PENGARUH ANGGARAN PARTISIPATIF TERHADAP BUDGETARY SLACK DENGAN VARIABEL MODERATING ASIMETRIS INFORMASI DI PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG.

(1)

PENGARUH ANGGARAN PARTISIPATIF TERHADAP

BUDGETARY SLACK DENGAN VARIABEL MODERATING

ASIMETRIS INFORMASI DI PEMERINTAH KABUPATEN

SUBANG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Akuntansi

Oleh :

Chandra Sandika

NIM : 1006092

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Chandra Sandika, 2015

PENGARUH ANGGARAN PARTISIPATIF TERHADAP BUDGETARY SLACK DENGAN VARIABEL MODERATING ASIMETRIS INFORMASI DI PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(3)

PENGARUH ANGGARAN PARTISIPATIF TERHADAP

BUDGETARY SLACK DENGAN VARIABEL MODERATING

ASIMETRIS INFORMASI DI PEMERINTAH KABUPATEN

SUBANG

Oleh Chandra Sandika

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Chandra Sandika2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Mei 2015

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa izin dari penulis


(4)

Chandra Sandika, 2015

PENGARUH ANGGARAN PARTISIPATIF TERHADAP BUDGETARY SLACK DENGAN VARIABEL MODERATING ASIMETRIS INFORMASI DI PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH ANGGARAN PARTISIPATIF TERHADAP BUDGETARY SLACK DENGAN VARIABEL MODERATING ASIMETRIS INFORMASI

DI PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG

Skripsi ini telah disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing

Dr. H. Memen Kustiawan, SE., M.Si., Ak., CA. NIP. 197005212003121002

Mengetahui

Ketua Program Studi Akuntansi

Dr. H. Nono Supriatna, M.Si. NIP. 196104051986091001


(5)

PERNYATAAN KEASLIAN NASKAH

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh Anggaran Partisipatif terhadap Budgetary Slack dengan Variabel Moderating Asimetris Informasi di Pemerintah Kabupaten Subang” beserta

seluruh isinya adalah benar-benar karya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Mei 2015 Yang membuat pernyataan,


(6)

Chandra Sandika, 2015

PENGARUH ANGGARAN PARTISIPATIF TERHADAP BUDGETARY SLACK DENGAN VARIABEL MODERATING ASIMETRIS INFORMASI DI PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Pengaruh Anggaran Partisipatif terhadap Budgetary Slack dengan Variabel Moderating Asimetris Informasi di Pemerintah Kabupaten Subang

Oleh: Chandra Sandika

Pembimbing:

Dr. H. Memen Kustiawan, SE., M.Si., Ak., CA.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh partisipasi anggaran terhadap budgetary slack dengan variabel moderating asimetris informasi di Pemerintah Kabupaten Subang. Responden dalam penelitian ini adalah staf/pegawai yang terlibat dalam proses penyusunan anggaran. Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh melalui kuesioner. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis regresi sederhana dan analisis regresi dengan pendekatan Nilai Selisih Mutlak untuk menguji variabel moderasi asimetris informasi. Yang kemudian hipotesis ini diuji menggunakan T-test dengan IBM SPSS 20 for windows.

Pada tingkat signifikansi 0.05 dan uji 2 pihak menunjukan hasil nilai Thitung

sebesar 3,334 dengan signifikansi sebesar 0,001. Sedangkan Ttabel diketahui

nilainya adalah 2,000. Sehingga nilai Thitung 3,334 > Ttabel 2,000 dan besarnya

p-value 0,001 lebih kecil dari 0,005 yang berarti H01 ditolak. Dengan perkataan lain

bahwa partisipasi anggaran (X1) berpengaruh positif dan signifikan terhadap

budgetary slack (Y).

Untuk hasil pengujian statistik hipotesis kedua, pada tingkat signifikansi 0.05 dan uji 2 pihak menunjukan hasil nilai Thitung sebesar 2,418 dengan

signifikansi sebesar 0,000. Sedangkan Ttabel diketahui nilainya 2,000. Dengan

demikian H02 ditolak. Maka dapat disimpulkan bahwa, pengaruh partisipasi

anggaran terhadap budgetary slack (senjangan anggaran) dimoderasi oleh asimetris informasi.


(7)

ABSTRACT

Budget Participation Influence on Budgetary Slack with Moderating Variable Asymmetric Information in Subang Regency Government

By:

Chandra Sandika Supervisor:

Dr H. Memen Kustiawan, SE., M.Sc., Ak., CA.

This study aimed to determine the effect of budget participation on budgetary slack with moderating variables asymmetric information in Subang Regency Government. Respondents in this study were the staff / employees involved in the budgeting process. The data used is primary data obtained through questionnaires. Data analysis method used is a simple regression analysis and regression analysis with Absolute Difference Value approach to test the moderating variable asymmetric information. These hypotheses are then tested using a t-test with IBM SPSS 20 for windows.

At the 0.05 significance level and test 2 shows the results T value of 3.334 with a significance of 0.001. While T known value is 2.000. So the value of T 3,334 > 2,000 T and magnitude of p-value less than 0.005 0.001 which means the alternative hypothesis (Ha1) previously filed acceptable and reject H01. So based

on the outcome of these tests, it can be concluded that the budgetary participation (X1) positive and significant impact on the budgetary slack (Y).

For the second hypothesis statistical tests, the significance level of 0.05 and test 2 shows the results T value of 2.418 with a significance of 0.000. While the known value T 2,000. That means H02 rejected. It can be concluded that, the

effect of budget participation on budgetary slack moderated by asymmetric information.


(8)

Chandra Sandika, 2015

PENGARUH ANGGARAN PARTISIPATIF TERHADAP BUDGETARY SLACK DENGAN VARIABEL MODERATING ASIMETRIS INFORMASI DI PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

ABSTRAK ABSTRACT

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI iv

DAFTAR TABEL vi DAFTAR GAMBAR viii BAB IPENDAHULUAN 1 1.1. Latar Belakang Masalah 1 1.2. Rumusan Masalah 8 1.1. Maksud dan Tujuan Penelitian 9 1.3.1. Maksud Penelitian 9 1.3.2. Tujuan Penelitian 9 1.4. Manfaat Penelitian 9 1.4.1. Aspek Teoritis 9 1.4.2. Aspek Praktis 10 BAB IITINJAUAN PUSTAKA 11 2.1. Kajian Pustaka 11 2.1.1. Anggaran 11 2.1.1.1.Pengertian Anggaran ... 11

2.1.1.2.Fungsi dan Manfaat Anggaran ... 12

2.1.1.3.Jenis Anggaran Sektor Publik ... 13

2.1.1.4.Prinsip Anggaran Sektor Publik ... 14

2.1.1.5.Proses Penyusunan Anggaran ... 16

2.1.1.6.Anggaran Partisipatif 19 2.1.1.7.Karakteristik Anggaran Partisipatif ... 21

2.1.1.8.Manfaat Anggaran Partisipatif ... 22

2.1.1.9.Kelemahan Anggaran Partisipatif ... 23

2.1.1.10.Pendekatan Anggaran Partisipatif ... 24

2.1.2. Informasi Asimetri 25

2.1.3. Budgetary Slack 29

2.1.4. Pengaruh Anggaran Partisipatif terhadap Budgetary Slack 32 2.1.5.Pengaruh Moderasi Asimetris Informasi terhadap Anggaran

Partisipatif dan Budgetary Slack Informasi Asimetri 33

2.2. Penelitian Terdahulu 34

2.3. Kerangka Pemikiran 36

2.4. Hipotesis 39

BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN 40

3.1. Objek Penelitian 40

3.2. Metode Penelitian 40

3.3. Definisi dan Operasionalisasi Variabel 41


(9)

3.3.2. Operasionalisasi Variabel 43

3.4. Populasi dan Sampel Penelitian 44

3.4.1. Populasi Penelitian 44

3.4.2. Sampel Penelitian 45

3.5. Metode Pengumpulan Data 45

3.6. Instrumen Penelitian 46

3.7. Teknik Analisis Data dan Rancangan Pengujian Hipotesis 49

3.7.1.Teknik Analisis Data 49

3.7.2. Pengujian Validitas dan Realibilitas Instrumen Penelitian 51

3.7.3. Uji Asumsi Klasik 51

3.7.4. Rancangan Pengujian Hipotesis 55

BAB IVMETODOLOGI PENELITIAN 60

4.1. Hasil Penelitian 60

4.1.1. Gambaran Umum Kabupaten Subang 60

4.1.1.1. Visi Kabupaten Subang 67

4.1.1.2. Misi Kabupaten Subang 67

4.1.1.3.Rencana Strategis Pemerintah Kabupaten Subang Tahun

2013 – 2017 68

4.1.1.4.Gambaran Umum Responden 69

4.1.2. Deskripsi Data Variabel Penelitian 71

4.1.2.1.Gambaran Umum Variabel Partisipasi Anggaran 71 4.1.2.2. Gambaran Umum Variabel Budgetary Slack 78 4.1.2.3. Gambaran Umum Variabel Asimetris Informasi 85

4.1.3. Analisis Data 89

4.1.3.1. Uji Kualitas Data 89

4.1.3.2. Uji Asumsi Klasik 92

4.1.2.3. Uji Hipotesis 98

4.2. Pembahasan 107

4.2.1.Pengaruh Partisipasi Anggaran terhadap Budgetary Slack 107 4.2.2. Pengaruh Asimetris Informasi sebagai Variabel Moderasi dalam

Mempengaruhi Anggaran Partisipatif dengan Budgetary Slack 110

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 117

5.1. Simpulan 117

5.2. Saran 118

DAFTAR PUSTAKA viii


(10)

Chandra Sandika, 2015

PENGARUH ANGGARAN PARTISIPATIF TERHADAP BUDGETARY SLACK DENGAN VARIABEL MODERATING ASIMETRIS INFORMASI DI PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Laporan Realisasi Anggaran Pemerintah Kabupaten Subang

