NASKAH PUBLIKASI Pengaruh Prosentase Serbuk Arang Batok Kelapa Bermatrik Polyester Pada Komposit Bahan Kampas Rem Sepeda Motor.

NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH PROSENTASE SERBUK
ARANG BATOK KELAPA BERMATRIK
POLYESTER PADA KOMPOSIT BAHAN
KAMPAS REM SEPEDA MOTOR

Makalah Seminar Tugas Akhir ini Disusun Sebagai Salah Satu
Syarat Untuk Mengikuti Ujian Tugas Akhir Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta
Disusun oleh:

RHONI WIDI ASMORO
NIM : D 200.02.0156

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012

PENGARUH PROSENTASE SERBUK ARANG BATOK KELAPA
BERMATRIK POLYESTER PADA KOMPOSIT BAHAN KAMPAS

REM SEPEDA MOTOR
Rhoni Widi Asmoro, Pramuko Ilmu P, Amin Sulistyanto
Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jl. A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan Kartasura
E-Mail : bangrony84@gmail.com
ABSTRAKSI
Seiring dengan pertumbuhan industri manufaktur permintaan
suku cadang kampas rem sepeda motor juga meningkat, akan tetapi
kampas rem yang ada dipasaran saat ini masih ada yang
menggunakan asbes sebagai bahan penyusunnya, sedangkan
asbes itu sendiri dapat menganggu kesehatan terutama organ paruparu. Untuk itu penulis melakukan penelitian dengan memanfaatkan
serbuk arang batok kelapa dan resin polyester serta katalis sebagai
pengikatnya.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
tingkat kekerasan, ketahanan aus, dan foto makro pada kampas rem
yang telah divariasikan komposisi bahan penyusunnya.
Proses pembuatan diawali dengan mencampur serbuk arang
batok kelapa dengan resin polyester dengan perbandingan 50%
serbuk + 50% resin, 60% serbuk + 40% resin, dan 70% serbuk +
30% resin, selanjutnya dipress dengan gaya 3 ton selama 10 menit

lalu disinterring pada suhu 1500 C selama 20 menit. Pengujian
spesimen yang dilakukan adalah uji kekerasan Brinell dan Uji Gesek
dengan standar pengujian CNS (China National Standard) GB5763,
pada pengujian ini yang digunakan sebagai media pembanding
kampas rem merk Aspira.
Dari hasil pengujian diperoleh kesimpulan kampas rem dengan
komposisi serbuk arang batok kelapa 50% memiliki tingkat
kekerasan tertinggi sebesar 82,17 BHN. Keausan tertinggi terjadi
pada kampas rem dengan komposisi 70% serbuk arang batok kelapa
yaitu sebesar 0,028 mm, dan jika dilihat dari foto makro pada
komposisi tersebut juga memiliki alur-alur yang lebih banyak bekas
gesekan dengan piringan cakram.
Kata kunci : kampas rem, serbuk arang, ketahanan aus, foto makro

PENDAHULUAN
Pertumbuhan industri manufaktur diIndonesia mengalami
kenaikan yang signifikan. Kenaikan ini turut mempengaruhi
permintaan suku cadang sepeda motor itu sendiri. Kampas rem
salah satunya, namun saat ini komposisi dari kampas rem itu sendiri
masih ada

yang menggunakan bahan asbes sehingga
membahayakan kesehatan manusia. Debu yang berasal dari asbes
jika terhirup dalam konsentrasi yang cukup tinggi bisa
mengakibatkan penyakit asbestosis dan tumor ganas pada membran
paru-paru.
Dari beberapa hal di atas mendorong penulis untuk merancang
pembuatan kampas rem non asbes yang ramah lingkungan dengan
memanfaatkan serbuk arang batok kelapa. Dalam penelitian ini,
penulis menggunakan bahan yaitu serbuk arang batok kelapa, resin
polyester jenis BQTN 157 dan katalis sebagai pengikatnya.
TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui tingkat kekerasan kampas rem yang terbuat dari
serbuk arang batok kelapa.
2. Mengetahui tingkat keausan kampas rem berbahan serbuk arang
batok kelapa.
3. Mengetahui foto makro setelah dilakukan uji kekerasan dan uji
keausan.
BATASAN MASALAH
Untuk memudahkan pelaksanaan penelitian sehingga tujuan

penelitian dapat dicapai, perlu adanya pembatasan masalah, yaitu:
1. Bahan
Bahan yang digunakan untuk pembuatan kampas rem ini adalah
serbuk arang batok kelapa, dengan pengikat resin polyester.
2. Perbandingan komposisi bahan yang digunakan sebagai berikut :



3.

