KULTUR JARINGAN TANAMAN.

KULTUR
JARINGAN
TANAMAN
Dr. Fauziyah Harahap, M.Si

UNIMED

KULTUR JARINGAN TANAMAN
Penulis: Dr. Fauziyah Harahap, M.Si.
Copyright© 2011, Pada Penulis
Hak cipta dilindungi undang-undang
All rights reserved
Penata letak: Muhammad Yunus Nasution
Perancang sarnpul: Aulia Grafika
Penerbit UNIMED
Gedung Lembaga Penelitian Lantai I
]I. Willem Iskandar, Pasar V
Kocak Pos 1589- Medan 20221
Telp. (061)6613365 Fax. (061)6614002
Contact person: M.Rizal 0811 60 4291
Enron 0813 6134 1334

Cetakan pertarna: Desember 2011
ISBN 978-602-8848-58-9

Dicetak oleh:
Perdana Mulya Sarana
jl. Sosro No. 16A Medan 20224
Telp. 061-7347756, 77151020 Faks. 061-7347756
Email: asrulmedan @gmail.com
Contact person: 08126516306

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT pencipta alam semesta
dan merupakan surnber dari segala sumber ilmu, atas izin dan kehendakNya
naskah buku teks yang berjudul "KULTUR JARINGAN TANAMAN" ini dapat
diselesaikan
Naskah buku teks ini disusun benujuan untukmemerjernahkan, merangkurn,
dan mensosialisasikan penelitian yang telah penulis lakukan, juga berbagi
pengalaman selarna penulis mengelola dan meneliti beberapa tanaman di
laboratoriurn kultur jaringan YAHDI serta pengalaman penulis selama mengajar

mata kuliah Kultur Jaringan sejak tahun 2006 hingga sekarang.
Buku inijuga ditujukan untuk penambahan wawasan khususnya untuk
kepentingan perkuliahan mahasiswa dan bahan bacaan bagi peminat lainnya.
Naskah buku ini relah mulai disusun sejak tahun 2007 hingga sat ini sudah
beberapa kali dilakukan penyempumaan. Melalui Kompetisi HIBAH BUKU
TEKS penulis mendapatkan kesempatan mewujudkan buku ini.
lsi buku ini terdiri dari Pendahuluan, Desain Laboratorium, Media Kultur
Jaringan, Konsep Horman, Pernuliaan Tanamansecara/n Virro, Variasi Somaklonal,
Metabolic Sekunde:t; Pelestarian Plasma Nutfah In Vitro dan Aklimatisasi Tanaman
Hasil Kultur Jaringan, Kultur Jaringan Manggis, yang mana dalam setiap Bab
nya berisi hasil penelitian, pengalaman penulis selama melakukan penelitian,
studi literatur dan perkuliahan.
lsi Buku ini disesuaikan dengan materi perkuliahan KULTURJARINGAN
TANAMAN serta perkembangan ilmu saat ini. Mudah mudahan buku ini
dapat bermanfaat bagi pengguna, khususnya mahasiswa dan peminat lainnya.
Kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan isi Buku Teks
ini.

Medan, 30 Juli 2011
Penulis


v

DAFTAR lSI

Halaman
Kata Pengantar .......... .... .. ..... .. .............. .............. ..............................
v
Daftar lsi ....................................... .. ............ .. .... ..... ...... ....................

vi

BAB I

: PENDAHULUAN ........................................... .. ....... .. ..

1

BAB II


: LABORATORIUM KULTUR JARINGAN ......................

13

BAB III

: MEDIA KULTUR JARINGAN .............. ................. .. .... .

34

BAB N

: KONSEP HORMON ....................................................

61

BAB V

: PEMULIAAN TANAMAN SECARA IN VITRO ... ....... .. .


91

BAB VI

: KERAGAMAN SOMAKLONAL....................................

126

BAB VII

: PRODUKSI SENYAWA METABOUT SEKUNDER .......

139

BAB VIII

: PELESTARIAN PLASMA NUTFAH PADA KULTUR
IN VITRO....................................................................

146


BAB IX

: AKLIMATISASI TANAMAN HASIL KULTUR IN
VITRO........................................................................

154

: KULTUR JARINGAN TANAMAN MANGGIS...............

160

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ ···

164

INDEKS ............................................................................................

171


CURRICULUM VITAE.......................................................................

173

BAB X

VI

BAB I
PENDAHU LUAN

Kompetensi Dasar:
1.
2.
3.
4.

Mampu mendeskripsikan teori sel yangmerupakan dasar
kultur jaringan.
Mampu menjabarkan konsep "Totipotensi sel".

Mampu menganalisis kegunaan kultur jaringan.
Mampu meneskripsi pembagian teknik kultur jaringan.

Perkembangan ilmu Biologi akhir akhir ini sangat pesat dan sejajar dengan
bidang- bidang lainnya seperti telekomunikasi dan komputer. Dengan prinsip
dasar pemanfaatan sistem biologi pada level sel a tau bagian-bagian sel untuk
menghasilkan produk yang diperlukan, maka muncullah cabang ilmu biologi
terapan yang disebut kultur jaringan.
Kultur jaringan merupakan terjemahan dari Tissue c ulture. Tissue
dalam bahasa Indonesia adalah jaringan yaitu sekelompok sel yang mempunyai fungsi dan bentuk yang sama, Culture diterjemahkan sebagai kultur
atau pembudidayaan. Sehingga kultur jaringan diartikan sebagai budidaya
jaringan/ sel tanaman menjadi tanaman utuh yang kecil yang mempunyai
sifat yang sama dengan induknya.
Street (1977) mengemukakan terminologi, Plant tissue culture is generally
used for the aseptic culture of cells, tissues, organs, and their components
under defined physical and chemical condition in vitro. Atau: Kultur Jaringan
adalah kultur aseptik dari sel,jaringan, organ, atau bagian lain yang kompeten
untuk dikulturkan dalarn komposisi kimia tertentu dan keadaan lingkungan
terkendali.
Thorpe (1990) rnelanjutkan definisi tersebut, Plant cell! tissue culture,

also referred to as in vitro, aseptik, or sterile culture is an important tool
in both basic and applied studies as well as in commercial application.

