PROGRAM PEMBUATAN KONTUR ANOMALI GAYABERAT MENGGUNAKAN METODE MESH POLYGON.
Deni Kamaludin Jamil, 2014
PROGRAM PEMBUATAN KONTUR ANOMALI GAYABERAT MENGGUNAKAN METODE MESH POLYGON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PROGRAM PEMBUATAN KONTUR ANOMALI GAYABERAT
MENGGUNAKAN METODE MESH POLYGON
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains
Jurusan Pendidikan Fisika
Oleh
Deni Kamaludin Jamil 0808544
PROGRAM STUDI FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
(2)
Deni Kamaludin Jamil, 2014
PROGRAM PEMBUATAN KONTUR ANOMALI GAYABERAT MENGGUNAKAN METODE MESH POLYGON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Program Pembuatan Kontur Anomali Gayaberat
Menggunakan Metode Mesh Polygon
Oleh
Deni Kamaludin Jamil
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
© Deni Kamaludin Jamil 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Maret 2014
Hak Cipta dilindungi undang – undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis
(3)
Deni Kamaludin Jamil, 2014
PROGRAM PEMBUATAN KONTUR ANOMALI GAYABERAT MENGGUNAKAN METODE MESH POLYGON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
LEMBAR PENGESAHAN Deni Kamaludin Jamil
0808544
SKRIPSI
Program Pembuatan Kontur Anomali Gayaberat Menggunakan Metode
Mesh Polygon
Disetujui dan disahkan oleh : Pembimbing I
Dr. Lilik Hasanah, M.Si NIP. 1977 06 16 2001 122 002
Pembimbing II
Mimin Iryanti, S.Si, M.Si NIP. 1977 12 08 2001 122 001
Diketahui oleh,
Ketua Jurusan Pendidikan Fisika
Dr. Ida Kaniawati, M.Si NIP. 1968 07 03 1992 032 001
(4)
Deni Kamaludin Jamil, 2014
PROGRAM PEMBUATAN KONTUR ANOMALI GAYABERAT MENGGUNAKAN METODE MESH POLYGON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PROGRAM PEMBUATAN KONTUR ANOMALI GAYABERAT MENGGUNAKAN METODE MESH POLYGON
Deni Kamaludin Jamil 0808544
Pembimbing 1 : Dr. Lilik Hasanah, M.Si Pembimbing 2 : Mimin Iryanti, M.Si Jurusan Pendidikan Fisika, FPMIPA UPI 2014
ABSTRAK
Dalam metode gayaberat secara umum nilai anomali gayaberat atau percepatan gravitasi menjadi bagian yang sangat penting untuk memprediksi lapisan bawah permukaan berdasarkan perbedaan rapat massa (density). Nilai anomali dihitung berdasarkan hasil pengkoreksian yang dilakukan untuk menghilangkan noise yang terjadi dalam pengukuran di lapangan. Selain itu, pemisahan anomali residual dan regional dari anomali gayaberat total dilakukan dengan menggunakan metode
Polynomial Least Square. Salah satu cara untuk menggambarkan sebaran anomali
gayaberat adalah dengan membuat peta kontur. Peta kontur dapat dibuat dengan menggunakan perangkat lunak baik dalam bentuk 2D maupun 3D. Program pembuatan peta kontur dapat dilakukan dengan metode mesh polygon menggunakan Matlab. Pembuatan program perhitungan dan pemisahan anomali gayaberat dapat memeberikan kemudahan yang lebih efisien dan mengurangi kemungkinan terjadinya human error dalam proses perhitungan, serta memberikan gambaran sebaran anomali gayaberat sama seperti perangkat lunak lainnya.
(5)
Deni Kamaludin Jamil, 2014
PROGRAM PEMBUATAN KONTUR ANOMALI GAYABERAT MENGGUNAKAN METODE MESH POLYGON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PROGRAM-MAKING ANOMALY GRAVITY CONTOUR USING A MESH POLYGON METHOD
Deni Kamaludin Jamil 0808544
Preceptor 1 : Dr. Lilik Hasanah, M.Si Preceptor 2 : Mimin Iryanti, M.Si
Departement of Physic Education, FPMIPA UPI 2014
ABSTRACT
In a gravity method, gravity anomaly has been an important part for predicting subsurface based on density. Anomaly value calculated based on correction result to remove a gauging noise in a field. Beside that, residual and regional anomaly separation from total gravity anomaly were done by using Polynomial Least Square Method. One of the ways for describing gravity anomaly dispersion is to make a contour map. A contour map can be made by using a Software in 2D or 3D. Contour mapping program can be made by Mesh Polygon method using Matlab. Making of calculation and gravity anomaly separation programs make it more handy and reduce a possibility of human error for happening in a calculating progress, and also give image of gravity anomaly dispersion same as the other softwares.
(6)
Deni Kamaludin Jamil, 2014
PROGRAM PEMBUATAN KONTUR ANOMALI GAYABERAT MENGGUNAKAN METODE MESH POLYGON
(7)
Deni Kamaludin Jamil, 2014
PROGRAM PEMBUATAN KONTUR ANOMALI GAYABERAT MENGGUNAKAN METODE MESH POLYGON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
ABSTRAK --- i
DAFTAR ISI --- iii
DAFTAR GAMBAR --- v
DAFTAR TABEL --- vii
DAFTAR LAMPIRAN --- viii
BAB I PENDAHULUAN --- 1
1.1Latar Belakang --- 1
1.2Rumusan Masalah --- 4
1.3Tujuan Penelitian --- 4
1.4Manfaat Penelitian --- 4
1.5Metode Penelitian --- 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA --- 6
1.1Gayaberat --- 5
2.1.1 Hukum Gravitasi Newton --- 5
2.1.2 Medan Gravitasi --- 6
2.2 Metode Eksplorasi Gayaberat (Gravity) --- 6
2.3 Rapat Massa Batuan pada Pengukuran Gayaberat--- 7
2.4 Gravimeter --- 8
2.5 Koreksi – Koreksi dalam Metode Gayaberat --- 9
2.5.1 Koreksi Kalibrasi Pembacaan Alat--- 9
2.5.2 Koreksi Apungan (Drift Correction) --- 9
2.5.3 Koreksi Lintang (Latitude Correction) --- 10
2.5.4 Koreksi Pasang Surut (Tide Correction) --- 11
(8)
Deni Kamaludin Jamil, 2014
PROGRAM PEMBUATAN KONTUR ANOMALI GAYABERAT MENGGUNAKAN METODE MESH POLYGON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2.5.6 Koreksi Bouguer (Bouguer Correction) --- 13
2.5.7 Koreksi Medan (Terrain Correction) --- 14
2.6 Anomali Gayaberat--- 16
2.7 Anomali Garvitasi Lokal dan Regional --- 18
2.8 Peta Kontur --- 20