Variasi komposisi serbuk arang batok kelapa yaitu :
50% serbuk arang batok kelapa
+ 50% resin polyester
60% serbuk arang batok kelapa
+ 40% resin polyester
70% serbuk arang batok kelapa
+ 30% resin polyester.
Pengujian
Pada penelitian kali ini peneliti menggunakan dua pengujian yaitu
pengujian kekerasan dan keausan kampas rem. Pengujian

kekerasan dilakukan dengan menggunakan alat uji kekerasan
Brinell, sedangkan pengujian keausan dilakukan dengan alat uji
gesek kampas sesuai standar CNS (China National Standard) GB
5763, yang alatnya dirancang oleh Bapak Bambang W.F.,ST, MT.
dan Mas Ala.
Pada penelitian ini peneliti menggunakan kampas rem yang
umum dipakai yaitu kampas rem produk aspira sebagai kontrol
atau media pembanding.

TINJAUAN PUSTAKA
Berdasarkan percobaan yang dilakukan oleh Tri Wahyudi (2010),
pembuatan dan pengujian sifat fisis dan mekanis kampas rem
dengan bahan dasar serbuk Al, arang tempurung kelapa dengan
matriks epoxy, komposisi serbuk Al dan serbuk arang tempurung
kelapa mempengaruhi
tingkat kekerasan dari kampas rem,
kemudian Taufik Agus Riyanto (2011), variasi komposisi kuningan
pada pembuatan kampas rem non asbes bermatriks resin venylester
type ripoxy R-802, penambahan serbuk kuningan pada kampas rem
dapat meningkatkan ketahanan aus.

LANDASAN TEORI
A. Komposit
Istilah komposit (composite) secara etimologis merupakan kata
sifat yang berarti susunan atau gabungan. Composite ini berasal dari
kata kerja to compose yang berarti menyusun atau menggabung.
Jadi definisi komposit dalam lingkup ilmu material adalah gabungan
dua buah material atau lebih yang digabung untuk memperoleh
campuran material yang baru yang bisa digunakan untuk proses
selanjutnya.
B. Proses Kompaksi
Pemberian tekanan yang sangat besar terhadap material serbuk
yang bertujuan untuk mendapatkan spesimen yang diinginkan.
Kompaksi terdiri dari dua jenis metode yaitu hot compaction dan cold
compaction, dimana keduanya mempunyai fungsi dan prinsip kerja
yang hampir sama, akan tetapi yang paling membedakan adalah
pada jenis hot compaction, karena pada jenis kompaksi ini terjadi
perlakuan panas disaat proses penekanan punch berlangsung,
sehingga material memadat dan sekaligus mendapat perlakuan
panas, pada penelitian ini kami menggunakan metode kompaksi
tanpa temperatur (cold compaction) yang disebabkan oleh

keterbatasan alat yang ada.
C. Sintering
Istilah sintering berasal dari bahasa jerman, “sinter” dalam
bahasa inggris berasal dengan kata “cinder” yang berarti bara.
Sintering merupakan metode pembuatan material dari serbuk
dengan pemanasan sehingga terbentuk ikatan partikel pada suhu
tinngi. Sintering adalah pengikatan bersama antar partikel pada suhu
tinggi. Sintering dapat terjadi dibawah suhu leleh (melting point)
dengan melibatkan transfer atomic pada kondisi padat.
D. Kekerasan
Pada penelitian ini menggunakan pengujian kekerasan Brinell.
Pada pengujian kekerasan dengan metode Brinell sebuah bola baja
yang telah dikeraskan ditekankan pada permukaan benda uji dengan
gaya tertentu selama beberapa saat. Sebelum dilakukan pengujian

sebaiknya dilakukan penghalusan permukaan dan pemolesan
dengan menggunakan pensil 2B agar hasil pengujian mudah dibaca
pada mikroskop.
Kekerasan Brinell dapat dicari dengan rumus dibawah ini :
.


