Evaluasi Sistem Pencegahan Kebakaran dan Evakuasi Pada Bangunan Administrasi Tinjauan Terhadap Beban Api.

(1)

EVALUASI SISTEM PENCEGAHAN KEBAKARAN

DAN EVAKUASI PADA BANGUNAN ADMINISTRASI

TINJAUAN TERHADAP BEBAN API

Mahaenca Cio Kaban

NRP : 9721067 NIRM : 41077011970302

Pembimbing : Sonny Siti Sondari, Ir, MT. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BANDUNG

ABSTRAK

Kebakaran merupakan suatu peristiwa yang banyak menimbulkan kerugian. Kebakaran pada bangunan bertingkat disamping akan menimbulkan kerugian material juga dapat menimbulkan korban jiwa. Walaupun akan menimbulkan banyak kerugian, kebakaran tidak dapat dipastikan kapan dan dimana tepatnya kejadian itu akan berlangsung.

Bahaya yang disebabkan kebakaran pada manusia dapat berupa gangguan pengelihatan, gangguan pernafasan hingga korban jiwa. Bahaya ini jika tidak dapat diantisipasi, selalu diupayakan timbul seminimal mungkin. Disamping pemakai gedung dituntut kewaspadaanya agar tidak menimbulkan kebakaran, bangunan yang ada wajib disediakan suatu sistem pencegahan kebakaran. Untuk mengantisipasi api yang semakin besar, perlu disediakan suatu sistem evakuasi

Obyek penelitian, Gedung Administrasi Pusat Maranatha memiliki satu lantai basement dan delapan lantai yang memiliki fungsi yang hampir berbeda. Gedung ini juga telah memiliki sistem proteksi kebakaran

Ruangan-ruangan yang ada pada tiap lantai memiliki fungsi yang berbeda. Ruangan yang berisi bahan mudah terbakar akan memiliki beban api yang berhubungan dengan panas yang akan timbul jika terjadi kebakaran. Dari beban api yang timbul dapat dirancang suatu sistem proteksi yang dibutuhkan.

Dari hasil evaluasi, diperoleh nilai rata-rata beban api sebesar 13,792 Kg/m2 atau 259,79 MegaJoule/m2 dari nilai itu dapat dikategorikan gedung GAP akan mengalami kebakaran ringan jika terjadi kebakaran. Untuk sistem pencegahan kebakaran yang telah ada masih perlu adanya penembahan jumlah untuk beberapa alat, misalnya pada sistem sprinkler, dari data yang ada gedung itu hanya memakai 103 buah, sementara menurut perhitungan dibutuhkan 448 buah. Sarana penunjang untuk evakuasi juga masih kurang dari yang dibutuhkan gedung tersebut, jika kebakaran terjadi.


(2)

DAFTAR ISI

Halaman

SURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR ……… i

SURAT KETERANGAN SELESAI TUGAS AKHIR ………..…… ii

ABSTRAK ……… iii

PRAKATA ……… iv

DAFTAR ISI ………. vi

DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN ………. ix

DAFTAR TABEL ………. x

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ……… 1

1.2 Permasalahan ………. 2

1.3 Tujuan Penulisan ……… 2

1.4 Pembatasan Masalah ………... 3

1.5 Sistematika Penulisan ………. 3

BAB 2 STUDI PUSTAKA 2.1 Pengertian Kebakaran ……… 5

2.2 Penyebaran Api Dalam Ruangan ……….. 6

2.3 Tahap-Tahap Pembakaran ………. 7

2.3.1 Tahap Penyalaan ………. 8

2.3.2 Tahap Pertumbuhan ……… 8

2.3.3 Tahap Flashover ……… 9

2.3.4 Tahap Pembakaran Penuh ……….. 9


(3)

