STRATEGI PENGEMBANGAN MODAL INTELEKTUAL DALAM MENINGKATKAN KUALITAS KEPEMIMPINAN.
STRATEGI PENGEMBANGAN MODAL INTELEKTUAL
DALAM MENINGKATKAN KUALITAS KEPEMIMPINAN
Sukarman Purba
Abstrak
Untuk meningkatkan produktivitas suatu organisasi, tidak terlepas dari kualitas Sumber
Daya manusia yang dimiliki. Untuk mendapatkan SDM yang profesioanal memiliki ilmu
pengetahuan diperlukan pengembangan modal intelektual SDM tersebut. Pengembangan
modal intelektual tersebut sangat diperlukan agar dalam memimpin suatu organisasi dia
mampu menghasilkan produk/jasa yang dapat memenuhi tuntutan sesuai dengan
kebutuhan dan perkembangan. Peningkatan modal intelektual merupakan kapabilitas
organisasi untuk menciptakan, melakukan transfer, dan mengimplementasikan
pengetahuan. Modal intelektual merupakan produk dari interaksi antara kompetensi
dengan komitmen. Peningkatan kompetensi dapat dilakukan dengan memberikan
pelatihan dan pendidikan lanjut. Upaya untuk meningkatkan komitmen dengan cara
pengukuhan komitmen atas fungsinya agar dapat dengan penuh semangat melaksanakan
pekerjaannya dengan penuh tanggungjawab sehingga ia menyadari bahwa organisasi
tempatnya bekerja merupakan tempat mencari nafkah dan sekaligus wahana menentukan
masa depan keluarga, masyarakat, bangsa dan Negara. Selain itu, dengan cara
menyediakan fasilitas yang memadai bagi pemimpin untuk tetap mengutamakan
pekerjaannya. Fasilitas dapat bersifat material seperti tunjangan tambahan, insentif dan
yang bersifat immaterial berupa penghargaan, pujian terhadap prestasi yang dicapai, dan
membina hubungan komunikasi yang interpersonal secara terbuka serta mendapatkan
informasi-informasi yang dianggap penting dan disampaikan tepat waktu. Hasil akhirnya
meningkatkan kualitas kepemimpinan seseorang untuk dapat menghasilkan suatu produk
yang inovatif dan tercapainya kesejahteraan.
Kata Kunci : Modal Intelektuan, Kompetensi, Komitmen, Kepemimpinan
PENDAHULUAN
Salah satu faktor yang paling
penting
dalam
membangun
suatu
telah mengabaikan, menghindar, atau
menunjukkan sikap remeh terhadap nilai
oragnisasi adalah faktor Sumber Daya
dalam
Manusia
pengelola
akuntansi yang sudah beroperasi lebih
organisasi harus menyadari bahwa SDM
dari 500 tahun lebih ’memberi muka’
(individu) atau orang memiliki keunikan,
kepada investasi pada aset-aset berwujud
kelebihan
atau
(SDM).
dan
Para
kekurangan.
Sayang
diri
fisik,
manusia.
seperti
Sistem-sistem
pabrik
dan
faktor ini sering dikesampingkan karena
peralatannya.
pegiat organisasi masih terbelenggu oleh
diperhitungkan, maka ia hanya dinilai
rezim manajemen dan akuntansi yang
tenaganya. Stoltz (1997) membedakan
Jika
Sukarman Purba adalah Dosen Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan
manusia
tiga tipe manusia, quitter, camper dan
ini memiliki visi dan cita-cita yang jelas
climber. Tipe quitter, adalah orang yang
dalam
bila berhadapan dengan masalah memilih
dijalaninya dengan sebuah tata nilai yang
untuk melarikan diri dari masalah dan
mulia, bahwa berjalan harus sampai
tidak mau menghadapi tantangan guna
ketujuan. Orang yang tipe ini ingin selalu
menaklukkan masalah. Orang seperti ini
menyelesaikan pekerjaan dengan tuntas
akan
dalam
(sense of closure) dengan berpegang
menghadapi tugas kehidupan yang berisi
teguh pada sebuah prinsip etika. Dia
tantangan. Demikian pula dia tidak
bukan tipe manusia yang ingin berhasil
efektif sebagai pekerja sebuah organisasi
tanpa usaha. Bagi dia hal yang utama
bila dia tidak kuat. Tipe camper adalah
bukanlah tercapainya puncak gunung,
tipe yang berusaha tapi tidak sepenuh
tetapi adalah keberhasilan menjalani
hati.
proses
sangat
Bila
tantangan
tidak
efektif
dia
menghadapi
sesuatu
dia
berusaha
untuk
kehidupannya.
pendakian
Kehidupan
yang
sulit
dan
menegangkan hingga mencapai puncak.
mengatasinya, tapi dia tidak berusaha
Dalam
mengatasi
segala
ditemukan ketiga tipe manusia tersebut,
kemapuan yang dimilikinya. Dia bukan
sehingga organisasi perlu melakukan
tipe orang yang akan mengerahkan
pengembangan SDM yang dimili agar
segala potensi yang dimilikinya untuk
diperoleh SDM yang professional yang
menjawab tantangan yang dihadapinya.
memiliki
Bila tantangan persoalan cukup berat dan
pengetahuan merupakan modal yang
dia sudah berusaha mengatasinya tapi
tidak kasat mata yang terkait dengan
tidak berhasil, maka dia akan melupakan
pengalaman manusia serta teknologi
keinginannya dan beralih ke tempat lain
yang digunakan.
persoalan
dengan
yang tidak memiliki tantangan seberat
suatu
ilmu
organisasi
pastilah
pengetahuan.
Perkembangan
era
Ilmu
globalisasi
itu. Sedangkan Tipe climber adalah
yang semakin meluas dan serta pesatnya
orang yang memiliki stamina yang luar
perkembangan ilmu pengetahuan dan
biasa di dalam menyelesaikan masalah .
teknologi telah mengubah kompleksitas
Dia tipe orang yang pantang menyerah
serta
sesulit apapun situasi yang dihadapinya.
mendorong
Dia adalah pekerja yang produktif bagi
intensitas persaingan antar organisasi
organisasi tempat dia bekerja. Orang tipe
seiring dengan tumbuhnya kesadaran
dinamika
lingkungan
semakin
Sukarman Purba adalah Dosen Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan
yang
meningkatnya
baru dikalangan manajemen tentang
mengakomodasikan inovasi anggotanya
pentingnya sumber daya pengetahuan
ke
(modal
intelektual)
kekayaan
suatu
sebagai
aset
struktur
formal.
Modal
sebagai
sumber
intelektual sangat mendukung terhadap
organisasi.
Dalam
kepemimpinan, karena bila seseorang
Pengetahuan
memiliki modal intektual yang baik,
Manajemen
memperlakukan
dalam
modal
sumber daya
manusia yang terlatih, terampil, dan
Manajemen
mampu mengikuti perkembangan zaman
pengetahuan mengubah pengalaman dan
sehingga diharapkan mampu memimpin
informasi menjadi hasil. Oleh karena itu,
suatu organisasi. Dalam memimpin suatu
sorang manajer atau pimpinan harus
organisasi diharapkan dia akan mampu
dapat mengatur bagaimana memberikan
menghasilkan produk/jasa yang dapat
informasi yang tepat kepada orang yang
memenuhi tuntutan ke depan sesuai
tepat pada saat yang tepat, menyediakan
dengan kebutuhan dan perkembangan.
alat-alat yang menganalisis informasi itu
Hasil akhirnya adalah merupakan produk
dan memberikan daya tanggap terhadap
yang inovatif dan kesejahteraan.
