HASIL DAN PEMBAHASAN Karakterisasi Dan Pembuatan Kampas Kopling Sepeda Motor Dengan Variasi Bahan Serat Sabut Kelapa, Serbuk Arang Tempurung Kelapa, Serbuk Tembaga Dan Resin Polyester.

(1)

62

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Pengujian Keausan

4.1.1. Pengujian Keausan Kering

Table 4.1. Hasil Penelitian rata rata Keausan kering

No Kampas kopling uji keausan kering Keausan rata-rata (mm/jam)

1 Variasi bahan 1 0,17

2 Variasi bahan 2 0,21

3 Variasi bahan 3 0,17

4 Indopart 0,22

Gambar4.1. Histogram Hasil pengujian Keausan kering

Dari gambar histogram 4.1 pengujian kering dengan beban 15 kg selama 1 jam maka didapat harga keausan Variasi bahan 1

0.17

0.21

0.17

0.22

0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25

variasi bahan 1

variasi bahan 2

variasi bahan 3

indopart

H

a

rg

a

K

e

a

u

sa

n

r

a

ta

-r

a

ta

(

m

m

/j

m

)

40% serat kelapa + 10% tempurung kelapa + 10% serbuk tembaga + 40% resin polyester

20% serat kelapa + 20% tempurung kelapa + 20% serbuk tembaga + 40% resin polyester 30% serat kelapa + 15% tempurung kelapa + 15% serbuk tembaga + 40% resin polyester 2 indopart


(2)

63

sebesar 0,17 mm/jm, Variasi bahan 2 sebesar 0,21 mm/jm, Variasi bahan 3 sebesar 0,17 mm/jm dan kampas indopart sebesar 0,22 mm/jm. Dari semua pengujian kering paling rendah tingkat keausannya yaitu pada Variasi bahan 1 dan harga keausan yang mendekati kampas kopling indopart adalah Variasi bahan 2.

4.1.2. Pengujian Keausan Pengaruh Oli

Tabel 4.2. Hasil Penelitian Keausan Pengaruh Oli No Kampas kopling uji keausan

pengaruh oli

Keausan rata-rata (mm/jm)

1 Variasi bahan 1 0,19

2 Variasi bahan 2 0,15

3 Variasi bahan 3 0,13

4 Indopart 0,17

Gambar 4.2. Histogram Hasil uji Keausan Pengaruh Oli

0.19

0.15

0.13

0.17

0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25

variasi bahan 1

variasi bahan 2

variasi bahan 3

indopart

H

a

rg

a

K

e

a

u

sa

n

r

a

ta

-r

a

ta

(

m

m

/j

m

)

40% serat kelapa + 10% tempurung kelapa + 10% serbuk tembaga + 40% resin polyester

20% serat kelapa + 20% tempurung kelapa + 20% serbuk tembaga + 40% resin polyester 30% serat kelapa + 15% tempurung kelapa + 15% serbuk tembaga + 40% resin polyester 2 indopart


(3)

64

Dari gambar histogram 4.2, pengujian yang diberi oli dengan beban 15 kg selama 1 jam maka didapat harga keausan Variasi bahan 1 sebesar 0,19 mm/jm, Variasi bahan 2 sebesar 0,15 mm/jm, Variasi bahan 3 sebesar 0,13 mm/jm dan kampas kopling indopart sebesar 0,17 mm/jm. Dari semua pengujian oli paling rendah tingkat keausannya yaitu pada Variasi bahan 3 dan harga keausan Variasi bahan 2 yang mendekati kampas kopling indopart.

Gambar 4.3. Histogram perbandingan hasil uji keausan kering dan pengaruh oli

0.17

0.21

0.17

0.22

0.19

0.15

0.13

0.17

0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25

Variasi bahan 1 Variasi bahan 2 Variasi bahan 3 indopart

H

a

rg

a

K

e

a

u

sa

n

r

a

ta

-r

a

ta

(

m

m

/j

m

)

kering Oli


(4)

65

4.2. Hasil Perhitungan Koefisien Gesek Kampas Kopling

4.2.1. Hasil Perhitungan Koefisien Gesek Kampas Kopling Kering

Tabel 4.3. Hasil Penelitian Koefisien Gesek (µ)

no Kampas kopling koefisien gesek kering Koefisien Gesek

rata-rata ( )

