Kajian Tindak Tutur Direktif Dalam Wacana Dialog Bahasa Jepang.

ABSTRACT

Keywords: Directive speech acts request, suggestion and allow.
The research examines the directive speech acts in Japanese language
dialogue discourse marked by the verb yarimorai VYM. In Indonesian verbs mean
giving-receiving. The data of this research is that there are pieces of dialogue in the
original Japanese novel. Purpose of this research is to analyze based on three
principal issues. Firstly, in terms of analyzing the speech act locution, illocution and
perlocution. The results of analysis of speech acts found semantic meaning based on
the follow-locutions illocution directive requests, suggestions and permit, based on
the effect of subsequent acts are acts perlocution illocution describing the validation
of performative verbs. Secondly, in terms of profit mechanism (rieki) based on a
directive speech act, it is characterized by VYM find the results of the analysis of the
giver and the receiver gain based on the concept shiten VYM. Thirdly, in terms of
linguistic pragmatics find the analysis is if the benefit can be said to adhere to the
principle of cooperation and courtesy. Conversely, if no benefit can be said to violate
the principles of cooperation and courtesy.
Method of the research is a qualitative method, because the data retrieval
based on shape data in the form of verbal rather than numbers. To interpret the
meaning of descriptive research methodology is a method based solely on facts or
phenomena that are empirically live in speakers. According Sudaryanto (1990)

descriptive research purpose is to create a picture or painting in a systematic, factual,
and accurate information about facts, properties and relationships among the
phenomena investigated. In order for research results in accordance with the
objectives to be achieved. Assessments were analyzed from two linguistic factors.
Internal and external factors of language, therefore the directive speech act will use
pragmatic approach.
Result of the research is that the directive speech act describes the actions
taken by petutur to act on the desire of speakers. Where the mechanism is operating
under the form of directive that is marked by VYM.

iv

ABSTRAK

Kata Kunci: Tindak tutur direktif permintaan, saran dan izin.
Penelitian ini mengkaji tindak tutur direktif dalam wacana dialog bahasa
Jepang yang ditandai oleh verba yarimorai VYM. Dalam bahasa Indonesia diartikan
verba memberi-menerima. Data penelitian ini merupakan potongan dialog yang
terdapat dalam novel Jepang asli. Pokok kajian penelitian ini dianalisis berdasarkan
tiga pokok permasalahan. Pertama dari segi tindak tutur menganalisis lokusi, ilokusi

dan perlokusi. Hasil analisis dari tindak tutur tersebut menemukan makna ilokusi
berdasarkan tindak lokusi direktif permintaan, saran, dan mengizinkan. Selanjutnya
berdasarkan efek dari tindak ilokusi terdapat tindak perlokusi yang mendeskripsikan
validasi
verba performatif. Kedua, dari segi mekanisme keuntungan (rieki)
berdasarkan tindak tutur direktif yang ditandai oleh VYM diperoleh hasil analisis
pemberi dan penerima keuntungan berdasarkan konsep shiten VYM. Ketiga dari segi
pragmatik linguistik menemukan hasil analisis yaitu apabila memberi keuntungan
dapat dikatakan mematuhi prinsip kerja sama dan sopan santun. Sebaliknya apabila
tidak memberi keuntungan dapat dikatakan melanggar prinsip kerja sama dan sopan
santun.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif,
karena pengambilan data berdasarkan bentuk data verbal bukan dalam bentuk angka.
Untuk menginterpretasikan makna menggunakan metodologi penelitian deskriptif
yaitu metode yang semata-mata berdasarkan fakta yang ada atau fenomena yang
memang secara empiris hidup pada penuturnya. Menurut Sudaryanto (1990) tujuan
penelitian deskriptif adalah untuk membuat gambaran atau lukisan secara sistematis,
faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara sesama
fenomena yang diselidiki. Agar hasil penelitian sesuai dengan tujuan yang akan
dicapai. Pengkajian dianalisis dari dua faktor kebahasaan. Faktor internal dan

eksternal kebahasaan, oleh sebab itu kajian tindak tutur direktif ini menggunakan
pendekatan pragmatik.
Dari hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa tindak tutur direktif
menggambarkan tindakan yang dilakukan oleh petutur untuk melakukan tindakan atas
keinginan penutur. Dimana mekanisme tindakannya berdasarkan bentuk direktif yang
ditandai oleh VYM.

v