2.9 Metode Pemetaan --- 21
2.9.1 Contour Connecting --- 21
2.9.2 Hill – Shading --- 22
2.9.3 Mesh Polygon --- 22
BAB III METODOLOGI --- 24
3.1Daerah dan Data Penelitian --- 24
3.2Bentuk Penelitian --- 25
3.3Alur Penelitian --- 26
3.4Parameter Masukan (Input Parameters) --- 27
3.5Prossesing --- 27
3.6Parameter Keluaran (Output Parameter) --- 28
3.7Penerapan Algoritma dan Flow Chart pada Perangkat Lunak --- 29
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN --- 40
4.1Hasil Pengolahan Data --- 40
4.2Korelasi Hasil Perhtiungan Matlab dengan Perangkat Lunak Lain --- 41
4.3Hasil Pembuatan Kontur Menggunakan Matlab --- 51
4.4Hasil Pembuatan Mesh Polygon Menggunakan Matlab --- 54
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN --- 57
5.1Kesimpulan --- 57
5.2Saran --- 57
(9)
Deni Kamaludin Jamil, 2014
PROGRAM PEMBUATAN KONTUR ANOMALI GAYABERAT MENGGUNAKAN METODE MESH POLYGON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
LAMPIRAN --- 61
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1. Ilustrasi interaksi benda bermassa dengan jarak r (Suardika,2013) --- 6
Gambar 2.2. Ilustrasi prinsip kerja gravimeter --- 8
Gambar 2.3. Desain rangkain (loop) pengukuran --- 10
Gambar 2.4. Ilustrasi koreksi udara bebas --- 13
Gambar 2.5. Ilustrasi koreksi bouguer --- 14
Gambar 2.6. Ilustrasi pemisahan anomali menggunakan metode polinomial --- 19
Gambar 2.7. Ilustrasi peta kontur ketinggian (Rubianto, 2011) --- 20
Gambar 2.8. Ilustrasi penggabungan dua buah pasangan kontur (Jimmy, 2006) ---- 21
Gambar 2.9. Peta kontur hasil metode Hill-Shading (Kennelly, 2009) --- 22
Gambar 2.10. Hasil pembuatan model wajah dengan teknik mesh polygon (Funkhouser, 2002) --- 23
Gambar 3.1. Daerah Penelitian (Sumber : Google Earth) --- 24
Gambar 3.2. Alur Penelitian --- 26
Gambar 3.3. Flow chart kalibrasi alat pada perangkat lunak --- 31
Gambar 3.4. Flow chart koreksi drift pada perangkat lunak --- 32
Gambar 3.5. Flow chart algoritma Jean Meeus --- 34
(10)
Deni Kamaludin Jamil, 2014
PROGRAM PEMBUATAN KONTUR ANOMALI GAYABERAT MENGGUNAKAN METODE MESH POLYGON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 4.1. Grafik korelasi kalibrasi gravimeter --- 41
Gambar 4.2. Grafik korelasi koreksi drift --- 42
Gambar 4.3. Grafik korelasi gravitasi terkoreksi pasang surut (GST) --- 43
Gambar 4.4. Grafik korelasi gravitasi terkoreksi pasang surut dan drift (GSTD) --- 43
Gambar 4.5. Grafik korelasi different in reading (gdiff) --- 44
Gambar 4.6. Grafik korelasi medan gayaberat observasi (gobs) --- 44
Gambar 4.7. Grafik korelasi koreksi lintang (gt) --- 45
Gambar 4.8. Grafik korelasi koreksi udara bebas (gfac) --- 45
Gambar 4.9. Grafik korelasi koreksi bouguer (Kb) --- 46
Gambar 4.10. Grafik korelasi konversi koordinat ke UTM (Easting) --- 47
Gambar 4.11. Grafik korelasi konversi koordinat ke UTM (Northing) --- 47
Gambar 4.12. Garfik pengaruh posisi terhadap anomali udara bebas --- 49
Gambar 4.13. Grafik pengaruh posisi terhadap anomali bouguer slab --- 50
Gambar 4.14. Kontur anomali bouguer lengkap hasil (a)Matlab dan (b) Surfer 9 -- 51
Gambar 4.15. Pencocokan kurva polinomial dan kurva --- 52
Gambar 4.16. Kontur anomali lokal dengan metode polynomial least square --- 53
Gambar 4.17. Mesh dari anomali lokal hasil Matlab (50) --- 54
Gambar 4.18. Mesh dari anomali lokal hasil Matlab (150) --- 55
Gambar 4.19. Mesh dari anomali lokal hasil Surfer 9 --- 55
(11)
Deni Kamaludin Jamil, 2014
PROGRAM PEMBUATAN KONTUR ANOMALI GAYABERAT MENGGUNAKAN METODE MESH POLYGON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
(12)
Deni Kamaludin Jamil, 2014
PROGRAM PEMBUATAN KONTUR ANOMALI GAYABERAT MENGGUNAKAN METODE MESH POLYGON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Program Utama --- 61
Lampiran 2. Tutorial Mengunduh Citra Digital --- 68
Lampiran 3. Tutorial Mengekstrak GDEM ke Ms. Excel --- 73
Lampiran 4. Contoh Format Masukan (Input) --- 79
Lampiran 5. Contoh Format Keluaran (Output) --- 80
(13)
Deni Kamaludin Jamil, 2014
PROGRAM PEMBUATAN KONTUR ANOMALI GAYABERAT MENGGUNAKAN METODE MESH POLYGON
(14)
Deni Kamaludin Jamil, 2014
PROGRAM PEMBUATAN KONTUR ANOMALI GAYABERAT MENGGUNAKAN METODE MESH POLYGON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara dengan energi dan kekayaan mineral yang sangat melimpah sebagaimana Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral merilis bahwa Indonesia memiliki potensi energi yang berasal dari minyak bumi sebersar 3.666,9 MMBST (juta stock tank barrel), gas bumi 48,18 TSCF (Trillion Square
Cubic Feet) dan sumber energi yang terbarukan sebesar 29,038 GWe. Oleh
karena itu, untuk memanfaatkan sumber daya terebut secara optimal maka eksplorasi baik secara langsung maupun tidak langsung perlu dilakukan. Eksplorasi langsung yang dimaksud adalah pemetaan langsung atau pemboran sedangkan eksplorasi tidak langsung dapat berupa geofisika atau geokimia. Eksplorasi adalah penyelidikan lapangan untuk mengumpulkan data atau informasi terkait kemungikinan keberadaan sumber daya alam di suatu daerah yang diamati (Saputra, 2013). Kegiatan eksplorasi sangat penting dilakukan sebelum kegiatan ekploitasi bahan tambang dilaksanakan mengingat keberadaan bahan galian yang penyebarannya tidak merata dan sifatnya sementara yang suatu saat nanti akan habis tergali ketersediaannya. Sehingga untuk menentukan lokasi sebaran, kualitas dan jumlah cadangan serta cara pengambilannya diperlukan penyelidikan yang teliti agar tidak membuang tenaga dan modal, disamping untuk mengurangi resiko kegagalan, kerugian materi, kecelakaan kerja dan kerusakan lingkungan.