2.4 Bahaya Kebakaran ……… 11

2.4.1 Akibat Suhu Tinggi Kebakaran ………. 12

2.4.2 Akibat Asap Kebakaran ……….. 13

2.4.3 Gangguan Terhadap Jarak Pengelihatan ………. 15

2.5 Metoda Umum Pemadaman Api ………. 16

2.5.1 Pendinginan ……… 16

2.5.2 Pemindahan Bahan Bakar ………... 17

2.5.3 Pembatasan Oksigen ……… 17

2.5.4 Penghentian Reaksi Rantai ………... 18

2.6 Pengertian Beban Api ………. 18

2.7 Sistem Penanggulangan Kebakaran ……… 21

2.7.1 Alat Deteksi Panas ……… 21

2.7.2 Alat Deteksi Asap ……… 23

2.7.3 Alat Deteksi Nyala Api ……… 23

2.7.4 Alat Deteksi Gas ……….. 24

2.7.5 Alat Pemadam Api Ringan ……….. 25

2.7.6 Alat Pemadam Sistem Hidran ……….. 27

2.7.7 Alat Pemadam Sistem Sprinkler ………... 30

2.8 Konsep Evakuasi ……….. 33

BAB 3 STUDI KASUS 3.1 Data Bangunan ……… 38

3.2 Data Sistem Pencegahan Kebakaran Pada Bangunan ……….. 64


(4)

BAB 4 ANALISIS MASALAH

4.1 Beban Api Yang Timbul Tiap Ruangan ……… 73

4.2 Penempatan Detektor ……….. 83

4.3 Penempatan Hidran ………. 84

4.4 Penempatan Sarana Evakuasi ………. 85

4.5 Evaluasi Studi Kasus Yang Dibutuhkan ………. 86

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ……… 98

5.2 Saran ………99

DAFTAR PUSTAKA ………..100


(5)

DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN

A : Luas lantai ruangan AC : Air Conditioning °C : derajat Celcius

Gi : berat benda yang terbakar ( Kg ) Hi : satuan kalori benda

Ho : nilai kalori kayu KgCal : Kilogram Kalori Kg : Kilogram

m2 : meter persegi MJ : Mega Joule

NFPA : National Fire Protection Association PAR : Pemadam Api Ringan

PUIL : Peraturan Umum Instalasi Listrik q : beban api ( Kg/m2 )

Qi : nilai kalori total benda ( Kcal )


(6)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Temperatur Penyulutan dan Kalor Pembakaran ………. 11

Tabel 2.2 Gas Beracun Produk Pembakaran Berbagai Bahan ………. 14

Tabel 2.3 Nilai Kalori Bahan ……… 20

Tabel 2.4 Hubungan Beban Api dengan Tingkat Keparahan Bangunan …... 20

Tabel 2.5 Klasifikasi Detektor Berdasarkan Temperatur ………. 22

Tabel 2.6 Faktor Pengali Jarak Detektor ………... 22

Tabel 2.7 Pemilihan Jenis Detektor Sesuai Dengan Fungsi Ruangan ……… 25

Tabel 2.8 Klasifikasi Bangunan Menurut Tinggi dan Jumlah Lantai ……… 28

Tabel 2.9 Perletakan Hidran Berdasarkan Luas Lantai, Klasifikasi Bangunan dan Jumlah Lantai Bangunan ………... 29

Tabel 2.10 Rating Temperatur Kepala Sprinkler ……….. 31

Tabel 2.11 Penempatan Sarana Penunjang Menurut Kelas Bangunan …….. 35

Tabel 2.12 Dimensi Penunjuk Arah Jalan Keluar ………. 37

Tabel 3.1 Data Ruangan Lantai Basement ………. 40

Tabel 3.2 Data Ruangan Lantai 1 ……… 41

Tabel 3.3 Data Ruangan Lantai 2 ……… 44

Tabel 3.4 Data Ruangan Lantai 3 ……… 47

Tabel 3.5 Data Ruangan Lantai 4 ……… 49

Tabel 3.6 Data Ruangan Lantai 5 ……… 51

Tabel 3.7 Data Ruangan Lantai 6 ……… 56


(7)

