Hak reproduksi pengaturan jumlah anak dan pemilihan alat kontrasepsi NASKAH PUBLIKASI
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Hak Reproduksi Pengaturan Jumlah Anak Dan
Pemilihan Alat Kontrasepsi
Reproductive Rights To The Number of Chlidren and Selection Tool of Contrasepstion
Yunita Miftahul Masita1), Hermanu Joebagio 2), Endang Sutisna S
1) Prodi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat
2) Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS
3) Fakultas Kedokteran UNS
3)
ABSTRACT
Background : Reproductive health is a critical component to the health of both men and
women. Yet the fulfillment of reproductive rights is marked by high maternal mortality
rate. This study aims to explore and describe the reproductive rights in setting the
number of children and the selection of contraception in employee Midwifery Academy
Bina Husada of Jember.
Subject and Methods : This study used a qualitative approach of phenomenology. The
sampling technique in this research is purposive sampling.Teknik analysis of the data
using an interactive model of Miles and Hubberman.
Results : Results of studies reported that there is no cultural influence on setting the
number of children and the selection of contraceptives, economic factors influence on
setting the number of children but did not affect the election of contraception. In the
case of setting the number of children and the selection of contraceptives is still some
employee who received the intervention of the parents / in-laws. In terms of the
selection of contraceptive average of the worker decides itself is related to contraception
they use. some husbands support of the decision made by the wife. But still there is a
husband who does not allow his wife use the contraceptive IUD, there is a presumption
that contrasepstion is women's affairs.
Conclusion : That economic factors, social support, marital support arrangements affect
the number of children and the selection of contraceptives, while culture has no effect
on setting the number of children and the selection of contraceptives.
Keywords : Reproductive Rights, The Number of Chlidren, Selection Tool of
Contrasepstion
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENDAHULUAN
Kesehatan
pembangunan
reproduksi
merupakan
komponen penting bagi kesehatan
pria
maupun
wanita.Keadaan
penyakit pada wanita lebih banyak
dihubungkan
dengan
kemampuan
bereproduksi
tekanan
sosial
fungsi
karena
dan
serta
masalah
gender.Definisi kesehatan reproduksi
menurut ICPD Kairo (1994) yaitu
suatu keadaan sejahtera fisik, mental
dan sosial secara utuh, tidak sematamata
bebas
dari
penyakit
atau
kecacatan dalam semua hal yang
berkaitan dengan sistem reproduksi,
dan
kependudukan,
yang tercantum dalam program aksi
20
tahun
ditujukan
menstabilkan
penduduk
untuk
pertumbuhan
yang
berorientasi
pada
kepentingan pembangunan manusia,
Salah satu program aksi 20 tahun
tersebut
adalah
program
mengintergrasikan
keluarga
berencana
ke
dalam agenda kesehatan perempuan
yang
lebih
luas.
Hal
ini
berarti
perempuan memiliki hak dalam hal
pemilihan metode kontrasepsi yang
akan digunakannya (Maryanti, 2009).
Belum
terpenuhinya
hak
serta fungsi dan prosesnya. Dengan
reproduksi ditandai dengan masih
adanya definisi tersebut maka setiap
tingginya Angka Kematian Ibu (AKI),
orang berhak dalam mengatur jumlah
sesuai dengan data yang diperoleh
keluarganya, termasuk memperoleh
AKI di Indonesia pada tahun 2013
penjelasan
tentang
yaitu 101,3/100.000KH , sedangkan
cara-cara kontrasepsi sehingga dapat
target MDGs terkait dengan AKI di
memilih cara yang tepat dan disukai.
Indonesia
Selain itu, hak untuk mendapatkan
pelayanan
yang
lengkap
kesehatan
reproduksi
yaitu
102/100.000
KH.
Banyak
penyebab
mengapa
target
tersebut
belum
tercapai
sesuai
lainnya, seperti pelayanan antenatal,
dengan target yang ditentukan salah
persalinan, nifas dan pelayanan bagi
satunya disebabkan karena belum
anak, dan kesehatan remaja perlu
terpenuhinya
dijamin
Strategi
sendiri. Selain itu jumlah penduduk
Nasional Kesehatan Reproduksi di
yang terus melaju dapat kita lihat
Indonesia, 2005).
dalam
(Kebijakan
dan
Pada tahun 1994diselenggrakan
Konferensi
Internasional
Kependudukan
(ICPD),
dan
konferensi
Pembangunan
tersebut
reproduksi
pencacahan
itu
Sensus
Penduduk 2013 jumlah penduduk
Indonesia adalah sebesar 248.422.956
jiwa, terdiri dari 125.058.484 laki-laki
dan 123.364.472 perempuan.
commit to user
menyepakati kebijakan baru tentang
hasil
hak
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Hasil penelitian yang dilakukan
oleh
Titik
Semarang
(2011)
di
Kabupaten
menggambarkan
bahwa
jumlah anak sebagai hak suami-istri
bukan hanya terletak pada mereka
tetapi
juga
kepada
orang
tua
proses pengambilan keputusan dalam
pasangan dalam hal ini orang tua
pemilihan metode kontrasepsi adalah
pihak suami maupun istri.
sebagian besar dengan musyawarah,
peran
suami
sangat
kurang
dan
masih ada anggapan bahwa KB adalah
masalah perempuan. Penelitian yang
dilakukan oleh
Dalem (2012) di
Kabupaten Klungkung, menunjukan
bahwa faktor yang mempengaruhi
bias
gender
kontrasepsi
patriarki,
dalam
meliputi
tradisi,
Sedangkan
penggunaan
di
budaya
ideologi
gender.
Kabupaten
Jember
jumlah pengguna akseptor KB juga
didominasi oleh oleh kaum wanita.
Banyak
penelitian
pemenuhan
wanita
hak-hak
pada
kontrasepsi alamiah daripada metode
kontrasepsi
IUD
(Intra
takut
pada
saat
akan
tradisi
dan
kepercayaan
mempengaruhi
persepsi
pendidikan
kesehatan, padahal para wanita ini
mampu
untuk
menerapkan hak-hak reproduksinya
sendiri sebelum mereka memberikan
pelayanan kesehatan kepada orang
mereka
dalam hal hak reproduksi.Penelitian
ini
dilakukan
untuk
persepsi
wanita yang bekerja di unit pelayanan
masing-
masing individu kemungkinan bisa
terhadap
pada
dilakukan
pemasangan. Latar belakang budaya,
reproduksi
umum
Uterine
Devices) dan implant dengan alasan
jauh
jarang sekali kita temukan
diharapkan
kontrasepsi pil, suntik dan metode
seberapa
masyarakat
atau
bahwa mereka lebih memilih metode
tentang
khususnya ibu rumah tangga tetapi
kesehatan
Beberapa karyawati menyatakan
mengetahui
pengaruh
tersebut
masing-masing
informan.
Beberapa
hal
ini
lah
yang
mendorong peneliti untuk dilakukan
penelitian tentang hak reproduksi
pengaturan
pemilihan
jumlah
alat
anak
dan
kontrasepsi
pada
karyawati Akademi Kebidanan Bina
Husada Jember Tahun 2015.
METODE PENELITIAN
lain terkhusus kesehatan reproduksi.
