Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Izin Pengadilan untuk Perkawinan Antar Pemeluk Agama yang Berbeda

IZIN PENGADILAN UNTUK PERKAWINAN ANTAR PEMELUK
AGAMA YANG BERBEDA

SKRIPSI
Diajukan Sebagai Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum
Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum
Universitas Kristen Satya Wacana

Alfian Wahyu Anggoro
NIM: 312011806

PROGAM STUDI ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
Januari 2016

UCAPAN TERIMA KASIH

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan YME yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahnya, sehingga penulis mampu menyelesaikan studi pada
Fakultas Hukum Universitas Kristen Satya Wacana, serta penulis mampu menyusun tulisan

dengan judul “IZIN PENGADILAN UNTUK PERKAWINAN ANTAR PEMELUK AGAMA
YANG BERBEDA” sebagai wujud skripsi dan menjadi salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Hukum pada Program Studi Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Kristen
Satya Wacana.
Terwujudnya tulisan ini tidak lepas dari bimbingan, arahan, semangat, serta dukungan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya
kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Teguh Prasetyo, S.H., M.Si. selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas
Kristen Satya Wacana;
2. Ibu Dr. Christina Maya Indah, S.H., M.Hum. selaku Ketua Program Studi Ilmu Hukum
Fakultas Hukum Universitas Kristen Satya Wacana.
3. Ibu Sri Harini Dwiyatmi, S.H., M.S. selaku Wali Studi serta sebagai Dosen Pembimbing
penulisan skripsi saya yang senantiasa sabar dalam membantu dan membimbing penulis
selama mengikuti perkuliahan di Fakultas Hukum Universitas Kristen Satya Wacana;
4. Segenap Dosen yang telah mendidik dan memberikan ilmu kepada penulis, serta seluruh
Staff Program Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Kristen Satya Wacana;
5. Kepala Pengadilan Negeri Surakarta dan seluruh staff yang telah memberikan izin kepada
penulis untuk melakukan penelitian di Pengadilan Negeri Surakarta;
6. Mas Melik dan Mbak Harjanti yang selalu memberikan nasehat kepada penulis;

7. Seluruh responden yang telah memberikan data yang diperlukan oleh penulis;
8. Papa, Dek Nicken, Dek Bayu, Mbah Uti, Bung Adi Hatta dan seluruh keluarga besar
penulis yang senantiasa mendoakan, memberikan dukungan, serta memberikan kritik dan
saran kepada penulis;
9. Dek Nita Kumala, Mami, Babe dan keluarga yang tidak pernah lelah memberikan nasehat
dan do’a kepada penulis;

10. Paviolita Tiara, Luli Suhesti, Dessi Imawati, Dika Sembiring Emanuel Galih, para sahabat,
senasib, seperjuangan, sekontrakan yang selalu membantu, mendukung, serta tempat curhat
penulis;
11. Aditya Reza, Exa, David, Ridho, dan sahabat – sahabat kuliah penulis yang selalu
memberikan semangat;
12. Dan seluruh teman – teman, serta pihak – pihak yang tidak dapat disebut satu persatu disini.
Tulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang bertujuan untuk
kesempurnaan penulisan ini sangat penulis harapkan.

Salatiga, Februari 2016

Alfian Wahyu Anggoro


KATA PENGANTAR

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertimbangan hakim dalam menjatuhkan
penetapan permohonan izin perkawinan beda agama serta kekuatan hukum penetapan
permohonan perkawinan beda agama. Penelitian ini termasuk jenis penelitian hukum. Jenis
data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan jenis data primer, sekunder, dan tersier.
Penelitian ini meneliti tiga putusan yang dikeluarkan oleh Pengadilan Negeri Surakarta,
yaitu putusan nomor No 115/pdt.P/2008/PN.Ska, No 04/pdt.P/20 11/PN.Ska, dan PN No
421/pdt.P/2013/PN.Ska. Ketiga putusan tersebut mengenai putusan perkawinan beda agama,
ketiga putusan tersebut memiliki permohonan dan keputusan yang sama yaitu, sama-sama
dikabulkan. Akan tetapi dasar hukum dan pertimbangan yang dipakai masing-masing hakim
berbeda. Maka dari itu penulis akan meneliti perbedaan dasar hukum dan pertimbangan hakim
dalam ketiga putusan tersebut.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa ada beberapa alasan
yang mendasari Hakim dalam menjatuhkan penetapan perkawinan beda agama, alasan tersebut
dapat terbagi menjadi dua aspek, yaitu dari aspek sosial dan aspek yuridis. Alasan mengabulkan
permohonan tersebut diuraikan sebagai berikut: Negara tidak dapat melarang dan menghalangi
seseorang untuk melaksanakan perkawinan. Serta menghindarkan dan mencegah perilaku
asusila dalam masyarakat (kumpul Kebo). Serta adanya berbagai peraturan perundangan yang
menyebutkan seseorang bebas melaksanakan hak dan kewajibanya sebagai pemeluk suatu

