Pengelolaan Museum Arma Sebagai Daya Tarik Wisata Budaya Di Desa Ubud.

SKRIPSI
PENGELOLAAN MUSEUM ARMA SEBAGAI DAYA
TARIK WISATA BUDAYA DI DESA UBUD

I NYOMAN MULIADI
1112015018

PROGRAM STUDI DESTINASI PARIWISATA
FAKULTAS PARIWISATA

1

UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2016

2

PENGELOLAAN MUSEUM ARMA SEBAGAI DAYA
TARIK WISATA BUDAYA DI DESA UBUD


Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata
Satu bidang Destinasi Pariwisata

I NYOMAN MULIADI
1112015018

PROGRAM STUDI DESTINASI PARIWISATA
FAKULTAS PARIWISATA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2016
3

HALAMAN PENGESAHAN

PENGELOLAAN MUSEUM ARMA SEBAGAI DAYA
TARIK WISATA BUDAYA DI DESA UBUD

Nama : I Nyoman Muliadi
NIM : 1112015018


Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Program Studi
Destinasi pariwisata Fakultas Pariwisata Universitas Udayana.
Denpasar, 16 Maret 2016

Menyetujui,
Pembimbing I

Pembimbing II

I Gst. Ag.Oka Mahagangga, S.Sos.,M.Si
NIP. 19771010200604 1 004

Dra. Ida Ayu Suryasih, M.Par
NIP.19610815 198702 2 001

Mengetahui,
Dekan Fakultas Pariwisata

Ketua Program Studi Destinasi Pariwisata


Drs. I Made Sendra, M.Si.
NIP.19650822 200003 1 001

I Gst. Ag. Oka Mahagangga, S.Sos.,M.Si.
NIP. 19771010200604 1 004

4

HALAMAN PERSETUJUAN TIM PENGUJI

PENGELOLAAN MUSEUM ARMA SEBAGAI DAYA
TARIK WISATA BUDAYA DI DESA UBUD

Nama : I Nyoman Muliadi
NIM : 1112015018

Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Program Studi Destinasi
Pariwisata Fakultas Pariwisata Universitas Udayana pada tanggal 16 Maret 2016 dan
dinyatakan LULUS dengan predikat sangat memuaskan


TIM PENGUJI
Ketua

: Dra. Ida Ayu Suryasih, M.Par

(………….......)

Sekretaris

: I GustiAgung Oka Mahagangga, S.Sos.,M.Si.

(

Anggota

: 1. Made Sukana, SST.Par.,M.Par.,MBA

(………….......)


)

2. Ida Bagus Suryawan S.T.,M.Si

(………….......)

3. Gde Indra Bhaskara,SST.Par.,MSc.

(………….......)

Mengetahui,

Dekan Fakultas Pariwisata

Drs. I Made Sendra, M.Si.
NIP. 19650822 200003 1 001

Ketua Program Studi
Destinasi Pariwisata


I Gst. Ag. Oka Mahagangga, S.Sos.,M.Si.
NIP. 19771010200604 1 004

5

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama

: I Nyoman Muliadi

NIM

: 1112015018

Program Studi

: S1 DestinasiPariwisata


Menyatakan bahwa memang benar skripsi ini adalah hasil karya sendiri bukan plagiat
hasil karya orang lain. Apabila dikemudian hari terbukti bahwa karya ilmiah ini bukan
karya saya sendiri atau plagiat hasil orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi
sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Demikian surat pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Denpasar, 18 Maret 2016
Yang membuat pernyataan

I Nyoman Muliadi

6

ABSTRAK
Program Studi S1 DestinasiPariwisata
Fakultas Pariwisata
Universitas Udayana
Skripsi
Nama


: I Nyoman Muliadi

Judul : Pengelolaan Museum Arma sebagai Daya Tarik Wisata Budaya di Desa Ubud
Jumlah Halaman

: 107

Ringkasan

:

Museum Arma merupakan sebuah museum yang berada di Desa Ubud. Jika
dilihat dari jenis koleksinya Museum Arma dikatagorikan sebagai museum seni lukis.
Museum Arma sebagai daya tarik wisata budaya berharap mampu menjadi pusat
budaya yang merupakan tempat untuk melestarikan seni budaya, maka dari itu
pengelola diharapkan mampu melestarikan seni budaya bali melalui pelatihan,
penyelenggaraan pendidikan dan penyelenggaraan event yang berkaitan dengan seni
budaya Bali. Asumsi inilah yang melatar belakangi dipilihnya topik penelitian
“Pengelolaan Museum Arma sebagai Daya Tarik Wisata Budaya di Desa Ubud” untuk
diteliti.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian dengan teknik analisis deskriptif kualitatif untuk menganalisis pengelolaan
di Museum Arma. Sumber data diperoleh dari data primer dan data sekunder. Teknik
pengumpulan data menggunakan metode wawancara mendalam, pengamatan dan studi
kepustakaan. Penentuan informan di Museum Arma dalam penelitian ini menggunakan
teknik purposive sampling. Sedangkan untuk wisatawan yang dimintai pendapat
mengenai keberadaan Museum Arma di Desa Ubud menggunakan teknik incidental
sampling. Penelitian ini dibatasi dengan menggunakan konsep pengelolaan, teori
motivasi serta teori struktural fungsional.
Hasil penelitian yang diperoleh adalah dalam pengelolaan Museum Arma
sebagai daya tarik wisata budaya menjalankan program-program yang berkaitan
dengan konservasi dan juga berkaitan dengan pengembangan seni budaya, maka dari
itu pengelolaan di Museum Arma mengedepankan kegiatan upaya-upaya pelestarian
seni budaya Bali. Hal tersebut dilakukan untuk mewujudkan Museum Arma sebagai
pusat budaya sekaligus sebagai daya tarik wisata budaya di Desa Ubud.

Kata kunci : Pengelolaan, Museum Arma, Daya Tarik Wisata Budaya,.

7


ABSTRACT
Tourism Destination Study Program
Tourism Faculty
Udayana University
Undergraduate Thesis
Name
Title

: I Nyoman Muliadi
: Management of Arma Museum as Cultural Tourist Attraction in the village of
Ubud

Number of page

: 107

Summary

:


Arma Museum is a museum located in the village of Ubud. When viewed from
the type collection Arma Museum categorized as museum of art. Arma Museum as a
cultural tourist attraction, hopes to become a cultural center is a place for preserving
art and culture, therefore the manager is expected to preserve the art of Balinese
culture by means of training, education and organizing events related to art and
culture of Bali. That assumption is underlying me to choose this topic for research.
The topic is “Management of Arma Museum as Cultural Tourist Attraction in the
village of Ubud”
The method used in this research is a research method with qualitative
descriptive analysis technique to analyze management of Arma Museum . Sources of
data derived from primary data and secondary data. Data collecting technique using
in-depth interviews, observation and study of literature. Determination of informants
from Arma Museum in this study using purposive sampling technique. While tourists
who asked to opinion about the existence of Arma Museum in Ubud Village using
incidental sampling technique. This study is limited by using the concept of
management, theory of motivation, and the structural-functional theory.
Results obtained are in the management of Arma Museum as a cultural
Destination running programs related to the conservation and also related to the
development of art and culture, therefore the management focus on activities Arma
Museum conservation efforts Balinese art and culture. This is done to realize the
Arma Museum as a cultural center as well as a cultural tourist attraction in the
village of Ubud.