Penelitian
ini
menggunakan
Dari hasil wawancara awal yang
pendekatan kualitatif fenomenologi
dilakukan pada karyawati Akademi
yaitu berusaha mengkaji pemahaman
Kebidanan
pasangan suami istri terkait dengan
Bina
Husada
Jember
commit to user
menyatakan bahwa hak penentuan
hak reproduksi didalam memilih alat
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kontrasepsi dan menentukan jumlah
diantaranya adalah persepsi tradisi
anak.
budaya
Subyek
penelitian
ini
penelitian
adalah
Akademi Kebidanan
dalam
karyawati
Bina Husada
setempat
terhadap
pemenuhan hak reproduksi dalam
menentukan
jumlah
anak
dan
Jember dan suami, key informan
pemilihan alat kontrasepsi, persepsi
dalam penelitian ini adalah 2 bidan
dukungan
praktek mandiri dan beberapa orang
pemenuhan hak reproduksi dalam
tua/mertua.
menetukan
Teknik
pengambilan
sosial
terhadap
jumlah
anak
dan
sampel dalam penelitian ini adalah
pemilihan alat kontrasepsi, persepsi
purposive
tingkat
sampling
menentukan
yaitu
sampel
dengan
sosial
ekonomi
terhadap
pemenuhan hak reproduksi dalam
pertimbangan tertentu yang dianggap
menentukan
dapat
pemilihan alat kontrasepsi, persepsi
memberikan
maksimal
secara
sehingga
memudahkan
mengungkap
data
peneliti
obyek
yang
akan
dikumpulkan
lebih
satu
melalui
menggunakan alat perekam berupa
digunakan
dalam
subur
dalam menentukan jumlah anak dan
wawancara mendalam dan direkam
handphone.Analisis
usia
diteliti
rumah informan.Waktu pelaksanaan
bulan.Data
pasangan
dan
terhadap pemenuhan hak reproduksi
ini dilaksankan pada masing – masing
kurang
anak
dalam
(Denzim dan Lincon, 2011). Penelitian
penelitian
dukungan
jumlah
data
penelitian
yang
ini
adalah model interaktif Miles dan
Hubberman.
pemilihan alat kontrasepsi.
1. Tradisi
Budaya
Terhadap
Setempat
Pemenuhan
Hak
Reproduksi Dalam Menentukan
Jumlah Anak dan Pemilihan Alat
Kontrasepsi.
Berdasarkan
hasil
wawancara
kepada informan didapatkan hasil
bahwa, rata-rata para informan
mengatakan tidak ada budaya yang
mempengaruhi dalam menentukan
Hasil penelitian
jumlah
Informan dalam penelitian ini terdiri
dari 25 orang, yaitu terdiri dari 10
karyawati Akademi Kebidanan Bina
Husada Jember, 10 Suami Karyawati
dan 3 mertua/orang tua dan 2 bidan
praktek mandiri. Ada 4 tema yang
anak.
Berkaitan
dengan
pepatah banyak anak banyak rejeki
rata-rata
informan
mempercayai
sudah
hal
tidak
tersebut.
Berkaitan dengan pemilihan alat
kontrasepsi
rata-rata
informan
menjawab tidak ada budaya yang
menyimpang dilingkungan mereka
commit to user
peneliti angkat pada penelitian ini
tinggal
yang
mempengaruhi
perpustakaan.uns.ac.id
terhadap
digilib.uns.ac.id
pemakaian
alat
rata sesuai denga standart upah
kontrasepsi, para informan lebih
minimum
mempercayai
Para informan mengatakan bahwa
terhadap
manfaat
dari penggunaan alat kontrasepsi
kondisi
itu sendiri.
pada
2. Dukungan
Sosial
Pemenuhan
Terhadap
Hak
Reproduksi
regional
ekonomi
pengaturan
tetapai
terhadap
beberapa
Masih ada
mengatakan
intervensi
orang
yang
diberikan
dari
terhadap
pengaturan
dalam
hal
kondisi
mengatakan
bagaimanapun
menghendaki
untuk
memiliki
mereka
banyak
berpengaruh
jumlah
anak.Mereka berpendapat bahwa
pengaturan jumlah anak. Mereka
mertua
kondisi
tidak
tua/
yang
bahwa
ekonomi
orang
ada
informan
ada
bahwa
alat
masih
bahwa
tua/mertua
anak
pemilihan
dan Pemilihan AlatKontrasepsi
mengatakan
jumlah
berpengaruh
kontrasepsi.Tetapi
yang
berpengaruh
tidak
Dalam Menetukan Jumlah Anak
pasangan suami istri
Kab.Jember.
ekonomi
yang
pasti
mencukupi
bisa
kebutuhan
anak.
anak.Karena mereka berkeyakinan
Bahkan masih ada informan yang
setiap anak memiliki rejeki masing
tidak
– masing.
diperbolehkan menggunan
alat kontrasepsi oleh orang tuanya
3. Tingkat Sosial Ekonomi Terhadap
Pemenuhan
Hak
Reproduksi
4. Dukungan
Terhadap
Pasangan
UsiaSubur
Pemenuhan
Hak
Reproduksi Dalam Menentukan
Dalam Menentukan Jumlah Anak
Jumlah
dan Pemilihan AlatKontrasepsi
AlatKontrasepsi.
Kondisi status ekonomi informan
Pengetahuan informan tentang hak
merupakan
ekonomi
reproduksi
informan
walaupaun ada beberapa informan
statu
menengahpenghasilan
Anak
dan
sudah
Pemilihan
cukup
baik
karyawati berkisar antara 1,5-2,5
yang
juta rupiah/bulan hal ini sesuai
pengertian dari hak reproduksi itu
standart upah minimum regional
sendiri.
Kabupaten
Rp.
entang hak reproduski itu lebih
suami
ditekankan pada hak wanita untuk
informan juga bervariasi, mulai
menentukan keturunan, hak untuk
dari
pegawai
perencanaan
wiraswasta,
menentukan
Jember
1.460.500.
Pekerjaan
karyawan
honorer,
yaitu
TNI
swasta,
dan
tidak
bisa
menjelaskan
Pengetahuan
informan
memiliki
jumlah
dan
anak,
jarak
penghasilan suami informan rata-commit to user
kelahiran, pemilihan kontrasepsi,
perpustakaan.uns.ac.id
dilindungi
dari
berhubungan
digilib.uns.ac.id
kekerasan
dengan
reproduski
dan
yang
meyakini bahwa anak adalah titipan
fungsi
Tuhan.Terkait dengan pepatah kuno
hak
banyak anak banyak rejeki mereka
keberlangsungan kehidupan suatu
sudah
keluarga.
Berkaitan
tersebut.Menurut
pengaturan
jumlah
informan
dengan
anak
karyawati
dan
para
suami
tidak
meyakini
kebudayaan
hal
jawa
bahwa konsep reproduksi itu tidak
dibatasi,
bahkan
muncul
suatu
memiliki pendapat yang berbeda.
pepatah “banyak anak banyak rejeki,
Ada yang menginginkan memilki
hal ini merupakan kebudayaan yang
dua anak, lebih dari dua karena
diyakini. Dalam era modern seperti
merasa
saat
kesepian
jika
hanya
ini
semakin
memiliki dua anak, bahkan tidak
semkain
membatasi.informan
kebutuhan
banyak
karyawati
yang
menggunakan
memilih
KB
untuk
anak
mencukupi
masing-masing
anak,
sehingga rata-rata PUS (Pasangan Usia
dan
Subur), selalu memikirkan tentang
metode kontrasepsi alami (coitus
jumlah anak, hal ini sesuai dengan
intruptus).
karyawati
teori yang dikemukanan oleh Lawren
mau
Grenn bahwa tradisi budaya setempat
menggunakan metode kontrasepsi
merupakan faktor predisposisi yang
IUD dan implant karena takut pada
dapat
saat dilakukan pemasangan, ada
masyarakat.