Metode eksplorasi geofisika merupakan metode yang digunakan untuk mengidentifikasi, menentukan lokasi, ukuran, bentuk, letak, sebaran, kuantitas, dan kualitas suatu endapan di permukaan atau di bawah permukaan bumi berdasarkan besaran – besaran fisika yang ada . Tujuan dari eksplorasi geofisika ini adalah untuk membuat model bawah permukaan bumi dengan mengandalkan
(15)
2
Deni Kamaludin Jamil, 2014
PROGRAM PEMBUATAN KONTUR ANOMALI GAYABERAT MENGGUNAKAN METODE MESH POLYGON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
data lapangan yang diukur baik pada permukaan bumi atau di bawah permukaan bumi maupun di atas permukaan bumi dari ketinggian tertentu. Secara umum, metode eksplorasi geofisika yang banyak digunakan saat ini adalah metode gayaberat, metode geolistrik, metode magnetik, metode seismik dan metode elektromagnetik VLF (Very Low Frequency).
Metode gayaberat adalah salah satu medote eksplorasi geofisika yang mengukur variasi gayaberat di bumi (Elisa, 2011). Metode ini sering dan cukup baik digunakan pada tahapan eksplorasi pendahuluan guna menentukan daerah spesifik yang selanjutnya akan disurvei dengan menggunakan metode – metode geofisika yang lebih detail. Pengukuran medan gravitasi diukur menggunakan gravimeter, alat yang sangat sensitif terhadap arah vertikal dan memiliki tingkat ketelitian yang sangat tinggi ( ± 0,01 mGal) sehingga dapat mengukur medan gravitasi yang sangat kecil. Gravimeter yang sangat sensitif menjadi rentan terhadap ganggunan (noise) seperti gangguan yang disebabkan oleh posisi lintang, guncangan, topografi dan benda – benda langit seperti bulan dan matahari dapat mempenagruhi hasil pengukuran medan gravitasi. Sering kali atau bahkan tidak dapat dihindari adanya noise saat proses pengukuran medan gravitasi dilakukan sehingga untuk menghilangkan dampak noise tersebut dilakukan pula koreksi – koreksi seperti koreksi kalibrasi alat, koreksi apung koreksi lintang, koreksi pasang surut, koreksi udara bebas, koreksi bouguer dan koreksi medan.
Dewasa ini, perkembangan teknologi komputer sudah berkembang sangat pesat hampir disetiap sisi kehidupan manusia menggunakan pemrograman komputer baik software maupun hardware hal ini dilakukan memudahkan mereka dalam beraktivitas. Begitupun dalam eksplorasi geofisika, teknologi komputer digunakan untuk mempermudah dan mempercepat pengumpulan data, pengolahan data dan analisis data. Perhitungan koreksi – koreksi akan sampai pada suatu nilai anomali
bouguer lengkap atau CBA (Complete Bouguer Anomaly) yang merupakan
superposisi dari anomali residual dengan komponen regional (Haerudin et al., 2007) sehingga untuk interpretasi lebih lanjut perlu dilakukan pemisahan anomali
(16)
3
Deni Kamaludin Jamil, 2014
PROGRAM PEMBUATAN KONTUR ANOMALI GAYABERAT MENGGUNAKAN METODE MESH POLYGON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
residual dari anomali regionalnya. Perhitungan koreksi - koreksi biasa dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak Ms. Excel yaitu dengan memasukan persamaan - persamaan yang mewakili koreksi – koreksi tersebut secara manual sementara itu pemisahan anomali dapat dilakukan dengan menggunakan software atau pemisahan secara manual menggunakan metode pemisahan anomali. Namun hal itu dirasa kurang efisien mengingat pada prosesnya membutuhkan banyak waktu dan ketelitian yang sangat tinggi sehingga kecenderungan terjadinya human
error akan sangat besar. Selanjutnya, variasi anomali gayaberat akan membentuk
peta kontur yang menggambarkan pola sebaran anomali gayaberat di permukaan bumi. Pembuatan kontur anomali gayaberat ini sering kali dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak Surfer. Surfer merupakan perangkat lunak yang sering digunakan dalam proses pembuatan berbagai jenis peta termasuk peta yang berhubungan dengan anomali gayaberat, ketersediaan Surfer yang masih berbayar dan hanya dimiliki oleh intstansi – instansi tertentu. Oleh karena itu, pembuatan program guna menciptakan suatu aplikasi yang dapat melakukan proses perhitungan koreksi – koreksi dan pemisahan anomali serta pembuatan kontur anomali gayaberat secara efektif dan mampu mengurangi kemungkinan terjadinya human error perlu dilakukan.
Secara umum penelitian ini dilakukan untuk membuat program yang dapat digunakan untuk menghitung besar anomali gayaberat, memisahkan anomali residual dari anomali regionalnya dan membuat program yang dapat menggambarkan pola sebaran anomali gayaberat. Beberapa aplikasi yang dapat digunakan untuk membuat paket program tersebut adalah Visual Basic,
Mathematic Wolfram, Fortran, Scilab, Matlab dan lain - lain. Metode – metode pemetaan yang dapat digunakan untuk membuat perangkat lunak kontur anomali gayaberat adalah metode connecting contour, metode Hill – Shading dan metode Mesh Polygon.
Metode Mesh Polygon adalah kumpulan poligon yang membentuk suatu objek dan dapat melakukan visualisasi peta kontur dalam sudut pandang tiga dimensi
(17)
4
Deni Kamaludin Jamil, 2014
PROGRAM PEMBUATAN KONTUR ANOMALI GAYABERAT MENGGUNAKAN METODE MESH POLYGON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(Jimmy, 2006) berbeda dengan metode lainnya yang hanya dapat dilihat dari sudut pandang dua dimensi. Adapun dalam penelitian ini aplikasi yang digunakan adalah perangkat lunak Matlab. Matlab merupakan perangkat lunak dengan bahasa pemrograman yang relatif lebih mudah dan telah digunakan secara meluas di seluruh dunia baik di kalangan pendidikan, penelitian maupun industri.
1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan permasalahan yang dapat dirumuskan pada penelitian ini adalah bagaimana merancang program untuk menghitung anomali gayaberat, memisahkan anomali gayaberat dan membuat peta kontur anomali gayaberat menggunakan metode Mesh Polygon dengan perangkat lunak Matlab.
1.3Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah membuat program – program berbasis
Matlab diantaranya:
1. Membuat program perhitungan koreksi – koreksi dalam perhitungan anomali gayaberat yang lebih mudah, efektif dan mampu mengurangi kemungkinan human error.
2. Membuat program pemisahan anomali gayaberat menggunakan metode
Polynomial Least Square
3. Membuat kontur anomali gayaberat menggunakan metode Mesh Polygon 1.4Manfaat Penelitian
Manfaat dari hasil penelitian ini adalah berupa produk yang dapat membantu mempermudah proses pengolahan data dalam ekspolarsi geofisika khususnya metode gayaberat sehingga tidak membutuhkan waktu dan tenaga yang lebih banyak serta mampu mengurangi kemungkinan human error.
(18)
5
Deni Kamaludin Jamil, 2014
PROGRAM PEMBUATAN KONTUR ANOMALI GAYABERAT MENGGUNAKAN METODE MESH POLYGON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan metode numerik dalam bahasa pemrograman Matlab.