Tahun Anggaran 2009- 2013 4

Tabel 2.1. Tabel Penelitian Terdahulu 34

Tabel 3.1. Tabel Operasionalisasi Variabel 43

Tabel 3.3. Kriteria Nilai Durbin-Watson 53

Tabel 4.1. Demografi Responden 69

Tabel 4.2. Jawaban Angket Variabel X1 Pernyataan No. 1 72 Tabel 4.3. Jawaban Angket Variabel X1 Pernyataan No. 2 73 Tabel 4.4. Jawaban Angket Variabel X1 Pernyataan No. 3 74 Tabel 4.5. Jawaban Angket Variabel X1 Pernyataan No. 4 75 Tabel 4.6. Jawaban Angket Variabel X1 Pernyataan No. 5 76 Tabel 4.7 Jawaban Angket Variabel X1 Pernyataan No. 6 77 Tabel 4.8. Jawaban Angket Variabel Y Pernyataan No. 1 79 Tabel 4.9. Jawaban Angket Variabel Y Pernyataan No. 2 80 Tabel 4.10. Jawaban Angket Variabel Y Pernyataan No. 3 81 Tabel 4.11. Jawaban Angket Variabel Y Pernyataan No. 4 82 Tabel 4.12. Jawaban Angket Variabel Y Pernyataan No. 5 83 Tabel 4.13. Jawaban Angket Variabel Y Pernyataan No. 6 84 Tabel 4.14. Jawaban Angket Variabel Asimetris Informasi 85

Tabel 4.15. Validitas Instrumen Penelitian 89

Tabel 4.16. Realibilitas Instrumen Penelitian 91

Tabel 4.17. Nilai VIF Variabel 92

Tabel 4.18. Nilai Durbin Watson 93

Tabel 4.19. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test 97

Tabel 4.20. Hasil Uji Determinasi antara Partisipasi Anggaran terhadap

Budgetary Slack 99

Tabel 4.21. Hasil Uji F Statistik Antara Partisipasi Anggaran terhadap

Budgetary Slack 99

Tabel 4.22. Hasil Uji T Statistik Antara Partisipasi Anggaran terhadap

Budgetary Slack 101

Tabel 4.23. Hasil Uji Determinasi Asimetris Informasi dalam Memoderasi Partisipasi Anggaran terhadap Budgetary Slack 102 Tabel 4.24. Hasil Uji F Statistik Asimetris Informasi dalam Memoderasi

Partisipasi Anggaran terhadap Budgetary Slack 103 Tabel 4.25. Hasil Uji T Statistik Asimetris Informasi dalam Memoderasi


(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Proses Penyusunan Anggaran Sektor Publik 18

Gambar 2.2. Arah Aliran Data Partisipasi Anggaran 25

Gambar 2.3. Kerangka Pemikiran 38

Gambar 4.1. Lambang Kabupaten Subang 64

Gambar 4.2. Scatterplot Variabel Dependen 94

Gambar 4.3. Histogram Normalitas Data 96


(12)

Chandra Sandika, 2015

PENGARUH ANGGARAN PARTISIPATIF TERHADAP BUDGETARY SLACK DENGAN VARIABEL MODERATING ASIMETRIS INFORMASI DI PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Proses perencanaan dan realisasi anggaran memerlukan partisipasi dan perencanaan yang baik karena merupakan proses penentuan kebijakan dalam rangka menyelenggarakan pemerintahan dan pembangunan daerah. Sejalan dengan berlakunya UndangUndang No 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan Undang -Undang No. 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah, lahirlah peraturan yang lebih rinci misalnya PP No.20/2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah, PP No. 21/2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementrian Negara/Lembaga, PP No. 56/2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah dan PP No. 58/2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. Anggaran merupakan sebuah alat bantu manajemen dalam menjalankan fungsi perencanaan, koordinasi, komunikasi dan pengendalian. Anggaran merupakan alat manajemen yang sangat penting untuk mengkomunikasikan rencana-rencana manajemen di dalam suatu organisasi, mengalokasikan sumber daya dan mengkoordinasikan aktivitas (Harefa, 2008). Selain itu, anggaran juga berfungsi sebagai alat perencanaan dan pengendalian agar manajer dapat melaksanakan kegiatan organisasi secara lebih efektif dan efisien. Anggaran sebagai alat perencanaan mempunyai peranan dalam hal merencanakan pembiayaan dan pendapatan pada suatu pusat pertanggungjawaban yang akan dicapai pemerintah daerah dalam jangka waktu tertentu dengan melaksanakan


(13)

berbagai kegiatan yang telah ditetapkan sebelumnya. Sedangkan sebagai alat pengendalian, anggaran berperan dalam hal penilaian kinerja manajer dengan melihat sejauh mana manajer dapat mencapai target yang sudah ditetapkan dalam anggaran.

Proses penyusunan anggaran pada beberapa waktu lalu dilakukan dengan sistem top-down, artinya atasan yang menentukan anggaran yang akan dijalankan kedepannya dan bawahan hanya menjalankan apa yang sudah ditetapkan dalam anggaran. Hal ini mengakibatkan tidak efektifnya kinerja bawahan. Dengan adanya perubahan sistem pemerintahan dari sentralisasi menjadi desentralisasi memberikan konsekuensi perlunya perubahan pendekatan pada manajemen keuangan daerah.

Namun otonomi daerah yang terbentuk menciptakan kesenjangan dalam penganggaran daerah dimana kesenjangan terjadi antara divisi - divisi yang ada dalam pemerintahan atau antara bawahan dengan atasan. Berdasarkan pada kondisi tersebut di atas, maka kemudian munculah sistem penganggaran yang diharapkan dapat meningkatkan kinerja manajer atau bawahan yaitu penganggaran pastisipasi (participatory budgeting). Anggaran partisipatif adalah sebuah proses yang menggambarkan dimana individu-individu terlibat dalam penyusunan anggaran dan mempunyai pengaruh terhadap target anggaran, dan perlunya penghargaan atas pencapaian anggaran tersebut (Brownell, 1982 dalam Falikhatun, 2007). Semakin tinggi keterlibatan individu dalam hal ini manajer tingkat bawah maka semakin tinggi pula rasa tanggung jawab mereka untuk melaksanakan keputusan yang dihasilkan bersama tersebut. Namun, keterlibatan manajer tingkat bawah dalam penyusunan anggaran terkadang menimbulkan masalah lain yaitu kesenjangan anggaran atau yang lebih dikenal dengan budgetary slack. Budgetary slack adalah


(14)

Chandra Sandika, 2015

PENGARUH ANGGARAN PARTISIPATIF TERHADAP BUDGETARY SLACK DENGAN VARIABEL MODERATING ASIMETRIS INFORMASI DI PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

perbedaan/selisih antara sumber daya yang sebenarnya dibutuhkan untuk melaksanakan sebuah pekerjaan dengan sumber daya yang diajukan dalam anggaran (Anggraeni, 2008).

Salah satu alasan diterapkannya anggaran partisipatif yaitu karena adanya informasi asimetri, yaitu perbedaan informasi yang dimiliki bawahan dengan atasan. Hal ini disebabkan karena ada beberapa alasan di antaranya yaitu karena penetapan anggaran tidak dapat dilakukan seoptimal mungkin ketika subordinat atau manajemen tingkat bawah memiliki informasi yang lebih baik tentang faktor -faktor yang mempengaruhi kinerjanya dibandingkan superior atau manajemen tingkat atas.

Oleh karena itu, diterapkanlah sistem anggaran partisipatif agar informasi yang dimiliki bawahan dapat dikomunikasikan dengan atasan. Namun, perbedaan informasi antara bawahan dan atasan menjadi faktor utama terjadinya budgetary slack, faktor lain yang juga mempunyai pengaruh yaitu penekanan anggaran dan penilaian kinerja. Penerapan anggaran partisipatif diharapkan dapat mengurangi perbedaan informasi yang dimiliki antara bawahan dengan atasan karena dalam anggaran partisipatif, informasi yang dimiliki bawahan dapat dikomunikasikan dengan atasan. Namun, kondisi tersebut juga dapat menyebabkan terjadinya senjangan anggaran jika bawahan memberikan informasi yang bias kepada atasan (Falikhatun, 2007). Beberapa peneliti menemukan bahwa senjangan anggaran akan menjadi lebih besar dalam kondisi informasi asimetri. Informasi asimetri adalah kondisi dimana bawahan memiliki informasi yang lebih banyak dibandingkan atasan. Makna anggaran partisipasi di swasta dan di sektor publik akan berbeda. Di pemerintahan daerah, makna partisipasi adalah pelibatan SKPD dalam


(15)

penyusunan anggaran daerah (APBD) (Abdullah, 2008). Melalui sistem ini, semua pelaksana anggaran dilibatkan dalam penyusunan anggaran sehingga tercapai kesepakatan mengenai penganggaran.

Anggaran Pemerintah Kabupaten Subang memiliki perencanaan yang sesuai dengan yang diharapkan dan menjawab kebutuhan masyarakat. Optimalisasi pendapatan daerah melalui upaya penggalian potensi pajak dan retribusi sedangkan prioritas kebijakan belanja tidak akan terlepas dari Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) sesuai dengan arah pembangunan daerah Kabupaten Subang. Implementasi dari kebijakan dalam proses penyusunan dan realisasi anggaran Pemerintah Kabupaten Subang dapat tercermin melalui Laporan Realisasi Anggaran tahun 2009 – 2013 (terlampir) di pos pendapatan dan belanja yang dirilis oleh Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah.

