Fungsi Koperasi

Sebagai suatu lembaga yang bergerak dalam bidang keuangan, koperasi memiliki tujuan menurut Muljono (2012, 5). Koperasi memiliki beberapa fungsi dan manfaat, berikut merupakan fungsi dan manfaat koperasi.

Fungsi dan peranan koperasi antara lain sebagai berikut:

a. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial.

b. Berperan serta secara aktif dalam upaya menaikkan kualitas kehidupan manusia dan msyarakat.


(45)

28

c. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional Dengan koperasi sebagai sakagurunya.

d. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi

4. Jenis-jenis Koperasi

Menurut Muljono (2012, 4), koperasi dibedakan berdasarkan kegiatan usaha koperasi, latar belakang anggota, dan kondisi anggota koperasi. Berbagai jenis kopersi tersebut akan dibahas lebih lanjut di berikut ini:

a. Jenis Koperasi Berdasarkan Kegiatan Usaha Koperasi Jenis koperasi ini dikelompokkan menjadi:

1) Koperasi konsumen yang usahannya memenuhi kebutuhan sehari-hari anggota koperasi.

2) Koperasi produsen yang anggotanya menghasilkan produk yang kemudian dijual atau dipasarkan melalui koperasi.

3) Koperasi simpan pinjam yang melayani kegiatan peminjaman dan penyimpan uang para anggotanya.

b. Jenis Koperasi Berdasarkan Latar Belakang Anggota Jenis koperasi ini dikelompokkan menjadi:

1) Koperasi unit desa (KUD) beranggotakan masyarakat pedesaan dan melayani kebutuhan mereka, terutama di bidang pertanian.


(46)

2) Koperasi pasar yang beranggotakan pedagang pasar.

3) Koperasi sekolah yang beranggotakan siswa sekolah, karyawan sekolah dan guru.

4) Koperasi pegawai negeri yang beranggotakan pegawai negeri. c. Jenis Koperasi Berdasrkan Kondisi Anggotanya

Berdasarkan kondisi anggotanya, koperasi ini secara umum dapat dikelompokkan menjadi koperasi primer yang didirikan oleh dan beranggotakan orang-seorang yang dibentuk oleh sekurang-kurangnya 20 (dua puluh) orang dan koperasi sekunder yang didirikan oleh dan beranggotakan koperasi yang dibentuk sekurang-kurangnya oleh 3 koperasi.

F. Koperasi simpan Pinjam 1. Pengertian

Koperasi simpan pinjam merupakan salah satu lembaga keuangan swasta bukan bank. Koperasi simpan pinjam memiliki kegiatan usaha menghimpun dana dari anggota dalam bentuk simpanan uang, selain bentuk simpanan koperasi simpan pinjam juga melayani peminjaman bagi anggotanya.

Seperti yang tercantum dalam Peraturan Menteri Nomor 15 Tahun 2015 Pasal 3 menyatakan bahwa pendirian koperasi simpan pinjam harus disertai pengesahan akta pendirian Koperasi Simpan Pinjam yang


(47)

30

diberikan dengan menerbitkan dua dokumen yaitu dokumen pengesahan badan hukum dan dokumen ijin usaha simpan pinjam.

Penerbitan ijin usaha atau akta yang dimaksud diatas ditetapkan dalam Peraturan Menteri Nomor 15 Tahun 2015, sebagai berikut: a. Bupati/Walikota menerbitkan ijin usaha Koperasi simpan pinjam

atau usaha simpan pinjam yang wilayah keanggotaannya dalam satu daerah Kabupaten/Kota

b. Gubernur menerbitkan ijin usaha koperasi simpan pinjam atau usaha sipan pinjam yang wilayah keanggotaannya lintas daerah Kabupaten/Kota dalam satu Provinsi

c. Menteri meneribitkan ijin usaha koperasi simpan pinjam atau usaha simpan pinjam yang wilayah keanggotaannya lintas daerah Provinsi.

2. Prinsip Koperasi Simpan Pinjam

Koperasi Simpan Pinjam dikelola oleh anggotanya dimana kepengurusan koperasi dibentuk melalui Rapat Anggota yang pelaksanaan berdasarkan prinsip koperasi pada umumnya yang tercantum dalam UU Nomor 25 Tahun 1992.

3. Tujuan dan Manfaat Koperasi Simpan Pinjam

Seperti yang tercantum dalam Peraturan Menteri Nomor 15 Tahun 2015 usaha simpan pinjam yang dilakukan oleh koperasi yang bergerak dalam bidang lembaga keungan memiliki visi, misi dan tujuan yang mengarah agar aspirasi dan kebutuhan ekonomi anggota koperasi dapat


(48)

tercapai sehingga perekonomian anggota koperasi dapat tumbuh menjadi kuat, sehat, mandiri dan tangguh.

Berdirinya koperasi simpan pinjam dimaksudkan untuk memberikan manfaat bagi anggota dan masyarakat. Berdirinya sebuah koperasi diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk pertumbuhan ekonomi nasional.

4. Modal atau Sumber Dana Koperasi Simpan Pinjam

Modal atau sumber dana koperasi simpan pinjam berasal dari para anggotanya dan calon anggota. Menurut Peraturan Meneteri Nomor 15 Tahun 2015 modal tersebut berasal dari jumlah simpanan pokok, simpanan wajib, cadangan yang disisihkan dari sisa hasil usaha, hibah, dan simpanan lain yang memiliki karakteristik sama dengan simpanan wajib.

5. Jenis Simpanan Koperasi Simpan Pinjam

Koperasi simpan pinjam sebagai lembaga keuangan bukan bank yang salah satu kegiatannya menyediakan jasa simpanan bagi anggotaya. Berikut merupakan jasa simpanan yang ada dalam koperasi simpan pinjam:

a. Simpanan Pokok

Merupakan jasa simpanan dimana anggota memiliki kewajiban untuk memberikan sejumlah uang yang sama nilainya yang dibayarkan saat masuk pertama kali menjadi anggota. Simpanan pokok ini tidak dapat diambil selama seseorang menjadi anggota.