Beberapa
mengatakan
juga
suntik
sulit
banyak
tidak
yang
beralasan
diperbolehkan
Dukungan
menggunakan
kenyamanan
oleh
psikologis
kontrasepsi
IUD
Pengalaman
informan
dalam
tidak
mempengaruhi
mengambil
suami.
sosial
secara
yang
perilaku
adalah
fisik
dan
diberikan
oleh
karyawati
teman/anggota keluarga. Dari hasil
keputusan
yang didapat masih ada beberapa
pemakaian alat kontrasepsi
rata-
pasangan suami istri yang dalam
rata keputusan awal ditentukan
penentuan
oleh
suami
pemilihan alat kontrasepsi masih ada
keputusan
campur tangan dari pihak orang tua.
pihak
mendukung
istri
dan
dengan
yang dibuat oleh istrinya
tersebut
Dalam hal kaitan pengaturan
para
dan
bisa
terjadi
diantaranya
adalah adanya persepsi bahwa jumlah
informan
dalam jumlah keluarga yang sedikit
berpendapat bahwa tidak ada budaya
menyebabkan rasa kesepian, sehingga
yang
anak
anak
Ada berbagai alasan mengapa hal
PEMBAHASAN
jumlah
jumlah
mempengaruhi,
userorangtua menyuruh anak dan
merekacommit to
para
perpustakaan.uns.ac.id
menantunya
digilib.uns.ac.id
memiliki
anak.Respon
anak
banyak
dan
menantu
menengah.
keturunan
perintah
dari
masing.
Hal
penelitian
Awatiful
kesejahteraan
mereka.
Mereka
masing-
memikirkan masa depan keturunan
sejalan
dengan
mereka
(2011)
dalam
hal
kesehatan,
oleh
pendidikan dan kasih sayang. Tetapi
tentang
ada juga sebagian informan yang
dilakukan
Azza
lebih
tua
orang
yang
informan
mementingkan
dalam hal ini adalah mereka menuruti
ini
Para
pengalaman perempuan dalam hal
tidak
pemenuhan
ekonomi tersebut. Mereka meyakini
dilakukan
hak
di
reproduksi
Kabupaten
yang
Jember
mempermasalahkan
bahwa
kondisi
kondisi
ekonomi
yang
bahwa ketaatan perempuan madura
bagaimanapun
terhadap orang tua merupakan kultur
kebutuhan
atau budaya yang mereka pegang
dengan
teguh. Hal tersebut membuat anak
oleh Budhiati (2011) bahwa
tidak bisa menolak keinginan orang
ekonomi yang sering disebut dengan
tua karena mereka takut dianggap
faktor utama tidak dinyatakan secara
anak durhaka.Faktor persepsi juga
tegas.
Artinya
tidak
berpengaruh, dalam hal ini adalah
dalam
bentuk
nominal.Pengertian
persepsi
yang
keluarga
sejahtera
dalam
arti
merasa kesepian. Menurut Walgito
ekonomi
dijelaskan
ukuran
yang
(2004) Persepsi bersifat individual,
dipergunakanbersifat
karena persepsi merupakan aktivitas
maksudnya
yang
terintegrasi
dalam
ditentukanoleh
maka
apa
ada
individu
mertua/orang
yang
akan
ikut
tua
individu,
dalam
aktif
diri
dalam
anak.
mencukupi
Hal
penelitian
ukuran
ini
yang
sesuai
dilakukan
aspek
diutamakan
abstrak,
cukup, sangat
tingkat
kebutuhan
kaitan
dukungan
setiap keluarga.
Dalam
pasangan
persepsi.
akan
usia
subur
ini,
tidak
Kondisi sosial ekonomi adalah
terlepas dari peran serta pasangan
segala sesuatu yang berkaitan dengan
suami istri masing-masing pasangan.
pemenuhan kebutuhan masyarakat,
Dari hasil penelitian yang didapat
antara
pangan,
dalam hal penentuan jumlah anak
perumahan, pendidikan, kesehatan,
jawaban informan bervariasi ada yang
dan lain-lain.Pemenuhan kebutuhan
mengingkan memiliki dua anak, lebih
tersebut
dengan
dari dua bahkan sebanyak-banyaknya,
penghasilan (Jaya, 2011). Rata-rata
pertimbangan tersebut dilakukan atas
kondisi
kesepakatan antar pasangan suami
lain
merupakan
sandang,
berkaitan
ekonomi
kondisi
informan
user ada
ekonomicommit to
istri,
juga
karena
alasan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pertimbangan dari orang tua/mertua
wawancara yang dilakukan awalnya
pasangan
informan
dan
keyakinan
latarbelakang
pada
informan.
Hal
penelitian
masing-masing
ini
yang
Kamaludin
jumlah
juga
sesuai
dilakukan
(2012)
anak
tergantung
dengan
oleh
dari
menggunakan
menginginkan
IUD
tetapi
tidak
diperbolehkan dengan suami hingga
akhirnya
informan
tersebut
berapa
memutuskan menggunakan metode
diinginkan,
kontrasepsi suntik. Menurut Ilyas dkk
yaitu
yang
karyawati
keluarga
itu
(2006)
keterlibatan
suami
dalam
sendiri.Dengan demikian keputusan
pengambilan
untuk memiliki sejumlah anak adalah
making), suami menempatkan posisi
sebuah pilihan, yang mana pilihan
yang membuatnya memiliki otoritas
tersebut sangat dipengaruhi oleh nilai
untuk mengambil keputusan yang
yang dianggap sebagai suatu harapan
juga berpihak kepada istri.
atas setiap keinginan yang dipilih
KESIMPULAN
orang
tuanya.Dalam
hal
kaitan
keputusan
(decision
Dari hasil penelitian yang didapat
pemilihan alat kontrasepsi, rata-rata
rata-rata
para suami informan menyerahkan
bahwa tidak ada kebudayaan yang
sepenuhnya
mempengaruhi
pada
istri.Ada
juga
informan
anggapan bahwa urusan kontrasepsi
pemenuhan
adalah
pemilihan
urusan
perempuan.
suami mendukung
Para
mengatakan
dalam
hal
jumlah
alat
anak
kaitan
dan
kontrasepsi.Para
atas keputusan
informan lebih mempercayai pada
alat kontrasepsi yang dipakai oleh
keyakinan masing-masing.dalam hal
istrinya.
yang
dukungan sosial pada penelitian ini
diantaranya
menekankan pada kontribusi orang
Bentuk
diberikan
oleh
dukungan
suami
adalah mereka mengantarkan istri
tua/mertua
pada
informan yang mengatakan bahwa
saat
akan
mendapatkan
informan,
pelayanan kontrasepsi, dan rata-rata
masih
suami kooperatif dalam menjalankan
mertua/orang
metode kontrasepsi alamiah. Rata-
pengaturan
rata
banyak
pemilihan
alat
oleh
informan
karyawati
ada
ada
beberapa
intervensi
dari
dalam
hal
anak
dan
kontrasepsi
yang
tua
jumlah
menggunakan
metode
kontrasepsi
diberikan
suntik
metode
kontrasepsi
informan. Dari hasil penelitian yang
dan
alamiah.Tapi
didapat bahwa sebagian informan
karyawati yang tidak diperbolehkan
mengatakan kondisi sosial ekonomi
oleh
mempengaruhi terhadap pengaturan
untuk
ada
tua/mertua
informan
suami
masih
orang
menggunakan
user anak dan tidak berpengaruh
metode kontrasepsi IUD.Dari hasilcommit to
jumlah
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
terhadap pemilihan alat kontrasepsi.
Tapi
ada
juga
yang
berpendapat
bahwa kondis sosial ekonomi tidak
mempengaruhi terhadap pengaturan
jumlah
anak
kontrasepsi.
dan
pemilihan
Dalam
hal
alat
dukungan
pasangan usia subur, pada penelitian
ini
menekankan
pada
hasil
bahwa
penelitian
setiap
didapatkan
kesepakatan
yang
berhubungan dengan hak reproduksi
dibicarakan
pasangan
pengaturan
–masing
pada masing
suami
istri.
jumlah
Dalam
anak
hal
rata-rata
para informan karyawati dan suami
sepakat
akan
jumlah
mereka
inginkan
Terkait
dengan
anak
dalam
yang
keluarga.
pemilihan
alat
kontrasepsi rata-rata para informan
karyawati
memutuskan
dengan
kontrasepsi
mereka
gunakan.
mendukung
pada
kontrasepsi
istrinya.Tapi
karywati
yang
sendiri
yang
akan
Respon
suami
pemilihan
yang
masih
alat
digunkan
ada
dalam
informan
pemilihan
kontrasepsi masih ada intervensi dari
suaminya dan juga ada anggapan
bahwa
kontrasepsi
perempuan.