Tabel 3.9 Data Ruangan Lantai 8 ……… 63

Tabel 3.10 Data Proteksi Kebakaran Lantai Basement ……… 64

Tabel 3.11 Data Proteksi Kebakaran Lantai 1 ………. 64

Tabel 3.12 Data Proteksi Kebakaran Lantai 2 ………. 65

Tabel 3.13 Data Proteksi Kebakaran Lantai 3 ………. 66

Tabel 3.14 Data Proteksi Kebakaran Lantai 4 ………. 67

Tabel 3.15 Data Proteksi Kebakaran Lantai 5 ………. 68

Tabel 3.16 Data Proteksi Kebakaran Lantai 6 ………. 69

Tabel 3.17 Data Proteksi Kebakaran Lantai 7 ………. 70

Tabel 3.18 Data Proteksi Kebakaran Lantai 8 ………. 71

Tabel 4.1 Beban Api Lantai Basement ……….. 75

Tabel 4.2 Beban Api Lantai 1 ………. 76

Tabel 4.3 Beban Api Lantai 2 ………. 77

Tabel 4.4 Beban Api Lantai 3 ………. 78

Tabel 4.5 Beban Api Lantai 4 ………. 79

Tabel 4.6 Beban Api Lantai 5 ………. 80

Tabel 4.7 Beban Api Lantai 6 ………. 81

Tabel 4.8 Beban Api Lantai 7 ………. 82

Tabel 4.9 Beban Api Lantai 8 ………. 83

Tabel 4.10 Perbandingan Sistem Proteksi Pada Lantai Basement ………… 87

Tabel 4.11 Perbandingan Sistem Proteksi Pada Lantai 1 ………. 88

Tabel 4.12 Perbandingan Sistem Proteksi Pada Lantai 2 ………. 89

Tabel 4.13 Perbandingan Sistem Proteksi Pada Lantai 3 ………. 90


(8)

Tabel 4.15 Perbandingan Sistem Proteksi Pada Lantai 5 ………. 92

Tabel 4.16 Perbandingan Sistem Proteksi Pada Lantai 6 ………. 93

Tabel 4.17 Perbandingan Sistem Proteksi Pada Lantai 7 ………. 94


(9)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kebakaran pada bangunan umumnya tidak dapat dipastikan kapan dan dimana akan terjadi. Dampak yang paling nyata dari kebakaran adalah kerusakan dan kerugian baik itu dari segi korban jiwa, material dan bangunan itu sendiri. Kerusakan dan kerugian akibat kebakaran tidak dapat dihindari secara keseluruhan, namun dapat dicegah atau meminimalkan efek yang timbul pada kebakaran tersebut.

Untuk itu, dalam merencanakan pembangunan bangunan bertingkat sangat dibutuhkan pengetahuan tentang kekuatan bangunan dalam menahan beban-beban, baik itu beban mati ataupun beban hidup, juga masalah-masalah struktur


(10)

lainya. Di samping itu, efisiensi peletakan fasilitas kebakaran pada bangunan tersebut sangat memegang peranan penting dalam penanganan pemadaman kebakaran pada gedung tersebut.

Dengan adanya sistem fasilitas kebakaran pada bangunan bertingkat, sebelum datangnya mobil pemadam kebakaran ke lokasi kebakaran, penanganan pemadaman kebakaran dapat diatasi dengan fasilitas kebakaran yang ada pada gedung tersebut. Namun disamping adanya fasilitas kebakaran itu, juga sangat dibutuhkan sistem dalam mengevakuasi manusia yang ada disamping material lainnya yang dianggap berharga.

1.2 Permasalahan

Mengevaluasi sistem pencegahan kebakaran yang sudah ada pada Gedung Administrasi Pusat di Maranatha. Hal ini dilakukan mengingat fungsi bangunan sebagai gedung untuk menyimpan arsip dan sebagai gedung tempat perkuliahan mahasiswa dari jurusan tertentu.

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk mengevaluasi sistem pencegahan kebakaran dan sistem evakuasi yang telah ada dengan persyaratan dari pemerintah. Untuk beberapa alat proteksi aktif, dalam pemilihan jenis atau jumlah akan didasarkan pada beban api yang timbul pada tiap ruangan bangunan tersebut. Cara ini dilakukan untuk mengoptimalkan alat proteksi baik dari jenis atau jumlah yang dibutuhkan bangunan.


(11)

1.4 Pembatasan masalah:

Dalam skripsi ini akan dibahas tentang:

- Sistem pencegahan kebakaran yang dianjurkan pemerintah melalui peraturan-peraturan yang ada.