(49)

32

b. Simpanan Wajib

Simpanan wajib untuk jumlah uang yang diberikan atau dibayarkan oleh setiap anggota berbeda tergantung dengan kemampuan masing-masing anggota koperasi. Simpanan wajib ini wajib dibayarkan oleh para anggotanya setiap bulannya. Sifat dari simpanan wajib ini sama seperti simpanan pokok yang tidak dapat diambil selama masih menjadi anggota koperasi.

c. Simpanan Sukarela

Simpanan sukarela bisa diambil sewaktu-waktu oleh anggotanya karena simpanan sukarela ini sifatnya seperti tabungan. Simpanan sukarela membayarkan sejumlah uang yang tidak di tentukan karena bersifat sukarela.


(50)

33 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan digunakan dalam skripsi ini adalah penelitian kualitatif dengan metode studi kasus, yaitu penelitian yang dilakukan dengan tujuan membahas permasalahan yang benar-benar terjadi dalam suatu organisasi. Studi kasus dilakukan di Koperasi Simpan Pinjam Artha Nugraha

mengenai “Pengauditan Internal Penyaluran Kredit”.

B. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian

Penelitian akan dilakukan pada bulan Januari-Maret 2017 2. Tempat Penelitian

Penelitian akan dilkakukan di Koperasi Simpan Pinjam Artha Nugraha yang beralamat di desa Tegalsari, Trunuh, Klaten Utara.

C. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian

a. Ketua Koperasi atau manajer koperasi.

b. Semua karyawan koperasi yang berhubungan dengan prosedur pinjaman atau proses penyaluran kredit.

2. Objek Penelitian


(51)

34

D. Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara pengamatan secara langsung objek data yang akan diamati.

2. Wawancara

Wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan atau proses tanya jawab kepada pengurus dan juga pengelola koperasi simpan pinjam.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengamati atau mengumpulkan data-data yang dimiliki perusahaan yang berhubungan dengan penelitian.

4. Check List

Menurut Arikunto (2006) Check List merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara membuat daftar yang nantinya daftar tersebut akan dibubuhi tanda check (√) oleh responden.

E. Teknik Analisis Data

Untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini, teknik analisis data yang akan dilakukan dengan melakukan audit internal pada bagian piutang di Koperasi Simpan Pinjam Artha Nugraha.


(52)

Tahap-tahap pelaksanakan audit yang akan dilakukan sebagai berikut: 1. Penentuan Resiko

Proses audit pada penelitian ini akan didahului dengan penentuan resiko yang mungkin terjadi dalam proses pinjaman di Koperasi Simpan Pinjam Artha Nugraha. Penentuan resiko yang mungkin terjadi terdiri dari resiko rendah, resiko sedang dan resiko tinggi. Resiko yang mungkin terjadi seperti adanya piutang tak tertagih dari pinjaman yang dilakukan oleh anggota, adanya kesalahan pencatatan dalam pelaporan atau tidak. 2. Melaksanakan Survei Pendahuluan

Tahap selanjutnya dalam proses audit ini adalah tahap pendahuluan yang akan dilakukan dengan tujuan untuk melakukan identifikasi adanya aktivitas yang mempunyai suatu potensi kecurangan atau kesalahan di Koperasi Simpan Pinjam Artha Nugraha.

Studi pendahuluan ini akan dilaksanakan dengan cara mencari pemahaman mengenai struktur organisasi Koperasi Simpan Pinjam Artha Nugraha serta proses penyaluran kredit dalam bentuk pinjaman yang terjadi di Koperasi Simpan Pinjam Artha Nugraha. Analisis yang akan dilakukan adalah dengan cara memahami proses pinjaman yang dilakukan oleh koperasi yang dilakukan dengan pengamatan langsung terhadap proses pinjaman dengan dilakukan wawancara pada bagian keuangan. 3. Perencanaa Audit

Perencanaan audit yang akan dilakukan mencakup pengendalian manajemen koperasi yang digunakan Koperasi Simpan Pinjam Artha


(53)

36

Nugraha dalam proses penyaluran kredit, melakukan perencanaan tanggal pelaksanaan proses audit, bagian yang akan dilakukan audit dan periode audit yang akan dilaksaakan.

4. Pekerjaan Lapangan

a.Melakukan Review dan Pengujian Pengendalian Manajemen

Penelitian ini menggunakan metode Check List dalam melakukan

review dan pengujian pengendalian manajemen terhadap penyaluran

kredit. Dalam Check List yang akan dilakukan, pernyataan pada kolom

“Ya” menunjukkan bahwa adanya pengendalian manajemen dalam

penyaluran kredit, sedangkan pernyataan pada kolom “Tidak” menyatakan bahwa tidak ada pengendalian manajemen yang terjadi pada Koperasi Simpan Pinjam Artha Nugraha.

Jumlah jawaban “Ya” dan jawaban “Tidak” dari hasil check list akan dikelompokan dan dianalisis untuk mengetahui pengendalian manajemen terhadap transaksi piutang dalam Koperasi Simpan Pinjam Artha Nugraha. Berikut merupakan contoh tabel check list menurut Sukrisno (2012; 205) dengan melakukan modifikasi yang disesuaikan dengan kondisi Koperasi Simpan Pinjam Artha Nugraha.