Azza, A. 2011 . “ Pengalaman
Perempuan
Dalam
Memperoleh Hak Reproduksi
Dalam Kehamilan dan Nifas”
. “ Jurnal Keperawatan
Indonesia Volume”: Vol. 14,
No 1 hlm 9-14
dukungan
masing-masing pasangan suami istri.
Dari
DAFTAR PUSTAKA
adalah
urusan
Baron, R A & Byrne, D. 2005.
Psikologi Sosial. Jakarta: Erlangga
BKKBN. 2009. Laporan Survei
demografi dan Kesehatan 2007.
Jakarta: BKKBN
_______2010.
Buku
Panduan
Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta
: BKKBN
Budhiati. 2011. “ Hubungan Antara
Kondisi Sosial Ekonomi,
Tingkat
Pendidikan
dan
Pengetahuan
Tentang
Pengelolaan
Lingkungan
Dengan Perilaku Hidup Sehat
Masyarakat
di
Kota
Surakarta”.
Jurnal
EKOSAINS | Vol. III | No. 2
Denzin, N.K., dan Lincoln, Y.S.
2011. Handbook of Qualitative
Research. California: Sara and
George (SAGE) Publications.
digilib.unimus.ac.id/download.php?
id= 5654 (di akses tanggal 15
desember 2014)
File.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._
PEND._SEJARAH/.../V.pdf
2015 di akses tanggal 1 juli
2015
Frost, R. 2008. Health Promotion
commit to user Theories and Models for
perpustakaan.uns.ac.id
Program
Planning
and
Implementation.
Tucson:
University of Arizona
Glanz, K. 2008. Health Behavior
and Health Eduction theory,
reserech, and Practice. 4 th
Edition. United States of
America: Jossey- Bass
Green, LW dan Kreuter, M. 2005.
Health Program Planning:
An
Educational
and
Ecological Approach. 4 TH
Edition. New York: McGraw
Hill
Gunawan, Imam. 2014. Metode
Penelitian Kualitatif Teori &
Praktik.
Jakarta:
Bumi
Aksara
Hamim, I. 2006. Keterlibatan Pria
dalam Kesehatan Reproduksi
Perspektif Islam. (Skripsi).
Yogyakarta: UIN Sunan
Kalijaga .
Hanafi,
H.
2004.
Keluarga
Berencana dan Kontrasepsi.
Jakarta:
Pustaka
Sinar
Harapan
digilib.uns.ac.id
Herdiansyah, H. 2010. Metode
Penelitian Kualitatif Untuk
Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta:
Salemba
http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/J
UR._PEND._SEJARAH/196
303111989011AYI_BUDI_SANTOSA/mas
yarkat_pedesaan/V.pdf
di
askses tanggal 19 Des 2014
http://id.wikipedia.org/wiki/Sosial_e
konomi di Akses tanggal 20 Des
2014
http://jabar.bkkbn.go.id/_layouts/mo
bile/dispform.aspx?List=8c52
6a76-8b88-44fe-8f812085df5b7dc7
(diakses
tanggal 28 feb 2015)
http://repository.usu.ac.id/bitstream/
123456789/29368/3/Chapter
%20II.pdfby MI Jaya di akses
tanggal 20 Desember 2014.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/
123456789/34692/3/Chapter
%20II.pdf di akses tanggal 19
Des 2014.
Kamaludin, A. 2012. Sistem
Pendukung Keputusan Dalam
Pemilihan Alternatif Alat
Kontrasepsi
Menggunakan
Simple Additive Weighting.
Bandung : Universitas Islam
Negeri Sunan Gunung Djati .
Hastono, SP. 2009. Peran Faktor
Komposisional Dan Faktor
Kontekstual
Terhadap
Jumlah
Anak
Yang
Diinginkan Di Indonesia:
Permodelan Dengan Analisis
Multilevel: Puslitbang KB
Kementerian Kesehatan RI. 2014.
dan Kesehatan Reproduksi
Rencana
Aksi
Keluarga
Badan Koordinasi Keluarga
Berencana Dan Kesehatan
Berencana Nasional.
Reproduksi.
Jakarta:
commit to user
Kementerian Kesehatan RI
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Koenjtoroningrat. 1990. Pengantar
Antrhopologi. Jakarta: P.D Aksara
Komisi Kesehatan Reproduksi.
2005. Kebijakan dan Strategi
Nasional
Kesehatan
Reproduksi di Indonesia .
Jakarta: Bina Kesehatan
Masyarakat.
Manuaba, I Gede B. 2001. Kapita
Selekta
Penatalaksanaan
Rutin Obstetri Ginekologi
dan Kb. Jakarta: EGC.
Maryanti dan Septikasari. 2009.
Buku
Ajar
Kesehatan
Reproduksi. Jakarta: Mutia
Medika.
Maslihah, S. 2011. Studi Tentang
Hubungan Dukungan Sosial,
Penyesuaian
Sosial
di
Lingkungan Sekolah dan
Prestasi Akademik Siswa
SMPIT ASSYFA BOARDING
SCHOOl Subang Jawa Barat
(Tesis) Bandung: Universitas
Pendidikan Indonesia .
Moleong, Lexy J. 2010. Metode
Penelitian Kualitatif. Bandung:
Remaja Rosda Karya.
Murti, B .2013. Desain Dan Ukuran
Sampel Untuk Penelitian
Kuantitatif Dan Kualitatif Di
Bidang
Kesehatan.Yogyakarta:
Gajah Mada Universty Press.
Notoatmodjo, S. 2005. Promosi
Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Padgett, Deborah K
2012.
Qualitative
And
Mixed
Methods In Public Health.
New York University: Sage
Publications.
repository.usu.ac.id/bitstream/.../5/
Chapter%20I.pdf
- 2014 di akses tanggal
3 des 2014.
Sanusi dan Arma. 2005. Hak
Kesehatan
Reproduksi,
Definisi,
Tujuan,
Permasalahan, Dan Faktor Faktor
Penghambatnya .
Medan: Universitas Sumatra
Utara.
Smet, B. 1994. Psikologi Kesehatan.
Jakarta: Gramedia.
Soekanto, S. 2002. Sosiologi Suatu
Pengantar . Jakarta: Raja
Grafinda Persada.
Sudarti, K dan Prasetyaningtyas, P .
2011. “ Peningkatan Minat
dan Keputusan Berpartisipasi
Akseptor
KB”.”
Jurnal
Dinamika Manajemen”. Vol.
2, No. 2, 2011, pp: 130-138.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif Dan
R&D. Bandung: Alfabeta,
CV.
Sulaeman, E.S. 2015. Metode
Peneltian
Kualitatif
&
Campuran dalam kesehatan
masyarakat. Surakarta : UPT
Penerbit dan Percetakan UNS
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2015.
http://id.wikipedia.org/wiki
Walgito, B. 2004. Pengantar
Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi
Wikipedia.
2000
.Pengertian
Persepsi. Diakses tanggal 15
Februari
2015.
http://id.wikipedia.org/wiki.
Wikipedia. 2000. Perilaku manusia .
Diakses tanggal 15 Februari
Winjosastro.
2006.
Intergrasi
Gender dan HAM dalam
Konsep Asuhan Kebidanan.