2000:
harus
maka dia merupakan
dikelola
(Honeycutt,
yang
intelektual
3).
informasi tersebut.
Modal
Kepemimpinan
intelektual
akan
merupakan
lahir
kemampuan untuk menggunakan berbagai
apabila organisasi mampu menciptakan,
bentuk kekuasaan untuk mempengaruhi
melakukan
perilaku pengikut melalui sejumlah cara.
transfer,
dan
mengimplementasikan pengetahuan yang
Sesungguhnya
mereka miliki. Pada setiap organisasi
mempengaruhi
akan terjadi proses interaksi dan saling
melakukan pengorbanan pribadi demi
mempengaruhi
menerus
perusahaan sehingga para pemimpin
antara struktur formal dan struktur
mempunyai kewajiban khusus untuk
informal. Kebijakan dan prosedur formal
mempertimbangkan etika dari keputusan
disaring oleh jaringan-jaringan informal,
mereka. Thoha (2004:1) menyatakan suatu
sehingga
organisasi akan berhasil atau bahkan gagal
yang
terus
memungkinkan
anggotanya
para
pemimpin
karyawan
telah
untuk
kreatif menghadapi perubahan dan hal-
sebagian
hal yang baru. Idealnya, organisasi
kepemimpinan.
formal
mendudukkan bahwa posisi pemimpin
mengakui
jaringan-jaringan
dan
mendukung
informal
dan
besar
ditentukan
oleh
Pernyataan
ini
dalam suatu organisasi pada posisi yang
Sukarman Purba adalah Dosen Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan
terpenting, karena pemimpinlah
yang
intelektual (kemampuan, pengetahuan dan
bertanggungjawab atas kegagalan dalam
komitmen) agar kualitas kepemimpinan
pelaksanaan suatu pekerjaan. Untuk itu,
semakin meningkat.
dilakukan
upaya
peningkatan
modal
Hakikat Modal Intellektual
Konsep modal intelektual kini
(1998:242-246)
merujuknya
sebagai
mulai muncul sebagai konsep penting
knowledge dan knowing capability yang
kehidupan
dimiliki oleh sebuah kolektivitas sosial
dan
pengembangan
organisasi-organisasi
ekonomi
yang
dan
lebih
kehidupan
luas.
Modal
(misalnya
organisasi,
komunitas
intelektual, komunitas profesi).
Intelektual kini digunakan di tengah,
Stewart (1997:x)
menyatakan
menandingi, atau melengkapi konsep-
modal intelektual (intellectual capital),
konsep lainnya tentang modal. Konsep-
yaitu ”Intellectual capital is intellectual
konsep
material-knowledge,
tentang
modal
yang
sudah
information,
dikenal, di antaranya modal (financial),
intellectual property, experience that can
modal fisik, dan juga modal manusia.
be
Sebagai
modal
Pernyataan
ini
intelektual merujuk pada modal-modal
intelektual
adalah
non fisik atau yang tidak berwujud
tentang pengetahuan, informasi, properti
(intangible assets) atau tidak kasat mata
intelektual dan pengalaman yang dapat
(invisible). Modal Intelektual terkait
digunakan untuk menciptakan kekayaan.
dengan pengetahuan dan pengalaman
Sedangkan Sydanmaanlakka (2000:158)
manusia serta teknologi yang digunakan.
menyatakan “Intellectual capital is the
Modal
intelektual
sum of structural and human capital.
dalam
memajukan
sebuah
konsep,
memiliki
potensi
organisasi
dan
put
to
use
to
create
wealt”.
menunjukkan
materi
modal
intelektual
Structural capital is deided into custumer
masyarakat. Secara ringkas Smedlund
capital
dan Poyhonen (2005:15) mewacanakan
Human
modal intelektual sebagai kapabilitas
components: the number of employees,
organisasi
the quality of employees, and the activity
melakukan
untuk
transfer,
mengimplementasikan
Sedangkan,
menciptakan,
Nahapiet
dan
pengetahuan.
dan
Ghoshal
and
organizational
capital
is
capital.
devided
into
of the work community”. Pernyataan ini
menunjukkan
Intellectual
capital
merupakan materi intelektual yang telah
Sukarman Purba adalah Dosen Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan
diformalisasi dan dimanfaatkan untuk
berkembang dan makin canggih di masa
memproduksi aset yang nilainya lebih
depan. Brooking and Motta (1996:16)
tinggi. Setiap organisasi menempatkan
menyatakan
materi intelektual dalam bentuk aset dan
merupakan aset yang tidak terlihat yang
sumber daya, perspektif dan kemampuan
merupakan
eksplisit
manusia, proses dan pelanggan yang
dan
tersembunyi,
data,
modal
gabungan
intelektual
dari
faktor
informasi, pengetahuan dan kebijakan.
memberikan
Ini
Sedangkan, Ulrich, et al (1998:16)
menunjukkan
bahwa
modal
keunggulan
kompetitif.
intelektual adalah jumlah semua hal yang
menyatakan
diketahui dan diberikan semua orang
merupakan produk dari interaksi antara
dalam suatu organisasi yang memberikan
kompetensi
keunggulan untuk bersaing. Fitz-enz
Berdasarkan pendapat di atas dapat
(2002:10)
Intellectual
dinyatakan modal intelektual merupakan
capital is the intangible asset that stays
potensi di masa depan yang merupakan
behind when the employee leave, human
kombinasi
capital is the intellectual assets that goes
(kecerdasan, keahlian, pengetahuan) dan
home every nighat with the employees.
potensi
Modal intelektual merupakan aset yang
organisasi. Dengan demikian, modal
tidak nyata yang terdiri dari modal
intelektual merupakan aset yang tidak
organisasi,
dan
terlihat dari suatu organisasi yang dapat
hubungan yang kompleks dari proses dan
digunakan untuk menciptakan nilai bagi
budaya ditambah modal rasional dan
organisasi. Modal intelektual tersusun
modal manusia. Tjakraatmadja (2002:10)
atas tiga komponen, yakni (1) modal
menyatakan
manusia
menyatakan
:
intelektual
properti
modal
Intelektual
modal
dengan
dari
dari
intelektual
komitmen.
modal
manusia
orang-orang
(seperti
dalam
intelektual,
merupakan modal maya dalam organisasi
keterampilan, kreativitas, cara kerja); (2)
yang
pengetahuan
modal organisasi (kekayaan intelektual,
pekerja yang dapat digunakan untuk
data-data proses-proses, budaya); dan (3)
menciptakan keunggulan bersaing dalam
modal
menjalankan
usaha
untuk
dengan dunia luar sepertu konsumen,
memilih,
menggunakan
serta
mitra, jaringan, kebijakan, dan lain-lain).
bersumber
dari
maupun
hubungan (seluruh hubungan
mengembangkan
teknologi
suatu
Dalam gerakan sosial, modal intelektual
organisasi
cenderung
terus
dipahami sebagai nilai-nilai tersembunyi
yang
Sukarman Purba adalah Dosen Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan
dari individu-individu, institusi-institusi,
sebuah perjalanan perahu, pada saat ini
dan masyarakat serta wilayah yang
sebuah organisasi tidak lagi berlayar di
merupakan
sungai
sumber
nyata
maupun
yang
tenang
yang
segala
potensial bagi penciptaan nilai atau
sesuatunya bisa diprediksi dengan tepat.
kesejahteraan.
Kini sungai yang dilayari adalah sebuah
Modal
intelektual
adalah
arung jeram yang ketidakpastian jalannya
merupakan perangkat yang diperlukan
perahu semakin tidak bisa diprediksi
untuk
karena begitu banyaknya rintangan yang
menemukaan
peluang
dan
mengelola ancaman dalam kehidupan.
tidak terduga.