- Beban api yang akan timbul pada bangunan tersebut jika terjadi kebakaran dan kemampuan sistem pencegah kebakaran untuk mengantisipasi beban api tersebut.

- Objek penelitian adalah gedung administrasi pusat Universitas Kristen Maranatha di Bandung.

- Alat bantu evakuasi yang ada pada gedung administrasi pusat Maranatha.

1.5 Sistematika Penulisan.

Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari 5 bab yang terdiri atas: Bab 1. Pendahuluan

Berisi tentang latar belakang pengambilan topik skripsi, permasalahan, tujuan penulisan, pembatasan masalah dan sistematika penulisan.

Bab 2. Studi Pustaka

Berisi teori-teori yang menunjang permasalahan serta berhubungan dengan masalah kebakaran serta sistem pencegahan kebakaran, pengertian beban api dan pengevakuasian terhadap manusia dan material berharga lain yanga ada pada bangunan bertingkat.

Bab 3. Studi Kasus

Berisikan data tentang bangunan dan inventaris yang ada, data sistem pencegahan kebakaran, dan sarana evakuasi yang ada pada obyek pengamatan.


(12)

Bab 4. Analisis Masalah

Berisikan analisa terhadap sistem fasilitas kebakaran dan sarana evakuasi yang ada pada bangunan gedung administrasi pusat di Universitas Kristen Maranatha.

Bab 5. Kesimpulan dan Saran.

Berisikan kesimpulan tentang sistem pencegahan kebakaran yang ada pada tiap ruangan pada gedung administrasi pusat Maranatha berdasarkan tinjauan terhadap beban api dan sarana evakuasi yang ada.

Saran tentang hal-hal yang perlu dibenahi pada sistem pencegahan kebakaran dan evakuasi yang ada.


(13)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil evaluasi yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan: Angka beban api rata-rata pada GAP adalah 259,79 MegaJoule/m2 atau sebesar 13,792 Kg/m2.

Jika pada GAP terjadi kebakaran, maka kebakaran itu akan tergolong kebakaran ringan yang berarti panas yang akan dilepaskan benda terbakar rendah dan menjalarnya api lambat.

Pada bangunan GAP hanya memiliki 103 buah sprinkler dan menurut perhitungan harus mencapai 448. Hal ini memiliki perbedaan yang cukup


(14)

besar karena GAP hanya memakai sprinkler pada lantai 5,6,7,8 sedang yang lain tidak menggunakan fasilitas ini.

Untuk sistem detektor, GAP memakai 323 buah detektor panas dan 8 buah detektor asap, sementara pada perhitungan dapat digunakan 176 untuk detektor panas dan 137 untuk detektor asap.

Sistem proteksi kebakaran yang ada pada GAP masih kurang dalam mengantisipasi jika terjadi kebakaran, hal ini khususnya dibutuhkan pada fasilitas sprinkler otomatis.

Sistem evakuasi masih membutuhkan banyak penambahan sarana antara lain lampu darurat, pengendali asap, rambu penunjuk arah jika terjadi kebakaran..

5.2 Saran

Selain mengutamakan kekuatan struktur, pemilik gedung seharusnya mengoptimalkan keamanan pemakai gedung salah satunya keaman pada saat terjadinya kebakaran pada gedung tersebut.

Dalam perancangan bangunan hendaknya tim mechanical engineering

turut dalam menentukan komposisi ruangan, luas ruangan yang nantinya sangat penting dalam penentuan letak sistem proteksi kebakaran yang akan dibuat.

Adanya seleksi yang ketat dalam memberikan ijin mendirikan bangunan untuk bangunan bertingkat yang selain meninjau kekuatan struktur juga keamanan pemakai gedung nantinya seperti keamanan terhadap kebakaran.


(15)

DAFTAR PUSTAKA

1. Departemen Pekerjaan Umum (1987), SKBI 3.4. 53. 1987, Panduan

Pemasangan Alat Bantu Evakuasi Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Rumah Dan Gedung, Badan Penerbit PU, Jakarta.