.................(1)

Keterangan :
HB : Brinell Hardness Number
P
: Beban yang menekan (Kg)
D
: Diameter Penetrator (mm)
d
: Diameter injakan penetrator (mm)
E. Keausan
Keausan dapat didefinisikan sebagai rusaknya permukaan
padatan, umumnya melibatkan kehilangan material yang progesif
akibat adanya gesekan (friksi) antar permukaan padatan. Keausan
bukan merupakan sifat dasar material, melainkan respon material
terhadap sistem luar (kontak permukaan).
Keausan kampas rem dapat dicari dengan rumus dibawah ini :

…………………….. (2)

Keterangan :
V = volume keausan (mm3/Nm)
A = luas permukaan kampas (mm2)
d1 = tebal awal kampas (mm)
d2 = tebal akhir setelah pengujian (mm)
R = jarak titik pusat kampas ke titik pusat cakram(mm)
fm = gaya gesek (N)
n = putaran(rpm)
Material jenis apapun akan mengalami keausan dengan
mekanisme yang beragam. Berikut mekanisme-mekanisme yang
terdapat pada fenomena keausan.
1. Keausan Adhesive
Keausan adhesive terjadi bila kontak permukaan dari dua material
atau lebih mengakibatkan adanya perlekatan satu sama lainnya
(adhesive) serta deformasi plastis dan pada akhirnya terjadi
pelepasan (pengoyakan) salah satu material (Gambar 1). Dalam
kasus lain dapat pula disebabkan karena tidak adanya pelumas,
kemudian pengoyakan akibat permukaan geser antara kedua
material.


Gambar 1. Keausan Adhesive
(www.Scribd.com/doc/21704473/uji_keausan)
2. Keausan Abrasive
Keausan abrasive terjadi bila suatu partikel keras (asperity) dari
material tertentu meluncur pada permukaan material lain yang lebih
lunak sehingga terjadi penetrasi atau pemotongan material yang
lebih lunak (Gambar 2).

Gambar 2. Keausan Abrasive
(www.Scribd.com/doc/21704473/uji_keausan)
3. Keausan Fatique (lelah)
Keausan lelah merupakan mekanisme yang relatif berbeda
dibandingkan dua mekanisme sebelumnya, yaitu dalam hal interaksi
permukaan. Baik keausan adhesive maupun abrasive melibatkan
hanya satu interaksi sementara pada keausan lelah dibutuhkan
interaksi multi.
Keausan ini terjadi akibat interaksi permukaan dimana
permukaan yang mengalami beban berulang akan mengarah pada
pembentukan retak-retak mikro. Retak-retak mikro tersebut pada
akhirnya menyatu dan menghasilkan pengelupasan material


(Gambar 3). Tingkat keausan sangat bergantung pada tingkat
pembebanan.
Permukaan yang mengalami beban (surface in compression) dan
berulang akan mengarah pada pembentukan retak-retak mikro
(microcracks), retak-retak tersebut pada akhirnya menyatu dan
menghasilkan pengelupasan material (cracks). Tingkat keausan
sangat tergantung pada tingkat pembebanan.

Gambar 3. Keausan Lelah
(www.Scribd.com/doc/21704473/uji_keausan)
4. Keausan Korosif
Pada prinsipnya mekanisme ini dimulai dengan adanya
perubahan kimiawi material di bagian permukaan oleh faktor
lingkungan. Kontak dengan lingkungan ini akan menghasilkan
pembentukan lapisan pada permukaan dengan sifat yang berbeda
dengan matrial induk (Gambar 4). Sebagai konsekuensinya, material
pada lapisan permukaan akan mengalami keausan yang berbeda.
Hal ini selanjutnya mengarah kepada perpatahan interface antara
lapisan permukaan dan material induk dan akhirnya seluruh lapisan
permukaan itu akan tercabut.