Ini
intelektual
ditandai oleh perubahan yang super
di
cepat, SDM harus memperluas dan
menunjukkan
sangat
besar
modal
peranannya
dalam
Dalam kondisi yang
menambah nilai suatu kegiatan. Suatu
mempertajam
organisasi yang baik akan berupaya
mengembangkan
secara terus menerus mengembangkan
berinovasi. Modal intelektual terletak
SDMnya. Manusia harus memiliki sifat
pada
proaktif dan inovatif untuk mengelola
kemampuan untuk memikirkan sesuatu
perubahan
kehidupan
yang baru, maka modal intelektual tidak
teknologi,
selalu ditentukan oleh tingkat pendidikan
hukum, dan lain-lain) yang senantiasa
formal yang tinggi. Banyak orang yang
mengalami
(ekonomi,
cepat.
lingkungan
sosial,
Bila
politik,
perubahan
suatu
pengetahuannya
kemauan
kretifitasnya
untuk
berfikir
dan
untuk
dan
yang
sangat
tidak memiliki pendidikan formal yang
organisasi
tidak
tinggi tetapi dia seorang pemikir yang
beradaptasi pada perubahan yang super
menghasilkan gagasan yang berkualitas.
cepat ini akan dilanda kesulitan. Ibarat
Hakikat Kepemimpinan
Stoner dan Freeman (1992:87)
menyebutkan
bahwa
kepemimpinan
desired end). Lebih lanjut disebutkan
bahwa kepemimpinan sebagai proses di
adalah seni untuk mengkoordinasi dan
mana
pimpinan
digambarkan
memberikan dorongan terhadap individu
memberikan
atau kelompok untuk mencapai tujuan
bimbingan atau mempengaruhi pekerjaan
tertentu yang diinginkan (Leadership is
orang lain dalam memilih dan mencapai
the art of coordinating and motivating
tujuan yang telah ditetapkan (Leadership
individuals and group to achieve the
is the process by which an executive
perintah,
Sukarman Purba adalah Dosen Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan
akan
pengarahan,
imaginatively
direct,
influences
or
intelektual yang baik. Jika seseorang
work
in
lahir dengan otak yang kompetitif, maka
choosing and attaining particular end).
ia akan memiliki potensi untuk menjadi
Kepemimpinan diartikan sebagai proses
pemimpin. Seorang pemimpin yang baik,
pengaruh-mempengaruhi antar pribadi
akan berupaya mempelajari keterampilan
atau antar orang dalam situasi tertentu
mereka
melalui proses komunikasi yang terarah
mengembangkan modal intelektual yang
untuk mencapai tujuan tertentu.
dimilikinya.
the
guides,
of
others,
Kepemimpinan
melalui
ujian
Hersey
waktu
dan
dan
Blanchard
adalah
(1988:25) menyatakan kepemimpinan
keterampilan. Hal ini sangat penting,
dan manajerial itu tidak sama. Seseorang
untuk
bidang
dapat saja menjadi manajer yang efektif
kehidupan. Menurut teori Bass tentang
tetapi bukan pemimpin yang baik, yaitu
“kepemimpinan”, ada tiga cara para
seorang perencana yang baik dan seorang
pemimpin diciptakan, yaitu (1) mereka
administrator
mungkin dilahirkan dengan sifat yang
terorganisasi, tetapi kurang memiliki
secara alamiah membawa mereka ke
keterampilan
dalam peran kepemimpinan (Teori Sifat),
pemimpin, sebaliknya ada pemimpin
(2) mereka mungkin didorong ke posisi
yang efektif, tetapi bukan manajer yang
kepemimpinan,
atau
baik, yaitu seorang yang ahli dalam
peristiwa penting yang memunculkan
menginspirasi kegairahan dan semangat
kualitas kepemimpinan mereka yang luar
berkorban,
biasa, dan (3) Pemimpin memilih untuk
reformasi,
menjadi pemimpin dengan mempelajari
keahlian manajerial sehingga terjadi
keterampilan
kebocoran di mana-mana, dan tidak
setiap
sektor
karena
krisis
kepemimpinan
Kepemimpinan
Pernyataan
dan
ini
(Teori
Transformasional).
jujur
dan
motivasional
memimpin
tetapi
mampu membuat
seorang
jalannya
kurang
memiliki
perencanaan
yang
bahwa
matang sehingga jalannya reformasi
untuk menjadi pemimpin yang baik dapat
menjadi berubah karena tidak sesuai
ditempa
dengan tujuan semula. Dengan adanya
dengan
pelatihan
sebenarnya.
dan
menunjukkan
yang
menjalani
beberapa
pengalaman
Seseorang
pasti
yang
tantangan
yang
akan
perubahan
lingkungan
dihadirkan
dewasa
oleh
ini,
berubah menjadi seorang pemimpin yang
banyak
sangat efektif, bila ia memiliki modal
mahal para manajer yang juga ahli dalam
organisasi
berani
Sukarman Purba adalah Dosen Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan
membayar
kepemimpinan.
Akibatnya,
siapapun
haruslah
memiliki
kompetensi
dan
yang bercita-cita menjadi manajer yang
komitmen yang dapat mendukung dalam
efektif harus berusaha mempraktekkan
pelaksanaan
dan mengembangkan keahliannya dalam
adalah kemapuan seseorang pegawai
bidang kepemimpinan.
untuk mencapai kinerja tertentu dari
Dilihat
tugasnya
dari
dapat
ruang
lingkup
dikatakan
pemimpin
menjalankan
manajemen,
yaitu
membutuhkan
bahwa
kegiatan
kegiatan
kecakapan
yang
suatu
tugasnya.
Kompetensi
pekerjaan
yang
menjadi
tanggungjawabnya,
dimana
terpenuhi
unsur efektif dan efisien. Hal ini sesuai
dinyatakan
Gilmore
dan
Carson
dan
(1996:39-57) bahwa kompetensi adalah
kemampuan sebagai pengelola untuk
kemampuan untuk menggunakan ilmu
memperoleh
pengetahuan dan ketrampilan secara
hasil
(output)
sebagai
tujuan, melalui kerja dan usaha-usaha
efektif
orang lain. Menurut Mulyadi (1998:86)
Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa
bahwa
kompetensi merupakan keterampilan dari
di
dalam
memimpin
suatu
dalam
mencapai
kinerja.
organisasi, pada dasarnya pemimpin
pribadi
(leader) dituntut menghasilkan kinerja
memanfaatkan
untuk menjadikan organisasinya sebagai
keterampilan serta ilmu pengetahuan
mission-focused,
yang dimilikinya dalam melaksanakan
philosophy-driven,
vision-directed,
dan
value-based
institution. Untuk itu, seorang pemimpin
seseorang
pekerjaan
untuk
atau
yang
mampu
menggunakan
menjadi
tanggungjawabnya.
Modal Intelektual dalam meningatkan Kepemimpinan
pemimpin
yang
meningkatkan produktivitas organisasi.
organisasi
dituntut
Bila SDMnya memiliki modal intelektual
meningkatkan kemampuan, komitmen
yang baik, maka akan diperoleh SDN
dan kompetensi Sumber Daya Manusia
yang dapat mempengaruhi orang lain,
(SDM)
dengan
memimpin orang lain untuk mencapai
yang besar
tujuan organisasi, sesuai dengan yang
Seorang
memimpin
suatu
yang
menginvestasikan
dimiliki
biaya
dengan memberikan pelatihan
guna
diharapkan.
Organisasi
seperti
ini
pengembangan
modal
intelektual
melihat potensi SDM yang dimiliki, dan
SDMnya untuk
peningkatan potensi,
melihat pengembangan kepemimpinan
pengetahuan
dan
komitmen
dalam
sebagai suatu investasi, yang kelak
Sukarman Purba adalah Dosen Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan
bermanfaat dalam pencapaian tujuan
mampu
organisasi.