1 Variasi bahan 1 0,480

2 Variasi bahan 2 0,470

3 Variasi bahan 3 0,474

4 Indopart 0,394

Gambar 4.3. Histogram Hasil Koefisien Gesek Kering

Dari gambar histogram 4.3 pengujian koefisien gesek kering maka didapat koefisien gesek Variasi bahan 1 sebesar 0,480, Variasi bahan 2 sebesar 0,470 , Variasi bahan 3 sebesar 0,474 dan indopart sebesar 0,394. Dan variasi bahan yang mendekati kampas kopling

0.48 0.47 0.474

0.394

0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6

Variasi bahan 1

Variasi bahan 2

Variasi bahan 3

indopart

k

o

e

fi

si

e

n

g

e

se

k

r

a

ta

-r

a

ta

(

µ

)

40% serat kelapa + 10% tempurung kelapa + 10% serbuk tembaga + 40% resin polyester

20% serat kelapa + 20% tempurung kelapa + 20% serbuk tembaga + 40% resin polyester 30% serat kelapa + 15% tempurung kelapa + 15% serbuk tembaga + 40% resin polyester 2 indopart


(5)

66

indipart adalah variasi bahan 2. Dari semua pengujian koefisien gesek kering yang paling rendah adalah kampas kopling indopart,

4.2.2. Hasil Perhitungan Koefisien Gesek Kampas Kopling Pengaruh Oli

Tabel 4.4. Hasil penelitian Koefisien Gesek (µ) oli no Kampas kopling koefisien gesek

pengaruh oli

Koefisien Gesek

rata-rata ( )

1 Variasi bahan 1 0,474

2 Variasi bahan 2 0,460

3 Variasi bahan 3 0,469

4 Indopart 0,390

Gambar 4.4. Histogram Hasil Koefisien Gesek Pengaruh Oli.

0.474

0.46 0.469

0.39

0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35 0.4 0.45 0.5

Variasi bahan 1

Variasi bahan 2

Variasi bahan 3

indopart

k

o

e

fi

si

e

n

g

e

se

k

r

a

ta

-r

a

ta

(

µ

)

40% serat kelapa + 10% tempurung kelapa + 10% serbuk tembaga + 40% resin polyester

20% serat kelapa + 20% tempurung kelapa + 20% serbuk tembaga + 40% resin polyester 30% serat kelapa + 15% tempurung kelapa + 15% serbuk tembaga + 40% resin polyester 2 indopart


(6)

67

Dari Histogram 4.4, pengujian koefisien gesek oli maka didapat harga koefisien gesek Variasi bahan 1 sebesar 0,474. Variasi bahan 2 sebesar 0,460. Variasi bahan 3 sebesar 0.469 dan kampas kopling indopart sebesar 0,390. Dan variasi bahan yang mendekati kampas kopling indopart adalah variasi bahan 2 dari pengujian koefisien gesek oli yang paling rendah adalah kampas kopling indopart.

Gambar 4.5. Histogram perbandingan koefisien gesek kering dan pengaruh oli

4.3. Data Hasil Pengujian Kekerasan Brinell

Tabel 4.5. Hasil Pengujian Brinell

Variasi bahan

D(mm) diameter penetrator

d1 d2 d3 d

rata-rata

d(mm) diameter

injakan

HB (Kg/mm2)

HB rata-rata (Kg/mm2)

1

2,5 38 37 38 37,7 0,992 19,294

19,898 2,5 34 34 36 34,7 0,913 22,0806

2,5 38 38 40 34,7 1,0184 18,3206 2,5 38 36 38 37,3 0,981 19,822

0.48 0.47 0.474

0.394

0.474 0.46 0.469

0.39

0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6

Variasi bahan 1 Variasi bahan 2 Variasi bahan 3 indopart

k

o

e

fi

si

e

n

g

e

se

k

r

a

ta

-r

a

ta

(

µ

)

kering Oli


(7)

68

2 2,5 34 36 36 35,3 0,928 22,33 20,642 2,5 38 37 37 37,3 0,982 19,771

3

2,5 36 37 38 37 0,973 20,142

20,341 2,5 34 36 36 35,3 0,929 22,190

2,5 38 37 40 38,3 1,0087 18,693

Indopart

2,5 45 45 45 45 1,184 13,248

13,248

2,5 45 45 45 45 1,184 13,248

2,5 45 45 45 45 1,184 13,248

Keterangan : Variasi bahan pembuatan kampas uji masing-masing diuji kekerasan dengan tiga titik pada ketiga spesimen. (Beban 153,2 N = 15,6 Kg) dan perbesaran microskop (d) = 100x