1

2

KULTUR JARINGAN TANAMAN

Artinya, kultur jaringan dapat didefenisikan sebagai metode untuk
mengisolasi bagian tanaman seperti protoplasma, sel, sekelompok sel, jaringan
dan organ dan menwnbuhkannya dalam media yang tepat dan kondisi aseptik,
sehingga bagian-bagian tersebut dapat memperbanyak diri dan beregenerasi
menjadi tanaman lengkap.
Kadang kala kultur jaringanjuga disebut sebagai kultur in vitro, mengapa
demikian ?, jika kita tarik dari definisi masing-masing kata yaitu: berasal
dari in vitro culture. Culture diterjemahkan sebagai kultur (pembudidayaan,
budidaya), in diterjemahkan sebagai didalam, vitro berasal dari kata vitrus,
yang artinya gelas kaca, transparan, sehingga kultur in vitro adalah budidaya
sel, jaringan pada tabung kaca

Yang menjadi penanyaan adalah, mengapa sel atau jaringan atau bagianbagian tanaman tersebut dapat beregenerasi menjadi individu! tanaman utuh ?,
sememara di awalnya hanyalah sebuah set a tau sepotong jaringan ? adakah
sesuatu yang tersimpan yang dimiliki sebuah sel sehingga sel tersebut dapat
beregenerasi menjadi tumbuhan utuh ? .
Keadaan ini dapat terjadi karena adanya kemampuan totipotensi pada
sell jaringan. Totipotensi sel adalah kemampuan total suatu sel untuk dapat
meregenerasikan dirinya menjadi individu! tanaman utuhjika ditempatkan pada
media dan kondisi yang tepat. Pertanyaan lanjutan akan muncul, yaitu mengapa
kemampuan total ini dapat dibangun atau dimiliki oleh sel dan sel dapat beregenerasi? Hal ini tentulah dikarenakan sel terse but memiliki rnateri/ substansi
genetik (DNA).
Kemampuan totipotensi ini belum sepenuhnya berlangsung sukses
pada hewan dan manuasia. Sampai saat ini pada sel hewan keberhasilan baru
pada tahap ploripotensi, walaupun kita ketahui bersama bahwa "Dolly
and Dolly'' hasil kloning berhasil sukses diciptakan namun ada beberapa
hal yang perlu dicatat dari eksperimen tersebut, bahwa sel-sel yang digunakan
sebagai sumber eksplan untuk menciptakan Dolly adalah bersumber dari selsel germinal (sel-sel yang berhubungan dengan sel kelarnin), tepatnya dari
sel kelenjar mammae, bukan dari sel somatic, hal lain yang dapat dicatat adalah
bahwa kesuksesan terse but tidak bertahan lama seperti halnya jika kita mengkulturkan sel-sel tumbuhan yang kemudian kita akan dapat menghasilkan
tumbuhan utuh dan dapat diperbanyak.
Perkembangan sampai saat ini ialahjika kita mengkulturkan sel I jaringan

usus pada media yang sesuai untuk pertumbuhan dan regenerasi, maka hasil
yang didapat adalah sell jaringan usus yang dikulturkan tadi memperbanyak

KULTUR JARINGAN TANAMAN

3

diri dalam jumlah besar; namun belum dapat berdifrensiasi lebih lanjut,
kecuali jika sumber jaringan tersebut berhubungan dengan sel-sel germinal,
seperti kasus domba Dolly yang berasal dari kelenjar mammae.
Teori dasar dari kultur jaringan adalah apa yang diusulkan oleh Gottlieb
Habe rlandt dari German Acade my of Sciense pada tahun 1902 dengan
eksperimen yang dilakukan dengan "Kultur sel tunggal" yang diisolasi dari
sel vegeratif, hingga penelitian berhasil. Haberlandt disebut sebagai Bapak
Kultur jaringan (Father of plant tissue culture)
Penelitian dilanjutkan oleh pioneer-pioneer seperti White (1963), Bhojwani
(1983), Robb (1922) yang berhasil mengkulturkan ujung akar tomat yang
masih sangat meristematis.
Tehnik kultur jaringan ini berkembang didasarkan pada penelitianpenelitian Scheilden dan Schwann temang kompetensi sel secara total yang
disebut totipotensial. Scheildein (1833) dan Schwann (1839) mengatakan,
sel merupakan unit dari structural dan fungsional dari organisme yang dapat
berkembang secara otonorni. Teori ini di uji coba oleh Voching (1878) pada
induksi kalus dan akhimya kalus dapat beregenerasi, tumbuh ke bagian atas
membemuk tunas dan ke bagian bawah membentuk akar (bipolar)
Kultur jaringan a tau budidaya jaringan merupakan awal revolusi dalam
bioteknologi, dan disebur sebagai pionir/ cikal bakal munculnya bioteknologi
lanjutan seperti transfer gen dsb. Kloning pada anggrek merupakan sukses
yang penama, dimana satu mata tunas yang ditanam dengan media cair
dan penggojokan dapat menghasilkan 10 jura tanaman anggrek yang seragam
dalam waktu 1 tahun.
Kultur in vitro banyak digunakan untuk melanjutkan a tau memperbaiki
metode pemuliaan tradisional/konvensional dan untuk melakukan modifikasi
terhadap tanaman dan perbaikan tanaman.
Banyak masalah sudah terpecahkan dengan menggunakan tehnik kultur
jaringan ini, beberapa masalah terpecahkan seperti masalah penyilangan
dari tanaman yang inkompatibel, induksi tanaman haploid dengan menggunakan
kultur in vitro, dengan tehnikyang terkontrol dapat memproduksi interspesifik
dan imergenerik hybrids. Contoh lain adalah kultur embrio, ovary dan ovul
pada tanaman barley yang digunakan untuk memperoleh tanaman monoploid, mekanisme ini digunakan unruk mengatasi masalah dormansi biji.
Perkembangan lanjutan dari kultur in vitro adalah budidaya protoplas
yang merupakan sukses besar dengan hasil yang sangat penting untuk kepentingan
banyak ilmu. Dampak dari keberhasilan isolasi protoplas, maka sel hidup

4

KULTUR JARINGAN TANAMAN

yang telanjang, yang dinding selnya dihilangkan secara enzymatis dengan
selulase dan pektinase, maka budidaya jaringan maju selangkah lagi, yaitu
dengan berhasilnya mengadakan fusi protoplas dengan bantuan zat-zat kimia
antara lain Poll Etilen Glikol (PEG) atau arus lisnik, maka terjadilah apa yang
disebut Somatik Cross.
Beberapa hasil somatic cross yang telah berhasil yaitu: Pomato, suatu
silangan antara kentang (Potato) dan to mat (Tomato). Silangan yang masih
berupa jaringan, diperoleh antara kedele dengan jagung, an tara kedele dengan
padi.
Belum tuntas penelitian mengenai fusi protoplas, budidaya jaringan
telah maju selangkah lagi, yaitu dengan keberhasilan para ilmuan menghasilkan
metabolit sekunder. Metabolit sekunder yang pertama dihasilkan adalah
metabolit berberin dari Copti.s japonica, diikuti dengan metabolit lainnya.
Banyak hal dapat dilakukan dengan menggunakan tehnik kultur jaringan
antara lain :
1.

Membuat perbanyakan tanaman. Dengan menggunakan tehnik in vitro
ini kita dapat menghasilkanjumlah tanaman yang berlipat ganda dalam
waktu singkat, seragam, bermutu handal. Beberapa penelitian telah
dilakukan oleh Harahap (200Sa, 2006a, 2007) pada perbanyakan tunas
in vitro tanaman manggis (Garcinia mangostana L.) dengan berbagai
modifikasi ZPT dan pola pemotongan eksplan yang berbeda dan menunjukkan
keberhasilan.

2.