Jakarta: Pusat Pendidikan
Tenaga Kesehatan Dep.Kes
RI
dan
Ikatan
Bidan
Indonesia.
commit to user
digilib.uns.ac.id
Hak Reproduksi Pengaturan Jumlah Anak Dan
Pemilihan Alat Kontrasepsi
Reproductive Rights To The Number of Chlidren and Selection Tool of Contrasepstion
Yunita Miftahul Masita1), Hermanu Joebagio 2), Endang Sutisna S
1) Prodi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat
2) Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS
3) Fakultas Kedokteran UNS
3)
ABSTRACT
Background : Reproductive health is a critical component to the health of both men and
women. Yet the fulfillment of reproductive rights is marked by high maternal mortality
rate. This study aims to explore and describe the reproductive rights in setting the
number of children and the selection of contraception in employee Midwifery Academy
Bina Husada of Jember.
Subject and Methods : This study used a qualitative approach of phenomenology. The
sampling technique in this research is purposive sampling.Teknik analysis of the data
using an interactive model of Miles and Hubberman.
Results : Results of studies reported that there is no cultural influence on setting the
number of children and the selection of contraceptives, economic factors influence on
setting the number of children but did not affect the election of contraception. In the
case of setting the number of children and the selection of contraceptives is still some
employee who received the intervention of the parents / in-laws. In terms of the
selection of contraceptive average of the worker decides itself is related to contraception
they use. some husbands support of the decision made by the wife. But still there is a
husband who does not allow his wife use the contraceptive IUD, there is a presumption
that contrasepstion is women's affairs.
Conclusion : That economic factors, social support, marital support arrangements affect
the number of children and the selection of contraceptives, while culture has no effect
on setting the number of children and the selection of contraceptives.
Keywords : Reproductive Rights, The Number of Chlidren, Selection Tool of
Contrasepstion
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENDAHULUAN
Kesehatan
pembangunan
reproduksi
merupakan
komponen penting bagi kesehatan
pria
maupun
wanita.Keadaan
penyakit pada wanita lebih banyak
dihubungkan
dengan
kemampuan
bereproduksi
tekanan
sosial
fungsi
karena
dan
serta
masalah
gender.Definisi kesehatan reproduksi
menurut ICPD Kairo (1994) yaitu
suatu keadaan sejahtera fisik, mental
dan sosial secara utuh, tidak sematamata
bebas
dari
penyakit
atau
kecacatan dalam semua hal yang
berkaitan dengan sistem reproduksi,
dan
kependudukan,
yang tercantum dalam program aksi
20
tahun
ditujukan
menstabilkan
penduduk
untuk
pertumbuhan
yang
berorientasi
pada
kepentingan pembangunan manusia,
Salah satu program aksi 20 tahun
tersebut
adalah
program
mengintergrasikan
keluarga
berencana
ke
dalam agenda kesehatan perempuan
yang
lebih
luas.
Hal
ini
berarti
perempuan memiliki hak dalam hal
pemilihan metode kontrasepsi yang
akan digunakannya (Maryanti, 2009).
Belum
terpenuhinya
hak
serta fungsi dan prosesnya. Dengan
reproduksi ditandai dengan masih
adanya definisi tersebut maka setiap
tingginya Angka Kematian Ibu (AKI),
orang berhak dalam mengatur jumlah
sesuai dengan data yang diperoleh
keluarganya, termasuk memperoleh
AKI di Indonesia pada tahun 2013
penjelasan
tentang
yaitu 101,3/100.000KH , sedangkan
cara-cara kontrasepsi sehingga dapat
target MDGs terkait dengan AKI di
memilih cara yang tepat dan disukai.
Indonesia
Selain itu, hak untuk mendapatkan
pelayanan
yang
lengkap
kesehatan
reproduksi
yaitu
102/100.000
KH.
Banyak
penyebab
mengapa
target
tersebut
belum
tercapai
sesuai
lainnya, seperti pelayanan antenatal,
dengan target yang ditentukan salah
persalinan, nifas dan pelayanan bagi
satunya disebabkan karena belum
anak, dan kesehatan remaja perlu
terpenuhinya
dijamin
Strategi
sendiri. Selain itu jumlah penduduk
Nasional Kesehatan Reproduksi di
yang terus melaju dapat kita lihat
Indonesia, 2005).
dalam
(Kebijakan
dan
Pada tahun 1994diselenggrakan
Konferensi
Internasional
Kependudukan
(ICPD),
dan
konferensi
Pembangunan
tersebut
reproduksi
pencacahan
itu
Sensus
Penduduk 2013 jumlah penduduk
Indonesia adalah sebesar 248.422.956
jiwa, terdiri dari 125.058.484 laki-laki
dan 123.364.472 perempuan.
commit to user
menyepakati kebijakan baru tentang
hasil
hak
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Hasil penelitian yang dilakukan
oleh
Titik
Semarang
(2011)
di
Kabupaten
menggambarkan
bahwa
jumlah anak sebagai hak suami-istri
bukan hanya terletak pada mereka
tetapi
juga
kepada
orang
tua
proses pengambilan keputusan dalam
pasangan dalam hal ini orang tua
pemilihan metode kontrasepsi adalah
pihak suami maupun istri.
sebagian besar dengan musyawarah,
peran
suami
sangat
kurang
dan
masih ada anggapan bahwa KB adalah
masalah perempuan. Penelitian yang
dilakukan oleh
Dalem (2012) di
Kabupaten Klungkung, menunjukan
bahwa faktor yang mempengaruhi
bias
gender
kontrasepsi
patriarki,
dalam
meliputi
tradisi,
Sedangkan
penggunaan
di
budaya
ideologi
gender.
Kabupaten
Jember
jumlah pengguna akseptor KB juga
didominasi oleh oleh kaum wanita.
Banyak
penelitian
pemenuhan
wanita
hak-hak
pada
kontrasepsi alamiah daripada metode
kontrasepsi
IUD
(Intra
takut
pada
saat
akan
tradisi
dan
kepercayaan
mempengaruhi
persepsi
pendidikan
kesehatan, padahal para wanita ini
mampu
untuk
menerapkan hak-hak reproduksinya
sendiri sebelum mereka memberikan
pelayanan kesehatan kepada orang
mereka
dalam hal hak reproduksi.Penelitian
ini
dilakukan
untuk
persepsi
wanita yang bekerja di unit pelayanan
masing-
masing individu kemungkinan bisa
terhadap
pada
dilakukan
pemasangan. Latar belakang budaya,
reproduksi
umum
Uterine
Devices) dan implant dengan alasan
jauh
jarang sekali kita temukan
diharapkan
kontrasepsi pil, suntik dan metode
seberapa
masyarakat
atau
bahwa mereka lebih memilih metode
tentang
khususnya ibu rumah tangga tetapi
kesehatan
Beberapa karyawati menyatakan
mengetahui
pengaruh
tersebut
masing-masing
informan.
Beberapa
hal
ini
lah
yang
mendorong peneliti untuk dilakukan
penelitian tentang hak reproduksi
pengaturan
pemilihan
jumlah
alat
anak
dan
kontrasepsi
pada
karyawati Akademi Kebidanan Bina
Husada Jember Tahun 2015.
METODE PENELITIAN
lain terkhusus kesehatan reproduksi.