Gambar 4. Keausan Korosif
(www.scribd.com/doc/21704473/uji_keausan)

METODE PENELITIAN
Berikut ini diagram alir yang menggambarkan proses alur penelitian:
MULAI

Studi Pustaka dan Studi Lapangan

Persiapan Bahan Serbuk Arang Batok
Kelapa, Resin Polyester

Penyaringan Bahan

Pencampuran Bahan

Komposisi Serbuk Arang
Batok Kelapa 50%, Resin
Polyester 50%

Komposisi Serbuk Arang
Batok Kelapa 60 %, Resin
Polyester 40 %

Komposisi Serbuk Arang
Batok Kelapa 70 %, Resin
Polyester 30 %

Kompaksi Dengan Gaya 3 Ton

Sintering Dengan Suhu 1500C

Uji Kekerasan

Uji Keausan

Foto Makro

Hasil&Pembahasan

Kesimpulan

SELESAI

Gambar 5. Skema Diagram Alir Penelitian
Bahan dan Alat
Bahan
1. Serbuk Arang Batok Kelapa
2. Resin Polyester dan Katalis
Alat
1. Alat Penyaring
2. Timbangan
3. Cetakan (dies)
4. Mesin press
5. Oven
6. Infrared Thermometer

Spesimen Uji
Dalam komposisi setiap spesimen dibuat berbeda-beda dengan
tujuan mengetahui pengaruh variasi komposisi dari serbuk arang
batok kelapa dan resin polyester, setiap komposisi dibuat empat
spesimen kampas rem agar didapat perbandingan dari setiap
komposisi kampas rem, variasi dari setiap spesimen yaitu :
Variasi komposisi dari serbuk arang batok kelapa yaitu :
1. 50% serbuk arang batok kelapa +50% resin polyester
2. 60% serbuk arang batok kelapa +40% resin polyester
3. 70% serbuk arang batok kelapa +30% resin polyester

Komposisi 1

Komposisi 2

Komposisi 3

Gambar 6. Sampel spesimen kampas rem
Lokasi Penelitian
Penelitian spesimen kampas rem ini dilaksanakan di
Laboratorium Bahan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas
Gadjah Mada Yogyakarta, Jln. Grafika no.2 Yogyakarta pada hari
senin tanggal 22 Maret 2012 dan kediaman Bapak Bambang Waluyo
F. ST. MT.
Jalannya Penelitian
Penelitian dilakukan dengan cara mencari bahan-bahan
pembuatan kampas rem dan mencari referensi sebagai acuan dan
dasar penelitian. Setelah bahan didapatkan kemudian diproses dan
ditentukan komposisinya. Kemudian bahan-bahan tersebut dicampur
menjadi satu dan dimasukan ke dalam cetakan dan dipress. Setelah
itu dilakukan proses sintering.
Setelah semua spesimen selesai dibuat maka spesimen siap
untuk dilakukan pengujian. Dengan pengujian sebagai berikut :
1. Pengujian kekerasan Brinell
Pengujian kekerasan (Hardness) dengan metode Brinell dipilih
karena bahan termasuk jenis komposit.
Pengujian kekerasan
bertujuan untuk mengetahui ketahanan benda uji terhadap penetrasi
suatu material yang lebih keras dengan bentuk dan dibawah
pengaruh gaya tertentu sehingga akan didapatkan harga kekerasan
dari benda uji.

Gambar 7. Alat Uji Kekerasan Brinell
(Lab.Bahan UGM)

2. Pengujian Keausan
Pengujian keausan dapat dilakukan dengan alat uji gesek dengan
standard CNS (China National Standard) GB 5763, yang alatnya
dirancang oleh Bapak Bambang W.F.,ST, MT. dan Mas Ala, dimana
benda uji memperoleh beban gesek dari piringan cakram yang
berputar (revolving disc). Pembebanan gesek ini akan menghasilkan
kontak antar permukaan yang berulang-ulang yang pada akhirnya
akan mengambil sebagian material pada permukaan benda uji.
Besarnya jejak permukaan dari material tergesek itulah yang
dijadikan dasar penentuan tingkat keausan pada material. Semakin
besar dan dalam jejak keausan maka semakin tinggi volume material
yang terkelupas dari benda uji.