Keywords: Management, Arma Museum, Cultural Tourist Attraction.

KATA PENGANTAR

8

Om Swastyastu,
Puji syukur penulis panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa karena telah
memberikan asung kerta wara nugraha-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan tugas akhir dengan judul “Pengelolaan Museum Arma sebagai Daya Tarik
Wisata Budaya di Desa Ubud”.
Tugas akhir ini dapat diselesaikan dengan baik atas bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Drs. I Made Sendra, M.Si. selaku dekan Fakultas Pariwisata Universitas

Udayana
2. I Gusti Agung Oka Mahagangga, S.Sos.,M.Si. selaku ketua program studi S1

Destinasi Pariwisata Fakultas Pariwisata Universitas Udayanadan juga sebagai
Pembimbing II yang telah mendukung penulis untuk menyelesaikan skripsi ini
dan meluangkan waktu untuk membimbing serta memberikan masukan kepada
penulis disela-sela kesibukan Beliau.
3. Dra. Ida Ayu Suryasih, M.Par. selaku Pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan dan saran-saran dari awal proses penyusunan proposal penelitian
hingga penyusunan laporan tugas akhir ini selesai.
4. Drs. A. A. Ngr. Palguna. selaku pembimbing akademis yang telah memberikan

bimbingan kepada penulis selama menempuh pendidikan di Program Studi S1
Destinasi Pariwisata.
5. Tim dosen penguji yang telah memberikan saran dan masukan untuk

menyempurnakan laporan tugas akhir ini.
6. Segenap dosen dan pegawai tata usaha Fakultas Pariwisata Universitas

Udayana atas bantuan, bimbingan dan kerjasamanya.
7. Anak Agung Gde Rai selaku Founder Museum Arma yang telah memberikan

informasi kepada penulis.
8. Anak Agung Gde Asrama selaku Penasehat dan Kurator di Museum Arma

yang telah memberikan informasi kepada penulis.

9

9. Made Pande Artha selaku Kordinator museum yang telah memberikan

informasi kepada penulis.
10. Ketut Kariasa selaku Asistent Direktur Museum Arma yang telah

membantu penulis dalam melakukan penelitian di Museum Arma.
11. Kedua orang tua, I Wayan Reta dan Ni Nyoman Dasni serta kakak I Wayan

Muliawan dan I Nengah Muliarta dan keluarga besar atas komitmen,
kesabaran dan dukungannya yang tidak akan pernah ternilai.
12. Teman-teman kuliah Program Studi S1 Destinasi Pariwisata khususnya

angkatan 2011, Agus Cahya, Satwika, Didink, Fredi Wirawan, Anom,
Fandi serta pihak-pihak yang mendukung dan membantu penulis selama
penyusunan tugas akhir ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
13. Teman-teman KKN Desa Tanglad 2014, khususnya Yesta dan Diah yang

selalu mendoakan dalam penyusunan tugas akhir ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan tugas akhir ini masih belum
sempurna, maka dari itu segala kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan
guna kesempurnaan laporan tugas akhir ini. Semoga laporan tugas akhir ini dapat
bermanfaat dan berguna bagi pengembangan pengelolaan museum khususnya di Bali.

Om Shanti, Shanti, Shanti Om

Denpasar, 02 Maret 2016

I Nyoman Muliadi

10

DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL

i

HALAMAN PENGESAHAN

iii

HALAMAN PERSETUJUAN TIM PENGUJI

iv

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN LAPORAN AKHIR SKRIPSI

v

ABSTRAK

vi

ABSTRACT

vii

KATA PENGANTAR

viii

DAFTAR ISI

x

DAFTAR TABEL

xiii

DAFTAR GAMBAR

xiv

DAFTAR BAGAN

xv

DAFTAR LAMPIRAN

xvi

BAB I

1

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang

1

2. Rumusan Masalah
3. Tujuan Penelitian

7
7
8

4. Manfaat Penelitian
5. Sistematika Penulisan

BAB II

8

TINJAUAN PUSTAKA........................................................................10
2.1 Telaah Hasil Penelitian Sebelumnya

10

2.2Landasan Konsep dan Teori Analisis...............................................14
2.2.1 Konsep Pengelolaan

14

2.2.2 Konsep Museum

17

2.2.3 Batasan Fungsi Museum

18

2.2.4 Konsep Daya Tarik Wisata
2.2.5 Konsep Pariwisata Budaya

22
23

11

2.2.6 Batasan Pengertian Pendapat
24

BAB III

2.2.7 Teori Fungsionalisme Struktural

25

2.2.8 Teori Motivasi Wisatawan

26

METODE PENELITIAN

28

3.1 Lokasi Penelitian

28

3.2 Ruang Lingkup Penelitian

29

3.3 Jenis dan Sumber Data

32

3.3.1 Jenis Data

32

3.3.2 Sumber Data

33

3.4 Teknik Pengumpulan data

33

3.4.1 Observasi

34

3.4.2 Wawancara Mendalam

34

3.4.3 Studi Kepustakaan

35

3.5Teknik Penentuan Informan
35
3.6 Teknik Analisis Data

37

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN....................................................................39
4.1 Gambaran Umum lokasi penelitian................................................39
4.1.1 Sejarah Pendirian Museum Arma.........................................39
4.1.2 Profil Museum Arma............................................................42
4.1.3 Kawasan Museum Arma.......................................................43
4.2 Pengelolaan Museum Arma sebagai daya tarik wisata
budaya di Desa Ubud.......................................................................47
4.2.1Planning (Perencanaan) ........................................................48
4.2.2 Organizing (Pengorganisasian).............................................51
4.2.3Actuating (Pelaksanaan)........................................................62
4.2.4 Controlling (Pengawasan) ....................................................75