Penelitian
ini
menggunakan
Dari hasil wawancara awal yang
pendekatan kualitatif fenomenologi
dilakukan pada karyawati Akademi
yaitu berusaha mengkaji pemahaman
Kebidanan
pasangan suami istri terkait dengan
Bina
Husada
Jember
commit to user
menyatakan bahwa hak penentuan
hak reproduksi didalam memilih alat
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kontrasepsi dan menentukan jumlah
diantaranya adalah persepsi tradisi
anak.
budaya
Subyek
penelitian
ini
penelitian
adalah
Akademi Kebidanan
dalam
karyawati
Bina Husada
setempat
terhadap
pemenuhan hak reproduksi dalam
menentukan
jumlah
anak
dan
Jember dan suami, key informan
pemilihan alat kontrasepsi, persepsi
dalam penelitian ini adalah 2 bidan
dukungan
praktek mandiri dan beberapa orang
pemenuhan hak reproduksi dalam
tua/mertua.
menetukan
Teknik
pengambilan
sosial
terhadap
jumlah
anak
dan
sampel dalam penelitian ini adalah
pemilihan alat kontrasepsi, persepsi
purposive
tingkat
sampling
menentukan
yaitu
sampel
dengan
sosial
ekonomi
terhadap
pemenuhan hak reproduksi dalam
pertimbangan tertentu yang dianggap
menentukan
dapat
pemilihan alat kontrasepsi, persepsi
memberikan
maksimal
secara
sehingga
memudahkan
mengungkap
data
peneliti
obyek
yang
akan
dikumpulkan
lebih
satu
melalui
menggunakan alat perekam berupa
digunakan
dalam
subur
dalam menentukan jumlah anak dan
wawancara mendalam dan direkam
handphone.Analisis
usia
diteliti
rumah informan.Waktu pelaksanaan
bulan.Data
pasangan
dan
terhadap pemenuhan hak reproduksi
ini dilaksankan pada masing – masing
kurang
anak
dalam
(Denzim dan Lincon, 2011). Penelitian
penelitian
dukungan
jumlah
data
penelitian
yang
ini
adalah model interaktif Miles dan
Hubberman.
pemilihan alat kontrasepsi.
1. Tradisi
Budaya
Terhadap
Setempat
Pemenuhan
Hak
Reproduksi Dalam Menentukan
Jumlah Anak dan Pemilihan Alat
Kontrasepsi.
Berdasarkan
hasil
wawancara
kepada informan didapatkan hasil
bahwa, rata-rata para informan
mengatakan tidak ada budaya yang
mempengaruhi dalam menentukan
Hasil penelitian
jumlah
Informan dalam penelitian ini terdiri
dari 25 orang, yaitu terdiri dari 10
karyawati Akademi Kebidanan Bina
Husada Jember, 10 Suami Karyawati
dan 3 mertua/orang tua dan 2 bidan
praktek mandiri. Ada 4 tema yang
anak.
Berkaitan
dengan
pepatah banyak anak banyak rejeki
rata-rata
informan
mempercayai
sudah
hal
tidak
tersebut.
Berkaitan dengan pemilihan alat
kontrasepsi
rata-rata
informan
menjawab tidak ada budaya yang
menyimpang dilingkungan mereka
commit to user
peneliti angkat pada penelitian ini
tinggal
yang
mempengaruhi
perpustakaan.uns.ac.id
terhadap
digilib.uns.ac.id
pemakaian
alat
rata sesuai denga standart upah
kontrasepsi, para informan lebih
minimum
mempercayai
Para informan mengatakan bahwa
terhadap
manfaat
dari penggunaan alat kontrasepsi
kondisi
itu sendiri.
pada
2. Dukungan
Sosial
Pemenuhan
Terhadap
Hak
Reproduksi
regional
ekonomi
pengaturan
tetapai
terhadap
beberapa
Masih ada
mengatakan
intervensi
orang
yang
diberikan
dari
terhadap
pengaturan
dalam
hal
kondisi
mengatakan
bagaimanapun
menghendaki
untuk
memiliki
mereka
banyak
berpengaruh
jumlah
anak.Mereka berpendapat bahwa
pengaturan jumlah anak. Mereka
mertua
kondisi
tidak
tua/
yang
bahwa
ekonomi
orang
ada
informan
ada
bahwa
alat
masih
bahwa
tua/mertua
anak
pemilihan
dan Pemilihan AlatKontrasepsi
mengatakan
jumlah
berpengaruh
kontrasepsi.Tetapi
yang
berpengaruh
tidak
Dalam Menetukan Jumlah Anak
pasangan suami istri
Kab.Jember.
ekonomi
yang
pasti
mencukupi
bisa
kebutuhan
anak.
anak.Karena mereka berkeyakinan
Bahkan masih ada informan yang
setiap anak memiliki rejeki masing
tidak
– masing.
diperbolehkan menggunan
alat kontrasepsi oleh orang tuanya
3. Tingkat Sosial Ekonomi Terhadap
Pemenuhan
Hak
Reproduksi
4. Dukungan
Terhadap
Pasangan
UsiaSubur
Pemenuhan
Hak
Reproduksi Dalam Menentukan
Dalam Menentukan Jumlah Anak
Jumlah
dan Pemilihan AlatKontrasepsi
AlatKontrasepsi.
Kondisi status ekonomi informan
Pengetahuan informan tentang hak
merupakan
ekonomi
reproduksi
informan
walaupaun ada beberapa informan
statu
menengahpenghasilan
Anak
dan
sudah
Pemilihan
cukup
baik
karyawati berkisar antara 1,5-2,5
yang
juta rupiah/bulan hal ini sesuai
pengertian dari hak reproduksi itu
standart upah minimum regional
sendiri.
Kabupaten
Rp.
entang hak reproduski itu lebih
suami
ditekankan pada hak wanita untuk
informan juga bervariasi, mulai
menentukan keturunan, hak untuk
dari
pegawai
perencanaan
wiraswasta,
menentukan
Jember
1.460.500.
Pekerjaan
karyawan
honorer,
yaitu
TNI
swasta,
dan
tidak
bisa
menjelaskan
Pengetahuan
informan
memiliki
jumlah
dan
anak,
jarak
penghasilan suami informan rata-commit to user
kelahiran, pemilihan kontrasepsi,
perpustakaan.uns.ac.id
dilindungi
dari
berhubungan
digilib.uns.ac.id
kekerasan
dengan
reproduski
dan
yang
meyakini bahwa anak adalah titipan
fungsi
Tuhan.Terkait dengan pepatah kuno
hak
banyak anak banyak rejeki mereka
keberlangsungan kehidupan suatu
sudah
keluarga.
Berkaitan
tersebut.Menurut
pengaturan
jumlah
informan
dengan
anak
karyawati
dan
para
suami
tidak
meyakini
kebudayaan
hal
jawa
bahwa konsep reproduksi itu tidak
dibatasi,
bahkan
muncul
suatu
memiliki pendapat yang berbeda.
pepatah “banyak anak banyak rejeki,
Ada yang menginginkan memilki
hal ini merupakan kebudayaan yang
dua anak, lebih dari dua karena
diyakini. Dalam era modern seperti
merasa
saat
kesepian
jika
hanya
ini
semakin
memiliki dua anak, bahkan tidak
semkain
membatasi.informan
kebutuhan
banyak
karyawati
yang
menggunakan
memilih
KB
untuk
anak
mencukupi
masing-masing
anak,
sehingga rata-rata PUS (Pasangan Usia
dan
Subur), selalu memikirkan tentang
metode kontrasepsi alami (coitus
jumlah anak, hal ini sesuai dengan
intruptus).
karyawati
teori yang dikemukanan oleh Lawren
mau
Grenn bahwa tradisi budaya setempat
menggunakan metode kontrasepsi
merupakan faktor predisposisi yang
IUD dan implant karena takut pada
dapat
saat dilakukan pemasangan, ada
masyarakat.