Gambar 8. Pengujian keausan dengan alat uji gesek
standar CNS GB5763

BHN (Kg/mm2)

HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Grafik Hasil Uji Kekerasan Variasi Serbuk Arang Batok
Kelapa
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0

82.17

50% serbuk 
arang + 50% 
polyester

79.66

60% serbuk 
arang + 40% 
polyester

75.49

70% serbuk 
arang + 30% 
polyester

63.49

Aspira

Keterangan Spesimen

Gambar 9. Grafik Pengaruh Variasi Komposisi Serbuk Arang Batok
Kelapa Terhadap Kekerasan Kampas
Dari grafik diatas terlihat harga kekerasan yang paling baik
yaitu serbuk arang batok kelapa sebesar 50% dengan harga
kekerasan 82,17 Kg/mm2. Hal ini melebihi tingkat kekerasan kampas
rem produk aspira dengan harga kekerasan 63,49 Kg/mm2.
B. Grafik Hasil Uji Keausan Variasi Serbuk Arang Batok Kelapa

Volume Keausan (mm/menit)

0.0045

0.004

0.004
0.0035

0.0028

0.003
0.0025

0.0017

0.002
0.0015
0.001

0.0005

0.0005
0
50 % serbuk 
arang

60 % serbuk 
arang

70% serbuk 
arang

Aspira

Prosentase Serbuk Arang

Gambar 10. Grafik Pengaruh Variasi Komposisi Serbuk Arang
Batok Kelapa Terhadap Keausan Kampas

Dari grafik diatas, harga keausan yang paling tinggi terjadi pada
kampas rem produk Aspira 0,004 mm2/menit. kemudian kampas rem
dengan komposisi serbuk arang batok kelapa 70% yaitu sebesar
0,028 mm2/menit.
C. Hasil Foto Makro Setelah Uji Keausan
alur bekas
gesekan sedikit
(jarang)

Gambar 13. Foto Makro Kampas Rem dengan Komposisi
Serbuk Arang 50%
alur bekas gesekan
lebih banyak

Gambar 16. Foto Makro Kampas Rem dengan Komposisi
Serbuk Arang 60%
alur
semakin banyak
(alur lebih rapat)

Gambar 17. Foto Makro Kampas Rem dengan Komposisi
Serbuk Arang 70%
KESIMPULAN
1. Kampas rem dengan variasi komposisi serbuk arang batok kelapa
50% memilki harga kekerasan tertinggi dibandingkan pada
komposisi 60%,70% serbuk arang batok kelapa, dan kampas rem
produk Aspira.
2. Harga keausan kampas rem dengan komposisi 70% serbuk
arang batok kelapa lebih mendekati harga keausan dari kampas
rem produk Aspira.
3. Dari foto makro dapat dilihat komposisi serbuk arang batok
kelapa 70% memiliki alur-alur bekas gesekan lebih banyak
dibandingkan pada komposisi 60%, dan 50% serbuk arang batok
kelapa.

SARAN
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, penulis memberikan
beberapa saran, jika ingin diaplikasikan pada motor hendaknya
menggunakan piringan cakram (disk brake) khusus, karena kalau
dipakai pada disk brake pada umumnya dikhawatirkan terjadi selip

DAFTAR PUSTAKA

Diharjo, K., dan Triyono, T., 2003, “Buku Pegangan Kuliah
Material Teknik”, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
German, R.M., 1984. “Powder Metallurgy Science. Metal Powder
Industries Federation. Princeton”, New Jersey.
James,

2003

"Stability

Analysis

of

Disk

Brake

Model".