Pengembangan
modal
sebagaimana diharapkan. Harsey dan
intelektual
bertujuan
untuk
Blancard (1988:7) bahwa kecakapan
mengembangkan
kualitas
dan
meningkatkan
kepemimpinan
melakukan
pokok
seorang
pekerjaannya
pemimpin
dapat
individu,
dikelompokkan dalam tiga bagian, yaitu:
keterampilan, inovasi dan bakat. Orang
teknis, kemanusiaan dan konsepsional.
yang
Kecakapan
mengalami
kepemimpinan,
melakukannya
pengembangan
akan
dengan
baik
teknis
dapat
kemampuan
ketika
proses,
merupakan
menggunakan
prosedur
metode,
dan
teknis
yang
berhubungan
dengan
alat.
mereka mendengar umpan balik atas
biasanya
kinerjanya (apakah baik, buruk atau
Kecakapan
peningkatan
kemampuan untuk bekerja di dalam
kebutuhan).
Kompetensi
kemanusiaan
professional seorang pemimpin akan
kelompok
atau
berpengaruh
kelompok.
Kecakapan
terhadaop
kualitas
adalah
mengkoordinasikan
konsepsional
kepemimpinannya. Oleh karena itu, bila
adalah
hal ini terjadi maka perlu diupayakan
kebijakan organisasi secara keseluruhan.
usaha perbaikan kualitas kepemimpinan
Sedangkan komitmen merupakan suatu
dengan
modal
keadaan di mana individu telah mengikat
Menurut
Robbins
tindakannya terhadap keyakinan yang
(2002:56) bahwa seorang
pemimpin
mendukung kegiatan dan keterlibatannya
memiliki kemampuan untuk
sendiri (Salancik, 1988:14). Dengan
cara
intelektualnya.
haruslah
meningkatkan
kemampuan
mengetahui
mempengaruhi suatu kelompok ke arah
demikian,
tercapainya tujuan (leadership is the
perwujudan
ability to influence a group toward the
dalam bentuk pengikatan dengan diri
achievement of goals). Dari pernyataan
sendiri (individu) atau dengan organisasi
tersebut, seorang pemimpin dituntut
yang digambarkan oleh besarnya usaha
untuk menghasilkan perubahan sehingga
(tenaga,
ia harus memiliki kompetensi untuk
mencapai
mengelola
bersama.
dan
mengetahui
serta
komitmen
dari
waktu
tujuan
merupakan
kerelaan
dan
seseorang
pikiran)
pribadi
menguasai bidang pekerjaannya agar
Sukarman Purba adalah Dosen Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan
dan
untuk
visi
Strategi untuk meningkatkan Modal Intelektual.
Pengembangan Modal intelektual
internal
dilakukan
dengan
cara
dapat dilakukan dengan meningkatkan
pengukuhan komitmen atas fungsinya
kompetensi dan komitmen. Peningkatan
sebagai pemimpin
kompetensi
penuh
dapat
dilakukan
dengan
agar dapat dengan
semangat
melaksanakan
memberikan pelatihan yang berkaitan
pekerjaannya
dengan
sebagai
tanggungjawab sehingga ia menyadari
pemimpin untuk memperoleh kecakapan
bahwa organisasi tempatnya bekerja
khusus
dengan
merupakan tempat mencari nafkah dan
pelaksanaan tugas, seperti manajemen
sekaligus wahana menentukan masa
organisasi yang mencakup pengelolaan
depan keluarga, masyarakat, bangsa dan
organisasi dalam hal merencanakan suatu
Negara. Sedangkan, upaya eksternal
program,
dapat
tugas-tugasnya
yang
berkaitan
pelaksanaan,
evaluasi,
dengan
dilakukan
dengan
penuh
cara
wawasan kepemimpinan. Selain itu,
menyediakan fasilitas yang memadai
dapat juga dilakukan melalui jenjang
bagi
pendidikan lanjutan, baik formal maupun
mengutamakan pekerjaannya. Fasilitas
informal.
dapat bersifat material seperti tunjangan
untuk
Hal ini sangat diperlukan
untuk
tetap
masalah-masalah
tambahan, insentif dan yang bersifat
internal yang ada dalam organisasi,
immaterial berupa penghargaan, pujian
meminimalkan kemangkiran sehingga
terhadap prestasi yang dicapai, dan
memungkinkan pemimpin berjuang keras
membina hubungan komunikasi yang
untuk menghadapi tantangan dan tekanan
interpersonal
yang
pada
menyampaikan informasi-informasi yang
organisasi. Upaya untuk meningkatkan
dianggap penting dan disampaikan tepat
komitmen dapat dilakukan melalui upaya
waktu.
internal
menangkal
pemimpin
timbul
dalam
maupun
bekerja
eksternal.
secara
terbuka
serta
Upaya
DAFTAR PUSTAKA
Brooking, Annie and Motta. Make
Knowledge An Asset for The
Whole
Company,
Computerworld.
December,
1996.
Fitz-enz, Jac. ROI of Human Capital:
Measuring The Economic Value
of
Employee
Performance.
American
Management
Association. 2002.
Gilmore, Audrey dan David Carson.
“Management Competence for
Service Marketing”, The Journal
of Service Marketing, Vo. 10, No.
Sukarman Purba adalah Dosen Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan
3, 1996,, pp. 39-57.
Hersey, Paul and Kenneth H. Blanchard,
Management of Organizational
Behaviour: Utilizing Human
Resources. New Jersey: Prentice
Hall, Inc., 1988.
Mayo, Andrew. The Human Value of The
Enterprise : Valuing People as
Assets Monitoring, Measuring,
Managing. London: Nicholas
Brealey Publishing, 2001.
Mulyadi. Total Quality Management.
Yogyakarta: Aditya Media, 1998.
Mulyasa. E. Kurikulum Berbasis
Kompetensi:
Konsep,
Karakteristik dan Implementasi.
Bandung : Rosdakarya, 2003.
Nahapiet, S. dan S. Ghosbal. “Social
Capital, Intellectual Capital, and
The Organizational Advantage“,
Academy of Management Review,
Vol. 23, 1998, pp. 242-266.
Robbins,
Stephen
P..
Perilaku
Organisasi: Konsep, Kontroversi,
Aplikasi. Jilid 2. Jakarta : PT.
Prenhallindo., 2002.
Salancik, G. R. Commitment and Control
of Organizational Behavior and
Belief : New Directions in
Organizational
Behavior.
Chicago: ST. Clair Press, 1988.
Spencer, Lyle M and Signe M. Spencer,
Competence Work : Model fo
Superior Perpormance. New
York, USA : John Willey & Sons,
Inc., 1993.
Stoner, James A.F., and R. Edward
Freeman, Management. New
Jersey : A Division of Simon &
Schuster, Inc., 1992.
Syafaruddin Alwi. Manajemen Sumber
Daya Manusia : Strategi
Keunggulan
Kompetitif.
Yogyakarta : BPFE, 2001.
Thoha, Miftah. Kepemimpinan dalam
Manajemen.
Jakarta:
PT
RajaGrafindo Persada., 2004.
Tjakraatmadja,
Jann
Hidajat.
Karakteristik Modal Kredibilitas
Industri Jasa di Indonesia.
Manajemen Usahawan Indonesia
No.
10/Th.XXXI
Oktober.
Akreditasi No. 134/Dikti/Kep
2001. ISSN : 0302-9859, 2002,
p. 10.
Ulrich, Dave,.et al. “Intellectual Capital
= Competence x Commitment”.