Gambar 4.6. Histogram Hasil uji kekerasan

Dari pengujian kekerasan Brinell dengan tekanan 153,2 N di dapat nilai kekerasan kampas kopling spesimen 1 sebesar 19,294 HB, kampas kopling spesimen 2 sebesar 22,0806 HB, kampas kopling spesimen 3 sebesar 18,3206 HB, dan kampas kopling indopart sebesar 13,248 HB. Dari semua pengujian kekerasan

19.898 20.642 20.341

13.248

0 5 10 15 20 25

Variasi bahan 1

Variasi bahan 2

Variasi bahan 3

indopart

k

e

k

e

ra

sa

n

b

ri

n

e

ll

r

a

ta

-r

a

ta

(

k

g

/m

m

2)

40% serat kelapa + 10% tempurung kelapa + 10% serbuk tembaga + 40% resin polyester

20% serat kelapa + 20% tempurung kelapa + 20% serbuk tembaga + 40% resin polyester 30% serat kelapa + 15% tempurung kelapa + 15% serbuk tembaga + 40% resin polyester 2 indopart


(8)

69

Brinell nilai yang paling keras adalah kampas spesimen 2. Dilihat dari besarnya nilai kekerasan Brinell (BHN), kampas kopling spesimen 1,2 dan 3 mempunyai nilai kekerasan yang lebih besar dari pada kampas kopling indopart dikarenakan semakin banyak kandungan berat logam semakin menambah nilai kekerasan dari kampas kopling, campuran variasi bahan yang digunakan pada kampas spesimen 1, 2 dan 3 adalah serbuk arang tempurung kelapa, serbuk tembaga serat serabut kelapa dan resin polyester sehingga lebih keras dari kampas kopling indopart.

4.4. Data Hasil Mencari tsentuh

Tabel 4.6Data Hasil Mencari tsentuh Pengujian Kering No Arus beulm

diberi beban (A)

Arus setelah

diberi beban (A)

(detik) Rata-rata (detik)

1 2,8 3,1 1,85

1,81

2,7 3 1,8

2,8 3,1 1,78

2 2,6 2,9 1,6

1,67

2,6 2,8 1,69

2,8 3,1 1,71

3 2,9 3,2 1,9

1,87

2,8 3 1,84


(9)

70

Tabel 4.7Data Hasil Mencari tsentuh Pengujian Kering Indopart No Arus beulm

diberi beban (A)

Arus setelah diberi beban

(A)

(detik) Rata-rata (detik)

1

2,6 2,8 1,50

1,57

2,6 2,8 1,59

2,7 2,9 1,63

Gambar 4.7. Histogram tsentuh Pengujian Kering

Dari gambar histogram 4.6 pengujian pencarian tsentuh maka didapat tsentuh Variasi bahan 1 waktunya mencapai 1,81 detik , Variasi bahan 2 waktunya mencapai 1,67 detik Variasi bahan 3 waktunya mencapai 1,87 detik dan indopart waktunya mencapai 1,57 detik. Maka dari semua hasil pencarian tsentuh yang paling cepat dan mendekati kampas kopling indopart adalah Variasi bahan 2 dengan waktu 1,67 detik.

1.81

1.67

1.87

1.57

1.4 1.45 1.5 1.55 1.6 1.65 1.7 1.75 1.8 1.85 1.9

Variasi bahan 1

Variasi bahan 2

Variasi bahan 3

indopart

w

a

k

tu

r

a

ta

-r

a

ta

(

d

e

ti

k

)

40% serat kelapa + 10% tempurung kelapa + 10% serbuk tembaga + 40% resin polyester

20% serat kelapa + 20% tempurung kelapa + 20% serbuk tembaga + 40% resin polyester 30% serat kelapa + 15% tempurung kelapa + 15% serbuk tembaga + 40% resin polyester 2 indopart


(10)

71

Tabel4.8 Data Hasil Mencari tsentuh Pengujian Pengaruh Oli No Arus beulm

diberi beban (A)

Arus setelah

diberi beban (A)

(detik) Rata-rata (detik)