Tabel 1: Contoh Tabel Check List NAMA ORGANISASI: Periode: PROGRAM YANG DIAUDIT:

NO PERNYATAAN YA TIDAK KETERANGAN 1

2

Diaudit Oleh: Tanggal:

Jumlah Jawaban % Jawaban Ya (Index Check List) Ya Tidak


(54)

b. Melakukan Audit Terinci

Dalam tahap ini, penulis akan melakukan pengumpulan bukti yang cukup dan kompeten untuk mendukung tujuan audit yang telah ditentukan. Temuan yang cukup, relevan dan kompeten dalam tahap ini nantinya akan diambil kesimpulan audit yang dibuat dan akan dilakukan rekomendasi yang diberikan oleh penulis.

5. Analisis Hasil Audit

Analisis data hasil audit yang telah dilakukan berdasarkan index

Check List yang dilakukan sebagai berikut:

0 % - 39 %  sangat buruk 40 % - 55 %  buruk

56 % - 69 %  cukup 70 % - 80 %  baik

81 % - 100 %  sangat baik

Kriteria untuk pengklasifikasian range index check list ditentukan berdasarkan Panduan Acuan Patokan (PAP) dari buku Sudijono (2006:35) dan dilakukan modifikasi oleh penulis. Penentuan ini karena tidak adanya sumber acuan pasti dalam menentukan range inde check list. Kriteria

range diatas digunakan untuk melakukan evaluasi tingkat pengendalian

manajemen terhadap penyaluran kredit di KSP Artha Nugraha.

Selain itu dilakukan penilai tingkat ekonomis, efisien dan efektitifitas sesuai dengan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan selama proses audit.


(55)

38

6. Laporan Audit

Tahap terakhir dalam melakukan analisis data adalah dengan membuat laporan audit berdasarkan informasi dan temuan-temuan audit yang telah didapatkan sesuai dengan tahapan-tahapan audit yang telah ditetapkan oleh penulis. Penulis melaporkan hasil audit berdasarkan apa yang sudah dilakukan dan apa yang ditemukan selama proses tahapan audit internal piutang Koperasi Simpan Pinjam Artha Nugraha dengan menggunakan lembar laporan audit yang telah disiapkan. Hasil audit yang akan dilaporkan termasuk rekomendasi yang diberikan dari penulis kepada pihak Koperasi Simpan Pinjam Artha Nugraha yang berkepentingan


(56)

39 BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah dan Gambaran Umum Koperasi Simpan Pinjam Artha Nugraha

Koperasi Simpan Pinjam “Artha Nugraha” merupakan lembaga

keuangan swasta yang mulai berdiri pada tanggal 29 Januari 2004 di Kabupaten Klaten. Sebelum bernama Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Artha Nugraha, koperasi ini bernama KSU (Koperasi Serba Usaha) AGAPE namun karena secara operasional tidak berjalan maka pada tanggal 2 September 2014 diadakan perubahan anggaran dasar menjadi Koperasi Simpan Pinjam dengan tujuan supaya lebih fokus pada bidang simpan pinjam sehingga kedepan dapat berkembang sehingga bisa bermanfaat bagi masyarakat luas. Selama perubahan nama menjadi Koperasi Simpan Pinjam, KSP Artha Nugraha tidak mengalami kendala dalam hal hukum hal ini dikarenkan KSP Artha Nugraha selalu melakukan upgrade apabila ada peraturan yang harus dipenuhi. KSP Artha Nugraha bekerja sama dengan LPDB (Lembaga Penyalur Dana Bantuan) dari pemerintah, hal ini dikarenakan KSP Artha Nugraha telah dipercaya oleh Pemerintah untuk memberikan pinjaman kepada anggota dan calon anggotanya.

Koperasi Artha Nugraha memiliki program untuk melakukan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) dan juga Pengembangan Usaha. Pengembangan SDM yang bertujuan untuk menciptakan SDM yang berkualitas Koperasi Artha Nugraha secara melakukan melakukan Pelatihan


(57)

40

dan pembekalan baik dari Internal Managemen maupun oleh Pihak Eksternal. Bidang Usaha yang dijalankan oleh Koperasi Artha Nugraha merupakan usaha simpan pinjam dan pengembangan usaha lain yang dapat mendukung kemajuan koperasi.

Pengelola Koperasi Artha Nugraha sudah memiliki kompeten yang baik dan bersirtifikat Pola Konvensional dari Lembaga Sertifikat Profesi Koperasi (LSP) dengan didukung oleh tenaga-tenaga muda yang dinamis, kreatif, berdedikasi tinggi untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi anggota maupun guna perkembangan Koperasi. Hal tersebut menjadi jaminan bagi anggota dan calon anggota bahwa Koperasi Simpan Pinjam Artha Nugraha akan selalu kreatif, inovatif dan terus berkembang sesuai dengan perkembangan zaman.

Untuk menjaga kinerja pegawai, Koperasi Simpan Pinjam Artha Nugraha menerapkan 7 dasar kerja yang menjadi acuan para pegawai dalam melakukan tugasnya. Dasar kerja yang pertama adalah taat dan andalkan kekuatan Tuhan, pihak koperasi akan selalu menyertakan Tuhan dalam setiap pekerjaan karena pihak koperasi percaya bahwa banyak hal yang terjadi tidak pernah diduga sebelumnya. Kedua, Koperasi Artha Nugraha mencari ilmu pengetahuan dengan maksud untuk belajar dan mencari tahu cara bekerja yang benar, efektif, efisien dan bertanya apabila tidak tahu melalui program pengembangan SDM yang dilakukan oleh pihak Koperasi. Ketiga, rajin dan cekatan hal ini karena memiliki kepandaian saja dirasa


(58)

belum cukup karena pihak koperasi berpendapat bahwa orang rajin, mau belajar dan cekatan yang mampu berkembang.