Sloan Management Review. Vol.
39. p.15-26., 1998.
Sukarman Purba adalah Dosen Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan
DALAM MENINGKATKAN KUALITAS KEPEMIMPINAN
Sukarman Purba
Abstrak
Untuk meningkatkan produktivitas suatu organisasi, tidak terlepas dari kualitas Sumber
Daya manusia yang dimiliki. Untuk mendapatkan SDM yang profesioanal memiliki ilmu
pengetahuan diperlukan pengembangan modal intelektual SDM tersebut. Pengembangan
modal intelektual tersebut sangat diperlukan agar dalam memimpin suatu organisasi dia
mampu menghasilkan produk/jasa yang dapat memenuhi tuntutan sesuai dengan
kebutuhan dan perkembangan. Peningkatan modal intelektual merupakan kapabilitas
organisasi untuk menciptakan, melakukan transfer, dan mengimplementasikan
pengetahuan. Modal intelektual merupakan produk dari interaksi antara kompetensi
dengan komitmen. Peningkatan kompetensi dapat dilakukan dengan memberikan
pelatihan dan pendidikan lanjut. Upaya untuk meningkatkan komitmen dengan cara
pengukuhan komitmen atas fungsinya agar dapat dengan penuh semangat melaksanakan
pekerjaannya dengan penuh tanggungjawab sehingga ia menyadari bahwa organisasi
tempatnya bekerja merupakan tempat mencari nafkah dan sekaligus wahana menentukan
masa depan keluarga, masyarakat, bangsa dan Negara. Selain itu, dengan cara
menyediakan fasilitas yang memadai bagi pemimpin untuk tetap mengutamakan
pekerjaannya. Fasilitas dapat bersifat material seperti tunjangan tambahan, insentif dan
yang bersifat immaterial berupa penghargaan, pujian terhadap prestasi yang dicapai, dan
membina hubungan komunikasi yang interpersonal secara terbuka serta mendapatkan
informasi-informasi yang dianggap penting dan disampaikan tepat waktu. Hasil akhirnya
meningkatkan kualitas kepemimpinan seseorang untuk dapat menghasilkan suatu produk
yang inovatif dan tercapainya kesejahteraan.
Kata Kunci : Modal Intelektuan, Kompetensi, Komitmen, Kepemimpinan
PENDAHULUAN
Salah satu faktor yang paling
penting
dalam
membangun
suatu
telah mengabaikan, menghindar, atau
menunjukkan sikap remeh terhadap nilai
oragnisasi adalah faktor Sumber Daya
dalam
Manusia
pengelola
akuntansi yang sudah beroperasi lebih
organisasi harus menyadari bahwa SDM
dari 500 tahun lebih ’memberi muka’
(individu) atau orang memiliki keunikan,
kepada investasi pada aset-aset berwujud
kelebihan
atau
(SDM).
dan
Para
kekurangan.
Sayang
diri
fisik,
manusia.
seperti
Sistem-sistem
pabrik
dan
faktor ini sering dikesampingkan karena
peralatannya.
pegiat organisasi masih terbelenggu oleh
diperhitungkan, maka ia hanya dinilai
rezim manajemen dan akuntansi yang
tenaganya. Stoltz (1997) membedakan
Jika
Sukarman Purba adalah Dosen Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan
manusia
tiga tipe manusia, quitter, camper dan
ini memiliki visi dan cita-cita yang jelas
climber. Tipe quitter, adalah orang yang
dalam
bila berhadapan dengan masalah memilih
dijalaninya dengan sebuah tata nilai yang
untuk melarikan diri dari masalah dan
mulia, bahwa berjalan harus sampai
tidak mau menghadapi tantangan guna
ketujuan. Orang yang tipe ini ingin selalu
menaklukkan masalah. Orang seperti ini
menyelesaikan pekerjaan dengan tuntas
akan
dalam
(sense of closure) dengan berpegang
menghadapi tugas kehidupan yang berisi
teguh pada sebuah prinsip etika. Dia
tantangan. Demikian pula dia tidak
bukan tipe manusia yang ingin berhasil
efektif sebagai pekerja sebuah organisasi
tanpa usaha. Bagi dia hal yang utama
bila dia tidak kuat. Tipe camper adalah
bukanlah tercapainya puncak gunung,
tipe yang berusaha tapi tidak sepenuh
tetapi adalah keberhasilan menjalani
hati.
proses
sangat
Bila
tantangan
tidak
efektif
dia
menghadapi
sesuatu
dia
berusaha
untuk
kehidupannya.
pendakian
Kehidupan
yang
sulit
dan
menegangkan hingga mencapai puncak.
mengatasinya, tapi dia tidak berusaha
Dalam
mengatasi
segala
ditemukan ketiga tipe manusia tersebut,
kemapuan yang dimilikinya. Dia bukan
sehingga organisasi perlu melakukan
tipe orang yang akan mengerahkan
pengembangan SDM yang dimili agar
segala potensi yang dimilikinya untuk
diperoleh SDM yang professional yang
menjawab tantangan yang dihadapinya.
memiliki
Bila tantangan persoalan cukup berat dan
pengetahuan merupakan modal yang
dia sudah berusaha mengatasinya tapi
tidak kasat mata yang terkait dengan
tidak berhasil, maka dia akan melupakan
pengalaman manusia serta teknologi
keinginannya dan beralih ke tempat lain
yang digunakan.
persoalan
dengan
yang tidak memiliki tantangan seberat
suatu
ilmu
organisasi
pastilah
pengetahuan.
Perkembangan
era
Ilmu
globalisasi
itu. Sedangkan Tipe climber adalah
yang semakin meluas dan serta pesatnya
orang yang memiliki stamina yang luar
perkembangan ilmu pengetahuan dan
biasa di dalam menyelesaikan masalah .
teknologi telah mengubah kompleksitas
Dia tipe orang yang pantang menyerah
serta
sesulit apapun situasi yang dihadapinya.
mendorong
Dia adalah pekerja yang produktif bagi
intensitas persaingan antar organisasi
organisasi tempat dia bekerja. Orang tipe
seiring dengan tumbuhnya kesadaran
dinamika
lingkungan
semakin
Sukarman Purba adalah Dosen Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan
yang
meningkatnya
baru dikalangan manajemen tentang
mengakomodasikan inovasi anggotanya
pentingnya sumber daya pengetahuan
ke
(modal
intelektual)
kekayaan
suatu
sebagai
aset
struktur
formal.
Modal
sebagai
sumber
intelektual sangat mendukung terhadap
organisasi.
Dalam
kepemimpinan, karena bila seseorang
Pengetahuan
memiliki modal intektual yang baik,
Manajemen
memperlakukan
dalam
modal
sumber daya
manusia yang terlatih, terampil, dan
Manajemen
mampu mengikuti perkembangan zaman
pengetahuan mengubah pengalaman dan
sehingga diharapkan mampu memimpin
informasi menjadi hasil. Oleh karena itu,
suatu organisasi. Dalam memimpin suatu
sorang manajer atau pimpinan harus
organisasi diharapkan dia akan mampu
dapat mengatur bagaimana memberikan
menghasilkan produk/jasa yang dapat
informasi yang tepat kepada orang yang
memenuhi tuntutan ke depan sesuai
tepat pada saat yang tepat, menyediakan
dengan kebutuhan dan perkembangan.
alat-alat yang menganalisis informasi itu
Hasil akhirnya adalah merupakan produk
dan memberikan daya tanggap terhadap
yang inovatif dan kesejahteraan.
2000:
harus
maka dia merupakan
dikelola
(Honeycutt,
yang
intelektual
3).
informasi tersebut.