agama, termasuk di dalamnya adalah mempertahankan agama dan kepercayaan yang dianut
tersebut.
Melihat dasar hukum dan pertimbangan serta putusan hakim maka telah sesuai dengan
hukum bahwa perkawinam berbeda agama tidak dilarang dalam sistem hukum indonesia
sebagaimana yang disitir oleh hakim pada dasar hukum dan pertimbangan. Selain itu, hakim

juga menggunakan alasan : kesepakatan para pihak untuk melaksanakan perkawinan tidak
dengan agama masing-masing.
Penetapan perkawinan beda agama yang diberikan oleh hakim bersifat mengikat bagi
kedua belah pihak yang mengajukan permohonan perkawinan beda agama, dan mempunyai
kekuatan pembuktian.
Dalam ketiga putusan yang dikeluarkan oleh Pengadilan Negeri Surakarta mengenai
putusan perkawinan beda agama, masing- masing hakim menggunakan dasar hukum dan
pertimbangan yang berbeda satu dengan yang lain. Padahal ketiga putusan tersebut memiliki
permohonan dan putusan yang sama. Hal ini berarti masih belum ada keselarasan pendapat
antara majelis hakim, hal ini disebabkan karena perbedaan penafsiran yang dilakukan oleh
hakim terhadap Undang-undang Perkawinan. Kesesuaian hukum yang digunakan hakim di
atas, masih perlu dikembangkan lagi. Hakim seharusnya tidak hanya menguasai tata peraturan
perundang-undangan semata, namun sebaiknya hakim juga menguasai norma-norma yang
berkembang di masyarakat agar bisa terjadi keselarasan di antara hakim dalam memberikan

pertimbangan pada setiap putusan permohonan perkawinan beda agama.
Tidak adanya peraturan yang mengatur tentang perkawinan beda agama berdampak
adanya ketidakpastian hukum, sehingga selayaknya tidak ada penafsiran-penafsiran yang tidak
perlu, oleh sebab itu sebaiknya dibentuk peraturan hukum yang mengatur tentang perkawinan
beda agama sehingga setiap orang akan mendapatkan hak dan kedudukan yang sama, serta
terdapat kepastian hukum.

Salatiga, Februari 2016

Alfian Wahyu Anggoro

DAFTAR ISI

Halaman

UCAPAN TERIMA KASIH .........................................................................

i

KATA PENGANTAR ....................................................................................


ii

DAFTAR ISI ..................................................................................................

vi

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................

viii

PENDAHULUAN .........................................................................

1

1.1. Latar Belakang Masalah .................................................................

1

1.2. Rumusan Masalah ...........................................................................


7

1.3. Tujuan Penelitian ............................................................................

7

1.4. Manfaat Penelitian ...........................................................................

8

1.5. Metode Penelitian ...........................................................................

8

1. Jenis Penelitian ...........................................................................

8

2. Jenis Pendekatan Penelitian ........................................................


9

3. Bahan Hukum .............................................................................

10

1.6. Sistematika Penulisan .....................................................................

11

BAB II LANDASAN TEORITIS DAN PEMBAHASAN .......................

12

2.1 Kajian Teori ....................................................................................

12

1. Teori Tentang Putusan Hakim ...................................................


12

2. Perkawinan ................................................................................

15

2.2 Pembahasan .....................................................................................

23

1. Hasil Penelitian ..........................................................................

38

BAB I

2. Analisa Pertimbangan Hakim dalam Memberi Izin untuk Melangsungkan
Perkawinan Beda Agama ...........................................................


42

3. Perbedaan-Perbedaan Dasar Hukum dan Pertimbangan Hakim dalam
Memberi Izin untuk Melangsungkan Perkawinan Beda Agama

45

4. Persamaan dasar hukum dan pertimbangan hakim dalam memberi izin
untuk melangsungkan perkawinan beda agama ........................

47

BAB III PENUTUP .......................................................................................

49

A. Kesimpulan ...............................................................................

49


B. Saran .........................................................................................

50

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................

52

LAMPIRAN....................................................................................................

54

DAFTAR LAMPIRAN

1.

Putusan Pengadilan Negeri Surakarta Nomor 115/pdt.P/2008/PN.Ska;

2.

Putusan Pengadilan Negeri Surakarta Nomor 04/pdt.P/20 11/PN.Ska;

3.

Putusan Pengadilan Negeri Surakarta Nomor 421/pdt.P/2013/PN.Ska.