Keempat adalah jujur, benar dan rendah hati dimana sistem pengendalian yang paling jitu adalah memiliki pengelola yang beraklak baik. Kelima, menjaga lidah dalam berbicara. Dasar kerja ini dimaksudkan untuk mencegah adanya kesalahpahaman dan masalah yang dikarenakan perkataan yang kurang baik. Keenam, memiliki sikap sabar, lembut dan tenang agar dapat menyegarkan tuguh sehingga dapat memelihara akal budi. Dasar kerja yang terakhir adalah jangan memiliki keinginan untuk cepat sukses atau berhasil. Hal ini dikarenakan apabila memiliki keinginan untuk behasil dengan cepat dan tergesa-gesa dapat menimbulkan kesalahan dalam melangkah akan mengakibatkan hasil yang kurang maksimal dan kemungkinan terburuk yang dapat terjadi adalah kehancuran usaha yang telah dibangun.

Lingkup operasional koperasi meliputi wilayah Kabupaten Klaten dan sekitarnya dengan pelayanan bagi para anggota dan calon anggota koperasi. Siapapun dapat melakukan peminjaman dan simpanan pada Koperasi Simpan Pinjam Artha Nugraha selama orang tersebut sudah menjadi anggota ataupun calon anggota Koperasi Simpan Pinjam Artha Nugraha. Hingga saat ini KSP Artha Nugraha telah memiliki 81 orang anggota koperasi dan calon anggota yang telah berjumlah lebih dari 100 orang.


(59)

42

B. Lokasi Koperasi Simpan Pinjam Artha Nugraha

Kantor KSP Artha Nugraha berada di desa Tegalsari RT 02 RW 04 Trunuh, Klaten Selatan, Klaten dengan Telp. (0272) 326160. Lokasi KSP Artha Nugraha tidak terlalu sulit untuk dicari meskipun lokasinya tidak berada di lintasan jalan utama karena harus masuk ke sebuah desa, namun lokasi koperasi mudah untuk dijangkau oleh berbagai macam alat transportasi sehingga para anggota koperasi dapat dengan mudah menemukan Koperasi Simpan Pinjam Artha Nugraha, yang memiliki kantor dengan warna cerah sehingga mudah untuk dicari.

C. Visi dan Misi Koperasi Simpan Pinjam Artha Nugraha

Koperasi Artha Nugraha memiliki Visi dan Misi dalam melakukan kegiatan usaha yang sedang berjalan. Visi dan Misi yang dibuat oleh koperasi ini bertujuan untuk membantu dalam mengembangkan usaha yang dijalankan oleh koperasi agar dapat memberikan manfaat yang maksimal.

Visi Koperasi Simpan Pinjam Artha Nugraha yaitu menjadi koperasi yang bertumbuh, berkembang, berbuah dan mandiri sehingga bermanfaat bagi anggota serta masyarakat sekitar.

Visi yang telah dibuat oleh koperasi Artha Nugraha dapat tercapai dengan beberapa misi yang telah dibuat oleh Koperasi Simpan Pinjam Artha Nugraha. Sedangkan misi yang telah disusun oleh Koperasi Simpan Pinjam Artha Nugraha adalah sebagai berikut:


(60)

- Menjadi koperasi yang dikenal dan dipercaya.

- Membentuk Sumber Daya Manusia pengelolan koperasi yang kompeten.

- Menciptakan loyalitas anggota dan calon anggota. - Kepuasan anggota adalah prioritas pelayanan.

- Meningkatkan omset, asset dan kesejahteraan anggota.

D. Struktur Organisasi Koperasi Simpan Pinjam Artha Nugraha

Sebagai sebuah lembaga keuangan, Koperasi Simpan Pinjam Artha Nugraha memiliki struktrur organisasi yang memiliki tugas pokok yang akan menjadi tanggung jawab setiap individu selama bekerja pada Koperasi Simpan Pinjam Artha Nugraha. Struktur organisasi yang dimiliki oleh Koperasi Simpan Pinjam Artha Nugraha adalah sebagai berikut:

1) Pengawas

a) Drs. M. Sulaiman b) Yunanto Sinung S.T. c) Tri Mustofa

2) Susunan Pengurus

a) Ketua : Muryantoro, S. Pd

b) Sekretaris : Maria Regina Pramita TA, S.TP c) Bendahara : Septania Lilis Adrini

3) Pengelola


(61)

44

b) Gregorius Prasetyo Susanto : Staff Bulanan c) Mayaningrum : Admin d) Joko Wapodo, SE. : Staf Bulanan e) Septian Denny A. : Staf Bulanan f) Purwadi : Staf Mingguan g) Thomas Munawar : Staf Mingguan h) Dian Yuda K. : Staf Mingguan i) Valentinus Daniar I. : Staf Mingguan j) Febbyan Waithera : Staf Mingguan

Struktur organisasi dalam Koperasi Simpan Pinjam Artha Nugraha memiliki tugasnya masing-masing, berikut merupakan tugas dari setiap stuktur yang ada dalam Koperasi Simpan Pinjam Artha Nugraha:

Pengawas : Sebagai struktur organisasi tertinggi dalam koperasi, pengawas memiliki tugas untuk mengawasi dan menjaga tata kinerja yang ada di Koperasi Simpan Pinjam Artha Nugraha, pengawas akan melakukan koreksi apabila terjadi kesalahan yang dilakukan oleh pihak koperasi. Koreksi yang dilakukan tidak dilakukan secara langsung namun dilakukan dalam rapat anggota yang akan dihadiri oleh pengawas dan juga pengurus koperasi. Pengawasan ini akan dilakukan 2 bulan sekali.

Ketua : Ketua memiliki tugas untuk melaksanakan apa yang telah ditetapkan oleh pengawas. Informasi yang telah diterima oleh


(62)

ketua selanjutnya akan dinformasikan kepada pengelola Koperasi Simpan Pinjam Artha Nugraha

Sekretaris : Seperti tugas sekretaris pada umumnya, sekretaris pada koperasi memiliki tugas untuk melakukan pekerjaan dalam hal persuratan baik surat masuk dan surat keluar

Bendahara : Bendahara pada Koperasi Simpan Pinjam Artha Nugraha memiliki tugas dalam mengurus uang kas, neraca, dan kontrol laporan keuangan Koperasi Simpan Pinjam Artha Nugraha.