1 2,6 2,8 1,5

1,51

2,7 2,9 1,52

2,7 2,8 1,53

2 2,8 2,9 1,45

1,47

2,8 2,9 1,48

2,6 2,8 1,5

3 2,7 2,8 1,7

1,69

2,8 2,9 1,69

2,6 2,7 1,7

Tabel 4.9Data Hasil Mencari tsentuh Pengujian Pengaruh Oli Indopart No Arus beulm

diberi beban (A)

Arus setelah diberi beban

(A)

(detik) Rata-rata (detik)

1

2,6 2,7 1,43

1,45

2,6 2,8 1,5


(11)

72

Gambar 4.8. Histogram tsentuh Pengujian Pengaruh Oli

Dari gambar histogram 4.6 pengujian pencarian tsentuh maka didapat tsentuh Variasi bahan 1 waktunya mencapai 1,51 detik , Variasi bahan 2 waktunya mencapai 1,47 detik Variasi bahan 3 waktunya mencapai 1,69 detik dan indopart waktunya mencapai 1,45 detik. Maka dari semua hasil pencarian tsentuh yang paling cepat dan mendekati kampas kopling indopart adalah Variasi bahan 2 dengan waktu 1,47 detik.

1.51 1.47

1.69

1.45

0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8

Variasi bahan 1

Variasi bahan 2

Variasi bahan 3

indopart

w

a

k

tu

r

a

ta

-r

a

ta

(

d

e

ti

k

)

40% serat kelapa + 10% tempurung kelapa + 10% serbuk tembaga + 40% resin polyester

20% serat kelapa + 20% tempurung kelapa + 20% serbuk tembaga + 40% resin polyester

30% serat kelapa + 15% tempurung kelapa + 15% serbuk tembaga + 40% resin polyester 2


(12)

73

Gambar 4.9. Histogram tsentuh pengujian kering dan pengaruh oli

4.5 Data Temperatur Kampas Kopling Saat Gesekan

4.5.1 Temperatur kampas kopling Saat Gesekan Kering

Tabel 4.10. Data temperatur kampas kopling saat gesekan kering

Variasi Bahan

Temperatur Kampas kopling ( 0C )

Temperatur Kampas kopling

Rata-rata( 0C )

1

69

68,6 69

68

2

64

65,6 65

67 67

1.81

1.67

1.87

1.57

1.51 1.47

1.69

1.45

0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 2

Variasi bahan 1Variasi bahan 2Variasi bahan 3 indopart

w

a

k

tu

r

a

ta

-r

a

ta

(

d

e

ti

k

)

kering Oli


(13)

74

3 66 66,6

67

Indopart

65

64,3 64

64

Gambar 4.10. Histogram temperatur kampas kopling saat gesekan kering

Dari gambar 4.7. terlihat bahwa Variasi bahan 1 memiliki temperatur yang paling tinggi yaitu dengan 68,60C dan yang paling rendah adalah Variasi bahan 2 yaitu 65,60C. Sementara dari kampas kopling indopart memiliki temperatur 64,30C, sehingga dari ketiga Variasi bahan yang bisa diaplikasikan dikendaraan bermotor adalah Variasi bahan 2 karena yang paling mendekati kampas kopling indopart.

68,6

65.6 66.6 64.3

0 10 20 30 40 50 60 70 80

Variasi bahan 1

Variasi bahan 2

Variasi bahan 3

indopart

T

e

m

p

e

ra

tu

r

ra

ta

-r

a

ta

(

0C

)

40% serat kelapa + 10% tempurung kelapa +10% serbuk tembaga + 40% resin polyester 20% serat kelapa + 20% tempurung kelapa + 20% serbuk tembaga + 40% resin polyester 30% serat kelapa + 15% tempurung kelapa + 15% serbuk tembaga + 40% resin polyerter indopart


(14)

75

4.5.2 Temperatur kampas kopling Saat Gesekan Pengaruh Oli

Tabel 4.9. Data temperatur kampas kopling saat gesekan pengaruh oli

Variasi bahan

Temperatur Kampas kopling (0C )

Temperatur Kampas kopling Rata-rata( 0C )

1

57

57,3 57

58

2

54

54,6 55

55

3

56

56,3 57

56

indopart

59

58,3 58


(15)

76

Gambar 4.11. Histogram temperatur kampas kopling saat gesekan pengaruh oli

Dari gambar 4.15. terlihat bahwa Variasi bahan 1 memiliki temperatur yang paling tinggi yaitu dengan 57,30C dan yang paling rendah adalah Variasi bahan 2 yaitu 54,60C. Sementara dari kampas kopling indopart memiliki temperatur 58,30C, sehingga dari ketiga Variasi bahan yang bisa diaplikasikan dikendaraan bermotor adalah Variasi bahan 2 karena yang paling mendekati kampas kopling indopart.