12

4.3 Pendapat wisatawan terhadap keberadaan Museum
Arma di Desa Ubud .............................................................................78
4.3.1 Pendapat wisatawan terhadap seni budaya
di Museum Arma ...................................................................78
4.3.2 Pendapat wisatawan terhadap tampilan koleksi
di Museum Arma....................................................................83
4.3.3 Pendapat wisatawan terhadap unit usaha
di Museum Arma....................................................................88
4.3.4 Pendapat wisatawan terhadap pelayanan
di Museum Arma....................................................................92
4.3.5 Pendapat wisatawan terhadap kenyamanan
di Museum Arma....................................................................95
4.3.6 Pendapat wisatawan mengenai Museum Arma berdasarkan
website trip advisor .............................................................98
BAB V SIMPULAN DAN SARAN........................................................................103
5.1 Simpulan ...................................................................................103
5.2 Saran ..........................................................................................105

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

13

DAFTAR TABEL
Tabel 1.1

Data jumlah kunjungan wisatawan ke Bali

2

Tabel 1.2

Data jumlah kunjungan wisatawan ke Ubud

3

Tabel 1.3

Data jumlah kunjungan wisatawan ke lima
museum di Ubud

4

Data jumlah kunjungan wisatawan ke Museum
Arma

6

Tabel 1.4

14

DAFTAR GAMBAR

Gambar4.1

Lukisan Raden Saleh

63

Gambar 4.2

Reward Cipta Award 2015

77

Gambar4.3

Penataan koleksi lukisan

87

Gambar4.4

Unit usaha di Museum Arma

91

Gambar 4.5

Fasilitas museum

98

Gambar 4.6

Penghargaan untuk Museum Arma

102

15

DAFTAR BAGAN
Bagan 4.1

Struktur organisasi Yayasan Arma

52

16

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Pedoman Wawancara
Lampiran 2. Daftar Informan
Lampiran 3. Foto-foto dan dokumentasi Museum Arma

17

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG
Kegiatan pariwisata merupakan suatu industri yang berkembang di seluruh
dunia. Tiap-tiap negara mulai mengembangkan kepariwisataan yang bertujuan untuk
menarik minat wisatawan agar berkunjung ke daerah tujuan wisata tersebut. Hal ini
terjadi karena kegiatan kepariwisataan dapat memberikan pendapatan berupa devisa
yang besar terhadap negaranya. Kegiatan pariwisata juga merupakan sebuah aktifitas
ekonomi yang bisa diandalkan bagi suatu negara atau daerah yang memiliki
keterbatasan dalam sumber daya alam, tetapi mempunyai potensi maupun keunikan
panorama dan seni budaya.
Potensi itulah yang dapat digunakan sebagai suatu daya tarik yang dapat
menarik wisatawan untuk berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata. Salah satu
daerah tujuan wisata yang sangat digemari oleh wisatawan lokal maupun
mancanegara di Indonesia adalah Pulau Bali.
Bali memiliki daya tarik tersendiri bagi wisatawan domestik maupun
wisatawan mancanegara. Keunikan tradisi dan adat-istiadat Masyarakat Bali
membuat wisatawan seakan tidak pernah merasa bosan berkunjung ke Bali. Bali
menjadi primadona dengan memiliki banyak julukan, mulai dari Pulau Dewata, Pulau
Seribu Pura hingga pulau yang eksotik.

1

Angka kunjungan wisatawan yang datang ke Pulau Bali pun selalu meningkat
dari tahun ke tahun. Berikut tabel 1.1 dapat dilihat angka kunjungan wisatawan yang
berkunjung ke Pulau Bali.
Tabel 1.1
Data Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Bali
No

Tahun

Mancanegara

Domestik

Jumlah Kunjungan
Wisatawan

Pertumbuhan
%

1

2009

2.229.945

3.521.135

5.751.080

-

2

2010

2.493.058

4.646.343

7.139.401

24,1 %

3

2011

2.756.579

5.675.121

8.431.700

18,1 %

4

2012

2.892.019

6.063.558

8.955.577

6.2 %

5

2013

3.278.679

6.976.536

10.255.215

14,5 %

Sumber : Dinas Pariwisata Provinsi Bali, 2014

Berdasarkan data kunjungan wisatawan di atas, dapat diketahui bahwa
kunjungan wisatawan ke Bali mengalami peningkatan tiap tahunnya. Peningkatan
yang terjadi tidak lepas dari banyaknya daya tarik wisata yang berada di Bali. Dengan
memanfaatkan potensi

keindahan alam serta kekayaan budaya yang dimiliki

membuat Pulau Bali terkenal sebagai daerah tujuan wisata yang memiliki berbagai
jenis daya tarik wisata, seperti Daerah Kuta terkenal dengan Pantai Kuta yang
merupakan tempat untuk melihat matahari tenggelam dan hirup pikuk kehidupan
dunia malam. Sanur dengan pantai Sanur, yang menjadi tempat favorit bagi
wisatawan untuk menikmati pemandangan matahari terbit dan Ubud sebagai kawasan

2

pariwisata budaya yang mampu menyajikan panorama alam, seni pertunjukan dan
adat istiadat masyarakat lokal.
Kecamatan Ubud terdiri dari delapan desa. Masing-masing desa memiliki
daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung ke Ubud. Selain kelestarian
alamnya, keramah-tamahan penduduk lokal juga menjadi nilai plus bagi
kepariwisataan di Ubud. Tidak heran jika wisatawan tidak pernah bosan datang ke
Ubud, salah satu daya tarik wisata utama di Ubud adalah kesenian, seperti seni tari,
seni pahat, maupun seni lukis. Jumlah kunjungan wisatawan ke Ubud dapat dilihat
pada tabel 1.2 di bawah :
Tabel 1.2
Data Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Ubud
No

Tahun

Jumlah Kunjungan
Wisatawan (orang)

Pertumbuhan
(%)

1

2009

93.252

-

2

2010

147.057

57,6 %

3

2011

155.053

5,4 %

4

2012

191.025

23,1 %

5

2013

192.215

0,6 %

Sumber : Dinas Pariwisata Kabupaten Gianyar, 2014

Berdasarkan tabel 1.2 di atas dapat diketahui jumlah data kunjungan
wisatawan ke Ubud, dalam data tersebut dapat dilihat terjadi peningkatan kunjungan
wisatawan ke Ubud tiap tahunnya, tentunya peningkatan tersebut tidak lepas dari