Pengelola : Manager, Admin, Staf Bulanan dan Staf Mingguan menjadi bagian dari struktur pengelola dalam koperasi yang memiliki tugas masing-masing dan berbeda-beda. Manager bertanggung jawab untuk melakukan kontrol atau mengelola staf-staf bulanan. Admin memiliki tugas untuk menjadi frontline yang akan menghadapi anggota pertama kali, admin akan bertugas seperti kasir yang nantinya akan mempersiapkan data-data seperti data-data penagihan atau perjanjian pinjaman yang akan dilakukan oleh anggota yang datang ke koperasi dan surat perarjanjian yang dibutuhkan. Staf bulanan akan bertugas untuk melakukan kegiatan storting, setoran atau angsuran, pencairan pinjaman pinjaman dan pendapatan agar target pada 1 buln dapat tercapai. Staf mingguan memiliki tugas yang hampir sama dengan staff bulanan, yang berbeda staf mingguan bertugas satu


(63)

46

minggu sekali. Penagihan dan pencairan yang dilakukan oleh staf bulanan dan staf mingguan akan menjadi tanggung jawab setiap indiviu yang melakukan pencairan dan penagihan yang melakukan.

E. Kegiatan Operasional Koperasi Simpan Pinjam Artha Nugraha

Kegiatan Operasional di Koperasi Simpan Pinjam Artha Nugraha meliputi kegiatan dalam bentuk Simpanan dan Pinjaman. Kegiatan tersebut dijelaskan sebagai berikut:

1. Menghimpun dana yang berasal dari anggota dan calon anggota koperasi dalam bentuk simpanan.

Koperasi akan menghimpun dana yang akan didapat dari anggota dan calon anggotanya sebagai sumber pendanaan Koperasi Simpan Pinjam Artha Nugraha, dana yang terkumpul akan disalurkan kepada anggota dan calon anggota yang akan melakukan pinjaman di koperasi simpan pinjam tersebut. Betuk–bentuk simpanan yang ditawarkan dalam Koperasi Simpan Pinjam Artha Nugraha adalah sebagai berikut: a. Simpanan Gugur

Simpanan gugur merupakan simpanan yang bersifat kelompok, dengan simpanan sebesar Rp. 100.000 atau Rp 50.000 per bulannya. Sesuai dengan namanya simpanan gugur memiliki sistem gugur, yaitu ketika nomor anggota keluar maka tidak akan memberikan setoran lagi. Anggota tidak memiliki kewajiban untuk


(64)

hadir pada saat pengundian nomor berlangsung, nomor yang telah keluar dianggap sah dan mendapatkan simpanan gugur. Anggota yang tepat waktu saja dalam membayar simpanan gugur yang akan diikutkan pengundian, sedangkan bagi yang belum melakukan pembayaran pada bulan tersebut apabila nomor telah keluar maka akan dianggap batal. Anggota yang mengikuti simpanan gugur akan mendapatkan doorprize setiap bulan dan setiap tahun diadakan undian hadiah grandprize pada periode terakhir dan hadiah ekstra bonus bagi anggota yang beruntung. Nomor anggota yang tidak beruntung sampai arisan selesai dilakukan maka uang simpanan akan dikembalikan 100% ditambah dengan jasa Rp 200.000, apabila diperlukan simpanan dapat dijaminkan pinjaman dalam jangka waktu 1 tahun. Jangka waktu simpanan gugur adalah 30 bulan. b. Simpanan Berjangka

Simpanan berjangka memiliki jangka waktu tertentu dan dapat diambil oleh anggotanya kapan saja. Nominal untuk membuka simpanan berjangka yaitu minimal Rp 1.000.000. Jangka waktu simpanan berjangka terdapat 3 jenis dengan rate yang menyesuaikan dengan jangka waktu simpanan, yaitu:

- 3 bulan dengan rate 9% per tahun - 6 bulan dengan rate 10% per tahun - 12 bulan dengan rate 11% per tahun


(65)

48

Pajak jasa yang ada dalam simpanan berjangka akan ditanggung oleh koperasi.

c. Simpanan Harian

Simpanan harian merupakan simpanan yang sewaktu-waktu bisa diambil oleh anggotanya. Anggota yang akan melakukan simpanan harian harus melakukan pembukaan rekening sebesar Rp 25.000 dan untuk simpanan selanjutnya anggota dapat melakukan setoran dengan minimal Rp 10.000. Rate untuk jasa simpanan

“sitampan” sebesar 6% per tahun. Simpan harian tidak terbebani

dengan biaya administrasi.

2. Menyalurkan dana kepada angota dan calon anggota yang membutuhkan dalam bentuk pinjaman

Dana yang telah terhimpun di koperasi kemudian akan melakukan penyaluran dana kepada anggota dan calon anggotanya dalam bentuk pinjaman. Bentuk pinjaman yang ditawarkan oleh Koperasi Simpan Pinjam Artha Nugraha adalah sebagai berikut:

a. Pinjaman tetap

Merupakan pinjaman yang sistem angsurannya dibayar setiap bulan dengan pembayaran pokok dan juga jasa dengan besarnya angsuran setiap bulannya sama.

b. Pinjaman surut

Pinjaman surut memiliki sistem angsuran yang bisa dibayar sewaktu-waktu dengan pembayaran jasa yang digunakan untuk


(66)

mengangsur pokok pinjaman bebas, perhitungan jasa sesuai dengan sisa pokok pinjamannya.

c. Pinjaman sebrakan

Pinjaman sebrakan merupakan pinjaman dengan sistem pembayaran sekali lunas dengan jangka waktu maksimal 1 tahun.


(67)

50 BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

1. Menentukan Resiko

Proses pertama kali saat melakukan audit adalah melakukan penentuan resiko yang dapat terjadi pada Koperasi Simpan Pinjam Artha Nugraha. Melakukan proses tanya jawab dalam bentuk wawancara dan

check list untuk mengetahui pengendalian manajemen yang dimiliki oleh

Koperasi Simpan Pinjam Artha Nugraha.

Wawancara dan check list yang dilakukan meliputi peraturan yang diterapkan, prosedur, dan pengendalian manajemen dalam menyelesaikan suatu masalah yang terjadi dalam koperasi. Resiko yang mungkin dapat terjadi dalam Koperasi Simpan Pinjam Artha Nugraha adalah sebagai berikut:

Tabel 2: Tabel Tingkat Resiko Tigkat Resiko Penyajian Resiko

Resiko Rendah Kesalahan tagih terhadap anggota koperasi yang melakukan pinjaman

Resiko Menengah

Terjadi masalah dalam melakukan penagihan pinjaman terhadap anggota koperasi

Adanya kesalahan pencatatan dalam melakukan penagihan kepada anggota koperasi yang melakukan pinjaman

Resiko Tinggi

Adanya pinjaman atau piutang yang tak tertagih

Anggota yang tidak dapat melakukan pembayaran pinjaman


(68)

2. Melaksanakan Survei Pendahuluan

Sebelum melaksanakan audit terinci yang ada di Koperasi Simpan Pinjam Artha Nugraha diperoleh hasil observasi dan wawancara sebagai studi pendahuluan dalam tahap audit yang dilakukan oleh penulis. Survei pendahulian ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi dasar dari koperasi untuk mendukung pelaksanaan audit selanjutnya.

Koperasi Simpan Pinjam Artha Nugraha memiliki kebijakan dalam memberikan pinjaman bagi seseorang yang telah menjadi anggota atau calon anggota di koperasi. Koperasi tidak mematok minimal simpanan yang telah dilakukan oleh anggota, apabila seseorang telah menjadi anggota koperasi maka dia sudah dapat melakukan transaksi pinjaman pada koperasi tersebut.

Proses penyaluran kredit yang dilakukan oleh Koperasi Simpan Pinjam Artha Nugraha akan diberikan oleh pihak koperasi ke anggota dan calon anggota koperasi, pinjaman ini akan menjadi piutang bagi koperasi. Bagi anggota yang akan melakukan pinjaman di koperasi harus memenuhi beberapa syarat yang diberikan oleh koperasi.

Berikut merupakan prosedur pinjaman, mulai dari pemasarannya, verifikasi data calon peminjam hingga pencairan pinjaman dalam bentuk alur gambar yang akan diberikan oleh Koperasi Simpan Pinjam Artha Nugraha untuk anggota dan calon anggota koperasi:


(69)

52

Gambar I: Proses Pemberian Pinjaman Sumber : Koperasi Simpan Pinjam Artha Nugraha

A. Marketing Pinjaman (MP)

Marketing Pinjaman atau petugas yang ditunjuk melakukan pemasaran pinjaman secara proaktif, antara lain melalui kunjungan kepada calon anggota, melakukan penawaran melalui surat atau telepon, pertemuan,

member get member dan melalui sarana pemasaran lainnya.

B. Pra-Kualifikasi

Pra-Kualifikasi merupakan penilaian koperasi apakah anggota atau calon anggota dan usahanya memenuhi ketentuan umum pinjaman yang berlaku, dengan syarat sebagai berikut:

1. Umur minimum 21 tahun, atau pernah menikah (untuk calon anggota perseorangan).

2. Warga Negara Indonsia (WNI) yang berdomisili di Indonesia (untuk usaha perseorangan).

A. Marketing Pemasaran B. Pra-Kualifikasi C. Aplikasi Pinjaman D. Verifikasi Data & Dokumen

E. Nota Analisis Pinjaman F. Komite Pinjaman G. Keputusan Pinjaman H. Penandatangan Perjanjian Pinjaman

I. Dokumentasi & Administrasi J. Pencairan Pinjaman


(70)

3. Memiliki surat ijin sesuai dengan bidang usahanya. 4. Memiliki asset yang dapat diagunkan.

5. Mempunyai usaha untuk tujuan produktif dan telah berjalan baik minimum selama 2 (dua) tahun, yang diyakini dengan melakukan kunjungan ke lokasi usaha calon anggota.

6. Memiliki usaha yang tidak tergolong usaha yang dilarang sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

7. Memiliki penghasilan tetap (bagi pemohon pinjaman konsumtif) yang dapat dibuktikan jumlah penghasilan melalui dengan slip gaji perusahaan dimana dia bekerja.

Apabila seorang calon anggota tidak memenuhi persyaratan, maka permohonan pinjaman dapat langsung ditolak oleh Marketing Pinjaman. C. Aplikasi Pinjaman

Setelah pra kualifikasi calon anggota dinilai dapat memenuhi persyaratan untuk proses lebih lanjut, maka:

Gambar II: Aplikasi Pinjaman

Sumber : Koperasi Simpan Pinjam Artha Nugraha D. Verifikasi Data & Dokumen

Verifikasi akurasi dan kebenaran data dan dokumen dilakukan oleh bagian analisa pinjaman, dengan melaksanakan kunjungan anggota/calon anggota untuk mengetahui dan mengamati secara

Calon Anggota mengisi Form

Aplikasi Pinjaman (FAP)

MP memastikan kelengkapan dan kebenaran

data

FAP diserahkan kepada Bagian

Analisis Pinjaman


(71)

54

langsung terhadap lokasi dan kondisi usaha. Hasil kunjungan dituangkan dalam form hasil kunjungan nasabah dan form penilaian agunan.