57.3

54.6 56.3 58.3

0 10 20 30 40 50 60 70

Variasi bahan 1

Variasi bahan 2

Variasi bahan 3

indopart

T

e

m

p

e

ra

tu

r

ra

ta

-r

a

ta

(

0C

)

40% serat kelapa + 10% tempurung kelapa +10% serbuk tembaga + 40% resin polyester

20% serat kelapa + 20% tempurung kelapa + 20% serbuk tembaga + 40% resin polyester 30% serat kelapa + 15% tempurung kelapa + 15% serbuk tembaga + 40% resin polyester indopart


(16)

77

Gambar 4.12. Histogram perbandingan temperatur kampas kopling saat gesekan kondisi kering dan pengaruh oli

4.6. Hasil foto Mikro Spesimen

Variasi bahan yang telah diuji kekerasan dan keausan dapat dilihat dari beberapa foto mikro, sehingga dapat memperlihatkan bentuk dan distribusi campuran homogen dari Variasi bahan kampas kopling dengan bahan penyusun yaitu serbuk tembaga, serbuk arang tempurung kelapa, serat sabut kelapa dan resin

polyester. Foto mikro diambil dengan menggunakan alat Inverted

Metalurgy Microskope merk Olimpus dengan perbesaran 100x,

dimana pada satu strip pada mikroskop sama dengan 10 mikron. Berikut ketiga gambar foto makro Variasi bahan 1 kampas kopling :

68.6 65.6 66.6

64.3

57.3 54.6 56.3 58.3

0 10 20 30 40 50 60 70 80

Variasi bahan 1 Variasi bahan 2 Variasi bahan 3 indopart

T

e

m

p

e

ra

tu

r

ra

ta

-r

a

ta

(

0C

)

kering Oli


(17)

78

1. Foto mikro 1 (40% serat kelapa + 10% tempurung kelapa + 10% serbuk tembaga + 40% resin polyester

10µm Gambar 4.13. Foto Mikro Spesimen

10µ Gambar 4.13. Foto Mikro Spesimen 1

Foto mikro diambil dengan menggunakan alat Inverted

Metalurgy Microskope merk Olimpus dengan perbesaran

100x, dimana pada satu strip pada mikroskop sama dengan 10 mikron.

Keterangan :

1. Serbuk Tembaga.

2. Serbuk Arang Tempurung Kelapa. 3. Serat Sabut Kelapa.

4. Resin polyester.

Serat kelapa tampak jelas dengan warna kecoklatan. Serbuk tembaga terlihat berbentuk serpihan sedikit lebih kecil dari serat sabut kelapa yang bercampur dengan bahan-bahan lainnya dan terikat oleh resin yang bercampur merata.

3 4

1


(18)

79

2. Foto mikro 2 (20% serat sabut kelapa + 20% tempurung kelapa + 20% serbuk tembaga + 40% resin polyester)

10µm Gambar 4.14. Foto Mikro 10µ Gambar 4.14. Foto Mikro Spesimen 2

.Foto mikro diambil dengan menggunakan alat

Inverted Metalurgy Microskope merk Olimpus dengan

perbesaran 100x, dimana pada satu strip pada mikroskop sama dengan 10 mikron.

Keterangan :

1. Serbuk Tembaga.

2. Serbuk Arang Tembpurung Kelapa. 3. Serat Sabut Kelapa.

4. Resin polyester.

Serat sabut kelapa dan serbuk arang tempurung kelapa telah bercampur merata dengan resin polyester.

Sedangkan serbuk tembaga terlihat tidak dominan. Serbuk arang tempurung kelapa dapat menutupi rongga yang kosong sehingga kampas semakin padan dan keras

1

2

4 3


(19)

80

3. Foto makro3 (30% serat kelapa + 15% tempurung kelapa + 15% serbuk tembaga + 40% resin polyester)

10µm Gambar 4.15. Foto Mikro Spesimen 3

.Foto mikro diambil dengan menggunakan alat

Inverted Metalurgy Microskope merk Olimpus dengan

perbesaran 100x, dimana pada satu strip pada mikroskop sama dengan 10 mikron.