(19)
Deni Kamaludin Jamil, 2014
PROGRAM PEMBUATAN KONTUR ANOMALI GAYABERAT MENGGUNAKAN METODE MESH POLYGON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III METODOLOGI 3.1 Daerah dan Data Penelitian
Gambar 3.1. Daerah Penelitian (Sumber : Google Earth)
Gambar 3.1 menggambarkan area yang diteliti pada penelitian ini dengan batas pengukuran terletak pada 6.2603o - 6.81535o LS dan 106.8272o - 107.2438o BT yang meliputi kawasan Bogor, Bekasi, Cianjur dan stasiun Kereta Api Tanah Abang. Data – data yang digunakan adalah :
1. Data pengukuran gayaberat
Data pengukuran ini adalah data yang berasal dari tugas akhir yang ditulis oleh Agus Suprihatin Utomo pada tahun 2011 yang berjudul “Interpretasi Struktur Geologi Bawah Permukaan Daerah Lembar Cianjur Menggunakan Aplikasi Kontinuasi Ke Atas dan Analisis Spektral Data
(20)
25
Deni Kamaludin Jamil, 2014
PROGRAM PEMBUATAN KONTUR ANOMALI GAYABERAT MENGGUNAKAN METODE MESH POLYGON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gayaberat “ dan tidak melakukan akuisisi data secara langsung, data ini digunakan untuk memastikan bahwa program yang dibuat pada penelitian ini dapat bekerja sesuai dengan kebutuhan.
2. Data grid area penelitian
Data grid area penelitian adalah data yang diperlukan untuk menghitung koreksi medan (Terrain Correction). Data ini dapat diunduh secara gratis di http://gdem.ersdac.jspacesystems.or.jp/ atau ASTER GDEM (Global
Digital Elevation Model) yang merupakan situs yang mudah digunakan
untuk mendapatkan informasi topografi secara global. Selanjutnya, hasil unduhan tersebut diekstrak menggunakan software Global Mapper dengan spasi grid yang dapat ditentukan, semakin rapat spasi grid maka data grid tersebut semakin akurat.
3. Tabel kalibrasi gravimeter
3.2 Bentuk Penelitian
Bentuk penelitian ini adalah membuat program pembuatan kontur anomali gayaberat (Gravity) menggunakan mesh pada perangkat lunak Matlab dengan menambahkan include – include untuk perhitungan koreksi – koreksi pada metode gayaberat yang meliputi : kalibrasi pembacaan alat, koreksi drift, koreksi pasang surut, koreksi lintang, koreksi udara bebas, koreksi bouguer dan koreksi medan. Kemudian kontur anomali hasil dari program ini, akan dibandingkan dengan kontur anomali yang dibuat dengan menggunakan Surfer 9.
(21)
26
Deni Kamaludin Jamil, 2014
PROGRAM PEMBUATAN KONTUR ANOMALI GAYABERAT MENGGUNAKAN METODE MESH POLYGON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.3 Alur Penelitian
Gambar 3.2. Alur Penelitian
Mulai Studi Pustaka
Analisis
Selesai Koreksi – Koreksi
kalibrasi alat apung lintang pasang surut udara bebas bouguer medan
Anomali Bouguer Lengkap Menghitung Koreksi - Koreksi
dalam Metede Gayaberat
Membuat peta Kontur Anomali Gayaberat dengan
Matlab metode Mesh
Polygon Membuat peta Kontur
Anomali Gayaberat dengan surfer 9
Pemisahan Anomali Lokal dan Regional
dengan Matlab Ms. Excel dan
Software lain
Program dalam
(22)
27
Deni Kamaludin Jamil, 2014
PROGRAM PEMBUATAN KONTUR ANOMALI GAYABERAT MENGGUNAKAN METODE MESH POLYGON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.4 Parameter Masukan (Input Parameters)
Input parameters merupakan data masukan yang dibutuhkan untuk menghitung
anomali bouguer (Bouguer Anomaly) yaitu diantaranya nama dan jumlah stasion, stasion referensi (Base Station), waktu pengukuran, posisi pengamatan yang sesuai dengan referensi berdasarkan WGS84, data grid topografi dalam UTM dan tabel konversi gravimeter.
3.5 Processing
Pembuatan progam ini dilakukan dengan menggunakan bahasa pemrograman
Matlab dengan variabel input dalam format (*.xls) sehingga langkah pertama
yang dilakukan adalah memanggil file (*.xls) tersebut agar dapat terbaca oleh
Matlab, dalam hal ini penulis menggunakan syntax xlsread. Variabel input dalam file (*.xls) terletak pada cell atau column yang telah ditentukan dan pasti
posisinya, oleh karena itu pengalamatan yang dilakukan dengan menggunakan
Matlab harus sesuai dengan yang ada dalam file (*.xls) tersebut. Misalnya syntax
raw (:,1), ini menunjukan pengalamatan bahwa input yang diambil atau dibaca adalah semua yang ada dalam column satu atau A. Sementara, untuk pengalamatan dan pembacaan file tabel kalibrasi penulis menggunakan syntax :
xlsread (‘G804.xls’) dan untuk file data grid topografi daerah penelitian
menggunakan syntax : xlsread (‘topog.xls’)
Dalam proses perhitungan koreksi – koreksi sampai pada perhitungan anomali
bouguer lengkap memerlukan banyak waktu dan ketelitian yang lebih, sehingga
untuk mempermudah dan menghemat waktu dibutukan perancangan format parameter masukan yang sesuai dengan pengalamatan yang dibuat pada program yang bersangkutan. Dalam hal ini format yang yang dibuat penulis adalah sebagai berikut :
(23)
28
Deni Kamaludin Jamil, 2014
PROGRAM PEMBUATAN KONTUR ANOMALI GAYABERAT MENGGUNAKAN METODE MESH POLYGON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Nama stasion ini diperlukan untuk mencari base stasions yang akan digunakan untuk menghitung koreksi apungan.
Columns B, C dan D : Latitude, Longitude dan Altitude
Latitude (lat), Longitude (lon) dan Altitude (alt) digunakan untuk
menghitung koreksi pasang surut, koreksi lintang, koreksi udara bebas dan koreksi bouguer.
Columns E sampai H berturut – turut : Jam, menit, detik dan durasi
Jam, menit, durasi dan durasi digunakan untuk menghitung koreksi apungan dan koreksi pasang surut.
Columns I sampai M berturut – turut : Date dalam format (mm/dd/yy),
date in number, tanggal, bulan dan tahun
Data ini digunakan mengitung pasang surut. Column N : Harga pembacaan gravimeter
Harga pembacaan gravimeter selanjutnya akan dikonversi sesuai dengan tipe gravimeter yang digunakan dimana tabel konversi terletak dalam file yang terpisah dengan parameter masukan ini.