E. Nota Analisis Pinjaman

Apabila berdasarkan observasi dan penilaian agunan ternyata permohonan Pinjaman tersebut dinilai tidak dapat dipertimbangkan untuk disetujui atau tidak memenuhi syarat untuk diproses lebih lanjut, maka Bagian Analisis Pinjaman akan membuat Surat Penolakan Pinjaman.

Gambar III: Pinjaman Ditolak

Sumber: Koperasi Simpan Pinjam Artha Nugraha

Pinjaman yang dapat diproses lebih lanjut, Bagian Analisis Pinjaman akan menyiapkan Nota Analisa Pinjaman yang dilengkapi dengan dokumen pendukung dan mengajukannya kepada Pengelola Pinjaman, yang dilengkapi dengan dokumen pendukung dan mengajukannya kepada pengelola untuk mendapatkan persetujuan dan keputusan. Sebelum keputusan diambil, pengelola menyerahkan Nota Analisa Pinjaman beserta seluruh lampirannya kepada Komite Pinjaman untuk dibahas dalam Rapat Komite Pinjaman (RKP)

Gambar IV: Pinjaman Disetujui Sumber: KSP Artha Nugraha Observasi dan penilaian Agunan

ditolak Surat Penolakan Pinjaman

Pinjaman yang diterima

Nota Analisa Pinjaman

Rapat Komite Pinjaman oleh Komite Pinjaman

Diambil keputusan


(72)

F. Komite Pinjaman

Bertugas untuk merekomendasikan kepada Pengelola untuk menyetujui atau menolak suatu permohonan Pinjaman yang telah dbahas dalam Rapat Komite Pinjaman (RKP). Rekomendasi dari Komite Pinjaman akan dituangkan dalam Notulen Hasil Rapat.

G. Keputusan Pinjaman

1. Berdasarkan Nota Analisa Pinjaman serta rekomendasi dari RKP, Pengelola atau Pejabat Pemegang Kewenangan mengambil keputusan apakah menyetujui atau menolak permohonan Pinjaman sesuai limit kewenangan yang dimiliki.

2. Apabila limit Permohonan Pinjaman melebihi kewenangannya, Manajer akan meneruskan Nota Analisa beserta Rekomendasi RKK kepada pemegang kewenangan yang lebih tinggi.

3. Bila Permohonan Pinjaman ditolak, maka Pengelola menugaskan admin dan juga sekretaris untuk membuat Surat Penolakan Pinjaman (SPK) untuk disampaikan kepada calon anggota.

4. Bila Permohonan Pinjaman disetujui maka Pengelola menugaskan admin dan juga sekretaris untuk membuat Surat Persetujuan Pinjaman (SPP) dengan ketentuan berikut:

a. Apabila calon anggota menyetujui ketentuan dan persyaratan yang tertera dalam SPP, maka anggota dimintauntuk menandatangani dan mengembalikan SPP paling lambat 1 bulan sejak tanggal surat.


(73)

56

b. Apabila dalam 1 bulan calon anggota belum mengembalikan SPP dinyatakan batal secara sepihak oleh Koperasi.

H. Penandatangan Perjanjian Pinjaman

1. ANP (Analitik Network Process) menerima Surat Persertujuan Pinjaman (SPP) yang telah ditandatangani oleh calon anggota dan meminta kepada calon anggota untuk:

a. Menunjukan dan atau menyerahkan dokumen kepada KSP Artha Nugraha sesuai dengan persyaratan dalam SPP.

b. Memenuhi kewajiban yang diisyaratkan didalam SPP, seperti biaya administrasi, asuransi dsb.

c. Calon anggota diminta untuk mengisi Formulir Calon Anggota Koperasi (untuk Calon anggota yang ber KTP wilayah Jateng) atau diminta untuk mengisi Formulis Calon Anggota Luar Biasa untuk Calon Anggota ber KTP di luar wilayah Jateng.

2. Setelah meyakini kebenaran dan kelengkapan dokumen Pinjaman, KSA (Kredit Staf Administrasi) menyiapkan Perjanjian Pinjaman dan Pengikatan Agunan.

3. KSA menyerahkan Perjanjian Pinjaman dilaksanakan antara pemegang kewenangan untuk melaksanakan penandatangan Perjanjian Pinjaman.

4. Penandatanganan Perjanjian Pinjaman dilaksanakan antara pemegang kewenangan dan calon anggota beserta bukti kepada Koperasi Simpan Pinjam Artha Nugraha barang agunan Pinjaman


(74)

untuk dilaksanakan pengikatan agunan dan menutup asuransi kerugian dan atau asuransi jiwa.

I. Dokumentasi & Administrasi

1. Dokumen legal seperti Nota Analisa Pinjaman berikut lembar keputusan, Perjanjian Pinjaman dan dokumen agunan dikelola oleh bagian admin.

2. Bagian admin bekerja sama dengan staf bulanan dan staf mingguan akan melakukan:

a. Persiapan dan memonitor pelaksanaan pengikatan agunan Pinjaman sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan mengadministrasikan.

b. Melaksanakan dan memonitor penutupan asuransi, masa berlaku asuransi dan pengurusan klaim asuransi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

c. Melakukan penelitian pemenuhan syarat-syarat pencairan Pinjaman.

d. Melaksanakan pencatatan dan penyimpanan Perjanjian Pinjaman dan dokumen agunan Pinjaman.

J. Pencairan Pinjaman

1. Pencairan Pinjaman dapat dilaksanakan setelah anggota menandatangani SPP dan Perjanjian Pinjaman serta memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.


(75)

58

2. Anggota telah menyerahkan bukti kepada KSP Artha Nugraha atas barang agunan Pinjaman dan telah dilakukan pengikatannya. 3. Anggota telah menyelesaikan kewajiban asuransi dan melunasi

biaya-biaya lainnya sesuai yang dipersyaratkan.