3

adanya berbagai daya tarik wisata yang ada di Ubud. Ubud yang mengandalkan
potensi seni dan kebudayaan yang dimiliki sebagai daya tarik, di desa Ubud terdapat
berbagai jenis seni budaya yang merupakan warisan secara turun-temurun yang masih
terjaga sampai saat ini seperti seni tari dan seni lukis.
Sebagai sarana untuk memfasilitasi keberadaan seni budaya. Di Ubud terdapat
lima museum dari dua belas museum yang ada di Bali. Keberadaan museum menjadi
begitu penting bagi suatu destinasi wisata seperti Ubud. Fungsi museum menjadi
sangat penting dalam kaitannya Ubud sebagai kawasan wisata yang mengandalkan
tradisi seni dan budaya. Adanya beberapa museum di Ubud akan sangat membantu
wisatawan yang memiliki ketertarikan terhadap tradisi, seni dan budaya. Secara
holistik melalui museum pengunjung dapat menyaksikan secara langsung berbagai
macam koleksi-koleksi yang berkaitan dengan seni dan budaya.
Untuk menikmati seni budaya daerah Ubud, dapat dilakukan dengan
mengunjungi beberapa museum yang menyimpan lukisan-lukisan. Museum-museum
yang berada di Ubud sebagian besar menjadikan lukisan sebagai koleksi utama
museum tersebut, hal ini dikarenakan di daerah Ubud sejarah perkembangan seni dan
budaya khusunya seni lukis sangat beragam, mulai dari dari lukisan hasil dari pelukis
lokal Bali hingga lukisan hasil pelukis Eropa. Berikut ini tabel 1.3 mengenai data
jumlah kunjungan wisatawan ke lima museum di kawasan Ubud.
Tabel 1.3
Data Jumlah Kunjungan Wisatawan di Lima Museum di Kawasan Ubud.
No

Museum

Tahun

4

Total

(Orang)
2010

2011

2012

2013

2014

1

Neka

45.340

44.106

39.335

42.003

33.632

204.416

2

Rudana

7.480

9.032

14.674

6.850

4.686

42.722

3

Arma

8.049

9.009

17.892

23.885

29.316

88.151

4

Puri Lukisan

-

25.620

31.051

36.746

44.645

138.062

5

Antonio
Blanco

-

37.298

41.311

44.673

43.695

166.977

Sumber : Dinas Pariwisata Provinsi Bali, 2015

Berdasarkan pada tabel 1.3 di atas, Museum Neka merupakan museum
yang paling banyak dikunjungi wisatawan selama 5 tahun terakhir, sedangkan
Museum Rudana memiliki jumlah kunjungan wisatawan yang paling rendah.
Apabila dilihat dari koleksi-koleksi seni lukis dan pengelolaanya ke lima
museum di atas memiliki ciri dan karakteristik tersendiri.
Museum Puri Lukisan yang didominasi oleh koleksi seni lukis dengan
gaya Pitamaha dan perkembangannya, dan museum ini dilengkapi dengan ruang
pameran khusus untuk ajang promosi bagi seniman-seniman pemula sedangkan
Museum Neka menampilkan sejarah perkembangan seni lukis Bali serta Museum
Rudana dengan koleksi lukisan tradisional Bali hingga modern.
Pada Museum Antonio Blanco menawarkan lukisan-lukisan dari maestro
yang sekaligus pendiri dari museum tersebut yaitu Mario Antonio Blanco,
lukisan yang dipamerkan di museum tersebut didominasi oleh lukisan yang
mengarah ke lukisan modern, namun pada Museum Arma nampak memiliki
5

identitas koleksi lukisan dari pelukis-pelukis Asing dan pelukis lokal yang
dipadukan di museum tersebut, dan sebagian besar diperoleh di luar negeri,
selain itu dalam pengelolaanya Museum arma mencoba menyuguhkan seni
secara utuh dan mengklaim diri sebagai “living Museum”.
Konsep living museum yang diterapkan di Arma, menurut keyakinan
Agung Rai merupakan “sebagai acuan pendirian dan pengelolaan Museum di
masa depan, dimana lingkungan sekitar berikut kehidupan sosial-kultural
sehari-harinya, menjadi bagian yang tak terpisahkan dari keberadaan museum
ini”. Couteau (2013 : 166). Berdasarkan dari konsep living museum

yang

diterapkan di Museum Arma, pengemasan unsur budaya seni lukis, “seni
kehidupan”, seni pertunjukan, dan seni makanan sebagai suatu produk yang
dijadikan sebagai daya tarik wisata di Museum Arma.
Museum Arma merupakan museum yang dikelola oleh swasta dan
menggunakan perpaduan antara unsur non profit dengan unsur profit yang dalam
pengelolaanya memadukan museum sebagai daya tarik wisata dengan fasilitas
pendukung adanya café, restaurant, warung kopi dan hotel di lingkungan
museum tersebut. Tentunya hal ini merupakan sesuatu yang menarik bagi
perkembangan museum di Indonesia dan Bali pada khususnya, serta bagi
wisatawan yang berkunjung ke Museum Arma, dapat dilihat dari data kunjungan
wisatawan ke museum yang mengalami peningkatan tiap tahunnya. Untuk lebih
jelas mengenai data jumlah kunjungan wisatawan ke Museum Arma selama
tahun 2010 sampai 2014 dapat dilihat pada tabel 1.4

6

Tabel 1.4
Jumlah Kunjungan wisatawan ke Museum Arma
No

Tahun

Wisatawan

Pertumbuhan
%

1

2010

8.049

-

2

2011

9.009

11,9

3

2012

17.892

98,6

4

2013

23.885

33,4

5

2014

29.316

22,7

Jumlah

88.151

Sumber : Dinas Pariwisata Provinsi Bali, 2015

Berdasarkan jumlah kunjungan wisatawan ke Museum Arma pada tabel
1.4, dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan, puncaknya terjadi pada
tahun 2014 yaitu kunjungan wisatawan mencapai 29.316 orang. Tentunya hal ini
merupakan sebuah indikasi bahwa Museum Arma memiliki daya tarik dibidang
seni maupun kebudayaan bagi wisatawan yang berkunjung.
Berkaitan dengan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, penelitian
ini meneliti mengenai pengelolaan Museum Arma sebagai daya tarik wisata
budaya di Desa Ubud dan

penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui

bagaimana pendapat wisatawan mengenai keberadaan Museum Arma di Desa
Ubud.
2. RUMUSAN MASALAH

7

Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan yang telah dijabarkan di
atas, maka dirumuskan permasalahan yang akan diteliti pada penelitian ini, yaitu :
1. Bagaimana pengelolaan Museum Arma sebagai daya tarik wisata budaya ?
2. Bagaimana pendapat wisatawan terhadap keberadaan Museum Arma di Desa

Ubud?
3. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini yaitu :
1. Untuk mengetahui pengelolaan Museum Arma sebagai daya tarik

wisata budaya.
2. Untuk mengetahui pendapat wisatawan terhadap keberadaan Museum Arma

di Desa Ubud.
4. MANFAAT PENELITIAN
1.4.1.

Manfaat Akademis
Melalui penelitian ini mahasiswa berupaya mengaplikasikan
konsep pengelolaan guna membahas rumusan masalah di atas yang
didapat selama perkuliahan di mata kuliah sosiologi dan antropologi
pariwisata.

1.4.2.