Column O : Nilai gravitasi di BS
3.6 Parameter Keluaran (Output Parameters)
Parameter keluaran merupakan data hasil perhitungan koreksi yang telah dilakukan, keluaran yang dimaksud dapat berupa grafik dalam bentuk kontur atau angka – angka yang disimpan kembali dalam format (*.xls). Keluaran dalam bentuk kontur dapat digambarkan dengan menggunakan fungsi – fungsi internal Matlab seperti syntax : surf untuk surface , mesh untuk mesh dan
contour untuk kontur dimana parameter yang digambarkan adalah latitude, longitude dan anomali gayaberatnya. Sedangkan keluaran dalam angka – angka
(24)
29
Deni Kamaludin Jamil, 2014
PROGRAM PEMBUATAN KONTUR ANOMALI GAYABERAT MENGGUNAKAN METODE MESH POLYGON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dibuat dengan menggunakan dengan syntax : xlswrite. Format keluaran yang dibuat penulis disimpan dengan nama file : file_output.xls dan format pengalamatan sebagai beritkut :
Column A : hasil konversi pembacaan gravimeter (mGal)
Column B : niali koreksi pasang surut (Ti)
Column C : nilai pembacaan gravimeter terkoreksi pasang surut (GST)
Column D : nilai koreksi drift ( )
Column E : nilai pembacaan gravimeter terkoreksi pasang surut dan drift (GSTD)
Column F : nilai different in reading
Column G : nilai medan gravitasi observasi
Column H : nilai koreksi lintang Column I : nilai koreksi udara bebas
Column J : nilai koreksi bouguer
Column K : koordinat UTM (x)
Column L : kooordinat UTM (y)
Column M : koreksi medan
Column N : anomali udara bebas (gfa)
Column O : anomali bouguer slab (gb)
Column P : anomali bouguer lengkap (CBA)
Column Q : nilai anomali regional ( ) Column Q : nilai anomali lokal/residual
3.7 Penerapan Algoritma dan Flow Chart pada Perangkat Lunak 3.7.1 Koreksi kalibrasi pembacaan alat
(25)
30
Deni Kamaludin Jamil, 2014
PROGRAM PEMBUATAN KONTUR ANOMALI GAYABERAT MENGGUNAKAN METODE MESH POLYGON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Koreksi ini dilakukan untuk mengkonversi harga bacaan pada gravimeter ke dalam satuan milligal (mGal), persamaan dan algoritma yang digunakan untuk melakukan koreksi kalibrasi pembacaan alat adalah :
(2.8)
Dimana :
= satuan dalam (mGal) harga pembacaan alat Counter Reading = Factor Interval Value in MilliGal
Calibration Correction Factor
Sebagai salah satu contoh, misalkan skala yang terbaca pada gravimeter tipe G-525 dengan CCF 1,000437261 adalah sebesar 1645,327. Maka nilai ini dibulatkan menjadi 1600 kemudian dengan menggunakan tabel konversi gravimeter tipe G-525 hasil pembulatan tersebut dapat digunakan sebagai CR dengan VM 1629,070 dan FI 1,01774.
Tabel 3.1. Kutipan tabel konversi gravimeter tipe G-525 Counter Reading Value in Milligals Factor for Interval
1600 1629,070 1,01774
1700 1730,844 1,01772
1800 1832,616 1,01770
(26)
31
Deni Kamaludin Jamil, 2014
PROGRAM PEMBUATAN KONTUR ANOMALI GAYABERAT MENGGUNAKAN METODE MESH POLYGON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Jika, α ≈ CR α >> CR & α <<CR Input :
-Harga a aa α
-Tabel konversi (CR, VM, FI & CCF)
Tidak diubah dan tidak dihitung Pembacaan α & CR, VM, FI dan CCF pada Ms. Excel oleh Matlab
- Ubah α e jadi CR - Ubah α e jadi VM - Ubah α e jadi FI Ya
Tidak
Hitung mGal
mGal Mulai
(27)
32
Deni Kamaludin Jamil, 2014
PROGRAM PEMBUATAN KONTUR ANOMALI GAYABERAT MENGGUNAKAN METODE MESH POLYGON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.3. Flow chart kalibrasi alat pada perangkat lunak
3.7.2 Koreksi Apungan (Drift Correction)
Koreksi ini dihitung dengan menggunakan persamaan (2.9) dengan algoritma seperti di bawah ini.
Mencari nama stasion
BASE
Input :
-Nama Stasion (sta) -mGal
-Durasi
Pembacaan (sta) & mGal & Durasi pada Ms. Excel
oleh Matlab
Mencari index dari
BASE
Ya
Tidak
Dc Mulai
Me uat BASE erpasa ga
berdasarkan index
Tidak diproses
(28)
33
Deni Kamaludin Jamil, 2014
PROGRAM PEMBUATAN KONTUR ANOMALI GAYABERAT MENGGUNAKAN METODE MESH POLYGON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.4. Flow chart koreksi drift pada perangkat lunak 3.7.3 Koreksi Pasang Surut (Tide Correction)
Koreksi ini dilakukan untuk menghilangkan efek benda – benda langit lain yang posisinya berdekatan dengan bumi. Dengan menggunakan persamaan (2.11) langkah pertama adalah menghitung sudut zenith bulan dan matahari terhadap bumi berdasarkan oleh posisi bujur, lintang dan waktu (tahun, bulan, hari, jam, menit dan detik). Sudut zenith merupakan sudut yang diukur dalam arah vertikal. Menghitung zenith matahari dilakukan dengan mengkonversi program yang
tersedia di www.patarnott.com/atms360/general/SimpleSolarAngle.xls ke dalam bahasa pemrograman Matlab
Mengitung zenith bulan seperti dikutip dalam (www.eramuslim.com) dilakukan dengan langkah – langkah :
1. Menghitung data ephemeris menggunakan algoritma Jean Meeus yaitu mengukur posisi bulan dari titik pusat bumi sampai dengan titik pusat bulan. Algoritma Jean Meeus meliputi perhitungan Julian Day (JD), ΔT dan Julian Day Ephemeris (JDE)
2. Mengkonversi waktu dengan menggunakan algoritma Brown yaitu mengkonversi waktu dalam UT (jam - 7) untuk WIB. Dari UT menjadi TD Selanjutnya menentukan nilai Julian Day Ephemeris (JDE) untuk waktu TD tersebut.
(29)
34
Deni Kamaludin Jamil, 2014
PROGRAM PEMBUATAN KONTUR ANOMALI GAYABERAT MENGGUNAKAN METODE MESH POLYGON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Jika, Month > 2 Month ≤ 2 Input :
-year, month, day -constants
month = month & year = year Ya
JD Mulai
Selesai month = month + 12
& year = year - 1 Ya Pembacaan year, month, day & constants pada Ms.
Excel oleh Matlab
4. Menghitung right ascension bulan (alpha) dan deklinasi bulan (delta) dengan nilai epsilon (sudut kemiringan ekliptika-ekuator) adalah 23,439607 derajat. Alpha dan delta dapat dicari dengan menggunakan transformasi koordinat dari ekliptika geosentrik ke ekuator geosentrik.
5. Dari nilai alpha dan delta tersebut, azimuth dan altitude bulan pada waktu tertentu yang diamati di tempat tertentu (Bujur dan Lintang Geografis) juga dapat diketahui. Dengan melakukan transformasi koordinat dari Ekuator Geosentrik (alpha, delta) ke Horison (A, h) dengan terlebih dahulu dicari nilai Hour Angle (HA) yang dihitung dari Local Sidereal Time (LST), bujur geografis dan zona waktu lokal tempat tersebut. Dari Hour Angle, delta dan lintang geografis yang telah diketahui, maka azimuth, altitude dan zenith bulan dapat ditentukan.
(30)
35
Deni Kamaludin Jamil, 2014
PROGRAM PEMBUATAN KONTUR ANOMALI GAYABERAT MENGGUNAKAN METODE MESH POLYGON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.5. Flow chart algoritma Jean Meeus
3.7.4 Koreksi Lintang (Latitude Correction)
Koreksi lintang dilakukan untuk menghilangkan efek perbedaan posisi lintang yang diakibatkan oleh bentuk bumi yang tidak bulat sempurna. Koreksi ini dihitung dengan menggunakan model matematika pada persamaan (2.10) berdasarkan pada WGS 84.
3.7.5 Koreksi Udara Bebas (Free Air Correction)
Koreksi udara bebas dilakukan untuk menghilangkan efek ketinggian terhadap gravitasi bumi. Semakin tinggi suatu tempat di permukaan bumi maka percepatan gravitasi bumi semakin kecil karena jarak antara pusat bumi dan titik pengamatan semakin bertambah. Dengan menganggap bahwa tidak ada material yang berada di antara datum titik pengamatan, koreksi udara bebas dihitung dengan menggunakan model matematika pada persamaan (2.17).
3.7.6 Koreksi Bouguer (Bouguer Correction)
Koreksi bouguer merupakan koreksi yang hampir sama dengan koreksi udara bebas yaitu untuk menghilangkan efek ketinggian terhadap percepatan gravitasi namun dalam koreksi bouguer menganggap bahwa terdapat material di antara datum titik pengamatan yang memiliki densitas atau rapat jenis ( . Koreksi
(31)
36
Deni Kamaludin Jamil, 2014
PROGRAM PEMBUATAN KONTUR ANOMALI GAYABERAT MENGGUNAKAN METODE MESH POLYGON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
bouguer ini dihitung dengan menggunakan model matematika pada persamaan
(2.21)
3.7.7 Koreksi Medan (Terrain Correction)
Koreksi medan merupakan koreksi yang dilakukan untuk menghilangkan pengaruh permukaan bumi yang tidak rata. Untuk menghitung koreksi ini, penulis menggunakan metode 2D Fast Fourier Transform (2D-FFT) sebagai include dalam program pembuatan peta kontur anomali gayaberat. Pada penelitian sebelumnya telah dibuat program untuk menghitung koreksi medan dengan metode 2D-FFT secara digital menggunakan perangkat lunak Matlab oleh Galuh Elisa pada tahun 2011. Jika pada penelitian sebelumnya (Elisa et al.,2011) telah dibuat program untuk menghitung koreksi medan hanya pada tujuh stasion saja, maka pada penelitian kali ini penulis sedikit memodifikasi program tersebut supaya dapat menghitung koreksi medan untuk seluruh stasion yang diamati. Model matematika yang digunakan adalah persamaan (2.24) dan (2.25).
Program ini dibuat untuk bekerja pada koordinat UTM (Universal Tranvers
Mercator) bukan pada koordinat geografis (latitude dan longitude). Sehingga
untuk memudahkan pengolahan data dibuat program untuk mengkonversi koordinat geografis ke koordinat UTM juga sebagai include yang harus ditambahkan dalam program utama. Sebagai referensi dalam pembuatan program konversi koordinat geografis ke UTM ini adalah program yang dibuat oleh Steve Dutch pada 2010 yang ditulis dalam Spreadsheet dan Javascript page. Maka, langkah selanjutnya adalah mengkonversi bahasa pemrograman Spreadsheet (Ms.
Excel) ke dalam bahasa pemrograman Matlab dengan sedikit modifikasi sesuai
dengan kebutuhan.
Selanjutnya, untuk menghitung koreksi ini diperlukan data grid topografi yang mencakup daerah penelitian. Data grid tersebut dapat diunduh secara gratis melaui ASTER GDEM (Global Digital Elevation Model) kemudian hasil unduhan
(32)
37
Deni Kamaludin Jamil, 2014
PROGRAM PEMBUATAN KONTUR ANOMALI GAYABERAT MENGGUNAKAN METODE MESH POLYGON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tersebut diekstrak ke dalam (*.xls) menggunakan Global Mapper dengan grid spasi 300 meter.
Jika, lo 4500
lo
Input :
-Datum (lat,lon,alt) -Grid (x,y,h) -Contstants
Hitung 2D FFT Ya
Tidak Mulai
Tidak dihitung Hitung lo
Pembacaan Datum, Grid & constants pada Ms.
(33)
38
Deni Kamaludin Jamil, 2014
PROGRAM PEMBUATAN KONTUR ANOMALI GAYABERAT MENGGUNAKAN METODE MESH POLYGON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.6. Flow chart koreksi medan pada perangkat lunak
3.7.8 Anomali Gayaberat (Bouguer Anomaly)
Anomali gayaberat adalah besar simpangan antara harga percepatan gravitasi pengamatan dengan harga percepatan gravitasi normal ) di titik tersebut. Berikut model matematika yang digunakan :
Menghitung nilai gravitasi yang terkoreksi pasang surut (GST) menggunakan persamaan (2.26)
Menghitung nilai gravitasi setelah terkoreksi drift (GSTD) menggunakan persamaan (2.27)
Menghitung Different in Reading (gdiff) menggunakan persamaan (2.28) Maka medan gayaberat observasi dinyatakan dengan menggunakan persamaan (2.29)
Anomali Udara Bebas atau Free Air Corrected Gravity (gfa) menggunakan persamaan (2.30)
(34)
39
Deni Kamaludin Jamil, 2014
PROGRAM PEMBUATAN KONTUR ANOMALI GAYABERAT MENGGUNAKAN METODE MESH POLYGON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Anomali Bouguer Slab atau Bouguer Slab Corrected Gravity (gb) menggunakan persamaan (2.31)
Anomali Bouguer Lengkap atau Complete Bouguer Anomaly (CBA) menggunakan persamaan (2.32)
3.7.9 Pemisahan Anomali Menggunakan Metode Polynomial Least Square
Pemisahan ini dilakukan untuk memisahkan anomali lokal dan regional guna menghasilkan interpretasi yang lebih akurat, metode ini dilakukan dengan menggunakan fungsi – fungsi dalam Matlab sehingga perhitungan yang rumit seperti persamaan 2.34 dan 2.35 dapat dilakukan dengan lebih sederhana dan mudah yaitu dengan menggunakan syntax p = polyfit (xi,yi,N) untuk menghitung koefisien - koefisien yang menghasilkan simpangan minimum dimana dan sudah diketahui. Sedangkan untuk menghitung besar simpangan
(error) yaitu menggunakan syntax Z = polyval (p,xi). Maka, untuk menghitung anomali lokalnya dapat dilakukan dengan mengurangi nilai anomali bouguer lengkapnya dengan nilai anomali regionalnya (persamaan 3.35).