Memacu pertumbuhan. Harahap telah memanfaatkan arang aktif dalam
kultur in vitro untuk meningkatkan pertumbuhan anggrek, pemberian
arang aktif3 gr/ liter media mampu meningkatkanjurnlah tunas anakan
anggrek dendrobium

KUl TUR JARINGAN TANAMAN

Media MS

MS+A.A 1,5gll

MS + Arang Aktif 0,5 g/1

MS+AA 2gll

5

MS + Arang Aktif 1 g/1

MS+AA 3gll

Penggunaan air kelapa pada kultur in vitro juga dapat memacu terbentuknya
anakan pada nenas in vitro, namun konsentrasi yang terlalu tinggi dapat
menghambat pembentukan tunas anakan.

MS

MS +Air Kelapa (AK) 5%

MS +A K 10%

MS+AK15%

Pada media MS, tanaman nenas tumbuh seperti biasa, tunas/anakan tidak
terlalu banyak. Pada media MS +Air Kelapa 5%, tunas/anakan yang tumbuh
terlalu rapat. Pada media MS +air kelapa 10%, pertumbuhan tunas lebih
banyakdan Iebih segcu: Dan pada media MS +air kelapa 15%, tidakdijumpai
adanya tunas/anakan sama sekali dan pertumbuhan nenas juga kurang
baik.
3.

Memanipulasi jumlah kromosom, dengan zat kimia seperti kolkhisin,
asenaphthen atau menggunakanjaringan endosperm (3n), dan lainnya.
Harahap (1994), mendapatkan jumlah kromosom kacang hijau dari 23

6

KULTUR JARINGAN TANAMAN

menjadi 46 kromosom dengan mengguna.kan larutan kolkhisin,juga ditemt.ikan
sel-sel yang memiliki dua inti, pembesaran inti dan lain-lain. Harahap
(1998), juga menemukan penggandaan jurnlah kromosom akar bawang
merah akibat perlakuan kolkhisin dengan dosis tertentu.

a. Sel kacang hijau dengan jumlah kromosom=23,
b. kromosom mengalami kelipatan,
c.d. sel menuju pembelahan
4.

Mendapatkan tanaman haploid dan double haploid melalui kultur anther. Iswari (2000) mendapatkan tanaman padi haploid yang berasal
dari anther padi. Suharsono dan Muswita (2004) mendapatkan tanaman
cabe haploid yang berasal dari anther cabe.

5.

Polinasi yang dilakukan secara in vitro, untk mengatasi em brio- em brio
yang secara normal sering mengalami gugur ( abortit).

6.

Mendapatkantanamanyangmemilikivariasisomaklonal,dengan mengguna.kan
zat pengatur tumbuh atau perlakuan fisik. Harahap (2005a) dengan
menggunakan teknik induksi mutasi dengan radiasi sinar gamma mampu
meningkatkan variasi genetik tanaman manggis (Garcinia mangostana
L.) dan telah dilakukan analisis perubahan I pertumbuhan (Harahap,
2003; 2005a) serta telah didapat lethal dosis 50% (Harahap, 2005b),
anal isis perubahan genetikyang dianalisis dengan penanda isozim (Harahap,
2005a; Harahap, 2006b), respon pertumbuhan, perubahan morfologi,
perubahan histologi, Harahap, 2006c, 2006d).

7.

Fusi Protoplas, yang bersifat intraspesifik ataupun interspesifik. Purwito
(1999), mendapatkan tanaman kentang yang beragam hasil perlakuan
fusi protoplas dengan menggunakan PEG dan elektrofusi.

KULTUR JARINGAN TANAMAN

8.

7

Sebagai alat untuk Bioteknologi dalam transfer gen-gen tertentu. Kultur
jaringan sangat mutlak dibutuhkan, karena dalam setiap transfer gen
tertentu, maka mau tidak mau harus melibatkan tahapan kultur jaringan
karena pelaksanaan hampir seluruh kegiatan transfer gen semuanya
diintegrasikan ke jaringan/ sel tanaman, setelah itu diJakukan pengamatan
apakah gen yang ditransfer terintegrasi ke jaringan tanaman terse but dan
selanjumya bagaimana ekspresi gen tertentu tersebut padajaringan tanaman
itu.

Dalam pelaksanaan metode kultur jaringan syarat-syarat tertentu harus
dipenuhi. Syarat pokok adalah laboratorium dengan segala sarana dan prasarana
serta fasilitasnya. Laboratorium harus menyediakan alat-alat kerja, seperti
autoklap, laminar air flow cabinet, kompor; panci-panci, meja, botol-botol, alat
alat tanam dan lain-lain. Kondisi yang tercipta harus aseptik, sarana pendukung
lainnya seperti air; listrik dan bahan bakar minyak atau gas harus ready stock.
Untuk melaksanakan tehnik kultur jaringan ini, para pelaksananya harus
merniliki Jatar belakang ilmu - ilmu dasar tertentu seperti botani, fisiologi
tumbuhan, kimia dan fisika. Untuk penelitian yang berafiliasi kearah terapan,
dibutuhkan pengetahuan ilmu ilmu lainnya, seperti biokimia, mikrobiologi,
sitologi, histologi, bioteknologi (Suryowinoto, 1994). Para peneliti yang berkecimpung dibidang ini dituntut memiliki ketekunan dan kesabaran yang
tinggi serta dapat bekerja secara serius dan intensif.
Perbanyakan dengan menggunakan tehnik kulrur jaringan, sangat diperlukan
pada tanaman-tanaman yang (Gunawan 1992, Wattimena 2000, Harahap,
2008):
1.
2.
3.
4.

5.

Memiliki persentase perkecambahan biji sangat rendah. Dengan bantuan
ZPT tertentu hal ini dapat diatasi.
Tanaman hibrida yang berasal dari tetua yang tidak steril
Hibrida - hibrida yang unik. Hibrida ini merupakan sumber daya genetik
untuk kelengkapan koleksi sumber plasma nutfah.
Tanaman langka, dilakukan perbanyakan normal dengan kultur sel, kalus,
tunas atau dengan mengkombinasikan perlakuan dengan batang bawah
dari tanaman lain yag memiliki kecepatan tumbuh jauh lebih cepat
sehingga memungkinkan diperoleh percepatan pelestarian pohon unik
dan langka tersebut
Tanaman yang diperbanyak dengan cara vegetatif, seperti pisang, kentang,
strobery, krisan, anggrek dll.