Manfaat Praktis

8

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ide-ide
pemikiran tentang pentingnya pengelolaan museum sebagai daya tarik
wisata budaya khususnya kepada pihak pengelola museum.
5. SISTEMATIKA PENULISAN

Dalam penelitian yang berjudul “Upaya pengelolaan Museum Arma
sebagai Daya Tarik Wisata Budaya di Desa Ubud”

ini menggunakan

sistematika penulisan sebagai berikut :
BAB I

: PENDAHULUAN
Dalam bab ini dibahas mengenai latar belakang diangkatnya topik
ini sebagai bahasan, rumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian serta sistematika penulisan.

BAB II

: TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini akan menguraikan mengenai tinjauan dari penelitian
sebelumnya dan beberapa tinjauan konsep yang mendukung
penelitian ini. Tinjauan konsep yang digunakan dalam penelitian ini
adalah tinjauan tentang museum, tinjauan mengenai fungsi
museum, tinjauan konsep mengenai pengelolaan, tinjauan mengenai
daya tarik wisata, dan tinjauan mengenai daya tarik wisata, tinjauan
tentang pariwisata budaya dan tinjauan tentang konsep pelestarian.

BAB III : METODE PENELITIAN

9

Dalam bab ini diuraikan tentang lokasi penelitian, ruang lingkup
penelitian, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, teknik
penentuan informan dan teknik analisis data
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini diuraikan tentang gambaran umum Museum Arma,
sejarah pendirian museum Arma, pengelolaan Museum Arma
sebagai daya tarik wisata budaya, dan pendapat wisatawan terhadap
keberadaan Museum Arma di Desa Ubud.
BAB V

: SIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini menguraikan mengenai kesimpulan dari hasil
penelitian yang telah dilakukan dan saran-saran yang dapat diberikan
terkait dengan hal-hal yang dibahas dalam penelitian ini.

10

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Telaah Hasil Penelitian Sebelumnya

Penelitian ini berjudul tentang “Upaya Pengelolaan Museum
Arma sebagai Daya Tarik Wisata Budaya dalam Pelestarian Seni
Budaya di daerah Ubud. Penulisan dengan judul tersebut belum ada
yang meneliti, namun penelitian dengan topik yang berbeda sudah
banyak dilakukan di daya tarik wisata ini, sehingga penelitian ini
masih sangat diperlukan. Sebagai bahan perbandingan dalam penelitan
ini, berikut ini beberapa penelitian sebelumnya yang bisa dijadikan
bahan perbandingan dalam penelitian ini.
Penelitian yang pertama dilakukan oleh Deta (2012) yang
berjudul “Upaya Pengelolaan Museum Bali untuk Meningkatkan
Jumlah Kunjungan Wisatawan dalam Mendukung program Gerakan
Nasional Cinta Museum tahun 2010-2014”. Dalam penelitian ini
menjelaskan mengenai upaya pengelolaan yang dilakukan Museum
Bali dan

bertujuan untuk meningkatkan jumlah kunjungangan

wisatawan, upaya-upaya yang dilakukan oleh pihak Museum Bali

1

melalui beberapa tahap, yaitu : Planning (perencanaan), yang
meliputi : upaya pelestarian koleksi benda-benda budaya, upaya
penataan dan penyajian koleksi, uaya perbaikan sarana dan prasarana,
upaya peningkatan kualitas pelayanan dan upaya promosi atau
memperkenalkan Museum bali kepada masyarakat luas, organizing
(pengorganisasian) adalah proses pembagian tugas yang sesuai dengan
tugas masing-masing jabatan dari masing-masing pengurus, actuating
(pelaksanaan) adalah proses kerja atau upaya yang dilakukan oleh
pihak penglola Museum Bali dalam mengelola Museum bali sesuai
dengan apa yang telah direncanakan, dan yang terakhir adalah
controlling (pengawasan) yang dilakukan oleh Kepala dinas Museum
bali selaku pimpinan tertinggi di museum tersebut yang bertugas
mengawasi dan memonitoring semua proses pengelolaan yang ada di
Museum Bali. Upaya-upaya yang dilakukan tersebut dikatakan cukup
berhasil dalam menarik jumlah kunjungan wisatawan karna terbukti
dengan meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan.
Penelitian yang kedua dilakukan oleh Hajar (2005),yang
berjudul “Strategi Pengelolaan Museum Samparaja sebagai Objek
Wisata Budaya di Kabupaten Bima Propinsi Nusa Tenggara Barat”.
Dalam penelitian ini strategi pengelolaan objek wisata Museum
Samparaja yang berpatokan pada permasalahan yang didapat dari
persepsi wisatawan dan pendekatan SWOT, maka di rencanakan

2

program-program pengelolaan yaitu : membenahi struktur organisasi
Museum Samparaja, penataan ruang pameran tetap, penyedian dana
dalam pemeliharaanya, melakukan labelisasi koleksi, menjalin
komunikasi/kerjasama dengan instansi atau pihak terkait, membentuk
petugas keamanan, menambah jumlah pegawai yang memahami
tentang perMuseuman, memberikan pelatihan dan pendidikan di
bidang permusiuman dan pariwisata bagi pegawai, melakukan
kegiatan promosi, membuat buku panduan dan brosur sebagai media
informasi, dan merenovasi bangunan yang rusak.
Penelitian yang ketiga, dilakukan oleh Mardika (2001) dengan
judul Manajemen Sumber Daya Budaya (Studi Kasus di Museum
Arma). Dalam penelitian ini menjelaskan mengenai pengelolaan
Museum Arma yang dipandang sebagai manajemen sumber daya
budaya sebuah tesis. Hal tersebut terjadi karena melalui pengelolaan
Museum Arma tercermin pemanfaatan aspek-aspek seni budaya dalam
upaya pelestarian sumber budaya tersebut.
Dalam pengelolaan koleksi, Museum Arma melakukan
perpaduan seni budaya, seperti unsure seni visual, seni pertunjukan,
seni kehidupan dan lingkungan yang dikemas menjadi satu kesatuan
dan menjadi cirri khas dari Museum Arma. Demikian juga dengan
system pengelolaan yang memadukan Museum dengan unit usaha
yang berorientasi profit (seperti hotel, trestaurant, café, warung kopi,