4. Pencairan Pinjaman merupakan wewenang Pengelola oleh karenanya pencairan Pinjaman harus diketahui atau ditandatangani pengelola.

3. Program Audit

Koperasi Simpan Pinjam Artha Nugraha memiliki visi dan misi serta dasar kerja yang menjadi landasan para pengelola koperasi dalam bekerja. Tujuan dari audit internal yang akan dilakukan adalah untuk melakukan evaluasi, memberikan rekomendasi dan mengidentifikasi temuan-temuan pada penyaluran kredit di Koperasi Simpan Pinjam Artha Nugraha untuk perkembangan Koperasi Simpan Pinjam Artha Nugraha

Program audit yang disusun berdasarkan pernyataan dalam proses penyaluran kredit di Koperasi Simpan Pinjam Artha Nugraha yang setara dengan peraturan yang berlaku di Koperasi Simpan Pinjam Artha Nugraha. Audit yang akan dilaksanakan menggunakan check list, berisi tentang pengendalian manajemen terhadap proses piutang melalui penyaluran kredit yang diambil dari buku Agoes (2012: 205) dan tabel temuan dari audit rinci yang ditemukan selama proses audit


(1)

Lampiran 5 Form Aplikasi Pinjaman


(2)

Lampiran 6 Surat Pemberitahuan Jatuh Tempo


(3)

Lampiran 7

Daftar Pertanyaan Wawancara

1. Apa nama perusahaan?

2. Dari mana asal nama perusahaan? 3. Dimana alamat perusahaan?

4. Kegiatan usaha apa saja yang dijalankan oleh perusahaan? 5. Siapa pemimpin perusahaan?

6. Berapa jumlah karyawan yang bekerja dalam perusahaan?

7. Apakah ada peraturan yang mengatur dalam kerja perusahaan? Kalau ada peraturan apa saja yang ada dalam perusahaan?

8. Siapa yang mendirikan perusahaan? 9. Tahun berapa perusahaan didirikan?

10.Apa alasan pendiri dalam mendirikan perusahaan ini? 11.Bagaimana perkembangan perusahaan dari tahun ke tahun? 12.Bagaimana struktur organisasi yang dimiliki perusahaan?

13.Apa saja tugas dan tanggung jawab setiap karyawan dalam perusahaan ini? 14.Apa saja jenis produk yang dimiliki perusahaan khususnya piutang yang ada

dalam perusahaan?


(4)

Lampiran 8 Check List Pengendalian Internal Penyaluran Kredit

NAMA ORGANISASI : KOPERASI SIMPAN PINJAM ARTHA NUGRAHA Periode Audit: 2016

PROGRAM YANG DIAUDIT : PROSES PENYALURAN KREDIT

NO PERNYATAAN YA TIDAK KETERANGAN

1 Apakah setiap adanya transaksi piutang dilakukan pencatatan?

2 Apakah bukti piutang/pinjaman memiliki bukti berupa kartu piutang yang disimpan oleh pihak koperasi?

3 Apakah bukti piutang memiliki bukti berupa kartu piutang yang disimpan oleh pihak anggota?

4 Apakah bukti piutang dilengkapi dengan attribute yang lengkap dan jelas? 5 Apakah pengamanan atas pencatatan piutang cukup?

6 Apakah orang yang melakukan pencatatan piutang dilakukan oleh orang tertentu?

7 Apakah orang yang melakukan pencatatan atas piutang berbeda dengan orang yang melakukan pengerjaan buku besar?

8 Apakah perkiraan piutang pelanggan secara periodik diteliti mengenai pelanggan yang sering terlambat?

9 Apakah perkiraan piutang pelanggan secara periodik diteliti mengenai bukti adanya pelunasan sebagian-sebagian?

10 Apakah semua penagihan pinjaman yang terjadi di koperasi dapat berjalan dengan lancar?

11 Apakah ada kebijakan koperasi tentang penghapusan piutang?

12 Apakah koreksi atas bukti piutang dan penghapusan piutang disetujui oleh orang yang berwenang?


(5)

Lanjutan Lampiran 8 halaman 96

NAMA ORGANISASI : KOPERASI SIMPAN PINJAM ARTHA NUGRAHA Periode Audit: 2016

PROGRAM YANG DIAUDIT : PROSES PENYALURAN KREDIT

NO PERNYATAAN YA TIDAK KETERANGAN

13 Apakah bukti untuk penagihan atas piutang yang telah dihapuskan diamankan untuk mencegah penyalahgunaan?

14 Apakah dilakukan follow up untuk umur pinjaman yang teelah jatuh tempo? 15 Apakah dalam melakukan penagihan piutang dibuatkan kwitansi?

16 Apakah kwitansi yang digunakan untuk melakukan penagihan memiliki nomor urut tercetak?

17 Apakah kwitansi yang digunakan untuk melakukan penagihan dibuat setelah diperiksa lebih dahulu ke masing-masing saldo piutang?

18 Apakah urutan nomor diperhatikan oleh orang yang bersangkutan? 19 Apakah hasil penagihan piutang langsung diserahkan kepada pihak

kasir/bendahara dalam waktu yang tidak terlalu lama?

20 Apakah hasil penagihan piutang langsung diserahkan kepada pihak kasir/bendahara dalam jumlah yang seharusnya diterima?

21 Apakah Koperasi memiliki prosedur dan peraturan mengenai pinjaman?

22 Apakah koperasi memiliki prosedur dan peraturan mengenai penagihan piutang? 23 Apakah perselisihan dengan pelanggan ditangani oleh orang yang dikuasakan? 24 Apakah ada evaluasi secara berkala oleh ketua koperasi mengenai kebijakan yang

berlaku?

Diadut oleh: Tanggal:

Jumlah Jawaban % Jawaban Ya

(Index Check List):

Ya Tidak


(6)