Tabel 1.1

Laporan Realisasi Anggaran Pemerintah Kabupaten Subang Tahun Anggaran 2009 – 2013

Tahun

Anggaran Realisasi Selisih Anggaran Realisasi Selisih Pendapatan Pendapatan lebih/kurang Belanja Belanja lebih/kurang

2009 1,085,841 1,111,836 -25,995 1,092,411 1,074,026 18,384 2010 1,237,131 1,186,278 50,853 1,293,739 1,239,355 54,384 2011 1,410,432 1,405,974 4,458 1,420,963 1,351,795 69,168 2012 1,554,839 1,566,137 11,297 1,596,380 1,481,609 -114,771 2013 1,771,192 1,815,830 44,638 1,895,731 1,778,350 -117,380 (dalam jutaan rupiah)

Tabel tersebut menunjukkan kinerja para manajer pemerintah kurang optimal, terbukti dalam penetapan anggaran masih sering terjadi selisih lebih dan


(16)

Chandra Sandika, 2015

PENGARUH ANGGARAN PARTISIPATIF TERHADAP BUDGETARY SLACK DENGAN VARIABEL MODERATING ASIMETRIS INFORMASI DI PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

selisih kurang antara anggaran yang ditetapkan dengan anggaran sesungguhnya. Dicermati dari data tersebut, Laporan Realisasi Anggaran APBD tahun 2009-2013, menunjukkan bahwa jumlah anggaran yang ditetapkan ada yang kurang dari 100% dan ada yang lebih dari 100% terealisasikan. Berdasarkan data tersebut terlihat anggaran diestimasi dengan sengaja agar jumlah yang tertera lebih tinggi atau bahkan lebih kurang dari yang seharusnya, sehingga dapat menimbulkan senjangan anggaran.

Dilihat dari data tersebut dapat diketahui estimasi anggaran di tahun berikutnya tidak memperhatikan realisasi anggaran tahun sebelumnya. Hal ini terlihat dari rencana yang telah ditetapkan bahwa realisasi anggaran yang dialokasikan cenderung mengalami peningkatan tetapi secara presentasi realisasinya cenderung tidak stabil dari tahun 2009 sampai dengan 2013. Hal ini menunjukan bahwa belum seluruhnya realisasi anggaran dapat terserap oleh alokasi belanja rutin maupun belanja pembangunan yang mengakibatkan sisa lebih perhitungan pada setiap tahun anggaran.

Senjangan anggaran timbul apabila manajer sengaja menetapkan pendapatan terlalu rendah atau menetapkan biaya terlalu besar. Salah satu kondisi yang dapat menyebabkan timbulnya senjangan anggaran adalah adanya informasi asimetri. Penelitian Armaeni (2012) menunjukkan bahwa partisipasi anggaran, informasi asimetri dan penekanan anggaran berpengaruh terhadap budgetary slack.

Penelitian yang sama juga dilakukan oleh Apriyandi (2011) hasil penelitiannya menyatakan bahwa informasi asimetri berpengaruh secara


(17)

signifikan terhadap budgetary slack sehingga dapat disimpulkan bahwa informasi asimetri memoderasi hubungan antara anggaran partisipatif dengan budgetary slack. Artinya perbedaan informasi yang dimiliki bawahan dengan atasan sangat mempengaruhi hubungan antara anggaran partisipatif dengan budgetary slack. Afiani (2010) juga membuktikan bahwa informasi asimetri memiliki pengaruh terhadap senjangan anggaran, asimetri informasi tinggi maka senjangan anggaran juga akan tinggi.

Secara parsial, masing-masing variabel partisipasi anggaran, informasi asimetris dan penekanan anggaran juga berpengaruh secara signifikan terhadap timbulnya budgetary slack. Berdasarkan hasil penelitian ini dikatakan apabila partisipasi anggaran, informasi asimetris dan penekanan anggaran pada SKPD Pemerintah Kabupaten Pinrang tersebut tinggi, maka budgetary slack juga akan tinggi. Berbagai penelitian tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Dunk (1993) dalam Falikhatun (2007) dalam hasil penelitiannya mengatakan bahwa interaksi antara partisipasi, informasi asimetri dan budget emphasis mempunyai hubungan yang negatif dengan budgetary slack tetapi korelasinya signifikan, halini ketika partisipasi, informasi asimetri dan budget emphasis tinggi maka budgetary slack rendah dan begitu juga sebaliknya.

Partisipasi anggaran dinilai mempunyai konsekuensi terhadap sikap dan perilaku anggota organisasi (Murray,1990 dalam Sumarno, 2005). Utomo (2006) mengemukakan bila partisipasi anggaran tidak dilaksanakan dengan baik dapat mendorong bawahan/pelaksana anggaran melakukan senjangan anggaran. Hal ini mempunyai implikasi negatif seperti kesalahan alokasi sumber daya dalam evaluasi kinerja bawahan terhadap unit pertanggungjawaban mereka (Dunk dan Nouri, 1998 dalam Webb, 2002).


(18)

Chandra Sandika, 2015

PENGARUH ANGGARAN PARTISIPATIF TERHADAP BUDGETARY SLACK DENGAN VARIABEL MODERATING ASIMETRIS INFORMASI DI PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Fisher, Frederickson dan Peffer (2002) menemukan bahwa senjangan anggaran akan menjadi lebih besar dalam kondisi asimetri informasi. Hal ini sejalan dengan Utomo (2006) dimana asimetri informasi mendorong bawahan/pelaksana anggaran membuat senjangan anggaran. Sehingga dapat dikatakan bahwa asimetri informasi merupakan pemicu (antecedent) senjangan anggaran.

Hasil penelitian – penelitian sebelumnya menunjukkan hasil yang tidak konsisten. Falikhatun (2007) mengatakan bahwa anggaran partisipatif berpengaruh positif signifikan terhadap budgetary slack. Penelitian terhadap pengaruh anggaran partisipatif dengan budgetary slack juga dilakukan oleh Hafsah (2005) yang mengatakan bahwa anggaran partisipatif berpengaruh secara signifikan terhadap kesenjangan anggaran. Antle dan Eppen (1985) dan Lukka (1988) dalam Muhammad (2001) berpendapat bahwa semakin tinggi partisipasi, maka semakin tinggi kecenderungan menciptakan slack, ini disebabkan oleh asimetris informasi. Afiani (2010) juga membuktikan bahwa informasi asimetri memiliki pengaruh terhadap senjangan anggaran, asimetri informasi tinggi maka senjangan anggaran juga akan tinggi.

. Sedangkan, Camman (1976), Merchant (1985) dan Onsi (1973) dalam Muhammad (2001) menunjukan hasil yang berlawanan, hasil penelitian mereka menunjukan bahwa partisipasi dapat mempengaruhi penurunan dalam slack yang ditandai dengan adanya komunikasi yang positif antara para manajer sehingga bawahan tidak menciptakan budgetary slack.

Penelitian ini mengacu kepada penelitian yang pernah dilakukan oleh Supanto (2010) yang meneliti hubungan antara anggaran partisipatif dengan budgetary slack


(19)

yang dipengaruhi oleh informasi asimetri, motivasi dan budaya organisasi sebagai variabel moderasi. Namun dalam penelitian ini variabel budaya organisasi dan motivasi tidak dimasukkan sebagai variabel moderasi karena penelitian Supanto menunjukkan bahwa kedua variabel tersebut tidak memoderasi hubungan antara anggaran partisipatif dengan budgetary slack. Oleh karena itu penulis mencoba memasukan asimetris informasi sebagai variabel moderasi.

Penelitian mengenai hubungan antara anggaran partisipatif dengan budgetary slack belum banyak dilakukan di sektor publik, sebagian besar dilakukan pada sektor swasta khususnya manufaktur. Padahal organisasi sektor publik yang meliputi pemerintah pusat, pemerintah daerah, yayasan, BUMN, BUMD dan LSM memiliki karakteristik anggaran yang sangat berbeda dengan sektor swasta terutama pada proses penyusunan anggaran dan pelaporan keuangannya. Anggaran pada sektor publik terkait dengan proses penentuan jumlah alokasi dana untuk tiap-tiap program dan aktivitas dalam satuan moneter yang menggunakan dana milik masyarakat.

Karena adanya inkonsistensi hasil dari berbagai penelitian di atas maka penulis tertarik melakukan penelitian yang berkaitan dengan terjadinya budgetary slack yang disebabkan oleh anggaran partisipatif dan variabel lain yang mempengaruhi hubungan keduanya yaitu informasi asimetri. Judul penelitian yang penulis pilih yaitu “Pengaruh Anggaran Partisipatif terhadap Budgetary Slack dengan Variabel Moderating Asimetris Informasi di Pemerintah Kabupaten Subang”


(20)

Chandra Sandika, 2015

PENGARUH ANGGARAN PARTISIPATIF TERHADAP BUDGETARY SLACK DENGAN VARIABEL MODERATING ASIMETRIS INFORMASI DI PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut:

1. Apakah anggaran partisipatif mempunyai pengaruh negatif terhadap budgetary slack?

2. Apakah asimetris informasi tidak memoderasi pengaruh anggaran partisipatif terhadap senjangan anggaran?

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1. Maksud Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar anggaran partisipatif mempengaruhi senjangan anggaran yang dimoderasi oleh asimetris informasi pada Satuan Kerja Perangkat Daerah.

1.3.2. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah adalah:

1. Untuk menguji apakah anggaran partisipatif berpengaruh negatif terhadap budgetary slack.

2. Untuk menguji apakah asimetris informasi tidak memoderasi pengaruh anggaran partisipatif terhadap senjangan anggaran.


(21)

1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Aspek Teoritis

Melalui hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya keilmuan akuntansi terutama dalam bidang sektor publik, akuntansi keperilakuan, dan akuntansi manajemen terkait dengan hubungan anggaran partisipatif dengan budgetary slack. Diharapkan juga hasil dari penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk penelitian selanjutnya.

1.4.2. Aspek Praktis

Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi Pemerintah Kabupaten Subang dalam rangka penyusunan anggaran dan hal-hal yang terkait di dalamnya. Bagi penulis sendiri, melalui penelitian ini memberikan kesempatan untuk menambah pengetahuan dan pengalaman terutama terkait akuntansi sektor publik.


(22)

Chandra Sandika, 2015

PENGARUH ANGGARAN PARTISIPATIF TERHADAP BUDGETARY SLACK DENGAN VARIABEL MODERATING ASIMETRIS INFORMASI DI PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Objek Penelitian

Obyek penelitian merupakan suatu entitas dalam melakukan berbagai macam hal yang akan diteliti. Penelitian ini meneliti bagaimana pengaruh partisipasi anggaran Pemerintah Kota Subang dalam menciptakan senjangan anggaran yang dimoderasi oleh asimetris informasi. Dalam penelitian ini yang menjadi obyek penelitian adalah partisipasi anggaran Pemerintah Kota Subang berdasarkan pengaruhnya terhadap senjangan anggaran yang dimoderasi oleh asimetris informasi.

Penelitian ini dilakukan di Pemerintah Kabupaten Subang. Penelitian-penelitian sebelumnya mengenai pengaruh anggaran partisipatif terhadap budgetary slack belum banyak dilakukan di sektor publik, kebanyakan hanya melakukan penelitian di sektor swasta. Oleh karena itu penulis mencoba melakukan penelitian di sektor publik yaitu di Pemerintah Kabupaten Subang.

3.2. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis dengan menggunakan pendekatan studi kasus. Menurut M. Nazir (1983:54) mengatakan bahwa:

Metode deskriptif analisis yaitu metode yang digunakan dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu peristiwa pada masa sekarang. Tujuan penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi mengenai


(23)

fakta-fakta, sifat, hubungan serta pengaruh antar fenomena yang diselidiki.

Penelitian ini termasuk kedalam jenis penelitian korelasional. Korelasional sebagaimana yang diungkapkan oleh Husein Umar (2008: 47) bahwa:

Metode korelasional adalah riset yang dirancang untuk menentukan tingkat hubungan variabel-variabel yang berbeda dalam suatu populasi. Perbedaan utama dengan metode yang lain adalah adanya usaha untuk menaksir hubungan dan bukan sekedar deskripsi. Periset dapat mengetahui berapa besar kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikatnya serta besarnya arah hubungan.

Metode korelasional digunakan dalam penelitian ini dikarenakan untuk mengetahui pengaruh partisipasi anggaran terhadap kesenjangan anggaran dengan variabel moderating asimetris informasi yang kemudian diambil kesimpulan.

3.3. Definisi dan Operasionalisasi Variabel 3.3.1. Definisi Variabel

Informasi asimetri adalah perbedaan informasi yang dimiliki antara bawahan dengan atasan tentang suatu pusat pertanggungjawaban. Informasi asimetri tersebut diantaranya yaitu pertama, manajer mengetahui lebih baik mengenai kegiatan pusat pertanggungjawabannya dibanding dengan atasannya atau sebaliknya dan kedua, manajer mengetahui lebih baik apa yang bisa dicapai oleh pusat pertanggungjawabannya atau sebaliknya. Informasi asimetri dalam penelitian ini diukur menggunakan kuesioner yang merupakan kuesioner yang


(24)

Chandra Sandika, 2015

PENGARUH ANGGARAN PARTISIPATIF TERHADAP BUDGETARY SLACK DENGAN VARIABEL MODERATING ASIMETRIS INFORMASI DI PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dikembangkan oleh Dunk (1993) yang dikutip dari Anggraeni (2008) terdiri dari enam item pertanyaan yang diukur dengan menggunakan skala likert 1-5

Anggaran partisipatif adalah proses penyusunan anggaran yang melibatkan manajer pusat pertanggungjawaban dalam penyusunan anggaran. Anggaran partisipatif dapat berupa keikutsertaan manajer pusat pertanggungjawaban dalam penyusunan anggaran, keterlibatan dalam memberikan pendapat dan seringnya manajer puncak menanyakan pendapat manajer pusat pertanggungjawaban dalam menyusun anggaran. Untuk mengukur variabel anggaran partisipatif digunakan kuesioner yang merupakan kuesioner yang dikembangkan oleh Milani (1975) yang dikutip dari Anggraeni (2008) yang terdiri dari enam item pertanyaan yang diukur dengan menggunakan skala likert 1-5.

Budgetary slack adalah perbedaan jumlah anggaran yang disusun manajer pusat pertanggungjawaban dengan estimasi terbaik perusahaan. Budgetary slack biasanya dilakukan dengan menetapkan pendapatan lebih rendah daripada estimasi terbaik yang bisa dicapai dan menetapkan biaya yang terlalu tinggi dari estimasi yang seharusnya bisa lebih rendah atau menyatakan jumlah input terlalu tinggi dari yang dibutuhkan untuk memproduksi suatu unit output. Indikator adanya budgetary slack antara lain yaitu sulit atau tidaknya target anggaran dicapai, pengeluaran yang terjadi dalam pusat pertanggungjawaban tidak dibatasi oleh anggaran, ada tidaknya tuntutan khusus dalam anggaran, dan target umum yang ditetapkan dalam anggaran sulit untuk dicapai. Untuk mengukur variabel budgetary slack digunakan kuesioner yang merupakan kuesioner yang


(25)

dikembangkan oleh Dunk (1993) yang dikutip dari Anggraeni (2008) yang terdiri dari 6 (enam) item pertanyaan yang diukur dengan menggunakan skala likert 1-5.

3.2. Operasionalisasi Variabel

Operasionalisasi variabel merupakan sebuah pengukuran variabel, berkaitan dengan fungsi variabel yang dapat diukur ke dalam indikator tertentu untuk memberi gambaran yang lebih kongkret mengenai abstraksi variabel yang diwakilinya. Hal ini dilakukan sebagai pedoman bagi peneliti dalam mengumpulkan data untuk menjawab masalah-masalah yang dikaji dalam penelitian ini. Variabel-variabel yang akan diteliti akan diberi batasan-batasan secara operasional, agar menghindari kekeliruan dalam menafsirkan masalah.

Penelitian ini menggunakan tiga variabel penelitian yaitu partisipasi anggaran (variabel independen), asimetris informasi (variabel moderasi) dan senjangan anggaran (variabel dependen).

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Indikator Skala

Partisipasi Anggaran (Variabel X1)

 Keikutsertaan ketika anggaran sedang disusun

O R D I N A L  Alasan atasan membuat revisi anggaran

 Frekuensi meminta pendapat dan usulan tentang anggaran kepada atasan

 Pengaruh yang dirasakan atas anggaran final

 Pandangan atasan/tim atas kontribusinya terhadap angaran

 Frekuensi atasan meminta pendapat usulan ketika anggaran disusun


(26)

Chandra Sandika, 2015

PENGARUH ANGGARAN PARTISIPATIF TERHADAP BUDGETARY SLACK DENGAN VARIABEL MODERATING ASIMETRIS INFORMASI DI PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Asimetris Informasi (Variabel X2)

 Informasi yang dimiliki bawahan dibandingkan dengan atasan

 Hubungan input-output yang ada dalam operasi internal

 Kinerja potensial

 Teknis pekerjaan

 Mampu menilai dampak potensial

 Pencapaian bidang kegiatan

O R D I N A L Senjangan Anggaran (Variabel Y)

 Kemampuan standar anggaran dalam mendorong produktivitas yang tinggi

O R D I N A L  Sulit tidaknya target anggaran di dalam pusat

pertanggungjawaban dicapai/diwujudkan

 Pengeluaran yang terjadi dalam pusat

pertanggungjawaban tidak dibatasi anggaran

 Ada tidaknya tuntutan khusus dalam anggaran

 Target anggaran mendorong pihak manajemen untuk meningkatkan efisiensi dalam pusat pertanggungjawaban

 Target umum yang ditetapkan dalam anggaran sulit dicapai

3.4. Populasi dan Sampel Penelitian 3.4.1. Populasi Penelitian

Sugiyono (2013) mengatakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) Kabupaten Subang. Jumlah SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah ) di Kabupaten Subang berjumlah 62 SKPD yang terdiri atas ; 32 SKPD Badikan (Badan, Dinas, Kantor) dan 30 SKPD Kecamatan. Kelompok yang menjadi responden yang akan diambil adalah pejabat setingkat kepala bidang/bagian/subbagian dengan masa jabatan minimal satu tahun. Data dalam penelitian ini diperoleh dari data primer


(27)

melalui metode survei serta distribusi langsung (direct distribution method) yaitu mendatangi responden secara langsung untuk menyerahkan dan mengumpulkan kembali kuesioner.

3.4.2. Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2013). Sedangkan menurut Umar (2008) sampel merupakan bagian kecil dari suatu populasi. Sampel dalam penelitian ini menggunakan sampel jenuh, dimana semua populasi dijadikan sebagai sampel penelitian. Kriteria sampel dalam penelitian ini yaitu pegawai yang mempunyai jabatan struktural dalam SKPD sehingga yang menjadi responden adalah pegawai setingkat kepala bidang/bagian/subbagian yang mengerti tentang proses penganggaran pada wilayah tanggung jawabnya.

Adapun yang ditentukan oleh peneliti dalam pengambilan sampel adalah manajer tingkat menengah dan tingkat bawah di pemerintah daerah yaitu anggota SKPD setingkat kepala bidang/bagian/subbagian dari badan, dinas dan kecamatan Kabupaten Subang yang berkaitan dengan penyusunan anggaran.

3.5. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan mekanisme dalam memperoleh data yang sesuai dengan apa yang diperlukan dalam fungsi-fungsi tertentu. Hal tersebut untuk memungkinkan kualitas data dapat valid dan reliabel. Dalam


(28)

Chandra Sandika, 2015

PENGARUH ANGGARAN PARTISIPATIF TERHADAP BUDGETARY SLACK DENGAN VARIABEL MODERATING ASIMETRIS INFORMASI DI PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Penggunaan Kuesioner

Penggunaan kuesioner adalah cara-cara pengumpulan data dengan menggunakan daftar pernyataan (angket) atau daftar isian terhadap objek yang diteliti (populasi).

2. Wawancara

Wawancara adalah cara pengumpulan data dengan langsung tanya jawab kepada objek yang diteliti atau kepada perantara yang mengetahui persoalan terkait dengan objek yang diteliti.

Metode yang digunakan untuk memperoleh data dari responden yaitu metode survey dengan menggunakan kuisioner yang berisi sejumlah pertanyaan yang berkaitan dengan anggaran partisipatif, informasi asimetri dan budgetary slack. Penyebaran kuisioner dilakukan dengan mendatangi satu per satu responden, kemudian mengecek apakah sesuai kriteria kemudian menanyakan kesediaannya dalam mengisi kuisioner. Prosedur ini penting untuk menjaga agar responden mengisi kuisioner dengan sungguh-sungguh. Kuisioner yang diberikan terdiri dari 2 bagian pertanyaan yang digunakan untuk mengetahui identitas responden dan persepsi responden mengenai anggaran partisipatif, informasi asimetri dan budgetary slack. Teknik skala pengukuran menggunakan skala pengukuran ordinal. Dengan skala ordinal maka jawaban setiap item instrumen dinilai dari sangat positif sampai sangat negatif yaitu dari skala 1 sampai skala 5.


(29)

Penelitian ini menggunakan kuesioner yang akan disebarkan ke setiap responden yang menjadi objek penelitian dengan ketentuan sebagai berikut.

1. Partisipasi Anggaran (X1)

Pengukuran keterlibatan dan pengaruh seorang pemimpin dan bawahan/pegawai dalam proses penyusunan anggaran digunakan intrumen yang dikembangan oleh Milani (1975). Jawaban pertanyaan disusun dengan menggunakan skala Likert dengan rentang satu sampai lima. Setiap responden diminta untuk menjawab enam butir pertanyaan yang mengukur tingkat partisipasi responden, pengaruh yang dirasakan dan kontribusi responden dalam proses penyusunan anggaran, dengan cara memilih satu nilai dalam skala satu sampai lima. Skala rendah (nilai 1) menunjukkan tingkat partisipasi yang rendah (sangat tidak setuju), sebaliknya skala tinggi (nilai 5) menunjukkan tingkat partisipasi yang tinggi (sangat setuju). Nilai skala menunjukkan nilai skor jawaban setiap butir pernyataan. Penggunaan skala tersebut dapat digunakan untuk mengukur reliabilitas dan validitas instrumen, dengan syarat tingkat reliabilitas instrumen penelitian yang dapat diterima yakni skor cronbach alpha di atas 0,06 (Nunnally, 1967 dalam Ghozali, 2007:42).


(30)

Chandra Sandika, 2015

PENGARUH ANGGARAN PARTISIPATIF TERHADAP BUDGETARY SLACK DENGAN VARIABEL MODERATING ASIMETRIS INFORMASI DI PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penentuan ukuran senjangan anggaran mengacu pada penelitian yang dilakukan Latuheru (2005:80). Item-item pertanyaan yang dipakai dalam pengukuran senjangan anggaran menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Dunk, 1993 (dalam Latuheru 2005:80) dengan enam item pertanyaan. Jawaban pertanyaan disusun dengan menggunakan skala Likert dengan rentang satu sampai lima. Responden diminta untuk menyatakan pendapat yang mengukur kecenderungan penciptaan senjangan dengan cara memilih satu nilai dari skala satu sampai lima. Skala rendah (nilai 1) menunjukkan pendapat sangat tidak setuju, sebaliknya skala tinggi (nilai 5) menunjukkan pendapat sangat setuju.

3. Asimetris Informasi (X2)

Asimetris informasi dalam penelitian ini didefinisikan sebagai suatu kondisi yang terjadi ketika bawahan memliki informasi lebih dibanding atasan mengenai suatu unit organisasi atau pusat pertanggungjawaban bawahan. Untuk mengukur persepsi responden atas asimetris informasi, digunakan instrumen yang dikembangkan Dunk (1993) dalam Widiastuti (2006) yang terdiri dari 6 pertanyaan. Jawaban pertanyaan disusun dengan menggunakan skala Likert dengan rentang satu sampai lima. Responden diminta untuk menyatakan pendapat yang mengukur besarnya peran informasi antara atasan dan bawahan dalam suatu organisasi yang mempengaruhi saat melakukan partisipasi pada pembuatan anggaran dengan cara memilih satu nilai dari skala satu sampai lima. Skala rendah


(31)

(nilai 1) menunjukkan pendapat sangat tidak setuju, sebaliknya skala tinggi (nilai 5) menunjukkan pendapat sangat setuju.

3.7. Teknik Analisis Data dan Rancangan Pengujian Hipotesis 3.7.1. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini terdapat tiga kelompok variabel yaitu variabel dependen (Y) yakni senjangan anggaran, variabel independen (X1) yaitu partisipasi anggaran, serta variabel moderating (X2) asimetri informasi.

Data di lapangan diperoleh dengan cara peneliti menyediakan instrumen penelitian. Instrumen penelitian mempunyai kedudukan yang penting dalam suatu penelitian, karena dengan instrumen ini peneliti dapat dengan mudah mengumpulkan data yang diperlukan guna pengujian terhadap hipotesis.

Setelah instrumen penelitian dianggap akurat dan pasti maka dilakukan penentuan sampel. Langkah selanjutnya penyebaran angket kepada responden yang telah ditetapkan. Kemudian setelah data diperoleh dari lapangan, maka langkah selanjutnya adalah pengolahan data. Untuk pengolahan data dikelompokkan menjadi tiga tahap persiapan, tabulasi dan penerapan data/analisis data.


(32)

Chandra Sandika, 2015

PENGARUH ANGGARAN PARTISIPATIF TERHADAP BUDGETARY SLACK DENGAN VARIABEL MODERATING ASIMETRIS INFORMASI DI PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dari hasil kuesioner dan memberikan nilai/pembobotan (scoring) sesuai dengan pedoman/sistem penilaian yang diterapkan.

Penerapan data/analisis data dilaukan dengan menggunakan stastistik untuk menguji hipotesis yaitu melalui Regresi sederhana (simple regression) digunakan penulis untuk menghubungkan anatara partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran. Selain itu, penulis juga menggunakan analisa regresi dengan selisih mutlak (pengurangan) dengan menggunakan standrized score untuk melihat pentingnya masing-masing variabel bebas secara relatif dalam mengeliminasi perbedaan atau mempertemukan kondisi (matching condition) unit ukuran variabel bebas (Frucot and Sheron, 1991 dalam Imam Ghozali, 2007:167-168). Teknik analisis ini mensyaratkan data berskala sekurang-kurangnya data berskala interval. Oleh sebab itu melalui Methods of Succesive Internal (MSI) dilakukan transformasi data berskala ordinal menjadi data berskala interval dengan langkah sebagai berikut:

1. Perhatikan setiap item pertanyaan.

2. Tentukan frekuensi setiap skor pertanyaan. Untuk semua item pertanyaan dihitung frekuensi jawabannya, berapa responden yang menjawab untuk mendapatkan masing-masing skor 1, 2, 3, 4, atau 5.

3. Tentukan proporsi (P) tiap skor jawaban dengan cara membagi frekuensi dengan jumlah responden.

4. Tentukan proporsi (p) tiap skor jawaban secara kumulatif.

5. Hitung nilai Z untuk setiap proporsi kumulatif dari tiap skor dengan menggunakan tabel distribusi normal.

6. Tentukan nilai densitas yang diambil dari nilai Z untuk setiap skor dengan menggunakan tabel Densitas atau menghitung nilai fungsi kepadatan dengan menggunakan rumus:

7. Menghitung SV (Skala Value) untuk masing-masing kategori responden, dengan rumus:

��� � � �

= �� � � � � �� �� � − �� � � � �� � � � �� � − �� � � � �� �� �� �� �

Keterangan:


(33)

Dencity at Upper Limit : Kepadatan Batas Atas

Area Bellow Upper Limit : Daerah di Bawah Batas Atas Area Below Lower Limit : Daerah di Bawah Batas Bawah 8. Tentukan nilai transformasi dengan menggunakan rumus:

NT = NS + (1+|NSmin|)

Dimana |NSmin| adalah harga mutlak NS yang paling kecil dari skor yang tersedia.

Untuk memudahkan interpretasi, posisi awal diberi nilai skala 1 (satu), kemudian bobot pada kategori respon lainnya disesuaikan (adjusted). 9. Menyiapkan pasangan data variabel independen dan dependen dari semua

sampel penelitian untuk pengujian hipotesis. (Husein Umar, 2008:168-169) Agar lebih mempermudah, maka pengolahan dilakukan dengan bantuan Microsoft Office Excel.

3.7.2. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian

Instrumen yang baik harus memenuhi dua syarat, yaitu valid dan reliabel. Namun, mengingat instrumen yang dipakai dalam penelitian ini adalah kuesioner, maka kesungguhan responden dalam mengisi kuesioner sangat dibutuhkan agar kedua syarat tersebut terpenuhi.

Instrumen atau pengukuran yang digunakan pada penelitian terdahulu yang lebih teruji tingkat validitas dan reliabilitasnya. Uji validitas dilakukan untuk menggambarkan tingkat kemampuan suatu instrumen dalam mengukur apa yang hendak diukurnya. Pengujian validitas setiap item pernyataan dilakukan dengan menghitung korelasi Product Moment Pearson dengan syarat minimum suatu item dianggap valid adalah nilai r ≥ 0,30 (Sugiyono, 2013:116). Uji validitas pada penelitian ini dilakukan dengan analisa item antara skor satu item dengan skor total yang dilakukan dengan rumus Product Moment Pearson, (Husein Umar, 2008:54):


(34)

Chandra Sandika, 2015

PENGARUH ANGGARAN PARTISIPATIF TERHADAP BUDGETARY SLACK DENGAN VARIABEL MODERATING ASIMETRIS INFORMASI DI PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dimana: r = korelasi N = skor item

n = banyaknya responden Y = skor total

Sedangkan Reliabilitas pengukuran ditentukan dengan menghitung koefisien Cronbach Alpha dari masing-masing instrumen dalam satu variabel. Instrumen dapat dikatakan handal (reliabel) bila memiliki koefisien Cronbach Alpha yang semakin mendekati 1 (>0,60), semakin tinggi koefisien internal reliabilitasnya (Nunnally, 1967, dalam Imam Ghozali, 2007:42).

Uji reliabilitas dilakukan untuk menguji kekonsistenan alat ukur dalam mengukur gejala yang sama. Uji reliabilitas dilakukan dengan rumus koefisien Cronbach Alpha (Husein Umar, 2008:58) sebagai berikut:

Dimana:

α = Cronbach’s coefficient alpha

k = jumlah pecahan

∑ ���2 = total dari varian masing-masing pecahan


(35)

3.7.3. Uji Asumsi Klasik a. Pengujian Multikolinearitas

Multikolinearitas akan mengakibatkan koefisien regresi tidak pasti atau mengakibatkan kesalahan standarnya menjadi tidak terhingga sehingga menimbulkan bias spesifikasi. Multikolinearitas dilihat dari (1) nilai korelasi dan (2) variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai cutoff yang dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai Tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10 (Imam Ghozali, 2007:91-92). Selain itu, dilihat juga pada besaran korelasi antar variabel independen tidak lebih di atas 0,90 akan menunjukkan regresi yang bebas multikolinearitas dan melihat nilai koefisien korelasi tiap variabel (Santoso, 2005:240).

Menurut Imam Ghozali (2007:91) Suatu regresi yang baik yaitu model regresi yang nonmultikolinearitas, artinya antara variabel independen yang satu dengan yang lain dalam model regresi tidak saling berhubungan secara sempurna. Jika suatu model regresi mengandung multikolinearitas maka kesalahan standar estimasi akan cenderung meningkat dengan bertambahnya variabel independen.

b. Pengujian Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi


(36)

Chandra Sandika, 2015

PENGARUH ANGGARAN PARTISIPATIF TERHADAP BUDGETARY SLACK DENGAN VARIABEL MODERATING ASIMETRIS INFORMASI DI PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Cara untuk mendekteksi adanya autokorelasi dalam peneitian ini adalah dengan menggunakan Durbin-Watson (DW) Statistic (Santoso, 2005).

Tabel 3.2

Kriteria Nilai Durbin-Watson

Durbin Watson Kesimpulan

Kurang dari 1,10 Ada Korelasi

1,10-1,54 Tanpa Kesimpulan

1,55-2,45 Tidak ada autokorelasi

2,46-2,90 Tanpa Kesimpulan

Lebih dari 2,91 Ada Korelasi

c. Pengujian Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari redusial satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Imam Ghozali, 2007:105). Lebih lanjut dikatakan Imam Ghozali bahwa jika variance dari redusial satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas dan model regresi yang baik adalah homoskedastisitas. Untuk menguji ada tidaknya heteroskedastisitas dalam penelitian ini, yaitu dengan melihat Grafik Plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diperdiksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di-studentized (Imam Ghozali, 2007:105). Dasar analisisnya adalah sebagai berikut:


(37)

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heterosdastisitas.

2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas atau di bawah 0 pada sumbu Y, maka hal ini tidak terjadi heteroskedastisitas.

d. Pengujian Normalitas Data

Uji normalitas menurut Imam Ghozali (2007:110) bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Dalam penelitian ini pengujian normalitas data dilakukan dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dengan distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk garis lurus diagonal dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya (Imam Ghozali, 2007:110).

Selanjutnya pengujian dilanjutkan dengan uji statistik non-parametrik One Sample Kolomogrov-Smirnov (K-S). Apabila nilai probabilitas melebihi taraf signifikansi yang ditetapkan yaitu 0,05 maka data yang dijadikan dalam penelitian ini berdistribusi normal. Sebaliknya, jika nilai probabilitas kurang dari 0,05 maka data yang dijadikan dalam penelitian ini tidak berdistribusi normal.


(38)

Chandra Sandika, 2015

PENGARUH ANGGARAN PARTISIPATIF TERHADAP BUDGETARY SLACK DENGAN VARIABEL MODERATING ASIMETRIS INFORMASI DI PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan model analisis regresi setelah bebas dari pelanggaran asumsi klasik, agar hasil pengujian dapat diinterpretasikan dengan tepat. Regresi sederhana (simple regression) digunakan penulis untuk menghubungkan antara partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran. Selain itu, penulis juga menggunakan analisa regresi yang disebut sebagai model nilai selisih mutlak untuk menguji pengaruh moderasi dari variabel asimetris informasi.

Metode ini digunakan untuk menguji partisipasi anggaran dengan variabel moderasi (asimetris informasi) dalam hal mempengaruhi meningkatnya senjangan anggaran. Dalam hal ini model regresi yang digunakan adalah uji nilai selisih mutlak (pengurangan) dengan menggunakan standarized score untuk melihat pentingnya masing-masing variabel bebas secara relatif dalam mengeliminasi perbedaan atau mempertemukan kondisi (matching condition) unit ukuran variabel bebas (Frucot and Sheron, 1991 dalam Imam Ghozali, 2007:167- 168). Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

1. Hipotesis pertama: Partisipasi anggaran berpengaruh negatif terhadap senjangan anggaran.

Karena itu secara statistik dapat dirumuskan sebagai berikut:

H01 : b0 = 0, yang berarti partisipasi anggaran berpengaruh negatif

terhadap senjangan anggaran.

Ha1 : Sekurang-kurangnya ada satu bi ≠ 0, yang berarti bahwa partisipasi anggaran berpengaruh positif terhadap senjangan anggaran.


(39)

Teknik analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis pertama (1) dalam penelitian ini adalah menggunakan analisis regresi (Sugiyono, 2013:270). Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

SA = a + b0AP + e...(1)

Dimana :

SA = senjangan anggaran AP = anggaran partisipatif a = harga konstan b0 = koefisien regresi

e = faktor kesalahan (error)

Hipotesis pertama diuji dengan menggunakan regresi linear sederhana (simple regression) dengan melihat nilai thitung dan ttabel atau p-value dengan

ketentuan hipotesis alternatif diterima jika: 1. thitung > ttabel

2. atau p-value kurang dari 0,05.

Uji t digunakan untuk menguji signifikansi secara parsial pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dalam model regresi yang sudah dihasilkan. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikan 5% (α = 0,05). Kriteria pengujian uji t adalah sebagai berikut:

1. H01 ditolak jika Sig thitung < α (tingkat signifikansi yang digunakan) 2. H01 diterima jika Sig thitung > α (tingkat signifikan yang digunakan)


(40)

Chandra Sandika, 2015

PENGARUH ANGGARAN PARTISIPATIF TERHADAP BUDGETARY SLACK DENGAN VARIABEL MODERATING ASIMETRIS INFORMASI DI PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Hipotesis kedua: Asimetris informasi dapat memoderasi pengaruh partisipasi anggaran terhadap senjangan anggaran.

Karena itu secara statistik dapat dirumuskan sebagai berikut:

H02 : b0,1 = 0, yang berarti bahwa partisipasi anggaran terhadap senjangan

anggaran tidak dimoderasi oleh asimetris informasi.

Ha2 : Sekurang-kurangnya ada satu bi ≠ 0, yang berarti bahwa partisipasi anggaran terhadap senjangan anggaran dimoderasi oleh asimetris informasi.

Untuk menguji hipotesis kedua, maka dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi dengan pendekatan Nilai Selisih Mutlak (pengurangan) partisipasi anggaran dengan asimetris informasi. Hipotesis kedua ini diuji dengan membandingkan pada nilai t atau p-value. Hipotesis alternatif diterima jika:

1. thitung > ttabel

2. atau p-value kurang dari 0,05.

Berdasarkan satu pengujian terhadap hipotesis kedua tersebut diatas, maka model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

SA = a + b0AP + b1AI + b3 [PA – AI] + e………..(2)

Dimana:

SA = Senjangan Anggaran AP = Anggaran Partisipatif AI = Asimetris Informasi a = harga konstan


(41)

b0,b1,b3 = koefisien regresi e = faktor kesalahan (error)

Uji t digunakan untuk mengetahui tingkat signifikansi secara parsial pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Kriteria pengujian uji t adalah sebagai berikut: Apabila nilai signifikan thitung lebih rendah dibandingkan

dengan alpha yang digunakan (5%) maka dapat dikatakan bahwa variabel moderasi dapat menguatkan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dalam model yang digunakan, demikian juga sebaliknya, apabila thitung

lebih besar dari alpha yang digunakan (5%) maka dapat dikatakan bahwa variabel moderasi tidak dapat menguatkan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dalam model yang digunakan. Kriteria pengujian Uji t adalah sebagai berikut:

1. H02 ditolak jika Sig thitung< α (tingkat signifikansi yang digunakan) 2. H02 diterima jika Sig thitung> α (tingkat signifikan yang digunakan)

Tingkat signifikansi yang digunakan dalam analisis adalah 0,05 (5%). Untuk mempermudah menganalisis dan menguji hipotesis yang diajukan, maka data-data yang dikumpulkan diolah dengan menggunakan bantuan komputer dengan program SPSS versi 20.0 for Windows.


(42)

Chandra Sandika, 2015

PENGARUH ANGGARAN PARTISIPATIF TERHADAP BUDGETARY SLACK DENGAN VARIABEL MODERATING ASIMETRIS INFORMASI DI PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan permasalahan yang dirumuskan, yang didukung oleh data dan teori dalam pembahasan, penulis memberikan simpulan, sebagai berikut:

1. Partisipasi anggaran berpengaruh positif dan langsung terhadap munculnya budgetary slack (senjangan anggaran). Dengan perkataan lain bahwa semakin tinggi tingkat partisipasi dalam penyusunan anggaran maka akan semakin tinggi senjangan anggaran yang terjadi.

2. Informasi asimetris berpengaruh secara signifikan terhadap senjangan anggaran dengan arah positif. Ketika informasi asimetri meningkat dalam proses penyusunan anggaran, akan memicu meningkatnya senjangan anggaran. Semakin tinggi informasi asimetri akan semakin tinggi senjangan anggaran yang terjadi pada Pemerintah Kabupaten Subang. Terjadinya asimetri informasi karena adanya ketidakseimbangan dalam kepemilikan informasi antara manajer atas dan bawah. Hal itu terjadi karena manajer bawah lebih terlibat langsung dalam operasional sehari-hari organisasi jika dibandingkan dengan manajer atas.


(43)

5.2 Saran

Berdasarkan uraian teori, pengolahan data, pembahasan pada bab sebelumnya, dan kesimpulan di atas maka peneliti menyampaikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Senjangan anggaran yang terjadi dalam ruang lingkup SKPD Pemerintah Kabupaten Subang yang merupakan konsekuensi disfungsional anggaran dalam sebuah organisasi yang disebabkan oleh partisipasi anggaran, sejatinya dapat dihindari dengan selalu mengontrol bagaimana para pejabat di pemerintah dapat melaksanakan tugas pokok yang berlandaskan kinerja, bukan target angka semata. Para pemangku kebijakan di lingkungan Pemerintah Kabupaten Subang diharapkan dapat memberikan keikutsertaan yang jelas akan tujuan dan sasaran anggaran yang akan ditetapkan.

2. Asimetris informasi di lingkup Pemerintah Kabupaten Subang, yang menjadi kajian variabel moderating dalam penelitian mengenai hubungan antara partisipasi anggaran terbukti berpengaruh. Informasi yang dimiliki bawahan akan sangat bermanfaat bagi penetapan anggaran agar tidak terjadi budgetary slack dalam penyusunan anggaran. Jika manajer tingkat bawah mengungkapkan semua informasi yang dimiliki tentang wilayah tanggungjawab mereka maka penyusunan anggaran menjadi akurat dalam mencapai tujuan bersama. Maka dari itu, pemerintah daerah perlu melihat dan menyesuaikan metode kerja, dan integritas dari perubahan yang terjadi dalam organisasi dalam membuat keputusan yang terbaik bagi instansi dengan cara


(44)

Chandra Sandika, 2015

PENGARUH ANGGARAN PARTISIPATIF TERHADAP BUDGETARY SLACK DENGAN VARIABEL MODERATING ASIMETRIS INFORMASI DI PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

selalu mengevaluasi antara efektivitas metode, arus informasi, dan hasil kerja di setiap instansi.

3. Bagi peneliti selanjutnya hendaknya lebih memperluas kajian dari aspek organisasi yang dapat mempengaruhi fenomena senjangan anggaran yang diteliti seperti gaya kepemimpinan, komitmen organisasi dan lain sebagianya. Kemudian juga dapat menggunakan sampel yang lebih banyak pada obyek penelitian yang lebih luas dan instrumen penelitian yang lebih konstektual Sehingga hasil penelitian dapat lebih akurat dan reliabel.


(45)

DAFTAR PUSTAKA

Afiani, Dina Nur. 2010. Pengaruh Partisipasi Anggaran, Penekanan Anggaran dan Asimetri Informasi terhadap Senjangan Anggaran. Jurnal Akuntansi Universitas Diponegoro. Semarang.

Anggraeni, Rika Sari. 2008. Pengaruh Partisipasi Anggaran, Information Asymetry, dan Budget Emphasis terhadap Slack Anggaran (Studi Pada PT. Jasa Raharja (Persero) Cabang Daerah Istimewa Yogyakarta). Skripsi. Universitas Islam Indonesia.Yogyakarta

Anissarahma, Dini. 2008. Pengaruh Partisipasi Anggaran, Informasi Asimetris, Budget Emphasis dan Komitmen Organisasi Terhadap Timbulnya Slack Anggaran (Studi Kasus Pada PT. Telkom Yogyakarta). Skripsi. Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta

Anthony, Robert N dan Vijay Govindarajan. 2005. Sistem Pengendalian Manajemen. Jakarta: Salemba Empat

Apriyandi. 2011. Pengaruh Informasi Asimetri Terhadap Hubungan Antara Anggaran Partisipatif dengan Budgetary Slack. Skripsi. Universitas Hasanudddin Makassar


(46)

Chandra Sandika, 2015

PENGARUH ANGGARAN PARTISIPATIF TERHADAP BUDGETARY SLACK DENGAN VARIABEL MODERATING ASIMETRIS INFORMASI DI PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Armaeni. 2012. Analisis Pengaruh Partisipasi Anggaran, Informasi Asimetri Dan Penekanan Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran (Budgetary Slack) (Studi Pada SKPD Pemerintah Kabupaten Pinrang). Skripsi. Jurusan akuntansi Fakultas ekonomi Universitas Hasanuddin Makassar

Asriningati. 2006. Pengaruh Komitmen Organisasi dan Ketidakpasian Lingkungan Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Anggaran dengan Senjangan Anggaran (Studi Kasus Pada Perguruan Tinggi Swasta di Daerah Istimewa Yogyakarta). Skripsi. Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta

Bastian, Indra. 2006. Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar. Erlangga. Departemen Dalam Negeri.2008. Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD). Jakarta

Brownell, P. dan M. McInnes. 1986. Budgetary Participation, Motivation, and Managerial Performance. The Acccounting Review. Vol. LXI(4). October: 587-600.

Darlis, Edfan. 2002. Analisis Pengaruh Komitmen Organisasi dan Ketidakpastian Lingkungan terhadap Hubungan antara Partisipasi dengan Senjangan Anggaran. Jurnal Riset dan Akuntansi Indonesia.


(47)

Dunk, Alan S. 1993. The Effect of Budget Emphasis and Information Asymmetry on the Relation Between Budgetary Participation and Slack. TheAccounting Review.

Falikhatun, 2007. Interaksi Informasi Asimetri, Budaya Organisasi dan Group Cohensiveness Dalam Hubungan Antara Partisipasi Penganggaran dan Budgetary Slack (Studi Kasus Pada Rumah Sakit Umum Daerah Se-Jawa Tengah). Simposium Nasional Akuntansi (SNA) X, Makassar

Falikhatun, 2007. Pengaruh Partisipasi Penganggaran Terhadap Budgetary Slack dengan Variabel Pemoderasi Ketidakpastian Lingkungan dan Kohesivitas Kelompok. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Volume 6, no. 2. Surakarta

Fitri, Yulia. 2007. Senjangan Anggaran : Pengaruh Informasi Asimetri, Partisipasi Penganggaran dan Komitmen Organisasi (Studi Empiris pada Universitas Swasta di Kota Bandung). Jurnal Ichsan Gorontalo Volume 2 no. 3. Gorontalo

Garrison, Ray H, dan Eric W. Norren. 2000. Akuntansi Manajerial. Jakarta: Salemba Empat

Ghozali, Imam. (2007). Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.


(48)

Chandra Sandika, 2015

PENGARUH ANGGARAN PARTISIPATIF TERHADAP BUDGETARY SLACK DENGAN VARIABEL MODERATING ASIMETRIS INFORMASI DI PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hafsah. 2006. Pengaruh Asimetri Informasi dan Komitmen Organisasi Terhadap Hubungan Anggaran dengan Kesenjangan Anggaran. Tesis. Universitas Sumatera Utara. Medan

Harefa, Kornelius.2008. Analisis Pengaruh Partisipasi Dalam Penysunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial dengan Komunikasi sebagai Variabel Moderating pada PT. Bank Negara Indonesia, Tbk di Medan.Tesis. Universitas Sumatera Utara. Medan

Hendri, Febri. 2008. Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan

Anggaran dengan Komitmen Organisasi Sebagai variabel

Moderating.Skripsi.Universitas Islam Indonesia.Yogyakarta

Jensen, MC and W. H Meckling, 1976, Theory of The Firm : Managerial Behavior, Agency Cost and Ownership Structure, Journal of Financial Economics.

Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik. Andi Offset: Yogyakarta.

Marsudi, S.A., Ghozali, Imam, 2001, “ Pengaruh Partisipasi Penganggaran, Job Relevant Information (JRI) Volatilitas Lingkungan terhadap Kinerja


(49)

Milani, K. (April 1975). “The Relationship of Participation in Budget-Setting to Industrial Supervisor performance and Attitudes : A Field Study”. The Accounting Review, Volume 50.

Muhammad, Gamal. 2001. Pengaruh Interaksi Partisipasi Anggaran, Informasi Asimetris dan Penekanan Anggaran terhadap Budget Slack (Studi Kasus Pada Samudra Indonesia Group). Tesis. Universitas Diponegoro. Semarang

Peraturan Pemerintah No.20/2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah,

PP No. 21/2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementrian Negara/Lembaga

Peraturan Pemerintah No. 56/2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah

Peraturan Pemerintah No. 58/2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah

Peraturan Pemerintah No.71/ 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan


(50)

Chandra Sandika, 2015

PENGARUH ANGGARAN PARTISIPATIF TERHADAP BUDGETARY SLACK DENGAN VARIABEL MODERATING ASIMETRIS INFORMASI DI PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Santoso, 2005. Metodologi Penelitian Kuantitatf dan Kualitatif. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitattif dan R&D. CV. Alfabeta. Bandung

Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor: 050/200/ii/Bangda/2008 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah

Supanto. 2010. Analisis Pengaruh Partisipasi Penganggaran Terhadap Budgetary Slack dengan Informasi Asimetri, Motivasi, Budaya Organisasi sebagai Pemoderasi. Tesis. Universitas Diponegoro. Semarang

Umar, Husein. 2009. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta:Rajawali Pers.

Undang-Undang No 32 tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah

Undang-Undang No. 33 tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah

Widiastuti. 2006. ”Pengaruh Partisipasi Pemakai terhadap Kepuasan Pemakai dalam Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi Berbasis Komputer dengan


(51)

Dua Variabel Moderasi Yaitu Kompleksitas Tugas dan Kompleksitas Sistem pada Bank Perkreditan Rakyat di Kabupaten Badung”. Skripsi Sarjana Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Udayana. Denpasar.

Young, S.M. 1985. Participative Budgeting: The Effect of Risk Aversion and Assymetric Information on Budgetary Slack. Journal of Accounting Research, Vol. 23.

Valarie Zeithaml, A. Parasuraman, dan Leonard A. Berry (1996) The Behavioral Consequences of Service Quality, Journal of Marketing, Vol. 60, April 1996


(1)

Chandra Sandika, 2015

PENGARUH ANGGARAN PARTISIPATIF TERHADAP BUDGETARY SLACK DENGAN VARIABEL MODERATING ASIMETRIS INFORMASI DI PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Armaeni. 2012. Analisis Pengaruh Partisipasi Anggaran, Informasi Asimetri Dan

Penekanan Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran (Budgetary Slack)

(Studi Pada SKPD Pemerintah Kabupaten Pinrang). Skripsi. Jurusan akuntansi Fakultas ekonomi Universitas Hasanuddin Makassar

Asriningati. 2006. Pengaruh Komitmen Organisasi dan Ketidakpasian Lingkungan

Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Anggaran dengan Senjangan Anggaran (Studi Kasus Pada Perguruan Tinggi Swasta di Daerah Istimewa Yogyakarta). Skripsi. Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta

Bastian, Indra. 2006. Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar. Erlangga. Departemen Dalam Negeri.2008. Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD). Jakarta

Brownell, P. dan M. McInnes. 1986. Budgetary Participation, Motivation, and

Managerial Performance. The Acccounting Review. Vol. LXI(4). October:

587-600.

Darlis, Edfan. 2002. Analisis Pengaruh Komitmen Organisasi dan Ketidakpastian

Lingkungan terhadap Hubungan antara Partisipasi dengan Senjangan Anggaran. Jurnal Riset dan Akuntansi Indonesia.


(2)

Chandra Sandika, 2015

PENGARUH ANGGARAN PARTISIPATIF TERHADAP BUDGETARY SLACK DENGAN VARIABEL MODERATING ASIMETRIS INFORMASI DI PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dunk, Alan S. 1993. The Effect of Budget Emphasis and Information Asymmetry on

the Relation Between Budgetary Participation and Slack. TheAccounting

Review.

Falikhatun, 2007. Interaksi Informasi Asimetri, Budaya Organisasi dan Group

Cohensiveness Dalam Hubungan Antara Partisipasi Penganggaran dan Budgetary Slack (Studi Kasus Pada Rumah Sakit Umum Daerah Se-Jawa Tengah). Simposium Nasional Akuntansi (SNA) X, Makassar

Falikhatun, 2007. Pengaruh Partisipasi Penganggaran Terhadap Budgetary Slack

dengan Variabel Pemoderasi Ketidakpastian Lingkungan dan Kohesivitas Kelompok. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Volume 6, no. 2. Surakarta

Fitri, Yulia. 2007. Senjangan Anggaran : Pengaruh Informasi Asimetri, Partisipasi

Penganggaran dan Komitmen Organisasi (Studi Empiris pada Universitas Swasta di Kota Bandung). Jurnal Ichsan Gorontalo Volume 2 no. 3. Gorontalo

Garrison, Ray H, dan Eric W. Norren. 2000. Akuntansi Manajerial. Jakarta: Salemba Empat

Ghozali, Imam. (2007). Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.


(3)

Chandra Sandika, 2015

PENGARUH ANGGARAN PARTISIPATIF TERHADAP BUDGETARY SLACK DENGAN VARIABEL MODERATING ASIMETRIS INFORMASI DI PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hafsah. 2006. Pengaruh Asimetri Informasi dan Komitmen Organisasi Terhadap

Hubungan Anggaran dengan Kesenjangan Anggaran. Tesis. Universitas

Sumatera Utara. Medan

Harefa, Kornelius.2008. Analisis Pengaruh Partisipasi Dalam Penysunan Anggaran

Terhadap Kinerja Manajerial dengan Komunikasi sebagai Variabel Moderating pada PT. Bank Negara Indonesia, Tbk di Medan.Tesis. Universitas

Sumatera Utara. Medan

Hendri, Febri. 2008. Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan

Anggaran dengan Komitmen Organisasi Sebagai variabel Moderating.Skripsi.Universitas Islam Indonesia.Yogyakarta

Jensen, MC and W. H Meckling, 1976, Theory of The Firm : Managerial Behavior,

Agency Cost and Ownership Structure, Journal of Financial Economics.

Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik. Andi Offset: Yogyakarta.

Marsudi, S.A., Ghozali, Imam, 2001, “ Pengaruh Partisipasi Penganggaran, Job

Relevant Information (JRI) Volatilitas Lingkungan terhadap Kinerja Manajerial pada Perusahaan Manufaktur”, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia


(4)

Chandra Sandika, 2015

PENGARUH ANGGARAN PARTISIPATIF TERHADAP BUDGETARY SLACK DENGAN VARIABEL MODERATING ASIMETRIS INFORMASI DI PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Milani, K. (April 1975). “The Relationship of Participation in Budget-Setting to

Industrial Supervisor performance and Attitudes : A Field Study”. The Accounting Review, Volume 50.

Muhammad, Gamal. 2001. Pengaruh Interaksi Partisipasi Anggaran, Informasi

Asimetris dan Penekanan Anggaran terhadap Budget Slack (Studi Kasus Pada Samudra Indonesia Group). Tesis. Universitas Diponegoro. Semarang

Peraturan Pemerintah No.20/2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah,

PP No. 21/2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementrian Negara/Lembaga

Peraturan Pemerintah No. 56/2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah

Peraturan Pemerintah No. 58/2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah

Peraturan Pemerintah No.71/ 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan


(5)

Chandra Sandika, 2015

PENGARUH ANGGARAN PARTISIPATIF TERHADAP BUDGETARY SLACK DENGAN VARIABEL MODERATING ASIMETRIS INFORMASI DI PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Santoso, 2005. Metodologi Penelitian Kuantitatf dan Kualitatif. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitattif dan R&D. CV. Alfabeta. Bandung

Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor: 050/200/ii/Bangda/2008 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah

Supanto. 2010. Analisis Pengaruh Partisipasi Penganggaran Terhadap Budgetary

Slack dengan Informasi Asimetri, Motivasi, Budaya Organisasi sebagai Pemoderasi. Tesis. Universitas Diponegoro. Semarang

Umar, Husein. 2009. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta:Rajawali Pers.

Undang-Undang No 32 tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah

Undang-Undang No. 33 tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah

Widiastuti. 2006. ”Pengaruh Partisipasi Pemakai terhadap Kepuasan Pemakai


(6)

Chandra Sandika, 2015

PENGARUH ANGGARAN PARTISIPATIF TERHADAP BUDGETARY SLACK DENGAN VARIABEL MODERATING ASIMETRIS INFORMASI DI PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dua Variabel Moderasi Yaitu Kompleksitas Tugas dan Kompleksitas Sistem pada Bank Perkreditan Rakyat di Kabupaten Badung”. Skripsi Sarjana Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Udayana. Denpasar.

Young, S.M. 1985. Participative Budgeting: The Effect of Risk Aversion and

Assymetric Information on Budgetary Slack. Journal of Accounting Research,

Vol. 23.

Valarie Zeithaml, A. Parasuraman, dan Leonard A. Berry (1996) The Behavioral


Dokumen yang terkait

PENGARUH KAPASITAS INDIVIDU TERHADAP BUDGETARY SLACK DENGAN SELF ESTEEM SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI PENGARUH KAPASITAS INDIVIDU TERHADAP BUDGETARY SLACK DENGAN SELF ESTEEM SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI.

0 2 12

ANGGARAN, PARTISIPASI ANGGARAN, KAPASITAS INDIVIDU, PENGARUH KAPASITAS INDIVIDU TERHADAP BUDGETARY SLACK DENGAN SELF ESTEEM SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI.

0 2 17

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP KINERJA DAN BUDGETARY SLACK DENGAN LOCUS OF CONTROL Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Kinerja dan Budgetary Slack Dengan Locus Of Control Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Empiris pada Hotel Berbintang di Sura

1 5 24

ANALISIS PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN, BUDGET Analisis Pengaruh Partisipasi Anggaran, Budget Emphasis, Dan Informasi Asimetris Terhadap Slack Anggaran (Studi Pada Satuan Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Wonogiri).

0 1 14

PENDAHULUAN Analisis Pengaruh Partisipasi Anggaran, Budget Emphasis, Dan Informasi Asimetris Terhadap Slack Anggaran (Studi Pada Satuan Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Wonogiri).

0 2 9

PENGARUH ASIMETRI INFORMASI TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN PADA PENGANGGARAN PARTISIPATIF DENGAN ORIENTASI ETIKA SEBAGAI VARIABEL MODERATING.

0 4 277

PENGARUH ANGGARAN PARTISIPATIF TERHADAP BUDGETARY SLACK DENGAN VARIABEL MODERATING ASIMETRIS INFORMASI DI PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG - repository UPI S PEA 1006092 Title

0 0 5

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN, INFORMASI ASIMETRIS, BUDAYA DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP BUDGETARY SLACK DENGAN JOB RELEVANT INFORMATION (JRI) SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (STUDI KASUS PADA SKPD KABUPATEN KUDUS)

0 0 15

PENGARUH REPUTASI, ETIKA DAN JOB SATISFACTION TERHADAP BUDGETARY SLACK DI BAWAH ASIMETRI INFORMASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING - Unika Repository

0 0 14

PENGARUH REPUTASI, ETIKA DAN JOB SATISFACTION TERHADAP BUDGETARY SLACK DI BAWAH ASIMETRI INFORMASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING - Unika Repository

0 0 49