3

dan gallery) ternyata dalam pengelolaannya dapat saling memberikan
kontribusi di bidang sumber daya manusia, sumber daya keuangan dan
pemasarannya. Pengelolaan Museum Arma bermakna bagi masyarakat
sekitar daerah Museum Arma, dapat ditinjau dari aspek ekonomi,
sosial dan budaya. Makna ekonomi yang dapat langsung dirasakan
masyarakat adalah melalui kesempataan menjadi tenaga kerja di Arma,
pelatih seni, penari yang mengisi pentas seni, serta sumbangan (dana
punia) kepada desa adat di wilayah Ubud. Makna budaya dari Museum
Arma dapat dicermati dari perannya sebagai wahana cagar budaya
dan sekaligus berperan mengembangkan nilai-nilai budaya local.
Dan yang terakhir adalah makna sosial, dalam pengelolaan
Museum Arma memiliki berbagai bentuk kegiatan yang mengemban
unsur misi pendidikan budaya kepada generasi-genari muda. Dengan
demikian melalui pengelolaan Museum Arma tercermin adanya upaya
pelestarian, pemasukan, dan nilai-nilai budaya lokal.
Persamaan penelitian dengan penelitian sebelumnya yang
pertama terdapat pada fokus penelitian. Fokusnya sama-sama meneliti
mengenai pengelolaan di sebuah Museum, namun penelitian yang di
lakukan

Museum Arma lebih menekankan terhadap upaya

pengelolaan Museum Arma sebagai daya tarik wisata budaya dalam
pelestarian seni budaya. Perbedaannya adalah, penelitian sebelumnya
melakukan pengelolaan yang bertujuan untuk menarik jumlah

4

kunjungan wisatawan ke Museum Bali agar meningkat sedangkan
dalam penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui peranan dari

Museum Arma dalam pelestarian seni budaya.
Persamaan dengan penelitian sebelumnya yang kedua adalah
terdapat pada fokus penelitian yaitu meneliti mengenai pengelolaan
Museum sebagai daya tarik wisata budaya. Namun terdapat perbedaan
antara penelitian yang dilakukan sekarang dengan penelitian
sebelumnya yaitu, penelitian yang dilakukan peneliti sekarang adalah
melalui suatu pengelolaan Museum Arma sebagai daya tarik wisata
budaya diharapkan mampu mengetahui peranan dari Museum Arma
dalam pelestarian seni budaya sedangkan dalam penelitian sebelumnya
penelitian tersebut berlandaskan pada persepsi wisatawan yang
berkunjung ke Museum Samparaja analisis pendekatan SWOT,
berlandaskan kedua hal tersebut maka dilakukan pengelolaan yang
bertujuan untuk memperbaiki pengelolaan di Museum Samparaja.
Persamaan dengan penelitian sebelumnya yang ketiga adalah
terdapat pada fokus dan lokus penelitian. Fokusnya sama-sama
meneliti mengenai pengelolaan di Museum Arma, namun penelitian
ini lebih terfokus kepada peran Museum Arma dalam pelestarian
kesenian tradisional. Dan lokusnya sama-sama melakukan penelitian
di Museum Arma yang berada di Desa Ubud.

5

2.2. Landasan Konsep dan Teori Analisis
2.2.1.

Konsep Pengelolaan
Kata pengelolaan dapat diartikan dengan manajemen, yang
berarti pula pengaturan atau pengurusan. Banyak orang yang
mengartikan manajemen sebagai pengaturan, pengelolaan, dan
pengadministrasian yang dapat diartikan dengan manajemen, yang
juga berarti pengaturan atau pengurusan. Arikunto (2010 : 31).
Berikut ini adalah pendapat dari beberapa ahli mengenai
pengertian pengelolaan dari konsep manajemen yakni :
1. Manajemen merupakan sebuah proses yang khas yang terdiri

dari

tindakan-tindakan

perencanaan,

pengorganisasian,

penggerakan dan pengawasan yang dilakukan untuk menentukan
serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui
pemanfaatan sumber daya manusia serta sumber-sumber
lainnya.Terry (2000 : 4)
2. Menurut Stoner ( dalam Handoko, 1993 : 8 ) manajemen, adalah

proses perencanaan , pengorganisasian , pengarahan, dan
pengawasan usaha – usaha para anggota organisasi dan penguna
sumber daya – sumber daya organisasi lainnya agar mencapai
tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

6

Berdasarkan

dua

pengertian

mengenai

pengelolaan

(manajemen) di atas, maka dapat disimpulkan pengertian pengelolaan
adalah suatu upaya memanfaatkan sumber daya yang ada, guna
mencapai suatu tujuan yang diinginkan dan dalam prosesnya untuk
mencapai tujuan tersebut.
Pengeloaan daya tarik wisata adalah suatu kegiatan yang
bertujuan untuk mengelola dan mengatur kondisi suatu daya tarik
wisata berdasarkan potensi dan sumber daya yang telah dimiliki,
meliputi

kegiatan membangun dan mengelola daya tarik wisata

beserta sarana dan prasarana yang diperlukan. Dalam pengelolaan
suatu daya tarik tidak lepas dari unsur – unsur manajemen yang terdiri
dari perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, serta pengawasan.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat sebagai berikut :
1. Perencanaan

Perencanaan adalah pemilihan atau penetapan tujuan –
tujuan organisasi, penentuan strategi, kebijaksanaan , proyek,
program, prosedur, metode, sistem, anggran, dan standar yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Fungsi ini menghendaki suatu
pandangan ke depan dan memiliki tujuan yang jelas.
2. Pengorganisasian

Pengorganisasian adalah penentuan sumber daya dan
kegiatan – kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan
organisasi. Perancangan dan pengembangan suatu organisasi atau
7

kelompok kerja dengan tugas masing - masing akan membantu
dalam pencapaian tujuan organisasi.
3. Penggerakan

Untuk melaksanakan kegiatan atau aktivitas, maka
diperlukan tindakan oleh pimpinan untuk menggerakan orang –
orang dalam menjalankan semua aktivitas itu. Tindakan – tindakan
yang dilakukan oleh pimpinan sering disebut dengan perintah.
4. Pengawasan

Pengawasan adalah peninjauan kembali kegiatan yang telah
berjalan, untuk memastikan apakah pekerjaan yang telah berjalan
dengan memuaskan untuk menjamin rencana berjalan sesuai arah
dan tujuan yang telah ditetapkan.
Jadi yang dimaksud dengan pengelolaan dalam penelitian ini
adalah sesuatu metode atau tata cara yang dilakukan berlandaskan
dengan fungsi –fungsi manajemen dalam mengelola Museum Arma
sebagai daya tarik wisata budaya . Setiap fungsi manajemen
merupakan bagian – bagian yang saling berhubungan satu dengan
yang lain untuk mencapai tujuan yang diinginkan, yang meliputi
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan orang – orang, dan
pengawasan.
2.2.2.