8

KUL TUR JARINGAN TAN AM AN

Keuntungan lain dari penggunaan tehnik ini adalah, didapatkannya
tanaman dalamjumlah banyak dalam waktu yang singkat, beberapa peneliti
telah mendapatkan hasil yang berbeda secara significant dengan menggunakan
tehnik ini, didapatkan jumlah tanaman yang beribu -ribu, dimana jumlah
sedemikian tidak mungkin dapat dicapai dengan perbanyakan secara konvensional.
Hanya saja dengan tehnik ini terdapat juga faktor pembatas seperti,
tenaga kerja, fasilitas yang terbatas, dan terdapatnya kontaminasi. Dalam
pelaksanaan metode kulrur jaringan ini, semua kegiatan dilakukan di dalam
laboratorium sehingga sangat diperlukan sterilitas yang tinggi.
Seleksi tanaman merupakan kegiatan pertanian yang telah ada sejak
manusia mulai mengadakan budidaya pada tanaman. Seleksi tanaman dengan
segala tujuannya (mengeliminir penyakit, meningkatkan basil, variasi somaklonal,
transfer gen tertentu dan lain-lain) jika dilakukan secara konvensioal, memerlukan
jumlah tanaman yang sangat banyak, lahan yang luas, memerlukan pemeliharaan
yang intensif dan memerlukan waktu yang lama.
Namun dengan adanya kulturjaringan ini, diperoleh tanaman yang memiliki
sifat sesuai keinginan kita, misalnya bebas penyakit, mempunyai hasil tinggi,
bervariasi secara genetik, dapat kita hasilkan dalam waktu yang lebih sing kat.
Walaupun banyak tanaman dapat diregenerasikan namun masih banyak
tanaman, terutama tanaman tropik, belum sepenuhnya dapat dimengerti
mekanisme regenerasinya sehingga masih ada kendala dalam regenerasinya
dan sampai saat ini masih terus dilakukan penelitian untuk hal ini, dengan
berdasar pada percobaan terdahulu yang memberi latar belakang yang sistematis
untuk pemecahan masalah.
1.

2.

3.

4.

Beberapa teknik Kultur Jaringan yang sudah kita kenai saat ini adalaha:
Kultur Organ (Organ Culture) : Kultur yang menggunakan sumber eksplan
adalah organ tanaman, seperti: akar, batang, daun, pucuk, tunas aksilar,
aksilar, embrio.
Kultur Kalus (Callus Culture) : kalus adalah kumpulan sel yang a mort,
kumpulan sel yang bel urn berdifrensiasi lanjut. Kultur kalus merupakan
kultur yang terdiri dari sel-sel yang belum terorganisir, terdiri dari sel
dan jaringan parenkim.
Kultur Suspensi sel (Suspension Culture) : Kultur sel bebas a tau kumpulan
sel yang ditempatkan pada media cair, dan dishaker (digojok) dengan
kecepatan tertentu. Eksplan awal untuk kultur sel biasanya adalah kalus.
Kultur protoplasma : Kultur yang memperlakukan eksplan dengan enzim
tertentu sehingga dihasilkan sel tunggal yang tidak memiliki dinding sel.

KULTUR JARINGAN TANAMAN

5.
6.
7.
8.

9

Untuk keperluan hibridisasi somatik, maka difusikan dua macam protoplas
intraspesifik ataupun imerspesifik
Kulrur Anther : yairu kultur yang berasal dari anther sebagai sumber
eksplan (alat reproduktif) tanaman.
Kultur Ovul: yaitu kulturyang berasal dari ovul sebagai sumber eksplan
(alat reproduktif) tanaman.
Kultur em brio. Kultur yang sumber eksplannya adalah embrio tanaman.
Dan lain lain

Seleksi tanaman merupakan kegiatan pertanian yang telah ada sejak
manusia mulai mengadakan budidaya pad a tanaman. Seleksi tanaman dengan
segala tujuannya (untuk mengeliminir penyakit, meningkatkan hasil, variasi
somaklonal, transfer gen tertentu dan lain-lain) jika dilakukan secara konvensional,
memerlukanjumlah tanaman yang sangat banyak, lahan yang luas, memerlukan
pemeliharaan yang intensif dan memerlukan waktu yang lama.
Namun dengan adanya kultur jaringan ini, diperoleh tanaman yang
memiliki sifat sesuai keinginan kita, misalnya bebas penyakit, mempunyai
hasil tinggi, bervariasi secara genetik, dapat kita hasilkan dalam waktu yang
lebih singkat.

Pertanyaan:
1.

Isrilah Tissue Culture biasa diartikan sebagai kultur jaringan. Dimana
kultur jaringan ialah :
Menghasilkan tanaman baru yang berbeda dengan induknya
Membudidayakan tanaman yang masih kecil
Budidaya jaringan/sel tanaman menjadi tanaman utuh yang kecil
yang mempunyai sifat yang sama dengan induknya
d. Budidaya sel danjaringan baru yang dihasilkan dari tanaman yang
hampir punah tetapi ada perbedaan sifat yang dihasilkan
(kunci jawaban : C, tipe soal C2 )

a.
b.
c.

2.

Contoh kultur yang menggunakan bahan eksplan dari Iapang untuk
inisiasi disebut dengan :
a. Kultur kalus
b. Kultur organ
c. Kultur haploid
d. Kultur protoplasma
(kunci jawaban : B, tipe soal C1)

10

3.

KUL TUR JARINGAN TANAMAN

Banyak hal dapat dilakukan dengan menggunakan teknik kulrur jaringan
antara lain kecuali :
a. Membuat perbanyakan tanaman
b. Memacu pertumbuhan
c. Memanipulasi jurnlah kromosom, dengan zat ldmia
d. Tidak mempercepat tanaman dalam pertumbuhan dan perkembangan
(Kunci jawaban : D, ripe soal C2)

Test Essay:
1.

Kultur jaringan merupakan terjemahan dari Tissue culture. Tuliskan
pengertiannya.

2.

Mengapa perbanyakan dengan menggunakan tehnik kultur jaringan sangat
diperlukan pada tanaman ?

3.

Dengan menggunakan rehnik kulrur jaringan, banyak hal dapat dilakukan,
tuliskan minimal 5 hal yang dapat dilakukan dengan rehnik ini.

GLOSARIUP1
Kultur jaringan:
Budidayajaringan/sel tanaman menjadi tanaman utuh yang kecil yang
mempunyai sifat yang sama dengan induknya
In vitro:
Dari bahasa Latin, berani "di dalam kaca" adalah isrilah yang dipakai
dalam biologi untuk menyebutkan kultur suatu ill, jaringan, a tau bagian
organ tenentu di dalam laboratorium
Totipotensi:
Kemampuan total suatu sel untuk dapat meregenerasikan dirinya menjadi
individu/tanaman untuhjika ditempatkan pada media dan kondisi yang
tepat
Ploripotensi:
Sel-sel yang dapat berdiferensiasi menjadi semuajenis sel dalam tubuh,
namun tidak dapat membentuk suatu organisme baru
Kloning:
Proses menghasilkan individu-individu dari jenis yang sama (populasi)
yang identik secara genetik
Sel germinal:
Sel kelarnin, yaitu sel kelamin betina dan sel kelamin jantan

KULTUR JARINGAN TANAMAN

11

Sel somatik:
Semua jenis sel yang membenruksuaru organisme, kecuali sel garnet organisme
terse but
Regenerasi:
Menumbuhkan kembali bagian tubuh yang rusak atau lepas
Meristematis:
Jaringan yang sel-selnya selalu membelah serta belum berdifferensiasi
Embrio:
Hasil peleburan sel kelarnin jantan dan betina, missal: eukariota diploid
multisel dalam tahap paling awal dari perkembangan.
Protoplas:
Sel (tanaman) yang telah kehilangan dinding selnya
Enzim:
Biomolekul berupa protein yang berfungsi sebagai katalis (senyawa yang
mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu reaksi
kimia organik
Selulas e:
Nama bagi semua enzim yang memutuskan ikatan glikosidik beta-1,4 di
dalam selulosa, sedodekstrin, selobiosa, dan turunan selulosa lainnya
Pektinas e :
Enzim yang digunakan dalam proses degradasi molekul pektin (sejenis
kompleks polisakarida)
Metabo lit sekunder:
Senyawa metabolit yang tidak esensial bagi perrumbuhan organism tersebut
dan ditemukan dalam bentuk yang unik atau berbeda-beda antara spesies
yang satu dan lainnya
Kromosom:
Struktur di dalam sel berupa deret panjang molekul DNA dan berbagai
protein terkait seperti histon dan faktor transkripsi yang terdapat pada
beberapa deret, yang merupakan informasi genetik suatu organisme.
Kolkhisin:
Alkaloid toksik dan karsinogenik yang diperoleh dari ekstrak tumbuhan
Colchicum autumnale dan beberapa anggota suku Colchicaceae lainnya
Asenaphthen:
Hidrokarbon polisiklik aromatik (PAH) yang terdiri dari naftalena dengan etilen
Endosperm:
Jaringan yang diproduksi di dalam biji oleh tanaman berbunga setelah
pembuahan. Jaringan ini mengelilingi embrio dan memberikan nutrisi
dalam bentuk pati atau dapat berisi minyak dan protein

12

KUL TUR JARINGAN TANAMAN

Haploid:
Kond.isi (individu) denganseparuhjwnlah genomsel nonnal (sel somatiknva);
biasa dilambangkan dengan x = n.

Polinasi:
Jatuhnya serbuk sari pada permukaan putik (kepala putik).

Variasi genetik:
Variasi yang terjadi pada bahan genetik, umumnya terekspresi pada fenotif

Histologi:
Bidang biologi yang mempelajari tentang struktur jaringan secara detail
menggunakan mikroskop pada sediaan jaringan yang dipotong tipis.

Isozim:
Variasi yang terjadi pada bagian enzim yang tidak aktif (yang terjadi biasanya
perubahan pada daya kerja enzim) tetapi enzim masih tetap berfungsi.

BAB II
LABORATORIUM
KULTUR JARINGAN

Kornpetensi Dasar :
1.

Mampumenggarnbarkan ruangan yang terdapat di dalarn
laboratoriurn kultur jaringan

2.

Marnpu menuliskan alat-alat yang terdapat dalarn berbagai
ruangan laboratoriurn kultur jaringan.
Marnpu rnendeskripsikan penggunaan alat pada teknik
kultur jaringan

3.

Laboratorium kultur jaringan menumut aseptisitas yang sangat tinggi.
Seluruh tahapan/ prosedur teknik kultur jaringan juga harus dalam kondisi
aseptic. Oleh karena itu seluruh ruangan didalarn laboratoriurn hendaknya
dalam keadaan aseptik, terutarna ruangan kultur a tau inkubasi harus dalam
kondisi benar-benar aseptic. Pada ruangan kultur seluruh tanarnan hasil
perbanyakan/ hasil perlakuan ditumbuhkan.
Laboratoriurn kultur jaringan sebaiknya dibangun pada daerah yang
rnemiliki udara bersih,jauh dari debu dan polutan lainnya, hal ini untukrnengelirninir
terjadinya kontarninasi. Oleh karena itu biasanya bangunan ini dibuat diternpat
jauh dari kerarnaian. Bangunan laboratorium sebaiknya rnerniliki pernbagian
ruangan yang teratur sehingga setiap aktivitas yang berbeda dilakukan pada
ruang yang berbeda, tetapi seluruh ruangan harus saling berhubungan.
Ruangan-ruangan pada laboratorium kulturjaringan rnenghendaki beberapa
ruangan standart, narnun dalarn kenyataannya selalu dilakukan rnodifikasih
dan hal ini sudah dilakukan oleh penulis dalam rnendesain beberapa laboratorium
kultur jaringan. Dibawah ini adalah beberapa ruangan yang hams ada dalarn
sebuah laboratorium kultur jaringan:
1.

Ruangan Analisa

13

14

2.
3.
4.
5.
6.

KULTUR JARINGAN TANAM AN

Ruangan
Ruangan
Ruangan
Ruangan
Ruangan

Sterilisasi
Preparasi
Stok
lsolasi/Transfer
Kultur

1. Ruan gan Analis a/ Ruangan S erba G una
Ruangan ini biasanya digunakan untuk ternpat menganalisis, mengamati
mendiskusikan hasil perlakuan terhadap eksplan yang telah ditanam terdahulu.
Hasil perlakuan yang telah dilakukan terhadap eksplan tertentu perlu diamati
untuk melihat perbedaannya dan untuk membandingkannya dengan keadaan
awal eksplan sewaktu ditanam. Oleh sebab itu dibutuhkan alar- alar dan ruangan
untuk analisa lebih lanjut.
Nat- alat dan bahan yang ada diruangan analisa, antara lain adalah 1).
Gambar- gambar informasi tentang kultur jaringan, 2). Bahan-bahan media:
(di dalam lemari), 3). Alat- alat yang dibutuhkan untuk pengamatan hasil
kultur jaringan (mili meter blok, jangka sorong, mistar) biasanya disimpan
di lemari. Didalam ruangan ini urnurnnya terdapat :
Mikroskop
Object glass dan cover glass
Microtome dan perlengkapannya
Loupe
Untuk kebutuhan yang lebih tinggi/canggih, alat-alat yang berhubungan
dengan pengamatan DNA juga diperlukan seperti : inkubator/water bath,
lemari es, sentrifuge, elektroforesis, pipet mikro dengan berbagai ukuran, eppendorf
1,5 mJ dan 25 j.Ll, ujung tip dengan berbagai ukuran dan perlengkapan pengamatan
(larutan etidium bromide), kamera fo ro folaroid tipe tertentu atau komputer
yang dilengkapi dengan kamera khusus untuk pengamatan DNA.

2 . Ruangan Sterilisasi
Ruangan sterilisasi adalah ruangan tempat dimana seluruh alat kultur
jaringan dibersihkan. Sebaiknya ruangan sterilisasi dibagi dua bagian, yaitu
ruangan pertama digunakan untukmensterilkan alat-alatyang tidak terkonamis~
ruangan kedua digunakan untuk mensterilkan alat-alat yang terkontarninasi.
Untuk rnensterilkan alat yang tidak terkontaminasi alar yang dibutuhkan di
dalam ruangan ini adalah westafel dan autoklaf.

KULTUR JARINGAN TANAMAN

15

Unruk mensteriJkan alat-alat/ botol yang terkontaminasi haruslah dipisahkan
ruangan dan peralatan yang digunakan. Pada laboratorium berskala besar,
ruangan ini dilengkapi dengan autoklafyang khusus digunakan unruk mensterilkan
botol yang terkontaminasi,jadi botol-botol yang berisi tanaman yang terkontaminasi
terlebih dahulu di autoklaf sebelum dicuci secara bersih di westafel.
Pengalaman penulis selama melakukan penelitian, alat-alar yang digunakan
untuk mencuci botol yang terkontaminasi haruslah dibedakan/dipisah dengan
alat untuk mencuci botol yang tidak terkontaminasi, baik kain pencuci,
batang kayu dan wadahnya.
Jika kita tidak memiliki autoklaf dalamjum1ah banyak, kondisi ini dapat
diatasi dengan cara memisahkan rempat dan alat pencucian botol terkontaminasi
dengan borol yang tidak terkontaminasi. Penga1aman menunjukkan botol
terkomaminasi harus dicuci 2 kali untuk memastikan botol benar-benar bersih
sebelum dilanjutkan dengan mengautoklafnya.
Pembagian ruangan sterilisasi dapatjuga dengan cara sebagai berikut:
Kamar mandi, digunakan unruk tempat pencucian botol yang terkontarninasi.
Ruangan yang merniliki westafel, untuk tern pat pencucian alat- alat yang
bersih
Alat dan bahan yang harus ada pada ruangan ini antara lain: alat pencuci
botol seperti kain! sabut pencuci, sikat gigi, sikat panjang, batang kayu (untuk
mencuci botol besar), autoclaf.
Autoclaf ada beberapajenis, autoklaf sederhana dengan sumber listrik
dan dengan kompor gas dan autoklaf programmable. Autoklafjenis ini memiliki
perangkat pengukur tekanan dan timer untuk mengukur waktu.

Gam bar 1: Proses
sterilisasi tahap
pertama dengan
mencuci
menggunakan
detergen dan air
mengalir,

Gambar 2: Proses sterilisasi tahap kedua dengan mengautoklaf botol
dan alae kultur jaringan

16

KULTUR JARINGAN TANAMAN

3 . Ruangan Pr eparasi
Ruangan preparasi adalah ruangan yang digunakan untuk mempersiapkan
eksplan, membuat media dan hallainnya. Pada ruangan ini dibutuhkan fasilitas,
seperti meja untuk mempersiapkan bahan tanaman, untuk meletakkan alatalat. Ruang persiapan dibutuhkan untuk :
Mempersiapkan/ membuat media kultur jaringan Mempersiapkan dan
mensterilisasi eksplan dari lapang yang akan digunakan
Tempat mencuci alar pembuatan media
Tempat penyimpanan alat - alat gelas.
Tempat penyimpanan zat kimia, media kultur jaringan.

Gambar 3. Bahan-bahan kimia yang diperlukan untuk pembuatan media kultur
jaringan

Gambar 4. Alat-alat glass yang diperlukan untuk preparasi media, terdapat
pada ruang preparasi

KULTUR JARINGAN TANAMAN

17

Gambar 5. Tempat membuat media, seluruh bahan dicampur ditempat ini

Gambar 6. Berturut-turut: a) Eksplan asam kandis yang sedang dipersiapkan
umuk disterilisasi, b) Sterilisasi eksplan: mencuci eksplan dengan detergen,
c). Tahapan lanjut sterilisasi dengan bak-rerisida dan fungisida. (seluruhnya
dilakukan pada ruang preparasi)
Alat - alat kultur jaringan yang umumnya terdapat dalam ruangan
preparasi ini adalah :
1.

Alat gelas standard:
Beaker glass dengan berbagai ukuran, misalnya: 100 ml, 500 ml
Gelas ukur: 10 ml, 25 ml, 50 ml, 100 ml, 500 ml, 1000 ml.
Pipet tetes
Pipet dengan berbagai ukuran
Erlenmeyer: 100 ml, 500 ml, 1000 ml.
Petridish.
Pipet mikro
Botol kultur kecil: tempat alat tanam pada saat penanaman
Botol kultur besar : tempat media dan palnlet ditumbuhkan Satang
pengaduk

18
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.

KUL TUR JARINGAN TANAMAN

Alat tanam yang telah bersih: gunting, pinset, pisau, spatula, petridish,
skalpel dll.
Spatula
Timbangan analitik
Lemari es: untuk menyimpan larutan stok, vitamin dan zat pengatur
tumbuh.
Hot plate dengan magnetik stirrer
Larnpu bunsen
Oven/Incubator
pH meter (pH meter manual a tau digital) atau kertas indikator.
Autoklaf
Panci
Alat pencuci
Rak piring kecil untuk pengeringan alat
Lemari, tempat alat-alat, bahan kirnia dan alat lain seperti alumunim foil,
karet, plastik.
Sentrifuse (untuk pengembangan laboratorium)
Shaker (untuk pengembangan laboratorium)
Lemari as am Gika diperlukan)
Kereta dorong atau troli, unruk mengangkat media dan alat setelah di
autoklaf ke ruangan isolasi/transfer.

Gambar 7. Ruangan Preparasi

KUL TUR JARINGAN TAN AM AN

19

Gambar 8. Timbangan analitik, a) Timbangan analitik digital, b) Timbangan
analitik manual, c) Proses penimbangan

Gambar 9. a) Kulkas tempat menyimpan berbagai larutan stok media, zpt
dan lainnya.b). Oven, tempat mengeringkan alat-alat

20

KUL TUR JARINGAN TANAMAN

Gambar 10. a). Autoklaf listrik, b). Autok.laf dengan pemanasan kompor.
c) Proses sterilisasi media kultur jaringan

Gambar 11. Destilator; digunakan untuk menghasilkan air bebas ion dan steril

KUL TUR JARINGAN TANAMAN

21

Garnbr 12.a. Stiner dan magnetic stirrer, untuk melarutkan zat tertentu. b.
Kerta pH meter beserta larutan penstabil KOH lN dan HCl 1 N .

Cara mengukur pH media, yaitu dengan mencelup kertas pH, lalu disetarakan
dengan kertas blanko

4. Ruang Transfer
Pada ruangan transfer ini, kondisi harus benar- benar aseptik. Di dalarn
ruangan inilah dilakukan isolasi bagian tanaman yang hendak ditanam, sterilisasi
eksplan tahap ke dua, dan penanaman eksplan ke media tanam. Pintu - pintu
penghubung harus senantiasa tenutup rapat sehingga kemungkinan debu
yang akan masuk sangat kecil.
Ruangan ini harus berhubungan dengan ruangan kultur, karena setelah
penanaman, maka botol berisi tanaman dibawa ke ruang kultur. Juga harus
berhubungan dengan ruang preparasi, untuk kemudahan pengangkatan botol
berisi media, alat tanam dan yang lainnya. Ruangan inijuga harus berhubungan
dengan ruang analisa, untuk keperluan pengamatan mikroskopis. Ruangan
senantiasa dibersihkan dengan desinfektan seperti karbol. Idealnya ruanganruangan di dalam laboratoriurn hendaknya saling berhubungan.
Di dalarn ruangan ini terdapat alat-alat antara lain:
Laminar Air Flow Cabinet

22

KULTUR JARINGAN TANAMAN

Mikroskop
Meja dorong Gika dalam skala besar digunakan troli) unruk mengangkat
media yang akan digunakan.
Alat-alat tanam seperti: pisau, guming, pinset, petridish, botol mini
tempat alkohol, disposible filter a tau milipore, yang berguna untuk sterilisasi
bahan - bahan yang tidak tahan terhadap suhu tinggi.
Hand sprayer yang diisi alkohol 70 %
Lampu Bunsen beserta isinya yaitu spiritus.
Lemari: tempat alat-alat dan alkohol.
Timbangan digital

Gambar 13. a). Laminar Air Flow Cabinet (I.AFC) dalam posisi tertutup dan
lampu UV menyala untuk mensterilkan ruangan I.AFC. b). Alat tanam yang
digunakan, kondisi steril, pada Laminar Air Flow Cabinet yang terbuka, siap
untuk digunakan

Gambar 14. Proses penanaman dengan berbagai sumber eksplan, dilakukan
di I.AFC.

KUL TUR JARINGAN TANAMAN

5. Ruang Kultur
Ruangan ini merupakan ruangan terbesar dari seluruh ruangan yang
diperlukan dan harus dimungkinkan umuk melakukan perluasan, karena
kemungkinan senantiasa terjadi pertarnbahan kultur setiap peri ode rertentu.
Kultur yang tumbuh dan mampu memperbanyak diri, maka harus senantiasa
di sub kultur setelah 2 - 3 bulan tergantung jenis tanamannya.
Tingkat aseptisitas ruangan ini harus lebih baik dari seluruh ruangan

yang ada, hal ini dikarenakan di ruangan inilah seluruh tanaman botol diletakkan.
Botol kultur berisi tanarnan disusun pad a rak- rak. Jarak antar rak harus diatur
sedernikian rupa, sehingga memudahkan kita memeriksa tanarnan di rak kultur.
Pada ruangan ini senantiasa AC hid up, yang berguna untuk penyaringan
udara yang masuk dan juga untuk mempertahankan tanaman supaya tetap
hidup dengan mempertahankan pada kondisi suhu tertentu.
Ruang kultur harus memiliki pengaturan terhadap suhu (dengan menggunakan
AC) dan cahaya (dengan pemberian lampu) . Walaupun diketahui bahwa proses
pad a tanaman yang ditanam pada kultur jaringan bukanlah fotosintesis murni,
melainkan foto organogenesis melalui pernenuhan kebutuhan karbohidrat dari
guladanjugabahanharalainnyadidalammedia, namuncahayasangatdiperlukan
umuk mengendalikan perkembangan eksplan.
Kualitas cahaya yang baik untuk perkembangan tanaman harus diperhatikan.
Lampu flourescens jauh lebih baik dibanding larnpu pijar, karena panasnya
relatif rendah. Intensitas cahaya yang dibutuhkan berkisar: 1000 - 4000 lux.
Intensitas cahaya diatur dengan menempatkan larnpu dengan kekuatan tertentu,
dengan jarak 40- 50 em dari tabung kultur dan untuk luas tertentu. Umurnnya
tanarnan kultur jaringan membutuhkan sekitar 14- 16 jam untuk panjang
penyinaran yang dibutuhkan. Untuk laboratoriurn berskala besar dan untuk
akurasi penyinaran, timer otomatis digunakan untukmengukur lamanya penyinaran.
Suhu di dalam ruang kultur juga merupakan aspek penting yang harus
diperhatikan, urnumnya suhu 18-25 °C selalu diterapkan, namun beberapa
tanarnan membutuhkan temperatur yang lebih rendah. Untuk penelitian dan
perlakuan tertentu rnisalnya pengumbian ken tang yang dilakukan di PPSHB
Bioteknologi IPB, suhu 20 °C dan penggunaan ruang gelap mudak diperlukan
untuk proses mendapatkan umbi mikro kentang (Wattimena, 2005)
Alat yang harus tersedia di ruang kultur adalah:
Rak kultur yang dilengkapi dengan lampu flourescens
Timer, untuk pengukuran waktu

24

KUL TUR JARINGAN TANAMAN

AC, untuk pengaturan suhu dan penyaringan udara.
Mikroskop, Loupe, penggaris, milimeter blok
Shaker

Rak kultur berisi tanaman borol

6. Ruang Stok.
Untuk pembuatan media kultur jaringan, dibutuhkan zat hara makro,
mikro dan trace element lainnya. Untuk kemudahan pembuatan media dan
mengeliminir kesalahan, maka zat - zat hara yang hanya dibutuhkan dalam
jumlah sangat sedikit tersebut, dibuat dalam bentuk stok larutan, artinya
dilakukan pemekatan larutan, sehingga dalam pembuatan media, kita hanya
melakukan pemipetan dalam jumlah kecil sesuai dosis yang dibutuhkan.
Oleh karena itu dibutuhkan ruangan yang berfungsi untuk menyimpan stok
yang telah dibuat tersebut. Ruangan ini berhubungan dengan ruang preparasi
dan ruang kultur. Umumnya alat yang ada di ruangan ini adalah lemari es,
untuk menyimpan stok dalam bentuk larutan dan beberapa zat kimia lainnya.
Desain laboratorium kultur Jaringan
1. Laboratorium skala kecil yang dimodifikasi (Harahap, 2007)
2. Laboratorium skala besar (Gunawan, 1992).

KULTUR JARINGAN TANAMAN

25

-1. Laboratorium skala kecil yang dimodifikasi : Ruang kultur dimungkinkan
diperluas dengan memindahkan ruang isolasi ke ruang preparasi seterusnya
perluasan k~ bagian belakang (sisa areal tanah)

Teras

analisa/ pertemuan.
Jf#/,:-'.r~

.

I

h. Ruang serbaguna/

a. Ruang Kultur

...

,,.

~·.

~

'

~

~

.
~

.

Rak - Rak Kultur
,,
b. Ruang transfer

..,
c. Ruang Stok
4

d. Ruang Preparasi
e. Ruang Sterilisasi
F. Musolla
g. Kamar Mandi

Pintu Keluar

26

KULTUR JARINGAN TANAMAN - - - - - - - - - - - - -

Meja
~uane

Sterlllsasl
Alat
Westafe
AI.Jtoela
~uant

Kulkas

St.er111sasl
~UAC?

bahan

ST()I\
Pintu

T diet 1 ~uant

Sti()IA.T

• rol

[][][]
Rak-rak kultur

Pintu

TERAS

I

KUL TUR JARINGAN TANAMAN

/

15m

/



,.

._____,/

.___.,V

/

/

/

Rak-rak kultur

Ruang Kultur

/

/

/

Ruang Analisa/
Ruang

Ruang Analisa/
Ruang Pertemuan

Ruang Stok
8m
E
0

('l

·v;
d

L

a

~
Clo)

L

0..

en
s:::
a

:J

a.
3m

Kulkas
5m

R. Sterilisasi
8,5m

Westafe/ I kran

Sterilisasi bahan

27

KULTUR JARINGAN TANAMAN

2.

Laboratorium skala besar (modern)

RUANG

KULTUR

r---

.---

,...---

R
A
K

R
A
K

R
A
K

R
A
K

.--R
A
K

K

K

K

K

K

L
T

L
T

,....---

u

u

u

u

u

R

R

L
T

u
R

m
e
j

RUANG
STOK

a
t
i
m
b
a

Lemari es

n

RUANGTIMBANG

g
t--

u

u

L
T

L
T

u

u

R

R

MICROSCOPE

I

RUANG
TRANSFER
L
A
F
C
Westafel

I~

MEJA KERJA

I Rak/lemari

KANTOR

RUANG PREPARASI

MEJA TEMPAT ALAT-ALAT PANAS

KULTUR JARINGAN TANAMAN

2. Tahapan:

Cuci alat- alat dan botol dengan
menggunakan detergen hingga
seluruh bagian botol bersih dengan
cara menggosok bagiao dalam dan
luar botol secara merata kemudian
bilas dengan air mengalir.

29

30

KULTUR JARINGAN TANAMAN

atau disimpan dalam ruang
kultur ( maxs 4 hari)

KULTUR JARINGAN TANAMAN

31

Sterilis asi botol yang terkontaminasi
Altematif 1: botol kontam di autoklaf lalu dicuci bersih
Altematif 2: (pencucian 2 kali)
: Botol - botol dan alat yang sudah
terkontaminasi dicuci dengan terlebih
dahulu mengeluarkan isi botol yaitu
media yang telah tcrkontaminasi.

Menggosok seluruh bagian botol dan alat
hingga bersih dengan menggunakan
detergen.
Membilas botol dan alat dengan air
mengalir, agar benar-benar bersih
Meletakkan botol dan alat yang sudah
dicuci bersih dalam wadah dan menunggu
hingga kering



Pencucian pertama selesai.
Botol botol ini harus di cuci
ulang j ika hendak digunakan
dalam (>l!mbuatan media
Botol hasil pencucian ulang, siap untuk di
sterilisasi dengan autoklaf

l

32

KUL TUR JARINGAN TANAMAN

Pert anyaan:
1.

Ruangan yang dibutuhkan untuk menjadi tempat penambahan koleksi
tanaman kultur yang juga rnerupakan ruang terbesar ialah :
a.

Ruang kultur

b.

Ruang transfer

c.

Ruang preparasi

d.

Ruang analisa

(Kunci Jawaban : A, Tipe Seal C2)
2.

Dalam laboratoriurn kultur jaringan terdapat beberapa ruangan yang
dibedakan berdasarkan fungsinya antara lain, kecuali :
a.

Ruang Preparasi

b.

Ruang transfer

c.

Ruang kultur

d.

Ruang kultivasi

(Kunci Jawaban : D, tipe soal C1)
3.

Jelaskan mengapa ruang kulrur lebih tinggi tingkat aseptisitasnya dibandingkan
ruangan lainnya?
Jawab:
Karena pada ruangan inilah seluruh tanaman setelah diperbanyak dilketakkan,
oleh karena itu ruang ini aseptisitasnya lebih tinngi di bandingkan dengan
ruang yang lainnya, seperti: pada ruangan ini senantiasa AC hidup, yang
berguna unruk penyaringan udara yang masuk danjuga unrukrnernpertahankan
tanarnan supaya tetap hid up dengan mempenahankan pada kondisi suhu
tenentu. Ruangan kultur jaringanjuga harus memperhatikan suhu dan
cahaya karena unruk mengendalikan perkernbangan eksplan.

GLOSARIUM
Aseptik:
Bebas dari infeksi/ bersih, steril.

Sitologi:
Ilrnu tentang susunan dan fungsi sel

Bioteknologi:
Cabang ilrnu yang rnernpelajari pemanfaatan makhluk hid up (bakteri, fungi,
virus, dan lain-lain) rnaupun produk dari rnakhluk hid up Cenzirn, alkohol)
dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa

KULTUR JARINGAN TANAMAN

33

Parenkim:
Jaringan dasar karena banyak dijumpai harnpir ditiap bagian tumbuhan,
dengan karakteristiksel berupa sel hid up, strukturdan fungsisangat bervariasi,
bervakuola besat; dinding sel tip is, terdapat kloroplas dan pigmen lainnya.

Suspensi:
Campuran heterogen dari zat cair dan zat padat yang dilarutkan dalam
zat cair.

Sterilisasi:
Proses pemusnahan atau eliminasi semua mikroorganisme, termasuk
spora bakteri, yang sangat resisten

Desinfektan:
Bahan kimia yang d igunakan untuk mencegah terjadinya infeksi atau
pencemaranjasad renikjuga untukmembunuh atau menurunkanjumlah
mikroorganisme atau kuman penyakit lainnya

Fotosintesis:
Suatu proses biokimia pembentukan zat makanan atau energi dengan
menggunakan karbondioksida, dan air serta dibutuhkan bantuan energi
cahaya matahari

Organogenesis:
Proses pembentukan organ (tunas, daun, akar)

Zat hara makro:
Unsur yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah besar, yaitu C, H, 0, N,
S, P, K, Ca, Mg, (pendapat sebagaian ahli: Fe)

Zat hara mikro:
Unsur yang hanya dibutuhkan tanaman dalam jumlah sangat sedikit,
dibutuhkan untuk kebutuhan kerja enzim esensial, yaitu B, Cl, Cu, Fe,
Mn, Mo, Na, V, dan Zn

Elektroforesis:
Teknik pemisahan komponen a tau molekul bermuatan berdasarkan perbedaan
tingkat migrasinya dalam sebuah medan listrik

Ruang isolasi:
Ruang penanaman, ruang transfer, ruang tabur. Untuk skala laboratories biasanya tidak begitu luas karena biasanya berisi satu IAFC untuk
seorang atau dua orang bekerja di dalamnya, akan tetapi untukskala industri
ruangan ini biasanya luas tergantung berapa kapasitas orang yang bekerja
sacara bersama-sama.

BAB IV
KONSEP HORMON

Kompet ensi D asar :
1.
2.
3.

Mampurnenganalisis peranan beberapa zat pengatur turnbuh.
Mampu menjelaskan fungsi fisiologis zat pengatur tumbuh.
Marnpu rnenerapkan penggunaan zat pengatur tumbuh
tertentu untuk pertumbuhan tanaman tertentu.

Istilah hormon mula-mula dipakai oleh ahli fisiologi hewan. Mereka
maksudkan hormon adalah senyawa-senyawa organik, efektif d