Beberapa
mengatakan
juga
suntik
sulit
banyak
tidak
yang
beralasan
diperbolehkan
Dukungan
menggunakan
kenyamanan
oleh
psikologis
kontrasepsi
IUD
Pengalaman
informan
dalam
tidak
mempengaruhi
mengambil
suami.
sosial
secara
yang
perilaku
adalah
fisik
dan
diberikan
oleh
karyawati
teman/anggota keluarga. Dari hasil
keputusan
yang didapat masih ada beberapa
pemakaian alat kontrasepsi
rata-
pasangan suami istri yang dalam
rata keputusan awal ditentukan
penentuan
oleh
suami
pemilihan alat kontrasepsi masih ada
keputusan
campur tangan dari pihak orang tua.
pihak
mendukung
istri
dan
dengan
yang dibuat oleh istrinya
tersebut
Dalam hal kaitan pengaturan
para
dan
bisa
terjadi
diantaranya
adalah adanya persepsi bahwa jumlah
informan
dalam jumlah keluarga yang sedikit
berpendapat bahwa tidak ada budaya
menyebabkan rasa kesepian, sehingga
yang
anak
anak
Ada berbagai alasan mengapa hal
PEMBAHASAN
jumlah
jumlah
mempengaruhi,
userorangtua menyuruh anak dan
merekacommit to
para
perpustakaan.uns.ac.id
menantunya
digilib.uns.ac.id
memiliki
anak.Respon
anak
banyak
dan
menantu
menengah.
keturunan
perintah
dari
masing.
Hal
penelitian
Awatiful
kesejahteraan
mereka.
Mereka
masing-
memikirkan masa depan keturunan
sejalan
dengan
mereka
(2011)
dalam
hal
kesehatan,
oleh
pendidikan dan kasih sayang. Tetapi
tentang
ada juga sebagian informan yang
dilakukan
Azza
lebih
tua
orang
yang
informan
mementingkan
dalam hal ini adalah mereka menuruti
ini
Para
pengalaman perempuan dalam hal
tidak
pemenuhan
ekonomi tersebut. Mereka meyakini
dilakukan
hak
di
reproduksi
Kabupaten
yang
Jember
mempermasalahkan
bahwa
kondisi
kondisi
ekonomi
yang
bahwa ketaatan perempuan madura
bagaimanapun
terhadap orang tua merupakan kultur
kebutuhan
atau budaya yang mereka pegang
dengan
teguh. Hal tersebut membuat anak
oleh Budhiati (2011) bahwa
tidak bisa menolak keinginan orang
ekonomi yang sering disebut dengan
tua karena mereka takut dianggap
faktor utama tidak dinyatakan secara
anak durhaka.Faktor persepsi juga
tegas.
Artinya
tidak
berpengaruh, dalam hal ini adalah
dalam
bentuk
nominal.Pengertian
persepsi
yang
keluarga
sejahtera
dalam
arti
merasa kesepian. Menurut Walgito
ekonomi
dijelaskan
ukuran
yang
(2004) Persepsi bersifat individual,
dipergunakanbersifat
karena persepsi merupakan aktivitas
maksudnya
yang
terintegrasi
dalam
ditentukanoleh
maka
apa
ada
individu
mertua/orang
yang
akan
ikut
tua
individu,
dalam
aktif
diri
dalam
anak.
mencukupi
Hal
penelitian
ukuran
ini
yang
sesuai
dilakukan
aspek
diutamakan
abstrak,
cukup, sangat
tingkat
kebutuhan
kaitan
dukungan
setiap keluarga.
Dalam
pasangan
persepsi.
akan
usia
subur
ini,
tidak
Kondisi sosial ekonomi adalah
terlepas dari peran serta pasangan
segala sesuatu yang berkaitan dengan
suami istri masing-masing pasangan.
pemenuhan kebutuhan masyarakat,
Dari hasil penelitian yang didapat
antara
pangan,
dalam hal penentuan jumlah anak
perumahan, pendidikan, kesehatan,
jawaban informan bervariasi ada yang
dan lain-lain.Pemenuhan kebutuhan
mengingkan memiliki dua anak, lebih
tersebut
dengan
dari dua bahkan sebanyak-banyaknya,
penghasilan (Jaya, 2011). Rata-rata
pertimbangan tersebut dilakukan atas
kondisi
kesepakatan antar pasangan suami
lain
merupakan
sandang,
berkaitan
ekonomi
kondisi
informan
user ada
ekonomicommit to
istri,
juga
karena
alasan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pertimbangan dari orang tua/mertua
wawancara yang dilakukan awalnya
pasangan
informan
dan
keyakinan
latarbelakang
pada
informan.
Hal
penelitian
masing-masing
ini
yang
Kamaludin
jumlah
juga
sesuai
dilakukan
(2012)
anak
tergantung
dengan
oleh
dari
menggunakan
menginginkan
IUD
tetapi
tidak
diperbolehkan dengan suami hingga
akhirnya
informan
tersebut
berapa
memutuskan menggunakan metode
diinginkan,
kontrasepsi suntik. Menurut Ilyas dkk
yaitu
yang
karyawati
keluarga
itu
(2006)
keterlibatan
suami
dalam
sendiri.Dengan demikian keputusan
pengambilan
untuk memiliki sejumlah anak adalah
making), suami menempatkan posisi
sebuah pilihan, yang mana pilihan
yang membuatnya memiliki otoritas
tersebut sangat dipengaruhi oleh nilai
untuk mengambil keputusan yang
yang dianggap sebagai suatu harapan
juga berpihak kepada istri.
atas setiap keinginan yang dipilih
KESIMPULAN
orang
tuanya.Dalam
hal
kaitan
keputusan
(decision
Dari hasil penelitian yang didapat
pemilihan alat kontrasepsi, rata-rata
rata-rata
para suami informan menyerahkan
bahwa tidak ada kebudayaan yang
sepenuhnya
mempengaruhi
pada
istri.Ada
juga
informan
anggapan bahwa urusan kontrasepsi
pemenuhan
adalah
pemilihan
urusan
perempuan.
suami mendukung
Para
mengatakan
dalam
hal
jumlah
alat
anak
kaitan
dan
kontrasepsi.Para
atas keputusan
informan lebih mempercayai pada
alat kontrasepsi yang dipakai oleh
keyakinan masing-masing.dalam hal
istrinya.
yang
dukungan sosial pada penelitian ini
diantaranya
menekankan pada kontribusi orang
Bentuk
diberikan
oleh
dukungan
suami
adalah mereka mengantarkan istri
tua/mertua
pada
informan yang mengatakan bahwa
saat
akan
mendapatkan
informan,
pelayanan kontrasepsi, dan rata-rata
masih
suami kooperatif dalam menjalankan
mertua/orang
metode kontrasepsi alamiah. Rata-
pengaturan
rata
banyak
pemilihan
alat
oleh
informan
karyawati
ada
ada
beberapa
intervensi
dari
dalam
hal
anak
dan
kontrasepsi
yang
tua
jumlah
menggunakan
metode
kontrasepsi
diberikan
suntik
metode
kontrasepsi
informan. Dari hasil penelitian yang
dan
alamiah.Tapi
didapat bahwa sebagian informan
karyawati yang tidak diperbolehkan
mengatakan kondisi sosial ekonomi
oleh
mempengaruhi terhadap pengaturan
untuk
ada
tua/mertua
informan
suami
masih
orang
menggunakan
user anak dan tidak berpengaruh
metode kontrasepsi IUD.Dari hasilcommit to
jumlah
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
terhadap pemilihan alat kontrasepsi.
Tapi
ada
juga
yang
berpendapat
bahwa kondis sosial ekonomi tidak
mempengaruhi terhadap pengaturan
jumlah
anak
kontrasepsi.
dan
pemilihan
Dalam
hal
alat
dukungan
pasangan usia subur, pada penelitian
ini
menekankan
pada
hasil
bahwa
penelitian
setiap
didapatkan
kesepakatan
yang
berhubungan dengan hak reproduksi
dibicarakan
pasangan
pengaturan
–masing
pada masing
suami
istri.
jumlah
Dalam
anak
hal
rata-rata
para informan karyawati dan suami
sepakat
akan
jumlah
mereka
inginkan
Terkait
dengan
anak
dalam
yang
keluarga.
pemilihan
alat
kontrasepsi rata-rata para informan
karyawati
memutuskan
dengan
kontrasepsi
mereka
gunakan.
mendukung
pada
kontrasepsi
istrinya.Tapi
karywati
yang
sendiri
yang
akan
Respon
suami
pemilihan
yang
masih
alat
digunkan
ada
dalam
informan
pemilihan
kontrasepsi masih ada intervensi dari
suaminya dan juga ada anggapan
bahwa
kontrasepsi
perempuan.