Keterangan :

1. Serbuk Tembaga.

2. Serbuk Arang Tembpurung Kelapa. 3. Serat Sabut Kelapa.

4. Resin polyester.

Serat kelapa tampak jelas dan serbuk tembaga pada spesimen kampas dua terlihat seimbang dan terlihat sangat jelas dengan resin polyester dan bahan-bahan lain yang tercampur merata.

1

2

4 3


(1)

75

4.5.2 Temperatur kampas kopling Saat Gesekan Pengaruh Oli

Tabel 4.9. Data temperatur kampas kopling saat gesekan pengaruh oli

Variasi bahan

Temperatur Kampas kopling (0C )

Temperatur Kampas kopling Rata-rata( 0C )

1

57

57,3 57

58

2

54

54,6 55

55

3

56

56,3 57

56

indopart

59

58,3 58


(2)

76

Gambar 4.11. Histogram temperatur kampas kopling saat gesekan pengaruh oli

Dari gambar 4.15. terlihat bahwa Variasi bahan 1 memiliki temperatur yang paling tinggi yaitu dengan 57,30C dan yang paling rendah adalah Variasi bahan 2 yaitu 54,60C. Sementara dari kampas kopling indopart memiliki temperatur 58,30C, sehingga dari ketiga Variasi bahan yang bisa diaplikasikan dikendaraan bermotor adalah Variasi bahan 2 karena yang paling mendekati kampas kopling indopart.

57.3

54.6 56.3 58.3

0 10 20 30 40 50 60 70 Variasi bahan 1 Variasi bahan 2 Variasi bahan 3 indopart T e m p e ra tu r ra ta -r a ta ( 0C )

40% serat kelapa + 10% tempurung kelapa +10% serbuk tembaga + 40% resin polyester

20% serat kelapa + 20% tempurung kelapa + 20% serbuk tembaga + 40% resin polyester 30% serat kelapa + 15% tempurung kelapa + 15% serbuk tembaga + 40% resin polyester indopart


(3)

77

Gambar 4.12. Histogram perbandingan temperatur kampas kopling saat gesekan kondisi kering dan pengaruh oli

4.6. Hasil foto Mikro Spesimen

Variasi bahan yang telah diuji kekerasan dan keausan dapat dilihat dari beberapa foto mikro, sehingga dapat memperlihatkan bentuk dan distribusi campuran homogen dari Variasi bahan kampas kopling dengan bahan penyusun yaitu serbuk tembaga, serbuk arang tempurung kelapa, serat sabut kelapa dan resin

polyester. Foto mikro diambil dengan menggunakan alat Inverted Metalurgy Microskope merk Olimpus dengan perbesaran 100x, dimana pada satu strip pada mikroskop sama dengan 10 mikron. Berikut ketiga gambar foto makro Variasi bahan 1 kampas kopling :

68.6 65.6 66.6

64.3

57.3 54.6 56.3 58.3

0 10 20 30 40 50 60 70 80

Variasi bahan 1 Variasi bahan 2 Variasi bahan 3 indopart

T

e

m

p

e

ra

tu

r

ra

ta

-r

a

ta

(

0C

)

kering Oli


(4)

78

1. Foto mikro 1 (40% serat kelapa + 10% tempurung kelapa + 10% serbuk tembaga + 40% resin polyester

10µm

Gambar 4.13. Foto Mikro Spesimen 10µ Gambar 4.13. Foto Mikro Spesimen 1

Foto mikro diambil dengan menggunakan alat Inverted Metalurgy Microskope merk Olimpus dengan perbesaran 100x, dimana pada satu strip pada mikroskop sama dengan 10 mikron.

Keterangan :

1. Serbuk Tembaga.

2. Serbuk Arang Tempurung Kelapa. 3. Serat Sabut Kelapa.

4. Resin polyester.

Serat kelapa tampak jelas dengan warna kecoklatan. Serbuk tembaga terlihat berbentuk serpihan sedikit lebih kecil dari serat sabut kelapa yang bercampur dengan bahan-bahan lainnya dan terikat oleh resin yang bercampur merata.

3

4

1


(5)

79

2. Foto mikro 2 (20% serat sabut kelapa + 20% tempurung kelapa + 20% serbuk tembaga + 40% resin polyester)

10µm

Gambar 4.14. Foto Mikro 10µ Gambar 4.14. Foto Mikro Spesimen 2

.Foto mikro diambil dengan menggunakan alat

Inverted Metalurgy Microskope merk Olimpus dengan perbesaran 100x, dimana pada satu strip pada mikroskop sama dengan 10 mikron.

Keterangan :

1. Serbuk Tembaga.

2. Serbuk Arang Tembpurung Kelapa. 3. Serat Sabut Kelapa.

4. Resin polyester.

Serat sabut kelapa dan serbuk arang tempurung kelapa telah bercampur merata dengan resin polyester.

Sedangkan serbuk tembaga terlihat tidak dominan. Serbuk arang tempurung kelapa dapat menutupi rongga yang kosong sehingga kampas semakin padan dan keras

1

2

4 3


(6)

80

3. Foto makro3 (30% serat kelapa + 15% tempurung kelapa + 15% serbuk tembaga + 40% resin polyester)

10µm

Gambar 4.15. Foto Mikro Spesimen 3

.Foto mikro diambil dengan menggunakan alat

Inverted Metalurgy Microskope merk Olimpus dengan perbesaran 100x, dimana pada satu strip pada mikroskop sama dengan 10 mikron.

Keterangan :

1. Serbuk Tembaga.

2. Serbuk Arang Tembpurung Kelapa. 3. Serat Sabut Kelapa.

4. Resin polyester.

Serat kelapa tampak jelas dan serbuk tembaga pada spesimen kampas dua terlihat seimbang dan terlihat sangat jelas dengan resin polyester dan bahan-bahan lain yang tercampur merata.

1

2

4 3


Dokumen yang terkait

TUGAS AKHIRKARAKTRISASI MEKANIK BAHAN KAMPAS Karaktrisasi Mekanik Bahan Kampas Kopling Dari Bahan Serat Kelapa, Serbuk Tempurung Arang Kelapa, Serbuk Tembaga Dengan Matrik Resin Phenolic.

0 2 16

PENDAHULUAN Karaktrisasi Mekanik Bahan Kampas Kopling Dari Bahan Serat Kelapa, Serbuk Tempurung Arang Kelapa, Serbuk Tembaga Dengan Matrik Resin Phenolic.

0 1 4

NASKAH PUBLIKASITUGAS AKHIR Karaktrisasi Mekanik Bahan Kampas Kopling Dari Bahan Serat Kelapa, Serbuk Tempurung Arang Kelapa, Serbuk Tembaga Dengan Matrik Resin Phenolic.

0 1 15

TUGAS AKHIR Karakterisasi Mekanis Bahan Kampas Kopling (Clutch) Sepeda Motor Dengan Bahan Serat Kelapa, Arang Tempurung Kelapa, Serbuk Aluminium Dan Resin Phenolic.

0 1 16

PENDAHULUAN Karakterisasi Mekanis Bahan Kampas Kopling (Clutch) Sepeda Motor Dengan Bahan Serat Kelapa, Arang Tempurung Kelapa, Serbuk Aluminium Dan Resin Phenolic.

0 2 7

NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR Karakterisasi Mekanis Bahan Kampas Kopling (Clutch) Sepeda Motor Dengan Bahan Serat Kelapa, Arang Tempurung Kelapa, Serbuk Aluminium Dan Resin Phenolic.

0 1 16

TUGAS AKHIR KARAKTERISASI DAN PEMBUATAN KAMPAS KOPLING SEPEDA MOTOR DENGAN VARIASI Karakterisasi Dan Pembuatan Kampas Kopling Sepeda Motor Dengan Variasi Bahan Serat Sabut Kelapa, Serbuk Arang Tempurung Kelapa, Serbuk Tembaga Dan Resin Polyester.

0 1 18

PENDAHULUAN Karakterisasi Dan Pembuatan Kampas Kopling Sepeda Motor Dengan Variasi Bahan Serat Sabut Kelapa, Serbuk Arang Tempurung Kelapa, Serbuk Tembaga Dan Resin Polyester.

3 47 5

NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR Karakterisasi Dan Pembuatan Kampas Kopling Sepeda Motor Dengan Variasi Bahan Serat Sabut Kelapa, Serbuk Arang Tempurung Kelapa, Serbuk Tembaga Dan Resin Polyester.

0 4 17

PENDAHULUAN Pengaruh Variasi Bahan Terhadap Sifat Fisis Dan Sifat Mekanis Kopling Gesek Sepeda Motor Dengan Bahan Dasar Serat Kelapa Serbuk Baja Serbuk Tembaga Dan Resin Phenolic.

0 2 6