3.7.10 Pembuatan Kontur dan Mesh Anomali Gayaberat
Pembuatan Kontur Menggunakan Mesh Polygon dapat dilakukan dengan sangat sederhana dengan menggunakan perangkat lunak, langkah pertama adalah menentukan nilai minimum dan maksimum pada koordinat (x, y) dimana x =
latitude dan y = longitude yaitu
latmin -6.8153 lonmin 106.8272
latmax -6.2603 lonmax 107.2438
Kemudian langkah selanjutnya adalah menentukan resolusi dari grid yang akan dibuat kontur dengan menggunakan fungsi linspace, fungsi linspace mengahasilkan vektor spasi grid secara linear sama halnya seperti operator titik
(35)
40
Deni Kamaludin Jamil, 2014
PROGRAM PEMBUATAN KONTUR ANOMALI GAYABERAT MENGGUNAKAN METODE MESH POLYGON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dua “ : “ tetapi linspace memberikan kontrol secara langsung terhadap jumlah
poin. Secara default, vektor spasi grid yang dibentuk antara nilai minimum dan maksimum adalah 100 poin. Dan dapat diatur sedemikian rupa sehingga menghasilkan resolusi yang lebih rapat. Selanjutnya pembuatan Mesh dibuat dengan syntax : mesh(xi, yi, z) dengan z adalah anomali gayaberat.
(36)
Deni Kamaludin Jamil, 2014
PROGRAM PEMBUATAN KONTUR ANOMALI GAYABERAT MENGGUNAKAN METODE MESH POLYGON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa : 1. Program perhtiungan anomali gayaberat yang meliputi perhitungan koreksi –
koreksi hingga perhitungan anomali bouguer lengkap memberikan hasil yang akurat jika dibandingkan dengan hasil perhitungan Ms. Excel. Program memiliki kelebihan yaitu mampu memberikan kemudahan dan efisiensi yang lebih baik dan dibuat sedemikian rupa sehingga penulis/pengguna tidak perlu melakukan pekerjaan atau perhitungan secara manual lebih banyak dari biasanya (jika menggunakan Ms.Excel) sehingga mampu mengurangi kemungkinan adanya human error pada proses perhitungan anomali gayaberat. 2. Program pemisahan anomali gayaberat dengan menggunakan metode
Polynomial Least Square menghasilkan pola anomali residual/lokal yang
cukup baik tertama pada orde ke-2 dan ke-3
3. Program pembuatan kontur anomali gayaberat dengan menggunakan metode
Mesh Polygon memberikan hasil yang cukup baik jika dibandingkan dengan Surfer 9 dengan kelebihan pada program ini penulis/pengguna dapat melihat
objek dari sudut yang berbeda – beda sehingga memudahkan untuk interpretasi lebih lanjut.
5.2 Saran
Sebagai pengembangan program, pembuatan program yang lebih lanjut sebaiknya:
1. Ditambahkan program kalibrasi untuk jenis gravimeter Worden, Scintrex dan lain – lain, sehingga tidak hanya bekerja untuk gravimeter jenis La Coste & Romberg saja.
(37)
58
Deni Kamaludin Jamil, 2014
PROGRAM PEMBUATAN KONTUR ANOMALI GAYABERAT MENGGUNAKAN METODE MESH POLYGON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Ditambahkan pula metode – metode pemisahan anomali gayaberat lainnya seperti metode moving average, metode inversion, metode analisis spektra dan lain sebagainya sehingga dengan adanya variasi metode ini program yang dibuat selanjutnya mampu memberikan interpretasi yang lebih detail dan akurat.
3. Sebaiknya pembuatan program yang lebih lanjut dibuat dengan perangkat lunak lain, terutama perangkat lunak yang free (Open Source) sehingga mampu memberikan efisiensi pengeluaran materi.
(38)
Deni Kamaludin Jamil, 2014
PROGRAM PEMBUATAN KONTUR ANOMALI GAYABERAT MENGGUNAKAN METODE MESH POLYGON
(39)
Deni Kamaludin Jamil, 2014
PROGRAM PEMBUATAN KONTUR ANOMALI GAYABERAT MENGGUNAKAN METODE MESH POLYGON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Dutch, S. (2010). Natural and Applied Sciences, University of Wisconsin - Green Bay, e-mail: [email protected]. [Online] Tersedia : http://www.uwgb.edu/dutchs
Elisa, G.( 2011). Program Menghitung Koreksi Terrain Pada Pengukuran
Gayaberat dengan Menggunakan Metode 2D Fast Fourrier Transform.
Skripsi Sarjana pada FPMIPA UPI Bandung : Tidak diterbitkan
Funkhouser, T. (2002). Polygonal Meshes. Modul COS 526 pada Princeton University
Haerudin, N., Karyanto. (2007). “Aplikasi Metode Polinomial Least Square Berbasis Matlab Untuk Memisahkan Efek Residual Anomali Regional pada Data Gravitasi (Studi Kasus Kotamadya Bandar Lampung)”. J. Sains MIPA.13.(1).
Harahap, S. J. (2011). Ilmu Geofisika dan Penerapannya. [Online]
Tersedia: http://earthscience-earthengineering.blogspot.com/2012/11/ilmu-geofisika-dan-penerapannya.html. [24 Juli 2013]
Jimmy. (2006). “Visualisasi Peta Kontur dalam Sudut Pandang Tiga Dimensi”.
Jurnal Informatika. 7, (2). [Online]. Tersedia:http://puslit2.petra.ac.id/-
ejournal/index.php/inf/article/view/16557/0.[23 Desember 2013]
Kennelly, P. J. (2009). Hill-Shading Techniques to Enhance Terrain Maps. Department of Earth and Environmental Science. USA
Media Islam Rujukan. (2012). Menghitung Posisi Bulan. [Online] Tersedia : www.eramuslim.com. [3 Februari 2014]
Purnomo, J., Koesuma, S., Yunianto, M. (2013). “Pemisahan Anomali Regional -Residual pada Metode Gravitasi Menggunakan Metode Moving Average,
Polynomial dan Inversion”. Indonesian Journal of Applied Physics. 3.
Purwansyah, B. (2012). Gravity Method. [Online] Tersedia :
(40)
60
Rubianto, R. K. (2011). Peta Topografi. [Online] Tersedia: Error! Hyperlink
reference not valid.. [5 Januari 2014]
Saefulloh, A. (2010). Metode Geofisika 1. [Online] Tersedia : http://medlinkup.wordpress.com/2010/10/29/metode-geofisika-1/#more-177. [24 Juli 2013]
Santoso, D. (2002). Pengantar Teknik Geofisika. Bandung : ITB Bandung
Saputra, A. (2013). Pengertian dan Metode Eksplorasi SDA. [Online] Tersedia :
http://geografi-andi.blogspot.com/2013/05/pengertian-dan-metode-eksplorasi-sda.html. [25 Juli 2013]
Suardika, K. (2013). Hukum Gravitasi Newton dan Medan Gravitasi. [Online] Tersedia : http://komangsuardika.blogspot.com/2013/05/hukum-gravitasi-newton-dan-medan.html. [24 Juli 2013]
Suarga. (2005). Fisika Komputasi – Solusi Problema Fisika dengan Matlab.
Yogyakarta : ANDI Yogyakarta
Suhadiyatno. (2008). Pemodelan Metode – Literatur Perhitungan Konstanta Koreksi. FMIPA Universitas Indonesia
Utomo, A. S. (2011). Interpretasi Struktur Geologi Bawah Permukaan Daerah
Lembar Cianjur Menggunakan Aplikasi Kontinuasi Ke Atas dan Analisis Spektral Data Gayaberat. Skripsi Sarjana pada FPMIPA UPI Bandung :
Tidak diterbitkan
Windhari, G. A. E. (2012). Modifikasi Source Code Pragram Matlab
3DINVEST.M untuk Menghitung Topografi Densitas dari Inversi Anomali Gravitasi Daerah Banten Berdasarkan Teorema Fast Fourier Transform.
(1)
dua “ : “ tetapi linspace memberikan kontrol secara langsung terhadap jumlah poin. Secara default, vektor spasi grid yang dibentuk antara nilai minimum dan maksimum adalah 100 poin. Dan dapat diatur sedemikian rupa sehingga menghasilkan resolusi yang lebih rapat. Selanjutnya pembuatan Mesh dibuat dengan syntax : mesh(xi, yi, z) dengan z adalah anomali gayaberat.
(2)
Deni Kamaludin Jamil, 2014
PROGRAM PEMBUATAN KONTUR ANOMALI GAYABERAT MENGGUNAKAN METODE MESH POLYGON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa : 1. Program perhtiungan anomali gayaberat yang meliputi perhitungan koreksi –
koreksi hingga perhitungan anomali bouguer lengkap memberikan hasil yang akurat jika dibandingkan dengan hasil perhitungan Ms. Excel. Program memiliki kelebihan yaitu mampu memberikan kemudahan dan efisiensi yang lebih baik dan dibuat sedemikian rupa sehingga penulis/pengguna tidak perlu melakukan pekerjaan atau perhitungan secara manual lebih banyak dari biasanya (jika menggunakan Ms.Excel) sehingga mampu mengurangi kemungkinan adanya human error pada proses perhitungan anomali gayaberat. 2. Program pemisahan anomali gayaberat dengan menggunakan metode
Polynomial Least Square menghasilkan pola anomali residual/lokal yang cukup baik tertama pada orde ke-2 dan ke-3
3. Program pembuatan kontur anomali gayaberat dengan menggunakan metode Mesh Polygon memberikan hasil yang cukup baik jika dibandingkan dengan Surfer 9 dengan kelebihan pada program ini penulis/pengguna dapat melihat objek dari sudut yang berbeda – beda sehingga memudahkan untuk interpretasi lebih lanjut.
5.2 Saran
Sebagai pengembangan program, pembuatan program yang lebih lanjut sebaiknya:
1. Ditambahkan program kalibrasi untuk jenis gravimeter Worden, Scintrex dan lain – lain, sehingga tidak hanya bekerja untuk gravimeter jenis La Coste & Romberg saja.
(3)
2. Ditambahkan pula metode – metode pemisahan anomali gayaberat lainnya seperti metode moving average, metode inversion, metode analisis spektra dan lain sebagainya sehingga dengan adanya variasi metode ini program yang dibuat selanjutnya mampu memberikan interpretasi yang lebih detail dan akurat.
3. Sebaiknya pembuatan program yang lebih lanjut dibuat dengan perangkat lunak lain, terutama perangkat lunak yang free (Open Source) sehingga mampu memberikan efisiensi pengeluaran materi.
(4)
Deni Kamaludin Jamil, 2014
PROGRAM PEMBUATAN KONTUR ANOMALI GAYABERAT MENGGUNAKAN METODE MESH POLYGON
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Dutch, S. (2010). Natural and Applied Sciences, University of Wisconsin - Green
Bay, e-mail: [email protected]. [Online] Tersedia :
http://www.uwgb.edu/dutchs
Elisa, G.( 2011). Program Menghitung Koreksi Terrain Pada Pengukuran Gayaberat dengan Menggunakan Metode 2D Fast Fourrier Transform. Skripsi Sarjana pada FPMIPA UPI Bandung : Tidak diterbitkan
Funkhouser, T. (2002). Polygonal Meshes. Modul COS 526 pada Princeton University
Haerudin, N., Karyanto. (2007). “Aplikasi Metode Polinomial Least Square
Berbasis Matlab Untuk Memisahkan Efek Residual Anomali Regional
pada Data Gravitasi (Studi Kasus Kotamadya Bandar Lampung)”. J. Sains MIPA.13.(1).
Harahap, S. J. (2011). Ilmu Geofisika dan Penerapannya. [Online]
Tersedia: http://earthscience-earthengineering.blogspot.com/2012/11/ilmu-geofisika-dan-penerapannya.html. [24 Juli 2013]
Jimmy. (2006). “Visualisasi Peta Kontur dalam Sudut Pandang Tiga Dimensi”.
Jurnal Informatika. 7, (2). [Online]. Tersedia:http://puslit2.petra.ac.id/- ejournal/index.php/inf/article/view/16557/0.[23 Desember 2013]
Kennelly, P. J. (2009). Hill-Shading Techniques to Enhance Terrain Maps. Department of Earth and Environmental Science. USA
Media Islam Rujukan. (2012). Menghitung Posisi Bulan. [Online] Tersedia : www.eramuslim.com. [3 Februari 2014]
Purnomo, J., Koesuma, S., Yunianto, M. (2013). “Pemisahan Anomali Regional -Residual pada Metode Gravitasi Menggunakan Metode Moving Average, Polynomial dan Inversion”. Indonesian Journal of Applied Physics. 3.
Purwansyah, B. (2012). Gravity Method. [Online] Tersedia :
http://basdargeophysics.wordpress.com/2012/08/29/gravity-method-metode-gaya-berat/. [27 November 2013]
(6)
60
Rubianto, R. K. (2011). Peta Topografi. [Online] Tersedia: Error! Hyperlink reference not valid.. [5 Januari 2014]
Saefulloh, A. (2010). Metode Geofisika 1. [Online] Tersedia : http://medlinkup.wordpress.com/2010/10/29/metode-geofisika-1/#more-177. [24 Juli 2013]
Santoso, D. (2002). Pengantar Teknik Geofisika. Bandung : ITB Bandung
Saputra, A. (2013). Pengertian dan Metode Eksplorasi SDA. [Online] Tersedia :
http://geografi-andi.blogspot.com/2013/05/pengertian-dan-metode-eksplorasi-sda.html. [25 Juli 2013]
Suardika, K. (2013). Hukum Gravitasi Newton dan Medan Gravitasi. [Online] Tersedia : http://komangsuardika.blogspot.com/2013/05/hukum-gravitasi-newton-dan-medan.html. [24 Juli 2013]
Suarga. (2005). Fisika Komputasi – Solusi Problema Fisika dengan Matlab. Yogyakarta : ANDI Yogyakarta
Suhadiyatno. (2008). Pemodelan Metode – Literatur Perhitungan Konstanta Koreksi. FMIPA Universitas Indonesia
Utomo, A. S. (2011). Interpretasi Struktur Geologi Bawah Permukaan Daerah Lembar Cianjur Menggunakan Aplikasi Kontinuasi Ke Atas dan Analisis Spektral Data Gayaberat. Skripsi Sarjana pada FPMIPA UPI Bandung : Tidak diterbitkan
Windhari, G. A. E. (2012). Modifikasi Source Code Pragram Matlab 3DINVEST.M untuk Menghitung Topografi Densitas dari Inversi Anomali Gravitasi Daerah Banten Berdasarkan Teorema Fast Fourier Transform. Tesis Pasca Sarjana pada FMIPA ITB Bandung : Tidak diterbitkan