Azza, A. 2011 . “ Pengalaman
Perempuan
Dalam
Memperoleh Hak Reproduksi
Dalam Kehamilan dan Nifas”
. “ Jurnal Keperawatan
Indonesia Volume”: Vol. 14,
No 1 hlm 9-14
dukungan
masing-masing pasangan suami istri.
Dari
DAFTAR PUSTAKA
adalah
urusan
Baron, R A & Byrne, D. 2005.
Psikologi Sosial. Jakarta: Erlangga
BKKBN. 2009. Laporan Survei
demografi dan Kesehatan 2007.
Jakarta: BKKBN
_______2010.
Buku
Panduan
Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta
: BKKBN
Budhiati. 2011. “ Hubungan Antara
Kondisi Sosial Ekonomi,
Tingkat
Pendidikan
dan
Pengetahuan
Tentang
Pengelolaan
Lingkungan
Dengan Perilaku Hidup Sehat
Masyarakat
di
Kota
Surakarta”.
Jurnal
EKOSAINS | Vol. III | No. 2
Denzin, N.K., dan Lincoln, Y.S.
2011. Handbook of Qualitative
Research. California: Sara and
George (SAGE) Publications.
digilib.unimus.ac.id/download.php?
id= 5654 (di akses tanggal 15
desember 2014)
File.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._
PEND._SEJARAH/.../V.pdf
2015 di akses tanggal 1 juli
2015
Frost, R. 2008. Health Promotion
commit to user Theories and Models for
perpustakaan.uns.ac.id
Program
Planning
and
Implementation.
Tucson:
University of Arizona
Glanz, K. 2008. Health Behavior
and Health Eduction theory,
reserech, and Practice. 4 th
Edition. United States of
America: Jossey- Bass
Green, LW dan Kreuter, M. 2005.
Health Program Planning:
An
Educational
and
Ecological Approach. 4 TH
Edition. New York: McGraw
Hill
Gunawan, Imam. 2014. Metode
Penelitian Kualitatif Teori &
Praktik.
Jakarta:
Bumi
Aksara
Hamim, I. 2006. Keterlibatan Pria
dalam Kesehatan Reproduksi
Perspektif Islam. (Skripsi).
Yogyakarta: UIN Sunan
Kalijaga .
Hanafi,
H.
2004.
Keluarga
Berencana dan Kontrasepsi.
Jakarta:
Pustaka
Sinar
Harapan
digilib.uns.ac.id
Herdiansyah, H. 2010. Metode
Penelitian Kualitatif Untuk
Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta:
Salemba
http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/J
UR._PEND._SEJARAH/196
303111989011AYI_BUDI_SANTOSA/mas
yarkat_pedesaan/V.pdf
di
askses tanggal 19 Des 2014
http://id.wikipedia.org/wiki/Sosial_e
konomi di Akses tanggal 20 Des
2014
http://jabar.bkkbn.go.id/_layouts/mo
bile/dispform.aspx?List=8c52
6a76-8b88-44fe-8f812085df5b7dc7
(diakses
tanggal 28 feb 2015)
http://repository.usu.ac.id/bitstream/
123456789/29368/3/Chapter
%20II.pdfby MI Jaya di akses
tanggal 20 Desember 2014.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/
123456789/34692/3/Chapter
%20II.pdf di akses tanggal 19
Des 2014.
Kamaludin, A. 2012. Sistem
Pendukung Keputusan Dalam
Pemilihan Alternatif Alat
Kontrasepsi
Menggunakan
Simple Additive Weighting.
Bandung : Universitas Islam
Negeri Sunan Gunung Djati .
Hastono, SP. 2009. Peran Faktor
Komposisional Dan Faktor
Kontekstual
Terhadap
Jumlah
Anak
Yang
Diinginkan Di Indonesia:
Permodelan Dengan Analisis
Multilevel: Puslitbang KB
Kementerian Kesehatan RI. 2014.
dan Kesehatan Reproduksi
Rencana
Aksi
Keluarga
Badan Koordinasi Keluarga
Berencana Dan Kesehatan
Berencana Nasional.
Reproduksi.
Jakarta:
commit to user
Kementerian Kesehatan RI
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Koenjtoroningrat. 1990. Pengantar
Antrhopologi. Jakarta: P.D Aksara
Komisi Kesehatan Reproduksi.
2005. Kebijakan dan Strategi
Nasional
Kesehatan
Reproduksi di Indonesia .
Jakarta: Bina Kesehatan
Masyarakat.
Manuaba, I Gede B. 2001. Kapita
Selekta
Penatalaksanaan
Rutin Obstetri Ginekologi
dan Kb. Jakarta: EGC.
Maryanti dan Septikasari. 2009.
Buku
Ajar
Kesehatan
Reproduksi. Jakarta: Mutia
Medika.
Maslihah, S. 2011. Studi Tentang
Hubungan Dukungan Sosial,
Penyesuaian
Sosial
di
Lingkungan Sekolah dan
Prestasi Akademik Siswa
SMPIT ASSYFA BOARDING
SCHOOl Subang Jawa Barat
(Tesis) Bandung: Universitas
Pendidikan Indonesia .
Moleong, Lexy J. 2010. Metode
Penelitian Kualitatif. Bandung:
Remaja Rosda Karya.
Murti, B .2013. Desain Dan Ukuran
Sampel Untuk Penelitian
Kuantitatif Dan Kualitatif Di
Bidang
Kesehatan.Yogyakarta:
Gajah Mada Universty Press.
Notoatmodjo, S. 2005. Promosi
Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Padgett, Deborah K
2012.
Qualitative
And
Mixed
Methods In Public Health.
New York University: Sage
Publications.
repository.usu.ac.id/bitstream/.../5/
Chapter%20I.pdf
- 2014 di akses tanggal
3 des 2014.
Sanusi dan Arma. 2005. Hak
Kesehatan
Reproduksi,
Definisi,
Tujuan,
Permasalahan, Dan Faktor Faktor
Penghambatnya .
Medan: Universitas Sumatra
Utara.
Smet, B. 1994. Psikologi Kesehatan.
Jakarta: Gramedia.
Soekanto, S. 2002. Sosiologi Suatu
Pengantar . Jakarta: Raja
Grafinda Persada.
Sudarti, K dan Prasetyaningtyas, P .
2011. “ Peningkatan Minat
dan Keputusan Berpartisipasi
Akseptor
KB”.”
Jurnal
Dinamika Manajemen”. Vol.
2, No. 2, 2011, pp: 130-138.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif Dan
R&D. Bandung: Alfabeta,
CV.
Sulaeman, E.S. 2015. Metode
Peneltian
Kualitatif
&
Campuran dalam kesehatan
masyarakat. Surakarta : UPT
Penerbit dan Percetakan UNS
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2015.
http://id.wikipedia.org/wiki
Walgito, B. 2004. Pengantar
Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi
Wikipedia.
2000
.Pengertian
Persepsi. Diakses tanggal 15
Februari
2015.
http://id.wikipedia.org/wiki.
Wikipedia. 2000. Perilaku manusia .
Diakses tanggal 15 Februari
Winjosastro.
2006.
Intergrasi
Gender dan HAM dalam
Konsep Asuhan Kebidanan.
Jakarta: Pusat Pendidikan
Tenaga Kesehatan Dep.Kes
RI
dan
Ikatan
Bidan
Indonesia.
commit to user