Modal
Kepemimpinan
intelektual
akan
merupakan
lahir
kemampuan untuk menggunakan berbagai
apabila organisasi mampu menciptakan,
bentuk kekuasaan untuk mempengaruhi
melakukan
perilaku pengikut melalui sejumlah cara.
transfer,
dan
mengimplementasikan pengetahuan yang
Sesungguhnya
mereka miliki. Pada setiap organisasi
mempengaruhi
akan terjadi proses interaksi dan saling
melakukan pengorbanan pribadi demi
mempengaruhi
menerus
perusahaan sehingga para pemimpin
antara struktur formal dan struktur
mempunyai kewajiban khusus untuk
informal. Kebijakan dan prosedur formal
mempertimbangkan etika dari keputusan
disaring oleh jaringan-jaringan informal,
mereka. Thoha (2004:1) menyatakan suatu
sehingga
organisasi akan berhasil atau bahkan gagal
yang
terus
memungkinkan
anggotanya
para
pemimpin
karyawan
telah
untuk
kreatif menghadapi perubahan dan hal-
sebagian
hal yang baru. Idealnya, organisasi
kepemimpinan.
formal
mendudukkan bahwa posisi pemimpin
mengakui
jaringan-jaringan
dan
mendukung
informal
dan
besar
ditentukan
oleh
Pernyataan
ini
dalam suatu organisasi pada posisi yang
Sukarman Purba adalah Dosen Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan
terpenting, karena pemimpinlah
yang
intelektual (kemampuan, pengetahuan dan
bertanggungjawab atas kegagalan dalam
komitmen) agar kualitas kepemimpinan
pelaksanaan suatu pekerjaan. Untuk itu,
semakin meningkat.
dilakukan
upaya
peningkatan
modal
Hakikat Modal Intellektual
Konsep modal intelektual kini
(1998:242-246)
merujuknya
sebagai
mulai muncul sebagai konsep penting
knowledge dan knowing capability yang
kehidupan
dimiliki oleh sebuah kolektivitas sosial
dan
pengembangan
organisasi-organisasi
ekonomi
yang
dan
lebih
kehidupan
luas.
Modal
(misalnya
organisasi,
komunitas
intelektual, komunitas profesi).
Intelektual kini digunakan di tengah,
Stewart (1997:x)
menyatakan
menandingi, atau melengkapi konsep-
modal intelektual (intellectual capital),
konsep lainnya tentang modal. Konsep-
yaitu ”Intellectual capital is intellectual
konsep
material-knowledge,
tentang
modal
yang
sudah
information,
dikenal, di antaranya modal (financial),
intellectual property, experience that can
modal fisik, dan juga modal manusia.
be
Sebagai
modal
Pernyataan
ini
intelektual merujuk pada modal-modal
intelektual
adalah
non fisik atau yang tidak berwujud
tentang pengetahuan, informasi, properti
(intangible assets) atau tidak kasat mata
intelektual dan pengalaman yang dapat
(invisible). Modal Intelektual terkait
digunakan untuk menciptakan kekayaan.
dengan pengetahuan dan pengalaman
Sedangkan Sydanmaanlakka (2000:158)
manusia serta teknologi yang digunakan.
menyatakan “Intellectual capital is the
Modal
intelektual
sum of structural and human capital.
dalam
memajukan
sebuah
konsep,
memiliki
potensi
organisasi
dan
put
to
use
to
create
wealt”.
menunjukkan
materi
modal
intelektual
Structural capital is deided into custumer
masyarakat. Secara ringkas Smedlund
capital
dan Poyhonen (2005:15) mewacanakan
Human
modal intelektual sebagai kapabilitas
components: the number of employees,
organisasi
the quality of employees, and the activity
melakukan
untuk
transfer,
mengimplementasikan
Sedangkan,
menciptakan,
Nahapiet
dan
pengetahuan.
dan
Ghoshal
and
organizational
capital
is
capital.
devided
into
of the work community”. Pernyataan ini
menunjukkan
Intellectual
capital
merupakan materi intelektual yang telah
Sukarman Purba adalah Dosen Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan
diformalisasi dan dimanfaatkan untuk
berkembang dan makin canggih di masa
memproduksi aset yang nilainya lebih
depan. Brooking and Motta (1996:16)
tinggi. Setiap organisasi menempatkan
menyatakan
materi intelektual dalam bentuk aset dan
merupakan aset yang tidak terlihat yang
sumber daya, perspektif dan kemampuan
merupakan
eksplisit
manusia, proses dan pelanggan yang
dan
tersembunyi,
data,
modal
gabungan
intelektual
dari
faktor
informasi, pengetahuan dan kebijakan.
memberikan
Ini
Sedangkan, Ulrich, et al (1998:16)
menunjukkan
bahwa
modal
keunggulan
kompetitif.
intelektual adalah jumlah semua hal yang
menyatakan
diketahui dan diberikan semua orang
merupakan produk dari interaksi antara
dalam suatu organisasi yang memberikan
kompetensi
keunggulan untuk bersaing. Fitz-enz
Berdasarkan pendapat di atas dapat
(2002:10)
Intellectual
dinyatakan modal intelektual merupakan
capital is the intangible asset that stays
potensi di masa depan yang merupakan
behind when the employee leave, human
kombinasi
capital is the intellectual assets that goes
(kecerdasan, keahlian, pengetahuan) dan
home every nighat with the employees.
potensi
Modal intelektual merupakan aset yang
organisasi. Dengan demikian, modal
tidak nyata yang terdiri dari modal
intelektual merupakan aset yang tidak
organisasi,
dan
terlihat dari suatu organisasi yang dapat
hubungan yang kompleks dari proses dan
digunakan untuk menciptakan nilai bagi
budaya ditambah modal rasional dan
organisasi. Modal intelektual tersusun
modal manusia. Tjakraatmadja (2002:10)
atas tiga komponen, yakni (1) modal
menyatakan
manusia
menyatakan
:
intelektual
properti
modal
Intelektual
modal
dengan
dari
dari
intelektual
komitmen.
modal
manusia
orang-orang
(seperti
dalam
intelektual,
merupakan modal maya dalam organisasi
keterampilan, kreativitas, cara kerja); (2)
yang
pengetahuan
modal organisasi (kekayaan intelektual,
pekerja yang dapat digunakan untuk
data-data proses-proses, budaya); dan (3)
menciptakan keunggulan bersaing dalam
modal
menjalankan
usaha
untuk
dengan dunia luar sepertu konsumen,
memilih,
menggunakan
serta
mitra, jaringan, kebijakan, dan lain-lain).
bersumber
dari
maupun
hubungan (seluruh hubungan
mengembangkan
teknologi
suatu
Dalam gerakan sosial, modal intelektual
organisasi
cenderung
terus
dipahami sebagai nilai-nilai tersembunyi
yang
Sukarman Purba adalah Dosen Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan
dari individu-individu, institusi-institusi,
sebuah perjalanan perahu, pada saat ini
dan masyarakat serta wilayah yang
sebuah organisasi tidak lagi berlayar di
merupakan
sungai
sumber
nyata
maupun
yang
tenang
yang
segala
potensial bagi penciptaan nilai atau
sesuatunya bisa diprediksi dengan tepat.
kesejahteraan.
Kini sungai yang dilayari adalah sebuah
Modal
intelektual
adalah
arung jeram yang ketidakpastian jalannya
merupakan perangkat yang diperlukan
perahu semakin tidak bisa diprediksi
untuk
karena begitu banyaknya rintangan yang
menemukaan
peluang
dan
mengelola ancaman dalam kehidupan.
tidak terduga.