Konsep Museum
Definisi Museum menurut International Council of Museum
yaitu suatu badan kerjasama professional di bidang permuseuman yang
8

didirikan oleh kalangan profesi permuseuman seluruh dunia yang
dikemukakan dalam konfrensi umum ke-11 (elevent general assembly
of ICOM, Copenhagen June 14th 1974) adalah sebagai berikut :
A Museum is a nonprofit making, permanent institution in the
service of society and of its development, and open to the public,
which acquires, conserves, communicates, and exhibits, for the
purpose of study education and enjoyment, material avidence of man
and environment.
Menurut
Pendidikan

dan

Direktorat
Kebudayaan

Jendral
dalam

Kebudayaan
bukunya

Kementrian

yang

berjudul

“Pengelolaan Koleksi Museum”, museum adalah suatu lembaga yang
bersifat tetap, tidak mencari keuntungan, melayani masyarakat dan
perkembangannya terbuka untuk umum yang memperoleh, merawat,
menghubungkan, dan memamerkan untuk tujuan-tujuan studi,
pendidikan dan kesenangan, barang-barang pembuktian manusia dan
lingkungannya. Direktorat Cagar Budaya dan Museum (2007).
2.2.3.

Fungsi Museum
Kebijaksanaan pengembangan permuseuman di Indonesia

juga berpegang pada rumusan ICOM (International Council of
Museums) pada tahun 1927, yang menyangkut beberapa fungsi
museum yaitu :
1.

Mengumpulkan dan mengadakan pengamanan terhadap

warisan alam dan budaya yang memiliki nilai tinggi.
9

2.

Mengadakan dokumentasi dan penelitian ilmiah.

3.

Mengadakan konservasi dan preservasi.

4.

Menyebarkan

dan

pemerataan

kesenian,

ilmu

pengetahuan untuk umum.
5.

Pengenalan

dan

pengkhayatan

kesenian

dan

kebudayaan antar bangsa.
6.

Sebagai wadah cerminan pertumbuhan peradaban umat

manusia serta pembangkit rasa takwa dan syukur terhadap
Tuhan Yang Maha Esa.

Dalam peranan museum juga berpedoman pada ICOM pada
tahun 1927, yaitu :
1.

Museum sebagai pusat dokumentasi dan penelitian.

2.

Museum berperan sebagai penyaluran ilmu untuk

umum.
3.

Museum berperan sebagai peningkatan aspirasi budaya

dan perkenalan budaya antar daerah dan bangsa.
4.

Museum berperan sebagai sumber inspirasi dan sebagai

objek pariwisata.
5.

Museum berperan sebagai suaka alam dan suaka budaya

serta cerminan sejarah alam dan kebudayaan kita.
Museum bahkan diharapkan juga dapat berperan sebagai :

10

1.

Pusat budaya, dan karena itu program-program yang

berkaitan dengan kebudayaan perlu terus dikembangkan.
2.

Pusat informasi, sehingga keberadaan perpustakaan dan

penyebaran informasi melalui publikasi dan terbitan-terbitan
lainnya, semakin terasa penting.
3.

Sentra pengembangan sosial ekonomi lingkungan

sekitarnya, terutama bila tingkat kunjungan dapat terus
dikembangkan.
Dalam kegiatannya museum juga memiliki tujuan yang bersifat
konstitusional dan fungsional. Yang dimaksud dengan tujuan
konstitusional artinya bahwa museum bertugas memberikan pengertian
kepada generasi penerus bangsa, bahwa kita memiliki kebudayaan
yang besar dan agung. Sedangkan secara fungsional museum berfungsi
sebagai wadah dari pelaksanaan tujuan konstitusional. Pelaksanaan
tujuan ini mempunyai dua kepentingan, yaitu (Meiyani) 2001 :
1. Kepentingan terhadap benda-benda koleksi yang ada, sehingga

dapat disimpan dengan aman, terhindarkan dari kerusakan dan
kemusnahan yang tidak diinginkan. Hal ini merupakan unsur
terpenting dari Museum.
2. Kepentingan terhadap pengunjung, pengumpulan benda-benda

koleksi bertujuan untuk dapat disajikan kepada masyarakat
umum, untuk itu perlu adanya suatu penataan yang menarik.

11

Dalam kaitannya dengan lingkungan fisik museum, ada
beberapa aspek yang perlu dicermati agar kelangsungan museum
sebagai salah satu daya tarik wisata budaya dapat dipertahankan,
lingkungan fisik ini secara langsung akan memberikan pengaruh
terhadap penampilan suatu museum.
Lingkungan fisik yang dimaksud adalah bagian-bagian yang
berpengaruh langsung terhadap fungsi museum. Secara garis besarnya
dapat dibagi menjadi beberapa bagian :
1.

Lingkungan bangunan.

Agar dapat menjalankan fungsi dan peranan dengan baik, maka
dalam merencanakan bangunan museum harus memperhatikan
beberapa persyaratan, antara lain lokasi bangunan yang mudah
dijangkau serta dekat dengan jalanan umum.
2.

Mempunyai nilai sejarah dan ilmiah (termasuk nilai

estetika).
3.

Dapat diidentifikasi mengenai wujudnya (morfologi),

tipenya (tipologi). Gayanya (style), fungsinya, makna asalnya
secara historis dan geografis, genusnya (dalam orde biologi),
atau periodenya (dalam geologi khususnya untuk benda-benda
sejarah alam dan teknologi).
4.

Harus dapat dijadikan dokumen, dalam arti sebagai

bukti kenyataan dan kehadirannya (realitas dan eksistensinya)
bagi penelitian ilmiah.
12

5.

Dapat dijadikan suatu monumen atau bakal jadi

monumen dalam sejarah alam atau budaya.
6.

Benda asli (realita), replica atau reproduksi yang sah

menurut persyaratan permuseuman. Untuk museum swasta
diwajibkan menyerahkan daftar koleksi yang dimilikinya dan
pertambahan koleksi pada setiap tahun kepada Departement
Pendidikan dan Kebudayaan. Ardiani 1998 (dalam Sudarianti,
2001).
Jadi yang dimaksud dengan fungsi museum dalam penelitian
ini adalah suatu lembaga yang merupakan sebuah tempat untuk
menyimpan ataupun menjaga benda-benda yang merupakan warisan
budaya secara turun temurun dan dapat digunakan sebagai tempat
pembelajaran dibidang pendidikan dalam bidang warisan budaya.
2.2.4.

Konsep Daya Tarik Wisata
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No 10 tahun
2009 tentang kepariwisataan, pasal 1 ayat 5 menyatakan bahwa daya
tarik wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan,
dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya dan
hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan
wisatawan. (Undang-Undang Republik Indonesia No 10 tahun 2009)
Menurut Yoeti (1996 : 174-176) beberapa hal yang menjadi
daya tarik bagi orang yang mengunjungi suatu daerah, mengatakan :

13

1. Benda-benda yang tersedia dan terdapat di alam semesta, dalam

istilah pariwisata disebut natural amenities, yang termasuk
dalam kelompok ini adalah hutan, iklim, pemandangan dan
bentuk tanah, flora dan fauna, pusat-pusat kesehatan.
2. Hasil ciptaan manusia yang dalam istilah pariwisatanya disebut

man made supply yang berupa benda-benda bersejarah,
kebudayaan, dan keagamaan.
3. Tata cara hidup masyarakat (way to life) yaitu segala sesuatu

yang merupakan aktivitas atau kegiatan hidup manusia yang
khas dan mempunyai daya tarik tersendiri yang dapat dijadikan
objek wisata
Daya tarik wisata yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
keunikan, maupun keindahan kekayaan seni dan budaya yang
merupakan hasil buatan manusia berupa benda-benda yang memiliki
nilai sejarah dalam perkembangannya dan menjadi sesuatu yang dapat
menarik wisatawan untuk berkunjung.
2.2.5.