www.fkm.utm.my/arahim/chapter6.pdf.
Kurniawan Alek, 2009. “Kampas Rem Berbahan Serbuk Kayu dan
Serabut

Kelapa”.http://www.google.com/kampas-rem-

berbahan-serbuk-kayu dan.html.
Lister C.E., 1984.”Electric Circuits and Machines”. McGraw hill
company,lrc
Matejka V,dkk.,2008. “Effects Of Silicon Carbide In Semi-Metallic
Brake Materials On Friction Perfomance And Friction
Layer Formation”, p 1121-1128
Riyanto

T.A.,

2011.,

“Variasi

Komposisi

Kuningan

Pada

Pembuatan Kampas Rem Non Asbes Bermatriks Resin
Venylester

Type

Ripoxy

R-802.”,

Universitas

Muhammadiyah Surakarta.
Sutrisno, 1997. “Fisika Dasar Mekanika”, ITB Bandung.
Wahyudi T., 2010., “Pembuatan Dan Pengujian Sifat Fisis Dan
Mekanis Kampas Rem Dengan Bahan Dasar Serbuk Al,

Arang Tempurung Kelapa Dengan Matriks Epoxy”.,
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Untoro, H.T, 2010. “Pengaruh Lingkungan Terhadap Keausan,
Daya, Koefisien Gesek, Suhu Kampas Rem, Dan Waktu
Pengereman Kampas Rem Berbahan Fiberglass”. Tugas
akhir S1, Jurusan Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
www.scribd.com/doc/21704473/ujikeausan

Dokumen yang terkait

Pengembangan Kampas Rem Sepeda Motor dari Komposit Serat Bambu, Fiberglass, Serbuk Aluminium Dengan Pengikat Resin Polyester Terhadap Kekerasan dan Ketahanan Aus

0 4 4

NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR Karakterisasi Mekanis Bahan Kampas Kopling (Clutch) Sepeda Motor Dengan Bahan Serat Kelapa, Arang Tempurung Kelapa, Serbuk Aluminium Dan Resin Phenolic.

0 1 16

TUGAS AKHIR KARAKTERISASI DAN PEMBUATAN KAMPAS KOPLING SEPEDA MOTOR DENGAN VARIASI Karakterisasi Dan Pembuatan Kampas Kopling Sepeda Motor Dengan Variasi Bahan Serat Sabut Kelapa, Serbuk Arang Tempurung Kelapa, Serbuk Tembaga Dan Resin Polyester.

0 1 18

PENDAHULUAN Karakterisasi Dan Pembuatan Kampas Kopling Sepeda Motor Dengan Variasi Bahan Serat Sabut Kelapa, Serbuk Arang Tempurung Kelapa, Serbuk Tembaga Dan Resin Polyester.

3 47 5

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakterisasi Dan Pembuatan Kampas Kopling Sepeda Motor Dengan Variasi Bahan Serat Sabut Kelapa, Serbuk Arang Tempurung Kelapa, Serbuk Tembaga Dan Resin Polyester.

1 7 19

NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR Karakterisasi Dan Pembuatan Kampas Kopling Sepeda Motor Dengan Variasi Bahan Serat Sabut Kelapa, Serbuk Arang Tempurung Kelapa, Serbuk Tembaga Dan Resin Polyester.

0 4 17

TUGAS AKHIR Pengaruh Prosentase Serbuk Arang Batok Kelapa Bermatrik Polyester Pada Komposit Bahan Kampas Rem Sepeda Motor.

0 0 16

PENDAHULUAN Pengaruh Prosentase Serbuk Arang Batok Kelapa Bermatrik Polyester Pada Komposit Bahan Kampas Rem Sepeda Motor.

0 1 4

KAJI EKSPERIMENTAL PENGGUNAAN KAMPAS REM KOMPOSIT SERBUK TEMPURUNG KELAPA PADA SEPEDA MOTOR YAMAHA JUPITER Z.

0 0 16

Kaji Eksperimental Penggunaan Kampas Rem Komposit Serbuk Bambu pada Sepeda Motor Yamaha Jupiter Z.

0 1 11