Ini
intelektual
ditandai oleh perubahan yang super
di
cepat, SDM harus memperluas dan
menunjukkan
sangat
besar
modal
peranannya
dalam
Dalam kondisi yang
menambah nilai suatu kegiatan. Suatu
mempertajam
organisasi yang baik akan berupaya
mengembangkan
secara terus menerus mengembangkan
berinovasi. Modal intelektual terletak
SDMnya. Manusia harus memiliki sifat
pada
proaktif dan inovatif untuk mengelola
kemampuan untuk memikirkan sesuatu
perubahan
kehidupan
yang baru, maka modal intelektual tidak
teknologi,
selalu ditentukan oleh tingkat pendidikan
hukum, dan lain-lain) yang senantiasa
formal yang tinggi. Banyak orang yang
mengalami
(ekonomi,
cepat.
lingkungan
sosial,
Bila
politik,
perubahan
suatu
pengetahuannya
kemauan
kretifitasnya
untuk
berfikir
dan
untuk
dan
yang
sangat
tidak memiliki pendidikan formal yang
organisasi
tidak
tinggi tetapi dia seorang pemikir yang
beradaptasi pada perubahan yang super
menghasilkan gagasan yang berkualitas.
cepat ini akan dilanda kesulitan. Ibarat
Hakikat Kepemimpinan
Stoner dan Freeman (1992:87)
menyebutkan
bahwa
kepemimpinan
desired end). Lebih lanjut disebutkan
bahwa kepemimpinan sebagai proses di
adalah seni untuk mengkoordinasi dan
mana
pimpinan
digambarkan
memberikan dorongan terhadap individu
memberikan
atau kelompok untuk mencapai tujuan
bimbingan atau mempengaruhi pekerjaan
tertentu yang diinginkan (Leadership is
orang lain dalam memilih dan mencapai
the art of coordinating and motivating
tujuan yang telah ditetapkan (Leadership
individuals and group to achieve the
is the process by which an executive
perintah,
Sukarman Purba adalah Dosen Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan
akan
pengarahan,
imaginatively
direct,
influences
or
intelektual yang baik. Jika seseorang
work
in
lahir dengan otak yang kompetitif, maka
choosing and attaining particular end).
ia akan memiliki potensi untuk menjadi
Kepemimpinan diartikan sebagai proses
pemimpin. Seorang pemimpin yang baik,
pengaruh-mempengaruhi antar pribadi
akan berupaya mempelajari keterampilan
atau antar orang dalam situasi tertentu
mereka
melalui proses komunikasi yang terarah
mengembangkan modal intelektual yang
untuk mencapai tujuan tertentu.
dimilikinya.
the
guides,
of
others,
Kepemimpinan
melalui
ujian
Hersey
waktu
dan
dan
Blanchard
adalah
(1988:25) menyatakan kepemimpinan
keterampilan. Hal ini sangat penting,
dan manajerial itu tidak sama. Seseorang
untuk
bidang
dapat saja menjadi manajer yang efektif
kehidupan. Menurut teori Bass tentang
tetapi bukan pemimpin yang baik, yaitu
“kepemimpinan”, ada tiga cara para
seorang perencana yang baik dan seorang
pemimpin diciptakan, yaitu (1) mereka
administrator
mungkin dilahirkan dengan sifat yang
terorganisasi, tetapi kurang memiliki
secara alamiah membawa mereka ke
keterampilan
dalam peran kepemimpinan (Teori Sifat),
pemimpin, sebaliknya ada pemimpin
(2) mereka mungkin didorong ke posisi
yang efektif, tetapi bukan manajer yang
kepemimpinan,
atau
baik, yaitu seorang yang ahli dalam
peristiwa penting yang memunculkan
menginspirasi kegairahan dan semangat
kualitas kepemimpinan mereka yang luar
berkorban,
biasa, dan (3) Pemimpin memilih untuk
reformasi,
menjadi pemimpin dengan mempelajari
keahlian manajerial sehingga terjadi
keterampilan
kebocoran di mana-mana, dan tidak
setiap
sektor
karena
krisis
kepemimpinan
Kepemimpinan
Pernyataan
dan
ini
(Teori
Transformasional).
jujur
dan
motivasional
memimpin
tetapi
mampu membuat
seorang
jalannya
kurang
memiliki
perencanaan
yang
bahwa
matang sehingga jalannya reformasi
untuk menjadi pemimpin yang baik dapat
menjadi berubah karena tidak sesuai
ditempa
dengan tujuan semula. Dengan adanya
dengan
pelatihan
sebenarnya.
dan
menunjukkan
yang
menjalani
beberapa
pengalaman
Seseorang
pasti
yang
tantangan
yang
akan
perubahan
lingkungan
dihadirkan
dewasa
oleh
ini,
berubah menjadi seorang pemimpin yang
banyak
sangat efektif, bila ia memiliki modal
mahal para manajer yang juga ahli dalam
organisasi
berani
Sukarman Purba adalah Dosen Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan
membayar
kepemimpinan.
Akibatnya,
siapapun
haruslah
memiliki
kompetensi
dan
yang bercita-cita menjadi manajer yang
komitmen yang dapat mendukung dalam
efektif harus berusaha mempraktekkan
pelaksanaan
dan mengembangkan keahliannya dalam
adalah kemapuan seseorang pegawai
bidang kepemimpinan.
untuk mencapai kinerja tertentu dari
Dilihat
tugasnya
dari
dapat
ruang
lingkup
dikatakan
pemimpin
menjalankan
manajemen,
yaitu
membutuhkan
bahwa
kegiatan
kegiatan
kecakapan
yang
suatu
tugasnya.
Kompetensi
pekerjaan
yang
menjadi
tanggungjawabnya,
dimana
terpenuhi
unsur efektif dan efisien. Hal ini sesuai
dinyatakan
Gilmore
dan
Carson
dan
(1996:39-57) bahwa kompetensi adalah
kemampuan sebagai pengelola untuk
kemampuan untuk menggunakan ilmu
memperoleh
pengetahuan dan ketrampilan secara
hasil
(output)
sebagai
tujuan, melalui kerja dan usaha-usaha
efektif
orang lain. Menurut Mulyadi (1998:86)
Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa
bahwa
kompetensi merupakan keterampilan dari
di
dalam
memimpin
suatu
dalam
mencapai
kinerja.
organisasi, pada dasarnya pemimpin
pribadi
(leader) dituntut menghasilkan kinerja
memanfaatkan
untuk menjadikan organisasinya sebagai
keterampilan serta ilmu pengetahuan
mission-focused,
yang dimilikinya dalam melaksanakan
philosophy-driven,
vision-directed,
dan
value-based
institution. Untuk itu, seorang pemimpin
seseorang
pekerjaan
untuk
atau
yang
mampu
menggunakan
menjadi
tanggungjawabnya.
Modal Intelektual dalam meningatkan Kepemimpinan
pemimpin
yang
meningkatkan produktivitas organisasi.
organisasi
dituntut
Bila SDMnya memiliki modal intelektual
meningkatkan kemampuan, komitmen
yang baik, maka akan diperoleh SDN
dan kompetensi Sumber Daya Manusia
yang dapat mempengaruhi orang lain,
(SDM)
dengan
memimpin orang lain untuk mencapai
yang besar
tujuan organisasi, sesuai dengan yang
Seorang
memimpin
suatu
yang
menginvestasikan
dimiliki
biaya
dengan memberikan pelatihan
guna
diharapkan.
Organisasi
seperti
ini
pengembangan
modal
intelektual
melihat potensi SDM yang dimiliki, dan
SDMnya untuk
peningkatan potensi,
melihat pengembangan kepemimpinan
pengetahuan
dan
komitmen
dalam
sebagai suatu investasi, yang kelak
Sukarman Purba adalah Dosen Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan
bermanfaat dalam pencapaian tujuan
mampu
organisasi.