Konsep Pariwisata Budaya
Menurut Geriya (1996 : 45), pariwisata budaya adalah kegiatan
pariwisata di Bali yang menitik beratkan pada perkembangan segi-segi
budaya Bali yang pada dasarnya bersumber pada Agama Hindu.

14

Berdasarkan peraturan Pemerintah Provinsi Bali yang telah
menetapkan ketentuan mengenai Kepariwisataan Budaya Bali dengan
Peraturan Daerah Provinsi Bali No. 2 Tahun 2012 Pasal 1 ayat 14 yaitu
Kepariwisataan Budaya Bali adalah kepariwisataan Bali yang
berlandaskan kepada kebudayaan Bali yang dijiwai oleh ajaran Agama
Hindu dan falsafah Tri Hita Karana aktualisasinya, sehingga terwujud
hubungan timbal balik yang dinamis antara kepariwisataan dan
kebudayaan yang membuat keduanya berkembang secara sinergis,
harmonis dan berkelanjutan untuk dapat memberikan kesejahteraan
kepada masyarakat, kelestarian budaya, dan lingkungan. (Perda
Provinsi Bali No 2 Tahun 2012 pasal 1 ayat 14).
Menurut Pendit (1994 : 41), wisata budaya adalah suatu
perjalanan yang dilakukan atas dasar keinginan untuk memperluas
pandangan hidup seseorang dengan melakukan perjalanan ke suatu
daya tarik wisata yang memiliki keunikan berupa kebiasaan dan adat
istiadat serta seni budaya yang dimiliki.
Pariwisata budaya yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
suatu perjalanan wisata menuju daya tarik wisata yang mengandalkan
potensi kebudayaan sebagai daya tarik wisata yang paling dominan
serta menjadi identitas bagi pengembangan pariwisata tersebut.
2.2.6.

Batasan Pengertian Pendapat

15

Menurut Soenarjo (1984 : 26) pendapat adalah perkiraan,
pikiran, tanggapan atau jawaban terbuka terhadap sesuatu persoalan
yang dinyatakan berdasarkan kata-kata, baik dalam bentuk lisan
maupun tulisan. Pendapat bersifat subjektif. Pendapat orang mengenai
suatu hal dapat berbeda-beda, perbedaan pendapat yang dikeluarkan
bergantung pada sudut pandang dan latar belakang yang dimiliki.
Batasan pengertian pendapat dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui bagaimana pendapat wisatawan terhadap keberadaan
Museum Arma di Desa Ubud.
2.2.7.

Teori Struktural Fungsional
Asumsi dasar dalam teori struktural fungsional menurut Parson
(1951 : 137) yaitu masyarakat dilihat sebagai sebuah sistem dimana
seluruh struktur sosialnya (juga masing- masing elemen) terintegrasi
menjadi satu, masing- masing memiliki fungsi yang berbeda- beda tapi
saling berkaitan, dan menciptakan konsensus dan keteraturan sosial
serta keseluruhan elemen akan saling beradaptasi baik terhadap
perubahan internal dan eksternal dari masyarakat. Teori struktural
fungsional ini menekankan:
a.

Persyaratan fungsional yang dibutuhkan oleh masyarakat

sebagai sebuah sistem untuk terus bertahan

16

b.

Kecenderungan

masyarakat

menciptakan

konsensus

(kesepakatan) antar anggotanya. Terdapat punish dan reward terhadap
pelaksanaan konsensus tersebut.
c.

Kontribusi “Peran dan Status” yang dimainkan oleh individu/

institusi dalam keberlangsungan sebuah masyarakat.
Teori sistem ini akan digunakan untuk menganalisis
mengenai konsensus atau kesepakatan dalam penerapan pengelolaan di
Museum Arma.
2.2.8.

Teori Motivasi Wisatawan
Menurut Sharpley dan Wahab dalam Pitana (2005 : 58)
menekankan, motivasi merupakan hal yang sangat mendasar dalam studi
tentang wisatawan dan pariwisata, karena motivasi merupakan “Trigger”
dari proses perjalanan wisata, walau motivasi ini acapkali tidak disadari
secara penuh oleh wisatawan itu sendiri.
Pada dasarnya seseorang melakukan perjalanan dimotivasi oleh
beberapa hal, motivasi-motivasi tersebut dapat dikelompokkan menjadi
empat kelompok besar sebagai berikut:

1. Physical or physiological motivation yaitu motivasi yang bersifat fisik atau
fisologis antara lain untuk relaksasi, kesehatan, kenyamanan, berpartisipasi
dalam kegiatan olahraga, dan bersantai.

17

2. Cultural motivation yaitu keinginan untuk mengetahui budaya, adat, tradisi dan
kesenian daerah lain, termasuk juga ketertarikan akan berbagai objek tinggalan
budaya.
3. Social or interpersonal motivation yaitu motivasi yang bersifat pribadi, seperti
mengunjungi teman dan keluarga, menemui mitra kerja, melakukan hal-hal yang
dianggap mendatangkan gengsi (prestice), melakukan ziarah, pelarian dari situasi
yang membosankan dan seterusnya.
4. Fantasy motivation yaitu adanya motivasi di daerah lain sesorang akan bisa lepas
dari rutinitas keseharian yang menjemukan dan yang memberikan kepuasan
psikologis. McIntosh dan Murphy dalam Pitana (2005 : 59)
Berdasarkan uraian teori di atas motivasi wisatawan untuk
berwisata timbul dari adanya dorongan emosional, yang melibatkan sosiopsikologis sebagai rasa ingin tahu untuk mendapatkan pengalaman baru
dan sebuah pembelajaran dari apa yang mereka lihat selama mereka ada di
daerah tujuan wisata. Dalam hal ini tidak hanya terdapat satu pilihan
tindakan melainkan berbagai macam pilihan tindakan. Terkait dengan
banyaknya pilihan tindakan wisatawan, dengan teori motivasi inilah yang
akan mengarahkan pada permasalahan dalam penelitian ini. Motivasimotivasi tersebut yang akan dapat membuka pendapat wisatawan melakukan
perjalanan ke museum.

18