2. Departemen Pekerjaan Umum (1987), SKBI 3.4. 53. 1987, Panduan

Pemasangan Pemadam Api Ringan Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Rumah Dan Gedung, Badan Penerbit PU, Jakarta.

3. Departemen Pekerjaan Umum (1987), SKBI 3.4. 53. 1987, Panduan

Pemasangan Sistem Deteksi Dan Alarm Kebakaran Untuk Pencegahan

Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Rumah Dan Gedung, Badan

Penerbit PU, Jakarta.

4. Departemen Pekerjaan Umum (1987), SKBI 3.4. 53. 1987, Panduan

Pemasangan Sistem Hidran Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Rumah Dan Gedung, Badan Penerbit PU, Jakarta.

5. Departemen Pekerjaan Umum (1987), SKBI 3.4. 53. 1987, Panduan

Pemasangan Sistem Sprinkler Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Rumah Dan Gedung, Badan Penerbit PU, Jakarta.

6. Departemen Permukiman Dan Prasarana Wilayah, SNI 03-3989-2000,

Tata Cara Perencanaan Dan Pemasangan Sistem Sprinkler Otomatik Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung, Badan Standardisasi Nasional.

7. Egan, M.David, Concepts In Building Firesafety, South Carolina, John

Wiley & Sons Inc.

8. Pusat Penelitian Dan Pengembangan Permukiman (1997), Penelitian

Beban Api Pada Bangunan Perhotelan Di Indonesia, Departemen Pekerjaan Umum.


(16)

9. Suprapto, Ir, MSc, FPE, APU. (2000), Persyaratan Teknis Pencegahan Dan Penanggulangan Kebakaran Pada Bangunan Fasilitas Umum, Departemen Permukiman Dan Pengembangan Wilayah Badan Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Kimbangwil.

10. Suprapto, Ir, MSc, FPE. Centre For Management Technology, 9-10 Mei

1994, Mandarin Hotel Jakarta, Pencegahan Kebakaran Dan Strategi

Evakuasi,

11. Dewi, Liliana. Analisis Sistem Penanggulangan Kebakaran Dan


(1)

1.4 Pembatasan masalah:

Dalam skripsi ini akan dibahas tentang:

- Sistem pencegahan kebakaran yang dianjurkan pemerintah melalui peraturan-peraturan yang ada.

- Beban api yang akan timbul pada bangunan tersebut jika terjadi kebakaran dan kemampuan sistem pencegah kebakaran untuk mengantisipasi beban api tersebut.

- Objek penelitian adalah gedung administrasi pusat Universitas Kristen Maranatha di Bandung.

- Alat bantu evakuasi yang ada pada gedung administrasi pusat Maranatha.

1.5 Sistematika Penulisan.

Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari 5 bab yang terdiri atas: Bab 1. Pendahuluan

Berisi tentang latar belakang pengambilan topik skripsi, permasalahan, tujuan penulisan, pembatasan masalah dan sistematika penulisan.

Bab 2. Studi Pustaka

Berisi teori-teori yang menunjang permasalahan serta berhubungan dengan masalah kebakaran serta sistem pencegahan kebakaran, pengertian beban api dan pengevakuasian terhadap manusia dan material berharga lain yanga ada pada bangunan bertingkat.

Bab 3. Studi Kasus

Berisikan data tentang bangunan dan inventaris yang ada, data sistem pencegahan kebakaran, dan sarana evakuasi yang ada pada obyek pengamatan.


(2)

Bab 4. Analisis Masalah

Berisikan analisa terhadap sistem fasilitas kebakaran dan sarana evakuasi yang ada pada bangunan gedung administrasi pusat di Universitas Kristen Maranatha.

Bab 5. Kesimpulan dan Saran.

Berisikan kesimpulan tentang sistem pencegahan kebakaran yang ada pada tiap ruangan pada gedung administrasi pusat Maranatha berdasarkan tinjauan terhadap beban api dan sarana evakuasi yang ada.

Saran tentang hal-hal yang perlu dibenahi pada sistem pencegahan kebakaran dan evakuasi yang ada.


(3)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil evaluasi yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan: Angka beban api rata-rata pada GAP adalah 259,79 MegaJoule/m2 atau sebesar 13,792 Kg/m2.

Jika pada GAP terjadi kebakaran, maka kebakaran itu akan tergolong kebakaran ringan yang berarti panas yang akan dilepaskan benda terbakar rendah dan menjalarnya api lambat.

Pada bangunan GAP hanya memiliki 103 buah sprinkler dan menurut perhitungan harus mencapai 448. Hal ini memiliki perbedaan yang cukup


(4)

besar karena GAP hanya memakai sprinkler pada lantai 5,6,7,8 sedang yang lain tidak menggunakan fasilitas ini.

Untuk sistem detektor, GAP memakai 323 buah detektor panas dan 8 buah detektor asap, sementara pada perhitungan dapat digunakan 176 untuk detektor panas dan 137 untuk detektor asap.

Sistem proteksi kebakaran yang ada pada GAP masih kurang dalam mengantisipasi jika terjadi kebakaran, hal ini khususnya dibutuhkan pada fasilitas sprinkler otomatis.

Sistem evakuasi masih membutuhkan banyak penambahan sarana antara lain lampu darurat, pengendali asap, rambu penunjuk arah jika terjadi kebakaran..

5.2 Saran

Selain mengutamakan kekuatan struktur, pemilik gedung seharusnya mengoptimalkan keamanan pemakai gedung salah satunya keaman pada saat terjadinya kebakaran pada gedung tersebut.

Dalam perancangan bangunan hendaknya tim mechanical engineering

turut dalam menentukan komposisi ruangan, luas ruangan yang nantinya sangat penting dalam penentuan letak sistem proteksi kebakaran yang akan dibuat.

Adanya seleksi yang ketat dalam memberikan ijin mendirikan bangunan untuk bangunan bertingkat yang selain meninjau kekuatan struktur juga keamanan pemakai gedung nantinya seperti keamanan terhadap kebakaran.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

1. Departemen Pekerjaan Umum (1987), SKBI 3.4. 53. 1987, Panduan Pemasangan Alat Bantu Evakuasi Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Rumah Dan Gedung, Badan Penerbit PU, Jakarta.

2. Departemen Pekerjaan Umum (1987), SKBI 3.4. 53. 1987, Panduan Pemasangan Pemadam Api Ringan Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Rumah Dan Gedung, Badan Penerbit PU, Jakarta.

3. Departemen Pekerjaan Umum (1987), SKBI 3.4. 53. 1987, Panduan Pemasangan Sistem Deteksi Dan Alarm Kebakaran Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Rumah Dan Gedung, Badan Penerbit PU, Jakarta.

4. Departemen Pekerjaan Umum (1987), SKBI 3.4. 53. 1987, Panduan Pemasangan Sistem Hidran Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Rumah Dan Gedung, Badan Penerbit PU, Jakarta.

5. Departemen Pekerjaan Umum (1987), SKBI 3.4. 53. 1987, Panduan Pemasangan Sistem Sprinkler Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Rumah Dan Gedung, Badan Penerbit PU, Jakarta.

6. Departemen Permukiman Dan Prasarana Wilayah, SNI 03-3989-2000, Tata Cara Perencanaan Dan Pemasangan Sistem Sprinkler Otomatik Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung, Badan Standardisasi Nasional.

7. Egan, M.David, Concepts In Building Firesafety, South Carolina, John Wiley & Sons Inc.

8. Pusat Penelitian Dan Pengembangan Permukiman (1997), Penelitian Beban Api Pada Bangunan Perhotelan Di Indonesia, Departemen Pekerjaan Umum.


(6)

9. Suprapto, Ir, MSc, FPE, APU. (2000), Persyaratan Teknis Pencegahan

Dan Penanggulangan Kebakaran Pada Bangunan Fasilitas Umum,

Departemen Permukiman Dan Pengembangan Wilayah Badan Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Kimbangwil.

10. Suprapto, Ir, MSc, FPE. Centre For Management Technology, 9-10 Mei 1994, Mandarin Hotel Jakarta, Pencegahan Kebakaran Dan Strategi Evakuasi,

11. Dewi, Liliana. Analisis Sistem Penanggulangan Kebakaran Dan