Pengembangan
modal
sebagaimana diharapkan. Harsey dan
intelektual
bertujuan
untuk
Blancard (1988:7) bahwa kecakapan
mengembangkan
kualitas
dan
meningkatkan
kepemimpinan
melakukan
pokok
seorang
pekerjaannya
pemimpin
dapat
individu,
dikelompokkan dalam tiga bagian, yaitu:
keterampilan, inovasi dan bakat. Orang
teknis, kemanusiaan dan konsepsional.
yang
Kecakapan
mengalami
kepemimpinan,
melakukannya
pengembangan
akan
dengan
baik
teknis
dapat
kemampuan
ketika
proses,
merupakan
menggunakan
prosedur
metode,
dan
teknis
yang
berhubungan
dengan
alat.
mereka mendengar umpan balik atas
biasanya
kinerjanya (apakah baik, buruk atau
Kecakapan
peningkatan
kemampuan untuk bekerja di dalam
kebutuhan).
Kompetensi
kemanusiaan
professional seorang pemimpin akan
kelompok
atau
berpengaruh
kelompok.
Kecakapan
terhadaop
kualitas
adalah
mengkoordinasikan
konsepsional
kepemimpinannya. Oleh karena itu, bila
adalah
hal ini terjadi maka perlu diupayakan
kebijakan organisasi secara keseluruhan.
usaha perbaikan kualitas kepemimpinan
Sedangkan komitmen merupakan suatu
dengan
modal
keadaan di mana individu telah mengikat
Menurut
Robbins
tindakannya terhadap keyakinan yang
(2002:56) bahwa seorang
pemimpin
mendukung kegiatan dan keterlibatannya
memiliki kemampuan untuk
sendiri (Salancik, 1988:14). Dengan
cara
intelektualnya.
haruslah
meningkatkan
kemampuan
mengetahui
mempengaruhi suatu kelompok ke arah
demikian,
tercapainya tujuan (leadership is the
perwujudan
ability to influence a group toward the
dalam bentuk pengikatan dengan diri
achievement of goals). Dari pernyataan
sendiri (individu) atau dengan organisasi
tersebut, seorang pemimpin dituntut
yang digambarkan oleh besarnya usaha
untuk menghasilkan perubahan sehingga
(tenaga,
ia harus memiliki kompetensi untuk
mencapai
mengelola
bersama.
dan
mengetahui
serta
komitmen
dari
waktu
tujuan
merupakan
kerelaan
dan
seseorang
pikiran)
pribadi
menguasai bidang pekerjaannya agar
Sukarman Purba adalah Dosen Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan
dan
untuk
visi
Strategi untuk meningkatkan Modal Intelektual.
Pengembangan Modal intelektual
internal
dilakukan
dengan
cara
dapat dilakukan dengan meningkatkan
pengukuhan komitmen atas fungsinya
kompetensi dan komitmen. Peningkatan
sebagai pemimpin
kompetensi
penuh
dapat
dilakukan
dengan
agar dapat dengan
semangat
melaksanakan
memberikan pelatihan yang berkaitan
pekerjaannya
dengan
sebagai
tanggungjawab sehingga ia menyadari
pemimpin untuk memperoleh kecakapan
bahwa organisasi tempatnya bekerja
khusus
dengan
merupakan tempat mencari nafkah dan
pelaksanaan tugas, seperti manajemen
sekaligus wahana menentukan masa
organisasi yang mencakup pengelolaan
depan keluarga, masyarakat, bangsa dan
organisasi dalam hal merencanakan suatu
Negara. Sedangkan, upaya eksternal
program,
dapat
tugas-tugasnya
yang
berkaitan
pelaksanaan,
evaluasi,
dengan
dilakukan
dengan
penuh
cara
wawasan kepemimpinan. Selain itu,
menyediakan fasilitas yang memadai
dapat juga dilakukan melalui jenjang
bagi
pendidikan lanjutan, baik formal maupun
mengutamakan pekerjaannya. Fasilitas
informal.
dapat bersifat material seperti tunjangan
untuk
Hal ini sangat diperlukan
untuk
tetap
masalah-masalah
tambahan, insentif dan yang bersifat
internal yang ada dalam organisasi,
immaterial berupa penghargaan, pujian
meminimalkan kemangkiran sehingga
terhadap prestasi yang dicapai, dan
memungkinkan pemimpin berjuang keras
membina hubungan komunikasi yang
untuk menghadapi tantangan dan tekanan
interpersonal
yang
pada
menyampaikan informasi-informasi yang
organisasi. Upaya untuk meningkatkan
dianggap penting dan disampaikan tepat
komitmen dapat dilakukan melalui upaya
waktu.
internal
menangkal
pemimpin
timbul
dalam
maupun
bekerja
eksternal.
secara
terbuka
serta
Upaya
DAFTAR PUSTAKA
Brooking, Annie and Motta. Make
Knowledge An Asset for The
Whole
Company,
Computerworld.
December,
1996.
Fitz-enz, Jac. ROI of Human Capital:
Measuring The Economic Value
of
Employee
Performance.
American
Management
Association. 2002.
Gilmore, Audrey dan David Carson.
“Management Competence for
Service Marketing”, The Journal
of Service Marketing, Vo. 10, No.
Sukarman Purba adalah Dosen Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan
3, 1996,, pp. 39-57.
Hersey, Paul and Kenneth H. Blanchard,
Management of Organizational
Behaviour: Utilizing Human
Resources. New Jersey: Prentice
Hall, Inc., 1988.
Mayo, Andrew. The Human Value of The
Enterprise : Valuing People as
Assets Monitoring, Measuring,
Managing. London: Nicholas
Brealey Publishing, 2001.
Mulyadi. Total Quality Management.
Yogyakarta: Aditya Media, 1998.
Mulyasa. E. Kurikulum Berbasis
Kompetensi:
Konsep,
Karakteristik dan Implementasi.
Bandung : Rosdakarya, 2003.
Nahapiet, S. dan S. Ghosbal. “Social
Capital, Intellectual Capital, and
The Organizational Advantage“,
Academy of Management Review,
Vol. 23, 1998, pp. 242-266.
Robbins,
Stephen
P..
Perilaku
Organisasi: Konsep, Kontroversi,
Aplikasi. Jilid 2. Jakarta : PT.
Prenhallindo., 2002.
Salancik, G. R. Commitment and Control
of Organizational Behavior and
Belief : New Directions in
Organizational
Behavior.
Chicago: ST. Clair Press, 1988.
Spencer, Lyle M and Signe M. Spencer,
Competence Work : Model fo
Superior Perpormance. New
York, USA : John Willey & Sons,
Inc., 1993.
Stoner, James A.F., and R. Edward
Freeman, Management. New
Jersey : A Division of Simon &
Schuster, Inc., 1992.
Syafaruddin Alwi. Manajemen Sumber
Daya Manusia : Strategi
Keunggulan
Kompetitif.
Yogyakarta : BPFE, 2001.
Thoha, Miftah. Kepemimpinan dalam
Manajemen.
Jakarta:
PT
RajaGrafindo Persada., 2004.
Tjakraatmadja,
Jann
Hidajat.
Karakteristik Modal Kredibilitas
Industri Jasa di Indonesia.
Manajemen Usahawan Indonesia
No.
10/Th.XXXI
Oktober.
Akreditasi No. 134/Dikti/Kep
2001. ISSN : 0302-9859, 2002,
p. 10.
Ulrich, Dave,.et al. “Intellectual Capital
= Competence x Commitment”.
Sloan Management Review. Vol.
39. p.15-26., 1998.
Sukarman Purba adalah Dosen Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan